PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN

advertisement
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (1-7)
ISSN : 2477-605X
PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR
YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh : Santi Endriani, SE., M.Sc.*
ABSTRAK
Tujuan pokok penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh pengumuman right issue terhadap perubahan return saham perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian event study.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010 sampai dengan 2013 yang berjumlah 324 perusahaan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh
sampel sebanyak 12 perusahaan. Data yang digunakan adalah data harga saham harian
dan indeks harga saham gabungan (IHSG) masing-masing perusahaan yang diperoleh
dari ICMD. Analisis data dilakukan dengan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa
hasil uji t diperoleh nilai thitung < dari ttabel, artinya nilai rata-rata abnormal return pada
hari +5 hingga -5 hari setelah pengumuman right issue tidak signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa pengumuman tersebut tidak mengandung informasi karena
pengumuman tersebut tidak menyebabkan terjadinya reaksi pasar.
Kata Kunci: Right Issue, harga saham, IHSG
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin pesatnya
pertumbuhan perekonomian, maka
peran pasar modal menjadi sangat
penting
sebagai
sarana
untuk
menghimpun dana dari pelaku bisnis
dan juga masyarakat dalam usaha untuk
menggali potensi masyarakat kita agar
ikut berpartisipasi dalam pembangunan
yang dilakukan baik oleh swasta
maupun pemerintah.
Pasar modal dapat didefinisikan
sebagai pasar untuk berbagai instrument
keuangan jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan baik dalam bentuk
hutang maupun modal sendiri, yang
diterbitkan
pemerintah,
BUMN,
maupun swasta.
Pasar modal merupakan salah satu
alternatif sumber pendanaan bagi pihakpihak yang membutuhkan modal
(borrowers) untuk melaksanakan usaha
diluar sektor perbankan.
Perkembangan harga saham di
pasar modal merupakan suatu indikator
penting untuk mempelajari tingkah laku
pasar, yaitu investor. Pengumuman
perusahaan yang melakukan right issue,
secara teoritis dan empiris telah
menyebabkan harga saham bereaksi
secara negatif, dan ini adalah kejadian
yang diakibatkan oleh systematic risk.
Systematic risk adalah bagian resiko
yang tidak dapat dihilangkan dengan
diversifikasi
atas
portofolionya
(Jogiyanto,2007:171).
Santi Endriani, SE., M.Sc.* Dosen FKIP UM Palangkaraya
1
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (1-7)
ISSN : 2477-605X
Istilah right issue di Indonesia
dikenal pula dengan istilah HMETD
atau Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu. Right Issue merupakan
pengeluaran saham baru dalam rangka
penambahan modal perusahaan, namun
terlebih dahulu ditawarkan kepada
pemegang saham saat ini ( existing
share holder ) dengan kata lain
pemegang saham
memiliki
hak
preemptive right atau hak memesan
efek terlebih dahulu, atas saham–saham
baru tersebut.
Tentu saja untuk mendapatkan
saham tersebut pemegang saham harus
melaksanakan right tersebut pada
tingkat harga yang telah ditentukan,
karena sifatnya hak dan bukan
merupakan kewajiban maka jika
pemegang
saham
tidak
ingin
melaksanakan haknya sehingga ia dapat
menjual haknya tersebut.
Menurut Jogiyanto (2007 : 126)
Return merupakan keuntungan yang
diperoleh oleh investor dari investasi.
Return dapat berupa return realisasi
ataupun return ekspektasi. Return
realisasi ( realized return ) merupakan
return yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis.
Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur
kinerja dari perusahaan serta sebagai
dasar penentuan return ekspektasi
(expected return) untuk mengukur
risiko di masa yang akan datang.
Sedangkan return ekspektasi adalah
return yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor di masa yang akan datang,
jadi sifatnya belum terjadi.
