INDEPENDENSI WALI AMANAT DALAM

advertisement
Jono : Independensi
Wali Amanat Dalam Memherikan Perlindungan Kepada Para
INDEPENDENSI WALI AMANAT DALAM
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PARA
PEMEGANG OBLIGASI
Jono
ABSTRACT
A bond is a debt instrument of the issuer that contains a promise to pay
interest or such other obligations and the redemption of the loan executed at
due date. Usually, issuer is a pointed Commercial Bank to be Trustee and
they will make a contract. The contract binds bond holders. The purpose of
pointing the trustee is to protect bond holder s interest.
Trustee is demanded to stand independently. These circumstances related
with the function of trustee to representation and protecting bond holder's
interest. This article will explain about trustee's independent action to accomplish its function.
Keywords: bond; debt instrument; issuer; Commercial Bank; Trustee; bond
holders; independently.
Pendahuluan
Dengan semakin berkembangnya pasar
modal di Indonesia membawa dampak
yang positif terhadap perekonomian Indonesia. Masyarakat semakin mempunyai peluang untuk melakukan
investasi baik investasi yang berjangka
pendek, menengah, maupun investasi
berjangka panjang. Investasi berjangka
panjang dapat dilakukan dengan
membeli berbagai macam efek yang
ada di pasar modal seperti obligasi.
44
Obligasi merupakan salah satu
jenis efek yang mempunyai jangka
waktu yang panjang. Penerbitan
obligasi bagi emiten merupakan suatu
cara untuk mendapatkan dana secara
cepat dan dana tersebut digunakan
dalam
pembiayaan
terhadap
perusahaan atau melakukan ekspansi
perusahaan. Sedangkan pembeli
obligasi atau pemegang obligasi
merupakan masyarakat pemodal yang
ingin melakukan investasi dengan
Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan. Vol. IV, No. 1, Juli 2004
Jono : Independent!
Wali Amanat Didam Memberikan Perlindungan Kepadci Para...
tujuan ingin mendapatkan keuntungan
baik berupa bunga maupun berupa
diskonto dengan risiko yang rendah.
Dengan demikian, pasar modal
merupakan tempat mempertemukan
kedua belah pihak tersebut yaitu antara
emiten dengan pemegang obligasi
(masyarakat pemodal). Untuk
melindungi kepentingan dan hak-hak
pemegang obligasi (masyarakat
pemodal) maka diperlukan suatu
lembaga yang bernama Wali Amanat.
Wali Amanat ini ditunjuk dan dibayar
oleh emiten pada saat sebelum emiten
melakukan emisi. Wali Amanat sebagai
pihak yang bertindak mewakili dan
melindungi pemegang Obligasi maka
Wali Amanat dituntut lebih bersikap
mandiri dan independen.
Wali Amanat Sebagai Wakil
Pemegang Obligasi
1. Pengertian Wali Amanat
Menurut Undang-undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal
1 Angka 30, Wali Amanat adalah pihak
yang mewakili kepentingan pemegang
efek yang bersifat utang, sedangkan pihak
diartikan sebagai orang perseorangan,
perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau
kelompok yang terorganisasi.
Undang-undang No. 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas Undangundang No.7 Tahun 1992 tentang
Perbankan Pasal 1 Angka 15, bahwa
Wali Amanat adalah kegiatan usaha
yang dapat dilakukan oleh Bank Umum
untuk mewakili kepentingan pemegang
surat berharga berdasarkan perjanjian
antara Bank Umum dengan emiten
surat berharga yang bersangkutan.
Dari dua definisi tersebut, terhhat
bahwa definisi Wali Amanat yang
dibenkan oleh UU No. 10 Tahun 1998
lebih spesifik dan lebih kompleks
daripada definisi yang diberikan oleh
UU No. 8 tahun 1995.
Wali Amanat ini diperlukan
mengingat bahwa efek yang bersifat
utang tersebut mempunyai sifat yang
sepihak dan mempunyai j angka waktu
jatuh tempo yang panjang. Wali
Amanat merupakan suatu lembaga/
pihak yang bertindak untuk mewakili
kepentingan pemegang efek yang
bersifat utang (masyarakat pemodal)
dengan membuat suatu perjanjian
antara Wali Amanat dengan emiten,
yang mana perjanjian tersebut dibuat
sebelum penerbitan obligasi (sebelum
penawaran obligasi). Perjanjian yang
dibuat tersebut dinamakan dengan
perjanjian perwaliamanatan. Meskipun
Law Review. Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. IV, No. I, Juli 2004
45
Jono : Indcpendensi
Wali Amanat Dtilam Memherikan Pcrlindungan Kepada Para
perjanjian ini dibuat antara emiten
dengan wali Amanat, tetapi perjanjian
ini mengikat para pemegang obligasi,
yang tidak turut serta dalam pembuatan
perjanjian tersebut. Pengikatan
tersebut didasarkan pada logika hukum
bahwa pemegang obligasi yang ingin
membeli obligasi haruslah terlebih
dahulu mengetahui isi perjanjian
tersebut, dan apabila isi perjanjian
tersebut tidak sesuai dengan
kemauannya, maka otomatis pembeli
obligasi tersebut tidak akan membeli
obligasi tersebut. Dengan demikian,
maka dia tidak akan terikat oleh
perjanjian tersebut.
