1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di negeri ini tidak terlepas dari sejarah dan budaya nenek moyang kita. Namun, seiring perubahan gaya hidup konsumen, pasar tradisional semakin termarginalkan. Tumbuhlah pasar modern, berupa mall, supermarket bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut keuntungan. Konsumen ibarat raja. Gaya hidupnya terus didorong berubah dan dikendalikan pengelola pasar modern. Sejumlah kelebihan ditawarkan pasar modern. Harga lebih muraH, diskon, hadiah, jaminan kualitas, tampilan menarik, dan kemudahan akses informasi produk. Ditunjang fasilitas lain sebagai alternatif hiburan bagi pembeli, seperti tempat bermain, tempat jajan, maka akan menarik konsumen. Di sisi lain, ketidaknyamanan, seperti lorong penuh dagangan, bau pengap, tempat kotor, bahkan harga lebih tinggi, sering dijumpai di pasar tradisional. Inilah sebagian pemicu ditinggalkannya pasar tradisional. Pada 50,4 juta penduduk bergantung Pasar Tradisional bagaimanapun kondisinya, ada sejumlah alasan konsumen tetap memilih pasar tradisional. Diantaranya alasan budaya, sejarah, mudah dijangkau, harga bisa ditawar atau diutang lebih dahulu, rasa kekeluargaan yang cukup tinggi, tidak sebanyak berbelanja di pasar modern, bahkan menawarkan peluang usaha dan pekerjaan. Inilah sisi positif yang tidak lepas dari potensi sosial, budaya, dan ekonomi yang telah mengakar. Meskipun pasar tradisional pada 2006-2013 turun 11,7%, sedang 1 2 pasar modern tumbuh 31,4%, saat ini pasar tradisional masih menjadi pilihan rakyat di tengah lesunya perekonomian. Menurut Departemen Perdagangan, ada 13.450 pasar tradisional di Indonesia yang menghidupi sekitar 12,6 juta pedagang (www.kontan.co.info). Seiring dengan perkembangan jaman, keberdaaan pasar tradisional mulai tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern. Bisnis eceran atau biasa disebut dengan pedagang eceran semakin terasa keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Berbagai macam pusat perbelanjaan eceran bermunculan dengan bermacam bentuk dan ukuran yang menyebabkan persaingan dalam dunia ritel semakin ketat. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan eceran yang meramaikan dunia ritel diantaranya adalah minimarket, convenience store, supermarket dan hypermarket. Meningkatnya persaingan dan tuntutan konsumen atas pelayanan yang berkualitas, mengharuskan pelaku bisnis ritel untuk mengubah kebijakan dan perspektif terhadap konsumennya (Julita, 2001). Pertanyaan yang harus dijawab oleh manajemen adalah apakah berorientasi pada peningkatan penjualan dengan menarik konsumen baru atau berorientasi pada upaya mempertahankan pelanggan yang telah ada. Hal yang perlu dipahami adalah dengan berorientasi pada peningkatan penjualan dengan menarik konsumen baru, perusahaan memang dapat memperoleh omzet yang meningkat dalam sesaat. Namun konsumen baru tersebut tidak bisa menjanjikan akan terus menggunakan produk perusahaan. Sehingga hal yang lebih baik dilakukan oleh pelaku bisnis ritel adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada karena mampu memberikan 3 keuntungan jangka panjang yang lebih besar bagi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat para pelanggan puas dan loyal terhadap pedagang di pasar tradisional. Lingkungan dalam toko memiliki peran yang sangat penting untuk menarik konsumen. Lingkungan toko dengan fasilitas fisiknya beserta dengan suasana dalam toko, penetapan harga, promosi dan produk yang ditawarkan suatu toko memberikan stimuli-stimuli yang diterima oleh konsumen tersebut sehingga menimbulkan persepsi terhadap keseluruhan toko tersebut yang disebut dengan citra toko (Bloomer, 2002). Dengan berbekal citra toko yang positif, penyebaran informasi dari mulut ke mulut dapat menyebabkan orang yang mendapat informasi