Draft jurnal ANALISIS DAMPAK PAPARAN KEBISINGAN TERHADAP TEKANAN DARAH PENGRAJIN BORDIR Sri Maywati dan Lilik Hidayanti ABSTRAK Kebisingan merupakan kondisi lingkungan berupa suara yang tidak menyenangkan yang mengganggu manusia secara fisik maupun psikologis. Energi kebisingan yang tinggi mampu juga menimbulkan efek visceral, seperti perubahan, frekuensi jantung, perubahan tekanan darah dan tingkat pengeluaran keringat. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dampak paparan kebisingan terhadap tekanan darah pengrajin bordir. Sampel sebanyak 59 orang yang memenuhi syarat dipilih sesuai kriteria dari populasi sebanyak 520 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi square pada alpha 0,05. Data menunjukkan intensitas paparan kebisingan diatas NAB (>85 db) sebanyak 57,6%. Responden yang memiliki kategori tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmhg) sebanyak 39,0 %. Analisis tabulasi silang menunjukkan ada hubungan signifikan antara paparan kebisingan dengan tekanan darah (p 0,0001) dengan OR sebesar 18,01. Disarankan kepada pengrajin bordir untuk mengontrol tekanan darah secara rutin dan meningkatkan aktifitas fisik yang sehat dengan berolahraga. ABSTRACT Noise is unhappy environmental condition that causing human phisicaly and pshiclogy annoyance. The high noise energy can cause vicerall effect like heart rate and sweat. The goal of the research is analysis noise effect to heart rate of bordery worker. Sampel as 59 are chosen from 520 . the analysis using chi square test. Data shown noise exposure 57,6% are excessive from TLV 85 db. The respondent have sistole’s heart rate over 140 are 39,0%. Analysis data shown there is significantly correlation among noise exposure with heart rate with p 0,0001 and OR 18,01. The advise for worker to routine controlling heart rate and phisically activity by sport. PENDAHULUAN Salah satu bahaya yang diakibatkan oleh proses pekerjaan di suatu industri adalah kebisingan. Kebisingan merupakan kondisi lingkungan berupa suara yang tidak menyenangkan yang mengganggu manusia secara fisik maupun psikologis (Melnick 1979 dalam Atmaca, 2005). Gangguan kebisingan yang berpotensi mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama berasal dari kegiatan operasional peralatan pabrik, sedangkan operator merupakan komponen lingkungan yang terkena pengaruh yang diakibatkan adanya peningkatan kebisingan (Sasongko, dkk, 2000). 1 Kebisingan juga menimbulkan gangguan emosional yang memicu meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan yang tinggi mampu juga menimbulkan efek visceral, seperti perubahan, frekuensi jantung, perubahan tekanan darah dan tingkat pengeluaran keringat, dapat juga terjadi efek psikososial dan psikomotor ringan jika seorang berada dilingkungan yang bising (Harrington dan Gill, 2005). Atmaca (2005) meringkas dari beberapa sumber (Cheung, 2004; Ohstrom, 1989; Finegold, 1994), menyebutkan kebisingan juga dapat memberikan efek terhadap mental psikososial berupa gangguan (annoyance), stress, marah, dan kesulitan istirahat dan persepsi, selain dampak pada sistem pendengaran, kebisingan juga menyebabkan gangguan pada fungsi fisiologis lainnya seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, gerak refleks otot, dan gangguan tidur yang juga dianggap sebagai efek psikologis. Aktivitas pada industri bordir tidak dapat dipisahkan dari bising. Data awal yang dikumpulkan dari 10 pekerja di beberapa industri bordir di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu, diperoleh 7 dari 10 mengalami gejala Hipertensi dengan gejala yang dirasakan pekerja meliputi : pusing 80%, pandangan mata menjadi kabur atau tidak jelas 50%, nafas pendek 40%, sulit berkonsentrasi 70%, cepat lelah 40% dan mudah marah 50%. Secara obyektif juga dilakukan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil sebanyak 70% pekerja memiliki tekanan darah 140/100 mmHg yang merupakan indikasi tekanan darah tinggi. Perkembangan saat ini, sebagian kegiatan bordir beralih menggunakan mesin bordir (komputerize) yang meghasilkan intensitas suara lebih besar dibanding mesin bordir manual. Hasil pengukuran intensitas bising diperoleh kisaran bising dari bordir komputerize adalah 88,3 db sampai 91,4 db. Sedangkan biisng pada bordir mannual berkisar antara 75,3 db sampai 78,2 db. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti analisis dampak paparan kebisingan terhadap tekanan darah pengrajin bordir di Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada tahun 2017 dengan menggunakan metode survei dan pendekatan cross sectional. Populasi adalah pengrajin bordir di kelurahan 2 Tanjung kecamatan Kawalu yang terdiri dari bordir manual dan bordir komputer. Sampel diambil secara acak sebanyak 59 orang dari 520 populasi yang telah memenuhi syarat sampel meliputi usia kurang dari 40 tahun, status gizi baik, tidak menderita hipertensi sebelum bekerja pada industri bordir, merokok kurang dari 10 btg/hari dan tidak mengkonsumsi alkohol. Variabel bebas intensitas kebisingan adalah Besarnya suara yang terukur di tempat kerja yang bersumber dari aktivitas dan proses kerja. Alat ukur soundlevel meter dengan satuan dBA. Pengukuran dilakukan pada beberapa titik dalam ruangan kemudian dihitung rata-ratanya.Variabel terikat adalah tekanan darah pengrajin bordir yang merupakan Sejumlah cairan darah yang melewati pembuluh darah yang terdengar sebagai detak pertama saat tekanan tertinggi (sistole) dan detak kedua saat tekanan terendah (diastole) yang terukur menggunakan sfigmomanometer setelah pekerja mengalami kontak dengan lingkungan dan melakukan aktivitas kerja kurang lebih 4 jam. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis menggunakan uji statistik pearson pada tingkat error alpha 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi umur responden Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur pada pekerja Bordir di Kelurahan Tanjung Kecamatan KawaluKota Tasikmalaya Tahun 2017 Statistik Frekuensi Max 39 Min 20 Mean 26,76 Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berumur paling muda adalah umur 20 tahun, responden yang berumur paling tua adalah umur 39 tahun, rata-rata umur responden adalah 26,76 tahun. 3 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pekerja Bordir Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2017 No Jenis Kelamin N Persentase (%) 1 Laki-laki 41 69,5 2 Perempuan 18 30,5 Jumlah 59 100 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak yaitu 41 orang responden (69,5%), dibandingkan responden perempuan yaitu 18 orang responden (30,5%). 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Kerja Perhari Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama kerja perhari dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja Perhari Pada Pekerja Bordir Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2017 Lama kerja No N Persentase (%) perhari 1 12 jam 31 52,5 2 8 jam 28 47,5 Jumlah 59 100 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang bekerja 12 jam perhari lebih banyak yaitu 31 orang responden (52,5%), dibandingkan responden yang bekerja 8 jam perhari yaitu 28 orang responden (47,5%). 4 1. Deskripsi Intensitas Bising Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas Bising Pada Pekerja Bordir di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2017 Statistik Frekuensi Max 90,0 Min 80,1 Mean 85,62 Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa intensitas kebisingan yang paling tinggi intensitasnya adalah 90,0 dBA, intensitas yang paling rendah adalah 80,1 dBA, rata-rata intensitas kebisingan adalah 85,62 dBA. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas kebisingan Pada Pekerja Bordir di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2017 No Kebisingan f % 1. >NAB 34 57,6 2. ≤NAB 25 42,4 59 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebbagian besar responden terpapar kebisingan dengan intensitas yang lebih dari NAB sebanyak 57,6 %. 