14 tentang definisi wali
Amanat dan Pasal 6 huruf I
tentang wali Amanat sebagai
salah satu usaha Bank Umum.
IJIJ ini diubah dengan Undangundang No. 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan .
c. Peraturan Pemerintah No. 45
Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal terdapat
pada Pasal 53 sampai dengan
Pasal 55;
satu lembaga penunjang pasar modal
d. Keputusan Ketua BapepamNo:
Kep-36/PM/1996 tentang Pendaftaran Bank Umum sebagai
Wali Amanat (Peraturan No.
VI.C.2);
yang diperlukan pada saat emiten
e. Keputusan Ketua Bapepam
melakukan penawaran obligasi di pasar
No: Kep-77/PM/1996 tentang
modal. Wali Amanat ini diatur dalam:
Laporan
2. Peraturan yang mengatur
tentang Wali Amanat
Wall Amanat merupakan salah
a. Undang-undang 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal terdapat
pada Pasal 50 sampai dengan
Pasal 54;
b. Undang-undang No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan
terdapat pada Pasal 1 Angka
46
Wali
Amanat
(Peraturan No. X.I.I);
f. Keputusan Ketua Bapepam
No : Kep-78/PM/1996 tentang
Pe-meliharaan Dokumen oleh
Wali Amanat (Peraturan No.
X.I.2).
Law Review, Fakullas Hukum Universitas Pelita Haranan, Vol. IV, No. I, Juli 2004
Jono : Independensi
Wall Amunui Dalam Memberikan Perlindungan Kepada Para
3. Pihak - pihak yang Berhak
Menjadi Wali Amanat Dalam
Penerbitan Obligasi
Tidak semua pihak dapat
bertindak sebagai Wali Amanat dalam
setiap penerbitan obligasi. UUPM
Pasal 50 ayat 1 menentukan bahwa
yang dapat melakukan kegiatan usaha
sebagai Wali Amanat adalah Bank
Umum dan pihak lain yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemenntah 1 .
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal Pasal 53 ayat 1 berbunyi
: Kegiatan usaha sebagai Wall Amanat
dapat dilakukan oleh Bank Umum.
Sampai saat ini, belum ada
peraturan pemerintah/Keputusan ketua
Bapepam yang menetapkan pihakpihak selain Bank Umum untuk dapat
bertindak sebagai Wali Amanat.
Dengan demikian, yang dapat
bertindak sebagai Wali Amanat adalah
Bank Umum, sepanjang peraturan
pemerintah/keputusan ketua Bapepam
tidak menentukan lain. Perlu diketahui
bahwa tidak semua Bank Umum
secara otomatis dapat bertindak sebagai Wali Amanat. Ada persyaratan
1
Lihat Undang-undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal Pasal 50 Ayat 1.
yang harus di penuhi Bank Umum
untuk bertindak sebagai Wali Amanat
yaitu bahwa Bank Umum tersebut
harus terdaftar terlebih dahulu di
Bapepam 2 . Sebenarnya kegiatan
sebagai Wali Amanat merupakan salah
satu kegiatan usaha Bank Umum, oleh
karena itu setiap bank umum tidak
memerlukan izin khusus dari Bapepam,
tetapi Bank Umum harus terdaftar
terlebih dahulu di Bapepam (sesuai
Penjelasan Pasal 50 ayat 2 UUPM dan
Pasal 6 huruf I UU No.7 tentang
Perbankan).
Keputusan Ketua Bapepam No.
Kep-36/PM/l 996 tentang Pendaftaran
Bank Umum sebagai Wali Amanat
(Peraturan Bapepam No. VI.C.2)
menentukan bahwa permohonan
pendaftaran Bank Umum sebagai Wali
Amanat diajukan kepada Bapepam
dalam rangkap 4 (empat) dengan
mempergunakan Formulir Nomor.
VI.C.2-1. Permohonan pendaftaran
tersebut harus disertai dengan
dokumen-dokumen sebagai berikut:
a.
Anggaran Dasar;
b.
Nomor Pokok Wajib Pajak;
2
Lihat UU No. 5 tahun 1995 tentang pasar
modal Pasal 50 ayat 2 dan PP No.45 tahun
1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di
bidang pasar modal Pasal 53 ayat 2.
Law Review, Fakullas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. IV, No. I, Juli 2004
47
Jona : Indepentlensi
Wali Amanat Dalam Meinhenkan Perlindungan Kepada Para
c.
Izin Usaha sebagai Bank Umum;
d.
Laporan keuangan tahun terakhir
yang telah diperiksa oleh akuntan
yang terdaftar di Bapepam;
e.
Rekomendasi dari Bank Indonesia;
f.
Buku pedoman
operasional
4. Izin Kerja Tenaga Asing
(IKTA) bagi warga negara
asing; dan
5. ijazah pendidikan formal
terakhir.
j.
seperti kesiapan tenaga ahli di
tentang kegiatan waliamanat yang
bidang perwaliamanatan.
akan dilakukan; yang memuat
Setelah Bank Umum mengaju-
sekurang-kurangnya:
1. struktur organisasi bank dan
struktur organisasi waliamanat;
dan
Pertimbangan yang bersifat teknis
kan permohonan pendaftaran kepada
Bapepam, maka dalam jangka waktu
45 hari sejak diterimanya permohonan
tersebut Bapepam wajib memberikan
2. daftar pegawai dan pembagian
pemberitahuan kepada pemohon (Bank
kerja pada kegiatan perwali-
Umum) tentang permohonan tersebut.
amanatan.
