BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua perusahaan selalu berupaya untuk menjadi pemenang dalam persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan inovasi di era globalisasi memaksa perusahaan untuk terus meningkatkan kreativitas, seperti kreativitas dalam proses perbaikan mutu produk, peningkatan efektifitas dan efisiensi, dan lain sebagainya (Andriopoulos dan Lowe, 2000; Oldham dan Cummings , 1996; Tierney, Farmer, dan Graen, 1999). Kreativitas perusahaan sangat menentukan kemajuan perusahaan dalam menjalankan bisnis khususnya dalam menghadapi kompetisi bisnis. Terdapat banyak faktor yang dapat menentukan kreativitas suatu perusahaan. Salah satu faktornya ialah sumber daya manusia. Perusahaan membutuhkan talenta-talenta yang dapat menunjang proses peningkatan kreativitas sebagai upaya peningkatan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin menguat intensitasnya. Amabile (1983) menjelaskan bahwa keahlian, pemikiran kreatif, dan motivasi merupakan tiga komponen penting bagi kreativitas. Keahlian merupakan dasar dari pengembangan kreativitas. Pemikiran kreatif dan motivasi membuat individu lebih siap dalam menghadapi berbagai macam kesulitan. Berdasarkan penjelasan tersebut, perusahaan perlu memperhatikan tiga komponen yang mempengaruhi kreativitas karyawan, yakni keahlian, pemikiran kreatif, dan motivasi karyawan. Chen dan Tang (2007) menyatakan bahwa kreativitas karyawan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik. Oleh karena itu, peneliti menjadikan dua faktor tersebut sebagai variabel utama dalam penelitian ini yang mempengaruhi kreativitas. Karyawan yang memiliki pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik yang kuat, melakukan pekerjaan bukan hanya sekedar memenuhi kewajiban melainkan menganggap pekerjaan itu sebagai suatu tantangan yang harus diselesaikan dengan cara yang unik. Karyawan seperti 1 Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 2 inilah yang diperlukan oleh suatu perusahaan agar tidak kalah bersaing dalam kompetisi bisnis. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengidentifikasi faktor faktor yang dapat mempengaruhi pemikiran kreatif dan motivasi karyawan untuk meningkatkan kreativitas.
Shin dan Zhou (2003) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kreativitas karyawan di tempat kerja. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan juga memiliki hubungan terhadap pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik karyawan. Pranaya (2008) dalam skripsinya menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kunci utama dalam manajemen yang memegang peran strategis dan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Pemimpin memiliki peran dalam mencetuskan tujuan, merencanakan, menggerakkan, dan mengorganisasikan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Davis (1977) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mengajak orang lain untuk menetapkan tujuan dengan antusias. Kepemimpinan merupakan faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok dan memotivasi mereka mencapai tujuan kelompok. Downtown (1973) mengemukakan pertama kali pembedaan gaya kepemimpinan, yakni kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. Kemudian Burn mengemukakan dalam bukunya yang terbit (1978) bahwa pemimpin transaksional hanya berusaha memuaskan kebutuhan pengikut atau bawahan yang ada sekarang dengan mengarahkan perhatian kepada hubungan timbal balik antara pemimpin dengan pengikut. Pemimpin transaksional memenuhi kebutuhan bawahan dan bawahan menampilkan kinerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Sedangkan, pemimpin transformasional berusaha meningkatkan dan memperluas kebutuhan pengikut atau bawahan dan meningkatkan perubahan yang dramatis dari individu, kelompok, dan organisasi. Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 3 Kepemimpinan transformasional mengajak para pengikut untuk berpikir keluar dari kotak (out of the box). Oleh karena itu, kepemimpinan transformasional dikatakan sebagai gaya kepemimpinan yang dapat memberi inspirasi dan stimulasi pada karyawan untuk berpikir kreatif dalam melakukan pekerjaannya (Amabile, 1996, 1997, 1998; Kouzes and Posner, 1993; Zhou, 2003). Individu yang termotivasi secara intrinsik pada umumnya akan memiliki pemikiran yang lebih fleksibel dengan pendekatan non konvensional dalam mencari pemecahan masalah. Pengaruh lingkungan kerja tentunya memberikan rangsangan positif dalam proses pembentukan motivasi yanng terlahir dari dalam diri individu karyawan serta pemikiran yang kreatif untuk menghasilkan pemecahan masalah yang kreatif sebagai hasilnya. Oleh karena itu, seorang atasan dituntut untuk memiliki gaya kepemimpinan yang dapat memberi inspirasi dan semangat terhadap karyawan untuk melakukan pekerjaan dan menampilkan kinerja lebih dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan seorang atasan memiliki pengaruh terhadap kreativitas karyawan dengan mempengaruhi pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik yang dimiliki karyawan tersebut (Amabile, 1988; Oldham dan Cummings, 1996; Shin dan Zhou, 2003). Pola hubungan antara lingkungan dan gaya kepemimpinan yang mendorong motivasi intrinsik pada diri karyawan untuk melahirkan pemikiran kreatif hingga akhirnya