13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kanker a

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Kanker
a. Pengertian
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel, yang dapat
mengakibatkan adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan
dan deferensiasi. Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan
diri dari mekanisme pengaturan normal. Kanker sendiri merupakan
istilah yang menggambarkan keadaan penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal yaitu multifikasi
dan menyebar. Multifikasi sel merupakan keadaan normal pada masa
pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan tetapi bila faktor yang
mengontrol pembelahan sel tidak lagi berfungsi dengan normal maka
keadaan ini disebut dengan penyakit kanker (Sukardja, 2000).
American
Cancer
Society
mengatakan
kanker
sebagai
kelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan penyebaran
sel abnormal yang tidak terkendali (Kaplan, Salis & Patterson, 1993
dalam Lubis, 2009).
13
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
14
b. Patofisiologi
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel
abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA selular. Sel abnormal
ini membenuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal,
mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar
sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan
ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel
tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe
dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel
dapat terbawake area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti
yang telah diguakan, namun kanker bukan suatu penyakit tunggal
tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan
penyebab, manifestasi, pengobatan dan prognosa yang berbeda
(Smeltzer & Bare 2001).
c. Penyebab Kanker
Menurut Smeltzer & Bare (2001) kategori penyebab atau
faktor-faktor tertentu telah memberikan implikasi dalam proses
karsinogenik. Penyebab atau faktor-faktor tersebut termasuk virus,
faktor fisik, faktor kimia, faktor-faktor genetik atau keturunan, faktorfaktor makanan dan faktor hormonal.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
15
1) Virus
Virus sebagai penyebab kanker pada manusia adalah sulit
untuk dipastikan karena virus sulit untuk diisolasi. Bila tampak
kanker spesifik dalam kluster maka diduga adalah penyebab
infeksius. Virus dianggap dapat menyatukan diri dalam struktur
genetik sel, sehingga mengganggu generasi mendatang dari
populasi sel tersebut barangkali mengarah pada kanker.
2) Faktor fisik
Faktor-faktor fisik yang berkaitan dengan karsinogenesis
mencakup pemajanan terhadap sinar matahari atau pada radiasi,
iritasi kronis atau inflamasi, dan penggunaan tembakau.
3) Faktor kimia
Delapan puluh lima persen dari semua kanker diperkirakan
berhubungan dengan lingkungan. Merokok tembakau adalah
karsinogen kimia poten yang menyebabkan sedikitnya 35% dari
kematian akibat kanker. Merokok berhubungan erat dengan kanker
paru, kepala dan leher, esofagus, pankreas, serviks, dan kandung
kemih. Tembakau dapat juga beraksi secara sinergis dengan
substansi lain seperti alkohol, asbestos, uranium dan virus untuk
meningkatkan bentuk kanker. Mengunyah tembakau berkaitan
dengan kanker dari rongga mulut dan terutama terjadi pada pria
yang berusia dibawah 40 tahun.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
16
4) Faktor-faktor genetik dan keturunan
Faktor-faktor genetik juga memainkan peranan dalam
pembentukan sel kanker. Jika kerusakan DNA terjadi pada sel
dimana pola kromosomnya abnormal, dapat terbentuk sel-sel
mutan. Pola kromosom yang abnormal dan kanker berhubungan
dengan kromosom ekstra, terlalu sedikit kromosom, atau
translokasi kromosom.
5) Faktor-Faktor Makanan
Faktor-faktor makanan diduga berkaitan dengan 40%-60%
dari semua kanker lingkungan. Resiko kanker meningkat sejalan
dengan ingesti jangka panjang karsinogenik atau ko-karsinigenik
atau tidak adanya substansi proaktif dalam diet. Substansi diet
berkaitan dengan peningkatan resiko kanker mencakup lemak,
alkohol, daging diasinkan atau diasap, makanan yang mengandung
nitrat atau nitrit, dan masukan diet dengan kalori tinggi.
6) Faktor Hormonal
Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya
gangguan dalam keseimbangan hormon baik oleh pembentukan
hormon sendiri (endogenus) atau pemberian hormon eksogenus.
7) Peran Sistem Imun
Pada manusia, sel-sel maligna mampu berkembang secara
teratur. Terdapat bukti bahwa fungsi surveilens dari sistem imun
sering lebih mampu mendeteksi perkembangan sel-sel maligna dan
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
17
merusak sel-sel tersebut sebelum pertumbuhannnya menjadi tidak
terkontrol. Apabila sistem imun gagal mengidentifikasi dan
menghentikan pertumbuhan sel-sel maligna terjadilah kanker
secara klinis.
Pasien
yang
untuk
berbagai
alasan
mengalami
immunokompeten menunjukan adanya peningkatan insiden kanker.