I Nyoman Wijana Asmara Putra
(2003) bahwa pada pasar modal yang
sedang berkembang (emerging capital
market ) right issue sering dilakukan
apabila perusahaan akan melakukan
penawaran saham. Hal ini dapat dilihat
pada pasar modal Indonesia, Yunani,
dan Korea. Di samping itu, sebagian
besar Negara masih menggunakan right
issue sebagai pilihan utama.
Smith (dalam Triyono dan
Jogiyanto Hartono (2000) beragumen
berdasar
teori
keuangan
bahwa
penerbitan atau penarikan saham biasa
akan berpengaruh terhadap return
saham. Investor yang diasumsikan
mempunyai informasi khusus mengenai
perusahaan akan bereaksi negatif
terhadap pengumuman pengeluaran
saham baru dan akan bereaksi positif
terhadap
pengumuman
penarikan
saham.
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji apakah pengumuman right
issue
yang dipublikasikan
akan
mempengaruhi pengambilan keputusan
investor. Ada tidaknya pengaruh akan
dilihat dengan perubahan harga/return.
Untuk mengetahui hal tersebut akan
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan
metodologi
studi
peristiwa (event study).
Penelitian ini akan menguji
apakah pengumuman right issue
mempunyai kandungan informasi yang
cukup untuk membuat pasar bereaksi
terhadap pengumuman tersebut. Reaksi
pasar tersebut akan ditunjukan dengan
adanya perubahan harga dari saham
perusahaan
yang
melakukan
pengumuman right issue. Reaksi ini
kemudian
akan
diukur
dengan
Santi Endriani, SE., M.Sc.* Dosen FKIP UM Palangkaraya
2
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (1-7)
ISSN : 2477-605X
menggunakan return sebagai nilai
perubahan harga dan abnormal return
yang merupakan selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan
return ekspektasi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah event
study. Penelitian event study bertujuan
untuk mengetahui suatu peristiwa yang
terjadi. Pada penelitian ini yang ingin
diketahui adalah pengaruh yang timbul
dengan adanya right issue terhadap
return saham.
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2005 sampai dengan 2008. Dari jumlah
populasi tersebut ditentukan sampel
berdasarkan purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 1 Januari 2005 sampai
dengan 31 Desember 2008.
2. Perusahaan
manufaktur
yang
mengumumkan right issue selama
periode di atas.
3. Saham yang di pilih adalah saham
yang aktif diperdagangkan di Bursa
Efek
Indonesia
di
sekitar
pengumuman right issue selama
periode yang telah ditentukan.
4. Tanggal
pengumuman
yang
digunakan adalah tanggal pencatatan
di Bursa Efek Indonesia mulai 1
Januari 2005 sampai dengan 31
Desember 2008 dan datanya tersedia.
Variabel
independen
dalam
penelitian ini adalah penewaran terbatas
(right issue) yakni suatu kebijakan dari
emiten sebagai upaya untuk menghemat
biaya emisi dan untuk menembah
jumlah saham beredar. Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini
adalah return saham pada saat
penutupan, abnormal return (AR)
selisih antara actual return dengan
expected return.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perusahaan yang diteliti adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
mengumumkan right issue pada tahun
2005-2008. Penelitian ini bermaksud
untuk menguji apakah pengumuman
tersebut memiliki kandungan informasi
bagi pasar untuk melakukan transaksi,
sehingga
pada
akhirnya
akan
mendatangkan return bagi pemegang
saham.
Berdasarkan
kriteria
pengambilan sampel, maka diperoleh
sampel penelitian sebagai berikut ini.
