6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Alat UV Room Sterilizer UV Room Sterilizer adalah suatu alat yang digunakan sebagai pensteril udara sebelum melakukan operasi di rumah sakit. Alat ini terdiri dari 4 lampu. Lampu ini dapat digunakan untuk menghancurkan dan membunuh bakteri serta virus yang terdapat diudara. Kuman atau bakteri yang terpapar sinar UV akan mengalami kerusakan pada DNA. Salah satu keunggulan dari sinar UV adalah kemampuannya dalam merusak sel DNA , baik sel bakteri, virus, jamur, bahkan sel mamalia, termasuk manusia. Kerusakan DNA akan memicu kematian sel. Hal ini bisa terjadi karena hampir semua aktifitas sel dikendalikan dari DNA. Gambar 2.1 Lampu UV Sterilizer 7 Alat ini bekerja sesuai dengan pengaturan waktu yang dapat diatur dari tombol Up dan Down dan ditampilkan melalui display berupa LCD. Setelah pengguna melakukan pengaturan untuk menentukan berapa lama lampu akan menyala, maka lampu tidak langsung menyala, akan tetapi alat akan melakukan delay time selama 1 menit. Hal ini dimaksudkan agar user dan orang disekitar alat dapat keluar menjauh agar tidak terkena pancaran sinar UV tersebut. Setelah delay 1 menit maka lampu akan menyala diikuti oleh turunnya tiang lampu secara otomatis, Setelah waktu habis maka lampu akan mati dan tiang lampu kembali ke posisi semula dan diikuti dengan menyalanya Buzzer sebagai tanda bahwa alat telah selesai beroperasi. Pada alat UV Room yang penulis buat ada beberapa control dan perlengkapan antara lain: 1. IC microcontroller AT89S52 sebagai pusat control dari alat ini 2. Main switch untuk menghubungkan dan memutuskan supplay dari tegangan PLN kealat. 3. Ballast elektrik yang berfungsi membatasi aliran arus listrik agar rangkaian lampu bekerja sesuai dengan range daya yang dibutuhkan. 4. Motor DC yang berfungsi untuk menurunkan dan menaikan tiang lampu secara otomatis 5. Lampu TL sebagai pengganti lampu UV 2.2 Pengertian Sterilisasi Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara 8 merebus, stoom, panas tinggi, menggunakan bahan kimia atau melalui media Penyinaran sinar Ultraviolet (Sinar UV). Sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet dapat dinilai keberhasilannya dengan mengukur kualitas udara ruangan. Manfaat dari sterilisasi : - Mengurai jumlah populasi mikroorganisme yang membawa bibit penyakit. - Mencegah infeksi pada manusia yang disebabkan oleh mikrobiologi tersebut. Macam – macam sumber sinar UV: 1. Sumber radiasi Sinar UV dari alam 2. Sumber Radiasi Sinar UV buatan 2.3 Pengertian Sinar Ultraviolet (UV) Cahaya ultraviolet (UV) adalah Cahaya yang tidak boleh dilihat oleh mata dan merupakan radiasi elektromagnetik yang berada pada kisaran panjang gelombang 1– 4000 A (Lekang, 2007). Cahaya Matahari adalah sumber cahaya ultraviolet terbesar di alam semesta ini. Karakteristik dari cahaya ultraviolet memberikan dampak pada kerusakan kulit dan mampu membunuh mikroorganisme di alam sehingga perkembangannya terhambat. Cahaya UV ini ditemukan sejak tahun 1677,dan pertama kali dimanfaatkan oleh Niels Ryberg Finsen seorang peneliti Denmark untuk membunuh organisme patogen. 