peran institut musik jalanan dalam

advertisement
PERAN INSTITUT MUSIK JALANAN DALAM
MENGAPLIKASIKAN SISTEM USAHA KESEJAHTERAAN
SOSIAL TERHADAP POTENSI KREATIFITAS ANAK
JALANAN DI TERMINAL DEPOK
Skripsi
Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh :
Oktaviani Nindi Saputri
1111054100009
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
ABSTRAK
Oktaviani Nindi Saputri
Peran Institut Musik Jalanan Dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Terminal
Depok
Peraturan daerah Kota Depok Nomor 16 tahun 2012 tentang pembinaan dan
pengawasan ketertiban umum bagian kedelapan tentang tertib sosial paragraf 2 tertib
memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang
berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang memberikan sejumlah uang atau
barang kepada peminta sumbangan/pengemis dan/ atau pengamen di tempat-tempat
sebagaimana disebutkan pada ayat 2. Kondisi ini tidak diharapkan sehingga mereka
kehilangan peran yang biasa menggunakan jalan, persimpangan lampu merah, di
dalam angkutan umum, jembatan penyebrangan, dan area perkantoran sebagai ladang
mencari nafkah. Institut Musik Jalanan muncul sebagai wadah untuk anak-anak atau
pengamen jalanan sebagai ruang untuk berekspresi sesuai dengan minat dan bakat
untuk mengembangkan potensi kreatifitas yang mereka miliki. Dapur rekaman telah
menanti bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin berkarya dan mengembangkan
potensi kreatifitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh Institut
Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap
potensi kreatifitas anak jalanan diterminal Depok, dan untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat ketika Institut Musik Jalanan mengaplikasikan sistem
usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan diterminal Depok.
Maka dari itu, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara, catatan lapangan, dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Institut Musik Jalanan sesuai dengan
harapan yang diinginkan para talent binaan dengan menggunakan tiga bentuk peran
yaitu peranan nyata, konflik peran, dan model peran. Harapan itu terwujud karena
Institut Musik Jalanan menjalankan fungsi pengembangan dengan tahapan yang
dilalui dari audisi, pematangan karya, pengkongkritan karya (produksi), sampai
menampilkan karya secara langsung, selain itu para talent wajib mengikuti kelas
edukasi, dan unit usaha. Fungsi penunjang sarana dan prasarana lengkap untuk
memfasilitasi setiap kegiatan. Untuk faktor pendukung yaitu masyarakat sekitar
Institut Musik Jalanan, pemerintah kota Depok, Gerakan Muda Depok, Musisi
Indonesia mendukung adanya Institut Musik Jalanan, semangat para talent binaan
dalam mewujudkan mimpi mereka dalam pembuatan album terlihat pada saat
mengikuti kegiatan latihan rutin dan kelas-kelas yang ada, sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan. Sedangkan faktor penghambatnya adanya pengamen yang
mengaku sebagai musisi jalanan dan menganggu kegiatan yang ada di Institut Musik
Jalanan, kurang percaya diri para pengamen jalanan dengan lagu yang dimilikinya
sehingga mengurungkan niatnya untuk mengikuti audisi.
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala Puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peran Institut Musik
Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi
Kreatifitas Anak Jalanan di Teminal Depok” Shalawat serta salam senantiasa selalu
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar sarjana sosial jurusan kesejahteraan sosial . Peneliti menyadari banyak
pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainnya penyusunan skripsi ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Drs. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.
Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan bidang Administrasi Umum. Dr.
Suhaimi, M, SI selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan
Sosial, Nunung Khairiyah, M.A, selaku Sekretaris Program Studi, dan para
dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan
ii
ilmu dan pengalamannya kepada peneliti. Semoga ilmu yang diberikan
bermanfaat di masa yang akan datang.
3.
Ismet Firdaus,M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberi
nasihat dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
4. Andi Akmal Sera Malewa, ST sebagai pendiri Institut Musik Jalanan dan
pembimbing dilapangan.
5. Keluarga besar militant Institut Musik Jalanan yang telah membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi dilapangan.
6. Kedua Orangtuaku tercinta ayahku Mujiono dan Ibuku Hartati yang tak
pernah hentinya memanjatkan doa dan memberikan dukungannnya kepada
peneliti, sehingga peneliti selalu termotivasi dengan kasih sayang kalian yang
begitu besar. Dan untuk adikku Septa Nadia Aurinisya yang juga turut
memberikan dukungan bagi kelancaran penulisan skripsi ini.
7. Teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2011, khususnya sahabatsahabatku Mayangsari, Tri Rahayu, Yusnia Pratiwi, Retno Susilowati, Sonia
Pratiwi, Dhea Ariesta Kharunnisa.
8. Rizky Pratama Putra Perkasa, yang selalu memberikan motivasi, nasihat dan
selalu siap membantu peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Jakarta, Juni 2015
Oktaviani Nindi Saputri
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 10
D. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 12
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 23
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 24
BAB II KAJIAN TEORI
A. PERAN ..................................................................................................... 26
1. Pengertian Peran.................................................................................. 26
2. Ciri Peran ............................................................................................ 27
3. Fungsi Peran ........................................................................................ 28
4. Bentuk Peran ....................................................................................... 29
B. USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL ................................................ 31
1. Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial .............................................. 31
2. Dasar Usaha Kesejahteraan Sosial ...................................................... 35
3. Prinsip Dasar Usaha Kesejahteraan Sosial .......................................... 36
4. Fungsi Usaha Kesejahteraan Sosial .................................................... 37
C. ANAK ....................................................................................................... 41
1. Pengertian Anak .................................................................................. 41
iv
2. Pengertian Anak Jalanan ..................................................................... 42
3. Karakteristik Anak Jalanan ................................................................. 44
4. Model Penanganan Anak Jalanan ....................................................... 46
D. KREATIFITAS ....................................................................................... 46
1. Pengertian Kreatifitas .......................................................................... 46
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Singkat Organisasi ....................................................................... 49
B. Visi dan Misi Organisasi ........................................................................... 53
C. Kegiatan Organisasi .................................................................................. 54
D. Jaringan Kerjasama Organisasi ................................................................. 57
E. Susunan Kepengurusan dan Struktur Organisasi ...................................... 58
F. Data Nama Talent ..................................................................................... 59
G. Pendanaan Organisasi ............................................................................... 61
H. Sarana dan Prasarana Organisasi .............................................................. 62
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN
A. Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan diwilayah
terminal Depok .......................................................................................... 64
B. Faktor Pendukung dan Penghambat .......................................................... 102
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 106
B. Saran ....................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 109
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rancangan Penelitian .................................................................. 99
Tabel 2. Pengurus Institut Musik Jalanan ................................................. 58
Tabel 3. Data Nama Talent Vol 1. Institut Musik Jalanan ........................ 60
Tabel 3. Data Nama Talent Vol 2. Institut Musik Jalanan ........................ 61
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi Institut Musik Jalanan ................................ 59
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini telah menghasilkan
kemajuan yang berada dibeberapa sektor ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan,
dan sektor-sektor lainnya. Namun, kemajuan itu menghasilkan dua dampak bagi
masyarakat sendiri yakni dampak positif dan negatif. Bila dilihat dari dampak
positif masyarakat menjadi lebih modern dan mengikuti arus perkembangan
zaman. Namun bila dari sisi negatifnya banyak dari masyarakat yang tidak
mampu mengikuti modernisasi sehingga mengakibatkan permasalahan sosial
yang membuat masyarakat menjadi termarginalkan seperti salah satu contoh
pengamen jalanan, anak jalanan, pengemis, dan sebagainya.
Menurut Badan Pusat Statistik data kemiskinan di Indonesia saat ini untuk
kota dan desa mengalami fluktuasi presentase. Tetapi, pada akhir tahun 2014
mengalami penurunan. Dilihat dari data yang dipaparkan oleh BPS (Badan Pusat
Statistik) pada bulan Maret 2013 presentase kemiskinan yaitu 11,37%, pada bulan
September 2013 meningkat menjadi 11,47%, lalu pada bulan Maret 2014
presentase menurun menjadi 11,25%, dan pada bulan September 2014 menurun
1
2
kembali ke presentase 10,96%.1 Angka statistik diatas membuat masyarakat
menyadari bahwa pemerintah belum konsisten untuk melakukan upaya dalam
pengetasan kemiskinan secara menyeluruh disetiap provinsi di Indonesia.
Selain, dari pemerintah yang belum konsisten dalam mengupayakan
pemenuhan seluruh lapisan masyarakat ini juga pengaruh dari dampak negatif
ketidakmampuan
masyarakat
untuk
mengikuti
arus
modernisasi
yang
menghasilkan kemiskinan bagi kalangan masyarakat bawah. Apalagi kemiskinan
sangat rentan kaitannya berada dikalangan anak-anak. Anak-anak tidak akan
mendapatkan hak-haknya sedari ia masih kecil. Mereka akan kehilangan haknya
untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, dan hidup secara layak.
Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
disebutkan bahwa anak adalah asset dan modal bangsa, serta pewaris
pemerintahan yang memiliki tugas untuk memajukan bangsa, memiliki peran
yang besar untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara di masa depan.
Tugas tersebut merupakan tugas bagi setiap anak, maka anak harus diberi
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental,
maupun sosial, dan berhak mulia perlu dilakukan upaya perlindungan serta
mewujudkan kesejahteraan anak dengan berusaha memenuhi kebutuhan dan hakhaknya tanpa diskriminasi.2
1
Badan Pusat Statistik, “Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin 2013-2014”. Diakses 20
Desember 2014 pukul 14.19 WIB dari
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=1,
2
Undang-Undang No.23 Tahun 2002, “Tentang Perlindungan Anak”, diakses pada 20
Desember 2014 pukul 14.48 WIB dari http://www.kpai.go.id/hukum/undang-undang-uu-ri-no-23tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/
3
Generasi muda atau lebih popular kita sebut anak bangsa merupakan asset
negara untuk Pembangunan Nasional jangka panjang. Anak bangsa adalah kunci
suksesnya suatu bangsa dan pewaris kepemimpinan negara dimasa yang akan
datang. Sebagaimana juga Islam mengajarkan kita untuk menyayangi anak-anak,
karena anak merupakan amanah yang sangat penting dari Allah SWT, dimana
harus senantiasa dijaga, dipelihara, dan dikasihi.Anak merupakan makhluk yang
istimewa baik dalam agama, maupun negara, karena anak termasuk dalam
kategori kelompok rentan.
Selain dalam kategori kelompok rentan, anak juga masuk kedalam golongan
rawan. Karena pada dasarnya anak rawan merupakan sebuah istilah untuk
menggambarkan kelompok anak-anak yang karena situasi, kondisi, dan tekanantekanan kultur maupun struktur menyebabkan mereka belum atau tidak terpenuhi
hak-haknya dan bahkan acap kali pula dilanggar hak-haknya. Inferior, rentan, dan
marginal adalah beberapa ciri yang umumnya diidap oleh anak rawan. Dikatakan
inferior, karena mereka biasanya tersisih dari kehidupan normal dan terganggu
proses tumbuh kembangnya secara wajar. Adapun dikatakan rentan karena
mereka saling menjadi korban situasi dan bahkan terlempar dari masyarakat
(displaced children). Sementara itu, anak-anak rawan tersebut tergolong marginal
karena dalam kehidupan sehari-harinya biasanya mereka mengalami berbagai
bentuk eksploitasi dan diskriminasi, mudah diperlakukan salah dan bahkan acap
kali pula kehilangan kemerdekaannya.3
3
Bagong Suyanto, “Masalah Sosial Anak”, (Jakarta: Kencana, 2010),h.4.
4
Anak jalanan sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang tersisih, marginal,
dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia relatif
dini dan sudah berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan
sangat tidak bersahabat. Anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara
yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umumsekadar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu
keluarganya. Tidak jarang pula dicap sebagai pengganggu ketertiban dan
membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau penggarukan
bukan lagi hal yang mengagetkan mereka.4Dari segenap permasalahan diatas
diperlukan kerjasama dari sektor masyarakat guna menopang kelemahankelemahan yang dimiliki oleh pemerintah.Sektor masyarakat sesungguhnya
memiliki potensi besar untuk menyediakan pelayanan sosial yang mendukung
pemberdayaan bagi masyarakat yang termarginalkan.
Berawal dari Filantropi (philanthropy) yang berasal dari bahasa Yunani:
philos berarti cinta dan anthropos manusia. Yang berarti cinta kepada manusia
dalam bentuk pemberian derma kepada orang lain, khususnya yang bukan sanakkeluarga sendiri.5 Manusia dalam pandangan Al-Quran adalah makhluk Tuhan
yang mulia (fi ahsani taqwim) diciptakan untuk semata-mata mengabdi
kepadaNya. Manusia mengemban tanggung jawab sebagai khalifah Tuhan,
dengan misi utama (amana) menciptakan tatanan sosial yang bermoral di muka
4
Ibid, h.186.
Tim Penulis/Peneliti, “Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi tentang Potensi, Tradis,
dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia”, ( Jakarta: Center for Study of Religion and Culture
(CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.5.
5
5
bumi. Al-Quran juga berkomitmen terhadap kaum yang lemah, sehingga
mengerjakan shalat tanpa memperdulikan kesejahteraan mereka dinilai sebagai
suatu bentuk kemunafikan.6.
Selain itu ajaran Islam menganjurkan orang untuk berusaha bersungguhsungguh, tetapi ajaran Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan mereka
yang dalam kesulitan, seperti orang-orang miskin. Perhatian terhadap mereka
yang membutuhkan (people in needs) bukan saja menjadi tanggung jawab
individu tetapi juga menjadi tanggung jawab umat muslim sebagai suatu
komunitas. Hal ini antara lain untuk menunjukkan bahwa pada level komunitas
dan organisasional pun perlu dibentuk suatu lembaga yang memberikan layanan
masyarakat (human service organizations) yang dapat memberikan layanan
secara baik dan berkualitas.7 Dalam memberikan layanan yang mereka butuhkan,
seperti tergambar dalam ayat di bawah ini :
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam agama
atau mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil” (Q.S Al Mumtahanah
(60):8)8
6
Ibid, h. 44
Isbandi Rukminto Adi, “Pemikiram-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Islam”,
(Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h.76.
8
Al-Quran, 60 (Al- Mumtahanah): 8.
7
6
Pemerintah
bersama
dengan
sektor
masyarakat
bekerjasama
untuk
mengentaskan kemiskinan. Sektor masyarakat ini bisa berbentuk dalam lembaga
swadaya masyarakat dan komunitas atau organisasi sosial yang peduli terhadap
kesejahteraan
mengembangkan
masyarakat
potensi
termarginalkan.Melalui
melalui
yang
badan-badan
pemberdayaan
dimiliki
organisasi
oleh
untuk
mengkaji,
masyarakat
mereka
para
yang
komunitas
membangun sumber-sumber potensi masyarakat dari anak sampai orang dewasa.
Hakikat kesejahteraan (natural of welfare) bahwa partisipasi masyarakat
dalam proses pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu kunci terciptanya
kesejahteraan sosial. Keterlibatan masyarakat baik secara fisik, pemikiran,
material maupun finansial diharapkan akan dapat meningkatkan rasa kebersamaan
dan rasa memiliki proses dan hasil pembangunan komunitas tersebut.9
Pemerintah maupun non pemerintah bersama masyarakat telah mengupayakan
penanganan masalah sosial anak jalanan antara lain melalui : rumah singgah,
mobil sahabat anak, panti persinggahan, rumah perlindungan sosial anak, rumah
baca panter dan institut musik jalanan, dan program-program lainnya. Tidak
menutup mata terhadap keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai oleh
program-program tersebut di atas tetapi dipandang masih perlu suatu lembaga
atau institusi yang bisa mengembangkan konsep komprehensif bagi penanganan
anak jalanan.
Didalam ilmu kesejahteraan sosial terdapat usaha kesejahteraan sosial yang
menurut definisi didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
9
Ibid, h.50.
7
2009 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah,
terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar
setiap warga negara yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.10 Ada tiga dasar yang mendasari
usaha kesejahteraan sosial yaitu dasar karikatif, dasar pilantropi, dan tanggung
jawab sosial.
Pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian utama terhadap
individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas dan kesatuankesatuan penduduk yang lebih luas. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan,
penyembuhan, dan pemeliharaan atau perawatan (preventif, kuratif, dan
rehabilitatif) yang kemudian dikenal sebagai prinsip pekerjaan sosial. dapat
dipahami bahwa ciri dalam pelayanan sosial masa kini adalah terorganisir dan
intensif, dalam arti mempunyai sistem kelembagaan dan berkelanjutan sesuai
dengan permasalaham yang berkembang. Usaha-usaha yang dilakukan dalam
rangka kesejahteraan sosial ini adalah repons dari kebutuhan manusia terhadap
tuntutan hidup yang semakin kompleks.11
Untuk menjawab segala tantangan permasalahan sosial terdapat tiga jenis
penanganan yang ada didalam Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) seperti
preventif (pencegahan) yakni sebagai upaya untuk menghalangi, merintangi, atau
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009, “Tentang Kesejahteraan
Sosial” , diakses pada 10 Juli 2015 dari
http://www.litbang.depkes.go.id/UU_No_11_Thn_2009_Kesejahteraan_Sosial-1.pdf.
11
Tim Dosen IKS UMM, “Beberapa Pemikiran tentang Pembangunan Kesejahteraan
Sosial”, (Malang: UMM Press, 2007), h.117.
8
menahan terjadinya dan berkembangnya atau timbulnya kembali masalah sosial.
Selanjutnya adalah fungsi penyembuhan yakni usaha untuk mengembalikan
kemampuan mereka untuk berfungsi sosial lagi. Lalu fungsi pengembangan
adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kesadaran dan
tanggung jawab sosial para warga masyarakat dengan meningkatkan taraf
peradapan suatu kelompok masyarakat, menghilangkan tata cara hidup yang
sudah tidak serasi dengan jaman dan sebagainya. Selanjutnya fungsi penunjang
adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan di
bidang kesejahteraan sosial.12
Salah satu organisasi yang melaksanakan penanganan Usaha Kesejahteraan
Sosial yakni Institut Musik Jalanan hadir untuk menjawab segala tantangan dalam
menangani permasalahan sosial salah satunya adalah anak jalanan. Kehadiran
Institut Musik Jalanan berawal dari Peraturan Daerah Kota Depok No. 16 tahun
2012 tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban umum bagian kedelapan
tentang tertib sosial paragraf 2 tertib memberi/meminta/sumbangan/mengemis
dan mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan
dilarang
memberikan
sejumlah
uang
atau
barang
kepada
peminta
sumbangan/pengemis dan/ atau pengamen di tempat-tempat sebagaimana
disebutkan pada ayat 2.. Namun disini Institut Musik Jalanan sebagai wadah bagi
anak-anak atau pengamen jalanan sebagai ruang untuk berekspresi sesuai dengan
minat dan bakat untuk mengembangkan potensi kreatifitas yang mereka miliki.
12
C. Prawinto, “Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial”, ( Yogyakarta: Balai Besar penelitian
dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 96
9
Dapur rekaman telah menanti bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin berkarya
dan mengembangkan potensi kreatifitas mereka. Berbagai tahapan sampai
terwujudnya album tersebut dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial menunjukkan
bahwa Institut Musik Jalanan menjalankan dua fungsi penanganan usaha
kesejahteraan sosial yaitu fungsi pengembangan dan fungsi penunjang.
Insitut Musik Jalanan pada hari Minggu tanggal 17 Agustus 2014 berhasil
luncurkan album perdananya, bertajuk “Kalahkan Hari Ini” di Kedai Ekspresi, di
kawasan Stasiun Depok Baru. Selain dihadiri para musisi IMJ dan
foundernya Andi Malewa, hadir pula dalam peluncuran album ini beberapa musisi
senior, di antaranya, Budi Ace (kakak dari Abdee negara Slank), hadir pula pakar
tata kota sekaligus musisi jazz Emil Dardak bersama sang isteri Arumi Bachsin,
pejabat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok Ferry
Birowo, Ketua Paguyuban Terminal Depok, yang akrab disapa Abah, CEO
Depoklik Coki Lubis serta sejumlah perwakilan komunitas di Depok. Dalam
peluncuran album ini, ditampilkan pula video klip perdana dari Institut Musik
Jalanan, yakni lagu dari salah satu talentnya, Sinyo dengan lagunya „Penjaga
Cinta‟.13
Penerapan peran yang digunakan oleh Institut Musik Jalanan dengan
menjalankan fungsi pengembangan dan penunjang menunjukkan bahwa mereka
para talent bisa lebih baik berada di Institut Musik Jalanan daripada dijalan karena
jalanan merupakan salah satu tempat yang rawan sosial. Maka dari itu peneliti
13
Boby,Musisi Jalanan Depok Luncurkan Album Perdana „Kalahkan Hari Ini‟,diakses pada
25 Februari 2015, pukul 14.00 WIB dari http://www.depoklik.com/blog/foto-musisi-jalanan-depokluncurkan-album-perdana-kalahkan-hari-ini/
10
tertarik untuk membuat judul skripsi ini “Peran Institut Musik Jalanan dalam
Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi
Kreatifitas Anak Jalanan Di Terminal Depok.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti
akan membatasi penelitian ini pada “Peran Institut Musik Jalanan dalam
Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi
Kreatifitas Anak Jalanan di Terminal Depok”. Didalam mengaplikasikan
sistem usaha kesejahteraan sosial ini IMJ menjalankan dua fungsi usaha
kesejahteraan sosial yakni fungsi pengembangan dan fungsi penunjang.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka peneliti membuat
perumusan masalah. Seperti berikut :
a. Bagaimana peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem
Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di
terminal Depok?
b. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat peran Institut Musik
Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial
terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian adalah untuk mengetahui mengapa terjadi kesenjangan antara
kenyataan dengan yang seharusnya dan bagaimana cara mengatasi suatu
kesulitan, pada pokok penelitian ilmiah bertujuan untuk mengetahui sesuatu
yang belum diketahui.14 Dengan mengacu kepada permasalahan yang telah
dikemukakan diatas,, maka tujuan yang ingin peneliti capai adalah :
a. Untuk mengetahui peran apa aja yang dilakukan oleh Institut Musik
Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial
terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat ketika Institut
Musik Jalanan berperan dalam mengaplikasikan sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di
terminal Depok.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
a. Menambah pengetahuan bagi para pembaca bahwa ada Institut Musik
Jalanan yang sudah berperan dalam mengaplikasikan sistem usaha
kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan.
b. Penelitian ini dapat memberikan motivasi bagi para mahasiswa
kesejahteraan sosial untuk berkontribusi dan berperan serta dalam
14
DR. Bustanuddin Agus, “Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial. Gema Insani Press, Jakarta,
1999, h.20.
12
mengetaskan permasalahan sosial karena Institut Musik Jalanan sudah
memulai
peranannya
dalam
mengaplikasikan
sistem
usaha
kesejahteraan sosial dalam potensi kreatifitas anak jalanan.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca
mengenai peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem
usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan.
b. Memberikan
masukan
kepada
Institut
Musik
Jalanan
dalam
mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial yang sesuai dengan
ilmu kesejahteraan sosial.
c. Menginformasikan faktor pendukung dan penghambat dalam proses
mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial tersebut.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah teknik atau cara dalam pengumpulan fakta atau
bukti dalam hal ini adalah perencanaan tindakan yang dilaksanakan serta
langkah-langkah apa yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan dan sasaran
penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang diigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif,
pendekatan
kualitatif
ini
digunakan
karena
beberapa
pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim
mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi
13
perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,
menarik, dan unik dilapangan.15
Sedangkan menurut Bodgan dan Tailor dalam bukunya sebagaimana
dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan tentang metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data dan
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.Menurut mereka pendekatan ini diartikan pada latar
dan individu secara holistic (menyeluruh).Jadi, dalam hal ini tidak boleh
mengosilasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis,
tetapi perlu pemandangan sebagai bagian dari suatu keutuhan.16
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah
diteliti.17
Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada
dilapangan dapat digali lebih dalam, guna mendapatkan gambaran yang
lengkap tentang peran Insitut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan
sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak
jalanan diterminal Depok. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif
dipandang sebagai pendekatan yang tepat pada penelitian ini. Karena
15
Burhan Bugin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), cet. Ke-2, h.39
16
Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2000), h.3.
17
Ibid, h.3.
14
dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan informasi tentang peran
Institut
Musik
Jalanan
dalam
mengaplikasikan
sistem
Usaha
Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal
Depok dapat diambil informasi secara mendalam dan detail. Serta untuk
memperoleh gambaran dan informasi mengenai apa saja faktor
penghambat dan pendukung yang membantu IMJ dalam mengaplikasikan
sistem UKS terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok.
2. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif.
Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian
akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian
laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, catatan atau memo, dan dokumentasi resmi lainnya.18
Dalam penelitian deskriptif ini peneliti gunakan dalam menjelaskan
dan menerangkan peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan
Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi Kreatifitas Anak
Jalanan di Terminal, Depok. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
informasi tentang peran apa yang sudah dilakukan oleh Institut Musik
Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial
terhadap potensi kreatifitas anak jalanan serta juga mengetahui faktor
18
Bugin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, h.39.
15
penghambat dan pendukung didalam pengaplikasian sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan natural
setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant
observation),
wawancara
mendalam
(in
depth
interview),
dan
dokumentasi.19 Adapun untuk melaksanakan penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang akan dilaksanakan adalah melalui :
a. Observasi
Yaitu peneliti mendatangi Institut Musik Jalanan (IMJ) untuk
meminta izin melakukan pengamatan/penelitian secara langsung
terutama pada saat anak jalanan ini sedang audisi sampai pada
rekaman album Insitut Musik Jalanan, dan melihat kelas edukasi
serta unit usaha yang ada di Institut Musik Jalanan. Disini peneliti
melakukan pengamatan langsung dalam mengikuti kegiatankegiatan di Institut Musik Jalanan. Dari sinilah peneliti akan
memperoleh data yang akurat dan kongkrit tentang masalah yang
akan peneliti teliti.
b. Wawancara (Interview)
Waawancara ini untuk melengkapi pengumpulan data yang
diperlukan, selain melakukan observasi langsung dan dokumentasi
19
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), h.186.