Pemberitahuan tersebut dapat berupa:
g.
Pernyataan direksi yang memuat
bahwa administrasi kegiatan
waliamanat terpisah dari kegiatan
bank lainnya;
h.
Daftar nama direktur serta
dengan menggunakan Formulir
komisaris disertai daftar riwayat
Nomor: VI.C.2-3;atau
1.
menyatakan permohonan tidak
lengkap dengan menggunakan
Formulir Nomor: VI.C.2-2;atau
2.
menyatakan permohonan ditolak
hidup dan Kartu Tanda Penduduk;
3.
i.
Daftar pejabatpenanggungjawab
dan tenaga ahli di bidang
perwaliamanatan disertai:
1. daftar riwayat hidup;
2. Kartu Tanda Penduduk;
3. bukti kewarganegaraan bagi
warga negara asing;
48
menyatakan permohonan memenuhi
syarat dan selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 45 hari sejak
diterimanya permohonan ini,
Bapepam memberikan Surat Tanda
Terdaftar Wali Amanat kepada
pemohon dengan Formulir Nomor:
VI.C.2-4.
Law Review, FakuUas Hukum llniversitas Pelita Harapan, Vol IV. No I, Juli 2004
Jono
Imlependensi Wali Amanat Dalam Memberikan Perlindungun Kepada Para
4. Perjanjian
Perwaliamanatan
Biasanya Wall Amanat ditunjuk
oleh emiten yang ingin menerbitkan
suatu obligasi pada saat sebelum
melakukan emisi. Penunjukan ini tidak
dilakukan oleh pemegang obligasi
mengingat pada waktu penunjukan
tersebut belum terdapatnya pemegang
obligasi karena pada saat itu obligasi
tersebut belum ditawarkan kepada
umum. Setelah penunjukan Wali
Amanat oleh emiten, maka antara
emiten dengan Wali Amanat harus
dibuat suatu perjanjian yang disebut
dengan Perjanjian Perwaliamanatan3.
Sejak ditandatangani perjanjian
perwaliamanatan tersebut, maka Wali
Amanat telah sepakat dan mengikatkan diri untuk mewakili pemegang efek
tersebut, tetapi perwakilan tersebut
baru berlaku efektif pada saat efek
tersebut telah dialokasikan kepada para
pemodal.
Perwakilan atau pemberian
kuasa dari pemegang efek tersebut
kepada Wali Amanat tidaklah
diperlukan surat kuasa khusus dari
pemegang efek tersebut melainkan
berdasarkan undang-undang. Oleh
karena itu, Wall Amanat berhak
mewakili pemegang efek tersebut
dalam melakukan tindakan hukum yang
berkaitan dengan kepentingan
pemegang efek tersebut termasuk
dalam melakukan penuntutan hak-hak
pemegang efek tersebut baik di dalam
maupun di luar pengadilan4. Secara
lebih rinci perjanjian perwaliamanatan
setidak-tidaknya memuat ketentuan
tentang :s
a.
penunjukan wali amanat oleh emiten;
b.
dasar dan tujuan penerbitan obligasi;
c. j umlah pinj aman pokok;
d.
kupon bunga;
e. j enis obligasi serta denominasinya;
f.
penggantian surat obligasi dan
kupon bunga yang rusak;
g.
pembayaran bunga dan pinj aman
pokok;
h. jangka waktu pinjaman dan caracara pelunasannya;
i.
4
s
' Perjanjian ini mengikat pemegang efek yang
bersifat utang(seperti penjelasan diatas).
tingkat bunga dan j umlah lembar
penyisihan dana untuk pelunasan
obligasi (sinking fund) dan
pengelolaannya;
Lihat penjelasan Pasal 51 ayat 2 UUPM.
Marzuki Usman et. al., "Pengetahuan Dasar
Pasar ModaT\ Jurnal Keuangan dan Moneter
dan IBI(Jakarta: 1999), hal. 160.
Law Review, Fakullas Hukum llniversitas Pelita Harapan, Vol. IV, No. I, Juli 2004
49
Jono : Independensi
Waii Amanat Dalam Memberikan Perlindungan Kepada Para
j.
agen pembayaran;
c.
k.
perincian dan nilai harga kekayaan
emiten yang dijaminkan;
Jumlah bunga obligasi, cara, tempat,
dan waktu tempat pembayarannya;
d.
Kesediaan agen utama pembayaran untuk dan atas nama emiten
melakukan pembayaran bunga
dan pinjaman pokok obligasi
kepada pemegangnya;
e.
Pemberian wewenang penuh
1.
ketentuan mengenai pengelolaan
kekayaan j aminan;
m. ketentuan mengenai penanggung
(jikaada);
n.
hak, kewajiban dan tanggung-
kepada agen utama pembayaran
jawab Wali Amanat;
untuk menunjuk dan memberhenti-
o.
penggantian Wali Amanat;
kan agen pembantu pembayaran;
p.
