BAB I - Nawasis

advertisement
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN WAJO
2.1
GEOGRAFIS. ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK
A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah
Kabupaten wajo terletak pada posisi 3039’-4016’ Lintang Selatan dan
119053’-120027 Bujur Timur, merupakan daerah yang terletak
ditengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan dan pada zone tengah
yang merupakan suatu depresi yang memanjang pada arah laut
tenggara dan terakhir merupakan selat. Batas wilayah Kabupaten
Wajo adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara
: Kabupaten
Luwu
dan
Kab.
Sidenreng
Rappang
- Sebelah Timur
: Teluk Bone
- Sebelah Selatan : Kabupaten Bone dan Kabupaten Soppeng
- Sebelah Barat
: Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap
Luas Wilayahnya adalah 2.506,19 Km2 atau 4,01% dari luas Propinsi
Sulawesi Selatan dengan rincian Penggunaan lahan terdiri dari lahan
sawah 87.975 ha (35,10%) dan lahan kering 162.644 ha (64,90%).
Sampai dengan akhir tahun 2011 wilayah Kabupaten Wajo tidak
mengalami pemekaran, yaitunya tetap terbagi menjadi 14 wilayah
Kecamatan. Selanjutnya dari keempat-belas wilayah Kecamatan
tersebut, wilayahnya dibagi lagi menjadi wilayahwilayah yang lebih
kecil yang disebut desa atau kelurahan. Tetap sama dengan kondisi
pada tahun 2008, wilayah Kabupaten Wajo terbentuk dari 48 wilayah
yang berstatus Kelurahan dan 128 wilayah yang berstatus Desa. Jadi
secara keseluruhan, wilayah Kabupaten Wajo terbagi menjadi 176
desa/kelurahan.
Masing-masing
wilayah
Kecamatan
tersebut
mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang berbeda meskipun perbedaan itu relatif kecil, sehingga
pemanfaatan sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang
pertumbuhan pembangunan di wilayahnya.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
18
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
B. Topografi
Ketinggian
Ketinggian wilayah dari permukaan laut (elevasi) merupakan faktor
pembatas alam terhadap pengusahaan tanaman di daerah beriklim
tropis. Begitu pula pengaruh pembatas ketinggian akan banyak
tampak pada temperatur (suhu) yang selanjutnya berpengaruh pula
terhadap pertumbuhan.
Dalam menyusun penggolongan wilayah tanah usaha, ketinggian
wilayah dikelompokkan ke dalam beberapa kelas, yaitu :
a. Ketinggian wilayah antara 0-7 meter di atas permukaan laut
dikelompokkan ke dalam kelompok tanah usaha terbatas.
b. Ketinggian wilayah antara 7-25 meter di atas permukaan laut di
kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha utama Ia
dan Ib.
c. Ketinggian wilayah antara 25-100 meter di atas permukaan laut
di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha Utama
Ic.
d. Ketinggian wilayah antara 100-500 meter di atas permukaan
laut di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha
utama Id.
Berdasarkan peta ketinggian kabupaten Wajo skala 1 : 100.000,
maka penyebaran kelompok ketinggian wilayah dan luasnya di setiap
kecamatan menurut konsepsi di atas, disajikan pada Tabel.
Pada Tabel tersebut terlihat bahwa di Kabupaten Wajo penyebaran
ketinggian wilayah antara 0-100 meter di atas permukaan laut
luasnya adalah 209.876,98 hektar atau 84,13 persen terhadap luas
kabupaten.
Untuk ketinggian wilayah lebih dari 100 meter di atas permukaan laut
luasnya 11.414,18 hektar atau 4,58 % terhadap luas kabupaten.
LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KETINGGIAN
DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN WAJO
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
19
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
NO.
1.
KECAMATAN
KETINGGIAN
Sabbangparu
100 sampai 500 m
LUAS KEC.
2.
Tempe
3.
Pammana
4.
Bola
LUAS KEC.
5.
Takkalalla
LUAS KEC.
6.
Sajoanging
LUAS KEC.
7.
0.12%
25 sampai 100 m
2616.66
21.06%
7 sampai 25 m
8759.39
70.51%
Rawa
1031.25
8.30%
12422.05
100.00%
4.20
0.10%
25 sampai 100 m
1656.60
38.82%
7 sampai 25 m
1646.15
38.58%
Danau
543.68
12.74%
Rawa
416.74
9.77%
4267.37
100.00%
22.92
0.15%
25 sampai 100 m
5811.29
38.77%
7 sampai 25 m
7593.49
50.65%
Danau
212.80
1.42%
Rawa
1350.56
9.01%
14991.06
100.00%
0 sampai 7 m
1026.73
5.80%
25 sampai 100 m
4290.87
24.23%
7 sampai 25 m
8975.95
50.68%
Rawa
3418.27
19.30%
BOLA
17711.82
100.00%
0 sampai 7 m
4549.11
27.10%
25 sampai 100 m
5314.23
31.65%
7 sampai 25 m
6925.98
41.25%
TAKKALALLA
16789.32
100.00%
0 sampai 7 m
8417.31
48.61%
25 sampai 100 m
3294.17
19.03%
7 sampai 25 m
5603.08
32.36%
SAJOANGING
17314.56
100.00%
71.39
0.32%
396.92
1.80%
13926.50
63.13%
6809.87
30.87%
Danau
31.85
0.14%
Rawa
822.40
3.73%
SABBANGPARU
Majauleng
TEMPE
100 sampai 500 m
LUAS KEC.
PERSEN (%)
14.75
100 sampai 500 m
LUAS KEC.
LUAS (HA)
PAMMANA
0 sampai 7 m
100 sampai 500 m
25 sampai 100 m
7 sampai 25 m
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
20
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
LUAS KEC.
8.
Tanasitolo
MAJAULENG
22058.93
100.00%
343.06
2.26%
10414.03
68.46%
2598.88
17.08%
Danau
349.61
2.30%
Rawa
1506.75
9.90%
15212.33
100.00%
1465.83
9.04%
10857.81
66.98%
Danau
456.66
2.82%
Rawa
3429.42
21.16%
16209.72
100.00%
100 sampai 500 m
1788.01
10.41%
25 sampai 100 m
13731.92
79.98%
1261.46
7.35%
387.38
2.26%
17168.77
100.00%
96.92
0.34%
0 sampai 7 m
6432.98
22.30%
100 sampai 500 m
5405.88
18.74%
25 sampai 100 m
9293.56
32.22%
7 sampai 25 m
7618.70
26.41%
28848.04
100.00%
5518.40
30.08%
100 sampai 500 m
454.98
2.48%
25 sampai 100 m
4577.14
24.95%
7 sampai 25 m
7792.98
42.48%
PITUMPANUA
18343.50
100.00%
0 sampai 7 m
1378.03
10.06%
25 sampai 100 m
7917.44
57.79%
7 sampai 25 m
4329.61
31.60%
75.49
0.55%
13700.57
100.00%
100 sampai 500 m
2983.47
14.64%
25 sampai 100 m
16210.20
79.53%
1189.11
5.83%
100 sampai 500 m
25 sampai 100 m
7 sampai 25 m
LUAS KEC.
9.
Belawa
TANASITOLO
25 sampai 100 m
7 sampai 25 m
LUAS KEC.
10.
Maniangpajo
BELAWA
7 sampai 25 m
Rawa
LUAS KEC.
11.
Keera
> 500 m
LUAS KEC.
12.
Pitumpanua
KEERA
0 sampai 7 m
LUAS KEC.
13.
MANIANGPAJO
Penrang
Rawa
LUAS KEC.
14.
Gilireng
PENRANG
7 sampai 25 m
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
21
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
LUAS KEC.
15.
Danau Tempe
LUAS
GILIRENG
20382.78
100.00%
Danau
6822.73
48.54%
Danau1 1 meter
1261.88
8.98%
Danau2 1 meter
3672.14
26.12%
Danau2 2 meter
2199.52
15.65%
Danau2 7 meter
100.67
0.72%
DANAU TEMPE
14056.94
100.00%
Sumber : Data Pokok Pembangunan Kab. Wajo, Hasil Analisis, 2010
PETA KETINGGIAN WILAYAH KABUPATEN WAJO
Kemiringan
Kemiringan
lereng
merupakan
faktor
fisik
dalam
perencanaan
pembukaan suatu wilayah dan berpengaruh langsung pada usaha dan
kegiatan penduduk.
Dalam menyusun tingkat kemampuan dan kesesuaian tanah, kemiringan
lereng di kelompokkan ke dalam empat kelas, yaitu :
a. Wilayah datar, yaitu wilayah yang berlereng antara 0 – 2 %;
b. Wilayah landai, yaitu wilayah yang berlereng antara 2 – 15 %;
c. Wilayah agak curam, yaitu wilayah yang berlereng antara 15–40 %;
d. Wilayah curam, yaitu wilayah yang berlereng lebih dari 40 %;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
22
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Penyebaran luas wilayah menurut kelas kemiringan lereng di setiap
kecamatan Kabupaten Wajo disajikan pada Tabel 2.2. Pada Tabel
tersebut, terlihat bahwa kelas kemiringan lereng antara 0 – 2 %
merupakan wilayah terluas untuk masing-masing kecamatan jika
dibandingkan dengan kemiringan lereng yang lainnya. Wilayah yang
berlereng lebih dari 40 % atau curam dominan berada pada kecamatan.
LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KEMIRINGAN
DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN WAJO
NO.
1.
KECAMATAN
Sabbangparu
0-2%
LUAS KEC.
2.
Tempe
LUAS KEC.
3.
Pammana
LUAS KEC.
4.
KETINGGIAN
Bola
5.
