OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH Bank Indonesia Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional November 2002 PENDAHULUAN Salah satu tugas Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam menjalankan tugasnya di bidang sistem pembayaran ini, salah satu upaya yang senantiasa dilakukan oleh Bank Indonesia adalah meningkatkan efisiensi sistem pembayaran khususnya transaksi ritel, antara lain transaksi pembayaran dengan menggunakan Cek dan Bilyet Giro (BG). Sebagai negara kepulauan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dan dengan semakin berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi antar kota dan pulau serta dengan diberlakukannya otonomi daerah sejak tahun 2001, maka volume perdagangan dan transaksi antar kota dan pulau akan semakin terbuka luas. Hal ini akan semakin membuka peluang meningkatnya transaksi inkaso di Indonesia. Yang dimaksud dengan transaksi inkaso disini adalah penagihan Cek/BG oleh suatu bank yang berada di suatu wilayah kliring atau kota tertentu kepada bank penerbit yang berada di wilayah kliring atau kota yang berbeda. Hal ini terjadi karena para pelaku ekonomi yang melakukan transaksi tersebut merupakan nasabah bank yang berada dalam wilayah kliring atau kota yang berbeda. Saat ini di seluruh wilayah Indonesia terdapat 102 penyelenggaraan Kliring Lokal (Wilayah Kliring), baik yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain. Sebelum diimplementasikannya penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah, Cek dan BG yang dapat dikliringkan di masing-masing wilayah kliring, hanya Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank yang menjadi peserta kliring di wilayah kliring yang bersangkutan. Sementara untuk Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank yang berada di luar wilayah kliringnya, biasanya diselesaikan oleh masing-masing bank melalui mekanisme inkaso. Mekanisme inkaso yang umumnya dilakukan oleh bank saat ini adalah sebagai berikut : C o n to h M e k a n is m e In k a s o s a a t in i (v ia k a n to r b a n k s e n d iri) W ila y a h K lir in g J a k a r ta W ila y a h K lir in g S u r a b a y a Bank B ( p e n e r b it C e k / B G ) B ank A S e to r C e k /B G ke bank A 2 C e k /B G Bank B Sby N asabah B a n k A J a k a rta 3 W a r k a t d i k ir im k e S u ra b a ya Bank B m e la k u k a n V a l id a s i 5 X Y C e k /B G Bank B Sby X bayar ke Y dengan C e k /B G 1 N asabah Bank B S u ra b a y a C e k /B G Bank B Sby 6 C e k /B G Bank B Sby E f e k t i v it a s d a n a B ank A 8 C e k /B G Bank B Sby 4 W a r k a t d i k lir in g k a n E f e k t iv it a s d a n a K lir in g S b y e f e k t iv it a s d a n a 7 F lo w w a r k a t F lo w d a n a Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan Cek/BG Bank B Surabaya kepada Y. 2. Y kemudian menyetorkan Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta. 3. Bank A yang mempunyai kantor di Surabaya mengirimkan Cek/BG tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 4. Kantor cabang Bank A di Surabaya lalu mengkliringkan Cek/BG Bank B melalui kliring lokal Surabaya. 5. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi maka Bank B akan mendebet rekening nasabah X. 6. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas Cek/BG tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 7. Bank A Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana Cek/BG Bank B dari penyelengggara kliring Surabaya. 8. Bank A Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor Bank A Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan Cek/BG bank B. Atas informai tersebut, Bank A Jakarta kemudian mengkredit rekening nasabah Y. Inkaso melalui kantor sendiri biasanya relatif lebih cepat, terutama apabila penyampaian hasil kliring antar kantor Bank A di Surabaya dan Jakarta dilakukan secara on-line. Namun demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman fisik warkat antar kota untuk penagihan Cek/BG, yang tentunya akan memakan waktu beberapa hari untuk pengiriman ke kota tujuan. Apabila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, maka bank biasanya melakukan inkaso melalui bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, dengan mekanisme sebagai berikut : C o n to h M e k a n is m e In k a s o s a a t in i (v ia k a n to r b a n k k o re s p o n d e n ) W ila y a h K lir in g J a k a r ta W ila y a h K lir in g S u r a b a y a B ank A C e k /B G B ank B S by C e k /B G B ank B S by N asabah B a n k A J a k a rta w a rk a t d is e r a h k a n ke bank k o re s p o n d e n 10 E f e k t iv it a s dana Y Y S e to r C e k /B G ke bank A 2 3 B a n k B (k a n to r p e n e r b it C e k /B G ) X B ank C C e k /B G B ank B S by 1 N asabah B a n k B S u ra b a y a 7 e fe k tiv it a s d a n a 4 C e k /B G B ank B S by W a r k a t d i k ir im k e S u ra b a y a (B a n k K o re s p o n d e n ) C e k /B G 5 Bank B Sby 8 9 e f e k t iv it a s d a n a 6 C e k /B G B ank B S by X bayar ke Y d e n g a n C e k /B G B ank C Bank B m e la k u k a n V a lid a s i K lir in g S b y e f e k t iv it a s d a n a F lo w w a r k a t F lo w d a n a Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan Cek/BG Bank B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta 3. Bank A yang tidak mempunyai kantor di Surabaya akan menginkasokan Cek/BG tersebut melalui Bank C di Jakarta yang mempunyai kantor cabang di Surabaya. 