Rapat Umum Pemegang Obligasi
f.
bank tempat menyetor dana yang
(RUPO);
q.
Penetapan waktu dan penunjukan
cukup untuk pembayaran pinjam-
Sanksi-sanksi.
an obligasi beserta bunganya;
Untuk kelancaran pembayaran
pokok dan bunga obligasi kepada
g.
pemegang obligasi, antara emiten dan
Imbalan jasa bagi agen utama
pembayaran.
Wali Amanat selaku agen utama
pembayaran, harus dibuat perjanjian
agen pembayaran dalam bahasa Indo-
5. Kewajiban-kewajiban Wali
Amanat
Ada beberapa kewajiban yang
nesia yang memuat setidak-tidaknya
tentang :6
a.
Penunjukan
harus di emban oleh pihak yang menjadi
agen
utama
pembayaran;
b.
6
Jumlah pinjaman pokok obligasi,
cara, tempat, dan waktu tempat
pembayarannya;
Ibid. hal. 161.
50
Wali amanat dalam penerbitan efek
yang bersifat utang (Obligasi), yaitu
a.
Wali Amanat waj ib bersikap netral
dan independen serta tidak
memihak kepada emiten, melainkan mewakili dan melindungi
kepentingan pemegang efek yang
bersifat utang;
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol IV, No. I, Juli 2004
Jono
b.
c.
d.
Independensi Wali Amanat Dalam Membehkan Peilindungan Kepada Para
Wali Amanat wajib membuat
kontrak perwaliamanatan dengan
emiten sesuai dengan ketetapan
yang ditetapkan oleh Bapepam
(Pasal 52 UUPM);
c. jumlah efek yang bersifat
utang
yang
telah
dikonversikan menjadi
saham; dan
Wali Amanat wajib memberikan
yang telah dilakukan oleh
ganti rugi kepada pemegang efek
wali amanat terhadap
yang bersifat utang atas kerugian
emiten.
karena kelalaiannya dalam pe-
Laporan tengah tahunan wajib
laksanaan tugasnya sebagaimana
disampaikan kepada Bapepam
diatur dalam undang-undang
paling lambat 30 hari setelah
pasar modal dan atau peraturan
periode laporan yang bersangkut-
pelaksanaannya serta kontrak
an dan laporan tahunan wajib
perwaliamanatan (Pasal 53
disampaikan kepada Bapepam pal-
UUPM);
ing lambat 60 hari setelah periode
Wali Amanat wajib menyampai-kan
laporan kegiatan kepada Bapepam
dalam rangka 4 yang meliputi :7
laporan yang bersangkutan.
2. Laporan peristiwa penting
1. Laporan tengah tahunan dan
perwaliamanatan yang wajib
tahunan mengenai kegiatan
disampaikan kepada Bapepam
Wali Amanat yang antara lain
paling lambat 2 hari setelah
memuat :
terjadinya peristiwa atau sejak
a. jumlah dan jenis efek
bersifat utang yang masih
beredar;
b. pembayaran pokok dan
atau bunga efek yang
bersifat utang;
7
d. pelaksanaan pengawasan
Lihat Keputusan Ketua Bapepam No : Kep77/PM/I996 tentang Laporan Wali Amanat
(Peraturan No:X. 1.1).
yang menyangkut kegiatan
diketahuinya peristiwa tersebut, berupa:
a. pembayaran pokok dan
bunga efek yang bersifat
utang sebelum jatuh
tempo, apabila dimungkinkan di dalam kontrak
perwaliamanatan;
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol IV, No I, Juli 2004
51
Jono : Independensi
Wali Amanat Dalam Memberikan Perlindungan Kepada Para
b. pelanggaran atas ketentuan
dalam kontrak perwaliamanatan termasuk:
1. Pembayaran pokok dan
atau bunga efek ber-
terhadap pemegang efek
bersifat utang telah dipenuhi.
Dokumen-dokumen tersebut terdin
dari: 8
1.
kontrak perwal iamanatan;
2.
kontrak yang berkaitan dengan
sifat utang yang tidak
tepat waktu; dan
pemberian jaminan dan bukti
2. P e n g u r a n g a n ,
pemilikan atau penguasaan atas
penambahan,
harta yang dijaminkan;
pengalihan atau penukaranjaminan;
3.
catatan, risalah dan atau laporan
mengenai jumlah dan jenis efek
c. Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Efek
bersifat utang.
bersifat utang yang masih beredar
dan yang telah dilunasi;
4.
e. Wali Amanat wajib mengadministrasikan, menyimpan
dan memelihara catatan,
pembukuan, data dan keterangan tertulis yang
berhubungan dengan emiten
yang menggunakan jasa Wali
Amanat. Dokumen tersebut
wajib disimpan ditempat yang
aman dan terpisah dari
kegiatan bank lainnya dan
wajib tersedia setiap saat untuk
kepentingan pemeriksaan
Bapepam.