Resipien transplantasi organ yang menerima terapi immuosupresif
untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasi mengalami
peningkatan insiden limfoma, sarkoma kaposi (SK), kanker kulit
sel skuamosa, dan kanker servikal dan anogenital. Pasien dengan
penyakit
immunodefisiensi
seperti
acquired
imuodeficiency
disease syndrome (AIDS) mengalami penimgkatan insiden KS,
limfoma dan kanker rektal kepala dan leher. Beberapa pasien yang
mendapat agens kemoterapi alkylating untuk mengobati penyakit
Hodgkin telah menunjukan peningkatan insiden sekunder terhadap
malignasi. Penyakit otoimun seperti artritis rheumatoid dan
sindroma sjogren berkaitan dengan peningkatan terjadinya kanker.
Akhirnya perubahan yang berhubungan dengan proses penuaan,
seperti penurunan fungsi organ, peningkatan insiden penyakit
kronis, dan penuruna immuokompetens dapat dapat menunjang
pada peningkatan insiden kanker pada individu lansia.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
18
d. Pertumbuhan Kanker
Menurut Baradero (2007), ada tiga langkah perkembangan
kanker, yaitu inisiasi, promosi, dan progresi. Inisiasi atau tahap awal
yang dimulai dengan sel-sel yang normal mengadakan kontak dengan
karsinogen, yaitu zat-zat yang dapat menyebabkan kanker. Karsinogen
yang meliputi radiasi, bahan kimia, obat, dan virus menyebabkan
kerusakan genetik yang irreversibel dan proses ini disebut mutasi atau
perubahan. Promosi atau tahap kedua, yang dapat berlangsung
beberapa tahun. Termasuk dalam faktor-faktor promosi, yaitu rokok,
penyalahgunaan alkohol, dan komponen makanan yang terus-menerus
mempengaruhi sel-sel yang sudah mengadakan mutasi atau perubahan.
Faktor-faktor promotor ini menambah perubahan struktur sel, sehingga
kecepatan mutasi sel bertambah. Selain itu, jumlah sel-sel yang tidak
normal juga meningkat. Pada tahap akhir, yaitu progresi terjadi
pertumbuhan yang tidak terkendali dari tumor malignan yang dapat
bermetastasis.
e. Tanda dan gejala penyakit kanker
Tanda dan gejala penyakit kanker sangat tergantung dari organ
tubuh yang terserang. Kanker yang terdapat di permukaan tubuh
ditandai dengan adanya benjolan. Meskipun demikian, tidak semua
benjolan meupakan kanker. Selain itu, tidak semua kanker
menimbulkan benjolan yang jelas. Kanker payudara diawali dengan
timbulnya benjolan kecil, makin lama makin besar dan akhirnya dapat
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
19
menimbulkan koreng atau borok yang tidak sembuh. Andeng-andeng
atau tahi lalat dapat berubah semakin besar, terasa gatal, dan akhirnya
menjadi kanker yang sangat ganas.
Kanker prostat, usus, dan alat dalam yang terletak dalam tubuh
menyebabkan benjolan yang tidak tampak dari luar. Penderita kanker
prostat sering ditandai dengan gangguan pada saat buang air kecil,
sedangkan kanker usus ditandai dengan perubahan kebiasaan atau
gangguan saat menelan, yaitu penderita merasa seperti ada duri yang
menyangkut di tenggorokan. Dapat pula terjadi perubahan suara, mulai
serak sampai batuk yang tidak sembuh.
Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita, seperti
indung telur, rahim, dan leher rahim ditandai dengan gangguan pada
siklus haid. Panjang siklus sering menjadi ebih pendek dan lama
perdarahan menjadi panjang. Pada umumnya, kanker leher rahim
disertai dengan keputihan (pengeluaran lendir) yang berlebihan dan
berbau busuk. Gejala awal kanker indung telur sering tidak jelas, tetapi
penderita mendadak sakit perut yang hebat dan saat ditemukan tumor
memang benar-benar telah mengganas.
Selain tanda dan gejala masing-masing kanker organ tersebut,
penderita kanker ganas pada umumnya mengalami penurunan status
gizi yang drastis. Bahkan, sering terjadi kakbeksia dengan gejala pada
penderita, seperti kurus kering, lemah, dan apatis (Uripi, 2002).
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
20
f. Stadium Kanker
Stadium
kanker
membantu
menggambarkan
bagaimana
penyebaran kanker. Juga membantu menentukan harapan hidup dan
mengatur serta merubah penatalaksanaan, khususnya kanker pada
stadium 4 harapannya rata-rata sangat lambat atau sekitar 5 tahunan.
Beberapa faktor yang menentukan stadium kanker terdiri dari :
1) Stadium I dengan ukuran kurang dari 2 cm, nodus limfe tiidak
terkena oleh sel-sel kanker, lokasi hanya disatu tempat dan tidak
menyebar ke area tubuh lainnya.
2) Stadium II dengan ukuran tumor biasanya 2-5 cm, nodus limfe
biasanya terkena, kanker masih dilokasinya belum menyebar.
3) Stadium III, tumor tampak membesar dengan jelas, umumnya lebih
dari 5 cm, nodus limfe tampak terkena sel-sel kanker. Perubahan
antara stadium II dan III agak sulit tergantung pada tipe kanker.
4) Stadium IV, tumor menjadi beberapa ukuran, nodus limfe terkena
dan terjadi penyebaran ke organ lain, harapan hidup sangat singkat
namu tergantung jenis kankernya (Ningsih, 2011) .
g. Penatalaksanaan Medis
Ada empat cara pengobatan kanker, yaitu kemoterapi, terapi
radiasi, bioterapi, pembedahan. Di antara empat cara ini, pembedahan
adalah yang paling lama dipakai, paling luas, dan paling sering
digunakan. Pembedahan juga digunakan untuk mendiagnosis kanker
dan menentukan “stadium” kanker, mengobati kanker, memberi
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
21
pengobatan paliatif (meringankan), menangani kedaruratan onkologis,
dan mengendalikan nyeri:
1) Pembedahan
Jika pembedahan digunakan untuk pengobatan, lesi
malignannya harus masih kecil, terlokalisasi, dan mudah diangkat
seluruhnya. Pembedahan merupakan prosedur standar untuk
mengangkat sebagian jaringan sehat disekitar organ yang malignan
dan mereseksi nodus limfe regional. Prosedur pembedahan ini
dapat mengurangi masalah secara drastis timbulnya kanker kembali
dan meningkatkan angka sintasan (survival), terutama terhadap
kanker yang meluas melalui saluran-saluran limfe.
Pembedahan sebagai prosedur paliatif (meringankan) juga
telah dikenal dan banyak membantu pasien kanker yang lebih
lanjut. Pembedahan paliatif sering dipakai untuk mengurangi
besarnya tumor yang sudah sulit direseksi. Organ-organ penghasil
hormon dapat diangkat untuk menghentikan pertumbuhan tumor
yang bergantung pada hormon untuk pertumbuhannya (hormon
dependen).
2) Bioterapi
Bioterapi adalah pengobatan kanker yang keempat dan
dapat digunakan sendirian atau bersamaan dengan pembedahan
atau kemoterapi atau terapi radiasi. Fokus dan bioterapi adalah
manipulasi atau penggerakan sistem imun dengan menggunakan
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
22
zat biologis ilmiah (sel-sel atau produk dan sel) atau genetically
engineered agents yang dapat memodifikasi respon tubuh terhadap
kanker atau pengobatan kanker. Zat-zat ini disebut biological
respons modifiers (BRM) serta berfungsi sebagai pengatur dan
pembawa informasi.
3) Kemoterapi
Jika kemoterapi diberikan ketika populasi sel-sel malignan
masih sedikit dan masih rawan terhadap kemoterapi, sel-sel
malignan dapat dimusnahkan secara total. Tujuan pengobatan
semacam ini adalah penyembuhan.
Kemoterapi menjadi lebih efektif jika tumor masih kecil
dan tumbuh cepat, serta ketika sebagian besar dari sel-sel tumor
sedang berkembang biak atau sedang membagi diri (repikasi).
Tumor yang lebih besar dan tumbuh perlahan, lebih efektif jika
diberi obat-obat nonspesifik karena obat-obat ini lebih efektif tanpa
menghiraukan sel-sel yang sedang mengadakan replikasi atau
tidak.
4) Radioterapi
Terapi
radiasi
lebih
memberikan
manfaat
daripada
kemoterapi dan pembedahan, yaitu :
(a) Tidak banyak menimbulkan efek toksisitas sistemis seperti
kemoterapi.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
23
(b) Tidak dipengeruhi oleh masalah anatomis seperti pada
pembedahan.
(c) Dapat memusnahkan tumor tanpa merusak struktur, fungsi, dan
kosmetik dari jaringan yang normal.
Lamanya terapi radiasi dapat satu menit sampai beberapa
menit. Lamanya pemberian radiasi disesuaikan dengan dosis, jenis
radiasi, radiation beam, dan dalamnya tumor. Frekuensi dapat tiap
hari atau lima kali seminggu (Baraderoo, 2007).
2. Spiritualitas
a. Pengertian
Spiritualitas pada dasarnya bersifat dan diungkapkan secara
individual, meliputi kebutuhan manusia seluruhnya dan sering kali
mengikutsertakan kepercayaan didalam potensi jiwa manusia. Agama
dan kepercayaan tertentu mungkin termasuk dalam spiritualitas ini,
yang
kemudian
memberikan
filosofi
atau
pandangan
hidup.
Spiritualitas juga mungkin memiliki hasil yang diinginkan seperti
keselamatam atau pengarahan yang berhubungan dengan beberapa
agama formal. Terdapat banyak sekali jalan menuju dimensi spiritual.
