[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] AFIASI Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur Analysis of Factors Associated with Low Visits (K4) Pregnant Women in Health Center Bambu Apus, East Jakarta Tating Nuraeni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra Abstrak Rendahnya kunjungan Ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di mana pada tahun 2009 cakupan kunjungan pertama (K1) sebesar 85,1 % dan cakupan kunjungan ke empat sebanyak 69,7 %. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan (K4) Ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak (Simple random sampling). Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah Ibu hamil yang melakukan kunjungan lengkap dalam memeriksakan kehamilannya yaitu sebanyak 51 Ibu hamil (70,8%) dan Ibu yang melakukan kunjungan tidak lengkap dalam memeriksakan kehamilannya sebanyak 21 Ibu hamil (29,2%). Hasil Uji statistik terdapat ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kunjungan Ibu hamil di antaranya yaitu Umur, pengetahuan, pendidikan, Akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan dan Sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar menjaga kesehatan baik pada ibu maupun bayinya sehingga dapat menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Kata Kunci : Kunjungan Ibu hamil, Pemeriksaan Kehamilan women (29.2%). Test Results are statistically there are several factors related to visits in pregnant women, such as age, education, access from the residence to health care information and resources. Based on the results suggested that maintaining good health of the mother or the baby so it can reduce the MMR (Maternal Mortality Rate) and IMR (Infant Mortality Rate). Keywords: Visits Pregnant women, pregnancy tests . Pendahuluan Angka kematian maternal dan perinatal di negara-negara berkembang masih merupakan masalah besar salah satunya di Indonesia. Menurut WHO kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan, dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri kehamilannya. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2003 mencapai 307/100.000 Kelahiran Hidup, tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 262/100.000 Kelahiran Hidup, pada tahun 2006, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 253/100.000 Kelahiran Hidup dan pada tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 248/100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 26,9 /1000 Kelahiran Hidup. Meski Angka Kematian Ibu (AKI) sudah menunjukkan penurunan di bandingkan tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi angka tersebut masih jauh untuk mencapai target Angka Kematian Ibu (AKI) secara nasional pada tahun 2011 yaitu sebesar 125/100.000 Kelahiran Hidup1. Setiap tahunnya ada 14.180 ibu yang meninggal dunia karena hamil dan melahirkan. Hal itu berarti setiap setengah jam ada satu orang ibu meninggal yang di karenakan kehamilan atau persalinan di Abstract Low visit pregnant women for antenatal check where in 2009 the scope of the first visit (K1) of 85.1% and coverage of four visits to 69.7%. The purpose of this study was to determine what factors are associated with low traffic (K4) Pregnant women in the ANC. This research is descriptive analytic cross sectional approach. The sample is third trimester pregnant women who had pregnancy. This sampling technique is random sampling random sampling (simple random sampling). The analysis used were univariate and bivariate using Chi Square test. The results showed that the number of pregnant women who visit antenatal check-in full of the 51 pregnant women (70.8%) and the mother did not visit in full checkups of 21 pregnant 20 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] mana terdapat 45,8% kematian ibu terjadi waktu melahirkan dan 29,2% karena abortus. Kasus ematian Ibu yang di laporkan Puskesmas melalui SP3 (Sistem Pencatatan Pelaporan Puskesmas) pada tahun 2009 sebesar 3 orang. Penyebab kematian ibu di Kabupaten Bogor terdiri dari kasus pendarahan 38,46%, pre eklamsi 20%, infeksi 3,07 % dan kasus lain-lain 38,46%. Demikian juga angka kematian bayi (AKB) masih berada pada kisaran 20 per 1000 Kelahiran Hidup2. Kematian ibu selama kehamilan dapat di cegah atau di kurangi bila ibu hamil memeriksakan kehamilannya sedini mungkin semenjak merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal dengan minimal 4 kali dalam satu kehamilan (Saiffudin, 2006: 90). Departemen Kesehatan RI mempunyai target untuk tahun 