16
peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada pihak Institut
Musik Jalanan yang dapat memberikan informasi kepada peneliti
ataupun kepada pihak lain yang berhubungan dengan masalah
yang peneliti teliti. Untuk kebutuhan ini, peneliti melalukan
wawancara mendalam dengan pendiri Institut Musik Jalanan, 2
volunter Institut Musik Jalanan, dan 4 orang anak jalanan.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang peneliti
dengar, lihat, alami, dan pikirkan dalam rangka pengumpulan data
dan refleksi terhadap data penelitian. Peneliti akan mencatat hasil
observasi selama masa penelitian berjalan. Hasil catatan tersebut
akan digunakan sebagai acuan serta pedoman dalam menguraikan
hasil dan temuan lapangan.
d. Dokumentasi
Metode ini digunakan oleh peneliti guna mengumpulkan data-data
atau dokumen-dokumen yang menunjang terhadap penelitian.
Dokumen-dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa buku-buku,
data kepustakaan, brosur, artikel-artikel baik itu tertulis maupun
melalui internet, catatan, foto-foto kegiatan Institut Musik Jalanan
dan lain sebagainya yang saling berkaitan terhadap peran Institut
Musik
Jalanan
dalam
mengaplikasikan
sistem
Usaha
Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan.
17
4. Sumber Data
a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari sumber utama 7 orang
yakni 1 orang pendiri Institut Musik Jalanan, 2 orang volunter Institut
Musik Jalanan, dan 4 orang anak jalanan.
b. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari literature yang
berhubungan dengan tulisan ini.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Institut Musik Jalanan yang beralamat di
Gd. Institut Musik Jalanan ujung fly over Jl. Arif Rahman Hakim, Depok.
Sedangkan waktu penelitian terhitung mulai dari tanggal 9 Februari – 9
Agustus 2015.
6. Subyek, Informan, dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Pendiri Institut Musik Jalanan, 2
volunter, dan 4 anak jalanan. Peneliti berupaya melakukan penelitian ini
dengan menggunakan sudut pandang orang-orang yang menjadi sumber data
primer penelitian ini. Peneliti mengupayakan interaksi dengan subyek
penelitian terjadi secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga tindakan dan
cara pandang subyek tidak akan berubah. 20
Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi
mengenai situasi dan kondisi latar penelitian.Menurut Bodgan dan Bikle
dalam Moleong, pemanfaatan informan dalam penelitian ialah agar dalam
20
Ibid, h.25
18
waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau.21 Dalam
penelitian ini, peneliti memilih informan yang berhubungan dengan pendiri
dari IMJ, 2 orang volunteer untuk menunjang program potensi kreatifitas, dan
4 orang anak jalanan yang mengikuti kegiatan tersebut.
Sedangkan objek penelitian adalah program potensi kreatifitas anak
jalanan yang ada di Insitut Musik Jalanan.
7. Teknik Pemilihan Informan
Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk pemilihan informan dalam
penelitian ini adalah teknik purposive sampling (bertujuan) dimana
informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai
orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian.22 Konsep sampel dalam penelitian kualitatif
berkaitan erat dengan bagaimana memilih informan misalnya orang
tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan mempermudah peneliti
menjelajahi objek/situasi yang diteliti.23
Dalam penelitian ini informan yang mengetahui jelas dan detail
tentang Institut Musik Jalanan yaitu pendiri dan volunteer Institut Musik
Jalanan agar mengetahui alasan berdirinya Institut Musik Jalanan, tujuan
adanya Institut Musik Jalanan, serta harapan-harapan tentang terwujudnya
21
Ibid, h. 112
Soeharto Irawan, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan
Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.63
23
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Cet 5, h.54.
22
19
Institut Musik Jalanan bagi anak jalanan. Selain itu peneliti juga memilih
informan yang menjadi target sasaran yakni anak jalanan karena anak
jalanan atau pengamen jalanan akan mempermudah peneliti dalam
melakukan triangulasi data.
Tabel 1
Rancangan Penelitian
No
Informan
Informan yang Dicari
Jumlah
1.
Pendiri
IMJ
Gambaran umum mengenai 1
IMJ dan kegiatan apa saja
yang diberikan kepada anak
jalanan yang terkait dengan
sistem UKS yang ada di
Depok, tujuan didirikan
IMJ,
tujuan
membuat
kegiatan
album
anak
jalanan.
2.
Volunteer
IMJ
3.
Anak
Jalanan
Metode yang digunakan 2
untuk
mengaplikasikan
sistem UKS yang berkaitan
dengan potensi kreatifitas
anak jalanan di Depok,
faktor
pendukung
dan
penghambat yang berkaitan
dengan
mengaplikasikan
sistem UKS.
Alasan turun ke jalan, 4
alasan
ikut
audisi,
perubahan
apa
yang
dirasakan, hubungan dengan
orangtua setelah mengikuti
IMJ.
Metode
Pengumpulan
Data
Wawancara
bebas,
terstruktur,
dokumentasi.
Wawancara
bebas,
terstruktur,
dokumentasi.
Wawancara
bebas,
terstruktur,
dokumentasi.
20
8. Teknik Analisa Data
Proses awal yang peneliti lakukan adalah observasi ke Institut Musik
Jalanan setelah observasi selesai peneliti melakukan wawancara dan peneliti
mengabadikannya dalam bentuk dokumentasi. Peneliti mengamati seluruh
data dan hasil wawancara secara detail dan melakukan berulang-ulang dari
awal penelitian dan selama proses penelitian berlangsung, data yang peneliti
kumpulkan kemudian peneliti rangkum data dan menyeleksi sesuai dengan
konsep-konsep penelitian. Selanjutnya peneliti menyusun dalam catatan
lapangan, kemudian data tersebut diringkas, dirangkum, dipilih hal-hal
penting dan pokok, dikategorikan dan disusun secara sistematis dengan
mengacu pada perumusan masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Data yang terkumpul kemudian peneliti analisa secara kualitatif. Data-data
kualitatif dari hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau
pernyataan pendapat yang tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang
terkandung didalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan permasalahan
yang sedang diteliti.
9. Teknik Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
21
data yang telah ada.24 Teknik triangulasi digunakan untuk mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber lainnya.
Teknik triangulasi dapat digunakan melalui cara-cara sebagai berikut:25
a. Membandingkan data hasil wawancara subyek penelitian dengan
pengamatan di lapangan. Peneliti membandingkan hasil wawancara
informan dengan hasil temuan dilapangan tentang Peran Institut Musik
Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial
untuk potensi kreatifitas anak jalanan.
b. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dari orang lain dan pandangan orang lain. Peneliti
membandingkan jawaban yang diberikan oleh pendiri Institut Musik
Jalanan dan volunteer dengan anak jalanan yang mengikuti kegiatan
pengembangkan potensi kreatifitas.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara tersebut
untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Peneliti membandingkan hasil jawaban informan dengan data atau
dokumen yang ditemukan tentang peran Institut Musik Jalanan dalam
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: CV, Alfabeta,
2009), h.241.
25
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cetakan ke-2 (Bandung: PT
Rosda Karya, 2009), h.248.
22
mengaplikasikan
sistem
Usaha
Kesejahteraan
Sosial
dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan.
10. Teknik Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan ini maka peneliti mengacu
pada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
E. Tinjaun Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan
dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada skripsi ini. Tinjauan
pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas
penelitian skripsi ini, penulis menggunakan literature berupa skripsi, penelitian
skripsi ini disusun dan dianalisa berdasarkan beberapa buku yang menjelaskan teori
yang sesuai dengan judul yang peneliti bahas, serta data-data yang ditemukan di
lapangan.
Peneliti menggunakan literature berupa skripsi yang membahas tentang
“Implementasi Program Kelas Belajar Rumah Baca Paguyuban Terminal (PANTER)
Dalam Pengembangan Kapasitas Anak Jalanan Melalui Pendidikan Non Formal di
Kota Depok”. Nama peneliti : Ni‟matul Farida (109054100002), Jurusan
Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana
implementasi program kelas belajar Rumah baca Panter dalam pengembangan
kapasitas anak jalanan melalui pendidikan non formal di Kota Depok, dan
mendeskripsikan perubahan apa saja yang dirasakan oleh anak-anak atau siswa/I
23
dengan adanya program kelas belajar Rumah Baca Panter dalam pengembangan
kapasitas anak jalanan melalui pendidikan non formal di Kota Depok.
Selain dari peneliti juga menggunakan literature dari skripsi yang membahas
tentang “Manfaat Musik Sampah dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak
Jalanan di Rumah Singgah Dilts Foundation Pasar Minggu, Jakarta Selatan”. Nama
Peneliti : Fathur Rohman (10905410026), Jurusan Kesejahteraan Sosial. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan musik sampah di rumah
singgah Dilts, dan untuk mengetahui manfaat pada jalanan yang mengikuti kegiatan
musik sampah.
Dari skripsi diatas, peneliti menemukan perbedaan cukup signifikan dengan
penelitian yang peneliti lakukan. Jika pada literature yang menjadi rujukan peneliti
menekankan pada segi peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem
usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal
Depok.
F.
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab
ini
membahas
tentang
Latar
Belakang Masalah,
Pembatasan Dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Bab ini tentang pengertian Peran, pengertian sistem uks,
macam-macam sistem uks, bentuk pelayanan sistem uks,
24
pengertian potensi, pengertian anak, pengertian anak jalanan,
karateristik anak jalanan, faktor penyebab anak turun ke jalan,
model penanganan anak jalanan, pengertian kreativitas.
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang IMJ, Visi dan Misi,
Kegiatan IMJ, Jaringan kerjasama, Susunan Organisasi,
Pendanaan IMJ, Sarana dan Prasarana IMJ.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
Bab ini menjelaskan Peranan IMJ dalam mengaplikasikan
sistem UKS terhadap potensi kreatifitas anak jalanan, disini
untuk melihat peranan apa saja yang sudah dilakukan oleh IMJ
serta faktor pendukung dan penghambatnya.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Peran
1. Pengertian Peran
Peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan atau bagian dari kedudukan,
seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena mempunyai status
dalam masyarakat walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya.
Peran menurut Sarlito Wirawan Sarwono mendefinisikan bahwa sebagai
seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok
yang menempati kedudukan sosial tertentu.1 Sedangkan menurut Biddle dan
Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku
yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Selanjutnya, Biddle &
Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam 4 golongan yaitu istilah
yang menyangkut:
a. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut.
b. Perilaku yang muncul dalam istilah tersebut.
c. Kedudukan orang dalam perilaku.
1
Sarlito Wirawan Sarwono, “Teori-Teori Psikologi Sosial”, (Jakarta: Rajawali, 1984) cet ke-
1, h.235.
26
27
d. Kaitan antara orang dan perilaku.2
Menurut Soerjono Soekanto peran didefiniskan aspek dinamis kedudukan
(status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia
menjalankan suatu peranan.3
2. Ciri Peran
Menurut Levinson dikutip oleh Soekanto ciri pokok yang berhubungan
dengan istilah peran dalam lingkungan sosial adalah terletak pada adanya
hubungan-hubungan sosial seseorang dalam masyarakat yang menyangkut
dinamika dari cara-cara bertindak dengan berbagai norma yang berlaku dalam
masyarakat, sebagaimana pengakuan terhadap status sosialnya. Sedangkan
fasilitas utama seseorang menjalan peran adalah lembaga-lembaga sosial yang
ada dalam masyarakat. Levinson sebagaimana dikutip oleh Soekanto, bahwa
peran itu mencakup 3 hal yaitu :
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
2
Sarlito Wirawan Sarwono, “Teori Psikologi Sosial”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003) cet ke8, h.215.
3
Soejono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), cet ke-34, h.243.
28
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.4
3. Fungsi Peran
Menurut Soekanto, dalam pembahasan tentang aneka macam peran yang
melekat pada individu-individu dalam masyarakat ada beberapa pertimbangan
sehubungan dengan fungsi peran, yaitu sebagai berikut :
a. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat
hendak dipertahankan kelangsungannya.
b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus
telah terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk
melaksanakannya.
c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang
tak mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh
masyarakat. Oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan
pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan
pribadinya.
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya,
belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang
4
Abdulsyani, “Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),
cet ke-4, h.94.
29
seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa
membatasi peluang-peluang tersebut.5
4. Bentuk Peran
Bentuk peran atau role menurut Bruce J. Cohen dikutip oleh Soekanto,
yakni sebagai berikut :
a. Peranan nyata (Anacted Role) adalah suatu cara yang betul-betul
dijalankan seseorang dalam menjalankan suatu peranan.
b. Peranan yang dianjurkan (Prescribed Role) adalah cara yang
diharapkan masyarakat dari kita dalam menjalankan peranan tertentu.
c. Konflik peranan (Role Conflict) adalah suatu kondisi yang dialami
seseorang yang menduduki suatu status atau lebih yang menuntut
harapan dan tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama lain.
d. Kesenjangan Peranan (Role Distance) adalah Pelaksanaan Peranan
secara emosional.
e. Kegagalan Peran (Role Failure) adalah kagagalan seseorang dalam
menjalankan peranan tertentu.
f. Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya
kita contoh, tiru, diikuti.
g. Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) adalah hubungan seseorang
dengan individu lainnya pada saat dia sedang menjalankan perannya.
5
Ibid, h.95
30
h. Ketegangan peranan (Role Strain) adalah kondisi yang timbul bila
seseorang mengalami kesulitan dalam memenuhi harapan atau tujuan
peranan yang dijalankan dikarenakan adanya ketidakserasiaan yang
bertentangan satu sama lain.6
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi
atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur statis
yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peran
dalam ilmu peranan sosial adalah suatu kompleks pengharapan manusia
terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi
tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.7
Maka dari itu dari yang dapat peneliti simpulkan dari teori yang
diutarakan oleh Soerjono Soekanto bahwa seseorang dikatakan berperan
jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status
sosial dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut maka peran dalam
kehidupan masyarakat adalah sebagai aspek dinamis dari status. Karena
peran memiliki cakupan untuk membimbing seseorang dalam memenuhi
peraturan yang ada didalam masyarakat (organisasi) yang diikutinya.
Sebab aturan yang berlaku dapat terpenuhi apabila adanya interaksi antar
individu. Fungsi dari peran ini untuk mempertahankan struktur
6
Khufron, “Kegagalan Peran”, h. 11, diakses pada 2 Maret 2015 dari
http://digilib.unila.ac.id/740/3/BAB%20II.pdf , pada pukul 14.00 WIB.
7
Abu Ahmadi, “Psikologi Sosial”, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007), cet ke-3, h. 106.
31
masyarakat dan agar masyarakat memberikan peluang terhadap individuindividu. Tetapi apabila dari bentuk, ciri, dan fungsi peran satu sama
lainnya tidak dijalankan dengan baik maka yang terjadi adalah konflik
peran bagi individu itu sendiri.
B. Usaha Kesejahteraan Sosial
1. Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial
Secara mudah usaha kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai upaya
untuk mencapai atau mendapatkan kesejahteraan sosial. Upaya ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan
mengembangkan kesejahteraan sosial dan upaya tersebut dapat berupa program
maupun kegiatan. Mengenai kesejahteraan sosial sendiri pengertiannya sudah
jelas. Berdasarkan atas pengertian-pengertian itu maka dapatlah kiranya disusun
batasan mengenai usaha kesejahteraan sosial sebagai berikut:
“Usaha Kesejahteraan Sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan
yang usaha ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan
dan mengembangkan kesejahteraan sosial”8
Jadi Usaha Kesejahteraan Sosial adalah semua upaya, kegiatan yang
menggunakan teknologi pekerjaan sosial yang ditujukan untuk mewujudkan,
membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.9
8
C. Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial , (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 40.
9
Ibid, h. 41.
32
Sebagai suatu upaya meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, Usaha
Kesejahteraan Sosial harus mempunyai program-program dan kegiatan untuk
mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan potensi
dalam masyarakat. Upaya-upaya tersebut didasarkan pada fungsi kesejahteraan
sosial, yakni sebagai berikut :
a. Penanggulangan masalah sosial yang lebih urgent yang dirasakan oleh
sebagian masyarakat.
b. Memenuhi kebutuhan yang langsung dapat dinikmati oleh masyarakat.
Berdasarkan pada kedua fungsi tersebut, Alfred J. Kahn dalam Theory and
Practice of Social Planning, memberikan pengertian yang sama untuk
kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. Ia mengedepankan lima fungsi pokok
kesejahteraan sosial sebagaimana konsep PBB, yaitu:
1. Perbaikan secara progresif daripada kondisi-kondisi kehidupan orang.
2. Pengembangan sumber daya manusia.
3. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri.
4. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuantujuan pembangunan, dan
5. Penyediaan struktur-struktur institusional untuk berfungsinya pelayananpelayanan yang tergornisasi lainnya.10
10
Tim Dosen IKS UMM, “Beberapa Pemikiran tentang Pembangunan Kesejahteraan
Sosial”, (Malang: UMM Press, 2007), h.122.
33
Dari kelima pokok fungsi kesejahteraan sosial itu, dapat dipahami bahwa
usaha kesejahteraan sosial dalam masyarakat bukan suatu upaya yang ringan dan
mudah untuk diterapkan, tetapi suatu usaha yang sangat memerlukan keahlian
khusus dan konsep dasar yang kuat dalam prakteknya. Dengan demikian
diperlukan cara penanganan yang lebih professional, efektif, dan efesien serta
terlembaga sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut.
Menurut Wilensky dan Lebeaux dalam Industrial Society and Social Welfare,
mengemukakan lima kriteria untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang dapat
disebut sebagai Usaha Kesejahteraan Sosial:
1. Formal Organization. Usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan suatu
organisasi yang formal. Pemberian bantuan dan amal perorangan,
walaupun mereka mengadakan usaha kesejahteraan, namun demikian
tidak teroganisasi secara formal. Juga pelayanan-pelayanan dan bantuan
dalam hubungan saling tolong menolong seperti keluarga, sahabatsahabat, tetangga, dan semacamnya tidak termasuk dalam pengertian
struktur kesejahteraan sosial (sebagai sistem untuk memenuhi kebutuhan
manusia).
2. Social Sponsorship and Accountability. Usaha kesejahteraaan sosial
diselenggarakan oleh masyarakat atas dukungan masyarakat. Pelaksanaan
usaha kesejahteraan sosial harus pula dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat. Jika penggerakan sumber-sumber daya untuk mencapai
kebutuhan manusia tidak dapat dipenuhi oleh keluarga maupun ekonomi
34
pasar, beberapa jenis organisasi yang ketiga harus tersedia dan hal ini
merupakan suatu usaha masyarakat secara keseluruhan yang diwakili oleh
pemerintah atau masyarakat kecil yang beroprasi melalui badan-badan
social swasta.
3. Absence of Profit Motive as Dominant Program Purpose. Tidak ada motif
untung sebagai tujuan yang menonjol dalam suatu program. Pelayananpelayanan dan produksi jasa dari ekonomi pasar ataupun melalui jalan
pembelian oleh perorangan dengan penyerahan uang yang bersifat
persaingan dalam segi ekonomi bukan merupakan Usaha Kesejahteraan
Sosial. demikian pula segala usaha yang menekankan keuntungan dan
pembayaran yang tinggi untuk jasa pelayanan.
4. Fuctional Generalization: An Integrative View of Human Needs. Memiliki
fungsi yang bersifat umum, yaitu ada kebulatan pandangan tentang
kebutuhan-kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan dan perlu
dipenuhi. Bertitik tolak dari sudut struktur kesejahteraan sosial sebagai
suatu keseluruhan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat menggambarkan
fungsi umum sebagaimana mestinya. Jikalau pelayanan-pelayanan
kesejahteraan bukan hanya diselenggarakan untuk mengisi kekurangankekurangan atau karena lembaga-lembaga lain seperti lembaga mendidik,
keluarga, pendidikan, industri tidak dapat memenuhi kebutuhan.
5. Direct Concern with Human Consumtion Needs. Secara langsung
berhubungan dengan konsumsi kebutuhan-kebutuhan manusia. Untuk
menjelaskan pengertian ini dapat diberikan gambaran akan perbedaan
35
fungsi pelayanan-pelayanan pemerintah (government services) dengan
pelayanan-pelayanan kesejahteraan yang diselenggarakan pemerintah
(government welfare services) yang semuanya mendapatkan dukungan
dari pemerintah. “Government service” pada umumnya bersifat regular
misalnya soal pertahanan negara, pemeliharaan hukum dan tata tertib,
administrasi pengadilan dan semacamnya. Sedangkan pelayanan dalam
konteks struktur kesejahteraan sosial merupakan pelayanan langsung yang
menyangkut konsumsi kebutuhan manusia yang mempunyai efek terhadap
kesejahteraan dan kesehatan individu serta keluarga-keluarganya.11
2. Dasar-dasar Usaha Kesejahteraan Sosial
Dasar-dasar pekerjaan sosial sendiri berkembang sesuai dengan latar
belakang filosofis yang dianut. Dasar-dasar pekerjaan sosial yang pernah ada
yaitu :
a. Dasar Karikatif
Dasar ini lahir sewaktu ada faham bahwa pekerjaan sosial dilaksanakan
oleh manusia karena pekerjaan sosial dirasakan sebagai perintah Tuhan dalam
usahanya manusia untuk mendapatkan Rahmat Tuhan. Jadi dengan
melaksanakan pekerjaan sosial atau melaksanakan usaha kesejahteraan sosial,
berarti telah melaksanakan perintah Tuhan, sehingga sebagai gantinya
manusia akan mendapatkan Rahmat Tuhan.
11
Ibid.h.122.
36
b. Dasar Phylantropis
Dasar ini lahir sewaktu ada faham phylanthropisme yaitu faham
perikemanusiaan atau cinta kepada sesama manusia (phylos = cinta, anthropos
= manusia). Faham ini mengatakan bahwa karena cintanya kepada sesama, ia
akan mengalami kegoncangan-kegoncangan (dis equilibrium) apabila melihat
sesamanya mengalami kepedihan atau kesengsaraan. Dengan melaksanakan
usaha kesejahteraan sosial mereka mengharapkan dapat membuat sesamanya
yang menderita itu dapat menghindarkan diri dari penderitaannya.
c. Dasar Tanggung Jawab Sosial
Dasar ini berpendapat bahwa kesejahteraan bersama hanya akan dicapai
apabila ada rasa tanggung jawab bersama terhadap kehidupan bersama,
sebaliknya kesejahteraan sosial akan hilang apabila ada warga masyarakat
yang karena sesuatu hal ia tidak dapat melaksanakan tanggung jawab
sosialnya. Atas dasar itu maka usaha kesejahteraan sosial akan diarahkan pada
pembentukan atau pengembalian rasa tanggung jawab pada orang-orang yang
tidak mampu bertanggung jawab sosial.12
3. Prinsip-prinsip Dasar Usaha Kesejahteraan Sosial
Kata prinsip diartikan sebagai kebenaran-kebenaran yang menjadi pokok
dasar berfikir atau bertindak dengan kata lain membicarakan hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dan dipikirkan dalam melakukan sesuatu. Oleh karena
12
Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial , h. 43.
37
itu prinsip-prinsip usaha kesejahteraan sosial tidak lain membahas hal-hal
yang
dipertimbangkan
atau
dipikirkan
dalam
melaksanakan
usaha
kesejahteraan sosial. Ada tiga hal yang dijadikan prinsip dalam melaksanakan
usaha kesejahteraan sosial yaitu :
a. Setiap manusia (baik sebagai individu, anggota kelompok maupun sebagai
anggota masyarakat) berhak untuk mendapatkan taraf kesejahteraaan yang
sebaik-baiknya. Sebaliknya setiap manusia berkewajiban untuk sebanyak
mungkin ikut serta dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial.
b. Usaha Kesejahteraan Sosial merupakan tanggung jawab bersama antara
negara dan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat hendaknya diberi
kesempatan
yang
seluas-luasnya
untuk
mengadakan
usaha-usaha
kesejahteraan sosial, tanpa meninggalkan ketentuan-ketentuaan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijaksanaankebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial akan sangat diwarnai
oleh sistem-sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat, seperti di
Indonesia kita kenal adanya nila-nilai kemanusiaan, kekeluargaan
kegotongroyongan, kebersamaan, kesetiakawanan, dsb. Sistem-sistem
nilai itu akan tercermin dalam pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial.13
13
Ibid, h. 46.
38
4. Fungsi Usaha Kesejahteraan Sosial
Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) mempunyai empat fungsi, yaitu :
a.
Fungsi Pencegahan
Kata pencegahan secara umum berarti suatu tindakan untuk
menghalangi, merintangi atau menahan terjadinya sesuatu.14 Dalam
dunia Usaha Kesejahteraan sosial pencegahan diartikan sebagai upaya
untuk mengahalangi, merintangi atau menahan terjadinya dan
berkembangnya atau timbulnya kembali masalah sosial. Berdasarkan
atas pengertian itu maka fungsi pencegahan dalam usaha kesejahteraan
sosial mengandung 3 unsur kegiatan yaitu:
1. Mencegah timbulnya masalah sosial.
2. Mencegah berkembangnya atau meluasnya masalah sosial dalam
kehidupan masyarakat.
3. Mencegah timbulnya atau kambuhnya kembali permasalahan
sosial yang pernah dialami/disandang oleh perorangan, keluarga,
dan masyarakat.
b. Fungsi Penyembuhan
Fungsi penyembuhan dalam dunia pekerjaan sosial sering juga disebut
fungsi rehabilitasi yang diartikan sebagai proses refungsionalisasi dan
pengembangan untuk memungkinkan penyandang masalah kesejahteraan
sosial mampu melaksanakan fungsi sosialnya didalam masyarakat. Dikatakan
14
Ibid, h.48.
39
proses refungsionalisasi karena kegiatan penyembuhan ini mendasarkan diri
pada asumsi bahwa para penyandang masalah kesejahteraan sosial itu karena
masalah yang dideritanya mereka kehilangan kemampuannya untuk berfungsi
sosial. Dengan berdasarkan atas asumsi itu usaha kesejahteraan sosial
berusaha mengembalikan kemampuan mereka untuk berfungsi sosial lagi.
Itulah sebabnya usaha kesejahteraan sosial itu melaksanakan refungsionalisasi
atau mengembalilkan fungsi kembali.15
c. Fungsi Pengembangan
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 pada
pasal 4 ayat (d) dikatakan bahwa pengembangan dan penyuluhan sosial untuk
meningkatkan
peradaban,
perikemanusiaan,
dan
kegotongroyongan,
selanjutnya pasal tersebut dijelaskan pada bagian penjelasan berikut: Usaha
kesejahteraan yang dimaksudkan pada pasal 4 ayat (d) yaitu usaha
pengembangan dan penyuluhan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa kesadaran dan tanggungjawab sosial para warga
masyarakat
dengan
meningkatkan
taraf
peradapan
suatu
kelompok
masyarakat, menghilangkan tata cara hidup yang sudah tidak serasi dengan
jaman dan sebagainya, usaha-usaha yang dilandaskan atas perikemanusiaan
dan kegotong-royongan dan sebagainya.16 Berdasarkan atas uraian itu maka
usaha kesejahteraan sosial yang berfungsi pengembangan ini akan mempunyai
3 fungsi pokok yaitu:
15
16
Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial , h. 75
Ibid, h.85
40
1. Ingin meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
2. Meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab sosial untuk berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat.
