hubungan antara konsep diri dan penyesuaian

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN
PENYESUAIAN SOSIAL MAHASISWA PAPUA
YANG KULIAH DI YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Ladyane Agustin
NIM : 029114095
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Kau harus menjadi dirimu sendiri.
Bersikaplah sangat jujur tentang siapa dan apa dirimu.
Dan jika orang masih menyukaimu, itu bagus.
Jika mereka tidak menyukaimu, itu masalah mereka
Sting
Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai
dicintai karena diri kita sendiri,
atau tepatnya,
dicintai seperti apa pun diri kita
Viktor Hugo
Bila kita benar-benar mencintai dan menerima
serta mengakui diri kita apa adanya,
maka semua dalam kehidupan ini akan berhasil
Louise Hay
Hidup adalah anugerah, terimalah
Hidup adalah tantangan, hadapilah
Hidup adalah pertandingan, menangkanlah
Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah
Hidup adalah kasih, bagikanlah
Hidup adalah kesempatan, gunakanlah
Hidup adalah keindahan, bersyukurlah
Bertindak
dan isilah hidupmu bagi
kemuliaanNya
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karya sederhana ini, kupersembahkan untuk
Pribadi Mulia yang menjadi Sahabat sejati dalam hidupku, Yesus
Kristus sumber Iman, Pengharapan dan Kasihku dalam menghadapi
segala hal...Kau yang terbaik, terindah dan termanis dalam
hidupku, dan Kau alasan ku untuk hidup
Allah tidak pernah berjanji
bahwa tidak akan ada masalah
dalam hidup, namun Dia
berjanji bahwa Ia akan selalu
bersama dan menyertai kita
dalam melalui masalah
kita..KataNya kepadaku,
“Marilah kepadaku, semua yang letih
lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberikan kelegaan kepadamu”
(Matius 11: 28)
Tuhan membuat segala sesuatu
indah pada waktuNya
(Pengkhotbah 3:11a)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Papa Mamaku yang terkasih, yang telah memberikan segenap kasih
dan cinta yang terbaik dalam hidupku. Kalian adalah anugrah
terindah di dalam hidupku
Tuhan Yesus Memberkati kalian selamanya.
Sungguh indah rasanya saat ayahmu bukan dewa, melainkan
manusia biasa bagimu_saat ia turun dari gunung dan kau melihatnya
sebagai pria yang juga memiliki kelemahan. Dan kau tetap mencintai
segenap dirinya, bukan hanya sebagai tokoh
(Robin Williams)
I love you Pa..
Tidak pernah cukup rasa terima kasihku
bagi hatimu, keringatmu, air matamu, doamu
dan beribu-ribu hal yang telah kau lakukan untukku
I love you Ma...
Jesus Bless You
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL
MAHASISWA PAPUA YANG KULIAH
DI YOGYAKARTA
Ladyane Agsutin (029114095)
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa
Papua yang kuliah di Yogyakarta. Mahasiswa Papua sebagai perantau di
Yogyakarta harus melakukan penyesuaian sosial dengan masyarakat setempat..
Penyesuaian sosial individu dapat berhasil dilakukan jika didukung oleh konsep
diri yang baik.
Subyek penelitian ini berjumlah 40 mahasiswa Papua yang berusia 18-21
tahun. Alat yang digunakan sebagai pengumpul data adalah skala yaitu skala
Konsep Diri dan skala Penyesuaian Sosial. Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini berbunyi bahwa ada hubungan yang positif antara konsep diri dan
penyesuaian sosial mahasiswa Papua. Semakin tinggi Konsep Diri, maka semakin
tinggi pula Penyesuaian Sosial mahasiswa Papua.
Hasil uji validitas butir skala Konsep Diri diperoleh koefisien korelasi item
total yang berkisar antara 0,013-0,636. Koefisien reliabilitasnya sebesar 0,934. Uji
validitas butir skala Penyesuaian Sosial menghasilkan koefisien korelasi item total
yang berkisar antara -0,298-0,654. Koefisien reliabilitasnya sebesar 0,844. Data
penelitian diolah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari
Pearson. Koefisien korelasinya sebesar 0,547 dengan probabilitasnya (p) 0,000
(p<0,01). Hal tersebut berarti hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua dapat diterima.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACTION
RELATION BETWEEN SELF-CONCEPT AND SOCIAL
ADJUSTMENTOF PAPUA STUDENTS THAT TAKE LECTUREIN
YOGYAKARTA
Ladyane Agustin (029114095)
Psychology Faculty of Sanata Dharma University Yogyakarta
This research is kind of correlation research with aim to know relation
between self-concept and social adjustment of Papua students that take lecture in
Yogyakarta. Papua Student as emigrate in Yogyakarta must do social adjustment
with local society. Social adjustment of individual can be successfully executed if
it is supported by good self-concept.
This research subject amounts to 40 students Papua having age 18-21
years. Equipment applied as data compiler is scale i.e. Self-Concept and Social
Adjustment Scale. Hypothesis applied in this research say that there is relationship
which are positive between Self-Concepts and social adjustment of Papua student.
Higher Self-Concept, hence Social Adjustment of Papua student also higher.
Validity test result item of Self-Concept is obtained by total item
correlation coefficient ranging from 0,013-0,636. The reliability coefficient is
0,934. Validity test item Social Adjustment Scale yields ranging total item
correlation coefficient - 0,298-0,654. The reliability coefficient is 0,844. Research
data process by using Product Moment of Pearson correlation technique. Its
correlation coefficient 0,547 with the probability (p) o,oo (p<0,01 ). The means
hypothesis expressing that there is positive relationship between self-concepts and
social adjustment of Papua student is acceptable.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan yang
Maha Pengasih dan Penyayang, yang karena kasih karunia dan kemurahanNyalah,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan oleh pertolongan serta penyertaan
Roh Kudus senantiasa, yang telah memampukan penulis dalam menjalani
perkuliahan selama di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Penulis
sangat menyadari bahwa selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini, penulis
penuh dengan keterbatasan dan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan orangorang dan komunitas yang ada di sekitar penulis, baik dukungan moril, spiritual,
maupun materi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
mendalam dan penghargaan kepada :
1. ‘Bu Arie (ML. Anantasari, S. Psi, M. Si) selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. ‘Bu, makasih banyak untuk semua bantuan, masukan dan
dukungan yang tidak pernah berhenti kepada penulis, meskipun di
tengah begitu banyak kesibukan, Ibu tetap bersedia mendampingi
penulis selama waktu pembimbingan skripsi yang cukup panjang.
Semoga Tuhan memberkati Ibu sekeluarga.
2. Bpk. Eddy Suhartanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi USD, atas
bantuan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis selama
menjalani masa studi. Trima kasih juga karena telah menjadi dosen
penguji yang sangat mendukung penulis dengan memberikan masukan
dalam perbaikan skripsi.
3. ‘Bu Agnes selaku dosen penguji skripsi, karena telah menjadi dosen
penguji yang sangat mendukung penulis dalam menyempurnakan skripsi
ini. Makasih ya ‘Bu..
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Para dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
membimbing dan membekali penulis dengan berbagai ilmu Psikologi
sebagai bekal dalam menjalani masa yang akan datang.
5. Papa ‘n Mama terkasih, T. Karel Tania dan L. Levina Dimalouw, untuk
segala kasih sayang, dukungan dan pengorbanan yang dilimpahkan
kepada penulis, baik dalam dukungan doa, perhatian maupun materi.
Kedua kakakku tersayang, Cici Grace ‘n Koko Gerald atas semua
perhatian dan kasih sayang yang tercurah untuk penulis. Thanx a
lot...GBU ALL..
6. Keluarga besar Tania dan Dimalouw di manapun berada, atas segala
perhatian dan dukungan kepada penulis selama ini. Special thanx to
‘Ama’ nenekku tercinta yang telah mengasihi dan mendoakan penulis
selama ini. GBU ALL..
7. Sodaraku Berto yang sangat membantu penulis dalam melakukan
penelitian. Thanx a lot ‘bro..Semoga Tuhan memberkatimu dalam setiap
pelayananmu dan juga studimu. Thanx juga buat Jack, yang juga telah
banyak membantu dalam penelitian ini, God Bless u ‘bro..Tak lupa my
sister ‘Noni’ yang cantik tapi tomboy, thanx untuk bantuannya dalam
banyak hal, selama pengeditan skripsi ini..GBU Sista..
8. Brother ‘n sister di “Impact”, thanq untuk semua doa dan dukungan yang
besar bagi penulis. Keep on fire guys, “nyatakan kemuliaan dan
kasihNya dalam setiap langkahmu“ Jesus Bless Us...
9. Sahabat-sahabat terbaikku Eyen ‘n Ty atas persahabatan ‘n semua
kebersamaan yang indah. Thanx untuk bantuan, dukungan dan perhatian
kalian bagi penulis, banyak hal yang telah penulis belajar dari
kebersamaan kita selama ini, thanq sista. Wish u all the best...GBU
10. Donat, Ei, Ira, yang selama ini telah banyak membantu dan mendukung
penulis, ‘n temen-temen PSF ‘Angel Voice’, thanq untuk semua
keceriaan dan kebersamaannya. Good luck ya...GBU
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Pace Mace di Asrama Serui, Asrama Manokwari dan semua anak-anak
Papua yang telah bersedia membantu penulis dalam penelitian ini.
GBU...
12. Guru Sekolah Minggu GKJ Sawokembar terutama K’Vj, K’Ika, Shenly,
M’Wita, M’Neni, dan Miss Purple M’Dian (‘Dian Group’ ;) ) thanx
untuk semua dukungan doanya juga pengertiannya selama penulis
melakukan penelitian. “Jangan pernah lelah kerja di ladangnya Tuhan,
Semoga Tuhan menyertai dan memberkati pelayanan kalian”.
13. P’Gie, M’Gandung, M’Muji (Mr. Beckham), M’Nani, n M’Doni untuk
semua pelayanan dan bantuannya kepada penulis. Semua yang telah
penulis capai hingga saat ini, tidak terlepas dari semua kerjasama dan
bantuan kalian...Trima Kasih...GBU
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, oleh karena
itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua yang membaca.
Yogyakarta, 27 Agustus 2007
Penulis
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................vii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .........................................................................................x
DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................5
BAB. II LANDASAN TEORI
A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri ......................................................................7
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Aspek-Aspek Konsep Diri ..................................................................8
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ..............................10
4. Karakteristik Orang yang Memiliki Konsep Diri
Positif dan Negatif .............................................................................12
B. PENYESUAIAN SOSIAL
1. Pengertian Penyesuaian Sosial ..........................................................16
2. Aspek-Aspek Penyesuaian Sosial .....................................................18
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial ..................20
4. Tanda-Tanda Kemampuan Penyesuaian Sosial ................................23
C. Mahasiswa ..............................................................................................24
D. Identitas Diri Orang Papua .....................................................................26
E. Identitas Mahasiswa Papua .....................................................................29
F. Budaya Jawa ...........................................................................................30
G. Hubungan antara Konsep Diri
dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua .............................................31
H. Hipotesis .................................................................................................35
BAB. III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................36
B. Identifikasi Variabel Penelitian ...............................................................36
C. Definisi Operasional
1. Konsep Diri .......................................................................................36
2. Penyesuaian Sosial ............................................................................37
D. Subyek Penelitian ....................................................................................39
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode Dan Alat Pengumpulan Data .....................................................40
F. Validitas Dan Reliabilitas .......................................................................44
G. Teknik Analisis Data ..............................................................................46
BAB. IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Pelaksanaan Uji Coba .......................................................................47
2. Hasil Uji Coba ...................................................................................48
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................51
C. Deskripsi Subyek Penelitian ...................................................................51
D. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................52
E. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi ........................................................................................55
2. Uji Hipotesis .....................................................................................56
F. Pembahasan .............................................................................................58
BAB. V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................65
B. Saran ........................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel Penyebaran Item Skala Konsep Diri
Mahasiswa Papua .................................................................................42
Tabel 2. Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel
Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua ..................................................42
Tabel 3. Tabel Penyebaran Item Skala Penyesuaian Sosial
Mahasiswa Papua .................................................................................43
Tabel 4. Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel
Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua .......................................44
Tabel 5. Penyebaran Item Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua
Setelah Uji Coba ..................................................................................49
Tabel 6. Penyebaran Item Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua
Setelah Uji Coba ..................................................................................50
Tabel 7. Tabel Data Penelitian ............................................................................52
Tabel 8. Tabel Norma Kategorisasi Konsep Diri
dan Penyesuaian Sosial ........................................................................53
Tabel 9. Tabel Norma Kategorisasi Konsep Diri................................................54
Tabel 10. Tabel Norma Kategorisasi Penyesuaian Sosial...................................55
Tabel 11. Tabel Normalitas.................................................................................56
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Alur Penelitian ......................................................................34
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Yogyakarta adalah sebuah kota yang dijuluki sebagai Kota Pelajar,
dimana setiap tahunnya didatangi oleh berbagai pelajar dari segala penjuru
tanah air yakni dari Sabang sampai Merauke. Sebagian besar pelajar yang
datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta bertujuan untuk melanjutkan
pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi dan pada umumnya mereka di kenal
dengan nama mahasiswa.
Rata-rata mahasiswa strata 1 berusia antara 18 hingga 24 tahun. Dalam
sudut pandang perkembangan, usia 18 hingga 21 tahun termasuk dalam masa
remaja. Pedoman umum yang digunakan di Indonesia sebagai batasan usia
remaja adalah umur 11 tahun hingga 24 tahun (Sarwono, 2006). Dengan
demikian, mahasiswa dalam rentang usia tersebut berada dalam masa remaja.
Pada masa ini, mahasiswa harus melakukan penyesuaian dalam berbagai hal
yang salah satunya adalah mengembangkan hati nurani, tanggung jawab,
moralitas dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan
(Carballo dalam Sarwono, 2006). Proses menyesuaikan diri dengan
lingkungan di sekitarnya lebih dikenal dengan istilah penyesuaian sosial.
