Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi

advertisement
Trikonomika
Volume 11, No. 1, Juni 2012, Hal. 29–39
ISSN 1411-514X
Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Ifa Ratifah
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, Bandung
Jl. Tamansari No. 6-8 Bandung 40116
E-Mail: [email protected]
Mochammad Ridwan
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, Bandung
Jl. Tamansari No. 6-8 Bandung 40116
E-Mail: [email protected]
ABSTRACT
BPK report in 2011 on the financial statements of local government show there are 1401 case of
weakness due to accounting and reporting. This poses problems for local governments to improve the quality
of financial reporting is characterized by the release of opinion. Implementation of the financial accounting
system will not be adequate without the support of the organization’s commitment in creating good quality
financial statements. This study examined the effect of the regional financial accounting system on the quality
of financial statements with organization commitment as moderating variable. Data were collected from 28
of the accounting department in Kabupaten Karawang. Data were analyzed using Moderated Regression
Analysis (MRA). The results of empirical studies indicate that theregional financial accounting system has a
significant effect on the quality of financial reporting. Similarly, by adding commitment of the organization as
moderating variable, the regional financial accounting system has a significant effect.
Keywords: Regional Financial Accounting System, organizational commitment, the quality of financial statement.
ABSTRAK
Laporan hasil Pemeriksaan BPK tahun 2011 atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
menunjukkan bahwa 1.401 kasus akibat dari kelemahan akuntansi dan pelaporan. Hal ini menimbulkan
permasalahan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang ditandai dengan
opini LKPD dari BPK. Pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah tidak akan memadai tanpa didukung oleh
komitmen organisasi untuk menciptakan kualitas laporan keuangan yang baik. Penelitian ini menguji pengaruh
sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan dengan komitment oranisasi sebagai
variabel moderasi. Data dikumpulkan dari 28 bagian akuntansi di Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.
Data kemudian dianalisis dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil studi empiris
menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan. Begitu pula dengan menambahkan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi, sistem
akuntansi keuangan daerah memiliki pengaruh yang signifikan.
Kata Kunci: Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, komitmen organisasi, kualitas laporan keuangan.
29
PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi
manajemen keuangan negara baik pada pemerintah
pusat maupun pada pemerintah daerah dengan di­
tetapkannya paket undang-undang bidang keuangan
negara, yaitu Undang-Undang No. 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, ��������������������
Undang-Undang No.���
1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan
perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa
Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan
peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan, selambat-lambanya 6 (enam) bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan disusun
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PP No. 24 tahun 2005).
Disamping undang-undang dan peraturan
pemerintah tersebut, Menteri Dalam Negeri
mengeluarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Namun, setelah empat tahun
berlakunya paket undang-undang tersebut, delapan
tahun sejak otonomi yang luas kepada daerah, dan
sepuluh tahun setelah reformasi, hampir belum ada
kemajuan signifikan dalam peningkatan transparansi
dan akuntabilitas keuangan Negara/Daerah.
Secara umum, faktor-faktor yang akan menentu­
kan dan mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia, antara lain (Kaho,
1997): (i) faktor manusia sebagai subjek penggerak
(faktor dinamis) dalam penyelenggaraan otonomi
daerah, (ii) faktor keuangan yang merupakan tulang
punggung bagi terselenggaranya aktivitas pemerintah
daerah, (iii) faktor peralatan yang merupakan
sarana pendukung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintah daerah, serta (iv) faktor organisasi dan
manajemen yang merupakan sarana untuk melakukan
penyelenggaraan pemerintah daerah secara baik,
efisien dan efektif.
Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat selaku pelanggan, semestinya dijadikan
aktivitas utama pemerintah daerah. Birokrasi
yang berbelit-belit dan kurangnya daya tanggap
serta responsif aparat pemerintah daerah terhadap
masyarakat selaku stakeholder akan berdampak
30
Trikonomika
Vol. 11, No. 1, Juni 2012
kepada kepercayaan dan sikap apriori masyarakat.
Hal ini disadari atau tidak disadari akan membentuk
opini negatif dari masyarakat. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka pemerintah daerah harus membuat
rencana strategis agar dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada masyarakat sehingga dapat
mempengaruhi kinerja kompetitif organisasi, kualitas
serta produktivitas yang tinggi pada pemerintah daerah.
Aparatur pemerintah yang mendapatkan kepercayaan
untuk melayani masyarakat baik secara langsung
ataupun tidak langsung perlu menyadari bahwa dirinya
dituntut untuk memahami bahwa aparatur negara yang
harus memberikan pelayanan prima.
Dalam bidang keuangan, laporan per­tangung­
jawaban terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006
tentang Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.����������������������������������
Karakteristik kualitatif laporan
keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga
dapat memenuhi tujuannya.
Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk
melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan
untuk kepentingan pertanggungjawaban publik.
Laporan keuangan pemerintah yang berkualitas
harus dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki
yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat
dipahami (SPAP KK, 2005).
Kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) dapat tercermin dari hasil pemeriksaan BPK.
Pemeriksaan atas laporan keuangan dilakukan dalam
rangka memberikan pendapat/opini atas kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan. Adapun kriteria pemberian opini menurut
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pernyataan Profesional Pemeriksa
mengenai kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan
pada kriteria (a) kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan, (b) kecukupan pengungkapan
(adequate disclosures), (c) kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undang, dan (d) efektivitas
sistem pengendalian intern.
Ifa Ratifah
Mochammad Ridwan
Tabel 1. Perkembangan Opini LKPD Tahun 2005–2010
LKPD
OPINI
JUMLAH
WTP
%
WDP
%
TW
%
TMP
%
2005
18
5%
307
85%
13
3%
24
7%
362
2006
3
1%
327
70%
28
6%
105
23%
463
2007
4
1%
283
60%
59
13%
123
26%
469
2008
13
3%
323
67%
31
6%
118
24%
485
2009
15
3%
330
65%
48
10%
111*)
22%
504
2010
32
9%
271
76%
12
3%
43
12%
358**)
Tahun
Sumber: IHPS BPK, 2011
Pada tahun 2010 terhadap 358 LKPD, BPK
memberikan opini wajar tanpa pengecualian (WTP)
atas 32 entitas, opini wajar dengan pengecualian
(WDP) atas 271 entitas, opini tidak wajar (TW) atas
12 entitas, dan opini tidak memberikan pendapat
(TMP) atas 43 entitas. Perkembangan opinin LKPD
dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil evaluasi atas 358 LKPD terdapat 1.401
kasus kelemahan akuntansi dan pelaporan yang
terdiri dari pencatatan tidak/belum dilakukan atau
tidak akurat, proses penyusunan laporan tidak sesuai
dengan ketentuan, entitas terlambat menyampaikan
laporan, sistem informasi akuntansi dan pelaporan
tidak memadai, dan belum didukung SDM yang
memadai dan penggunan aplikasi simda/simbada.
Berdasarkan hasil evaluasi BPK terbukti bahwa
kualitas laporan keuangan dapat ditentukan oleh
sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD).
Hall (2004:151) mengungkap bahwa, The
quality of information generated by the accounting
information system impacts management’s ability
to take actions and make decisions in connection
with the organization’s operations and to prepare
reliable financial statements. Menurut Elvira Zeyn
(2011:57) content pelaporan, keakurasian angkaangka yang tertera di laporan keuangan dihasilkan
oleh sistem akuntansi yang memadai untuk
akuntabilitas pelaporan itu sendiri. Oleh karena itu,
untuk menghasilkan laporan pertanggungjawaban
yang berkualitas, tentunya memerlukan sarana dan
prasarana yang memadai, disertai dengan pembelajaran
terhadap sumber daya manusia yang dimiliki oleh
pemerintah daerah agar dapat memahami dan
melaksanakan sistem yang baru dalam pengelolaan
dan pertanggungjawaban keuangan daerah.
SAKD adalah sistem informasi yang membantu
proses pencatatan dan pelaporan anggaran dan
keuangan daerah. Menurut Abdul Halim (2008:
35) akuntansi keuangan daerah dapat di definisikan
sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran, dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu
daerah (provinsi, kabupaten, kota) yang dijadikan
sebagai informasi dalam pengambilan keputusan
ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan.
Akuntansi keuangan daerah tidak sama dengan
tata buku yang dipraktekkan dalam tata usaha
keuangan pada entitas akuntansi seperti SKPD, pemda
maupun pemerintah pusat. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah di
mana sistem pencatatan double entry, untuk dapat
menyusun neraca diperlukan adanya sistem pencatatan
yang akurat (appropriate recording). Pedoman
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang
diharapkan akan diimplementasikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi, Kabupaten, dan Kota, sehingga
pemerintah daerah mampu menghasilkan laporan
pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan
tuntutan masyarakat.
Sistem akuntansi keuangan daerah merupakan
salah satu subsistem organisasi yang memfasilitasi
kontrol dengan melaporkan kinerja pemerintah
daerah. Ruang lingkup sistem akuntansi keuangan
daerah mencakup kebijakan sistem akuntansi,
prosedur sistem akuntansi, sumber daya manusia,
dan teknologi informasi. Pemerintah daerah perlu
mengambil pendekatan yang menempatkan sistem
seperti di garis depan, dan mempertimbangkan baik
sistem dan faktor terkait manusia sambil mengelola
sistem informasi akuntansi. Pemda harus fokus pada
Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
31
faktor-faktor kritis jika akan mencapai informasi
akuntansi berkualitas tinggi. Kegagalan untuk
melakukannya memiliki dampak negatif pada proses
keuangan organisasi. Kualitas informasi yang buruk
dapat mengakibatkan kerugian pada pengambilan
keputusan (Huang, et al., 1999; Clikeman 1999).
