BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Teknologi Informasi di Indonesia mulai dikenal pada era tahun 90-an. Hampir di seluruh sektor bisnis menggunakan sitem informasi, disaat itu hampir semua pekerjaan yang dilakukan manusia sudah dikerjakan oleh mesin, pabrikpabrik mulai mengurangi beberapa pekerja dan diganti dengan mesin. Pada era 90-an Teknologi informasi semakin berkembang dan mengenal suatu sitem informasi yaitu Sistem Informasi Eksekutif, sistem ini diperuntukkan bagi para eksekutif atau kalangan atas di dalam perusahaan seperti: CEO, direktur, manajer tingkat atas. Sistem informasi eksekutif sangat membantu sekali bagi para eksekutif untuk terjun langsung mengontrol keadaan bisnis yang sedang terjadi. Sistem Informasi Eksekutif menjadi sangat berguna sekali karena memudahkan para eksekutif melihat perkembangan perusahaan secara real time, selain itu SIE juga memberikan fasilitas Drill Down, yaitu memberikan suatu informasi yang semakin detail (model kerucut). Jadi eksekutif tidak akan bingung mencari apa yang membuat bisnis menjadi sukses dan bisnis mengalami penurunan. Kebanyakan para petinggi rata-rata orang yang berumur 40 tahun keatas. Dia ingin melihat perkembangan bisnis dengan cara yang mudah, tidak membingungkan, tidak melalui proses yang panjang. Alasan inilah yang memicu munculnya sistem informasi eksekutif. Di era sekarang tahun 2000-an perkembangan teknologi tidak mampu diprediksi seberapa pesatnya. Buktinya 1 2 adalah munculnya HP yang berkamera, MP3, touch screen, komputer mini, laptop, hingga sistem operasi android yang kini sedang populer. Sistem informasi eksekutif di Indonesia juga semakin maju, sekarang sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan sistem ini. karena sistem informasi eksekutif adalah suatu sistem yang mampu memberikan informasi yang tepat, cepat, akurat, dan juga para eksekutif mudah untuk menganalisa dan mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaan. Sistem informasi eksekutif (SIE). Menurut McLeod, Jr (1993, pp. 430586) SIE adalah sebuah sistem yang dirancang khusus untuk para manajer pada tingkat perencanaan strategis. SIE merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi kepada para eksekutif mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Informasi tersebut mudah didapat dan disediakan dalam berbagai tingkat perincian. Menurut Tuban E (1993, pp. 394) SIE adalah sebuah sistem informasi berbasis komputer yang melayani kebutuhan informasi eksekutif. Sistem ini menyediakan akses cepat dan langsung pada pelaporan manajemen. Sistem informasi eksekutif dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan pada saat mereka membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat (McLeod, Jr. 1995). Dengan berkembangnya kemajuan teknlogi informasi membuat perusahaan menjadi tertarik untuk menggunakan teknologi informasi yang sangat membantu sebagai pengolah dan pengambilan keputusan. 3 Menurut Mcleod (2006), sistem informasi eksekutif (SIE) adalah suatu sistem yang memberikan informasi kepada manajer tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan secara keseluruhan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam tingkat rincian. Penerapan sistem informasi eksekutif diharapkan berhasil dan sukses dalam pelaksanaannya, namun parameter pengukuran kesuksesan dari Sistem informasi eksekutif telah dilakukan banyak penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi sebab kesuksesan sistem informasi eksekutif, salah satu yang terkenal adalah penelitian yang dilakukan oleh DeLoen and McLean (1992) model ini banyak yang memberikan tanggapan positif karena model ini merupakan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid, model ini disebut dengan model parsimony. DeLoen and Mclean, (1992) kemudian mengembangkan suatu model parsimony yang disebut dengan nama model kesuksesan sistem informasi DeLeon and McLean. Pengambilan keputusan merupakan hal yang paling penting yang dilakukan oleh pihak manajemen, sumber informasi dapat berbentuk oral, tertulis atau computer-based (sumber informasi yang berbentuk komputer), dengan tersedianya sumber informasi yang praktis merupakan komponen kunci bagi pembuatan keputusan manajemen. Munculnya sistem yang berbasis komputer telah disesuaikan secara langsung untuk digunakan oleh eksekutif pembuat keputusan yang memungkinkan melakukan sebuah pengujian terhadap bagaimana sistem yang berbasis komputer oleh manajemen berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan. Professor Daniel J. Isenberg dari Harvard meneliti proses bepikir lebih dari selusin eksekutif selama dua tahun bahwa eksekutif lebih 4 memperhatikan hal-hal organisasional dan pribadi dalam mendapatkan bawahan untuk memecahkan suatu masalah daripada apa pemecahannya spesifik itu nantinya. Jadi pihak manajemen sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan seorang pimpinan atau eksekutif. Kunci dari keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary (perantara keuangan) berjalan dengan baik (Sinungan, 2000:79). Salah satu hal yang dapat merebut hati masyarakat adalah kinerja bank yang baik dan pengambilan keputusan secara efektif. Bagi nasabah, mengetahui kinerja suatu bank dapat