PERMAINAN BAHASA BAGI PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB GURU-GURU SD/MI DAN SMP/MTs SE-KOTA DAN KABUPATEN SEMARANG OLEH : Hasan Busri, S.Pd.I., M.S.I dan Retno Purnama Irawati, S.S., M.A ABSTRAK Permainana bahasa akan membantu guru-guru, dalam hal ini guru-guru bahasa Arab se-kota dan kabupaten Semarang untuk melihat apa yang dilakukan guru-guru di kelas masing-masing, pembelajaran apa yang sudah diberikan, dan tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai. Permainan bahasa yang diterapkan dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan kemahiran bahasa yang telah dipelajarinya. Permainan bahasa merupakan aktivitas yang bertujuan dan dirancang dalam pengajaran serta ada hubungannya dengan kandungan isi pelajaran secara langsung atau tidak langsung. Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini sangat baik karena materi pelatihan memberikan pengetahuan yang baru. Dan sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini baik. Pertanyaan penutup pada kuesioner yaitu kesediaan guru jika mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Sebanyak 17 orang guru bahasa Arab (74%) dari seluruh peserta menyatakan sangat setuju dan bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Dan sebanyak 6 orang guru bahasa Arab (26%) dari seluruh peserta menyatakan setuju mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi profesional guru, tetapi tidak untuk jangka waktu dekat. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Arab sudah lama dilakukan di Indonesia namun hasilnya belum sepenuhnya maksimal. Berbagai problem masih sering bermunculan dan hampir jarang terpecahkan. Dapat dilihat dari beberapa faktor, di antaranya: kurang siapnya siswa mengikuti pelajaran bahasa, kompleksitas materi bahasa Arab yang menjadikan tingkat kesulitan tinggi pada teknik, strategi dan metode penyampaiannya. Juga kurangnya inovasi mahasiswa bahasa Arab: skripsi dan tesis yang dibuat tidak menjawab tantangan keilmuan dan kelembagaan pendidikan bahasa Arab. Juga tenaga pendidik bahasa Arab (instruktur, guru, atau dosen) dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran; mereka tidak kreatif, kurang bisa menguasai situasi kelas karena siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab. Aktivitas pengajaran bahasa Arab sebagai inti proses pendidikan tidak berjalan sewajarnya, guru sebagai salah satu pemegang utama pengajaran bahasa lebih banyak berpaku pada buku paket (text book oriented) dan sulit mencipatakan suasana pembelajaran kreatif, 0 inovatif, dan menyenangkan. Faktor lain yang menjadi penghambat pembelajaran bahasa Arab saat ini diantaranya adalah: heterogenitas siswa, sarana yang kurang memadai, siswa yang kurang aktif dalam KBM (kegiatan belajar mengajar), beban materi banyak, dan jumlah siswa yang banyak (kelas besar) yang tidak semuanya memiliki dasar pengetahuan bahasa Arab. Salah satu produk kreatifitas yang dapat digunakan sebagai inovasi dalam pembelajaran adalah permainan bahasa. Bermain dapat memberikan kesempatan kepada seorang anak, siswa dan peserta didik bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Permainan merupakan alat bagi peserta didik atau siswa untuk menjelajahi dunia, dari apa yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuat sampai mampu melakukan. Pembelajaran memang tidak selalu membutuhkan permainan, dan permainan sendiri tidak selalu mempercepat pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menambah variasi, semangat, dan minat pada sebagian program belajar. Permainan bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan sarana untuk mencapai tujuan, yaitu meningkatkan pembelajaran (Mujib dan Rahmawati, 2012: 25-26). Permainan tidak selalu bersifat rekreasi semata, tetapi juga bersifat edukasi. Bukti paling mudah mengenai hal itu adalah digunakannya teknik bermain dalam pendidikan prasekolah, misalnya di TK ataupun kelompok bermain (play group). Dalam pendidikan prasekolah, anak- anak selain memperoleh kegembiraan dari permainan, juga memperoleh sejumlah pengalaman belajar tentang sikap, kemahiran motorik, bentuk, warna, bahasa, dan lainnya (Asrori, 2009:2). Khusus dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, prinsip belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar di atas sejalan dengan teori pendidikan atau pembelajaran bahasa, baik bahasa ibu, bahasa kedua, maupun bahasa asing. Teori yang dimaksud menyatakan bahwa kemampuan berbahasa seorang pembelajar lebih banyak diperoleh melalui proses pemerolehan yang alami. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa asing yang lazimnya berlangsung secara formal, perlu diciptakan atau dikondisikan suasana informal, sehingga proses pemerolehan informasi dan kemahiran berbahasa secara alami dapat terjadi pada diri siswa (Asrori, 2009:4). Ada upaya untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan dalam dunia pendidikan yakni saat munculnya konsep edutainment yang mencoba memadukan antara dua aktivitas ”pendidikan” dan ”hiburan”. Edutainment bisa didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan 1 hiburan secara harmonis sehingga aktivitas pembelajaran yang berlangsung menyenangkan (Hamruni, 2009:50). Konsep edutainment berusaha membalik paradigma belajar pasif. Di dalam konsep ini, muridlah yang lebih banyak aktif, sehingga konsekuensi belajar lebih besar. Konsep ini juga akan membantu murid untuk belajar tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat, mempertanyakan, dan mendiskusikan. Dengan demikian guru lebih menekankan pada penciptaan suasana kelas yang aktif dan menggairahkan melalui berbagai strategi belajar dari pada subyek yang otoritatif. Dalam hubungannya dengan pembelajaran bahasa Arab, maka permainan bahasa akan sangat mendukung siswa dalam proses pembelajaran, karena permainan memberikan kebebasan bagi siswa untuk berekspresi, mengungkapkan dan mengeluarkan segala kreativitas dan bakat yang ada dalam dirinya. Untuk mengoptimalkan pembelajaran bahasa Arab, guru perlu menyediakan bahan yang menarik yang dapat menyajikan tantangan bagi siswa untuk giat secara aktif dan kreatif ” mengotak- atik ” apa yang dihadapinya. Bahan tersebut haruslah sesuai dengan perkembangan emosi dan sosial. Hal inilah yang menjadi titik tolak untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada para guru bahasa Arab. Permainan bahasa bisa digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan proses pembelajaran bahasa Arab. Artikel ini menggambarkan hasil workshop permainan bahasa bagi guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang, khususnya guru-guru bahasa Arab. Permainan adalah kebutuhan yang muncul secara alami dalam setiap individu manusia. Permainan muncul dan ada karena adanya naluri setiap manusia untuk memperoleh kesenangan, kepuasan, kenikmatan, kesukaan dan kebahagiaan hidup. Hal ini dikarenakan sifat bawaan sejak lahir bahwa: “Manusia akan menghibur dirinya sampai ia mati”. Setiap manusia selalu memiliki keinginan menjadikan setiap situasi, kondisi dan keadaan yang dihadapinya menjadi situasi yang senantiasa fun dan happy, kondusif dan stabil. Keinginan akan permainan akan selalu ada dan tumbuh berkembang tidak hanya pada masa kanak-kanak tetapi juga berkembang dalam diri orang dewasa pula. Permainan bagi seorang anak adalah wahana belajar yang sangat penting untuk proses pendewasaan diri, membantu menjaga stabilitas emosi, mendorong prilaku pro-sosial, sekaligus memperkenalkan mereka dalam dunia yang lebih luas. Sedangkan permainan bagi orang dewasa bersifat berbeda hanya saja membutuhkan sasaran, konsep dan teknik bermain yang berbeda. Permainan adalah sarana yang efektif, efisien dan penting dalam menghibur, 2 mendidik, memberikan dampak positif dan membesarkan setiap pribadi dengan cara menghibur dan menyenangkan. Permainan bahasa adalah cara mempelajari bahasa melalui permainan. Permainan bahasa bukanlah merupakan aktivitas tambahan untuk bergembira semata-mata, tetapi ia dapat digolongkan dalam pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada pelajar untuk mengaplikasikan kemahiran bahasa yang telah dipelajarinya. Permainan bahasa merupakan aktivitas yang dirancang dalam pengajaran dan ada hubungannya dengan kandungan isi pelajaran secara langsung atau tidak langsung. Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan sastra) serta unsur- unsur bahasa (kosakata dan tata bahasa). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh ketrampilan berbahasa atau unsur tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan bahaa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih ketrampilan berbahasa atau unsur tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa. Dapat disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas tersebut mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih ketrampilan berbahasa atau unsur bahasa tertentu. Menurut Suyatno (2005:14) permainan yang tepat dapat membuat pembelajaran menyenangkan dan menarik, dapat menguatkan pembelajaran, dan bahkan menjadi semacam ujian. Kesenangan bermain yang tidak terhalang melepaskan segala macam endorfin positif dalam tubuh kita, melatih kesehatan, dan membuat kita merasa hidup sepenuhnya. Bagi banyak orang, ungkapan kehidupan dan kecerdasan kreatif yang paling tinggi di dalam diri mereka tercapai dalam sebuah permainan. Permainan belajar (learning games) menciptakan atmosfer menggembirakan dan membebaskan kecerdasan penuh dan tidak terhalang dapat memberi banyak sumbangan. Permainan belajar, jika dimanfaatkan secara bijaksana, dapat (1) menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat, (2) menghilangkan stres dalam lingkungan belajar, (3) mengajak orang terlibat penuh, (4) meningkatkan proses belajar, (5) membangun kreativitas diri, (6) mencapai tujuan dengan ketidaksadaran, (7) meraih makna belajar melalui pengalaman, dan (8) memfokuskan siswa sebagai subjek belajar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini haruslah disadari benar, terutama oleh guru mata pelajaran bahasa Arab pada khususnya dan guru bidang studi lain pada umumnya. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, guru mata pelajaran bahasa harus memahami bahwa tujuan akhir pembelajaran bahasa adalah agar siswa 3 dapat mempergunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi, dan agar siswa terampil berbahasa, yakni terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pengajaran bahasa Arab senantiasa dihadapkan pada berbagai situasi kompleks, yang pada satu sisi membutuhkan perhatian pada bagian-bagian kompleksitas secara kasuistis, tetapi di sisi lain harus dilihat secara keseluruhan. Situasi kompleks dimaksud adalah adanya berbagai aspek dalam pengajaran bahasa Arab yang harus disoroti secara bersama-sama. Di antara aspek yang mempengaruhi keberhasilan pengajaran bahasa Arab adalah aspek problematika metodologis. Salah satu problematika metodologis adalah problem metode pengajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Metode pengajaran bahasa Arab pada dasarnya telah berkembang pesat tetapi praktik di lapangan menunjukkan belum adanya progres yang berarti (Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006:73). Dalam kenyataan sehari- hari sering kita jumpai sejumlah guru bahasa Arab yang menggunakan metode tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Dapat ditemukan juga sejumlah guru bahasa Arab yang mampu memilih metode yang tepat untuk mengajarkan materi tertentu, namun kurang mampu mengaplikasikannya secara baik. Hal tersebut berdampak pada kritik, respon dan timbulnya asumsi-asumsi negatif terhadap martabat (kedudukan) bahasa Arab itu sendiri. Salah satu cara untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan dalam pembelajaran adalah dengan bermain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat menarik minat dan mengaktifkan semua siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan permainan bahasa akan menjadi lebih menarik dan dapat mempermudah proses pembelajaran. Permainan bahasa dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa, membangkitkan rasa senang, gembira, membangkitkan semangat dan menghidupkan pelajaran, memungkinkan adanya interaksi dan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar bahasa Arab secara efektif. Dengan permainan bahasa, guru dapat menciptakan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran baik secara mandiri ataupun kelompok. METODE PELAKSANAAN Realisasi pemecahan masalah adalah melalui kegiatan seminar dan workshop permainan bahasa bagi guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. 4 Lokasi kegiatan berada di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Peserta kegiatan seminar dan workshop total berjumlah 23 orang yang berasal dari SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. Kegiatan workshop pengabdian masyarakat ini di dalamnya terdapat kegiatan (1) ceramah dan tanya jawab mengenai pentingnya permainan bahasa bagi guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; (2) modeling atau pemberian contoh permainan bahasa untuk peningkatan kualitas pembelajaran guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang, (3) praktek permainan bahasa oleh guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang dengan dibimbing oleh tim, dan (4) evaluasi kegiatan. Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang sejumlah 23 orang. Khalayak sasaran yang akan menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan dibatasi dengan kualifikasi sebagai (1) peserta adalah guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang yang mengampu mata pelajaran bahasa Arab, diperbolehkan juga guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya. (2) Peserta adalah guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang yang mempunyai minat tinggi untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Setelah pelatihan selesai, guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang selain diharapkan dapat menerapkan ragam permainan bahasa bagi peningkatan pembelajaran di kelas masing-masing, juga diharapkan dapat menyalurkan ilmu yang diperoleh kepada teman sejawat dalam berbagai bidang ilmu. Selain itu, guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang diharapkan mampu membuat artikel ilmiah dari hasil pembelajaran dengan ragam permainan bahasa yang telah dilakukan. Hal ini berperan penting dalam meningkatkan kemampuan mengajar, sekaligus kemampuan meneliti dan menulis artikel ilmiah guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 8 November 2014 di Ruang 106 B1 FBS UNNES. Undangan yang disebarkan kepada 50 calon peserta yaitu guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. Pada saat kegiatan pelaksanaan, peserta yang hadir sebanyak 23 orang dari beberapa SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. 5 Kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat diawali dengan seminar tentang pembelajaran bahasa Arab pada Kurikulum 2013. Pembicara yang dihadirkan dalam seminar tersebut adalah pakar dan praktisi yang berkecimpung dalam pembelajaran bahasa Arab dan Kurikulum 2013. Kegiatan seminar berlangsung dari pukul 09.00 hingga pukul 12.00. Kegiatan dilanjutkan dengan workshop permainan bahasa dari pukul 13.00 hingga pukul 16.00. Pada saat kegiatan pelaksanaan, peserta yang hadir sebanyak 23 orang dari beberapa SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. 