9 Gambar 2.2 Jenis Lampu UV Sterilizer 2.4 Efek Sinar UV terhadap Mikroorganisme Bila mikroorganisme disinari oleh sinar ultraviolet, maka ADN (Asam Deoksiribonukleat) dari mikroorganisme tersebut akan menyerap energi sinar ultraviolet. Energi itu menyebabkan terputusnya ikatan hidrogen pada basa nitrogen, sehingga terjadi modifikasi-modifikasi kimia dari nukleoprotein serta menimbulkan hubungan silang antara molekul-molekul timin yang berdekatan dengan berikatan secara kovalen . Hal ini merusak atau memperlemah fungsifungsi vital organisme dan kemudian akan membunuhnya. Waktu penyinaran dengan UV yang paling efektif untuk sterilisasi ruangan rumah sakit adalah 45 menit dan mikroba yang terbunuh dengan sterilisasi dengan UV selama 15 menit adalah Bacillus cereus dan Rhyzopus digesporus sedangkan selama 30 menit adalah Acinotabacter caicoacetius. Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet dan sinar-sinar ionisasi. Sinar ultraviolet menyebabkan bakteri yang berada di udara atau yang berada dilapisan permukaan suatu benda yang terpapar sinar ultraviolet akan mati. 10 Tabel 2.1 Macam macam bakteri dan lama penyinarannya µW Macam-Macam Bakteri Min/cm Lama Penyinaran untuk ruangan dengan ukuran (meter) 2x2 Gram 3,5 x 3,5 5x5 Genusproteus 63 21 detik 46 detik 95 detik Dyisentrae shigella 71 24 detik 52 detik 1.47 menit Flexneri 72 25 detik 53 detik 1.48 menit Salmonellatyphi genus Bac Escherichia 74 25 detik 54 detik 1.51 menit Gram Stre hemolytic (A) 124 24 detik 1.30 menit 3.36 menit Neg Staph Albus 151 51 detik 1.50 menit 3.47 menit Bac Staph aurcus 155 52 detik 1.53 menit 3.53 menit Sterphemolytic (D) 176 59 detik 3.29 menit 4.24 menit Enterococi 248 1.23 menit 3 menit 6.12 menit Bacillus 299 1.40 menit 3.37 menit mescentricus 2.5 Komponen Inti Alat 2.5.1 Lampu UV Lampu UV mempunyai panjang gelombang mencapai 2500 - 3600Å. Dengan panjang gelombang tersebut lampu UV dapat membunuh kuman, bakteri, spora, dan virus yang ada sesuai dengan lama penyinaran untuk membunuh jenis bkteri tertentu. 11 Gambar 2.3 Jenis Lampu UV 2.5.2 Ballast Electronic Fungsi utama dari ballast pada lampu UV atau fluorescent adalah untuk membatasi aliran arus listrik agar rangkaian lampu bekerja sesuai dengan range daya yang dibutuhkan. Ballast hendaknya efisien, sederhana, tidak membawa dampak terhadap umur lampu serta mendukung proses start dan operasi pada lampu. Pada tugas kali ini penulis menggunakan ballast elektronik merk Philips. Gambar 2.4 Ballast Elektronic 12 2.5.3 Motor DC Motor DC terdiri dari : a). Bagian tetap (stator) Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektromagnetik) atau magnet permanen. Bagian stator terdiri dari bodi magnet yang melekat padanya. Untuk motor kecil, magnet tersebut adalah magnet permanen, sedangkan untuk motor besar menggunakan elektromagnetik. b). Bagian berputar (rotor) Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir. Suatu kumparan motor. Motor DC disini berfungsi untuk menggerakkan tiang lampu. Pada motor DC, kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konverter energi baik energi listrik menjadi energi mekanik maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung melalui medium medan magnet. Energi yang akan diubah dari suatu sistem ke sistem yang lain, sementara akan tersimpan pad medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi system lainya. Dengan demikian, medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi juga sekaligus proses perubahan energi. Energi listrik yang akan diubah dari suatu sistem sementara akan disimpan dalam medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi mekanik (gerak). 