3. Berusaha untuk menjalankan efek ganda dalam lingkungan sosial,
keluarga dan masyarakat.
d. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
keberhasialn pembangunan dibidang kesejahteraan sosial. Yang termasuk
dalam kegiatan ini adalah:
1. Organisasi.
2. Ketenangan.
3. Prasarana dan sarana.
4. Penelitian dan pengembangan.
5. Pembiayaaan.
6. Peraturan perundang-undangan.
7. Pengendalian.
Dari pemaparan diatas mengenai usaha kesejahteraan sosial peneliti
mengambil kesimpulan bahwa usaha kesejahteraan sosial adalah segala upaya,
usaha yang dimasukkan dalam bentuk program kegiatan untuk membina atau
mengembangkan kesejahteraan sosial melalui prinsip kesejahteraann sosial
dan mengaplikasikan sistem dari usaha kesejahteraan sosial tersebut.
41
Salah satu lembaga yang mengaplikasikan fungsi usaha kesejahteraan
sosial adalah Institut Musik Jalanan yang mengaplikasikan dua fungsi yakni
fungsi pengembangan dan fungsi penunjang untuk membina anak-anak
jalanan mencapai kesejahteraan sosial.
C. Anak
1. Pengertian Anak
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak pasal 1 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang
berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan
anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar,
baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.17
Lalu anak rawan pada dasarnya sebuah istilah untuk menggambarkan
kelompok anak-anak karena situasi, kondisi, dan tekanan-tekanan kultur
maupun struktur menyebabkan mereka belum atau tidak terpenuhi hakhaknya, dan bahkan acap kali pula dilanggar hak-haknya. Inferior, rentan, dan
marginal adalah beberapa ciri yang umumnya diidap oleh anak-anak rawan.
Dikatakan inferior,karena mereka biasanya tersisih dari kehidupan normal dan
terganggu proses tumbuh kembangnya secara wajar. Adapun dikatakan rentan
karena mereka sering menjadi korban situasi dan bahkan terlempar dari
masyarakat. Sementara itu anak-anak rawan tersebut tergolong marginal
karena dalam kehidupan sehari-harinya biasanya mereka mengalami berbagai
17
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak &
Undang-Undang Republik Indonesia No.21 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang, (Surabaya: Kesindo Utama, 2013), cet ke-1, h.4.
42
bentuk eksploitasi dan diskriminasi,mudah diperlakukan salah dan bahkan
acap kali pula kehilangan kemerdekaan.18
2. Pengertian Anak Jalanan
Menurut Rano Karno tatkala ia menjabat sebagai Duta Besar UNICEF,
sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan
teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang
relative dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan
bahkan sangat tidak bersahabat.19
Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang
sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.20 Sedangkan
menurut Paulo Freire, anak jalanan adalah anak laki-laki maupun perempuan
yang berusia 7 sampai 17 tahun yang hidup dijalanan dan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan dirinya maupun keluarganya.21 Sedangkan menurut
UNICEF melihat bahwa anak jalanan merupakan sosok penyandang masalah
yang sangat komplek, dimana di dalamnya melekat berbagai kerawanan sosial
18
Bagong Suyanto, “Masalah Sosial Anak”, (Jakarta: Kencana, 2010), h.4
Ibid. h.6
20
Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Pelayanan dan rehabilitasi Sosial Direktorat,
Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di luar panti, (Jakarta: DEPSOS Direktorat Bina
Pelayanan Sosial Anak, 2005), h.1
21
Deasy Ria Susanti, Asistensi Belajar Dalam Program Street Based Anak Jalanan, (FISIP
Universitas Indonesia, 2002), h.24
19
43
seperti kondisi mental-spiritual, kesehatan, tindak kekerasan atau seks,
ekonomi dan masih banyak yang lainnya.22
Marginal, rentan, dan eksploratif adalah istilah-istilah yang sangat tepat
untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena
mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang karirnya, kurang
dihargai, dan umumnya juga tidak menjanjikan prospek apapun dimasa depan.
Rentan karena risiko yang harus ditanggung akibat jam kerja yang sangat
panjang dan benar-benar dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan.
Adapun disebut eksploitatif karena mereka biasanya memiliki posisi tawarmenawar (bargaining position) yang sangat lemah, tersubordinasi, dan
cenderung menjadi objek perlakuan dari ulahh preman atau oknum aparat
yang tidak bertanggung jawab.23
Dari pengertian diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa anak
jalanan adalah seorang anak yang berusia 0 sampai batas usia 18 tahun yang
sehari-harinya menghabiskan waktu baik bermain hingga mencari nafkah di
jalanan.
3. Karakteristik Anak Jalanan
Berdasarkan hasil kajian dilapangan secara garis besar anak jalanan
dibedakan dalam tiga kelompok (Surbakti dkk. (eds.) 1997) :
22
23
Roostien Ilyas, “Anak-anakku di Jalanan” (Jakarta: Pensil-324, 2004), h.34
Suyanto, Masalah Sosial Anak, h.185-186
44
a. Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan
ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai
hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan
diberikan kepada orang tuanya (Soedijar, 1984; Sanusi, 1995). Fungsi
anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat
penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan
yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang
tuanya.
b. Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh
dijalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka
masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi
pertemuan mereka tidak menentu. Banyak di antara mereka adalah anakanak yang karena suatu sebab biasanya kekerasan lari atau pergi dari
rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada kategori
ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial-emosional,
fisik maupun seksual (Irwanto dkk, 1995).
c. Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari
keluarga yang hidup dijalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai
hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang
ambing dari satu tempat ketempat lain dengan segala resikonya (Blanc &
Associates. 1990; Irwanto dkk. 1995; Taylor & Veale. 1996).24
24
Ibid, h.187
45
Dalam
melakukan
pemberdayaan
anak
jalanan
perlu
dilakukan
pendampingan oleh peran pekerja sosial. Para street educator/pendamping
dalam membantu pendidikan kelompok anak jalanan menjalankan peranperannya sebagai pekerja sosial dalam kelompok, seperti yang dikemukakan
oleh Krist Ashman sebagai berikut :25
a. Broker, sebagai broker pekerja sosial berfungsi membantu klien untuk
memperoleh kebutuhannya.
b. Mediator, pekerja sosial memediasi klien yang menghadapi konflik.
Pekerja sosial harus peka terhadap perbedaan yang mungkin ada diantara
kedua belah pihak yang kemudian membantu menemukan pemecahan
masalah yang tidak merugikan kedua belah pihak.
c. Educator, pekerja sosial memberikan informasi dan menggunakan contohcontoh kepada kelompok sasaran dalam mempelajari ketrampilan baru.
d. Fasilitator, pekerja sosial mempunyai karakteristik yang hamper serupa
mediator. Tugas fasilitator adalah memfasilitasi kelompok sasaran untuk
memudahkan pemecahan masalah kelompok.
4. Model Penanganan Anak Jalanan
Model atau penanganan jalanan berbeda-beda dan sangat beragam,
disesuaikan dengan kondisi anak jalanan. Model-model yang diterapkan
untuk anak jalanan tidak lepas dari visi dan misi suatu lembaga. namun,
secara umum terdapat dua tujuan dalam penanganan anak jalanan, yakni
25
Ibid, h.38
46
melepaskan anak jalanan untuk dikembalikan kepada keluarga asli, keluarga
pengganti atau panti, dan juga untuk penguatan anak di jalanan dengan
memberikan alternatif pendidikan, pekerjaan, dan ketrampilan.
Fokus
utama
pembangunan
kesejahteraan
sosial
adalah
pada
perlindungan sosial. Oleh karena itu, model pertolongan terhadap anak
jalanan bukan sekedar menghapus anak-anak dari jalanan. Melainkan harus
bisa meningkatkan kualitas hidup mereka atau sekurang-kurangnya
melindungi mereka dari situasi-situasi yang eksploitatif dan menyebabkan.
D. Kreatifitas
1. Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas menurut Primadi adalah salah satu kemampuan manusia
untuk mengitntegrasikan stimulus luar dengan memori yang telah dimiliki
sebelumnya menjadi suatu bentuk baru. Kreatifitas bukanlah hasil dadakan,
tetapi merupakan hasil bersama dari logika, daya cipta, fisik, motivasi,
perasaan, dan imajinasi yang terintegrasi menjadi ide baru. Kemudian ide
baru tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk karya atau dalam
bentuk dunia pendidikan sebagai karya ilmiah. Karya tersebut bervariasi
menurut
kemampuan
masing-masing
individu
dalam
memperoleh
pengetahuan. Otak kanan yang sangat menentukan kreatifits manusia otak
kanan tersebut sangat bergantung kepada ilham. Oleh karena itu sangat
47
bergantung kepada kemampuan menangkap tanda-tanda alam.
26
Menurut
hasil penelitian Torrance Getzels dan Jackson, Yamamoto dan Umanandar
menunjukkan bahwa kreatifitas dan kecerdasan secara berkombinasi sangat
menentukan prestasi anak baik disekolah maupun dilingkup lain.27
Sedangkan menurut Strenberg kreatifitas merupakan kemampuan
seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang baru dan tepat guna. Selain
itu, krearifitas umerupakan suatu hal yang penting baik ditinjau dari aspek
individu maupun sosial, dan dapat dimunculkan dengan mempelajari karya
cipta yang sudah ada sebelumnya, untuk kemudian diperbaharui sehingga
menghasilkan karya cipta baru. Menurut Djohan kreatifitas dalam
pembelajaran musik sangat diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan,
pemahaman, dan penguasaan musik yang optimal karena musik itu sendiri
memiliki banyak dimensi kreatif. Sebagai contoh, dalam musik terdapat
analolgi melalui persepsi, visual, auditori, antisipasi, pemikiran induktifdeduktif, memori, konsentrasi, dan logika. Dalam musik juga dapat
dipelajari cepat-lambat, tinggi-rendah, keras-lembut, yang berguna untuk
melatih kepekaan terhadap stimuli lingkungan. Selain itu, musik juga
berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan dan membantu perkembangan
pribadi dan sosial. Alasan lain mengapa dibutuhkan kreatifitas dalam
bermusik karena aktivitas musik itu sendiri justru banyak melibatkan
26
M. Nurhalim Shahib, Pembinaan Kreatifitas Anak Guna Membangun Kompetensi,
(Bandung : PT Alumni, 2010), h. 42
27
Sri Sapanrahayuningsih, “Peningkatan Kecedasan dan Kreatifitas” diakses pada 20 Maret
2015 dari http://www.journal.unnes.ac.id
48
kegiatan yang mendorong terjadinya penciptaan yang membutuhkan
kreatifitas. Dengan demikian setiap anak perlu diberikan kesempatan seluasluasnya untuk mencari pengalaman-pengalaman berrmusik. Melalui musik
seorang
anak
dapat
mengembangkan
imajinasi
dan
kreasi,
mengkontribusikan ekspresi diri, serta kreativitas. Selain itu musik juga
dapat mestimulan kreativitas dan individualitas.28
Menurut pemaparan dari tokoh Primadi dan Djohan peneliti mengambil
kesimpulan dari Kreatifitas bahwa suatu kemampuan yang dimiliki manusia
yang tercipta dari hasil logika, daya cipta, fisik, motivasi, perasaan, dan
imajinasi
yang
terkonsep
secara
baik
menjadi
ide
baru
yang
diimplementasikan dalam karya cipta. Salah satu karya cipta dari hasil
kreatifitas adalah bermusik. Bermusik sendiri memiliki dimensi kreatif
karena musik mempelajari cepat-lambat, tinggi-rendah, keras-lembut, yang
berguna untuk melatih kepekaan terhadap stimulant lingkungan dan musik
juga berpengaruh untuk meningkatkan perkembangan pribadi dan sosial.
28
Herwin Yogo Wicaksono, “Kreatifitas dalam Pembelajaran Musik”, diakses pada 24 Maret
2015 dari http://www.staff.uny.ac.id
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Singkat Organisasi
Pengamen dan anak jalanan yang biasa berlalulalang di jalanan Ibukota
baik di lampu merah maupun bis-bis kota kerap kali dianggap sebagai
sampah masyarakat yang mengganggu ketertiban umum. Pengamen dan anak
jalanan yang mencari nafkah dari suara mereka berharap agar sekitarnya
memberikan rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena rata-rata
para pengamen dan anak jalanan ini berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Namun para pengamen dan anak jalanan ini semakin hari tidak memiliki
ruang untuk berkarya. Terlebih peraturan pemerintah seperti Perda Kota
Depok No. 16 tahun 2012 tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban
umum
bagian
kedelapan
tentang
tertib
sosial
paragraf
2
tertib
memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18 ayat
4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang memberikan
sejumlah uang atau barang kepada peminta sumbangan/pengemis dan/ atau
pengamen di tempat-tempat sebagaimana disebutkan pada ayat 2, semakin
mempersempit ruang untuk menyalurkan talenta bermusik yang mereka
miliki.
Para pengamen dan anak jalanan tidak semuanya masuk dalam kategori
pemalas, dan seperti yang dipaparkan diatas mereka rata-rata berasal dari
golongan keluarga yang tidak mampu dan tidak sedikit diantara mereka putus
49
50
sekolah dan sebagian besar lainnya tidak bersekolah. Tetapi banyak dari
pengamen dan anak jalanan tersebut memiliki bakat bermusik. Namun
kesempatan dan ruang berkarya tidak berlaku bagi mereka.
Sekolah musik, les musik atau rekaman dalam label industri besar
mungkin hanya sebatas mimpi semata, bagi kawan-kawan musisi, pengamen
dan anak
jalanan dengan penghasilan tidak lebih dari Rp. 50.000/hari.
Sementara alih profesi juga bukan hal yang mudah untuk mereka lakukan.
Perlu dipahami bersama bahwa talenta bermusik yang mereka miliki adalah
anugerah yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tidak ada satupun manusia yang mampu menolak pada kondisi mana
mereka mau dilahirkan. Terlebih menolak bakat yang dianugerahkan Tuhan
kepada dirinya, jika sebuah aturan dibuat untuk memaksa seseorang
berpindah profesi untuk mencari pekerjaan lain tanpa pendidikan yang
mempuni dan sama sekali tidak dikuasainya sudah dapat diprediksi hasil
yang didapat yakni angka pengangguran akan semakin meningkat.
Dan jika tuntutan ekonomi semakin mencekik, sementara aturan yang
diberlakukan bagi para pencari hidup dijalanan semakin keras, bukan tidak
mungkin jika kelak aturan tersebut akan melahirkan pelaku-pelaku kriminal
baru dijalanan.
Hal lain yang mendapat perhatian serius karya-karya yang lahir dari
media televisi maupun radio, sedikit sekali media yang mau mengangkat
kembali lagu-lagu untuk anak. Sehingga anak-anak di Indonesia hampir
kehilangan dunia mereka. Bukan hanya itu saja, anak-anak pada masa kini
51
hampir tidak mengenali budaya mereka sendiri, bukan tidak mungkin jika
kelak mereka akan kehilangan kesenian dan budaya di negerinya sendiri dan
jangan
heran
jika
pada
suatu
masa,
anak-anak
kita
tidak
lagi
mengenali Saluang, Gondang Sembilan, Gamelan atau Karinding.
Dunia kanak-kanak, dimana imajinasi mereka sedang tumbuh dan
berkembang ikut dirusak dengan produksi-produksi lagu dewasa yang bukan
untuk dikonsumsi oleh usia mereka. Industri musik mainstream menjajah
anak-anak dengan suguhan lagu bernuasa cinta yang sejatinya belum pantas
untuk mereka konsumsi. Begitupun yang terjadi pada adik-adik yang berada
dalam binaan IMJ, sebagian besar dari mereka adalah pengamen jalanan.
Dalam beraktivitas mengamen, mereka dengan fasih menyanyikan lagu-lagu
bertema cinta sementara usia mereka masih sangat dini untuk menyanyikan
lagu-lagu yang selayaknya dikonsumsi oleh orang dewasa. Industri Musik
larut dalam komersial dan nilai-nilai rupiah tanpa mau berpikir bagaimana
membangun moral dan mental yang baik bagi anak-anak bangsa.
Adalah Institut Musik Jalanan (IMJ) dinaungi oleh trio pendiri yakni
Andi Malewa, Iksan Skuter, dan Frysto Gurning bertekad untuk “melawan”
dengan cara-cara yang terhormat. Ketiga orang pendiri yang berjuang
dibidangnya masing-masing, yakni Andi Malewa seorang pendiri rumah baca
Panter Depok, Iksan Skuter seorang musisi dan music director yang telah
malang melintang dalam industri musik baik major maupun indie dan Frysto
Gurning, dengan latar belakang sebagai seorang entrepeneur. Persahabatan
yang terjalin diantara ke tiga founder inilah yang kerap melahirkan
52
perbincangan yang panjang dan serius. Berawal dari perbincangan ringan
disebuah warung kopi pada pertengahan tahun 2013, Andi, Iksan dan Frysto
kemudian merumuskan ide pembentukan Institut Musik Jalanan.1
Tepat di akhir tahun 2013, Andi Malewa, Iksan Skuter dan Frysto
Gurning kemudian mematangkan ide-ide pembentukan Institut Musik
Jalanan. Januari 2014, atas kesepakatan ketiga pendiri Institut Musik Jalanan
inilah Gedung Institut Musik Jalanan yang di rancang sepenuhnya oleh
Burhan Malewa (ayah dari Andi Malewa) kemudian terealisasi. Institut
Musik Jalanan dibangun diatas tanah seluas 300 meter persegi.
Bukan hanya sebagai ruang rekaman gratis bagi pengamen/musisi
jalanan, Institut Musik Jalanan, juga sangat serius menggarap sebuah label
rekaman. IMJ mencetak karya-karya dari para seniman jalanan dalam bentuk
CD selayaknya produksi musik major label. Namun, dalam praktek
pemasarannya IMJ menggunakan cara-cara indie yang sangat struggle, dari
satu bis ke bis yang lainnya, dari satu angkutan umum ke angkutan umum
lainnya. Menjual CD album para seniman/musisi jalanan dengan
metode “Direct Selling”. Mereka tidak lagi mengamen, melainkan berjualan,
ya menjual hasil karya dari talenta mereka sendiri.
Di Institut Musik Jalanan, para rekan Pengamen/Musisi jalanan
diarahkan
untuk
mengaransemen
1
mematangkan
karyanya
karya
sendiri,
lagu
belajar
milik
mereka
memproses
lagu
sendiri,
sampai
Admin, Profil Pendiri Institut Musik Jalanan, diakses pada 1 Maret 2015, pukul 15.00 WIB
dari http://institutmusikjalanan.org/.
53
tahap recording. Karya yang telah direkam kemudian dikemas kedalam
bentuk kepingan CD yang juga diproses di Institut Musik Jalanan.
Institut Musik Jalanan (IMJ) sudah mengeluarkan album perdana Institut
Musik Jalanan bertajuk #KalahkanHariIni yang dicetak sebanyak 2000
keping ini mampu menembus pasar domestik hingga ke mancanegara. Selain
itu Institut Musik Jalanan mendapatkan penghargaan dari Cahaya dari Timur
Award sebagai kategori pemberdayaan musik masyarakat. Serta kartu bebas
ngamen yang bekerjasama dengan dinas sosial kota depok dan dinas
pariwisata.2
B. Visi dan Misi Organisasi
Dalam menjalankan program kegiatan, Institut Musik Jalanan memiliki
visi dan misi yang dijadikan sebagai suatu pedoman atau acuan untuk dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
Visi : Menjadi ruang ekspresi, berkarya dan berbudaya melalui musik.
Misi :
1. Mangajarkan pada masyarakat agar lebih menghargai karya seni
khususnya
musik
dengan
membeli
CD original.
2. Mengajarkan kepada Musisi /Pengamen jalanan untuk kreatif dalam
berkarya.
3. Membentuk karakter musisi dan pengamen jalanan yang lebih berkelas
dengan cara memasarkan CD hasil karya mereka sendiri. (tidak meminta
2
Admin, Cahaya Dari Timur Award 2014, diakses pada 1 Maret 2015, pukul 15.00 WIB dari
http://institutmusikjalanan.org/.
54
uang
receh
melainkan
berjualan
CD)
4. Mengajarkan sistem produksi secara profesional dimulai dari proses
pematangan lagu, arransemen musik, mixing, mastering, penggandaan
CD
serta
proses
distribusi
secara independent.
5. Merangsang talenta bermusik demi menciptakan karya yang imajinatif,
edukatif dan kreatif.3
C. Kegiatan Organisasi
Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas IMJ melakukan kegiatan
untuk menciptakan para seniman jalanan yang profesional :
1. Audisi : Institut Musik Jalanan membuka Audisi bagi musisi jalanan yang
ingin mengkongkritkan karyanya secara profesional. Adapun syarat dan
ketentuannya adalah sebagai berikut.
a. Domisili Jabodetabek.
b. Punya karya / lagu sendiri.
c. Mampu bekerja tim secara profesional.
2. Setelah mereka diaudisi kegiatan selanjutnya adalah pematangan karya :
3
-
Pembahasan lirik.
-
Arassemen.
-
Hearing.
Admin, Visi dan Misi Institut Musik Jalanan, diakses pada 1 Maret 2015, pukul 15.00 WIB
dari http://institutmusikjalanan.org/
55
3. Mengkongkritkan karya (Produksi)
-
Recording (rekaman).
-
Mixing & Mastening.
-
Duplikasi album.
-
Publikasi (social media melalui SoundCloud, Youtube, Sosial
Media (Facebook, Tw itter, dll).
-
Distribusi melalui music indie dengan metode direct selling,
sosial media, dan campaign.
4. Selanjutnya penampilan secara langsung baik di televisi swasta, radio,
dan kedai ekspresi
Selain kegiatan untuk mendapatkan bibit-bibit penyanyi yang
berkualitas mereka juga mendapatkan pemberdayaan yang ada di unit usaha
IMJ, unit usaha itu yakni :
1. Kedai Ekspresi IMJ berupa unit usaha cafe dengan menu utama aneka
jenis kopi dan menu-menu pendukung lainnya. Kedai Ekspresi IMJ
berada di dalam gedung Institut Musik Jalanan dengan fasilitas
sebagai berikut :
a. Ruangan cafe dengan kapasitas 100 orang.
b. Screen & Projector.
c. LED TV & sound system.
d. Stage Akustik.
e. Mushola.
56
f. Book Corner.
g. Saung Komunitas.
h. 2 Kamar mandi.
i. Free wifi.
j. Cable TV.
2. Sablon IMJ yakni menjual berbagai macam kaos, accesories dan
pernak-pernik Institut Musik Jalanan
Sedangkan bagi mereka yang ingin sekali berkarya tetapi belum
mempunyai karya mereka bisa mengikuti kelas – kelas pembinaan yang ada
di IMJ kelas-kelas pembinaan itu adalah :
1. Kelas lingkungan
Kelas lingkungan ini adalah wujud kerjasama antara Institut
Musik Jalanan dengan Earth Hour Depok. Setiap bulan satu kali,
kelas ini membahas tentang issu-issu lingkungan yang terjadi
khususnya di Kota Depok.
2. Kelas kesehatan
Kelas kesehatan ini diadakan setiap bulan satu kali, dalam hal
ini Institut Musik Jalanan bekerja sama dengan Humaniora Act
membuka kelas kesehatan dengan konsentrasi HIV AIDS Prevention,
Kelas ini mendapatkan bimbingan langsung oleh dr. Bagus Rahmat
(WHO Indonesia) dan juga pendampingan dari LSM peduli HIV kota
Depok Kuldesak SG. Narkoba dan Seks Bebas dapat diakses dengan
57
sangat mudah. Setiap bulan satu kali, Institut Musik Jalanan
mengajak talent-talent musisi jalanan dan masyarakat umum untuk
mengenal lebih jauh tentang bahaya & pencegahan epidemi virus
HIV.
3. Kelas Musik IMJ
Workshop musik IMJ adalah kelas musik terbuka bagi talenttalent IMJ, musisi jalanan, hingga masyarakat umum. Kelas ini
bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan musik dari semua sisi,
produksi karya hingga distribusi. Umumnya, kelas musik IMJ ini diisi
oleh musisi yang telah berpengalaman di industri musik Tanah Air
seperti Ina Kamarie dan Beben Jazz.
D. Jaringan Kerjasama Organisasi
Jaringan kerjasama yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan (IMJ)
yaitu dengan mitra kepolisian kerjasama ini untuk menjaga keamanan
agar tercipta situasi yang nyaman. Selain itu IMJ bekerjasama dinas
sosial dan dinas pariwisata kota Depok untuk membuat kartu bebas
ngamen. IMJ bekerja sama dengan musisi ternama untuk mengajarkan
para talent agar mengetahui dan mengaplikasikan cara bermusik yang
baik dan benar. Selain itu IMJ juga bekerjasama dengan wayang beber
Indonesia, sahabat munir, kuldesak, Humaniorat, kedai ekspresi, dan
televis1 swasta seperti mnc tv , net tv, dan daai tv untuk promosi music
produk IMJ.
58
E. Susunan Kepengurusan dan Struktur Organisasi
Penggerak Institut Musik Jalanan yakni sebagai berikut
Tabel 2
Pengurus Institut Musik Jalanan
No.
Nama.
Jabatan.
1.
Burhan Malewa
Penasehat.
2.
Fryto Gurning
Dewan Pembina.
3.
Andi Akmal Sera Malewa
Dewan Pembina.
4.
Mohammad Ikhsan
Ketua Pengurus Harian
5.
Rido Abdillah
Sekretaris Pengurus Harian.
6.
Shinta Anggraini
Bendahara Pengurus Harian.
7.
Margaretha Hutasoit
Bendahara Pengurus Harian.
8.
Ade Linasko Tanjung
Anggota.
9.
Febriansa Azami
Anggota.
10.
Suryadi
Anggota.
Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2014
Bagan I
Struktur Organisasi Institut Musik Jalanan
Penasehat
Dewan
Pembina
Ketua Harian
Sekretaris
Bendahara
Anggota
Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2014
59
F. Data Nama Talent-talent Institut Musik Jalanan (IMJ)
Nama talent musisi jalanan yang berhasil dalam pembuatan album
komplikasi kalahkan hari ini vol 1 dan 2 sebagai berikut:
Tabel 3
Data nama para talent IMJ dengan tema kalahkan hari ini vol 1
No.
