bab ii. studi pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
BAB II. STUDI PUSTAKA
II.1.
Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Tujuan dari pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Satelit ini adalah untuk menunjang
program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah sekitar.
Serta diharapkan dapat menjadi Rumah Sakit yang mampu menyediakan layanan kesehatan
bagi masyarakat dan dalam rangka mencapai kompetensi tenaga kesehatan..
Sasaran Layanan Kesehatan
1. Meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi setiap anggota
masyarakatyang membutuhkannya;
2. Meningkatkan mutu layanan kesehatan dan mampu memberikan tingkat pelayanan
kesehatan sesuai fungsi dan perannya sebagai Rumah Sakit Rujukan bagi fasilitas
kesehatan dibawahnya;
3. Mengembangkan fasilitas yang standar pada pelayanan kepada masyarakat tanpa
membedabedakankemampuan finansial masyarakat;
Bangunan Rumah Sakit dalam desain tata ruang harus mencerminkan efisiensi
penggunaan ruang, terintegrasi dengan system struktur, MEP serta perawatan bangunana
yang tepat dan efisien bagi bangunan Rumah Sakit, serta berorientasi pada kenyamanan
pasiesnamun tetap mengacu pada standard dan peraturan yang berlaku.
Bangunan Rumah Sakit harus mengadopsi prinsip – prinsip arsitektur berkelanjutan,
antara lain ; efisien dalam konsumsi sumber daya alam, memiliki sedikit dampak negatif
terhadap lingkungan, memperhatikan orientasi bangunan, serta memenuhi kenyamanan
thermal dan visual.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|7
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.2.
Gambaran Umum Rumah Sakit Pendidikan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 93 Tahun 2015, Rumah Sakit Pendidikan adalah
rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan
kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan / atau kedokteran gigi,
pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.
Dalam menjalankan fungsi penelitian bidang kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan
bertugas:
a. melaksanakan penelitian translasional dan/atau penelitian di bidang ilmu dan teknologi
kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya;
b. menilai, menapis, dan/atau mengadopsi teknologi kedokteran dan/atau kedokteran
gigi, serta teknologi kesehatan lainnya;
c. mengembangkan pusat unggulan bidang kedokteran spesialistik-subspesialistik
dan/atau kedokteran gigi spesialistik-subspesialistik, serta spesialisasi bidang
kesehatan lainnya;
d. mengembangkan penelitian dengan tujuan untuk kemajuan pendidikan kedokteran,
kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya; dan
e. mengembangkan kerjasama dengan pelaku industri bidang kesehatan dan pihak lain
yang terkait.
II.2.1. Jenis – Jenis Rumah Sakit Pendidikan
1. Rumah Sakit Pendidikan Utama
a. Adalah rumah sakit yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta
didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam
rangka
mencapai
Kompetensi
berdasarkan
Standar
Pendidikan
Profesi
Kedokteran
b. Rumah sakit umum yang digunakan fakultas kedokteran dan/atau fakultas
kedokteran gigi untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar kurikulum guna
mencapai kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi. Bersama Institusi
Pendidikan Rumah Sakit Pendidikan utama wajib membina Rumah Sakit
Pendidikan satelit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai jejaring Rumah
Sakit Pendidikan.
c. Wahana Pendidikan bagi paling sedikit 2 (dua) program studi pendidikan tenaga
kesehatan lainnya. ( PP No.23 th.2015 )
d. RS kelas A atau B yang telah terakreditasi dan memiliki minimal 12 Pelayanan
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|8
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
e. RS minimal memiliki 4 spesialisasi ( penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan
kandungan) dan 7 spesialis lainnya. (MENKES No.1069 th. 2008)
2. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi
a. Rumah Sakit Pendidikan afiliasi merupakan rumah sakit khusus atau rumah sakit
umum dengan unggulan pelayanan kedokteran dan kesehatan tertentu yang
digunakan oleh Institusi Pendidikan untuk memenuhi kurikulum dalam rangka
mencapai kompetensi spesialis. ( PP No.23 th.2015 )
b. Merupakan rumah sakit yang mempunyai layanan unggulan yang menjadi pusat
rujukan pelayanan medik tertentu dan digunakan sebagai wahana pembelajaran
untuk memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh berdasarkan Standar Profesi
Pendidikan Kedokteran. (MENKES No.1069 th. 2008).
c. Minimal menpunyai 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan.