Spiritual mungkin merupakan sesuatu yang memberi kekuatan dan
kenyamanan kepada seseorang mungkin menjadi hal yang penting saat
ajal mendekat. Spiritualitas dapat mengandung potensi perubahan yang
sangat besar pasien dan pemberi perawatan (Campbell, 2013).
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
24
Spritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan
Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang
percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa.
Spiritualitas mengandug pengertian hubungan manusia dengan
Tuhannya dengan menggunakan instrumen (medium) sholat, puasa,
zakat, haji, doa, dan sebagainya (Hawari, 2002).
b. Aspek Spiritualitas
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan.
Dimensi ini termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan
kematian, kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, dan
kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Ada 5 dasar
kebutuhan spiritual manusia yaitu : arti dan tujuan hidup, perasaan
misteri, pengabdian, rasa percaya dan harapan diwaktu kesusahan
(Hawari, 2002).
Spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut :
1) Berhubungan
dengan
sesuatu
yang
tidak
diketahui
atau
ketidakpastian alam kehidupan
2) Menemukan arti dan tujuan hidup
3) Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan
dalam diri sendiri
4) Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan
Maha Tinggi (Hamid, 2008).
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
25
c. Perkembangan Spiritual
a) Bayi dan Todler (0-2 Tahun)
Tahap awal perkembangan, spiritual adalah rasa percaya
kepada yang mengasuh yang sejalan dengan perkembangan rasa
aman dan dalam hubungan interpersonal, karena sejak awal
kehidupan manusia mengenal dunia melalui hubungannya dengan
lingkungan, khususnya orang tua. Bayi dan todler belum memiliki
rasa salah dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka memulai
meniru kegiatan ritual tanpa mengerti arti kegiatan tersebut serta
ikut ke tempat ibadah yang mempengaruhi citra diri mereka.
b) Prasekolah
Sikap orang tua
tentang kode moral
dan agama
mengajarkan kepada anak tentang apa yang dianggap baik dan
buruk. Anak prasekolah meniru apa yang mereka lihat bukan yang
dikatakan orang lain. Permasalah akan timbul apabila tidak ada
kesesuaian atau bertolak belakang antara apa yang dilihat dan yang
dikatakan kepada mereka. Anak prasekolah sering bertanya tentang
moralitas dan agama, seperti perkataan atau tindakan tertentu
dianggap salah. Juga bertanya “apa itu surga?” Mereka meyakini
bahwa orang tua mereka seperti Tuhan.
c) Usia Sekolah
Anak usia sekolah mengharapkan Tuhan menjawab doanya,
yang salah akan dihukum dan yang baik akan diberi hadiah. Pada
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
26
masa prapubertas, anak sering mengalami kekecewaan karena
mereka mulai menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab
menggunakan cara mereka dan mulai mencari alasan tanpa mau
menerima kayakinan begitu saja.
Pada usia ini, anak mulai mengambil keputusan akan
melepaskan atau meneruskan agama yang dianutnya karena
ketergantungan kepada orang tua. Pada masa remaja, mereka
membandingkan standar orang tua mereka dengan orang tua lain
dan menetapkan standar apa yang akan diintegrasikan dalam
perilakunya. Remaja juga juga membandingkan pandangan ilmiah
dengan pandangan agama serta mencoba untuk menyatukannya.
Pada masa ini, remaja yang mempunyai orang tua berbeda agama,
akan memutuskan pilihan agama yang akan dianutnya atau
tidakmemilih satupun dari kedua agama orang tuanya.
d) Dewasa
Kelompok usia dewasa muda yang dihadapkan pada
pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya akan menyadari apa
yang pernah diajarkan kepadanya pada masa kanak-kanak dahulu,
lebih dapat diterima pada masa dewasa daripada waktu remaja dan
masukan dari orang tua tersebut dipakai untuk mendidik anaknya.
e) Usia Pertengahan
Kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih
banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
27
nilai agama yang diyakini oleh generasi muda. Perasaan kehilangan
karena pensiun dan tidak aktif serta menghadapi kematian orang
lain (saudara, sahabat) menimbulkan rasa kesepian dan mawas diri.
Perkembangan filosofis agama yang lebih matang sering dapat
membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif
dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima
kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan
(Hamid, 2008).
d. Dimensi Spiritual
Dimensi
spiritual
berupaya
untuk
mempertahankan
keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk
menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang mendapati stress
emosional, penyakit fisik, atau kematian. Dimensi spiritual juga dapat
menumbuhkan kekuatan yang timbul diluar kekuatan manusia (Kozier,
2004).
Spiritual sebagai suatu yang multidimensi, yaitu dimensi
eksistensial dan dimensi agama, dimensi eksistensial berfokus pada
hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa. Spiritual
sebagai konsep dua dimensi. Dimensi vertikal adalah hubungan
dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan
seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan seseorang
dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
28
Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua dimensi tersebut
(Hawari, 2002).
e. Kebutuhan Spiritual
Kebutuhan
spiritual
merupakan
kebutuhan
dasar
yang
dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan
sakit, maka hubungan dengan Tuhanya akan semakin dekat, mengingat
seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak
ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali sang
kholiq. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas
kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan
spiritual.
Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan spiritualnya
pada saat pasien akan dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal.
Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan
pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan
melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi
juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan
semangat pasien dalam proses penyembuhan (Asmadi, 2008).
f. Faktor Yang Mempengaruhi Spiritual
Menurut
Hamid
(2008),
faktor
penting
yang
dapat
mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah pertimbangan tahap
perkembangan, keluarga, latar belakang etnik dan budaya, pengalaman
hidup sebelumnya, krisis, terpisah dari ikatan spiritual, isu moral
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
29
terkait dengan terapi, serta asuhan keperawatan yang kurang tepat.
Untuk lebih jelas, faktor-faktor penting tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1) Tahap perkembangan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap anakanak dengan agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka
mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang
berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak. Tema
utama yang diuraikan oleh semua anak tentang Tuhan, mencakup
hal-hal berikut.
a) Gambaran tentang Tuhan yang bekerja melalui kedekatan
dengan manusia dan saling keterikatan dengan kehidupan.
b) Mempercayai bahwa Tuhan terlibat dalam perubahan dan
pertumbuhan diri serta transformasi yang membuat du nia tetap
segar, penuh kehidupan, dan berarti.
c) Meyakini Tuhan mempunyai kekuatan dan selanjutnya merasa
takut menghadapi kekuasaan Tuhan.
d) Gambaran cahaya/sinar.
2) Keluarga. Peran orang tua sangat menentukan perkembangan
spiritualitas anak. Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh
orang tua kepada anaknya tentang Tuhan, tetapi apa yang anak
pelajari mengenai Tuhan, kehidupan, dan diri sendiri dari perilaku
orang tua mereka. Oleh karena keluarga merupakan lingkungan
terdekat dan pengalaman pertama ank dalam memersepsikan
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
30
kehidupan di dunia, pandangan anak umumnya diwarnai oleh
pengalaman merekan dalam berhubungan dengan orang tua dan
saudaranya.
3) Latar belakang etnik dan budaya. Sikap, keyakinan, dan nilai
dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada
umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual
keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiartan agama,
termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam
berbagai bentuk kegiatan keagamaan. Perlu diperhatikan apapun
tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap
saja pengalaman spiritual adalah hal unik bagi tiap individu.
4) Pengalaman hidup sebelumnya. Pengalaman hidup, baik yang
positif
maupun
spiritualitas
pengalaman
seseorang.
negatif
Sebaliknya,
dapat
juga
memengaruhi
dipengaruhi
oleh
bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian atau
pengalaman tersebut. Sebagai contoh, jika dua orang wanita yang
percaya bahwa Tuhan mencintai umatnya, kehilangan anak mereka
karena kecelakaan. Salah satu dari mereka akan bereaksi dengan
mempertanyakan keberadaan Tuhan dan tidak mau sembahyang
lagi. Sebaliknya, wanita yang satu terus berdoa dan meminta
Tuhan membantunya untuk mengerti dan menerima kehilangan
anaknya. Begitu pula pengalaman hidup yang menyenangkan
sekalipun, seperti pernikahan, pelantika kelulusan, kenaikan
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
31
pangkat atau jabatan dapat menimbulkan rasa bersyukur kepada
Tuhan, dan ada pula yang merasa tidak perlu mensyukurinya.
Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai suatu cobaan
yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk menguji kekuatan
imannya. Pada saat ini, kebutuhan spiritual akan meningkat yang
memerlukan kedalaman spiritual dan kemampuan koping untuk
memenuhinya.
5) Krisis dan perubahan. Krisis dan perubahan dapat menguatkan
kedalaman spiritualitas seseorang (Toth, 1992) dan Craven &
Hirnle (1996). Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi
penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan
kematian, khususnya pada klien dengan penyakit terminal atau
dengan prognosis yang buruk. Perubahan dalam kehidupan dan
krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual
selain juga pengalaman yang bersifat fisik dan emosional.
6) Terpisah dari ikatan spiritual. Menderita sakit terutama yang
bersifat akut, sering kali membuat individu merasa terisolasi dan
kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Klien
yang dirawat merasa terisolasi dalam ruangan yang asing baginya
dan merasa tidak aman. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah,
antara lain, tidak dapat menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan
keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau
teman dekat yang biasa memberi dukungan setiap saat diinginkan.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
32
Terpisahnya klien dari ikatan spiritual dapat berisiko terjadinya
perubahan fungsi spiritualnya.