mampu menghasilkan kreativitas dalam pemecahan masalah maupun krativitas sebagai bentuk keunggulan kompetitif perusahaan tercermin dalam berbagai industri. Dalam penelitian Chun-Hsi Chen, Hung-Hui Li, dan Ya-Yun Tang (2007) telah diujikan hubungan gaya kepemimpinan terhadap pola pemikiran kreatif yang dapat menghasilkan kreativitas sebagai hasilnya pada orang-orang dalam departemen riset dan pengembangan. Dalam implementasi untuk tujuan penelitian ini, peneliti memandang industri media sebagai contoh lain yang dapat menjelaskan hubungan yang dihipotesiskan tersebut dengan cukup baik, mengingat industri media merupakan salah satu industri bisnis yang membutuhkan karyawan kreatif sebagai modal dalam Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 4 bersaing. Di era globalisasi sekarang ini, banyak perusahaan media yang muncul baik media cetak (seperti koran dan majalah) maupun elektronik seperti (radio dan televisi). Hal ini membuat semakin ketatnya persaingan bisnis di industri media cetak dan elektronik. Kesuksesan suatu perusahaan media ditentukan oleh kreativitas karyawannya, seperti kreativitas dalam memilih topik berita yang menarik perhatian masyarakat, program, acara yang spektakuler dan inovatif, dan lain sebagainya. Perusahaan yang dapat meningkatkan kreativitas karyawannya memiliki peluang besar untuk menjadi pemenang dalam persaingan. Oleh karena itu, kreativitas karyawan menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan media guna mencapai tujuan bisnisnya. Berdasarkan pembahasan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis lebih dalam mengenai apakah gaya kepemimpinan seorang atasan di perusahaan media cetak (koran dan majalah) dan media elektronik (radio dan televisi) memiliki hubungan yang dapat mempengaruhi kreativitas karyawan dengan mengeksplorasi pengaruh mediasi dari pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik karyawan tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Apakah gaya kepemimpinan seorang atasan memiliki hubungan positif terhadap pemikiran kreatif karyawan? 2. Apakah gaya kepemimpinan seorang atasan memiliki hubungan positif terhadap motivasi intrinsik karyawan? 3. Apakah pemikiran kreatif karyawan memiliki hubungan positif terhadap kreativitas mereka? 4. Apakah motivasi intrinsik karyawan memiliki hubungan positif terhadap kreativitas mereka? Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 5 5. Apakah pemikiran kreatif karyawan menghubungkan gaya kepemimpinan seorang atasan dengan kreativitas karyawan? 6. Apakah motivasi intrinsik karyawan menghubungkan kepemimpinan seorang atasan dengan kreativitas karyawan? 1.3 Tujuan Penelitian Dilihat dari perumusan masalah di atas, maka tujuan diadakan penelitian ini ialah : 1. Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan seorang atasan terhadap pemikiran kreatif karyawan. 2. Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan seorang atasan terhadap motivasi intrinsik karyawan. 3. Menganalisis hubungan pemikiran kreatif karyawan terhadap kreativitas mereka. 4. Menganalisis hubungan motivasi intrinsik karyawan terhadap kreativitas mereka. 5. Menganalisis pengaruh mediasi pemikiran kreatif terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan dan kreativitas. 6. Menganalisis pengaruh mediasi motivasi intrinsik terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan dan kreativitas. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ialah : a. Bagi perusahaan : Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kreativitas karyawan. Selain itu, penelitian ini juga memberikan pengetahuan bahwa gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik karyawan, dimana kedua variabel tersebut nantinya dapat Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 6 mempengaruhi kreativitas karyawan. Dengan begitu, perusahaan dapat memahami gaya kepemimpinan dan kemudian memperbaiki gaya kepemimpinan yang sudah ada guna meningkatkan kreativitas karyawan sehingga dapat menjadi pemenang dalam persaingan global yang semakin ketat. b. Bagi peneliti : Dengan pemahaman dari tujuan-tujuan di atas, peneliti akan mengetahui bagaimana hubungan gaya kepemimpinan terhadap kreativitas karyawan dengan mengeksplorasi pengaruh mediasi dari pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik para karyawan di beberapa perusahaan media cetak dan elektronik. c. Bagi akademisi : Penelitian ini dapat memberikan pemahaman secara akademis dan juga sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya terutama penelitian yang berhubungan dengan kreativitas karyawan, baik menggunakan metode penelitian yang sama ataupun menggunakan metode penelitian yang berbeda. d. Bagi pihak lain : Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya manajemen sumber daya manusia mengenai gaya kepemimpinan dan hubungannya dengan kreativitas karyawan dengan menggunakan metode penelitian Structural Equation Model (SEM) sebagai alternatif metode penelitian berbasis model hubungan yang terjadi antar variabel-variabel yang diteliti. Di samping itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan untuk membuat penelitian selanjutnya. Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1 Unit Analisis Responden yang akan diteliti dalam penelitian ini ialah para karyawan di beberapa perusahaan media, dimana perusahaan media sangat menuntut karyawan yang memiliki kreativitas tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Kreativitas karyawan itulah yang menjadi keunggulan dalam persaingan bisnis di industri media baik media cetak maupun elektronik. 1.5.2 Wilayah Penelitian Ruang lingkup geografis dari penelitian ini adalah beberapa perusahaan media cetak dan media elektronik di DKI Jakarta. 1.5.3 Periode Penelitian Penelitian dan pengumpulan data untuk penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2009. 1.6 Metodologi Penelitian Desain riset yang peneliti gunakan ialah riset deskriptif, yakni riset yang bertujuan menjelaskan mengenai sesuatu hal yang telah diuji oleh Chun-Hsi Chen, Hung-Hui Li, dan Ya-Yun Tang (2007) mengenai hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kreativitas bawahan melalui dua variabel mediasi yakni pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik. Untuk itu, peneliti mereplikasi atau menganalisis kembali penelitian yang telah mereka lakukan tersebut. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi. Peneliti ingin menganalisis secara lebih luas hubungan gaya kepemimpinan atasan dengan kreativitas karyawan melalui variabel mediasi yakni pemikiran kreatif dan motivasi intrinsik. Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 8 1.6.1 Kerangka Penelitian Pemikiran Kreatif Kreativitas Gaya Kepemimpinan Motivasi Intrinsik Gambar 1.1 Model Penelitian Sumber : Chen, Li, dan Tang. (2007). Transformational Leadership and Creativity: Exploring the Mediatig Effects of Craetive Thinking and Intrinsic Motivation. Department of Business Administration. Proceedings of the 13th Asia Pacific Management Conference, Melbourne, Australia, 684-694. 1.6.2 Metode Pengumpulan Data a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari responden. Dalam hal ini, responden yang dimaksud ialah karyawan di beberapa perusahaan media cetak dan media elektronik di Jakarta. Data primer ini didapat melalui kuesioner yang dibagikan kepada para responden. Selain itu, data diperoleh juga melalui metode wawancara langsung dengan beberapa responden untuk mengetahui secara lebih mendalam kondisi nyata dalam perusahaan dan pengalaman pribadi responden. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh peneliti dari studi kepustakaan, jurnal online, data internet, dan studi literatur lainnya. Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 9 1.6.3 Metode Sampling Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode non-probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak menggunakan proses random, dimana anggota populasi dipilih karena alasan tertentu. Teknik non-probability sampling yang digunakan peniliti ialah snowball sampling dimana peneliti menunjuk beberapa orang responden utama yang kemudian meneruskan kuesioner penelitian kepada responden-responden lain di perusahaan yang sama yang sesuai dengan kualifikasi responden yang telah ditetapkan oleh peneliti. Untuk penelitian ini, peneliti memilih karyawan di beberapa perusahaan media cetak seperti koran dan majalah dan media elektronik seperti radio dan televise yang telah bekerja lebih dari enam bulan di Jabodetabek sebanyak 158 orang sesuai dengan metode estimasi Maximum LikeHood pada SEM yang menyatakan bahwa jumlah responden harus sebesar rumus n x 5, dimana n merupakan jumlah pernyataan atau indikator dalam kuesioner penelitian. 1.6.4 Metode Analisis Penelitian ini menggunakan metode analisis SPSS 11.5 for windows untuk menganalisis statistik deskriptif dan frekuensi data responden. Selain itu, metode lain yang digunakan dalam penelitian ini ialah Structural Equition Modeling (SEM) dengan program Lisrel 8.7, dimana SEM merupakan metode analisis yang menghasilkan nilai-nilai yakni standardized loading factor dan t-value yang dapat digunakan untuk menganalisis validitas, realibilitas, dan uji hipotesis secara bersamaan. 1.7 Sistematika Penelitian Kerangka penelitian secara garis besar dan secara keseluruhan terdiri dari lima bab utama, yaitu: Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 10 BAB 1 – PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 – LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan hasil dari tinjauan kepustakaan atau riset data sekunder berupa serangkaian teori yang relevan untuk digunakan sebagai landasan penelitian. BAB 3 – METODOLOGI PENELITAN Bab ini menjabarkan bagaimana penelitian dilakukan. Termasuk di dalamnya adalah metode dan variabel penelitian, pengumpulan data, pengambilan sampel, analisis serta interpretasi data. BAB 4 – ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis dan pembahasan atas hasil-hasil penelitian yang kemudian dibahas untuk menemukan jawaban atas masalah-masalah penelitian. BAB 5 – KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan pernyataan-pernyataan singkat yang merupakan jawaban atas masalah -masalah penelitian. Selain itu, bab ini berisikan pemberian saran oleh peneliti kepada para pemimpin atau atasan dalam perusahaan media cetak (koran dan majalah) serta media elektronik (radio dan televisi) tentang gaya kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan agar dapat meningkatkan kreativitas para karyawannya. Hubungan antara..., Ria Agustina, FE UI, 2009 Universitas Indonesia