Takkalalla
77.91%
15 - 40 %
293.99
2.37%
2 – 15 %
1418.98
11.42%
Rawa
1031.25
8.30%
SABBANGPARU
12421.9
100.00%
0-2%
2266.50
53.11%
15 - 40 %
139.07
3.26%
2 – 15 %
901.38
21.12%
Danau
543.68
12.74%
Rawa
416.73
9.77%
TEMPE
4267.36
100.00%
0-2%
11942.52
79.66%
15 - 40 %
267.40
1.78%
2 – 15 %
1217.95
8.12%
Danau
212.80
1.42%
Rawa
1350.58
9.01%
PAMMANA
14991.25
100.00%
0-2%
14060.21
79.38%
233.39
1.32%
Rawa
3418.27
19.30%
BOLA
17711.87
100.00%
0-2%
16728.31
99.64%
60.94
0.36%
TAKKALALLA
16789.25
100.00%
0-2%
16377.62
94.59%
2 – 15 %
LUAS KEC.
6.
Sajoanging
PERSEN (%)
9677.68
2 – 15 %
LUAS KEC.
LUAS (HA)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
23
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2 – 15 %
LUAS KEC.
7.
Majauleng
LUAS KEC.
8.
Tanasitolo
Belawa
LUAS KEC.
10.
5.41%
SAJOANGING
17314.53
100.00%
0-2%
19331.90
87.64%
15 - 40 %
555.92
2.52%
2 – 15 %
1316.96
5.97%
Danau
31.85
0.14%
Rawa
822.40
3.73%
22059.03
100.00%
8242.47
54.18%
15 - 40 %
617.55
4.06%
2 – 15 %
4466.21
29.36%
Danau
349.61
2.30%
Rawa
1536.50
10.10%
TANASITOLO
15212.34
100.00%
0-2%
12323.64
76.03%
Danau
456.66
2.82%
Rawa
3429.42
21.16%
16209.72
100.00%
70.83
0.41%
13392.81
78.01%
15 - 40 %
1580.82
9.21%
2 – 15 %
1736.83
10.12%
387.38
2.26%
17168.67
100.00%
>40 %
2113.91
7.33%
0-2%
20030.98
69.44%
15 - 40 %
4651.11
16.12%
2 – 15 %
2052.10
7.11%
KEERA
28848.10
100.00%
266.33
1.45%
16963.02
92.47%
15 - 40 %
575.40
3.14%
2 – 15 %
538.83
2.94%
PITUMPANUA
18343.58
100.00%
0-2%
13625.08
99.45%
75.49
0.55%
13700.57
100.00%
MAJAULENG
0-2%
LUAS KEC.
9.
936.91
Maniangpajo
BELAWA
>40 %
0-2%
Rawa
LUAS KEC.
11.
Keera
LUAS KEC.
12.
Pitumpanua
MANIANGPAJO
>40 %
0-2%
LUAS KEC.
13.
Penrang
Rawa
LUAS KEC.
PENRANG
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
24
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
14.
Gilireng
>40 %
47.09
0.23%
10897.22
53.46%
15 - 40 %
4323.04
21.21%
2 – 15 %
5115.28
25.10%
GILIRENG
20382.63
100.00%
Danau
14056.94
100.00%
DANAU TEMPE
14056.94
100.00%
0-2%
LUAS KEC.
15.
Danau Tempe
LUAS
Sumber : Data Pokok Pembangunan Kab. Wajo, Hasil Analisis, 2010
PETA KELERENGAN KABUPATEN WAJO
C.
Geohidrologi
Sungai Besar di Kabupaten Wajo, terdapat 7 sungai. Diantaranya
Sungai Siwa dengan panjang 20,50 Km, Lebar 70,00 m, dan
Kedalaman 0,85 m, Sungai Awo panjang 43,50 Km, Lebar 85,00 m,
dan Kedalaman 0,65 m, Sungai Keera panjang 27,00 Km, Lebar
65,00 m, dan Kedalaman 0,60 m, Sungai Gilireng panjang 61,50 Km,
Lebar 40,00 m, dan Kedalaman 0,35 m, Sungai Bila/Belawa panjang
15,00 Km, Lebar 40,00 m, dan Kedalaman 0,40 m, Sungai Cenranae
panjang 47,00 Km, Lebar 115,00 m, dan Kedalaman 0,70 m, serta
Sungai Walennae panjang 28,50 Km, Lebar 95,00 m, dan Kedalaman
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
25
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
0,55 m. Sungai-sungai kecil yang dialiri di Kabupaten Wajo, sebanyak
33 sungai.
D.
Klimatologi (iklim)
Berdasarkan peta zone agroklimatologi yang disusun oleh Balai
Informasi Pertanian Propinsi Sulawesi Selatan maka Wilayah
Kabupaten Wajo adalah Tipe Iklim C1,D1,D2,E2 dan E3 dengan
definisi bahwa “berdasarkan metode oldeman dalam menentukan tipe
iklim sangat dipengaruhi oleh banyaknya bulan basah dan bulan
kering. Kriteria bulan basah dapat dicirikan dengan banyaknya curah
hujan lebih dari 200 mm/bulan yang terjadi pada Bulan April-Juli
secara berurutan, sedangkan kriteria bulan kering dapat ditandai
pada Bulan Agustus-Oktober dengan iklim yang tergolong tropis tipe
B dan tipe C dengan suhu antara 29ºC-31ºC.
E. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Wilayah Kabupaten Wajo terdiri dari beberapa Daerah Aliran Sungai
(DAS) baik yang besar maupun kecil. Sungai-sungai yang ada di
wilayah ini sebagian daerah pengalirannya dalam wilayah Kabupaten
Wajo dan sebagian lainnya juga berada pada wilayah kabupaten
lainnya. Bahkan Sungai Bila yang daerah bagian hilirnya merupakan
wilayah Kabupaten Wajo, berhulu di Kabupaten Enrekang dan
Kabupaten Sidrap. Demikian pula dengan Sungai Siwa, Sungai
Gilireng, Sungai Awo, Sungai Walennae dan lain-lain.
Kondisi tersebut diatas ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya
penggabungan beberapa DAS yang berdekatan atau mempunyai
karakteristik yang sama.daerah aliran sungai dalam kabupaten
wajo,pada
umumnya
merupakan
daerah
subur.berbagai
jenis
komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi yang sesuai dengan
kondisi lingkungan tempat tumbuh didaerah aliran sungai ini
diusahakan
oleh
masyarakat
dan
pengusaha.kondisi
tersebut
menyebabkan daerah ini banyak diminati untuk pengembangan
berbagai
usaha
tani
baik
pangan,hortikultura,peternakan,
usaha
dan
tani
perkebunan,tanaman
lain-lain.
sejalan
dengan
perkembangan berbagai usaha tani ini,berbagai kegiatan bukan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
26
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
pertanian lainnya juga berkembang seperti pemukiman,prasarana
jalan,transportasi,dan lain-lain.
Mengingat dampak yang begitu luas dari pemanfaatan sumber daya
alam (SDA) yang tidak terencana dibeberapa DAS dalam wilayah
kabupaten wajo,maka perlu disusun satu rencana pengelolaan DAS
terpadu dalam wilayah kabupaten wajo.keterpaduan ini menyangkut
keterpaduan
kelompok
antar
wilayah
masyarakat
dan
administrasi(kecamatan/desa),antar
antar
berbagai
bidang/sektor
pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.untuk
maksud tersebut maka penyusunan rencana pengelolaan DAS
terpadu dalam wilayah kabupaten wajo ini akan dilakukan oleh satu
tim yang anggota-anggotanya terdiri dari berbagai bidang keahlian
dan disiplin ilmu yang telah memiliki pengalaman yang luas
dibidangnya masing-masing.
(Lihat Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Wajo, Tabel 2.2 Nama, luas
wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan, Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai, dan Peta
2.2 Peta Wilayah Administratif)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
27
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2. 1.
Daftar Sungai Dan Daerah Aliran Sungainya Di Kabupaten Wajo
No
Nama Daerah AliranSungai
Luas (Ha)
1
Siwa
0,014
2
Awo
0,369
3
Keera
0,176
4
Gilireng
0,025
5
Bila/Belawa
0,006
6
Cenranae
0,541
7
Walennae
0,271
Sumber : Dinas PSDA, Energi dan SD.Mineral Kab. Wajo
Tabel 2.2.
Nama, Luas wilayah per-Kecamatan dan Jumlah kelurahan
Jumlah
Luas (Km2)
Kelurahan/Desa
Persentase
Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Desa
Kelurahan
Administrasi
(KM2)
(1)
(2)
(3)
(4)
Sabbangparu
12
3
132.75
Tempe
-
16
Pammana
13
Bola
(%) thd
total
(5)
Terbangun
(ha)
(%) thd
total
(6)
(7)
5%
1,991.25
0,15%
38.27
2%
765.40
0,2%
2
162.10
6%
1,621.00
0,1%
10
1
220.13
9%
5,503.25
0,25%
Takkalalla
11
2
179.76
7%
4,494.00
0,25%
Sajoanging
6
3
167.01
7%
4,175.25
0,25%
Penrang
9
1
154.90
6%
1,549.00
0,1%
Majauleng
14
4
225.92
9%
1,129.60
0,05%
Tanasitolo
15
4
154.60
6%
3,092.00
0,2%
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
28
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Jumlah
Luas (Km2)
Kelurahan/Desa
Persentase
Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Desa
Kelurahan
Administrasi
(KM2)
(%) thd
total
Terbangun
(ha)
(%) thd
total
Belawa
6
3
172.30
7%
4,307.50
0,25%
Maniangpajo
5
3
175.96
7%
879.80
0,05%
Gilireng
8
1
147.00
6%
735.00
0,05%
Keera
9
1
368.36
15%
9,209.00
0,25%
Pitumpanua
10
4
207.13
8%
3,106.95
0,15%
Kab. Wajo
128
48
2506.19
100%
42,559.00
Sumber: BPS Wajo 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
29
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Peta 2.1
Peta Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
30
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Peta 2.2
Peta Administrasi Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
31
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.2.