Penyimpanan
dokumen tersebut sekurangkurangnya untuk masa 5 tahun
sej ak seluruh kewaj iban emiten
52
catatan, risalah dan atau laporan
mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap emiten termasuk
tindakan yang dilakukan oleh Wali
Amanat karena tidak dipenuhinya
persyaratan kontrak perwaliamanatan, antara lain tidak
dibayarnya pokok dan bunga, atau
adanya pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal yang dilakukan
oleh emiten;
5.
catatan, risalah dan atau laporan
mengenai jumlah dan jenis efek
lihat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep78/PM/l 996 ten tang Pemeliharaan Dokumen
oleh Wali Amanat (Peraturan Nomor: X.I.2).
Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol IV, No. I, Juli 2004
Jono: Independensi
Wali Amamii Pedum Memherikan Perlindungan
bersifat utang yang dapat di
konversikan menjadi saham,
apabila ada;
6.
daftar emiten yang menggunakan
jasa wali amanat; dan
7.
buku pedoman operasional wali
amanat.
Kepada Para
b.
Menilai kekayaan emiten yang
akan dijadikan jaminan waliamanat harus mengetahui dengan
pasti apakah nilai kekayaan
emiten yang menjadi jaminan
setara atau memadai dibanding
nilai obligasi yang diterbitkan.
c.
Melakukan pengawasan terhadap
kekayaan emiten. Apabila harta
6. Kegiatan-kegiatan/Tugas Wali
Amanat
yang menjadi jaminan tadi
dialihkan pemanfaatan atau
Wali Amanat sebagai pihak yang
pemilikannya haruslah sepenge-
dituntut untuk bersikap netral dan
tahuan waliamanat.
independen dalam melakukan tugasnya
sebagai perwakilan dari pemegang
d.
Memantau dan mengikuti per-
efek yang bersifat utang (obligasi).
kembangan secara terus menerus
Tugas pokok wali Amanat adalah
terhadap perkembangan per-
bertindak mewakili dan melindungi
usahaan emiten dan memberikan
kepentingan pemegang efek yang
nasihat dan masukan kepada
bersifat utang. Ada beberapa kegiatan
emiten.
yang berkaitan dengan tugas pokok
e.
Wali Amanat tersebut adalah sebagai
Melakukan pengawasan dan
pemantauan terhadap pem-
9
berikut :
bayaran bunga dan pinjaman
a.
pokok obligasi yang menjadi hak
Menganalisis kemampuan dan
kredibilitas emiten apakah secara
operasional perusahaan (emiten)
mempunyai kesanggupan menghasilkan dan membayar obligasi
beserta bunganya.
' M. Irsan Nasarudin &Indra Surya, Aspek
Hukum Pasar Modal Indonesia",
(Jakarta:Prenada Media:2004), hal. 173
pemodal. Tepat pada waktunya.
f.
Bertindak sebagai agen utama
pembayaran untuk menunjang
kegiatan pengawasan terhadap
pembayaran bunga dan pinjaman
pokok, maka waliamanat semula
bertindak sebagai agen utama
pembayaran. Dengan telah
Law Review, Fakullas Hukum I 'niversilas Pelila Harapan, Vol. IV, No. I, Juli 2004
53
Jonu : Independensi
Wali Amanat Dalam Me iberikan Perlindungan
dibentuknya PT. KSEI, maka saat
ini juga agen pembayaran
dilaksanakan oleh PT. KSEI.
g.
kepentingan pemegang efek
bersifat utang secara maksimal.
b.
Sesuai dengan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor KEP-02/PM/
1988, waliamanat berperan juga
sebagai pemimpin dalam rapat
umum
pemegang
(RUPO).
10
obligasi
7. Larangan-larangan bagi Wali
Amanat
mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat utang (masyarakat
pemodal) berdasarkan kepercayaan,
diharapkan dapat melaksanakan
tugasnya secara independen dan netral.
Untuk itu, maka ada beberapa larangan
bagi Wali Amanat sebagai berikut:
Wali Amanat dilarang mempunyai
hubungan afiliasi dengan emiten
kecuali hubungan afiliasi tersebut
terjadi karena kepemilikan atau
penyertaan modal pemerintah
(Pasal 50 ayat 1 UUPM).
Larangan ini bertujuan agar Wali
Amanat dapat melaksanakan
fungsinya secara independen
sehingga dapat melindungi
10
Marzuki Usman et. al., Op. Cit., hal 57.
54
Wall Amanat dilarang mempunyai
hubungan kredit dengan emiten
dalam jumlah sesuai dengan
ketentuan Bapepam yang dapat
mengakibatkan benturan kepentingan antara wali amanat
sebagai kreditur dan wakil
pemegang efek bersifat utang
(pasal 51 ayat 3 UUPM)."
Hubungan kredit tersebut yaitu
hubungan antara emiten yang bertindak sebagai debitur atau
kreditur dengan waliamanat
bertindak sebagai kreditur atau
debitur. Sebagai contoh : PT.
Aman, yang meminjam uang di
Bank Z, sehingga hubungan PT.
Aman dengan Bank Z merupakan
hubungan kredit. Kemudian PT.
Aman ingin menerbitkan obligasi,
dengan demikian PT. Aman tidak
boleh menunjuk Bank Z sebagai
waliamanat.
Wali Amanat yang bertugas
a.