2. Deskripsi Tekanan Darah Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Pada Pekerja Bordir di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2017 Kategori tekanan darah Statistik Sistol Diastol Max 160 100 Min 100 70 Mean 128,31 81,53 Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui rata-rata tekanan darah sistol 128,31 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastol 81,53 mmHg 5 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kategori Tekanan Darah Pekerja Bordir di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2016 No Kategori Tekanan Darah menurut sistol F % 1. Tekanan darah tinggi (> 140 mmhg) 23 39,0 2. Tekanan darah normal (< 140 mmgh) 36 61,0 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori tekanan darah normal sebanyak 61,0 %. Tabel 4.8. Tabulasi silang hubungan paparan kebisingan dengan tekanan darah pekerja bordir di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2017 Tekanan darah Total Paparan kebisingan Tinggi Normal Kebisingan > NAB 21 13 34 61,8 % 38,2 % 100,0 % Kebisingan < NAB 2 23 25 8,0 % 92,0 % 100,0 % Jumlah 23 36 59 39,0 % 61,0 % 100,0 % P value 0,0001 OR 18,577 CI 95 % (3,743 – 92, 190) Pembahasan Intensitas kebisingan menggambarkan berapa tingkat kuatnya suara yang terukur. Pengukuran intensitas kebisingan pada lingkungan menggunakan alat sound level meter. Sedangkan alat ukur dosimeter digunakan untuk menggambarkan besarnya paparan kebisingan yang diterima oleh pekerja selama waktu kerjanya. Jenis pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui rerata intensitas suara yang diterima oleh pekerja selama jam kerja. Pada jenis pengukuran ini digunakan alat “Dosimeter” (Tarwaka, dkk, 2004:39). Beberapa faktor kebisingan yang memepengaruhi tidur adalah tingkat kebisingan, fluktuasi, banyaknya paparan, jenis bising, waktu atau durasi paparan (Gupta, 2011). NIOSH (1973) menyebutkan bahwa kebisingan dengan frekuensi tinggi lebih berbahaya dari pada kebisingan frekuensi rendah. Kebisingan tingkat tinggi dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang pada pendengaran. Semakin tinggi intensitas dari kebisingan, 6 potensi untuk menimbulkan gangguan semakin besar. Termasuk termasuk gangguan akibat bising seain pada pendengaran antara lain : pusing, mengantuk, tekanan darah tinggi, stress emosional yang diikuti sakit maag, sulit tidur, dan sakit jantung, serta kerhilangan konsentrasi (waldron, 1990; Anies, 2004 dalam Anies, 2014) Menurut Shahid (2013), kebisingan tidak hanya menyebabkan gangguan pendengaran tetapi juga dapat menimbulkan gangguan fisiologis tubuh lainnya. Efek merugikan dari kebisingan terhadap tubuh termasuk sistem cardiovaskular. Dalam sistem ini irama jantung menjadi lebih cepat dan dilatasi pembuluh darah. Gupta (2011), menyebutkan survey sosial menunjukkan bahwa gangguan (annoyance), gangguan tidur dan masalah kardiovaskular dipertimbangkan sebagai efek kebisingan yang paling penting (Ouis 1982; Langdon 1976 dalam Gupta 2011). Kaitan paparan kebisingan terhadap tekanan darah antara lain karena pada umumnya kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-lebih yang terputus-putus / yang datangnya secara tiba-tiba dan tidak terduga (Suma’mur, 1994:57). DAFTAR PUSTAKA Anies. 2014. Kedokteran Okupasi. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. Atmaca, E; Peker, I; Altin, A. 2005. Industrial Noise and Its Effects on Human. Polish Journal of Environmental Studies Vol. 14, No 6, 721-726 Babba, Janni. 2007. Hubungan Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah (Penelitian pada Karyawan PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pankep Sulawesi Selatan [Tesis]). Universitas Diponorogo. Semarang. Beevers. 2002. Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rakyat 7 Dwi P. Sasongko, dkk. 2000. Kebisingan lingkungan. Badan Penerbit Universitas Diponorogo, Semarang Gupta, Srimanta; Gathak, Citralekha. 2011. Environmental Noise Assesment and Its Effect on Human Health in Urban urban Area. International Journal of Environment Science. Vol 1 No 7. Harrington, J. M., dan Gill, F.S. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC Hastuti, Eny; Setiani, Onny; Nurjazuli. 2005. Faktor-faktor Risiko Kenaikan Tekanan Darah pada Pekerja yang Terpajan Kebisingan di Bandara Ahmad Yani Semarang. J Kesehatan Lingkungan Indonesia. Vol 4 no 2. Melamed, Samuel; Fried, Yitzhak; Froo, Paul. 2001. The Interactive Effect of Chronic Exposure to Noise and Job Complexity on Change in Blood Pressure and Job Satisfaction: A Longitudinal Study of Industrial Employees. Journal of Occupational Health Psychology. Vol 6 no 3. 182195 Suma’mur, P.K. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Tok0 Gunung Agung Tawarka, S., dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta UNIBA pers 8