membantu mengambil keputusan apakah bank tersebut dapat dipercaya atau tidak (Harnanto, 1991:352) Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 oktober 1998 merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Empat bank milik pemerintah yang bergabung menjadi Bank Mandiri adalah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia. PT Bank Mandiri (Persero) (selanjutnya disebut "Bank Mandiri") didirikan di Negara Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan Akta Notaris Sutjipto,SH dan No. 10 tanggal 2 Oktober 1998 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman tanggal 2 Oktober 1998 No. C2-16561.HT.01.01 TH 98 dan telah diumumkan dalam Berita Republik Indonesia tanggal 4 Desember 1998 No. 97, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6859. Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking system yang berbeda-beda, data center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware, software maupun jaringan yang berbeda-beda maka 5 pada awal Bank Mandiri melakukan evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy. Dan pada akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE nya dengan cara memodifikasi sistem core banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan standar produk awal bank Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu). Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat "agile & adaptive" dan comply dengan Basel II. Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis, meski terdapat beberapa yang masih diperlukan adanya intervensi atau pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini eksekutif untuk dilakukan adjustment sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan eksternal. Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa terdapat kekurang optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi informasi, serta kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu diperlukan upaya performance tuning pada database maupun program, termasuk simplifikasi laporan dan reengineering proses pembentukan laporan. Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks dengan menggunakan Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business Intelligence sudah digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai keputusan strategis, meskipun sementara ini penggunaannya masih dalam tahap sales dan marketing produk. Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart (subset dari Data warehouse yang berisi data yang lebih 6 spesifik yang bersifat departemental) yang lebih komprehensif dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT maupun user, yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi (mis- interpretation). Berdasarkan fenomena di atas maka timbul minat untuk perlunya mengadakan penelitian pada PT Bank Mandiri (Persero) di Surabaya yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan Sistem Informasi Eksekutif terhadap pengambilan keputusan oleh pihak manajemen Bank Mandiri. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah: a) apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif? b) apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif? c) apakah penggunaan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif?; d) apakah dampak individual berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif? e) apakah dampak organisasional berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini sebagai berikut yaitu 7 a) untuk mengetahui pengaruh kualitas informasi terhadap pengambilan keputusan eksekutif b) untuk mengetahui pengaruh kepuasan penggunaan terhadap pengambilan keputusan eksekutif c) untuk mengetahui pengaruh penggunaan terhadap pengambilan keputusan eksekutif d) untuk mengetahui pengaruh dampak individual terhadap pengambilan keputusan eksekutif e) untuk mengetahui pengaruh dampak organisasional terhadap pengambilan keputusan eksekutif. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan yaitu: 1. Kontribusi Teoritis Dengan dilakukan penelitian ini dapat mendukung dalam mempelajari dan mengembangkan teori, pelajaran dan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) 2. Kontribusi Praktis Memberikan jalan keluar untuk mengevaluasi beberapa keputusan yang akan diambil dan untuk mendapatkan informasi eksekutif yang lebih akurat dan cepat sebagai dasar analisa untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. 8 3. Kontribusi Kebijakan Menunjang kinerja pihak manajemen karena secara tidak langsung telah membantu pihak eksekutif untuk mengambil keputusan 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Disebabkan ruang lingkup dan pengaruh motivasi dan kemampuan karyawan dan upaya meningkatkan kinerja karyawan yang cukup luas dan waktu, dana serta kemapuan yang dimiliki peneliti terbatas maka untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka disini peneliti bermaksut membatasi permsalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Ruang lingkup yang akan dibahas oleh peneliti dalam skripsi ini hanya mencakup bagaimana perusahaan yaitu Bank Mandiri mampu melibatkan karyawannya dalam melakukan dan melaksanakan Sistem Informasi Eksekutif sebagai alat penunjang pengambilan keputusan pihak manajemen Bank Mandiri.