3. Rumah Sakit Pendidikan Satelit
1. Rumah Sakit Pendidikan satelit merupakan rumah sakit umum yang digunakan
Institusi Pendidikan guna mencapai kompetensi tenaga kesehatan di bidang
kedokteran, kedokteran gigi, dan/atau kesehatan lain. ( PP No.23 th.2015 )
2. Merupakan jejaring dari rumah sakit pendidikan utama dalam rangka memenuhi
kebutuhan peserta didik dalam bidang keilmuan tertentu untuk memenuhi sebagian
modul pendidikan (melengkapi) dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan
Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
3. Supervisi dan pembinaan staf medis rumah sakit pendidikan satelit oleh
Departemen/Bagian Institusi Pendidikan Kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan
Utama.
4. RS satelit harus memilikin minimal 4 pelayanan spesialis dasar ( penyakit dalam,
anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 3 pelayanan penunjang lainnya.
5. Terikat kerja sama dengan RS pendidikan utama. (MENKES No.1069 th. 2008).
II.2.2. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Kemampuan dan Fasilitas
a. Rumah Sakit Kelas A
Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
yang bersifat spealistik dan subspealistik luas. Mempunyai kepasitas tempat tidur lebih
dari 1000 buah dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
b. Rumah Sakit Kelas B
Rumah sakit kelas B (pendidikan) merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang-kuranganya 11 spesialistik
dan subspesialistik luas. Mempuanyai kapasitas tempat tidur antara 500-1000 buah.
Rumah sakit ini biasa terdapat di ibukota provinsi. Rumah sakit kelas B (non
pendidikan) merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medis spesialistik sekurang-kuranganya 11 spesialistik dan subspesialistik
terbatas. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 300-500 buah.
c. Rumah Sakit Kelas C
Merupakan rumah sakit yang mempuanyai fasilitas dan kemampuanlayanan medic
spesialis sekurang kurangnya 4 dasar lengkap. Mempunyai kapasitas tempat tidur
antara 100-300 buah.
d. Rumah Sakit Kelas D
Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis
spesialis sekurang kurangnya pelayan dasar. Mempunyai kapasitas tempat tidur 100
buah.
Keterangan :
1. Pelayanan Medik spesialistik merupakan pelayanan medik perorangan yang
dilakukan oleh dokter/dokter gigi spesialis sesuai dengan kompetensinya
2. Subspesialis merupakan pelayanan yang berkembang dari setiap cabang medik
spesialistik
3. Pelayanan Medik Sub-spesialistik terbatas adalah pelayanan subspesialis yang
berkembang dari setiap cabang medik spesialistik 4 dasar.
4. Pelayanan Medik Sub-spesialistik luas adalah pelayanan subspesialistik yang
berkembang dari setiap cabang medik sepesialistik 4 (empat) dasar dan medik
spesialistik lainnya.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.2.3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit
Jenis-jenis pelayanan standar minimal yang hares dimiliki oleh rumah sakit menurut
MENKES Th. 2008 yaitu:
a. Pelayanan gawat darurat
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan rawat inap
d. Pelayanan bedah Pelayanan persalinan dan perinatologi
e. Pelayanan intensif
f.
Pelayanan radiologi
g. Pelayanan laboratorium patologi klinik
h. Pelayanan rehabilitasi medik
i.
Pelayanan farmasi
j.
Pelayanan gizi
k. Pelayanan transfusi darah
l.
Pelayanan keluarga miskin
m. Pelayanan rekam medis
n. Pengelolaan Iimbah
o. Pelayanan administrasi manajemen
p. Pelayanan ambulans/kereta jenazah
q. Pelayanan pemulasaraan jenazah
r.
Pelayanan laundry
s. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
t.