2011, cakupan kunjungan pertama (K1) sebesar 95 % dan kunjungan ke empat (K4) 90 %, cakupan imunisasi tetanus toksoid (TT) sebesar 90%, frekuensi pelayanan antenatal di lakukan sesuai dengan standar nasional3. Sedangkan target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk UPT Puskesmas Kecamatan Bambu Apus bahwa cakupan kunjungan pertama (K1) sebesar 97% dan cakupan kunjungan ke empat (K4) sebesar 90 %2. Pelayanan Antenatal merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas. Salah satu aspek yang di pantau dalam pelayanan antenatal adalah cakupan kunjungan pertama ibu hamil pada trimester I kehamilan (K1) dan kunjungan ke 4 atau lebih pada trimester ketiga kehamilannya (K4). Pelayanan ibu hamil sesuai standar adalah paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan, yaitu 1 kali pada triwulan 1 kehamilan, 1 kali pada triwulan II kehamilan dan 2 kali pada triwulan III4. Cakupan Kunjungan pertama (K1) di Indonesia sebanyak 70 % dan Kunjungan ke empat (K4) sebanyak 81 %, di Jawa Barat cakupan kunjungan pertama (K1) sebanyak 75,1 % dan kunjungan ke empat (K4) sebanyak 68,5% dan di Kabupaten Bogor cakupan kunjungan pertama (K1) sebanyak 76,8 dan kunjungan ke empat (K4) sebanyak 50,7% 5. Puskesmas UPT Bambu Apus pada tahun 2011, cakupan Kunjungan pertama (K1) sebanyak 85,1% dan Kunjungan ke empat (K4) sebanyak 69,7%. Sedangkan pada wilayah Puskesmas bambu apus II pada tahun 2011, cakupan Kunjungan pertama (K1) sebanyak 95% dan kunjungan ke empat (K4) AFIASI sebanyak 79,4 %, dari data kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ke empat (K4) masih rendah dari target yang di tentukan oleh Dinas Kesehatan Bambu Apus yaitu untuk kunjungan pertama (K1) sebesar 97% dan kunjungan ke empat (K4) sebesar 90%2. Berbagai upaya pemerintah khususnya pada kesehatan ibu dan anak agar dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), salah satunya dengan melalui kebijakan kunjungan ibu hamil pada pemeriksaan kehamilan, untuk itu karena data di atas menunjukkan bahwa kunjungan ke empat (K4) untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas Bambu Apus II masih rendah, maka penulis ingin mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kesadaran seorang ibu hamil untuk melakukan kunjungan dalam memeriksakan kehamilannya di puskesmas Bambu Apus Jakarta Timur. Metode Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional merupakan penelitian di mana data yang menyangkut variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen) di ukur secara bersamaan dalam waktu yang sama6. Penelitian ini di laksanakan di puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur yang dari 7 desa yaitu desa Bambu Apus, desa Lubang Buaya , desa Lubang Buaya I, desa Lubang Buaya 2, desa Lubang Buaya 3, desa Lubang Buaya 4 dan desa Lubang Buaya 5. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Bambu Apus II yang berdasarkan data sekunder yaitu berjumlah 253 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak (Simple random sampling). Di lakukan secara acak dengan mengundi anggota populasi (lottery technique) atau teknik undian. Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah di susun meliputi variabel : umur, pendidikan, pengetahuan, 21 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] pekerjaan, akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan, biaya, sumber informasi kehamilan dan dukungan keluarga. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data hasil rekapitulasi kunjungan ibu hamil bulanan. Sebelum mengadakan wawancara responden di beri penjelasan tentang isi AFIASI kuesioner sehingga di harapkan responden mengerti tentang tujuan yang peneliti maksud. Pengolahan data dalam penelitian ini Editing, Coding, Processing, Cleanning. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Univariat dan Bivariat. Hasil 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tiap Variabel di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan Frekuensi ( n) Persentase (%) Kunjungan Tidak Lengkap 21 29,2 Kunjungan Lengkap 51 70,8 Total 72 100 Umur Frekuensi ( n) Persentase (%) Kehamilan Beresiko Tinggi 21 29,2 Kehamilan Tidak Beresiko Tinggi 51 70,8 Total 72 100 Pendidikan Frekuensi ( n) Persentase (%) Pendidikan Rendah 55 76,4 Pendidikan Tinggi 17 23,6 Total 72 100 Pengetahuan Frekuensi ( n) Persentase (%) Pengetahuan kurang 42 58,3 Pengetahuan Baik 30 41,7 Total 72 100 Pekerjaan Frekuensi ( n) Persentase (%) Tidak Bekerja 62 86,1 Bekerja 10 13,9 Total 72 100 Akses Frekuensi ( n) Persentase (%) Sulit 7 9,7 Mudah 65 90,3 Total 72 100 Biaya Pemeriksaan Frekuensi ( n) Persentase (%) Tidak terjangkau 26 36,1 Terjangkau 46 63,9 Total 72 100 Sumber Informasi Frekuensi ( n) Persentase (%) Tenaga non kesehatan 41 56,9 Tenaga kesehatan 31 43,1 Total 72 100 Dukungan Keluarga Frekuensi ( n) Persentase (%) Tidak ada 2 2,8 Ada 70 97,2 Total 72 100 22 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] Berdasarkan tabel 1 diperoleh informasi bahwa ibu yang melakukan kunjungan lengkap sebanyak 51 orang (70,8%). Ibu dengan Kehamilan Tidak Beresiko tinggi sebanyak 51 orang (70,8 %). Ibu yang Pendidikan Rendah sebanyak 55 Responden (76,4 %) sedangkan Ibu yang Pendidikan Tinggi sebanyak 17 Responden (23,6 %). Ibu yang Pengetahuan kurang sebanyak 42 Responden (58,3 %). Distribusi Ibu yang Tidak Bekerja sebanyak 62 Responden ( 86,1 %). Ibu ke pelayanan kesehatan yang mudah sebanyak 65 Responden (90,3 %). Ibu sebanyak 46 Responden (63,9 %). Ibu memperoleh sumber Informasi tentang kehamilan dari tenaga non kesehatan sebanyak 41 Responden (56,9%) AFIASI dan Ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga sebanyak 70 Responden (97,2%). 2. Analisis Bivariat Hubungan antara Variabel Umur dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil uji statistik di peroleh nilai p-value = 0,013, dengan demikian P-value lebih kecil dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara umur Ibu dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III. Tabel 2. Hubungan Umur Ibu dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan (K4) Ibu Hamil P Value Umur Kunjungan Tdk lengkap Kunjungan Lengkap Total Frek % Frek % Frek % Resiko Tinggi 11 52,4 10 47,6 21 100 0.013 Tidak Resiko 10 19,6 41 80,4 51 100 Tinggi Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Hubungan antara pendidikan dengan kunjungan ( K4 ) Ibu hamil Trimester III Tabel 3 di peroleh nilai p-value = 0,016, dengan demikian P-value lebih kecil dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara Pendidikan Ibu dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III. Tabel 3. Distribusi Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan ( K4) Ibu Hamil P Value Kunjungan Tidak lengkap Kunjungan Lengkap Total Pendidikan Frek % Frek % Frek % Rendah 20 36,4 35 63,6 55 100 0.016 Tinggi 1 5,9 16 94,1 17 100 Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,006, dengan demikian P-value lebih kecil dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III, dapat dilihat pada tabel 4. 23 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] AFIASI Tabel 4. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan ( K4) Ibu Hamil P Value Kunjungan Tidak lengkap Kunjungan Lengkap Total Pengetahuan Frek % Frek % Frek % Kurang 18 42,9 24 57,1 42 100 0.006 Baik 3 10,0 27 90,0 30 100 Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Hasil uji statistik di peroleh nilai p-value = 1,000 dengan demikian P-value lebih besar dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ gagal ditolak. Hal ini berarti Tidak Ada hubungan antara pekerjaan Ibu dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III. Tabel 5. Distribusi Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan ( K4) Ibu Hamil P Value Pekerjaan Kunjungan Tidak lengkap Kunjungan Lengkap Total Frek % Frek % Frek % 1,000 Tidak bekerja 18 29,0 44 71,0 62 100 Bekerja 3 30,0 7 70,0 10 100 Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Hubungan antara Akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan dengan kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Berdasarkan tabel 6 diketahui hasil uji statistik di peroleh nilai p-value = 0,002, dengan demikian Pvalue lebih kecil dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ ditolak. Hal ini berarti Ada hubungan antara Akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III. Tabel 6. Distribusi Hubungan Akses dari Tempat Tinggal ke Pelayanan Kesehatan dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan (K4) Ibu Hamil Akses dari tempat Kunjungan Kunjungan P Value tinggal ke pelayanan Total Tidak lengkap Lengkap kesehatan Frek % Frek % Frek % Sulit 6 85,7 1 14,3 7 100 0,002 Mudah 15 23,1 50 76,9 65 100 Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Hubungan antara Biaya Pemeriksaan Kehamilan dengan kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Hasil uji statistik di peroleh nilai p-value = 0,001, dengan demikian P-value lebih kecil dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ ditolak. Hal