PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL MAHASISWA PAPUA YANG KULIAH DI YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Ladyane Agustin NIM : 029114095 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTTO Kau harus menjadi dirimu sendiri. Bersikaplah sangat jujur tentang siapa dan apa dirimu. Dan jika orang masih menyukaimu, itu bagus. Jika mereka tidak menyukaimu, itu masalah mereka Sting Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai dicintai karena diri kita sendiri, atau tepatnya, dicintai seperti apa pun diri kita Viktor Hugo Bila kita benar-benar mencintai dan menerima serta mengakui diri kita apa adanya, maka semua dalam kehidupan ini akan berhasil Louise Hay Hidup adalah anugerah, terimalah Hidup adalah tantangan, hadapilah Hidup adalah pertandingan, menangkanlah Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah Hidup adalah kasih, bagikanlah Hidup adalah kesempatan, gunakanlah Hidup adalah keindahan, bersyukurlah Bertindak dan isilah hidupmu bagi kemuliaanNya iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karya sederhana ini, kupersembahkan untuk Pribadi Mulia yang menjadi Sahabat sejati dalam hidupku, Yesus Kristus sumber Iman, Pengharapan dan Kasihku dalam menghadapi segala hal...Kau yang terbaik, terindah dan termanis dalam hidupku, dan Kau alasan ku untuk hidup Allah tidak pernah berjanji bahwa tidak akan ada masalah dalam hidup, namun Dia berjanji bahwa Ia akan selalu bersama dan menyertai kita dalam melalui masalah kita..KataNya kepadaku, “Marilah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” (Matius 11: 28) Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktuNya (Pengkhotbah 3:11a) v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Papa Mamaku yang terkasih, yang telah memberikan segenap kasih dan cinta yang terbaik dalam hidupku. Kalian adalah anugrah terindah di dalam hidupku Tuhan Yesus Memberkati kalian selamanya. Sungguh indah rasanya saat ayahmu bukan dewa, melainkan manusia biasa bagimu_saat ia turun dari gunung dan kau melihatnya sebagai pria yang juga memiliki kelemahan. Dan kau tetap mencintai segenap dirinya, bukan hanya sebagai tokoh (Robin Williams) I love you Pa.. Tidak pernah cukup rasa terima kasihku bagi hatimu, keringatmu, air matamu, doamu dan beribu-ribu hal yang telah kau lakukan untukku I love you Ma... Jesus Bless You vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAKSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL MAHASISWA PAPUA YANG KULIAH DI YOGYAKARTA Ladyane Agsutin (029114095) Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta. Mahasiswa Papua sebagai perantau di Yogyakarta harus melakukan penyesuaian sosial dengan masyarakat setempat.. Penyesuaian sosial individu dapat berhasil dilakukan jika didukung oleh konsep diri yang baik. Subyek penelitian ini berjumlah 40 mahasiswa Papua yang berusia 18-21 tahun. Alat yang digunakan sebagai pengumpul data adalah skala yaitu skala Konsep Diri dan skala Penyesuaian Sosial. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berbunyi bahwa ada hubungan yang positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua. Semakin tinggi Konsep Diri, maka semakin tinggi pula Penyesuaian Sosial mahasiswa Papua. Hasil uji validitas butir skala Konsep Diri diperoleh koefisien korelasi item total yang berkisar antara 0,013-0,636. Koefisien reliabilitasnya sebesar 0,934. Uji validitas butir skala Penyesuaian Sosial menghasilkan koefisien korelasi item total yang berkisar antara -0,298-0,654. Koefisien reliabilitasnya sebesar 0,844. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Koefisien korelasinya sebesar 0,547 dengan probabilitasnya (p) 0,000 (p<0,01). Hal tersebut berarti hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua dapat diterima. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACTION RELATION BETWEEN SELF-CONCEPT AND SOCIAL ADJUSTMENTOF PAPUA STUDENTS THAT TAKE LECTUREIN YOGYAKARTA Ladyane Agustin (029114095) Psychology Faculty of Sanata Dharma University Yogyakarta This research is kind of correlation research with aim to know relation between self-concept and social adjustment of Papua students that take lecture in Yogyakarta. Papua Student as emigrate in Yogyakarta must do social adjustment with local society. Social adjustment of individual can be successfully executed if it is supported by good self-concept. This research subject amounts to 40 students Papua having age 18-21 years. Equipment applied as data compiler is scale i.e. Self-Concept and Social Adjustment Scale. Hypothesis applied in this research say that there is relationship which are positive between Self-Concepts and social adjustment of Papua student. Higher Self-Concept, hence Social Adjustment of Papua student also higher. Validity test result item of Self-Concept is obtained by total item correlation coefficient ranging from 0,013-0,636. The reliability coefficient is 0,934. Validity test item Social Adjustment Scale yields ranging total item correlation coefficient - 0,298-0,654. The reliability coefficient is 0,844. Research data process by using Product Moment of Pearson correlation technique. Its correlation coefficient 0,547 with the probability (p) o,oo (p<0,01 ). The means hypothesis expressing that there is positive relationship between self-concepts and social adjustment of Papua student is acceptable. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang karena kasih karunia dan kemurahanNyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan oleh pertolongan serta penyertaan Roh Kudus senantiasa, yang telah memampukan penulis dalam menjalani perkuliahan selama di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Penulis sangat menyadari bahwa selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini, penulis penuh dengan keterbatasan dan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan orangorang dan komunitas yang ada di sekitar penulis, baik dukungan moril, spiritual, maupun materi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam dan penghargaan kepada : 1. ‘Bu Arie (ML. Anantasari, S. Psi, M. Si) selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. ‘Bu, makasih banyak untuk semua bantuan, masukan dan dukungan yang tidak pernah berhenti kepada penulis, meskipun di tengah begitu banyak kesibukan, Ibu tetap bersedia mendampingi penulis selama waktu pembimbingan skripsi yang cukup panjang. Semoga Tuhan memberkati Ibu sekeluarga. 2. Bpk. Eddy Suhartanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi USD, atas bantuan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis selama menjalani masa studi. Trima kasih juga karena telah menjadi dosen penguji yang sangat mendukung penulis dengan memberikan masukan dalam perbaikan skripsi. 3. ‘Bu Agnes selaku dosen penguji skripsi, karena telah menjadi dosen penguji yang sangat mendukung penulis dalam menyempurnakan skripsi ini. Makasih ya ‘Bu.. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Para dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan membekali penulis dengan berbagai ilmu Psikologi sebagai bekal dalam menjalani masa yang akan datang. 5. Papa ‘n Mama terkasih, T. Karel Tania dan L. Levina Dimalouw, untuk segala kasih sayang, dukungan dan pengorbanan yang dilimpahkan kepada penulis, baik dalam dukungan doa, perhatian maupun materi. Kedua kakakku tersayang, Cici Grace ‘n Koko Gerald atas semua perhatian dan kasih sayang yang tercurah untuk penulis. Thanx a lot...GBU ALL.. 6. Keluarga besar Tania dan Dimalouw di manapun berada, atas segala perhatian dan dukungan kepada penulis selama ini. Special thanx to ‘Ama’ nenekku tercinta yang telah mengasihi dan mendoakan penulis selama ini. GBU ALL.. 7. Sodaraku Berto yang sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian. Thanx a lot ‘bro..Semoga Tuhan memberkatimu dalam setiap pelayananmu dan juga studimu. Thanx juga buat Jack, yang juga telah banyak membantu dalam penelitian ini, God Bless u ‘bro..Tak lupa my sister ‘Noni’ yang cantik tapi tomboy, thanx untuk bantuannya dalam banyak hal, selama pengeditan skripsi ini..GBU Sista.. 8. Brother ‘n sister di “Impact”, thanq untuk semua doa dan dukungan yang besar bagi penulis. Keep on fire guys, “nyatakan kemuliaan dan kasihNya dalam setiap langkahmu“ Jesus Bless Us... 9. Sahabat-sahabat terbaikku Eyen ‘n Ty atas persahabatan ‘n semua kebersamaan yang indah. Thanx untuk bantuan, dukungan dan perhatian kalian bagi penulis, banyak hal yang telah penulis belajar dari kebersamaan kita selama ini, thanq sista. Wish u all the best...GBU 10. Donat, Ei, Ira, yang selama ini telah banyak membantu dan mendukung penulis, ‘n temen-temen PSF ‘Angel Voice’, thanq untuk semua keceriaan dan kebersamaannya. Good luck ya...GBU xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Pace Mace di Asrama Serui, Asrama Manokwari dan semua anak-anak Papua yang telah bersedia membantu penulis dalam penelitian ini. GBU... 12. Guru Sekolah Minggu GKJ Sawokembar terutama K’Vj, K’Ika, Shenly, M’Wita, M’Neni, dan Miss Purple M’Dian (‘Dian Group’ ;) ) thanx untuk semua dukungan doanya juga pengertiannya selama penulis melakukan penelitian. “Jangan pernah lelah kerja di ladangnya Tuhan, Semoga Tuhan menyertai dan memberkati pelayanan kalian”. 13. P’Gie, M’Gandung, M’Muji (Mr. Beckham), M’Nani, n M’Doni untuk semua pelayanan dan bantuannya kepada penulis. Semua yang telah penulis capai hingga saat ini, tidak terlepas dari semua kerjasama dan bantuan kalian...Trima Kasih...GBU Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, oleh karena itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membaca. Yogyakarta, 27 Agustus 2007 Penulis xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................v HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................vii ABSTRAKSI ..................................................................................................... viii ABSTRACT........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR .........................................................................................x DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................5 C. Tujuan Penelitian .....................................................................................5 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................5 BAB. II LANDASAN TEORI A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri ......................................................................7 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Aspek-Aspek Konsep Diri ..................................................................8 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ..............................10 4. Karakteristik Orang yang Memiliki Konsep Diri Positif dan Negatif .............................................................................12 B. PENYESUAIAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian Sosial ..........................................................16 2. Aspek-Aspek Penyesuaian Sosial .....................................................18 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial ..................20 4. Tanda-Tanda Kemampuan Penyesuaian Sosial ................................23 C. Mahasiswa ..............................................................................................24 D. Identitas Diri Orang Papua .....................................................................26 E. Identitas Mahasiswa Papua .....................................................................29 F. Budaya Jawa ...........................................................................................30 G. Hubungan antara Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua .............................................31 H. Hipotesis .................................................................................................35 BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................................36 B. Identifikasi Variabel Penelitian ...............................................................36 C. Definisi Operasional 1. Konsep Diri .......................................................................................36 2. Penyesuaian Sosial ............................................................................37 D. Subyek Penelitian ....................................................................................39 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Metode Dan Alat Pengumpulan Data .....................................................40 F. Validitas Dan Reliabilitas .......................................................................44 G. Teknik Analisis Data ..............................................................................46 BAB. IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Pelaksanaan Uji Coba .......................................................................47 2. Hasil Uji Coba ...................................................................................48 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................51 C. Deskripsi Subyek Penelitian ...................................................................51 D. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................52 E. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi ........................................................................................55 2. Uji Hipotesis .....................................................................................56 F. Pembahasan .............................................................................................58 BAB. V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................65 B. Saran ........................................