7) Isu moral terkait dengan terapi. Pada kebanyakan agama, proses
penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukan
kebesarannya walaupun ada juga yang menolak intervensi
pengobatan. Prosedur medik sering kali dapat dipengaruhi oleh
pengajaran agama, misalnya sirkumsisi, transplantasi organ,
pencegahan kehamilan, dan sterilisasi. Konflik antara jenis terapi
dengan keyakinan agama sering dialami oleh klien dan tenaga
kesehatan.
8) Asuhan keperawatan yang kurang sesuai. Ketika memberikan
asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan peka
terhadap kebutuhan spiritual klien, tetapi dengan berbagai alasan
ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk memberi
asuhan spiritual. Alasan tersebut, antara lain karena perawat
merasa kurang nyaman dengan kehidupan spiritual, kurang
menganggap penting kebutuhan spiritual, tidak mendapatkan
pendidikan tentang aspek spiritual dalam keperawatan, atau merasa
bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual klien bukan menjadi
tugasnya, tetapi tanggung jawab pemuka agama (Hamid, 2008).
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
33
g. Masalah Spiritual
Ketika sakit, kehilangan, duka cita, atau perubahan hidup yang
besar, individu menggunakan sumber daya spiritual untuk membantu
mereka beradaptasi atau menimbulkan kebutuhan dan masalah
spiritual. Tekanan Siritual adalah “Gangguan kemampuan utuk
mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup melalui
hubungan dengan diri sendiri, orang lain, kesenian, musik, literatur,
alam, dan/atau kekuatan lebih tinggi dari diri sendiri” (NANDA
International, 2007 dalam Potter & Perry, 2010).
Sebagai contoh, suatu penyakit yang merupakan bencana, dapat
mengganggu kesejahteraan spiritual seseorang sepenuhnya sehingga
menyebabkan keraguan dan kehilangan kepercayaan. Tekanan spiritual
sering menyebabkan seseorang sering merasa sendiri atau bahkan
merasa diabaikan. Individu sering mempertanyakan nialai-nilai
spiritual mereka, menimbukan pertanyaan-pertanyaan tentang jalan
hidup mereka, tujuan kehidupan, dan sumber pemahaman. Tekanan
spiritual juga timbul saat ada konflik antara kepercayaan seseorang dan
regimen kesehatan yang diresepsikan atau ketidakmampuan untuk
mempraktikan ritual seperti biasanya (Potter & Perry, 2010).
h. Perawatan Spiritual
Perawatan spiritual melibatkan kerja tim interdisiplin dalam
mengkaji dan menjawab persoalan spiritual serta keagamaan yang
menjadi perhatian pasien dalam keluarganya. Perawatan spiritual
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
34
memerlukan penilaian dan pemantauan pada banyak aspek dari psien
dan keluarganya, dan dapat termasuk evaluasi hidup pasien, harapan,
ketakutan, tujuan dan arti hidup, kesalahan dan pengampunan serta
kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian.
Perawatan spiritual menilai keunikan setiap orang dengan
mengenali serta menghargai kepercayaan, nilai, kebiasaan, dan ritual
seseorang, bersifat terbuka sepenuhnya terhadap diskusi, mengacu
pada bagaimana kehidupan diakhiri dalam cara yang sesuai budaya,
nilai keagamaan, dan kebutuhan spiritual pasien terminal tersebut.
Pasien dan keluarga dianjurkan untuk menunjukan simbol-simbol
spiritual dan agamanya serta dapat mempraktekan ritual-ritual mereka
dalam situasi yang mendukung. Penggunaan simbol ini oleh tim medis
harus sensitif dengan keragaman budaya dan agama yang ada.
Depresi spiritual pasien dapat diperlihatkan dengan intensitas
gejala-gejala fisik yang dialami atau malah memperburuknya. Hal ini
dapat terjadi bila pasien dihadapkan dengan tantangan yang
mengancam kepercayaan, arti hidup, dan tujuan hidup seseorang.
Perawatan spiritual mengedepankan kemampuan tim medis
dalam merefleksikan serta menegenali pentingnya spiritualitas dan
penerimaan seseorang terhadap kebenaran kepercayaan spiritual orang
lain. Nilai hidup seseorang tidak dapat dipaksakan pada pasien dan
keluarganya.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
35
Perawatan spiritual memerlukan apresiasi pada nilai yang ada
serta keinginan untuk terlibat sepenuhnya pada penyediaan perawatan
spiritual. Anggota tim medis perlu mengidentifikasi keterbatasannya
dan ketika menbutuhkan pendampingan para ahli dari pemuka agama
atau penyedia perawatan spiritual. Perawatan spiritual yang efektif
memerlukan :
1) Mendengar secara aktif
2) Menunjukan empati dan kemampuan untuk mengikuti perjalanan
pasien dalam penderitaannya
3) Mengenali dan merespon depresi yang terjadi dan membantu
mereka dalam menemukan arti dalam penderitaan yang mereka
alami
4) Mampu menggali kekhawatiran pasien yang terpendam, termasuk
keperluan spiritual dan agama yang belum terpenuhi
5) Mengidentifikasi dan merespon persoalan etik dan konflik yang
dialami,
serta
menerapkan
membantu
nilai-nilai
dan
mereka
mendukung
sendiri
dalam
pasien
dalam
pengambilan
keputusan
6) Keinginan untuk menciptakan tempat terapi khusus yang dapat
membantu perkembangan spiritual
7) Mencari sumber-sumber tambahan yang dibutuhkan pasien,
termasuk layanan pemimpin agama dan penyedia layanan spiritual
lainnya (Campbell, 2013).