Schneiders (1964) mengatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan
kemampuan untuk bereaksi secara adekuat terhadap kenyataan, situasi, dan
hubungan sosial. Mahasiswa merupakan salah satu status baru yang dimiliki
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
oleh sebagian remaja yang melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi.
Dengan status yang baru, mahasiswa akan dihadapkan pada berbagai
persoalan dalam pergaulan maupun studi. Persoalan pergaulan terjadi karena
mahasiswa akan bertemu dengan teman-teman yang baru dan memulai
hubungan-hubungan baru yang lebih matang, sedangkan persoalan studi
terjadi karena mahasiswa mengalami perbedaan kurikulum antara SMU dan
Perguruan Tinggi (Gunarsa & Gunarsa, 2001). Persoalan menjadi lebih
banyak bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota, dalam hal ini di luar
Daerah Istimewa Yogyakarta yang salah satunya adalah dari Papua.
Papua adalah wilayah paling timur dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berbentuk seekor burung raksasa. Ilmu suku bangsa tidak
menggolongkan penduduk asli pulau tersebut ke dalam ras Melayu seperti
bangsa Indonesia pada umumnya (Boelaars, 1986). Papua dan Daerah
Istimewa Yogyakarta berada dalam negara yang sama, namun memiliki cukup
banyak perbedaan seperti budaya, adat istiadat, bahasa, gaya hidup maupun
nilai-nilai kehidupan lainnya karena didasari oleh perbedaan ras diantara
keduanya.
Perbedaan-perbedaan
tersebut
akan
menjadi
benturan
dalam
interaksinya dengan masyarakat jika mahasiswa Papua tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya di Yogyakarta. Berdasarkan
pengamatan peneliti, sebagian mahasiswa Papua belum mampu menyesuaikan
dengan baik terhadap kehidupan masyarakat Yogyakarta dan norma yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berlaku dalam masyarakat. Mahasiswa Papua yang demikian akan menerima
respon yang buruk bahkan penolakan dari masyarakat.
Beberapa kasus pertikaian pernah terjadi antara mahasiswa Papua
dengan masyarakat Yogyakarta maupun dengan mahasiswa dari daerah lain.
Peneliti melihat bahwa hal tersebut dipicu oleh beberapa faktor yang salah
satunya adalah ketidakmampuan mahasiswa Papua untuk menyesuaikan diri
dan
berbaur
dengan
masyarakat
setempat
sehingga
mudah
terjadi
kesalahpahaman. Dalam hal ini, mahasiswa Papua sebagai perantau dituntut
untuk melakukan usaha yang lebih banyak sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan baik dan diterima oleh lingkungan sosial setempat. Penyesuaian
sosialpun menjadi hal yang penting untuk diperhatikan sehingga tidak terjadi
lagi pertikaian di antara mahasiswa Papua dan masyarakat setempat karena
benturan kebiasaan dan budaya. Persoalan mahasiswa baru Papua pun meluas
bukan hanya dalam pergaulan dan studi di Perguruan Tinggi, tetapi juga
penyesuaian dengan lingkungan sosial setempat.
Usaha seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya dapat berhasil dan juga gagal, begitu juga dengan mahasiswa Papua.
Bernard dan Huckins (dalam Purwaningsih, 1989) mengemukakan bahwa hal
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain adalah kepribadian,
jenis kelamin, dan inteligensi. Faktor yang akan diuraikan lebih jauh adalah
faktor kepribadian atau lebih tepatnya inti dari pola kepribadian yaitu konsep
diri (Hurlock, 1980). Konsep diri menjadi hal yang penting untuk dibahas
lebih lanjut karena konsep diri merupakan merupakan kerangka acuan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan (Fitts, dalam Agustiani
2006).
Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seseorang
mengenai dirinya dan selalu berpengaruh terhadap tingkah lakunya serta
menjadi dasar terbentuknya mekanisme penyesuaian tertentu (Surakhmad,
1980). Konsep diri biasanya bertambah stabil dalam periode masa remaja dan
memungkinkan remaja memandang diri dalam cara yang konsisten (Hurlock,
1980).
Remaja yang matang lebih awal mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik (Hurlock,
1980). Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Mu’tadin (2002) bahwa
untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka seseorang
harus diajarkan sejak anak-anak untuk lebih memahami dirinya sendiri baik
kekurangan maupun kelebihannya agar ia mampu mengendalikan dirinya dan
berlaku secara wajar dan normatif. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri
mempunyai keterkaitan dengan penyesuaian diri seseorang, khususnya dalam
hal ini adalah penyesuaian sosial (www.e-psikologi.com).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan hubungan konsep diri dengan penyesuaian sosial
mahasiswa Papua. Subyek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswa yang
berasal dari Papua dan sedang kuliah di Yogyakarta. Peneliti sengaja memilih
subyek dari Papua karena peneliti melihat bahwa banyak perbedaan antara
Papua dan Yogyakarta dalam hal budaya, adat istiadat, bahasa, gaya hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
maupun nilai-nilai kehidupan lainnya. Perbedaan yang ada tentu saja menuntut
kemampuan yang baik dalam menyesuaikan diri sebagai pendatang di
Yogyakarta yang harus berinteraksi dengan masyarakat setempat sehingga
mahasiswa Papua dapat diterima dengan baik sebagai anggota masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah
apakah ada hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri mahasiswa
Papua yang kuliah di Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua yang kuliah di
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan dalam bidang Psikologi Perkembangan,
terutama dalam hal konsep diri dan hubungannya dengan penyesuaian
sosial remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pendidik
Apabila terbukti, penelitian ini akan berguna bagi para pendidik
yaitu guru dan orang tua agar dapat memahami hubungan antara konsep
diri dan penyesuaian sosial dalam lingkungan masyarakat. Dalam hal ini
pendidik dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan dalam mendidik anak-anaknya.
b. Bagi Mahasiswa
Bagi para mahasiswa Papua khususnya, maupun remaja umumnya
yang telah membaca penelitian ini, penelitian ini bermanfaat untuk
memberi masukan mengenai keterkaitan antara konsep diri dan
penyesuaian sosial.
c. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti yang
penelitiannya terkait dengan konsep diri dan penyesuaian sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KONSEP DIRI
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang
dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh
dari interaksi dengan lingkungan. Dasar dari konsep diri individu
ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang
mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari (Agustiani, 2006). Hal
tersebut memperkuat pendapat Fitts (dalam Agustiani ,2006) bahwa
konsep diri merupakan aspek yang penting dalam diri seseorang, karena
konsep diri merupakan kerangka acuan bagi seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungan.
Joan Rais (dalam Gunarsa & Gunarsa, 1986) mengemukakan
bahwa istilah konsep diri harus dibedakan dengan istilah kepribadian.
Kepribadian terbentuk berdasarkan penglihatan orang lain terhadap diri
individu, sedangkan konsep diri merupakan sesuatu yang ada di dalam diri
individu sendiri. Dengan kata lain kepribadian adalah individu seperti
orang lain melihat individu tersebut dan konsep diri adalah individu seperti
individu melihat dirinya sendiri. Brooks (dalam Rakhmat, 2001) juga
berpendapat yang serupa bahwa konsep diri adalah pandangan dan
perasaan individu tentang dirinya sendiri.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai penilaian
menyeluruh tentang kepribadian seseorang. Konsep diri berasal dari
evaluasi subyektif seseorang tentang perilakunya sendiri sehingga orang
cenderung menilai secara subyektif ciri-ciri perilakunya sendiri. Hal inilah
yang menyebabkan konsep diri seseorang dapat bersifat positif maupun
negatif (Bruno, 1989).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, maka konsep diri
dapat disimpulkan sebagai pendapat dan pandangan serta penilaian
individu terhadap dirinya sendiri yang terbentuk melalui interaksi dengan
lingkungan dan selanjutnya akan menjadi kerangka acuan dalam
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Aspek-Aspek Konsep Diri
Fitts (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa aspek-aspek
yang terkandung dalam konsep diri, yaitu :
a. Diri Fisik
aspek ini meliputi persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara
fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan
dirinya, penampilan dirinya, dan keadaan tubuhnya.
b. Diri Keluarga
aspek ini mencakup perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan
seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankan
sebagai anggota suatu keluarga.
c. Diri Pribadi
aspek ini merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan
pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan
dengan orang lain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu
merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana individu merasa
dirinya sebagai pribadi yang tepat.
d. Diri Moral Etik
aspek ini meliputi persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari
standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut
bagaimana perasaan seseorang mengenai hubungannya dengan Tuhan,
kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai
moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk.
e. Diri Sosial
aspek ini meliputi penilaian seseorang terhadap interaksi dirinya
dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan beberapa aspek yang dikemukakan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa konsep diri mengandung aspek diri fisik, diri
keluarga, diri pribadi, diri moral etik, dan diri sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Hurlock (1980), pembentukan konsep diri pada masa
remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
a. Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal dan diperlakukan seperti orang yang
hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan matang.
b. Hubungan Keluarga
Hubungan yang erat dengan keluarga akan membuat remaja lebih
mudah
untuk
mengembangkan
pola
kepribadiannya
melalui
identifikasi dengan anggota keluarga tersebut. Remaja dapat
mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis kelaminnya, bila
ia berhubungan erat dengan anggota keluarga yang sesama jenis.
c. Penampilan Diri
Keadaan fisik merupakan hal yang sangat penting bagi remaja. Cacat
fisik menjadi sumber yang memalukan dan menimbulkan perasaan
rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik akan memberikan penilaian
yang menyenangkan dan menambah dukungan sosial.
d. Nama dan Julukan
Julukan yang diberikan teman-teman mempengaruhi konsep diri
seseorang. Julukan seperti si bodoh, ladang jerawat, dan sebagainya
yang bernada ejekan akan mempengaruhi konsep diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
e. Teman-Teman Sebaya
Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara.
Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan tentang konsep
teman-teman terhadap dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan
untuk mengembangkan ciri kepribadian yang diakui kelompok.
f. Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu
membentuk konsep diri.
g. Cita-Cita
Cita-cita yang tidak realistik membuatnya mengalami kegagalan dan
menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Sebaliknya, cita-cita yang
realistik cenderung mengalami keberhasilan sehingga membuatnya
percaya diri.
h. Kreativitas
Remaja yang sejak kanak-kanak didorong untuk mengembangkan
kreativitasnya
membuatnya
mampu
mengembangkan
perasaan
individualitas dan identitas yang berpengaruh baik terhadap konsep
dirinya.
Berdasarkan faktor yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah usia
kematangan, hubungan keluarga, penampilan diri, nama dan julukan,
teman-teman sebaya, kepatutan seks, cita-cita, dan kreativitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4. Karakteristik Orang Yang Memiliki Konsep Diri Positif dan Negatif
Hamachek (dalam Rakhmat, 2001) mengungkapkan bahwa
karakteristik orang yang memiliki konsep diri positif yaitu :
a. Meyakini betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia
mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat kelompok yang
kuat. Ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsipprinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan bahwa
ia salah.
b. Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa
bersalah yang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang
lain tidak menyetujui tindakannya.
c. Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa
yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi diwaktu yang lalu, dan
apa yang sedang terjadi waktu sekarang.
d. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan,
bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran.
e. Merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau
rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar
belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya.
f. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai
bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai
sahabatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
g. Dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati dan menerima
penghargaan tanpa merasa bersalah.
h. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
i. Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan
berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta,
dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai
kepuasan yang mendalam pula.
j. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang
meliputi
pekerjaan,
permainan,
ungkapan
diri
yang
kreatif,
persahabatan, atau sekedar mengisi waktu.
k. Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah
diterima, terutama pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang
dengan mengorbankan orang lain.
Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2001) mengemukakan
bahwa orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal,
yaitu :
a. Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
b. Merasa setara dengan orang lain
c. Menerima pujian tanpa rasa malu
d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubahnya.
Seseorang dengan konsep diri positif akan terlihat lebih optimis,
penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu,
termasuk kegagalan yang dialaminya. Kegagalan dipandang sebagai
penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang yang
memiliki konsep diri positif juga mampu menghargai dirinya dan melihat
hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan
datang (Rini, (2002) www.e-psikologi.com).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa individu
dengan konsep diri positif memiliki karakteristik sebagai individu yang
memiliki keyakinan pada kemampuan dan prinsip yang kuat namun mau
memperbaiki diri bila memang ada kesalahan, bersikap obyektif dalam
menanggapi berbagai hal, bersifat terbuka untuk mengakui perasaannya
dan peka terhadap lingkungan sekitarnya serta mampu menikmati segala
kegiatan yang dijalani.
Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri yang negatif
merupakan individu yang meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah,
tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apa-apa, tidak berkompeten, gagal,
malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap
hidup. Orang dengan konsep diri negatif cenderung bersikap pesimistik
terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
demikian tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, melainkan sebagai
halangan. Orang dengan konsep diri negatif akan dengan mudah menyerah
sebelum berperang dan ketika gagal akan ada dua pihak yang disalahkan,
baik dirinya sendiri ataupun orang lain
(Rini, (2002)
www.e-
psikologi.com).
Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Hurlock (1996) mengenai
ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri negatif bahwa orang yang
demikian akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri.
Orang dengan konsep diri negatif menjadi individu yang masih ragu dan
kurang pecaya diri sehingga menumbuhkan penyesuaian diri yang buruk,
baik secara pribadi maupun sosial.
Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2001) juga mengemukakan
bahwa orang dengan konsep diri yang negatif memiliki tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Peka terhadap kritik yang diterimanya. Ia mudah marah karena koreksi
seringkali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya
b. Sangat responsif terhadap pujian. Bersamaan dengan kesenangannya
terhadap pujian, ia cenderung bersikap hiperkritis yakni selalu
mengeluh, mencela, maupun meremehkan apapun dan siapapun dan
tidak sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan
terhadap kelebihan orang lain.
c. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak
diperhatikan dan menganggap orang lain sebagai musuh, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Ia
tidak akan pernah mempersalahkan dirinya, melainkan menganggap
dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak beres.
d. Pesimis terhadap kompetisi dan enggan untuk bersaing dengan orang
lain dalam membuat prestasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa individu
dengan konsep diri negatif memiliki karakteristik sebagai individu yang
merasa lemah dan tidak berdaya sehingga cenderung pesimis dan mudah
menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Individu
juga menjadi rendah diri dan kurang percaya diri karena merasa dirinya
tidak menarik dan merasa ditolak oleh orang di sekitarnya sehingga
individu mudah tersinggung saat menerima kritikan.
B. PENYESUAIAN SOSIAL
1. Pengertian Penyesuaian Sosial
Kartono (1985) berpendapat bahwa penyesuaian sosial adalah
keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya, dimana individu
mengidentifikasikan dirinya. Seseorang dipandang memiliki penyesuaian
sosial yang baik jika ia memiliki keterampilan sosial dan kemampuan
berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman ataupun orang yang
tidak dikenalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Schneiders (1964) juga mengemukakan bahwa penyesuaian sosial
merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif terhadap kenyataan,
situasi, dan hubungan sosial. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan
jika individu menghormati hak-hak orang lain, belajar bergaul dengan
baik, mengembangkan persahabatan dan berpartisipasi dalam aktivitasaktivitas sosial.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa penyesuaian sosial merupakan kemampuan individu untuk bereaksi
secara efektif terhadap kenyataan, situasi, dan hubungan sosial di
lingkungan hidupnya yakni dengan orang lain maupun kelompok dimana
individu mengidentifikasikan dirinya, yang dapat dilakukan dengan cara
menghormati hak-hak orang lain, belajar bergaul dengan baik,
mengembangkan persahabatan dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Aspek-Aspek Penyesuaian Sosial
Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari
berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan
secara diplomatis dengan orang lain, baik teman maupun orang yang tidak
dikenal sehingga orang lain bersikap menyenangkan kepada mereka.
Beberapa aspek yang terdapat dalam penyesuaian sosial antara lain
(Hurlock, 1988) :
a. Penampilan Nyata
Penampilan fisik merupakan suatu modal dalam menjalin hubungan
dengan lingkungan sosialnya. Individu yang berpenampilan fisik
menarik memiliki potensi yang menguntungkan seperti kemudahan
dalam berteman. Hal ini terjadi karena individu yang berpenampilan
menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai lebih positif
oleh orang lain dibanding teman-temannya yang kurang menarik. Hal
ini memungkinkan individu yang berpenampilan menarik untuk lebih
berbahagia dan lebih mudah menyesuaikan diri (Hurlock, 1980).
Pendapat lain yang mendukung dikemukakan oleh Mappiare (1982)
menyatakan bahwa remaja menyadari bahwa penerimaan sosial sangat
dipengaruhi oleh kesan keseluruhan yang ditampakkan oleh si remaja
kepada sekitarnya baik penampilan fisik seperti bentuk tubuh,
tampang, pakaian dan perhiasan maupun perilaku sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Penyesuaian Diri terhadap berbagai kelompok
Penyesuaian diri pada dasarnya bertujuan untuk mengubah perilaku
individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dan menyenangkan
antara diri individu dengan lingkungannya. Tujuan ini dapat dicapai ketika
individu mampu memenuhi tuntutan lingkungan sehingga memiliki
hubungan yang harmonis antara individu dengan kelompok di mana
individu berada (Mu’tadin, (2002) www.e-psikologi.com). Dalam hal ini
individu lebih banyak mengabaikan kepentingan pribadi demi
kepentingan kelompok sehingga terjadi hubungan yang lebih sesuai
dan menyenangkan antara diri individu dengan kelompok.
c. Sikap Sosial
Sikap sosial ini berupa sikap yang baik dan menyenangkan terhadap
orang lain dan berpartisipasi sosial serta memiliki peran dalam
kelompok sosial. Individu yang memiliki kesempatan luas untuk
mengikuti berbagai kegiatan sosial akan memiliki wawasan sosial yang
baik, dan hal ini membuat individu dapat menilai lingkungan sosialnya
dengan lebih baik sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial
semakin
baik
(Hurlock,
1980).
Keberhasilan
individu
dalam
menyesuaikan diri ditentukan oleh minatnya untuk melibatkan diri dan
menyatu dengan orang lain, dan adanya rasa memiliki dan menyatu
dengan lingkungan (Agustiani, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Kepuasan Pribadi
Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik secara sosial
akan memiliki kepuasan terhadap kontak sosialnya dan peran yang
dimilikinya dalam situasi sosial. Prestasi yang baik dapat memberi
kepuasan bagi individu serta menimbulkan harga diri yang tinggi, dan
harga
diri
yang
tinggi
sangat
mendukung
individu
dalam
menyesuaikan diri. Sebaliknya individu yang tidak puas pada diri
sendiri cenderung mempunyai sikap-sikap menolak dirinya sehingga ia
tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik (Hurlock, 1980).
Berdasarkan aspek-aspek yang diuraikan di atas, maka disimpulkan
bahwa penyesuaian sosial mengandung beberapa aspek yaitu penampilan
nyata, penyesuaian diri dalam kelompok, sikap sosial, dan kepuasan
pribadi.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial
Menurut Hurlock (1988), penyesuaian sosial bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan, sehingga banyak individu yang kurang mampu
menyesuaikan diri dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu (Kartono, 1989) :
a. Kondisi dan Konstitusi Fisiknya
Faktor ini meliputi sistem persyarafan, sistem kelenjar, sistem otot dan
kesehatan, untuk berinteraksi dengan lingkungan. Individu yang tidak
dapat menerima kondisi fisiknya, akan menjadi kurang percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sehingga akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Hal ini
terkait dengan konsep diri individu, karena individu yang tidak dapat
menerima kondisi fisiknya akan memandang dirinya dengan negatif
dan ia menjadi tidak percaya diri untuk berhubungan dan menjadi
anggota dalam suatu kelompok.
b.
Konsep Diri
Faktor ini meliputi persepsi, penilaian dan bagaimana reaksi individu
dan terhadap dirinya yang menunjukkan suatu kesadaran diri dan
kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya
seperti yang dilakukan terhadap dunia di luar dirinya. Konsep diri
adalah aspek yang penting dalam diri individu karena merupakan
kerangka acuan dalam berinterakasi dengan lingkungan (Fitts, dalam
Agustiani 2006). Mappiare (1982) juga mengemukakan bahwa remaja
yang memiliki penilaian diri yang kurang dan tidak menerima dirinya
akan memproyeksikan penolakan diri terhadap keadaan masyarakat
c. Kematangan Taraf Pertumbuhan dan Perkembangannya
Kematangan yang dimaksud dalam hal ini meliputi kematangan
intelektual, kematangan sosial dan moral serta kematangan emosional.
Individu yang memiliki kematangan-kematangan tersebut akan mampu
mengembangkan pola pikir yang lebih dewasa dalam merespon
lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. Determinan Psikologis
Faktor-faktor psikologis ini meliputi pengalaman-pengalaman, traumatrauma, situasi-situasi maupun kebiasaan yang berperan sebagai
kondisi pendahulu bagi terbentuknya tingkah laku.
e. Kondisi Lingkungan dan Alam Sekitar
Kondisi keluarga, sekolah dan teman-teman turut berperan dalam
menentukan keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri. Kondisi
yang
mendukung
akan
membantu
individu
untuk
mencapai
keberhasilan dalam menyesuaikan diri.
f. Adat istiadat, Norma-norma Sosial, Kepercayaan dan Kebudayaan
Faktor ini mengatur perilaku individu dalam lingkungannya, sehingga
individu belajar untuk menyesuaikan diri. Individu akan berusaha
menyesuaikan diri dengan adat istiadat, norma, kepercayaan dan
kebudayaan agar diterima dalam lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian sosial adalah kondisi fisik, konsep diri,
kondisi lingkungan sekitar, tingkat kematangan, kondisi psikologis dan
kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Tanda-tanda Kemampuan Penyesuaian Sosial
Cole (1963) mengemukakan beberapa tanda yang menunjukkan
kemampuan dalam menyesuaikan diri, tanda-tanda tersebut antara lain :
a.
Tanda-tanda kemasakan emosional, antara lain berupa perilaku tidak
tergantung pada orang lain, tidak sering meminta bantuan, tidak sering
meminta perhatian khusus, tidak berusaha menarik perhatian,
menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab dan tidak bersikap
kekanak-kanakan.
b. Tanda-tanda kecakapan sosial, antara lain tidak ada perasaan malu
yang berlebihan, memiliki rasa percaya diri, suka berkumpul dengan
teman-teman, mampu bergaul, tidak menghindari teman dari jenis
kelamin lain dan diterima oleh teman-teman, mengikuti acara atau
kegiatan di lingkungan sekitarnya, tidak secara terus-menerus merasa
tidak aman atau cemas, dan rendah hati.
c.
Tidak memiliki kecenderungan melakukan perbuatan-perbuatan untuk
menarik perhatian, antara lain tidak berusaha mentraktir teman-teman
agar disukai, menolong teman bila memang dibutuhkan, tidak
berlebihan dalam sopan santun dan rasa hormat, tidak selalu
menyetujui semua yang dikatakan oleh orang lain, tidak suka membual
dengan hal-hal yang berlebihan, bisa menerima kritik, tidak cenderung
membenarkan diri sendiri, dan tidak suka pamer.
d. Tanda-tanda kenormalan emosi, antara lain tidak mudah tenggelam
dalam lamunan, mau berpartisipasi di kelas, tidak selalu sedih, lesu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan murung, tidak mudah sakit hati, tidak peka yang berlebihan
terhadap gangguan, dan tidak terlalu khawatir.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan dalam menyesuaikan diri secara umum ditandai dengan
adanya kematangan emosional, kecakapan sosial, serta memiliki perilaku
yang sewajarnya dan emosi yang normal.
C. MAHASISWA
Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi (Hoetomo, 2005). Para
pelajar yang beruntung akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi setelah menjalani pendidikan sejak TK, SD, SMP, dan SMU. Kartono
(1985) memandang mahasiswa dalam beberapa sudut pandang, yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Mahasiswa adalah manusia dalam masa perkembangan.
Masa perkembangan pada mahasiswa sangat berkaitan erat dengan masa
remaja, meskipun tidak semua mahasiswa masih bisa digolongkan ke
dalam masa remaja. Masa remaja maupun masa menjadi mahasiswa
merupakan masa yang penuh tantangan dan kesukaran, yang menuntut
mereka menentukan sikap dan pilihan serta menuntut kemampuan
menyesuaikan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Mahasiswa adalah anggota masyarakat
Mahasiswa sebagai anggota masyarakat memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :
a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di Perguruan
tinggi.
b. Dengan kesempatan di atas diharapkan nantinya akan bertindak
sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin
masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
c. Diharapkan menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses
modernisasi.
d. Dengan pembinaan di Perguruan tinggi diharapkan dapat memasuki
dunia kerja sebagai tenaga kerja yang profesional.
3. Mahasiswa adalah manusia yang berpribadi
Pembinaan kemampuan dan keterampilan sebagai pemimpin dan manusia
cerdas yang terus belajar tidak akan lengkap jika tidak disertai dengan
pembinaan pribadi. Pribadi yang dituju adalah pribadi yang harmonis,
integral dan bulat, sehat dan seimbang, serta pribadi yang mandiri dan
dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Berdasarkan beberapa sudut pandang tentang mahasiswa, maka dapat
didefinisikan bahwa mahasiswa merupakan remaja yang sedang menjalani
pendidikan di perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri dalam memenuhi
harapan masyarakat dan menjalani perannya sebagai anggota masyarakat yang
mampu menyesuaikan diri dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. IDENTITAS DIRI ORANG PAPUA
Secara garis besar, penduduk Papua (Irian Jaya) terdiri atas kelompok
penduduk asli dan penduduk pendatang/ asing. Ada beberapa suku bangsa
yang merupakan penduduk asli Papua dan menempati beberapa daerah,
diantaranya Mey Brat di daerah Ayamaru, Waropen di daerah Mamberamo
sampai Yapen Waropen, Dani di Lembah Baliem, Nimboran dan Jagai di
Merauke, Sentani di sekitar danau Sentani, Biak di Teluk Cendrawasih, dan
Asmat di Merauke. Penduduk lain di Papua selain penduduk asli disebut
dengan suku bangsa pendatang yang berasal dari Jawa, Sunda, Bali, Ambon,
dan Makassar bahkan ada yang berasal dari luar negeri seperti Australia,
Amerika, serta Eropa (Profil Propinsi Republik Indonesia : Irian, 1992).
Seiring dengan masuknya pendatang dari luar Papua, maka
kebudayaan Papua pun semakin berkembang. Pengaruh unsur-unsur
kebudayaan dari luar mulai merasuki Papua (Irian Jaya), dan membawa
perubahan dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang ada. Kehidupan orang
Papua menjadi lebih teratur dan terarah, terutama dengan masuknya agamaagama besar ke Papua (Irian Jaya). Perubahan-perubahan terjadi dalam
berbagai segi kehidupan, baik bidang ekonomi, teknologi maupun kebiasaan
hidup mereka yang nomaden menjadi permanen (Profil Propinsi Republik
Indonesia : Irian, 1992).
Boelaars (1986) mengemukakan bahwa orang Papua (Irian Jaya)
terdiri dari berbagai suku yang memiliki nilai-nilai dan kebiasaan yang
berbeda, namun ada sikap dasar yang dimiliki oleh semua suku sebagai orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Papua. Orang Papua (Irian Jaya) sejak masa mudanya sudah belajar untuk
mencari makanannya sendiri, walaupun ia sudah mendapatkannya di rumah.
Ia tumbuh menjadi orang yang tidak bergantung pada orang lain serta hanya
percaya dan yakin pada kemampuannya sendiri.