DEMOGRAFI
Demografi
Jumlah penduduk dalam periode dua tahun terakhir memperlihatkan adanya
kecenderungan yang terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 0,14 persen,dari 388.990 pada tahun 2010 menjadi
389.552 jiwa pada tahun 2012.
Persebaran penduduk,jumlah penduduk yang sebanyak itu tersebar pada 14
kecamatan atau 128 desa dan 48 kelurahan;dengan kepadatan penduduk per
kilometer persegi sekitar 155 jiwa.kecamatan yang terpadat penduduknya
adalah kecamatan tempe dan pitumpanua.kedua kecamatan tersebut
merupakan sentra perekonomian kabupaten wajo,sehingga mudah dipahami
apabila kecamatan tersebut mempunyai penduduk yang padat.
Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan analisis proyeksi Geometrik,
yang merupakan rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data
dalam suatu kelompok sampel, kemudian diakarpangkatkan dengan jumlah
data sampel tersebut.
(Lihat Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun Terakhir dan Tabel 2.4 Jumlah dan
Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
32
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.3.
Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 – 5 tahun terakhir
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan Penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama
Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
Sabbangparu
25.725
25.834
26.017
26.159
7.169
6.740
6.796
6.874
-(0,05)
0,42
0,71
0,55
193,79
194,61
195,98
197,05
Tempe
56.486
61.121
61.084
61.581
13.352
13.649
13.569
13.684
1,60
8,21
-(0,06)
0,81
1.475,99
1.597,10
1.596,13
1.609,12
Pammana
31.252
31.276
31.232
31.640
8.172
7.934
8.651
8.794
-(0,04)
0,08
-(0,14)
1,31
192,79
192,94
192,67
195,19
Bola
19.309
19.384
19.504
19.640
4.616
4.620
4.656
4.676
-(0,96)
0,39
0,62
0,70
87,72
88,06
88,60
89,22
Takkalalla
20.304
20.640
20.805
21.034
5.492
4.939
5.097
5.181
1,37
1,66
0,80
1,20
112,95
115,74
117,01
Sajoanging
19.339
18.807
18.841
18.960
5.124
4.806
4.861
4.915
0,31
-(2,75)
0,18
0,63
115,80
112,61
112,81
113,53
Penrang
15.489
15.705
15.740
15.898
4.335
3.923
3.934
4.026
0,38
1,39
0,22
1,00
99,99
101,39
101,61
102,63
Majauleng
31.708
31.329
31.501
32.062
8.398
8.218
8.248
8.431
0,55
-(1,20)
0,55
1,73
140,35
138,67
139,43
141,92
Tanasitolo
40.201
39.271
39.623
40.340
10.530
9.361
9.715
10.057
0,20
-(2,31)
0,90
1,81
260,03
254,02
256,29
260,93
Belawa
31.235
31.985
32.039
32.154
7.532
7.444
7.593
7.892
0,75
2,40
0,17
0,36
181,28
185,64
185,95
186,62
Maniangpajo
15.846
15.966
16.175
16.306
3.960
3.892
3.907
3.987
0,18
0,76
1,31
0,81
90,05
90,74
91,92
92,67
Gilireng
11.339
11.043
11.084
11.490
2.955
2.937
2.979
3.022
0,16
-(2,61)
0,37
3,66
77,14
75,12
75,40
78,16
Keera
21.795
21.734
22.094
22.693
5.888
5.661
5.699
5.785
1,20
-(0,24)
1,61
2,71
59,17
59,00
59,98
61,61
Pitumpanua
42.422
41.978
42.434
42.694
10.727
9.827
9.906
9.948
0,16
-(1,05)
1,09
0,61
59,17
202,66
204,87
206,12
Total
382.450
386.073
388.173
392.651
98.250
93.951
95.611
97.272
5,81
5,11
8,37
17,85
3.146
3.407
3.417
3.452
Sumber : BPS Wajo Tahun 2010 - 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
33
114,82
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.4.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan Penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama
Kecamatan
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2015
Sabbangparu
26.159
26.266
26.374
26.482
26.591
6.874
6.952,895
7.032,70
7.113,41
7.195,056
0,41
0,41
0,41
0,41
0,41
197,05
198,13
199,21
200,30
201,39
Tempe
61.581
63.176
64.812
66.491
68.213
13.684
13.799,97
13.916,93
14.034,88
14.153,83
2,59
2,59
2,59
2,59
2,59
1.609,12
1.622,22
1.635,42
1.648,,73
1.662,15
Pammana
31.640
31.735
31.830
31.926
32.021
8.794
8.939,364
9.087,13
9.237,34
9.390,032
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
195,19
195,22
200,33
202,95
205,60
Bola
19.640
19.675
19.711
19.746
19.782
4.676
4.696,086
4.716,26
4.736,52
4.756,863
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
89,22
89,23
90,47
91,11
91,74
Takkalalla
21.034
21.293
21.555
21.820
22.088
5.181
5.266,384
5.353,18
5.441,40
5.531,073
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
117,01
119,59
120,90
122,23
Sajoanging
18.960
18.880
18.801
18.722
18.643
4.915
4.969,6
5.024,81
5.080,63
5.137,066
-(0,42)
-(0,42)
-(0,42)
-(0,42)
-(0,42)
113,53
113,54
114,98
115,72
116,46
Penrang
15.898
16.017
16.137
16.258
16.380
4.026
4.120,151
4.216,50
4.315,11
4.416,024
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
102,63
102,64
104,70
105,75
106,81
Majauleng
32.062
32.197
32.332
32.468
32.604
8.431
8.618,06
8.809,27
9.004,72
9.204,513
0,42
0,42
0,42
0,42
0,42
141,92
141,95
147,03
149,66
152,33
Tanasitolo
40.340
40.396
40.453
40.510
40.566
10.057
10.411,04
10.777,54
11.156,95
11.549,71
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
260,93
260,98
270,46
275,36
280,35
Belawa
32.154
32.450
32.748
33.050
33.354
7.892
8.202,774
8,525,79
8.861,52
9.210,47
0,92
0,92
0,92
0,92
0,92
186,62
186,63
187,97
188,64
189,32
Maniangpajo
16.306
16.430
16.555
16.681
16.807
3.987
4.068,638
4.151,95
4.236,96
4.323,72
0,76
0,76
0,76
0,76
0,76
92,67
92,68
94,19
94,19
95,73
Gilireng
11.490
11.533
11.575
11.618
11.661
3.022
3.065,621
3.109,87
3.154,76
3.200,297
0,37
0,37
0,37
0,37
0,37
78,16
78,19
83,99
87,06
90,25
Keera
22.693
22.993
23.296
23.604
23.915
5.785
5.872,298
5.960,91
6.050,87
6.142,175
1,32
1,32
1,32
1,32
1,32
61,61
61,63
66,28
68,75
71,30
Pitumpanua
42.694
42.779
42.865
42.951
43.037
9.948
9.990,178
10.032,53
10.075,07
10.117,79
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
206,12
206,13
208,64
209,92
211,20
Total
392.651
395.820
399.044
402.327
405.662
97.272
98.973
92.190
102.500
104.329
9,17
9,17
9,17
9,17
9,17
3.452
3.466
3.523
3.559
3.596
Sumber : BPS Wajo Tahun 2010 - 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
34
117,02
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.3.
KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
2.3.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan salah satu
alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata
dan bertanggungjawab.
Dengan
demikian
APBD
harus
benar-benar
dapat
mencerminkan dan mampu menjawab tuntutan masyarakat melalui
berbagai program dan kegiatan dalam upaya peningkatan kualitas
dan kuantitas pelayanan jasa publik seperti pendidikan, kesehatan,
kebersihan,
keamanan/ketertiban
dan
lain-lain
dengan
memperhatikan potensi yang dimiliki.
Kebijakan Pendapatan Daerah diupayakan akan terus
meningkat dari tahun sebelumnya dengan mengoptimalkan sumbersumber Pendapatan Daerah melalui : (1) Pendapatan Asli Daerah,
melalui
Pajak
Daerah,
Retribusi
Daerah,
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (Bagian laba Usaha Daerah),
dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, dengan melakukan
program
intensifikasi,
ekstensifikasi
dan
difersifikasi
untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah, (2) Dana Perimbangan,
melalui Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, DAU, dan DAK, (3) Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah, melalui Dana Bagi Hasil Pajak
dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Bantuan
Keuangan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya,
Sumbangan dari Organisasi/ Lembaga tertentu/ perorangan atau
pihak ketiga, dan Dana Penyesuaian yang diharapkan dari
pemerintah.
Target pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah, pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 1.026.559.010.025,--
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
35
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
atau betambah sebesar Rp. 608.004.789.482,- dari target 2014
sebesar Rp. 418.554.220.543,- yang lalu, yang dapat dirinci sbb:
• Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2015 ditargetkan sebesar
Rp. 70.754.656.300,-- atau dengan kata lain tidak berbeda
dengan tahun 2014.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terdiri
dari:
• Pajak
daerah,
tahun
2015
ditargetkan
sebesar
Rp.
18.875.500.000,- sama dengan tahun 2014.
• Retribusi Daerah, tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp.
21.021.727.000,- sama dengan tahun 2014.
• Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan yang
terdiri dari bagian laba usaha daerah tahun 2015 ditargetkan
sebesar Rp. 5.838.955.700,- atau sama dengan tahun 2014.
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tahun 2015
ditargetkan sebesar Rp. 25.018.473.600,- sama dengan tahun
2014
• Dana Perimbangan
•
Bagi hasil Pajak / Hasil Bukan Pajak tahun 2015 ditargetkan
sebesar Rp. 59.513.728.485,- atau sama dengan target tahun
2014.
•
Dana Alokasi Umum tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp.
631.247.160.000,- atau dibandingkan pada tahun 2014 hanya
sebesar Rp. 662.809.518,-.
•
Dana Alokasi Khusus tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp.
63.351.730.000,- atau sama tahun 2014.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
36
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
•
Pendapatan Hibah pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp.
492.225.000,-.
•
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 30.100.000.000,-.