1.
Nama
Sinyo IMJ
Usia
20 thn.
2.
3.
4.
5.
Fadil IMJ
Dhea IMJ.
Renggo IMJ.
Sandi Mawar
IMJ.
Bimo IMJ.
24 thn.
17 thn.
23 thn.
22 thn.
6.
Tempat Mengamen
Terminal Kampung
Rambutan
Sekitar terminal Depok.
Sekitar terminal Depok.
Bekasi
Bogor.
16 thn.
Sekitaran terminal
Depok.
7.
Ari IMJ.
25 thn.
Terminal blok M.
8.
Ibnu IMJ.
23 thn.
Terminal kampong
rambutan.
Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2014
Tabel 4
Data nama para talent IMJ dengan tema kalahkan hari ini vol 2
No.
Nama.
Usia.
1.
Adam IMJ.
15 thn.
Tempat Mengamen
Sekitar terminal
Depok.
2.
Lexy IMJ.
20 thn.
Bekasi.
3.
Hasan IMJ
15 thn.
Sekitar terminal
Depok
4.
Dava IMJ
23 thn.
Terminal blokM
5.
Boby IMJ
23 thn.
Terminal Bogor
Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2015
60
G. Pendanaan Organisasi
Pendanaan Institut Musik Jalanan berasal dari dana pribadi dari Fryto
Gurning, Andi Akmal Sera Malewa, dan Iksan Skuter dan dari unit usaha
yang didirikan Institut Musik Jalanan seperti Distro IMJ, Kedai Ekspresi
yang menjual pernak pernik IMJ dan dikelola oleh anak-anak IMJ.
H. Sarana dan Prasarana Organisasi
1. Kantor Manajemen IMJ.
2. Ruang Rekaman.
3. Ruang Peralatan alat rekaman.
4. Ruang alat musik akustik.
5. Ruang pembekalan kelas musik.
6. Panggung live Perform Stage Akustik.
7. Ruang Usaha Sablon.
8. Tempat Distro IMJ.
9. Kamar Tidur.
10. Ruang Memasak (dapur) IMJ.
11. Saung IMJ.
12. Ruang Usaha Kedai Ekspresi IMJ.
13. Mushola.
14. Toilet.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang peran Institut Musik
Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap
potensi kreatifitas anak jalanan di wilayah terminal Depok, serta faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
mengaplikasikan
sistem
usaha
kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di wilayah
terminal Depok. Dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan
lapangan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan dihubungkan teori-teori yang telah dijelaskan pada bab II. Dari hasil
penelitian peneliti menemukan beberapa hal mengenai peran Institut Musik
Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap
potensi kreatifitas anak jalanan di wilayah terminal Depok, lalu faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
mengaplikasikan
sistem
usaha
kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan diwilayah
terminal Depok, informasi tersebut didapat dari sumber primer yaitu subyek
penelitian orang-orang yang peneliti jadikan sebagai sumber informasi dan
obyek penelitian yaitu kegiatan yang dilakukan Institut Musik Jalanan sebagai
upaya dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap
potensi kreatifitas anak jalanan diwilayah depok.
63
64
A. Peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan
Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi Kreatifitas Anak
Jalanan di Wilayah Depok
Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena mempunyai
status dalam masyarakat walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai
dengan statusnya. Sesuai dengan teori yang telah dibahas menurut Sarlito
Wirawan peran seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu
atau kelompok yang menempati kedudukan sosial tertentu.1
Untuk mencapai seperangkat harapan yang sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku dimasyarakat. Berawal dari harapan Pemerintah Kota Depok
untuk membina ketertiban umum agar kota Depok menjadi lebih tertib, aman
dan indah maka pemerintah mewujudkannya dengan membuat peraturan
daerah no.16 tahun 2012 tentang ketertiban umum bagian kedelapan tentang
tertib sosial paragraf 2 tertib memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan
mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan
dilarang
memberikan
sejumlah
uang
atau
barang
kepada
peminta
sumbangan/pengemis dan/atau pengamen di tempat-tempat sebagaimana
disebutkan pada ayat 2. Harapan pemerintah kota Depok ini menyebabkan
perbedaan pandangan karena peraturan tersebut dirasa tidak sesuai karena
larangan itu tidak dengan solusi untuk mengganti mata pencaharian mereka
yang sudah terbiasa mencari nafkah dijalan. Maka dari itu Institut Musik
1
Teori Peran menurut Sarlito Wirawan, bab II h. 25.
65
Jalanan memberikan pandangan baru agar mampu bersinergi dengan harapan
pemerintah Kota Depok dengan memberikan solusi bagi para musisi jalanan
yang benar-benar memiliki potensi kreatifitas bermusik yang baik. Bentuk
sinergi dari pemerintah kota Depok bekerja sama dengan dinas sosial kota
Depok, dinas pariwisata akan mencanangkan kartu bebas ngamen bagi para
musisi jalanan yang bergabung dengan Institut Musik Jalanan.
Institut Musik Jalanan sangat serius menggarap sebuah label rekaman.
IMJ mencetak karya-karya dari para seniman jalanan dalam bentuk CD
selayaknya
produksi
musik
major
label.
Namun,
dalam
praktek
pemasarannya IMJ menggunakan cara yang berbeda tetapi syarat dengan
perjuangan yakni dari satu bis ke bis yang lainnya, dari satu angkutan umum
ke angkutan umum lainnya. Menjual CD album para seniman/musisi jalanan
dengan metode “Direct Selling”. Mereka tidak lagi mengamen, melainkan
berjualan hasil karya dari potensi kreatifitas bermusik mereka sendiri. Seperti
yang diungkapkan oleh pendiri IMJ Andi Malewa sebagai berikut :
“Pemikiran melahirkan IMJ berawal ketika pada 2012, Pemerintah
Kota Depok mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No.16/2012
Tentang Pembinaan Ketertiban Umum, dimana salah satunya pasalnya
berisi larangan memberikan uang kepada pengemis dan pengamen.
Perda ini tentu mempersempit ruang para musisi jalanan. Padahal
disana juga ada mata pencaharian, ada sebuah semangat kebanggaan
ketika karya bisa didengarkan dan diapresiasi. Ditengah
perkembangan teknologi yang semakin dinamis, muncul ide untuk
merekam karya cipta kami dalam sebuah compact disc hingga bisa
diedarkan kemasyarakat”.2
2
Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu, 6 Mei 2015.
66
Para pengamen/musisi dan anak jalanan ini harus mengikuti
serangkaian tahapan apabila serius untuk bisa meraih mimpi. Pendiri IMJ
memanfaatkan jaringannya sesama musisi jalanan untuk mengumpulkan
teman-temannya beserta karya-karyanya untuk diseleksi. Seleksi ini dilakukan
karena tidak jarang pula terdapat pengamen jalanan yang sebenarnya preman.
Jadi, untuk menghindari niat baik gerakan sosial ini salah sasaran, perlu
dilakukan penyaringan. Semua dipersiapkan secara matang, setelah disaring
mereka akan rekaman bersama-sama tanpa dipungut biaya lalu menuju tahap
mixing, sampai pada sistem distribusi. Hingga akhirnya album perdana
berjudul Kalahkan Hari Ini yang berisi 10 lagu komplikasi dari para musisi
jalanan berbagai wilayah di Jabodetabek.
Salah satu pendiri Institut Musik Jalanan (IMJ) yaitu Andi Akmal Sera
Malewa tidak sendiri, untuk pembuatan album dibantu oleh para volunteer
yang membuat kinerja IMJ menjadi lebih baik. Bantuan para volunteer ini
dibagi menjadi dua tim yakni membantu manajemen Institut Musik Jalanan
dan manajemen unit usaha seperti kedai ekspresi dan sablon IMJ. Seperti yang
diungkapkan oleh volunteer institut musik jalanan sebagai berikut :
“aku bantu sejak berdirinya IMJ, aku tertarik bantu disini karena
jarang sekali ada pergerakan solusi untuk bantu pemerintah dalam
pemberdayaan para pengamen/musisi jalanan seperti IMJ ini. Karena
itu aku siap mengabdi dan membantu apa yang dibutuhkan oleh IMJ.”3
Peran menurut Soejono Soekanto adalah aspek dinamis kedudukan
(status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia
3
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik
Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
67
menjalankan suatu peranan.4 Maka begitupun dengan para musisi jalanan
yang telah masuk dalam institut musik jalanan mereka harus mematuhi aturan
yang berlaku selama menjadi anak didik di IMJ. Mereka juga harus
melaksanakan kewajiban yang dilakukan di IMJ dan mempunyai hak selama
berada di IMJ. Berikut pernyataan pendiri IMJ :
“kewajiban harus berkomitmen dengan IMJ baik itu volunteer maupun
dengan para talent IMJ, disiplin karena dalam membuat lagu bukan
sesuatu barang yang murah dan para musisi jalanan yang sudah
mempunyai karya ini harus mengikuti aturan yang dibuat oleh
management IMJ seperti rutin mengikuti latihan dan kelas-kelas yang
ada di IMJ, sedangkan hak bagi volunteer dan musisi jalanan adalah
mereka menerima royalti dari penjualan album dan unit-unit usaha.”5
Sama seperti yang diutarakan oleh pendiri IMJ, volunteer Institut
Musik Jalanan juga mengungkapkan hak dan kewajiban sebagai berikut:
“kalo gue buat peraturan yang udah disepakati bareng-bareng sama
volunteer yang lain juga, 6 volunter manajemen IMJ dan kedai
ekspresi buat peraturan beda yang sesuai sama masing-masing
bidangnya. Contohnya kayak gue nih kan di manajemen IMJ
peraturannya itu ya buat jadwal latihan, jadwal event manggung,
jadwal rekaman, dan keuangan manajemen IMJ, kalo untuk peraturan
kedai kayak bang Widi yang paling cuma pembagian jam kerja aja
sama pembukuannya kayak gimana gitu ajasih, kewajiban kita yang
untuk menerapkan kepada talent apa yang sudah disepakati barengbareng tadi dan nerapinnya aja gimana. Dan haknya ya dapet gaji kita
dari pekerjaan yang kita lakuin di IMJ.”6
Para talent juga mengungkapkan hak dan kewajiban yang ia dapatkan
di IMJ. Berikut pernyatannya :
4
Teori Peran menurut Soerjono Soekanto, Bab II, h.26.
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
6
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
5
68
“Disini gue wajib ikut peraturan di IMJ yaitu komitmen. Disini harus
punya tanggungjawab. IMJ ini tempat kita buat nyalurin bakat. Kalo
kita yang ada disini nurut kita juga bakalan dikasih jadwal buat eventevent gitu dan hak gue dapat duit deh. Duitnya jauh lebih lumayan dah
daripada dijalanan yang resikonya juga jauh lebih gede.”7
Bahwa ciri peran terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial
seseorang dalam masyarakat
yang menyangkut dinamika dari cara-cara
bertindak dengan berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat,
sebagaimana pengakuan terhadap status sosialnya.8 Kehadiran IMJ diwilayah
Beji, Depok ini mendapat sambutan yang baik dari pemerintah kota Depok,
masyarakat sekitar baik dilingkungan IMJ sendiri, kalangan Pemuda, dan
masyarakat luas bahkan sampai Internasional. Terbukti bahwa Institut Musik
Jalanan telah mendapatkan pengakuan resmi dari badan dunia Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI) yaitu World Intelectual Property Organization (WIPO).
Konsultan HAKI memberikan dukungan penuh atas kehadiran Institut Musik
Jalanan (IMJ), karena mereka perlu melindungi karya yang mereka buat agar
tidak dimanfaatkan oleh pihak lain. Terlihat dari hasil observasi yang peneliti
lakukan :
“Acara dialog interaktif Hak Kekaayaan Intelektual (HAKI)
menghadirkan pakar HAKI yaitu Risa Amrikasari dengan tema dunia
tahun ini “Get Up Stand Up for Music“.Acara yang diselenggarakan
selama 4 Jam ini berhasil menyedot perhatian dari sejumlah kalangan,
baik dari musisi indie, pelaku industri kreatif hingga kalangan pers.
7
8
Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
Ciri Peran Menurut Soerjono Soekanto, bab II h. 27.
69
Turut hadir pula beberapa orang tokoh seperti Pak Raden, Krisna
Pabichara dan komunitas musik soundcloud depok.”9
Selain itu Institut Musik Jalanan juga telah menembus penjualan 2000
keping cd dari domestik hingga mancanegara dan mendapatkan penghargaan
dari Cahaya dari Timur Award sebagai kategori pemberdayaan musik
masyarakat. Ketenaran Institut Musik Jalanan membuat para talent-talent
merasakan imbas positif, karena mereka kini sudah dikenal masyarakat umum
bahkan internasional berkat penjualan cd yang terjual laris dipasaran. Seperti
yang diungkapkan oleh salahsatu anak jalanan yang menjadi talent di Institut
Musik Jalanan volume 1.
“IMJ ini buat hidup gue jauh lebih baik gak lagi dikejar-kejar satpol pp,
dan gak lagi panas-panasan atau keujanan dijalanan buat nyari rupiah
demi keluarga, semenjak gue ikut audisi dan lolos sampe punya
album, gue sekarang udah dikenal banyak orang dan rejeki gue
Alhamdulillah sekarang lebih banyak dan lebih berkah dari yang
kemaren.”10
Teori peran memiliki cakupan meliputi 3 hal yakni 1) Peran rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan
kemasyarakatan. 2) konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi, dan 3) sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.11
9
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Edukasi Kelas Musik oleh Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI). Depok, Minggu 26 April 2015.
10
Wawancara pribadi dengan Bimo IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
11
Cakupan peran menurut Soerjono Soekanto, bab II h. 26.
70
Institut musik jalanan memiliki serangkaian peraturan yang membuat
para talent binaannya dapat berkomitmen dengan aturan yang ada didalam
manajemen institut musik jalanan. Aturan yang berlaku yaitu dengan datang
disetiap latihan rutin pada hari Selasa dan Jumat, mengikuti kelas musik yang
diadakan pada hari Sabtu yang dimentori oleh Ina Kamari dan Beben Jas.
Dalam masyarakat IMJ telah mengaktualisasikan dirinya dan membentuk
pandangan bahwa Institut Musik Jalanan adalah rumah karya bagi musisi
jalanan yang saling bersinergi baik dengan interaksi sosial yang saling
menguntungkan baik dengan masyarakat sekitar yaitu selain membuat rumah
karya institut musik jalanan juga bekerjasama dengan Humanioract untuk
membuat pemberdayaan disekitar lingkungan IMJ. Selain dengan lingkungan
sekitar IMJ juga bekerjasama dengan dinas sosial, dinas pariwisata, untuk
mendapatkan kartu bebas ngamen.
Para talent binaan Institut Musik Jalanan yang dulu dianggap sebagai
pengganggu ketertiban umum kini mereka bermetamorfosa menjadi seorang
musisi professional. Hal ini karena mereka menjalankan aturan yang
diterapkan oleh Institut Musik Jalanan. Aturan ini berguna untuk menjalankan
fungsi peran. Sebagaimana dijelaskan bahwa fungsi peran itu.
1. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat
hendak dipertahankan kelangsungannya.
2. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah
71
terlebih
dahulu
terlatih
dan
mempunyai
pendorong
untuk
melaksanakannya.
3. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tak
mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat.
Oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang
terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya.
4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya, belum
tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang
seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa
membatasi peluang-peluang tersebut.12
Sesuai dengan fungsi peran diatas, institut musik jalanan telah
mempertahankan struktur yang ada dimasyarakat tanpa harus menghilangkan
potensi kreatifitas anak jalanan, struktur yang ada dimasyarakat dalam hal ini
adalah budaya mengamen atau menyanyi didepan kalayak umum yang tidak
lagi dianggap sebagai hobi tetapi untuk mencari nafkah.
Potensi kreatifitas menurut teori dalam pembelajaran musik sangat
diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan
musik yang optimal karena musik itu sendiri memiliki banyak dimensi kreatif.
Sebagai contoh, dalam musik terdapat analogi melalui persepsi, visual,
auditori, antisipasi, pemikiran induktif-deduktif, memori, konsentrasi, dan
logika. Dalam musik juga dapat dipelajari cepat-lambat, tinggi-rendah, keras12
Fungsi Peran menurut Soerjono Soekanto, bab 2 h. 27.
72
lembut, yang berguna untuk melatih kepekaan terhadap stimuli lingkungan.
Selain itu, musik juga berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan dan
membantu perkembangan pribadi dan sosial. Alasan lain mengapa dibutuhkan
kreatifitas dalam bermusik karena aktivitas musik itu sendiri justru banyak
melibatkan
kegiatan
yang
mendorong
terjadinya
penciptaan
yang
membutuhkan kreatifitas.13 Maka dari itu banyak anak jalanan, musisi jalanan
lebih condong untuk bermusik karena memang mereka memiliki potensi
tersebut. Institut musik jalanan menjadi wadah agar struktur yang ada
dimasyarakat ini tidak hilang dan menjadi lebih berkembang.
Agar fungsi peran dapat dipertahankan masyarakat melekatkan pada
individu yang dianggap mampu untuk melaksanakan fungsi tersebut adalah
ketiga pendiri Institut Musik Jalanan yang mempunyai pengalaman
dibidangnya masing-masing, namun bisa kompak dalam membangun Institut
Musik Jalanan. Pelopor musik jalanan pertama kali dikota Depok adalah Andi
Malewa masyarakat sekitar Depok sudah tidak meragukan lagi karya yang
sudah dibuatnya antara lain adalah membangun Rumah Baca Panter pada
tahun 2010 diwilayah terminal Kota Depok, lalu yang kedua adalah Iksan
Skuter seorang musisi indie yang sudah malang melintang di Dunia Industri
Musik Indonesia, dan yang ketiga adalah Frysto Gurning seorang enterprenuer
yang ahli dibidangnya. Mereka sudah tidak diragukan lagi terhadap potensi
yang ketiga pendiri ini miliki. Karena para pendiri ini sudah memiliki
13
Pengertian Kreatifitas, bab 2 h. 46
73
pengalamannya dibidangnya masing-masing ketika mereka bertiga bersinergi
untuk membangun institut musik jalanan. Ketiga pendiri ini dengan dana
pribadi mereka mengesampingkan kebutuhan pribadi mereka dan merelakan
dana yang mereka miliki untuk mendiri institut musik jalanan ini. Seperti
yang diungkapkan oleh pendiri institut musik jalanan sebagai berikut:
“Buat kami para pendiri IMJ melihat kondisi dilapangan membuat kami
merasa kami harus berbuat untuk mereka, karena saya pernah hidup
diterminal hidup yang keras dan penuh perjuangan, dan alangkah
baiknya kalo kita saling membantu sehingga dana yang kami
gelontorkan untuk mendirikan IMJ ini bukan halangan, apa yang kami
punya kami keluarkan dengan syarat mereka komitmen dengan mimpi
mereka”14
Masyarakat mendukung ide tersebut dan diharapkan kehadiran institut
musik jalanan menjadi solusi dari sebuah kebijakan pemerintah Kota Depok
tentang larangan memberikan uang kepada pengemis, pengamen, dan anak
jalanan.
Dari analisa yang berdasarkan temuan lapangan tersebut dapat peneliti
simpulkan bahwa peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan adalah sebagai
pembuktian kepada pemerintah bahwa mereka mampu untuk mewujudkan
harapan yang diinginkan pemerintah Kota Depok untuk membina ketertiban
umum secara nyata bukan hanya sebuah Perda tetapi dengan solusi nyata.
Institut Musik Jalanan dengan kemandirian para pendirinya membuktikan
bahwa dengan berjalan beriringan akan mencapai hasil yang maksimal dalam
14
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
74
hal ini adalah dukungan masyarakatlah yang membuat Institut Musik Jalanan
tetap eksis sampai saat ini sehingga para talent binaan Institut Musik Jalanan
yang tadinya memiliki status sosial rendah kini sudah diakui kehadirannya
dengan karya kreatifitas mereka. Dengan mematuhi segala kewajiban yang
ada di Institut Musik Jalanan mereka mendapatkan status sosial yang lebih
baik dan pendapatan yang meningkat dari sebelumnya.
Untuk mendapatkan pengakuan yang sesuai dengan harapan dari
masyarakat bahkan dunia Institut Musik Jalanan melakukan serangkaian
kegiatan untuk mengembangkan potensi kreatifitas anak dan musisi jalanan.
Ada beberapa tahapan untuk mencapai dapur rekaman sesuai dengan usaha
kesejahteraan sosial. Pengertian tentang usaha kesejahteraan sosial adalah
semua upaya, program dan kegiatan yang usaha ditujukan untuk mewujudkan,
membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan
sosial.15 Institut Musik Jalanan mengetahui tentang ilmu kesejahteraan sosial
karena pendiri IMJ mempunyai relasi dengan beberapa mahasiswa
kesejahteraan sosial seperti yang diungkapkan oleh pendiri IMJ sebagai
berikut :
“Kalo ilmu kesejahteraan sosial gue tau karena si Febri kan alumni
kessos IISIP belum lagi Ni’ma kan juga anak kessos UIN ngambil
skripsi di Panter juga jadi beberapa gue tentang ilmu kesejahteraan
sosial dan usaha kesejahteraan sosial, mereka ngejelasin tentang ilmu
kessos yang mereka punya.”16
15
Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial, bab II h. 30.
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
16
75
Didalam teori ada lima fungsi pokok kesejahteraan sosial menurut
konsep PBB, yaitu: perbaikan secara progresif daripada kondisi kehidupan
orang, pengembangan sumber daya manusia, berorientasi orang terhadap
perubahan sosial dan penyesuaian diri, penggerakan dan penciptaan sumbersumber komunitas untuk tujuan pembangunan, dan penyediaan stuktur
institusional untuk berfungsinya pelayanan yang terorganisasi lainnya.17
Institut Musik Jalanan mengupayakan kelima konsep tersebut untuk
diimplementasikan secara nyata di lapangan. Institut Musik Jalanan berusaha
membawa
perubahan
kedalam
diri
para
talent
binaannya,
dengan
mengembangkan potensi kreatifitas yang dimiliki oleh para talent. Kemajuan
bagi para talent berasal dari potensi yang dimiliki oleh sumber daya talent
dalam hal ini yaitu kreatifitas bermusik mereka. Hal tersebut juga diutarakan
oleh pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut:
“disini markas militant IMJ berusaha membawa kemajuan untuk
mewujudkan mimpi para talent jadi musisi ternama dan professional.
Mereka gak lagi diliat sebelah mata oleh orang banyak dengan karya
mereka membuktikan bahwa mereka dapat membantu perekonomian
keluarga mereka. Dan kami para pendiri melayani mereka yang
berusaha mewujudkan mimpi”18
Teori menjelaskan beberapa kriteria untuk menentukan kegiatankegiatan yang dapat disebut sebagai usaha kesejahteraan sosial yaitu ada
Formal Organization usaha kesejahteraan sosial merupakan organisasi yang
formal, Social Sponsorship and Accountability usaha kesejahteraan sosial
17
Fungsi Pokok Kesejahteraan Sosial Menurut Konsep PBB, bab dua h. 32.
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
18
76
diselenggarakan oleh masyarakat atas dukungan masyarakat, Absence of
Profit Motive as Dominant Program Purpose tidak ada motif untung sebagai
tujuan yang menonjol dalam suatu program, Functional Generalization: An
Integrative View of Human Needs memiliki fungsi yang bersifat umum, yaitu
ada kebulatan pandangan tentang kebutuhan manusia yang memerlukan
bantuan dan perlu dipenuhi, Direct Concern with Human Consumtion Needs
langsung berhubungan dengan konsumsi kebutuhan manusia.19 Institut musik
jalanan dari kelima kriteria usaha kesejahteraan sosial masuk dalam kategori
Functional Generalization: An Integrative View of Human Needs bahwa
institut musik jalanan menjalankan kegiatannya dengan tujuan mencapai
kesejahteraan sosial dengan mewujudkan mimpi para talent binaannya melalui
tahapan-tahapan tentang kebutuhan para talent yang perlu dipenuhi seperti
membantu kebutuhan ekonomi keluarga para talent yang tidak mampu atau
membantu pendidikan anak yang berada di Institut Musik Jalanan. Walaupun
bergerak dibidang musik Institut Musik Jalanan konsisten membantu
kebutuhan para talent dengan bekerjasama dengan Humanioart.
Selain itu Ilmu kesejahteraan sosial terdapat dasar usaha kesejahteraan
sosial ada tiga dasar yakni dasar karikatif, dasar philantropi, dan dasar
tanggung jawab sosial.20 Institut Musik Jalanan menjalankan kegiatannya
tersebut atas dasar philantropi yakni perikemanusiaan atau cinta kepada
19
Kriteria Menentukan Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial Menurut Wilensky dan Lebeaux
dalam Industrial Society and Social Welfare, bab dua, h. 33.
20
Dasar-dasar Kesejahteraan Sosial, bab dua, h.35.
77
sesama manusia. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh pendiri institut musik
jalanan sebagai berikut:
“gue berasal dari jalanan gue tau rasanya jualan suara cuma dibayar
seribu dan itu ngiter panas banget, beda sama pengemis yang cuma
nadahin tangan dapet duit seribu bahkan dua ribu ngerasa gak
dihargain aja. Kasian gue liat temen seperjuangan yang suaranya
bagus ga punya ruang makanya gue buat IMJ”.21
Selain dasar usaha kesejahteraan sosial juga terdapat tiga prinsip
dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial yakni setiap manusia berhak
mendapatkan taraf kesejahteraan yang sebaik-baiknya begitupun sebaliknya,
usaha kesejahteraan sosial merupakan tanggung jawab bersama antara negara
dan masyarakat, dan dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial akan
sangat diwarnai oleh sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. 22 Walaupun
pendiri dari institut musik jalanan bukan dari lulusan kesejahteraan sosial
tetapi para psendiri ini mengetahui tentang ilmu kesejahteraan sosial. dilihat
dari prinsip usaha kesejahteraan sosial institut musik jalanan menjalankan
usaha kesejahteraan sosial dan bekerjasama dengan pemerintah kota Depok.
Institut musik jalanan begitu memperhatikan sistem yang berlaku dan
berhubungan dengan para talent binaannya. hal ini juga diungkapkan oleh
pendiri dan volunteer dari Institut Musik Jalanan sebagai berikut :
“memang kami gak mendalami ilmu kesejahteraan sosial tapi dari
yang gue bilang diatas punya banyak temen yang ngerti ilmu kessos
jadi dikasihtau dan diajarin, sebenernya harus dari hati sih kalo
ngerjain kayak gini karena walaupun anak kessos tapi kalo hatinya gak
21
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
22
Prinsip Usaha Kesejahteraan Sosial, bab dua, h.37.