Kepada Para
1
' Di dalam Rancangan Undang-undang tentang
perubahan atas UU No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal Pasal 51 ayat 3,
waliamanat diperbolehkan mempunyai
hubungan kredit dengan emiten sepanjang
waliamanat mendahulukan kepentingan para
pemegang efek bersifat utang daripada
kepentingan waliamanat tersebut selaku
kreditur emiten.
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. IV, No. I. Juli 2004
Juno : Independensi Wali Amanat Dalum Memberikan Perlindungan Kepada Para
c.
Wali Amanat dilarang merangkap
sebagai penanggung dalam emisi
efek bersifat utang yang sama
(Pasal 54 UUPM).
Suatu
perusahaan
yang
menerbitkan suatu obligasi, biasanya
diperlukan suatu guarantor atau
penanggung untuk menjamin pelunasan
seluruh pinjaman pokok dan bunga
oleh emiten. Penanggung ini biasanya
dilaksanakan oleh Bank. Dengan
demikian, jelas bahwa terdapat conflict of interest antara fungsi Wali
Amanat dengan fungsi penanggung.
Untuk itu, dilarang bagi suatu Bank
yang disamping bertindak sebagai
waliamanat dan sekaligus bertindak
sebagai penanggung pada efek yang
bersifat utang yang sama.
Permasalahan Independensi Wali
Amanat Dalam Memberikan Perlindungan kepada Para Pemegang
Obligasi
Wali Amanat sebagai sebuah
lembaga penunjang pasar modal
dituntut untuk bersikap independen,
netral dan mandiri dalam mewakili dan
melindungi kepentingan pemegang
efek yang bersifat utang. Tuntutan
terhadap independensi wali amanat
hanya merupakan sebuah harapan
yang tidak mungkin terwujud, apabila
penunjukan Wali Amanat masih
dilakukan oleh emiten. Persoalannya
adalah bahwa Wali Amanat disamping
ditunjuk dan dibayar oleh emiten, tetapi
dia harus memihak kepada pemegang
Obligasi. Apakah hal tersebut mungkin
terjadi? Secara logika, hal tersebut
hanya merupakan das sollen, karena
tubuh Wali Amanat seolah-olah
terbelah menjadi 2 bagian di mana
bagian perutnya terletak di sebelah
emiten (karena dapat/ee dari emiten),
sementara otaknya terletak di sebelah
pemegang Obligasi(karena harus
memikirkan kepentingan pihak yang
dilindungi). Hal tersebutlah yang
menyebabkan tidak memungkinkan
atau kurangnya independensi Wali
Amanat, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan secara
maksimal kepada pemegang Obligasi.
1. Ada dua Alternatif untuk
menciptakan atau meningkatkan independensi Wali Amanat
a. Pembentukan Lembaga Perwaliamanatan Pasar Modal Indonesia oleh Bapepam.
Secara praktek, Wali Amanat
yang ditunjuk dan dibayar oleh emiten
mengakibafkan Wali Amanat tidak
Law Review, Fakultas Hukuni Universilas Pelita Harapan, Vol IV, No. I, Juli 2004
55
Jono
Imk'pendensi
Wali Amanat Dalam Membenkan
dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, dalam arti tidak
terlindunginya hak-hak pemegang
Obligasi. Dengan demikian penulis
menyarankan
agar
Bapepam
membentuk sebuah lembaga yang
diberi nama "Lembaga Perwaliamanatan Pasar Modal Indonesia
(LPPMI)" yang berada di bawah
pengawasan Bapepam. Di dalam
LPPMI terdapat pengurus dan
beranggotakan Bank Umum yang
sudah terdaftar di Bapepam. Dengan
demikian, Bank Umum tersebut yang
ingm menjadi Wali Amanat dari suatu
penerbitan obligasi tidak lagi ditunjuk
oleh emiten itu sendiri tetapi ditunjuk
oleh LPPMI itu sendiri. Jadi, LPPMI
ini bertugas melakukan penunjukan
Wali Amanat dan membayar fee
kepada Wali Amanat yang telah
menjalankan fungsinya dengan baik.
LPPMI ini mendapat dana berasal dari
Emiten yang ingin memakai jasa Wali
Amanat tersebut. Penunjukan oleh
LPPMI memungkinkan Wali Amanat
lebih bersikap independen. Lembaga ini
juga dituntut untuk bersikap netral dan
independen dalam melakukan penunjukan. Dengan semakin independennya
Wali Amanat, maka hak-hak pemegang Obligasi menjadi semakin
56
Perlindungan Kepacla Para
terlindunginya. Dengan terlindunginya
hak-hak pemegang Obligasi, maka
dapat memberikan insentif serta gairah
bagi masyarakat pemodal untuk
melakukan investasi ke dalam jenis
efek ini.
b. Penunjukan Ulang Wali Amanat
Melalui RUPO (Rapat Umum
Pemegang Obligasi)
Wall Amanat terbentuk pada saat
belum terjadinya penawaran umum
terhadap obligasi tersebut (sebelum
Obligasi tersebut terjual atau belum
adanya pemegang Obligasi). Untuk itu,
maka untuk sementara Wali Amanat
di tunjuk oleh emiten dan setelah
terjualnya seluruh obligasi emiten,
dalam arti sudah terdapatnya pemegang obligasi,maka sebaiknya wajib
diadakan RUPO dengan tujuan untuk
melakukan penunjukan ulang Wali
Amanat yang sesuai dengan aspirasi
pemegang Obligasi.
