bauran pemasaran tanaman hias pot begonia

advertisement
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA
(BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI
Intan Siti Ranjani1Siska Fitrianti2
ABSTRAK
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Astuti Lestari merupakan
lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang dikelola oleh petani secara swadaya dan
berkelompok. P4S Astuti Lestari memiliki beberapa komoditi tanaman hias yang
diusahakan salah satunya yaitu tanaman hias pot bunga begonia. Tujuan dari penulisan
Laporan Tugas Akhir ini yaitu: 1) Mengetahui teknik budidaya tanaman hias begonia pot;
2) Mengetahui penerapan bauran pemasaran di P4S Astuti Lestari. Kegiatan PKPM
dilaksanakan di P4S Astuti Lestari Bandung Barat, dimulai dari tanggal 14 Maret 2016
sampai tanggal 21 Mei 2016 dengan metode pengumpulan data yaitu wawancara dan studi
pustaka. Teknik budidaya yang dilakukan yaitu pembibitan, penanaman, pemeliharaan,
hingga panen dan pasca panen. Bauran pemasaran yang digunakan pada P4S Astuti Lestari
meliputi bauran produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Bauran produk dengan
menggunakan kantong plastik hitam sebagai kemasan, pemberian jaminan pengembalian
jika terdapat tanaman yang terserang hama dan penyakit dalam jangka waktu
pengembalian yaitu 1 sampai 2 hari setelah pembelian. Harga yang ditetapkan untuk satu
pot yaitu Rp.10.000/pot ukuran 20 dan Rp. 20.000/pot ukuran 25. Untuk total pembelian
100 pot begonia akan diberikan diskon 5% dari total penjualannya. Saluran distribusi yang
digunakan yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Strategi promosi yang
digunakan yaitu promosi penjualan, hubungan masyarakat dan tenaga penjualan.
Kata kunci : Bauran pemasaran, teknik budidaya, begonia
1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 1301362032. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Staf pengajar Program Studi AgribisnisPertanianPoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh
2
1
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
menjadikan unsur-unsur tersebut tidak
diterapkan oleh perusahaan. Disamping
itu,
walaupun
penerapan
bauran
pemasaran pada P4S Astuti Lestari belum
sempurna
hal
tersebut
tidak
mengakibatkan
penurunan
volume
pendapatan. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk membahas tentang teknik
budidaya dan bauran pemasaran pada P4S
Astuti Lestari dalam Laporan Tugas
Akhir.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Begonia merupakan salah satu herba
yang termasuk dalam famili Begoniaceae.
Jenis ini merupakan tumbuhan liar yang
tumbuh di hutan-hutan basah atau kadang
ditanam sebagai tanaman hias. Begonia
banyak disukai masyarakat karena
daunnya yang indah dan banyak
ragamnya. Pemanfaatan lain dari jenis
tumbuhan ini adalah sebagai bahan obat
seperti obat luka baru, obat penurun
panas, pembersih darah, obat sakit haid,
penekan batuk, obat mules, dan obat sakit
pinggang (Mira K.N dan Warsidi, 2013).
P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya) Astuti Lestari
merupakan lembaga pelatihan pertanian
pedesaan yang didirikan, dan dikelola oleh
petani secara swadaya dan berkelompok.
Secara umum, kegiatan yang dilakukan
oleh P4S Astuti Lestari adalah berupa
pelatihan – pelatihan, sementara itu
kegiatan budidaya serta pemasaran
tanaman hias dilakukan secara pribadi
oleh pemilik usaha tanaman hias yang
tergabung kedalam P4S Astuti Lestari
(Tuti T, 2010).
Salah
satu
komoditi
yang
dikembangkan di P4S Astuti Lestari pada
saat ini adalah tanaman hias pot Begonia.
Begonia merupakan salah satu tanaman
yang trend sejak beberapa tahun terakhir,
bukan hanya karena tanaman ini tergolong
tanaman hias dengan bunga nan indah dan
mudah untuk dibudidayakan, atau
harganya yang terjangkau, namun karena
tanaman ini juga diminati oleh banyak
kalangan. Begonia memiliki potensi pasar
yang cukup baik pada P4S Astuti Lestari
sehingga tanaman ini menjadi salah satu
komoditi yang dikembangkan secara
khusus pada perusahaan ini.