78
dikessos kan juga gak bisa juga kan soalnya passionnya gak disosial,
yang gue tau buat bantu orang jangan setengah-tengah bantu dia
sampai bisa bantu lagi orang lain jadi estafet”23
Selain itu volunteer IMJ juga mengutarakan hal yang sama sebagai berikut :
“aku belajar ilmu kessos ya dari mahasiswa kessos yang ikut gabung
sama kita dari rumah baca panter sampe terbentuknya IMJ ini, diajarin
banyak tentang usaha kesejahteraan sosial jadi mereka yang ngajarin
nih kita-kita orang yang nerapin jadi imbanglah antara teori dan
praktek.”24
Dalam usaha kesejahteraan sosial terdapat empat fungsi yakni fungsi
pencegahan, fungsi, penyembuhan, fungsi pengembangan dan fungsi
penunjang. Fungsi yang dijalankan oleh Institut Musik Jalanan adalah fungsi
pengembangan. Fungsi pengembangan menurut teori mengatakan bahwa
pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan peradaban,
perikemanusiaan,
dan
kegotongroyongan,
selanjutnya
pasal
tersebut
dijelaskan pada bagian penjelasan berikut: Usaha kesejahteraan yang
dimaksudkan pada pasal 4 ayat (d) yaitu usaha pengembangan dan
penyuluhan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan rasa
kesadaran dan tanggungjawab sosial para warga masyarakat dengan
meningkatkan taraf peradapan suatu kelompok masyarakat, menghilangkan
tata cara hidup yang sudah tidak serasi dengan jaman dan sebagainya, usahausaha yang dilandaskan atas perikemanusiaan dan kegotong-royongan dan
sebagainya.25 Untuk mencapai tujuan pengembangan diatas berikut adalah
23
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015
24
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik
Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
25
Pengertian Fungsi Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial, bab dua h. 38.
79
tahapan pengembangan yang harus dilalui oleh anak dan musisi jalanan untuk
mencapai dapur rekaman serta memiliki album sendiri yakni sebagai berikut :
1. Tahap Audisi
Ini adalah tahapan awal para musisi jalanan untuk dapat meraih mimpi.
Mereka yang mempunyai karya sendiri dan suara yang baik yang akan
menjadi bagian dari talent Institut Musik Jalanan. Hal ini senada dengan
apa yang diutarakan oleh pendiri Institut Musik Jalanan yang juga
menjadi juri dalam tahapan penilaian dalam audisi.
“Kriteria untuk masuk ke tahap rekaman ini adalah mereka yang suka
mengamen diwilayah Jabodetabek, wajib punya karya sendiri itu lagu
orisinil mereka sendiri bukan jiplakan dan dia mau ikut didalam
peraturan management IMJ”26
Pernyataan diatas juga diperkuat oleh salah seorang volunteer di
manajemen Institut Musik Jalanan sebagai berikut :
“tahap audisi ini yang bisa lolos ya mereka yang punya lagu sendiri,
dan lagunya harus berkualitas suaranya juga harus bagus kalo udah
masuk mereka bisa kerjasama sama tim managemen IMJ”27
Sebanyak kurang lebih 50 musisi jalanan yang tersebar diwilayah
Jabodetabek mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi kalahkan hari ini
volume 2. Audisi kalahkan hari ini volume 2 dibuka selama bulan
februari 2015 dan pada hari Selasa dan Jumat. Pernyataan ini juga
diperkuat oleh seorang talent IMJ sebagai berikut .
26
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
27
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
80
“alhamduliilah banget audisi kalahkan hari ini volume dua rame,
walaupun pada zaman gue juga ngga kalah rame waktu itu tahun 2014
sama bulan februari juga audisinya. Waktu itu harapan gue ikut audisi
gue bisa jadi musisi yang terkenal yang punya lagu sendiri, mungkin
itu juga kali ya yang buat temen-temen gue sesama pengamen jalanan
pada ikutan daftar di IMJ, mau hidupnya lebih baik kedepannya ga
selalu dijalanan.” 28
Senada dengan apa yang diutarakan oleh talent IMJ pada volume 1,
salah seorang pengamen yang mengikuti audisi juga mengatakan sebagai
berikut.
“gue dateng dari jam 11 dan baru bisa audisi jam 2 siang saking
ramenya, gue ikut audisi ini karena gue mau ngerubah hidup gue dan
mau wujudin mimpi gue jadi penyanyi terkenal”29
Peneliti juga melakukan observasi pada tahap audisi yakni sebagai
berikut.
“suasana dikedai ekspresi pada saat audisi ramai sekali, para
pengamen, anak jalanan mengikuti audisi secara bergantian. Mereka
menyanyi sambil bermain gitar dihadapan para juri”30
Pernyataan selama kurang lebih 1 bulan tahap audisi berlangsung
tetapi yang membedakan jumlah talent yang lolos untuk masuk ke tahap
sebelumnya. Pada audisi kalahkan hari ini volume 1 ada 8 talent yang
lolos dalam tahap audisi sedangkan pada audisi kalahkan hari ini volume
2 hanya 5 talent lolos. Ini dikarenakan kriteria yang diharapkan oleh para
juri hanya beberapa yang masuk kriteria tersebut. Pendiri IMJ
menjelaskan sebagai berikut :
28
Wawancara pribadi dengan Bimo IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei.
Wawancara pribadi dengan Hasan IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
30
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Audisi Kalahkan Hari Ini Volume 2. Depok, Selasa
24 Februari 2015.
29
81
“untuk audisi album kedua ini memang dari awal kita para pendiri
yang jadi jurinya punya kriteria yang berbeda dari audisi album
pertama, kriterianya itu mereka harus punya suara yang berbeda dari
talent IMJ volume 1. Ini supaya kita punya bibit baru yang berbeda
pula ngga pasaran dan nggak ngebosenin kalo didengerin,yang
penting karya mereka buat itu lagu yang berkualitas.31”
Kriteria yang selektif ini membuat para pengamen, musisi, dan anak
jalanan yang mengikuti audisi banyak yang tersingkir karena mereka tidak
mengetahui bahwa harus memiliki lagu sendiri. Hal itulah yang
menyebabkan audisi volume dua hanya meloloskan 5 talent saja.
2. Tahap pematangan karya
Pada tahapan kedua ini terdapat tiga langkah untuk mematangan karya
para musisi jalanan yang sudah lolos audisi. Berikut adalah tahapannya.
a. Pembahasan Lirik
Para talent yang memiliki karya yaitu lagu orisinil mereka akan
dimelalui tahapan pembahasan lirik. Disini akan diadakan diskusi
dengan pendiri, para talent dan manajemen Institut Musik Jalanan.
Lirik yang para talent miliki sebelumnya akan mengalami beberapa
sedikit perubahan agar sesuai dengan keinginan pasar yang sedang
booming seperti apa. Sesuai dengan apa yang diutarakan oleh
management Institut Musik Jalanan tentang proses pembahasan lirik
sebagai berikut:
“jadi kalo udah masuk dipembahasan lirik sebelumnya talent
udah punya lagu sendiri dan abis itu kita semua bahas nih
31
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
82
liriknya udah pas atau belum kalo belum pas ya kita ganti sama
lirik yang pas”32
Pernyataan dari management insitut musik jalanan juga diperkuat
dari seorang talent yaitu Dhea IMJ yang memiliki lagu bahagia
untukmu.
“beberapa lirik gue emang ada yang diganti kayak contohnya ada
lirik yang selamanya aku hanya bisa diganti selamanya aku
takkan pernah bisa lepas. Dan masih ada lagi yang dirubah itu
contoh kecilnya kayak gitu, gue pribadi sih ga masalah kalo
diganti gitu kan supaya lebih keren lagu gue.” 33
Peneliti juga melakukan observasi pada tahap pematangan karya
yaitu pembahasan lirik sebagai berikut :
“pada saat membahasan lirik dihadiri oleh pendiri institut musik
jalanan, manajement, dan talent. Sebanyak kurang lebih 7 orang
menghadiri pembahasan lirik. Pembahasan lirik dilakukan pada
malam hari dan suasana pada malam itu serius sekali dan hanya
beberapa pengunjung yang datang dikedai ekspresi.”34
Setelah pembahasan lirik disetujui oleh manajemen dan pendiri
Insitut Musik Jalanan, tahapan selanjutnya yakni,
b. Arassement Lagu
Sebelumnya ditahap pembahasan lirik talent menyanyikan
lagunya dengan arasement yang dibuatnya sendiri, namun setelah
lirik sudah diperbaiki kini tahap selanjutnya adalah arassement lagu.
Arassment lagu itu sendiri adalah penyesuaian komposisi musik
32
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
33
Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
34
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pematangan Karya bagian Pembahasan Lirik.
Depok, Rabu, 18 Maret 2015.
83
dengan nomor suara penyanyi atau instrument musik yang di
dasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi
musiknya tidak berubah. ini membutuhkan tingkat kreatifitas yang
tinggi karya tinggi rendahnya lagu, dari nada-nada yang dipergunakan
serasi atau tidak dengan lirik.
Peneliti melakukan observasi pada arasemen lagu sebagai
berikut:
“proses arasemen dilakukan diruang rekaman IMJ dihadiri oleh
talent yang lagunya sedang diarasemen yakni Adam IMJ, lagu
yang akan dibawakan yaitu pergi-pergi. Proses arasemen
dilakukan pada malam hari”.35
c. Hearing
Proses
setelah
arasement
lagu
adalah
hearing
atau
mendengarkan. Karena untuk mencapai kesempurnaan lagu yang
sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain dengan pendiri dan
manajemen IMJ proses hearing juga akan ddidengarkan oleh umum
pada saat malam akustikan sehingga akan langsung mendapatkan
respon dari masyarakat yang datang ke Institut Musik Jalanan. Proses
ini juga diperkuat oleh salah seorang volunteer yang bergerak di
manajemen IMJ.
“Diproses ini kita semua mendengarkan lirik dan arassement
yang dibuat sebelumnya kayak gimana, contohnya diarrasement
dibuat ngejazz atau pop ya kita dengerin kalo memang kurang
cocok arasement kita rubah lagi mungkin jadi indie atau rege,
35
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pematangan Karya bagian Arasement lagu. Depok,
Selasa, 31 Maret 2015.
84
ya pokoknya kita sesuaikan dengan karakter si penyanyi, lirik
dan arrasement sesuai dengan apa yang lagi in di pasaran, dan
tahap ini pematangan karya supaya ditahap produksi tidak
mengalami pengulangan bila dirasa tidak cocok.” 36
Observasi juga peneliti lakukan pada tahap hearing dikedai
ekspresi sebagai berikut :
“suasana hearing dikedai ekspresi sangat ramai karena dilakukan
tepat dengan malam minggu akustik, banyak pengunjung dikedai
ekspresi yang mendengarkan lagu karya di ekspresi. Selama
kurang lebih 3 jam dari pukul 19.00 sampai 22.00 WIB”37
3. Tahap Mengkongkritkan Karya (Produksi)
Tahapan ini memiliki beberapa langkah agar mencapai sebuah album
komplikasi musisi jalanan yakni.
a. Recording (rekaman)
Pada saat recording yang membedakan dengan label rekaman lain,
para talent binaan IMJ diajarkan bagaimana cara merekam suara,
mereka diajarkan untuk pintar saat merekam suaranya sendiri dengan
dimodalkan tempat rekaman yang canggih. Sehingga para binaan IMJ
tau bagaimana sulitnya memproduksi sebuah karya dan diharapkan
mereka akan menghargai karyanya sendiri. Tahap ini diperkuat oleh
pendiri Institut Musik Jalanan.
36
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
37
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pematangan Karya bagian Hearing. Depok, Sabtu,
2 April 2015.
85
“tahap recording kami beda dengan label lain,kalo kami jelas
ajarkan bagaimana mendapatkan suara yang jernih,semua
diajarkan sampai ke teknologinya kita ajarkan”38
Pernyataan diatas diperkuat oleh talent IMJ yaitu Hasan IMJ:
“gue jadi belajar komputer dan alat rekaman, pinter gue disini.”39
Peneliti melakukan observasi pada tahap rekaman sebagai berikut:
“melihat Hasan IMJ sedang merekam suaranya didampingi oleh
Sinyo IMJ. Siang hari mereka melakukan rekaman. Hasan IMJ
mengenakan pakaian berwarna hitam dengan membawa gitar dan
Sinyo IMJ mementorinya”40
b.
Mixing dan Mastering
Tahap ini adalah kelanjutan dari recording, mixing merupakan
tahap koreksi, membuang, mengelola dan menambahkan efek
sehingga mendapatkan sound yang diinginkan. Hasil dari mixing ini
juga hanya cukup didengar karena hasil dari mixing ini akan terlihat
besar volume sound agar jika masuk ketahap mastering tidak terjadi
over atau pecah sound. Sedangkan mastering adalah tahap akhir,
mastering yaitu menyamakan besar volume sesuai dengan standart
broadcast internasional terdapat perlakukan khusus pada nada dan
indikator khusus agar tidak pecah jika diputar diradio, televisi dan
media sosial lainnya. Tahap ini agar lagu dapat terdengar stabil
dengan lagu-lagu yang lainnya. Jika tidak mengikuti standart suara
38
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
39
Wawancara pribadi dengan Hasan IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
40
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pengkongkritan Karya bagian Recording. Depok,
Rabu, 5 April 2015.
86
yang dihasilkan akan terdengar kecil. Tahap mastering akan membuat
sound menjadi lebih detail, lebih warm, dan lebih megah seperti
dengan album yang diproduksi oleh label ternama.
c.
Duplikasi Album
Tahap ini membutuhkan dana yang tidak sedikit karena untuk
mencapai ribuan keping Insititut Musik Jalanan membutuhkan dana
minimal 10 juta rupiah agar album bisa sampai ketangan masyarakat.
Pernyataan ini diutarakan oleh pendiri institut musik jalanan sebagai
berikut :
“Duplikasi itu tahap yang banyak keluar duit, karena buat
mencapai puluhan ribu keping ya perlu dana yang banyak buat
cdnya dan lain-lainnya itu”41
d.
Publikasi Album
Publikasi album yang dilakukan institut musik jalanan melalui
media sosial yang dipergunakan oleh institut musik jalanan. Media
sosial yang digunakan oleh institut musik jalanan adalah youtube,
souncloud, facebook, twitter. Publikasi album diutarakan oleh pendiri
institut musik jalanan sebagai berikut:
“untuk publikasi album kami menggunakan youtube, souncloud,
facebook, dan twitter karena media sosial itu sangat bantu banget
penjualan album”.42
41
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
42
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
87
Pernyataan ini juga diperkuat oleh manajement IMJ sebagai
berikut :
“kami memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan lagulagu para talent kami, karena anak-anak muda zaman sekarang
sampai tokoh ternama juga memakai media sosial. selain album
para talent kami juga kami ajarkan untuk punya media sosial
supaya pada kenal.”43
Talent IMJ juga mengungkapkan hal yang sama yakni :
“tadinya gue ga punya twitter eh karena gue masuk IMJ gue
diajarin buat twitter, facebook, dan media sosial lainnya”44
e.
Distribusi Album
Pemasaran distribusi album ini dilakukan dengan metode direct
selling, campaign, dan sosial media agar penjualan album laku terjual
dipasaran. Metode direct selling ini dilakukan pada saat mengamen di
tempat umum seperti taman, sehingga dapat menarik perhatian dari
masyarakat umum. Mereka yang memberikan berarti mereka sudah
membeli album musisi jalanan seharga 20.000 rupiah. Berikut
informasi yang diberikan oleh manajement Institut Musik Jalanan :
“untuk distribusi album kita pakenya direct selling jadi ya dari bis
ke bis, tempat umum kayak ditaman, mall tapi jualan album bukan
minta recehan seribu dua ribu. Nggak cuma jualan dijalanan kita
juga kampanye dimedia sosial sampe banyak media online
wawancara kekita. Kalo album udah dijual paling ”45
43
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
44
Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
45
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
88
Senada dengan apa yang diutarakan oleh pihak manajement IMJ,
talent IMJ yakni Dea IMJ juga mengatakan hal serupa,yakni sebagai
berikut :
“kita kalo mau ngamen ya jualan album bukan minta duit recehan
lagi tapi sekali jual 20.000. tapi itu cuma diawal aja sih kita jualan
album dari bis ke bis, kalo sekarang udah ke event-event aja”46
Observasi juga dilakukan pada distribusi album sebagai berikut :
“penjualan album tidak hanya dilirik oleh masyarakat umum tetapi
juga para musisi ternama, seperti Iwan fals, Glen Fredly, Dahlan
Iskan pun membeli album institut musik jalanan peneliti melihat di
jejaring sosial twitter bahwa penjualan distribusi album diminati oleh
para followersnya termasuk para musisi ternama.”47
4.
Penampilan langsung
Setelah melalui tahapan panjang sampai tahap distribusi para talent
binaan
institut
musik
jalanan
akan
penampilkan
secara
langsung
menghadirkan karya yang mereka produksi. Mereka akan penampilkan hasil
karya mereka di kedai ekspresi institut musik jalanan dan selanjutnya ke
event-event on air maupun off air dengan honor event on air dan off air
sebesar 500.000 untuk sekali event.
Pada kesempatan kali ini peneliti mengobservasi kegiatan penampilan
secara langsung para talent IMJ dalam event lomba cipta lagu untuk lansia.
Observasi kegiatan ini sebagai bagian dari sosialisasi pengenalan institut
46
Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pengkongkritan Karya bagian Distribusi Album.
Depok, Selasa, 4 April 2015.
47
89
musik jalanan kepada khalayak umum karena lokasi event lomba ini
diselenggarakan di pusat perbelanjaan Margo City sebagai berikut:
“Ikatan Keluarga Dewan, DPRD Kota Depok menggelar sebuah acara
yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para lansia di kota
Depok. Acara ini bertajuk Festival Lansia Tangguh 2015 bekerjasama
dengan Institut Musik Jalanan. Acara ini diadakan di Main hall Margo
City Depok. Para talent Institut Musik Jalanan sebagai pengisi acara
menyanyikan lagu diawal acara yakni Sinyo IMJ dengan lagu andalannya
Penjaga Cinta diiringi oleh talent lainnya. Setelah Sinyo menyanyikan
lagu perlombaaan cipta lagu untuk lansia dilanjutkan dari pukul 16.00
sampai pukul 20.00 WIB. Acara berlangsung sangat meriah.”48
Fungsi pengembangan Institut Musik Jalanan selain dengan membuat
album terdapat kelas-kelas yang wajib diikuti oleh para talent binaannya
fungsi dari kelas ini untuk menunjang performa dan etika para talent, berikut
adalah beberapa kelas yang wajib diikuti oleh para talent :
1. Kelas lingkungan
Kelas lingkungan ini adalah wujud kerjasama antara Institut
Musik Jalanan dengan Earth Hour Depok. Setiap bulan satu kali,
kelas ini membahas tentang issu-issu lingkungan yang terjadi
khususnya di Kota Depok. Para talent yang berada di institut musik
jalanan memiliki latar belakang yang hampir sama yakni hidup
dijalanan dengan kebiasaan yang kotor seperti membuang sampah
sembarangan, tidak peduli lingkungan. Maka kelas ini perlu diikuti
agar para talent memiliki kesadaran tentang lingkungan.
48
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pengkongkritan Karya bagian Penampilan
langsung. Depok, Minggu, 3 Mei 2015.
90
Peneliti melakukan observasi saat diadakan kelas lingkungan
di kedai ekspresi sebagai berikut:
“pada siang hari suasana dikedai ekspresi sangat ramai ternyata
acara kelas lingkungan kerjasama dengan Earth Hour Depok
Sudah dimulai, selain para talent binaan IMJ masyarakat dari
kalangan umum juga banyak yang datang ke acara ini karena
tema yang diusung adalah menuju kota depok yang ramah
lingkungan”49
2. Kelas kesehatan
Kelas kesehatan ini diadakan setiap bulan satu kali, dalam hal
ini Institut Musik Jalanan bekerja sama dengan Humaniora Act
membuka kelas kesehatan dengan konsentrasi HIV AIDS Prevention,
Kelas ini mendapatkan bimbingan langsung oleh dr. Bagus Rahmat
(WHO Indonesia) dan juga pendampingan dari LSM peduli HIV kota
Depok Kuldesak SG.
Sebagaimana diketahui bahwa musisi jalanan sangat lekat
dengan “kehidupan yang serba bebas“. Narkoba dan Seks Bebas
dapat diakses dengan sangat mudah. Setiap bulan satu kali, Institut
Musik Jalanan mengajak talent-talent musisi jalanan dan masyarakat
umum untuk mengenal lebih jauh tentang bahaya & pencegahan
epidemi virus HIV.
49
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Kelas Lingkungan. Depok, Selasa, 12 Mei 2015.
91
Informasi diatas juga diutarakan oleh volunteer Institut Musik
Jalanan sebagai berikut :
“Sosialisasi HIV AIDS Prevention sangat perlu dilaksanakan
mengingat kondisi dijalanan itu kan free nggak ada aturan yang
mengikat mereka jadi acara ini penting selain untuk edukasi
mereka juga perlu memeriksakan kondisinya apakah mereka
positif atau negative hiv, selain talent IMJ acara ini bebas
untuk umum karena masyarakat umum bisa aja terjangkit virus
ini”50
Selain informasi diatas pernyataan tersebut juga diperkuat oleh
observasi yang peneliti lakukan pada saat mengikuti kegiatan
sosialisasi HIV AIDS prevention :
“acara yang bekerjasama dengan Humaniorat dan Kuldesak SG
kali ini diadakan tidak di kedai ekpresi kelas kesehatan kali ini
diadakan di Lapangan Triarga, Cimanggis, Depok. Acara
berlangsung dari pukul 19.00 – 23.00 WIB dengan
mengenakan dress code berwarna putih acara berlangsung
sangat meriah. Selama kurang lebih 4 jam dengan rangkain
acara pemutaran film, bincang edukasi, atraksi sulap jalanan,
dan musik akustik”51
3. Kelas Musik IMJ
Workshop musik IMJ adalah kelas musik terbuka bagi talenttalent IMJ, musisi jalanan, hingga masyarakat umum. Kelas ini
bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan musik dari semua sisi,
produksi karya hingga distribusi. Umumnya, kelas musik IMJ ini diisi
50
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik
Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
51
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Kelas Kesehatan. Depok, Sabtu, 14 Maret 2015.
92
oleh musisi-musisi yang telah berpengalaman di industri musik Tanah
Air seperti Ina Kamarie dan Beben Jazz.
Kelas musik ini diadakan agar para talent IMJ memiliki
kualitas yang semakin baik, ini disampaikan oleh management
Institut Musik Jalanan sebagai berikut :
“kerjasama kami sama mbak Ina Kmarie dan Beben Jazz,
karena kami percaya kalo mereka memiliki kualitas yang baik
dan mau untuk mengajari para talent agar lebih mengerti
tentang musik dari vocal dan lain-lainnya”52
Selain itu peneliti juga melakukan observasi pada saat kelas
musik berlangsung :
“acara kelas musik diadakan pada malam hari pada pukul
19.00 WIB dengan materi pembelajaran vocal dan pr lagu fly
me to the moon, acara ini disambut sangat antusias oleh para
talent yang membawa gitar sendiri dan dengan seksama
mendengarkan arahan dari mentor mereka yakni Ina
Kamarie”53
Selain berbagai kelas edukasi untuk menunjang kualitas para talent
binaan, Institut Musik Jalanan juga membuka unit usaha yang dikelola oleh
volunteer dan talent. Fungsi unit usaha ini selain untuk mengembangkan jiwa
kewirausahaan juga untuk mendapatkan dana untuk pembuatan album dan
memberi royalti volunteer dan talent. Ada dua jenis unit usaha yang dikelola
oleh Institut Musik Jalanan yakni sebagai berikut:
52
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik
Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
53
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Kelas Workshop Musik. Depok, Sabtu, 23 Mei
2015.
93
1.
Kedai Ekspresi
Kedai ekspresi merupakan unit usaha yang dikelola oleh pendiri
Institut Musik Jalanan dapat bentuk tempat makan. Kedai ini dibuat untuk
membantu pendanaan Institut Musik Jalanan. Menu yang disediakan di
kedai ekspresi yaitu berbagai jenis coffe, makanan khas Makassar dan
berbagai jenis dessert. Kedai ekspresi juga mempunyai sarana dan
prasarana sebagai berikut :
a. Ruangan cafe dengan kapasitas 100 orang.
b. Screen & Projector.
c. LED TV & sound system.
d. Stage Akustik.
e. Mushola.
f. Book Corner.
g. Saung Komunitas.
h. 2 Kamar mandi.
i. Free wifi.
Pernyataan ini diperkuat oleh salah seorang volunteer yang mendapat
tugas untuk menjaga unit usaha kedai ekspresi sebagai berikut :
“aku jaga dikedai ekspresi dari didirikannya IMJ, disini aku buat
menu coffe, aku sempet kerja jadi bartender dulunya jadi aku ngerti
cara meracik coffe, apalagi juga disedian alat khusus untuk membuat
coffe jadi buat coffe semakin harum dan enak waktu diminum.
Selain menu coffe juga kami buat menu khas makasar itu sop ubi
makasar karena salah satu pendiri kami orang Makassar dan jadi
favorite di kedai ini. Dessert kami juga bikin roti bakar nutela, es
94
pisang ijo dan menu lainnya. Selain itu tugas aku disini menulis
pembukuan keuangan.”54
Informasi mengenai unit usaha kedai ekspresi juga diperkuat oleh
observasi yang peneliti lakukan sebagai berikut :
“Unit usaha kedai ekspresi buka dari pukul 15.00 WIB sampai
dengan pukul 23.00 WIB. Pada saat peneliti datang bang Widi dan
Bang Febri yang menjaga kedai. Mereka langsung menodorkan menu
andalan mereka dan peneliti mencicipi menu sop ubi makasar, dan es
pisang ijo dari ternyata memang menu yang ada dikedai ekspresi
rasanya lezat”55
2.
Sablon IMJ
Unit usaha selanjutnya adalah sablon yakni menjual berbagai macam
kaos, accesories dan pernak-pernik Institut Musik Jalanan. Sablon ini
menyediakan sarana dan prasarana seperti mesin sablon, mesin obras. Unit
usaha ini dipergunakan oleh para talent IMJ yang suka berkreasi dan
mereka dapat meluapkannya dengan sablon.
