Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... 147 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN DENGAN MENERAPKAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BENDOAGUNG KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2014/2015 Oleh: Suyati SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek Abstrak. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting, untuk mewujudkan proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna dengan hasil prestasi siswa yang tinggi, guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Number Head Together (NHT) adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar matematika materi operasi hitung bilangan pada siswa kelas IV SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015 mengalami peningkatan. Diketahui nilai siswa pra siklus sebesar 70,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 39,13%. Nilai rata rata siswa pada siklus I mencapai 78,26 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,26%. Meningkat pada siklus II mencapai 87,39 dengan ketuntasan belajar sebesar 95,65%. Kata kunci: Matematika, metode Numbered Head Together, prestasi belajar Guru merupakan faktor penting dalam pendidikan formal, harus memiliki perilaku dan kemampuan untuk mengembangkan siswanya secara optimal. Guru juga dituntut untuk menyajikan pembelajaran yang bukan semata-mata mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi juga memliki kemampuan untuk meningkatkan kemandirian siswa. Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan kondisi proses pembelajaran yang memberikan kepada siswa untuk berpikir, berpendapat dan berkreativitas sesuai dengan perkembangan yang dimiliki. Namun, yang peneliti temukan dalam dunia pendidikan bahwa prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas IV semester I SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 masih rendah. Masih banyak siswa yang berada di bawah KKM mata pelajaran Matematika yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Hal ini diduga karena rendahnya minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika. Menanggapi kejadian tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan (action research) dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. 148 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi pendekatan kostruktivisme. Menurut Nurhadi (2003) Metode Numbered Heads Together merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyongkonyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Prinsip Metode Numbered Heads Together aktivitas harus selalu mendahului analisis. Dengan kata lain belajar bermakna dapat dicapai melalui pengalaman dan refleksi terhadap pengalaman. Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 2004). Nasution (2001) belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri pebelajar (siswa). Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 2004). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu perubahan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan, dan perubahan tesebut dilakukan secara berkesinambungan. Prestasi belajar merupakan suatu bukti terjadinya suatu perubahan tingkah laku pada seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, dan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Menurut Hamalik (2001), prestasi belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek tersebut meliputi: (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10) sikap. Berkaitan dengan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Penelitian ini akan berfokus pada “Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan”. Obyek langsung dalam Matematika ialah fakta, keterampilan proses dan aturan (principal) untuk mempelajari obyek-obyek langsung ataupun untuk mempelajari topiktopik dalam Matematika tidak dapat sembarangan. Topik-topik dalam Matematika itu tersusun secara hirarki mulai dari yang mendasar atau sudah sampai kepada yang paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar Matematika dengan baik harus melalui jalur-jalur pasti telah tersusun secara logis. Di samping itu setelah anak memahami fakta, keterampilan konsep dan aturan obyekobyek langsung itu harus dilatih dan di fahamkannya juga. Ia harus hafal simbul, notasi, definisi, aturan, prosedur rumus, dalil yang lain-lainnya agar penerapannya pada situasi yang baru lancar mengenai pemahaman suatu konsep atau dalil yang merupa- Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... kan prasarat itu dapat secara intensif dan dapat pula secara deduktif. Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (2002). Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Tehnik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang cukup banyak diterapkan di sekolah-sekolah adalah Numbered Head Together atau disingkat NHT, tidak hanya itu saja, NHT juga banyak sekali digunakan sebagai bahan penelitian tindakan kelas (PTK). Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : (1) Hasil belajar akademik stuktural: Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademik, (2) Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, dan (3) Pengembangan keterampilan social: Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Dari urain diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Meteri Operasi Hitung Bilangan dengan Menerapkan Metode Numbered Head Together pada Siswa Kelas IV SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap sikllus terdiri dari 2 kali 149 pertemuan dan setiap pertemuan beralokasi waktu 2x45 menit. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap kegiatan. Tahap pertama adalah kegiatan pra siklus dan tahap kedua adalah kegiatan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi (Zuriah, 2003). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV Semester I SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 23 siswa. Alasan peneliti melakukan penelitian di Kelas IV SD Negeri 2 Bendoagung karena nilai rata rata mereka masih banyak yang kurang dari KKM 75. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Setelah diadakannya kegiatan pra siklus, catatan kolaborator peneliti menyatakan bahwa: (1) Guru masih dominan dalam pembelajaran, (2) Guru kurang melibatkan siswa dalam mengkonstruksi pemahaman siswa, dan (3) Siswa hanya mencatat dan mengerjakan tugas dari guru. Dari hasil tes pra siklus, diketahui rata rata nilai siswa hanya mencapai 70,00. Siswa yang tuntas hanya 9 siswa atau sebesar 39,13%. 150 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 Sedangkan siswa yang tidak tuntas 14 siswa atau sebesar 60,87%. Siklus I 1. Planning (Perencanaan) Peneliti selaku guru Kelas IV dibantu kolaborator peneliti merancang rencana tindakan pada siklus I yaitu: o Merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian. o Merumuskan hipotesis tindakan. Karena penelitian tindakan lebih meniti beratkan pada pendekatan naturalistik, maka hipotesis tindakan yang dirumuskan bersifat tentatif yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan keadaan lapangan. o Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang di dalamnya meliputi: (1) Menetapkan indikator-indikator tentang pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Head Together, (2) Menyusun rancangan metode penyampaian dan pengelolaan pembelajaran Matematika (rancangan program, bahan, metode belajar mengajar, dan evaluasi), (3) Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa catatan lapangan, pedoman analisis dokumen, dan catatan harian, dan (4) Menyusun rencana pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. b. Kegiatan Inti, kegiatan ini meliputi: (1) Guru menyampaikan materi Operasi Hitung Bilangan tentang mencari hasil perkalian dan pembagian; (2) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok belajarnya sendiri yang terdiri dari 4-5 siswa; (3) Setiap siswa perkelompok diberi nomor dikepalanya; (4) Guru memberikan tugas tentang perkalian dan pembagian; (5) Setiap Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya; (6) Guru memanggil nomor 1 dan perwakilan siswa dari kelompok yang mengerjakan nomor 1 menuliskan hasil jawabannya dipapan tulis; (7) Siswa lain dengan nomor sama membandingkan jawabannya dengan jawaban dari kelompok lain. Bila ada jawaban yang keliru, kelompok lain berhak menuliskan jawaban yang benar dipapan tulis; (8) Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa; (9) Ketika 1 nomor sudah selesai dibahas, selanjutnya guru memanggil nomor 2 dan seterusnya hingga semua nomor telah selesai dibahas; (10) Guru menyampaikan kesimpulan; dan (11) Siswa mengerjakan soal individu. c. Kegiatan Akhir, kegiatan ini meliputi: menutup pelajaran, dan Berdoa bersama. 3. Observation (Pengamatan) 2. Action (Pelaksanaan) Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran matematika dengan menerapkan Metode Numbered Heads Together, peneliti diskripsikan dalam langkah-langkah berikut ini: a. Kegiatan Awal, meliputi: Berdoa, melakukan Absensi, dan membuka pelajaran. Berdasarkan observasi di Kelas IV dapat direkam hal-hal sebagai berikut. 1) Bagi Kelas IV SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek, siswa-siswi tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. 2) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (1) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep, (2) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan, (3) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar, dan (4) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Setelah diadakannya tes evaluasi siklus I, nilai siswa mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai rata rata siswa sebesar 78,26 dengan persentase ketuntasan sebesar 78,26%. Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 78,26% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 21,74%. Namun demikian, ketuntasan yang dperoleh masih kurang dari ketuntasan minimal yang diharapkan peneliti yaitu 85%. 4. Reflection (Refleksi) Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas IV 151 SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya; (2) Beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan, (3) Beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan Metode Numbered Heads Together dalam kegiatan belajar mengajar dalam meningkatan prestasi belajar siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Trenggalek, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Adapun rencana perbaikan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) Guru agar lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, (2) Guru lebih memotivasi siswa khususnya siswa dengan kemampuan sedang dan rendah untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi, (3) Guru membagi kelompok belajar siswa secara heterogen baik dari segi jenis kelamin maupun tingkat kemampuan siswa, (4) Memperbanyak teknik tanya jawab, (5) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan secara cepat dan benar. Hadiah yang diberikan berupa gambar bintang yang terbuat dari kertas emas, dan (6) Guru membantu siswa yang masih kesulitan mengerjakan soal diskusi. 152 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 Tabel 1. Nilai Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Siswa Afin Maula Habib A Ahmad Widya Rifqi S Alga Alfaredo Twi P B Alvina Izatunnisa A Arya Bayu Ardhi P Aryo Bagas Anggani P Damai Satria Tri P Darmansyah Ahmad T Didan Nur Cholis M. G Dimas Herlambang S. T Gadang Luhur P Marshella Sherlyanti P M Haris Habibi Nabila Qisthi C Rama Oktaviando A Ratna Saputri Ridho Tangguh R Riska Kirani A Sowan Hadiyal U Valery Abi K Yochesa Reymonanda Yuhanida Nur A Yunita Aisyah Anugrah Jawaban Benar Taraf Kesukaran Nilai 80 80 80 80 100 70 80 80 90 70 80 70 80 80 70 80 50 80 80 80 80 80 80 1800 78.26 Tabel 2. Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus I No Nilai Frekuensi N X Frekuensi 1 50 1 50 2 60 0 0 3 70 4 280 4 80 16 1280 5 90 1 90 6 100 1 100 Jumlah 23 1068 Siklus II Pada Siklus II ini kegiatan yang dilakukan pada dasarnya sama dengan siklus I, kegiatan pelaksanaan tindakan meliputi: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil dari siklus II Prestasi belajar siswa Kelas IV dengan diterapkannya metode Numbered Heads Together sudah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Setelah siklus II berlangsung, diadakannya tes hasil nilai nya dapat dilihat pada Tabel 3. % Ketuntasan T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 18 78.26 Persentase 4.35 0.00 17.39 69.57 4.35 4.35 100.00 TT TT TT TT TT TT 5 21.74 Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang 2 8.70 Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai rata rata siswa siklus II sebesar 87,39 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 95,65%. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa hanya ada 1 siswa yang tidak tuntas pada pembelajaran matematika dengan persentase 4,35%. Sedangkan 22 siswa yang lain tuntas dalam pembelajaran Matematika dengan persentase ketuntasan sebesar 87,39%. Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... 153 Tabel 3. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Siswa Afin Maula Habib A Ahmad Widya Rifqi S Alga Alfaredo Twi P B Alvina Izatunnisa A Arya Bayu Ardhi P Aryo Bagas Anggani P Damai Satria Tri P Darmansyah Ahmad T Didan Nur Cholis M. G Dimas Herlambang S. T Gadang Luhur P Marshella Sherlyanti P M Haris Habibi Nabila Qisthi C Rama Oktaviando A Ratna Saputri Ridho Tangguh R Riska Kirani A Sowan Hadiyal U Valery Abi K Yochesa Reymonanda Yuhanida Nur A Yunita Aisyah Anugrah Jawaban Benar Taraf Kesukaran Kriteria Nilai 70 90 100 100 80 100 100 90 80 80 80 80 100 80 80 100 80 80 100 90 80 90 80 2010 87.39 Tabel 4. Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus II No Nilai Frekuensi N X Frekuensi 1 50 0 0 2 60 0 0 3 70 1 70 4 80 11 880 5 90 4 360 6 100 7 700 Jumlah 23 1068 Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II didapatkan temuan sebagai berikut: (1) Terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar; (2) Sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru; (3) Sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat; % Ketuntasan T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 22 95.65 TT Tt 1 4.35 Persentase 0.00 0.00 4.35 47.83 17.39 30.43 100.00 Kriteria Sedang Baik Baik Baik Sedang Baik Baik Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Baik Baik Sedang Baik Sedang 11 47.83 Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas (4) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan; dan (5) Tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa Metode Numbered Heads Together sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV Semester I SD Negeri 2 Ben- 154 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 doagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek. Sehingga penelitian berhenti di Siklus II. Metode Numbered Heads Together memiliki dampak siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga motivasi belajar siswa Kelas IV Semester I SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015, dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan yang berarti. Dalam Metode Numbered Heads Together, setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disesuaikan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Karena itulah dalam Metode Numbered Heads Together, kegiatan belajar mengajar harus dimulai dengan hal yang sudah dikenal dan dipahami siswa. Agar siswa aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Nurhadi & Senduk, 2003). Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi yang kondusif, sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik dan tidak membosankan; Metode Numbered Heads Together dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran Matematika. Namun yang perlu dicatat, bahwa penggunaan metode belajar, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, baik itu lingkungan belajar, maupun kemampuan masing-masing individu. Hal yang perlu diingat dalam penggunaan Metode Numbered Heads Together dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bangkitkan motivasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi. Metode Numbered Heads Together, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan konstruktivisine yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu rneningkatkan aktivitas, dan prestasi belajar siswa Kelas IV Semester I SD Negeri 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015. Nilai rata rata siswa tiap siklusnya mengalami peningkatan. Diketahui nilai siswa pra siklus sebesar 70,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 39,13%. Nilai rata rata siswa pada siklus I mencapai 78,26 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,26%. Meningkat pada siklus II mencapai 87,39 dengan ketuntasan belajar sebesar 95,65%. Untuk lebih jelasnya, grafik peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Prestasi Belajar Matematika Meteri Operasi Hitung Bilangan dengan Menerapkan Metode Numbered Head Together pada Siswa Kelas IV SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015 mengalami Peningkatan. Diketahui nilai siswa pra siklus sebesar 70,00 dengan ketuntasan Suyati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... belajar sebesar 39,13%. Nilai rata rata siswa pada siklus I mencapai 78,26 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,26%. Meningkat pada siklus II mencapai 87,39 dengan ketuntasan belajar sebesar 95,65%. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan tersebut, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu metode belajar yang digunakan adalah Metode Numbered 155 Heads Together; (2) Penerapan Metode Numbered Heads Together dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar; (3) Pendekatan ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif; (4) Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru; dan (5) Metode Numbered Heads Together merupakan salah satu cara yang dapat ditawarkan oleh peneliti. Dengan harapan bila prestasi belajar siswa meningkat. Gambar 1. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa DAFTAR RUJUKAN Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengujar. Jakarta: PT Bumi Aksara nya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Nasution, S. 2008. Metode Penelilian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Sukirin. 2014. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan- Winkel, 2014. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalarn Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertarna. Malang: Bayu Media Publishing.