P4S Astuti Lestari melakukan
budidaya begonia dari awal pembibitan
hingga proses pemasaran. Pemasaran
tanaman hias pot begonia pada P4S Astuti
Lestari menerapkan unsur-unsur bauran
pemasaran
namun
belum
secara
sempurna. Hal tersebut dikarenakan
adanya faktor-faktor penghambat yang
b. Tujuan
1.
Mengetahui
teknik
budidaya
tanaman hias pot begonia pada P4S
Astuti Lestari.
2.
Mengetahui
penerapan
bauran
pemasaran (Marketing Mix) pada
P4S Astuti Lestari.
3.
Memenuhi persyaratan bagi penulis
dalam menyelesaikan laporan tugas
akhir Program Studi Agribisnis,
Jurusan Budidaya Tanaman Pangan,
Politeknik
Pertanian
Negeri
Payakumbuh.
METODOLOGI PELAKSANAAN
a. Tempat dan waktu
Laporan Tugas Akhir ini disusun
berdasarkan
hasil
pelaksanaan
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa di
P4S Astuti Lestari, terletak di Jl. Terusan
Sersan Bajuri, Rt. 04/Rw.5 Desa
Cihideung
Kecamatan
Parongpong
Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa
Barat. Kegiatan PKPM ini dimulai pada
14 Maret – 21 Mei 2016.
b. Ruang Lingkup
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini
mencakup teknik budidaya dan analisis
Marketing Mix 4P (product, price,
promotion, and place) dari komoditi
tanaman hias Begonia pada P4S Astuti
Lestari.
c. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1.
Wawancara
2
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wawancara
yaitu
proses
memperoleh informasi dengan cara tanya
jawab langsung antara komunikan dengan
komunikator yang saling memberikan
umpan balik dalam sebuah komunikasi.
Komunikan yang diwawancarai adalah
pembimbing lapang, pekerja dan pihakpihak
yang
bersangkutan
dengan
pembudidayaan serta pemasaran begonia.
2.
Observasi
Observasi merupakan pengumpulan
data dengan melakukan pengamatan
secara langsung kepada objek yang
diteliti.
a.
Persiapan media tanam
Media tanam yang digunakan pada
budidaya tanaman begonia oleh ibu Tuti
yaitu campuran antara sekam dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 3. Ibu
Tuti tidak menggunakan pasir maupun
tanah karena memang beberapa tahun
silam produsen menggunakan tanah
sebagai media tanam, namun hal tersebut
tidak lagi dilakukan karena sulitnya
menemukan tanah yang dijual untuk
proses
pembudidayaan.
Penggunaan
sekam
pun
bahkan
memberikan
keuntungan
yang
cukup
besar
dibandingkan dengan menggunakan tanah
maupun pasir.
Media tanam yang digunakan
terlebih dahulu disimpan selama lebih
kurang 1-2 minggu setelah pengadukan.
Hal tersebut dilakukan agar media tanam
yang digunakan dapat memberikan hasil
yang baik pada tanaman yang diproduksi.
Adapun media tanam yang sudah
melewati prosses penyimpanan disebut
dengan media tanam yang sudah matang.
b.
Pembibitan
Kegiatan pembibitan yang dilakukan
oleh ibu Tuti seperti penyediaan media
tanam pada polybag, pengambilan bibit
dari tanaman induk dan penanaman bibit
pada polybag.
1.
Penyediaan media tanam pada
polybag
Media tanam yang telah melewati
proses penyimpanan kemudian di isi
kedalam polybag ukuran 10. Pengisian
polybag dengan media tanam tersebut
bertujuan untuk menambah persediaan
media
tanam
sebelum
dilakukan
penanaman bibit. Polybag yang telah diisi
dengan media tanam disusun dan
ditumpuk pada bagian kosong di bawah
rak yang terdapat pada green house.
2.
Pengambilan bibit dari tanaman
induk
Bibit begonia yang dibudidayakan
oleh ibu Tuti diambil langsung dari
indukan (tanaman dewasa). Bagian
tanaman yang dapat dijadikan bibit pada
tanaman hias begonia yaitu bagian yang
memiliki tunas baru setelah pucuk.