Peneliti juga melihat kegiatan sablon Institut Musik Jalanan sebagai
berikut :
“pada saat peneliti datang pukul 15.00 WIB ada salah satu talent
bernama Arie IMJ sedang menyablon kaos yang sudah dioder
sebelumnya. Arie sangat serius mengerjakan sablon tersebut.”56
Selain fungsi pengembangan institut musik jalanan juga menjalankan
fungsi
54
penunjang
adalah
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
menunjang
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik
Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
55
Hasil Observasi peneliti dalam Unit Usaha Kedai Ekspresi. Depok, Sabtu, 6 Juni 2015.
56
Hasil Observasi peneliti dalam Unit Usaha Sablon IMJ. Depok, Sabtu, 6 Juni 2015.
95
keberhasilan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial.57 dalam hal ini
institut musik jalalan memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang
memadai bagi para talent binaannya. Sarana dan prasarana organisasi institut
musik jalanan sebagai berikut.
1. Kantor Manajemen IMJ.
2. Ruang Rekaman.
3. Ruang Peralatan alat rekaman.
4. Ruang alat musik akustik.
5. Ruang pembekalan kelas musik.
6. Panggung untuk menampilkan secara langsung secara akustik.
7. Ruang Usaha Sablon.
8. Tempat Distro IMJ.
9. Kamar Tidur.
10. Ruang Memasak (dapur) IMJ.
11. Saung IMJ.
12. Ruang Usaha Kedai Ekspresi IMJ.
13. Mushola.
14. Toilet.
Dari analisa dan temuan lapangan yang peneliti temukan di Insitut Musik
Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial diatas bahwa
institut musik jalanan mengetahui tentang usaha kesejahteraan sosial dengan
57
Pengertian Fungsi Penunjang Usaha Kesejahteraan Sosial, bab II h.3.
96
kriteria Functional Generalization: An Integrative View of Human Needs yang
memiliki fungsi bersifat umum dengan kebulatan pandangan para pendiri Institut
Musik Jalanan tentang kebutuhan manusia yaitu kebutuhan para talent binaannya
yang memerlukan bantuan dan perlu dipenuhi. Institut Musik Jalanan
menjalankan kegiatannya atas dasar Philantropi bahwa menjalankan kegiatan
kemanusiaan atas dasar cinta kepada sesama karena pendiri Institut Musik Jalanan
pernah
mengalami
mengaplikasikan
dua
kerasnya
hidup
dijalanan.
Institut
fungsi
usaha
kesejahteraan
sosial
Musik
yakni
Jalanan
fungsi
pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dari
tata cara hidup yang sudah tidak serasi lagi, yang dimaksudkan bahwa tidak
serasian di masyarakat yaitu pengamen atau musisi jalanan sudah dianggap tidak
menyesuaikan nilai yang ada didalam masyarakat terlebih dengan munculnya
peraturan daerah tentang larangan memberi uang kepada pengemis, anak jalanan
dan pengamen, yang membuat mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupmya sehari-hari. Kemunculan Institut Musik Jalanan sebagai pergerakan
solusi dari anak muda Depok yang melihat bahwa anak dan pengamen jalanan
memiliki potensi yang harus dikembangkan dan terbukti bahwa mereka
mempunyai vocal yang bagus dan kreatifitas tinggi dalam membuat lagu. Untuk
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pengamen dan anak jalanan
dibutuhkan tahapan-tahapan untuk mengasah potensi tersebut dari tahap audisi
sampai penampilan langsung dan mengikuti kelas-kelas pengembangan etika dan
performa. Selain fungsi pengembangan diperlukan juga fungsi penunjang yakni
sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pengembangan, institut musik
97
jalanan mempunyai sarana dan prasarana yang diigunakan seperti ruang rekaman,
ruang kelas-kelas pengembangan, kedai ekspresi, stand perform akustik,
seperangkat alat musik dan masih banyak lagi.
Dari kedua fungsi pengembangan dan penunjang peneliti dapat bahwa kedua
fungsi usaha kesejateraan sosial tersebut untuk meningkatkan kualitas yang
dimiliki oleh para talent binaan institut musik jalanan selain meningkatkan
kualitas potensi yang dimiliki para talent fungsi pengembangan ini juga akan
meningkatkan kualitas hidup dari para talent tersebut agar tercapai kesejahteraan.
Pengertian anak dalam kajian teori menyebutkan bahwa anak adalah
seseorang yang berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Sedangkan anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara
wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.58 Sedangkan untuk kategori
anak yang berada di Institut Musik Jalanan adalah anak jalanan yakni anak-anak
yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena
kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan
lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat.59
Beberapa talent yang masuk kategori anak di Institut Musik Jalanan rata-rata
berusia 16 tahun hingga 18 tahun. Anak-anak ini memberanikan diri untuk masuk
di Institut Musik Jalanan karena mereka sadar bahwa jalanan adalah tempat yang
rawan dan tidak nyaman. Mereka yang masuk dan lolos institut musik jalanan
58
59
Pengertian anak, bab II h.40.
Pengertian anak jalanan, bab II h.41.
98
selain karena peraturan kota Depok disalah satu pasalnya tentang tertib sosial
dengan dilarang memberi uang kepada pengemis, pengamen dan anak jalanan
membuat mereka kehilangan mata pencaharian walaupun masih ada beberapa
masyarakat yang memberikan uang kepada anak jalanan, pengemis dan pengamen
namun pendapatan tersebut tidak sebanyak sebelum perda disahkan. Seperti yang
diutarakan oleh salah seorang talent Institut Musik Jalanan sebagai berikut :
“gue ngerasa kalo dijalanan gue nggak kuat capek banget soalnya kan lari-lari
dari bis ke bis, kalo sekarang gue udah lolos audisi jadi gue nggausah lari-lari
lagi, dan gue bisa sekolah lagi. Gue ngerasa nasib gue beruntung masuk sini
karena gak semua pengamen bisa masuk sini cuma orang yang punya kriteria
pas yang masuk sini dan gue salah satunya karena udah lolos.”60
Dalam teori disebutkan beberapa karakteristik anak yang berada dijalanan
menurut Subakti dan salah satu yang sesuai dengan beberapa talent yang ada di
Institut Musik Jalanan yakni Children on the street, yakni anak-anak yang
mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih
mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan
diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah
untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau
tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
kedua orang tuanya. 61
Dengan alasan seperti yang diutarakan diatas sama dengan apa yang dialami
oleh beberapa talent Institut Musik Jalanan berada dijalanan untuk membantu
kebutuhan keluarga. Seperti yang diutarakan oleh salah satu talent :
60
61
Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
Karakteristik Anak Jalanan, bab II h.43
99
“gue ada dijalanan udah tiga taun semenjak masuk SMA, karena bokap gak
bisa nyekolahin gue lagi akhirnya gue mutusin untuk bantu kebutuhan
ekonomi keluarga dan gue milih ngamen, pendapatan gua ngamen bisa 50ribu
sehari . Nyokap gue kerja nyuci gosok dirumah orang dan bokap buruh
bangunan gue juga punya 3 orang adek yang masih kecil-kecil kondisi rumah
juga masih ngontrak makanya gue anak pertama dan harus bantu nyokap dan
bokap gue”62
Selain Adam ada juga Hasan yang mempunyai alasan yang sama yakni:
“gue masih sekolah sekarang tapi sekolah pake uang gue sendiri dari hasil gue
ngamen, gue ga tega liat orangtua gue yang kerja keras nyari duit buat gue dan
adek-adek gue, makanya gue ngamen”63
Model penanganan anak jalanan menurut teori terdapat dua tujuan yang
setidaknya dapat dicapai yakni melepaskan anak jalanan untuk dikembalikan
kepada keluarga asli, keluarga pengganti atau panti, dan juga untuk penguatan
anak di jalanan dengan memberikan alternatif pendidikan, pekerjaan, dan
ketrampilan.64 Dalam hal ini tujuan Institut Musik Jalanan yakni memberikan
alternatif pendidikan bila ada anak jalanan yang menjadi salahsatu talentnya yaitu
bekerjasama dengan humaniorat agar bisa dibantu untuk melanjutkan sekolah
dengan kejar paket. Selain itu bila anak jalanan tersebut serius untuk tetap
membantu pekerjaan orangtua maka mereka harus komitmen dengan manajemen
institut musik jalanan dengan mengikuti aturan sampai tahap rekaman dan para
anak-anak binaan Institut Musik Jalanan wajib suka dengan apa yang mereka
jalanin di Institut Musik Jalanan, mereka juga akan mendapatkan pekerjaan
seperti event-event baik on air maupun off air. Seperti yang diutarakan oleh
pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut :
62
63
64
Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
Wawancara pribadi dengan Bimo IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
Model Penanganan Anak Jalanan, Bab II h.45.
100
“kami bekerjasama dengan Humanioract untuk bisa menyekolahkan
anak-anak yang remaja ini ga putus sekolah kejar paket c untuk bisa
lanjut ke SMA, dan kalo memang anak ini potensi dan orangtuanya
nyetujuin mereka disini daripada dijalanan mereka akan menjadi
musisi yang handal. Disini kita punya mentor-mentor yang ahli
dibidangnya supaya mereka bisa wujudin mimpi-mimpinya”65
Adam IMJ juga mengutarakan hal yang sama sebagai berikut:
“waktu gue masuk di IMJ dan gue bilang kalo gue putus sekolah terus
bang Andi ngubungin gue sama orang Humanioract supaya gue bisa
lanjutin kejar paket c, katanya sayang-sayang kalo ngga dikelarin
sekolahnya, sekolah itu buat kita juga ilmunya”66
Untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak jalanan
selain dengan melihat karakteristik dan model penanganannya juga harus
dilihat potensi kreatifitas yang dimiliki. Dari temuan lapangan yang peneliti
temukan di Insitut Musik Jalanan juga dikembangkan potensi selain
menyanyi. Dan dari observasi di lapangan yang peneliti lakukan sebagai
berikut :
“pada saat peneliti mendatangi Institut Musik Jalanan peneliti melihat
lukisan indah seperti pohon berwarna biru dengan gabungan warna
lain yang terlihat sedikit abstrak tetapi mengandung banyak makna,
selain itu lukisan itu juga mempunyai bentuk seperti wajah manusia,
dan ini adalah salahsatu karya dari talent binaan institut musik jalanan
yang mengapresiasi jiwa seni tidak hanya lewat lagu tetapi juga
melukis. Karya tersebut milik Sinyo IMJ.”67
Dari karakteristik, model penanganan anak jalanan dan temuan
lapangan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa anak jalanan yang berada di
Insitut Musik Jalanan adalah anak yang berusaha membantu memenuhi
65
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu
6 Mei 2015.
66
Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
67
Hasil Observasi peneliti dalam kelas lingkungan. Depok, Selasa, 12 Mei 2015.
101
kebutuhan ekonomi keluarganya dan Institut Musik Jalanan memberikan
solusi karena jalanan merupakan tempat yang berbahaya bagi anak selain itu
peraturan daerah kota Depok membuat mempersempit ruang bagi mereka
yang benar-benar memiliki kualitas dalam bermusik. Para talent binaan
Institut Musik Jalanan ini memiliki peran ganda yakni sebagai seorang anak
yang seharusnya berperan selayaknya anak seperti menjadi seorang murid
disekolah, dan menjadi seorang anak di keluarga. Namun, kenyataannya
mereka tidak melaksanakan peranannya tersebut disekolah karena harus
membantu orang tuanya untuk mencari nafkah. Mereka kehilangan peranan
tersebut dan menggantikan peran baru sebagai anak yang mencari nafkah bagi
keluarga.
Maka dari itu Institut Musik Jalanan menjadi wadah bagi mereka yang
benar berpotensi dalam mengembangkan kreatifitas yang dimiliki. Institut
Musik Jalanan menjadi penghubung bagi mereka yang kehilangan peranannya
sebagai anak. Mereka yang tidak bersekolah akan disekolahkan dengan
bantuan lembaga Humanioract dan apabila keluarga tidak bekerja akan
dibuatkan usaha yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh keluarga yang
membutuhkan. Selain itu anak yang menjadi talent binaan Institut Musik
Jalanan ini tidak perlu khawatir untuk tidak dapat membantu kedua
orangtuanya dalam mencari nafkah tetapi mereka dapat membantu kedua
orangtuanya dari event-event yang diikutinya.
102
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Peran Insitut Musik Jalanan
Dalam Mengaplikasikan System Usaha Kesejahteran Sosial Terhadap
Potensi Kreatifitas Anak Jalanan Diwilayah Terminal Depok
1.
Faktor Pendukung
Beberapa faktor yang mendukung Insitut Musik Jalanan dalam
mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial yakni :
a. Masyarakat sekitar Institut Musik Jalanan, pemerintah kota Depok,
Gerakan Muda Depok, Musisi Indonesia mendukung adanya Institut
Musik Jalanan.Seperti yang diungkapkan oleh volunteer Institut Musik
Jalanan :
“kami sangat bersyukur karena IMJ didukung oleh musisi ternama
sekelas Gleen Fredly, Iwan Fals, Abdi Slank, Ina Kamarie, dan Beben
Jazz. Kami sedang dalam proses untuk dikeluarkannya kartu bebas
ngamen bagi para talent binaan kami, respon dari pemerintah kota
Depok sangat baik mereka menyetujui hal tersebut namun ada
beberapa prosedur yang masih dalam proses. Gerakan pemuda Depok
juga sangat mendukung kegiatan kami setiap malam minggu mereka
tidak pernah absen untuk meramaikan kedai kami”68
b. Semangat para talent binaan dalam mewujudkan mimpi mereka dalam
pembuatan album terlihat pada saat mengikuti kegiatan latihan rutin
dan kelas-kelas yang ada.
Adam talent Institut Musik Jalanan mengutarakan pernyataan sebagai
berikut:
“anak-anak Institut Musik Jalanan semangat banget dalam kegiatan
rutin kayak latihan dan penampilan langsung dikedai Ekspresi. Setiap
68
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
103
hari juga walaupun gak ada kegiatan kita pasti kesini terus ngambil
gitar ya tes suara aja gitu ngelatih suara supaya tetep fit.”69
c. Sarana dan prasarana yang ada di Institut Musik Jalnan yang
menunjang kegiatan pengembangan potensi talent binaan.
Pernyataan keseluruhan faktor pendukung Institut Musik Jalanan diatas
juga diutarakan kembali oleh pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut :
“masyarakat mendukung kehadiran IMJ baik dari masyarakat umum,
gerakan muda Depok, serta pemerintah kota Depok, semangat para
musisi jalanan dengan karya-karya terbaik mereka dan sarana prasarana
yang insyaallah dapat membantu para talent”70
d. Dukungan dari lembaga terkait yang membantu Institut Musik Jalanan
dalam menghubungkan para talent dengan sistem nilai yang berlaku
pada diri talent. Seperti yang diutarakan oleh volunteer Institut Musik
Jalanan sebagai berikut:
“banyak terimakasih sama Humanioract yang ngebantu kita buat
nyekolahin talent yang masih anak-anak dan ngasih usaha buat
orangtua talent yang pengangguran atau ada yang sakit”.71
Senada dengan apa yang diutarakan oleh pendiri Institut Musik Jalanan
volunteer juga mengungkapkan faktor pendukung, yakni sebagai berikut :
“lapisan masyarakat yang mendukung kehadiran imj, semangat tinggi
talent binaan yang jelas mambuat IMJ bertahan terlebih adanya fasilitas
yang buat makin semangat buat latihan.”72
69
Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015.
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu
6 Mei 2015.
71
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
72
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan,
Rabu 6 Mei 2015.
70
104
2.
Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung ada faktor penghambat yang membuat Institut
Musik Jalanan terganggu dengan situasi tersebut. Faktor penghambatnya
yaitu sebagai berikut :
1. Adanya pengamen yang mengaku sebagai musisi jalanan dan hanya
menganggu kegiatan yang ada di Institut Musik Jalanan. Sesuai
dengan pernyataan pendiri insitut musik jalanan sebagai berikut:
“masih ada pengamen dan musisi jalanan yang belum mendaftar ke
imj karena mereka kurang percaya diri dengan karyanya dan
preman-preman yang mengaku sebagai pengamen ini sedikit
menganggu”73
2. Kurang percaya diri para pengamen jalanan dengan lagu yang
dimilikinya sehingga mengurungkan niatnya untuk mengikuti audisi.
Senada dengan itu volunteer Institut Musik Jalanan mengungkapkan:
“pengamen yang masih kurang pede buat daftar di IMJ mereka lebih
banyak jeplak karya orang daripada buat karya sendiri, dan waktu itu
masih ada preman yang suka usil sama IMJ”74
3. Masih adanya orang tua talent ketika dibuatkan usaha tetapi tidak
bisa mengatur keuangan sehingga masih belum membantu keuangan
karena tidak bisa mengatur. Seperti yang diungkapkan oleh
volunteer institut musik jalanan sebagai berikut:
“iya waktu dikasih uang dan dibuatin usaha bertahannya Cuma
sebulan doang soalnnya gabisa ngatur uangnya, terus bosen karena
73
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu
6 Mei 2015.
74
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik
Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
105
uangnya ga muter, ya kita ajarin aja yang sabar gimana ngatur
keuangan supaya mereka ga balik ke jalanan lagi”75
Dari temuan di lapangan tentang faktor pendukung dan penghambat
yang peneliti analisis yakni bahwa masih ada beberapa preman yang
memanfaatkan kehadiran Insitut Musik Jalanan untuk kepentingan pribadi
seperti memalak dan sebagainya namun hal demikian dapat diantisipasi
oleh pihak Insititut Musik Jalanan karena sudah bekerjasama dengan
pihak kepolisian untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, selain itu
pada saat audisi masih ada pengamen yakni anak jalanan atau musisi
jalanan yang menjiplak karya orang lain dengan menyanyikan lagu orang
lain karena tidak percaya diri dengan lagu buatannya sendiri. Walaupun
demikian masih banyak para musisi jalanan yang percaya diri dengan
karyanya terbukti dengan mereka lolos audisi dan dengan semangat
mereka mengikut setiap latihan rutin di Institut Musik Jalanan. Selain itu
para talent binaan mendapatkan fasilitas yang mendukung untuk
menunjang performa mereka. Terakhir masyarakat sangat mengapresiasi
kehadiran Insitut Musik Jalanan baik Pemerintah, Gerakan Muda Depok,
dan masyarakat sekitar. Institut Musik Jalanan menjadi pelopor
pergerakan musik bagi anak jalanan dan membantu perekonomian
keluarga para talent binaannya dengan menerapkan usaha kesejahteraan
sosial Institut Musik Jalanan dapat menjalankan peranannya.
75
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik
Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti di Institut Musik
Jalanan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan,
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Wilayah
Terminal Depok
Peneliti menggunakan teori dari Soerjono Soekanto bahwa peran dapat
dijalankan bila ia telah melaksanakan hak dan kewajiban dan yang
memfasilitasi seseorang akan berperan adalah lembaga. Dalam hal ini Institut
Musik Jalanan sebagai lembaga penyelenggara agar seseorang mampu
berperan untuk menjalankan hak dan kewajibannya. Institut Musik Jalanan
menjalankan tiga bentuk peran yaitu peranan nyata, konflik peran, dan model
peran. Institut Musik Jalanan mengetahui ilmu dari usaha kesejahteraan sosial
dan mengaplikasikan fungsi Usaha Kesejahteraan Sosial yaitu fungsi
Pengembangan dengan beberapa tahapan yang dilakukan oleh Institut Musik
jalanan untuk mengembangkan talent binaannya dari tahap audisi,
pematangan karya, pengkongkritan (produksi), penampilan secara langsung,
wajib mengikuti kelas-kelas edukasi, dan unit-unit usaha. Sedangkan fungsi
penunjangnya yaitu sarana dan prasarana lengkap untuk memfasilitasi setiap
106
107
kegiatan yang diikuti oleh para talent binaannya. Institut musik jalanan
mengaplikasikan usaha kesejahteraan sosial dengan mengembangkan potensi
kreatifitas bermusik yang dimiliki oleh para talent binaan.
2.
Faktor Pendukung Dan Penghambat Peran Insitut Musik Jalanan Dalam
Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteran Sosial Terhadap Potensi
Kreatifitas Anak Jalanan Diwilayah Terminal Depok
a.
Faktor pendukung
1. Masyarakat sekitar Institut Musik Jalanan, pemerintah kota Depok,
Gerakan Muda Depok, Musisi Indonesia mendukung adanya
Institut Musik Jalanan.
2. Semangat para talent binaan dalam mewujudkan mimpi mereka
dalam pembuatan album terlihat pada saat mengikuti kegiatan
latihan rutin dan kelas-kelas yang ada.
3.
Sarana dan prasarana yang ada di Institut Musik Jalnan yang
menunjang kegiatan pengembangan potensi talent binaan.
4.
Dukungan dari lembaga terkait yang membantu Institut Musik
Jalanan dalam menghubungkan para talent dengan sistem nilai
yang berlaku pada diri talent.
b.
Faktor penghambat
1. Adanya pengamen yang mengaku sebagai musisi jalanan dan
hanya menganggu kegiatan yang ada di Institut Musik Jalanan.
2. Kurang percaya diri para pengamen jalanan dengan lagu yang
dimilikinya.
108
3. Masih adanya orang tua talent ketika dibuatkan usaha tetapi tidak
bisa mengatur keuangan sehingga masih belum membantu
keuangan karena tidak bisa mengatur.
B.
Saran
Dari hasil kesimpulan yang tertera diatas peneliti akan memberikan saran
yang terkait dengan peran Insitut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan
sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di
terminal Depok sebagai berikut :
1. Institut
Musik
Jalanan
telah
melakukan
peranannya
untuk
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan tetapi diperlukan
seorang pekerja sosial agar dapat mengaplikasikan sistem usaha
kesejahteraan
sosial
secara
menyeluruh
tidak
hanya
fungsi
pengembangan dan penunjang tetapi juga fungsi pencegahan dan
rehabilitasi.
2. Pemerintah Kota Depok sebaiknya membuat mekanisme yang jelas
dengan sistem yang diberlakukan untuk pengamen jalanan yang
memiliki potensi kreatifitas dari turunnya Perda nomor 16 tahun 2012
tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban umum bagian
kedelapan
tentang
tertib
sosial
paragraf
2
tertib
memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal
18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang
memberikan
sejumlah
uang
atau
barang
kepada
peminta
sumbangan/pengemis dan/ atau pengamen di tempat-tempat umum
109
sehingga para pengamen jalanan tersebut mendapatkan solusi dari
Perda yang dikeluarkan.
3. Pemerintah Kota Depok, dinas sosial dan dinas pariwisata sebaiknya
mempercepat turunnya kartu bebas
ngamen untuk mempermudah
sosialisasi karya para talent Institut Musik Jalanan.
4. Sebaiknya Institut Musik Jalanan menambah kouta masuk para musisi
jalanan yang mengikuti audisi sehingga akan lebih banyak musisi
jalanan yang dapat mengembangkan potensi kreatifitas bermusik yang
dimiliki serta akan lebih banyak membantu pemerintah kota Depok
dalam menyelesaikan masalah anak jalanan dan pengamen jalanan.
110
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012.
Adi,
Isbandi
Rukminto.
Pemikiran-Pemikiran
dalam
Pembangunan
Kesejahteraan Sosial Islam. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002.
Agus, Bustanudin. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gema Insani
Press, 1999.
Ahmadi, Abu. Psikologi sosial. Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007.
Al-Quran, 60 (Al-Mumtahanah):8.
Bugin, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Ilyas, Roostien. Anak-Anakku di Jalanan. Jakarta: Pensil 1324, 2004.
Irawan, Soeharto. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi cetakan ke-2.
Bandung : PT Rosdakarya, 2009.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Prawinto, C. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997.
111
Sarwono, Sarlito Wiryawan. Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003.
Sarwono, Sarlito Wiryawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali
1984.
Shahib,
Nurhalim.
Pembinaan
Kreatifitas
Anak
Guna
Membangun
Kompetensi. Bandung: PT Alumni, 2010.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV
Alfabeta, 2009.
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta 2003.
Susianti, Deasy Ria. Asistensi Belajar dalam Program Street Based Anak
Jalanan. Fisip Universitas Indonesia, 2002.
Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana, 2010.
Tim Dosen IKS UMM. Beberapa Pemikiran tentang Pengembangan
Kesejahteraan Sosial. Malang: UMM Press, 2007
Tim Penulis. Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Study tentang Potensi,
Tradisi,dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia. Jakarta, Center
for Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Undang-undang RI No. 23 tahun 2002. Tentang Perlindungan Anak &
Undang-undang RI No.21 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang. Surabaya, Kesindo Utama, 2013.
112
Internet.
Admin, “Cahaya dari Timur Award 2014”. Artikel diakses 1 Maret 2015 dari
http://institutmusikjalanan.org/.
Admin, Visi dan Misi Institut Musik Jalanan, Artikel diakses pada 1 Maret
2015, dari http://institutmusikjalanan.org/
Badan Pusat Statistik, “Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin 2013-2014”.
Diakses 20 Desember 2014 dari
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_su
byek=23&notab=1,
Boby,Musisi Jalanan Depok Luncurkan Album Perdana „Kalahkan Hari
Ini‟,diakses pada 25 Februari 2015, dari
http://www.depoklik.com/blog/foto-musisi-jalanan-depok-luncurkanalbum-perdana-kalahkan-hari-ini/
Khufron,H. “Kegagalan Peran”, h. 11, diakses pada 2 Maret 2015 dari
http://digilib.unila.ac.id/740/3/BAB%20II.pdf ,
Sapanrahayuningsih, Sri. “Peningkatan Kecedasan dan Kreatifitas” diakses
pada 20 Maret 2015 dari http://www.journal.unnes.ac.id
Undang-Undang No.23 Tahun 2002, “Tentang Perlindungan Anak”, diakses
pada 20 Desember 2014 dari http://www.kpai.go.id/hukum/undangundang-uu-ri-no-23-tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/
113
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009, “Tentang
Kesejahteraan Sosial” , diakses pada 10 Juli 2015 dari
http://www.litbang.depkes.go.id/UU_No_11_Thn_2009_Kesejahteraan_S
osial-1.pdf.
Wicaksono, Herwin Yoga. “Kreatifitas dalam Pembelajaran Musik”, diakses
pada 24 Maret 2015 dari http://www.staff.uny.ac.id.
Pedoman Wawancara
Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok.
Informan : Pendiri Institut Musik Jalanan.
A. Identitas
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
B. Pertanyaan.
1. Sejak kapan didirikannya IMJ?
2. Bagaimana proses awal sampai terbentuknya IMJ seperti saat ini?
3. Apa yang anda harapkan dari kehadiran IMJ bagi para musisi jalanan?
4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer dan musisi jalanan saat
berada di Institut Musik Jalanan?
6. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan
yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
7. Bagaimanakah
interaksi
masyarakat sekitar?
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
8. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ
menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
9. Apakah ada dari volunter dan musisi jalanan ini yang tidak mampu
untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini?
10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak
menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan?
11. Apakah baik dari volunteer dan musisi jalanan ini memiliki peran
ganda?
12. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari volunteer atau musisi
jalanan yang mempunyai peran ganda?
13. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan?
14. Pernahkah terjadi konflik baik dengan sesama pendiri, volunteer atau
musisi jalanan?
15. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
16. Ekspektasi kedepannya seperti apa terhadap IMJ kedepannya?
17. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ
bertahan?
18. Apa yang menjadi ciri khas Institut Musik Jalanan?
19. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
20. Apakah anda mengerti tentang sistem uks yang ada di kesejahteraan sosial?
21. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai
album?
22. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
23. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
24. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir?
25. Sejak kapan didirikannya unit – unit usaha IMJ dan kelas –kelas terbuka IMJ?
26. Tujuan didirikannya unit-unit usaha IMJ dan kelas-kelas terbuka IMJ?
27. Metode apa yang dipergunakan dalam menjalankan unit-unit usaha dan
kelas terbuka?
28. Bekerjasama dengan pihak-pihak mana agar unit usaha, kelas terbuka
dan IMJ dapat berjalan?
29. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini?
30. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi
Jalanan?
Pedoman Wawancara
Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok.
Informan : Volunteer IMJ
A. Identitas
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
B. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di IMJ?
2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang adanya IMJ ini?
3. Apa yang menjadi alasan anda menjadi volunteer di IMJ?
4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer saat berada di Institut
Musik Jalanan?
6. Apakah hak dan kewajiban bagi volunteer sudah diterapkan sesuai
dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
7. Bagaimanakah menurut anda interaksi antara Institut Musik Jalanan
dengan masyarakat sekitar?
8. Dari pengamatan anda, Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri
yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di
masyarakat sekitar?
9. Apakah ada baik dari volunteer dan musisi jalanan ini yang tidak
mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik
Jalanan ini?
10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada dari volunteer dan musisi
jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik
Jalanan?
11. Apakah
masyarakat
mengapresiasi
kehadiran
Institut
Musik
Jalanan?
12. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, sesama volunteer
atau dengan musisi jalanan?
13. Apakah anda memiliki peran ganda?
14. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
15. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat
IMJ bertahan?
16. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
17. Bagaimana
cara
mempunyai album?
mengembangkan
musisi
jalanan
agar
bisa
18. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
19. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
20. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai
akhir?
21. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di
IMJ?
22. Metode apa yang anda lakukan untuk membantu kegiatan di IMJ?
23. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini?
24. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi
Jalanan?
Pedoman Wawancara
Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok.
Informan : anak jalanan yang mengikuti rekaman di IMJ
A. Identitas.
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
B. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan?
2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan?
3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini?
4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ?
5. Mengapa mengikuti audisi IMJ?
6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di
Institut Musik Jalanan?
8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan
aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
9. Bagaimanakah interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan
masyarakat sekitar?
10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku
sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat
sekitar?
11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk
menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini?
12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang
tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan?
13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda?
14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang
mempunyai peran ganda?
15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik
Jalanan?
16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau
sesama musisi jalanan?
17. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan
untuk mewujudkan mimpi?
19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa
mempunyai album?
20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai
akhir?
23. Apakah selama proses rekaman sampai distribusi mengalami
kesulitan?
24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ?
25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ?
26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ?
27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu
ditambahkan atau diperbaiki?
28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan?
29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya?
30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan
yang anda ikuti selama di IMJ?
31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda
miliki?
Pedoman Observasi
Melihat segala sesuatu yang ada didalam proses kegiatan Institut Musik Jalanan
(IMJ).
A. Melihat proses kegiatan pembuatan album yang berjudul Kalahkan hari
ini yakni sebagai berikut :
1. Audisi.
a. Melihat persiapan audisi.
b. Melihat antusias dari para pengamen jalanan dan anak jalanan yang ada
pada saat audisi berlangsung.
c. Melihat jalannya proses audisi.
d. Mengikuti jalannya audisi.
e. Melihat hasil dari audisi.
2. Pematangan Karya.
a. Melihat proses pembahasan lirik.
b. Melihat proses arasemen lagu.
c. Melihat proses hearing.
3. Mengkongkritkan Karya (Produksi).
1. Melihat proses recording.
2. Melihat bagaimana IMJ mempromosikan album perdana di media sosial.
3. Melihat live perform anak-anak IMJ.
B. Melihat unit-unit usaha dan kelas-kelas edukasi yang dimiliki oleh IMJ
yakni sebagai berikut :
1. Kedai Ekspresi IMJ.
a. Melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kedai ekspresi.
b. Melihat jenis-jenis makanan dan minuman yang dikelola oleh anakanak IMJ.
2. Sablon IMJ.
a. Melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sablon IMJ.
b. Melihat kegiatan produksi sablon IMJ.
3. Edukasi kelas lingkungan.
a. Melihat antusias peserta kegiatan kelas lingkungan.
4. Edukasi kelas kesehatan.
a.
Melihat antusias peserta kelas kesehatan.
5. Edukasi kelas Fotografi.
a. Melihat antusias kelas fotografi.
6. Edukasi kelas musik IMJ.
a. Melihat antusias kelas music IMJ.
b. Melihat sarana dan prasarana yang ada di kelas musik IMJ.
Catatan Lapangan
1. Selasa, tanggal 20 Januari 2015, pada pukul 14.00 WIB.
Peneliti mengobservasi dengan mendatangai Institut Musik Jalanan.
Sesampainya disana peneliti bertemu dengan pendiri IMJ yaitu Bang Andi.
Pada hari ini para talent-talent IMJ sedang latihan rutin pada hari Selasa
dan Jumat. Para talent berlatih diruang musik dengan peralatan yang
lengkap. Peneliti bersama pendiri IMJ mengamati para talent yang berlatih
secara serius. Latihan ini berfungsi selain untuk melatih vocal para talent
juga untuk mempersiapkan acara rutin dihari Sabtu yaitu ngopikustik. Sesi
latihan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Setelah sesi latihan
selesai peneliti berbincang-bincang dengan pendiri IMJ mengenai acara
konser musik puisi yang diadakan pada hari Sabtu.
2.
Sabtu, tanggal 31 Januari 2015, pada pukul 19.00 WIB.
Peneliti mengobservasi dengan berkunjung ke Institut Musik Jalanan
untuk melihat acara konser musik puisi dengan tema “Lagu Rindu”. Acara
ini dimeriahkan oleh para talent-talent IMJ, Krisna Pabicara, Amaliya
Widya Utami, Dony P. Herwanto, Chairil Anwar, penulis Zarry Hendrik,
senandungmu, dan masih banyak lagi. Acara berlangsung di kedai Ekspresi
dan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB.
3. Kamis, tanggal 5 Februari 2015, pada pukul 14.00 WIB.
Pada saat peneliti datang ke IMJ ternyata pendiri IMJ sedang
menunggu kedatangan team dari MNC TV. Peneliti menanyakan akan
diadakan acara apa untuk program kegiatan IMJ. Pendiri IMJ menjelaskan
bahwa team MNC TV akan menyelenggarakan Workshop Musik dangdut
KDI bersama dengan IMJ. Acara ini akan sangat bermanfaat bagi para
talent-talent IMJ karena pihak MNC TV akan mendatangkan para musisi
professional dan para talent akan mendapatkan ilmu dari para musisi
tersebut. Setelah setengah jam kemudian pihak MNC TV sudah datang dan
langsung berdiskusi dengan pendiri IMJ. Selama kurang lebih 1 jam mereka
berdiskusi pihak MNC TV akan memberikan informasi lebih lanjut setelah
memberi tahukan apa yang didiskusikan dengan atasan.
4. Selasa, tanggal 24 Februari 2015, pada pukul 16.00 WIB.
Hari ini adalah audisi album kedua IMJ bertajuk Kalahkan Hari Ini
Vol.2. Para musisi jalanan yang berdomisili Jabodetabek mendaftarkan diri
untuk mengikuti audisi album kedua IMJ ini. Namun pada saat peneliti
mengobservasi dilapangan para musisi jalanan yang berdatangan tidak
begitu banyak karena audisi ini berlangsung selama bulan Februari.
Walaupun pada hari ini para musisi jalanan yang mendaftar tidak begitu
banyak tetapi kualitas yang mengikuti audisi IMJ vol.2 pada hari ini luar
biasa. Mereka memiliki talenta bermusik yang baik selain memiliki vocal
yang bagus mereka juga memiliki karya sendiri.
5. Jumat, tanggal 6 Maret 2015, pada pukul 14.00 WIB.
Pada hari ini peneliti mengobservasi kegiatan workshop musik IMJ
yang berlangsung secara meriah. Para talent-talent IMJ mendengarkan dan
bertanya dengan para musisi professional seperti Menir Kriwil, Koko
Marcel, dan Kiki KDI. Mereka saling sharing tentang ilmu bermusik
kepada para talent bermusik agar menjadi musisi yang handal dan
professional.
6. Jumat, tanggal 13 Maret 2015, pada pukul 16.00 WIB.
Ketika peneliti datang para talent-talent IMJ sedang berlatih untuk
acara nanti malam di taman Ismail Marzuki. Pendiri IMJ menjadi salahsatu
pembicara diacara tersebut. Peneliti mengamati para talent dan berbincangbincang dengan pendiri IMJ, pendiri IMJ mengajak peneliti untuk
mengikuti acara pada esok hari yakni acara sosialisasi preventif hiv aids,
disana nanti para talent IMJ akan menjadi salahsatu penghibur dan ajang
memperkenalkan para talent-talent IMJ kepada masyarakat, acara ini akan
bekerjasama dengan humanioract dan kuldesak.
7. Sabtu, tanggal 14 Maret 2015, pada pukul 17.WIB.
Ketika peneliti datang komunitas humanioract dan kuldesak sudah
berkumpul di markas IMJ. Mereka sedang mempersiapkan acara untuk
nanti malam. Acara berlangsung pada pukul 19.00 WIB dikampung
Cimanggis, Depok. Kami bersama-sama menuju lokasi pada pukul 18.30
WIB dan sesampainya disana langsung mempersiapkan segala sesuatunya
dan acara berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Sesi pertama yakni
menonton film tentang bahaya hiv aids dan cara pencegahannya, sesi kedua
adalah diskusi dengan nara sumber para odha yang sudah pulih, sesi ketiga
tanya jawab, dan terakhir hiburan.
8. Jumat, tanggal 17 April 2015, pukul 15.00 WIB.
Hari ini ada kelas menulis dari Aan Mansyur. Kelas menulis ini
berfungsi untuk memberikan ilmu tidak hanya para talent-talent IMJ tetapi
juga untuk khalayak umum yang datang ke Kedai Ekspresi bahwa menulis
untuk mengungkapkan apa yang ada di isi kepala kita dan tidak semua apa
yang kita pikirkan dapat sama dengan apa yang kita tuliskan maka dari itu
perlu keseimbangan antara apa yang kita pikirkan dengan apa yang kita
tuliskan untuk menjauhkan dari lupa, itu adalah bagian dari apa yang Aan
Mansyur bagikan dalam kelas menulisnya di Kedai Ekspresi. Tidak hanya
kelas menulis pukul 19.00 WIB juga diadakan kelas puisi dengan Krisna
Pabicara dan Zarry Hendrik yang juga membagi Ilmunya kepada para
talent-talent IMJ untuk mengungkapkan seni yang dimilikinya selain musik
agar seluruh bakat yang dimiliki tersalurkan dengan baik.
Transkip Wawancara
Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial dalam Mengembangkan Potensi Kreatifitas Anak Jalanan
di terminal Depok.
Informan : Pendiri Institut Musik Jalanan.
A. Identitas
Nama
: Andi Akmal Sera Malewa ST
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Wawancara : 6 Mei 2015
Waktu Wawancara : 30 Menit.
Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan.
1.Sejak kapan didirikannya IMJ?
Jawaban : Institut Musik Jalanan berdiri pada Januari 2014 hasil kesepakatan
kami bertiga untuk mendirikan IMJ.
2.Bagaimana proses awal sampai terbentuknya IMJ seperti saat ini?
Jawaban : Pemikiran melahirkan IMJ berawal ketika pada 2012, Pemerintah
Kota Depok mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No.16/2012 Tentang
Pembinaan Ketertiban Umum, dimana salah satunya pasalnya berisi larangan
memberikan uang kepada pengemis dan pengamen. Perda ini tentu
mempersempit ruang para musisi jalanan. Padahal disana juga ada mata
pencaharian, ada sebuah semangat kebanggaan ketika karya bisa didengarkan
dan diapresiasi. Ditengah perkembangan teknologi yang semakin dinamis,
muncul ide untuk merekam karya cipta kami dalam sebuah compact disc
hingga bisa diedarkan kemasyarakat.
3.Apa yang anda harapkan dari kehadiran IMJ bagi para musisi jalanan?
Jawaban : harapan kami para pendiri IMJ agar para musisi jalanan memiliki
ruang untuk berkarya dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas bahwa
para pengamen atau musisi jalanan ini tidak dianggap sebelah mata oleh
masyarakat terlebih anak-anak dapat memiliki ruang dan tidak lagi dijalanan
karena jalanan adalah tempat berbahaya bagi anak.
4.Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : di IMJ ini aturan tidak tertulis tetapi yang berlaku ada dua pertama
aturan yang ada di dalam management IMJ disitu adalah tempat musisi
jalanan untuk mengatur jadwal recording, latihan, dan event-event, lalu kedua
adalah aturan yang ada di dalam management kedai Ekspresi disitu adalah
salah satu unit usaha untuk pemasukan IMJ aturan yang berlaku adalah
pembukuan dari uang masuk dan uang keluar.
5.Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer dan musisi jalanan saat
berada di Institut Musik Jalanan?
Jawaban : haknya mereka akan mendapatkan royalti dari pemasukan yang
kami dapatkan baik dari management IMJ uang yang didapat kami bagi dua
untuk volunter bagian management IMJ dan untuk para talent kami,
sedangkan untuk di kedai ekspresi juga sama kayak gitu juga.
6.Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan
yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : sudah dan memang seperti itu dari awal kami berdiri hingga saat
ini.
7.Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar?
Jawaban : Interaksi kami sangat baik dengan masyarakat sekitar IMJ, bahkan
tidak Cuma masyarakat sekitar yang mengapresiasi kehadiran IMJ dunia
internasional sudah mengenal IMJ dan IMJ sudah mendapatkan pengakuan
resmi dari WIPO badan dunia resmi tentang HAKI yang ada di Jakarta.
8.Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ
menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
Jawaban : iya ada sih, contohnya itu karena kami bergerak dibidang musik
sebenernya ngga boleh terlalu berisik gitu ya kalo malem tapi kami
mensiasatinya itu ya dengan memakai gitar akustikan supaya suara yang
dihasilkan ga terlalu besar dan pemakaian sound juga ga dengan volume yang
menganggu masyarakat. Kami juga punya jam malam sampai jam 11 malam.
9.Apakah ada dari volunter dan musisi jalanan ini yang tidak mampu
untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : untuk saat ini ga ada, semua terkendali dengan baik.
10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak
menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan?
Jawaban : ya paling kami tegur ajasih kalo ada yang ngga ngelanggar aturan.
11. Apakah baik dari volunteer dan musisi jalanan ini memiliki peran
ganda?
Jawaban : ya pastilah mereka semua punya peran ganda, ada yang jadi
mahasiswa, dan ikut peraturan IMJ pula seperti volunteer kebanyakan itu
mahasiswa kayak kamu gini kan juga peran ganda jadi anak juga dirumah
harus ikut peraturan dirumah. Para musisi jalanan juga sama kayak gitu
mereka sih bukan mahasiswa tapi sebagian ada yang pelajar yang usianya
masih dibawah umur.
12. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari volunteer atau musisi
jalanan yang mempunyai peran ganda?
Jawaban : ya kalo urusan diluar udah selesai ya wajib ke IMJ contohnya kalo
udah selesai sekolah, selesai kuliah yak ke IMJ tapi harus konfrimasi dulu
pulangnya jam berapa jadi bisa disesuaikan sama jadwal dia urutan keberapa
buat latihan dan kalo volunteer kan juga bisa buat jadwal yang pas dia jaga
kedai kapan dan buat ngelola event kapan. Ya kurang lebihnya gitu sih.
13. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan?
Jawaban : amat sangat mengapriasiasi dilihat dari penjualan album yang
melesat sampai pemberian penghargaan untuk IMJ.
14. Pernahkah terjadi konflik baik dengan sesama pendiri, volunteer atau
musisi jalanan?
Jawaban : Alhamdulillah sih ga ada kalo beda pendapat kan itu wajar ga
sampe ada yang keluar dari kami sih ga ada, kalo ada masalah ya kami
selesaikan baik-baik. Ya ngobrol gitu untuk mencari jalan keluar.
15. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : ada, yaitu tadi ngobrol diskusi buat cari solusi.
16. Ekspektasi kedepannya seperti apa terhadap IMJ kedepannya?
Jawaban : para talent kami bisa jadi artis terkenal.
17. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ
bertahan?
Jawaban : faktor penghambatnya masih ada pengamen dan musisi jalanan
yang belum mendaftar ke imj karena mereka kurang percaya diri dengan
karyanya dan preman-preman yang mengaku sebagai pengamen ini sedikit
menganggu dan faktor pendukung masyarakat mendukung kehadiran IMJ,
semangat para musisi jalanan dengan karya-karya terbaik mereka dan sarana
prasarana yang insyaallah dapat membantu para talent.
18. Apa yang menjadi ciri khas Institut Musik Jalanan?
Jawaban : IMJ adalah institut bagi musisi jalanan pertama di Indonesia
bahkan didunia.
19. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
Jawaban : satu persatu kami berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka
untuk saat ini sedang berproses.
20. Apakah anda mengerti tentang sistem uks yang ada di kesejahteraan sosial?
Jawaban : kurang paham sih tapi pernah denger dari volunteer yang anak
kessos iisip kalo sistem uks itu cara yang dipake buat mensejahterakan kaum
marginal.
21. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai
album?
Jawaban : wah banyak tahapannya pertama ya mereka diaudisi selanjutnya itu
ke pembahasan lirik jadi liriknya itu pas atau enggak ada yang perlu diganti
atau enggak, lalu ada arasement nah disini yang agak susah, dalam arti susah
itu kita mau buat lagu ini ke genre apa mau popkah, dangdutkah, jazzkah atau
seperti apa ya itu tergantung cocoknya seperti apa gitu, terus ada tahap
mendengarkan lagu karya yang sudah dibahas liriknya sudah diarasement kita
dengarkan pas atau enggak, kalo semua dianggap udah sesuai kami ketahap
mengkrongkritkan karya tahap ini lebih sulit yakni tahap recording merekam
lagu yang sudah diarasemen terus ada tahap mixing dan mastening dan
endingnya itu adalah duplikasi album yang mengeluarkan banyak dana ini
adalah tahap terakhir dan para talent akan mempublikasi album perdana
diacara event IMJ dan event-event luar kota.
22. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
Jawaban : faktor penunjang kami adalah dukungan masyarakat yang
mengapresiasi kegiatan kami ini yang membuat IMJ bertahan karena
masyarakat dan gerakan muda Depok menyukai karya-karya kami.
23. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : prestasi yang sudah diraih IMJ adalah album perdana Institut Musik
Jalanan bertajuk #KalahkanHariIni yang dicetak sebanyak 2000 keping ini
mampu menembus pasar domestik hingga ke mancanegara. Selain itu Institut
Musik Jalanan mendapatkan penghargaan dari Cahaya dari Timur Award
sebagai kategori pemberdayaan musik masyarakat. Ini menjadi cambukan
kami agar terus dapat berkarya lebih baik.
24. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai
akhir?
Jawaban : ya dengan berdiskusi dengan para talent dan management IMJ
waktu pelaksanaannya yang tepat.
25. Sejak kapan didirikannya unit – unit usaha IMJ dan kelas –kelas terbuka
IMJ?
Jawaban : unit usaha IMJ berdiri sejak IMJ ini juga berdiri awal tahun 2014.
26. Tujuan didirikannya unit-unit usaha IMJ dan kelas-kelas terbuka IMJ?
Jawaban : untuk menambah pemasukan kegiatan di IMJ.
27. Bekerjasama dengan pihak-pihak mana agar unit usaha, kelas terbuka
dan IMJ dapat berjalan?
Jawaban : IMJ bekerjasama dengan dinas sosial kota depok, dinas pariwisata,
kuldesak, Haki, dengan wayang beber Indonesia, sahabat munir, Humaniorat,
kedai ekspresi, dan televisi swasta seperti mnc tv , net tv, dan daai tv untuk
promosi music produk IMJ, dan dengan para musisi ternama seperti Ina
Kamarie, Beben Jazz, Gleen Fredly dll.
28. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini?
Jawaban : cara penggali potensi kreatifitas ya dengan ada unit-unit usaha ada
kelas musik, ada kelas lingkungan, ada kelas potografi, dan masih banyak
lagi.
29. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi
Jalanan?
Jawaban : ada melukis juga dan potografi.
Transkip Wawancara
Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial dalam Mengembangkan Potensi Kreatifitas Anak Jalanan
di terminal Depok.
Informan : Volunteer Institut Musik Jalanan
A. Identitas
Nama
: Widi Mahendra Putra.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Wawancara : Rabu, 6 Mei 2015
Waktu Wawancara : 30 Menit.
Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di IMJ?
Jawaban : sejak masih diruba aku udah bantuin Andi sampai Andi
mendirikan IMJ sama Frysto dan Iksan kurang lebih sekitar 7 tahun aku
jadi volunteer, dan di IMJ udah mau 2 tahun jadi volunteer.
2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang adanya IMJ ini?
Jawaban : sangat membantu pengamen jalanan karena mereka ga punya
tempat untuk berkreasi dijalanan nyari duit malah ditangkep satpol pp kan
karena peraturannya kan bilang ga boleh ngamen.
3. Apa yang menjadi alasan anda menjadi volunteer di IMJ?
Jawaban : aku bantu dari berdirinya imj, aku tertarik bantu disini karena
jarang sekali ada pergerakan solusi untuk bantu pemerintah dalam
pemberdayaan para pengamen/musisi jalanan seperti IMJ ini. Maka dari
itu aku siap mengabdi dan membantu apa yang dibutuhkan oleh IMJ.
4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : disini aturan tidak tertulis tapi jelas. Aturan ada 2,aturan di
manajemen IMJ sama aturan di unit usaha. Kalo aku megang di unit usaha
kedai ekspresi.
5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer saat berada di Institut
Musik Jalanan?
Jawaban : haknya disini dapet royalti dari penjualan di kedai ekspresi,
kewajibannya ya jaga kedai dari jam 15.00 – 00.00 WIB, terus buat
pembukuan keuangan.
6. Apakah hak dan kewajiban bagi volunteer sudah diterapkan sesuai
dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : ya sejauh ini dijalankan karena kalo nggak dijalankan ya ngga
berjalan.
7. Bagaimanakah menurut anda interaksi antara Institut Musik Jalanan
dengan masyarakat sekitar?
Jawaban : sangat baik, masyarakat mendukung adanya IMJ ini.
8. Dari pengamatan anda, Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri
yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di
masyarakat sekitar?
Jawaban : ya punya kayak ngga boleh terlalu berisik jadi kita ngakalinnya
pake gitar akustikan, dan sound dalem bukan sound luar biar ga berisik
banget lah seengaknya.
9. Apakah ada baik dari volunteer dan musisi jalanan ini yang tidak
mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik
Jalanan ini?
Jawaban : nggak ada semua ngejalanin sesuai dengan porsinya.
10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada dari volunteer dan musisi
jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik
Jalanan?
Jawaban : paling cuma ditegur aja ngga sampe dikasih sanksi yang gimana
gitu soalnya sampe sekarang ga ada yang ngelanggar sih.
11. Apakah
masyarakat
mengapresiasi
kehadiran
Institut
Musik
Jalanan?
Jawaban : bahkan internasional juga mengapresiasi IMJ.
12. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, sesama volunteer
atau dengan musisi jalanan?
Jawaban : sampai saat ini sih ga ada.
13. Apakah anda memiliki peran ganda?
Jawaban : punya 2 peran pertama peran aku dirumah sebagai anak karena
ayah udah meninggal jadi aku yang gantiin posisi ayah. Aku jadi tulang
punggung keluarga dan aku juga wajib kerja di IMJ.
14. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : kalo ada perbedaan pendapat ya kita diskusi musyawarah,
kebiasaan dari ruba sampe ke IMJ ya musyawarah.
15. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat
IMJ bertahan?
Jawaban : faktor penghambat pengamen kurang pede, masih ada preman
yang suka usil, dan faktor pendukung masyarakat yang mendukung
kehadiran imj, semangat talent binaan yang jelas mambuat IMJ bertahan
terlebih adanya fasilitas yang buat makin semangat buat latihan.
16. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
Jawaban : sedang diusahakan mudah-mudahan mereka bisa jadi artis
terkenal.
17. Bagaimana
cara
mengembangkan
musisi
jalanan
agar
bisa
mempunyai album?
Jawaban : audisi, pematangan karya, pengkongkritan karya, publikasi
album, perfrom album.Ada lagi unit usaha kayak kedai, sablon,kelas yang
dibuka juga untuk umum.
18. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
Jawaban : ya liat aja apa aja yang ada disini fasilitasnya ya itu sarana
penunjangnya.
19. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : prestasi yang udah dicapai itu dapet penghargaan dari
pemberdayaan musik masyarakat, cahaya dari timur matahari dapat
pengakuan disitus resmi WIPO, dan penjualan album sampai 2000 keping.
20. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai
akhir?
Jawaban : kalo itu sama farah yang lebih jelasnya soalnya dia di
Manajemen IMJ.
21. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di
IMJ?
Jawaban : sangat bagus itu untuk lebih mengembangkan potensi anakanak.
22. Metode apa yang anda lakukan untuk membantu kegiatan di IMJ?
Jawaban : ya terbuka ajalah caranyaa mah, jujur gitu aja metodenya.
23. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini?
Jawaban : ya kayak tadi ada kelas terbuka sama unit usaha.
24. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi
Jalanan?
Jawaban : selain menyanyi ada yang bisa melukis dan stand up comedy.
25.
Transkip Wawancara
Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok.
Informan : Volunteer IMJ
A. Identitas.
Nama
: Farah Adelina.
Jenis Kelamin
: Perempuan.
Tanggal Wawancara : 6 Mei 2015.