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel Penyebaran Item Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua .................................................................................42 Tabel 2. Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua ..................................................42 Tabel 3. Tabel Penyebaran Item Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua .................................................................................43 Tabel 4. Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua .......................................44 Tabel 5. Penyebaran Item Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua Setelah Uji Coba ..................................................................................49 Tabel 6. Penyebaran Item Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua Setelah Uji Coba ..................................................................................50 Tabel 7. Tabel Data Penelitian ............................................................................52 Tabel 8. Tabel Norma Kategorisasi Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial ........................................................................53 Tabel 9. Tabel Norma Kategorisasi Konsep Diri................................................54 Tabel 10. Tabel Norma Kategorisasi Penyesuaian Sosial...................................55 Tabel 11. Tabel Normalitas.................................................................................56 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Skema Alur Penelitian ......................................................................34 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah sebuah kota yang dijuluki sebagai Kota Pelajar, dimana setiap tahunnya didatangi oleh berbagai pelajar dari segala penjuru tanah air yakni dari Sabang sampai Merauke. Sebagian besar pelajar yang datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta bertujuan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi dan pada umumnya mereka di kenal dengan nama mahasiswa. Rata-rata mahasiswa strata 1 berusia antara 18 hingga 24 tahun. Dalam sudut pandang perkembangan, usia 18 hingga 21 tahun termasuk dalam masa remaja. Pedoman umum yang digunakan di Indonesia sebagai batasan usia remaja adalah umur 11 tahun hingga 24 tahun (Sarwono, 2006). Dengan demikian, mahasiswa dalam rentang usia tersebut berada dalam masa remaja. Pada masa ini, mahasiswa harus melakukan penyesuaian dalam berbagai hal yang salah satunya adalah mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan (Carballo dalam Sarwono, 2006). Proses menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya lebih dikenal dengan istilah penyesuaian sosial. Schneiders (1964) mengatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara adekuat terhadap kenyataan, situasi, dan hubungan sosial. Mahasiswa merupakan salah satu status baru yang dimiliki 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 oleh sebagian remaja yang melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Dengan status yang baru, mahasiswa akan dihadapkan pada berbagai persoalan dalam pergaulan maupun studi. Persoalan pergaulan terjadi karena mahasiswa akan bertemu dengan teman-teman yang baru dan memulai hubungan-hubungan baru yang lebih matang, sedangkan persoalan studi terjadi karena mahasiswa mengalami perbedaan kurikulum antara SMU dan Perguruan Tinggi (Gunarsa & Gunarsa, 2001). Persoalan menjadi lebih banyak bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota, dalam hal ini di luar Daerah Istimewa Yogyakarta yang salah satunya adalah dari Papua. Papua adalah wilayah paling timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbentuk seekor burung raksasa. Ilmu suku bangsa tidak menggolongkan penduduk asli pulau tersebut ke dalam ras Melayu seperti bangsa Indonesia pada umumnya (Boelaars, 1986). Papua dan Daerah Istimewa Yogyakarta berada dalam negara yang sama, namun memiliki cukup banyak perbedaan seperti budaya, adat istiadat, bahasa, gaya hidup maupun nilai-nilai kehidupan lainnya karena didasari oleh perbedaan ras diantara keduanya. Perbedaan-perbedaan tersebut akan menjadi benturan dalam interaksinya dengan masyarakat jika mahasiswa Papua tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya di Yogyakarta. Berdasarkan pengamatan peneliti, sebagian mahasiswa Papua belum mampu menyesuaikan dengan baik terhadap kehidupan masyarakat Yogyakarta dan norma yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 berlaku dalam masyarakat. Mahasiswa Papua yang demikian akan menerima respon yang buruk bahkan penolakan dari masyarakat. Beberapa kasus pertikaian pernah terjadi antara mahasiswa Papua dengan masyarakat Yogyakarta maupun dengan mahasiswa dari daerah lain. Peneliti melihat bahwa hal tersebut dipicu oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah ketidakmampuan mahasiswa Papua untuk menyesuaikan diri dan berbaur dengan masyarakat setempat sehingga mudah terjadi kesalahpahaman. Dalam hal ini, mahasiswa Papua sebagai perantau dituntut untuk melakukan usaha yang lebih banyak sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik dan diterima oleh lingkungan sosial setempat. Penyesuaian sosialpun menjadi hal yang penting untuk diperhatikan sehingga tidak terjadi lagi pertikaian di antara mahasiswa Papua dan masyarakat setempat karena benturan kebiasaan dan budaya. Persoalan mahasiswa baru Papua pun meluas bukan hanya dalam pergaulan dan studi di Perguruan Tinggi, tetapi juga penyesuaian dengan lingkungan sosial setempat. Usaha seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dapat berhasil dan juga gagal, begitu juga dengan mahasiswa Papua. Bernard dan Huckins (dalam Purwaningsih, 1989) mengemukakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain adalah kepribadian, jenis kelamin, dan inteligensi. Faktor yang akan diuraikan lebih jauh adalah faktor kepribadian atau lebih tepatnya inti dari pola kepribadian yaitu konsep diri (Hurlock, 1980). Konsep diri menjadi hal yang penting untuk dibahas lebih lanjut karena konsep diri merupakan merupakan kerangka acuan bagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan (Fitts, dalam Agustiani 2006). Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seseorang mengenai dirinya dan selalu berpengaruh terhadap tingkah lakunya serta menjadi dasar terbentuknya mekanisme penyesuaian tertentu (Surakhmad, 1980). Konsep diri biasanya bertambah stabil dalam periode masa remaja dan memungkinkan remaja memandang diri dalam cara yang konsisten (Hurlock, 1980). Remaja yang matang lebih awal mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik (Hurlock, 1980). Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Mu’tadin (2002) bahwa untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka seseorang harus diajarkan sejak anak-anak untuk lebih memahami dirinya sendiri baik kekurangan maupun kelebihannya agar ia mampu mengendalikan dirinya dan berlaku secara wajar dan normatif. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri mempunyai keterkaitan dengan penyesuaian diri seseorang, khususnya dalam hal ini adalah penyesuaian sosial (www.e-psikologi.com). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan konsep diri dengan penyesuaian sosial mahasiswa Papua. Subyek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari Papua dan sedang kuliah di Yogyakarta. Peneliti sengaja memilih subyek dari Papua karena peneliti melihat bahwa banyak perbedaan antara Papua dan Yogyakarta dalam hal budaya, adat istiadat, bahasa, gaya hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 maupun nilai-nilai kehidupan lainnya. Perbedaan yang ada tentu saja menuntut kemampuan yang baik dalam menyesuaikan diri sebagai pendatang di Yogyakarta yang harus berinteraksi dengan masyarakat setempat sehingga mahasiswa Papua dapat diterima dengan baik sebagai anggota masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah apakah ada hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan dalam bidang Psikologi Perkembangan, terutama dalam hal konsep diri dan hubungannya dengan penyesuaian sosial remaja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pendidik Apabila terbukti, penelitian ini akan berguna bagi para pendidik yaitu guru dan orang tua agar dapat memahami hubungan antara konsep diri dan penyesuaian sosial dalam lingkungan masyarakat. Dalam hal ini pendidik dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam mendidik anak-anaknya. b. Bagi Mahasiswa Bagi para mahasiswa Papua khususnya, maupun remaja umumnya yang telah membaca penelitian ini, penelitian ini bermanfaat untuk memberi masukan mengenai keterkaitan antara konsep diri dan penyesuaian sosial. c. Bagi Peneliti lain Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti yang penelitiannya terkait dengan konsep diri dan penyesuaian sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. KONSEP DIRI 1. Pengertian Konsep Diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari (Agustiani, 2006). Hal tersebut memperkuat pendapat Fitts (dalam Agustiani ,2006) bahwa konsep diri merupakan aspek yang penting dalam diri seseorang, karena konsep diri merupakan kerangka acuan bagi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Joan Rais (dalam Gunarsa & Gunarsa, 1986) mengemukakan bahwa istilah konsep diri harus dibedakan dengan istilah kepribadian. Kepribadian terbentuk berdasarkan penglihatan orang lain terhadap diri individu, sedangkan konsep diri merupakan sesuatu yang ada di dalam diri individu sendiri. Dengan kata lain kepribadian adalah individu seperti orang lain melihat individu tersebut dan konsep diri adalah individu seperti individu melihat dirinya sendiri. Brooks (dalam Rakhmat, 2001) juga berpendapat yang serupa bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya sendiri. 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai penilaian menyeluruh tentang kepribadian seseorang. Konsep diri berasal dari evaluasi subyektif seseorang tentang perilakunya sendiri sehingga orang cenderung menilai secara subyektif ciri-ciri perilakunya sendiri. Hal inilah yang menyebabkan konsep diri seseorang dapat bersifat positif maupun negatif (Bruno, 1989). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, maka konsep diri dapat disimpulkan sebagai pendapat dan pandangan serta penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan dan selanjutnya akan menjadi kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. 2. Aspek-Aspek Konsep Diri Fitts (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang terkandung dalam konsep diri, yaitu : a. Diri Fisik aspek ini meliputi persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya, dan keadaan tubuhnya. b. Diri Keluarga aspek ini mencakup perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankan sebagai anggota suatu keluarga. c. Diri Pribadi aspek ini merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana individu merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat. d. Diri Moral Etik aspek ini meliputi persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut bagaimana perasaan seseorang mengenai hubungannya dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk. e. Diri Sosial aspek ini meliputi penilaian seseorang terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan beberapa aspek yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri mengandung aspek diri fisik, diri keluarga, diri pribadi, diri moral etik, dan diri sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Menurut Hurlock (1980), pembentukan konsep diri pada masa remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : a. Usia Kematangan Remaja yang matang lebih awal dan diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan matang. b. Hubungan Keluarga Hubungan yang erat dengan keluarga akan membuat remaja lebih mudah untuk mengembangkan pola kepribadiannya melalui identifikasi dengan anggota keluarga tersebut. Remaja dapat mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis kelaminnya, bila ia berhubungan erat dengan anggota keluarga yang sesama jenis. c. Penampilan Diri Keadaan fisik merupakan hal yang sangat penting bagi remaja. Cacat fisik menjadi sumber yang memalukan dan menimbulkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik akan memberikan penilaian yang menyenangkan dan menambah dukungan sosial. d. Nama dan Julukan Julukan yang diberikan teman-teman mempengaruhi konsep diri seseorang. Julukan seperti si bodoh, ladang jerawat, dan sebagainya yang bernada ejekan akan mempengaruhi konsep diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 e. Teman-Teman Sebaya Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan tentang konsep teman-teman terhadap dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri kepribadian yang diakui kelompok. f. Kepatutan Seks Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu membentuk konsep diri. g. Cita-Cita Cita-cita yang tidak realistik membuatnya mengalami kegagalan dan menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Sebaliknya, cita-cita yang realistik cenderung mengalami keberhasilan sehingga membuatnya percaya diri. h. Kreativitas Remaja yang sejak kanak-kanak didorong untuk mengembangkan kreativitasnya membuatnya mampu mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang berpengaruh baik terhadap konsep dirinya. Berdasarkan faktor yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah usia kematangan, hubungan keluarga, penampilan diri, nama dan julukan, teman-teman sebaya, kepatutan seks, cita-cita, dan kreativitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 4. Karakteristik Orang Yang Memiliki Konsep Diri Positif dan Negatif Hamachek (dalam Rakhmat, 2001) mengungkapkan bahwa karakteristik orang yang memiliki konsep diri positif yaitu : a. Meyakini betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. Ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsipprinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan bahwa ia salah. b. Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya. c. Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi diwaktu yang lalu, dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang. d. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran. e. Merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya. f. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 g. Dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah. h. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya. i. Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula. j. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu. k. Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, terutama pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain. Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2001) mengemukakan bahwa orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu : a. Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah b. Merasa setara dengan orang lain c. Menerima pujian tanpa rasa malu d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Seseorang dengan konsep diri positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, termasuk kegagalan yang dialaminya. Kegagalan dipandang sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang yang memiliki konsep diri positif juga mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan datang (Rini, (2002) www.e-psikologi.com). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa individu dengan konsep diri positif memiliki karakteristik sebagai individu yang memiliki keyakinan pada kemampuan dan prinsip yang kuat namun mau memperbaiki diri bila memang ada kesalahan, bersikap obyektif dalam menanggapi berbagai hal, bersifat terbuka untuk mengakui perasaannya dan peka terhadap lingkungan sekitarnya serta mampu menikmati segala kegiatan yang dijalani. Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri yang negatif merupakan individu yang meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apa-apa, tidak berkompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Orang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 demikian tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, melainkan sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif akan dengan mudah menyerah sebelum berperang dan ketika gagal akan ada dua pihak yang disalahkan, baik dirinya sendiri ataupun orang lain (Rini, (2002) www.e- psikologi.com). Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Hurlock (1996) mengenai ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri negatif bahwa orang yang demikian akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Orang dengan konsep diri negatif menjadi individu yang masih ragu dan kurang pecaya diri sehingga menumbuhkan penyesuaian diri yang buruk, baik secara pribadi maupun sosial. Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2001) juga mengemukakan bahwa orang dengan konsep diri yang negatif memiliki tanda-tanda sebagai berikut : a. Peka terhadap kritik yang diterimanya. Ia mudah marah karena koreksi seringkali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya b. Sangat responsif terhadap pujian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, ia cenderung bersikap hiperkritis yakni selalu mengeluh, mencela, maupun meremehkan apapun dan siapapun dan tidak sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan terhadap kelebihan orang lain. c. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan dan menganggap orang lain sebagai musuh, sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Ia tidak akan pernah mempersalahkan dirinya, melainkan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak beres. d. Pesimis terhadap kompetisi dan enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa individu dengan konsep diri negatif memiliki karakteristik sebagai individu yang merasa lemah dan tidak berdaya sehingga cenderung pesimis dan mudah menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Individu juga menjadi rendah diri dan kurang percaya diri karena merasa dirinya tidak menarik dan merasa ditolak oleh orang di sekitarnya sehingga individu mudah tersinggung saat menerima kritikan. B. PENYESUAIAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Kartono (1985) berpendapat bahwa penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya, dimana individu mengidentifikasikan dirinya. Seseorang dipandang memiliki penyesuaian sosial yang baik jika ia memiliki keterampilan sosial dan kemampuan berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman ataupun orang yang tidak dikenalnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Schneiders (1964) juga mengemukakan bahwa penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif terhadap kenyataan, situasi, dan hubungan sosial. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan jika individu menghormati hak-hak orang lain, belajar bergaul dengan baik, mengembangkan persahabatan dan berpartisipasi dalam aktivitasaktivitas sosial. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial merupakan kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif terhadap kenyataan, situasi, dan hubungan sosial di lingkungan hidupnya yakni dengan orang lain maupun kelompok dimana individu mengidentifikasikan dirinya, yang dapat dilakukan dengan cara menghormati hak-hak orang lain, belajar bergaul dengan baik, mengembangkan persahabatan dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 2. Aspek-Aspek Penyesuaian Sosial Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman maupun orang yang tidak dikenal sehingga orang lain bersikap menyenangkan kepada mereka. Beberapa aspek yang terdapat dalam penyesuaian sosial antara lain (Hurlock, 1988) : a. Penampilan Nyata Penampilan fisik merupakan suatu modal dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya. Individu yang berpenampilan fisik menarik memiliki potensi yang menguntungkan seperti kemudahan dalam berteman. Hal ini terjadi karena individu yang berpenampilan menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai lebih positif oleh orang lain dibanding teman-temannya yang kurang menarik. Hal ini memungkinkan individu yang berpenampilan menarik untuk lebih berbahagia dan lebih mudah menyesuaikan diri (Hurlock, 1980). Pendapat lain yang mendukung dikemukakan oleh Mappiare (1982) menyatakan bahwa remaja menyadari bahwa penerimaan sosial sangat dipengaruhi oleh kesan keseluruhan yang ditampakkan oleh si remaja kepada sekitarnya baik penampilan fisik seperti bentuk tubuh, tampang, pakaian dan perhiasan maupun perilaku sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 b. Penyesuaian Diri terhadap berbagai kelompok Penyesuaian diri pada dasarnya bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dan menyenangkan antara diri individu dengan lingkungannya. Tujuan ini dapat dicapai ketika individu mampu memenuhi tuntutan lingkungan sehingga memiliki hubungan yang harmonis antara individu dengan kelompok di mana individu berada (Mu’tadin, (2002) www.e-psikologi.com). Dalam hal ini individu lebih banyak mengabaikan kepentingan pribadi demi kepentingan kelompok sehingga terjadi hubungan yang lebih sesuai dan menyenangkan antara diri individu dengan kelompok. c. Sikap Sosial Sikap sosial ini berupa sikap yang baik dan menyenangkan terhadap orang lain dan berpartisipasi sosial serta memiliki peran dalam kelompok sosial. Individu yang memiliki kesempatan luas untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial akan memiliki wawasan sosial yang baik, dan hal ini membuat individu dapat menilai lingkungan sosialnya dengan lebih baik sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial semakin baik (Hurlock, 1980). Keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri ditentukan oleh minatnya untuk melibatkan diri dan menyatu dengan orang lain, dan adanya rasa memiliki dan menyatu dengan lingkungan (Agustiani, 2006). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 d. Kepuasan Pribadi Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik secara sosial akan memiliki kepuasan terhadap kontak sosialnya dan peran yang dimilikinya dalam situasi sosial. Prestasi yang baik dapat memberi kepuasan bagi individu serta menimbulkan harga diri yang tinggi, dan harga diri yang tinggi sangat mendukung individu dalam menyesuaikan diri. Sebaliknya individu yang tidak puas pada diri sendiri cenderung mempunyai sikap-sikap menolak dirinya sehingga ia tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik (Hurlock, 1980). Berdasarkan aspek-aspek yang diuraikan di atas, maka disimpulkan bahwa penyesuaian sosial mengandung beberapa aspek yaitu penampilan nyata, penyesuaian diri dalam kelompok, sikap sosial, dan kepuasan pribadi. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial Menurut Hurlock (1988), penyesuaian sosial bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, sehingga banyak individu yang kurang mampu menyesuaikan diri dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Kartono, 1989) : a. Kondisi dan Konstitusi Fisiknya Faktor ini meliputi sistem persyarafan, sistem kelenjar, sistem otot dan kesehatan, untuk berinteraksi dengan lingkungan. Individu yang tidak dapat menerima kondisi fisiknya, akan menjadi kurang percaya diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 sehingga akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Hal ini terkait dengan konsep diri individu, karena individu yang tidak dapat menerima kondisi fisiknya akan memandang dirinya dengan negatif dan ia menjadi tidak percaya diri untuk berhubungan dan menjadi anggota dalam suatu kelompok. b. Konsep Diri Faktor ini meliputi persepsi, penilaian dan bagaimana reaksi individu dan terhadap dirinya yang menunjukkan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya seperti yang dilakukan terhadap dunia di luar dirinya. Konsep diri adalah aspek yang penting dalam diri individu karena merupakan kerangka acuan dalam berinterakasi dengan lingkungan (Fitts, dalam Agustiani 2006). Mappiare (1982) juga mengemukakan bahwa remaja yang memiliki penilaian diri yang kurang dan tidak menerima dirinya akan memproyeksikan penolakan diri terhadap keadaan masyarakat c. Kematangan Taraf Pertumbuhan dan Perkembangannya Kematangan yang dimaksud dalam hal ini meliputi kematangan intelektual, kematangan sosial dan moral serta kematangan emosional. Individu yang memiliki kematangan-kematangan tersebut akan mampu mengembangkan pola pikir yang lebih dewasa dalam merespon lingkungannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 d. Determinan Psikologis Faktor-faktor psikologis ini meliputi pengalaman-pengalaman, traumatrauma, situasi-situasi maupun kebiasaan yang berperan sebagai kondisi pendahulu bagi terbentuknya tingkah laku. e. Kondisi Lingkungan dan Alam Sekitar Kondisi keluarga, sekolah dan teman-teman turut berperan dalam menentukan keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri. Kondisi yang mendukung akan membantu individu untuk mencapai keberhasilan dalam menyesuaikan diri. f. Adat istiadat, Norma-norma Sosial, Kepercayaan dan Kebudayaan Faktor ini mengatur perilaku individu dalam lingkungannya, sehingga individu belajar untuk menyesuaikan diri. Individu akan berusaha menyesuaikan diri dengan adat istiadat, norma, kepercayaan dan kebudayaan agar diterima dalam lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial adalah kondisi fisik, konsep diri, kondisi lingkungan sekitar, tingkat kematangan, kondisi psikologis dan kebudayaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 4. Tanda-tanda Kemampuan Penyesuaian Sosial Cole (1963) mengemukakan beberapa tanda yang menunjukkan kemampuan dalam menyesuaikan diri, tanda-tanda tersebut antara lain : a. Tanda-tanda kemasakan emosional, antara lain berupa perilaku tidak tergantung pada orang lain, tidak sering meminta bantuan, tidak sering meminta perhatian khusus, tidak berusaha menarik perhatian, menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab dan tidak bersikap kekanak-kanakan. b. Tanda-tanda kecakapan sosial, antara lain tidak ada perasaan malu yang berlebihan, memiliki rasa percaya diri, suka berkumpul dengan teman-teman, mampu bergaul, tidak menghindari teman dari jenis kelamin lain dan diterima oleh teman-teman, mengikuti acara atau kegiatan di lingkungan sekitarnya, tidak secara terus-menerus merasa tidak aman atau cemas, dan rendah hati. c. Tidak memiliki kecenderungan melakukan perbuatan-perbuatan untuk menarik perhatian, antara lain tidak berusaha mentraktir teman-teman agar disukai, menolong teman bila memang dibutuhkan, tidak berlebihan dalam sopan santun dan rasa hormat, tidak selalu menyetujui semua yang dikatakan oleh orang lain, tidak suka membual dengan hal-hal yang berlebihan, bisa menerima kritik, tidak cenderung membenarkan diri sendiri, dan tidak suka pamer. d. Tanda-tanda kenormalan emosi, antara lain tidak mudah tenggelam dalam lamunan, mau berpartisipasi di kelas, tidak selalu sedih, lesu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 dan murung, tidak mudah sakit hati, tidak peka yang berlebihan terhadap gangguan, dan tidak terlalu khawatir. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan dalam menyesuaikan diri secara umum ditandai dengan adanya kematangan emosional, kecakapan sosial, serta memiliki perilaku yang sewajarnya dan emosi yang normal. C. MAHASISWA Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi (Hoetomo, 2005). Para pelajar yang beruntung akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah menjalani pendidikan sejak TK, SD, SMP, dan SMU. Kartono (1985) memandang mahasiswa dalam beberapa sudut pandang, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mahasiswa adalah manusia dalam masa perkembangan. Masa perkembangan pada mahasiswa sangat berkaitan erat dengan masa remaja, meskipun tidak semua mahasiswa masih bisa digolongkan ke dalam masa remaja. Masa remaja maupun masa menjadi mahasiswa merupakan masa yang penuh tantangan dan kesukaran, yang menuntut mereka menentukan sikap dan pilihan serta menuntut kemampuan menyesuaikan diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 2. Mahasiswa adalah anggota masyarakat Mahasiswa sebagai anggota masyarakat memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu : a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di Perguruan tinggi. b. Dengan kesempatan di atas diharapkan nantinya akan bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja. c. Diharapkan menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi. d. Dengan pembinaan di Perguruan tinggi diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga kerja yang profesional. 3. Mahasiswa adalah manusia yang berpribadi Pembinaan kemampuan dan keterampilan sebagai pemimpin dan manusia cerdas yang terus belajar tidak akan lengkap jika tidak disertai dengan pembinaan pribadi. Pribadi yang dituju adalah pribadi yang harmonis, integral dan bulat, sehat dan seimbang, serta pribadi yang mandiri dan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Berdasarkan beberapa sudut pandang tentang mahasiswa, maka dapat didefinisikan bahwa mahasiswa merupakan remaja yang sedang menjalani pendidikan di perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri dalam memenuhi harapan masyarakat dan menjalani perannya sebagai anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 D. IDENTITAS DIRI ORANG PAPUA Secara garis besar, penduduk Papua (Irian Jaya) terdiri atas kelompok penduduk asli dan penduduk pendatang/ asing. Ada beberapa suku bangsa yang merupakan penduduk asli Papua dan menempati beberapa daerah, diantaranya Mey Brat di daerah Ayamaru, Waropen di daerah Mamberamo sampai Yapen Waropen, Dani di Lembah Baliem, Nimboran dan Jagai di Merauke, Sentani di sekitar danau Sentani, Biak di Teluk Cendrawasih, dan Asmat di Merauke. Penduduk lain di Papua selain penduduk asli disebut dengan suku bangsa pendatang yang berasal dari Jawa, Sunda, Bali, Ambon, dan Makassar bahkan ada yang berasal dari luar negeri seperti Australia, Amerika, serta Eropa (Profil Propinsi Republik Indonesia : Irian, 1992). Seiring dengan masuknya pendatang dari luar Papua, maka kebudayaan Papua pun semakin berkembang. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan dari luar mulai merasuki Papua (Irian Jaya), dan membawa perubahan dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang ada. Kehidupan orang Papua menjadi lebih teratur dan terarah, terutama dengan masuknya agamaagama besar ke Papua (Irian Jaya). Perubahan-perubahan terjadi dalam berbagai segi kehidupan, baik bidang ekonomi, teknologi maupun kebiasaan hidup mereka yang nomaden menjadi permanen (Profil Propinsi Republik Indonesia : Irian, 1992). Boelaars (1986) mengemukakan bahwa orang Papua (Irian Jaya) terdiri dari berbagai suku yang memiliki nilai-nilai dan kebiasaan yang berbeda, namun ada sikap dasar yang dimiliki oleh semua suku sebagai orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Papua. Orang Papua (Irian Jaya) sejak masa mudanya sudah belajar untuk mencari makanannya sendiri, walaupun ia sudah mendapatkannya di rumah. Ia tumbuh menjadi orang yang tidak bergantung pada orang lain serta hanya percaya dan yakin pada kemampuannya sendiri. Kehidupan masyarakat sehari-hari tidak banyak dijiwai oleh nilai gotong royong dan tolong-menolong, karena sifat masyarakat sendiri dan struktur dari hubungan-hubungan sosial pada dasarnya tidak sangat membutuhkan aktivitas gotong royong dan tolong-menolong secara besarbesaran. Suatu pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja biasanya dikerjakan bersama-sama dengan orang-orang yang masih termasuk kerabat (Profil Propinsi Republik Indonesia : Irian, 1992). Sikap individualis yang dikembangkan ini juga mengandung resiko bahwa kegagalan selalu berasal dari kesalahannya, dan orang Papua (Irian Jaya) juga menyadari bahwa ia memiliki keterbatasan. Orang Papua mau mengakui kesalahan dan kegagalannya baik secara terbuka maupun berupa sindiran dan humor bagi dirinya sendiri. Hal ini membuat orang Papua pun mengharapkan agar orang lain dapat melakukan hal yang sama (Boelaars, 1986). Orang Papua (Irian Jaya) bukanlah tipe manusia yang cocok dengan pekerjaan yang menuntut investasi dan menunggu pemuasan sesudah jangka waktu yang lama, karena mereka hanya berpegang pada hal-hal yang menyenangkan saat ini. Hal paling tinggi yang harus diperoleh bagi mereka adalah kegembiraan pesta, hidup bebas bersama-sama, makan dan minum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 sepuasnya, bernyanyi dan menari. Mereka ingin bebas menjadi diri sendiri dan tidak terikat pada sesuatu atau seseorang (Boelaars, 1986). Sikap orang Papua (Irian Jaya) dalam menjalin hubungan dengan orang lain di tentukan oleh beberapa pertanyaan seperti apa yang anda sarankan, apa yang anda sumbangkan, apa yang dapat saya harapkan dari anda saat ini, apakah anda dapat menyenangkan saya, apakah anda dapat dipercaya, dan apakah anda dapat melakukan apa yang anda janjikan?. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan ikatan-ikatan dalam struktur masyarakat Papua (Irian) longgar (Boelaars, 1986) Orang Papua tidak melekatkan diri pada suatu bentuk keterikatan yang tetap. Ikatan orang tua dan anak, saudara atau saudari yang lebih tua dan lebih muda, pemberi mempelai dan penerima mempelai, patri-klan atau matri-klan, inulateralitas dan bilateralitas memang ada, namun tidak dapat mengikat seseorang dengan sungguh-sungguh. Hal yang dianggap penting bagi orang Papua adalah ikatan-ikatan persahabatan pribadi langsung dengan seorang pria atau wanita serta ikatan perkawinan, tetapi ini pun berlangsung selama hubungannya terjalin baik. Ikatan-ikatan yang mempunyai banyak arti bagi seseorang akan dihayati dengan sangat emosional. Orang Papua dapat bersikap baik sekali terhadap seseorang, tetapi saat terjadi masalah di antara mereka, maka permusuhan akan lebih mendalam (Boelaars, 1986). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 E. IDENTITAS MAHASISWA PAPUA Masyarakat Papua semakin berkembang seiring dengan perubahanperubahan yang terjadi di dalamnya. Hal ini pun berpengaruh kepada perkembangan dunia pendidikan dimana masyarakat semakin menyadari akan pentingnya pendidikan. Dewasa ini, cukup banyak anak-anak Papua yang mendapat kesempatan untuk bersekolah hingga berkuliah di Perguruan Tinggi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada anak-anak Papua di daerah tertentu yang belum mendapat kesempatan tersebut. Banyak orang Papua yang merantau ke daerah lain dengan tujuan untuk menuntut ilmu di Perguruan Tinggi, seperti halnya dengan orang Papua yang sedang berkuliah di Yogyakarta yang dikenal sebagai mahasiswa Papua. Berdasarkan identitas diri orang Papua yang telah diuraikan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa mahasiswa Papua pada umumnya merupakan orang yang mandiri dan cenderung bersifat individualis karena tidak mau tergantung ataupun terikat dengan orang lain. Selain itu, mahasiswa Papua pun merupakan orang yang cenderung bersifat terbuka dalam mengungkapkan sesuatu terhadap orang lain (Boelaars, 1986). Identitas diri mahasiswa Papua bukan hanya sebagai orang Papua, tetapi juga sebagai seorang mahasiswa yang sedang merantau di daerah lain khususnya Yogyakarta. Identitas diri sebagai mahasiswa yang sedang merantau menuntut mahasiswa Papua untuk mempersiapkan diri dalam memenuhi harapan masyarakat dan menjalani perannya sebagai anggota PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan baik di Yogyakarta maupun saat ia kembali ke Papua. F. BUDAYA JAWA Masyarakat Jawa dikenal memiliki budaya yang menjunjung nilai-nilai kehalusan, pengendalian diri, penyembunyian perasaan, dan non-konfrontatif dalam berperilaku. Tata krama merupakan salah satu bagian terpenting yang tetap dijunjung oleh orang Jawa. Tata krama adalah kata lain dari etiket atau sopan santun yang pada hakikatnya menyangkut pengaturan penampilan diri dihadapan orang lain. Penampilan tersebut meliputi : cara berbicara atau budi bahasa, cara berpakaian, cara makan, cara berjalan, cara duduk, dan cara-cara menampilkan diri lainnya pada berbagai kesempatan (Adimassana, 2004). Tata krama dalam masyarakat Jawa merupakan bagian dari budaya Kraton yang mengungkap nilai kehalusan seorang pribadi sekaligus mengandung nilai sosial yaitu penghormatan terhadap orang lain demi menciptakan suasana kehidupan sosial yang harmonis. Tata krama Jawa menggariskan bahwa orang tidak boleh berperilaku yang memalukan karena tidak tahu tata krama, melainkan harus berilaku yang berkenan di hati orang lain (Adimassana, 2004). Tata krama Jawa bertujuan untuk mengatur perilaku setiap individu supaya tidak vulgar mengikuti dorongan perasaan, pikiran dan keinginan yang muncul secara spontan dari dalam diri sendiri, melainkan mengikuti norma- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 norma kepantasan sosial yang lazim (Suryomentaram dalam Adimassana, 2004) G. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL MAHASISWA PAPUA Orang-orang Papua yang berkesempatan untuk meraih pendidikan di Perguruan Tinggi khususnya yang berkuliah di Yogyakarta dikenal dengan mahasiswa Papua. Identitas mahasiswa Papua sebagai orang Papua yang sudah terbentuk sejak lahir hingga beranjak dewasa sebagai orang yang mandiri dan cenderung bersifat individualis serta tidak mau terikat dan tergantung dengan orang lain. Mahasiswa Papua juga cenderung bersikap terbuka dalam mengungkapkan sesuatu terhadap orang lain (Boelaars, 1986). Identitas lain yang dimiliki oleh mahasiswa Papua adalah sebagai seorang mahasiswa yang sedang merantau di lingkungan masyarakat Yogyakarta dengan budaya yang sangat menjunjung nilai-nilai kehalusan, pengendalian diri, penyembunyian perasaan, dan menghindari konfrontasi dalam berperilaku. Identitas mahasiswa Papua sebagai orang yang merantau menuntutnya untuk mempersiapkan diri dalam memenuhi harapan masyarakat dan menjalani perannya sebagai anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan baik di Yogyakarta. Fits Robinson (dalam Simon, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan faktor yang penting dalam menentukan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri karena konsep diri adalah kerangka acuan bagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep diri dapat ditinjau dari beberapa aspek yang antara lain adalah diri fisik, diri keluarga, diri pribadi, diri moral etik, dan diri sosial (Fitts dalam Agustiani, 2006). Mahasiswa Papua yang memiliki konsep diri positif akan memiliki karakteristik sebagai individu yang memiliki keyakinan pada kemampuan dan prinsip yang kuat, meskipun demikian individu tidak segan untuk memperbaiki diri bila memang ada kesalahan. Mahasiswa Papua juga memiliki sikap obyektif dalam menanggapi berbagai hal, terbuka dalam mengakui perasaan dan peka terhadap lingkungan sekitarnya serta mampu menikmati segala kegiatan yang dijalaninya. Karakteristik demikian memungkinkan mahasiswa Papua untuk lebih peka dan mampu menunjukkan simpati terhadap lingkungan sekitarnya sehingga dapat bereaksi secara efektif dalam berbagai situasi dan lingkungan yang baru di Yogyakarta. Sebaliknya, mahasiswa Papua dengan konsep diri negatif akan memiliki karakteristik sebagai individu yang merasa lemah dan tidak berdaya sehingga cenderung pesimis dan mudah menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Mahasiswa Papua juga akan merasa rendah diri dan kurang percaya diri karena memandang dirinya sebagai individu yang kurang menarik dan merasa ditolak oleh orang di sekitarnya sehingga individu mudah tersinggung saat menerima kritikan. Karakteristik tersebut tentu akan menghambat penyesuaian sosial mahasiwa Papua karena individu yang menganggap dirinya tidak menarik cenderung tidak menerima dan menolak dirinya. Individu yang menolak dirinya sendiri cenderung merasa bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 lingkungan sosialnya juga menolak dirinya sehingga individu akan menutup dirinya dan menolak orang lain. Mahasiswa Papua yang mengalami hambatan dalam penyesuaian sosial akan mengembangkan penyesuaian sosial yang buruk sehingga kurang mampu bereaksi secara efektif dengan situasi dan lingkungan yang baru di Yogyakarta. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan memiliki penyesuaian sosial yang baik mahasiswa Papua dapat bereaksi secara efektif terhadap kenyataan, situasi dan hubungan sosial di Yogyakarta, yakni dengan cara menghormati hak-hak orang lain, belajar bergaul dengan baik, mengembangkan persahabatan dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sosial. Penyesuaian sosial yang baik dapat diperoleh jika didukung oleh konsep diri yang positif pula. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Konsep Diri Mahasiswa Papua • Diri Fisik • Diri Keluarga • Diri Pribadi • Diri Moral Etik • Diri Sosial Mahasiswa Papua dengan Konsep Diri Negatif • merasa lemah dan tidak berdaya • pesimis dan mudah menyerah dalam menghadapi tantangan • merasa rendah diri dan kurang percaya diri • merasa kurang menarik dan merasa ditolak oleh orang lain • mudah tersinggung saat menerima kritikan Memasuki masyarakat Yogyakarta dengan budaya Jawa yang menjunjung nilai kehalusan, pengendalian diri, penyembunyian perasaan, dan non-konfrontatif dalam berperilaku Mahasiswa menerima cenderung kemudian lingkungan sehingga menjadi lingkungan lain Papua tidak dirinya dan menolak dirinya, merasa bahwa menolak dirinya mahasiswa Papua tertutup terhadap dan menolak orang Penyesuaian Sosial Buruk Mahasiswa Papua dengan Konsep Diri Positif • memiliki keyakinan pada kemampuan dan prinsip yang kuat • mau memperbaiki diri bila memang ada kesalahan • memiliki sikap obyektif dalam menanggapi berbagai hal • terbuka dalam mengakui perasaan dan peka terhadap lingkungan • mampu menikmati segala kegiatan yang dijalaninya Memasuki masyarakat Yogyakarta dengan budaya Jawa yang menjunjung nilai kehalusan, pengendalian diri, penyembunyian perasaan, dan non-konfrontatif dalam berperilaku Mahasiswa Papua menerima dirinya dan merasa bahwa lingkungan menerima dirinya sehingga mahasiswa Papua menjadi terbuka dan lebih peka serta mampu menunjukkan simpati terhadap lingkungan yang baru Penyesuaian Sosial Baik Gambar 1. Skema Alur Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 H. HIPOTESIS Setelah mengkaji landasan teori dari hubungan Penyesuaian Sosial dan Konsep Diri mahasiswa Papua seperti diuraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesis yang berbunyi bahwa ada hubungan yang positif antara Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial mahasiswa Papua. Semakin tinggi Konsep Diri, maka semakin tinggi pula Penyesuaian Sosial mahasiswa Papua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara variabel. Dua atau lebih variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka tanpa mengubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut (Kountour, 2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara dua variabel yaitu konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua. B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel bebas : konsep diri 2. Variabel tergantung : penyesuaian sosial C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Konsep diri yaitu pengetahuan dan pemahaman serta penilaian subyek terhadap dirinya sendiri baik positif maupun negatif yang meliputi lima aspek, antara lain : a. Diri Fisik, yaitu persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik, yang meliputi kesehatan, penampilan dan keadaan tubuhnya. b. Diri Keluarga, yaitu perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankan sebagai anggota suatu keluarga. c. Diri Pribadi, yaitu persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya serta merasa sebagai pribadi yang tepat. d. Diri Moral Etik, yaitu persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut perasaan seseorang mengenai hubungannya dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya e. Diri Sosial, yaitu penilaian seseorang terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya. Konsep diri seseorang dapat diungkapkan dengan menggunakan instrumen berupa skala Konsep Diri yang meliputi kelima aspek di atas. Konsep diri yang positif nampak pada keyakinan dan prinsip yang kuat, mau memperbaiki diri, sikap yang obyektif dalam menanggapi berbagai hal, terbuka dalam mengakui perasaan dan peka terhadap lingkungan sekitarnya serta mampu menikmati segala kegiatan yang dijalaninya. Skor total yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan tinggi rendahnya konsep diri individu. Skor yang tinggi menunjukkan bahwa individu memiliki konsep diri yang positif, sedangkan skor yang rendah menunjukkan bahwa individu memiliki konsep diri yang negatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 2. Penyesuaian Sosial yaitu kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif terhadap kenyataan, situasi, dan hubungan sosial di lingkungan hidupnya. Penyesuaian sosial meliputi 4 aspek, yaitu : a. Penampilan Nyata, kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif demi memenuhi harapan dan standar kelompoknya agar dapat diterima dalam kelompok, baik dalam hal penampilan fisik maupun perilaku sosial (Mappiare, 1982 & Hurlock, 1980). b. Penyesuaian Diri terhadap berbagai kelompok, kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif terhadap berbagai kelompok, baik kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa. Dalam hal ini individu berusaha menyesuaikan diri dengan lebih banyak mengabaikan kepentingan pribadi demi kepentingan kelompok (Mappiare, 1982). c. Sikap Sosial berupa kemampuan individu untuk bersikap baik dan menyenangkan terhadap orang lain dan berpartisipasi sosial serta memiliki peran dalam kelompok sosial. d. Kepuasan Pribadi, merupakan kepuasan individu terhadap kontak sosial atau interaksi sosialnya serta peran yang dimilikinya dalam situasi sosial. Penyesuaian sosial seseorang dapat diungkapkan dengan menggunakan instrumen berupa skala Penyesuaian Sosial yang meliputi keempat aspek di atas. Skor total yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan tinggi rendahnya penyesuaian sosial. Semakin tinggi skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 yang diperoleh, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosialnya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula penyesuaian sosialnya. D. SUBYEK PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini adalah : 1. Mahasiswa Suku Papua 2. Berkuliah dalam tahun pertama/ kedua di Perguruan Tinggi Yogyakarta 3. Laki-laki dan perempuan Alasan dipilihnya subyek tersebut karena : 1. Pengambilan subyek penelitian mahasiswa Papua karena mahasiswa Papua berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dengan masyarakat Yogyakarta. Latar belakang budaya yang berbeda membuat mahasiswa Papua butuh upaya yang besar dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial di Yogyakarta. 2. Mahasiswa tingkat I dan II dipilih karena berada pada tahun pertama dan kedua masa kuliah yang masih melakukan penyesuaian awal dengan lingkungan sosial baru di Yogyakarta. 3. Berkuliah di Yogyakarta dipilih sebagai salah satu syarat karena Yogyakarta merupakan salah satu Kota Pelajar di mana tiap tahun dikunjungi oleh para pelajar dari segala penjuru, termasuk dari Papua. Selain itu, peneliti sendiri berkuliah di Yogyakarta sehingga memudahkan peneliti untuk mengambil data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Hal tersebut mendorong peneliti tertarik untuk menelitinya. Teknik yang digunakan untuk pengambilan subyek adalah purposive sampling yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri atau sifat-sifat yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui (Hadi, 2000) E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data disebut dengan instrumen. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk skala yang terdiri atas dua yaitu skala konsep diri dan skala penyesuaian sosial mahasiswa Papua yang berkuliah di Yogyakarta. Kedua skala tersebut disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala Likert dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Indikator dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 1999). Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi sangat positif sampai negatif yang dapat berupa sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Setiap skala diberi kategori empat jawaban. Peneliti meniadakan jawaban ragu-ragu karena tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan untuk menjawab ke tengah terutama bagi mereka yang ragu-ragu terhadap kecenderungan jawaban ke arah setuju atau tidak setuju. Hal ini tentu akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 banyak menghilangkan data penelitian sehingga mengurangi informasi yang dapat disaring dari para responden (Hadi, 1991). Berikut ini, disajikan penyusunan skala konsep diri dan penyesuaian sosial mahasiswa Papua yang berkuliah di Yogyakarta. 1. Skala Konsep Diri Skala konsep diri disusun sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala ini mengacu pada teori Fitts (dalam Agustiani, 2006) yang terdiri atas lima aspek konsep diri yang meliputi aspek diri fisik, diri keluarga, diri pribadi, diri moral etik, diri sosial. Berdasarkan lima aspek tersebut dibuat 86 item konsep diri. Jumlah item terbanyak berasal dari aspek diri sosial sebanyak 22 item karena aspek tersebut memiliki konteks yang luas dan memungkinkan untuk dieksplorasi dalam banyak item. Jumlah item terkecil berasal dari aspek diri keluarga dan diri moral etik karena kedua aspek tersebut memiliki konteks yang sempit dan kurang memungkinkan untuk dieksplorasi dalam banyak item. Penyebaran item dapat dilihat pada tabel 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Tabel 1 Tabel Penyebaran Item Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua Aspek Diri Fisik Diri Item Favorabel Item Unfavorabel Jumlah 1, 12, 15, 27, 30, 32, 49, 9, 14, 23, 33, 47, 55, 68, 76, 79 70, 81 5, 10, 25, 36, 44, 50, 67 2, 17, 20, 24, 52, 59, 61 18 14 Keluarga Pribadi Diri Moral 13, 21, 26, 31, 40, 53, 60, 3, 8, 11, 51, 54, 72, 75, 73 80 4, 6, 19, 34, 39, 42, 83 18, 37, 41, 46, 56, 63, 65 16 14 Etik Diri Sosial 7, 16, 22, 38, 43, 57, 62, 28, 29, 35, 45, 48, 58, 64, 66, 71, 77, 82 Total 22 69, 74, 78, 84 42 42 84 Nilai jawaban untuk pernyataan favorabel dan unfavorabel dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua Jawaban Nilai Favorabel Nilai Unfavorabel SS : sangat setuju 4 1 S : setuju 3 2 TS : tidak setuju 2 3 STS : sangat tidak setuju 1 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 2. Skala Penyesuaian Sosial Skala penyesuaian sosial disusun oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada teori Hurlock (1988) yang terdiri atas 4 aspek yaitu aspek penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, sikap sosial, kepuasan pribadi. Berdasarkan empat aspek tersebut dibuat 74 item yaang meliputi lingkungan masyarakat setempat dan lingkungan kampus. Jumlah item terbanyak berasal dari aspek sikap sosial Penyebaran item dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Tabel Penyebaran Item Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua Aspek Penampilan Nyata Item Item Favorabel Unfavorabel 1, 5, 8, 13, 23, 28, 3, 15, 19, 32, 36, 42, 53, 71 Penyesuaian terhadap Jumlah 16 57, 68 Diri 2, 7, 11, 16, 27, 30, 6, 10, 24, 29, 31, 45, berbagai 43, 46 16 52, 65 kelompok Sikap Sosial 4, 14, 21, 25, 33, 12, 17, 20, 35, 37, 41, 22 40, 47, 51, 55, 62, 44, 59, 67, 69, 72 74 Kepuasan Pribadi 18, 22, 34, 39, 48, 9, 26, 38, 49, 54, 58, 50, 56, 60, 61, 63 Total 20 64, 66, 70, 73 37 37 74 Nilai jawaban untuk pernyataan favorabel dan unfavorabel skala penyesuaian sosial dapat dilihat pada tabel 4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 Tabel 4 Tabel Nilai Jawaban Favorabel dan Unfavorabel Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua Jawaban Nilai Favorabel Nilai Unfavorabel SS : sangat setuju 4 1 S : setuju 3 2 TS : tidak setuju 2 3 STS : sangat tidak setuju 1 4 F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Validitas Isi Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memiliki dua karakteristik yaitu valid dan realiabel. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Kountour, 2003). Menurut Azwar (2006) validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Instrumen yang valid harus memenuhi validitas internal dan validitas isi. Suatu instrumen mempunyai validitas internal apabila kriteria yang ada pada instrumen telah mencerminkan apa yang diukur (Sugiyono, 1999). Setelah terbukti bahwa instrumen memenuhi validitas internal, maka hal lain yang harus dilakukan selanjutnya adalah pengujian validitas isi. Validitas isi menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen mengukur isi dari area yang dimaksudkan untuk diukur (Kountour, 2003). Menurut Azwar (2004), validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi dengan analisis rasional atau professional judgment untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 melihat sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur. 2. Seleksi Item Batasan skor yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total adalah > 0,25, dengan pertimbangan agar jumlah item yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2006). Item-item yang telah diuji coba akan dihitung korelasi item totalnya, dan hasil penghitungan tersebut akan di sesuaikan dengan standar korelasi item total yang telah di tentukan. Item yang korelasi item totalnya <0,25 akan dinyatakan gugur, sedangkan item yang korelasi item totalnya >0,25 akan dinyatakan lolos untuk menjadi alat ukur penelitian yang valid. 3. Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian disebut reliabel jika instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dengan kata lain, hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya (Kountour, 2003). Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan diantaranya pendekatan tes ulang, pendekatan tes sejajar, dan pendekatan konsistensi internal (Azwar, 2005). Penelitian ini lebih menekankan pada pendekatan konsistensi internal yang dilakukan dengan menguji coba instrumen pada kelompok subyek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 G. TEKNIK ANALISIS DATA Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson dan proses analisanya menggunakan program SPSS (Statiscal Product and Service Solution) versi 12.00 for Windows. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN PENELITIAN 1. Pelaksanaan Uji Coba Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah mempersiapkan alat-alat ukur. Alat-alat ukur yang disusun kemudian diuji cobakan dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga alat ukur tersebut dapat menghasilkan data-data yang akurat. Uji coba yang dilakukan pada bulan Juni 2007 diawali dengan meminta surat ijin penelitian bernomor 62b/D/KP/Psi/USD/VI/2007 dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, kemudian uji coba dilakukan dengan cara membagikan skala kepada para mahasiswa Papua, baik yang tinggal di asrama, kos maupun di rumah kontrakan serta bersedia terlibat. Jumlah subyek pada uji coba ini adalah 45 subyek. Subyek diberikan skala yang terdiri dari dua jenis skala, yaitu: Skala Konsep Diri (Skala A) dan Skala Penyesuaian Sosial (Skala B). Petunjuk pengisian skala sudah tertera pada halaman depan skala. Uji coba yang dilakukan menghasilkan 40 skala yang terkumpul kembali dan memenuhi syarat. Dengan demikian, data yang diperoleh sejumlah 40 skala kemudian diskor dan diuji validitas dan reliabilitas skala. 