13 Gambar 2.5 Motor DC 2.5.4 Memory Eksternal IC memori eksternal yang dimaksud adalah IC AT24C08 yang merupakan IC serial EEPROM yang berfungsi untuk menyimpan data life time lampu secara permanen dengan menggunakan teknik transfer data secara seri antar IC. IC memori eksternal ini menggunakan teknik I2C yang dikenalkan oleh Philips. Teknik I2C adalah teknik dengan menggunakan jalur untuk keperluan tranfer data secara seri. I2C versi 1.0 dikenalkan oleh pilipspada tahun 1992, direvisi menjadi 2.0 pada ahun 1998, setahun kemudian direvisi lagi menjadi 2.1. Komunitas data I2C dilakukan melalui 2 saluran , masing-masing adalah saluran data secara seri (SDA) dan saluran clock (SCL), kedua saluran ini dikenal sebagai I 2C bus yang di pakai menghubungkan banyak IC I2C untuk berbagai macam keperluan. Atmel memproduksi serial EEPROM I2C dengan kode AT24Cxx, AT merupakan kode pabrik Atmel 24, menandakan bahwa IC tersebut adalah serial EEPROM, sedangkan xx merupakan angka yang mengindikasi kapasitas serial 14 EEPROM itu dalam satuan KiloByte. Sebagai contoh AT24C08 seperti terlihat pada gambar ini: Gambar 2.6 Bentuk fisik dan konfigurasi pin IC AT24C08 Pin SDA (pin 5) dan pin SCK (pin 6) merupakan pin baku IC jenis I2C, kedua pin inilah yang membentuk I2C bus. Pin 7 (WP-Write Protect) merupakan pin yang digunakan untuk melindungi isi yang disimpan di dalam IC serial EEPROM, jika pin ini diberi tegangan ‘1’ atau logoka high maka IC dalam keadaan terproteksi, isinya tidak dapat diganti. Agar bisa menuliskan informasi ke dalam IC ini, pin ini harus diberikan tegangan ‘0’ atau logika low. Pin 1sampai dengan pin 3 (A0, A1 dan A2) merupakan fasilitas untuk penomoran chip, hal ini diperlukan jika dalam satu rangkaian dipakai lebih dari satu IC Serial EEPROM sejenis. Agar IC serial EEPROM bisa diisi, kaki WP atau pin 7 IC AT24C08 harus dihubungkan ke ground,tapi dalam rangkaian tertentu jika isi serial EEPROM tidak pernah dirubah boleh saja WP dihubungkan ke Vcc. Pin 1 sampai dengan pin 3 IC AT24C08 di hubungkan ke ground, hal ini digunakan jika pada rangkaian yang digunakan hanya ada 1 chip, IC AT24C08. Dengan cara semacam ini, semua 15 jenis IC AT24C08 bisa dipasang ke rangkaian IC Mikrokontroler lainnya termasuk IC Mikrokontroler AT89S52. 2.5.5 Mikrokontroller AT89S52 Kata Mikrokontroler berarti pengendali yang berukuran mikro, sekilas hampir sama dengan mikroprosesor. Namun mikrokontroler memiliki banyak komponen yang terintergrasi didalamnya, misalnya timer atau counter. Sedangkan pada mikroprosesor umumnya kita jumpai pada komputer dimana tugas dari mikroprosesor adalah memproses berbagai macam data input maupun output dari berbagai sumber, mikrokontroler lebih sesuai untuk tugas-tugas yang lebih spesifik. Salah satu keuntungan utama penggunaan mikrokontroler adalah pada saat realisasi sistem kontrol cenderung membutuhkan komponen tambahan yang lebih sedikit. Gambar 2.7 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 16 A. Central Processing Unit Mikrokontroler AT89S52 memiliki satu buah CPU 8 bit, yang memiliki karakteristik: a. Frekuensi kerja 0 Mhz hingga 33 Mhz. b. Satu siklus Mesin menggunakan 12 perioda osilator. c. Lama pelaksanaan satu intruksi berkisar antara 1 hingga 4 siklus mesin. d. Tegangan kerja sebesar 4-5Volt e. 8 Kbyte reprogammable flash memory ( internal) f. RAM internal sebesar 256Byte g. Dua buah timer/counter 16 bit B. Sinyal-sinyal Penting Beberapa fungsi sinyal I/O pada mikrokontroler AT89S52 yang digunakan ketika membaca memori (memori data dan memori program) dijelaskan: a. EA (External Access) berfungsi sebagai pemilih jenis memori program. b. EA = 0 menandakan pembacaan memori program external. c. EA = 1 Menandakan pembacaan memori program internal. d. PSEN (Program Store Enable) berfungsi sebagai sinyal kontrol pembacaan memori program eksternal (MPE). e. RD (Read) berfungsi sebagai sinyal kontrol pembacaan memori data eksternal (MDE). f. WR (Write) berfungsi sebagai sinyal kontrol penulisan memori data eksternal C. RST (Reset) digunakan untuk mereset CPU. D. Register Fungsi Khusus (SFR) Mikrokontroler AT89S52 memiliki 21 buah register dengan fungsi khusus (SFR). Simbol alamat dan nama ke-21 SFR tersebut, diperlihatkan pada tabel 2.3. 