Pengambilan bibit tersebut biasanya
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
P4S Astuti Lestari adalah salah satu
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
Swadaya di Indonesia tepatnya di Jawa
Barat. Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya merupakan lembaga
pelatihan petani yang tumbuh dan
berkembang serta dikelola oleh petani
atau kelompok secara swadaya dengan
tujuan memberikan ilmu pengetahuan dan
wawasan tentang arti penting pertanian,
dengan demikian petani-petani tidak
ketinggalan dengan informasi dan ilmuilmu baru mengenai pertanian.
P4S Astuti Lestari didirikan oleh
ibu Ir.Tuti Tarmini pada bulan Oktober
tahun 2010. Sebelum mendapatkan
sertifikasi menjadi P4S Astuti Lestari dari
kementrian Pertanian, Badan Penyuluhan
Dan Pengembangan SDM Pertanian
Melalui (BBPP) Balai Besar Pelatihan
Pertanian Kayu Ambon–Lembang, usaha
ini akrab dikenal dengan nama “Astuti
Lestari Study Flower Farmer”
yang
berawal dari usaha budidaya tanaman hias
yang bernama Astuti Lestari. P4S Astuti
Lestari
melakukan
pembudidayaan
tanaman hias pot dari kegiatan pembibitan
hingga panen.

Kegiatan budidaya tanaman hias pot
begonia
Berikut ini adalah tahapan proses
budidaya tanaman hias pot begonia yang
dilakukan di P4S Astuti Lestari.
3
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
dilakukan pada tanaman dewasa yang
sudah berumur 2-3 bulan setelah tanam.
Pengambilan bibit dilakukan secara hatihati agar tidak merusak bagian yang lain
pada tanaman induk. Pengambilan bibit
dilakukan dengan cara memetik bagian
tanaman yang akan dijadikan bibit dengan
menggunakan ujung kuku dan kemudian
lakukan pembuangan bunga (jika ada) dan
daun kedua setelah pucuk. Pembuangan
daun kedua dan bunga pada bibit
dilakukan untuk mempercepat proses
pertumbuhan.
3.
Penanaman bibit pada polybag
Penanaman bibit pada polybag
dilakukan pada bagian tengah media
tanam. Pemberian lobang pada media
tanam
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan stik bambu atau cukup
dengan menggunakan jari telunjuk.
Penanaman bibit pada media tanam tidak
terlalu dalam karena tanaman begonia
merupakan tanaman yang memiliki
kandungan air yang cukup banyak
sehingga akar akan mudah tumbuh
walaupun batang tanaman tidak ditanam
terlalu dalam.
c.
Penanaman
Penanaman tanaman hias begonia
dilakukan untuk bibit yang ditanam pada
polybag yang telah menghasilkan anakan
samping dan memiliki banyak tunas dan
daun (3-7 lembar daun). Kegiatan
penanaman pada budidaya tanaman
begonia yang dijalankan oleh ibu Tuti
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pemilihan media tanam yang telah
matang
Pengisian media tanam pada pot
(ukuran 20) kira-kira setengah
bagian
Keluarkan atau pisahkan bibit dari
polybag dengan mengikut sertakan
media tanam bawaan
Masukkan bibit beserta media tanam
bawaan kedalam pot bagian tengah
kemudian timbun bagian pot yang
masih kosong dengan media tanam
hingga memenuhi bagian atas pot
Padatkan dan tata pot yang telah
ditanami bibit begonia pada rak
yang kosong
d.
-
Pemeliharaan
Pemupukan
Pemupukan dilakukan sebanyak satu
kali dalam seminggu. Pupuk yang
digunakan yaitu pupuk NPK (16:16:16)
dengan kadar 5-6 butir per pot.
Pemupukan ini dilakukan dengan cara
meletakkan/menaruh pupuk pada bagian
tepi media tanam pada pot. Untuk bibit
pada polybag, pemupukan dilakukan
dengan cara disiram. Pupuk yang
digunakan yaitu larutan 1 sdm (sendok
makan) pupuk daun (Grow More) dan 1
sdm NPK untuk 10 liter kadar air.