ini berarti Ada hubungan antara Biaya Pemeriksaan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III 24 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] AFIASI Tabel 7. Distribusi Hubungan Biaya Pemeriksaan dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan (K4) Ibu Hamil Kunjungan Kunjungan P Value Biaya pemeriksaan Total Tidak lengkap Lengkap Frek % Frek % Frek % Tidak Terjangkau 14 53,8 12 46,2 26 100 0,001 Terjangkau 7 15,2 39 84,8 46 100 Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Hubungan antara Sumber Informasi tentang kehamilan dengan kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Berdasarkan tabel 8, diperoleh hasil uji statistik di peroleh nilai p-value = 0,017, dengan demikian Pvalue lebih kecil dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ ditolak. Hal inI berarti ada hubungan antara Sumber Informasi tentang kehamilan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III. Tabel 8. Distribusi Hubungan Sumber Informasi Tentang Kehamilan dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan (K4) Ibu Hamil Sumber Informasi P Value Kunjungan Tidak lengkap Kunjungan Lengkap Total tentang kehamilan Frek % Frek % Frek % Tenaga Non 17 41,5 24 58,5 41 100 0,017 Kesehatan Tenaga Kesehatan 4 12,9 27 87,1 31 100 Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Hasil uji statistik di peroleh nilai p-value = 0,082, dengan demikian P-value lebih besar dari nilai Alpha (0.05), sehingga keputusan Họ gagal ditolak. Hal ini berarti Tidak Ada hubungan antara dukungan Keluarga dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III. Tabel 9. Distribusi Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Timur Kunjungan (K4) Ibu Hamil Dukungan P Value Kunjungan Tidak lengkap Kunjungan Lengkap Total Keluarga Frek % Frek % Frek % Tidak Ada 2 100 0 0 2 100 0,082 Ada 19 27,1 51 72,9 70 100 Total 21 29,2 51 70,8 72 100 Ibu hamil (52,4%) dan sebagian kecil ibu melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar 10 Ibu hamil (47,6 %). Sedangkan Ibu hamil yang tidak mempunyai umur beresiko tinggi sebagian kecil melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 10 Ibu hamil (19,6%) dan sebagian besar ibu melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar Pembahasan Hubungan antara Umur Ibu dengan Kunjungan (K4) Ibu Hamil Trimester III Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai umur beresiko tinggi sebagian besar melakukan kunjungan kehamilan secara tidak lengkap yaitu sebesar 11 25 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] 41 Ibu hamil (80,4 %). Hal ini di sebabkan karena ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun cenderung berfikir lebih bisa untuk menjaga dirinya di karenakan banyaknya pengalaman dari kehamilan sebelumnya padahal semakin bertambah umur Ibu hamil maka semakin besar resiko yang di hadapi untuk kesehatan ibu dan janinnya sedang bagi ibu hamil yang berumur antara 20–35 tahun mereka merasa bahwa dirinya perlu untuk memeriksakan kehamilannya sesuai dengan pola pikir mereka masing-masing untuk kesehatan ibu dan bayinya. Umur merupakan salah satu faktor dari suatu kehamilan karena semakin bertambahnya umur maka tingkat pemeriksaan pada kehamilannya akan semakin beresiko7. Pada penelitian nuryati menyatakan bahwa ibu– ibu antara umur 20-35 tahun mempunyai resiko untuk mendapatkan komplikasi reproduksi 3 kali lebih kecil dibandingkan ibu-ibu dalam kurun reproduksi 15-19 tahun atau lebih dari umur 35 tahun5. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan didapat p-value nya 0,013 yang berarti ada hubungan antara umur Ibu dengan kunjungan (K4) Ibu hamil trimester III terhadap pemeriksaan kehamilannya yang sesuai dengan teori bahwa semakin bertambah umur seseorang maka semakin bertambahnya resiko kehamilan untuk itu perlu lebih di pantau lagi dalam memeriksakan kehamilannya agar proses persalinan dan bayinya dalam keadaan baik dan lancar. AFIASI pentingnya dalam memeriksakan kehamilan itu sangat kurang, peneliti melihat bahwa meskipun ibu hamil yang berada di wilayah Puskesmas Bambu Apus II berpendidikan rendah tapi sebagian besar mereka melakukan kunjungan untuk memeriksakan kehamilan bukan karena pengetahuan mereka yang baik dalam kehamilan akan tetapi karena pada saat posyandu, ibu hamil yang tidak datang ke posyandu maka mereka akan dijenguk ke rumah masing-masing ibu hamil oleh bidan desa untuk dilakukan pemeriksaan kehamilan, sehingga nantinya dapat membuka jalan pikiran mereka dalam menerima ide-ide atau nilai-nilai