17 Semua SFR dapat dialamati dengan pengalamatan langsung. SFR dengan alamat kelipatan 0BH dapat dialamati sebagai register satu bit. Model pemprograman AT89S52 terdiri dari 6 buah register utama, adalah akumulator, register B, DPTR, PC, SP dan PSW. Tabel 2.2 Simbol, alamat, dan nama SFR AT89S52 SIMBOL NAMA ALAMAT ACC AKUMULATOR 0E0H B REGISTER B 0F0H PSW PROGRAM STATUS WORD 0D0H SP STACK POINTER 081H DPTR DATA POINTER DPH MSB DPTR 082H DPL LSB DPTR 083H P0 PORT 0 080H P1 PORT 1 090H P2 PORT 2 0A0H P3 PORT 3 0B0H IP INTERUPT PRIORITY 0B8H IE INTERUPT ENABLE 0ABH TMOD T/C MODE CONTROL A89H TCON T/C CONTROL 088H TM0 REGISTER T/C 0 TH0 MSB T/C 0 08CH TL0 LSB T/C 0 00AH TM1 REGISTER T/C 1 08DH TH1 MSB T/C 0 08CH TL1 LSB T/C 0 08BH SCON SERIAL CONTROL 09BH SBUF SERIAL DATA BUFFER 099H PCON POWER CONTROL 087H 18 Fungsi ke-6 register pembentuk memori pemprograman pada AT89S52 dijelaskan secara singkat berikut ini: a. Akumulator merupakan register serbaguna (general purpose register) 8 bit yang digunakan untuk menyimpan data sementara dari pengolahan aritmetika atau logika. Selain itu, akumulator juga digunakan sebagai media padapengalamatan tidak langsung dan pengalamatan berindeks. b. Register B merupakan register 8 bit yang digunakan untuk menyimpan sementara data pada operasi perkalian dan pembagian. c. DPTR (Data Pointer) adalah register 16 bit yang berfungsi sebagai penunjuk alamat base pada pengalamatan berindeks. Register ini dapat diakses sebagai satu buah register 16 bit atau dua buah register 8 bit, yaitu DPL dan DPH. d. PC adalah register 16 bit yang berisi alamat intruksi berikutnya yang harus dilaksanakan. e. SP merupakan register 8 bit yang digunakan sebagai penunjuk alamat stack. Isi SP dikurangi jika ada pemasukan data dari stack, dan ditambah jika ada pemasukan data ke stack. Pada saat AT89S52 di-reset, SP berisi alamat 07H. f. PSW merupakan register 8 bit yang digunakan untuk menyatakan keadaan CPU setelah melaksanakan suatu operasi. Semua bit pada PSW dapat dialamati sebagai register 1 bit. Kondisi logika bit-bit pada PSW adalah sebagai berikut : 19 a. Bit C, C = 1, jika pada operasi aritmatika yang terakhir dilaksanakan di ALU, muncul carry atau borrow. Bit ini juga digunakan sebagai penyimpan data 1 bit pada operasi SHIEF dan ROTATE. b. Bit AC, Bit AC berfungsi sebagai bit carry atau borrow pada operasi BCD (antara juga berfungsi sebagai akumulator pada operasi logika 1 bit, bit ke-3 dan bit ke-4) c. Bit FO, Bit disediakan sebagai petunjuk bank register yang aktif. d. Penentuan bank register yang aktif berdasarkan kombinasi bit RS0 dan RS1 diperlihatkan pada tabel 2.2. e. Bit OV, Bit OV berfungsi sebagai bit overflow. 