Penyiraman larutan pupuk dilakukan
dengan menggunakan gembor sehingga
larutan pupuk dapat tersebar merata untuk
seluruh bibit.
Pemincingan
Pemincingan
pada
budidaya
tanaman begonia yang dijalankan oleh ibu
Tuti adalah pembuangan pucuk, daun
terdekat pada pucuk dan bunga pada bibit
begonia. Kegiatan ini dilakukan sebanyak
3 minggu sekali dengan tujuan agar bibit
dapat menghasilkan anakan, daun dan
tunas baru sehingga nantinya tanaman
yang dihasilkan juga memuaskan.
Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan
pada media tanam polybag yang tidak
ditumbuhi tanaman begonia karena busuk
atau mati. Penyulaman dilakukan dengan
menanam bibit baru pada bagian tepi
media
tanam
polybag
untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya
busuk pada tanaman akibat tanaman
sebelumnya yang mati.
Penyiangan
Tanaman begonia yang ada pada
green house dilakukan penyiangan agar
tanaman begonia yang dihasilkan terlihat
lebih menarik dan terawat serta bebas dari
gulma atau rumput. Kegitan penyiangan
ini dilakukan 2-3 minggu sekali
tergantung jumlah gulma yang tumbuh.
Penyiraman
Kegiatan penyiraman dilakukan
sebanyak 1 kali dalam sehari bahkan dapat
dilakukan sebanyak 2 kali jika musim
kemarau. Penyiraman pada usaha yang
dijalankan oleh ibu Tuti dilakukan dengan
4
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
cara menghujankan tanaman begonia
dengan menggunakan selang air yang
terhubung
pada
keran.
Proses
menghujankan tanaman ini dilakukan
hingga tanaman tersiram seluruhnya dan
media tanam menjadi lembab. Kadar air
yang dibutuhkan untuk satu tanaman
begonia yaitu sekitar 0,5 liter
Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman hias begonia yang
diproduksi oleh ibu Tuti tergolong sehat
dan terawat karena jarang sekali
ditemukan adanya hama dan penyakit
yang menyerang tanaman beliau. Adapun
hama yang merusak seperti ulat bulu dan
keong/siput,
dan
penyakit
yang
menyerang seperti busuk akar. Penyakit
busuk akar pada tanaman hias begonia
yang diproduksi oleh ibu Tuti disebabkan
karena
penyiraman
yang
terlalu
berlebihan.
Pengendalian terhadap hama yang
menyerang dilakukan dengan membuang
hama tersebut dan memotong bagian
tanaman yang rusak, dan untuk
pengendalian penyakit busuk akar,
tanaman tersebut dipindahkan dan
dimusnahkan.
c.
Pemanenan
Tanaman hias pot begonia dapat
dipanen apabila telah memiliki daun yang
kompak, memiliki bunga dan diperkirakan
tanaman sudah berumur 4 bulan setelah
tanam. Biasanya pembeli lebih tertarik
untuk memilih sendiri tanaman yang
mereka sukai dan kemudian tanaman hias
begonia yang menjadi pilihan dikemas
dengan menggunakan kantong plastik.
yang berasal dari Lembang, Dago,
Ciburial, dan sebagainya namun juga tidak
tertutup kemungkinan bagi konsumen
yang berasal dari luar daereh yang datang
langsung ke tempat/kios untuk melakukan
pembelian terhadap tanaman yang
ditawarkan. Pelanggan tetap biasanya
merupakan konsumen yang melakukan
pembelian untuk dijual kembali di kioskios mereka.

Pemasok bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam
usaha tanaman hias pot biasanya diperoleh
dari satu pemasok yaitu toko JM Tani.
Untuk bahan yang kapasitasnya banyak
seperti sekam, pupuk kandang, dan pot,
produsen melakukan pemesanan terlebih
dahulu dan setelah itu pemasok mengantar
langsung ke kios atau green house.
Sedangkan untuk bahan atau alat yang
kapasitasnya kecil seperti kantong plastik,
tali tambang, solder, gunting, pupuk NPK,
pupuk daun, pengadaannya dilakukan
dengan cara membeli langsung ke toko
JM Tani. Pada usaha tanaman hias
begonia yang dijalankan oleh ibu Tuti,
tidak dilakukan pembelian bibit secara
berkala, karena bibit diperoleh dari
tanaman indukan yang sudah ada.
Pembelian bibit begonia hanya dilakukan
sekali yaitu pada awal melakukan
budidaya bunga begonia pada tahun 2010
yang berasal dari Kebun Begonia
Lembang.

Kegiatan pemasaran
Bunga begonia di P4S Astuti Lestari
yang di produksi oleh ibu Tuti dipasarkan
langsung
kepada
konsumen
atau
masyarakat yang mendatangi kios milik
ibu Tuti. Saluran pemasaran yang
digunakan dalam memasarkan begonia pot
adalah saluran pemasaran ganda, dimana
produsen melakukan penjualan produk
kepada konsumen akhir dan juga
melakukan penjualan kepada perantara
(seperti pedagang pesaing yang juga
membeli produk dari P4S Astuti Lestari).
Kegiatan pemasaran begonia pot
yang diproduksi oleh Ibu Tuti dilakukan
langsung oleh Ibu Tuti sendiri dengan
dibantu oleh Tenaga Kerja, transaksi
penjualan yang dilakukan biasanya secara

Produk
Produk yang dihasilkan pada P4S
Astuti Lestari berupa produk barang dan
jasa. Produk barang berupa tanaman hias
pot begonia dan tanaman hias pot silver
dust. Sementara itu produk jasa dapat
berupa jasa pelatihan-pelatihan, magang,
dan kunjungan.

Pelanggan
Pelanggan / konsumen dari produk
yang dihasikan oleh usaha tanaman hias
milik ibu Tuti yaitu orang-orang sekitar
daerah Bandung Barat seperti konsumen
5
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
tunai karena konsumen memang secara
sengaja langsung mendatangi lokasi
penjualan (kios).
Ibu Tuti tidak bekerja sendiri
melainkan mempekerjakan satu orang
pekerja yaitu yang mencakup seluruh
pekerjaan yang dimulai dari pembibitan
hingga pemasaran. Pekerja tersebut
bernama Tedi yang biasa disapa “aa tedi”
yang sekarang genap berusia 23 tahun.
Beliau sudah bekerja pada usaha yang
dijalankan oleh ibu Tuti sejak empat tahun
silam dengan upah sebesar Rp. 900.000,/bulan atau Rp. 30.000,-/hari.
b. Pembahasan
 Bauran pemasaran tanaman hias pot
begonia pada P4S Astuti Lestari
1.
Product (produk)
Produk yang dihasilkan adalah
tanaman hias begonia pot yang merupakan
barang konsumsi (consumer’s goods) dan
barang industri (industrial goods) . barang
konsumsi yaitu barang yang digunakan
langsung oleh konsumen dan tidak untuk
dijual kembali, sedangkan barang industri
merupakan barang yang tujuannya untuk
dijual kembali. Begonia pot yang
diproduksi oleh Ibu Tuti merupakan
tanaman yang telah sesuai dengan
permintaan pasar yakni sudah berdaun
rimbun dan mengkilap, berbunga indah,
dan bersih dari hama dan penyakit.
Tanaman hias begonia yang diproduksi
terdapat dua jenis berdasarkan ukurannya
yaitu begonia pot ukuran 20 dan 25.
Perbedaan diantara keduanya tidak begitu
mencolok, hanya saja ukuran pot dan
ukuran tanaman begonia pot 25 sedikit
lebih besar dibandingkan dengan ukuran
begonia pot 20.
Dalam pemasaran produk tanaman
hias begonia ini, P4S Astuti Lestari
menerapkan beberapa atribut produk
terhadap tanaman hias begonia yang akan
menjadi daya tarik bagi konsumen untuk
membeli.
Diantara atribut yang
diterapkan terhadap tanaman hias begonia
yang akan dipasarkan adalah :
1.
Kemasan
Kemasan yang digunakan oleh P4S Astuti
Lestari untuk mengemas produk tanaman
hias begonia ini ada dua macam yaitu
kantong plastik hitam dan kotak kardus.
