peningkatan prestasi belajar matematika materi operasi hitung

advertisement
Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika...
147
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI
OPERASI HITUNG BILANGAN DENGAN MENERAPKAN METODE
NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SDN 2
BENDOAGUNG KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN
TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2014/2015
Oleh:
Suyati
SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting, untuk mewujudkan proses
pembelajaran matematika yang lebih bermakna dengan hasil prestasi siswa yang tinggi, guru harus
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental
dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Number Head Together (NHT) adalah suatu Model
pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Model
NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Hasil penelitian
menunjukkan prestasi belajar matematika materi operasi hitung bilangan pada siswa kelas IV SDN
2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015
mengalami peningkatan. Diketahui nilai siswa pra siklus sebesar 70,00 dengan ketuntasan belajar
sebesar 39,13%. Nilai rata rata siswa pada siklus I mencapai 78,26 dengan ketuntasan belajar
sebesar 78,26%. Meningkat pada siklus II mencapai 87,39 dengan ketuntasan belajar sebesar
95,65%.
Kata kunci: Matematika, metode Numbered Head Together, prestasi belajar
Guru merupakan faktor penting dalam pendidikan formal, harus memiliki perilaku dan
kemampuan untuk mengembangkan siswanya secara optimal. Guru juga dituntut untuk
menyajikan pembelajaran yang bukan semata-mata mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi juga memliki
kemampuan untuk meningkatkan kemandirian siswa. Oleh karena itu, guru harus dapat
menciptakan kondisi proses pembelajaran
yang memberikan kepada siswa untuk
berpikir, berpendapat dan berkreativitas
sesuai dengan perkembangan yang dimiliki.
Namun, yang peneliti temukan dalam
dunia pendidikan bahwa prestasi belajar
Matematika pada siswa Kelas IV semester I
SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan
Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun
2014/2015 masih rendah. Masih banyak
siswa yang berada di bawah KKM mata
pelajaran Matematika yang telah ditentukan
oleh sekolah yaitu sebesar 75. Hal ini diduga
karena rendahnya minat belajar siswa pada
Mata Pelajaran Matematika.
Menanggapi kejadian tersebut, peneliti
akan melakukan suatu kegiatan penelitian
tindakan (action research) dalam upaya
meningkatkan minat belajar siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas,
sehingga berpengaruh secara langsung
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
148
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
Upaya yang dilakukan adalah dengan
implementasi pendekatan kostruktivisme.
Menurut Nurhadi (2003) Metode
Numbered Heads Together merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyongkonyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
Prinsip Metode Numbered Heads Together
aktivitas harus selalu mendahului analisis.
Dengan kata lain belajar bermakna dapat
dicapai melalui pengalaman dan refleksi
terhadap pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah
suatu aktivitas mental dan psikhis yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 2004).
Nasution (2001) belajar adalah suatu
proses yang berlangsung di dalam diri
pebelajar (siswa). Belajar adalah suatu
kegiatan yang disengaja untuk mengubah
tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan
baru (Sukirin, 2004). Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah
laku yang dilakukan secara sadar, baik itu
perubahan pengetahuan, kecakapan dan
ketrampilan, dan perubahan tesebut dilakukan secara berkesinambungan.
Prestasi belajar merupakan suatu bukti
terjadinya suatu perubahan tingkah laku
pada seseorang yang melakukan kegiatan
belajar. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif
adalah unsur rohaniah, dan unsur motoris
adalah unsur jasmaniah. Menurut Hamalik
(2001), prestasi belajar akan tampak pada
setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut.
Aspek-aspek tersebut meliputi: (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4)
ketrampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7)
hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan
budi pekerti, dan (10) sikap.
Berkaitan dengan prestasi belajar,
belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil
yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
maka perubahan-perubahan itu harus dapat
diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan
dan penilaian inilah umumnya diwujudkan
dalam bentuk prestasi belajar.