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 2. Hasil Uji Coba a. Uji Validitas Item untuk Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua Penghitungan uji validitas item skala ini dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) dari program SPSS 12.00 for Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi item total setelah dikoreksi dari item sejumlah 84 pada skala ini berkisar antara 0,013-0,636. Batasan skor yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total adalah > 0,25, dengan pertimbangan agar jumlah item yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2006). Berdasarkan batasan skor tersebut, maka item-item yang memiliki koefisien korelasi 0,25 atau lebih dinyatakan sebagai item yang valid. Analisis yang telah dilakukan menghasilkan 66 item yang valid dan 18 item yang dinyatakan gugur. Item-item yang valid berjumlah 66 kemudian diproposionalkan sesuai aspek-aspek dalam konsep diri. Proposional skala dilakukan dengan menyeimbangkan jumlah item yang mewakili tiap aspek dalam konsep diri. 66 item valid yang diproposionalkan menghasilkan 52 item yang valid maupun proposional. Item-item tersebut adalah item dengan nomor: 1, 3, 5, 6, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 26, 28, 30, 32, 33, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50, 56, 59, 60, 61, 62, 63, 66, 67, 69, 71, 72, 73, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 83. Item-item yang valid memiliki koefisien korelasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 yang berada dalam kisaran 0,252 sampai dengan 0,636. Berikut ini disajikan penyebaran item yang valid pada tabel 5. Tabel 5 Penyebaran Item Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua setelah Uji Coba Nomor Item Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Item Fisik 1, 7, 18, 19, 46, 49 5, 14, 20, 31, 51 11 Keluarga 3, 21, 28, 33, 41 10, 12, 15, 35, 37 10 Pribadi 8, 13, 16, 24, 36, 45 2, 6, 44, 50 10 Moral Etik 4, 23, 26, 52 11, 22, 25, 30, 34, 39 10 Sosial 9, 27, 38, 40, 43, 47 17, 29, 32, 42, 48 11 Total 27 25 52 b. Uji Validitas Item untuk Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua Penghitungan uji validitas item skala ini dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) dari program SPSS 12.00 for Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi item total setelah dikoreksi dari item sejumlah 74 pada skala ini berkisar antara -0,298-0,654. Batasan skor yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total adalah > 0,25, dengan pertimbangan agar jumlah item yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2006). Berdasarkan batasan skor tersebut, maka item-item yang memiliki koefisien korelasi 0,25 atau lebih dinyatakan sebagai item yang valid. Analisis yang telah dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 menghasilkan 44 item yang valid dan 30 item yang dinyatakan gugur. Item-item yang valid berjumlah 44 kemudian diproposionalkan sesuai aspek-aspek dalam penyesuaian sosial. Proposional skala dilakukan dengan menyeimbangkan jumlah item yang mewakili tiap aspek dalam penyesuaian sosial. 44 item valid yang diproposionalkan menghasilkan 30 item yang valid maupun proposional. Item-item tersebut adalah item dengan nomor: 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 18, 21, 22, 24, 26, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 42, 46, 50, 53, 55, 56, 58, 61, 65, 67, 71, 72. Item-item yang valid memiliki koefisien korelasi yang berada dalam kisaran 0,253 sampai dengan 0,654. Berikut ini disajikan penyebaran item yang valid pada tabel 6. Tabel 6 Penyebaran Item Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua setelah Uji Coba Nomor Item Aspek Jumlah Item Favorabel Unfavorabel Penampilan Nyata 3, 5, 22, 29 1, 15, 19 7 Penyesuaian Diri 6, 13, 20 4, 11, 14, 27 7 Sikap Sosial 2, 9, 16, 23 7, 18, 28, 30 8 Kepuasan Pribadi 8, 10, 17, 21, 24, 26 12, 25 8 Total 17 13 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 c. Reliabilitas Skala Konsep Diri Mahasiswa Papua Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) dari SPSS 12.00 for Windows. Penghitungan melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) menghasilkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,934. d. Reliabilitas Skala Penyesuaian Sosial Mahasiswa Papua Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) dari SPSS 12.00 for Windows. Penghitungan melalui Reliability Analysis-Scale (Alpha) menghasilkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,844. B. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2007, di beberapa Asrama Mahasiswa Papua yang tersebar di Yogyakarta serta individu per individu di luar asrama. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan dua jenis skala kepada subyek penelitian sebanyak 50 subyek, namun yang memenuhi kriteria untuk dilakukan analisa sebanyak 40 subyek. C. DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta dan berada pada usia 18 hingga 21 tahun. Subyek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang dan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang. Berdasarkan tahap perkembangan manusia, usia tersebut merupakan tahap masa remaja, yang sedang menghadapi berbagai tuntutan dari diri sendiri maupun masyarakat untuk dapat menempatkan diri dalam masyarakat sebagai seseorang menjelang dewasa. D. DESKRIPSI DATA PENELITIAN Berdasarkan penelitian, data yang diperoleh tampak pada tabel 7. Tabel 7 Tabel data Penelitian Skor Variabel Teoritis Mean Empiris SD Max Min Max Min Teoritis Empiris Konsep Diri 208 52 193 133 130 162,7 15,517 Penyesuaian 120 30 108 79 75 91,95 7,114 Sosial Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa skor nilai rata-rata empiris konsep diri dan penyesuaian sosial lebih besar dari nilai-rata-rata teoritis konsep diri dan penyesuaian sosial. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor subyek cukup tinggi. Mean teoritis adalah rata-rata skor penelitian, dan diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Mean empiris adalah rata-rata skor penelitian, dan diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata data penelitian. Dalam membuat kategorisasi skor pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 konsep diri dan penyesuaian sosial digunakan norma kategorisasi yang disajikan pada tabel 8, sebagai berikut (Azwar, 2006) : Tabel 8 Tabel Norma Kategorisasi Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial Skor μ +1,5 σ < X Kategori Sangat Tinggi μ + 0,5σ < X ≤ μ + 1,5σ Tinggi μ − 0,5σ < X ≤ μ + 0,5σ Sedang μ − 1,5σ < X ≤ μ − 0,5σ Rendah X ≤ μ − 1,5σ Sangat Rendah Skor maksimum dan minimum dari variabel konsep diri adalah 208 dan 52 sehingga luas jarak sebaran adalah 156. Dengan demikian setiap satuan deviasi standar bernilai σ = 156 : 6 = 26 dan mean teoritis μ = (208 + 52) : 2 = 130 , sehingga setelah dimasukkan ke dalam norma kategorisasi diperoleh kategori skor konsep diri pada tabel 9 sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Tabel 9 Tabel Norma Kategorisasi Konsep Diri Skor Kategori Jumlah Prosentase 169 < X Sangat Tinggi 15 37,5% 143 < X ≤ 169 Tinggi 20 50% 117 < X ≤ 143 Sedang 5 12,5% 91 < X ≤ 117 Rendah 0 0% X ≤ 91 Sangat Rendah 0 0% Berdasarkan kategorisasi skor konsep diri di atas, diketahui bahwa sebagian besar subyek termasuk dalam kategori tinggi dengan skor 143 < X ≤ 169 dan berjumlah 20 subyek dengan prosentase sebesar 50%. Skor maksimum dan minimum dari variabel penyesuaian sosial adalah 120 dan 30 sehingga luas jarak sebaran adalah 90. Dengan demikian setiap satuan deviasi standar bernilai σ = 90 : 6 = 15 dan mean teoritis μ = (120 + 30) : 2 = 75 , sehingga setelah dimasukkan ke dalam norma kategorisasi diperoleh kategori skor penyesuaian sosial pada tabel 10 sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Tabel 10 Tabel Norma Kategorisasi Penyesuaian Sosial Skor Kategori Jumlah Prosentase 97,5 < X Sangat Tinggi 9 22,5% 82,5 < X ≤ 97,5 Tinggi 25 62,5% 67,5 < X ≤ 82,5 Sedang 6 15% 52,5 < X ≤ 67,5 Rendah 0 0% X ≤ 52,5 Sangat Rendah 0 0% Berdasarkan kategorisasi skor penyesuaian sosial di atas, diketahui bahwa sebagian besar subyek termasuk dalam kategori skor tinggi dengan skor 82,5 < X ≤ 97,5 dan berjumlah 25 subyek dengan prosentase sebesar 62,5%. E. ANALISIS DATA PENELITIAN 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan pengujian hipotesis terhadap penelitian perlu dilakukan uji asumsi terhadap data yang telah diperoleh. Uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas merupakan syarat untuk penggunaan analisis hipotesis, karena sebaran variabel yang tidak normal tidak dapat dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Product Moment dari Pearson. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data konsep diri dan penyesuaian sosial berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus One Sample Kolmogorov- Smirnov Test dengan bantuan SPSS 12.00 for Windows. Hasil pengujian menunjukkan nilai Z pada konsep diri sebesar 0,373 dan nilai probabilitas sebesar 0,999. Nilai Z pada penyesuaian sosial sebesar 0,529 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,942. Hal ini berarti variabel konsep diri dan penyesuaian sosial keduanya memiliki p>0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel konsep diri dan penyesuaian sosial berdistribusi normal. Hasil pengujian disajikan dalam tabel 7. Tabel 11 Tabel Normalitas Konsep Diri Penyesuaian Sosial Kolmogorov-Smirnov Z 0,373 0,529 Asymp.Sign 0,999 0,942 b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antara skor variabel konsep diri dan penyesuaian sosial mengikuti fungsi linear atau tidak. Data variabel dikatakan mengikuti fungsi linear, jika setiap kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel tergantung. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 SPSS 12.00 for Windows. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikasi F= 16,213 dan probabilitasnya sebesar 0,000. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,01 (p<0,01) menjelaskan bahwa hubungan antara kedua variabel mengikuti fungsi linear atau garis lurus. 3. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 12.00 for Windows. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 1% (0,01), sehingga kemungkinan penolakan hipotesa yang benar adalah 1 di antara 100, atau dengan kata lain adanya kepercayaan terhadap kebenaran hipotesis sebesar 99% (Hadi, 2000). Taraf signifikansi diuji dengan menggunakan uji satu ekor. Uji hipotesis satu ekor dilakukan pada penelitian ini karena hipotesis pada penelitian ini sudah mengarah, yaitu berarah positif. Hipotesis yang sudah berarah diuji dengan menggunakan uji satu ekor (Arikunto, 1989). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien korealsi antara variabel konsep diri dan penyesuaian sosial adalah 0,547 dengan probabilitas 0,000. Hal ini memiliki arti bahwa kedua variabel berhubungan secara signifikan karena nilai p lebih kecil dari 0,01 (p<0,01). Korelasi yang positif berarti semakin tinggi konsep diri, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial. Hasil analisis tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 membuktikan bahwa hipotesis yang berbunyi ada hubungan positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial diterima. F. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson, diperoleh korelasi konsep diri dan penyesuaian sosial sebesar 0,547. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi ada hubungan positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial dapat diterima. Korelasi yang positif ini berarti semakin tinggi konsep diri, maka akan semakin tinggi pula penyesuaian sosialnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah konsep diri, maka akan semakin buruk penyesuaian sosialnya. Pada deskripsi data penelitian tampak skor mean subyek penelitian untuk variabel konsep diri adalah 162,7 dan standar deviasinya sebesar 15,517. Hal ini berarti rata-rata subyek penelitian memiliki konsep diri yang tinggi, karena termasuk dalam rentang kategori skor yang tinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa subyek memiliki pemahaman dan penilaian yang tinggi dan positif terhadap dirinya dalam berbagai aspek seperti fisik, keluarga, pribadi, moral maupun sosial (Fits, dalam Agustiani 2006). Pemahaman dan penilaian yang positif terhadap diri terkait dengan penyesuaian sosial mahasiswa Papua. Keterkaitan ini terjadi karena penilaian dan penerimaan diri atau konsep diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial (Kartono, 1989). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Data penelitian variabel penyesuaian sosial menunjukkan skor mean sebesar 91,95 dengan standar deviasi sebesar 7,114. Hal ini berarti bahwa subyek penelitian memiliki penyesuaian sosial yang tinggi, karena skor mean tersebut termasuk dalam rentang kategori skor yang tinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa subyek dalam penelitian ini rata-rata memiliki kemampuan yang baik untuk bereaksi secara efektif dalam memenuhi standar kelompok, menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok, bersikap sosial terhadap orang lain dan memiliki kepuasan terhadap interaksi sosialnya serta perannya dalam situasi sosial. Berdasarkan koefisien korelasi sebesar 0,547 serta data penelitian di atas, nampak jelas bahwa ada keterkaitan antara konsep diri subyek dengan penyesuaian sosialnya. Hal tersebut akan diuraikan melalui tiap aspek konsep diri yang terkait dengan penyesuaian sosial. Diri fisik merupakan aspek pertama dari konsep diri yang terkait dengan penyesuaian sosial, dimana subyek yang menerima dan menghargai kondisi fisik serta penampilannya akan memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai kenyataan, situasi dan hubungan sosial sehingga subyek mampu bereaksi secara efektif terhadap lingkungan sekitarnya. Aspek yang kedua adalah diri keluarga. Keluarga merupakan lingkungan awal dimana subyek bertumbuh, berkembang dan bersosialisasi, sehingga menjadi bagian dari faktor yang mendukung penyesuaian sosial subyek. Rini mengemukakan bahwa individu menilai dirinya berdasarkan apa yang dialami dan didapatkan olehnya dari lingkungan, terutama lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 keluarga sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh individu. Individu yang menerima sikap baik dan positif dari lingkungan keluarga akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif (www.epsikologi.com). Subyek yang memiliki pandangan yang baik terhadap peran, fungsi dan tanggung jawabnya di dalam keluarga akan memiliki kepercayaan diri untuk memperluas komunikasi dan interaksi di luar lingkungan keluarga. Hal ini tentu sangat mendukung penyesuaian sosial subyek. Persepsi subyek terhadap diri pribadinya merupakan aspek ketiga dari konsep diri yang terkait dengan penyesuaian sosial. Pribadi seseorang sangat menentukan sikap dan perilakunya di dalam masyarakat, sehingga persepsi subyek terhadap pribadinya merupakan hal yang penting bagi dirinya dalam melakukan penyesuaian sosial. Subyek yang memiliki keyakinan dan kepuasan terhadap pribadinya akan menempatkan diri secara tepat ketika berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Persepsi subyek yang positif terhadap nilai moral dan etikanya serta keagamaannya pun merupakan aspek keempat dari konsep diri yang terkait dengan penyesuaian sosialnya. Subyek yang puas terhadap nilai moral, etika dan keagamaannya tentu memiliki standar berperilaku sesuai dengan nilainilai yang dipegang dan diyakininya. Dengan demikian, subyek memiliki standar untuk menentukan hal yang baik dan buruk yang harus dilakukan atau dihindarinya termasuk dalam berinteraksi dengan orang maupun lingkungan yang baru yang menuntut penyesuaian sosial. William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama pun mengatakan bahwa orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap yang positif, optimis, spontan dan bahagia (www.republika.co.id). Aspek kelima dari konsep diri yang terkait dengan penyesuaian sosial adalah persepsi subyek terhadap hubungannya dengan orang lain. Subyek yang merasa yakin dan puas terhadap interaksinya dengan orang lain maupun lingkungan akan terbuka untuk menjalin hubungan yang menyenangkan dengan orang lain serta mampu menempatkan diri dengan baik dalam lingkungan yang baru. Hal ini membuat subyek tidak mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian sosial, bahkan sebaliknya akan mendukung penyesuaian sosial subyek. Koefisien determinasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0,299. Hal tersebut berarti bahwa variabel konsep diri memberikan sumbangan efektif terhadap variabel penyesuaian sosial sebesar 29,9%. Dengan demikian, terdapat 70,1% sumbangan dari faktor lain kepada penyesuaian sosial. Faktor-faktor yang turut memberikan sumbangan kepada penyesuaian sosial antara lain, penerimaan subyek terhadap kondisi dan konstitusi fisiknya, kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangannya, determinan psikologis, kondisi lingkungan dan alam sekitar, adat istiadat, norma, kepercayaan serta kebudayaan (Hurlock, 1988). Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, penerimaan subyek terhadap kondisi dan konstitusi fisiknya. Berdasarkan penelitian oleh Dion, Berscheid, dan Waster dalam (dalam Rahmat, 2001), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 terbukti bahwa daya tarik fisik sangat mempengaruhi pandangan dan respon yang positif dari orang lain terhadap individu. Pandangan dan respon positif dari orang lain akan dirasakan sebagai penghargaan oleh individu, yang kemudian akan menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri terhadap penampilan dan keadaan tubuh akan mendukung individu dalam membawakan dirinya secara positif saat berinteraksi sekaligus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Faktor lain yaitu kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangannya yang meliputi kematangan intelektual, kematangan sosial, serta kematangan emosional. Individu yang memiliki kematangan-kematangan tersebut mampu menghadapi masalah dengan lebih stabil. Salah satu contohnya, individu yang telah matang emosinya mampu mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima dan mampu mengendalikan diri serta menyesuaikan diri secara tepat saat menghadapi lingkungan yang baru (Hurlock, 1980). Faktor yang turut memberikan sumbangan terhadap penyesuaian sosial adalah determinan psikologis yang meliputi pengalaman, trauma, situasi maupun kebiasaan yang berperan sebagai kondisi pendahulu bagi terbentuknya tingkah laku. Kekerasan merupakan salah satu pengalaman traumatis yang dapat menunjukkan pengaruh secara langsung terhadap penyesuaian sosial individu. Yuwono (2006) mengungkapkan dalam artikelnya bahwa kekerasan menimbulkan efek psikologis yang sangat berat bagi korban. Korban kekerasan pada akhirnya akan mengalami masalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 penyesuaian sosial karena memiliki perasaan terluka yang akan mempengaruhi sikapnya terhadap orang lain (www.ums.ac.id). Kondisi lingkungan dan alam sekitar yang meliputi kondisi keluarga, sekolah dan teman-teman pun merupakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial. Mu’tadin (2002) mengemukakan bahwa keluarga merupakan lingkungan primer bagi individu dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh individu dalam keluarga akan sangat menentukan reaksi positif terhadap lingkungan (www.e-psikologi.com). Penyesuaian sosial juga dipengaruhi oleh adat istiadat, norma sosial, kepercayaan dan kebudayaan. Salah satu yang dapat dijelaskan di sini adalah kebudayaan. Kebudayaan merupakan nilai-nilai masyarakat yang telah diterima dan menjadi bagian dalam diri individu secara tidak disadari. Nilainilai yang menjadi budaya tersebut dapat mendukung penyesuaian sosial individu terhadap lingkungan yang baru jika terdapat persamaan budaya, namun dapat juga menghambatnya jika terdapat perbedaan budaya dengan lingkungan yang baru. Kemungkinan penyebab timbulnya konflik yang pernah terjadi antara mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta maupun mahasiswa dari daerah lain kecuali penyesuaian sosial subyek adalah kondisi subyek yang masih berada pada masa remaja. Lewin mengemukakan bahwa tingkah laku yang selalu terdapat pada remaja antara lain pemalu dan perasa, agresif dan cepat marah, serta konflik peralihan dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa (dalam Sarwono, 2006). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Hal lain yang juga dapat menjelaskan terjadinya konflik yang telah di kemukakan pada latar belakang adalah bentrokan budaya antara mahasiswa Papua dengan masyarakat Yogyakarta. Subyek yang merupakan perantau di Yogyakarta menghadapi tuntutan penyesuaian dari masyarakat agar dapat mematuhi norma-norma sosial maupun budaya yang berlaku dalam masyarakat setempat. Budaya Jawa yang menjunjung nilai-nilai kehalusan, pengendalian diri, penyembunyian perasaan dan non konfrontasi dalam berperilaku seperti yang dikemukakan oleh Adimassana (2004), tentunya bertolak belakang dengan budaya orang Papua secara umum. Budaya Papua lebih menekankan kemandirian dan individualis karena tidak mau tergantung ataupun terikat dengan orang lain. Selain itu, budaya Papua cenderung bersifat terbuka dalam mengungkapkan sesuatu terhadap orang lain (Boelaars, 1986). Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan budaya antara mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta memungkinkan terjadinya bentrokan budaya yang mengakibatkan konflik di antara keduanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial pada mahasiswa Papua yang berkuliah di Yogyakarta. Dengan kata lain, semakin tinggi konsep diri seseorang, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosialnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah konsep diri seseorang, maka semakin rendah pula penyesuaian sosialnya. Kesimpulan di atas, diketahui dari koefisien yang diperoleh dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson sebesar 0,547 dengan probabilitas 0,000 (p<0,01). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dan penyesuaian sosial. B. SARAN 1. Mahasiswa Papua sebagai subyek penelitian Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mahasiswa Papua yang menjadi subyek penelitian yang sudah memiliki konsep diri yang tinggi sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru di Yogyakarta. Oleh karena itu, mahasiswa Papua diharapkan dapat terus mengembangkan kemampuan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat Yogyakarta sehingga konflik-konflik yang pernah 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 terjadi antara mahasiswa Papua dengan masyarakat Yogyakarta maupun pendatang dari daerah lain tidak terulang kembali. 2. Pendidik Para pendidik baik orang tua di rumah maupun guru di sekolah menyadari tentang pentingnya pembentukan konsep diri anak yang positif agar dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik dalam lingkungan sosial yang baru. Selaku orang tua ataupun guru harus menjadi pembimbing yang baik yang mendukung terbentuknya konsep diri positif dari anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kasih sayang yang tulus serta mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri. 3. Peneliti selanjutnya Keterbatasan peneliti sangat berpengaruh dalam penelitian ini sehingga ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. Skala yang telah dibuat oleh peneliti memiliki keterbatasan dan kelemahan pada beberapa item yang tumpang tindih antara aspek sosial dengan penyesuaian sosial, sehingga peneliti menyarankan kepada para peneliti selanjutnya agar lebih berhati-hati dalam pembuatan alat ukur. Kelemahan lain dalam hasil penelitian ini adalah kurangnya teori yang membahas tentang karakter dan identitas orang Papua secara umum. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada para peneliti selanjutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 untuk lebih mengeksplorasi karakter dan identitas orang Papua sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai orang Papua yang masih jarang dibahas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 DAFTAR PUSTAKA Adimassana, Y. B. (2004, Oktober). Tata Krama Dalam Budaya Jawa : Tinjauan Kritis dan Implikasinya bagi Pendidikan Nilai di Lingkungan Jawa. Jurnal Widya Dharma, 15, 65-74. Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung : PT. Refika Aditama. Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta : Bina Aksara. Azwar, S. (2004). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. ________, (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar ________, (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Boelaars, J. (1986). Manusia Irian Dahulu, Sekarang, Masa Depan. Jakarta : PT.. Gramedia. Bruno, F. J. (1989). Kamus Istilah Kunci Psikologi. Yogyakarta : Kanisius. Cole, L. (1963). Psychology of Adolescence. New York : Holt, Rinehart and Winston. Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (1986). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : BPK. Gunung Mulia. ____________________________, (2001). Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : BPK. Gunung Mulia. Hadi, S. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset. _______, (2000). Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset Hoetomo, M. A. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Mitra Pelajar. Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. ___________, (1988). Perkembangan Anak. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Kartono, K. (1985). Kepribadian : Siapakah saya ?. Jakarta : CV. Rajawali. _________, (1989). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung : Mandar Madju. Kountour, R. (2003). Metode Penelitian : Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM. Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja, (online), (e-psikologi.com diakses September 2006). Profil Propinsi Republik Indonesia : Irian Jaya. (1992). Jakarta : Penerbit Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara bekerja sama dengan Majalah Telstra & Pt. Intermesa. Purwaningsih, R. (1989). Perbedaan Penyesuaian Sosial Sekolah Remaja Ditinjau dari Disiplin Keluarga. Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan) Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Rini, J. F. (2002). Konsep Diri, (online), (e-psikologi.com diakses Januari 2007). Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Schneiders, A. A. (1964). Personal Adjusment and Mental Health. New York : Rinehart and Winston. Simon, I. M. (2006). Perbedaan Konsep Diri Siswa SLTP Immanuel Batu yang Tinggal Di Rumah dan yang Tinggal di Panti Asuhan. Jurnal PsikoEdukasi, 4, 15-27. Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Surakhmad, W. (1980). Psikologi Pemuda : Sebuah Pengantar dalam Perkembangan Pribadi dan Interaksi Sosialnya. Bandung : Jemmars. Yuwono, S. Korban Kekerasan dan Sikap Kerjanya Kelak, (online), (ums.ac.id diakses Agustus 2007). Vembrianto. (1993). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Grasindo. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Reliabilitas Item Skala Konsep Diri Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 40 0 40 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .934 N of Items 84 % 100.0 .0 100.