PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.1 GEOGRAFIS. ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah Kabupaten wajo terletak pada posisi 3039’-4016’ Lintang Selatan dan 119053’-120027 Bujur Timur, merupakan daerah yang terletak ditengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan dan pada zone tengah yang merupakan suatu depresi yang memanjang pada arah laut tenggara dan terakhir merupakan selat. Batas wilayah Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Luwu dan Kab. Sidenreng Rappang - Sebelah Timur : Teluk Bone - Sebelah Selatan : Kabupaten Bone dan Kabupaten Soppeng - Sebelah Barat : Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap Luas Wilayahnya adalah 2.506,19 Km2 atau 4,01% dari luas Propinsi Sulawesi Selatan dengan rincian Penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 87.975 ha (35,10%) dan lahan kering 162.644 ha (64,90%). Sampai dengan akhir tahun 2011 wilayah Kabupaten Wajo tidak mengalami pemekaran, yaitunya tetap terbagi menjadi 14 wilayah Kecamatan. Selanjutnya dari keempat-belas wilayah Kecamatan tersebut, wilayahnya dibagi lagi menjadi wilayahwilayah yang lebih kecil yang disebut desa atau kelurahan. Tetap sama dengan kondisi pada tahun 2008, wilayah Kabupaten Wajo terbentuk dari 48 wilayah yang berstatus Kelurahan dan 128 wilayah yang berstatus Desa. Jadi secara keseluruhan, wilayah Kabupaten Wajo terbagi menjadi 176 desa/kelurahan. Masing-masing wilayah Kecamatan tersebut mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda meskipun perbedaan itu relatif kecil, sehingga pemanfaatan sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang pertumbuhan pembangunan di wilayahnya. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 18 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO B. Topografi Ketinggian Ketinggian wilayah dari permukaan laut (elevasi) merupakan faktor pembatas alam terhadap pengusahaan tanaman di daerah beriklim tropis. Begitu pula pengaruh pembatas ketinggian akan banyak tampak pada temperatur (suhu) yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap pertumbuhan. Dalam menyusun penggolongan wilayah tanah usaha, ketinggian wilayah dikelompokkan ke dalam beberapa kelas, yaitu : a. Ketinggian wilayah antara 0-7 meter di atas permukaan laut dikelompokkan ke dalam kelompok tanah usaha terbatas. b. Ketinggian wilayah antara 7-25 meter di atas permukaan laut di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha utama Ia dan Ib. c. Ketinggian wilayah antara 25-100 meter di atas permukaan laut di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha Utama Ic. d. Ketinggian wilayah antara 100-500 meter di atas permukaan laut di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha utama Id. Berdasarkan peta ketinggian kabupaten Wajo skala 1 : 100.000, maka penyebaran kelompok ketinggian wilayah dan luasnya di setiap kecamatan menurut konsepsi di atas, disajikan pada Tabel. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa di Kabupaten Wajo penyebaran ketinggian wilayah antara 0-100 meter di atas permukaan laut luasnya adalah 209.876,98 hektar atau 84,13 persen terhadap luas kabupaten. Untuk ketinggian wilayah lebih dari 100 meter di atas permukaan laut luasnya 11.414,18 hektar atau 4,58 % terhadap luas kabupaten. LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KETINGGIAN DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN WAJO | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 19 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO NO. 1. KECAMATAN KETINGGIAN Sabbangparu 100 sampai 500 m LUAS KEC. 2. Tempe 3. Pammana 4. Bola LUAS KEC. 5. Takkalalla LUAS KEC. 6. Sajoanging LUAS KEC. 7. 0.12% 25 sampai 100 m 2616.66 21.06% 7 sampai 25 m 8759.39 70.51% Rawa 1031.25 8.30% 12422.05 100.00% 4.20 0.10% 25 sampai 100 m 1656.60 38.82% 7 sampai 25 m 1646.15 38.58% Danau 543.68 12.74% Rawa 416.74 9.77% 4267.37 100.00% 22.92 0.15% 25 sampai 100 m 5811.29 38.77% 7 sampai 25 m 7593.49 50.65% Danau 212.80 1.42% Rawa 1350.56 9.01% 14991.06 100.00% 0 sampai 7 m 1026.73 5.80% 25 sampai 100 m 4290.87 24.23% 7 sampai 25 m 8975.95 50.68% Rawa 3418.27 19.30% BOLA 17711.82 100.00% 0 sampai 7 m 4549.11 27.10% 25 sampai 100 m 5314.23 31.65% 7 sampai 25 m 6925.98 41.25% TAKKALALLA 16789.32 100.00% 0 sampai 7 m 8417.31 48.61% 25 sampai 100 m 3294.17 19.03% 7 sampai 25 m 5603.08 32.36% SAJOANGING 17314.56 100.00% 71.39 0.32% 396.92 1.80% 13926.50 63.13% 6809.87 30.87% Danau 31.85 0.14% Rawa 822.40 3.73% SABBANGPARU Majauleng TEMPE 100 sampai 500 m LUAS KEC. PERSEN (%) 14.75 100 sampai 500 m LUAS KEC. LUAS (HA) PAMMANA 0 sampai 7 m 100 sampai 500 m 25 sampai 100 m 7 sampai 25 m | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 20 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO LUAS KEC. 8. Tanasitolo MAJAULENG 22058.93 100.00% 343.06 2.26% 10414.03 68.46% 2598.88 17.08% Danau 349.61 2.30% Rawa 1506.75 9.90% 15212.33 100.00% 1465.83 9.04% 10857.81 66.98% Danau 456.66 2.82% Rawa 3429.42 21.16% 16209.72 100.00% 100 sampai 500 m 1788.01 10.41% 25 sampai 100 m 13731.92 79.98% 1261.46 7.35% 387.38 2.26% 17168.77 100.00% 96.92 0.34% 0 sampai 7 m 6432.98 22.30% 100 sampai 500 m 5405.88 18.74% 25 sampai 100 m 9293.56 32.22% 7 sampai 25 m 7618.70 26.41% 28848.04 100.00% 5518.40 30.08% 100 sampai 500 m 454.98 2.48% 25 sampai 100 m 4577.14 24.95% 7 sampai 25 m 7792.98 42.48% PITUMPANUA 18343.50 100.00% 0 sampai 7 m 1378.03 10.06% 25 sampai 100 m 7917.44 57.79% 7 sampai 25 m 4329.61 31.60% 75.49 0.55% 13700.57 100.00% 100 sampai 500 m 2983.47 14.64% 25 sampai 100 m 16210.20 79.53% 1189.11 5.83% 100 sampai 500 m 25 sampai 100 m 7 sampai 25 m LUAS KEC. 9. Belawa TANASITOLO 25 sampai 100 m 7 sampai 25 m LUAS KEC. 10. Maniangpajo BELAWA 7 sampai 25 m Rawa LUAS KEC. 11. Keera > 500 m LUAS KEC. 12. Pitumpanua KEERA 0 sampai 7 m LUAS KEC. 13. MANIANGPAJO Penrang Rawa LUAS KEC. 14. Gilireng PENRANG 7 sampai 25 m | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 21 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO LUAS KEC. 15. Danau Tempe LUAS GILIRENG 20382.78 100.00% Danau 6822.73 48.54% Danau1 1 meter 1261.88 8.98% Danau2 1 meter 3672.14 26.12% Danau2 2 meter 2199.52 15.65% Danau2 7 meter 100.67 0.72% DANAU TEMPE 14056.94 100.00% Sumber : Data Pokok Pembangunan Kab. Wajo, Hasil Analisis, 2010 PETA KETINGGIAN WILAYAH KABUPATEN WAJO Kemiringan Kemiringan lereng merupakan faktor fisik dalam perencanaan pembukaan suatu wilayah dan berpengaruh langsung pada usaha dan kegiatan penduduk. Dalam menyusun tingkat kemampuan dan kesesuaian tanah, kemiringan lereng di kelompokkan ke dalam empat kelas, yaitu : a. Wilayah datar, yaitu wilayah yang berlereng antara 0 – 2 %; b. Wilayah landai, yaitu wilayah yang berlereng antara 2 – 15 %; c. Wilayah agak curam, yaitu wilayah yang berlereng antara 15–40 %; d. Wilayah curam, yaitu wilayah yang berlereng lebih dari 40 %; | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 22 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Penyebaran luas wilayah menurut kelas kemiringan lereng di setiap kecamatan Kabupaten Wajo disajikan pada Tabel 2.2. Pada Tabel tersebut, terlihat bahwa kelas kemiringan lereng antara 0 – 2 % merupakan wilayah terluas untuk masing-masing kecamatan jika dibandingkan dengan kemiringan lereng yang lainnya. Wilayah yang berlereng lebih dari 40 % atau curam dominan berada pada kecamatan. LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KEMIRINGAN DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN WAJO NO. 1. KECAMATAN Sabbangparu 0-2% LUAS KEC. 2. Tempe LUAS KEC. 3. Pammana LUAS KEC. 4. KETINGGIAN Bola 5. Takkalalla 77.91% 15 - 40 % 293.99 2.37% 2 – 15 % 1418.98 11.42% Rawa 1031.25 8.30% SABBANGPARU 12421.9 100.00% 0-2% 2266.50 53.11% 15 - 40 % 139.07 3.26% 2 – 15 % 901.38 21.12% Danau 543.68 12.74% Rawa 416.73 9.77% TEMPE 4267.36 100.00% 0-2% 11942.52 79.66% 15 - 40 % 267.40 1.78% 2 – 15 % 1217.95 8.12% Danau 212.80 1.42% Rawa 1350.58 9.01% PAMMANA 14991.25 100.00% 0-2% 14060.21 79.38% 233.39 1.32% Rawa 3418.27 19.30% BOLA 17711.87 100.00% 0-2% 16728.31 99.64% 60.94 0.36% TAKKALALLA 16789.25 100.00% 0-2% 16377.62 94.59% 2 – 15 % LUAS KEC. 6. Sajoanging PERSEN (%) 9677.68 2 – 15 % LUAS KEC. LUAS (HA) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 23 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2 – 15 % LUAS KEC. 7. Majauleng LUAS KEC. 8. Tanasitolo Belawa LUAS KEC. 10. 