Suatu keberhasilan implementasi sistem tidak
hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka,
namun banyak penelitian menunjukkan bahwa
faktor perilaku dari individu pengguna sistem sangat
menentukan kesuksesan implementasi (Bodnar dan
Hopwood, 1995). Penelitian yang dilakukan oleh
Jawad (1997) tentang faktor-faktor yang menentukkan
kesuksesan implementasi sistem teknologi informasi,
menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang
berpengaruh seperti faktor teknologi, faktor
organisasi, faktor manajemen, faktor manusia, dan
faktor eksternal.
Penelitian tentang implementasi inovasi
pengukuran kinerja pemerintahan dilakukan oleh
Cavalluzzo dan Ittner (2004) menunjukkan bahwa
beberapa faktor teknik dan faktor organisasional
meliputi
komitmen
manajemen,
otoritas
pengambilan keputusan, pelatihan, dan mandat
dari legislatif berhubungan dengan implementasi
inovasi sistem pengukuran. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam pengimplementasian sistem baru,
perlu dipertimbangkan faktor-faktor perilaku
seperti komitmen dari sumber daya yang terlibat,
dukungan manajemen puncak, kejelasan tujuan, dan
pelatihan.
Menurut Hahn, et al. (1992), salah satu metode
untuk meningkatkan pengolahan informasi adalah
meningkatkan tingkat keterlibatan anggota. Untuk
keterlibatan anggota lebih tinggi dalam organisasi,
salah satu alternatifnya adalah dengan meningkatkan
komitmen organisasi mereka. Orang dengan komitmen
yang lebih tinggi yang bersedia meluangkan waktu
mereka untuk memproses informasi sesuai dengan
deskripsi Schick et al. (1990). Streers (1977)
menjelaskan bahwa komitmen organisasi dianggap
mencerminkan kekuatan relatif dari identifikasi
individu dan keterlibatan dalam organisasi tersebut.
Komitmen organisasional menunjukkan suatu
daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan
keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi
(Mowday, et al., dalam Vandenberg, 1992). Komitmen
organisasional dibangun atas dasar kepercayaan
pekerja atas nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja
membantu mewujudkan tujuan organisasi dan
loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh
32
Trikonomika
Vol. 11, No. 1, Juni 2012
karena itu, komitmen organisasi akan menimbulkan
rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja
terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya
terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada
maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga
mempunyai tanggung jawab dan kesadaran dalam
menjalankan organisasi dan termotivasi melaporkan
semua aktivitas dengan melaksanakan akuntabilitas
kepada publik secara sukarela termasuk akuntabilitas
keuangannya melalui laporan keuangan. Berdasarkan
berbagai definisi mengenai komitmen terhadap
organisasi maka dapat disimpulkan bahwa komitmen
terhadap organisasi merefleksikan tiga dimensi utama,
yaitu komitmen dipandang merefleksikan orientasi
afektif terhadap organisasi, pertimbangan kerugian jika
meninggalkan organisasi, dan beban moral untuk terus
berada dalam organisasi (Meyer dan Allen, 1997).
Pemerintah sebagai pelaku utama pelaksanaan
good governance ini dituntut untuk memberikan
pertanggungjawaban yang lebih transparan dan
lebih akurat. Laporan keuangan pemerintah
harus menyediakan informasi yang dapat dipakai
oleh pengguna laporan keuangan untuk menilai
akuntabilitas pemerintahan dalam membuat keputusan
ekonomi, sosial dan politik (Sadjiarto, 2000).
Dengan terciptanya pemerintahan yang bersih (good
governance) meningkatkan kesadaran pemerintah
daerah dalam mempertanggung jawabkan pengelolaan
keuangan daerah dengan didukung oleh komitmen
organisasi yang tinggi mulai dari penganggaran
sampai penyusunan laporan keuangan yang sesuai
dengan SAP sebagai suatu bentuk terlaksananya
akuntabilitas keuangan pemerintah daerah atas
aktivitas pengelolaan sumber daya publik.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka
dibuat h��������������������������������������������
ipotesis penelitian adalah �����������������
sistem akuntansi
keuangan daerah�����������������������������
����������������������������
memiliki pengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan dan sistem akuntansi
keuangan daerah memiliki pengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan, jika didukung oleh komitmen
organisasi.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode survei yang terdiri dari descriptive survey
dan explanatory survey dengan investigation type
yang bersifat kausalitas, yaitu yang menunjukan arah
hubungan antar variabel berdasarkan konstruksi model
penelitian. Pendekatan penelitian yang dilakukan
dengan metode deskriptif dan verifikatif.