Kehidupan masyarakat sehari-hari tidak banyak dijiwai oleh nilai
gotong royong dan tolong-menolong, karena sifat masyarakat sendiri dan
struktur dari hubungan-hubungan sosial pada dasarnya tidak sangat
membutuhkan aktivitas gotong royong dan tolong-menolong secara besarbesaran. Suatu pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja biasanya
dikerjakan bersama-sama dengan orang-orang yang masih termasuk kerabat
(Profil Propinsi Republik Indonesia : Irian, 1992).
Sikap individualis yang dikembangkan ini juga mengandung resiko
bahwa kegagalan selalu berasal dari kesalahannya, dan orang Papua (Irian
Jaya) juga menyadari bahwa ia memiliki keterbatasan. Orang Papua mau
mengakui kesalahan dan kegagalannya baik secara terbuka maupun berupa
sindiran dan humor bagi dirinya sendiri. Hal ini membuat orang Papua pun
mengharapkan agar orang lain dapat melakukan hal yang sama (Boelaars,
1986).
Orang Papua (Irian Jaya) bukanlah tipe manusia yang cocok dengan
pekerjaan yang menuntut investasi dan menunggu pemuasan sesudah jangka
waktu yang lama, karena mereka hanya berpegang pada hal-hal yang
menyenangkan saat ini. Hal paling tinggi yang harus diperoleh bagi mereka
adalah kegembiraan pesta, hidup bebas bersama-sama, makan dan minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sepuasnya, bernyanyi dan menari. Mereka ingin bebas menjadi diri sendiri dan
tidak terikat pada sesuatu atau seseorang (Boelaars, 1986).
Sikap orang Papua (Irian Jaya) dalam menjalin hubungan dengan
orang lain di tentukan oleh beberapa pertanyaan seperti apa yang anda
sarankan, apa yang anda sumbangkan, apa yang dapat saya harapkan dari anda
saat ini, apakah anda dapat menyenangkan saya, apakah anda dapat dipercaya,
dan apakah anda dapat melakukan apa yang anda janjikan?. Hal ini
menunjukkan bahwa keadaan ikatan-ikatan dalam struktur masyarakat Papua
(Irian) longgar (Boelaars, 1986)
Orang Papua tidak melekatkan diri pada suatu bentuk keterikatan yang
tetap. Ikatan orang tua dan anak, saudara atau saudari yang lebih tua dan lebih
muda, pemberi mempelai dan penerima mempelai, patri-klan atau matri-klan,
inulateralitas dan bilateralitas memang ada, namun tidak dapat mengikat
seseorang dengan sungguh-sungguh. Hal yang dianggap penting bagi orang
Papua adalah ikatan-ikatan persahabatan pribadi langsung dengan seorang pria
atau wanita serta ikatan perkawinan, tetapi ini pun berlangsung selama
hubungannya terjalin baik. Ikatan-ikatan yang mempunyai banyak arti bagi
seseorang akan dihayati dengan sangat emosional. Orang Papua dapat
bersikap baik sekali terhadap seseorang, tetapi saat terjadi masalah di antara
mereka, maka permusuhan akan lebih mendalam (Boelaars, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. IDENTITAS MAHASISWA PAPUA
Masyarakat Papua semakin berkembang seiring dengan perubahanperubahan yang terjadi di dalamnya. Hal ini pun berpengaruh kepada
perkembangan dunia pendidikan dimana masyarakat semakin menyadari akan
pentingnya pendidikan. Dewasa ini, cukup banyak anak-anak Papua yang
mendapat kesempatan untuk bersekolah hingga berkuliah di Perguruan Tinggi,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada anak-anak Papua di daerah
tertentu yang belum mendapat kesempatan tersebut.
Banyak orang Papua yang merantau ke daerah lain dengan tujuan
untuk menuntut ilmu di Perguruan Tinggi, seperti halnya dengan orang Papua
yang sedang berkuliah di Yogyakarta yang dikenal sebagai mahasiswa Papua.
Berdasarkan identitas diri orang Papua yang telah diuraikan di atas, maka
dapat di simpulkan bahwa mahasiswa Papua pada umumnya merupakan orang
yang mandiri dan cenderung bersifat individualis karena tidak mau tergantung
ataupun terikat dengan orang lain. Selain itu, mahasiswa Papua pun
merupakan orang yang cenderung bersifat terbuka dalam mengungkapkan
sesuatu terhadap orang lain (Boelaars, 1986).
Identitas diri mahasiswa Papua bukan hanya sebagai orang Papua,
tetapi juga sebagai seorang mahasiswa yang sedang merantau di daerah lain
khususnya Yogyakarta. Identitas diri sebagai mahasiswa yang sedang
merantau menuntut mahasiswa Papua untuk mempersiapkan diri dalam
memenuhi harapan masyarakat dan menjalani perannya sebagai anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan baik di Yogyakarta
maupun saat ia kembali ke Papua.
F. BUDAYA JAWA
Masyarakat Jawa dikenal memiliki budaya yang menjunjung nilai-nilai
kehalusan, pengendalian diri, penyembunyian perasaan, dan non-konfrontatif
dalam berperilaku. Tata krama merupakan salah satu bagian terpenting yang
tetap dijunjung oleh orang Jawa. Tata krama adalah kata lain dari etiket atau
sopan santun yang pada hakikatnya menyangkut pengaturan penampilan diri
dihadapan orang lain. Penampilan tersebut meliputi : cara berbicara atau budi
bahasa, cara berpakaian, cara makan, cara berjalan, cara duduk, dan cara-cara
menampilkan diri lainnya pada berbagai kesempatan (Adimassana, 2004).
Tata krama dalam masyarakat Jawa merupakan bagian dari budaya
Kraton yang mengungkap nilai kehalusan seorang pribadi sekaligus
mengandung nilai sosial yaitu penghormatan terhadap orang lain demi
menciptakan suasana kehidupan sosial yang harmonis. Tata krama Jawa
menggariskan bahwa orang tidak boleh berperilaku yang memalukan karena
tidak tahu tata krama, melainkan harus berilaku yang berkenan di hati orang
lain (Adimassana, 2004).
Tata krama Jawa bertujuan untuk mengatur perilaku setiap individu
supaya tidak vulgar mengikuti dorongan perasaan, pikiran dan keinginan yang
muncul secara spontan dari dalam diri sendiri, melainkan mengikuti norma-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
norma kepantasan sosial yang lazim (Suryomentaram dalam Adimassana,
2004)
G. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL
MAHASISWA PAPUA
Orang-orang Papua yang berkesempatan untuk meraih pendidikan di
Perguruan Tinggi khususnya yang berkuliah di Yogyakarta dikenal dengan
mahasiswa Papua. Identitas mahasiswa Papua sebagai orang Papua yang
sudah terbentuk sejak lahir hingga beranjak dewasa sebagai orang yang
mandiri dan cenderung bersifat individualis serta tidak mau terikat dan
tergantung dengan orang lain. Mahasiswa Papua juga cenderung bersikap
terbuka dalam mengungkapkan sesuatu terhadap orang lain (Boelaars, 1986).
Identitas lain yang dimiliki oleh mahasiswa Papua adalah sebagai seorang
mahasiswa yang sedang merantau di lingkungan masyarakat Yogyakarta
dengan budaya yang sangat menjunjung nilai-nilai kehalusan, pengendalian
diri,
penyembunyian
perasaan,
dan
menghindari
konfrontasi
dalam
berperilaku. Identitas mahasiswa Papua sebagai orang yang merantau
menuntutnya untuk mempersiapkan diri dalam memenuhi harapan masyarakat
dan menjalani perannya sebagai anggota masyarakat yang mampu
menyesuaikan diri dengan baik di Yogyakarta.
Fits Robinson (dalam Simon, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri
merupakan faktor yang penting dalam menentukan kemampuan seseorang
dalam menyesuaikan diri karena konsep diri adalah kerangka acuan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep diri dapat
ditinjau dari beberapa aspek yang antara lain adalah diri fisik, diri keluarga,
diri pribadi, diri moral etik, dan diri sosial (Fitts dalam Agustiani, 2006).
Mahasiswa Papua yang memiliki konsep diri positif akan memiliki
karakteristik sebagai individu yang memiliki keyakinan pada kemampuan dan
prinsip yang kuat, meskipun demikian individu tidak segan untuk
memperbaiki diri bila memang ada kesalahan. Mahasiswa Papua juga
memiliki sikap obyektif dalam menanggapi berbagai hal, terbuka dalam
mengakui perasaan dan peka terhadap lingkungan sekitarnya serta mampu
menikmati segala kegiatan yang dijalaninya. Karakteristik demikian
memungkinkan mahasiswa Papua untuk lebih peka dan mampu menunjukkan
simpati terhadap lingkungan sekitarnya sehingga dapat bereaksi secara efektif
dalam berbagai situasi dan lingkungan yang baru di Yogyakarta.
Sebaliknya, mahasiswa Papua dengan konsep diri negatif akan
memiliki karakteristik sebagai individu yang merasa lemah dan tidak berdaya
sehingga cenderung pesimis dan mudah menyerah dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam hidup. Mahasiswa Papua juga akan merasa rendah
diri dan kurang percaya diri karena memandang dirinya sebagai individu yang
kurang menarik dan merasa ditolak oleh orang di sekitarnya sehingga individu
mudah tersinggung saat menerima kritikan. Karakteristik tersebut tentu akan
menghambat penyesuaian sosial mahasiwa Papua karena individu yang
menganggap dirinya tidak menarik cenderung tidak menerima dan menolak
dirinya. Individu yang menolak dirinya sendiri cenderung merasa bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
lingkungan sosialnya juga menolak dirinya sehingga individu akan menutup
dirinya dan menolak orang lain. Mahasiswa Papua yang mengalami hambatan
dalam penyesuaian sosial akan mengembangkan penyesuaian sosial yang
buruk sehingga kurang mampu bereaksi secara efektif dengan situasi dan
lingkungan yang baru di Yogyakarta.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan memiliki penyesuaian
sosial yang baik mahasiswa Papua dapat bereaksi secara efektif terhadap
kenyataan, situasi dan hubungan sosial di Yogyakarta, yakni dengan cara
menghormati
hak-hak
orang
lain,
belajar
bergaul
dengan
baik,
mengembangkan persahabatan dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas
sosial. Penyesuaian sosial yang baik dapat diperoleh jika didukung oleh
konsep diri yang positif pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Konsep Diri
Mahasiswa Papua
• Diri Fisik
• Diri Keluarga
• Diri Pribadi
• Diri Moral Etik
• Diri Sosial
Mahasiswa Papua dengan
Konsep Diri Negatif
• merasa lemah dan tidak
berdaya
• pesimis dan mudah menyerah
dalam menghadapi tantangan
• merasa rendah diri dan kurang
percaya diri
• merasa kurang menarik dan
merasa ditolak oleh orang lain
• mudah
tersinggung
saat
menerima kritikan
Memasuki
masyarakat
Yogyakarta dengan budaya
Jawa yang menjunjung nilai
kehalusan, pengendalian diri,
penyembunyian perasaan, dan
non-konfrontatif
dalam
berperilaku
Mahasiswa
menerima
cenderung
kemudian
lingkungan
sehingga
menjadi
lingkungan
lain
Papua
tidak
dirinya
dan
menolak dirinya,
merasa
bahwa
menolak dirinya
mahasiswa Papua
tertutup
terhadap
dan menolak orang
Penyesuaian
Sosial Buruk
Mahasiswa Papua dengan Konsep
Diri Positif
• memiliki
keyakinan
pada
kemampuan dan prinsip yang
kuat
• mau memperbaiki diri bila
memang ada kesalahan
• memiliki sikap obyektif dalam
menanggapi berbagai hal
• terbuka dalam mengakui perasaan
dan peka terhadap lingkungan
• mampu
menikmati
segala
kegiatan yang dijalaninya
Memasuki
masyarakat
Yogyakarta dengan budaya
Jawa yang menjunjung nilai
kehalusan, pengendalian diri,
penyembunyian perasaan, dan
non-konfrontatif
dalam
berperilaku
Mahasiswa
Papua
menerima
dirinya
dan
merasa
bahwa
lingkungan
menerima
dirinya
sehingga mahasiswa Papua menjadi
terbuka dan lebih peka serta mampu
menunjukkan simpati terhadap
lingkungan yang baru
Penyesuaian
Sosial Baik
Gambar 1. Skema Alur Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
H. HIPOTESIS
Setelah mengkaji landasan teori dari hubungan Penyesuaian Sosial dan
Konsep Diri mahasiswa Papua seperti diuraikan di atas, maka dapat diajukan
hipotesis yang berbunyi bahwa ada hubungan yang positif antara Konsep Diri
dan Penyesuaian Sosial mahasiswa Papua. Semakin tinggi Konsep Diri, maka
semakin tinggi pula Penyesuaian Sosial mahasiswa Papua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah korelasional. Penelitian korelasional
bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara variabel. Dua atau lebih variabel
diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka tanpa mengubah
atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut (Kountour,
2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara dua
variabel yaitu konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas : konsep diri
2. Variabel tergantung : penyesuaian sosial
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Konsep diri yaitu pengetahuan dan pemahaman serta penilaian subyek
terhadap dirinya sendiri baik positif maupun negatif yang meliputi lima
aspek, antara lain :
a. Diri Fisik, yaitu persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara
fisik, yang meliputi kesehatan, penampilan dan keadaan tubuhnya.
b. Diri Keluarga, yaitu perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai
anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankan
sebagai anggota suatu keluarga.
c. Diri Pribadi, yaitu persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya
sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya serta merasa
sebagai pribadi yang tepat.
d. Diri Moral Etik, yaitu persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari
standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut
perasaan seseorang mengenai hubungannya dengan Tuhan, kepuasan
seseorang akan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya
e. Diri Sosial, yaitu penilaian seseorang terhadap interaksi dirinya dengan
orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Konsep diri seseorang dapat diungkapkan dengan menggunakan
instrumen berupa skala Konsep Diri yang meliputi kelima aspek di atas.