Penelitian ini akan berfokus pada
“Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan”. Obyek langsung dalam Matematika
ialah fakta, keterampilan proses dan aturan
(principal) untuk mempelajari obyek-obyek
langsung ataupun untuk mempelajari topiktopik dalam Matematika tidak dapat sembarangan. Topik-topik dalam Matematika itu
tersusun secara hirarki mulai dari yang
mendasar atau sudah sampai kepada yang
paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar
Matematika dengan baik harus melalui jalur-jalur pasti telah tersusun secara logis. Di
samping itu setelah anak memahami fakta,
keterampilan konsep dan aturan obyekobyek langsung itu harus dilatih dan di
fahamkannya juga. Ia harus hafal simbul,
notasi, definisi, aturan, prosedur rumus, dalil
yang lain-lainnya agar penerapannya pada
situasi yang baru lancar mengenai pemahaman suatu konsep atau dalil yang merupa-
Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika...
kan prasarat itu dapat secara intensif dan
dapat pula secara deduktif.
Teknik belajar mengajar Kepala
Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (2002). Tehnik ini
memberikan kesempatan pada siswa untuk
saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain
itu, tehnik ini juga mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerjasama mereka.
Tehnik ini bisa digunakan untuk semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia
anak didik. Salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang cukup banyak diterapkan di
sekolah-sekolah adalah Numbered Head
Together atau disingkat NHT, tidak hanya
itu saja, NHT juga banyak sekali digunakan
sebagai bahan penelitian tindakan kelas
(PTK).
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan
yang hendak dicapai dalam pembelajaran
kooperatif dengan tipe NHT yaitu : (1) Hasil
belajar akademik stuktural: Bertujuan untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademik, (2) Pengakuan adanya
keragaman: Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai latar belakang, dan (3) Pengembangan keterampilan social: Bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Dari urain diatas maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul:
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
Meteri Operasi Hitung Bilangan dengan
Menerapkan Metode Numbered Head Together pada Siswa Kelas IV SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten
Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Setiap sikllus terdiri dari 2 kali
149
pertemuan dan setiap pertemuan beralokasi
waktu 2x45 menit. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap kegiatan. Tahap pertama
adalah kegiatan pra siklus dan tahap kedua
adalah kegiatan pelaksanaan tindakan yang
meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi (Zuriah,
2003).
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa Kelas IV Semester I SD Negeri 2
Bendoagung
Kecamatan
Kampak
Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015
yang berjumlah 23 siswa. Alasan peneliti
melakukan penelitian di Kelas IV SD Negeri
2 Bendoagung karena nilai rata rata mereka
masih banyak yang kurang dari KKM 75.
Untuk mengetahui keefektifan suatu
metode dalam kegiatan pembelajaran perlu
diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian
yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil
belajar yang dicapai siswa juga untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Setelah diadakannya kegiatan pra siklus, catatan kolaborator peneliti menyatakan bahwa: (1) Guru masih dominan dalam
pembelajaran, (2) Guru kurang melibatkan
siswa dalam mengkonstruksi pemahaman
siswa, dan (3) Siswa hanya mencatat dan
mengerjakan tugas dari guru. Dari hasil tes
pra siklus, diketahui rata rata nilai siswa
hanya mencapai 70,00. Siswa yang tuntas
hanya 9 siswa atau sebesar 39,13%.
150
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
Sedangkan siswa yang tidak tuntas 14 siswa
atau sebesar 60,87%.
Siklus I
1. Planning (Perencanaan)
Peneliti selaku guru Kelas IV dibantu
kolaborator peneliti merancang rencana
tindakan pada siklus I yaitu:
o Merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian.
o Merumuskan hipotesis tindakan. Karena
penelitian tindakan lebih meniti beratkan
pada pendekatan naturalistik, maka
hipotesis tindakan yang dirumuskan
bersifat tentatif yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan keadaan
lapangan.