5.41% SAJOANGING 17314.53 100.00% 0-2% 19331.90 87.64% 15 - 40 % 555.92 2.52% 2 – 15 % 1316.96 5.97% Danau 31.85 0.14% Rawa 822.40 3.73% 22059.03 100.00% 8242.47 54.18% 15 - 40 % 617.55 4.06% 2 – 15 % 4466.21 29.36% Danau 349.61 2.30% Rawa 1536.50 10.10% TANASITOLO 15212.34 100.00% 0-2% 12323.64 76.03% Danau 456.66 2.82% Rawa 3429.42 21.16% 16209.72 100.00% 70.83 0.41% 13392.81 78.01% 15 - 40 % 1580.82 9.21% 2 – 15 % 1736.83 10.12% 387.38 2.26% 17168.67 100.00% >40 % 2113.91 7.33% 0-2% 20030.98 69.44% 15 - 40 % 4651.11 16.12% 2 – 15 % 2052.10 7.11% KEERA 28848.10 100.00% 266.33 1.45% 16963.02 92.47% 15 - 40 % 575.40 3.14% 2 – 15 % 538.83 2.94% PITUMPANUA 18343.58 100.00% 0-2% 13625.08 99.45% 75.49 0.55% 13700.57 100.00% MAJAULENG 0-2% LUAS KEC. 9. 936.91 Maniangpajo BELAWA >40 % 0-2% Rawa LUAS KEC. 11. Keera LUAS KEC. 12. Pitumpanua MANIANGPAJO >40 % 0-2% LUAS KEC. 13. Penrang Rawa LUAS KEC. PENRANG | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 24 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 14. Gilireng >40 % 47.09 0.23% 10897.22 53.46% 15 - 40 % 4323.04 21.21% 2 – 15 % 5115.28 25.10% GILIRENG 20382.63 100.00% Danau 14056.94 100.00% DANAU TEMPE 14056.94 100.00% 0-2% LUAS KEC. 15. Danau Tempe LUAS Sumber : Data Pokok Pembangunan Kab. Wajo, Hasil Analisis, 2010 PETA KELERENGAN KABUPATEN WAJO C. Geohidrologi Sungai Besar di Kabupaten Wajo, terdapat 7 sungai. Diantaranya Sungai Siwa dengan panjang 20,50 Km, Lebar 70,00 m, dan Kedalaman 0,85 m, Sungai Awo panjang 43,50 Km, Lebar 85,00 m, dan Kedalaman 0,65 m, Sungai Keera panjang 27,00 Km, Lebar 65,00 m, dan Kedalaman 0,60 m, Sungai Gilireng panjang 61,50 Km, Lebar 40,00 m, dan Kedalaman 0,35 m, Sungai Bila/Belawa panjang 15,00 Km, Lebar 40,00 m, dan Kedalaman 0,40 m, Sungai Cenranae panjang 47,00 Km, Lebar 115,00 m, dan Kedalaman 0,70 m, serta Sungai Walennae panjang 28,50 Km, Lebar 95,00 m, dan Kedalaman | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 25 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 0,55 m. Sungai-sungai kecil yang dialiri di Kabupaten Wajo, sebanyak 33 sungai. D. Klimatologi (iklim) Berdasarkan peta zone agroklimatologi yang disusun oleh Balai Informasi Pertanian Propinsi Sulawesi Selatan maka Wilayah Kabupaten Wajo adalah Tipe Iklim C1,D1,D2,E2 dan E3 dengan definisi bahwa “berdasarkan metode oldeman dalam menentukan tipe iklim sangat dipengaruhi oleh banyaknya bulan basah dan bulan kering. Kriteria bulan basah dapat dicirikan dengan banyaknya curah hujan lebih dari 200 mm/bulan yang terjadi pada Bulan April-Juli secara berurutan, sedangkan kriteria bulan kering dapat ditandai pada Bulan Agustus-Oktober dengan iklim yang tergolong tropis tipe B dan tipe C dengan suhu antara 29ºC-31ºC. E. Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Wajo terdiri dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) baik yang besar maupun kecil. Sungai-sungai yang ada di wilayah ini sebagian daerah pengalirannya dalam wilayah Kabupaten Wajo dan sebagian lainnya juga berada pada wilayah kabupaten lainnya. Bahkan Sungai Bila yang daerah bagian hilirnya merupakan wilayah Kabupaten Wajo, berhulu di Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Sidrap. Demikian pula dengan Sungai Siwa, Sungai Gilireng, Sungai Awo, Sungai Walennae dan lain-lain. Kondisi tersebut diatas ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya penggabungan beberapa DAS yang berdekatan atau mempunyai karakteristik yang sama.daerah aliran sungai dalam kabupaten wajo,pada umumnya merupakan daerah subur.berbagai jenis komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh didaerah aliran sungai ini diusahakan oleh masyarakat dan pengusaha.kondisi tersebut menyebabkan daerah ini banyak diminati untuk pengembangan berbagai usaha tani baik pangan,hortikultura,peternakan, usaha dan tani perkebunan,tanaman lain-lain. sejalan dengan perkembangan berbagai usaha tani ini,berbagai kegiatan bukan | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 26 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO pertanian lainnya juga berkembang seperti pemukiman,prasarana jalan,transportasi,dan lain-lain. Mengingat dampak yang begitu luas dari pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak terencana dibeberapa DAS dalam wilayah kabupaten wajo,maka perlu disusun satu rencana pengelolaan DAS terpadu dalam wilayah kabupaten wajo.keterpaduan ini menyangkut keterpaduan kelompok antar wilayah masyarakat dan administrasi(kecamatan/desa),antar antar berbagai bidang/sektor pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.untuk maksud tersebut maka penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu dalam wilayah kabupaten wajo ini akan dilakukan oleh satu tim yang anggota-anggotanya terdiri dari berbagai bidang keahlian dan disiplin ilmu yang telah memiliki pengalaman yang luas dibidangnya masing-masing. (Lihat Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Wajo, Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan, Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai, dan Peta 2.2 Peta Wilayah Administratif) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 27 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2. 1. Daftar Sungai Dan Daerah Aliran Sungainya Di Kabupaten Wajo No Nama Daerah AliranSungai Luas (Ha) 1 Siwa 0,014 2 Awo 0,369 3 Keera 0,176 4 Gilireng 0,025 5 Bila/Belawa 0,006 6 Cenranae 0,541 7 Walennae 0,271 Sumber : Dinas PSDA, Energi dan SD.Mineral Kab. Wajo Tabel 2.2. Nama, Luas wilayah per-Kecamatan dan Jumlah kelurahan Jumlah Luas (Km2) Kelurahan/Desa Persentase Kecamatan Jumlah Jumlah Desa Kelurahan Administrasi (KM2) (1) (2) (3) (4) Sabbangparu 12 3 132.75 Tempe - 16 Pammana 13 Bola (%) thd total (5) Terbangun (ha) (%) thd total (6) (7) 5% 1,991.25 0,15% 38.27 2% 765.40 0,2% 2 162.10 6% 1,621.00 0,1% 10 1 220.13 9% 5,503.25 0,25% Takkalalla 11 2 179.76 7% 4,494.00 0,25% Sajoanging 6 3 167.01 7% 4,175.25 0,25% Penrang 9 1 154.90 6% 1,549.00 0,1% Majauleng 14 4 225.92 9% 1,129.60 0,05% Tanasitolo 15 4 154.60 6% 3,092.00 0,2% | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 28 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Jumlah Luas (Km2) Kelurahan/Desa Persentase Kecamatan Jumlah Jumlah Desa Kelurahan Administrasi (KM2) (%) thd total Terbangun (ha) (%) thd total Belawa 6 3 172.30 7% 4,307.50 0,25% Maniangpajo 5 3 175.96 7% 879.80 0,05% Gilireng 8 1 147.00 6% 735.00 0,05% Keera 9 1 368.36 15% 9,209.00 0,25% Pitumpanua 10 4 207.13 8% 3,106.95 0,15% Kab. Wajo 128 48 2506.19 100% 42,559.00 Sumber: BPS Wajo 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 29 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Peta 2.1 Peta Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Wajo Sumber : RTRW Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 30 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Wajo Sumber : RTRW Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 31 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.2. DEMOGRAFI Demografi Jumlah penduduk dalam periode dua tahun terakhir memperlihatkan adanya kecenderungan yang terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,14 persen,dari 388.990 pada tahun 2010 menjadi 389.552 jiwa pada tahun 2012. Persebaran penduduk,jumlah penduduk yang sebanyak itu tersebar pada 14 kecamatan atau 128 desa dan 48 kelurahan;dengan kepadatan penduduk per kilometer persegi sekitar 155 jiwa.kecamatan yang terpadat penduduknya adalah kecamatan tempe dan pitumpanua.kedua kecamatan tersebut merupakan sentra perekonomian kabupaten wajo,sehingga mudah dipahami apabila kecamatan tersebut mempunyai penduduk yang padat. Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan analisis proyeksi Geometrik, yang merupakan rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data dalam suatu kelompok sampel, kemudian diakarpangkatkan dengan jumlah data sampel tersebut. (Lihat Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun Terakhir dan Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 32 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.3. Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 – 5 tahun terakhir Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk Tahun Tahun Tahun Tahun Nama Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Sabbangparu 25.725 25.834 26.017 26.159 7.169 6.740 6.796 6.874 -(0,05) 0,42 0,71 0,55 193,79 194,61 195,98 197,05 Tempe 56.486 61.121 61.084 61.581 13.352 13.649 13.569 13.684 1,60 8,21 -(0,06) 0,81 1.475,99 1.597,10 1.596,13 1.609,12 Pammana 31.252 31.276 31.232 31.640 8.172 7.934 8.651 8.794 -(0,04) 0,08 -(0,14) 1,31 192,79 192,94 192,67 195,19 Bola 19.309 19.384 19.504 19.640 4.616 4.620 4.656 4.676 -(0,96) 0,39 0,62 0,70 87,72 88,06 88,60 89,22 Takkalalla 20.304 20.640 20.805 21.034 5.492 4.939 5.097 5.181 1,37 1,66 0,80 1,20 112,95 115,74 117,01 Sajoanging 19.339 18.807 18.841 18.960 5.124 4.806 4.861 4.915 0,31 -(2,75) 0,18 0,63 115,80 112,61 112,81 113,53 Penrang 15.489 15.705 15.740 15.898 4.335 3.923 3.934 4.026 0,38 1,39 0,22 1,00 99,99 101,39 101,61 102,63 Majauleng 31.708 31.329 31.501 32.062 8.398 8.218 8.248 8.431 0,55 -(1,20) 0,55 1,73 140,35 138,67 139,43 141,92 Tanasitolo 40.201 39.271 39.623 40.340 10.530 9.361 9.715 10.057 0,20 -(2,31) 0,90 1,81 260,03 254,02 256,29 260,93 Belawa 31.235 31.985 32.039 32.154 7.532 7.444 7.593 7.892 0,75 2,40 0,17 0,36 181,28 185,64 185,95 186,62 Maniangpajo 15.846 15.966 16.175 16.306 3.960 3.892 3.907 3.987 0,18 0,76 1,31 0,81 90,05 90,74 91,92 92,67 Gilireng 11.339 11.043 11.084 11.490 2.955 2.937 2.979 3.022 0,16 -(2,61) 0,37 3,66 77,14 75,12 75,40 78,16 Keera 21.795 21.734 22.094 22.693 5.888 5.661 5.699 5.785 1,20 -(0,24) 1,61 2,71 59,17 59,00 59,98 61,61 Pitumpanua 42.422 41.978 42.434 42.694 10.727 9.827 9.906 9.948 0,16 -(1,05) 1,09 0,61 59,17 202,66 204,87 206,12 Total 382.450 386.073 388.173 392.651 98.250 93.951 95.611 97.272 5,81 5,11 8,37 17,85 3.146 3.407 3.417 3.452 Sumber : BPS Wajo Tahun 2010 - 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 33 114,82 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk Tahun Tahun Tahun Tahun Nama Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2015 Sabbangparu 26.159 26.266 26.374 26.482 26.591 6.874 6.952,895 7.032,70 7.113,41 7.195,056 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 197,05 198,13 199,21 200,30 201,39 Tempe 61.581 63.176 64.812 66.491 68.213 13.684 13.799,97 13.916,93 14.034,88 14.153,83 2,59 2,59 2,59 2,59 2,59 1.609,12 1.622,22 1.635,42 1.648,,73 1.662,15 Pammana 31.640 31.735 31.830 31.926 32.021 8.794 8.939,364 9.087,13 9.237,34 9.390,032 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 195,19 195,22 200,33 202,95 205,60 Bola 19.640 19.675 19.711 19.746 19.782 4.676 4.696,086 4.716,26 4.736,52 4.756,863 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 89,22 89,23 90,47 91,11 91,74 Takkalalla 21.034 21.293 21.555 21.820 22.088 5.181 5.266,384 5.353,18 5.441,40 5.531,073 1,23 1,23 1,23 1,23 1,23 117,01 119,59 120,90 122,23 Sajoanging 18.960 18.880 18.801 18.722 18.643 4.915 4.969,6 5.024,81 5.080,63 5.137,066 -(0,42) -(0,42) -(0,42) -(0,42) -(0,42) 113,53 113,54 114,98 115,72 116,46 Penrang 15.898 16.017 16.137 16.258 16.380 4.026 4.120,151 4.216,50 4.315,11 4.416,024 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 102,63 102,64 104,70 105,75 106,81 Majauleng 32.062 32.197 32.332 32.468 32.604 8.431 8.618,06 8.809,27 9.004,72 9.204,513 0,42 0,42 0,42 0,42 0,42 141,92 141,95 147,03 149,66 152,33 Tanasitolo 40.340 40.396 40.453 40.510 40.566 10.057 10.411,04 10.777,54 11.156,95 11.549,71 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 260,93 260,98 270,46 275,36 280,35 Belawa 32.154 32.450 32.748 33.050 33.354 7.892 8.202,774 8,525,79 8.861,52 9.210,47 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 186,62 186,63 187,97 188,64 189,32 Maniangpajo 16.306 16.430 16.555 16.681 16.807 3.987 4.068,638 4.151,95 4.236,96 4.323,72 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 92,67 92,68 94,19 94,19 95,73 Gilireng 11.490 11.533 11.575 11.618 11.661 3.022 3.065,621 3.109,87 3.154,76 3.200,297 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 78,16 78,19 83,99 87,06 90,25 Keera 22.693 22.993 23.296 23.604 23.915 5.785 5.872,298 5.960,91 6.050,87 6.142,175 1,32 1,32 1,32 1,32 1,32 61,61 61,63 66,28 68,75 71,30 Pitumpanua 42.694 42.779 42.865 42.951 43.037 9.948 9.990,178 10.032,53 10.075,07 10.117,79 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 206,12 206,13 208,64 209,92 211,20 Total 392.651 395.820 399.044 402.327 405.662 97.272 98.973 92.190 102.500 104.329 9,17 9,17 9,17 9,17 9,17 3.452 3.466 3.523 3.559 3.596 Sumber : BPS Wajo Tahun 2010 - 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 34 117,02 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH 2.3.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Dengan demikian APBD harus benar-benar dapat mencerminkan dan mampu menjawab tuntutan masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan jasa publik seperti pendidikan, kesehatan, kebersihan, keamanan/ketertiban dan lain-lain dengan memperhatikan potensi yang dimiliki. Kebijakan Pendapatan Daerah diupayakan akan terus meningkat dari tahun sebelumnya dengan mengoptimalkan sumbersumber Pendapatan Daerah melalui : (1) Pendapatan Asli Daerah, melalui Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (Bagian laba Usaha Daerah), dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, dengan melakukan program intensifikasi, ekstensifikasi dan difersifikasi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, (2) Dana Perimbangan, melalui Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, DAU, dan DAK, (3) Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah, melalui Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Sumbangan dari Organisasi/ Lembaga tertentu/ perorangan atau pihak ketiga, dan Dana Penyesuaian yang diharapkan dari pemerintah. Target pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 1.026.559.010.025,-- | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 35 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO atau betambah sebesar Rp. 608.004.789.482,- dari target 2014 sebesar Rp. 418.554.220.543,- yang lalu, yang dapat dirinci sbb: • Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 70.754.656.300,-- atau dengan kata lain tidak berbeda dengan tahun 2014. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terdiri dari: • Pajak daerah, tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 18.875.500.000,- sama dengan tahun 2014. • Retribusi Daerah, tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 21.021.727.000,- sama dengan tahun 2014. • Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan yang terdiri dari bagian laba usaha daerah tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 5.838.955.700,- atau sama dengan tahun 2014. • Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 25.018.473.600,- sama dengan tahun 2014 • Dana Perimbangan • Bagi hasil Pajak / Hasil Bukan Pajak tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 59.513.728.485,- atau sama dengan target tahun 2014. • Dana Alokasi Umum tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 631.247.160.000,- atau dibandingkan pada tahun 2014 hanya sebesar Rp. 662.809.518,-. • Dana Alokasi Khusus tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 63.351.730.000,- atau sama tahun 2014. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 36 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO • Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah • Pendapatan Hibah pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 492.225.000,-. • Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 30.100.000.000,-. • Dana Penyesuaian dan otonomi khusus pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 173.143.314.000,-. Meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 150.563.757.240,• Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya tahun 2015 ditarrgetkan sebesar Rp. 20.535.757.240. Pendapatan daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang harus dialokasikan dalam APBD untuk membiayai segala aktifitas yang diprogramkan dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Kebijakan-kebijakan dalam mencapai target antara lain melakukan intesifikasi, ekstensifikasi dan difersivikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan asli daerah, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada baik SDM tenaga dan prasarana dalam memberikan pelayanan. Disamping juga melakukan upaya lainnya dengan menggali sumber-sumber lainnya yang memang berpotensi untuk mendapatkan nilai tambah terhadap penerimaan daerah dari berbagi sektor, sesuai dengan potensi, kondisi dan karakter daerah yang dimiliki. Pencapaian target tersebut tentunya dapat diwujudkan melalui upaya yang serius dan kerja keras yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melipatkan partisipasi masyarakat dalam mencapai hasil yang maksimal. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 37 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.3.2. Pengelolaan Belanja Daerah Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tentang perubahan atas permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berkenaan dengan itu, seperti tahun anggaran sebelumnya, belanja tidak langsung diharapkan untuk menunjang pelaksanaan tugas operasional Satuan Kerja Daerah secara rutin. Alokasi ini diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap kelancaran jalannya pemerintahan dan pelayanan administrasi pada setiap lembaga daerah (Satuan Kerja Daerah) baik pelayanan yang langsung terhadap aparatur daerah maupun pelayanan kepada publik yang menjadi tanggung jjawab pemerintah daerah. Total Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014 kabupaten Wajo sebesar Rp.1.113.790.207.665,-. a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung Kebijakan belanja tidak langsung yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan social, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belaja tidak terduga. Kebijakan Belanja tidak Langsung berorientasi kepada upaya pemenuhan Kebutuhan Gaji Pegawai pada setiap SKPD dan belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa, Belanja tidak terduga yang dikelola oleh SKPD yang bersumber dari dana bantuan pemerintah Provinsi ke Daerah Otonom dan Sumbangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Desa dari penerimaan PBB yang selama ini sudah disalurkan kepada pemerintah Desa. Berkaitan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai negeri Sipil melalui peningkatan gaji pada tahun 2014, maka penyediaan dana | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 38 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai termasuk gaji calon pegawai negeri sipil (CPNS) sesuai dengan petunjuk dan kebijakan Pemerintah Pusat, yang disediakan accres untuk memperhitungkan kenaikan gaji pegawai dan pembayaran gaji ke-13 untuk Tahun Anggaran 2014. Alokasi Belanja Tidak Langsung diperuntukan untuk membiayai Belanja Pegawai Negeri Sipil sebesar Rp. 599.459.073.828,- Belanja Bunga sebesar Rp. 200.000.000,- Belanja hibah Rp. 10.818.744.500,Belanja bantuan sosial Rp.171.700.000,- Belanja bantuan Keuangan kepada provinsi / kabupaten / kota dan pemerintah desa Rp. 31.033.655.060,- Belanja tidak terduga Rp. 3.250.000.000,- dengan total keseluruhan belanja tidak langsung Rp. 644.933.173.388,-. b. Kebijakan Umum Belanja Langsung Khusus mengenai Belanja Langsung tahun 2014, diperuntukan untuk melakukan urusan wajib dan urusan pilihan melalui program dan kegiatan daerah sesuai pengkodean yang telah diatur sesuai ketentuan yang berlaku, dengan tetap memperhatikan Pokok-Pokok Kebijakan Pemerintah Daerah yang dijabarkan dalam RPJMD Wajo dan RKPD Tahun 2014. Untuk tahun 2014 alokasi Belanja Langsung, hal yang perlu mendapatkan perhatian pada program kegiatan 2014 antara lain: 1. Pendidikan Gratis dan Kesehatan Gratis 2. Peningkatan Infrastruktur (Jalan, Jembatan, Irigasi dan air Bersih) 3. Operasional UPTD 14 Kecamatan dan Pembinaan PAUD 4. Sarana dan Prasarana Pertanian, Kesehatan dan Pendidikan 5. DED Master Plan Kawasan Perkantoran Pemerintah Kab. Wajo, Rencana Detail Kawasan Danau Tempe. 6. Operasional Adipura | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 39 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 7. Pengadaan Kendaraan Dinas Opersional SKPD, Dokter Ahli dan Mobil Pemadam Kebakaran 8. Anggaran untuk Penanggulangan Bencana dan Penanggulangan Kemiskinan dan beberapa kegiatan lain yang sangat prioritas untuk tahun 2014. Alokasi Belanja Langsung diperuntukan untuk membiayai belanja pegawai Rp. 25.921.632.647,53 Belanja barang dan jasa sebesar Rp.173.302.296.465,12 dan Belanja Modal sebesar Rp. 230.582.614.537,35 sehingga total keseluruhan belanja langsung diperkirakan sebesar Rp. 429.806.543.650,sedangkan total APBD secara keseluruhan diperkirakan mencapai sebesar Rp. 1.085.935.021.944,-. Kebijakan belanja daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 5, 6, 7, 8 tentang Kelembagaan Orrganisasi Perangkat Daerah Kabupaten Wajo berdasarkan Urusan Pemerintahan. (Lihat tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012). | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 40 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.5 Rekapotulasi Realisasi APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012 Tahun Rata-Rata Pertumbuhan No Jenis Pendapatan Daerah 1 a b Rp Rp Rp 2009 42.519.649.450,24 3.821.000.000,00 10.241.933.500,00 Rp Rp Rp 2010 42.414.431.248,00 4.390.000.000,00 9.432.913.700,00 Rp Rp Rp 2011 50.693.043.504,00 7.847.000.000,00 16.983.043.504,00 Rp Rp Rp 2012 55.172.195.463,06 8.923.456.984,00 15.485.564.429,00 Rp Rp Rp 2013 70.335.694.882,61 10.089.662.940,50 22.082.598.141,00 Rp 5.823.686.000,00 Rp 5.823.686.000,00 Rp 5.900.000.000,00 Rp 5.779.541.649,35 Rp 5.838.955.719,00 0,06 Rp 22.633.029.950,24 Rp 22.767.831.548,00 Rp 19.963.000.000,00 Rp 24.983.632.400,71 Rp 32.324.478.082,11 8,56 b c Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Rp 352.944.661.000,00 Rp 66.521.000.000,00 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp 26.197.778.530,00 a b Hibah Dana Darurat Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah lainnya Rp Rp Dana Penyesuaian dan Otonom Khusus c d 2 a c d e f Bantuan Keuangan dariProvinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Sumbangan dari Organisasi / Lembaga tertentu / Perorangan atau Pihak Ketiga JUMLAH PENDAPATAN 53,89 24,09 21,18 Rp 483.884.191.096,00 Rp 491.228.246.496,00 Rp 564.838.841.390,00 Rp 707.011.202.160,00 Rp 785.680.626.369,00 28,99 Rp Rp Rp 87.857.720.390,00 Rp 118.658.974.160,00 Rp 119.950.099.369,00 13,96 Rp 364.822.715.000,00 Rp 49.285.100.000,00 Rp 413.733.921.000,00 Rp 63.247.200.000,00 Rp 513.517.208.000,00 Rp 74.835.020.000,00 Rp Rp 592.275.827.000,00 73.454.700.000,00 11,25 3,78 Rp 136.135.763.946,00 Rp 197.473.206.744,00 Rp 132.231.109.946,13 Rp 163.186.203.406,72 3111,53 - Rp Rp 1.150.000.000,00 - Rp Rp - - Rp Rp 24.208.226.890,00 - Rp Rp 545.272.900,00 - Rp 13.129.788.050,00 Rp 13.128.788.050,00 Rp 20.443.500.000,00 Rp 25.375.242.056,13 Rp 29.115.148.226,72 18,91 Rp - Rp Rp 64.418.530.096,00 77.120.431.496,00 - -39,55 Rp 108.219.833.400,00 Rp 159.659.246.900,00 Rp 82.502.476.000,00 Rp 110.596.915.000,00 6,65 13.067.990.480,00 Rp 13.637.142.496,00 Rp Rp 145.165.000,00 Rp 22.928.867.280,00 3125,52 - Rp - Rp - Rp - Rp 552.601.619.076,24 Rp 669.778.441.690,00 17.370.459.844,00 Rp - Rp 813.005.091.638,00 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo Rp 894.414.507.569,19 41 Rp 1.019.202.524.658,33 - PPSP WAJO No 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 1 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Jenis Pendapatan Daerah Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga 2009 Rp 303.602.489.018,50 Rp 300.000.000,00 Rp Rp 2.633.288.600,00 Rp 13.561.983.849,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp - Tahun 2010 2011 342.164.567.721,61 Rp 388.561.804.271,71 200.000.000,00 Rp 200.000.000,00 Rp 3.696.412.000,00 Rp 5.017.958.500,00 23.714.864.093,00 Rp 20.678.209.000,00 - Rp 18.351.578.880,00 Rp 13.110.558.976,00 Rp 550.000.000,00 Rp 800.000.000,00 Rp Rp 13.218.668.432,00 2012 Rp 446.349.743.063,00 Rp 126.888.788,00 Rp Rp 11.496.391.100,00 Rp 2.404.294.090,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp - Rp 21.982.298.666,00 Rp Rp 2013 487.078.157.226,00 104.359.349,00 41.154.718.783,00 2.810.346.000,00 - - Rata-Rata Pertumbuhan 10,05 -17,53 92,64 -1,89 14,84 29.812.708.775,00 1.181.040.000,00 Rp 1.928.090.838,00 30,36 JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG Rp 338.999.340.347,50 Rp 383.686.402.790,61 Rp 428.626.640.203,71 Rp 483.540.655.707,00 Rp 562.888.380.971,00 128,47 Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal JUMLAH BELANJA LANGSUNG Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SILPA) Rp 20.968.576.384,00 Rp 108.898.395.428,00 Rp 202.595.960.068,00 Rp 332.462.931.880,00 Rp 19.624.730.327,00 Rp 102.122.910.576,00 Rp 218.466.821.963,00 Rp 340.214.462.866,00 Rp 23.462.790.650,00 Rp 134.542.913.280,00 Rp 280.512.026.445,00 Rp 438.517.730.375,00 Rp 29.001.306.601,00 Rp 140.332.308.178,00 Rp 215.353.394.785,00 Rp 384.687.009.564,00 Rp Rp Rp Rp 28.549.445.389,00 182.948.613.765,00 174.538.991.192,00 386.037.050.346,00 7,04 12,04 -1,19 17,89 Rp 127.805.034.461,76 Rp Rp Rp 74.682.942.131,00 Rp 84.716.066.932,15 24969,02 Rp 664.952.104,00 Rp 664.952.104,00 0,00 6 Penerimaan Piutang Daerah 1 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyertaan Modal Pemda Rp 3 Pembayaran Pokok Utang Rp 4 5 Pemberian Pinjaman Daerah Pembayaran Utang Pihak Ketiga Rp Rp JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN Rp Rp 58.127.464.894,61 950.000.000,00 59.705.246,71 - Rp - Rp - Rp 127.805.034.461,76 Rp 58.127.464.894,61 Rp 59.705.246,71 Rp 75.347.894.235,00 Rp 85.381.019.036,15 24969,02 Rp Rp - Rp 900.000.000,00 Rp 992.301,00 Rp - -39,98 Rp 200.000.000,00 Rp 184.500.451,00 Rp 200.000.000,00 0,13 Rp Rp 4.465.967.356,00 Rp Rp 16.992.597.719,00 Rp Rp 