Pencegah Pengendalian Infeksi
II.2.4. Program Ruang dalam Rumah Sakit
Sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, maka kegiatan dapat dibagi dalam beberapa
kelompok pelayanan yaitu (Pedoman Teknis MENKES 2010) :
1. Kelompok pelayanan Medik
a. Rawat jalan
b. Gawat darurat
c. Rawat inap
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
2. Kelompok pelayanan penunjang medik
a. Radiologi Farmasi
b. Laboratorium
c. Operasi
d. Melahirkan
3. Kelompok pelayanan penunjang non medik
a. Work shop
b. Dapur Cuci (Laundry)
c. Department(CSSD)
d. Kamar mayat
e. Pengelolaan limbah (padat, cair & gas)
Pengelompokan Ruang Berdasarkan Fungsi :
1. Kelompok medik
a. Ruang Rawat jalan
b. Ruang gawat Darurat
c.
Ruang rawat inap
d. Ruang Operasi
e. Ruang Bersalin
2. Keiompok Penunjang Medik
a. Ruang Radiologi
b. Ruang farmasi
c. Ruang Laboratorium
3. Keiompok penunjang non medik
a. Ruang maintenance
b. Ruang Dapur
c. Laundry (rstud)
d. Ruang pusat steril (Sterilisasi)
e. Kamar Mayat
4. Pelayanan Administrasi
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.3.
Uraian Fasilitas Rumah Sakit
II.3.1. Alur Sirkulasi Pasien Pada Rumah Sakit
Gambar 1. Alur Sirkulasi Pasien
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Alur Sirkulasi Pasien dalam Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
1. Pasien masuk rumah sakit melakukan pendattaran, admisi pada instalasi rawat jalan
poliklinik, atau pada instalasi gawat darurat apabila pasien dalam kondisi gawat darurat
yang membutuhkan pertolongan medis segera.
2. Pasien yang mendaftar pada instalasi rawat jalan akan diberikan pelayanan medis
pada klink-klinik tedentu sesuai dengan penyakit kondisi pasien. Pasien dengan
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
diagnosa penyakit ringan setelah diberikan pelayanan medis selanjulnya dapat
langsung pulang. Pasien dengan kondisi harus didiagnosa lebih mandetail akan dirujuk
ke instalasi radialogi dan atau laboratorium. Setelah mendapatkan hasil foto radiologi
dan atau laboratorium, pasien mendaftar kembali ke instalasi rawat jalan sebagai
pasien lama.
3. Selanjutnya apabila harus dirawat inap akan dikirim ke ruang rawat inap. Selanjutnya
akan di diagnosa lebih mendetail ke instalasi radiologi dan atau laboratorium.
Kemudian jika pasien harus ditindak bedah, maka pasien akan dijadwalkan ke ruang
bedah. Pasca bedah untuk pasien yang kondisinya belum stabil akan dikirim ke ruang
Perawatan Intensif pasien yang kondisinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap.
Selanjutnya pasien meninggal akan dkirim ke in.stalasi pemulasaraan jenazah. Setelah
pasien sehatdapat pulang.
4. Pasien kebidanan dan penyakit kandungan tingkat lanjut akan dirujuk ke instalasi
kebidanan dan penyakit kandungan. Apabila harus ditindak bedah, maka pasien akan
dikirim ke ruang bedah.
5. Pasca bedah, untuk pasien yang kondisinya belum stabil akan dikirim ke ruang
Perawatan Intensif, pasien yang kondsinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap
kebidanan. Sebnjutnya pasien meninggal akan dikirirn ke instalasi pemulasaraan
jenazah. Setelah pasien sehat dapat pulang.
6. Pasien melalui instalasi gawat darurat akan diberikan pelayanan medis sesuai dengan
kondisi kegawat daruratan pasien. Pasien dengan tingkat kegawat daruratan ringan
setelah diberikan pelayanan medis dapat langsung pulang.
7. Pasien dengan kondisi harus didiagnosa lebih mendetail akan dirujuk ke instalasi
radiologi dan atau laboratorium.
8. Selanjutnya apabila harus ditindak bedah maka pasien akan dikirim ke ruang bedah.
Pasca bedah untuk pasien yang kondisinya belum stabil akan dikirim ke ruang
Perawatan Intensif pasien yang kondisinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap.
Selanjutnya pasien meninggal akan dikirim ke instalasi pemulasaraan jenazah. Pasien
sehat dapat pulang.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.3.2.
Instalasi Rawat Jalan
Fungsi Instalasi Rawat Jalan adalah sebagai tempat konsultas penyelidikan
pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang
disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak
memerlukan pelayanan perawatan. Poliklinik juga sebagai tempat untuk penemuan diagnose
dini.
Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan
Gambar 2. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Persyaratan Khusus Konsep dasar poliklinik pada prinsipnya ditetapkan sebagai
berikut:
1. Letak Poliklinik berdekatan dengan jalan utama mudah dicapai dari bagian administrasi
terutama oleh bagian rekam medis berhubungan dekat dengan apotek bagian radiologi
dan laboratorium.
2. Ruang tunggu di poliklinik harus cukup luas. Ada pemisahan ruang tunggu pasien
untuk penyakit infeksi dan non infeksi.
3. Sistem sirkulasi pasien dilakukan dengan satu pintu (sirkulasi masuk dan keluar pasien
pada pintu yang sama).
4. Klinik-klinik yang ramai sebaiknya tidak saling berdekatan.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
5. Klinik anak tidak diletakkan berdekatan dengan Klinik Paru sebaiknya Klinik Anak dekat
dengan Kllinik Kebidanan.
6. Sirkulasi petugas dan sirkulasi pasien dipisahkan.
7. Pada tiap ruangan harus ada wastafel (air mengalir).
8. Letak klinik jauh dari ruang incenerator. IPAL dan bengkel ME.
9. Memperhatikan aspek gender dalam persyaratan fasilitas IRJ.
II.3.3. Instalasi Gawat Darurat
Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat
Gambar 3. Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Persyaratan Khusus Instalasi Gawat Darurat
1. Area IGD harus terletak pada area depan atau muka dari tapak RS.
2. Area IGD harus mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar tapak rumah sakit (jalan
raya) dengan tanda-tanda yang sangat jelas dan mudah dimengerti masyarakat umum.
3. Area IGD harus memilki pintu masuk kendaraan yang berbeda dengan pintu masuk
kendaraan ke area Instalasi Rawat Jalan Poliklink, Instalasi rawat Inap, serta Area
Zona Servis dari rumah sakit.
4. Untuk tapak RS yang berbentuk memanjang mengikuti panjang jalan raya maka pintu
masuk kearea IGD harus terletak pada pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh
pengguna kendaraan untuk masuk kearea RS.
5. Untuk bangunan RS yang berbentuk bangunan bertingkat banyak
yang memiliki
ataupun tidak memiliki lantai bawah tanah (Basement Floor) maka perletakan IGD
harus berada pada lantai dasar (Ground Floor) atau area yang memilki akses
langsung.
6. IGD disarankan untuk memiliki Area yang dapat digunakan untuk penanganan korban
bencana massal (Mass Disaster Cassua Ries Preparedness Area).
7. Disarankan pada area untuk menurunkan atau menakan pasien (Ambulance Drop-In
Area) memilki sistem sirkulasi yang memungkinkan ambulan bergerak 1 arah
II.3.4. Instalasi Rawat Inap
Lingkup sarana pelayanan lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi
kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan pelayanan medis, gizi, administrasi pasien,
rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu pasien, mandi, dapur
kecil /pantry, konsultasi medis).
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap
Gambar 4. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Persyaratan Khusus Instalasi Rawat Inap
1. Perletakan ruangan secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan
skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan/ membutuhkan.
2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan sehingga
blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linier/lurus (memanjang).
3. Konsep Rawat Inap yang disarankan rawat Inap Terpadu (Integrated Care) untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada Lantai dasar maka harus ada tangga
landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak bising),
aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas dari sarana
penunjang rawat inap. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
6. Alur petugas dan pengunjung dipisah. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis
dasar mempunyai ruang isolasi.
7. Ruang Rawat Inap anak disiapkan 1 ruangan neonatus. Lantai harus kuat dan rata
tidak berongga. Bahan penutup lantai mudah dibersihkan. Bahan tidak mudah
terbakar.
8. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar memudahkan
pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran.
9. Plafon harus rapat dan kuat, Tidak rontok dan tidak menghasilkan debu / kotoran lain.
10. Tipe R. Rawat Inap adalah Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III Khusus untuk
pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti: Pasien yang menderita penyakit
menular, Pasien dengan pengobatan yang menimbukan bau (seperti penyakit tumor,
diabetes. dsb). Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan)
11. Stasiun perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dapat
mengawasi pesiennya secara efektif. Maksimum melayani 25 tempat tidur.
