-1- BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan Kampung guna terwujudnya pemerintahan yang baik melalui bidang pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat diperlukan pendanaan yang diperoleh melalui Sumber Pendapatan Kampung; b. bahwa Sumber Pendapatan Kampung harus direncanakan dengan baik, tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan dalam kerangka peningkatan pelayanan umum kepada masyarakat; c. bahwa dalam rangka memberikan pedoman mengenai Sumber Pendapatan Kampung, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Sumber Pendapatan Kampung. Mengingat : 1. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); -2- 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang - Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH dan BUPATI LAMPUNG TENGAH MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KAMPUNG. DAERAH TENTANG SUMBER PENDAPATAN -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Bupati adalah Bupati Lampung Tengah 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Keuangan Kampung adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Kampung yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Kampung tersebut. 5. Pemerintahan Kampung adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung. 6. Badan Permusyawaratan Kampung selanjutnya disebut BPK adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Kampung berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 7. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dan Perangkat Kampung lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Kampung. 8. Pendapatan Kampung adalah semua penerimaan uang melalui rekening kampung yang merupakan hak kampung dalam 1 (satu) tahun anggaran. 9. Pengeluaran Kampung adalah uang yang keluar dari kas Kampung. 10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung yang selanjutnya disebut APBK adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan kampung yang disetujui oleh Badan Permusyawaratan Kampung. 11. Dana Kampung adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Kampung yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. 12. Alokasi Dana Kampung selanjutnya disingkat sebagai ADK, adalah dana perimbangan yang diterima Kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. 13. Kelompok Transfer adalah Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Provinsi, dan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten. -4- BAB II SUMBER PENDAPATAN KAMPUNG Pasal 2 Sumber Pendapatan Kampung terdiri dari : a. pendapatan asli Kampung terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong dan lain – lain pendapatan asli Kampung. b. alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten d. alokasi dana kampung yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan g. lain – lain pendapatan kampung yang sah. BAB III PENGELOMPOKAN JENIS PENDAPATAN KAMPUNG Pasal 3 Pendapatan Kampung sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dikelompokan atas : a. Pendapatan Asli Kampung (PA Kampung); b. Transfer; dan c. Pendapatan Lain-Lain. Pasal 4 Kelompok PA Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, terdiri atas jenis: a. Hasil usaha; b. Hasil aset; c. Swadaya, partisipasi dan gotong royong; dan d. Lain-lain pendapatan asli Kampung. Pasal 5 (1) Hasil Usaha Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a terdiri atas: a Hasil Badan Usaha Milik Kampung b Tanah Kas Kampung (2) Hasil Aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri atas: a Tambatan perahu b Pasar kampung’ c Tempat pemandian umum d Jaringan irigasi -5- (3) Swadaya, partisipasi dan gotong royong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c adalah membangun dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga dan barang yang dinilai dengan uang. (4) Lain-lain pendapatan asli Kampung sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf d antara lain hasil pungutan Kampung. Pasal 6 (1) Kelompok transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, terdiri atas jenis: a. Dana Kampung; b. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten; c. Alokasi Dana Kampung (ADK); d. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan e. Bantuan Keuangan dan APBD Kabupaten (2) Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e dapat bersifat umum dan khusus. (3) Bantuan Keuangan bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola dalam APBK tetapi tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dan paling banyak 30% (tiga puluh perseratus). (4) Kelompok pendapatan lain-lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, terdiri atas jenis: a. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan b. Lain-lain pendapatan Kampung yang sah Pasal 7 (1) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf a adalah pemberian berupa uang dari pihak ketiga. (2) Lain-lain pendapatan Kampung yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b, antara lain pendapatan sebagai hasil kerjasama dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di Kampung BAB IV RINCIAN BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH Pasal 8 (1) Besarnya rincian bagian Kampung dari perolehan/ bagian Pajak dan Retribusi Daerah ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Bupati dengan ketentuan: a. 60% (enam puluh Perseratus) dibagi secara merata kepada seluruh kampung -6- b. 40% (empat puluh perseratus) dibagi secara proporsional realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi dari masing – masing kampung. (2) Pemerintah kabupaten mengalokasikan bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah kepada kampung paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten. BAB V ALOKASI DANA KAMPUNG Pasal 9 (1) Pemerintah Kabupaten mengalokasikan dalam APBD alokasi dana kampung paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam APBD setelah dikurangi DAK. (2) Pengalokasikan ADK dengan mempertimbangkan : a. kebutuhan penghasilan tetap kepala kampung dan perangkat kampung; b. jumlah penduduk kampung, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis. (3) Ketentuan mengenai tata cara pengalokasian ADK diatur dengan Peraturan Bupati Pasal 10 Alokasi Dana Kampung bertujuan untuk: a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan Kampung dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya ; b. Meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat Kampung dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi Kampung c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat Kampung; BAB VI DANA KAMPUNG YANG BERSUMBER DARI APBN Pasal 11 (1) Bupati menentukan besaran dana kampung yang diterima masing – masing Kampung. (2) Penghitungan besaran Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan jumlah kampung dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis. -7- (3) Dana Kampung setiap kampung dihitung berdasarkan : a. Alokasi dasar, yang sudah ditentukan besarannya pada Peraturan Presiden tentang Rincian APBN/APBN-P b. Alokasi formula yang dihitung dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan, dan tingkat kesulitan geografis dengan bobot sebagai berikut: 1. 25 % ( dua puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk Kampung 2. 10 % (sepuluh per seratus) untuk luas wilayah Kampung; 3. 35 % (tiga puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk miskin Kampung; dan 4. 30 % (tiga puluh per seratus) untuk indeks kesulitan Geografis. Pasal 12 (1) Rumus Penghitungan Dana Kampung dihitung sebagai berikut: Dana Kampung setiap Kampung= (Dana Kampung Kabupaten – Alokasi Dasar) X [(25% X rasio jumlah penduduk setiap Kampung terhadap total penduduk Kampung kabupaten) + ( 35% X rasio jumlah penduduk miskin setiap Kampung terhadap total penduduk miskin Kampung Kabupaten) + (10% X rasio luas wilayah setiap Kampung terhadap luas wilayah Kampung Kabupaten) + (30% X Rasio IKG setiap Kampung terhadap total IKG Kampung Kabupaten)] (2) Data jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan dan tingkat kesulitan geografis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari Kementerian Keuangan. (3) Pengalokasian untuk dana Kampung yang berubah akibat bertambahnya Kampung dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. pada tahun anggaran berikutnya untuk Kampung yang penetapannya sebelum tanggal 30 Juni tahun anggaran berjalan; atau b. pada tahun kedua apabila Kampung tersebut ditetapkan setelah tanggal 30 Juni. BAB VII PENGAWASAN Pasal 13 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengurusan dan Pengelolaan Sumber Pendapatan Kampung dilakukan oleh BPK. (2) Penyalahgunaan pelaksanaan pengurusan dan pengelolaan Sumber Pendapatan Kampung dikenakan sanksi dan hukuman sesuai Peraturan Perundang– undangan. -8- BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Ditetapkan di Gunung Sugih pada tanggal 16 Februari 2016 Pj. BUPATI LAMPUNG TENGAH, ttd EDARWAN Diundangkan di Gunung Sugih pada tanggal 16 Februari 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, ttd ADI ERLANSYAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016 NOMOR 02 NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG : 01/LTG/2016 -9- PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN KAMPUNG I. UMUM Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan Kampung guna terwujudnya pemerintahan yang baik melalui bidang pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat menimbulkan hak dan kewajiban Kampung berupa sumber pendapatan Kampung. Pengelolaan sumber pendapatan kampung harus direncanakan dengan baik dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan dalam rangka peningkatan pelayanan umum kepada masyarakat. Maksud dari dibentuknya Peraturan Daerah ini adalah sebagai pedoman dalam penyusunan sumber pendapatan Kampung, sehingga pengelolaan keuangan Kampung dapat dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip pengelolaan keuangan dan berdasarkan perencanaan yang disusun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas -10- Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Angka kemiskinan Kampung ditentukan berdasarkan jumlah pemegang kartu perlindungan sosial. Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 01