Konsep diri yang positif nampak pada keyakinan dan prinsip yang kuat,
mau memperbaiki diri, sikap yang obyektif dalam menanggapi berbagai
hal, terbuka dalam mengakui perasaan dan peka terhadap lingkungan
sekitarnya serta mampu menikmati segala kegiatan yang dijalaninya. Skor
total yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan tinggi rendahnya
konsep diri individu. Skor yang tinggi menunjukkan bahwa individu
memiliki konsep diri yang positif, sedangkan skor yang rendah
menunjukkan bahwa individu memiliki konsep diri yang negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Penyesuaian Sosial yaitu kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif
terhadap kenyataan, situasi, dan hubungan sosial di lingkungan hidupnya.
Penyesuaian sosial meliputi 4 aspek, yaitu :
a. Penampilan Nyata, kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif
demi memenuhi harapan dan standar kelompoknya agar dapat diterima
dalam kelompok, baik dalam hal penampilan fisik maupun perilaku
sosial (Mappiare, 1982 & Hurlock, 1980).
b. Penyesuaian Diri terhadap berbagai kelompok, kemampuan individu
untuk bereaksi secara efektif terhadap berbagai kelompok, baik
kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa. Dalam hal
ini individu berusaha menyesuaikan diri dengan lebih banyak
mengabaikan kepentingan pribadi demi kepentingan kelompok
(Mappiare, 1982).
c. Sikap Sosial berupa kemampuan individu untuk bersikap baik dan
menyenangkan terhadap orang lain dan berpartisipasi sosial serta
memiliki peran dalam kelompok sosial.
d. Kepuasan Pribadi, merupakan kepuasan individu terhadap kontak sosial
atau interaksi sosialnya serta peran yang dimilikinya dalam situasi
sosial.
Penyesuaian
sosial
seseorang
dapat
diungkapkan
dengan
menggunakan instrumen berupa skala Penyesuaian Sosial yang meliputi
keempat aspek di atas. Skor total yang diperoleh dalam skala tersebut
menunjukkan tinggi rendahnya penyesuaian sosial. Semakin tinggi skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang diperoleh, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosialnya.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah
pula penyesuaian sosialnya.
D. SUBYEK PENELITIAN
Subyek dalam penelitian ini adalah :
1. Mahasiswa Suku Papua
2. Berkuliah dalam tahun pertama/ kedua di Perguruan Tinggi Yogyakarta
3. Laki-laki dan perempuan
Alasan dipilihnya subyek tersebut karena :
1. Pengambilan subyek penelitian mahasiswa Papua karena mahasiswa Papua
berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dengan masyarakat
Yogyakarta. Latar belakang budaya yang berbeda membuat mahasiswa
Papua butuh upaya yang besar dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial di Yogyakarta.
2. Mahasiswa tingkat I dan II dipilih karena berada pada tahun pertama dan
kedua masa kuliah yang masih melakukan penyesuaian awal dengan
lingkungan sosial baru di Yogyakarta.
3. Berkuliah di Yogyakarta dipilih sebagai salah satu syarat karena
Yogyakarta merupakan salah satu Kota Pelajar di mana tiap tahun
dikunjungi oleh para pelajar dari segala penjuru, termasuk dari Papua.
Selain itu, peneliti sendiri berkuliah di Yogyakarta sehingga memudahkan
peneliti untuk mengambil data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Hal tersebut mendorong peneliti tertarik untuk menelitinya. Teknik
yang digunakan untuk pengambilan subyek adalah purposive sampling yaitu
pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri atau sifat-sifat yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui (Hadi, 2000)
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data disebut dengan
instrumen. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk skala yang terdiri atas
dua yaitu skala konsep diri dan skala penyesuaian sosial mahasiswa Papua
yang berkuliah di Yogyakarta. Kedua skala tersebut disusun oleh peneliti
dengan menggunakan skala Likert dimana variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator. Indikator dijadikan titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
(Sugiyono, 1999).
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi sangat positif sampai negatif yang dapat berupa sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Setiap
skala diberi kategori empat jawaban. Peneliti meniadakan jawaban ragu-ragu
karena tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan untuk
menjawab ke tengah terutama bagi mereka yang ragu-ragu terhadap
kecenderungan jawaban ke arah setuju atau tidak setuju. Hal ini tentu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
banyak menghilangkan data penelitian sehingga mengurangi informasi yang
dapat disaring dari para responden (Hadi, 1991).
Berikut ini, disajikan penyusunan skala konsep diri dan penyesuaian sosial
mahasiswa Papua yang berkuliah di Yogyakarta.
1. Skala Konsep Diri
Skala konsep diri disusun sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala ini
mengacu pada teori Fitts (dalam Agustiani, 2006) yang terdiri atas lima
aspek konsep diri yang meliputi aspek diri fisik, diri keluarga, diri pribadi,
diri moral etik, diri sosial. Berdasarkan lima aspek tersebut dibuat 86 item
konsep diri. Jumlah item terbanyak berasal dari aspek diri sosial sebanyak
22 item karena aspek tersebut memiliki konteks yang luas dan
memungkinkan untuk dieksplorasi dalam banyak item. Jumlah item
terkecil berasal dari aspek diri keluarga dan diri moral etik karena kedua
aspek tersebut memiliki konteks yang sempit dan kurang memungkinkan
untuk dieksplorasi dalam banyak item. Penyebaran item dapat dilihat pada
tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 1
Tabel Penyebaran Item
Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua
Aspek
Diri Fisik
Diri
Item Favorabel
Item Unfavorabel
Jumlah
1, 12, 15, 27, 30, 32, 49, 9, 14, 23, 33, 47, 55, 68,
76, 79
70, 81
5, 10, 25, 36, 44, 50, 67
2, 17, 20, 24, 52, 59, 61
18
14
Keluarga
Pribadi
Diri Moral
13, 21, 26, 31, 40, 53, 60, 3, 8, 11, 51, 54, 72, 75,
73
80
4, 6, 19, 34, 39, 42, 83
18, 37, 41, 46, 56, 63, 65
16
14
Etik
Diri Sosial
7, 16, 22, 38, 43, 57, 62, 28, 29, 35, 45, 48, 58, 64,
66, 71, 77, 82
Total
22
69, 74, 78, 84
42
42
84
Nilai jawaban untuk pernyataan favorabel dan unfavorabel dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel
Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua
Jawaban
Nilai Favorabel
Nilai Unfavorabel
SS
: sangat setuju
4
1
S
: setuju
3
2
TS : tidak setuju
2
3
STS : sangat tidak setuju
1
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. Skala Penyesuaian Sosial
Skala penyesuaian sosial disusun oleh peneliti sendiri dengan
mengacu pada teori Hurlock (1988) yang terdiri atas 4 aspek yaitu aspek
penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, sikap
sosial, kepuasan pribadi. Berdasarkan empat aspek tersebut dibuat 74 item
yaang meliputi lingkungan masyarakat setempat dan lingkungan kampus.
Jumlah item terbanyak berasal dari aspek sikap sosial Penyebaran item
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Tabel Penyebaran Item
Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua
Aspek
Penampilan Nyata
Item
Item
Favorabel
Unfavorabel
1, 5, 8, 13, 23, 28, 3, 15, 19, 32, 36, 42,
53, 71
Penyesuaian
terhadap
Jumlah
16
57, 68
Diri 2, 7, 11, 16, 27, 30, 6, 10, 24, 29, 31, 45,
berbagai 43, 46
16
52, 65
kelompok
Sikap Sosial
4, 14, 21, 25, 33, 12, 17, 20, 35, 37, 41,
22
40, 47, 51, 55, 62, 44, 59, 67, 69, 72
74
Kepuasan Pribadi
18, 22, 34, 39, 48, 9, 26, 38, 49, 54, 58,
50, 56, 60, 61, 63
Total
20
64, 66, 70, 73
37
37
74
Nilai jawaban untuk pernyataan favorabel dan unfavorabel skala
penyesuaian sosial dapat dilihat pada tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4
Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel
Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua
Jawaban
Nilai Favorabel
Nilai Unfavorabel
SS
: sangat setuju
4
1
S
: setuju
3
2
TS : tidak setuju
2
3
STS : sangat tidak setuju
1
4
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas Isi
Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memiliki
dua karakteristik yaitu valid dan realiabel. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Kountour,
2003). Menurut Azwar (2006) validitas adalah ketepatan dan kecermatan
skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Instrumen yang valid harus
memenuhi validitas internal dan validitas isi. Suatu instrumen mempunyai
validitas internal apabila kriteria yang ada pada instrumen telah
mencerminkan apa yang diukur (Sugiyono, 1999). Setelah terbukti bahwa
instrumen memenuhi validitas internal, maka hal lain yang harus
dilakukan selanjutnya adalah pengujian validitas isi. Validitas isi
menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen mengukur isi dari area
yang dimaksudkan untuk diukur (Kountour, 2003). Menurut Azwar
(2004), validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian
terhadap isi dengan analisis rasional atau professional judgment untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
melihat sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan
isi obyek yang hendak diukur.
2. Seleksi Item
Batasan skor yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item
berdasarkan korelasi item total adalah > 0,25, dengan pertimbangan agar
jumlah item yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2006). Item-item
yang telah diuji coba akan dihitung korelasi item totalnya, dan hasil
penghitungan tersebut akan di sesuaikan dengan standar korelasi item total
yang telah di tentukan. Item yang korelasi item totalnya <0,25 akan
dinyatakan gugur, sedangkan item yang korelasi item totalnya >0,25 akan
dinyatakan lolos untuk menjadi alat ukur penelitian yang valid.
3. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen
penelitian disebut reliabel jika instrumen tersebut konsisten dalam
memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dengan kata lain, hasil
penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan
jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya (Kountour, 2003).
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan
diantaranya pendekatan tes ulang, pendekatan tes sejajar, dan pendekatan
konsistensi internal (Azwar, 2005). Penelitian ini lebih menekankan pada
pendekatan konsistensi internal yang dilakukan dengan menguji coba
instrumen pada kelompok subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan Korelasi
Product Moment Pearson dan proses analisanya menggunakan program SPSS
(Statiscal Product and Service Solution) versi 12.00 for Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
1. Pelaksanaan Uji Coba
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah
mempersiapkan alat-alat ukur. Alat-alat ukur yang disusun kemudian diuji
cobakan dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur
yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga alat ukur tersebut dapat
menghasilkan data-data yang akurat.
Uji coba yang dilakukan pada bulan Juni 2007 diawali dengan
meminta surat ijin penelitian bernomor 62b/D/KP/Psi/USD/VI/2007 dari
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, kemudian uji coba dilakukan
dengan cara membagikan skala kepada para mahasiswa Papua, baik yang
tinggal di asrama, kos maupun di rumah kontrakan serta bersedia terlibat.
Jumlah subyek pada uji coba ini adalah 45 subyek. Subyek diberikan
skala yang terdiri dari dua jenis skala, yaitu: Skala Konsep Diri (Skala A)
dan Skala Penyesuaian Sosial (Skala B). Petunjuk pengisian skala sudah
tertera pada halaman depan skala. Uji coba yang dilakukan menghasilkan 40
skala yang terkumpul kembali dan memenuhi syarat. Dengan demikian, data
yang diperoleh sejumlah 40 skala kemudian diskor dan diuji validitas dan
reliabilitas skala.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Hasil Uji Coba
a. Uji Validitas Item untuk Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua
Penghitungan uji validitas item skala ini dilakukan dengan
menggunakan teknik komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale
(Alpha) dari program SPSS 12.00 for Windows. Hasil analisis
menunjukkan bahwa koefisien korelasi item total setelah dikoreksi dari
item sejumlah 84 pada skala ini berkisar antara 0,013-0,636. Batasan
skor yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan
korelasi item total adalah > 0,25, dengan pertimbangan agar jumlah item
yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2006). Berdasarkan batasan skor
tersebut, maka item-item yang memiliki koefisien korelasi 0,25 atau
lebih dinyatakan sebagai item yang valid. Analisis yang telah dilakukan
menghasilkan 66 item yang valid dan 18 item yang dinyatakan gugur.
Item-item yang valid berjumlah 66 kemudian diproposionalkan sesuai
aspek-aspek dalam konsep diri.
Proposional skala dilakukan dengan menyeimbangkan jumlah
item yang mewakili tiap aspek dalam konsep diri. 66 item valid yang
diproposionalkan menghasilkan 52 item yang valid maupun proposional.
Item-item tersebut adalah item dengan nomor: 1, 3, 5, 6, 9, 11, 12, 13,
16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 26, 28, 30, 32, 33, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43,
44, 45, 46, 47, 48, 50, 56, 59, 60, 61, 62, 63, 66, 67, 69, 71, 72, 73, 76,
77, 78, 79, 80, 81, 83. Item-item yang valid memiliki koefisien korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang berada dalam kisaran 0,252 sampai dengan 0,636. Berikut ini
disajikan penyebaran item yang valid pada tabel 5.
Tabel 5
Penyebaran Item
Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua setelah Uji Coba
Nomor Item
Aspek
Favorabel
Unfavorabel
Jumlah Item
Fisik
1, 7, 18, 19, 46, 49
5, 14, 20, 31, 51
11
Keluarga
3, 21, 28, 33, 41
10, 12, 15, 35, 37
10
Pribadi
8, 13, 16, 24, 36, 45
2, 6, 44, 50
10
Moral Etik
4, 23, 26, 52
11, 22, 25, 30, 34, 39
10
Sosial
9, 27, 38, 40, 43, 47
17, 29, 32, 42, 48
11
Total
27
25
52
b. Uji Validitas Item untuk Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua
Penghitungan uji validitas item skala ini dilakukan dengan
menggunakan teknik komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale
(Alpha) dari program SPSS 12.00 for Windows. Hasil analisis
menunjukkan bahwa koefisien korelasi item total setelah dikoreksi dari
item sejumlah 74 pada skala ini berkisar antara -0,298-0,654. Batasan
skor yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan
korelasi item total adalah > 0,25, dengan pertimbangan agar jumlah item
yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2006). Berdasarkan batasan skor
tersebut, maka item-item yang memiliki koefisien korelasi 0,25 atau
lebih dinyatakan sebagai item yang valid. Analisis yang telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menghasilkan 44 item yang valid dan 30 item yang dinyatakan gugur.