2.5.6 LCD Sebagai Display Pada alat UV Sterilizer penampilan Angka maupun hurufnya berupa LCD atau Liquid crystal Display, yang merupakan suatu dot matrik untuk menampilkan huruf dan angka sesuai yang diinginkan. LCD yang digunakan adalah 16x2. LCD akan menampilkan waktu lamanya Lampu menyala maupun Hour meter yang menginformasikan lamanya Alat bekerja. Gambar 2.8 Bentuk LCD 20 Dari gambar diatas dapat dijelasakan fungsi dari setiap kaki pada LCD, sebagai berikut: 1. Kaki 1 (GND) Kaki ini dihubungkan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD. 2. Kaki 2 (VCC) Kaki ini dihubungkan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan untuk sumber daya dari LCD. 3. Kaki 3 (VEE/VLCD) Tegangan pengatur kecerahan LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt. 4. Kaki 4 (RS) Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah, logika dari kaki ini adalah 0. 5. Kaki 5 (R/W) Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode penulisan.Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground. 6. Kaki 6 (E) Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data. 7. Kaki 7-14 (D0-D7) 21 Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan data. 8. Kaki 15 (Anoda) Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 5 volt 9. Kaki 16 (Katoda) Tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt. Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan R/W, jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa data sedang dikirimkan. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu(sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan berikutnya set EN ke logika low “0” lagi. Jalur RS adalah jalur RegisterSelect. Ketika RS berlogika low “0”, data akan dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti clear screen, posisi kursor, dll). Ketika RS berlogika high “1”, data yang dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf “1” pada layer LCD maka RS harus diset logika high “1”, jalur R/W adalah jalur control Read/Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin R/W selalu diberi logika low “0”. 22 Pada akhirnya, bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur (bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user). Pada kasus bus data 8 bit, jalur diacukan sebagai DB0 s/d DB7. 2.5.7 Transistor Sebagai Saklar Analogi transistor yang digunakan sebagai saklar adalah ketika transistor pada daerah saturasi akan dianggap sebagai saklar tertutup dan jika transistor beradapada daerah cut off akan dianggap sebagai saklar terbuka. Pada pembahasandibawah merupakan kerja transistor pada daerah saturasi dan cut off. a. Transistor dalam Kondisi Terbuka Pada transistor jenis PNP, bila arus basisnya lebih positif dari emiter maka transistor tersebut dalam keadaan cut-off atau dianggap sebagai saklar tebuka, dimana tegangan kolektor dan emitter adalah mendekati atau sama dengan tegangan catu daya. maka arus basis sama dengan nol dan arus kolektor sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Penjumlahan tegangan disekitar loop input adalah: ( IB x RB ) + VBE – VBB = 0 Karena IB = 0, maka tegangan basis emiter adalah : VBE = VBB Karena VBE = VBB, maka diode emiter tidak lagi dibias maju dan transistor kehilangan kerja normalnya. Tegangan kolektor emiter dapat dituliskan : VCE = VCC – IC . RC Karena IC = 0, maka tegangan kolektor emiter adalah : VCE≈ VCC 23 Gambar 2.9 Transistor Dalam Kondisi Terbuka b. Transistor Dalam Kondisi Tertutup Pada transistor jenis PNP, apabila basis lebih negatif dari emitter, maka arus akan mengalir dari kolektor ke emitter. Dengan kata lain transistor pada daerah saturasi atau dianggap sebagai sebuah saklar tertutup, sehingga idealnya tidak ada perbedaan tegangan antara kolektor dan emitter (VCE= 0). Besarnya arus yang mengalir ke kolektor saat saturasi : IC = (VCC – VCE) / RC