Waktu Wawancara : 30 Menit.
Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di IMJ?
Jawaban : kurang lebih 1 tahun ini gue bantu-bantu disini.
2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang adanya IMJ ini?
Jawaban : bagus banget karena bisa bantu pengamen dan anak jalanan
yang punya bakat.
3. Apa yang menjadi alasan anda menjadi volunteer di IMJ?
Jawaban : karena pengen terjun dan pengen tau dunia sosial.
4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : aturan disini ga tertulis tapi kalo gue buat peraturan yang udah
disepakati bareng-bareng sama volunteer yang lain juga, 6 volunter
manajemen IMJ dan kedai ekspresi buat peraturan beda yang sesuai sama
masing-masing bidangnya. Contohnya kayak gue nih kan di manajemen
IMJ peraturannya itu ya buat jadwal latihan, jadwal event manggung,
jadwal rekaman, dan keuangan manajemen IMJ, kalo untuk peraturan
kedai kayak bang widi yang paling Cuma pembsagian jam kerja aja sama
pembukuannya kayak gimana gitu ajasih.
5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer saat berada di Institut
Musik Jalanan?
Jawaban : kewajiban kita yang untuk menerapkan kepada talent apa yang
sudah disepakati bareng-bareng tadi dan nerapinnya aja gimana. Dan
haknya ya dapet gaji kita dari pekerjaan yang kita lakuin di IMJ.
6. Apakah hak dan kewajiban bagi volunteer sudah diterapkan sesuai
dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : menurut gue sih udah.
7. Bagaimanakah menurut anda interaksi antara Institut Musik Jalanan
dengan masyarakat sekitar?
Jawaban : wah sangat mengapresiasi kehadiran kita disini mereka.
8. Dari pengamatan anda, Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri
yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di
masyarakat sekitar?
Jawaban : ada sih ngga boleh berisik kalo tengah malem jadi kita
ngakalinnya pake gitar akustikan, dan sound dalem bukan sound luar biar
ga berisik banget.
9. Apakah ada baik dari volunteer dan musisi jalanan ini yang tidak
mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik
Jalanan ini?
Jawaban : sampai saat ini sih semua fine-fine aja ngejalanin tugasnya.
10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada dari volunteer dan musisi
jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik
Jalanan?
Jawaban : paling ditegur.
11. Apakah
masyarakat
mengapresiasi
kehadiran
Institut
Musik
Jalanan?
Jawaban : jelas masyarakat mengapresiasi kita.
12. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, sesama volunteer
atau dengan musisi jalanan?
Jawaban : paling beda pendapat doang ga sampe ribut.
13. Apakah anda memiliki peran ganda?
Jawaban : punya, gue juga kerja freelance diluar kadang gue izin untuk ga
kesini karena ada job diluar dan gue juga harus keep contact sama nyokap
dirumah supaya ga khawatir kalo gue ada job atau lagi di imj.
14. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : pasti ada, ya diskusi sih ngobrol aja maunya gimana terus
solusinya apa.
15. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat
IMJ bertahan?
Jawaban : waktu audisi suka ada talent yang pake lagu orang lain ga
pede, sama ada preman iseng deh, kalo pendukungnya ya tadi itu
masyarakat yang dukung bgt imj dan sarana dan prasarana yang insyaallah
bisa terus menunjang kegiatan.
16. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
Jawaban : pasti.
17. Bagaimana
cara
mengembangkan
musisi
jalanan
agar
bisa
mempunyai album?
Jawaban : untuk bisa mengembangkan mereka sampe tahap album
pertama mereka audisi yang bisa lolos yang punya lagu sendiri, dan
lagunya harus berkualitas suaranya juga harus bagus kalo udah masuk
mereka bisa kerjasama sama tim managemen IMJ, abis itu masuk
dipembahasan lirik sebelumnya talent udah punya lagu sendiri dan abis itu
kita semua bahas nih liriknya udah pas atau belum kalo belum pas ya kita
ganti sama lirik yang pas. Setelah itu ke tahap hearing proses ini kita
semua mendengarkan lirik dan arassement yang dibuat sebelumnya kayak
gimana, contohnya diarrasement dibuat ngejazz atau pop ya kita dengerin
kalo memang kurang cocok arasement kita rubah lagi mungkin jadi indie
atau rege, ya pokoknya kita sesuaikan dengan karakter si penyanyi, lirik
dan arrasement sesuai dengan apa yang lagi in di pasaran, dan tahap ini
pematangan karya supaya ditahap produksi tidak mengalami pengulangan
bila dirasa tidak cocok. Nah setelah itu ke pematangan karya kan produksi
lagu kalo udah selesai kita publikasi album caranya kami memanfaatkan
media sosial untuk memperkenalkan lagu-lagu para talent kami, karena
anak-anak muda zaman sekarang sampai tokoh ternama juga memakai
media sosial. selain album para talent kami juga kami ajarkan untuk punya
media sosial supaya pada kenal.
18. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
Jawaban : saranan prasarana yang ada di Institut Musik Jalanan.
19. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : kami udah dapet cahaya dari timur matahari sebagai
pemberdayaan musik masyarakat, dapet pengakuan resmi dari badan Hak
Kekayaan Intelektual atau Haki yang ada di Jenewa yaitu Wipo, dan
album pertama kami udah 2000 keping ini menembus pasar domestik
hingga ke mancanegara.
20. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai
akhir?
Jawaban : diskusi sama talent dan volunteer yang lainnya yang ada
dimanajemen supaya ga ada bentrok dan dapet waktu yang pas.
21. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di
IMJ?
Jawaban : bagus bisa bantu talent binaan kami lebih pinter, beretitude,
dan bisa sharing sama musisi yang lebih handal dibidangnya.
22. Metode apa yang anda lakukan untuk membantu kegiatan di IMJ?
Jawaban : terbuka, jujur supaya kita bisa saling kontribusi disetiap
kegiatan kalo bisa dikerjain kalo gabisa yang ngomong aja biar bisa
dibantu atau dikasih ke yang lebih ngerti.
23. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini?
Jawaban : unit usaha sama kelas-kelas dong pastinya.
24. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi
Jalanan?
Jawaban : ada beberapa talent yang bisa melukis.
Transkrip Wawancara
Peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial dalam Mengembangkan Potensi Kreatifitas Anak Jalanan
di Terminal Depok.
Informan : anak jalanan yang mengikuti rekaman di Institut Musik Jalanan
A. Identitas.
Nama
: Bimo IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015.
Waktu Wawancara : 30 Menit.
Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan?
Jawaban : dari putus sekolah smp ya ngamen aja.
2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan?
Jawaban : ekonomi butuh duit.
3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini?
Jawaban : baru setahun dari bulan februari 2014.
4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ?
Jawaban : dari selembaran dijalanan ada yang buang yauda liat
alamatnya kesitu deh.
5. Mengapa mengikuti audisi IMJ?
Jawaban : ya siapa tau bisa jadi penyanyi terkenal kayak Gleen Fredly
gitu.
6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : di IMJ ini aturan tidak tertulis tetapi yang berlaku ada dua
pertama aturan yang ada di dalam management IMJ disitu adalah
tempat musisi jalanan untuk mengatur jadwal recording, latihan, dan
event-event, lalu kedua adalah aturan yang ada di dalam management
kedai Ekspresi disitu adalah salah satu unit usaha untuk pemasukan
IMJ aturan yang berlaku adalah pembukuan dari uang masuk dan uang
keluar.
7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di
Institut Musik Jalanan?
Jawaban : haknya ya dapet duit dan kewajibannya ya komit aja disini.
8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan
aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : udah.
9. Bagaimanakah interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan
masyarakat sekitar?
Jawaban : interaksinya ya baik sama masyarakat.
10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku
sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat
sekitar?
Jawaban : tidak ada.
11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk
menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : kita semua sih ga ada yang ngelanggar aturan.
12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang
tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan?
Jawaban : Cuma ditegor doang.
13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda?
Jawaban : kalo gue mah punya jadi anak ibu dirumah.
14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang
mempunyai peran ganda?
Jawaban : disesuain aja ntar bilang sama bang Andi.
15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik
Jalanan?
Jawaban : sangat mengapresiasi dong buktinya punya penghargaan.
16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau
sesama musisi jalanan?
Jawaban : ya paling beda pendapat doang.
17. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : ya ada.
18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan
untuk mewujudkan mimpi?
Jawaban : kalo buat aku sendiri bantu kebutuhan pribadi dan bantu
kebutuhan keluarga.
19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa
mempunyai album?
Jawaban : ya banyak ada audisi alhamduliilah banget audisi kalahkan
hari ini volume dua rame, walaupun pada zaman gue juga ngga kalah
rame waktu itu tahun 2014 sama bulan februari juga audisinya. Waktu
itu harapan gue ikut audisi gue bisa jadi musisi yang terkenal yang
punya lagu sendiri, mungkin itu juga kali ya yang buat temen-temen
gue sesama pengamen jalanan pada ikutan daftar di IMJ, mau
hidupnya lebih baik kedepannya ga selalu dijalanan,
20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
Jawaban : ya fasilitasnya aja yang ada disini kan penunjangnya ka.
21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : penjualan album yang udah 2000 keping, dapet
penghargaan dari cahaya dari timur matahari dan pengakuan dari
Wipo.
22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai
akhir?
Jawaban : diskusi terbuka gitu disitu ada semua management dan
pendiri jadi supaya kita sepakat.
23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan?
Jawaban : pasti ada sih kayak mati lampu, nunggu yang belum dateng.
24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ?
Jawaban : Ilmu dan jadi lebih banyak tau dan lebih banyak kenal
orang.
25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di
IMJ?
Jawaban : bagus bisa bantu kita kalo lagi ga ada kegiatan rekaman.
26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ?
Jawaban : ikut dong pastinya.
27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu
ditambahkan atau diperbaiki?
Jawaban : udah bagus.
28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan?
Jawaban : prestasi ya gua ikut bangga karna di album kalahkan hari ini
ada lagu gua.
29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya?
Jawaban : makin sukses.
30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan
yang anda ikuti selama di IMJ?
Jawaban : ya rajin ikut latihan rutin, ikut kelas, bantuin unit usaha.
31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda
miliki?
Jawaban
:
ngelukis
sih.
Transkip Wawancara
Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok.
Informan : Anak Jalanan yang rekaman di IMJ
A. Identitas.
Nama
: Adam IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015.
Waktu Wawancara : 30 Menit.
Tempat
: Institut Musik Jalanan.
C. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan?
Jawaban : gue ada dijalanan udah tiga taun semenjak masuk SMA.
2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan?
Jawaban : karena bokap gak bisa nyekolahin gue lagi akhirnya gue mutusin
untuk bantu kebutuhan ekonomi keluarga dan gue milih ngamen, nyokap gue
kerja nyuci gosok dirumah orang dan bokap buruh bangunan gue juga punya 3
orang adek yang masih kecil-kecil kondisi rumah juga masih ngontrak
makanya gue anak pertama dan harus bantu nyokap dan bokap gue.
3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini?
Jawaban : baru 6 awal taun ini.
4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ?
Jawaban : dari flyer yang gue dapet di bis waktu gue ngamen.
5. Mengapa mengikuti audisi IMJ?
Jawaban : karena gue mau jadi musisi terkenal.
6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : aturannya dua kalo ga salah aturan management sama aturan unit
usaha. Maklum gue masih baru disini.
7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut
Musik Jalanan?
Jawaban : Disini gue wajib ikut peraturan di IMJ yaitu komitmen. Disini
harus punya tanggungjawab. IMJ ini tempat kita buat nyalurin bakat. Kalo
kita yang ada disini nurut kita juga bakalan dikasih jadwal buat event-event
gitu dan hak gue dapat duit deh. Duitnya jauh lebih lumayan dah daripada
dijalanan yang resikonya juga jauh lebih gede.
8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan
yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : setau gue sih udah.
9. Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar?
Jawaban : ya biasa-biasa aja sih.
10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ
menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
Jawaban : setau gue sih ga boleh berisik kalo malem jadi pakenya gitar
akustik.
11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk
menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : kayaknya sih ga ada.
12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak
menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan?
Jawaban : ditegor doang paling sama bang Andi.
13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda?
Jawaban : pastilah.
14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang
mempunyai peran ganda?
Jawaban : ngobrol aja biasa.
15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan?
Jawaban : iya sih kalo pas ada event banyak yang dateng.
16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama
musisi jalanan?
Jawaban : paling adu bacot doang.
17. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : pernah. Ngobrol aja kalo nyelesainnya.
18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
Jawaban : yang talent 1 kayaknya udah. Udah pada punya album dan banyak
eventnya.
19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai
album?
Jawaban : banyak dari audisi sampe rekaman, terus ada unit usaha sama
kelas-kelas.
20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
Jawaban : yang dari fasilitasnya.
21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : dari cahaya dari timur matahari, sama penjualan album pertama
yang sampe 2000 keping.
22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir?
Jawaban : biasanya semua pada ngumpul buat ngebahas itu.
23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan?
Jawaban : enggak.
24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ?
Jawaban : wah banyak gue jadi bisa komputer, gue bisa belajar alat rekaman,
banyak ilmu tentang musik, ketemu sama orang terkenal sekelas Glen Fredly,
Ina Kamarie, Beben Jazz coy. Gila gak tuh ngga nyangka gue.
25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ?
Jawaban : keren.
26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ?
Jawaban : bantuin doang.
27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu
ditambahkan atau diperbaiki?
Jawaban : udah bagus kayaknya.
28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan?
Jawaban : gue kan belum masih mau tahap recording jadi belum punya
prestasi. Tapi gue bangga ada disini.
29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya?
Jawaban : makin sukses makin keren.
30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang
anda ikuti selama di IMJ?
Jawaban : waktu gue masuk di IMJ dan gue bilang kalo gue putus sekolah
terus bang Andi ngubungin gue sama orang Humanioract supaya gue bisa
lanjutin kejar paket c, katanya sayang-sayang kalo ngga dikelarin sekolahnya,
sekolah itu buat kita juga ilmunya. Selain itu gue ikut kelas-kelas dan unit
usaha biar makin belajar.
31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki?
Jawaban : kalo gue bisanya nyanyi aja sama arasemen lagu.
Transkip Wawancara
Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok.
Informan : Anak Jalanan yang rekaman di IMJ
B. Identitas.
Nama
: Hasan IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015.
Waktu Wawancara : 30 Menit.
Tempat
: Institut Musik Jalanan.
D. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan?
Jawaban : udah mau 3 tahun.
2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan?
Jawaban : gue dateng dari jam 11 dan baru bisa audisi jam 2 siang saking
ramenya, gue ikut audisi ini karena gue mau ngerubah hidup gue dan mau
wujudin mimpi gue jadi penyanyi terkenal
3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini?
Jawaban : bareng Adam awal taun.
4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ?
Jawaban : dari flyer yang ada dijalanan.
5. Mengapa mengikuti audisi IMJ?
Jawaban : ngerubah hidup gue.
6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : aturan managemen sama unit usaha.
7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut
Musik Jalanan?
Jawaban : komitmen yang wajib dan rutin latihan sama nanti dapet duit kalo
album udah kejual dan dapet event-event buat manggung.
8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan
yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : udah.
9. Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar?
Jawaban : bagus.
10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ
menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
Jawaban : ga boleh berisik ajasih.
11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk
menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : kayaknya ga ada..
12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak
menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan?
Jawaban : ditegur doang paling.
13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda?
Jawaban : gue iya.
14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang
mempunyai peran ganda?
Jawaban : cerita aja sama orang manajemen biar dikasih solusi biar ngerti.
15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan?
Jawaban : banget.
16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama
musisi jalanan?
Jawaban : beda maunya aja.
17. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : pernah tapi ya diobrolin kelar.
18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
Jawaban : talent vol 1 kayaknya udah deh.
19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai
album?
Jawaban : wah banyak itu mah gak apal.
20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
Jawaban : fasilitasnya aja.
21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : dapet penghargaan dari cahaya timur matahari, udah mendunia jg
kan IMJ.
22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir?
Jawaban : diobrolin aja disana mah.
23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan?
Jawaban : kayaknya enggak dehh.
24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ?
Jawaban : gue jadi belajar komputer dan alat rekaman, pinter gue disini
25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ?
Jawaban : bagus.
26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ?
Jawaban : bantuin bang Widi aja.
27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu
ditambahkan atau diperbaiki?
Jawaban : enggakusah udah pas.
28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan?
Jawaban : belum ada ague kan baru.
29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya?
Jawaban : makin gokil.
30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang
anda ikuti selama di IMJ?
Jawaban : banyak ada kelas-kelas disini.
31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki?
Jawaban
:
gue
bisa
ngelukis.
Transkip Wawancara
Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok.
Informan : Anak Jalanan yang rekaman di IMJ
A. Identitas.
Nama
: Dhea IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015.
Waktu Wawancara : 30 Menit.
Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan.
1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan?
Jawaban : gue udah 5 tahun dijalanan.
2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan?
Jawaban : ekonomi bantu keluarga.
3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini?
Jawaban : udah mau satu tahun gue disini.
4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ?
Jawaban : dari salahsatu penumpang bis yang ngasih tau.
5. Mengapa mengikuti audisi IMJ?
Jawaban : gue ngerasa kalo dijalanan gue nggak kuat capek banget soalnya
kan lari-lari dari bis ke bis, kalo sekarang gue udah lolos audisi jadi gue
nggausah lari-lari lagi, dan gue bisa sekolah lagi ngerubah nasib gue kan..
6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : selaw kalo disini mah Cuma nurut aja sama manajement, ikut
bantu aja di kedai.
7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut
Musik Jalanan?
Jawaban : komit kalo disini mah nanti dapet royalti.
8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan
yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : sesuai kok.
9. Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar?
Jawaban : bagus banget interaksi sama warga sini.
10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ
menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
Jawaban : kalo latihan pake gitar akustik biar ga gede bgt suaranya dan gak
ganggu warga.
11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk
menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban : kayaknya ga ada.
12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak
menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan?
Jawaban : ditegor
13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda?
Jawaban : semuanya pasti iya.
14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang
mempunyai peran ganda?
Jawaban : ngobrol biar ada solusi terbuka aja.
15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan?
Jawaban : sangat.
16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama
musisi jalanan?
Jawaban : beda pendapat doang.
17. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : cara nyelesainnya ya ngobrol aja.
18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
Jawaban : udah buat gue pribadi.
19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai
album?
Jawaban : pertama audisi terus ada pembahasan lirik beberapa lirik gue
emang ada yang diganti kayak contohnya ada lirik yang selamanya aku hanya
bisa diganti selamanya aku takkan pernah bisa lepas. Dan masih ada lagi yang
dirubah itu contoh kecilnya kayak gitu, gue pribadi sih ga masalah kalo
diganti gitu kan supaya lebih keren lagu gue.
20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini
berkembang?
Jawaban : fasilitasnya.
21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : penjualan album kita yang udah sampe 2000 keping, dapet award
dari cahaya dari timur matahari, dan diakui oleh musisi dunia.
22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir?
Jawaban : sharing terbuka sama management sampe nemu waktu yang pas
supaya ga bentrok sama kegiatan yang lainnya.
23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan?
Jawaban : Cuma duit aja kali ya pendiri IMJ.
24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ?
Jawaban : tadinya gue ga punya twitter eh karena gue masuk IMJ gue diajarin
buat twitter, facebook, dan media sosial lainnya. kita kalo mau ngamen ya
jualan album bukan minta duit recehan lagi tapi sekali jual 20.000. tapi itu
cuma diawal aja sih kita jualan album dari bis ke bis, kalo sekarang udah ke
event-event aja.
25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ?
Jawaban : bagus.
26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ?
Jawaban : enggak. haha
27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu
ditambahkan atau diperbaiki?
Jawaban : kayaknya udah sip
28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan?
Jawaban : penjualan album yang meningkat. Gue bangga dan itu prestasi
buat gue.
29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya?
Jawaban : makin sukses.
30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang
anda ikuti selama di IMJ?
Jawaban : banyak dari audisi sampe distribusi, kelas-kelas, dan unit usaha.
31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki?
Jawaban
:
ada
beberapa
yang
bisa
ngelukis.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi
: Proses Kegiatan Pembuatan Album.
Waktu Observasi
: 24 Februari – 3 Mei 2015.
Tempat Observasi
: Institut Musik Jalanan.
Waktu
Deskripsi
Selasa, 24 Februari 2015
Suasana dikedai ekspresi pada saat audisi ramai sekali, para
pengamen, anak jalanan mengikuti audisi secara bergantian.
Mereka menyanyi sambil bermain gitar dihadapan para juri.
Pada saat membahasan lirik dihadiri oleh pendiri institut
musik jalanan, manajement, dan talent. Sebanyak kurang
lebih 7 orang menghadiri pembahasan lirik. Pembahasan
lirik dilakukan pada malam hari dan suasana pada malam itu
serius sekali dan hanya beberapa pengunjung yang datang
dikedai ekspresi.
Proses arasemen dilakukan diruang rekaman IMJ dihadiri
oleh talent yang lagunya sedang diarasemen yakni Adam
IMJ, lagu yang akan dibawakan yaitu pergi-pergi. Proses
arasemen dilakukan pada malam hari.
Suasana hearing dikedai ekspresi sangat ramai karena
dilakukan tepat dengan malam minggu akustik, banyak
pengunjung dikedai ekspresi yang mendengarkan lagu karya
di ekspresi. Selama kurang lebih 3 jam dari pukul 19.00
sampai 22.00 wib.
penjualan album tidak hanya dilirik oleh masyarakat umum
tetapi juga para musisi ternama, seperti Iwan fals, Glen
Fredly, Dahlan Iskan pun membeli album institut musik
jalanan peneliti melihat di di jejaring sosial twitter bahwa
penjualan distribusi album diminati oleh para followersnya
termasuk para musisi ternama.
Peneliti melihat Hasan IMJ sedang merekam suaranya
didampingi oleh Sinyo IMJ. Siang hari mereka melakukan
rekaman. Hasan IMJ mengenakan pakaian berwarna hitam
Selasa, 18 Maret 2015
Selasa, 31 Maret 2015
Sabtu, 2 April 2015
Selasa, 4 April 2015
Rabu, 5 April 2015
Minggu, 3 Mei 2015
dengan membawa gitar dan Sinyo IMJ mementorinya.
Ikatan Keluarga Dewan, DPRD Kota Depok menggelar
sebuah acara yang bertujuan untuk memberikan apresiasi
kepada para lansia di kota Depok. Acara ini bertajuk Festival
Lansia Tangguh 2015 bekerjasama dengan Institut Musik
Jalanan. Acara ini diadakan di Main hall Margo City Depok.
Para talent Institut Musik Jalanan sebagai pengisi acara
menyanyikan lagu diawal acara yakni Sinyo IMJ dengan
lagu andalannya Penjaga Cinta diiringi oleh talent lainnya.
Setelah Sinyo menyanyikan lagu perlombaaan cipta lagu
untuk lansia dilanjutkan dari pukul 16.00 sampai pukul 20.00
WIB. Acara berlangsung sangat meriah.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi
: Melihat unit usaha dan kelas edukasi.
Waktu Observasi
: 14 Maret – 6 Juni 2015.
Tempat Observasi
: Institut Musik Jalanan.
Waktu
Sabtu, 14 Maret 2015.
Minggu, 26 April 2015
Selasa, 12 Mei 2015
Sabtu, 23 Mei 2015
Sabtu, 6 Juni 2015.
Deskripsi
Acara yang bekerjasama dengan Humaniorat dan
Kuldesak SG kali ini diadakan tidak di kedai ekpresi
kelas kesehatan kali ini diadakan di Lapangan Triarga,
Cimanggis, Depok. Acara berlangsung dari pukul 19.00
– 23.00 WIB dengan mengenakan dress code berwarna
putih acara berlangsung sangat meriah. Selama kurang
lebih 4 jam dengan rangkain acara pemutaran film,
bincang edukasi, atraksi sulap jalanan, dan musik
akustik.
Acara dialog interaktif Hak Kekaayaan Intelektual
(HAKI) menghadirkan pakar HAKI yaitu Risa
Amrikasari dengan tema dunia tahun ini “Get Up Stand
Up for Music“.Acara yang diselenggarakan selama 4
Jam ini berhasil menyedot perhatian dari sejumlah
kalangan, baik dari musisi indie, pelaku industri kreatif
hingga kalangan pers. Turut hadir pula beberapa orang
tokoh seperti Pak Raden, Krisna Pabichara dan
komunitas musik soundcloud depok.
Pada siang hari suasana dikedai ekspresi sangat ramai
ternyata acara kelas lingkungan kerjasama dengan
Earth Hour Depok Sudah dimulai, selain para talent
binaan IMJ masyarakat dari kalangan umum juga
banyak yang datang ke acara ini karena tema yang
diusung adalah menuju kota depok yang ramah
lingkungan.
acara kelas musik diadakan pada malam hari pada
pukul 19.00 WIB dengan materi pembelajaran vocal
dan pr lagu fly me to the moon, acara ini disambut
sangat antusias oleh para talent yang membawa gitar
sendiri dan dengan seksama mendengarkan arahan dari
mentor mereka yakni Ina Kamarie.
Unit usaha kedai ekspresi buka dari pukul 15.00 WIB
Sabtu, 6 Juni 2015
sampai dengan pukul 23.00 WIB. Pada saat penulis
datang bang Widi dan Bang Febri yang menjaga kedai.
Mereka langsung menodorkan menu andalan mereka
dan penulis mencicipi menu sop ubi makasar, dan es
pisang ijo dari ternyata memang menu yang ada
dikedai ekspresi rasanya lezat.
Pada saat peneliti datang pukul 15.00 WIB ada
salahsatu talent bernama Arie IMJ sedang menyablon
kaos yang sudah dioder sebelumnya. Arie sangat serius
mengerjakan sablon tersebut.
DOKUMENTASI
Diskusi sebelum memasuki
tahapan audisi.
Hasan mengikuti audisi.
Institut Musik Jalanan.
Institut Musik Jalanan.
Adam sedang mengikuti audisi.
Ruang Rekaman.
Institut Musik Jalanan.
Institut Musik Jalanan.
Flyer perform.
Workshop Musik KDI
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Dhea IMJ sedang rekaman.
Pertemuan
Depok.
dengan
pemkot
Di Institut Musik Jalanan.
Kelass Fotografi.
Perform Bimo IMJ.
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Wawancara dengan pendiri IMJ.
Flyer cipta lagu lansia.
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Flyer kelas menulis.
Flyer kelas musik.
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Kelas Musik.
Di Institut Musik Jalanan.
Kelas lingkungan.
Di Institut Musik Jalanan.
Download