tersebut akan tertarik dan dengan segera mengunjungi toko tersebut semakin baik citra toko di mata konsumen maka semakin besar pula impulsive buying yang dilakukan oleh konsumen dan begitu juga sebaliknya (Bloemer dan Ruyter 2008). Hal ini juga diperkuat oleh penelitian lainnva yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara citra toko, kepuasan dan loyalitas pelanggan (Bloomer, 2002). Berdasarkan pengamatan peneliti dan informasi dari kepala pasar Bugel bahwa selama kurun dua tahun tersebut jumlah kunjungan konsumen pasar tradisional desa Bugel berfluktuasi. Hal ini disebabkan karena target pasar yang ditetapkan oleh pasar tradisional tidak hanya penduduk lokal ataupun domestik tetapi juga pendatang yang berkunjung ke desa Bugel. 4 Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Konsumen pasar tradisional desa Bugel Beserta Tingkat Pertumbuhan Ta hun 2008-2009 Tahun Tingkat Pertumbuhan Bulan 2012 2013 Januari 14,598 13,729 (5.95) Februari 13,673 12,812 (6.30) Maret 13,212 12,563 (4.91) April 12,987 12,748 (1.84) Mei 13,491 12,517 (7.22) Juni 11,986 12,332 2.89 Juli 18,219 14,829 (18.61) Agustus 17,283 14,971 (13.38) September 15,482 15,236 (1.59) Oktober 14,289 13,782 (3.55) November 13,421 12,983 (3.26) Desember 17,279 16,828 (2.61) Total 175,920 165,330 (66.33) Rata-rata 14,660 13,778 (5.53) Sumber: Pengelola Pasar Bugel, 2014 Berdasarkan data kunjungan warga untuk kedatangan ke pasar tradisional desa Bugel pada tahun 2012-2013 justru memperlihatkan bahwa kunjungan warga tiap bulannva bila dibandingkan dengan tahun yang berbeda cenderung mengalami peningkatan, kecuali di bulan Februari 2013 yang mengalami sedikit penurunan. Berdasarkan pantauan peneliti dan sumber dari pengelola pasar tradisional dibagian layanan pelanggan, diperoleh informasi bahwa fluktuasi kunjungan pelanggan dari tahun 2012 sampai dengan 2013 disebabkan karena banyaknya keluhan pelanggan yang diterima oleh pengelola pasar tradisional, di mana keluhan pelanggan datang dari berbagai jenis permasalahan mulai dari harga, promosi, lokasi, produk, display barang, sampai layanan dan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pasar tradisional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada 5 Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Keluhan Pelanggan pasar tradisional Desa BugelTahun 2012-2013 Klasifikasi Layanan pasar Citra Toko Jenis Keluhan 1.Fasilitas parkir 2. Layanan pembayaran 3. Lingkungan fisik 1. Harga 2. Variasi produk 3. Jam operasional toko 4. Display barang 5. Promosi 6. Atmosfer toko 7. Lokasi Total Absolut 32 24 19 28 22 19 17 16 13 11 201 Relatif (%) 16 12 9 14 11 10 8 8 7 5 100 Sumber: Manajemen pasar tradisional Desa Bugel., 2014 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa keluhan pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni layanan dan citra toko di pasar tradisional. Keluhan pelanggan yang tergolong kategori layanan ritel antara lain: fasilitas parkir yang disediakan oleh pasar tradisional, layanan pembayaran di kasir yang dinilai oleh pelanggan kurang memuaskan, serta lingkungan fisik toko. Untuk kategori layanan ritel keluhan atas fasilitas parkir paling sering disampaikan oleh pengunjung. Sedangkan keluhan dari segi citra toko terdiri atas: harga, variasi produk, jam operasional toko, display barang, promosi, atmosfer toko, dan lokasi yang dianggap kurang memuaskan bagi konsumen. Untuk kategori citra toko, hal yang paling sering dikeluhkan oleh pelanggan adalah harga yang relatif mahal. Walaupun sebenarnya setiap perusahaan tidak mengharapkan adanya keluhan konsumen dalam perusahaan, justru menginginkan konsumennya puas namun tetap saja keluhan tersebut selalu datang. Keluhan yang datang pun tidak dapat dianggap sebagai suatu masalah tetapi justru sebagai kritik yang konstruktif bagi 6 perusahaan. Dengan demikian, toko dan pengelola pasar tradisional desa Bugel dituntut untuk menaruh perhatian lebih banyak lagi guna mengurangi keluhan yang diterima terkait layanan ritel dan citra toko tersebut. Berdasarkan permasalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: "Pengaruh lokasi, kualitas produk dan pelayanan terhadap minat beli konsumen pada pasar Bugel Kecamatan Kedung Jepara. 