14 orang (61%) peserta kegiatan pengabdian ini adalah laki-laki dan sisanya sebanyak 9 orang (39%) peserta adalah perempuan. Undangan tidak dapat dihadiri oleh total 50 calon peserta, atau hanya 23 orang (46%) peserta saja, mengingat lokasi kegiatan pengabdian yang jauh dari sekolah guru-guru tersebut. Selain itu, guru-guru bahasa Arab juga beralasan mereka sulit meninggalkan tugas mengajar karena tuntutan untuk memenuhi penyampaian materi agar tepat selesai selama satu semester berjalan. Meskipun demikian, total 23 peserta mengikuti kegiatan pengabdian dengan antusias, dan bersedia mengikuti kegiatan hingga selesai. Guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang mengemukakan kesediaan dan keinginan mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat. Guruguru mengharapkan mendapatkan banyak masukan pengetahuan dan informasi baru yang berkaitan dengan pembelajaran, demi perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah mereka masing-masing. Workshop pengabdian pada masyarakat dengan tema “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Permainan Bahasa Bagi Guru-Guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang” diawali dengan pemaparan materi workshop oleh tim pengabdian pada masyarakat. Tim pengabdian memaparkan dengan panjang lebar tentang pengertian dan hakekat permainan bahasa serta manfaat permainan bahasa bagi siswa dan kualitas pembelajaran. Materi pertama diakhiri dengan sesi tanya jawab. Berdasarkan tanya jawab pada materi pertama, ditemukan fakta bahwa guru selama ini memang sudah mengetahui tentang manfaat permainan bahasa, tetapi belum banyak menerapkan permainan bahasa di pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing. Materi kedua masih disajikan oleh tim pengabdian pada masyarakat. Materi ini difokuskan pada pemaparan ragam-ragam permainan bahasa dan prakteknya. Tim pengabdian pada masyarakat meminta peserta membentu kelompok. Peserta menerapkan permainan 6 bahasa di masing-masing kelompok. Jenis permainan bahasa yang dilatihkan kepeda peserta mencakup permainan untuk pengetahuan gramatika, kemahiran berbicara, kemahiran mendengar, kemahiran menulis, dan kemahiran membaca. Peserta mempraktekkan masingmasing permainan bahasa sesuai dengan kemahiran yang akan ditekankan, di kelompok masing-masing. Alat peraga dan bahan permainan, sudah terlebih dahulu disiapkan oleh tim pengabdian pada masyarakat. Peserta workshop dengan sangat antusias mengikuti praktek permainan bahasa ini. Peserta mendapatkan kesan, melalui permainan bahasa, pembelajaran bahasa Arab di kelas akan berlangsung menyenangkan, kelas lebih hidup, dan siswa akan lebih bersemangat belajar. Setelah peserta berlatih permainan bahasa, tim pengabdian membimbing peserta untuk berkreasi dan menciptakan permainan bahasa sendiri. Bahan dan alat sudah disediakan oleh tim pengabdian pada masyarakat, peserta tinggal berkreasi dan memanfaatkan bahan yang tersedia. Pada awalnya peserta kesulitan berkreasi dengan bahan dan alat yang telah disediakan. Mereka agak lama berdiskusi dahulu dengan anggota kelompok untuk memutuskan permainan bahasa seperti apa yang akan dibuat dan untuk jenis pengetahuan atau keterampilan berbahasa yang seperti apa. Setelah berdiskusi cukup lama, peserta berhasil membuat permainan bahasa oleh mereka sendiri. Sebagian besar permainan bahasa yang mereka buat, bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab siswa. Kosakata merupakan materi yang paling mudah untuk diterapkan permainan bahasa didalamnya. Tim pengabdian pada masyarakat mendampingi peserta saat mencoba berkreasi membuat permainan bahasa. Setelah berhasil menciptakan permainan bahasa, setiap kelompok peserta diminta mempraktekkannya di depan kelas. Terdapat satu kelompok peserta, hanya mampu membuat media permainan bahasa yang sangat sederhana, tetapi atas kepiawaian mereka, permainan bahasa yang tercipta pun menjadi sangat menyenangkan. Ada pula kelompok peserta yang ragu-ragu saat tampil di depan untuk mempresentasi hasil kreasi kelompok mereka. Mereka mengaku grogi ketika harus mempresentasikan hasil karya mereka, berbeda ketika mengajar di kelas masing-masing. Saat masing-masing kelompok peserta melakukan presentasi, suasana workshop menjadi riuh dan semarak. Melalui permainan bahasa, semua yang terlibat didalamnya menjadi lebih bersemangat belajar dan menjadi lebih ingin tahu. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Permainan Bahasa Bagi Guru7 Guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang” ini maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan umpan balik mengenai pelaksanaan program. Kuesioner yang disebarkan kepada peserta workshop memuat sembilan butir pertanyaan. Pertanyaan nomor 1 sampai nomor 5 dimaksudkan untuk mengetahui tentang pandangan peserta workshop mengenai permainan bahasa. Pertanyaan selanjutnya dimaksudkan untuk menjaring pendapat peserta mengenai pelaksanaan proses kegiatan pengabdian. Pertanyaan kuesioner pertama adalah guru sudah atau belum memahami tentang permainan bahasa, terlihat pada tabel 1. berikut. Tabel 1. Pemahaman Guru Tentang Permainan Bahasa Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Ya, sudah paham dan sudah menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran di kelas Ya, sudah tahu tetapi belum pernah menerapkan permainan bahasa Pernah mendengar, sebagian kecil diterapkan sesuai tema yang ada JUMLAH Jumlah Jawaban Prosentase 12 52 8 35 3 13 23 100% Sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh peserta menyatakan sudah paham dan sudah menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing. Informasi mengenai permainan bahasa ini sudah langsung diterapkan di kelas, dan mereka menuturkan respon siswa dan suasana pembelajaran memang menjadi lebih kondusif daripada sebelumnya. Sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) dari seluruh peserta menyatakan sudah mengetahui tentang permainan bahasa tetapi belum pernah menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing. Mereka mengikuti workshop pengabdian pada masyarakat ini karena ingin mengetahui lebih jelas tentang permainan bahasa dan termotivasi untuk menerapkan permainan bahasa di kelas masing-masing. Sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta menyatakan sudah pernah mendengar tetapi belum paham tentang permainan bahasa. Keikutsertaan peserta mengikuti workshop karena ingin mengetahui teknik permainan bahasa lebih detil lagi. Jawaban peserta pada point pertanyaan ini terlihat pada diagram berikut. 8 Diagram 1. Pemahaman Guru Tentang Permainan Bahasa Pertanyaan kuesioner kedua adalah pandangan guru tentang permainan bahasa, terlihat pada tabel 2. berikut. Tabel 2. Pandangan Guru Tentang Permainan Bahasa Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Permainan bahasa merupakan bagian aktivitas guru untuk menjadi guru profesional Permainan bahasa bermanfaat untuk membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran Belum merasakan manfaat permainan bahasa karena belum pernah melakukan permainan bahasa JUMLAH Jumlah Jawaban Prosentase 9 39 11 48 3 13 23 100% Sebanyak 9 orang guru bahasa Arab (39%) dari seluruh peserta menyatakan permainan bahasa merupakan bagian aktivitas guru untuk menjadi guru profesional. Guru yang sudah mengetahui tentang permainan bahasa ini sudah langsung diterapkan di kelas, dan mereka berpandangan permainan bahasa sudah menjadi bagian aktivitas guru untuk menjadi guru profesional sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab di kelas masingmasing. Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh peserta menyatakan permainan bahasa bermanfaat untuk membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran. Melalui workshop pengabdian pada masyarakat ini, guru menjadi memahami permainan bahasa dan berniat menerapkan permainan bahasa agar membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran. Sisanya sebanyak 3 orang (13%) dari seluruh peserta menyatakan belum 9 merasakan manfaat permainan bahasa karena belum pernah melakukan permainan bahasa. Keikutsertaan peserta mengikuti workshop karena ingin mengetahui teknik permainan bahasa lebih detil lagi. Setelah mengetahui lebih detil, akan muncul keinginan menerapkan teknik permainan bahasa di kelas masing-masing. Jawaban peserta pada point pertanyaan ini terlihat pada diagram berikut. Diagram 2. Pandangan Guru Tentang Permainan Bahasa Pertanyaan kuesioner ketiga adalah pandangan guru jika dalam Kurikulum 2013, permainan bahasa selalu diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Respon yang diberikan guru dapat diketahui dari tabel 3 berikut. Tabel 3. Penerapan Permainan Bahasa dalam Kurikulum 2013 Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Sangat setuju, karena permainan bahasa selaras dengan Kurikulum 2013 Setuju, karena permainan bahasa membuat siswa bersemangat belajar, sesuai dengan harapan Kurikulum 2013 Biasa saja, semua teknik pembelajaran bagus-bagus saja Tidak selalu dengan permainan, disesuaikan dengan materi, kondisi, dan jumlah siswa JUMLAH Jumlah Jawaban Prosentase 6 26 9 39 3 13 5 22 23 100% Sebanyak 9 orang guru bahasa Arab (39%) dari seluruh peserta menyatakan setuju jika permainan bahasa diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas. Permainan bahasa membuat siswa bersemangat belajar dan termotivasi. Capaian ini sesuai dengan apa 10 yang diharapkan oleh Kurikulum 2013. Sebanyak 6 orang guru bahasa Arab (26%) dari seluruh peserta menyatakan sangat setuju jika permainan bahasa diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing. Hal ini selaras dengan Kurikulum 2013 yang memacu siswa untuk mengalami sendiri setiap proses belajar mereka. 