Tabel 1. Kriteria Pengambilan Sampel
Keterangan
Jumlah (tahun
perusahaan)
Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI
Jumlah perusahaan manufaktur
tahun 2010
270
Jumlah perusahaan manufaktur
tahun 2011
286
Jumlah perusahaan manufaktur
tahun 2012
234
Jumlah perusahaan manufaktur
tahun 2013
254
Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 20102013
254
Perusahaan yang tidak
melakukan pengumuman right
issue pada tahun 2005-2008
(137)
Perusahaan yang sahamnya
tidak aktif diperdagangkan
(77)
Perusahaan yang datanya tidak
tersedia
(28)
Jumlah perusahaan sampel
12
Sumber: Indonesian Capital Market Directory Tahun 2013
Santi Endriani, SE., M.Sc.* Dosen FKIP UM Palangkaraya
3
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (1-7)
ISSN : 2477-605X
Dari sampel 12 perusahaan
tersebut langkah selanjutnya adalah
menggumpulkan data harga saham
masing-masing perusahaan yang telah
dijadikan sampel pada periode lima hari
sebelum dan lima hari sesudah
pengumuman right issue. Data harga
saham sesi penutupan diperoleh dari
Jakarta Stock Exchange (IDX).
Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh data-data yang diperlukan
dalam penelitian yang meliputi nilainilai tersebut diatas. Adapun deskripsi
statistik dari nilai abnormal return
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Deskripsi Statistik Rit
Keterangan
Rata-rata
Minimal
Maksimal
Standart Deviasi
Sebelum
-0,0013
-0,0453
0,0578
0,0278
Sesudah
0,0084
-0,0260
0,0976
0,0312
Hasil analisis statistik deskriptif
menunjukkan
adanya
perbedaan
abnormal return saham pada periode 5
hari sebelum dan 5 hari sesudah
pengumuman right issue. Dari kondisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa
adanya reaksi pasar di sekitar tanggal
pengumuman yaitu 5 hari sebelum dan
sesudah menunjukkan bahwa peristiwa
pengumuman right issue mengandung
kandungan informasi.
Reaksi yang terjadi di pasar
berlangsung cepat dan lambat sehingga
pasar yang terjadi efisien bentuk
setengah kuat dan belum efisien. Pasar
efisien bentuk setengah kuat ini terjadi
karena pasar bereaksi cepat terhadap
pengumuman right issue yang ada. Hal
ini ditunjukkan adanya abnormal return
pada hari +1 setelah pengumuman yang
berarti
bahwa
pasar
hanya
membutuhkan waktu singkat untuk
memberikan
reaksi
terhadap
pengumuman yang ada.
Untuk
membuktikan
secara
empiris adanya perbedaan return,
abnormal
return
pada
periode
pengumuman right issue, maka
dilakukan pengujian statistik dengan uji
t. Pengujian statistik dengan uji t
dilakukan setelah adanya uji normalitas.
Uji normalitas dilaksanakan untuk
mengetahui apakah data dari masingmasing variabel memiliki distribusi
normal atau tidak.
Untuk menguji normalitas data
dalam penelitian ini digunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima
atau menolak hipotesis dengan cara
membandingkan p-value dengan taraf
signifikansi () sebesar 0,05. Jika pvalue > 0,05, maka data berdistribusi
normal. Data yang diuji normalitas
adalah data tentang abnormal return
saham pada hari sebelum pengumuman
(-5
sampai
–1)
dan
sesudah
pengumuman (+1 sampai +5).
Hasil
uji
normalitas
dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Data Abnormal Return
Variabel
Kolmogo
rovSmirnov
p-Value
Sig
5 hari
sebelum
0,595
0,871
p>0,05
Normal
5 hari
sesudah
0,969
0,305
p>0,05
Normal
Keterangan
Dari
hasil
perhitungan
Kolmogorov-Smirnov
terhadap
abnormal return dapat diketahui bahwa
harga p-value pada periode 5 hari di
seputar tanggal pengumuman lebih
besar dari  (p>0,05), maka dapat
Santi Endriani, SE., M.Sc.* Dosen FKIP UM Palangkaraya
4
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (1-7)
ISSN : 2477-605X
dinyatakan
bahwa
seluruh
data
abnormal return memiliki sebaran data
yang normal. Oleh karena itu pengujian
hipotesis menggunakan statistik t test.