Karena VCE = 0, maka besarnya arus kolektor dapat ditulis : IC = VCC / RC Pada gambar 2.10 diperlihatkan rangkaian transistor dalam keadaan saturasi. Besar arus basisnya adalah : IB = VBB – VBE / RB Kemudian besarnya arus emitter (IE) ditunjukkan pada persaman : IE = IC + IB 24 Gambar 2.10 Transistor Sebagai Saklar Tertutup c. Transistor Dalam Keadaan Cut Off Yaitu kondisi dimana kaki basis pada transistor nilainya kurang dari 0.7V untuk jenis silicon. Dalam keadaan ini transistor dianggap sebagai saklar terbuka, dimana tegangan kolektor dan emitter adalah mendekati atau sama dengan tegangan catu daya Vcc. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan transistor dalam keadaan cut off. 25 Gambar 2.1.1 Transistor dalam keadaan cut off dimana Vin kurang dari 0.7V olt ( kondisi Cut Off ) Bila transistor dalam keadaan cut off, maka arus pada basis sama dengan nol dan arus kolektor dapat diabaikan karena bernilai sangat kecil. Karena IB = 0, maka Tegangan basis emitter adalah : VBE = 0 ( 2.1 ) Karena VBE = 0, maka emitter tidak lagi dibias maju dan transistor kehilangan kerja normalnya. Tegangan kolektor emitter dapat dituliskan : VCE = VCC d. (2.2 ) Dalam Keadaan Saturation Apabila transistor dalam keadaan saturasi dimana dioda basis – emitter dan basis – kolektor mendapat bias maju ( forward bias ), maka arus dapat mengalir dari kolektor menuju emitter. Pada keadaan ini transistor berada dalam daerah saturasi dan VCE, atau tegangan antara kolektor dengan emitter dapat dianggap nol. Dalam kondisi seperti ini transistor dianalogikan seperti saklar tertutup. 26 Karena VCE = 0, maka besarnya arus kolektor dapat dinyatakan sebagai berikut: IC = VCC / RC (2.3 ) Gambar 2.1.2 Transistor dalam keadaan saturasi Gambar 2.1.3 Garis Beban kerja Transistor Pada saat transistor dalam keadaan saturasi (dianalogikan seperti saklar tertutup) maka Arus yang terdapat pada kaki Colektor merupakan hasil bagi antara tagangan sumber dengan nilai hambatan pada kaki Colektor. Dan pada saat transistor dalam keadaan cut off (dianalogikan seperti saklar terbuka) maka tegangan sumber bernilai sama dengan tegangan antara kaki Colektor dan Emitter. 2.5.8 IC L293D IC L293D ini adalah suatu bentuk rangkaian daya tinggi terintegrasi yang mampu melayani 4 buah beban dengan arus nominal 600mA hingga maksimum 27 1.2A. Keempat channel inputnya didesain untuk dapat menerima masukan level logika TTL. Biasa dipakai sebagai driver relay, motor DC, motor steper maupun pengganti Transistor sebagai saklar dengan kecepatan switching mencapai 5kHz. Driver tersebut berupa dua pasang rangkaian H-bridge yang masing-masing dikendalikan oleh enable 1 dan enable 2. Cara kerjanya cukup sederhana yakni dengan memberikan tegangan 5V sebagai Vcc pada pin 16 dan 9 Volt pada pin 8 untuk tegangan motor, maka IC siap digunakan. Saat terdapat tegangan pada input 1,2, dengan memberikan logika tinggi pada enable1 maka output 1,2 akan aktif. Sedangkan jika enable1 berlogika rendah, meskipun terdapat tegangan pada input1 dan 2 output tetap nol(tidak aktif). Hal ini juga berlaku untuk input dan output 3,4 serta enable2. Konfigurasi pin ICL293D tersebut dapat dilihat lebih jelas pada gambar 28 Gambar 2.1.4 Konfigurasi IC L293D Sedangkan Tabel kebenaran dari IC L293 D itu adalah seperti dibawah ini: Tabel 2.3 Tabel Kebenaran IC L293D Input L = Venable=H Function IN1=H ; IN2=L Forward IN1=L ; IN2=H Reserve IN1=IN2 Fast Motor Stop IN1=x ; IN2=x Free Running Motor Stop L o w Venable=L ; H=High ; X=Don’t care