Ifa Ratifah
Mochammad Ridwan
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel
Variabel
Sistem akuntansi
Keuangan Daerah
Konsep dan Definisi Variabel
Serangkaian prosedur yang saling berhubungan, yang digunakan sesuai dengan skema menyeluruh
yang ditunjukkan untuk menghaslkan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Sistem akuntansi
keuangan daerah dengan mengelompokkan ke dalam kebijakan sistem akuntansi keuangan daerah,
prosedur sistem akuntansi keuangan daerah, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi.
(Sistem Akuntansi dan Laporan SKPD USAID 2009)
Kualitas Laporan
Keuangan
Laporan keuangan daerah merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pengukurannya dengan menggunakan
karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat
dipahami.
PSAP kerangka Konseptual (2006, 32-37)
Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi (Organization Commitment) adalah kemampuan dan kemauan untuk
menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan sasaran organisasi. Pengukurannya
meliputi: affective commitment, continuence commitment, normatif comitment.
Natalie J Allen dan John P Meyer dalam Dunham, et al. (1994).
Sumber: IHPS BPK, 2011
Metode deskriptif adalah untuk memperoleh
gambaran atau deskripsi tentang sistem akuntansi
keuangan daerah��������������������������������
dan kualitas laporan keuangan,
sedangkan penelitian verifikatif adalah untuk
mengetahui hubungan antar variabel melalui
satu pengujian hipotesis berdasarkan data yang
dikumpulkan di lapangan.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah
organisasi yaitu Bagian Akuntansi Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Karawang. Pengamatan bersifat cross
section di mana informasi atau dapat yang diperoleh
adalah hasil pengumpulan data yang dilakukan pada
satu waktu tertentu.
Populasi penelitian ini adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang. Populasi sasaran dalam
penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang terdapat pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang. Untuk mengetahui jumlah
SKPD di Pemkab Karawang, penulis mendapatkan
informasi tersebut dari website resmi Pemerintah
Daerah Kabupaten Karawang, di mana pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang terdapat
27 SKPD dan 30 Kecamatan sebagai entitas akuntansi
dan pelaporan. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara purposive sampling di mana penulis menetapkan
kriteria-kriteria tertentu yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan sampel (Cooper dan Schindler,
2001). Dengan menggunakan kriteria tersebut yang
dapat dijadikan sampel penelitian sebanyak 28
responden Bagian Akuntansi.
Data dalam penelitian adalah data primer dengan
mengunakan metode survei. ����������������������
Data Primer diperoleh
langgsung dari sumbernya dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yang terkait dengan
tujuan penelitian ini. ���������������������������
Pernyataan dalam kuesioner
untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan Skala Likert di mana
jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (lima)
point Skala Likert (Sekaran, 2000).
Alat analisis yang digunakan untuk pengujian
data dalam penelitian ini membutuhkan alat analisis
yang mampu menjelaskan pengaruh dari masingmasing variabel tersebut����������������������������
. Pengujian untuk hipotesis
menggunakan regresi interaksi atau Moderated
Regression Analysis (MRA) dan skala pengukuran
dinaikkan menjadi interval dengan menggunakan
MSI, dengan persamaan berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1*X3 + ε
di mana:
Y : kualitas laporan keuangan
X1 : SAKD
X2 : komitmen organisasi
α
: intercept
β1, β2, dan β3 : koefisien regresi
ε : error
HASIL
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dilakukan dengan melakukan
korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
33
Uji Asumsi Klasik
Multikolinearitas
Batas tolerance value adalah 0.10 dan batas VIF
adalah 10. Apabila hasil analisis menunjukkan nilai
VIF di bawah nilai 10 dan tolerance value di atas nilai
0.10, maka tidak terjadi multikolinearitas sehingga
model reliabel sebagai dasar analisis.
Tabel 3. Uji Multikolinearitas
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
SAKD
.980
1.021
KOMITMEN ORGANIASI
.980
1.021
Dari hasil perhitungan pada Tabel 3. tersebut,
didapat hasil tolerance value sebesar 0,980 dan nilai
VIF sebesar 1,021. Dengan demikian, nilai VIF di
bawah 10 dan tolerance value di atas 0,10, maka
terjadi tidak terjadi multikolinearitas, sehingga model
reliable sebagai dasar analisis.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance
(kelompok yang sama) dari residual suatu pengamatan
yang lain.
Dari Gambar 1. terlihat titik-titik menyebar
secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak dipakai.
34
Trikonomika
Vol. 11, No. 1, Juni 2012
Scatterplot
Dependent Variable:
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
Regression Standarized Residual
untuk degree of freedom (df) = n –2, dalam hal ini
n adalah jumlah sampel. Dengan demikian df untuk
penelitian ini adalah n = 28 dan besarnya df dapat
dihitung 28-2 = 26 dan α = 0,05 didapat r tabel =
0,374. Jika r hitung lebih besar dan bernilai positif
dibandingkan dengan r tabel maka setiap pertanyaan
dinyatakan valid. Uji reliabilitas dilakukan dengan
uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,70 (Nannaly, 1994 dalam Imam
Ghozali, 2011).
3
2
1
0
–1
–2
–3
–2
–1
0
1
2
Regression Standarized Predicted Value
Gambar 1. Uji Heteroskedastisitas
Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji
kenormalan distribusi data, di mana data yang normal
atau terdistribusi secara normal akan memusat pada
nilai rata-rata dan median. Uji normalitas bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar data terdistribusi
secara normal dalam variabel yang digunakan di dalam
penelitian ini. Pengujian normalitas dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test. Hasil analisis ini menurut Santoso (2002:74) dasar
pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan
probabilitas (asymptotic significance), yaitu:
Jika probabilitas ≥������������������������������������
�� �����������������������������������
0,05 maka distribusi dari populasi
adalah normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari populasi
adalah tidak normal
Uji normalitas data dilakukan dengan uji
Kolmogrov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan probabilitas (asymptotic
significance), adapun hipotesis pengujian adalah
sebagai berikut:
Hipotesis Nol (H0 ) : data terdistribusi secara
normal
Hipotesis Alternatif (Ha ): data tidak terdistribusi
secara normal
Kriteria uji : jika nilai probabilitas (sig)
≥ α, maka H0 diterima
jika nilai probabilitas (sig)
< α, maka H0 ditolak
Ifa Ratifah
Mochammad Ridwan
Tabel 4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SAKD
N
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
KOMITMEN ORGANISASI
28
28
28
78.011649
28.061721
24.167486
19.9474380
8.1910932
7.9441670
Absolute
.181
.139
.159
Positive
.150
.138
.155
Negative
–.181
-.139
–.159
Kolmogorov-Smirnov Z
.957
.738
.843
Asymp. Sig. (2-tailed)
.319
.647
.476
Normal Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari Tabel 4. diperoleh nilai signifikansi (sig)
untuk sistem akuntansi keuangan daerah sebesar
0.319 nilai ini lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima.
Nilai signifikansi (sig) untuk kualitas laporan
keuangan sebesar 0.647 nilai ini lebih besar dari
0.05, maka H0 diterima. Nilai signifikansi (sig) untuk
komitmen organisasi sebesar 0.476 nilai ini lebih
besar dari 0.05, maka H0 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ketiga data pengamatan
berdistribusi normal.
Tabel 5. Hasil Korelasi dan Koefisien Determinasi
SAKD Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Model
1
R
.391a
R Square
Adjusted
R Square
.153
.121
Std. Error
of the Estimate
7.6811692
a. Predictors: (Constant), SAKD
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Besarnya kontribusi variabel SAKD (X1)
terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditunjukkan
dengan besarnya koefisien determinasi (hasil
pengkuadratan dari koefisien korelasi dikali 100%)
atau R square. Dari Tabel 5. dapat terlihat adjusted
R2 sebesar 0,121 atau 12,1% artinya, kualitas laporan
keuangan dipengaruhi oleh SAKD sebesar 12,1%,
sedangkan sisanya 87,9% dijelaskan oleh faktorfaktor lain di luar model.
Tabel 6. Coefficients SAKD terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1 (Constant)
SAKD
Std. Error
Beta
t
Sig.
15.523
5.961
2.604
.015
.161
.074
.391 2.169
.039
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Model regresi variabel SAKD signifikan hal
ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk
SAKD sebesar 0,039 (α < 0.05), sehingga dapat
disimpulkan variabel SAKD mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Tabel 7. Hasil Korelasi dan Koefisien Determinasi SAKD
(X1), Komitmen Organisasi (X2), Interaksi (X1*X2)
terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Model
1
R
.544a
R Square
Adjusted
R Square
.295
.207
Std. Error
of the Estimate
7.2923077
a. Predictors: (Constant), SAKD*Komitmen Organisasi, Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah, Komitmen Organisasi
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
35
Besarnya kontribusi variabel SAKD (X1),
komitmen organisasi (X2), interaksi (X1*X2) terhadap
kualitas laporan keuangan (Y) ditunjukkan dengan
besarnya koefisien determinasi (hasil pengkuadratan
dari koefisien korelasi dikali 100%) atau R square.
Dari Tabel 7. dapat terlihat adjusted R2 sebesar
0,207 atau 20,7% artinya kualitas laporan keuangan
dipengaruhi oleh SAKD, komitmen organisasi (X2),
dan interaksi (X1*X2) sebesar 20,7%, sedangkan
sisanya 79,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di
luar model.
Tabel 8. ANOVA
Sum of
Squares
Model
1
Mean
Square
df
Regression 535.272
3
178.424
Residual
1276.266
24
53.178
Total
1811.538
27
F
3.355
Sig.
.036a
a. Predictors: (Constant), SAKD*Komitmen Organisasi,
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Komitmen
Organisasi
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Uji Anova atau F-test menghasilkan nilai F
sebesar 3,355 dengan tingkat signifikansi 0.036,
karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari
0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksikan kualitas laporan keuangan atau dapat
dikatakan bahwa SAKD, komitmen organisasi, dan
interaksi (moderat) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan.
Variabel
moderator
(SAKD*Komitmen
Organisasi) memberikan nilai koefisien regresi
sebesar –0,016 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,141 (α > 0,05). Variabel moderator yang merupakan
interaksi antara X1 dan X2 ternyata tidak signifikan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen
organisasi bukan merupakan variabel moderating.
PEMBAHASAN
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD)
terdiri dari kebijakan sistem akuntansi keuangan
daerah, prosedur sistem akuntansi keuangan
daerah, sumber daya manusia, dan sistem teknologi
informasi. Berdasarkan penelitian pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Karawang, Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (SAKD) telah berjalan efektif.
36
Trikonomika
Vol. 11, No. 1, Juni 2012
Efektivitas pelaksanaan SAKD ini didukung oleh
berbagai pedoman yang berbentuk peraturan seperti
Permendagri No. 13 tahun 2006, peraturan daerah
tentang pengelolaan keuangan daerah dan peraturan
bupati tentang sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah, walaupun SAKD ini sudah
didukung dengan berbagai aturan pemerintah disertai
dengan petunjuk teknis, tetapi masih saja terdapat
kelemahan dalam akuntansi dan pelaporannya. Hal
ini sesuai dengan hasil temuan BPK atas LKPD
Kabupaten Karawang yang menjadi kualitas laporan
keuangannya mendapatkan opini wajar dengan
pengecualian/WDP.
Kebijakan sistem akuntansi keuangan daerah
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang
sebagian besar sudah sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintah dalam pengakuan akuntansi,
pengukuran akuntansi, dan penyajian akuntansi.
Dalam pengakuan akuntansi pendapatan dan belanja,
sudah menggunakan basis kas dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana, sesuai
dengan pedoman pada Sistem Akuntansi Pemerintah.
Akan tetapi dalam dalam pengukuran akuntansi, masih
terdapat SKPD yang tidak sepenuhnya mengikuti
pedoman pada SAP. Misalnya, pengukuran dari asset
tetap, masih belum mampu mengidentifikasi biaya
yang bisa dikapitalisasi dalam aset tetap, sedangkan
pada penyajian akuntansi, kebijakan akuntansi
pada CaLK yang dibuat tidak selalu disesuaikan
dengan pedoman yang terdapat pada SAP, seperti
mengungkapkan kejadian-kejadian penting selama
tahun pelaporan, seperti kesalahan manajemen
terdahulu yang dikoreksi oleh manajemen baru.
Prosedur sistem akuntansi keuangan daerah pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang, setiap
SKPD selalu membuat dokumen-dokumen seperti
Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Tanda
Setoran (STS), SKS maupun SKP dari transaksi
keuangan kepada Unit Keuangan Pemerintah Daerah.
Unit pembukuan dan unit perhitungan melakukan
pembukuan langsung secara terkomputerisasi. Jika
dari hasil verifikasi ditemukan ada ketidaksesuaian,
maka akan dilakukan proses posting dan pencetakan
kembali. Jika sudah sesuai dengan dokumen
sumbernya akan dilakukan proses pembuatan dan
pencetakan laporan pertanggungjawaban (LPJ). LPJ
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, dan
laporan arus kas. LPJ akan dikirim ke kas daerah,
kepala daerah, dan arsip.
Ifa Ratifah
Mochammad Ridwan
Tabel 9. Coefficients SAKD (X1), Komitmen Organisasi (X2),
Interaksi (X1*X2) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
–26.292
23.415
.572
.269
KOMITMEN ORGANISASI
1.651
SAKD*Komitmen Organisasi
–.016
SAKD
Standardized Coefficients
Beta
t
Sig.
–1.123
.273
1.392
2.125
.044
.916
1.602
1.803
.084
.011
–1.546
–1.522
.141
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Dalam hal prosedur sistem akuntansi keuangan
daerah masih terdapat kelemahan dalam prosedur,
misal­nya ketidaklengkapan dari dokumen pendukung
untuk melakukan pencatatan aset tetap. Terutama
dokumen-dokumen penghapusan aset tetap seperti
berita acara penghapusan hampir tidak ada, artinya
mutasi barang tidak disertai dengan mutasi pencatatan­
nya, sehingga ketidaklengkapan dokumen tersebut akan
mempengaruhi inventarisasi dan pencatatan aset tetap.
Penempatan sumber daya manusia pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang, pada
bagian akuntansi masih belum disesuaikan dengan
keahlian individual masing-masing. Apalagi untuk
bagian akuntansi relatif sedikit SDM yang memiliki
pendidikan bidang akuntansi. Berdasarkan hasil
penelitian, lamanya bekerja dapat menjadi salah
satu pemicu SDM tersebut ditempatkan pada bagian
akuntansi. Akan tetapi hal tersebut dapat diatasi
dengan adanya pembinaan dalam penatausahaan dan
akuntansi keuangan daerah secara berkala, sehingga
berdasarkan pelatihan dan pengalaman, SDM
tersebut dapat ditempatkan pada bagian akuntansi.
Sistem teknologi informasi pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang sudah dapat memenuhi
kebutuhan bagian akuntansi pada SKPD untuk
mengolah data menjadi laporan keuangan. Program
aplikasi akuntansi yang digunakan saat ini sudah
dapat memenuhi kebutuhan pemakai dalam mengolah
data keuangan.
Laporan
keuangan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten Karawang dengan dukungan sistem
akuntansi keuangan daerah dan ketersediaan
sarana dan prasarana telah memenuhi karakteristik
laporan keuangan yang baik, yaitu relevan, andal,
dapat dibandingkan, dan dapat dipahami, hal ini
didukung dengan opini atas LKPD yang diperoleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang mengalami
peningkatan menjadi wajar dengan pengecualian.
Berdasarkan observasi LKPD bahwa laporan
keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang
memenuhi karakteristik relevan yaitu telah memuat
informasi yang memungkinkan pengguna untuk
menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di
masa lalu, memuat informasi yang dapat membantu
memprediksi masa yang akan datang. Penyajian
informasi telah dilaksanakan secara lengkap dan jelas,
tetapi dalam hal ketepatan waktu masih belum sesuai
dengan target yang ditentukan Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang,
Laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Karawang memenuhi karakteristik laporan keuangan
yang andal yaitu laporan keuangan telah memuat
informasi yang disajikan secara jujur dan wajar,
laporan keuangan dapat diuji oleh beberapa pihak
dengan mendapatkan hasil yang tidak berbeda
jauh, dan laporan keuangan bersifat netral. Laporan
Keuangan Pemerintah daerah Kabupaten Karawang
memenuhi karakteristik dapat dibandingkan yaitu
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan
periode sebelumnya dan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan
informasi dalam laporan keuangan entitas pelaporan
lainnya. laporan keuangan Pemerintah daerah
Kabupaten Karawang telah memenuhi karakteristik
dapat dipahami yaitu pengguna dapat memahami
seluruh informasi yang disajikan, dan bentuk serta
istilah yang digunakan dalam laporan keuangan.
Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
37
Proses pelaporan keuangan yang berkualitas
tidak akan terselenggara tanpa adanya dukungan
sistem dan perilaku dari anggota organisasi dalam
hal ini pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten
Karawang. Perilaku dari pegawai ditunjukkan dengan
komitmen organisasi untuk menghasilkan laporan
pertanggungjawaban yang berkualitas. Pegawai
bagian akuntansi pada SKPD Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang dikategorikan cukup memiliki
komitmen organisasi. Pegawai memiliki hubungan
emosional terhadap organisasi ditandai dengan
keterlibatan pegawai pada setiap kegiatan organisasi
berdasarkan rasa memiliki dari pegawai terhadap
organisasi, akan tetapi masih terbatasnya kreativitas
dari pegawai untuk berperan aktif dalam menciptakan
tanggung jawabnya. Pegawai dengan continuance
commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota
dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan
untuk menjadi anggota organisasi tersebut (Allen
dan Meyer, 1997). Timbulnya suatu kesadaran
yang cukup bahwa mereka akan akan mengalami
kerugian jika meninggalkan organisasi. Tidak sedikit
kesadaran pegawai ini timbul karena alasan personal,
berdasarkan pada pola kerja pegawai cenderung
bersikap pasif terhadap kondisi yang tidak berjalan
dengan baik. Normative commitment menggambar­
kan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam
organisasi. Pegawai merasa dirinya harus berada
dalam organisasi tersebut (Allen dan Meyer, 1997),
hal ini akan mengakibatkan adanya suatu tekanan
dalam melaksanakan tugasnya.
Komitmen organisasi dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang dapat meningkatkan sistem
akuntansi keuangan daerah untuk menciptakan
laporan keuangan yang berkualitas, tetapi berdasarkan
hasil penelitian komitmen organisasi ini tidak
berpengaruh signifikan apabila ditempatkan sebagai
variabel moderasi. Komitmen organisasi merupakan
variabel bebas yang mempengaruhi kualitas laporan
keuangan. Komitmen organisasional sebagai sikap
yang menunjukkan loyalitas karyawan dan merupakan
proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota
organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada
kesuksesan dan kebaikan organisasinya (Tuasikal,
2007). Menurut Aritonang dan Syarif (2009)
komitmen organisasi yang tinggi berdampak pada
keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah Nomor
38
Trikonomika
Vol. 11, No. 1, Juni 2012
24 Tahun 2005 sehingga dapat meningkatkan kualitas
keandalan laporan keuangan pemerintah.