Pengujian
statistik
dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan
deviasi standar return-return hari ke-t
secara cross section selama periode
pengumuman
right
issue. Hasil
pengujian uji t tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4 Hasil pengujian statistik uji t
No
Kode
Hari
T tabel
KSE
T-hitung
Keteran
gan
2,179
Ho
diterima
2,179
Ho
0.016691
-0.464
diterima
-4
2,179
Ho
0.037048
-0.13311
diterima
-3
2,179
Ho
0.008242
-0.15131
diterima
-2
2,179
Ho
0.027809
0.80402
diterima
-1
2,179
Ho
0.028931
0.064402
diterima
0
2,179
Ho
0.026647
0.43658
diterima
1
2,179
Ho
0.026455
0.915066
diterima
2
2,179
Ho
0.029502
0.341488
diterima
3
2,179
Ho
0.011094
-0.46234
diterima
4
2,179
Ho
0.021999
0.044481
diterima
5
Sumber: Data diolah ttabel pada taraf signifikansi 5%
-5
0.022347
-0.66943
Dari hasil pengujian statistik uji t
diperoleh bahwa seluruh nilai thitung
tidak signifikan dengan nilai ttabel
(2,179). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata
abnormal return pada hari +5 hingga -5
hari setelah pengumuman right issue
tidak signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa pengumuman tersebut tidak
mengandung
informasi
karena
pengumuman
tersebut
tidak
menyebabkan terjadinya reaksi pasar.
Hasil perhitungan ini didasarkan pada
statistik perhitungan abnormal return
sehingga hasil pengujian ini hanya
menunjukkan hasil berdasarkan data
statistik yang ada.
Berdasarkan pengujian statistik
tersebut
menunjukkan
bahwa
pengumuman
right
issue
tidak
memberikan
dampak
terhadap
abnormal return pada hari-hari di
seputar
tanggal
pengumuman,
khususnya pada hari H-5 hingga H+5.
Nilai thitung pada hari-hari tersebut
adalah tidak signifikan dengan nilai pvalue yang lebih besar dari 0,05
(p>0,05). Artinya investor di pasar
modal tidak memberikan reaksi
terhadap adanya pengumuman right
issue.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
nilai
thitung
di
seputar
pengumuman right issue kurang dari
ttabel sehingga hasil pengujian dapat
dikatakan tidak signifikan baik 5 hari
sebelum pengumuman maupun 5 hari
setelah pengumuman. Hasil penelitian
ini mendukung hipotesis yang artinya
tidak adanya kandungan informasi
terhadap return saham pada periode
lima hari sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian Budiarto dan
Baridwan
(dalam
Husaini
dan
Jogiyanto, 2003) yang membuktikan
bahwa tidak terdapat perbedaan secara
signifikan return saham, abnormal
return dan volume perdagangan saham
di seputar pengumuman right issue.
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian
Alam
(dalam
Djoko
Santi Endriani, SE., M.Sc.* Dosen FKIP UM Palangkaraya
5
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (1-7)
ISSN : 2477-605X
Hanantijo dan Sukmawati S, 2001) yang
menyatakan
bahwa
right
issue
meningkatkan jumlah penawaran saham
yang secara teoritis mempunyai dampak
terhadap penurunan harga saham pada
periode ex-right.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan
abnormal return pada periode 5 hari
sebelum
dan
5
hari
sesudah
pengumuman right issue. Artinya
pengumuman
right
issue
tidak
memberikan
kandungan
informasi
sehingga pasar tidak bereaksi terhadap
pengumuman tersebut. Dalam pasar
yang efisien, informasi yang masuk ke
pasar akan tercermin pada harga-harga
surat
berharga.
Pasar
akan
memproses informasi yang relevan
kemudian pasar akan mengevaluasi
harga saham berdasarkan informasi
tersebut.
Akan tetapi berdasarkan nilai ratarata abnormal return dapat diketahui
bahwa mulai dari hari -1 hingga +3 dan
+5 terjadi rata-rata abnormal return
yang positif. Sedangkan pada hari -3
hingga -5 dan +4 terjadi rata-rata
abnormal return yang negatif. Reaksi
terbesar dari pasar terjadi di hari +2,
yaitu dua hari setelah diumumkannya
right issue.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Etty Indriani ( 2004 ) yang
menyatakan bahwa pasar modal di
Indonesia pada Bursa Efek Jakarta
memberikan reaksi negatif terhadap
pengumuman right issue pada hari ke
tiga dan keempat sesudah pengumuman
right issue. Pasar modal di Indonesia
terbukti tidak efisien karena mengalami
keterlambatan
dalam
menyerap
informasi. Hasil penelitian ini didukung
dengan kondisi ekonomi di periode
tersebut terjadi krisis global yang
berkepanjangan di semua negara. Hal
ini menyebabkan para investor tidak
mempedulikan
adanya
informasi
keuangan yang terjadi di pasar modal.
Keadaan
ini
menjadikan
berkurangnya reaksi pasar yang muncul
selama periode tersebut. Bahkan reaksi
yang muncul dapat berupa reaksi yang
negatif walaupun beberapa periode juga
menunjukkan reaksi yang positif. Dari
hasil uji t tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini abnormal
return yang terjadi tidak signifikan
(tidak terjadi abnormal return) sehingga
tidak terdapat kandungan informasi
pada saat pengumuman right issue. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya nilai
thitung < ttabel.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis data yang telah
dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan perhitungan nilai ratarata
abnormal
return
dapat
diketahui bahwa mulai dari hari -1
hingga +3 dan +5 terjadi rata-rata
abnormal return yang positif.
Sedangkan pada hari -3 hingga -5
dan +4 terjadi rata-rata abnormal
return yang negatif. Reaksi terbesar
dari pasar terjadi di hari +2, yaitu
dua hari setelah diumumkannya
right issue.
2. Berdasarkan hasil uji t diperoleh
nilai thitung lebih kecil dari ttabel,
artinya nilai rata-rata abnormal
return pada hari +5 hingga -5 hari
Santi Endriani, SE., M.Sc.* Dosen FKIP UM Palangkaraya
6
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (1-7)
ISSN : 2477-605X
setelah pengumuman right issue
tidak
signifikan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa pengumuman
tersebut
tidak
mengandung
informasi karena pengumuman
tersebut
tidak
menyebabkan
terjadinya reaksi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Hanantijo Djoko dan Sukmawati,
(2001). Analisis Pengaruh Right
Issue Terhadap Biaya Modal dan
Return Saham di Bursa Efek
Jakarta Sebelum dan Selama
Masa
Krisis
Ekonomi
(
Pengamatan
Januari
1996Desembar1998).
Jurnal
Manajemen Daya Saing. Vol 2.
No 1. Juni 2001. Hal 17-30.
Husaini dan Jogiyanto H. M, (2003).
Risiko
Saham
Mengikuti
Perubahan Struktur Modal untuk
Kasus Pengumuman Obligasi dan
Right
Issue.
SMA
VI.
Surabaya.Oktober 2003.
I Nyoman Wijana Asmara Putra,
(2003). Pengaruh Right Issue
Terhadap Kinerja Perusahaan Di
Bursa Efek Jakarta Tahun 19961999. Buletin Studi Ekonomi.
Vol.11. nomor 1. Tahun 2006. Hal
62-71.
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis
Investasi, edisi ketiga, BPFE,
Yogyakarta,2007.
Triyono dan Jogiyanto,Hartono. 2000.
Hubungan Kandungan Informasi
Arus Kas, Komponen Arus Kas
dan Laba Akuntansi dengan
Harga atau Return Saham.
Jurnal
Riset
Akuntansi
Indonesia. Vol 3. No 1. Januari
2000. Hal 54-68.
Santi Endriani, SE., M.Sc.* Dosen FKIP UM Palangkaraya
7
Download