3.434.025.752,00 -20,00 43,61 Rp 5.565.967.356,00 200.000.000,00 Rp 8.743.371.310,50 - Rp Rp 3.805.040.928,00 Rp 4.005.040.928,00 8.943.371.310,50 200.000.000,00 - | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo - Rp 42 17.178.090.471,00 Rp 3.634.025.752,00 -16,24 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.3.3. Pengalokasian Anggaran Sanitasi Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri dari drainase, pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Wajo tahun 2012 memiliki proposi anggaran sanitasi terhadap belanja total di Kabupaten Wajo hanya berkisar di angka 0,20 %. Sedangkan proporsi Investasi Sanitasi terhadap belanja sanitasi sekitar 0,87% dan proporsi OM terhadap belanja sanitasi sekitar 0,13%. (Lihat Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Wajo Tahun 2009-2013, Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012, Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Wajo Tahun 2009-2012, Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita dan Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 43 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Kab. Wajo Tahun 2009-2012 Tahun No. Realisasi Anggaran 2009 2010 2011 2012 2013 Rata2 Pertumbuhan -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 1. Dinas Pekerjaan Umum 412.730.000 1.774.736.800 22.260.000 0 4.707.876.700 46 - - - - - 1.774.736.800 110.890.000 22.260.000 404.720.000 1.032.982.000 4.707.876.700 1.433.485.500 46,25 74 1.a Investasi 1.b 2. Operasional/Pemeliharaan (OM) Dinas Tata Ruang dan Permukiman 412.730.000 863.250.000 2.a Investasi - - - - - - 2.b Operasional/Pemeliharaan (OM) 863.250.000 110.890.000 404.720.000 1.032.982.000 1.433.485.500 74,37 3. Dinas Kesehatan 586.565.700 323.619.000 36.357.500 170.655.500 348.507.660 68 3.a Investasi - - - - - - 3.b 4. Operasional/Pemeliharaan (OM) Badan Lingkungan Hidup Daerah 586.565.700 90.000.000 323.619.000 60.000.000 36.357.500 2.914.000 170.655.500 26.015.000 348.507.660 14.230.000 68,00 124 4.a Investasi - - - - - - 4.b Operasional/Pemeliharaan (OM) 90.000.000 60.000.000 2.914.000 26.015.000 14.230.000 123,80 5. Bappeda 43.274.000 45.607.100 21.130.000 34.974.000 61.251.500 18 5.a Investasi - - - - - - 5.b Operasional/Pemeliharaan (OM) 43.274.000 45.607.100 21.130.000 34.974.000 61.251.500 18,47 6 Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5) 1.995.819.700 2.314.852.900 487.381.500 1.264.626.500 6.565.351.360 331 7 Pendanaan Investasi Sanitasi Total (1a+2a+3a+4a+5a) 0 0 0 0 0 0 8 Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b+5b) 2.314.852.900 Rp 340.214.462.866,00 487.381.500 Rp 438.517.730.375,00 1.264.626.500 Rp 384.687.009.564,00 6.565.351.360 Rp 386.037.050.346,00 331 3,86 9 Belanja Langsung 1.995.819.700 Rp 332.462.931.880,00 10 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung (6/9) 0,01 0,01 0,00 0,00 0,02 85,72 11 12 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (7/6) Proporsi OM anitasi – Total Belanja Sanitasi (8/6) 0 1,00 0 1,00 0 1,00 0 1,00 0 1,00 0 1,00 Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009– 2012 Keterangan : investasi termasuk didalmnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan Lahan, pelatihan koordinasi, advokasi, kampaye dan studi-studi yang terkait sanitasi | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 44 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.7. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab. Wajo Tahun 2009-2012 No 1 2009 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4) 1.1 Air Limbah Domestik 1.2 Sampah Rumah Tangga 1.3 Drainase Perkotaan 1.4 PHBS 2 Belanja Sanitasi (Rp) Uraian Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3) 2.1 DAK Sanitasi 2.2 DAK Lingkungan Hidup 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009– 2013 2010 2011 2012 Rata-Rata Pertumbuhan 2013 1.902.508.700 1.451.371.200 476.219.800 1.229.652.500 6.504.099.860 74,1 179.260.000 - 9.968.300 11.400.000 12.300.000 (15,55) 497.915.000 170.890.000 407.634.000 1.047.597.000 1.435.415.500 53,37 805.130.000 974.392.200 22.260.000 - 4.707.876.700 (35,34) 420.203.700 306.089.000 36.357.500 170.655.500 348.507.660 71,66 863.042.000 1.760.360.000 1.183.625.000 1.693.610.000 2.236.437.000 38,2 - 909.910.000 266.200.000 752.460.000 1.225.037.000 34,95 863.042.000 850.450.000 917.425.000 941.150.000 1.011.400.000 3,29 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2.765.550.700 3.211.731.200 1.659.844.800 2.923.262.500 8.740.536.860 112 332.462.931.880 0,008 340.214.462.866 0,009 438.517.730.375 0,004 384.687.009.564 0,008 386.037.050.346 0,023 4 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 45 29,114 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Per Kapita Kab. Wajo Tahun 2009-2012 Belanja Sanitasi (Rp) No Deskriptif 1 Total Belanja Sanitasi Kebupaten Wajo 2 Jumlah Penduduk 2009 Belanja Sanitasi Perkapita (1/2) 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata Pertumbuhan 1.902.508.700 1.451.371.200 476.219.800 1.229.652.500 6.504.099.860 99,25 382.450 386.073 388.173 951.254.350 725.685.600 238.109.900 614.826.250 Sumber: Data Realisasi Fisik Keuangan SKPD Kab. Wajo Tahun 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 46 392.651 397.033 0,75 3.252.049.930 50 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.9. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita Tahun 2009-2013 No 1 Uraian Retribusi Air Limbah Realiasasi Retribusi Potensi Retribusi 2 Retribusi Sampah Realiasasi Retribusi Potensi Retribusi 3 Retribusi Drainase Realiasasi Retribusi Potensi Retribusi 4 5 6 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Rp Rp Rp Rp 2009 Belanja Sanitasi (Rp) 2011 2010 2012 Rata-Rata Pertumbuhan 2013 Rp - Rp - Rp - Rp - - Rp - Rp - Rp - Rp - - Rp - Rp - Rp - Rp - - 85.684.000 Rp 82.275.000 Rp 75.219.000 Rp 91.816.500 Rp 92.500.000 2,05 Rp Rp Rp Rp Rp - 85.684.000 Rp 82.275.000 Rp 75.219.000 Rp 91.816.500 Rp 92.500.000 2,05 Rp - Rp - Rp - Rp - - Rp - Rp - Rp - Rp - - Rp - Rp - Rp - Rp - - Rp - Rp - Rp - Rp - - Rp 85.684.000 Rp 82.275.000 Rp 75.219.000 Rp 91.816.500 Rp 92.500.000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - - - - - Sumber :SKPD Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 47 - 2 - PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.10 Tabel Peta Perkonomian Kabupaten Wajo Tahun 2009-2012 No 1 Deskriptif PDRB Harga Konstan (Struktur Perekonomian) (Rp) 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp) 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) Belanja Sanitasi (Rp) 2009 2010 2.316,83 2.449,03 2011 5,71 Sumber : Data BPS Wajo Tahun 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 2012 2.716,66 2.960,94 12.241,17 14.061,72 5,10 Rata-Rata 48 Pertumbuhan 2.610,865 17,111 19,904 11.556 10,93 8,99 7,68 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.4. TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN 2.4.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Wajo: Penataan ruang wilayah bertujuan untuk mewujudkan penataan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan untuk mendukung keterpaduan fungsi kegiatan pertanian, perikanan, industri, dan pertambangan energi gas, serta pariwisata. 2.4.2. Kebijakan Penataan Ruang Daerah Guna mewujudkan tujuan penataan ruang Kabupaten Wajo hingga tahun 2032, maka dirumuskan kebijakan penataan ruang, yang antara lain : a. keterpaduan pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah kabupaten berdasarkan fungsi kawasan; b. peningkatan kualitas jaringan dan jangkauan pelayanan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air secara terpadu dan merata; c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; d. penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya; e. perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; f. pengembangan potensi kawasan pariwisata dan obyek wisata dengan berorientasi kearifan lokal; g. pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional; h. pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah dan kegiatan kepariwisataan; i. pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya dukung dan lingkungan; | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 49 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO j. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan k. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 2.4.3. Strategi Penataan Ruang Kabupaten Wajo meliputi : Strategi penataan ruang Kabupaten Wajo dimaksudkan sebagai penjabaran dari rumusan kebijakan penataan ruang, sehingga diharapkan pemerintah kabupaten memiliki langkah-langkah strategis guna mewujudkan tujuan penataan ruang kabupaten Wajo, dalam dimensi keruangan. Adapun rumusan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Wajo, antara lain : 1. Strategi keterpaduan pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah kabupaten berdasarkan fungsi kawasan, terdiri atas: a. mempertahankan keterkaitan antar sub pusat pelayanan kota (PKL, PKLp, PPK), terhadap wilayah di sekitarnya; b. menata dan mengendalikan pengembangan pusat-pusat pelayanan untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang berwawasan lingkungan; dan c. mendorong pertumbuhan pada kawasan-kawasan yang berpotensi sebagai pusat pelayanan. 2. Strategi peningkatan kualitas jaringan dan jangkauan pelayanan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air secara terpadu dan merata, terdiri atas : a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi; b. mengembangkan jaringan prasarana transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas antar kawasan di seluruh wilayah; c. mengembangkan prasarana transportasi laut untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah pesisir dan pulau-pulau, dan beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara; d. mengembangkan kapasitas sumber energi listrik dan distribusi pelayanan hingga mencapai pusat-pusat lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal; | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 50 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO e. mengembangkan sumber daya air untuk pemanfaatan, pengendalian dan pelestarian sumber daya air melalui pembuatan sumur-sumur resapan dan perlindungan kawasan mata air dan danau; f. mengembangkan pelayanan telekomunikasi yang merata hingga menjangkau seluruh kawasan; g. mengembangkan kapasitas pelayanan air minum hingga mencapai pusat-pusat pelayanan lingkungan terutama pada kawasan ketinggian atau daerah rawan air bersih; h. mengembangkan sistem jaringan drainase perkotaan dan perdesaan untuk mengendalikan genangan air dan banjir; i. mengembangkan sistem pembuangan air limbah di setiap kawasan dan mengamankan kawasan permukiman dan kawasan pesisir dari pencemaran; dan j. mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana pada wilayah yang rawan bencana. 3. Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, terdiri atas : a. membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelestarian lingkungan hidup; b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun sebagai akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan c. mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung untuk menjaga fungsi lindung dan menjaga keberlanjutan pembangunan wilayah jangka panjang. 4. penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya, terdiri atas: a. menentukan batas-batas kawasan yang harus ditetapkan sebagai kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 51 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya; b. mengarahkan pemanfaatan perlindungan setempat, ruang ruang pada terbuka kawasan hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya dengan peraturan zonasi; c. menysusun mekanisme dan peraturan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, terutama pemanfaatan sempadan pantai dan sungai; d. menyusun ketentuan insentif dan disinsentif, ketentuan perizinan serta sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya. 5. Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya, terdiri atas: a. mengembangkan potensi unggulan pada pusat-pusat pertumbuhan untuk mendorong pemerataan pembangunan; b. mengembangkan kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kegiatan peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, energi, pariwisata serta peruntukan lainnya; c. pengembangan pusat permukiman sebagai pusat pertumbuhan dan pusat pengembangan kawasan; d. pengembangan dan penataan kawasan pesisir menuju perwujudan kawasan minapolitan yang berkelanjutan; 6. mengembangkan kawasan peruntukan pertanian meliputi peruntukan budidaya tanaman pangan, budidaya hortikultura diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan; a. mendorong penyediaan pengembangan dan kawasan peningkatan sarana budidaya dan melalui prasarana penunjang; dan | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 52 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO b. mengendalikan kegiatan budidaya sesuai dengan peruntukan lahan, kemampuan lahan dan konflik pemanfaatan ruang; 7. Strategi pengembangan kawasan pariwisata dan obyek wisata yang berorientasi kearifan lokal, terdiri atas: a. mengembangkan kawasan peruntukan pariwisata meliputi kawasan pariwisata, kawasan daya tarik wisata khusus dan kawasan daya tarik wisata; b. mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi tinggi sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) terkemuka; c. mengembangkan kepariwisataan berbasis masyarakat yang diintegrasikan dengan pengembangan pertanian pada kawasan daya tarik wisata khusus dan daya tarik wisata d. mempromosikan potensi wisata pada tingkat regional, nasional dan internasional; dan e. mengembangkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kepariwisataan. 8. Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional, terdiri atas: a. menetapkan suatu ruang kegiatan sektor unggulan tertentu sebagai kawasan strategis yang memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah; b. meningkatkan fungsi dan radius pelayanan pada suatu kawasan jasa dan perdagangan agar memiliki daya saing nasional dan internasional; c. meningkatkan kualitas kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman yang memadai; d. mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri diarahkan pada sentra-sentra industri kreatif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; dan e. mengarahkan peruntukan permukiman perkotaan dengan konsep compact city dan permukiman perdesaan diarahkan mengikuti pola mengelompok, untuk menghindari perkembangan secara sporadis dan linier; | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 53 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO f. memanfaatkan sumber daya pesisir dan laut melalui pemanfaatan jasa-jasa lingkungan, potensi perikanan dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan pemberdayaan masyarakat; dan g. mengembangkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, dan pariwisata yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang. 9. Strategi pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah dan kegiatan kepariwisataan, terdiri atas: a. melestarikan dan merevitalisasi kawasan atau obyek yang memiliki nilai sejarah dan menjadikan sebagai salah satu obyek wisata; dan b. mendorong pengembangan budaya lokal sebagai salah satu potensi wilayah. 10. Strategi pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya dukung dan lingkungan, terdiri atas: a. melestarikan dan merehabilitasi hutan lindung pada kawasan lindung; b. melestarikan dan merehabilitasi kawasan hutan mangrove; c. melestarikan dan melindungi sumber-sumber air bersih berupa mata air dan danau serta wilayah tangkapannya; dan d. mensosialisasikan pelestarian kawasan lindung serta pengendalian pembangunan pada kawasan rawan bencana berbasis mitigasi. 11. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, terdiri atas: a. mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan penggunaan teknologi tinggi; dan b. pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tinggi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. 12. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara, terdiri atas: | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 54 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan budidaya tidak kawasan lindung terbangun dan/atau disekitar kawasan kawasan khusus pertahanan dan kemanan; c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara. 2.4.4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten A. Sistem Perkotaan Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Wajo Timur dilakukan dengan mempertimbangkan rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi rencana sistem pusat-pusat permukiman dan rencana sistem prasarana wilayah Kabupaten Wajo. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka di wilayah Kabupaten Wajo ditetapkan setiap kecamatan akan dikembangkan minimal satu pusat kawasan permukiman (dijadikan sebagai kawasan perkotaan walaupun belum memenuhi kriteria sebagai kawasan perkotaan). 