bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

advertisement
Provinsi Kalimantan Utara
BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA
DAN PEMBIAYAAN DAERAH
4.1.
Pendapatan Daerah
Peranan pendapatan daerah sebagai sumber utama dalam pendanaan
program pembangunan di daerah terus meningkat setiap tahunnya. Sebagai upaya
untuk meningkatkan kemandirian daerah, pendapatan terus digali dan dioptimalkan
sehingga dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan yang bersumber dari dana
transfer melalui upaya perbaikan regulasi. Dalam perencanaan kebijakan anggaran,
target pendapatan daerah setiap tahunnya diupayakan terus meningkat sejalan
dengan
bertambahnya
kebutuhan
pendanaan
dalam
rangka
pengurangan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, mengatasi kesenjangan, dan pembangunan
infrastruktur yang produktif.
Pendapatan daerah merupakan komponen yang terdiri dari penerimaan
perpajakan dan penerimaan bukan pajak. Sedangkan penerimaan hibah hanya
mengambil porsi yang sangat kecil karena sangat tergantung pada komitmen dan
jenis kegiatan yang ditargetkan oleh pemberi hibah. Di sisi Pendapatan Asli Daerah,
penerimaan perpajakan terus dioptimalkan sehingga secara bertahap dapat
mengurangi peran penerimaan bukan pajak yang rentan terhadap kondisi ekonomi
global. Namun demikian, Pemerintah masih dihadapkan pada tantangan belum
optimalnya rasio penerimaan perpajakan terhadap PDRB (tax ratio) yang cenderung
fluktuatif. Dalam RAPBD Provinsi Kalimantan Utara tahun 2017, kontribusi
penerimaan perpajakan ditargetkan mencapai 12,18 persen dari target pendapatan
daerah. Kondisi ini cenderung menurun dibanding dua tahun sebelumnya. Hal
tersebut tentu berpengaruh terhadap target pendapatan daerah secara keseluruhan.
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-1
Provinsi Kalimantan Utara
4.1.1.
Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah yang akan dilakukan pada
Tahun Anggaran 2017
Penyusunan APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali
dengan proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
yang hasilnya dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD), selanjutnya dipergunakan sebagai dasar penyusunan
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara
(PPAS). Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah adalah salah satu wujud
dari pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab
untuk
sebesar-besarnya
kemakmuran
rakyat
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara. Penyusunan APBD harus disesuaikan dengan
kebutuhan pembangunan daerah yang dinamis diseimbangkan dengan
prioritas pembangunan yang relevan berdasarkan kemampuan keuangan
daerah, sinkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah pusat dan provinsi
sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dalam
penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 terkait dengan pendapatan daerah
adalah sebagai berikut:
1.
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran
2017 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki
kepastian serta dasar hukum penerimaannya.
2.
Penganggaran
pendapatan
daerah
yang
bersumber
dari
PAD
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah:
a. Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah harus
didasarkan pada data potensi pajak daerah dan retribusi
daerah pemerintah provinsi serta memperhatikan perkiraan
pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2017 yang berpotensi
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-2
Provinsi Kalimantan Utara
terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah
serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah
tahun sebelumnya. Untuk itu, pemerintah daerah melakukan
upaya peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari
pajak
daerah
dan
retribusi
daerah.
Dalam
rangka
mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari
pajak daerah dan retribusi daerah, Pemerintah Daerah
melakukan kegiatan penghimpunan data obyek dan subyek
pajak daerah dan retribusi daerah, penentuan besarnya pajak
daerah dan retribusi daerah yang terhutang sampai dengan
kegiatan penagihan pajak
kepada wajib pajak
daerah dan retribusi daerah
daerah dan retribusi daerah serta
pengawasan penyetorannya.
c. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor
paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), termasuk yang
dibagihasilkan
pada
kabupaten/kota,
dialokasikan
untuk
mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta
peningkatan
moda
dan
sarana
transportasi
umum
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (5) UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009.
d. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, dialokasikan
paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai
pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh
aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
e. Pemerintah Daerah dilarang melakukan pungutan atau
dengan sebutan lain di luar yang diatur dalam undang-undang
sebagaimana maksud Pasal 286 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2)
Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah:
a. Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan,
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis
Lain-lain PAD yang Sah, Obyek Bunga atau Jasa Giro Dana
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-3
Provinsi Kalimantan Utara
Cadangan, rincian obyek Bunga atau Jasa Giro Dana
Cadangan sesuai peruntukannya.
b. Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi daerah
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis
Lain-Lain PAD Yang Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan
rincian obyek sesuai kode rekening berkenaan.
Tabel 4.1
Target Pendapatan Asli Daerah
Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017
Kode
4.1
4.1.1
4.1.1.01
4.1.1.03
4.1.1.05
4.1.1.06
4.1.1.07
4.1.2
4.1.4
4.1.4.02
4.1.4.03
4.1.4.14
3.
Uraian PAD
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
PKB
BBNKB
PBBKB
Pajak Air Permukaan
Pajak Rokok
Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Usaha
Lain-Lain PAD Yang Sah
Penerimaan Jasa Giro
Penerimaan Bunga Deposito
Pendapatan BLUD
Alokasi (Rp)
419,868,015,909.00
293,334,558,388.00
65,159,038,013.00
81,348,954,375.00
111,000,000,000.00
658,500,000.00
35,168,066,000.00
140,000,000.00
140,000,000.00
126,393,457,521.00
3,225,000,000.00
6,500,000,000.00
116,668,457,521.00
Dana Perimbangan
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan
perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH):
a. Pendapatan dari DBH-Pajak yang terdiri atas DBH-Pajak Bumi
dan Bangunan (DBH-PBB) dan DBH-Pajak Penghasilan
(DBH-PPh) yang terdiri dari DBH-PPh Pasal 25 dan Pasal 29
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN) dan PPh
Pasal 21 dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai
Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri
Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran
2017. Berdasarkan informasi yang dirilis resmi pada website
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-4
Provinsi Kalimantan Utara
Kementerian Keuangan, Tahun 2017 Provinsi Kalimantan
Utara
mendapat
alokasi
DBH
Pajak
sebesar
Rp.73,360,332,000.00 yang terdiri dari:
- DBH
dari
Pajak
Bumi
dan
Bangunan
sebesar
Rp.45,146,664,000.00
- DBH
dari
Penghasilan
orang
pribadi
sebesar
Rp.
28,213,668,000.00
b. Pendapatan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA),
yang terdiri dari DBH-Kehutanan, DBH-Pertambangan Mineral
dan Batubara, DBH-Perikanan, DBH-Minyak Bumi, DBH-Gas
Bumi,
dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai
Rincian APBN Tahun 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran 2017.
Tahun 2017 Provinsi Kaltara memperoleh alokasi DBH-SDA
sebesar Rp. 255,934,817,000.00 dengan rincian sebagai
berikut:
-
DBH-SDA Minerba sebesar Rp.89,726,390,000.00
-
DBH-SDA Migas sebesar Rp.11,401,079,000.00
-
DBH-SDA Kehutanan sebesar Rp.154,807,348,000.00
Pendapatan
yang
berasal
dari
DBH-Migas
wajib
dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar
yang besarannya adalah 0,5% (nol koma lima perseratus) dari
total DBH-Migas sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 25
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan.
2)
Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU):
Penganggaran DAU sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai
Rincian APBN Tahun Anggaran 2017. Target pendapatan DAU Tahun
2017 mengalami peningkatan dari target pendapatan DAU dalam
APBD-P tahun 2016. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mendapat
alokasi DAU tahun 2017 sebesar Rp. 1,163,384,773,000.00 (Satu
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-5
Provinsi Kalimantan Utara
Triliun Seratus Enam Puluh Tiga Miliar Tiga Ratus Delapan Puluh
Empat Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Rupiah).
3)
Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK):
DAK dianggarkan sesuai Peraturan Presiden tentang Rincian
APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai
Alokasi
DAK
Tahun
Anggaran
2017.
Dimana
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mendapat alokasi sebesar
Rp. 308.016.815.000,- (DH)
3.
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017
atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan
Alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2017.
2)
Penganggaran Dana Tambahan DBH-Minyak dan Gas Bumi
Tahun Anggaran 2017 dialokasikan sesuai dengan
Peraturan
Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana Tambahan
DBH-Minyak dan Gas Bumi Tahun Anggaran 2017.
3)
Penganggaran Dana Transfer lainnya dialokasikan sesuai dengan
Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017
atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan
Alokasi Dana Transfer lainnya Tahun Anggaran 2017.
4)
Pendapatan Pemerintah Provinsi yang bersumber dari dana
transfer lainnya, penggunaannya harus berpedoman pada masingmasing Peraturan/Petunjuk Teknis yang melandasi penerimaan
dana transfer lainnya dimaksud.
5)
Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik
yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang diterima dari
pemerintah provinsi dianggarkan dalam APBD penerima bantuan,
sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan.
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-6
Provinsi Kalimantan Utara
6)
Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah,
pemerintah daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari badan,
lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok
masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak
mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban
pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD setelah
adanya kepastian pendapatan dimaksud.
7)
Untuk
kepastian
pendapatan
hibah
yang
bersumber
dari
pemerintah daerah lainnya tersebut didasarkan pada perjanjian
hibah antara kepala daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku
pemberi dengan kepala daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku
penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari
pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak
ketiga selaku pemberi dengan kepala daerah/pejabat yang diberi
kuasa selaku penerima.
8)
Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode rekening
berkenaan.
9)
Penganggaran pendapatan yang bersumber dari sumbangan pihak
ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri,
kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan
tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan
kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan
dalam APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud.
10) Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode rekening
berkenaan.
11) Dalam hal pemerintah daerah memperoleh dana darurat dari
pemerintah dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok LainKebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-7
Provinsi Kalimantan Utara
lain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan Dana Darurat dengan
memperhatikan Pasal 296 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014.
4.1.2.
Target Pendapatan Daerah Meliputi Pendapatan Dana Perimbangan dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dalam RAPBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017, target
pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Pendapatan Dana Perimbangan
dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun 2017
Kode
Uraian Pendapatan
4.2
DANA PERIMBANGAN
4.2.1
Dana Bagi Hasil
4.2.1.01
Bagi Hasil Pajak
4.2.1.01.01
PBB
4.2.1.01.03
PPH
4.2.1.02
Bagi Hasil Bukan Pajak
4.2.1.02.01
Kehutanan
4.2.1.02.08
Migas
4.2.1.02.11
Minerba
4.2.2
Dana Alokasi Umum (DAU)
4.2.3
Dana Alokasi Khusus (DAK)
DAK Fisik
4.2.3.01
DAK Reguler
Bidang Pendidikan
Bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan
Bidang Pelayanan Kesehatan Kefarmasian
4.2.3.01.02
Bidang Kelautan dan Perikanan
4.2.3.xx
DAK Penugasan
Bidang Pendidikan SMK
Bidang Jalan
Bidang Irigasi
Bidang Energi Skala Kecil dan Menengah
4.2.3.02
DAK Non Fisik
4.2.3.02.01
BOS
Tunjangan Profesi Guru
Tambahan Penghasilan Guru
Tunjangan Khusus Guru
Alokasi (Rp)
1,800,696,737,000.00
329,295,149,000.00
73,360,332,000.00
45,146,664,000.00
28,213,668,000.00
255,934,817,000.00
54,807,348,000.00
1,401,079,000.00
89,726,390,000.00
1,163,384,773,000.00
308,016,815,000.00
144,746,621,000.00
76,116,080,000.00
8,360,357,000.00
58,280,485,000.00
9,475,238,000.00
68,630,541,000.00
27,049,173,000.00
32,089,155,000.00
5,831,950,000.00
3,660,263,000.00
163,270,194,000.00
133,463,000,000.00
24,549,755,000.00
1,320,000,000.00
36,636,000.00
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-8
Provinsi Kalimantan Utara
Kode
4.2.3.02.03
Uraian Pendapatan
Alokasi (Rp)
2,500,000,000.00
1,400,803,000.00
114,588,229,671.00
969,480,000.00
295,200,000.00
674,280,000.00
7,500,000,000.00
7,500,000,000.00
7,500,000,000.00
106,118,749,671.00
106,118,749,671.00
12,648,036,231.00
93,470,713,440.00
Peningkatan Pengelolaan Koperasi, UMKM dan Ketenagakerjaan
Dana Pelayanan Administrasi Kependudukan
4.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
4.3.1
Pendapatan Hibah
4.3.1.03
Badan/ Lembaga/ Organisasi Swasta Dalam Negeri
4.3.1.06
Sumbangan Pihak Ketiga (Dealer Kendaraan Bermotor)
4.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
4.3.4.01
Dana Penyesuaian
4.3.4.01.01
Dana Penyesuaian Reward
4.3.6
Pendapatan Kurang Salur
4.3.6.01
Pendapatan Kurang Salur Dana Perimbangan
4.3.6.01.02
Kurang Salur DAU 2015
4.3.6.01.03
Kurang Salur DAU 2016
4.1.3.
Upaya-upaya Pemerintah Daerah dalam Mencapai Target
Pemerintah
daerah
menyadari
sepenuhnya,
bahwa
pendanaan
pembangunan daerah selama ini sebagian besar bersumber dari Dana
Perimbangan
disebabkan
belum
optimalnya
pelayananan
kepada
masyarakat sehingga mengakibatkan obyek retribusi dan pajak daerah juga
rendah. Dalam rangka memenuhi tuntutan pembangunan daerah yang terus
meningkat dengan kondisi pendanaan yang masih terbatas, maka terhadap
seluruh komponen pendapatan daerah perlu dilakukan upaya-upaya untuk
mencapai target terutama untuk rencana dalam APBD Tahun 2017 melalui:
1.
Perluasan basis penerimaan antara lain yaitu dengan mengidentifikasi
pembayar
pajak
baru/potensial
dan
jumlah
pembayar
pajak,
memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian, menghitung
kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan;
2.
Memperkuat proses pemungutan dengan mempercepat penyusunan
Peraturan-peraturan
Daerah
dan
peningkatan
SDM
yang
melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi;
3.
Meningkatkan pengawasan dengan melakukan pemeriksaan secara
insidentil dan berkala, memperbaiki proses pengawasan, menerapkan
sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan pembayaran
pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pembayar
pajak;
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-9
Provinsi Kalimantan Utara
4.
Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan
dengan
memperbaiki
penyederhanaan
prosedur
administrasi
administrasi
pajak,
pajak
meningkatkan
melalui
efisiensi
pemungutan dari setiap jenis pemungutan;
5.
Meningkatkan peran dan fungsi UPTD dalam peningkatan pelayanan
dan pendapatan; dan
6.
Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah.
Kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan sebagai
upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah:
1.
Mengoptimalkan penerimaan dari : Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
(PPh OPDN), PPh Pasal 21, Pajak Ekspor, dan PPh Badan;
2.
Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar
perhitungan Bagi Hasil dalam Dana Perimbangan;
3.
Meningkatkan
koordinasi
dengan
Pemerintah
Pusat
dan
Kabupaten/Kota.
Dalam rangka pencapaian upaya peningkatan pendapatan daerah tersebut,
beberapa strategi yang harus diimplementasikan oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara antara lain:
1.
Strategi Pencapaian Target Peningkatan PAD melalui:
a. Penataan
kelembagaan,
penyempurnaan
dasar
hukum
pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan;
b. Pelaksanaan pemungutan atas obyek pajak/retribusi baru dan
pengembangan sistem operasi penagihan atas potensi pajak dan
retribusi yang tidak memenuhi kewajibannya;
c. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap sesuai
dengan kemampuan anggaran;
d. Mengembangkan penerapan standar operasional prosedur disetiap
kantor pelayanan;
e. Penyebarluasan informasi dan program sosialisasi di bidang
Pendapatan
Daerah
dalam
upaya
peningkatan
kesadaran
masyarakat;
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-10
Provinsi Kalimantan Utara
2.
Strategi Pencapaian Target Dana Perimbangan:
a. Melakukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam
pembayaran pajak;
b. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun
potensi sumber daya alam bekerja sama dengan Kementerian
Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan
Bagi Hasil.
c.
Peningkatan keterlibatan Pemerintah Daerah dalam perhitungan
lifting migas dan perhitungan sumber daya alam lainnya agar
memperoleh proporsi pembagian yang sesuai dengan potensi;
d. Peningkatan
koordinasi
dengan
Pemerintah
Pusat
untuk
mengupayakan peningkatan besaran Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak, DAU, dan DAK.
4.2.
Belanja Daerah
Pengalokasian Belanja Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014, belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan
pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri atas
urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Belanja daerah
untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar
dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar belanja
dan standar harga satuan regional.
4.2.1.
Kebijakan Terkait dengan Perencanaan Belanja Daerah meliputi Total
Perkiraan Belanja Daerah
Kebijakan
pemerintah
daerah
terhadap
belanja
daerah
Tahun
Anggaran 2017 adalah sebagai berikut :
1.
Belanja
daerah
pelayanan
dasar
diprioritaskan
yakni
kepada
pemenuhan
infrastruktur
pendidikan,
kesehatan,
infrastruktur
perhubungan, jalan dan jembatan serta infrastruktur irigasi.
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-11
Provinsi Kalimantan Utara
2.
Belanja daerah disusun berdasarkan program dan kegiatan yang
dampaknya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat seperti
peningkatan layanan pendidikan, layanan kesehatan, perizinan usaha
dan sebagainya.
3.
Prioritas belanja daerah selaras dengan RPJMD yang mendukung
pencapaian visi dan misi kepala daerah dengan prinsip money follow
programs.
4.
Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, oleh
karena itu dalam penyusunan APBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun
Anggaran 2017 lebih mengutamakan pada pencapaian hasil melalui
program dan kegiatan Belanja Langsung dari pada Belanja Tidak
Langsung.
5.
Belanja daerah disusun secara proporsional dengan memperhatikan
realisasi anggaran SKPD tahun 2016
6.
Membangun komunikasi dan koordinasi intensif kepada Pemerintah
Pusat dan Kabupaten/kota dalam rangka penetapan program, kegiatan
dan pendanaan pembangunan yang terintegrasi sehingga dicapai
sasaran
prioritas
pembangunan
daerah
yang
selaras
dengan
pembangunan nasional.
Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dalam rangka
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah Tahun Anggaran
2017, memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Program dan kegiatan didasarkan pada kebutuhan riil sehingga
rencana alokasi belanja dilakukan analisis kewajaran biaya yang
dikaitkan dengan output yang dihasilkan dari satu kegiatan.
2.
Kegiatan yang bersifat fisik, proporsi belanja modal diupayakan lebih
besar dari belanja pegawai atau belanja barang dan jasa. Demikian
juga halnya honorarium bagi PNSD dibatasi frekuensinya dan
kewajaran beban tugas, dan sesuai standar yang ditetapkan.
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-12
Provinsi Kalimantan Utara
3.
Dalam rangka mendorong peningkatan kinerja dan daya serap
anggaran, maka dalam anggaran Tahun 2017 tidak diberlakukan istilah
anggaran luncuran.
4.2.2.
Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial,
Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga
1.
Belanja Pegawai
Kebijakan Belanja Pegawai memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri
Sipil Daerah (PNSD) disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan
gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas
dan gaji keempat belas.
2)
Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan
Calon PNSD sesuai formasi pegawai Tahun 2017 dan pegawai
pindahan daerah.
3)
Penganggaran belanja pegawai untuk penambahan struktur
organisasi baru.
4)
Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji
berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi
pegawai
dengan
memperhitungkan
acress
yang
besarnya
maksimum 2,5% (dua koma lima per seratus) dari jumlah belanja
pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.
5)
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta
PNSD dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2017 dengan
mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-13
Provinsi Kalimantan Utara
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
6)
Terkait
dengan
hal tersebut,
penyediaan
anggaran
untuk
pengembangan cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan
bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota
DPRD serta PNSD di luar cakupan penyelenggaraan jaminan
kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan
dianggarkan dalam APBD.
7)
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan
kematian
bagi
PNSD
dibebankan
pada
APBD
dengan
mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015
tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi
Pegawai Aparatur Sipil Negara.
8)
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan
kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta
Pimpinan
dan
Anggota
DPRD,
dibebankan
pada
APBD
disesuaikan dengan yang berlaku bagi pegawai Aparatur Sipil
Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
9)
Penganggaran
Tambahan
memperhatikan
kemampuan
Penghasilan
keuangan
PNSD
daerah
harus
dengan
persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan
kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan peraturan kepala
daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011.
10) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
11) Tunjangan profesi guru PNSD dan Dana Tambahan Penghasilan
Guru PNSD yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2017
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-14
Provinsi Kalimantan Utara
melalui DAK dianggarkan dalam APBD Provinsi pada kelompok
belanja tidak langsung, jenis belanja pegawai, obyek belanja gaji
dan tunjangan, dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode
rekening berkenaan.
2.
Belanja Bunga
Belanja Bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga
utang yang dihitung atas kewajiban pokok hutang berdasarkan perjanjian
pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dalam hal
ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara tidak memiliki pinjaman kepada
pihak lain.
3.
Belanja Subsidi
Pemerintah daerah dapat menganggarkan belanja subsidi kepada
perusahaan/lembaga tertentu yang menyelenggarakan pelayanan publik,
antara lain dalam bentuk penugasan pelaksanaan Kewajiban Pelayanan
Umum (Public Service Obligation). Belanja Subsidi tersebut hanya diberikan
kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya
terjangkau
oleh
masyarakat
yang
daya
belinya
terbatas.
Perusahaan/lembaga tertentu yang diberi subsidi tersebut menghasilkan
produk yang merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang
banyak.
Sebelum belanja subsidi tersebut dianggarkan dalam APBD Tahun
Anggaran 2017, perusahaan/lembaga penerima subsidi harus terlebih dahulu
diaudit
sesuai
dengan
ketentuan
pemeriksaan
pengelolaan
dan
tanggungjawab keuangan negara sebagaimana diatur dalam Pasal 41
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011.
4.
Belanja Hibah
Penganggaran
mempedomani
belanja
Peraturan
hibah
Kepala
yang
Daerah
bersumber
yang
dari
APBD
disesuaikan
dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2012 sebagaimana diubah
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-15
Provinsi Kalimantan Utara
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012. Penerima
hibah berkewajiban mempertanggungjawabkan penggunaan dana hibah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur yang akan ditetapkan
kemudian.
5.
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial dilaksanakan secara selektif, tidak mengikat
dan dengan jumlah yang terbatas, akan diberikan bantuan dalam rangka
meningkatkan
kualitas
kehidupan
sosial
ekonomi
kelompok/anggota
masyarakat. Penganggaran belanja bansos yang bersumber dari APBD
mempedomani
Peraturan
Kepala
Daerah
yang
disesuaikan
dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2012 sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012
6.
Belanja Bagi Hasil Pajak
Penganggaran dana bagi hasil harus memperhitungkan rencana
pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah pada tahun anggaran 2015,
sedangkan pelampauan target tahun 2017 yang belum direalisasikan kepada
pemerintah kab/kota ditampung dalam Perubahan APBD tahun anggaran
2017 atau dicantumkan dalam LRA.
7.
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja bantuan keuangan provinsi kepada kabupaten/kota yang
bersifat umum digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dengan
menggunakan variable pendapatan daerah, jumlah penduduk miskin dan
luas wilayah. Sedangkan bantuan keuangan yang bersifat khusus digunakan
untuk membantu capaian kinerja program prioritas pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara, sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan
penerima bantuan.
8.
Belanja Tidak Terduga
Belanja
tidak
terduga
dianggarkan
secara
rasional
dengan
mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2016 dan estimasi kegiatankegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-16
Provinsi Kalimantan Utara
pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja
untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan
terjadi
berulang,
seperti
kebutuhan
tanggap
darurat
bencana,
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak tertampung
dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2016, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.
4.2.3.
Kebijakan Pembangunan Daerah, Kendala yang Dihadapi, Strategi dan
Prioritas Pembangunan Daerah yang Disusun secara Terintegrasi
dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional yang akan
Dilaksanakan di Daerah
Penyusunan KUA tahun 2017 merupakan wujud implementasi
perencanaan anggaran untuk mencapai sasaran pembangunan tahunan.
Oleh karena itu, kebijakan belanja daerah tahun 2017 diharapkan mampu
mengusung tema pembangunan yang digaungkan sejak penyelenggaraan
musrenbang RKPD dan telah dituangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2016-2021.
Kebijakan pembangunan daerah tahun 2016-2021 sebagaimana
amanat RPJMD adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Strategi dan Arah Kebijakan Jangka Menengah
Provinsi Kalimantan Utara
Misi 1 “Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri”
No
1.
Sasaran
Strategi
Arah kebijakan
Tujuan 1: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Berkurangnya kemiskinan Peningkatan pemberdayaan
Menciptakan pemberdayaan usaha
masyarakat berpenghamasyarakat
ekonomi masyarakat miskin
silan rendah
Mengembangkan usaha pertanian
masyarakat miskin
Mewujudkan koperasi yang berkualitas
Mengembangkan wilayah transmigrasi
yang produktif
Menciptakan industri kecil dan
menengah berbasis sumberdaya lokal
Mengembangkan hutan
kemasyarakatan berbasis hasil hutan
non kayu
Meningkatkan pemanfaatan sumber
daya hutan secara lestari
Mengembangkan manajemen usaha
bagi perempuan
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-17
Provinsi Kalimantan Utara
Misi 1 “Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri”
No
2.
Sasaran
Strategi
Peningkatan penanganan
kelompok rentan miskin
Arah kebijakan
Meningkatkan kualitas dan
memeratakan jumlah sarana sosial
Meningkatkan kapasitas kelembagaan
kesejahteraan sosial
Meningkatkan kualitas pelayanan dan
rehabilitasi penyandang masalah
kesejahteraan sosial
Meningkatkan pemberdayaan sosial
dan kapasitas hidup bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Meningkatkan kualitas pelayanan dan
pembinaan para penyandang cacat dan
trauma
Meningkatkan kualitas penanganan dan
pembinaan anak terlantar
Meningkatkan kualitas penanganan dan
pembinaan eks. penyandang penyakit
sosial
Peningkatan perluasan lapangan
Memperluas penyebaran informasi
kerja
lapangan kerja
Memfasilitasi pencari kerja dan
penyedia kerja dengan penekanan
pada penduduk lokal
Peningkatan investasi dan
Menciptakan iklim investasi yang
teknologi
kondusif dan menerapkan teknologi
pengembangan ekonomi yang
berorientasi pada penciptaan lapangan
kerja
Peningkatan kualitas ketrampilan
Meningkatkan sistem peningkatan
masyarakat
ketrampilan dan sarana pelatihan
ketenagakerjaan
Mengembangkan jiwa kewirausahaan
generasi muda melalui pelatihan
kewirausahaan dan industri
Tujuan 2: Meningkatkan perekonomian rakyat yang berkelanjutan
Meningkatnya
Peningkatan infrastruktur fisik
Meningkatkan jaringan irigasi
pertumbuhan ekonomi
pertanian
dengan memperhatikan
Peningkatan ketersediaan sarana
Meningkatkan ketersediaan sarana
ekonomi hijau (green
produksi pertanian
produksi pertanian
economy)
Mengembangkan teknologi pertanian
Mengembangkan pola integrated
farming
Peningkatan kuantitas dan
Meningkatkan kuantitas aparatur sipil
kualitas SDM pertanian
negara di bidang pertanian
Peningkatan pengelolaan dan
Mengembangkan kelembagaan desa
kelembagaan perekonomian
dan pertanian
rakyat
Mengembangkan pemasaran produk
pertanian
Peningkatan pengelolaan
Meningkatkan kualitas pelaku usaha
perikanan budidaya dan
perikanan pasca panen (off-farm)
perikanan tangkap
Meningkatkan produktivitas perikanan
budidaya
Meningkatkan produktivitas perikanan
tangkap
Peningkatan pengelolaan pesisir,
Meningkatkan potensi dan budaya
pulau-pulau kecil dan pengawasan masyarakat pesisir
sumberdaya kelautan dan
Meningkatkan pembinaan dan fasilitas
perikanan
untuk pengawasan pesisir
Peningkatan daya tarik pariwisata Meningkatkan kualitas ODTW
secara terpadu dan berkelanjutan
Peningkatan kualitas SDM dan
Meningkatkan fungsi dan peran SDM
kelembagaan kepariwisataan
dan kelembagaan kepariwisataan
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-18
Provinsi Kalimantan Utara
Misi 1 “Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri”
No
Sasaran
Strategi
Pengembangan sistem informasi
manajemen dan pemasaran
pariwisata
Peningkatan produksi
pertambangan
Peningkatan kualitas hasil
pertambangan
Peningkatkan SDM pertambangan
Peningkatan pengelolaan dan
pengendalian lingkungan
Peningkatan teknologi
pengembangan ekonomi yang
berdaya saing
3.
Meningkatnya
infrastruktur fisik dan
ekonomi utama wilayah
Pengendalian sistem penataaan
ruang wilayah yang terintegrasi
Pengembangan sarana prasarana
fisik utama transportasi darat,
laut dan udara
Pembangunan infrastruktur dasar
wilayah
4.
Meningkatnya
konektivitas antardaerah
dan negara tetangga
Penyediaan sarana prasarana fisik
energi
Peningkatan prasarana jalan dan
transportasi internal provinsi dan
antar negara
Arah kebijakan
Mengembangkan sistem informasi,
pasar dan pariwisata yang terpadu
Meningkatnya informasi dan produksi
pertambangan (batu bara dan sumber
daya mineral)
Meningkatkan sarana dan teknologi
kualitas hasil produksi pertambangan
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
SDM pertambangan
Meningkatkan pengawasan dan
pengendalian kegiatan reklamasi
pertambangan
Menerapkan teknologi pengembangan
ekonomi yang berdaya saing
Mewujudkan perdagangan lokal yang
optimal
Menciptakan produk layak jual dan
memenuhi standar
Mewujudkan perencanaan tata ruang
Mewujudkan pemanfaatan ruang
Mewujudkan pengendalian
pemanfaatan ruang
Mewujudkan penyelenggaraan,
pemanfaatan, dan pengelolaan ruang
terbuka hijau
Membangun sarana prasarana fisik
utama transportasi darat, laut dan
udara
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
infrastruktur pada wilayah strategis
dan cepat tumbuh dalam rangka
percepatan pembangunan Kota Baru
Mandiri Tanjung Selor dan Kawasan
Industri Tanah Kuning (KIPI)
Meningkatkan pengelolaan air bersih
dan air baku
Menyediakan sistem pengelolaan air
minum dan air limbah
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
prasarana sarana dasar permukiman
Meningkatkan sarana prasana dasar
pendukung permukiman
Mewujudkan pengelolaan sampah yang
baik dan sehat
Menyediakan areal pemakaman
Mewujudkan kawasan bebas banjir dan
prasarana pengaman abrasi pantai
Meningkatkan kemampuan sumber
daya energi
Meningkatkan kualitas jaringan jalan
dan jembatan internal provinsi
Meningkatkan pemasangan fasilitas
dan rambu-rambu jalan
Meningkatkan sarana penunjang
keamanan dan keselamatan pengguna
jalan
Meningkatkan kemudahan aksesibilitas
bagi pengguna transportasi massal
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-19
Provinsi Kalimantan Utara
Misi 1 “Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri”
No
5.
6.
Sasaran
Meningkatnya kualitas
lingkungan hidup
Strategi
Peningkatan kualitas
penyelenggaraan dan aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan
jasa komunikasi dan informatika
Peningkatan perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup
Arah kebijakan
Meningkatkan pelayanan jasa dan
jaringan komunikasi dan informatika
Meningkatkan peran serta SDM,
kelembagaan, dan pemangku
kepentingan dalam pengelolaan
lingkungan hidup
Meningkatkan efektivitas upaya
pemanfaatan, perlindungan, dan
pelestarian lingkungan hidup
Mengembangkan mekanisme mitigasi
perubahan iklim
Mengendalikan pencemaran air, udara,
tanah dan limbah tambang dengan
meningkatkan ketaatan perusahaan
melalui penerapan teknologi ramah
lingkungan
Peningkatan pengelolaan sumber
Meningkatkan industri pengolahan hasil
daya kehutanan
hutan kayu/non kayu skala kecil dan
besar
Meningkatkan tata kelola pengelola
sumber daya kehutanan
Tujuan 3: Meningkatkan daya saing sumber daya manusia
Meningkatnya kualitas
Peningkatan akses masyarakat
Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan
pendidikan masyarakat
terhadap sarana dan prasarana
pemerataan sarana dan prasarana
pendidikan menengah yang
pendidikan menengah umum dan
berkualitas
kejuruan
Peningkatan mutu tenaga
Meningkatkan jumlah dan kompetensi
pendidik dan kependidikan
tenaga pendidik dan kependidikan
Peningkatan proses pendidikan
Memperkuat pelaksanaan kurikulum,
yang berkualitas dan bebas
penerapan SPM dan mengembangkan
gratifikasi
manajemen pendidikan yang bebas
gratifikasi
Peningkatan mutu pendidikan luar Meningkatkan kuantitas dan kualitas
biasa di seluruh wilayah
sarana dan prasarana pendidikan luar
perkotaan, pedalaman, pesisir
biasa
dan perbatasan
Peningkatan minat baca di
Meningkatkan mutu perpustakaan
seluruh wilayah perkotaan,
daerah
pedalaman, pesisir dan
perbatasan
Peningkatan pelestarian dan
Meningkatkan pelestarian dan
pemahaman serta apresiasi
pemahaman nilai budaya
sejarah, seni dan budaya daerah
dalam memperkuat tradisi
ketahanan keragaman
Meningkatkan apresiasi terhadap seni
sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa
Peningkatan aktifitas dan
Mengembangkan potensi pemuda
partisipasi pemuda dalam
pelopor pembangunan
pembangunan
Meningkatkan mutu organisasi
kepemudaan dan olahraga
Pengembangan potensi dan minat Meningkatkan kemitraan dan peran
olahraga pelajar dan masyarakat
serta masyarakat, pemerintah dan
swasta dalam memajukan bidang
olahraga
Peningkatan mutu kebijakan dan
Meningkatkan mutu organisasi olahraga
manajemen olahraga
Peningkatan mutu fasilitas
Meningkatkan mutu fasilitas penunjang
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-20
Provinsi Kalimantan Utara
Misi 1 “Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri”
No
7.
Sasaran
Meningkatnya kualitas
kesehatan masyarakat
Strategi
penunjang kebutuhan kegiatan
pemuda dan olahraga di seluruh
wilayah perkotaan, pedalaman,
pesisir dan perbatasan
Peningkatan kesadaran dan peran
serta masyarakat dalam
pelaksanaan perilaku hidup bersih
dan sehat
Peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga kesehatan
Peningkatan kualitas dan
kuantitas sarana-prasaraa
kesehatan
Peningkatan kualitas dan
kuantitas proses pelayanan
kesehatan
Peningkatan pemerataan kualitas
dan kuantitas pelayanan
kesehatan
Peningkatan pelayanan keluarga
berencana
Pembangunan keluarga melalui
ketahanan keluarga
Arah kebijakan
kebutuhan kegiatan pemuda dan
olahraga
Meningkatkan kesadaran dan peran
serta masyarakat dalam mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan
Meningkatkan jumlah tenaga
kesehatan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
sarana prasarana kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan
Meningkatkan upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit
Meningkatkan inovasi program
pelayanan kesehatan di seluruh daerah
terutama di daerah perbatasan dan
terpencil
Meningkatkan jumlah dan kualitas
keluarga ber-KB
Meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang kesehatan reproduksi dan
penyiapan kehidupan berkeluarga
Meningkatkan ketahanan keluarga dan
pemberdayaan keluarga
Misi 2 “Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan Damai”
No
1.
2.
3.
Sasaran
Strategi
Arah kebijakan
Tujuan 1: Menjaga kedaulatan negara
Terjaganya keutuhan
Peningkatan sistem penjagaan
Meningkatkan cakupan PLB di
NKRI
kedaulatan negara
perbatasan negara
Membentuk desa sadar kedaulatan
NKRI
Meningkatkan kewaspadaan
pelanggaran batas wilayah perbatasan
dengan negara lain
Penguatan implementasi
Meningkatkan peran pemerintah
kerjasama antar negara
provinsi dalam forum kerjasama Sosial
Ekonomi Malindo dan BIMP-EAGA
Peningkatan peran desa
Memperkuat jiwa dan semangat
perbatasan dalam menjaga
keutuhan NKRI
keutuhan NKRI
Membangun sistem fasilitasi
pendukung keutuhan wilayah NKRI
Terjaganya keamanan
Peningkatan upaya pencegahan,
Meningkatkan pencegahan,
penanganan, dan pembinaan
pengamanan dan penanganan pasca
pasca gangguan keamanan
gangguan keamanan wilayah
Tujuan 2: Membangun daerah perbatasan yang aman
Terwujudnya daerah
Fasilitasi perwujudan wilayah
Meningkatkan kondisi tertib dan aman
perbatasan yang tertib
perbatasan yang mendukung
di wilayah perbatasan
dan tenteram
wilayah yang tertib dan tenteram
Meningkatkan koordinasi antar
lembaga yang mendukung wilayah
perbatasan yang tertib dan aman
Meningkatkan peran serta masyarakat
dalam mewujudkan wilayah
perbatasan yang tertib dan aman
Tujuan 3: Mewujudkan penegakan hukum
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-21
Provinsi Kalimantan Utara
Misi 2 “Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan Damai”
No
4.
Sasaran
Terwujudnya penegakan
hukum
Strategi
Peningkatan sumberdaya dan
sarana penegakan hukum
Arah kebijakan
Meningkatkan kualitas aparat penegak
hukum yang berintegritas moral dan
memiliki profesionalisme yang lebih
baik
Meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk berperilaku tertib terhadap
hukum dan regulasi
Membangun sistem dan aturan
penegakan hukum yang memadai
untuk memberantas bisnis dan
transaksi ilegal
Misi 3 “Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih dan Berwibawa”
No
1.
2.
Sasaran
Strategi
Arah kebijakan
Tujuan 1: Mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel
Terwujudnya
Peningkatan tata kelola dan
Mengoptimalkan komitmen pelaksanaan
kelembagaan dan
reformasi birokrasi pemerintah
reformasi birokrasi pemerintahan dalam
ketatalaksanaan
upaya menjadi pilot project penataan
pemerintah daerah yang
birokrasi yang terintegritas
berkualitas
Peningkatan kapasitas
Mengoptimalkan pelaksanaan analisis
kelembagaan pemerintah
jabatan dan memantapkan kelembagaan
daerah
Memperkuat pelaksanaan tata
pemerintahan dan pelayanan berbasis
kewilayahan
Peningkatan profesionalisme
Meningkatkan kualitas SDM aparatur
dan kompetensi sumberdaya
Meningkatkan pembinaan sumberdaya
aparatur
aparatur
Meningkatkan pengawasan sumberdaya
aparatur
Menjaga konsistensi regulasi dan
implementasi
Peningkatan kapasitas lembaga
Meningkatkan kapasitas aparatur
desa dan aparatur
pemerintahan
pemerintahan desa
Mengembangkan penerapan sistem
informasi desa
Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan desa
Pengembangan kebijakan
Meningkatkan penganggaran berbasis
pembangunan yang berkeadilan
pembangunan yang berkeadilan
Membangun jejaring kelembagaan
perlindungan perermpuan dan anak
tingkat daerah
Terwujudnya
Peningkatan sistem pengawasan Meningkatkan pembinaan dalam rangka
pemerintahan akuntabel
dan pengendalian internal yang
pengendalian pembangunan
efektif
Mengembangkan Sistem Pengendalian
internal pemerintah SPIP di seluruh
SKPD
Menyiapkan wilayah potensial untuk
menjadi daerah otonom baru
Peningkatan kualitas
Meningkatkan konsistensi perencanaan
manajemen pembangunan
pembangunan yang partisipatif
Menguatkan jejaring penelitian dan
pengembangan pembangunan
Mengembangkan data dan statistik
pembangunan
Mengefektikan pengendalian dan
evaluasi pembangunan
Meningkatnya kualitas laporan keuangan
daerah yang dapat dijadikan bahan
Informasi dan dapat dipertanggung
jawabkan
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-22
Provinsi Kalimantan Utara
Misi 3 “Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih dan Berwibawa”
No
3.
4.
5.
Sasaran
Strategi
Arah kebijakan
Meningkatnya kualitas penatausahaan
barang milik daerah
Peningkatan pelayanan umum,
Mengembangkan teknologi informasi dan
komunikasi, dan informasi
aplikasi telematika dalam rangka egovernment
Meningkatkan pelayanan administrasi,
umum, kerumahtanggaan dan
keprotokolan pemerintah daerah
Mengoptimalkan penyelamatan dan
pelestarian dokumen/arsip daerah
Mengembangkan dan meningkatkan
kualitas kerjasama
Mengoptimalkan fungsi kesekretariatan
DPRD
Membina dan melakukan pengawasan
pelaksanaan kebijakan pertanahan
Tujuan 2: Mewujudkan pelayanan publik yang prima
Menjadi abdi masyarakat Peningkatan sistem pelayanan
Mengimplementasikan pedoman/SOP
dalam pelayanan publik
yang prima
pelayanan publik yang prima
Pembentukan jiwa KORSA yang
Mengembangkan integritas, persatuan,
bersifat abdi masyarakat
patriotisme, kebanggaan, semangat dan
daya juang, serta atribut sebagai abdi
masyarakat
Meningkatnya pelayanan
Pengembangan regulasi dan
Meningkatkan transparansi dan
perizinan
kualitas pelayanan perizinan
akuntabilitas perizinan
Meningkatnya pelayanan
Peningkatan kualitas dan
Mengembangkan sistem data
kependudukan
kuantitas pelayanan
kependudukan dan meningkatkan
kependudukan
kemampuan SDM dalam pemanfaatan IT
Terhadap rencana pembangunan daerah tersebut, pemerintah daerah
masih dihadapkan pada berbagai kendala baik yang sedang berkembang
sekarang maupun yang mungkin terjadi pada tahun mendatang. Kepentingan
pembangunan
akan
semakin
membutuhkan
pendanaan
yang
terus
meningkat setiap tahun yang tidak serta merta diikuti oleh peningkatan pada
sumber-sumber pendapatan daerah. Dengan infrastruktur daerah yang
belum memadai dan letak geografis yang kurang menguntungkan terutama
bagi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, mengakibatkan masih
adanya kesenjangan dalam upaya pemerataan pembangunan, kesempatan
berusaha dan memperoleh pekerjaan yang layak sehingga menimbulkan
kesenjangan ekonomi dan pendapatan. Kenaikan harga kebutuhan pokok
sebagai dampak dari pengurangan berbagai subsidi pemerintah yang
mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, semakin menjadi kendala
bagi pemerintah daerah dalam upaya mengurangi jumlah penduduk miskin.
Indikator sasaran pembangunan yang ingin dicapai Provinsi Kalimantan
Utara pada Tahun 2017 dijelaskan pada tabel berikut:
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-23
Provinsi Kalimantan Utara
Tabel 4.4
Target Sasaran Pembangunan Tahunan
Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021
Tujuan
Sasaran
Berkurangnya
Meningkatkan kemiskinan
kesejahteraan masyarakat
masyarakat berpenghasilan
rendah
Meningkatkan
perekonomian
rakyat yang
berkelanjutan
2017
2018
2019
2020
2021
Angka kemiskinan
5.70%
5.10%
4.60%
4.20%
3.80%
Angka pengangguran
7.20%
6.60%
6,3%
6%
5.70%
6,00%
6,40%
6,90%
7,30%
7,70%
92,86%
93,60%
94,26%
94,85%
95,39%
78%
83%
88%
94%
100%
92,8%
96,4%
100%
100%
100%
80,19
81,14
82
84,76
84,76
Meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi dengan
memperhatikan Angka pertumbuhan ekonomi
ekonomi hijau
(green economy )
Meningkatnya
infrastruktur
Persentase panjang jalan dalam
fisik dan
kondisi baik dan sedang
ekonomi wilayah
Meningkatnya
konektivitas
antardaerah dan
negara tetangga
Persentase peningkatan
kuantitas jalan yang terbangun
di kecamatan perbatasan
(1055,66 km)
Persentase Kabupaten/Kota
yang dijangkau Broadband
Meningkatnya
Indeks Kualitas Lingkungan
kualitas
Hidup
lingkungan hidup
Meningkatkan
daya saing
sumber daya
manusia
Menjaga
kedaulatan
negara
Target Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatnya
12,76
12,88
13.00
13,12
Angka harapan lama sekolah
kualitas
tahun
tahun
tahun
tahun
pendidikan
Angka rata-rata lama sekolah
9,10 tahun 9,35 tahun 9,60 tahun 9,85 tahun
masyarakat
Meningkatnya
kualitas
72,00
72,10
72,20
72,30
Angka harapan hidup
kesehatan
tahun
tahun
tahun
tahun
masyarakat
Misi 2 : Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan Damai
Terjaganya
keutuhan NKRI
Cakupan PLB yang dapat
dijangkau
Layanan pemerintahan sampai
tingkat desa kawasan
perbatasan
Nilai SAKIP
Mewujudkan
pelayanan
publik yang
prima
Menjadi abdi
masyarakat
dalam pelayanan
publik
Meningkatnya
pelayanan
perizinan
Meningkatnya
pelayanan
kependudukan
Opini BPK
Persentase layanan utama yang
menggunakan teknologi
informasi
Indeks Kepuasan Masyarakat
Persentase SKPD yang layanan
utamanya menerapkan SOP
sesuai business process
Persentase penduduk yang
memiliki kelengkapan
administrasi kependudukan
72,40
tahun
65%
67,5%
70%
72,5%
75%
65%
67,5%
70%
72,5%
75%
Terjaganya
Persentase gangguan keamanan
20%
19,8%
19,6%
19%
keamanan
Terwujudnya
Membangun
daerah
daerah
Persentase gangguan keamanan
perbatasan yang
20%
19,8%
19,6%
19%
perbatasan
di perbatasan
tertib dan
yang aman
tenteram
Mewujudkan
Terwujudnya
Persentase pelanggaran
penegakan
penegakan
1%
0,8%
0,6%
0,5%
perda/pergub
hukum
hukum
Misi 3 : Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih dan Berwibawa
Mewujudkan
Persentase kesesuaian pengisian
Terwujudnya
pemerintahan kelembagaan
struktur organisasi dengan
25%
30%
40%
50%
yang bersih,
analisis jabatan (Anjab) dan
dan
transparan,
ketatalaksanaan analisis beban kerja (ABK)
dan akuntabel pemerintah
Desa memiliki status Mandiri
daerah yang
2%
3%
4%
5%
dalam IDM
berkualitas
Terwujudnya
pemerintahan
akuntabel
13,24
tahun
10,10
tahun
18,9%
18,9%
0,4%
60%
6%
D
C
C
CC
B
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
0%
0%
10%
30%
50%
C
C
C
B
B
60%
65%
70%
75%
75%
65%
75%
80%
90%
98%
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-24
Provinsi Kalimantan Utara
Agar dapat mencapai sasaran pembangunan daerah Tahun 2017 yang
terintegrasi dengan pembangunan nasional, selain perumusan program dan
kegiatan secara cermat, keseluruhan SKPD diharapkan dapat melaksanakan
tugas dan fungsi seoptimal mungkin melalui pemanfaatan pagu anggaran
yang disediakan sesuai prioritas dengan lebih efisien dan efektif. Untuk itu,
strategi dan prioritas yang akan dilaksanakan:
1)
Mengedepankan sinkronisasi program dan kegiatan serta pendanaan
dekonsentrasi, tugas perbantuan dan desentralisasi yang menjadi
prioritas pemerintah untuk dilaksanakan di daerah
pada Tahun 2017,
sehingga bobot alokasi APBD betul-betul dapat lebih difokuskan pada
urusan yang menjadi kewenangan daerah.
2)
Melakukan kehati-hatian dalam mengefektifkan pemanfaatan sumbersumber penerimaan daerah dan lebih mengutamakan untuk programprogram yang terkait dengan upaya pertumbuhan ekonomi daerah,
pembangunan infrastruktur dasar guna peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
3)
Lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan operasional Perangkat Daerah
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari konsekuensi pembentukan
DOB sehingga mampu melaksanakan tupoksi masing-masing sesuai
dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012.
4.2.4.
Kebijakan Belanja
Sesuai tema pembangunan Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017,
maka kebijakan Belanja Daerah tahun 2017 diarahkan untuk mendukung:
1)
Percepatan pembangunan infrastruktur dasar;
2)
Percepatan pembangunan Kota Baru Mandiri Tanjung Selor
3)
Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
4)
Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya daerah
5)
Pembangunan SDM yang berkualitas;
6)
Percepatan pembangunan ekonomi dalam arti luas, diantaranya
mendukung pembangunan KIPI Tanah Kuning, program food estate,
dll;
7)
Percepatan perwujudan Good Governance dan Clean Governance
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-25
Provinsi Kalimantan Utara
4.3.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik yang
berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang perlu
dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah
terutama
dimaksudkan
untuk
menutup
defisit
dan/atau
memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pencairan sisa
lebih perhitungan tahun yang lalu, dari pinjaman, dan dari hasil divestasi.
Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain dapat digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas
lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih
antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiayaan
disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran
yang
bersangkutan
maupun
pada
tahun-tahun
anggaran
berikutnya.
4.3.1.
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan
pembiayaan
merupakan
transaksi
keuangan
yang
dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih
besarnya belanja daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Kebijakan penerimaan pembiayaan dapat dilakukan melalui penggunaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
serta Pinjaman Daerah yang bersumber dari bank maupun lembaga
keuangan bukan bank serta sumber-sumber penerimaan pembiayaan
lainnya.
Arah kebijakan penerimaan pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Utara tahun 2017 diarahkan pada:
1.
Meningkatkan pembentukan dana cadangan untuk mengantisipasi
apabila terjadi kejadian luar biasa pada Tahun 2017;
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-26
Provinsi Kalimantan Utara
2.
Menggunakan SILPA untuk pembayaran pembentukan dana cadangan;
3.
SILPA diupayakan menurun seiring dengan semakin efektifnya
penggunaan anggaran.
4.3.2.
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Dalam rangka menjaga likuiditas keuangan daerah terhadap kebutuhan
belanja pembangunan yang terus meningkat, maka pemerintah daerah
menetapkan kebijakan penyertaan modal (investasi) daerah. Penyertaan
modal ini bertujuan untuk:
a.
Investasi jangka panjang;
b.
Mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah; dan
c.
Memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD).
Pemerintah Daerah harus menyusun analisis investasi pemerintah
daerah sebelum melakukan investasi sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah.
Selain itu, penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha
milik negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan
peraturan daerah tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam
rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah
tentang penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan
peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal
tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan
pada peraturan daerah tentang penyertaan modal.
Kebijakan Umum APBD Tahun 2017
IV-27
Download