Item-item yang valid berjumlah 44 kemudian diproposionalkan sesuai
aspek-aspek dalam penyesuaian sosial. Proposional skala dilakukan
dengan menyeimbangkan jumlah item yang mewakili tiap aspek dalam
penyesuaian sosial. 44 item valid yang diproposionalkan menghasilkan
30 item yang valid maupun proposional. Item-item tersebut adalah item
dengan nomor: 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 18, 21, 22, 24, 26, 30, 31, 32, 33, 34,
37, 42, 46, 50, 53, 55, 56, 58, 61, 65, 67, 71, 72. Item-item yang valid
memiliki koefisien korelasi yang berada dalam kisaran 0,253 sampai
dengan 0,654. Berikut ini disajikan penyebaran item yang valid pada
tabel 6.
Tabel 6
Penyebaran Item
Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua setelah Uji Coba
Nomor Item
Aspek
Jumlah Item
Favorabel
Unfavorabel
Penampilan Nyata
3, 5, 22, 29
1, 15, 19
7
Penyesuaian Diri
6, 13, 20
4, 11, 14, 27
7
Sikap Sosial
2, 9, 16, 23
7, 18, 28, 30
8
Kepuasan Pribadi
8, 10, 17, 21, 24, 26
12, 25
8
Total
17
13
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Reliabilitas Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik
komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) dari SPSS
12.00 for Windows. Penghitungan melalui Reliability Analysis-Scale
(Alpha) menghasilkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,934.
d. Reliabilitas Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik
komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) dari SPSS
12.00 for Windows. Penghitungan melalui Reliability Analysis-Scale
(Alpha) menghasilkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,844.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2007, di beberapa Asrama
Mahasiswa Papua yang tersebar di Yogyakarta serta individu per individu di
luar asrama. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan dua jenis skala kepada
subyek penelitian sebanyak 50 subyek, namun yang memenuhi kriteria untuk
dilakukan analisa sebanyak 40 subyek.
C. DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta dan berada pada usia 18 hingga
21 tahun. Subyek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang dan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang. Berdasarkan tahap
perkembangan manusia, usia tersebut merupakan tahap masa remaja, yang
sedang menghadapi berbagai tuntutan dari diri sendiri maupun masyarakat
untuk dapat menempatkan diri dalam masyarakat sebagai seseorang menjelang
dewasa.
D. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Berdasarkan penelitian, data yang diperoleh tampak pada tabel 7.
Tabel 7
Tabel data Penelitian
Skor
Variabel
Teoritis
Mean
Empiris
SD
Max
Min
Max
Min
Teoritis
Empiris
Konsep Diri
208
52
193
133
130
162,7
15,517
Penyesuaian
120
30
108
79
75
91,95
7,114
Sosial
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa skor nilai rata-rata empiris
konsep diri dan penyesuaian sosial lebih besar dari nilai-rata-rata teoritis
konsep diri dan penyesuaian sosial. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
skor subyek cukup tinggi. Mean teoritis adalah rata-rata skor penelitian, dan
diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Mean
empiris adalah rata-rata skor penelitian, dan diperoleh dari angka yang
merupakan rata-rata data penelitian. Dalam membuat kategorisasi skor pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
konsep diri dan penyesuaian sosial digunakan norma kategorisasi yang
disajikan pada tabel 8, sebagai berikut (Azwar, 2006) :
Tabel 8
Tabel Norma Kategorisasi
Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial
Skor
μ +1,5 σ < X
Kategori
Sangat Tinggi
μ + 0,5σ < X ≤ μ + 1,5σ
Tinggi
μ − 0,5σ < X ≤ μ + 0,5σ
Sedang
μ − 1,5σ < X ≤ μ − 0,5σ
Rendah
X ≤ μ − 1,5σ
Sangat Rendah
Skor maksimum dan minimum dari variabel konsep diri adalah 208
dan 52 sehingga luas jarak sebaran adalah 156. Dengan demikian setiap satuan
deviasi
standar
bernilai
σ = 156 : 6 = 26
dan
mean
teoritis
μ = (208 + 52) : 2 = 130 , sehingga setelah dimasukkan ke dalam norma
kategorisasi diperoleh kategori skor konsep diri pada tabel 9 sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 9
Tabel Norma Kategorisasi Konsep Diri
Skor
Kategori
Jumlah
Prosentase
169 < X
Sangat Tinggi
15
37,5%
143 < X ≤ 169
Tinggi
20
50%
117 < X ≤ 143
Sedang
5
12,5%
91 < X ≤ 117
Rendah
0
0%
X ≤ 91
Sangat Rendah
0
0%
Berdasarkan kategorisasi skor konsep diri di atas, diketahui bahwa
sebagian besar subyek termasuk dalam kategori tinggi dengan skor
143 < X ≤ 169 dan berjumlah 20 subyek dengan prosentase sebesar 50%.
Skor maksimum dan minimum dari variabel penyesuaian sosial adalah
120 dan 30 sehingga luas jarak sebaran adalah 90. Dengan demikian setiap
satuan
deviasi
standar
bernilai
σ = 90 : 6 = 15
dan
mean
teoritis
μ = (120 + 30) : 2 = 75 , sehingga setelah dimasukkan ke dalam norma
kategorisasi diperoleh kategori skor penyesuaian sosial pada tabel 10 sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 10
Tabel Norma Kategorisasi Penyesuaian Sosial
Skor
Kategori
Jumlah
Prosentase
97,5 < X
Sangat Tinggi
9
22,5%
82,5 < X ≤ 97,5
Tinggi
25
62,5%
67,5 < X ≤ 82,5
Sedang
6
15%
52,5 < X ≤ 67,5
Rendah
0
0%
X ≤ 52,5
Sangat Rendah
0
0%
Berdasarkan kategorisasi skor penyesuaian sosial di atas, diketahui
bahwa sebagian besar subyek termasuk dalam kategori skor tinggi dengan
skor 82,5 < X ≤ 97,5 dan berjumlah 25 subyek dengan prosentase sebesar
62,5%.
E. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terhadap penelitian perlu
dilakukan uji asumsi terhadap data yang telah diperoleh. Uji asumsi yang
terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas merupakan syarat untuk
penggunaan analisis hipotesis, karena sebaran variabel yang tidak normal
tidak dapat dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Product
Moment dari Pearson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data konsep
diri dan penyesuaian sosial berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan rumus One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test dengan bantuan SPSS 12.00 for Windows. Hasil
pengujian menunjukkan nilai Z pada konsep diri sebesar 0,373 dan
nilai probabilitas sebesar 0,999. Nilai Z pada penyesuaian sosial
sebesar 0,529 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,942. Hal ini berarti
variabel konsep diri dan penyesuaian sosial keduanya memiliki p>0,01
sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel konsep diri dan
penyesuaian sosial berdistribusi normal. Hasil pengujian disajikan
dalam tabel 7.
Tabel 11
Tabel Normalitas
Konsep Diri
Penyesuaian Sosial
Kolmogorov-Smirnov Z
0,373
0,529
Asymp.Sign
0,999
0,942
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antara
skor variabel konsep diri dan penyesuaian sosial mengikuti fungsi
linear atau tidak. Data variabel dikatakan mengikuti fungsi linear, jika
setiap kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel
tergantung. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
SPSS 12.00 for Windows. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
nilai signifikasi F= 16,213 dan probabilitasnya sebesar 0,000. Nilai
probabilitas yang lebih kecil dari 0,01 (p<0,01) menjelaskan bahwa
hubungan antara kedua variabel mengikuti fungsi linear atau garis
lurus.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik
Product Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 12.00 for Windows.
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 1% (0,01), sehingga
kemungkinan penolakan hipotesa yang benar adalah 1 di antara 100, atau
dengan kata lain adanya kepercayaan terhadap kebenaran hipotesis sebesar
99% (Hadi, 2000).
Taraf signifikansi diuji dengan menggunakan uji satu ekor. Uji
hipotesis satu ekor dilakukan pada penelitian ini karena hipotesis pada
penelitian ini sudah mengarah, yaitu berarah positif. Hipotesis yang sudah
berarah diuji dengan menggunakan uji satu ekor (Arikunto, 1989).
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien korealsi antara
variabel konsep diri dan penyesuaian sosial adalah 0,547 dengan
probabilitas 0,000. Hal ini memiliki arti bahwa kedua variabel
berhubungan secara signifikan karena nilai p lebih kecil dari 0,01
(p<0,01). Korelasi yang positif berarti semakin tinggi konsep diri, maka
semakin tinggi pula penyesuaian sosial. Hasil analisis tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
membuktikan bahwa hipotesis yang berbunyi ada hubungan positif antara
konsep diri dan penyesuaian sosial diterima.
F. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik Product
Moment dari Pearson, diperoleh korelasi konsep diri dan penyesuaian sosial
sebesar 0,547. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang
berbunyi ada hubungan positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial dapat
diterima. Korelasi yang positif ini berarti semakin tinggi konsep diri, maka
akan semakin tinggi pula penyesuaian sosialnya. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah konsep diri, maka akan semakin buruk penyesuaian sosialnya.
Pada deskripsi data penelitian tampak skor mean subyek penelitian
untuk variabel konsep diri adalah 162,7 dan standar deviasinya sebesar
15,517. Hal ini berarti rata-rata subyek penelitian memiliki konsep diri yang
tinggi, karena termasuk dalam rentang kategori skor yang tinggi. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa subyek memiliki pemahaman dan penilaian
yang tinggi dan positif terhadap dirinya dalam berbagai aspek seperti fisik,
keluarga, pribadi, moral maupun sosial (Fits, dalam Agustiani 2006).
Pemahaman dan penilaian yang positif terhadap diri terkait dengan
penyesuaian sosial mahasiswa Papua. Keterkaitan ini terjadi karena penilaian
dan penerimaan diri atau konsep diri merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi penyesuaian sosial (Kartono, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Data penelitian variabel penyesuaian sosial menunjukkan skor mean
sebesar 91,95 dengan standar deviasi sebesar 7,114. Hal ini berarti bahwa
subyek penelitian memiliki penyesuaian sosial yang tinggi, karena skor mean
tersebut termasuk dalam rentang kategori skor yang tinggi. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa subyek dalam penelitian ini rata-rata memiliki
kemampuan yang baik untuk bereaksi secara efektif dalam memenuhi standar
kelompok, menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok, bersikap sosial
terhadap orang lain dan memiliki kepuasan terhadap interaksi sosialnya serta
perannya dalam situasi sosial.
Berdasarkan koefisien korelasi sebesar 0,547 serta data penelitian di
atas, nampak jelas bahwa ada keterkaitan antara konsep diri subyek dengan
penyesuaian sosialnya. Hal tersebut akan diuraikan melalui tiap aspek konsep
diri yang terkait dengan penyesuaian sosial.
Diri fisik merupakan aspek pertama dari konsep diri yang terkait
dengan penyesuaian sosial, dimana subyek yang menerima dan menghargai
kondisi fisik serta penampilannya akan memiliki kepercayaan diri dalam
menghadapi berbagai kenyataan, situasi dan hubungan sosial sehingga subyek
mampu bereaksi secara efektif terhadap lingkungan sekitarnya.
Aspek yang kedua adalah diri keluarga. Keluarga merupakan
lingkungan awal dimana subyek bertumbuh, berkembang dan bersosialisasi,
sehingga menjadi bagian dari faktor yang mendukung penyesuaian sosial
subyek. Rini mengemukakan bahwa individu menilai dirinya berdasarkan apa
yang dialami dan didapatkan olehnya dari lingkungan, terutama lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
keluarga sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh individu. Individu
yang menerima sikap baik dan positif dari lingkungan keluarga akan merasa
dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif (www.epsikologi.com). Subyek yang memiliki pandangan yang baik terhadap peran,
fungsi dan tanggung jawabnya di dalam keluarga akan memiliki kepercayaan
diri untuk memperluas komunikasi dan interaksi di luar lingkungan keluarga.
Hal ini tentu sangat mendukung penyesuaian sosial subyek.
Persepsi subyek terhadap diri pribadinya merupakan aspek ketiga dari
konsep diri yang terkait dengan penyesuaian sosial. Pribadi seseorang sangat
menentukan sikap dan perilakunya di dalam masyarakat, sehingga persepsi
subyek terhadap pribadinya merupakan hal yang penting bagi dirinya dalam
melakukan penyesuaian sosial. Subyek yang memiliki keyakinan dan
kepuasan terhadap pribadinya akan menempatkan diri secara tepat ketika
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Persepsi subyek yang positif terhadap nilai moral dan etikanya serta
keagamaannya pun merupakan aspek keempat dari konsep diri yang terkait
dengan penyesuaian sosialnya. Subyek yang puas terhadap nilai moral, etika
dan keagamaannya tentu memiliki standar berperilaku sesuai dengan nilainilai yang dipegang dan diyakininya. Dengan demikian, subyek memiliki
standar untuk menentukan hal yang baik dan buruk yang harus dilakukan atau
dihindarinya termasuk dalam berinteraksi dengan orang maupun lingkungan
yang baru yang menuntut penyesuaian sosial. William James, seorang
psikolog yang mendalami psikologi agama pun mengatakan bahwa orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai
jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap yang positif,
optimis, spontan dan bahagia (www.republika.co.id).
Aspek kelima dari konsep diri yang terkait dengan penyesuaian sosial
adalah persepsi subyek terhadap hubungannya dengan orang lain. Subyek
yang merasa yakin dan puas terhadap interaksinya dengan orang lain maupun
lingkungan akan terbuka untuk menjalin hubungan yang menyenangkan
dengan orang lain serta mampu menempatkan diri dengan baik dalam
lingkungan yang baru. Hal ini membuat subyek tidak mengalami kesulitan
dalam melakukan penyesuaian sosial, bahkan sebaliknya akan mendukung
penyesuaian sosial subyek.