Dengan penunjukan ulang Wali
Amanat oleh pemegang Obligasi maka
di harapkan Wall Amanat lebih
independen atau memihak kepada
kepentingan pemegang Obligasi,
sehingga hak-hak pemegang Obligasi
akan terlindungi secara baik. Alternatif
yang kedua ini agak sulit untuk
Law Review, Fakullas Hukum Universitas I'elila Harapan, Vol. IV, No. I, Juli 2004
Jono : Independent!
Wali Amanat Dalam Memberikan Perlindungan Kepada
dilaksanakan, karena pemegang
Obligasi tersebar di berbagai pelosok,
sehingga agak sulit untuk melakukan
pemanggilannya dalam menghadiri
RUPO.
2. Permasaiahan baru dalam
Rancangan Undang-undang
tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal
Dalam Rancangan Undangundang tentang Perubahan atas
Undang-Undang No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal
tersebut
(selanjutnya disebut RUU), dimana
ketentuan Pasal 51 ayat (3) diubah,
sehingga keseluruhan Pasal 51
berbunyi sebagai berikut:
1. Wali Amanat dilarang mempunyai
hubungan Afiliasi dengan Emiten,
kecuali hubungan afiliasi tersebut
terjadi karena kepemilikan atau
penyertaan modal pemerintah.
2.
Wali Amanat mewakilikepentingan pemegang efek bersifat utang
baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
3.
Wali Amanat dapat mempunyai
hubungan kredit dengan Emiten
sepanjang Wali Amanat tersebut
mendahulukan kepentingan para
raw
pemegang efek bersifat utang dari
pada kepentingan Wali Amanat
tersebut selaku kreditur Emiten12.
4.
Penggunaan jasa Wali Amanat
ditentukan dalam Peraturan
Bapepam.
Sedangkan dalam penjelasan RUU
pasal 51 ayat 3 tersebut sebagai berikut:
"Ketentuan ayat ini dimaksudkan untuk
melindungi kepentingan pemegang
efek bersifat utang secara maksimal
dalam hal terjadi benturan kepentingan
antara wali amanat sebagai wakil
pemegang efek bersifat utang dan
kepentingan wali amanat sebagai
kreditur atau debitur dari
emiten'3".
Dari RUU Pasal 51 dan penjelasannya, maka kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa RUU tersebut
memperbolehkan Wali Amanat
disamping bertindak sebagai wakil
pemegang efek bersifat utang dan juga
dapat bertindak sebagai kreditur atau
debitur dari Emiten. Berbeda dengan
Pasal 51 ayat 3 UU No. 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, yang melarang
Wali Amanat mempunyai hubungan
kredit dengan emiten.
12
13
Cetak hitam dari penulis
cetak hitam dari penulis.
Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. IV No.l, Juli 2004
57
Jono : liuk'pi'iidensl
Wall Amanal Dalam Memherikan Perlindungan
Secara teoritis, pengaturan
dalam Pasal 51 ayat 3 UU No. 8 tahun
1995 tersebut merupakan aturan yang
logis dan ideal. Tetapi dalam praktek,
hal tersebut sulit di praktekkan karena
setiap perusahaan besar pada umumya
telah melakukan hubungan kredit
dengan suatu Bank Umum tertentu
dimana biasanya dalam hubungan
kredit tersebut, emiten yang bertindak
sebagai debitur sedangkan Bank
Umum tersebut bertindak sebagai
kreditur. Hubungan kredit tersebut di
cantumkan dalam suatu perjanjian.
Perjanjian ini biasanya mengandung
suatu klausula yang menyatakan
bahwa : perusahaan (debitur) tidak
boleh melakukan hubungan kredit
dengan pihak lain tanpa persetujuan
dari bank umum tersebut14. Akibat
dari klausula tersebut, maka perusahaan
tersebut tidak dimungkinkan untuk
melakukan penerbitan obligasi 15 ,
apabila perusahaan tersebut tidak
menunj uk bank umum tersebut sebagai
Wali Amanat. Dengan kata lain Bank
Umum tersebut yang merupakan
M
Hasil wawancara dengan Levi Lana
SH.,LL.M.,Dosen Hukum Pasar Modal
UPH, tanggal 9 Juli 2004.
"Penerbitan obligasi berarti perusahaan
(emiten) melakukan hubungan kredit dengan
pemegang obligasi.
58
Kepadu Para
kreditur dari perusahaan tersebut tidak
akan mengizinkan perusahaan tersebut
menerbitkan obligasi apabila perusahaan tersebut tidak menunj uknya sebagai
Wali Amanat. Kesimpulannya apabila
kita memakai UU No. 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal Pasal 51 ayat 3
tersebut, maka akan mempersulitkan
bagi suatu perusahaan untuk
menerbitkan obligasi. Oleh karena itu,
dalam RUU tersebut dimana Pasal 51
ayat 3 tersebut merupakan hasil dari
proses kristalisasi nilai-nilai praktek.
Wali Amanat yang berfungsi sebagai
wakil dari pemegang efek bersifat
utang tidak terdapat benturan
kepentingan dengan fungsi wali amanat
sebagai kreditur dari emiten.
