Eklampsia

advertisement
Kehamilan lewat bulan(serotinus)
 Kehamilan yg berlangsung sampai 42
minggu (294 hari) atau lebih, dihitung
dari haid pertama haid terakhir (HPHT)
menurut rumus Naegele dengan siklus
haid rata-rata 28 hari.

Penyebab pasti – belum diketahui
 Siklus haid yg tidak diketahui pasti
 Kelainan janin
 Primigravida
 Riwayat kehamilan lewat bulan
 Jumlah keahmilan / persalinan
sebelumnya
 usia
 genetik




Perhitungan rumus Naegele setelah
mempertimbangkan siklus haid dan keadaan
klinis (air ketuban ↓ & gerakan janin jarang)
Bila ragu – ukur TFU
Syarat mendiagnosis
› HPHT jelas
› Dirasakan gerakan janini pd umur kehamilan 16-18
mggu
› Terdengar DJJ (N: 10-12 mgg dgn Doppler, 19-20 dgn
fetoskop)
› Umur kehamilan yg sudah ditetapkan dgn USG pd
umur kehamilan ≤ 20 mgg
› Tes kehamilan (+) dlm 6 mgg pertama telat haid

Rencanakn terminasi kehamilan
› Tergantung hasil pemeriksaan janin &
› Penilaian skor pelvik (PS)

Cara terminasi kahamilan:
› Induksi partus dgn pemasangan balon
kateter Foley
› Bedah seksio sesaria
› Induksi dgn oksitosin
 Syarat- kehamilan aterm
 ada kemunduran his
 Ukuran panggul N
 Tiada CPD
 Janin presentasi kepala
 Serviks sudah matang
 Pengukuran pelvik sudh dilakukan sebelumnya
 Nilai PS > 8  induksi persalinan kemungkinan berhasil
 PS>5  drip oksitosin
 Ps<5  pematangan servik terlebih dahlu  ukur PS
lagi
Preeklampsia merupakan penyakit
hipertensi yang khas dalam
kehamilan,yaitu dengan tekanan darah
≥140/90 mmHg sesudah 20 minggu masa
kehamilan atau segera setelah persalinan
disertai proteinuria.
Pre eklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria ≥
5 gram/24 jam.
HIPERTENSI
• Gejala yang timbul pertama kali
• hipertensi yang terjadi tiba-tiba.
• Wanita hamil dikatakan hipertensi apabila
tekanan sistolik ≥140 mmHg atau kenaikan 30
mmHg diatas tekanan biasanya DAN
Tekanan diastolik ≥90 mmHg atau kenaikan
15 mmHg di atas tekanan biasanya
EDEMA
• timbul dengan didahului penambahan BB yg
berlebihan
• Penambahan berat ½ kg seminggu pada ibu
hamil dianggap normal, tetapi jika
mencapai 1 kg seminggu atau 3 kg dalam
sebulan,
• kemungkinan timbulnya preeklampsia perlu
diwaspadai.
• Edema ini tidak hilang dengan istirahat.
PROTEINURIA
GEJALAGEJALA
SUBJEKTIF
• Sering ditemukan pada preeklampsia yang
dikarenakan adanya
• vasospasme pembuluh-pembuluh darah
ginjal.
• sakit kepala yang hebat karena vasospasme
• edema otak
• sakit ulu hati
• gangguan penglihatan seperti penglihatan
menjadi kabur bahkan bisa
• menjadi buta (Martaadisoebrata, dkk, 2004)
Penyebab secara pastibelum
diketahui
 umumnya  vasospasme arteriol
 Faktor risiko

› riwayat keluarga
› penyakit ginjal ,
› hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
dan
› obesitas (Prawirohardjo, 2008)