•
Dana Penyesuaian dan otonomi khusus pada tahun 2015
ditargetkan
sebesar
Rp.
173.143.314.000,-.
Meningkat
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 150.563.757.240,•
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya tahun
2015 ditarrgetkan sebesar Rp. 20.535.757.240.
Pendapatan daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang
harus dialokasikan dalam APBD untuk membiayai segala aktifitas yang
diprogramkan dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Kebijakan-kebijakan dalam mencapai target antara lain melakukan
intesifikasi, ekstensifikasi dan difersivikasi pengelolaan sumber-sumber
pendapatan asli daerah, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada
baik SDM tenaga dan prasarana dalam memberikan pelayanan. Disamping
juga melakukan upaya lainnya dengan menggali sumber-sumber lainnya
yang memang berpotensi untuk mendapatkan nilai tambah terhadap
penerimaan daerah dari berbagi sektor, sesuai dengan potensi, kondisi dan
karakter daerah yang dimiliki.
Pencapaian target tersebut tentunya dapat diwujudkan melalui upaya
yang serius dan kerja keras yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
melipatkan partisipasi masyarakat dalam mencapai hasil yang maksimal.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
37
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.3.2. Pengelolaan Belanja Daerah
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 berpedoman pada
Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tentang perubahan
atas permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berkenaan dengan
itu, seperti tahun anggaran sebelumnya, belanja tidak langsung diharapkan
untuk menunjang pelaksanaan tugas operasional Satuan Kerja Daerah
secara rutin. Alokasi ini diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang
optimal terhadap kelancaran jalannya pemerintahan dan pelayanan
administrasi pada setiap lembaga daerah (Satuan Kerja Daerah) baik
pelayanan yang langsung terhadap aparatur daerah maupun pelayanan
kepada publik yang menjadi tanggung jjawab pemerintah daerah.
Total Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014
kabupaten Wajo sebesar Rp.1.113.790.207.665,-.
a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Kebijakan belanja tidak langsung yang terdiri dari belanja pegawai,
bunga, subsidi, hibah, bantuan social, belanja bagi hasil, bantuan
keuangan, dan belaja tidak terduga.
Kebijakan Belanja tidak Langsung berorientasi kepada upaya
pemenuhan Kebutuhan Gaji Pegawai pada setiap SKPD dan belanja
Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan
kepada Pemerintah Desa, Belanja tidak terduga yang dikelola oleh
SKPD yang bersumber dari dana bantuan pemerintah Provinsi ke
Daerah
Otonom
dan
Sumbangan
Pemerintah
Provinsi
kepada
Pemerintah Desa dari penerimaan PBB yang selama ini sudah
disalurkan kepada pemerintah Desa. Berkaitan dengan rencana
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai negeri Sipil
melalui peningkatan gaji pada tahun 2014, maka penyediaan dana
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
38
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai termasuk gaji calon
pegawai negeri sipil (CPNS) sesuai dengan petunjuk dan kebijakan
Pemerintah Pusat, yang disediakan accres untuk memperhitungkan
kenaikan gaji pegawai dan pembayaran gaji ke-13 untuk Tahun
Anggaran 2014.
Alokasi Belanja Tidak Langsung diperuntukan untuk membiayai
Belanja Pegawai Negeri Sipil sebesar Rp. 599.459.073.828,- Belanja
Bunga sebesar Rp. 200.000.000,- Belanja hibah Rp. 10.818.744.500,Belanja bantuan sosial Rp.171.700.000,- Belanja bantuan Keuangan
kepada provinsi / kabupaten / kota dan pemerintah desa Rp.
31.033.655.060,- Belanja tidak terduga Rp. 3.250.000.000,- dengan
total keseluruhan belanja tidak langsung Rp. 644.933.173.388,-.
b. Kebijakan Umum Belanja Langsung
Khusus mengenai Belanja Langsung tahun 2014, diperuntukan untuk
melakukan urusan wajib dan urusan pilihan melalui program dan
kegiatan daerah sesuai pengkodean yang telah diatur sesuai ketentuan
yang berlaku, dengan tetap memperhatikan Pokok-Pokok Kebijakan
Pemerintah Daerah yang dijabarkan dalam RPJMD Wajo dan RKPD
Tahun 2014. Untuk tahun 2014 alokasi Belanja Langsung, hal yang
perlu mendapatkan perhatian pada program kegiatan 2014 antara lain:
1. Pendidikan Gratis dan Kesehatan Gratis
2. Peningkatan Infrastruktur (Jalan, Jembatan, Irigasi dan air
Bersih)
3. Operasional UPTD 14 Kecamatan dan Pembinaan PAUD
4. Sarana dan Prasarana Pertanian, Kesehatan dan Pendidikan
5. DED Master Plan Kawasan Perkantoran Pemerintah Kab. Wajo,
Rencana Detail Kawasan Danau Tempe.
6. Operasional Adipura
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
39
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
7. Pengadaan Kendaraan Dinas Opersional SKPD, Dokter Ahli
dan Mobil Pemadam Kebakaran
8. Anggaran
untuk
Penanggulangan
Bencana
dan
Penanggulangan Kemiskinan dan beberapa kegiatan lain yang
sangat prioritas untuk tahun 2014.
Alokasi Belanja Langsung diperuntukan untuk membiayai
belanja pegawai Rp. 25.921.632.647,53 Belanja barang dan
jasa sebesar
Rp.173.302.296.465,12
dan Belanja Modal
sebesar Rp. 230.582.614.537,35 sehingga total keseluruhan
belanja langsung diperkirakan sebesar Rp. 429.806.543.650,sedangkan
total
APBD
secara
keseluruhan
diperkirakan
mencapai sebesar Rp. 1.085.935.021.944,-.
Kebijakan belanja daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41
tentang Organisasi Perangkat Daerah yang telah dituangkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 5, 6, 7, 8 tentang
Kelembagaan
Orrganisasi
Perangkat
Daerah
Kabupaten
Wajo
berdasarkan Urusan Pemerintahan.
(Lihat tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012).
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
40
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.5 Rekapotulasi Realisasi APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012
Tahun
Rata-Rata
Pertumbuhan
No
Jenis Pendapatan Daerah
1
a
b
Rp
Rp
Rp
2009
42.519.649.450,24
3.821.000.000,00
10.241.933.500,00
Rp
Rp
Rp
2010
42.414.431.248,00
4.390.000.000,00
9.432.913.700,00
Rp
Rp
Rp
2011
50.693.043.504,00
7.847.000.000,00
16.983.043.504,00
Rp
Rp
Rp
2012
55.172.195.463,06
8.923.456.984,00
15.485.564.429,00
Rp
Rp
Rp
2013
70.335.694.882,61
10.089.662.940,50
22.082.598.141,00
Rp
5.823.686.000,00
Rp
5.823.686.000,00
Rp
5.900.000.000,00
Rp
5.779.541.649,35
Rp
5.838.955.719,00
0,06
Rp
22.633.029.950,24
Rp
22.767.831.548,00
Rp
19.963.000.000,00
Rp
24.983.632.400,71
Rp
32.324.478.082,11
8,56
b
c
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Rp 352.944.661.000,00
Rp 66.521.000.000,00
3
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Rp
26.197.778.530,00
a
b
Hibah
Dana Darurat
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari
Pemerintah Daerah lainnya
Rp
Rp
Dana Penyesuaian dan Otonom Khusus
c
d
2
a
c
d
e
f
Bantuan Keuangan dariProvinsi dan
Pemerintah Daerah lainnya
Sumbangan dari Organisasi / Lembaga
tertentu / Perorangan atau Pihak
Ketiga
JUMLAH PENDAPATAN
53,89
24,09
21,18
Rp 483.884.191.096,00
Rp 491.228.246.496,00
Rp 564.838.841.390,00
Rp 707.011.202.160,00
Rp
785.680.626.369,00
28,99
Rp
Rp
Rp
87.857.720.390,00
Rp 118.658.974.160,00
Rp
119.950.099.369,00
13,96
Rp 364.822.715.000,00
Rp 49.285.100.000,00
Rp 413.733.921.000,00
Rp 63.247.200.000,00
Rp 513.517.208.000,00
Rp 74.835.020.000,00
Rp
Rp
592.275.827.000,00
73.454.700.000,00
11,25
3,78
Rp 136.135.763.946,00
Rp 197.473.206.744,00
Rp 132.231.109.946,13
Rp
163.186.203.406,72
3111,53
-
Rp
Rp
1.150.000.000,00
-
Rp
Rp
-
-
Rp
Rp
24.208.226.890,00
-
Rp
Rp
545.272.900,00
-
Rp
13.129.788.050,00
Rp
13.128.788.050,00
Rp
20.443.500.000,00
Rp
25.375.242.056,13
Rp
29.115.148.226,72
18,91
Rp
-
Rp
Rp
64.418.530.096,00
77.120.431.496,00
-
-39,55
Rp 108.219.833.400,00
Rp 159.659.246.900,00
Rp
82.502.476.000,00
Rp
110.596.915.000,00
6,65
13.067.990.480,00
Rp
13.637.142.496,00
Rp
Rp
145.165.000,00
Rp
22.928.867.280,00
3125,52
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp 552.601.619.076,24
Rp 669.778.441.690,00
17.370.459.844,00
Rp
-
Rp 813.005.091.638,00
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
Rp 894.414.507.569,19
41
Rp 1.019.202.524.658,33
-
PPSP WAJO
No
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
1
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Jenis Pendapatan Daerah
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Tidak Terduga
2009
Rp 303.602.489.018,50
Rp
300.000.000,00
Rp
Rp
2.633.288.600,00
Rp 13.561.983.849,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Tahun
2010
2011
342.164.567.721,61
Rp 388.561.804.271,71
200.000.000,00
Rp
200.000.000,00
Rp
3.696.412.000,00
Rp
5.017.958.500,00
23.714.864.093,00
Rp 20.678.209.000,00
-
Rp
18.351.578.880,00
Rp
13.110.558.976,00
Rp
550.000.000,00
Rp
800.000.000,00
Rp
Rp
13.218.668.432,00
2012
Rp 446.349.743.063,00
Rp
126.888.788,00
Rp
Rp 11.496.391.100,00
Rp
2.404.294.090,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
21.982.298.666,00
Rp
Rp
2013
487.078.157.226,00
104.359.349,00
41.154.718.783,00
2.810.346.000,00