1. Kota orde pertama (Kota Sengkang) peran fungsi penunjang yang diberikan sesuai dengan potensi dan kemampuan wilayah, yang meliputi: • Sistem transportasi regional terpadu (darat) • Jasa kepariwisataan • Permukiman • Agroindustri dan agrobisnis • Pemerintahan dan pendidikan • Pelayanan Jasa sosial dan ekonomi | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 55 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2. Kota orde kedua, peran fungsi penunjangnya, antara lain: • Perdagangan lokal • Transportasi lokal • Jasa kepariwisataan • Perikanan laut • Jasa kepelabuhanan • Permukiman • Hasil pertanian 3. Kota orde ketiga, peran fungsi penunjangnya, antara lain: • Industri kecil rakyat • Hasil-hasil pertanian • Hasil-hasil perkebunan • Jasa kepariwisataan • Permukiman • Perikanan darat dan laut Wilayah pelayanan kota orde pertama Sengkang, meliputi cakupan wilayah pelayanan seluruh wilayah administratif Kabupaten Wajo. Kota orde kedua (Anabanua, Paria, dan Siwa) yang berperan sebagai pusat satuan kawasan pengembangan merupakan pusat pertumbuhan untuk satuan kawasan pengembangan yang bersangkutan. Kota orde ketiga (kota-kota kecamatan) merupakan pusat pelayanan lokal dan juga pusat pemerintahan wilayah kecamatan dan pusat pelayanan sosial dan ekonomi untuk wilayah bersangkutan. B. Sistem Perdesaan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pengertian dari kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemerintahan, permukiman pelayanan perdesaan, sosial dan pelayanan kegiatan jasa ekonomi. Berdasarkan kriteria dan pertimbangan tersebut, maka delineasi kawasan perdesaan adalah kawasan di seluruh kecamatan di | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 56 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO wilayah Kabupaten Wajo yang tidak ditetapkan sebagai kawasan perkotaan. Sehingga kawasan perdesaan ini sifatnya menyebar di hampir seluruh kecamatan di wilayah ini. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.3 Struktur Ruang Kab. Wajo dan Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Wajo yang termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2012 – 2032 berikut ini:) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 57 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Peta 2.3 Peta Struktur Ruang Kabupaten Wajo Sumber : RTRW Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 58 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.4.5. Rencana pengembangan sistem prasarana yaitu sistem prasarana utama merupakan sistem jaringan transportasi yang terdiri atas: A. Sistem transportasi jaringan darat; Sistem lalulintas di Kabupaten Wajo terdiri atas, angkutan barang dan angkutan penumpang. Sistem jaringan lalulintas angkutan barang di Kabupaten Wajo lebih didominasi pengangkutan hasil-hasil bumi, baik dari sentra produksi ke pengolahan dan pemasaran, maupun sebagai jalur perlintasan antar wilayah. Sedangkan untuk rute angkutan umum, di Kabupaten Wajo melayani beberapa rute angkutan, antara lain: 1. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Soppeng – Kabupaten Bone – Kabupaten Maro – Kota Makassar 2. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota Parepare – Kabupaten Barru – Kabupaten Pangkejene Kepulauan – Kabupaten Maros – Kota Makassar 3. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Soppeng – Kabupaten Barru – Kabupaten Pangkejen Kepulauan – Kabupaten Maros - Kota Makassar 4. Rute Kota Sengkang – Kota Siwa – Kabupaten Luwu 5. Rute Kota Sengkang – Kota Watampone 6. Rute Kota Sengkang – Kota Watansoppeng 7. Rute Kota Siwa – Kabupaten Luwu 8. Rute Kota Siwa – Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota Parepare – Kabupaten Barru - Kabupaten Pangkejen Kepulauan – Kabupaten Maros - Kota Makassar 9. Rute Kota Menge – Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota Parepare 10. Rute Kota Atapangnge - Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota Parepare B. Sistem jaringan transportasi laut; Untuk transportasi laut ini, pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana yang ada, di antaranya adalah: | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 59 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 1. Pelabuhan Very di Siwa, melayani penupang dan barang yang menghubungkan ke Sulawesi Tenggara (Pelabuhan Tobaku di Kolaka Utara), diarahkan untuk dapat mendorong perumbuhan ekonomi dan penyeberangan penumpang untuk membuka akses wilayah Utara Sul-Sel (Wajo, Luwu, dan Palopo) ke Sulawesi Tenggara. 2. Dermaga Penyeberangan di Sungai Siwa, melayani angkutan penumpang dengan modan angkutan jenis “fiber” menghubungkan beberapa wilayah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat ke Sulawesi Tenggara (Pelabuhan Kolaka dan Pelabuhan Tobaku di Kolaka Utara). 3. Pelabuhan/dermaga rakyat yang umumnya melayani merupakan dermaga penyebarangan yang menghubungkan ke pulau-pulau kecil, dermaga ini terdapat di Kecamatan Penrang, dan Kecamatan Sajoanging (Dermaga Cenrana’E) 4. Terdapat dermaga PPI, antara lain di PPI Danau Tempe di Kecamatan Tempe, PPI Siwa di Kec. Siwa, dan PPI Keera di Kecamatan Keera 5. Pelabuhan Rakyat Tosewo di Desa Botto Kecamatan Takalalla 2.4.6. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Wajo Adapun sistem perwilayahan yang terbentuk di Kabupaten Wajo, antara lain : a. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP1), meliputi Kecamatan Tempe, Sabbangparu, Pammana, dan Kecamatan Tanasitolo, dengan Pusat Pengembangan Kawasan (PPK) di Kota Sengkang, yang juga berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Wilayah di Kabupaten Wajo (PPW/ibukota kabupaten); b. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP2), meliputi Kecamatan Keera, dan Kecamatan Pitumpanua, dengan pusat pengembangan di Kota Siwa (Kec. Pitumpanua); | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 60 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO c. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP3), meliputi Kecamatan Majau/leng, Penrang, Sajoanging, Takkalalla dan Kecamatan Bola Solo, dengan pusat pengembangan di Kota Paria (Kecamatan Majauleng); d. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP4), meliputi Kecamatan Maniangpajo, Gilireng dan Kecamatan Belawa, dengan pusat pengembangan di Anabanua (Kecamatan Maniangpajo). | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 61 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Peta 2.4 Peta Pola Ruang Kabupaten Wajo Sumber : RTRW Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 62 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.5. KONDISI SOSIAL BUDAYA KABUPATEN WAJO A. Sektor Pendidikan Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas bagi pembangunan, dan juga sebagai salah satu pilar utama agar penduduk dapat memberdayakan dirinya berpartisipasi dalam pembangunan. Pendidikan di sini tidak diartikan hanya pendidikan formal saja, akan tetapi dalam arti lebih luas, termasuk pendidikan berpolitik. Pendidikan politik tidak mesti diisolasikan dari yang lainnya, akan tetapi menjadi salah satu unsur pendidikan yang penting agar penduduk dapat secara partisipatif menentukan serta menikmati hasil pembangunan. Namun disadari, indikator dasar tentang pendidikan politik sampai saat ini belum tersedia. Indeks Pendidikan Perhitungan angka indeks ini terdiri dari dua komponen yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Kedua komponen tersebut merupakan pembentuk indeks pendidikan. Keadaan tahun 2011, kondisi pendidikan Kabupaten Wajo memperlihatkan tren yang semakin membaik dibandingkan dengan keadaan 4 tahun yang lalu. Indeks pendidikan pada tahun 2007 sebesar 67,79 dan meningkat menjadi 71,32 pada tahun 2012. Namun bila dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan terlihat bahwa indeks pendidikan Kabupaten Wajo relatif masih rendah, dimana angka Provinsi Sulsel 76,82 pada tahun 2012. Untuk meningkatkan indeks pendidikan Kabupaten Wajo, dibutuhkan suatu program yang mendorong akses pendidikan yang lebih luas serta dana yang cukup besar. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 63 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO a) Angka Melek Huruf Angka melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Dalam periode 2007-2012, jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis tersebut semakin meningkat. Pada tahun 2007 tercatat 81,68 persen dan meningkat menjadi 84,99 persen pada tahun 2012. Namun demikian dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan, angka melek huruf Kabupaten Wajo relatif masih rendah. b) Angka Rata-rata Lama Sekolah Angka ini sangat berguna untuk memonitor tingkat pencapain setiap penduduk dalam kegiatan bersekolah. Interpretasinya, semakin tinggi angka tersebut maka semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai penduduk. Keadaan lama bersekolah penduduk tahun 2012 telah meningkat. Keadaan 2007 rata-rata lama bersekolah, penduduk 6 tahun dan meningkat menjadi 6,6 tahun pada tahun 2012. Dengan kata lain pada tahun 2012, bahwa setiap penduduk telah menamatkan pendidikannya di sekolah dasar dan sedang duduk di kelas 1 SMP. (Lihat Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Wajo, Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan dan Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 64 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kab. Wajo No Jumlah Fasilitas Pendidikan Nama Umum Kecamatan Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA 1 Sabbangparu 29 5 1 1 13 15 - 2 Tempe 39 10 8 3 39 50 29 3 Pammana 39 6 1 - 17 16 - 4 Bola 29 5 1 - - - - 5 Takkalalla 26 6 1 - 12 - - 6 Sajoanging 20 5 1 1 - - - 7 Penrang 19 5 2 - - 3 3 8 Majauleng 39 7 4 1 12 16 6 9 Tanasitolo 34 6 - 1 15 6 - 10 Belawa 36 8 2 - 84 32 18 11 Maniangpajo 16 4 1 - - - - 12 Gilireng 16 4 - 1 - - - 13 Keera 23 4 2 - - 4 3 14 Pitumpanua 31 6 4 1 61 47 9 Sumber : BPS Kab. Wajo Tahun 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 65 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO B. Kemiskinan Pada tahun 2012 menurut data BPS Kab. Wajo, jumlah keluarga prasejahtera adalah sebesar 10.841 keluarga. Jumlah keluarga prasejatera terbanyak berada di Kec. Tanasitolo yaitu 2.103 keluarga. Sedangkan jumlah Keluarga Sejahtera III+ sebanyak 5.215 keluarga terbanyak di Kec. Tempe. Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Di Kabupaten Wajo Tahun 2012 No Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK) 1 Sabbangparu 498 2 Tempe 3 Pammana 727 4 Bola 122 5 Takkalalla 144 6 Sajoanging 531 7 Penrang 743 8 Majauleng 1.463 9 Tanasitolo 2.103 1.111 10 Belawa 717 11 Maniangpajo 539 12 Gilireng 377 13 Keera 727 14 Pitumpanua 1.039 Sumber : BPS Wajo Tahun 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 66 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan Di Kabupaten Wajo No Nama Kecamatan Jumlah Rumah 1 Sabbangparu 5.636 2 Tempe 14142 3 Pammana 7265 4 Bola 4.716 5 Takkalalla 4.917 6 Sajoanging 4.660 7 Penrang 3.733 8 Majauleng 7.248 9 Tanasitolo 9.364 10 Belawa 7.372 11 Maniangpajo 4.113 12 Gilireng 2.767 13 Keera 5.287 14 Pitumpanua 9.614 Sumber : Dinas Tarkim Wajo Tahun 2013 | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 67 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.6. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH Kebijakan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Wajo berdasarkan Organisasi Perangkat Daerah yakni terdiri dari 15 Dinas, 9 Badan, 5 Kantor (Satpol+Inspektorat), 2 RSUD, 3 Sekretariat. SKPD yang terkait dengan program PPSP tersebut adalah : 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Merupakan Instansi perencanaan pembangunan di daerah dimana instansi ini menghimpun data dari SKPD dalam pelaksanaan program yang berkaitan dengan sanitasi. 2) Dinas Pekerjaan Umum Instansi ini dibentuk untuk membangun sarana prasarana umum. Didalamnya terbagi atas dua bidang kerja fisik yakni Bidang Bina Marga dan Bidang Cipta Karya. Untuk Program Sanitasi, yang menjadi penanggungjawab adalah Bidang Cipta Karya. 3) Dinas Kesehatan Instansi ini menangani masalah kesehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit, sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-program kesehatan. 4) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa / Kelurahan (BPMPDK) Sanitasi masih erat hubungannya dengan instansi ini karena memiliki fungsi yang penting sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar mendukung penyelesaian masalah sanitasi di masyarakat. 5) Badan Lingkungan Hidup Daerah Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang mengurusi | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 68 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan pembangunan sanitasi. 6) Dinas Tata Ruang dan Permukiman SKPD ini sangat menyebarluaskan pentingnya penting informasi untuk kepada memberikan masyarakat dan akan arti sanitasi yang baik dan akibat buruk akibat sanitasi buruk. 7) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Dalam hal ini, komunikasi berfungsi sebagai wadah untuk menjelaskan atau memperkenalkan teori ataupun penyebaran informasi tentang sanitasi. Instansi inilah yang berperan untuk hal tersebut. 8) Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Penggunaan Anggaran untuk program kegiatan terpusat di Instansi ini. Begitupun halnya anggaran yang digunakan untuk operasional program ini. (Lihat Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo dan Gambar 2.2 Struktur SKPD yang terkait dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Wajo) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 69 PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Wajo BUPATI WAKIL BUPATI DPRD STAF AHLI BIDANG HUKUM DAN POLITIK STAF AHLI BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN STAF AHLI BIDANG KEMASYARAKATAN & SDM LEMBAGA LAIN BADAN USAHA 1. BUMD PT. Wajo Energy Jaya 2. PDAM 1. Inspektorat Daerah 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3. Satpol-PP 4. Kantor Pelayanan Terpadu 5. Sekretariat Korpri STAF AHLI BIDANG PEMRINTAHAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 2. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4. Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian 5. Badan Lingkungan Hidup Daerah 6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 7. Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 8. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 9. Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng 10. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 11. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak STAF AHLI BIDANG PEMBANGUNAN DINAS DAERAH 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata 3. Dinas Kesehatan 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 7. Dinas Pekerjaan Umum 8. Dinas Koperasi ,UMKM dan Perindustrian 9. Dinas Pertanian dan Peternakan 10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 11. Dinas Kelautan dan Perikanan 12. Dinas Tata Ruang dan Permukiman 13. Dinas Pendapatan Daerah 14. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral 15. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar SEKRETARIAT DAERAH ASISTEN PEMERINTAHAN & KESEJAHTERAAN RAKYAT ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM 1. Bagian Adm. Pemerintahan Umum 2. Bagian Adm. Kesejahteraan Rakyat 3. Bagian Adm. Kemasyarakatan 4. Bagian Administrasi Kerjasama Antar Daerah 1. Bagian Adm. Pengembangan Potensi Daerah 2. Bagian Adm. Pembangunan 3. Bagian Adm. Sumber Daya Alam 4. Bagian Adm. Perekonomian 1. Bagian Hukum & Perundangundangan 2. Bagian Organisasi & Tata Laksana 3. Bagian Umum 4. Bagian Humas & Protokol Kecamatan (14) Kelurahan (48) | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 70 SEKRETARIAT DPRD 1. Bagian Umum 2. Bagian Keuangan 3. Bagian Perundangundangan 4. Bagian Risalah dan Persidangan PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Gambar 2.2 Diagram SKPD terkait dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Wajo BUPATI BAPPEDA DINAS PU - Bidang Fisik dan Prasarana - Bidang Penelitian dan Statistik - Bidang Sosial Budaya - Bidang Cipta Karya BLHD - Bidang Analisa Dampak Lingkungan | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 71 DINAS KESEHATAN DINAS TARKIM - Bidang Kesehatan Keluarga - Bidang Pencegahan Penyakit - Bidang Permukiman - Bidang Tata Ruang PPSP WAJO BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.7. KOMUNIKASI DAN MEDIA Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu Yang Diangkat Pesan Kunci Bersama- Masyarakat Umum terutama yang 1 TV Kabel bertempat tinggal di Kabupaten Wajo Produksi dan Penyiaran dari masingmasing pemilik TV Kabel Segala Kegiatan sama dan Peristiwa mencegah yang terjadi di hal-hal yang Kabupaten Wajo bersifat baik di negatif di Pemerintahan lingkup maupun Pemerintah Masyarakat dan Umum Masyarakat Umum Efektivitas Dari hasil Evaluasi di Masyarakat dengan adanya media ini banyak informasi yang bisa didapatkan sehingga dapat mencegah dan mengurangi halhal negatif Bersama- 2 Tabloid Komunika sama Pemberitaan Segala Kegiatan mencegah yang ada di Masyarakat dan Peristiwa hal-hal yang media ini Umum yang terjadi bersifat membantu terutama yang Dari secara Nasional negatif di masyarakat bertempat Kementerian baik di lingkup mengetahui tinggal di Kominfo Pemerintahan Pemerintah pentingnya Kabupaten maupun dan menjaga Wajo Masyarakat Masyarakat kebersihan Umum Umum untuk lebih mengenai sehat Kesehatan Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo 72