Koefisien determinasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
0,299. Hal tersebut berarti bahwa variabel konsep diri memberikan
sumbangan efektif terhadap variabel penyesuaian sosial sebesar 29,9%.
Dengan demikian, terdapat 70,1% sumbangan dari faktor lain kepada
penyesuaian sosial. Faktor-faktor yang turut memberikan sumbangan kepada
penyesuaian sosial antara lain, penerimaan subyek terhadap kondisi dan
konstitusi fisiknya, kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangannya,
determinan psikologis, kondisi lingkungan dan alam sekitar, adat istiadat,
norma, kepercayaan serta kebudayaan (Hurlock, 1988).
Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama,
penerimaan subyek terhadap kondisi dan konstitusi fisiknya. Berdasarkan
penelitian oleh Dion, Berscheid, dan Waster dalam (dalam Rahmat, 2001),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
terbukti bahwa daya tarik fisik sangat mempengaruhi pandangan dan respon
yang positif dari orang lain terhadap individu. Pandangan dan respon positif
dari orang lain akan dirasakan sebagai penghargaan oleh individu, yang
kemudian akan menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri
terhadap penampilan dan keadaan tubuh akan mendukung individu dalam
membawakan dirinya secara positif saat berinteraksi sekaligus menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar.
Faktor
lain
yaitu
kematangan
taraf
pertumbuhan
dan
perkembangannya yang meliputi kematangan intelektual, kematangan sosial,
serta kematangan emosional. Individu yang memiliki kematangan-kematangan
tersebut mampu menghadapi masalah dengan lebih stabil. Salah satu
contohnya, individu yang telah matang emosinya mampu mengungkapkan
emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima dan mampu
mengendalikan diri serta menyesuaikan diri secara tepat saat menghadapi
lingkungan yang baru (Hurlock, 1980).
Faktor yang turut memberikan sumbangan terhadap penyesuaian sosial
adalah determinan psikologis yang meliputi pengalaman, trauma, situasi
maupun
kebiasaan
yang
berperan
sebagai
kondisi
pendahulu
bagi
terbentuknya tingkah laku. Kekerasan merupakan salah satu pengalaman
traumatis yang dapat menunjukkan pengaruh secara langsung terhadap
penyesuaian sosial individu. Yuwono (2006) mengungkapkan dalam
artikelnya bahwa kekerasan menimbulkan efek psikologis yang sangat berat
bagi korban. Korban kekerasan pada akhirnya akan mengalami masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
penyesuaian
sosial
karena
memiliki
perasaan
terluka
yang
akan
mempengaruhi sikapnya terhadap orang lain (www.ums.ac.id).
Kondisi lingkungan dan alam sekitar yang meliputi kondisi keluarga,
sekolah dan teman-teman pun merupakan faktor yang mempengaruhi
penyesuaian sosial. Mu’tadin (2002) mengemukakan bahwa keluarga
merupakan lingkungan primer bagi individu dalam mendapatkan pendidikan.
Kepuasan psikis yang diperoleh individu dalam keluarga akan sangat
menentukan reaksi positif terhadap lingkungan (www.e-psikologi.com).
Penyesuaian sosial juga dipengaruhi oleh adat istiadat, norma sosial,
kepercayaan dan kebudayaan. Salah satu yang dapat dijelaskan di sini adalah
kebudayaan. Kebudayaan merupakan nilai-nilai masyarakat yang telah
diterima dan menjadi bagian dalam diri individu secara tidak disadari. Nilainilai yang menjadi budaya tersebut dapat mendukung penyesuaian sosial
individu terhadap lingkungan yang baru jika terdapat persamaan budaya,
namun dapat juga menghambatnya jika terdapat perbedaan budaya dengan
lingkungan yang baru.
Kemungkinan penyebab timbulnya konflik yang pernah terjadi antara
mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta maupun mahasiswa dari daerah
lain kecuali penyesuaian sosial subyek adalah kondisi subyek yang masih
berada pada masa remaja. Lewin mengemukakan bahwa tingkah laku yang
selalu terdapat pada remaja antara lain pemalu dan perasa, agresif dan cepat
marah, serta konflik peralihan dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa
(dalam Sarwono, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Hal lain yang juga dapat menjelaskan terjadinya konflik yang telah di
kemukakan pada latar belakang adalah bentrokan budaya antara mahasiswa
Papua dengan masyarakat Yogyakarta. Subyek yang merupakan perantau di
Yogyakarta menghadapi tuntutan penyesuaian dari masyarakat agar dapat
mematuhi norma-norma sosial maupun budaya yang berlaku dalam
masyarakat setempat. Budaya Jawa yang menjunjung nilai-nilai kehalusan,
pengendalian diri, penyembunyian perasaan dan non konfrontasi dalam
berperilaku seperti yang dikemukakan oleh Adimassana (2004), tentunya
bertolak belakang dengan budaya orang Papua secara umum. Budaya Papua
lebih menekankan kemandirian dan individualis karena tidak mau tergantung
ataupun terikat dengan orang lain. Selain itu, budaya Papua cenderung bersifat
terbuka dalam mengungkapkan sesuatu terhadap orang lain (Boelaars, 1986).
Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan budaya antara mahasiswa Papua
dan masyarakat Yogyakarta memungkinkan terjadinya bentrokan budaya yang
mengakibatkan konflik di antara keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara konsep diri dan
penyesuaian sosial pada mahasiswa Papua yang berkuliah di Yogyakarta.
Dengan kata lain, semakin tinggi konsep diri seseorang, maka semakin tinggi
pula penyesuaian sosialnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah konsep
diri seseorang, maka semakin rendah pula penyesuaian sosialnya.
Kesimpulan di atas, diketahui dari koefisien yang diperoleh dengan
teknik korelasi Product Moment dari Pearson sebesar 0,547 dengan
probabilitas 0,000 (p<0,01). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dan penyesuaian sosial.
B. SARAN
1. Mahasiswa Papua sebagai subyek penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mahasiswa Papua
yang menjadi subyek penelitian yang sudah memiliki konsep diri yang
tinggi sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang
baru di Yogyakarta. Oleh karena itu, mahasiswa Papua diharapkan dapat
terus mengembangkan kemampuan dalam menyesuaikan diri dalam
lingkungan masyarakat Yogyakarta sehingga konflik-konflik yang pernah
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
terjadi antara mahasiswa Papua dengan masyarakat Yogyakarta maupun
pendatang dari daerah lain tidak terulang kembali.
2. Pendidik
Para pendidik baik orang tua di rumah maupun guru di sekolah
menyadari tentang pentingnya pembentukan konsep diri anak yang positif
agar dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik dalam lingkungan
sosial yang baru. Selaku orang tua ataupun guru harus menjadi
pembimbing yang baik yang mendukung terbentuknya konsep diri positif
dari anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kasih sayang yang
tulus serta mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi
pembentukan konsep diri.
3. Peneliti selanjutnya
Keterbatasan peneliti sangat berpengaruh dalam penelitian ini
sehingga ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.
Skala yang telah dibuat oleh peneliti memiliki keterbatasan dan kelemahan
pada beberapa item yang tumpang tindih antara aspek sosial dengan
penyesuaian sosial, sehingga peneliti menyarankan kepada para peneliti
selanjutnya agar lebih berhati-hati dalam pembuatan alat ukur.
Kelemahan lain dalam hasil penelitian ini adalah kurangnya teori
yang membahas tentang karakter dan identitas orang Papua secara umum.
Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada para peneliti selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
untuk lebih mengeksplorasi karakter dan identitas orang Papua sehingga
dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
orang Papua yang masih jarang dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adimassana, Y. B. (2004, Oktober). Tata Krama Dalam Budaya Jawa : Tinjauan
Kritis dan Implikasinya bagi Pendidikan Nilai di Lingkungan Jawa.
Jurnal Widya Dharma, 15, 65-74.
Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya
Dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung : PT.
Refika Aditama.
Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta :
Bina Aksara.
Azwar, S. (2004). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
________, (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
________, (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Boelaars, J. (1986). Manusia Irian Dahulu, Sekarang, Masa Depan. Jakarta : PT..
Gramedia.
Bruno, F. J. (1989). Kamus Istilah Kunci Psikologi. Yogyakarta : Kanisius.
Cole, L. (1963). Psychology of Adolescence. New York : Holt, Rinehart and
Winston.
Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (1986). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta : BPK. Gunung Mulia.
____________________________, (2001). Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan
Keluarga. Jakarta : BPK. Gunung Mulia.
Hadi, S. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset.
_______, (2000). Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset
Hoetomo, M. A. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Mitra
Pelajar.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
___________, (1988). Perkembangan Anak. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kartono, K. (1985). Kepribadian : Siapakah saya ?. Jakarta : CV. Rajawali.
_________, (1989). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung :
Mandar Madju.
Kountour, R. (2003). Metode Penelitian : Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta : PPM.
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja, (online), (e-psikologi.com diakses
September 2006).
Profil Propinsi Republik Indonesia : Irian Jaya. (1992). Jakarta : Penerbit
Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara bekerja sama dengan Majalah
Telstra & Pt. Intermesa.
Purwaningsih, R. (1989). Perbedaan Penyesuaian Sosial Sekolah Remaja
Ditinjau dari Disiplin Keluarga. Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.
Skripsi (tidak diterbitkan)
Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung : Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya.
Rini, J. F. (2002). Konsep Diri, (online), (e-psikologi.com diakses Januari 2007).
Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Schneiders, A. A. (1964). Personal Adjusment and Mental Health. New York :
Rinehart and Winston.
Simon, I. M. (2006). Perbedaan Konsep Diri Siswa SLTP Immanuel Batu yang
Tinggal Di Rumah dan yang Tinggal di Panti Asuhan. Jurnal PsikoEdukasi, 4, 15-27.
Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Surakhmad, W. (1980). Psikologi Pemuda : Sebuah Pengantar dalam
Perkembangan Pribadi dan Interaksi Sosialnya. Bandung : Jemmars.
Yuwono, S. Korban Kekerasan dan Sikap Kerjanya Kelak, (online), (ums.ac.id
diakses Agustus 2007).
Vembrianto. (1993). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Item Skala Konsep Diri
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or
used in the analysis.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
40
0
40
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.934
N of Items
84
%
100.0
.0
100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item-Total Statistics
KD1
KD2
KD3
KD4
KD5
KD6
KD7
KD8
KD9
KD10
KD11
KD12
KD13
KD14
KD15
KD16
KD17
KD18
KD19
KD20
KD21
KD22
KD23
KD24
KD25
KD26
KD27
KD28
KD29
KD30
KD31
KD32
KD33
KD34
KD35
KD36
KD37
KD38
KD39
KD40
KD41
KD42
KD43
KD44
KD45
KD46
KD47
KD48
KD49
KD50
KD51
KD52
KD53
KD54
KD55
KD56
KD57
KD58
KD59
KD60
KD61
KD62
KD63
KD64
KD65
KD66
KD67
KD68
KD69
KD70
KD71
KD72
KD73
KD74
KD75
KD76
KD77
KD78
KD79
Scale Mean if
Item Deleted
259.50
259.40
259.55
259.05
259.22
259.75
259.17
259.85
259.75
259.65
259.60
259.55
259.47
260.05
259.67
259.00
259.45
259.00
259.57
259.27
259.72
259.47
259.62
259.52
259.42
259.75
259.47
259.45
259.35
259.32
259.87
259.82
259.72
259.47
259.95
259.42
259.80
259.42
259.65
259.77
259.90
259.45
259.60
259.42
259.55
259.27
259.47
259.97
259.67
259.52
259.80
259.60
259.40
259.75
259.25
259.62
259.37
260.12
259.77
259.90
259.32
259.60
259.75
259.45
259.55
259.37
259.37
259.75
259.82
259.45
259.65
259.57
259.65
259.50
260.02
259.52
259.60
259.82
260.00
Scale
Variance if
Item Deleted
561.795
573.579
571.587
575.433
572.230
569.167
573.635
577.618
559.115
573.003
565.887
562.408
570.461
572.459
569.097
569.128
563.946
569.949
571.276
566.461
564.769
565.999
571.163
568.666
557.943
569.167
575.487
570.459
575.618
563.866
571.702
560.661
567.230
573.128
579.177
558.251
564.369
574.661
559.208
569.307
568.195
571.690
566.400
565.687
568.203
563.897
565.230
560.179
567.404
569.538
575.959
565.938
565.631
580.449
569.013
559.984
566.240
573.907
567.461
569.579
558.584
567.426
559.269
569.946
574.869
572.292
566.651
560.397
566.815
568.203
569.772
565.635
568.079
573.026
573.051
561.846
570.246
561.174
566.564
Corrected
Item-Total
Correlation
.530
.199
.342
.247
.334
.297
.310
.086
.539
.230
.471
.529
.333
.207
.305
.410
.390
.453
.240
.426
.487
.509
.294
.360
.548
.255
.173
.350
.181
.441
.243
.537
.437
.182
.047
.583
.408
.222
.583
.351
.258
.333
.521
.446
.432
.455
.448
.532
.431
.354
.145
.443
.468
.013
.393
.604
.504
.138
.350
.296
.636
.378
.581
.430
.161
.320
.490
.527
.459
.550
.395
.357
.326
.195
.178
.564
.460
.465
.416
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.932
.934
.933
.934
.933
.933
.933
.935
.932
.934
.933
.932
.933
.934
.933
.933
.933
.933
.934
.933
.933
.933
.933
.933
.932
.934
.934
.933
.934
.933
.934
.932
.933
.934
.935
.932
.933
.934
.932
.933
.934
.933
.933
.933
.933
.933
.933
.932
.933
.933
.934
.933
.933
.935
.933
.932
.933
.935
.933
.933
.932
.933
.932
.933
.934
.933
.933
.932
.933
.933
.933
.933
.933
.934
.934
.932
.933
.933
.933
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Item Skala Konsep Diri yang lolos
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or
used in the analysis.