baru sehinnga pada kunjungan selanjutnya ibu hamil lebih banyak mengerti akan pentingnya dalam memeriksakan kehamilannya tersebut. Sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi sudah pasti ibu hamil akan memiliki pengetahuan yang baik pada kehamilannya juga sehingga mereka lebih banyak melakukan kunjungan dalam memeriksakan kehamilan tanpa di datangi oleh bidan-bidan desa di sekitar rumahnya8. Hubungan antara Pengetahuan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu hamil memiliki pengetahuan kurang tentang kehamilan yang melakukan kunjungan tidak lengkap yaitu sebesar 18 Ibu hamil (42,9 %) dan sebagian besar ibu hamil walaupun memiliki pengetahuan yang kurang akan tetapi dalam melakukan kunjungan kehamilan lengkap yaitu sebesar 24 ibu hamil (57,1%). Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kehamilan yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap hanya sebesar 3 ibu hamil ( 10 ,0 %) dan sebagian besar ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang kehamilannya yang melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar 27 ibu hamil (90,0 %). Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, hal ini sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Makin banyak pengetahuan ibu hamil di biadang kesehatan khususnya kehamilan akan sering ibu melakukan kunjungan kehamilannya pada petugas kesehatan. Pengetahuan dapat di pengaruhi dari faktor pendidikan seseorang atau Hubungan antara pendidikan ibu dengan kunjungan (K4) ibu hamil Trimester III Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu yang berpendidikan rendah melakukan kunjungan kehamilannya tidak lengkap yaitu di peroleh sebesar 20 ibu hamil (36,4 %) dan sebagian besar ibu yang berpendidikan rendah yang melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar 35 ibu hamil (63,6 %). Sedangkan sebagian kecil ibu yang berpendidikan tinggi melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 1 ibu hamil (5,9%) dan sebagian besar ibu yang berpendidikan tinggi yang melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar 16 ibu hamil (94,1 %). Hasil penelitian disebabkan karena ibu yang berpendidikan rendah maka mereka juga akan memiliki pengetauan mengenai kehamilan dan 26 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] dari sumber informasi yang di dapat oleh ibu selama dalam kehamilan baik itu dari keluarga maupun dari bidan atau dokter. Dari hasil penelitian di dapat bahwa p valuenya 0, 006 yang bearti ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan (K4) ibu hamil trimester III terhadap pemeriksaan kehamilan hal ini sesuai dengan teori bahwa banyaknya pengetahuan yang ibu dapat tentang kehamilannya maka semakin baik pula ibu dalam melakukan kunjungan dalam memeriksakan kehamilannya9. AFIASI yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 6 ibu hamil (85,7 %) dan ibu hamil yang akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatannya sulit akan tetapi melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar 1 ibu hamil (14,3 %) sedangkan ibu hamil yang akses dari tempat tinggalnya ke pelayanan kesehatan mudah yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 15 ibu hamil (23,1 %) dan ibu hamil yang akses dari tempat tinggalnya ke pelayanan kesehatan mudah yang melakukan kunjungan kehamilan lengkap yaitu sebesar 50 ibu hamil (76,9%). Akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan ini bukan hanya di pengaruhi oleh jarak yang jauh tapi dapat juga di pengaruhi oleh biaya transportasinya, kecenderungan penempatan fasilitas kesehatan lebih dekat kepada masyarakat yang golongan rendah tidaklah secara langsung menyebakan pelayanan tersebut di terima oleh masyarakat sekitarnya mungkin bisa di sebabkan karena biaya pemeriksaan yang mahal atau fasilitas kesehatan yang kurang baik. Selain itu, jarak beserta alat alat transportasi yang sulit dapat juga mempengaruhi ibu hamil untuk enggan memeriksakan kehamilannya5. Di lihat dari hasil penelitian bahwa p valuenya 0,002 yang bearti ada hubungan antara akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil trimester III terhadap pemeriksaan kehamilannya Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin jarak yang jauh, perjalanan yang sulit dan alat transportasi yang kurang maka akan membuat ibu hamil enggan untuk melakukan pemeriksaan. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu hamil tidak bekerja yang melakukan kunjungan kehamilannya tidak lengkap yaitu sebesar 18 ibu hamil (29,0%) dan sebagian besar ibu hamil yang tidak bekerja melakukan kunjungan kehamilannya secara lengkap yaitu sebesar 44 ibu hamil (71 ,0%) sedangkan ibu hamil yang bekerja sebagian kecil yang tidak melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar 3 ibu hamil (30,0 %) dan sebagian besar ibu hamil yang bekerja melakukan kunjungan kehamilannya secara lengkap yaitu sebesar 7 ibu hamil (70,0 %). Kecenderungan makin banyak ibu tidak melakukan kunjungan kehamilannya salah satunya adalah banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota besar akan tetapa, Hal ini tidak berlaku untuk ibu hamil yang berada di wilayah Puskesmas Bambu Apus II bahkan peneliti melihat walaupun ibu hamil melakukan pekerjaan di luar rumah apabila pengetahuan yang di milikinya tentang pemeriksaan kehamilan ini baik maka akan melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap walaupun di tempat pelayanan kesehatan yang berbeda – beda. Di lihat dari hasil penelitian di dapat bahwa p valuenya 1,000 yang bearti tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan (K4) ibu hamil trimester III terhadap pemeriksaan kehamilan. Hubungan antara biaya pemeriksaan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang biaya pemeriksaan tidak terjangkau yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 14 ibu hamil (53,8 %) dan sebagian kecil ibu yang biaya pemeriksaan tidak terjangkau tapi melakukan kunjungan kehamilan dengan lengkap yaitu sebesar 12 ibu hamil (46,2 %). Sedangkan ibu hamil yang biaya pemeriksaannya terjangkau sebagian kecil melakukan kunjungan kehamilannya tidak lengkap yaitu sebesar 7 ibu hamil (15,2 %) dan sebagian besar ibu yang biaya pemeriksaannya terjangkau yang melakukan Hubungan antara Akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatannya sulit 27 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] kunjungan secara lengkap yaitu sebesar 39 ibu hamil (84,8 %). Biaya berpengaruh terhadap perilaku seseorang, apabila biaya pemeriksaan melebihi dari keterjangkauan seorang ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya maka untuk melakukan kunjungan kehamilannya juga tidak akan berjalan baik. Untuk di Puskesmas Bambu Apus II tarif biaya pada pemeriksaan kehamilannya sebesar Rp. 8.000,- atau lebih dengan catatan apabila ada tambahan obat. Menurut penelitian yang di lakukan oleh Nuryati didapatkan hasil bahwa semakin murahnya biaya pemeriksaan maka cenderung ibu untuk melakukan kunjungan kehamilan dari pada biaya pemeriksaan yang mahal5. Dari hasil penelitian di atas di dapat hasil bahwa p valuenya 0,001 yang bearti ada hubungan antara biaya pemeriksaan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil trimester III terhadap pemeriksaan kehamilannya yang bearti bahwa semakin mahalnya biaya pemeriksaan maka semakin enggan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. AFIASI mendapatkan informasi atau berita, dengan memberikan informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemelirahan kesehatan, cara-cara menghindari penyakit akan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan hal tersebut9. Biasanya ibu hamil mendapatkan informasi seputar tentang kehamilannya melalui petugas kesehatan dengan cara salah satunya yaitu sering di lakukan penyuluhan kesehatan, akan tetapi, sumber informasi ada sebagian ibu hamil yang mendapatkan informasi tentang kehamilannya baik melalui kader, keluarga maupun media cetak dan media massa. Menurut penelitian yang di lakukan oleh Nuryati, bahwa kecenderungan ibu pada saat melakukan kunjungan kehamilan lebih banyak setelah mendapatkan informasi baik dari tenaga kesehatan dari pada sumber informasi yang lain, karena tingkat kepercayaan ibu terhadap petugas kesehatan sangat tinggi5. Dari hasil penelitian di atas di dapat p valuenya 0,017 yang bearti bahwa ada hubungan antara sumber informasi dengan kunjungan (K4) ibu hamil trimester III terhadap pemeriksaan kehamilannya ,hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak sumber informasi tentang kehamilan yang di peroleh maka semakin baik pemeriksaan yang di lakukan oleh ibu hamil. Hubungan antara sumber informasi tentang kehamilan dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III Hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan (K4) ibu hamil Trimester III Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu hamil yang memperoleh sumber informasi tentang kehamilannya dari tenaga non kesehatan yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 17 Ibu hamil (41,5 %) dan sebagian besar