-
-
Rata-Rata
Pertumbuhan
10,05
-17,53
92,64
-1,89
14,84
29.812.708.775,00
1.181.040.000,00
Rp
1.928.090.838,00
30,36
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
Rp 338.999.340.347,50
Rp 383.686.402.790,61
Rp 428.626.640.203,71
Rp 483.540.655.707,00
Rp
562.888.380.971,00
128,47
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
JUMLAH BELANJA LANGSUNG
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya (SILPA)
Rp 20.968.576.384,00
Rp 108.898.395.428,00
Rp 202.595.960.068,00
Rp 332.462.931.880,00
Rp 19.624.730.327,00
Rp 102.122.910.576,00
Rp 218.466.821.963,00
Rp 340.214.462.866,00
Rp 23.462.790.650,00
Rp 134.542.913.280,00
Rp 280.512.026.445,00
Rp 438.517.730.375,00
Rp 29.001.306.601,00
Rp 140.332.308.178,00
Rp 215.353.394.785,00
Rp 384.687.009.564,00
Rp
Rp
Rp
Rp
28.549.445.389,00
182.948.613.765,00
174.538.991.192,00
386.037.050.346,00
7,04
12,04
-1,19
17,89
Rp 127.805.034.461,76
Rp
Rp
Rp
74.682.942.131,00
Rp
84.716.066.932,15
24969,02
Rp
664.952.104,00
Rp
664.952.104,00
0,00
6
Penerimaan Piutang Daerah
1
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
Penyertaan Modal Pemda
Rp
3
Pembayaran Pokok Utang
Rp
4
5
Pemberian Pinjaman Daerah
Pembayaran Utang Pihak Ketiga
Rp
Rp
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Rp
Rp
58.127.464.894,61
950.000.000,00
59.705.246,71
-
Rp
-
Rp
-
Rp 127.805.034.461,76
Rp
58.127.464.894,61
Rp
59.705.246,71
Rp
75.347.894.235,00
Rp
85.381.019.036,15
24969,02
Rp
Rp
-
Rp
900.000.000,00
Rp
992.301,00
Rp
-
-39,98
Rp
200.000.000,00
Rp
184.500.451,00
Rp
200.000.000,00
0,13
Rp
Rp
4.465.967.356,00
Rp
Rp
16.992.597.719,00
Rp
Rp
3.434.025.752,00
-20,00
43,61
Rp
5.565.967.356,00
200.000.000,00
Rp
8.743.371.310,50
-
Rp
Rp
3.805.040.928,00
Rp
4.005.040.928,00
8.943.371.310,50
200.000.000,00
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
-
Rp
42
17.178.090.471,00
Rp
3.634.025.752,00
-16,24
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.3.3. Pengalokasian Anggaran Sanitasi
Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri dari drainase,
pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Wajo tahun
2012 memiliki proposi anggaran sanitasi terhadap belanja total di
Kabupaten Wajo hanya berkisar di angka 0,20 %. Sedangkan
proporsi Investasi Sanitasi terhadap belanja sanitasi sekitar 0,87%
dan proporsi OM terhadap belanja sanitasi sekitar 0,13%.
(Lihat Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Wajo Tahun 2009-2013,
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012, Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Wajo Tahun 2009-2012, Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi
Retribusi Sanitasi Per Kapita dan Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Wajo Tahun 2009 –
2012)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
43
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.6.
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Kab. Wajo Tahun 2009-2012
Tahun
No.
Realisasi Anggaran
2009
2010
2011
2012
2013
Rata2
Pertumbuhan
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
1.
Dinas Pekerjaan Umum
412.730.000
1.774.736.800
22.260.000
0
4.707.876.700
46
-
-
-
-
-
1.774.736.800
110.890.000
22.260.000
404.720.000
1.032.982.000
4.707.876.700
1.433.485.500
46,25
74
1.a
Investasi
1.b
2.
Operasional/Pemeliharaan (OM)
Dinas Tata Ruang dan Permukiman
412.730.000
863.250.000
2.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
2.b
Operasional/Pemeliharaan (OM)
863.250.000
110.890.000
404.720.000
1.032.982.000
1.433.485.500
74,37
3.
Dinas Kesehatan
586.565.700
323.619.000
36.357.500
170.655.500
348.507.660
68
3.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
3.b
4.
Operasional/Pemeliharaan (OM)
Badan Lingkungan Hidup Daerah
586.565.700
90.000.000
323.619.000
60.000.000
36.357.500
2.914.000
170.655.500
26.015.000
348.507.660
14.230.000
68,00
124
4.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
4.b
Operasional/Pemeliharaan (OM)
90.000.000
60.000.000
2.914.000
26.015.000
14.230.000
123,80
5.
Bappeda
43.274.000
45.607.100
21.130.000
34.974.000
61.251.500
18
5.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
5.b
Operasional/Pemeliharaan (OM)
43.274.000
45.607.100
21.130.000
34.974.000
61.251.500
18,47
6
Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5)
1.995.819.700
2.314.852.900
487.381.500
1.264.626.500
6.565.351.360
331
7
Pendanaan Investasi Sanitasi Total (1a+2a+3a+4a+5a)
0
0
0
0
0
0
8
Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b+5b)
2.314.852.900
Rp 340.214.462.866,00
487.381.500
Rp 438.517.730.375,00
1.264.626.500
Rp 384.687.009.564,00
6.565.351.360
Rp 386.037.050.346,00
331
3,86
9
Belanja Langsung
1.995.819.700
Rp 332.462.931.880,00
10
Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung (6/9)
0,01
0,01
0,00
0,00
0,02
85,72
11
12
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (7/6)
Proporsi OM anitasi – Total Belanja Sanitasi (8/6)
0
1,00
0
1,00
0
1,00
0
1,00
0
1,00
0
1,00
Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009– 2012
Keterangan : investasi termasuk didalmnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan Lahan, pelatihan koordinasi, advokasi, kampaye dan studi-studi yang terkait sanitasi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
44
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.7.
Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab. Wajo Tahun 2009-2012
No
1
2009
Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4)
1.1
Air Limbah Domestik
1.2
Sampah Rumah Tangga
1.3
Drainase Perkotaan
1.4
PHBS
2
Belanja Sanitasi (Rp)
Uraian
Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3)
2.1
DAK Sanitasi
2.2
DAK Lingkungan Hidup
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
3
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
4
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-2-3)
Total Belanja Langsung
% APBD murni terhadap Belanja Langsung
Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009– 2013
2010
2011
2012
Rata-Rata
Pertumbuhan
2013
1.902.508.700
1.451.371.200
476.219.800
1.229.652.500
6.504.099.860
74,1
179.260.000
-
9.968.300
11.400.000
12.300.000
(15,55)
497.915.000
170.890.000
407.634.000
1.047.597.000
1.435.415.500
53,37
805.130.000
974.392.200
22.260.000
-
4.707.876.700
(35,34)
420.203.700
306.089.000
36.357.500
170.655.500
348.507.660
71,66
863.042.000
1.760.360.000
1.183.625.000
1.693.610.000
2.236.437.000
38,2
-
909.910.000
266.200.000
752.460.000
1.225.037.000
34,95
863.042.000
850.450.000
917.425.000
941.150.000
1.011.400.000
3,29
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.765.550.700
3.211.731.200
1.659.844.800
2.923.262.500
8.740.536.860
112
332.462.931.880
0,008
340.214.462.866
0,009
438.517.730.375
0,004
384.687.009.564
0,008
386.037.050.346
0,023
4
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
45
29,114
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.8.
Belanja Sanitasi Per Kapita Kab. Wajo Tahun 2009-2012
Belanja Sanitasi (Rp)
No
Deskriptif
1
Total Belanja Sanitasi Kebupaten Wajo
2
Jumlah Penduduk
2009
Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)
2010
2011
2012
2013
Rata-Rata
Pertumbuhan
1.902.508.700 1.451.371.200 476.219.800 1.229.652.500 6.504.099.860 99,25
382.450
386.073
388.173
951.254.350
725.685.600
238.109.900 614.826.250
Sumber: Data Realisasi Fisik Keuangan SKPD Kab. Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
46
392.651
397.033
0,75
3.252.049.930 50
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.9.
Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita Tahun 2009-2013
No
1
Uraian
Retribusi Air Limbah
Realiasasi Retribusi
Potensi Retribusi
2
Retribusi Sampah
Realiasasi Retribusi
Potensi Retribusi
3
Retribusi Drainase
Realiasasi Retribusi
Potensi Retribusi
4
5
6
Total Realisasi Retribusi
Sanitasi (1a+2a+3a)
Total Potensi Retribusi
Sanitasi (1b+2b+3b)
Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi
(4/5)
Rp
Rp
Rp
Rp
2009
Belanja Sanitasi (Rp)
2011
2010
2012
Rata-Rata
Pertumbuhan
2013
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
85.684.000
Rp
82.275.000
Rp
75.219.000
Rp
91.816.500
Rp
92.500.000
2,05
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
85.684.000
Rp
82.275.000
Rp
75.219.000
Rp
91.816.500
Rp
92.500.000
2,05
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
85.684.000
Rp
82.275.000
Rp
75.219.000
Rp
91.816.500
Rp
92.500.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
-
-
-
Sumber :SKPD Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
47
-
2
-
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.10
Tabel Peta Perkonomian Kabupaten Wajo Tahun 2009-2012
No
1
Deskriptif
PDRB Harga Konstan (Struktur
Perekonomian) (Rp)
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp)
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Belanja Sanitasi (Rp)
2009
2010
2.316,83
2.449,03
2011
5,71
Sumber : Data BPS Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
2012
2.716,66 2.960,94
12.241,17 14.061,72
5,10
Rata-Rata
48
Pertumbuhan
2.610,865
17,111
19,904
11.556
10,93
8,99
7,68
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.4.
TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
2.4.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Wajo:
Penataan ruang wilayah bertujuan untuk mewujudkan penataan
ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan
untuk
mendukung
keterpaduan
fungsi
kegiatan
pertanian, perikanan, industri, dan pertambangan energi gas, serta
pariwisata.
2.4.2. Kebijakan Penataan Ruang Daerah
Guna mewujudkan tujuan penataan ruang Kabupaten Wajo hingga
tahun 2032, maka dirumuskan kebijakan penataan ruang, yang
antara lain :
a. keterpaduan pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah
kabupaten berdasarkan fungsi kawasan;
b. peningkatan
kualitas
jaringan
dan
jangkauan
pelayanan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya
air secara terpadu dan merata;
c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan
hidup;
d. penetapan
kawasan
perlindungan
daerah
bawahannya,
setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam,
kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan
kawasan lindung lainnya;
e. perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan budidaya;
f.
pengembangan potensi kawasan pariwisata dan obyek wisata
dengan berorientasi kearifan lokal;
g. pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan
ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan
nasional;
h. pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk
meningkatkan
pertumbuhan
wilayah
dan
kegiatan
kepariwisataan;
i.
pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan
fungsi daya dukung dan lingkungan;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
49
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
j.
pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis
kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi; dan
k. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara.
2.4.3. Strategi Penataan Ruang Kabupaten Wajo meliputi :
Strategi penataan ruang Kabupaten Wajo dimaksudkan sebagai
penjabaran dari rumusan kebijakan penataan ruang, sehingga
diharapkan pemerintah kabupaten memiliki langkah-langkah strategis
guna mewujudkan tujuan penataan ruang kabupaten Wajo, dalam
dimensi keruangan. Adapun rumusan strategi pengembangan
wilayah Kabupaten Wajo, antara lain :
1. Strategi keterpaduan pengembangan pusat-pusat pelayanan
wilayah kabupaten berdasarkan fungsi kawasan, terdiri atas:
a. mempertahankan keterkaitan antar sub pusat pelayanan kota
(PKL, PKLp, PPK), terhadap wilayah di sekitarnya;
b. menata dan mengendalikan pengembangan pusat-pusat
pelayanan untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang
berwawasan lingkungan; dan
c. mendorong pertumbuhan pada kawasan-kawasan
yang
berpotensi sebagai pusat pelayanan.
2. Strategi peningkatan kualitas jaringan dan jangkauan pelayanan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya
air secara terpadu dan merata, terdiri atas :
a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi;
b. mengembangkan jaringan prasarana transportasi darat untuk
meningkatkan aksesibilitas antar kawasan di seluruh wilayah;
c. mengembangkan
prasarana
transportasi
laut
untuk
meningkatkan aksesibilitas wilayah pesisir dan pulau-pulau,
dan beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara;
d. mengembangkan
kapasitas
sumber
energi
listrik
dan
distribusi pelayanan hingga mencapai pusat-pusat lingkungan
dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan
secara optimal;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
50
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
e. mengembangkan sumber daya air untuk pemanfaatan,
pengendalian dan pelestarian sumber daya air melalui
pembuatan sumur-sumur resapan dan perlindungan kawasan
mata air dan danau;
f. mengembangkan pelayanan telekomunikasi yang merata
hingga menjangkau seluruh kawasan;
g. mengembangkan kapasitas pelayanan air minum hingga
mencapai pusat-pusat pelayanan lingkungan terutama pada
kawasan ketinggian atau daerah rawan air bersih;
h. mengembangkan sistem jaringan drainase perkotaan dan
perdesaan untuk mengendalikan genangan air dan banjir;
i. mengembangkan sistem pembuangan air limbah di setiap
kawasan dan mengamankan kawasan permukiman dan
kawasan pesisir dari pencemaran; dan
j. mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana pada
wilayah yang rawan bencana.
3. Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi
lingkungan hidup, terdiri atas :
a. membatasi
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
mengganggu
pelestarian lingkungan hidup;
b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung
yang telah menurun sebagai akibat pengembangan kegiatan
budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara
keseimbangan ekosistem wilayah; dan
c. mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung
untuk menjaga fungsi lindung dan menjaga keberlanjutan
pembangunan wilayah jangka panjang.
4. penetapan
kawasan
perlindungan
daerah
bawahannya,
setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam,
kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan
kawasan lindung lainnya, terdiri atas:
a. menentukan batas-batas kawasan yang harus ditetapkan
sebagai
kawasan
perlindungan
daerah
bawahannya,
setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam,
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
51
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan
kawasan lindung lainnya;
b. mengarahkan
pemanfaatan
perlindungan
setempat,
ruang
ruang
pada
terbuka
kawasan
hijau,
kawasan
pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung
geologi, dan kawasan lindung lainnya dengan peraturan
zonasi;
c. menysusun mekanisme dan peraturan pemanfaatan ruang
pada kawasan perlindungan setempat, terutama pemanfaatan
sempadan pantai dan sungai;
d. menyusun ketentuan insentif dan disinsentif, ketentuan
perizinan serta sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan
ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka
hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana,
kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya.
5. Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan
dan keterkaitan antar kegiatan budidaya, terdiri atas:
a. mengembangkan
potensi
unggulan
pada
pusat-pusat
pertumbuhan untuk mendorong pemerataan pembangunan;
b. mengembangkan
kawasan
budidaya
untuk
mengakomodasikan kegiatan peruntukan hutan produksi,
hutan
rakyat,
pertanian,
perkebunan,
perikanan,
pertambangan, industri, energi, pariwisata serta peruntukan
lainnya;
c. pengembangan
pusat
permukiman
sebagai
pusat
pertumbuhan dan pusat pengembangan kawasan;
d. pengembangan dan penataan kawasan pesisir menuju
perwujudan kawasan minapolitan yang berkelanjutan;
6. mengembangkan
kawasan
peruntukan
pertanian
meliputi
peruntukan budidaya tanaman pangan, budidaya hortikultura
diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan dan pelestarian
lingkungan;
a. mendorong
penyediaan
pengembangan
dan
kawasan
peningkatan
sarana
budidaya
dan
melalui
prasarana
penunjang; dan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
52
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
b. mengendalikan kegiatan budidaya sesuai dengan peruntukan
lahan, kemampuan lahan dan konflik pemanfaatan ruang;
7. Strategi pengembangan kawasan pariwisata dan obyek wisata
yang berorientasi kearifan lokal, terdiri atas:
a. mengembangkan kawasan peruntukan pariwisata meliputi
kawasan pariwisata, kawasan daya tarik wisata khusus dan
kawasan daya tarik wisata;
b. mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi tinggi
sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) terkemuka;
c. mengembangkan kepariwisataan berbasis masyarakat yang
diintegrasikan
dengan
pengembangan
pertanian
pada
kawasan daya tarik wisata khusus dan daya tarik wisata
d. mempromosikan
potensi
wisata
pada
tingkat
regional,
nasional dan internasional; dan
e. mengembangkan sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan kepariwisataan.
8. Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan strategis
kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten,
provinsi dan nasional, terdiri atas:
a. menetapkan suatu ruang kegiatan sektor unggulan tertentu
sebagai kawasan strategis yang memberikan kontribusi
signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah;
b. meningkatkan fungsi dan radius pelayanan pada suatu
kawasan jasa dan perdagangan agar memiliki daya saing
nasional dan internasional;
c. meningkatkan kualitas kawasan peruntukan permukiman
perkotaan dan permukiman perdesaan melalui penyediaan
sarana dan prasarana dasar permukiman yang memadai;
d. mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri
diarahkan pada sentra-sentra industri kreatif dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan; dan
e. mengarahkan peruntukan permukiman perkotaan dengan
konsep compact city dan permukiman perdesaan diarahkan
mengikuti
pola
mengelompok,
untuk
menghindari
perkembangan secara sporadis dan linier;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
53
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
f. memanfaatkan
sumber
daya
pesisir
dan
laut
melalui
pemanfaatan jasa-jasa lingkungan, potensi perikanan dengan
tetap
menjaga
kelestarian
ekosistem
pesisir
dan
pemberdayaan masyarakat; dan
g. mengembangkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis
pertanian, industri kecil, dan pariwisata yang dilengkapi
sarana dan prasarana penunjang.
9. Strategi pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya
untuk
meningkatkan
pertumbuhan
wilayah
dan
kegiatan
kepariwisataan, terdiri atas:
a. melestarikan dan merevitalisasi kawasan atau obyek yang
memiliki nilai sejarah dan menjadikan sebagai salah satu
obyek wisata; dan
b. mendorong pengembangan budaya lokal sebagai salah satu
potensi wilayah.
10. Strategi pengembangan dan pelestarian kawasan strategis
kepentingan fungsi daya dukung dan lingkungan, terdiri atas:
a. melestarikan dan merehabilitasi hutan lindung pada kawasan
lindung;
b. melestarikan dan merehabilitasi kawasan hutan mangrove;
c. melestarikan dan melindungi sumber-sumber air bersih
berupa mata air dan danau serta wilayah tangkapannya; dan
d. mensosialisasikan
pelestarian
kawasan
lindung
serta
pengendalian pembangunan pada kawasan rawan bencana
berbasis mitigasi.
11. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan
strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi, terdiri atas:
a. mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan
penggunaan teknologi tinggi; dan
b. pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tinggi dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
12. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan
negara, terdiri atas:
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
54
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan
fungsi khusus pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan
budidaya
tidak
kawasan
lindung
terbangun
dan/atau
disekitar
kawasan
kawasan
khusus
pertahanan dan kemanan;
c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan
sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; dan
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan
dan keamanan negara.
