BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern pada era globalisasi seperti sekarang menuntut manusia untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat utama untuk mencapai pembangun, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tersebut dengan pendidikan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensial dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari Undang-Undang No.20 Tahun 2003, pendidikan memiliki aspek penting dalam membentuk karakter siswa yang berkualitas tinggi dan menjadikan siswa memiliki rasa bertanggung jawab. Untuk mencapai itu semua, diperlukan paradigma baru oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, dari yang semula pembelajaran berpusat pada guru menuju pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa (Aris Shoimin, 2014:16). Jadi, seharusnya dalam kegiatan belajar berpusat pada siswa dan guru hanya berperan sebagai motivator serta fasilitator untuk menciptakan suasana kelas menjadi lebih hidup. Menurut Aris Shoimin (2014:17) diakui atau tidak pada zaman yang modern ini, sebagian besar guru mengajar menggunakan metodologi mengajar tradisional, cara mengajar tersebut bersifat otoriter dan berpusat pada guru (teacher centered). Kegiatan pembelajaran yang berpusat oleh guru dan siswa hanya sekedar duduk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, siswa dijadikan sebagai objek bukan sebagai subjek. Maka dari itu, kegiatan pembelajaran yang masih monoton tersebut, dapat diperbaiki demi kemajuan pendidikan terutama untuk Sekolah Dasar 1 2 Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri 4 Tambirejo kelas 5 khususnya dalam pembelajaran IPA permasalahan yang terjadi yaitu hasil belajar IPA cukup rendah. Ini dilihat dari hasil ulangan harian yang diperoleh < 65 karena nilai 65 merupakan batas ketuntasan atau KKM. Dari 45 siswa diketahui hanya 22 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 yang mencapai nilai KKM, sedangkan siswa yang memperoleh nilai < 65 atau belum tuntas sejumlah 23 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa yang mencapai nilai KKM adalah 48 % sedangkan siswa yang belum mencapai batas tuntas atau KKM adalah 52 %. Pembelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo, guru masih menggunakan metode konvensional. Masih diterapkannya metode konvensional ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan siswa menjadi cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Menurut Slameto (2015:21) kegiatan bertanya menandakan bahwa kemungkinan pengetahuan baru sedang dikembangkan. Kurang aktif siswa yaitu siswa cenderung takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Disamping itu pula, guru dalam menyampaikan materi pembelajaran cenderung kurang menarik minat belajar siswa di dalam kelas sehingga menyebabkan siswa menjadi jenuh dengan materi yang diajarkan. Dimana guru mengawali pembelajaran dengan menerangkan materi, memberikan contoh yang sesuai dengan materi, memberikan soal-soal kepada siswa, dan diakhiri dengan memberikan PR. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan pembelajaran menjadi monoton dan efektivitas belajar siswa menjadi berkurang. Ini terlihat dari pencapaian hasil belajar IPA di SD Negeri 4 Tambirejo menjadi kurang memuaskan, dimana nilai yang diperoleh masih dibawah nilai KKM. Aris Shoimin (2014: 18) mengemukakan dalam pembelajaran inovatif, metode yang digunakan bukan lagi yang bersifat monoton seperti metode ceramah, melainkan metode yang bersifat fleksibel dan dinamis sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa secara keseluruhan. Metode yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangka mencapai KKM, seharusnya seorang guru harus pintar dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan, salah satunya adalah metode kooperatif learning. Dalam penelitian ini yang digunakan metode pembelajaran 3 kooperatif learning tipe Concept Sentence dengan berbantuan Flash Card. Dengan menggunakan model Concept Sentence ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara kelompok yang sudah ditentukan oleh guru. Huda (2013:315) menyatakan “Concept Sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf.” Metode Concept Sentence merupakan suatu metode pembelajaran yang mudah dan sederhana jika diterapkan di dalam proses pembelajaran, dengan metode concept sentence siswa belajar untuk melengkapi paragraf yang belum tersusun secara sempurna menggunakan kata kunci yang sudah diberikan guru kepada siswa. Metode concept sentence dapat diterapkan dalam mata pelajaran apa saja, termasuk mata pelajaran sains (IPA) yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban benar. Flash Card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman (1994), seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsy Metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence menggunakan kelompok kecil dimana kelompok ini merupakan kelompok heterogen yang sudah diatur oleh guru, model Concept Sentence memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang sudah disajikan oleh guru. Metode pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence ini dapat diterapkan dalam beragam mata pelajaran termasuk sains yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban benar. lvania (Miftahul, 2014:316). Menurut Azhar (2015:114) Flash Card adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Penggunaan media Flash Card berfungsi untuk menvisualisasikan materi yang diberikan melalui gambar agar lebih mudah dipahami, lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa dalam pembelajaran sehingga efektivitas siswa dalam belajar, serta minat, antusias, dan hasil belajar siswa diharapkan lebih meningkat. 