5 orang guru bahasa Arab (22%) dari seluruh peserta menyatakan bahwa tidak setuju jika pembelajaran bahasa Arab dalam Kurikulum 2013 selalu dengan permainan bahasa. Permainan bahasa tidak selalu bisa diterapkan, harus disesuaikan dengan materi pembelajaran, situasi, jumlah siswa, dan kebutuhan. Sedangkan sisanya sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta berpendapat bahwa biasa saja menanggapi hal tersebut. Mereka berpendapat bahwa semua teknik pembelajaran bagus-bagus saja jika akan diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab. Kunci keberhasilan ada pada guru sejatinya. Tanggapan peserta tersebut dapat dilihat pada diagram 3 berikut. Diagram 3. Penerapan Permainan Bahasa dalam Kurikulum 2013 Pertanyaan kuesioner keempat adalah ketertarikan guru untuk mengetahui permainan bahasa lebih rinci lagi. Sebanyak 23 orang guru bahasa Arab (100%) dari seluruh peserta mengaku tertarik untuk mengetahui permainan bahasa lebih rinci lagi. Kertertarikan peserta tersebut membuat peserta dengan serius dan antusias mengikuti keseluruhan dari workshop pengabdian ini. Alasan yang dikemukakan oleh guru mengenai ketertarikan tersebut, terlihat pada tabel 4 berikut. 11 Tabel 4. Ketertarikan Guru Mengetahui Permainan Bahasa Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Membuat pembelajaran bahasa Arab ringan, menarik, dan mudah dipahami siswa Agar guru lebih mudah menyampaikan materi dan lebih kreatif lagi dalam kegiatan belajar mengajar Untuk menambah wawasan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru Dapat menambah semangat siswa dalam pembelajaran bahasa Arab dan memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan guru Menambah kreativitas guru untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga kelas menjadi hidup Agar pembelajaran lebih aktif dan bermakna, siswa lebih tertarik untuk mempelajari bahasa Arab melalui permainan bahasa Selama ini baru sebagian kecil, dan sebagian besar materi di buku kurang memungkinkan untuk permainan JUMLAH Jumlah Jawaban Prosentase 5 22 4 17 4 17 3 13 3 13 2 9 2 9 23 100% Sebanyak 5 orang guru bahasa Arab (22%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik, karena permainan bahasa dapat membuat pembelajaran bahasa Arab ringan, menarik, dan mudah dipahami siswa. Materi bahasa Arab dapat dengan mudah dipahami siswa melalui teknik permainan bahasa ini. Sebanyak 4 orang (17%) peserta menyatakan tertarik, karena permainan bahasa sangat membantu guru. Permainan bahasa membantu gutu, agar guru lebih mudah menyampaikan materi dan lebih kreatif lagi dalam kegiatan belajar mengajar. Sebanyak 4 orang guru bahasa Arab (17%) peserta menyatakan tertarik, untuk menambah wawasan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik, karena melalui permainan bahasa dapat menambah semangat siswa dalam pembelajaran bahasa Arab dan memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan guru. Sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik, karena mengetahui permainan bahasa berarti menambah wawasan guru, guru dapat mengembangkan pembelajaran, dan mengubah pembelajaran lebih bagus lagi daripada pembelajaran dengan teknik pembelajaran sebelumnya. Permainan bahasa menambah kreativitas guru untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga kelas menjadi hidup. Sebanyak 2 orang guru bahasa Arab (9%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik, karena agar pembelajaran lebih aktif dan bermakna, siswa lebih tertarik untuk mempelajari bahasa Arab bisa dicapai melalui permainan bahasa. Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang guru 12 bahasa Arab (9%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik, karena selama ini baru sebagian kecil permainan bahasa yang direapkan oleh guru, dan sebagian besar materi bahasa Arab di buku kurang memungkinkan untuk permainan. Jawaban peserta pada point pertanyaan ini terlihat pada diagram berikut. Diagram 4. Ketertarikan Guru Mengetahui Permainan Bahasa Pertanyaan kuesioner kelima adalah ketertarikan guru bahasa Arab untuk menerapkan permainan bahasa di kelas masing-masing. Sebanyak 23 orang guru bahasa Arab (100%) dari seluruh peserta mengaku tertarik untuk menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing. Alasan yang dikemukakan oleh guru mengenai ketertarikan tersebut, terlihat pada tabel 4.4. berikut. Tabel 5. Ketertarikan Guru Menerapkan Permainan Bahasa Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Bermain sambil belajar menyegarkan suasana, sekaligus menciptakan pembelajaran yang inovetif, kreatif, menyenangkan, dan membuat pembelajaran lebih bermakna Supaya dalam pembelajaran bahasa Arab, siswa lebih tertarik dan bersemangat belajar Supaya pembelajaran bahasa Arab lebih diminati siswa dan tidak membosankan Supaya pembelajaran bahasa Arab lebih menarik dan memotivasi siswa dalam belajar JUMLAH Jumlah Jawaban Prosentase 8 35 7 30 5 22 3 13 23 100% 13 Sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) seluruh peserta peserta menyatakan tertarik menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran di sekolah masing-masing. Bermain sambil belajar menyegarkan suasana, sekaligus menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif, kreatif, menyenangkan, dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Sebanyak 7 orang guru bahasa Arab (30%) dari seluruh peserta tertarik menerapkan permainan bahasa di kelas masing-masing, supaya dalam pembelajaran bahasa Arab, siswa lebih tertarik dan bersemangat belajar. Sebanyak 5 orang guru bahasa Arab (22%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik ingin menerapkan permainan bahasa di sekolah, supaya pembelajaran bahasa Arab lebih diminati siswa dan tidak membosankan, hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal. Sedangkan sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran di kelas karena supaya pembelajaran bahasa Arab lebih menarik dan memotivasi siswa dalam belajar. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut. Diagram 5. Ketertarikan Guru Menerapkan Permainan Bahasa Pertanyaan kuesioner selanjutnya untuk mengetahui respon peserta mengenai pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat. Pertanyaan pada point ini terdiri atas empat pertanyaan. Pertanyaan pertama point ini adalah pandangan guru tentang pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan. Guru bahasa Arab diminta memberikan tanggapannya tentang pelaksanaan workshop berikut kesan yang mereka dapatkan. Jawaban yang dikemukakan oleh guru bahasa Arab mengenai pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan, terlihat pada tabel 6 berikut. 14 Tabel 6. Pandangan Guru Tentang Pelaksanaan Kegiatan Workshop Pengabdian Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Jumlah Jawaban Prosentase 15 65 8 23 35 100% Sangat baik, karena pelatihan ini memberikan masukan yang baru tentang permainan bahasa Baik dan cukup memberi manfaat JUMLAH Sebanyak 15 orang guru bahasa Arab (65%) dari seluruh peserta menyatakan secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat berjalan sangat baik, karena workshop ini memberikan masukan yang baru tentang permainan bahasa. Sedangkan sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) dari seluruh peserta menyatakan secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat berjalan baik dan cukup memberi manfaat. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut. Diagram 6. Pandangan Guru Tentang Pelaksanaan Kegiatan Workshop Pengabdian Pertanyaan kedua point ini adalah pandangan guru tentang materi yang disajikan dalam kegiatan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan. Penilaiannya bisa seputar materi umum saat paparan awal, dan materi saat peserta workhop diminta menerapkan permainan bahasa saat workshop berlangsung. Jawaban yang dikemukakan oleh guru mengenai pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan, terlihat pada tabel 7 berikut. 15 Tabel 7. Pandangan Guru Tentang Materi Kegiatan Workshop Pengabdian Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Sangat baik, karena materi pelatihan memberikan pengetahuan yang baru Baik dan bisa menjadi referensi saat menerapkan dalam pembelajaran di kelas JUMLAH Jumlah Jawaban Prosentase 11 48 12 52 23 100% Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini sangat baik karena materi pelatihan memberikan pengetahuan yang baru. Dan sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini baik. Materi pelatihan yang mereka dapatkan bisa menjadi referensi saat menerapkan dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan teknik permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut. Diagram 7. Pandangan Guru Tentang Materi Kegiatan Workshop Pengabdian Pertanyaan ketiga point ini adalah pandangan guru tentang pemateri yang melakukan presentasi dalam kegiatan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan. Jawaban yang dikemukakan oleh guru mengenai pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan, terlihat pada tabel 8 berikut. 16 Tabel 8. Pandangan Guru Tentang Pemateri Kegiatan Workshop Pengabdian Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Sangat baik, karena memang sudah sesuai dengan bidang keahlian pemateri Baik, karena pemateri cukup komunikatif saat menyampaikan materi Biasa saja JUMLAH Jumlah Jawaban Prosentase 13 57 8 35 2 23 9 100% Sebanyak 13 orang guru bahasa Arab (57%) dari seluruh peserta menyatakan pemateri yang melakukan presentasi secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini sangat baik, karena memang sudah sesuai dengan bidang keahlian pemateri. Sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) dari seluruh peserta menyatakan pemateri yang melakukan presentasi secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini baik, karena pemateri cukup komunikatif saat menyampaikan materi. Sisanya sebanyak 2 orang guru bahasa Arab (9%) dari seluruh peserta menyatakan pemateri yang melakukan presentasi secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian ini biasa saja seperti kegiatan workshop pada umumnya. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut. Diagram 8. Pandangan Guru Tentang Pemateri Kegiatan Workshop Pengabdian Pertanyaan terakhir point ini adalah kesediaan guru jika mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Jawaban yang dikemukakan oleh guru mengenai pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan, terlihat pada tabel 9 berikut. 