ABSTRAK Zahroh, Mauliatuz. 2016. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja, Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Di MTS Negeri kepanjen. skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan Malang. Pembimbing I : Drs. Abdoel Bakar TS, M.Pd Pembimbing II:Udik Yudiono, SE.,M.Pd Kepemimpinan adalah segala tindakan yang dilakukan seseorang baik individu maupun kelompok untuk melakukan koordinasi dan melakukan pengarahan kepada individu atau kelompok lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, Iklim kerja yang kondusif adalah iklim yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran yang dilakukan guru, Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal, Kinerja guru adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja sesuai dengan peranannya. Tujuan penelitian ini adalah: Adakah pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen, Adakah pengaruh Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen, Adakah pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen, Adakah pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ekspost-factodengan menggunakan regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di MTsNegeriKepanjen, yaitu sebanyak 36 guru. Dari hasil uji t-hitung untuk X1 sebesar 2.836 dengan tingkat signifikan sebesar 0,008. Karena tingkat signifikannya lebih kecildari 0,05, maka X1 berpengaruh terhadap variabel Y. Pada hasil uji t-hitung untuk X2 sebesar -2.400 dengan tingkat signifikan sebesar 022. Karena tingkat signifikannya kurang dari 0,05, maka X2 berpengaruh terhadap variabel Y. Pada hasil uji t-hitung untuk variabel X3 sebesar -2.344 dengan tingkat signifikan sebesar 0,25. Karena tingkat signifikannya kurang dari 0,05, maka X3 berpengaruh dengan variabel Y. Kesimpulan penelitian ini adalah: Ada pengaruh yang signifikan Kepemimpinan kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen, Ada pengaruh yang signifikan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen, Ada pengaruh yang signifikan Kompetensi Guru Profesional terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen, Ada pengaruh yang signifikan secara simultan tentang kepemimpinan kepala sekolah, Iklim Kerja dan Kompetensi Guru Profesional terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen KataKunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja, Kompetensi Profesional Guru, Kinerja Guru. 2 merupakan suatu wujud prilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi”. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Kinerja seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru akan dirasakan optimal apabila guru tersebut memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. MTs Negeri Kepanjen adalah madrasah tsanawiyah negeri satu-satunya yang ada di kecamatan Kepanjen. Madrasah tsnawiyah negeri kepanjen adalah salah satu madrasah yang diminati oleh siswa-siswi di kabupaten khususnya malang selatan. MTs Negeri Kepanjen berada di JL. Raya Sukoraharjo 36 Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Madrasah dengan banyak prestasi menjadi lirikan semua orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MTs Negeri Kepanjen. Ada saling keterkaitan antara kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru yang memiliki kompetensi profesional dengan iklim kerja yang ada di sekolah. Melihat fenomena di atas dan mengingat betapa pentingnya kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja dan kompetensi profesional guru menuju tercapainya tujuan sekolah untuk dapat mengoptimalkan kinerja guru. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penelitian ini akan melakukan kajian secara mendalam tentang permasalahan yang difokuskan pada judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja guru di MTs Negeri . Berpijak pada uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas permasalahan, yaitu (1) Mengetahui pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen? (2) Mengetahui pengaruh Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen? (3) Mengetahui pengaruh Kompetensi Profesional Guru PENDAHULUAN Menurut Danim (2008: 204) mendefinisikan, “bahwa kepemimpinan adalah segala tindakan yang dilakukan seseorang baik individu maupun kelompok untuk melakukan koordinasi dan melakukan pengarahan kepada individu atau kelompok lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada kebijakan yang diterapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah. Supardi (2014:84) mempertegas bahwa:Iklim kerja yang kondusif adalah iklim yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk itu perlu dipahami beberapa hal yang mempunyai peran penting dalam penciptaan iklim kerja yang kondusif, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, ketiga aspek tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung. Lebih lanjut Mulyasa (2011:135) menjelaskan, “kompetensi profesional dalam Standar Nasional Pendidikan, yang tercantum dalam Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”. Sedangkan Kusnandar (2007:55) mengemukakan, “bahwa kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif”. Menurut Rivai (2009), “Kinerja guru adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja sesuai dengan peranannya. Kinerja 3 Terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen? (4) Mengetahui pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen? kerja disekolah/madrasah terjadi: karena disebabkan terdapat hubungan yang baik diantara kepala sekolah, guru, dan diantara guru dan peserta didik (Supardi, 2014:121) Salah satu aspek penting mendukung keberhasilan proses pembelajaran guru adalah iklim kerja. Iklim kerja yang kondusif adalah iklim yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk itu perlu dipahami beberapa hal yang mempunyai peran penting dalam penciptaan iklim kerja yang kondusif, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, ketiga aspek tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung. Kompetensi Profesional Guru PEMBAHASAN Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Danim (2008: 204) mendefinisikan, “kepemimpinan adalah segala tindakan yang dilakukan seseorang baik individu maupun kelompok untuk melakukan koordinasi dan melakukan pengarahan kepada individu atau kelompok lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkansebelumnya”.Sedangkan menurutKartono(2013: 62) mengungkapkan, “kepemimpinan adalah “kegiatan mempengaruhi orang-orang agar orang yang dipimpinnya mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Menurut Mulyasa (2004: 37-38), “kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi”. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Mariani (2009: 216), “bahwa kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar”. Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru. Di samping itu, juga penting hubungan dengan Selanjutnya menurut(Wahyudi,2009:120)mengungkap kan, “kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”.Berdasarkan definisi diatasdapatdisimpulkanbahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, baik individu atau kelompok. Serta kemampuan untuk mengarahkan tingkah laku individu atau kelompok untuk memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya. Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja di sekolah menggambarkan keadaan warga sekolah tersebut dalam keadaan riang dan mesra ataupun kepedulian antara satu sama lainya. Hubungan yang mesra pada iklim 4 kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa. pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2006 dijelaskan bahwa: “Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Pasal 2 UURI No.14: 2005). Kinerja guru dalam pembelajaran menjadi bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif terutama dalam membangun sikap di siplin dan mutu hasil belajar siswa (Supardi, 2014: 13). Dengan demikian, guru sangat menetukan mutu pendidikan, berhasil tidaknya proses pembelajaran, tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran, terorganisasikannya saran prasarana, peserta didik, media, alat dan sumber belajar. Kinerja guru yang baik dapat menciptakan efektivitas dan efesiensi pembelajaran serta dapat membentuk di siplin peserta didik, madrasah dan guru sendiri. Kinerja guru tidak hanya ditunjukkan oleh hasil kerja, akan tetapi juga ditunjukkan oleh perilaku dalam bekerja. Lembaga Administrasi Negara menyebut kinerja sebagai: “gambaran tentang tingkat pencapian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran”(LAN RI,1993:3). Kriteria kinerja guru ini diterjemahkan kepada ketentuan yang berlaku bagi PNS. Di dalam himpunan peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian tahun 1982 yang diterbitkan oleh Depdikbud, kriteria kinerja guru PNS terdiri atas kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran dan kerjasama. Untuk menilai kinerja guru selain perencanaan, proses pembelajaran dan kemampuan membina hubungan dilakukan terhadap kemampuan guru dalam melakukan penilaian. Penilaian yang dilakukan guru pada saat awal, proses maupun pada akhir pembelajaran. Pada awal pembelajaran penilaian dapat Kompetensi Profesional Pengertian profesionalisme, itu tersirat adanya suatu-keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lain karena mempunyai fungsi sosial, yakni pengabdian kepada masyarakat. Kompetensi sangat diperlukan guna menjalankan tugas profesi. Mulyasa (2011) berpendapat, “kompetensi profesionalisme guru berhubungan dengan kompetensi yang menuntut guru untuk ahli di bidang pendidikan sebagai suatu pondasi yang dalam melaksanakan profesinya sebagai seorang guru profesional”. Karena dalam menjalankan profesi keguruan, terdapat kemampuan dasar dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan belajar mengajar dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar. Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki sebagai dasar dalam melaksanakan tugas profesional yang bersumber dari pendidikan dan pengalaman yang diperoleh. Kompetensi profesional tersebut berupa kemampuan dalam memahami landasan kependidikan, kemampuan merencanakan proses pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi proses pembelajaran. Kinerja Guru Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen: ”guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, 5 dilakukan melalui pretes dan apersepsi. Penilaian pada proses dapat dilakukan melalui observasi, tanya jawab dan diskusi. Dan penilaian pada akhir kegiatan proses pembelajaran dapat dilakukan melalui pos tes, pemberian tugas, dan sebagainya. Penilaian yang dilakukan meliputi hasil belajar dan prestasi belajar. Kinerja guru juga dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensikompetensi yang di persyaratkan dipenuhi, Kompetensi tersebut meliputi: “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional” (Undang-Undang No. 14 2005 tentang Guru dan Dosen). HipotesisPenelitian Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka hipotesis yang di ajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1: Di duga ada pengaruh yang signifikan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen. ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. Melihat permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. Dengan subyek penelitian semua guru yang ada di MTs Negeri Kepanjen sebnyak 36 orang. Menurut Arikunto (2010: 173) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 36 orang.“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2011: 81).Oleh karena penelitian ini menggunakan semua populasi sebagai sampel maka, penelitian ini merupakan penelitian populasi dan penelitian ini memakai teknik pengambilan sampel jenuh. Sampling jenuh adalah suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Menurut Arikunto (2010: 192) Metode angket atau kuesioner adalah pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dan ditulis oleh responden. .Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen yang dimaksudkan untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. Agar penelitian ini mencapai hasil yang diharapkan, penelitian membuat jabaran variabel penelitian sebagai berikut: 1. Kinerja guru dengan Indikator: Memahami dan mengidentifikasi tujuan pembelajaran, Mengenal karakteristik utama pesertadidik, Membuat tujuan pembelajaran, Mengembangkan media pembelajaran, Mengembangkan metode Ha2: Diduga ada pengaruh yang signifikan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen Ha3: Diduga ada pengaruh yang signifikan Kompetensi Guru Profesional terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen Ha4: Diduga ada pengaruh yang signifikan secara simultan tentang kepemimpinan kepala sekolah, Iklim Kerja dan Kompetensi Guru Profesional terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya.Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian ex-post-facto, karena peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Penelitian 6 dan strategi pembelajaran, Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti, Kegiatan Penutup, Melakukan Penilaian sesuai dengan RPP, Mampu menggunakan bentuk dan jenis penilaian, Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan bentuk lain yang diperlukan, Mengolah Hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik, Memanfaatkan hasil penilain untuk perbaikan pembelajaran, Melaporkan hasil penilaian matapelajaran pada setiap akhir semester. 2. Kepemimpinan kepala sekolah dengan indikator: Menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya, Memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, Kepala sekolahdapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru, Kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervise, Kepala sekolah menggunakan dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia 3. Iklim kerja dengan indikator: Semangat dalam mengajar, Pertimbangan dalam menggunakan metode mengajar, Motivasi dari sesama guru, Aspek semangat guru dan pegawai lainya rendah, Aspek pertimbangan dan motivasi yang diberikan oleh pimpinan dan teman sejawat. 4. Kompetensi profesional guru dengan indikator: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, Mengembangkan materi secara kreatif, Mengembangkan keprofesionalan secara reflektif, Memanfaatkan teknologi informasi mengembangkan diri. Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen yang dimaksudkan untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. Uji coba instrumen dilakukan dengan mengalakukan uji validitas dan reliabilitas. Dari uji coba validitas yang sudah dilakukan ditemukan hasil bahwa 74 butir soal valid, karena nilai signifikasi dari setiap soal <0,05. Sedangkan untuk uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh soal sangat reliabel karena nilai >0.08. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel. 4.2 Distribusi Jawaban Rata-rata Responden Keterangan Rata-Rata SSS SS S TS STS Kepemimpinan 2.41 3.33 5.56 59.07 29.63 Kepala Sekolah Iklim Kerja 55.56 25.69 13.43 4.40 0.93 Kompetensi 69.44 16.44 7.41 5.32 1.39 Profesional Guru Kinerja Guru 36.67 21.19 11.67 22.14 8.33 Berdasarkan tabel 4.2 analisis data bahwa 59,07% guru menjawab tidak setuju. Guru menjawab tidak setuju artinya kepemimpinan kepala sekolah kurang berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini berarti bahwa indikator kepemimpinan kepala sekolah yaitu Menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya, Memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, Kepala sekolah dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru, 7 Kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervise, Kepala sekolah menggunakan dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia memiliki pengaruh yang rendah terhadap kinerja guru. Berdasarkan tabel 4.2 analisis data bahwa 55.56% guru menjawab sangat setuju sekali artinya iklim kerja sangat mempengaruhi kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa indikator iklim kerja yaitu memiliki berikut Semangat dalam mengajar, Pertimbangan dalam menggunakan metode mengajar, motivasi dari sesama guru, Aspek semangat guru dan pegawai lainya rendah, aspek pertimbangan dan motivasi yang diberikan oleh pimpinan dan teman sejawat pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja guru. Berdasarkan analisis data bahwa 69.44% guru menjawab sangat setuju sekali artinya kompetensi profesional guru sangat mempengaruhi kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kompetensi profesional guru yaitu cara pengambilan keputusan dengan cara musyawarah dan melibatkan bawahan, pembagian tugas kepada bawahan sesuai dengan kemampuan, kedisiplinan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, komunikasi bersifat terbuka dan dua arah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja guru. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa dari 36 guru yang menjawab sangat setuju sekali 36,67%. Guru memiliki kinerja yang sangat baik. Hal ini karena banyak guru yang dinilai baik dalam menjalankan tugasnya oleh kepala sekolah MTs Negeri Kepanjen. Penggunaan analisis Regresi Linear Berganda sebagai model analisis memerlukan dipenuhinya uji asumsi (asumsi klasik) yang meliputi: Normalitas, Multikoliniaritas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi. Uji Normalitas Gambar 4.2 Uji Normalitas Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebaran titiktitik residual berada di sekitar garis normal. Hal tersebut terjadi karena titiktitik residual tersebut berasal dari data dengan distribusi normal. Dengan demikian, disimpulkan bahwa regresi telah memenuhi persyaratan normalitas. Uji Multikolinearitas Tabel 4.2Interprestasi Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics No Variabel Keputusan Tol . era VIF nce Kepemimpi .94 Tidak 1.061 terjadimultikolin 1 nan kepala 3 sekolah (X1 ieritas iklim kerja .98 Tidak terjadi 1.921 2 (X2) multikolinieritas 0 3 Kompetensi .92 Tidak terjadi 1.077 multikolinieritas profesional 8 guru (X3) Sumber: data diolah peneliti (2015) Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, hasil uji multikolinieritas menunjukkan tiga variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas yang ditunjukkan dengan nilai VIF pada kolom collinearity statistic, untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah nilai VIF sebesar 1,061, iklim kerja nilai VIF sebesar 1,921, dan kompetensi profesional guru nilai VIF sebesar 1,077, dikarenakan lebih kecil dari 5, maka ketiga variabel tersebut dinyatakan tidak adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi. 8 Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Coefficients Model 1 Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik scatterplot di atas dapat dilihat diagram pencar residual tidak membentuk pola tertentu. Sedangkan suatu regresi dikatakan terdeteksi heteroskedastisitas-nya apabila diagram pencar residual membentuk pola tertentu. Kesimpulannya, regresi terbebas dari kasus heteroskedastisitas dan memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Tabel 4.3 (Autokorelasi) Change Statistics R Square F Sig. F Chang Chan Chang Durbine ge df1 df2 e Watson .373 6.333 3 32 .002 1.941 Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa nilai Durbin-Watson adalah 1.941. Sedangkan nilai signifikan 0,002 yang berarti <0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi, atau model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang autokorelasi. Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) 299.131 67.78 .817 Iklim Kerja -2.276 .948 Kompetensi Profesional Guru -2.293 .978 (Constant) Std. Error 299.131 67.78 Kepemimpin 2.318 an KepalaSekola h .817 Iklim Kerja .948 -2.276 Kompetensi -2.293 .978 Profesional Guru a. Dependent Variable: KINERJA GURU Sumber: hasil perhitungan penelitian Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai: a =299.131, b1 =2.318, b2 = -2.276,b3 = -2.293 maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y=a+b1X1+b2X2+ b3X3+e Y = 299,1+2,318(X1)+(-2,28)(X2)+(2,30)(X3) Persamaan tersebut dapat diartikan: a. Konstanta sebesar 299,1 memiliki arti jika variabel X1, X2 dan X3 atau jika variabel X1, X2 dan X3 bernilai nol, maka nilai variabel dependen (Y) akan sebesar 299,1 b. Nilai koefisien regresi variabel X1 (kepemimpinan kepala sekolah) sebesar -2,318, artinya jika variabel X1ditingkatkan 1 akan menyebabkan peningkatan kinerja guru (Y) sebesar 2,318. c. Nilai koefisien regresi variabel X2 (iklim kerja)sebesar -2,28, artinya jika variabel X2ditingkatkan 1 akan menyebabkan penurunan kinerja guru (Y) sebesar -2,28. d. Nilai koefisien regresi variabel X3 (kompetensi profesional guru) sebesar -2,30 artinya jika variabel X3ditingkatkan 1 akan menyebabkan penurunan kinerja guru (Y) sebesar2,30. Setelah melihat hasil analisis tersebut maka dapat diketahui variabel Std. Error Kepemimpin 2.318 an KepalaSekola h B 9 bebas (independen) berpengaruh dengan variabel terikat (dependen). Pengaruh variabel bebas dapat dilihat berdasarkan ketepatannya (nilai yang paling signifikan) dari masing-masing variabel bebas, jadi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) memiliki pengaruh yang besar dengan kinerja guru (Y), karena nilai X1 koefisien determinasinya lebih besar daripada X2(iklim kerja) dan X3(kompetensi profesional guru) yaitu (2.318>-2,276) dan (2.318>-2,293). Pengujian Hipotesis Uji t Tabel 4.6 Hasil uji t (uji signifikan parsial) tVariabel Sig Keteranga hitun n g Constant 4.41 3 00 0 Kepemimpin an Kepala Sekolah (X1) 2.83 6 00 8 Signifikan Iklim kerja(X2) 2.40 0 02 2 Signifikan Kompetensi Profesional Guru(X3) 2.34 4 02 5 Signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen. Hipotesis penelitian untuk menguji hipotesis kedua (H2) adalah sebagai berikut: Pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis yang diajukan adalah: berdasarkan tabel 4.6 di atas nilai t-hitung untuk variabel X2 (iklim kerja) sebesar 2.400 dengan tingkat signifikan sebesar 022. Karena tingkat signifikannya kurang dari 0,05, maka variabel X2 (iklim kerja) berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja guru). Sehingga H2 diterima dan Ho2 ditolak yaitu, terdapat pengaruh iklim kerja terhadap kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen. Hipotesis penelitian untuk menguji hipotesis ketiga (H3) adalah sebagai berikut: Pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis yang diajukan adalah: berdasarkan tabel 4.6 di atas nilai t-hitung untuk variabel X3 (kompetensi profesional guru) sebesar -2.344 dengan tingkat signifikan sebesar 0,25. Karena tingkat signifikannya kurang dari 0,05, maka variabel X3 (kompetensi profesional guru)berpengaruh dengan variabel Y (kinerja guru). Sehingga H3 diterima dan Ho3 ditolak yaitu, terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen Uji F Tabel 4.7 Hasil Tes ANOVA Uji F ANOVAb Sum of Mean Model Squares Df Square F Sig. 1 Regres 29894.476 3 9964.825 6.33 .002 a sion 3 Residu 50354.524 32 1573.579 al Total 80249.000 35 Sumber: hasil perhitungan penelitian Hipotesis penelitian untuk menguji hipotesis kesatu (H1) adalah sebagai berikut: Pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis yang diajukan adalah: berdasarkan Tabel 4.6 di atas nilai t-hitung untuk variabel X1 (kepemimpinan kepala sekolah) sebesar 2.836 dengan tingkat signifikan sebesar 0,008. Karena tingkat signifikannya lebih kecildari 0,05, maka variabel X1 (kepemimpinan kepala sekolah)berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja guru). Sehingga H1 diterima dan Ho1 ditolak yaitu, terdapat pengaruh a. Predictors: (Constant), KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (X3), IKLIM KERJA (X2), KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) b. Dependent Variable: KINERJA GURU (Y) Sumber: hasil perhitungan penelitian 10 Hipotesis penelitian untuk menguji hipotesis keempat (H4) adalah sebagai berikut: Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:hasil tes anova diperoleh nilai F-hitung sebesar 6.333 dengan tingkat signifikan .002 karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05, maka hasil penelitian ini menolak hipotesis penelitian Ho4 dan menerima hipotesis penelitian H4 yaitu: terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen. kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Menurut (Wahyudi, 2009: 120) mengungkapkan, “kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru yaitu motivasi kerja. Seorang guru diharapkan memiliki semangat kerja dan motivasi yang tinggi, untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Kepemimpinan Kepala Sekolah sangat mempengaruhi kondisi kerja. Kebijakan, pengaruh sosial dengan para guru serta para murid dan juga tindakannya dalam membuat berbagai kebijakan, kondisi tersebut memberikan dampak terhadap kinerja guru. Dengan kata lain, apabila kepemimpinan kepala sekolah rendah, kepala sekolah tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan maksimal, sehingga monitoring dan motivasi untuk meningkat kinerja guru kurang maksimal, begitu juga sebaliknya. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t didapatkan statistik uji t sebesar 2.836 dengan tingkat signifikan sebesar 0.008. karena tingkat signifikannya lebih dari 0.05, maka variabel X1 (Kepemimpinan Kepala Sekolah) berpengaruh terhadap variabel Y (Kinerja Guru). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2005) dengan judul “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SLTPN Kota Bandung”. Dari hasil analisis regresi liner berganda menunjukkan gaya kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh positif yang sangat besar terhadap kinerja guru, peran kepala sekolah sebagai pendidik meberi pengaruh positif dan besar terhadap kinerja guru, peran kepala sekolah sebagai manajer memberi pengaruh positif dan sangat besar terhadap kinerja guru, peran kepala sekolah administrator memberi pengaruh positif dan sangat besar terhadap kinerja guru. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil yang sama dengan peneliti terdahulu yaitu Pengaruh Iklim Kinerja guru kerja Terhadap Berdasarkan hasil analisis uji t, diperoleh bahwa terdapat pengaruh iklim kerjaterhadap kinerja guru MTs Negeri Kepanjen. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis uji t didapatkan statistik uji t sebesar -2.400 dengan tingkat signifikan sebesar 0.008. karena tingkat signifikannya lebih kecil dari 0.05, maka variabel X2 (Iklim Kerja) berpengaruh terhadap variabel Y (Kinerja Guru). Hasil penelitian ini sejalan yang dilakukan Noordianti (2012) dengan judul “Pengaruh Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru”. Program Pasca 11 Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil Analisis Menunjukkan Bahwa, Perilaku kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja dan motivasi kerja bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Tinawas Nogosari Boyolali. Penelitian yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu yaitu iklim kerja berpengaruh terhadap kinerja guru Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes” Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang.Hasil analisis regresi berganda menunjukkan adanya pengaruh bersamasama secara positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Paguyangan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil yang sama dengan peneliti yang terdahulu yaitu kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. Kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki sebagai dasar dalam melaksanakan tugas profesional yang bersumber dari pendidikan dan pengalaman yang diperoleh. Kompetensi profesional tersebut berupa kemampuan dalam memahami landasan kependidikan, kemampuan merencanakan proses pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi proses pembelajaran. Salah satu aspek penting mendukung keberhasilan proses pembelajaran guru adalah iklim kerja. Iklim kerja yang kondusif adalah iklim yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk itu perlu dipahami beberapa hal yang mempunyai peran penting dalam penciptaan iklim kerja yang kondusif, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, ketiga aspek tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung. Pengaruh antara iklim kerja terhadap kinerja guru adalah dengan iklim kerja yang nyaman dan kondusif maka kinerja guru akan meningkat. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari iklim kerja yang kondusifakan membuat guru lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran. Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru adalah dengan adanya guru yang memiliki kompetensi profesional tinggi, guru menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengajar untuk meningkatkan prestasi siswa/peserta didik, sehingga sekolah dapat mencapai kinerja yang di harapkan. Jika kompetensi guru rendah, guru tidak dapatmelaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan maksimal, sehingga sekolah tidak dapat mencapai kinerja yang di inginkan. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Berdasarkan hasil analisis uji t, bahwa secara statistik terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru MTs Negeri Kepanjen. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis uji t didapatkan statistik uji t sebesar -2.344 dengan tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05, maka variabel X3 (Kompetensi Profesional Guru) berpengaruh terhadap variabel Y (Kinerja Guru). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarsono (2009) dengan judul “Pengaruh Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja Dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Kegiatan di sekolah akan dapat berlangsung apabila kepala sekolah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Kepemimpinan 12 kepala sekolah yang tinggi dapat mengelola atau mengatur segala kebutuhan maupun kegiatan yang ada di MTs Negeri Kepanjen. Keberhasilan sekolah dapat juga dikatakan sebagai keberhasilan kepala sekolah. Kinerja guru dapat tercipta karena kepimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah yang bijaksana dapat mendorong guru agar meningkatkan kompetensi mengajarnya. Salah satu kompetensi guru yang ditingkatkan dalam penelitian ini adalah kompetensi profesional guru. kepemimpinan kepala sekolah (X1), iklim kerja (X2), dan kompetensi profesional guru (X3) terhadap kinerja guru (Y).Hasil statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru di MTs Negeri Kepanjen. Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. Hasil statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai F-hitung 6,333 dengan tingkat signifikansi 0,002a, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka hasil penelitian menolak H04 dan menerima HA4 Guru yang profesional adalah guru yang dapat menjalankan tugas mengajar dengan baik. Semakin tinggi kompetensi profesional guru, akan berpengaruh dalam pengolahan pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh terhadap prestasi siswa/peserta didik. Semakin tinggi kompetensi profesional yang di miliki guru akan menyebabkan peningkatan kinerja guru. Selain kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru. Kinerja guru juga dipengaruhi oleh iklim kerja yang ada di sekolah. KESIMPULAN 1. Ada pengaruh yang signifikan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen. 2. Ada pengaruh yang signifikan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen 3. Ada pengaruh yang signifikan Kompetensi ProfesionalGuru terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen 4. Adapengaruh yang signifikan secara simultan tentang kepemimpinan kepala sekolah, Iklim Kerja dan Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kepanjen Iklim kerja di sekolah menggambarkan keadaan warga sekolah tersebut dalam keadaan riang dan mesra ataupun kepedulian antara satu sama lainya. Hubungan yang mesra pada iklim kerja disekolah/madrasah terjadi: karena disebabkan terdapat hubungan yang baik diantara kepala sekolah, guru, dan diantara guru dan peserta didik (Supardi, 2014:121) Jika kepemimpianan kepala sekolah baik maka kinerja guru akan baik, jika iklim kerja yang ada di sekolah kondusif maka proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik, dan jika kompetensi profesional guru tercipta dengan baik maka kinerja guru akan semakin meningkat.Selain itu untuk mengetahui secara bersama-sama pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru digunakan uji F. Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas yaitu SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti : Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan danpengetahuan mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja guru. 13 2. Bagi Kepala Sekolah: Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan sekolah. 3. Bagi Guru: Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya di sekolah dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalam maupun diluar diri guru yang dapat mempengaruhi kinerja guru. 4. Bagi Peneliti Lain: Diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangkan penelitiannya, yang memiliki kesamaan variabel dengan penelitian ini. Sarwoko, Endi.2011.Statistik 1 dan II (Deskriptif dan Inferensial) Sisdiknas. 2003. Pendidikan Citra Umbara Sugiyono, 2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada Universitas Kanjuruhan Malang. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Danim, Sudarwan. 2008. Visi baru manajemen sekolah: dari unit birokrasi ke lembaga akademik. Jakarta: Bumi Aksara Hasan, I. 2001. Pokok-Pokok Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT. Bumi Aksara Hasan, I. 2001. Pokok-Pokok Statistik II (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT. Bumi Aksara Mendiknas, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Mulyasa, 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya Nasir Tentang Sistem Nasional.Bandung: Usman. 2007. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Bandung: UPI Sarwoko, Endi. 2010. Modul Praktikum Statistik SPSS 22.0 for windows. Malang Universitas Kanujuruhan 14