KESIMPULAN
Sistem akuntansi keuangan daerah yang di­
laksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Karawang termasuk kategori efektif. Kebijakan
akuntansi telah dilaksanakan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan, dan prosedur sistem
akuntansi telah dilaksanakan sesuai dengan aturan
yang berlaku. Pemerintah Daerah Kabupaten
Karawang telah melakukan pembinaan atas sumber
daya manusia untuk meningkatkan kualitasnya dan
teknologi informasi telah dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa dimensidimensi dari sistem akuntansi keuangan daerah telah
dilaksanakan secara efektif sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang
Kualitas informasi laporan keuangan yang
dihasilkan termasuk kategori baik. Laporan keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang telah
memenuhi karakteristik kualitastif dari sebuah
informasi yaitu relevan, andal, dapat diperbandingkan
dan dapat dipahami. Temuan penelitian ini meng­
informasikan bahwa sistem akuntansi keuangan
daerah yang berjalan efektif akan menghasilkan
informasi laporan keuangan yang berkualitas. Begitu
pula dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
daerah ini, memerlukan komitmen organisasi dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang untuk
menciptakan laporan keuangan yang berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pemeriksa Keuangan. 2011. Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester I Tahun 2011. Jakarta:
BPK RI.
Caldwell, David F. et al, 1990, Building Organizational
Commitment: A Multi Firm Study. Journal of
Occupational Psychology, 63: 245-61.
Cavalluzzo, Ken S and Ittner, Christopher D. 2004.
Implementing
Performance
Measurement
Innovation: Evidance from Government.
Accounting, Organization and Society, 29.
Ifa Ratifah
Mochammad Ridwan
Fernando, J., Mulki, J. P., and Marshall, G.W. 2005.
A Meta-Analysis of The Relationship Between
Organizational Commitment and Salesperson
Job Performance. Jounal of Business Research,
(58): 705-714.
Hahn, M., Lawson, R., and Lee, Y. G. 1992. The
Effects of Time Pressure and Information Load
on Decision Quality. Psychology and Marketing,
9 (5): 365-378.
Halim, A. 2001. Bunga Rampai Manajemen
Keuangan Daerah (edisi ke-1). Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Hall, James A. 2004. Accounting Information Systems.
South-Western: Thomson.
Jawad, A. Q. 1997. Successful Acquisition of IT
System. ��������������������������
UK: ����������������������
Cranfield University.
Johnson, J. J., I. K. Khurana, and J. K. Reynolds. 2002.
Audit-firm Tenure and The Quality of Financial
Reports. Contemporary Accounting Research,
(Winter): 637-660.
Kravcuk, Robert S and Schack, Ronal W. 1996.
Designing Effective Performance Measurement
System Under the Government Performance
and Result Act of 1993. Public Administration
Review, 56 (4): 348-358.
McClurg, L. N. 1999. Organizational Commitment in
The Temporary Help Service Industry. Journal
of Applied Management Studies, 5-26.
Meyer, J. P and Allen, N. J. 1997. Commitment in the
Workplace: Theory, Research and Application.
Journal of Vacation Behavior, 14: 24-27.
Mowdey, R. T., R. M. Steers and L. W. Porter.
1979. The Measurement of Organizational
Commitment. Journal of Vocational Behaviour,
14: 224-247.
Nagy, A. L. 2005. Mandatory Audit Firm Turnover,
Financial Reporting Quality, and Client
Bargaining Power: The Case of Arhur Andersen.
Accounting Horizons, 19 (2): 51-68.
Nugraheni, Subaweh. 2008. Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi
Bisnis, 1 (13): 49-50.
Sadjiarto, Arja. 2000. Akuntabilitas dad Pengukuran
Kinerja Pemerintahan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 2 (2): 138-150.
Schick, A .G., Gordon, L. A., and Haka, S. 1990.
Information Overload: A Temporal Approach.
Accounting, Organizations and Society, 15 (3):
199-220.
Simanjuntak, Binsar H. 2005. Menyongsong Era Baru
Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Pemerintah, 1 (1).
Solikin, Akhmad. 2006. Penggabungan Laporan
Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah: Perkembangan dan Permasalahan.
Jurnal Akuntansi Pemerintah, 2 (2).
Trisnaningsih. 2003. Pengaruh Komitmen Terhadap
Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi Sebagai
Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, (6): 199-216.
Tuasikal, A. 2007. Pengaruh Pemahaman Sistem
Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah
Terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (Studi pada Kabupaten Maluku Tengah
di Provinsi Maluku). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Sektor Publik, 8 (1): 146-148.
Xu, Hongjiang. 1999.
Data Quality Issues
for
Accounting
Information
Systems
Implementation: Systems, Stakeholders, and
Organizational Factors. Journal of Technology
Research, 1-10.
Zeyn, Elvira. 2011. Pengaruh Good Government
dan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap
akuntabilitas Keuangan. Jurnal Trikonomika,
10 (1): 52-62.
Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
39
Download