1.2. Ruang Lingkup Masalah. Demi keberhasilan penelitian ini, maka peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas yang mempengaruhi minat konsumen dibatasi hanya pada pelayanan, lokasi toko, dan kualitas barang. 2. Penelitian dilakukan dengan system Accidental sampling kepada konsumen di pasar tradisional desa Bugel Jepara. 3. Karakteristik yang dinilai mencakup jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. 1.3. Rumusan Masalah. Turunnya kunjungan pelanggan selama tahun 2012 sampai dengan 2013 menunjukkan adanya permasalahan yang disebabkan karena banyaknya keluhan pelanggan yang Belum ditangani secara optimal oleh pengelola pasar Bugel. Upaya yang telah dilakukan oleh pengelola pasar Bugel diantaranya adalah penetapan harga yang tidak melebihi standar pemerintah terutama bagi 7 kebutuhann bahan pokok, promosi pasar dengan adanya angkutan umum dari Desa Tahunan sampai Bugel melalui desa Langon, perbaikan lokasi parkir, inspeksi akan produk yang halal dan tidak kadaluarsa, pembelajaran display barang yang menarik, sampai layanan dan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pasar tradisional dimana selalu diperbaiki tiap tahunnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh pelayanan terhadap minat beli konsumen? 2. Bagaimana pengaruh lokasi toko terhadap minat beli konsumen? 3. Bagaimana pengaruh kualitas barang terhadap minat beli konsumen? 4. Bagaimana pengaruh pelayanan, lokasi toko dan kualitas produk secara simultan terhadap Minat Beli Konsumen? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh pelayanan terhadap minat beli konsumen? 2. Menganalisis pengaruh lokasi toko terhadap minat beli konsumen? 3. Menganalisis pengaruh kualitas barang terhadap minat beli konsumen? 4. Menganalisis pengaruh pelayanan, lokasi toko dan kualitas produk secara simultan terhadap Minat Beli Konsumen? 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 8 1.5.1. Manfaat Teoritis Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengaruh pelayanan, lokasi toko dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen. Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis. 1.5.2. Manfaat Praktis. 1. Bagi Peneliti. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh pelayanan, lokasi toko dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen di pasar tradisional desa Bugel. Selain itu dari hasil penelitian ini akan di tatapkan strategi apa yang tepat untuk mengembangkan toko. Peneliti nantinya dapat memahami bagaimana proses pengembangan usaha dan menjalankan usaha di toko. 2. Bagi toko di pasar Bugel Jepara. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana yang positif bagi toko untuk meningkatkan kualitas sehingga dapat maningkatkan jumlah pelanggan. Perusahaan akan memberikan informasi ini kepada pemiliknya untuk dapat meningkatkan atribut tokonya. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini penulis mempergunakan sistematika penulisan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 9 BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah, ruang lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini memuat tentang landasan teori yang berhubungan dengan masalah, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas tentang hasil penelitian yang disajikan secara sistematis dari gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan masalah penelitian.