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
36
3. Kualitas Hidup
a. Pengertian
Rasjidi, (2010) menyebutkan bahwa kualitas hidup seseorang
ditentukan oleh individu itu sendiri, karena sifatnya sangat spesifik,
dan bersifat abstrak, sulit diukur. Namun mengingat bahwa tujuan
utama dari terapi paliatif adalah peningkatan kualitas hidup pasien,
maka tenaga medis harus mampu menyikapi, bagaimana kualitas hidup
yang diinginkan oleh penderita dan bagaimana cara meraih dan
mencapainya.
Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana
seseorang menikmati kepuasan dalam hidupnya. Untuk mencapai
kualitas hidup maka seseorang harus dapat menjaga kesehatan tubuh,
pikiran dan jiwa. Sehingga seseorang dapat melakukan segala aktivitas
tanpa ada gangguan (Ventegodt, 2003).
b. Teori Kualitas Hidup
Kualitas hidup berarti hidup yang baik, hidup yang baik sama
seperti hidup dengan kehidupan yang berkualitas tinggi (Ventegodt,
2003). Dalam hal ini dapat dikelompokkan dalam 3 bagian yang
berpusat pada aspek hidup yang baik yaitu :
1) Kualitas hidup subyektif yaitu suatu hidup yang baik yang
dirasakan oleh masing-masing individu yang memilikinya.
Masing-masing individu secara personal mengevaluasi mereka
yang menggambarkan sesuatu dan perasaan mereka
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
37
2) Kualitas hidup eksistensial yaitu seberapa baik hidup seseorang
merupakan level yang berhak untuk dihormati dan individu dapat
hidup dalam keharmonisan
3) Kualitas objektif yaitu bagaimana hidup seseorang dirasakan oleh
dunia luar. Kualitas objektif dinyatakan dalam kemampuan
seseorang
untuk
beradaptasi
pada
nilai-nilai
budaya
dan
menyatakan tentang kehidupannya.
Ketiga aspek kualitas hidup ini keseluruhan dikelompokkan
dengan pernyataan yang relevan pada kualitas hidup yang dapat
ditempatkan dalam suatu rentang spektrum dari subjektif ke objektif,
elemen eksistensial berada diantaranya yang merupakan teori kualitas
hidup meliputi kesejahteraan, kepuasan hidup, kebahagiaan, makna
dalam hidup dan pemenuhan kebutuhan, biologis dan mencapai
potensial hidup.
a). Kesejahteraan
Kesejahteraan berhubungan dengan bagaimana sesuatu berfungsi
dalam dunia objektif dan dengan faktor eksternal hidup. Ketika kita
membicarakan
tentang
perasaan
baik
maka
kesejahteraan
merupakan pemenuhan kebutuhan dan realisasi diri.
b). Kepuasan hidup
Menjadi puas berarti merasaakan bahwa hidup yang seharusnya,
pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan gairah hidup diperoleh
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
38
disekitarnya maka seseorang puas. Kepuasan adalah pernyataan
mental yaitu keadaan yang kognitif.
c). Kebahagiaan
Ini merupakan perasaan yang spesial yang berharga dan sangat
diinginkan tetapi sulit diperoleh. Tidak banyak orang percaya
bahwa kehagiaan diperoleh dari adaptasi terhadap budaya
seseorang, kebahagiaan diasosiasikan dengan dimensi-dimensi non
rasional seperti cinta, ikatan erat dengan sifat dasar tetapi bukan
dengan uang.
d). Makna dalam hidup
Makna dalam hidup merupakan suatu konsep yang sangat penting
dan jarang diguakan. Pencarian makna hidup melibatkan suatu
penerimaan dari ketidakberartian dan kesangatberartian dari hidup.
e). Pemenuhan kebutuhan
Kebutuhan dihubungkan dengan kualitas hidup dimana ketika
kebutuhan seseorang terpenuhi maka kualitas hidupnya tinggi.