17 Tabel 9. Kesediaan Guru Mengikuti Pelatihan Lainnya Jawaban Peserta Workshop Pengabdian Sangat setuju dan bersedia mengikuti Setuju tetapi tidak untuk jangka waktu dekat JUMLAH Jumlah Jawaban 17 6 23 Prosentase 74 26 100% Sebanyak 17 orang guru bahasa Arab (74%) dari seluruh peserta menyatakan sangat setuju dan bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Bahkan ada guru yang berkomentar, workshop yang sekarang mereka ikuti, diharapkan akan ada kelanjutannya. Guru-guru bahasa Arab akan bersedia mengikuti workshop lain selanjutnya. Dan sebanyak 6 orang guru bahasa Arab (26%) dari seluruh peserta menyatakan setuju mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi profesional guru, tetapi tidak untuk jangka waktu dekat. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut. Diagram 9. Kesediaan Guru Mengikuti Pelatihan Lainnya SIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi khalayak sasaran dalam hal ini guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. Melalui pelatihan ini, guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang memperoleh tambahan pemahaman dan peningkatan pengetahuan tentang teknik permainan bahasa untuk penuntasan masalah pembelajaran pembelajaran 18 bahasa Arab, peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab, dan meningkatkan hasil belajar bahasa Arab siswa di sekolah masing-masing. Disamping memperoleh pengetahuan, para guru juga berlatih menerapkan dan membuat permainan bahasa sendiri berdasarkan materi, kondisi kelas, dan jumlah siswa. Salah satu solusi yang dilatihkan adalah dengan penerapan teknik permainan bahasa untuk menuntaskan problematika pembelajaran bahasa Arab. Terakhir, guru diminta mengisi kuesioner untuk sarana evaluasi kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat. Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini sangat baik karena materi pelatihan memberikan pengetahuan yang baru. Dan sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini baik. Materi pelatihan yang mereka dapatkan bisa menjadi referensi saat menerapkan dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan teknik permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab. Pertanyaan penutup pada kuesioner yaitu kesediaan guru jika mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Sebanyak 17 orang guru bahasa Arab (74%) dari seluruh peserta menyatakan sangat setuju dan bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Dan sebanyak 6 orang guru bahasa Arab (26%) dari seluruh peserta menyatakan setuju mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi profesional guru, tetapi tidak untuk jangka waktu dekat. Setelah pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini, maka disarankan kepada guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang selaku peserta untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di lembaga pendidikan masing-masing untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, juga meningkatkan kompetensi siswa lainnya. Diharapkan pula agar peserta dapat menularkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh kepada teman seprofesi, agar semua guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang dapat maju bersama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa. Kegiatan seminar dan workshop peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab melalui permainan bahasa bagi guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang ini diharapkan membawa manfaat bagi guru, dan membuahkan hasil berupa perbaikan metode pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Selanjutnya, guru 19 tergerak untuk membuat penelitian dan menulis artikel berdasarkan pengalaman guru menerapkan teknik permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas masingmasing. Selain itu mengingat 23 orang guru bahasa Arab (100%) dari seluruh peserta menyatakan bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru, maka pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru sangat diperlukan oleh guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. DAFTAR PUSTAKA Asrori, Imam. 2009. Aneka Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab. Surabaya: Penerbit Hilal Pustaka. Hamruni. 2009. Edutainment dalam Pendidikan Islam dan Teori-teori Pembelajaran Quantum. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Maksudin. 2006. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Dalam Jurnal Al-arabiyyah. Vol 2. No. 2 Januari. Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006 Mujib, Fathul dan Rahmawati, Nailur. 2012. Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab (2). Yogyakarata: Penerbit Diva Press. Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2006. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana. Soeparno. 1980. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Proyek Peningkatan/ Pengembangan Perguruan Tinggi IKIP Yogyakarta. Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: PT Gramedia. ,)١٩٨٣ عام, المملكة العربيةالسعودي: االلعاب اللغوية في تعليم اللغات االجنبية (الرياض, ناصف مصطفى عبد العزيز 12 .ص 20