Tukey's test for nonadditivity is undefined for dichotomous data.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
40
0
40
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
%
100.0
.0
100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item-Total Statistics
KD1
KD3
KD5
KD6
KD9
KD11
KD12
KD13
KD16
KD17
KD18
KD20
KD21
KD23
KD24
KD26
KD28
KD30
KD32
KD33
KD36
KD37
KD39
KD40
KD41
KD42
KD43
KD44
KD45
KD46
KD47
KD48
KD50
KD56
KD59
KD60
KD61
KD62
KD63
KD66
KD67
KD69
KD71
KD72
KD73
KD76
KD77
KD78
KD79
KD80
KD81
KD83
Scale Mean if
Item Deleted
159.43
159.48
159.15
159.68
159.68
159.53
159.48
159.40
158.93
159.38
158.93
159.20
159.65
159.55
159.45
159.68
159.38
159.25
159.75
159.65
159.35
159.73
159.57
159.70
159.82
159.38
159.53
159.35
159.48
159.20
159.40
159.90
159.45
159.55
159.70
159.82
159.25
159.53
159.68
159.30
159.30
159.75
159.57
159.50
159.57
159.45
159.53
159.75
159.93
159.50
159.68
159.10
Scale
Variance if
Item Deleted
283.738
292.974
291.721
287.302
281.712
286.358
285.589
288.656
287.866
284.856
289.558
285.908
284.797
291.177
289.741
290.481
289.728
284.962
281.577
287.721
280.746
287.128
280.199
289.703
289.020
290.240
287.025
285.413
287.846
283.344
287.733
284.349
290.305
280.818
287.959
288.815
280.910
285.999
280.789
291.651
287.036
287.782
289.635
287.641
287.687
283.433
289.999
284.808
287.046
288.051
285.302
291.990
Corrected
Item-Total
Correlation
.527
.225
.304
.355
.541
.482
.469
.388
.463
.399
.453
.472
.531
.258
.311
.202
.357
.447
.587
.430
.598
.349
.647
.322
.230
.359
.520
.490
.452
.526
.382
.464
.305
.672
.340
.310
.658
.446
.624
.297
.497
.436
.383
.313
.341
.577
.446
.409
.417
.324
.471
.246
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.922
.924
.924
.923
.922
.922
.922
.923
.923
.923
.923
.922
.922
.924
.924
.925
.923
.923
.921
.923
.921
.923
.921
.924
.925
.923
.922
.922
.923
.922
.923
.922
.924
.921
.923
.924
.921
.923
.921
.924
.922
.923
.923
.924
.924
.921
.923
.923
.923
.924
.922
.924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Item Skala Penyesuaian Sosial
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or
used in the analysis.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
40
0
40
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.844
N of Items
74
%
100.0
.0
100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item-Total Statistics
PS1
PS2
PS3
PS4
PS5
PS6
PS7
PS8
PS9
PS10
PS11
PS12
PS13
PS14
PS15
PS16
PS17
PS18
PS19
PS20
PS21
PS22
PS23
PS24
PS25
PS26
PS27
PS28
PS29
PS30
PS31
PS32
PS33
PS34
PS35
PS36
PS37
PS38
PS39
PS40
PS41
PS42
PS43
PS44
PS45
PS46
PS47
PS48
PS49
PS50
PS51
PS52
PS53
PS54
PS55
PS56
PS57
PS58
PS59
PS60
PS61
PS62
PS63
PS64
PS65
PS66
PS67
PS68
PS69
PS70
PS71
PS72
PS73
PS74
Scale Mean if
Item Deleted
218.75
218.80
219.55
218.85
218.95
218.88
219.23
218.80
220.08
219.58
219.13
219.05
219.13
218.83
219.03
218.73
219.00
218.95
219.35
219.23
218.65
218.70
219.73
219.10
218.98
219.80
219.23
219.23
219.18
219.10
219.18
219.20
219.00
218.88
219.05
219.28
219.28
218.95
218.85
218.95
219.53
219.13
219.15
219.13
219.30
219.05
219.10
218.63
219.80
218.90
219.10
219.13
218.95
220.05
219.03
218.80
219.83
219.50
219.18
218.95
218.83
218.95
219.05
219.75
219.20
219.78
219.55
219.98
219.23
219.65
219.00
219.23
219.63
218.65
Scale
Variance if
Item Deleted
238.449
240.164
232.613
235.208
235.074
228.266
240.179
236.113
245.046
246.148
229.804
235.433
243.599
239.635
235.512
237.589
241.641
234.459
242.900
240.692
233.823
235.395
246.102
228.605
236.384
234.215
238.846
235.769
240.251
235.169
233.430
229.703
233.333
231.548
234.459
237.333
236.153
240.254
232.951
236.254
234.461
229.292
240.233
232.881
245.446
230.767
237.938
232.189
248.318
233.272
238.913
236.215
235.690
240.562
235.307
236.164
244.097
230.308
236.712
236.921
230.866
237.485
233.536
241.885
234.728
250.281
232.100
236.128
232.384
245.874
230.359
234.128
241.369
237.977
Corrected
Item-Total
Correlation
.219
.127
.372
.272
.339
.642
.078
.353
-.112
-.138
.577
.328
-.059
.158
.338
.228
.044
.277
-.024
.095
.472
.418
-.142
.654
.282
.322
.131
.365
.168
.359
.430
.493
.438
.406
.466
.282
.253
.077
.505
.324
.266
.545
.126
.489
-.144
.405
.164
.525
-.270
.341
.171
.217
.330
.066
.309
.350
-.075
.451
.216
.313
.444
.309
.358
.006
.336
-.298
.377
.238
.456
-.134
.525
.308
.022
.224
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.843
.844
.840
.842
.841
.836
.845
.841
.849
.851
.837
.841
.847
.843
.841
.842
.845
.842
.846
.844
.839
.840
.850
.836
.842
.841
.844
.841
.843
.841
.839
.838
.839
.839
.840
.842
.842
.845
.839
.841
.842
.837
.844
.839
.848
.839
.844
.838
.850
.840
.843
.843
.841
.845
.841
.841
.848
.838
.843
.841
.839
.842
.840
.847
.841
.852
.840
.842
.839
.850
.838
.841
.847
.843
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Item Skala Penyesuaian Sosial yang lolos
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or
used in the analysis.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
40
0
40
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.876
N of Items
30
%
100.0
.0
100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item-Total Statistics
PS3
PS4
PS5
PS6
PS8
PS11
PS12
PS18
PS21
PS22
PS24
PS26
PS30
PS31
PS32
PS33
PS34
PS37
PS42
PS46
PS50
PS53
PS55
PS56
PS58
PS61
PS65
PS67
PS71
PS72
Scale Mean if
Item Deleted
90.45
89.75
89.85
89.78
89.70
90.03
89.95
89.85
89.55
89.60
90.00
90.70
90.00
90.07
90.10
89.90
89.78
90.17
90.03
89.95
89.80
89.85
89.92
89.70
90.40
89.73
90.10
90.45
89.90
90.12
Scale
Variance if
Item Deleted
103.638
105.321
107.105
101.358
106.523
101.666
107.690
106.438
105.126
106.349
102.513
108.215
106.205
105.148
103.938
104.913
103.410
107.020
102.794
102.613
104.677
105.823
105.610
108.062
102.810
102.820
106.554
104.049
104.092
105.497
Corrected
Item-Total
Correlation
.438
.341
.293
.682
.409
.669
.256
.249
.516
.451
.628
.176
.383
.445
.424
.466
.442
.260
.530
.454
.370
.409
.375
.280
.475
.491
.312
.396
.470
.322
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.871
.874
.874
.866
.872
.866
.875
.876
.870
.872
.867
.878
.873
.871
.872
.871
.871
.875
.869
.871
.873
.872
.873
.874
.870
.870
.874
.872
.870
.874
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Descriptives
Descriptive Statistics
N
totskor
Valid N (listwise)
40
40
Minimum
133
Maximum
193
Mean
162.70
Std. Deviation
15.517
Mean
91.95
Std. Deviation
7.114
Descriptives
Descriptive Statistics
N
totskor
Valid N (listwise)
40
40
Minimum
79
Maximum
108
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
totskor
40
Mean
91.95
Std. Deviation
7.114
Minimum
79
Maximum
108
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
totskor
40
91.95
7.114
.084
.069
-.084
.529
.942
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
totskor
40
Mean
162.70
Std. Deviation
15.517
Minimum
133
Maximum
193
Page 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
totskor
40
162.70
15.517
.059
.051
-.059
.373
.999
Summarize
Case Processing Summarya
Included
N
Percent
totskor
40
100.0%
a. Limited to first 100 cases.
Cases
Excluded
N
Percent
0
.0%
Total
N
40
Percent
100.0%
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summariesa
totskor
1
166
2
174
3
172
4
177
5
188
6
170
7
193
8
136
9
161
10
133
11
165
12
165
13
159
14
178
15
150
16
153
17
181
18
187
19
179
20
143
21
151
22
161
23
147
24
167
25
146
26
157
27
181
28
158
29
171
30
157
31
166
32
156
33
186
34
173
35
170
36
137
37
148
38
152
39
136
40
158
Total
N
40
a. Limited to first 100 cases.
Summarize
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Processing Summarya
Included
N
Percent
totskor
40
100.0%
a. Limited to first 100 cases.
Cases
Excluded
N
Percent
0
.0%
Total
N
40
Percent
100.0%
Case Summariesa
totskor
1
103
2
94
3
93
4
86
5
100
6
96
7
102
8
88
9
79
10
82
11
92
12
91
13
94
14
89
15
82
16
91
17
108
18
102
19
89
20
89
21
98
22
98
23
79
24
85
25
93
26
80
27
99
28
92
29
93
30
88
31
97
32
86
33
102
34
87
35
95
36
93
37
95
38
94
39
80
40
94
Total
N
40
a. Limited to first 100 cases.
Page 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Regression
Descriptive Statistics
Mean
91.95
162.70
P.Sosial
K.Diri
Std. Deviation
7.114
15.517
N
40
40
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
P.Sosial
K.Diri
P.Sosial
K.Diri
P.Sosial
K.Diri
P.Sosial
1.000
.547
.
.000
40
40
K.Diri
.547
1.000
.000
.
40
40
Variables Entered/Removedb
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
K.Diria
.
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: P.Sosial
Method
Enter
Model Summaryb
Model
R
R Square
1
.547a
.299
a. Predictors: (Constant), K.Diri
b. Dependent Variable: P.Sosial
Adjusted R
Square
.281
Std. Error of
the Estimate
6.034
ANOVAb
Sum of
Squares
Regression
590.305
Residual
1383.595
Total
1973.900
a. Predictors: (Constant), K.Diri
b. Dependent Variable: P.Sosial
Model
1
df
1
38
39
Mean Square
590.305
36.410
F
16.213
Sig.
.000a
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
Std. Error
1
(Constant)
51.157
10.176
K.Diri
.251
.062
a. Dependent Variable: P.Sosial
Standardized
Coefficients
Beta
.547
t
5.027
4.026
Sig.
.000
.000
Page 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Casewise Diagnosticsa
Case Number
Std. Residual
1
1.694
2
-.130
3
-.212
4
-1.580
5
.283
6
.368
7
.407
8
.455
9
-2.075
10
-.415
11
-.087
12
-.253
13
.493
14
-1.125
15
-1.121
16
.246
17
1.899
18
.656
19
-1.166
20
.330
21
1.489
22
1.073
23
-1.494
24
-1.330
25
.868
26
-1.744
27
.408
28
.204
29
-.171
30
-.418
31
.700
32
-.708
33
.697
34
-1.248
35
.202
36
1.242
37
1.116
38
.784
39
-.871
40
.535
a. Dependent Variable: P.Sosial
P.Sosial
103
94
93
86
100
96
102
88
79
82
92
91
94
89
82
91
108
102
89
89
98
98
79
85
93
80
99
92
93
88
97
86
102
87
95
93
95
94
80
94
Predicted
Value
92.78
94.78
94.28
95.54
98.29
93.78
99.55
85.26
91.52
84.50
92.53
92.53
91.02
95.79
88.77
89.52
96.54
98.04
96.04
87.01
89.02
91.52
88.01
93.03
87.76
90.52
96.54
90.77
94.03
90.52
92.78
90.27
97.79
94.53
93.78
85.51
88.26
89.27
85.26
90.77
Residual
10.223
-.783
-1.282
-9.535
1.707
2.220
2.453
2.744
-12.524
-2.503
-.527
-1.527
2.978
-6.786
-6.766
1.482
11.462
3.957
-7.037
1.989
8.983
6.476
-9.014
-8.028
5.237
-10.521
2.462
1.228
-1.031
-2.521
4.223
-4.270
4.208
-7.532
1.220
7.494
6.736
4.733
-5.256
3.228
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Residuals Statisticsa
Minimum
Predicted Value
84.50
Std. Predicted Value
-1.914
Standard Error of
.960
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
84.72
Residual
-12.524
Std. Residual
-2.075
Stud. Residual
-2.102
Deleted Residual
-12.849
Stud. Deleted Residual
-2.207
Mahal. Distance
.012
Cook's Distance
.000
Centered Leverage Value
.000
a. Dependent Variable: P.Sosial
Maximum
99.55
1.953
Mean
91.95
.000
Std. Deviation
3.891
1.000
N
2.114
1.304
.351
40
99.20
11.462
1.899
1.960
12.202
2.040
3.813
.124
.098
91.92
.000
.000
.002
.027
-.001
.975
.024
.025
3.871
5.956
.987
1.010
6.240
1.029
1.106
.027
.028
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: P.Sosial
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scatterplot
Regression Studentized Deleted (Press)
Residual
Dependent Variable: P.Sosial
4
2
0
-2
-4
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Page 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scatterplot
Dependent Variable: P.Sosial
Regression Standardized Predicted...
2
1
0
-1
-2
80
90
100
110
P.Sosial
Page 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download