Di dalam Penjelasan Pasal 51
ayat 3 RUU tersebut memungkinkan
Wali Amanat bertindak sebagai debitur
dari emiten. Penulis berpendapat
bahwa tidak sewajarnya Wali Amanat
dapat bertindak sebagai debitur dari
emiten, karena terdapat benturan
kepentingan yang dapat mengakibatkan Wali Amanat tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dalam
memherikan perlindungan kepada
pemegang efek bersifat utang. Wali
Amanat yang bertindak sebagai debitur
dari emiten akan dikontrol oleh emiten
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. IV, No. I, Juli 2004
Jono
Independensi WaliAmanat Dalam Meniberikan Pcrlindungan Kepada Para
tersebut, akibatnya Wali Amanat
tersebut menjadi tidak independen dan
tidak netral dalam menjalankan
fungsinya. Oleh karena itu, penulis
menyarankan agar Wali Amanat tidak
diperbolehkan bertindak sebagai debitur
dari emiten. Sedangkan tindakan Wali
Amanat sebagai kreditur dari emiten
tetap di perbolehkan, mengingat
kritalisasi nilai-nilai praktek dalam
masyarakat. Dengan demikian
sebaiknya penjelasan Pasal 51 ayat 3
RUU tersebut diubah menjadi sebagai
berikut:
"Ketentuan ayat ini dimaksudkan untuk
melindungi kepentingan pemegang
efek bersifat utang secara maksimal
dalam hal terjadi benturan kepentingan
antara wali amanat sebagai wakil
pemegang efek bersifat utang dan
kepentingan wali amanat sebagai
kreditur dari emiten16".
Kesimpulan
Obligasi sebagai salah satu
instrumen yang bersifat utang yang
diperdagangkan di Bursa Efek dan
jangka waktu jatuh temponya lebih dari
satu tahun. Obligasi ini memberikan
insentif kepada masyarakat pemodal
(pembeli) berupa bunga ataupun
16
diskonto. Penerbitan obligasi bagi
emiten merupakan suatu cara untuk
mendapatkan dana secara cepat dan
dana tersebut digunakan dalam
pembiayaan terhadap perusahaan atau
melakukan ekspansi perusahaan.
Sedangkan pembeli obligasi atau
pemegang obligasi merupakan
masyarakat pemodal yang ingin
melakukan investasi dengan tujuan
ingin mendapat keuntungan baik
berupa bunga maupun berupa diskonto.
Untuk melindungi kepentingan dan
hak-hak pemegang obligasi maka
diperlukan sebuah lembaga penunjang
yang bernama "Wali Amanat".
Lembaga ini ditunjuk dan dibayar oleh
emiten pada saat sebelum melakukan
emisi. Wali Amanat biasanya Bank
Umum yang sudah terdaftar di
Bapepam. Wali amanat di tuntut
bersikap netral dan independen serta
mandiri dalam memberikan perlindungan kepada pemegang obligasi.
Selama ini wali amanat di tunjuk dan
dibayar oleh emiten yang mengakibatkan wali amanat tidak dapat
bersikap
independen
dalam
menjalankan fungsinya. Untuk itu,
penulis menyarankan dua altematif
untuk menciptakan waliamanat yang
independen yaitu altematif pertama
Cetak hitam dari penulis.
Law Review. Fakullas Hukum Ilniversitas Pelita Harapan, Vol IV, No. I, Juli 2004
59
Jono : Independent)
Wall.internal Daluin Memberikun Perlindungan Kepada Para
yaitu dengan melakukan penunjukan
ulang wali amanat melalui RUPO, dan
alternatif kedua yaitu dengan
membentuk lembaga baru yang berada
di bawah Bapepam. Lembaga ini
disebut saja "Lembaga Perwaliamanatan Pasar Modal Indonesia",
yang di dalamnya terdiri dari Bankbank Umum yang sudah terdaftar di
Bapepam. Lembaga ini yang akan
melakukan penunjukan wali amanat
bagi suatu emiten. Dengan demikian
maka diharapkan wali amanat dapat
lebih bersikap independen dalam
memberikan perlindungan kepada
pemegang obligasi.
Daftar Pustaka
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
Rancangan Undang-Undang tentang
Perubahan atas Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal.
Usman, Marzuki et. al., "Pengetahuan
Dasar Pasar Modal", Jurnal
Keuangan
& Moneter
Kep-36/PM/1996
IBI( Jakarta: 1999).
Bank
tentang Pasar Modal
tentang
Umum
sebagai Wali Amanat (Peraturan
No. VI.C.2).
Keputusan Ketua Bapepam No: Kep77/PM/1996 tentang Laporan
Wali Amanat (Peraturan No.
X.I.I).
Keputusan Ketua Bapepam No: Kep78/PM/1996 tentang Pemeliharaan Dokumen oleh Wali Amar\&\
(Peraturan No. X.I.2).
60
&
Undang-Undang No. 8 Tahu 1995
Kep- Keputusan Ketua Bapepam No:
Pendaftaran
Nasarudin, Irsan & Indra Surya ,
Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia,(Jakarta
: Prenada
Media : 2004).
Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pcliia Harapan, Vol. II', No. I, Juit 2004
Download