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Item-Total Statistics KD1 KD2 KD3 KD4 KD5 KD6 KD7 KD8 KD9 KD10 KD11 KD12 KD13 KD14 KD15 KD16 KD17 KD18 KD19 KD20 KD21 KD22 KD23 KD24 KD25 KD26 KD27 KD28 KD29 KD30 KD31 KD32 KD33 KD34 KD35 KD36 KD37 KD38 KD39 KD40 KD41 KD42 KD43 KD44 KD45 KD46 KD47 KD48 KD49 KD50 KD51 KD52 KD53 KD54 KD55 KD56 KD57 KD58 KD59 KD60 KD61 KD62 KD63 KD64 KD65 KD66 KD67 KD68 KD69 KD70 KD71 KD72 KD73 KD74 KD75 KD76 KD77 KD78 KD79 Scale Mean if Item Deleted 259.50 259.40 259.55 259.05 259.22 259.75 259.17 259.85 259.75 259.65 259.60 259.55 259.47 260.05 259.67 259.00 259.45 259.00 259.57 259.27 259.72 259.47 259.62 259.52 259.42 259.75 259.47 259.45 259.35 259.32 259.87 259.82 259.72 259.47 259.95 259.42 259.80 259.42 259.65 259.77 259.90 259.45 259.60 259.42 259.55 259.27 259.47 259.97 259.67 259.52 259.80 259.60 259.40 259.75 259.25 259.62 259.37 260.12 259.77 259.90 259.32 259.60 259.75 259.45 259.55 259.37 259.37 259.75 259.82 259.45 259.65 259.57 259.65 259.50 260.02 259.52 259.60 259.82 260.00 Scale Variance if Item Deleted 561.795 573.579 571.587 575.433 572.230 569.167 573.635 577.618 559.115 573.003 565.887 562.408 570.461 572.459 569.097 569.128 563.946 569.949 571.276 566.461 564.769 565.999 571.163 568.666 557.943 569.167 575.487 570.459 575.618 563.866 571.702 560.661 567.230 573.128 579.177 558.251 564.369 574.661 559.208 569.307 568.195 571.690 566.400 565.687 568.203 563.897 565.230 560.179 567.404 569.538 575.959 565.938 565.631 580.449 569.013 559.984 566.240 573.907 567.461 569.579 558.584 567.426 559.269 569.946 574.869 572.292 566.651 560.397 566.815 568.203 569.772 565.635 568.079 573.026 573.051 561.846 570.246 561.174 566.564 Corrected Item-Total Correlation .530 .199 .342 .247 .334 .297 .310 .086 .539 .230 .471 .529 .333 .207 .305 .410 .390 .453 .240 .426 .487 .509 .294 .360 .548 .255 .173 .350 .181 .441 .243 .537 .437 .182 .047 .583 .408 .222 .583 .351 .258 .333 .521 .446 .432 .455 .448 .532 .431 .354 .145 .443 .468 .013 .393 .604 .504 .138 .350 .296 .636 .378 .581 .430 .161 .320 .490 .527 .459 .550 .395 .357 .326 .195 .178 .564 .460 .465 .416 Cronbach's Alpha if Item Deleted .932 .934 .933 .934 .933 .933 .933 .935 .932 .934 .933 .932 .933 .934 .933 .933 .933 .933 .934 .933 .933 .933 .933 .933 .932 .934 .934 .933 .934 .933 .934 .932 .933 .934 .935 .932 .933 .934 .932 .933 .934 .933 .933 .933 .933 .933 .933 .932 .933 .933 .934 .933 .933 .935 .933 .932 .933 .935 .933 .933 .932 .933 .932 .933 .934 .933 .933 .932 .933 .933 .933 .933 .933 .934 .934 .932 .933 .933 .933 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Reliabilitas Item Skala Konsep Diri yang lolos Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Tukey's test for nonadditivity is undefined for dichotomous data. Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 40 0 40 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. % 100.0 .0 100.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Item-Total Statistics KD1 KD3 KD5 KD6 KD9 KD11 KD12 KD13 KD16 KD17 KD18 KD20 KD21 KD23 KD24 KD26 KD28 KD30 KD32 KD33 KD36 KD37 KD39 KD40 KD41 KD42 KD43 KD44 KD45 KD46 KD47 KD48 KD50 KD56 KD59 KD60 KD61 KD62 KD63 KD66 KD67 KD69 KD71 KD72 KD73 KD76 KD77 KD78 KD79 KD80 KD81 KD83 Scale Mean if Item Deleted 159.43 159.48 159.15 159.68 159.68 159.53 159.48 159.40 158.93 159.38 158.93 159.20 159.65 159.55 159.45 159.68 159.38 159.25 159.75 159.65 159.35 159.73 159.57 159.70 159.82 159.38 159.53 159.35 159.48 159.20 159.40 159.90 159.45 159.55 159.70 159.82 159.25 159.53 159.68 159.30 159.30 159.75 159.57 159.50 159.57 159.45 159.53 159.75 159.93 159.50 159.68 159.10 Scale Variance if Item Deleted 283.738 292.974 291.721 287.302 281.712 286.358 285.589 288.656 287.866 284.856 289.558 285.908 284.797 291.177 289.741 290.481 289.728 284.962 281.577 287.721 280.746 287.128 280.199 289.703 289.020 290.240 287.025 285.413 287.846 283.344 287.733 284.349 290.305 280.818 287.959 288.815 280.910 285.999 280.789 291.651 287.036 287.782 289.635 287.641 287.687 283.433 289.999 284.808 287.046 288.051 285.302 291.990 Corrected Item-Total Correlation .527 .225 .304 .355 .541 .482 .469 .388 .463 .399 .453 .472 .531 .258 .311 .202 .357 .447 .587 .430 .598 .349 .647 .322 .230 .359 .520 .490 .452 .526 .382 .464 .305 .672 .340 .310 .658 .446 .624 .297 .497 .436 .383 .313 .341 .577 .446 .409 .417 .324 .471 .246 Cronbach's Alpha if Item Deleted .922 .924 .924 .923 .922 .922 .922 .923 .923 .923 .923 .922 .922 .924 .924 .925 .923 .923 .921 .923 .921 .923 .921 .924 .925 .923 .922 .922 .923 .922 .923 .922 .924 .921 .923 .924 .921 .923 .921 .924 .922 .923 .923 .924 .924 .921 .923 .923 .923 .924 .922 .924 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Reliabilitas Item Skala Penyesuaian Sosial Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 40 0 40 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .844 N of Items 74 % 100.0 .0 100.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Item-Total Statistics PS1 PS2 PS3 PS4 PS5 PS6 PS7 PS8 PS9 PS10 PS11 PS12 PS13 PS14 PS15 PS16 PS17 PS18 PS19 PS20 PS21 PS22 PS23 PS24 PS25 PS26 PS27 PS28 PS29 PS30 PS31 PS32 PS33 PS34 PS35 PS36 PS37 PS38 PS39 PS40 PS41 PS42 PS43 PS44 PS45 PS46 PS47 PS48 PS49 PS50 PS51 PS52 PS53 PS54 PS55 PS56 PS57 PS58 PS59 PS60 PS61 PS62 PS63 PS64 PS65 PS66 PS67 PS68 PS69 PS70 PS71 PS72 PS73 PS74 Scale Mean if Item Deleted 218.75 218.80 219.55 218.85 218.95 218.88 219.23 218.80 220.08 219.58 219.13 219.05 219.13 218.83 219.03 218.73 219.00 218.95 219.35 219.23 218.65 218.70 219.73 219.10 218.98 219.80 219.23 219.23 219.18 219.10 219.18 219.20 219.00 218.88 219.05 219.28 219.28 218.95 218.85 218.95 219.53 219.13 219.15 219.13 219.30 219.05 219.10 218.63 219.80 218.90 219.10 219.13 218.95 220.05 219.03 218.80 219.83 219.50 219.18 218.95 218.83 218.95 219.05 219.75 219.20 219.78 219.55 219.98 219.23 219.65 219.00 219.23 219.63 218.65 Scale Variance if Item Deleted 238.449 240.164 232.613 235.208 235.074 228.266 240.179 236.113 245.046 246.148 229.804 235.433 243.599 239.635 235.512 237.589 241.641 234.459 242.900 240.692 233.823 235.395 246.102 228.605 236.384 234.215 238.846 235.769 240.251 235.169 233.430 229.703 233.333 231.548 234.459 237.333 236.153 240.254 232.951 236.254 234.461 229.292 240.233 232.881 245.446 230.767 237.938 232.189 248.318 233.272 238.913 236.215 235.690 240.562 235.307 236.164 244.097 230.308 236.712 236.921 230.866 237.485 233.536 241.885 234.728 250.281 232.100 236.128 232.384 245.874 230.359 234.128 241.369 237.977 Corrected Item-Total Correlation .219 .127 .372 .272 .339 .642 .078 .353 -.112 -.138 .577 .328 -.059 .158 .338 .228 .044 .277 -.024 .095 .472 .418 -.142 .654 .282 .322 .131 .365 .168 .359 .430 .493 .438 .406 .466 .282 .253 .077 .505 .324 .266 .545 .126 .489 -.144 .405 .164 .525 -.270 .341 .171 .217 .330 .066 .309 .350 -.075 .451 .216 .313 .444 .309 .358 .006 .336 -.298 .377 .238 .456 -.134 .525 .308 .022 .224 Cronbach's Alpha if Item Deleted .843 .844 .840 .842 .841 .836 .845 .841 .849 .851 .837 .841 .847 .843 .841 .842 .845 .842 .846 .844 .839 .840 .850 .836 .842 .841 .844 .841 .843 .841 .839 .838 .839 .839 .840 .842 .842 .845 .839 .841 .842 .837 .844 .839 .848 .839 .844 .838 .850 .840 .843 .843 .841 .845 .841 .841 .848 .838 .843 .841 .839 .842 .840 .847 .841 .852 .840 .842 .839 .850 .838 .841 .847 .843 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Reliabilitas Item Skala Penyesuaian Sosial yang lolos Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 40 0 40 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .876 N of Items 30 % 100.0 .0 100.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Item-Total Statistics PS3 PS4 PS5 PS6 PS8 PS11 PS12 PS18 PS21 PS22 PS24 PS26 PS30 PS31 PS32 PS33 PS34 PS37 PS42 PS46 PS50 PS53 PS55 PS56 PS58 PS61 PS65 PS67 PS71 PS72 Scale Mean if Item Deleted 90.45 89.75 89.85 89.78 89.70 90.03 89.95 89.85 89.55 89.60 90.00 90.70 90.00 90.07 90.10 89.90 89.78 90.17 90.03 89.95 89.80 89.85 89.92 89.70 90.40 89.73 90.10 90.45 89.90 90.12 Scale Variance if Item Deleted 103.638 105.321 107.105 101.358 106.523 101.666 107.690 106.438 105.126 106.349 102.513 108.215 106.205 105.148 103.938 104.913 103.410 107.020 102.794 102.613 104.677 105.823 105.610 108.062 102.810 102.820 106.554 104.049 104.092 105.497 Corrected Item-Total Correlation .438 .341 .293 .682 .409 .669 .256 .249 .516 .451 .628 .176 .383 .445 .424 .466 .442 .260 .530 .454 .370 .409 .375 .280 .475 .491 .312 .396 .470 .322 Cronbach's Alpha if Item Deleted .871 .874 .874 .866 .872 .866 .875 .876 .870 .872 .867 .878 .873 .871 .872 .871 .871 .875 .869 .871 .873 .872 .873 .874 .870 .870 .874 .872 .870 .874 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Descriptives Descriptive Statistics N totskor Valid N (listwise) 40 40 Minimum 133 Maximum 193 Mean 162.70 Std. Deviation 15.517 Mean 91.95 Std. Deviation 7.114 Descriptives Descriptive Statistics N totskor Valid N (listwise) 40 40 Minimum 79 Maximum 108 NPar Tests Descriptive Statistics N totskor 40 Mean 91.95 Std. Deviation 7.114 Minimum 79 Maximum 108 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. totskor 40 91.95 7.114 .084 .069 -.084 .529 .942 NPar Tests Descriptive Statistics N totskor 40 Mean 162.70 Std. Deviation 15.517 Minimum 133 Maximum 193 Page 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. totskor 40 162.70 15.517 .059 .051 -.059 .373 .999 Summarize Case Processing Summarya Included N Percent totskor 40 100.0% a. Limited to first 100 cases. Cases Excluded N Percent 0 .0% Total N 40 Percent 100.0% Page 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Case Summariesa totskor 1 166 2 174 3 172 4 177 5 188 6 170 7 193 8 136 9 161 10 133 11 165 12 165 13 159 14 178 15 150 16 153 17 181 18 187 19 179 20 143 21 151 22 161 23 147 24 167 25 146 26 157 27 181 28 158 29 171 30 157 31 166 32 156 33 186 34 173 35 170 36 137 37 148 38 152 39 136 40 158 Total N 40 a. Limited to first 100 cases. Summarize Page 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Case Processing Summarya Included N Percent totskor 40 100.0% a. Limited to first 100 cases. Cases Excluded N Percent 0 .0% Total N 40 Percent 100.0% Case Summariesa totskor 1 103 2 94 3 93 4 86 5 100 6 96 7 102 8 88 9 79 10 82 11 92 12 91 13 94 14 89 15 82 16 91 17 108 18 102 19 89 20 89 21 98 22 98 23 79 24 85 25 93 26 80 27 99 28 92 29 93 30 88 31 97 32 86 33 102 34 87 35 95 36 93 37 95 38 94 39 80 40 94 Total N 40 a. Limited to first 100 cases. Page 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Regression Descriptive Statistics Mean 91.95 162.70 P.Sosial K.Diri Std. Deviation 7.114 15.517 N 40 40 Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N P.Sosial K.Diri P.Sosial K.Diri P.Sosial K.Diri P.Sosial 1.000 .547 . .000 40 40 K.Diri .547 1.000 .000 . 40 40 Variables Entered/Removedb Variables Variables Entered Removed Model 1 K.Diria . a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: P.Sosial Method Enter Model Summaryb Model R R Square 1 .547a .299 a. Predictors: (Constant), K.Diri b. Dependent Variable: P.Sosial Adjusted R Square .281 Std. Error of the Estimate 6.034 ANOVAb Sum of Squares Regression 590.305 Residual 1383.595 Total 1973.900 a. Predictors: (Constant), K.Diri b. Dependent Variable: P.Sosial Model 1 df 1 38 39 Mean Square 590.305 36.410 F 16.213 Sig. .000a Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 51.157 10.176 K.Diri .251 .062 a. Dependent Variable: P.Sosial Standardized Coefficients Beta .547 t 5.027 4.026 Sig. .000 .000 Page 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual 1 1.694 2 -.130 3 -.212 4 -1.580 5 .283 6 .368 7 .407 8 .455 9 -2.075 10 -.415 11 -.087 12 -.253 13 .493 14 -1.125 15 -1.121 16 .246 17 1.899 18 .656 19 -1.166 20 .330 21 1.489 22 1.073 23 -1.494 24 -1.330 25 .868 26 -1.744 27 .408 28 .204 29 -.171 30 -.418 31 .700 32 -.708 33 .697 34 -1.248 35 .202 36 1.242 37 1.116 38 .784 39 -.871 40 .535 a. Dependent Variable: P.Sosial P.Sosial 103 94 93 86 100 96 102 88 79 82 92 91 94 89 82 91 108 102 89 89 98 98 79 85 93 80 99 92 93 88 97 86 102 87 95 93 95 94 80 94 Predicted Value 92.78 94.78 94.28 95.54 98.29 93.78 99.55 85.26 91.52 84.50 92.53 92.53 91.02 95.79 88.77 89.52 96.54 98.04 96.04 87.01 89.02 91.52 88.01 93.03 87.76 90.52 96.54 90.77 94.03 90.52 92.78 90.27 97.79 94.53 93.78 85.51 88.26 89.27 85.26 90.77 Residual 10.223 -.783 -1.282 -9.535 1.707 2.220 2.453 2.744 -12.524 -2.503 -.527 -1.527 2.978 -6.786 -6.766 1.482 11.462 3.957 -7.037 1.989 8.983 6.476 -9.014 -8.028 5.237 -10.521 2.462 1.228 -1.031 -2.521 4.223 -4.270 4.208 -7.532 1.220 7.494 6.736 4.733 -5.256 3.228 Page 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value 84.50 Std. Predicted Value -1.914 Standard Error of .960 Predicted Value Adjusted Predicted Value 84.72 Residual -12.524 Std. Residual -2.075 Stud. Residual -2.102 Deleted Residual -12.849 Stud. Deleted Residual -2.207 Mahal. Distance .012 Cook's Distance .000 Centered Leverage Value .000 a. Dependent Variable: P.Sosial Maximum 99.55 1.953 Mean 91.95 .000 Std. Deviation 3.891 1.000 N 2.114 1.304 .351 40 99.20 11.462 1.899 1.960 12.202 2.040 3.813 .124 .098 91.92 .000 .000 .002 .027 -.001 .975 .024 .025 3.871 5.956 .987 1.010 6.240 1.029 1.106 .027 .028 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: P.Sosial 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Page 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Scatterplot Regression Studentized Deleted (Press) Residual Dependent Variable: P.Sosial 4 2 0 -2 -4 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Page 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Scatterplot Dependent Variable: P.Sosial Regression Standardized Predicted... 2 1 0 -1 -2 80 90 100 110 P.Sosial Page 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI