MENGENAL ETIKA DAN ETIKET DI TEMPAT KERJA Oleh : Vissia Trimurti A. Jati Manusia pada dasarnya selalu ingin dihargai, baik secara kodrat, harkat maupun martabat. Banyak orang mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang tidak baik menurut undang-undang, harus jujur, tidak curang, dan sebagainya. Namun demikian selalu timbul masalah-masalah yang sukar diketahui garis pemisah antara baik dan buruk, dalam hubungan pribadi ataupun hubungan resmi. Kita juga memahami bahwa mereka yang bermoral baik, tak selalu mengindahkan tata krama. Tetapi banyak juga orang yang mengetahui tata krama tak bermoral baik. Jadi alangkah lengkapnya jika kita bisa memiliki moral baik (etika) dan memahami tata krama (etiket) itu. Sikap yang santun membuat orang lain senang, disukai siapa saja dalam lingkup pergaulan yang tidak terbatas, pribadi yang menyenangkan dapat membuat suasana yang kondunsif dalam lingkungan kerjanya. Sejak kecil orang tua sudah mengajarkan untuk bersikap baik, memiliki tata krama dan budi pekerti hingga kelak jika "ke luar" rumah atau terjun dalam masyarakat bisa menjadi pribadi yang disukai siapa saja. Kita telah diajarkan dan dikenalkan berbagai macam etika dan etiket oleh orang tua kita. Masih ada dalam ingatan kita bagaimana orang tua kita mengajarkan bersikap, bertutur kata dan berperilaku terhadap orang tua, kakak, adik, teman-teman, orang yang lebih dewasa, guru ataupun orang lain. Selain itu kita juga diajarkan bagaimana bersikap dan berperilaku yang baik dengan orang-orang rumah, dengan tetangga, dengan orang yang ditemui di jalan, di sekolah, di rumah sakit, di hotel, di tempat ibadah, maupun di tempat umum. Bagi kita, etiket atau tata krama dalam bersosialisasi, bukanlah sesuatu yang baru. Di Indonesia, kita mempunyai pedoman untuk menjalankan etiket, yaitu berdasarkan falsafah negara yang kita anut, dari ajaran agama, susila dan budaya yang ada di negara kita. Semua ini berdampingan dengan tata krama yang berlaku secara internasional. Di lingkungan organisasi atau perusahaan pun memiliki berbagai aturan normatif dalam setiap aktivitasnya. Aturan-aturan normatif sebagai nilai yang dijadikan pedoman dan pegangan untuk bersikap dan berperilaku dalam hidup bersama, yang kemudian biasa disebut dengan istilah etiket, harus senantiasa diperhatikan dan diindahkan oleh setiap personel di dalamnya guna membangun hubungan dan kerja sama yang saling mengerti, menghormati, menghargai, dan memiliki empati dengan sesama, sehingga tercipta hubungan dan pola kerja yang harmonis berdasarkan pada Hubungan Industrial Pancasila. 1 PENGERTIAN ETIKA dan ETIKET Hubungan kerja antar pegawai di kantor menuntut setiap orang yang berinteraksi di dalamnya berlaku etis terhadap sesama pegawai. Etika merupakan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai dasar-dasar moral seseorang. Sasaran etika adalah moralitas individu yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sebelum mengetahui etika di kantor, sebaiknya kita mengetahui perbedaan antara etika dan etiket yang sering membingungkan dan rancu dalam praktik sehari-hari. ETIKA Kriterium antara apa yang “baik” dan apa yang “tidak baik”. Kumpulan azas/nilai yang berkenaan dengan akhlak Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan/masyarakat. ETIKET Aturan sopan santun dalam pergaulan hidup. Tata cara pergaulan dalam kehidupan masyarakat, yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam ruang geraknya di masyarakat. Etika (ethics) dapat diartikan sebagai moral, masyarakat sering mengaitkan moralitas dengan adat istiadat atau kebiasaan yang baik yang berlaku dalam masyarakat. Etiket (etiquette) berarti sopan santun, etiket bukan hanya digunakan dalam pergaulan saja, tetapi juga dapat dijadikan sebagai jalan untuk memuluskan hubungan dan melancarkan berbagai urusan. Dalam dunia kerja kita mengenal KODE ETIK yang merupakan suatu aturan permainan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi, di mana di dalamnya terdapat kaidah-kaidah standar moral yang sangat tinggi pada setiap profesi yang harus ditaati bersama. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu: keduanya menyangkut perilaku manusia, keduanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang. Karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut seringkali rancu dalam penerapannya, tak jarang mereka yang gembar-gembor mengajarkan.etika justru terjebak dalam ketidaketisan. Banyak orang yang sering kali cenderung merancukan antara etika dan etiket dalam kehidupan sehari-hari. 2 ETIKA KANTOR DALAM PRAKTIK Dalam dunia kerja etika sangat penting, karena etika menjadi kunci dan panduan profesionalisme kerja, jadi sebelum bicara profesional atau tidak, yang namanya etika harus terlebih dulu dipahami. Tanpa etika, tak akan ada yang namanya profesionalisme . Etika dalam kantor memberikan petunjuk kepada setiap pegawai sebagai pedoman dalam bertindak dan memperlakukan siapa saja dengan cara yang baik dan sikap yang pantas. Sebagai seorang pegawai, sering kali kita berhubungan dengan banyak orang. Baik itu rekan kerja, atasan, ataupun dengan orang yang jabatannya di bawah kita. Dalam pergaulan banyak hal sepele yang sering terlupakan ketika melakukan aktivitas di tempat kerja. Kita sering tidak sadar akan hal-hal sepele tersebut yang sebenarnya merupakan aturan tak tertulis yang menjadi salah satu indikator kualitas diri dan kerja kita. Mungkin ada orang yang bersikap tidak baik, karena dia tidak sadar akan hal itu. Misalnya berapa kali kita mendengar obrolan tentang urusan pribadi seseorang atau cerita seorang rekan yang bertingkah laku aneh Kasak-kusuk yang nampaknya sepintas lalu sepele sering bersifat jahat dan dapat merugikan nama baik orang yang dipergunjingkan. Gunjingan semacam itu dapat berbalik seperti bumerang kepada si pengumpat sendiri, pada akhirnya orang lain tak percaya lagi kepada omongan orang tersebut. Ada beberapa hal yang tidak boleh kita lakukan di kantor dan yang semestinya perlu kita hindari : 1. Membentuk klik (kumpulan; golongan) yang membela kepentingan mereka sendiri. 2. Tidak masuk kantor dengan alasan “sakit” padahal hanya ingin bermalas-malas saja di rumah. 3. Bergegas-gegas pulang pada waktu tutup kantor, sedangkan selalu datang terlambat. 4. Sering memakai telpon kantor untuk urusan pribadi. 5. Pulang sebelum waktunya, 6. Tempat kerja selalu dimanfaatkan untuk mengobrol. 7. Bersikap menjilat ke atasan dan mendepak ke bawah. 8. Selalu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera dapat diselesaikan 9 Boros memakai alat-alat. 10. Segan merawat mesin-mesin atau alat-alat kantor yang dipercayakan 11. Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor, seperti mengisi teka-teki silang, menulis surat pribadi, bertamu ke bagian lain tanpa suatu urusan. 12. Bersikap acuh tak acuh terhadap publik. 3 Di kantor berlaku apa yang disebut “hirarki”, yaitu mulai dari pejabat-pejabat yang memiliki tingkatan pangkat kedudukannya, pegawai yang telah memiliki masa kerja yang cukup lama, merekalah yang mendapatkan penghormatan istimewaterlebih dahulu. Rasa hormat harus ditujukan kepada para pimpinan atau para sesepuh, kemudian rekan kerja, relasi, tamu maupun bawahan. Dibawah ini ada beberapa petunjuk yang mungkin dapat dimanfaatkan : 1. Tutur – sapa Kebiasaan dalam tutur sapa di kantor yakni penggunaan sapaan “Bapak”, atau “Saudara”. Di kantor asing tentunya menggunakan sapaan “Tuan”. Terhadap bawahan digunakan sapaan “Saudara” atau nama kecil pegawai. Ini sudah lazim dimana saja. Terhadap sesama rekan, anda melihat bagaimana kebiasaan di kantor itu. 2. Selama jam kerja Selama jam kerja tidak boleh berhias di belakang meja tulis. Duduk diatas meja tulis, mengobrol dengan rekan-rekan, merokok atau makan selama jam kerja. 3. Menerima tamu Terhadap tamu-tamu (urusan bisnis/dinas) kita harus bersikap ramah, sopan, penuh perhatian seperti layaknya nyonya atau tuan rumah. Anda tak perlu memperkenalkan diri, apalagi mengobrol. Diperlukan kepribadian yang “kuat” dan “teguh” dalam melayani tamu. 4. Bicara melalui telepon Dalam percakapan berhadapan muka, orang dapat melewatkan begitu saja kata-kata yang kurang terasa atau tidak jelas diucapkan. Tetapi melalui telepon, gerak-gerik, sopan santun serta muka tidaklah tampak, hanya suara yang terdengar. Oleh sebab itu kita harus sanggup mengucapkan tiap-tiap kata dan kalimat dengan nada yang jelas dan terang. Lawan bicara di telepon, jauh lebih menghargai suara yang mudah ditangkap daripada senyum simpul yang tidak kelihatan. ETIKET YANG PERLU ANDA TUNJUKKAN DI KANTOR Dimanapun kita berada, kita tidak bisa melupakan etiket, meskipun pada dasarnya etiket itu sama, namun etiket di lingkungan kerja lebih kompleks sifatnya. Dalam pergaulan di kantor hendaknya kita perlu memperhatikan etiket yang berlaku di kantor tertentu. Mungkin dalam pergaulan biasa, diantara teman-teman, hal-hal yang menyangkut sopan santun tidak begitu ketat. Tetapi dalam lingkungan kantor yang sempit soal etiket harus sungguh-sungguh diperhatikan. 4 Banyak hal harus kita cermati, karena kantor terdiri dari banyak peraturan dan birokrasi yang mengatur mengenai sikap dan perilaku setiap pegawai di kantor. Etiket bukan hanya mengatur kepantasan kita bersantap di meja makan, atau berbicara di telepon, tetapi juga meliputi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari cara berkenalan, bertamu, bertelepon, menjamu relasi sampai tata cara mengendarai mobil di jalan raya pun ada etiketnya. 1. Perkenalan Memperkenalkan diri kepada rekan kerja yang baru dengan senyum bersahabat dan sikap ramah : “Apa kabar Yani?”. Menyebut nama orang tersebut akan dapat membantu mengingatnya di kemudian hari. Kadang kala kita harus memperkenalkan seseorang, bertindaklah dengan cepat dan efisien, sehingga membuat orang lain merasa senang. Misalnya cara memperkenalkan pria kepada wanita, yang lebih muda kepada yang lebih tua, pangkat yang lebih rendah kepada pangkat yang lebih tinggi dan lain-lain. Contoh kalimat memperkenalkan seseorang, “Sari, saya ingin memperkenalkan Pak Hartono kepada anda”. Kita juga bisa menambahkan beberapa keterangan untuk membantu memancing suatu percakapan. Misalnya “Sari, ini Bapak Harjito Kepala Bagian Pembukuan”. 2. Ucapan Salam Salam “Selamat Pagi” yang cerah dan gembira adalah salah satu ciri sifat keramahan. Teman sekerja, para langganan dan para tamu senang memperoleh penentram diri sebelum terjun ke bidang pekerjaan masing-masing. Apabila akan keluar kantor atau pulang kerja, beberapa menit yang dibuang untuk sekedar berpamitan dengan perasaan gembira, adalah sebagai publik relations yang lebih baik daripada tergopoh-gopoh pergi tanpa pamit. 3. Urusan-urusan pribadi Orang yang bijaksana tentu tidak akan membosankan atau mengganggu orang lain dengan cerita-cerita tentang masalah-masalah pribadinya atau menyombongkan diri dengan prestasi-prestasi yang telah dicapainya. 4. Loyalitas Selama kita menjadi anggota team di kantor, kita harus membantu team tersebut dan ikut serta memecahkan masalah yang terjadi. Sebagai pegawai yang loyal sudah tentu kita tidak akan mencari keuntungan pribadi dengan biaya kelompok. Hindarkan diri dari perdebatan yang tak berarti selama bekerja. Juga harus diingat bahwa orang yang suka membuat gossip tidak akan mempunyai 5 kawan. Jangan menceritakan yang tidak-tidak tentang rekan kerja. Janganlah suka mengkritik pekerjaan mereka. Hormatilah hak mereka untuk menikmati kehidupan pribadi mereka sendiri. 5. Menjaga/pandai menyimpan rahasia Loyalitas yang pertama adalah untuk pimpinan dan perusahaan. Berusahalah untuk dapat menyimpan/memegang teguh rahasia yang tidak boleh diketahui umum. Kita harus dapat menjauhkan diri dari rekan-rekan yang “sok kepingin tahu” (over inquisitive). Jangan sampai halhal tersebut di atas sampai menyusahkan kita, sebab mereka juga sebenarnya tahu bahwa mereka tidak berhak untuk menanyakan hal itu. 6. Ikut memikirkan orang lain Ucapan-ucapan “silahkan” dan “terima kasih”, kartu ulang tahun yang tak disangka-sangka, ucapan-ucapan selamat ulang tahun, dan pesan-pesan penuh simpati, adalah beberapa contoh dari sekian banyak ucapan yang dapat mengundang simpati/penghargaan orang lain. Bila kita menganggap diri kita sebagai orang yang bijaksana, maka bukan hanya kata-kata yang “untukuntuk” saja yang perlu disampaikan, tetapi tindakan atau bantuan kepada orang lain yang sebenarnya bukan pekerjaan kita juga penting kita lakukan. 7. Sukses bergaul dengan rekan sekantor Tidaklah mudah untuk memperoleh simpati dan respek dari rekan kerja. Kita harus menerapkan etika dan tata krama di kantor, ditambah lagi dengan hal-hal yang kita temukan dari pengalaman kita di kantor. Permulaan yang baik adalah sebagai anak tangga pertama yang kita injak untuk dapat menginjak anak tangga selanjutnya. Sejauh mana kita berhasil dalam karier, akan banyak ditentukan oleh perkembangan keterampilan dalam bidang human relations. Keterampilan dalam berinteraksi dengan orang lain, sikap pribadi dalam mempertimbangkan sesuatu atau perilaku seseorang tercermin dalam sikap perbuatan yang kita lakukan dan ucapan-ucapan yang keluar dari mulut kita. Pada dasarnya etiket itu dimana-mana sama, namun etiket di tempat kerja lebih beragam sifatnya. Banyak hal yang harus kita cermati, kita tahu bahwa di kantor banyak sekali peraturan dan prosedur yang mengatur perilaku dan sikap pegawai selama bekerja. Agar kita disenangi dan disegani di kantor, perlu kiranya kita mengetahui etiket yang berlaku di kantor. 6 1. Pahami dan hormati budaya kantor Dengan memahami budaya kerja kantor atau corporate culture, mulai dari sikap kerja, cara berbusana yang biasa berlaku di perusahaan, kemudian mengikuti aturan mainnya serta menghormati perilaku perusahaan, membuat kita tidak merasa asing dengan kebiasaan yang berlaku di perusahaan tersebut. 2. Hormati senior Kita tahu bahwa di kantor berlaku sistim ”hirarki”, ada senior dan yunior. Pada umumnya senior berperan penting, karena selain sudah berpengalaman ia juga bisa membantu dan mendidik juniornya,pelajari sikap dan perilaku senior, usahakan selalu menyesuaikan diri di setiap kegiatan. Meskipun kita merasa lebih mampu, jangan sepelekan para senior, bagaimanapun pasti ada hal-hal yang bisa kita serap dan pelajari dari para senior. 3. Jangan terlalu want to know (ingin tahu) Sikap ingin tahu memang perlu, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan. Namun jika keingintahuan tersebut berkaitan dengan masalah dan urusan pribadi orang lain, haruslah kita hindari. Buatlah batasan yang jelas antara hubungan pribadi dan profesionalisme. Persahabatan di dalam suatu kantor akan membantu suasana dan kondisi kerja yang harmonis. Menurut peraturan yang umum berlaku, bahwa bisnis dan kesenangan tidak bisa dicampur-adukkan. Sikap ingin tahu masalah pribadi orang lain yang melewati batas akan mengganggu pekerjaan dan menghalangi kesempatan promosi karier seseorang. 4. Hormati pendapat rekan kerja Kenali perbedaan pendapat seorang rekan kerja dan jangan memaksakan kehendak kepada orang lain. Hormatilah setiap perbedaan yang ada, yang penting perbedaan tersebut tidak mengganggu stabilitas dan hubungan kita dengan rekan kerja. 5. Penuhi tugas dan tanggung jawab kerja Dalam melaksanakan tugas, jangan sekalipun melimpahkan tugas kepada orang lain selama kita sanggup menyelesaikannya. Setiap pegawai memiliki tugas, tanggung jawab dan job deskripsi masing-masing. Apabila kita ingin mendelegasikan tugas karena suatu hal, pastikan bahwa pendelegasian tersebut tidak mengganggu pekerjaaan yang bersangkutan. 6. Sopan dengan semua rekan kerja Bersikap sopan bukan hanya terhadap atasan dan orang-orang penting saja. Menjaga kesopan juga perlu terhadap rekan kerja maupun kepada bawahan, hal ini penting demi kelancaran 7 pekerjaan. Kita harus bisa menghargai dan menghormati keberadaan setiap personil kantor dimanapun. 7. Tidak Aji Mumpung Pegawai seringkali memanfaatkan keberadaannya di kantor, misalnya dengan memanfaarkan peralatan kantor seenaknya sendiri atau menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. Kita perlu menyadari bahwa apa yang diberikan oleh perusahaan hanya untuk kepentingan perusahaan saja. Alangkah baiknya kita tidak memanfaatkan itu semua untuk hal-hal yang bersifat pribadi. Jabatan yang kita dapatkan juga jangan sampai membuat kita besar kepala dan bertindak semena-mena. Berikut ini beberapa aturan lisan yang akan membantu kita bekerja dengan nyaman dengan rekan kerja di kantor : Menjaga Privasi Rekan Kerja 1. Berada dalam satu ruangan, harus saling menghormati rekan kerja. Jangan pernah seenaknya duduk atau menulis di meja rekan kerja tanpa ijin pemiliknya. Bila ada yang hilang, bisa-bisa kita yang menjadi tertuduh. 2. Perhatikan gerak-gerik rekan yang sedang bekerja. Jika mimiknya serius, berarti dia sedang tidak ingin diganggu. Hormatilah! 3. Jika melewati meja teman, jangan melakukan gerakan tubuh seolah ingin tahu apa yang sedang dikerjakan, seperti membaca yang tertulis dilayar komputer, dll. Selain mengganggu, tindakan ini tidak sopan dan tidak menghargai privasi orang lain. 4. Jika teman sedang telepon, jangan menunggu disebelahnya seolah memaksanya menyelesaikan telepon. Jika tidak darurat, tinggalkan pesan atau kembali lagi setelah beberapa waktu. 5. Gosip akan menimbulkan suasana kerja tak nyaman. Bila ada yang aneh, bicarakan langsung secara baik-baik. 6. Jika hendak meminjam barang, pastikan pemiliknya mengetahui dan segera kembalikan ke posisi semula. Penggunaan Telepon 1. Segera angkat telepon dalam satu atau dua kali dering. 2. Jangan set volume dering terlalu keras. 3. Jangan bercakap-cakap di telepon terlalu keras, sehingga semua rekan mendengar. 8 4. Jangan menggunakan telepon terlalu lama, apalagi jika dipakai banyak orang dan hindari membicarakan masalah pribadi. 5. Jangan tinggalkan handphone di meja tanpa dimatikan atau dalam keadaan tidak di-silent, karena bunyinya akan mengganggu yang lain. 6. Mintalah penelepon menghubungi Anda ke hp ketimbang telepon kantor, apalagi jika membahas masalah pribadi yang tidak penting. Melakukan Pembicaraan 1. Sebisa mungkin gunakan 'suara di perpustakaan', ketika sedang mengobrol. 2. Jangan meributkan masalah pribadi di kantor. 3. Jangan bawa klien ke meja kerja dan membahas masalah serius. Lebih baik gunakan ruangan yang memang khusus diperuntukkan untuk tamu. 4. Kalau sedang berurusan dengan teman yang ada di seberang meja, jangan berteriak-teriak, lebih baik datangi meja kerjanya. Mengontrol Volume Suara 1. Jangan memutar musik terlalu keras, sehingga mengganggu konsentrasi orang lain. 2. Sediakan head set jika ingin menkmati musik secara bebas. 3. Jika sedang kembung, batuk atau flu, pertimbangkan kembali untuk masuk kerja daripada mengganggu dengan suara batuk, buang ingus, atau buang angin. 4. Suara-suara dari komputer seperti screensaver atau lainnya, sebaiknya diminimalisir. 5. Jika membawa cemilan, jangan makan seenaknya sehingga membuat suara-suara. 6. Tetap ingin membuat keributan? Tunggu waktu istirahat. Hindari Bau-bauan Menyengat 1. Jangan membawa makanan yang berbau menusuk atau yang masih panas, karena akan membuat orang lain ikut lapar. Jika ingin menikmatinya, jangan lupa tawarkan semua orang dan siap diserbu. 2. Jangan pakai parfum yang menyengat karena bisa mengganggu orang, apalagi yang alergi. 3. Pakailah deodoran, sehingga Anda terhindar dari bau badan yang akan sangat mengganggu orang lain. 4. Jika sakit, jangan pakai minyak kayu putih seenaknya. Minta ijin dulu pada yang lain, agar aromanya tidak membuat orang lain ikut sakit. 9 5. Sediakan semprotan wewangian untuk kasus tertentu. 6. Pakailah selalu sepatu Anda! Dalam kegiatan sehari-hari, baik dilingkungan kehidupan kita maupun dalam lingkungan kerja, seringkali kita meremehkan etika dan etiket, sering kita memandang etika dan etiket suatu hal yang kecil. Di sisi lain kita mengakui betapa pentingnya etika dan etiket bagi kehidupan kita, dengan berpegang pada etika dan etiket, hidup kita bahagia, bergairah dan dapat berarti. Etika dan etiket dapat menumbuhkan dan menambah rasa bahagia pada diri kita, hal ini bisa kita rasakan misalnya tatkala hubungan kerja kita dengan rekan kerja berjalan secara harmonis dan terkontrol, adanya saling pengertian, menghargai, menghormati dan toleran terhadap sesama rekan kerja. Seringkali kita jatuh bukan karena tersandung kasus-kasus besar atau pekerjaan besar, tetapi bisa saja kita jatuh karena hal-hal kecil, mungkin dari sikap, ucapan dan perilaku kita. Mungkin saja kompetensi yang kita miliki bagus dan melebihi rekan-rekan kerja kita, namun bila kita sombong, judes, jorok, penuh kepura-puraan, kasar, tidak tulus, tidak sopan, dan sebagainya, maka profesionalitas serta citra diri kita tidak akan kelihatan, akibatnya kita akan tersisih dari pegawai yang lainnya. Apabila kita ingin sukses berinteraksi dan disegani di kantor, kita harus tahu tentang etika dan etiket yang berlaku di kantor. Semakin kita beretika dan beretiket di kantor, maka semakin baik performa kerja dan profesionalitas kita. Menciptakan dan membangun keharmonisan dan keeratan hubungan antar pegawai dalam suatu kantor melalui sikap, perilaku, tata krama, dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Pegawai merasa nyaman, relasi dan konsumen kantor pun merasa puas dengan pelayanan yang penuh keramahan, ketulusan, persahabatan yang menarik, simpatik dan empatik. Dengan demikian citra institusi akan semakin baik di mata relasi dan rekanan. 10 Daftar Pustaka: Bratawidjaja, Thomas Wiyasa, Sekretaris Profesional, Seri Umum no. 11, LPPM dan PT Pusaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1996. Rosidah, dan Sulistiyani, Ambar Teguh, Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor yang Efektif, PT Gava Media, Yogyakarta, 2005. Mintorogo, Antonius, Aspek-aspek Pokok Pengetahuan Kesekretarisan, Aksek/LPK Tarakanita, Jakarta, 2003. Triwidodo, Titiek dan Kristanto, Djoko, Pengembangan Kepribadian Sekretaris, PT Grasindo, Jakarta, 2004. Winarti, Euis, Pengembangan Kepribadian, LPPM dan Graha Ilmu, Jakarta, 2003. Darmastuti, Rini, Etika PR dan E-PR, PT Gava Media, Yogyakarta, 2007. Dwiantara, Lukas dan Hadi Sumarto, Rumsari, Etiket di Tempat Kerja, Kanisius, Yogyakarta, 2006. 11