4. Bank C Jakarta kemudian mengirimkan Cek/BG via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 5. Kantor cabang Bank C di Surabaya lalu mengkliringkan warkat Bank B melalui kliring lokal Surabaya. 6. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi maka Bank B akan mendebet rekening nasabah X. 7. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas Cek/BG tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 8. Bank C Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas penagihan Cek/BG dari penyelenggara kliring Surabaya. 9. Bank C Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor Bank C Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan Cek/BG Bank B. 10. Bank C Jakarta kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana Cek/BG kepada Bank A dan Bank A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dalam mekanisme ini, status Bank C bisa sebagai bank koresponden atau non koresponden. Dalam hal status Bank C merupakan bank koresponden maka Bank A harus memelihara rekening di bank C untuk Penagihan Cek/BG melalui penyelesaian mekanisme inkaso hasil inkaso. seperti ini relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mekanisme yang pertama, terlebih lagi apabila bank penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat suatu service level agreement tertentu. Disamping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi sebab selain biaya yang dikenakan Bank A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh Bank C, yang besarnya seringkali dipotong langsung dari Cek/BG yang diinkasokan. PERMASALAHAN Penyelesaian Cek/BG antar kota melalui mekanisme inkaso seperti saat ini memiliki beberapa kelemahan, baik di sisi perbankan, masyarakat maupun Bank Indonesia, diantaranya : Perbankan 1. Timbulnya biaya tambahan untuk jasa pengiriman via ekspedisi atau jasa korespondensi serta biaya pengelolaan (tracking) warkat inkaso. Makin sedikit jaringan yang dimiliki bank, dimana bank kemudian menggunakan jasa bank koresponden, maka akan semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini juga berarti semakin mengurangi kemampuan bank tersebut untuk bersaing dengan bank-bank yang telah memiliki jaringan kantor yang luas di berbagai wilayah. 2. Kurangnya kualitas service yang dapat diberikan oleh bank kepada nasabahnya, khususnya mengenai informasi kepastian efektivitas dana atas warkat inkaso yang disetorkan oleh nasabahnya. Masyarakat 1. Relatif tingginya operational cost bank dalam melakukan transaksi inkaso, pada akhirnya harus ditanggung oleh nasabah. 2. Waktu penyelesaian transaksi inkaso yang relatif lama dan tidak pasti menimbulkan kesulitan bagi nasabah dalam melakukan cash flow management. 3. Risiko hilangnya warkat selama dalam perjalanan, dimana bila suatu pembayaran salah arah atau hilang, baik yang berhak menerima atau yang mengirimkan akan sulit untuk melakukan pelacakan. Bank Indonesia 1. Berbagai kelemahan yang terdapat pada mekanisme inkaso pada sisi perbankan dan masyarakat, dapat menjadi faktor negatif dalam upaya meningkatkan penggunaan alat pembayaran giral di masyarakat. 2. Relatif lamanya waktu proses transaksi inkaso menyebabkan timbulnya float atas dana nasabah dan berkurangnya velocity of money, sehingga dapat mengurangi percepatan pertumbuhan dan produktivitas perekonomian di daerah. 3. Mengingat transaksi inkaso dilakukan oleh bank secara bilateral, Bank Indonesia kehilangan informasi atas besaran nominal dan volume transaksi inkaso yang tentunya diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia, antara lain menyangkut kebijakan yang terkait dengan pengedaran uang, alokasi kredit, dan lainlain. 4. Kecenderungan timbulnya in-efisiensi nasional akibat setiap bank harus men-setup mekanisme “Kliring Warkat Luar Wilayah”-nya melalui inkaso secara sendiri-sendiri. SISTEM KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH Perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan beberapa bank untuk melakukan verifikasi secara on-line terhadap Cek/BG luar kota. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, serta adanya kebutuhan dari bank-bank yang telah memiliki fasilitas tersebut, Bank Indonesia mengembangkan Sistem Penyelenggaraan Kliring Lokal atas Cek dan Bilyet Giro yang berasal dari Luar Wilayah Kliring atau disingkat dengan Kliring Warkat Luar Wilayah. A. Pengertian Pengertian Kliring Warkat Luar Wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor Bank yang bukan Peserta di Wilayah Kliring dimana Cek dan BG tersebut dikliringkan. B. Manfaat Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi dalam penyelesaian pembayaran Cek/BG luar kota, baik efisiensi waktu maupun biaya, sebab : - efektivitas dana Cek/BG sesuai jadwal kliring lokal dimana warkat dikliringkan (same day settlement) - Biaya proses oleh Bank Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya (tidak ada biaya tambahan oleh Bank Indonesia). Dengan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas pembayaran giral antar daerah. C. Mekanisme W ila y a h K lir in g J a k a r ta W ila y a h K lirin g S u ra b a y a B ank A S e to r C e k /B G ke bank A B ank B C e k /B G B ank B S by V a lid a s i o le h 4 bank B J a k a rta 6 In fo rm a s i k e p a s t ia n d a n a C e k /B G B ank B S by Y 2 3 W a r k a t d ik lir in g k a n m e la lu i k lir in g lo k a l J a k a rta K lir in g J a k a r t a F lo w w a r k a t F lo w d a n a X C e k /B G B ank B S by 1 N asabah B ank A M edan C e k /B G Bank B Sby 5 In fo rm a s i k e p a s t ia n d a n a B ank B (k a n to r p e n e r b it C e k /B G ) N asabah B a n k B S u ra b a ya Y ke G a r e k /B ay X b gan C n de K e te ra n g a n : B a n k B s u d a h m e n d a fta r s e b a g a i P e s e r t a K lir in g W a r k a t L u a r W ila y a h Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan Cek/BG Bank B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta. 3. Bank A yang ada di Jakarta, tidak perlu melakukan inkaso, melainkan dapat langsung mengkliringkan Cek/BG bank tersebut melalui kliring lokal di Jakarta. 4. Kantor Bank B yang ada di Jakarta kemudian melakukan validasi Cek/BG tersebut. 5. Jika valid dan dana mencukupi, maka Bank B, melalui penyelenggara kliring di Jakarta akan menginformasikan efektivitas dana atas Cek/BG tersebut. 6. Bank A kemudian menerima laporan mengenai efektivitas dana atas Cek/BG Bank B dari penyelenggara kliring di Jakarta. 7. Atas informasi, Bank A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dari mekanisme di atas terlihat bahwa Cek/BG yang diterbitkan oleh Bank B di Surabaya tidak perlu dikirim atau diinkasokan ke Surabaya, sebab Bank B merupakan Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah dan mempunyai kantor di wilayah kliring Jakarta. Dengan dikliringkan di Jakarta, maka Cek/BG tersebut akan diproses sesuai dengan jadwal kliring Jakarta, sehingga Bank A yang mengkliringkan dapat memperoleh kepastian efektivitas dana yang lebih cepat atas penagihan Cek/BG tersebut, yaitu pada hari yang sama atau paling lambat keesokan harinya sejak warkat dikliringkan. D. Prinsip-prinsip Umum Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah adalah sebagai berikut: 1. Cek dan BG yang diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan di wilayah kliring manapun sepanjang : - Cek dan BG tersebut diterbitkan oleh bank yang sudah terdaftar sebagai Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. - Di wilayah kliring dimana warkat tersebut dikliringkan terdapat kantor cabang dari bank penerbit yang menjadi peserta kliring. 2. Kepesertaan : - Saat ini kepesertaan bank dalam Kliring Warkat Luar Wilayah tidak bersifat wajib, tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank. - Pendaftaran untuk menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah cukup dilakukan oleh Kantor Pusat Bank dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang bersangkutan. - Bank wajib menetapkan satu Kantor Koordinator di setiap Wilayah Kliring dimana bank tersebut menjadi Peserta. 3. Bank Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi Cek dan BG luar kotanya. 4. Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas Cek dan BG luar kota tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya, sehingga efektivitas dana Cek/BG luar kota tersebut sama dengan jadwal kliring lokal dimana Cek/BG tersebut dikliringkan. 5. Perhitungan antar kantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masingmasing bank. E. Implikasi bagi Bank secara Umum Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank, baik yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, karena : 1. Seluruh bank, baik yang mendaftar atau tidak mendaftar menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah dapat mengkliringkan Cek/BG yang diterbitkan oleh bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah di Wilayah Kliring manapun sepanjang di Wilayah Kliring tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit. 2. Nasabah tentu lebih memilih agar Cek/BG luar kota dikliringkan melalui kliring lokal, karena akan lebih cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme inkaso. Secara umum, implikasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1. Sistem dan prosedur penerimaan dan pemrosesan Cek/BG luar kota, untuk memilah mana yang sudah dapat dikliringkan lokal dan mana yang belum. 