2.4.4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
A. Sistem Perkotaan
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat
permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
Pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan di
Kabupaten Wajo Timur dilakukan dengan mempertimbangkan
rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi rencana
sistem pusat-pusat permukiman dan rencana sistem prasarana
wilayah Kabupaten Wajo. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka di wilayah Kabupaten Wajo ditetapkan setiap kecamatan
akan dikembangkan minimal satu pusat kawasan permukiman
(dijadikan
sebagai
kawasan
perkotaan
walaupun
belum
memenuhi kriteria sebagai kawasan perkotaan).
1. Kota orde pertama (Kota Sengkang) peran fungsi
penunjang yang diberikan sesuai dengan potensi dan
kemampuan wilayah, yang meliputi:
•
Sistem transportasi regional terpadu (darat)
•
Jasa kepariwisataan
•
Permukiman
•
Agroindustri dan agrobisnis
•
Pemerintahan dan pendidikan
•
Pelayanan Jasa sosial dan ekonomi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
55
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2. Kota orde kedua, peran fungsi penunjangnya, antara
lain:
•
Perdagangan lokal
•
Transportasi lokal
•
Jasa kepariwisataan
•
Perikanan laut
•
Jasa kepelabuhanan
•
Permukiman
•
Hasil pertanian
3. Kota orde ketiga, peran fungsi penunjangnya, antara lain:
•
Industri kecil rakyat
•
Hasil-hasil pertanian
•
Hasil-hasil perkebunan
•
Jasa kepariwisataan
•
Permukiman
•
Perikanan darat dan laut
Wilayah pelayanan kota orde pertama Sengkang, meliputi
cakupan
wilayah
pelayanan
seluruh
wilayah
administratif
Kabupaten Wajo. Kota orde kedua (Anabanua, Paria, dan Siwa)
yang berperan sebagai pusat satuan kawasan pengembangan
merupakan
pusat
pertumbuhan
untuk
satuan
kawasan
pengembangan yang bersangkutan. Kota orde ketiga (kota-kota
kecamatan) merupakan pusat pelayanan lokal dan juga pusat
pemerintahan wilayah kecamatan dan pusat pelayanan sosial
dan ekonomi untuk wilayah bersangkutan.
B. Sistem Perdesaan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, pengertian dari kawasan perdesaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk
pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai
tempat
pemerintahan,
permukiman
pelayanan
perdesaan,
sosial
dan
pelayanan
kegiatan
jasa
ekonomi.
Berdasarkan kriteria dan pertimbangan tersebut, maka delineasi
kawasan perdesaan adalah kawasan di seluruh kecamatan di
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
56
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
wilayah Kabupaten Wajo yang tidak ditetapkan sebagai kawasan
perkotaan. Sehingga kawasan perdesaan ini sifatnya menyebar
di hampir seluruh kecamatan di wilayah ini.
(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.3 Struktur Ruang Kab. Wajo dan
Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Wajo yang termuat dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Tahun 2012 – 2032 berikut ini:)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
57
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Peta 2.3
Peta Struktur Ruang Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
58
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.4.5. Rencana
pengembangan
sistem
prasarana
yaitu
sistem
prasarana utama merupakan sistem jaringan transportasi yang
terdiri atas:
A.
Sistem transportasi jaringan darat;
Sistem lalulintas di Kabupaten Wajo terdiri atas, angkutan
barang dan angkutan penumpang. Sistem jaringan lalulintas
angkutan
barang
di
Kabupaten
Wajo
lebih
didominasi
pengangkutan hasil-hasil bumi, baik dari sentra produksi ke
pengolahan dan pemasaran, maupun sebagai jalur perlintasan
antar wilayah. Sedangkan untuk rute angkutan umum, di
Kabupaten Wajo melayani beberapa rute angkutan, antara lain:
1. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Soppeng – Kabupaten
Bone – Kabupaten Maro – Kota Makassar
2. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Sidendreng Rappang –
Kota
Parepare
–
Kabupaten
Barru
–
Kabupaten
Pangkejene Kepulauan – Kabupaten Maros – Kota
Makassar
3. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Soppeng – Kabupaten
Barru – Kabupaten Pangkejen Kepulauan – Kabupaten
Maros - Kota Makassar
4. Rute Kota Sengkang – Kota Siwa – Kabupaten Luwu
5. Rute Kota Sengkang – Kota Watampone
6. Rute Kota Sengkang – Kota Watansoppeng
7. Rute Kota Siwa – Kabupaten Luwu
8. Rute Kota Siwa – Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota
Parepare – Kabupaten Barru - Kabupaten Pangkejen
Kepulauan – Kabupaten Maros - Kota Makassar
9. Rute Kota Menge – Kabupaten Sidendreng Rappang –
Kota Parepare
10. Rute Kota Atapangnge - Kabupaten Sidendreng Rappang
– Kota Parepare
B.
Sistem jaringan transportasi laut;
Untuk transportasi laut ini, pembangunan dan peningkatan
prasarana dan sarana yang ada, di antaranya adalah:
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
59
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
1. Pelabuhan Very di Siwa, melayani penupang dan barang
yang
menghubungkan
ke
Sulawesi
Tenggara
(Pelabuhan Tobaku di Kolaka Utara), diarahkan untuk
dapat
mendorong
perumbuhan
ekonomi
dan
penyeberangan penumpang untuk membuka akses
wilayah Utara Sul-Sel (Wajo, Luwu, dan Palopo) ke
Sulawesi Tenggara.
2. Dermaga Penyeberangan di Sungai Siwa, melayani
angkutan penumpang dengan modan angkutan jenis
“fiber” menghubungkan beberapa wilayah di Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Barat ke Sulawesi Tenggara
(Pelabuhan Kolaka dan Pelabuhan Tobaku di Kolaka
Utara).
3. Pelabuhan/dermaga rakyat yang umumnya melayani
merupakan
dermaga
penyebarangan
yang
menghubungkan ke pulau-pulau kecil, dermaga ini
terdapat
di
Kecamatan
Penrang,
dan
Kecamatan
Sajoanging (Dermaga Cenrana’E)
4. Terdapat dermaga PPI, antara lain di PPI Danau Tempe
di Kecamatan Tempe, PPI Siwa di Kec. Siwa, dan PPI
Keera di Kecamatan Keera
5. Pelabuhan Rakyat Tosewo di Desa Botto Kecamatan
Takalalla
2.4.6. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Wajo
Adapun sistem perwilayahan yang terbentuk di Kabupaten Wajo,
antara lain :
a. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP1), meliputi Kecamatan
Tempe, Sabbangparu, Pammana, dan Kecamatan Tanasitolo,
dengan
Pusat
Pengembangan
Kawasan
(PPK)
di
Kota
Sengkang, yang juga berfungsi sebagai Pusat Pengembangan
Wilayah di Kabupaten Wajo (PPW/ibukota kabupaten);
b. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP2), meliputi Kecamatan
Keera,
dan
Kecamatan
Pitumpanua,
dengan
pusat
pengembangan di Kota Siwa (Kec. Pitumpanua);
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
60
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
c. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP3), meliputi Kecamatan
Majau/leng, Penrang, Sajoanging, Takkalalla dan Kecamatan
Bola Solo, dengan pusat pengembangan di Kota Paria
(Kecamatan Majauleng);
d. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP4), meliputi Kecamatan
Maniangpajo, Gilireng dan Kecamatan Belawa, dengan pusat
pengembangan di Anabanua (Kecamatan Maniangpajo).
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
61
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Peta 2.4
Peta Pola Ruang Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
62
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.5.
KONDISI SOSIAL BUDAYA KABUPATEN WAJO
A. Sektor Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk
menyiapkan sumber daya manusia berkualitas bagi pembangunan,
dan juga sebagai salah satu pilar utama agar penduduk dapat
memberdayakan
dirinya
berpartisipasi
dalam
pembangunan.
Pendidikan di sini tidak diartikan hanya pendidikan formal saja, akan
tetapi dalam arti lebih luas, termasuk pendidikan berpolitik.
Pendidikan politik tidak mesti diisolasikan dari yang lainnya, akan
tetapi menjadi salah satu unsur pendidikan yang penting agar
penduduk dapat secara partisipatif menentukan serta menikmati
hasil pembangunan. Namun disadari, indikator dasar tentang
pendidikan politik sampai saat ini belum tersedia.
Indeks Pendidikan
Perhitungan angka indeks ini terdiri dari dua komponen yaitu angka
melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Kedua komponen
tersebut merupakan pembentuk indeks pendidikan. Keadaan tahun
2011, kondisi pendidikan Kabupaten Wajo memperlihatkan tren yang
semakin membaik dibandingkan dengan keadaan 4 tahun yang lalu.
Indeks pendidikan pada tahun 2007 sebesar 67,79 dan meningkat
menjadi 71,32 pada tahun 2012.
Namun bila dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan
terlihat bahwa indeks pendidikan Kabupaten Wajo relatif masih
rendah, dimana angka Provinsi Sulsel 76,82 pada tahun 2012. Untuk
meningkatkan indeks pendidikan Kabupaten Wajo, dibutuhkan suatu
program yang mendorong akses pendidikan yang lebih luas serta
dana yang cukup besar.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
63
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
a) Angka Melek Huruf
Angka melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Dalam periode
2007-2012, jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis
tersebut semakin meningkat. Pada tahun 2007 tercatat 81,68 persen
dan meningkat menjadi 84,99 persen pada tahun 2012. Namun
demikian dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan,
angka melek huruf Kabupaten Wajo relatif masih rendah.
b) Angka Rata-rata Lama Sekolah
Angka ini sangat berguna untuk memonitor tingkat pencapain setiap
penduduk dalam kegiatan bersekolah. Interpretasinya, semakin
tinggi angka tersebut maka semakin tinggi jenjang pendidikan yang
telah dicapai penduduk. Keadaan lama bersekolah penduduk tahun
2012 telah meningkat. Keadaan 2007 rata-rata lama bersekolah,
penduduk 6 tahun dan meningkat menjadi 6,6 tahun pada tahun
2012. Dengan kata lain pada tahun 2012, bahwa setiap penduduk
telah menamatkan pendidikannya di sekolah dasar dan sedang
duduk di kelas 1 SMP.