ibu yang memperoleh sumber informasi tentang kehamilannya dari tenaga non kesehatan yang melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap yaitu sebesar 24 Ibu hamil (58,5 %). Sedangkan sebagian kecil ibu yang memperoleh sumber informasi dari tenaga kesehatan tentang kehamilannya yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 4 ibu hamil (12,9 %) dan sebagian besar ibu yang memperoleh informasi tentang kehamilannya dari tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan kehamilan lengkap yaitu sebesar 27 Ibu hamil (87,1%). Hal ini bisa di sebabkan karena bertambahnya informasi yang di dapat baik itu dari keluarga, media cetak, suami maupun bidan dan dokter akan mempengaruhi ibu untuk melakukan pemeriksaan. Sumber informasi merupakan suatu alat untuk Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang tidak ada dukungan keluarga yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 2 Ibu hamil (100,0%) sedangkan sebagian kecil ibu hamil yang ada dukungan keluarga yang melakukan kunjungan kehamilan tidak lengkap yaitu sebesar 19 ibu hamil (27,1%) dan sebagian besar ibu hamil yang ada dukungan keluarga yang melakukan kunjungan kehamilannya secara lengkap yaitu sebesar 51 ibu hamil (72,9%). Menurut Cadwell dalam Manuaba lebih dari separuh laki–laki dan sedikit perempuan yang menyatakan bahwa istri harus meminta pendapat kepada keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan. Keputusan suami,ibu mertua,orang tua atau keluarga berperan dalam mendorong ibu untuk memanfaatkan pelayanan antenatal karena keputusan dari keluarga inilah yang dapat berperan dalam mendorong ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan atau mungkin 28 [Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016] mencegah ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya8. Dari hasi penelitian di lihat p-value 0,082 yang berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan (K4) Ibu hamil trimester III terhadap pemeriksaan kehamilannya. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa walaupun keputusan berada di tangan suami ataupun keluarga. Akan tetapi, ibu tetaplah memiliki hak mutlak dalam pengambilan keputusan untuk kesehatan ibu dan janin yang ada dalam kandungannya. Apalagi bila di latarbelakangi pengetahuan ibu yang sangat luas tentang kehamilan. Daftar Pustaka Kesimpulan 6. 1. 2. 3. 4. 5. Hasil analisis dan pembahasan mengenai faktor yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan (K4) Ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilannya di Puskesmas Bambu Apus II, Jakarta Tmur dapat disimpulkan bahwa secara umum, pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang baik cenderung untuk lebih memeriksakan kehamilannya dari pada ibu yang pendidikan rendah dan berpengetahuan yang kurang. Ditinjau dari segi umur, pengetahuan, akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan, biaya pemeriksaan dan sumber informasi tentang kehamilan dengan kunjungan (K4) ibu hamil Trimester III terdapat hubungan yang bermakna karena umur ibu merupakan salah satu faktor dalam memeriksakan kehamilan Sedangkan bila dilihat dari segi pekerjaan dan dukungan keluarga tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kunjungan (K4) Ibu hamil Trimester III. 7. 8. 9. Saran Disarankan adanya upaya yang di lakukan sudah cukup baik dalam kunjungan Ibu hamil ke rumah–rumah, namun agar pencapaian target dapat terpenuhi, maka harus lebih ditingkatkan lagi kerjasama dengan para tokoh masyarakat seperti RW, RT dan para kader di setiap desa. Perlu diadakannya kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pemanfaatan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan ibu dan janin yang di kandungnya dan mengadakan pertemuan setiap kali melakukan posyandu agar ibu lebih banyak mendapatkan informasi tentang kehamilannya. 29 AFIASI Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Bogor. Cibinong – Kab. Bogor UPT Puskesmas Kecamatan Bambu Apus II. 2009. Laporan Tahunan Kesehatan Bambu Apus II. Jakarta Timur. Dep. Kes RI. 2001. Buku Saku Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo: Jakarta Nuryati. 2005. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Rendahnya Pelayanan Antenatal. FKM Universitas Respati Indonesia: Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta Mufdlilah. 2009. ANC Fokus. Nuha Medika: Yogyakarta Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandunngan dan Keluarga Berencana. EGC: Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta