BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini merupaka ekplorasi teori dan konsep dari variabel variable yang akan di teliti , yaitu teori perdagangan internasional, valuta asing , teori tingkat produksi dan teori harga pasaran. Pada bagian awal, ditelaah mengenai dasar teori dan konsep perdagangan internasional secara umum dan memilki kaitan yang erat dengan tiga variabel yang akan di teliti, kemudaian di lanjutkan pada bagian berkiutnya dengan mengkaji teori yang lebih spesifik yaitu konsep ekspor impor , definisi valuta asing, pergangan international, dan bagai mana produk kehutanan Indonesia yang di ekspor untuk mengetahui tinkat populasi produksi kayu . Kemudian pada bagian selanjutnya peneliti akan mencari hubungan secara teori dan konseptual antara tiap tiap variabel dalam penelitian ini . 2.1 Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan memperdagangkan output barang- barang dan jasa, yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan yang dilakukan antara penduduk suatu negara dengan penduduk dari negara-negara dilakukan atas prinsip sukarela, tanpa paksaan dari pihak-pihak manapun. Pengertian “penduduk” disini bisa berarti warga negara, perusahaan, dan bisa juga lembaga atau pemerintah. Perdagangan atau pertukaran timbul karena salah satu dari kedua belah pihak melihat adanya manfaat dari perdagangan atau gains from trade (Budiono, 2013:4). Alasan utama terjadinya perdagangan internasional adalah sebagai berikut : Negara-negara berdagang karena mereka berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan sesuatu yang relatif lebih baik. Negara-negara yang melakukan perdagangan dengan tujuan mencapai skala ekonomi dalam proses produksi. 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Nopirin (2010:5). Perdagangan internasional di sebabpakan atau timbul 15 16 karena : • Adanya perbedaan harga barang di berbagai negara. Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal timbulnya perdagangan antar negara. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi yang terdiri dari upah, modal, sewa tanah, biaya bahan mentah serta efisiensi dalam proses produksi. Untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu, antara satu negara dengan negara lain akan berbeda ongkos produksinya. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan dalam jumlah, jenis, kualitas serta cara-cara mengkombinasikan faktor-faktor tersebut didalam proses produksi. • Adanya perbedaan selera. Selera memainkan peranan penting dalam menentukan permintaan akan suatu barang antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain. Bahkan meskipun suatu negara tertentu dapat menghasilkan barang sendiri, namun kemungkinan besar impor dari negara lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan faktor selera di mana penduduk negara tersebut lebih menyukai barangbarang dari negara lain. • Adanya perbedaan pendapatan. Adanya hubungan antar pendapatan suatu negara dengan pernbelian barang luar negeri (impor). Jika pendapatan naik maka pembelian barang-barang dan jasa (dari dalam negeri maupun impor) dapat mengalami kenaikkan 2.1.2 Faktor pendoring perdagangan Internasional Faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut (Salvatore, 2010:10) : • Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri • Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara • Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi • Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut. • Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, 17 budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. • Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. • Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain. • Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. 2.2 Pengertian Ekspor Salah satu cara untuk memasuki pasar internasional adalah dengan melakukan kegiatan ekspor. Ekspor adalah mengirimkan barang ke luar negeri dari suatu negara atau wilayah, ke negara atau wilayah-wilayah lain, baik dalam suatu rangkaian perdagangan yang normal, maupun sebagai tindakan pribadi. (Hamdani. 2012: 10). Hamdani juga menjelaskan bahwa ekspor adalah menjual barang dari dalam negeri ke luar peredaran Republik Indonesia dan barang yang dijual tersebut harus dilaporkan kepada Direktorat Jendral Bea dan Cukai Departemen Keuangan. Ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang dijual dan digunakan oleh penduduk luar negeri, maka dari itu ekspor merupakan injeksi kedalam aliran pendapatan seperti halnya investasi. Dengan adanya ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin banyak ekspor semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barang-barang yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas alam (migas) dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak tanah, bensin, solar, dan elpiji. Menurut Kemendag apa yang di maksud banag banag non migas adalah (2014:4) : 1. Hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya, karet, kopi, dan kopra. 2. Hasil laut terutama ikan dan kerang. 3. Hasil industri. Contohnya kayu lapis, konfeksi, minyak kelapa sawit, meubel, bahan-bahan kimia, pupuk, dan kertas. 4. Hasil tambang nonmigas. Contohnya bijih nekel, bijih tembaga, dan batubara.; Dalam buku Ekpor-Impor Tingkat dasar, banyak faktor yang dapat 18 memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa Faktor tersebut adalah sebagai berikut: • Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri. Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai antara lain biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor. • Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri .Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negara dapat memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk meningkatkan ekspornya • Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar .Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran. Untuk mengembangkan ekspor, pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut; 1. Menambah macam barang ekspor.Misalnya, semula niengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa sawit dan minyak kelapa sawit.Adapun penganekaragaman honisontal berarti menambah macam barang yang diekspor dengan barang yang tidak merupakan produk lanjutan dan barang lama. 2. Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor.Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu membenikan fasilitas kepada produsen barang ekspor. Misalnya, memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika harga bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga barang ekspor tersebut di dalam negeri juga murah. 3. Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri.Pemerintah meningkatkan ekspor dengan mengusahakan harga di dalam negeri lebih murah. Cara yang ditempuh antara lain menekan laju inflasi dan 19 menciptakan tingkat bunga pinjaman yang nendah. 4. Menciptakan peningkatan iklim ekspor usaha dengan yang kondusif.Pemerintah memberikan mendorong kemudahan-kemudahan misalnya penyederhanaan tata cara atau prosedur ekspor dan penurunan bea ekspor. 5. Menjaga kestabilan kurs valuta asing.Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional dalam meramal nilai rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah ini, para eksportir menjadi lebih mudah dalam menentukan harga tawar menawar di pasar internasional. Keadaan ini menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan perdagangan internasional. 6. Pembuatan perjanjian dagang internasional.Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh kepastian. Perjanjian tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi pembeli atau penjual suatu barang. Dengan peianjian ini, masing-masing negara memperoleh keuntungan yaitu: penjual dapat mempunyai pasar yang pasti, dan pembeli dapat mempunyai penjual yang pasti 7. Peningkatan promosi dagang di luar negeri.Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering dilakukan promosi dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran dagang, festival olah raga, seni, maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh individu, lembaga swasta, maupun pemerintah.Selain itu, pemerintah maupun Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menangani promosi dan pusat informasi dagang di luar negeri. Misalnya kantor-kantor pusat promosi dagang Indonesia atau Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC ) yang mengusahakan agar produk-produk Indonesia dikenal di luar negeri. 8. Penyuluhan kepada pelaku ekonomi.Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada pengusaha kecil dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat yang diminati pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak mengetahui bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor produk tersebut 20 Berikut adalah manfaat dari ekspor (Joshi, 2009:8) : 1. Memperluas, mengembangkan pemasaran, meningkatkan penjualan dan pendapatan. 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan memberdayakan sumbersumber ekonomi yang potensial di dalam negeri. 3. Memperluas lapangan kerja dan menghasilkan devisa. 4. Mendorong pengembangan IPTEK dan SDM serta SOSBUD bangsa. 2.3 TeoriValuta Asing Menurut Krugman dan Maurice (dalam Fakhrus, 2014:4), Nilai Valuta Asing atau kurs dapat di artikan yaitu harga/nilai dari mata uang suatu negarayang di ukur dengan mata uang negara lain.Nilai tukar adalah harga suatu mata uangterhadap mata uang lainnya. Nilai tukar merupakan suatu harga relatif yang diartikan sebagai nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Hal tersebut menentukan daya beli paling tidak untuk barang yang diperdagangkan dari satu nilai mata uang terhadap nilai mata uang lainnya. Perubahan nilai tukar berpengaruh nyata terhadap harga barang yang diperdagangkan. Apresiasi nilai tukar dalam suatu negara akan menurunkan harga barang ekspornya dan menaikkan harga barang impor bagi partner dagang mereka. Menurut Sukirnno (dalam Bagus, 2012:3) ;Ekspor sangat tergantung pada kurs valuta asing dan harga dalam negeri. Suatu kenaikan dalam kurs valuta asing akan mempunyai kecenderungan untuk menciptakan ekspor .Hubungan kurs valuta asing dengan ekspor dapat dijelaskan dengan konsep teori penawaran dimana penawarannya adalah ekspor dari negara yang bersangkutan, sedangkan harga yang dimaksud dalam hal ini adalah kurs valuta asing. 2.3.1 Nilai tukar Nominal Nilai tukar nominal merupakan harga relatif mata uang dua negara. (Kemendag, 2013:2). Misalnya, USD 1 bernilai seharga Rp 9.500,- di pasar uang. Sedangkan nilai tukar riil berkaitan dengan harga relatif dari barang-barang di antara 21 dua negara. Nilai tukar riil menyatakan tingkat, dimana pelaku ekonomi dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. 2.4.2 Nilai tukar Rill Nilai tukar riil suatu negara akan berpengaruh pada kondisi perekonomian makro suatu negara, khususnya dengan ekspor netto atau neraca perdagangan. Pengaruh ini dapat dirumuskan menjadi suatu hubungan antara nilai tukar riil dengan ekspor netto atau neraca perdagangan 2.4.3 Fungsi Pasar Valuta Asing Perdagangan valuta asing merupakan bagian dari seni yang senantiasa hidup dan kontroversial dalam transaksinya. Mulai dari memperhatikan posisi agar tidak merugi sampai menjadi perhatian para pelaku pasar baik dalam strategi perdagangan maupun menciptakan produk (instrumen). Pasar valuta asing mempunyai fungsi pokok yaitu membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional. Suatu negara akan menciptakan kemudahan penukaran valuta asing dan para ahli keuangannya akan membuat sistem pemindahan dana antar negara secara aman. 2. 4 Teori Pengertian Penawaran Menurut Pracoyo (dalam Dermonto, 2014:3) pengertian penawaran diartikan sebagai kesediaan penjual untuk menjual berbagai jumlah produk pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu. Penawaran juga dapat diartikan sebagai jumlah komoditas atau output, baik berupa barang maupun jasa yang akan dijual oleh pengusaha kepada konsumen. Selama keadaan cateris paribus, hanya perubahan harga yang mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan. Jadi penawaran adalah banyak barang yang tersedia untuk produsen dalam jangka beberapa waktu. 2.5 Harga Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai 22 informasi kontraprestasi dari produsen/pemilik komoditi. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Oleh karena itu dalam penelitian ini harga pasar kayu lapis akan ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan pasar. 2.5.1 Teori Harga Harga memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk.Definisi harga menurut Kotler dan Armstrong (dalam Dermonto, 2014:3) adalah “sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.” Menurut Budiono (dalam Dermonto, 2014:3), tingginya harga mencerminkan kelangkaan dari barang tersebut. Ketika sampai tingkat harga tertinggi konsumen cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang lain yang mempunyai hubungan dekat dan relatif lebih murah. Hukum penawaran menyatakan apabila semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit . 2.5 Teori Produksi Hubungan jumlah produksi dengan ekspor yakni apabila produksi meningkat maka volume ekspor juga meningkat (Igusti Bagus, 2015:4). Dengan peningkatan produksi maka akan mampu untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri dan sebagian dari produksi tersebut dapat di ekspor. Peningkatan ekspor ini akan menyebabkan pendapatan negara berupa mata uang asing (devisa) menjadi meningkat juga. Maka, hubungan antara jumlah produksi dengan volume ekspor diduga mempunyai hubungan yang searah. Permintaan akan komoditi ekspor batu bara serta penawaran dari produsen akan komoditi batu bara tersebut sangat ditentukan oleh barang-barang itu sendiri. Tinggi rendahnya harga yang ditetapkan tergantung dari kualitas batu bara itu sendiri.Volume ekspor menggambarkan jumlah barang yang ditawarkan di dalam perdagangan internasional. 23 Nirwana juga menyampaikan (dalam Fakhrus, 2014:4) ;Produksi merupakan hubungan fungsional antara hasil produksi atau output dengan faktor produksi atau input (tenaga kerja, modal, bahan baku dan sebagainya). Dengan demikian, fungsi produksi dengan satu input dapat dimaknai hubungan fungsional antar satu input dengan hasil produksi atau output . Dalam penyelenggaraan usaha komoditas, setiap produsen akan berusaha dengan hasil produksi atau hasil komoditas mengalami kenaikan. Berbagai upaya dilakukan oleh produsen untuk dapat mencapai keberhasilan tambang. .(Made sugiharsana, 2011:5) Produksi dibedakan menjadi tiga yaitu produksi total : • Total production adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi, produksi marginal • Marginal product adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi, dan produksi rata-rata • Average product adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi 2.7 Kerangka Berpikir Gambar 2.1. Kerangka berpikir Nilai Valuta Asing H7 H1 H4 Tingkat Produksi Kayu Lapis H2 Ekpor Kayu Lapis Indonesia H5 Harga Pasar H3 H6 Deskripsi kerangka berpikir, 24 Tabel 2.1. Variabel Data Variabel Data Sifat Variabel Valuta Asing Indipenden Harga Pasar Kayu Indipenden Tingkat Produksi Independen Tingkat Ekpor Dependen Kayu Indonesia Penelitian ini bertujuan mencari dan menganalisa bagaimana Valuta Asing , Harga pasaran kayu ,Tingkat produksi kayu terhadapat tingkat ekpor kayu (playwood) Indonesia. Dimana peneliti tahu bahwa variabel independen akan di Analisa juga apakah ada hubungan kolerasi antara variabel independen yaitu antara variabel valas terhadap harga pasar, variabel tingkat produksi terhadap harga kayu ,kmudian valas terhadap tingkat produksi. Total hipotesis akan di buat sebanyak 7 ,yang di ambile dari 5 variabel di atas sebagai berikut, 2.8 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian di mana kebenarannya masih perlu di uji .Berdasarkan perumusan masalah di atas , maka penulis membuat hipotesisi sebagai berikut : • H1 :Valuta Asing memiliki pengaruh terhadap ekpor kayu Indonesia. • H2 :Tingkat Produksi Kayu Lapis memiliki pengaruh terhadap ekpor kayu Indonesia • H3 :Harga Pasar memiliki pengaruh terhadap ekpor kayu indonesia. • H4 :Nilai Valuta Asing dan Tingkat Produksi mempengaruhi Ekpor kayu Indonesia • H5 :Harga Pasar dan Tingkat Produksi mempengaruhi tingkat ekpor kayu Indonesia • H6 :Valuta Asing dan Harga Pasar mempengaruhi tingkat ekpor kayu Indonesia • H7 :Valuta Asing , Tingkat Produksi Kayu Lapis dan Harga Pasar mempengaruhi Tingkat ekpor kayu Indonesia L1