2. Terkait dengan sistem kliring yang digunakan di masing-masing Wilayah Kliring saat ini, terdapat implikasi yang berbeda bagi bank-bank yang menjadi peserta kliring di masing-masing wilayah kliring tersebut, yaitu : a. Bank Peserta Kliring Elektronik/Otomasi : Tidak ada perubahan pada aplikasi sistem yang ada di peserta. Namun, bank perlu melengkapi MICR code line, apabila Cek/BG tersebut berasal dari wilayah kliring lain yang belum otomasi/ elektronik. b. Bank Peserta Kliring SOKL Melakukan updating sandi peserta pada aplikasi SOKL setiap kali ada bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah yang baru atau setiap kali ada penambahan/ pengurangan Peserta Langsung dari kantor bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Proses updating dilakukan agar Cek/BG luar kota dapat dikenal oleh sistem pada saat bank melakukan rekam data SOKL. c. Bank Peserta Kliring Manual Tidak terdapat implikasi teknis bagi kantor bank yang menjadi peserta kliring lokal dengan sistem manual, mengingat semua kegiatan masih dilakukan secara manual. F. Implikasi Bagi Bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah adalah bank yang telah mendaftar dan disetujui oleh Bank Indonesia untuk menjadi peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Dengan mendaftar sebagai Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, berarti Cek/BG yang dikeluarkan oleh seluruh kantor bank tersebut dapat dikliringkan dimanapun sepanjang di Wilayah Kliring tersebut terdapat kantornya yang menjadi peserta kliring. Bagi bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, terdapat beberapa Implikasi khusus sebagai berikut: 1. Sistem verifikasi Cek/BG Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah adalah sistem dan prosedur untuk melakukan validasi atas Cek/BG yang diterbitkan oleh kantornya yang berada di Wilayah Kliring lain. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah apakah sistem dan prosedur tersebut cukup aman dan efisien. Apabila bank menggunakan sistem validasi on-line maka bank perlu menyiapkan contingency plan untuk mengatasi terjadinya gangguan pada sistem. 2. Prosedur pemberian fasilitas overdraft Terkait dengan kebijakan intern bank mengenai pemberian fasilitas overdraft kepada nasabahnya, maka bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah yang menyediakan fasilitas ini perlu meninjau kembali prosedur operasional sehubungan dengan kewenangan pemberian fasilitas overdraft tersebut oleh kantornya yang berada di wilayah kliring lain. 3. Pencetakan Warkat Dengan diterapkannya Kliring Warkat Luar Wilayah maka bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah diwajibkan untuk mencantumkan informasi mengenai sandi peserta dan nomor rekening pada Cek/BG yang diterbitkan seluruh kantornya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bank lain pada saat akan meng-encode (pada sistem otomasi/elektronik) atau pada saat merekam data ke dalam disket (pada sistem SOKL). G. Implikasi bagi Penyelenggara Kliring Dengan diterapkannya Kliring Warkat Luar Wilayah, implikasi bagi penyelenggara kliring yang perlu diperhatikan adalah kewajiban untuk melakukan updating sandi peserta kliring pada aplikasi yang digunakannya sebagai penyelenggara. Implikasi ini khususnya bagi penyelenggara kliring di wilayah kliring yang menggunakan sistem semi otomasi (SOKL), otomasi, dan elektronik. Proses updating dilakukan setiap kali ada bank yang mendaftar menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, atau setiap kali ada penambahan atau penghentian peserta langsung yang merupakan kantor bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. PENUTUP Penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah merupakan suatu fasilitas yang disediakan Bank Indonesia, dimana keikutsertaan bank pada scheme ini tidak bersifat mandatory. Dalam hal ini Bank Indonesia memberi kebebasan pada bank untuk ikut mendaftar atau tidak pada scheme ini, sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank. Bagi bank yang mendaftar pada Kliring Warkat Luar Wilayah tentunya merupakan suatu competitive advantage, namun demikian bagi bank lain yang tidak mendaftar pada scheme ini juga akan memperoleh manfaat dengan potensi berkurangnya waktu dan biaya untuk melakukan inkaso atas Cek/BG luar kota yang diterbitkan oleh peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah, tidak serta merta merupakan substitusi bagi seluruh transaksi inkaso Cek/BG yang ada saat ini, terutama − apabila : Cek/BG luar kota tersebut diterbitkan oleh bank yang belum mendaftar − Tidak ada kantor bank dari bank tertarik yang menjadi peserta kliring di wilayah kliring dimana Cek/BG tersebut disetorkan. Namun demikian, penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah yang merupakan salah satu solusi bagi permasalahan transaksi Cek/BG luar kota, akan memberikan manfaat yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun perbankan sendiri karena dapat diperoleh kepastian efektivitas dana yang jauh lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih murah.