o Menetapkan dan merumuskan rancangan
tindakan yang di dalamnya meliputi: (1)
Menetapkan indikator-indikator tentang
pembelajaran dengan menggunakan
metode Numbered Head Together, (2)
Menyusun rancangan metode penyampaian dan pengelolaan pembelajaran
Matematika (rancangan program, bahan,
metode belajar mengajar, dan evaluasi),
(3) Menyusun metode dan alat perekam
data yang berupa catatan lapangan,
pedoman analisis dokumen, dan catatan
harian, dan (4) Menyusun rencana
pengolahan data, baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
b. Kegiatan Inti, kegiatan ini meliputi: (1)
Guru menyampaikan materi Operasi Hitung Bilangan tentang mencari hasil perkalian dan pembagian; (2) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok belajarnya sendiri yang terdiri dari
4-5 siswa; (3) Setiap siswa perkelompok
diberi nomor dikepalanya; (4) Guru
memberikan tugas tentang perkalian dan
pembagian; (5) Setiap Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya; (6) Guru memanggil nomor 1
dan perwakilan siswa dari kelompok
yang mengerjakan nomor 1 menuliskan
hasil jawabannya dipapan tulis; (7)
Siswa lain dengan nomor sama membandingkan jawabannya dengan jawaban
dari kelompok lain. Bila ada jawaban
yang keliru, kelompok lain berhak
menuliskan jawaban yang benar dipapan
tulis; (8) Guru memberikan penguatan
terhadap jawaban siswa; (9) Ketika 1
nomor sudah selesai dibahas, selanjutnya guru memanggil nomor 2 dan
seterusnya hingga semua nomor telah
selesai dibahas; (10) Guru menyampaikan kesimpulan; dan (11) Siswa
mengerjakan soal individu.
c. Kegiatan Akhir, kegiatan ini meliputi:
menutup pelajaran, dan Berdoa bersama.
3. Observation (Pengamatan)
2. Action (Pelaksanaan)
Untuk mendapatkan gambaran secara
menyeluruh mengenai proses pembelajaran
matematika dengan menerapkan Metode
Numbered Heads Together, peneliti diskripsikan dalam langkah-langkah berikut ini:
a. Kegiatan Awal, meliputi: Berdoa, melakukan Absensi, dan membuka pelajaran.
Berdasarkan observasi di Kelas IV
dapat direkam hal-hal sebagai berikut.
1) Bagi Kelas IV SD Negeri 2 Bendoagung
Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek, siswa-siswi tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa
terhadap pelajaran meningkat. Indikator
observasi adalah kebanyakan siswa aktif
Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika...
dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan
tetapi frekuensi siswa untuk bertanya
masih kurang, sudah banyak siswa yang
mampu mengerjakan tugas tepat waktu,
akan tetapi siswa masih sulit berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya.
2) Dari segi guru dapat diberikan hasil
sebagai berikut: (1) Guru lebih mudah
dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan
konsep, (2) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan, (3)
Guru lebih mudah dalam mengarahkan
proses belajar mengajar, dan (4) Akan
tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena
guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu
yang dipergunakan dalam menerapkan
metode ini tidak sesuai dengan alokasi
waktu yang disediakan.
Setelah diadakannya tes evaluasi siklus I, nilai siswa mengalami peningkatan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1. Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa
nilai rata rata siswa sebesar 78,26 dengan
persentase ketuntasan sebesar 78,26%.
Berdasarkan pada tabel diatas dapat
diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar
sebanyak 18 siswa dengan persentase
ketuntasan sebesar 78,26% sedangkan siswa
yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan
persentase 21,74%. Namun demikian,
ketuntasan yang dperoleh masih kurang dari
ketuntasan minimal yang diharapkan
peneliti yaitu 85%.
4. Reflection (Refleksi)
Berdasarkan paparan data tentang
aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas IV
151
SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) Aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan
kegiatan belajar mengajar sebelumnya; (2)
Beberapa siswa cepat dalam mempelajari
materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh
guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan, (3) Beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan
(4) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup
dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh
siswa yang pandai.
Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan Metode Numbered Heads Together
dalam kegiatan belajar mengajar dalam meningkatan prestasi belajar siswa Kelas IV
SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Trenggalek, akan dijabarkan lebih lanjut
pada kegiatan siklus II. Adapun rencana
perbaikan untuk memperbaiki pembelajaran
pada siklus I adalah sebagai berikut: (1)
Guru agar lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, (2) Guru
lebih memotivasi siswa khususnya siswa dengan kemampuan sedang dan rendah untuk
lebih aktif dalam kegiatan diskusi, (3) Guru
membagi kelompok belajar siswa secara heterogen baik dari segi jenis kelamin maupun
tingkat kemampuan siswa, (4) Memperbanyak teknik tanya jawab, (5) Guru
memberikan hadiah kepada siswa yang
mampu menjawab pertanyaan secara cepat
dan benar. Hadiah yang diberikan berupa
gambar bintang yang terbuat dari kertas
emas, dan (6) Guru membantu siswa yang
masih kesulitan mengerjakan soal diskusi.