Kemasan kantong plastik hitam ditujukan
untuk konsumen yang berasal dari dalam
kota, sedangkan kemasan kotak kardus
digunakan untuk konsumen yang berasal
dari luar kota.
Kemasan ini masih
tergolong
sederhana
karena
tidak
menggunakan merek atau label tertentu.
Kemasan yang dipilih ini dirasa
cocok dan efektif untuk melindungi
tanaman begonia yang dikemas agar tidak
mudah rusak karena kemasan yang
digunakan akan mempengaruhi kualitas
barang yang dikemas. Sesuai dengan
fungsi kemasan pada umumnya yaitu
melindungi kualitas produk agar tidak
mudah rusak. Harga kantong plastik hitam
murah sehingga tidak menambah pada
harga produksi selain itu konsumen yang
dituju
juga
tidak
begitu
mempermasalahkan kemasan.
2.
Merek dan label
Ibu Tuti merasa masih belum perlu
melakukan pemberian merek dan label
pada produk yang beliau tawarkan karena
beliau
masih
mempertimbangkan
penambahan biaya produksi dan waktu
kerja. Hal tersebut juga disebabkan
karena produk ibu Tuti memang sudah
dikenal oleh masyarakat dan menurut
beliau, pemberian label satu persatu pada
produk akan memakan waktu yang lama
dan tidak efektif untuk usaha yang beliau
jalankan saat ini. Sedangkan berdasarkan
literatur, pemberian merek terhadap
produk
justru
akan
memberikan
keuntungan tersendiri, seperti yang ditulis
oleh Sofjan A (2007) alasan pemberian
merek adalah sebagai berikut :
1.
Untuk tujuan identifikasi, guna
mempermudah penanganan (handling)
atau mencari jejak (tracking) produk yang
dipasarkan.
2.
Melindungi produk yang unik dari
kemungkinan ditiru pesaing.
3.
Produsen ingin menekankan mutu
tertentu yang ditawarkan dan untuk
mempermudah konsumen menemukan
produk tersebut kembali.
4.
Sebagai landasan untuk mengadakan
diferensiasi harga.
3.
Pelayanan
6
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Para pelanggan yang datang untuk
membeli produk hortikultura di P4S
Astuti Lestari selalu disambut baik dan
ramah oleh pihak pengelola, dengan
memberikan sambutan yang baik seperti
ini juga akan menjadi daya tarik tersendiri
bagi konsumen untuk terus membeli
produk yang ditawarkan dan menjadi
pelanggan tetap. Pihak pengelola juga
membantu pelanggan yang datang dalam
pengangkutan produk yang dijual ke
kendaraan yang digunakan pelanggan,
sehingga pelanggan merasa terbantu dan
diringankan dengan bantuan pelayanan
ini.
4.
Jaminan
Setiap pembelian produk di P4S
Astuti Lestari terutama produk tanaman
hias begonia, pelanggan diberi jaminan
terhadap produk yang dijual, bila
ditemukan pada produk yang tidak baik
atau terserang hama dan penyakit ataupun
tidak sesuai dengan yang diminta oleh
pelanggan maka pelanggan diperbolehkan
untuk mengembalikan produk tersebut ke
P4S Astuti Lestari untuk ditukarkan
kembali dengan jangka waktu yang
ditetapkan yaitu berkisar antara 1 sampai
2 hari setelah pembelian. Dengan adanya
jaminan terhadap mutu yang diterapkan
oleh pihak pengelola P4S Astuti Lestari
ini akan menambah daya tarik bagi
masyarakat umum untuk membeli produk
pada P4S Astuti Lestari.
2.
Price (Harga)
Harga yang ditetapkan untuk
tanaman hias begonia dibagi menjadi dua
jenis berdasarkan ukuran pot, yaitu ukuran
pot 20 dan ukuran pot 25. Harga yang
ditetapkan oleh P4S Astuti Lestari
berbeda dengan harga begonia yang dijual
oleh pesaing.