Kebutuhan merupakan suatu ekspresi sifat dasar kita yang pada
umumnya dimiliki oleh makhluk hidup.
f). Mencapai potensial hidup
Teori pencapaian potensial hidup merupakan suatu teori dari
hubungan antara sifat dasarnya atau titik permulaan biologis. Ini
tidak mengurangi kekhususan dari makhluk hidup tetapi hanya
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
39
tingkat pertukaran informasi yang bermakna dalam sistem dari sel
ke organisme sosial.
g). Gambaran biologis kualitas hidup
Gambaran biologis kualitas hidup yaitu sistem informasi biologis
dan tingkat keseimbangan eksistensial dilihat dari segi kesehatan
fisik. Kesehatan fisik mencerminkan tingkat sisitem informasi
biologi seperti sel-sel dalam tubuh membutuhkan informasi yang
tepat untuk berfungsi secara benar dalam menjaga kesehatan dan
keseimbangan tubuh. Pengalaman dimana hidup juga terkondisi
secara biologis. Pengalaman dimana hidup bermakna atau tidak,
dapat dilihat sebagai kondisi dari sistem informasi biologis.
c. Komponen kualitas hidup
Kualitas hidup dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu kesehatan,
kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungan) dan harapan
(prestasi dan aspirasi individu) (Kurtus, 2005).
1) Kesehatan
Kesehatan dalam kualitas hidup dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu secara fisik, psikologis dan spiritual. Secara fisik yang
terdiri dari kesehatan fisik, personal higiene, nutrisi, olah raga,
pakaian dan penampilan fisik secara umum. Secara psikologis yang
terdiri dari kesehatan dan penyesuaian psikologis, kesadaran,
perasaan, harga diri, konsep diri dan kontrol diri. Secara spiritual
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
40
terdiri dari nilai-nilai pribadi, standar-standar pribadi dan
kepercayaan spiritual
2) Kepemilikan
Kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungan)
dalam kualitas hidup dibagi menjadi 2 bagian yaitu secara fisik dan
sosial. Secara fisik terdiri dari rumah, tempatkerja atau sekolah,
tetangga atau lingkungan dan masyarakat. Secara sosial dekat
dengan orang lain, keluarga, teman atau rekan kerja, lingkungan
dan masyarakat
3) Harapan
Merupakan keinginan dan harapan yang akan dicapai
sebagai perwujudan dari individu seperti terpenuhinya nilai
(prestasi dan aspirasi individu) sehingga individu tersebut merasa
berharga atau dihargai di dalam lingkungan keluarga maupun
masyarakat sekitarnya melalui suatu tundakan yang bermanfaat
dari hasil karyanya.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
Menurut Kurtus (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama adalah sosio demografi yaitu jenis kelamin, umur, suku atau
etnik, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan. Kedua medik yaitu
lama menjalani terapi, stadium penyakit, dan penatalaksanaan medis
yang dijalani.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
41
e. Domain kualitas hidup
Menurut (Kurtus,2005) kualitas hidup terdiri dari 4 bidang atau
domain meliputi :
1) Kesehatan fisik berhubungan dengan kesakitan dan kegelisahan,
ketergantungan pada perawatan medis, energi dan kelelahan,
mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas kehidupan sehari-hari, dan
kapasitas kerja.
2) Kesehatan psikologis berhubungan dengan pengaruh positif dan
negatif spiritual, pemikiran pembelajaran, daya ingat dan
konsentrasi, gambaran tubuh dan penampilqn, serta penghargaan
terhadap diri sendiri.
3) Hubungan sosial terdiri dari hubungan personal, aktifitas seksual
dan hubungan lain.
4) Dimensi lingkungan terdiri dari keamanan dan kenyamanan fisik,
sumber penghasilan, kesempatan memperoleh informasi, dan
keterampilan baru, partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi, atau
aktifitas pada waktu luang, lingkungan rumah, perawatan
kesehatan, sosial dan transportasi.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
42
B. Kerangka Teori
Long Time Care (Perawatan Jangka Panjang)
Ulkus
Stroke
TBC
Kanker
Tindakan Medis
Tindakan Keperawatan
1) Operasi / Pembedahan
- Aspek Biologis
2) Pengobatan
- Aspek Psikologis
3) Kemotherapi
- Aspek Sosial
4) Radiotherapi
Aspek Spiritualiatas
Dimensi Kualitas
Hidup
1.
2.
3.
4.
Dimensi Fisik
Dimensi Psikologis
Dimensi Sosial
Dimensi Lingkungan
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi : Baraderoo (2007), Rasjidi (2010).
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
43
C. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran yang dirumuskan
dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka (Saryono, 2008).
Kerangka konseptual penelitian ini adalah :
Pasien Kanker
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Spiritualitas
Kualitas Hidup
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan. Pertanyaan tersebut merupakan asumsi tentang hubungan antara dua
atau lebih variabel yang diharapkan dapat menjawab suatu pertanyaan dalam
penelitian (Nursalam, 2008). Hipotesis penelitian ini adalah :
a. Ho = Tidak ada hubungan tingkat spiritualitas terhadap kualitas hidup pasien
kanker di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
b. Ha = Ada hubungan tingkat spiritualitas terhadap kualitas hidup pasien kanker
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
Download