152
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
Tabel 1. Nilai Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nama Siswa
Afin Maula Habib A
Ahmad Widya Rifqi S
Alga Alfaredo Twi P B
Alvina Izatunnisa A
Arya Bayu Ardhi P
Aryo Bagas Anggani P
Damai Satria Tri P
Darmansyah Ahmad T
Didan Nur Cholis M. G
Dimas Herlambang S. T
Gadang Luhur P
Marshella Sherlyanti P
M Haris Habibi
Nabila Qisthi C
Rama Oktaviando A
Ratna Saputri
Ridho Tangguh R
Riska Kirani A
Sowan Hadiyal U
Valery Abi K
Yochesa Reymonanda
Yuhanida Nur A
Yunita Aisyah Anugrah
Jawaban Benar
Taraf Kesukaran
Nilai
80
80
80
80
100
70
80
80
90
70
80
70
80
80
70
80
50
80
80
80
80
80
80
1800
78.26
Tabel 2. Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No
Nilai
Frekuensi
N X Frekuensi
1
50
1
50
2
60
0
0
3
70
4
280
4
80
16
1280
5
90
1
90
6
100
1
100
Jumlah
23
1068
Siklus II
Pada Siklus II ini kegiatan yang
dilakukan pada dasarnya sama dengan siklus
I, kegiatan pelaksanaan tindakan meliputi:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Hasil dari siklus II Prestasi belajar siswa Kelas IV dengan diterapkannya metode
Numbered Heads Together sudah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.
Setelah siklus II berlangsung, diadakannya
tes hasil nilai nya dapat dilihat pada Tabel 3.
% Ketuntasan
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
18
78.26
Persentase
4.35
0.00
17.39
69.57
4.35
4.35
100.00
TT
TT
TT
TT
TT
TT
5
21.74
Kriteria
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Kurang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
2
8.70
Keterangan
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai
rata rata siswa siklus II sebesar 87,39 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar
95,65%.
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
bahwa hanya ada 1 siswa yang tidak tuntas
pada pembelajaran matematika dengan
persentase 4,35%. Sedangkan 22 siswa yang
lain tuntas dalam pembelajaran Matematika
dengan persentase ketuntasan sebesar
87,39%.
Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika...
153
Tabel 3. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nama Siswa
Afin Maula Habib A
Ahmad Widya Rifqi S
Alga Alfaredo Twi P B
Alvina Izatunnisa A
Arya Bayu Ardhi P
Aryo Bagas Anggani P
Damai Satria Tri P
Darmansyah Ahmad T
Didan Nur Cholis M. G
Dimas Herlambang S. T
Gadang Luhur P
Marshella Sherlyanti P
M Haris Habibi
Nabila Qisthi C
Rama Oktaviando A
Ratna Saputri
Ridho Tangguh R
Riska Kirani A
Sowan Hadiyal U
Valery Abi K
Yochesa Reymonanda
Yuhanida Nur A
Yunita Aisyah Anugrah
Jawaban Benar
Taraf Kesukaran
Kriteria
Nilai
70
90
100
100
80
100
100
90
80
80
80
80
100
80
80
100
80
80
100
90
80
90
80
2010
87.39
Tabel 4. Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No
Nilai
Frekuensi
N X Frekuensi
1
50
0
0
2
60
0
0
3
70
1
70
4
80
11
880
5
90
4
360
6
100
7
700
Jumlah
23
1068
Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus
II didapatkan temuan sebagai berikut: (1)
Terlihat ada peningkatan yang signifikan
terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar; (2)
Sebagian besar siswa lebih cepat memahami
dan mempelajari materi yang disampaikan
oleh guru; (3) Sebagian besar siswa ada
keberanian dalam menyampaikan pendapat;
% Ketuntasan
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
22
95.65
TT
Tt
1
4.35
Persentase
0.00
0.00
4.35
47.83
17.39
30.43
100.00
Kriteria
Sedang
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Baik
Sedang
11
47.83
Keterangan
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
(4) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup
dan berjalan; dan (5) Tidak lagi didominasi
oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas
siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa Metode
Numbered Heads Together sangat efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
Kelas IV Semester I SD Negeri 2 Ben-
154
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
doagung Kecamatan Kampak Kabupaten
Trenggalek. Sehingga penelitian berhenti di
Siklus II.