Berdasarkan pedoman pengelolaan
hipertensi dalam kehamilan di Indonesia
(2005):
Hipertensi Gestasional
• TD ≥ 140/90 mmHg utk pertama kalinya setelah
umur kehamilan 20 minggu, tidak disertai dgn
proteinuria dan tekanan darah kembali normal
< 12 minggu pasca persalinan
Preeklampsia
• Ringan - Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah
umur kehamilan 20 minggu disertai dgn
proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+
• Berat - Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg setelah
umur kehamilan 20 minggu, disertai dgn
proteinuria > 2gr/24 jam atau dipstick ≥ 2+
sampai 4+
Eklampsia
•Gejala eklampsia disertai kejang
Hipertensi kronik dengan
superimposed preeklampsia
•proteinuria ≥ 300mg/24 jam pd wanita
hamil yg sudah mengalami hipertensi
sebelumnya. Proteinuria hanya timbul
setelah kehamilan 20 minggu.
Hipertensi Kronik
•TD ≥ 140/90 mmHg sebelum
kehamilan atau sebelum
kehamilan 20 minggu dan tidak
menghilang 12 minggu pasca
persalinan
Dikatakan preeklampsia berat apabila gejala
didapatkan satu atau lebih gejala dibawah ini
pada kehamilan > 20 minggu :
• TD >160/110 dengan syarat diukur dalam
keadaan relaksasi (pengukuran minimal setelah
istirahat 10 menit) dan tidak dalam keadaan his
• Proteinuria
>5gr/24jam
atau
+4
pada
pemeriksaan kuantitatif.
• Oligouria, produksi urine <500cc/24jam yang
disertai dengan kenaikan kreatinin plasma.
• Gangguan visus dan serebral
• Nyeri epigastrium/hipokondrium kanan
• Edema paru dan sianosis
• Gangguan janin intrauteri
• Adanya Hellp Syndrome (Hemolysis, Elevated
Liver Enzyme, Low Platelets Count)
Segera rawat di ruangan yang terang dan
tenang, terpasang infus Dx/RL dari IGD
2) Total bed rest dalam posisi lateral
decubitus
3) Diet cukup protein, rendah KH-lemak dan
garam
4) Antasida- menetralisir asam lambung
sehingga bila mendadak kejang dapat
menghindari risiko aspirasi asam lambung
1)
5)
Anti kejang:
› Sulfas Magnesiium (MgSO4)
› Syarat:
 Tersedia antidotum Ca. Glukonas 10% (1 amp/iv dalam 3
menit)
 Reflek patella (+) kuat Rr > 16 x/menit, tanda distress
nafas (-) Produksi urine > 100 cc alam 4 jam sebelumnya.
› Cara Pemberian:
 Loading dose secara IV: 4 gr/MgSO4 20% dalam 4 menit,
 IM: 4 gr/MgSO4 40% gluteus kanan, 4 gr/MgSO4 40%
gluteus kiri.
 Jika ada tanda impending eklampsi loading dose
diberikan IV + IM
 jika tidak ada loading dose cukup IM saja.
 Maintenance dose diberikan 6 jam setelah loading dose,
secara IM 4 gr/MgSO4 40%/6 jam, bergiliran pada gluteus
kanan/kiri.
› Penghentian MgSO4
 bila terdapat tanda-tanda intoksikasi, setelah 6 jam
pasca persalinan, atau dalam 6 jam tercapai normotensi.
Diazepam
› digunakan bila MgSO4 tidak tersedia,
atau syarat pemberian MgSO4 tidak
dipenuhi.
› Cara pemberian: Drip 10 mg dalam 500
ml, max. 120 mg/24 jam. Jika dalam dosis
100 mg/24 jam tidak ada pemberian, alih
rawat R. ICU.
7) Diuretika
› Antepartum: manitol
› Postpartum: Spironolakton (non K
release), Furosemide (K release). Indikasi:
Edema paru-paru, gagal jantung
kongestif, Edema anasarka.
6)
8)
Anti hipertensi
› Indikasi: T > 180/110 Diturunkan secara
bertahap.
› Alternatif antepartum Adrenolitik sentral:
 Dopamet 3X125-500 mg
 Catapres drips/titrasi 0,30 mg/500 ml D5 per 6
jam : oral 3X0,1 mg/hari.
› Post partum :
 ACE inhibitor: Captopril 2X 2,5-25 mg Ca
Channel blocker: Nifedipin 3X5-10 mg.
9)
Kardiotonika
› Indikasi: gagal jantung
10) Lain-lain:
Antipiretika, jika suhu>38,5°C
 Antibiotika jika ada indikasi
 Analgetika
 Anti Agregasi Platelet: Aspilet 1X80
mg/hari
 Syarat: Trombositopenia (<60.000/cmm)

1)
Belum inpartu
a) Amniotomi & Oxytocin drip (OD) Syarat:
Bishop score >8, setelah 3 menit tx.Medisinal
b) Sectio Caesaria
Syarat: kontraindikasi oxytocin drip 12 jam
OD belum masuk fase aktif.
2)
Sudah inpartu
› Kala I
› Fase aktif: 6 jam tidak masuk f. aktif dilakukan
SC.
› Fase laten: Amniotomi saja, 6 jam kemudian
pembukaan belum lengkap lakukan SC (bila
perlu drip oxytocin).
› Kala II
› Pada persalinan pervaginam, dilakukan partus
buatan VE/FE. Untuk kehamilan < 37 minggu,
bila memungkinkan terminasi ditunda 2X24
jam untuk maturasi paru janin.
Perawatan konservatif kehamilan preterm <37 minggu tanpa
disertai tanda-tanda impending eklampsia, dengan keadaan
janin baik.
• Terapi MgSO4
• Loading dose: IM saja.
• Maintenance dose: sama seperti di atas.
• MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda Preeklampsia
ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
• Terapi lain sama seperti di atas.
• Dianggap gagal jika > 24 jam tidak ada perbaikan, harus
diterminasi.
• Jika sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan, diberikan
MgSO4 20% 2 gr/IV dulu
• Penderita pulang bila: dalam 3 hari perawatan setelah
penderita menunjukkan tanda-tanda PER keadaan penderita
tetap baik dan stabil.
Hidralazin
• dimulai dgn 5 mg IV atau 10 mg IM,
• Jika TD tidak terkontrol diulangi tiap 20 menit,
• jika tidak berhasil dgn 20 mg 1x dosis IV atau 30 mg IM
atau dipertimbangkan penggunaan obat lain.
Labetalol
• dimulai dgn 20 mg secara IV
• jika efek kurang optimal diberikan40 mg 10 menit
kemudian, penggunaan maksimal 220 mg, jika level
• penurunan tekanan darah belum dicapai obat
dihentikan dan dipertimbangkan penggunaan obat lain
Nifedipin
• diberikan 10 mg sub lingual atau 3-4 kali 10 mg peroral.
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru
Nekrosis hati
Sindrom HELLP
(hemolisis, elevated
liver enzymes, dan
low platelet)
Prematuritas
Kelainan ginjal
DIC (Disseminated
Intravascular
Coagulation)
Download