Pada tabel diatas, harga yang
ditetapkan berlaku untuk pot gantung
maupun pot biasa ukuran 20 dan ukuran
25. Perbedaan harga antara tanaman
begonia yang diproduksi oleh ibu Tuti
dengan harga yang ditetapkan pesaing
disebakan karena pesaing yang ada
merupakan pedagang pengecer yang
menjadikan P4S Astuti Lestari sebagai
pemasoknya. Sehingga tidak dapat
dipungkiri, tanaman hias begonia pot yang
diproduksi oleh ibu Tuti diminati oleh
kebanyakan konsumen.
Dalam menetapkan harga, ibu Tuti
berorientasi pada keuntungan yang
diinginkan, hal ini dapat terlihat dari
keuntungan yang diambil dari penjualan
tanaman hias pot begonia yang tergolong
cukup tinggi jika dibandingkan dengan
keutungan yang diambil oleh pedagang
pesaing lainnya, ibu Tuti mengambil
keuntungan sebesar Rp. 4.404,-/ pot dari
harga yang ditetapkan.
Pembayaran atas pembelian produk
terhadap konsumen dilakukan secara tunai
(cash) maupun pembelian dari pedagang
langganan dan konsumen langsung. Ibu
Tuti juga memberikan diskon kepada
pelanggan
jika
jumlah
pembelian
mencapai 100 unit tanaman hias pot
begonia. Diskon yang diberikan adalah
sebesar 5% dari total penjualan.
3.
Place (Tempat atau saluran
distribusi)
Tempat
dilakukannya
proses
produksi dan pemasaran yaitu di rumah
Ibu Ir. Tuti Tarmini sendiri di Jl. Terusan
Sersan
Bajuri,
Desa
Cihideung,
Kabupaten Bandung Barat, yakni pada
green house yang ada di bagian belakang
rumah
beliau
merupakan
tempat
produksi/pembibitan, sedangkan tempat
untuk mendistribusikan/menjual produk
berada pada green house bagian depan.
Lokasi yang digunakan Ibu Tuti
merupakan lokasi yang sangat strategis
karena merupakan jalur lintas pariwisata
karena memang dekat dengan tujuan
wisata seperti kawasan Lembang, Dusun
Bambu, dan sebagainya.
Saluran distribusi yang digunakan
ada dua jenis yaitu saluran distribusi
langsung dan saluran distribusi tidak
langsung. Saluran ditribusi langsung,
produsen langsung menjual produk
kepada konsumen akhir di tempat (kios)
usaha yang dijalankan.
Sedangkan untuk saluran tidak
langsung, produsen menjual produk
kepada pedagang perantara (setara
pengecer) kemudian pedagang perantara
menjual lagi kepada konsumen akhir dan
7
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
tidak tertutup kemungkinan jika produk
yang dijual oleh produsen kepada
pedagang akan dijual lagi oleh pedagang
perantara berikutnya.
Pada P4S Astuti Lestari, pedagang
perantara yang membeli produk untuk
mereka jual kembali merupakan pedagang
pengumpul dan pedagang pengecer.
Pedagang tersebut ada yang berada
disekitar tempat produksi begonia pada
P4S Astuti Lestari dan ada juga yang
berasal dari luar daerah.
4.
Promotion (Promosi)
P4S Astuti Lestari melakukan
kegiatan
promosi
yang
dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk yang ditawarkan. Bauran promosi
yang digunakan pada P4S Astuti lestari
dalam melakukan kegiatan pemasaran
tanaman hias pot begonia meliputi :
1.
Promosi penjualan
P4S Astuti Lestari melakukan
promosi penjualan (sales promotion)
dalam melakukan penjualan tanaman hias
pot begonia. Bentuk promosi ini dapat
dilihat dari kegiatan jual beli yang
berlangsung di lokasi penjualan tanaman
hias pot begonia itu sendiri dan kegiatankegiatan yang diikuti oleh ibu Tuti seperti
PENAS (Pekan Pertanian Nasional) di
Kota Aceh dan Kota Malang, PF2N
(Pekan Flora Floris Basional) di Jogja,
dan mengisi stand-stand pemerintah pada
acara peringatan hari krida setiap
tahunnya
yang mampu
mengeruk
beberapa konsumen untuk datang ke
lokasi pemasaran untuk melakukan
transaksi jual beli. Dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan tersebut, ibu Tuti
menggunakan brosur maupun leaflet
untuk mempermudah promosi. Namun,
sampai saat ini ibu Tuti belum merasa
perlu menggunakan media elektronik
seperti iklan di televisi maupun radio, dan
situs web di internet sebagai alat bantu
promosi. Sedangkan menurut literatur,
penggunaan media periklanan dapat
memberikan jangkauan informasi yang
luas dan tentunya akan meningkatkan
persentase hasil penjualan.