4 Berdasarkan hasil observasi, di SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan, salah satu masalah yang dihadapi di SD Negeri 4 Tambirejo yaitu mengenai hasil belajar IPA yang belum dapat memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65, dan kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik cenderung masih monoton, guru tidak menggunakan pembelajaran yang inovatif. Untuk itu, para pendidik khususnya di SD Negeri 4 Tambirejo harus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan inovatif. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di SD Negeri 4 Tambirejo masalah yang dihadapi di SD Negeri 4 Tambirejo yaitu mengenai hasil belajar IPA yang belum mencapai batas KKM yaitu 65. Dari 45 siswa yang ada di SD Negeri 4 Tambirejo, hanya 23 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65, sedangkan 22 siswa masih mempunyai nilai kurang dari KKM yaitu 65 . Banyak siswa yang kurang berminat terhadap pelajaran IPA, karena IPA dianggap pelajaran yang kurang menarik jika dilakukan dengan metode konvensional karena guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Guru sering menyajikan materi pembelajaran dengan ceramah dan pemberian tugas saja. Sehingga saat proses pembelajaran berlangsung siswa lebih pasif dan didikte oleh guru untuk mencatat apa saja yang disampaikan guru ataupun yang sudah ditulis guru di papan tulis tanpa ada kegiatan yang dapat menumbuhkan kreatifitas dari dalam diri siswa. Pelaksanaan yang dilakukan secara monoton ini menyebabkan kejenuhan pada siswa, siswa melaksanakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang tanpa adanya model lain yang diterapkan di dalam pembelajaran. Ini adalah sebuah realita yang ditemukan dalam penelitian bahwa materi yang cukup menarik jika disampaikan dengan cara yang kurang menarik, maka materi tersebut akan menjadi kurang dapat dicerna oleh siswa. 5 Dampak dari permasalahan yang ditemukan dalam penelitian adalah siswa menjadi cenderung tidak memperhatikan pelajaran dan siswa merasa bosan, sehingga efektivitas belajar siswa juga cenderung rendah. Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka dikhawatirkan siswa tidak akan berminat mengikuti proses pembelajaran IPA, sehingga hasil belajar siswa dipastikan akan menurun, citra guru kelas juga akan menjadi jelek dan terlebih lagi citra sekolah juga akan terlihat kurang baik. Menurut Nurulia (2014:217) berdasarkan hal tersebut, perlu diterapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat mengaktifkan siswa. Solusi untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Tambirejo yaitu penggunaan metode Concept Sentence dengan media Flash Card. Asih (2014) pernah melakukan penelitian di SD Negeri 1 Wangon Kabupaten Banyumas. Dari hasil penelitian eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa Concept Sentence terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang signifikan antara pembelajaran dengan model concept sentence dan yang tidak. Hasil uji U hasil belajar siswa yaitu pada kolom Asymp.Sig/Asymptotic significance menunjukkan 0,000 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Persentase rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 88,28, sedangkan pada kelas kontrol yaitu 80,71, maka dari itu Concept Sentence berbantuan flash card akan diterapkan di SD Negeri 4 Tambirejo untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah diuraikan diatas, penulis merumuskan suatu permasalahan penelitian yaitu: 1. Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card dalam meningkatkan hasil 6 belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 1.4. 1. Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card pada siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Untuk mendiskripsikan mengenai penerapan metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card dalam meningkatkan efektivitas belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan teoritis bahwa metode pembelajaran Concept Sentence berbantuan Flash Card dapat meningkatkan efektivitas belajar IPA. 1.5.2 Manfaat Praktis Dengan penelitian ini, diharapkan untuk bisa memberikan masukan dan manfaat kepada : 1. Siswa Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran dan memiliki minat dalam belajar IPA sehingga hasil belajar IPA dapat meningkat. 2. Guru Dengan dilaksanakan penelitian ini, guru secara bertahap dapat mengetahui manfaat yang akan didapatkan dan pentingnya menerapkan metode pembelajaran Concept Sentence berbantuan Flash Card yang dapat meningkatkan sistem belajar di kelas, sehingga permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi. 7 3. Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang inovatif.