Metode Numbered Heads Together
memiliki dampak siswa aktif di dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga motivasi belajar siswa Kelas IV Semester I SD
Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak
Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015,
dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan yang berarti.
Dalam Metode Numbered Heads Together, setiap materi pelajaran yang baru
harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya.
Materi pelajaran yang baru disesuaikan
secara aktif dengan pengetahuan yang sudah
ada. Karena itulah dalam Metode Numbered
Heads Together, kegiatan belajar mengajar
harus dimulai dengan hal yang sudah
dikenal dan dipahami siswa. Agar siswa
aktif guru perlu menciptakan strategi yang
tepat guna sedemikian rupa sehingga siswa
mempunyai motivasi yang tinggi untuk
belajar (Nurhadi & Senduk, 2003). Demikian juga guru harus dapat menciptakan
situasi yang kondusif, sehingga materi
pelajaran selalu tampak menarik dan tidak
membosankan;
Metode Numbered Heads Together
dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran Matematika.
Namun yang perlu dicatat, bahwa penggunaan metode belajar, harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi siswa, baik itu
lingkungan belajar, maupun kemampuan
masing-masing individu.
Hal yang perlu diingat dalam penggunaan Metode Numbered Heads Together
dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a)
pusat kegiatan belajar mengajar adalah
siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai
dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bangkitkan motivasi belajar
dengan membuat materi pelajaran sebagai
hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu
mengenali materi pelajaran dan metode
pembelajaran yang membuat siswa bosan,
dan hal ini harus segera ditanggulangi.
Metode Numbered Heads Together,
mengkondisikan siswa belajar dengan
meningkatkan aktivitas, motivasi dan
prestasi belajar. Sehingga pendekatan
konstruktivisine yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini diharapkan
mampu rneningkatkan aktivitas, dan prestasi
belajar siswa Kelas IV Semester I SD
Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak
Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015.
Nilai rata rata siswa tiap siklusnya
mengalami peningkatan. Diketahui nilai
siswa pra siklus sebesar 70,00 dengan
ketuntasan belajar sebesar 39,13%. Nilai
rata rata siswa pada siklus I mencapai 78,26
dengan ketuntasan belajar sebesar 78,26%.
Meningkat pada siklus II mencapai 87,39
dengan ketuntasan belajar sebesar 95,65%.
Untuk lebih jelasnya, grafik peningkatan
prestasi belajar siswa dapat dilihat pada
Gambar 1.
PENUTUP
Kesimpulan
Prestasi Belajar Matematika Meteri
Operasi Hitung Bilangan dengan Menerapkan Metode Numbered Head Together pada
Siswa Kelas IV SDN 2 Bendoagung
Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek
Semester I Tahun 2014/2015 mengalami
Peningkatan. Diketahui nilai siswa pra
siklus sebesar 70,00 dengan ketuntasan
Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika...
belajar sebesar 39,13%. Nilai rata rata siswa
pada siklus I mencapai 78,26 dengan
ketuntasan belajar sebesar 78,26%. Meningkat pada siklus II mencapai 87,39 dengan
ketuntasan belajar sebesar 95,65%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diuraikan tersebut, maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut: (1) Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai
macam strategi. Salah satu metode belajar
yang digunakan adalah Metode Numbered
155
Heads Together; (2) Penerapan Metode
Numbered Heads Together dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan,
dengan harapan siswa dapat terpacu minat
dalam belajar; (3) Pendekatan ini perlu
diulang-ulang dengan memberikan materi
yang sederhana menuju ke materi yang lebih
variatif; (4) Minat belajar siswa dapat
dimunculkan dengan berbagai macam teknik
dan metode yang disampaikan oleh guru;
dan (5) Metode Numbered Heads Together
merupakan salah satu cara yang dapat
ditawarkan oleh peneliti. Dengan harapan
bila prestasi belajar siswa meningkat.
Gambar 1. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
DAFTAR RUJUKAN
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengujar. Jakarta: PT Bumi Aksara
nya dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Nasution, S. 2008. Metode Penelilian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit
Tarsito.
Sukirin. 2014. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual.
Malang: Universitas Negeri Malang
Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan-
Winkel, 2014. Psikologi Pendidikan dan
Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalarn
Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi
Pertarna. Malang: Bayu Media Publishing.
Download