2.
Hubungan masyarakat
Ibu Tuti merupakan aktivis yang handal
dalam bermasyarakat, beliau cukup
dikenal oleh masyarakat luas, selain
memiliki jabatan sebagai ketua organisasi
pada P4S Astuti Lestari, beliau juga ikut
serta dalam lembaga-lembaga lain seperti
persatuan
Dharma
wanita,
tenaga
pengajar, dan sebagainya sehingga untuk
pemasaran produk tanaman hias pun
beliau tidak terlalu mengalami kesulitan.
3.
Tenaga penjualan
Ibu Tuti merupakan tenaga penjual
langsung,
sehingga
beliau
tidak
memerlukan tenaga penjual lain dalam
melakukan promosi terhadap produk yang
dipasarkannya. Beliau dapat memberikan
informasi mengenai tanaman hias pot
begonia (harga, kualitas, teknik budidaya)
kepada konsumen yang datang ke lokasi
pemasaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan
PKPM yang telah dilaksanakan serta
penyusunan laporan tugas akhir yang telah
tersaji dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Teknik budidaya tanaman begonia
yang dilakukan pada P4S Astuti
Lestari dimulai dari persiapan media
tanam pada polybag, pembibitan
tanaman pada polybag, penanaman
tanaman pada pot, pemeliharaan
(pemincingan,
pemupukan,
penyiraman, penyianganm dan
penyulaman),
hingga
tahap
pemanenan. Budidaya pada tanaman
begonia pada P4S Astuti Lestari
menggunakan media tanam berupa
sekam dan pupuk kandang karena
sulitnya menemukan tanah yang
dijual untuk proses pembudidayaan.
2.
P4S Astuti Lestari menerapkan
bauran pemasaran (Marketing mix)
dalam memasarkan tanaman hias
pot begonia. Unsur-unsur dalam
bauran pemasaran yang digunakan
yaitu bauran produk, harga, saluran
distribusi, dan promosi.

Pada bauran produk, P4S Astuti
Lestari menggunakan kemasan
berupa kantong plastik hitam untuk
8
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017



menjaga kualitas tanaman begonia
yang dijual. Perusahaan juga
memberikan
jaminan
terhadap
produk yang terserang hama
penyakit, yaitu pembeli dapat
mengembalikan produk yang rusak
kemudian diganti produk yang lebih
baik dalam jangka waktu 1 sampai 2
hari setelah pembelian.
Bauran harga, harga yang ditetapkan
yaitu
berdasarkan
tingkat
keuntungan yang diinginkan oleh
perusahaan yaitu sebesar Rp. 4.404,/pot . haraga yang ditetapkan yaitu
Rp. 10.000,-/pot ukuran 20 dan Rp.
20.000,-/pot ukuran 25. P4S Astuti
Lestari memberikan diskon atau
potongan harga sebesar 5% untuk
total penjualan 100 pot begonia
ukuran 20 maupun uukuran 25.
Distribusi pada P4S Astuti Lestari,
saluran distribusi yang digunakan
yaitu saluran distribusi langsung dan
saluran distribusi tidak langsung.
Promosi yang digunakan yaitu
promosi
penjualan,
hubungan
masyarakat, dan tenaga penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Mira, K.N dan Warsidi. 2013. Aplikasi
hormon tumbuh pada perbanyakan
tanaman begonia melalui setek daun
dan
setek
irisan
daun.
http://www.forda-mof.org. Diakses
pada tanggal 4 Mei 2016.
Sofjan A. 2007. Mnajemen Pemasaran.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
445 hal.
Tuti T. 2010. Gambaran Secara Umum
Tanaman Hias. Jawa Barat. 16 Hal
9
Download