(Lihat Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Wajo, Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan dan Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
64
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.11
Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kab. Wajo
No
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Nama
Umum
Kecamatan
Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
1
Sabbangparu
29
5
1
1
13
15
-
2
Tempe
39
10
8
3
39
50
29
3
Pammana
39
6
1
-
17
16
-
4
Bola
29
5
1
-
-
-
-
5
Takkalalla
26
6
1
-
12
-
-
6
Sajoanging
20
5
1
1
-
-
-
7
Penrang
19
5
2
-
-
3
3
8
Majauleng
39
7
4
1
12
16
6
9
Tanasitolo
34
6
-
1
15
6
-
10 Belawa
36
8
2
-
84
32
18
11 Maniangpajo
16
4
1
-
-
-
-
12 Gilireng
16
4
-
1
-
-
-
13 Keera
23
4
2
-
-
4
3
14 Pitumpanua
31
6
4
1
61
47
9
Sumber : BPS Kab. Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
65
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
B. Kemiskinan
Pada tahun 2012 menurut data BPS Kab. Wajo, jumlah keluarga prasejahtera adalah sebesar 10.841 keluarga. Jumlah keluarga prasejatera terbanyak berada di Kec. Tanasitolo yaitu 2.103 keluarga.
Sedangkan jumlah Keluarga Sejahtera III+ sebanyak 5.215 keluarga
terbanyak di Kec. Tempe.
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Di Kabupaten Wajo Tahun 2012
No
Nama Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin
(KK)
1
Sabbangparu
498
2
Tempe
3
Pammana
727
4
Bola
122
5
Takkalalla
144
6
Sajoanging
531
7
Penrang
743
8
Majauleng
1.463
9
Tanasitolo
2.103
1.111
10 Belawa
717
11 Maniangpajo
539
12 Gilireng
377
13 Keera
727
14 Pitumpanua
1.039
Sumber : BPS Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
66
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.13
Jumlah Rumah Per Kecamatan Di Kabupaten Wajo
No
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
1
Sabbangparu
5.636
2
Tempe
14142
3
Pammana
7265
4
Bola
4.716
5
Takkalalla
4.917
6
Sajoanging
4.660
7
Penrang
3.733
8
Majauleng
7.248
9
Tanasitolo
9.364
10 Belawa
7.372
11 Maniangpajo
4.113
12 Gilireng
2.767
13 Keera
5.287
14 Pitumpanua
9.614
Sumber : Dinas Tarkim Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
67
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.6.
KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
Kebijakan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41
tentang Organisasi Perangkat Daerah, dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Wajo berdasarkan Organisasi
Perangkat Daerah yakni terdiri dari 15 Dinas, 9 Badan, 5 Kantor
(Satpol+Inspektorat), 2 RSUD, 3 Sekretariat. SKPD yang terkait
dengan program PPSP tersebut adalah :
1)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Merupakan Instansi perencanaan pembangunan di daerah
dimana instansi ini menghimpun data dari SKPD dalam
pelaksanaan program yang berkaitan dengan sanitasi.
2)
Dinas Pekerjaan Umum
Instansi ini dibentuk untuk membangun sarana prasarana
umum.
Didalamnya terbagi atas dua bidang kerja fisik yakni
Bidang Bina Marga dan Bidang Cipta Karya. Untuk Program
Sanitasi, yang menjadi penanggungjawab adalah Bidang Cipta
Karya.
3)
Dinas Kesehatan
Instansi ini menangani masalah kesehatan lingkungan dan
penanggulangan penyakit, sehingga dalam upaya peningkatan
kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana
pendukung bagi terciptanya program-program kesehatan.
4)
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa /
Kelurahan (BPMPDK)
Sanitasi masih erat hubungannya dengan instansi ini karena
memiliki fungsi yang penting sebagai ujung tombak penguatan
pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar mendukung
penyelesaian masalah sanitasi di masyarakat.
5)
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan
sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang mengurusi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
68
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
lingkungan
berperan
penting
pula
terhadap
kebijakan
pembangunan sanitasi.
6)
Dinas Tata Ruang dan Permukiman
SKPD
ini
sangat
menyebarluaskan
pentingnya
penting
informasi
untuk
kepada
memberikan
masyarakat
dan
akan
arti sanitasi yang baik dan akibat buruk akibat
sanitasi buruk.
7)
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Dalam hal ini, komunikasi berfungsi sebagai wadah untuk
menjelaskan atau memperkenalkan teori ataupun penyebaran
informasi tentang sanitasi. Instansi inilah yang berperan untuk
hal tersebut.
8)
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
Penggunaan Anggaran untuk program kegiatan terpusat di
Instansi ini. Begitupun halnya anggaran yang digunakan untuk
operasional program ini.
(Lihat Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo dan
Gambar 2.2 Struktur SKPD yang terkait dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten
Wajo)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
69
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Wajo
BUPATI
WAKIL BUPATI
DPRD
STAF AHLI
BIDANG HUKUM
DAN POLITIK
STAF AHLI
BIDANG
EKONOMI DAN
KEUANGAN
STAF AHLI BIDANG
KEMASYARAKATAN
& SDM
LEMBAGA LAIN
BADAN USAHA
1. BUMD PT. Wajo
Energy Jaya
2. PDAM
1. Inspektorat
Daerah
2. Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
3. Satpol-PP
4. Kantor Pelayanan
Terpadu
5. Sekretariat Korpri
STAF AHLI
BIDANG
PEMRINTAHAN
LEMBAGA TEKNIS
DAERAH
1. Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah
2. Badan Kepegawaian dan
Diklat Daerah
3. Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan
Pemerintahan Desa
4. Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan
Pertanian
5. Badan Lingkungan
Hidup Daerah
6. Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik
7. Badan Keluarga
Berencana dan Keluarga
Sejahtera
8. Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah
9. Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukelleng
10. Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah
11. Kantor Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
STAF AHLI
BIDANG
PEMBANGUNAN
DINAS DAERAH
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Pemuda,
Olahraga, Kebudayaan
dan Pariwisata
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
5. Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
6. Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil
7. Dinas Pekerjaan Umum
8. Dinas Koperasi ,UMKM
dan Perindustrian
9. Dinas Pertanian dan
Peternakan
10. Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
11. Dinas Kelautan dan
Perikanan
12. Dinas Tata Ruang dan
Permukiman
13. Dinas Pendapatan
Daerah
14. Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air, Energi
dan Sumber Daya
Mineral
15. Dinas Perdagangan dan
Pengelolaan Pasar
SEKRETARIAT
DAERAH
ASISTEN
PEMERINTAHAN &
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
ASISTEN
PEREKONOMIAN &
PEMBANGUNAN
ASISTEN
ADMINISTRASI
UMUM
1. Bagian Adm.
Pemerintahan Umum
2. Bagian Adm.
Kesejahteraan
Rakyat
3. Bagian Adm.
Kemasyarakatan
4. Bagian Administrasi
Kerjasama Antar
Daerah
1. Bagian Adm.
Pengembangan
Potensi Daerah
2. Bagian Adm.
Pembangunan
3. Bagian Adm. Sumber
Daya Alam
4. Bagian Adm.
Perekonomian
1. Bagian Hukum &
Perundangundangan
2. Bagian Organisasi
& Tata Laksana
3. Bagian Umum
4. Bagian Humas &
Protokol
Kecamatan (14)
Kelurahan (48)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
70
SEKRETARIAT
DPRD
1. Bagian Umum
2. Bagian
Keuangan
3. Bagian
Perundangundangan
4. Bagian Risalah
dan
Persidangan
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Gambar 2.2
Diagram SKPD terkait dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Wajo
BUPATI
BAPPEDA
DINAS PU
- Bidang Fisik
dan
Prasarana
- Bidang
Penelitian
dan Statistik
- Bidang
Sosial
Budaya
- Bidang Cipta
Karya
BLHD
- Bidang
Analisa
Dampak
Lingkungan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
71
DINAS
KESEHATAN
DINAS TARKIM
- Bidang
Kesehatan
Keluarga
- Bidang
Pencegahan
Penyakit
- Bidang
Permukiman
- Bidang Tata
Ruang
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.7.
KOMUNIKASI DAN MEDIA
Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
No
Jenis Media
Khalayak
Pendanaan
Isu Yang
Diangkat
Pesan Kunci
Bersama-
Masyarakat
Umum
terutama yang
1
TV Kabel
bertempat
tinggal di
Kabupaten
Wajo
Produksi dan
Penyiaran
dari masingmasing
pemilik TV
Kabel
Segala Kegiatan
sama
dan Peristiwa
mencegah
yang terjadi di
hal-hal yang
Kabupaten Wajo
bersifat
baik di
negatif di
Pemerintahan
lingkup
maupun
Pemerintah
Masyarakat
dan
Umum
Masyarakat
Umum
Efektivitas
Dari hasil
Evaluasi di
Masyarakat
dengan adanya
media ini
banyak
informasi yang
bisa didapatkan
sehingga dapat
mencegah dan
mengurangi halhal negatif
Bersama-
2
Tabloid
Komunika
sama
Pemberitaan
Segala Kegiatan
mencegah
yang ada di
Masyarakat
dan Peristiwa
hal-hal yang
media ini
Umum
yang terjadi
bersifat
membantu
terutama yang
Dari
secara Nasional
negatif di
masyarakat
bertempat
Kementerian
baik di
lingkup
mengetahui
tinggal di
Kominfo
Pemerintahan
Pemerintah
pentingnya
Kabupaten
maupun
dan
menjaga
Wajo
Masyarakat
Masyarakat
kebersihan
Umum
Umum
untuk lebih
mengenai
sehat
Kesehatan
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
72
Download