(Kementerian Kesehatan, 2010)
II.3.5. Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
Persyaratan Khusus Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
1. Letak bangunan instalasi ICU harus berdekatan dengan instalasi bedah sentral
instalasi gawat darurat laboratorium dan instalasi radiologi.
2. Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan tahan terhadap getaran.
3. Gedung harus terletak pada daerah yang tenang.
4. Temperatur ruangan harus terjaga tetap dingin.
5. Aliran listrik tidak boleh terputus.
6. Harus tersedia pengatur kelembaban udara.
7. Sirkulasi udara yang dikondisikan seluruhnya udara segar (fresh air).
8. Ruang pos perawat (Nurse station) disarankan menggunakan pembatas fisik
transparan/ tembus pandang (antara lain kaca tahan pecah) untuk mengurangi
kontaminasi terhadap perawat.
9. Perlu disiapkan titik grounding untuk peralatan elektrostatik.
10. Tersedia aliran Gas Medis.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
11. Pintu kedap asap & tidak mudah terbakar terdapat penyedot asap bila terjadi
kebakaran.
12. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak instalasi ICU
tidak pada lantai dasar.
13. Ruang ICU, ICCU sebaiknya kedap api (tidak mudah terbakar baik dari dalam / dari
luar).
14. Pertemuan dinding dengan lantai dan pertemuan dinding dengan dinding tidak boleh
berbentuk suduti harus melengkung agar memudahkan pembersihan dan tidak
menjadi tempat sarang debu dan kotoran.
Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap
Gambar 5. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.3.6. Instalasi Bedah Sentral
Instalasi bedah adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut yang membutuhkan kondisi
steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas
bergerak sekeliling peralatan bedah. Ruang bedah harus dirancang dengan faktor
keselamatan yang tinggi.
Alur Kegiatan pada Bedah Sentral
Gambar 6. Alur Kegiatan pada Bedah Sentral
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Persyaratan Khusus Bedah Sentral
1. Jalan masuk barang-barang steril harus terpisah dari jalan keluar barang-barang &
pakaian kotor.
2. Koridor steril dipisahkan/ tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor
3. Pembagian daerah sekitar kamar bedah:
a) Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normall). Zona ini terdiri dari area
resepsionis (ruang administrasi dan pendaftaran). ruang tunggu keluarga
pasien. janitor dan ruang utilitas kotor. Zone ini mempunyai jumlah partikel debu
per m3 3.520.000 partikel dengan dia. 0,5 pm (1SO 8 1SO 14644-1 clean room
standards Tahun 1999).
b) Zona 2, TIngkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter). Zona ini terdiri
dari ruang istirahat dokter dan perawat ruang plester pantri petugas. Ruang
Tunggu Pasien Ghoklingy ruang transfer dan ruang loker (ruang ganti pakaian
dokter dan perawat) merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2.
Zona ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per rri3 3.520.000 partikel
dengan dia. 0,5 pm (1SO 8 1S0 14644-1 clean room standards Tahun 1999).
c) Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan filter) Zona ini meliputi
kompleks ruang operasi yang terdiri dari ruang persiapan (preparation),
peralatan/instrument steril ruang induksi pusat sarana dan prasarana dal
Peralatan Kesenatan. Area ruang pemulihan (recovery), ruang resusitasi
neonates, ruang linen, ruang pelaporan bedah, ruang penyimpanan
perlengkapan bedah ruang penyimpanan peralatan anastesi implant orthopedi
dan emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi. Zona ini
mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3 adalah 352.000 partikel
dengan dia. 0,5 pm (ISO 8 - ISO 14644-1 clean room standards Tahun 1999).
d) Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium
Filter, Hepa Filter). Zona ini adalah ruang operasi dengan tekanan udara
positif. Zona ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3 adalah
35.200 partikel dengan dia. 0.5 pm (ISO 7 - ISO 14644-1 cleanroom standards
Tahun 1999).
e) Area Nuklei Steril. Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah
(;laminair air flow) dimana pembedahan dilakukan. Area ini mempunyai jumlah
maksimal partikel debu per m3 adalah 3.520 partikel dengan dia. 0.5 prn (ISO
5 - ISO 6 - ISO 14644-1 cleanroom standards Tahun 1999).
4. Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh setidaknya 1 ruang scrub station.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
5. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak
terlihat oleh pasien dan pengunjung.
6. Persyaratan ruang operasi :
a. Pintu kamar operasi yang ideal harus selalu tertutup selama operasi.
b. Pergantian udara yang dianjurkan sekitar 18-25 kali/jam.
c. Tekanan udara yang positif di dalam kamar pembedahan dengan demikian
akan mencegah terjadinya infeksi 'airborne'.
d. Sistem AC Sentral, suhu kamar operasi yang ideal 26 — 28°C yang harus
terjaga kestabilannya dan harus menggunakan filter absolut untuk menjaring
mikro organisme.
e. Kelembaban ruang yang dianjurkan 70% (jika menggunakan bahan anaestesi
yang mudah terbakar. maka kelembaban maksimum 50%).
f.
Penerangan alam menggunakan jendela mati yang diletakkan dengan
ketinggian diatas 2 m.
g. Lantai harus kuat dan rata atau ditutup dengan vinyl yang rata atau teras
sehingga debu dari kotoran-kotoran tidak tertumpuk mudah dibersihkan bahan
tidak mudah terbakar.
h. Pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan dinding harus
melengkung agar mudah dibersihkan dan tidak menjadi tempat sarang abu dan
kotoran.
i.
Plafon harus rapat dan kuat tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran
lain.
j.
Pintu harus yang mudah dibuka dengan sikut untuk mencegah terjadinya
nosokomial, disarankan menggunakan pintu geser dengan sistem membuka
dan menutup otomatis.
k. Harus ada kaca tembus pandang di dinding ruang operasi yang menghadap
pada sisi dinding tempat ahli bedah mencuci tangan.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.3.7. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obstetri dan Ginekologi)
Alur Kegiatan pada Bedah Sentral
Gambar 7. Alur Kegiatan pada Bedah Sentral
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Persyaratan Khusus Bedah Sentral
1. Letak bangunan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus mudah dicapai
disarankan berdekatan dengan instalasi gawat darurat. ICU dan Instalasi Bedah
Sentral apabila tidak memiliki ruang operasi atau ruang tindakan yang memadai.
2.
Bagunan harus terletak pada daerah yang tenang/ tidak bising.
3. Ruang bayi dan ruang pemulihan ibu disarankan berdekatan untuk memudahkan tu
melihat bayinya tapi sebaiknya dilakukan dengan sistem rawat gabung.
4. Memiliki sistem sirkulasi udara yang memadai dan tersedia pengatur kelembaban
udara untuk kenyamanan termal.
5. Memiliki sistem proteksi dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran.
6. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak instalasi
kebidanan dan penyakit kandungan tidak pada lantai dasar.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
7. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak
terlihat oleh pasien dan pengunjung.
8. Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan kebidanan dan penyakit kandungan
ditempatkan pada wadah khusus berwarna kuning bertuliskan limbah padat medis
infeksius kemudian dimusnahkan di incenerator.
II.3.8. Instalasi Rehabilitasi Medik
Alur Kegiatan pada Bedah Sentral
Gambar 8. Alur Kegiatan pada Bedah Sentral
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.3.9. Instalasi Farmasi
Gambar 9. Alur Kegiatan Instalasi Farmasi
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.3.10. Instalasi Radiogianostik
Gambar 10. Alur Kegiatan Instalasi Radiogianostik
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Persyaratan Khusus Instalasi Radiogianostik
1. Lokasi ruang radiologi mudah dicapai berdekatan dengan instalasi gawat darurat
laboratorium ICU dan instalasi bedah sentral.
2. Sirkulasi bagi pasien dan pengantar pasien disarankan terpisah dengan sirkulasi staf.
3. Ruang konsultasi dilengkapi dengan fasilitas untuk membaca film.
4. Dindingipintu mengikuti persyaratan khusus sistem labirin proteksi radiasi.
5. Ruangan gelap dilengkapi exhauster.
6. Persyaratan pengkondisian udara :
a. Suhu sejuk dan nyaman lingkungan ialah pada 22-26 °C dengan tekanan
seimbang.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 27
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
b. Kelembaban udara pada ruang radiasi/ pemeriksaan/ penyinaran ialah antara
45-60°/0.
c. Tersedia pengelolaan limbah radiologi khusus.
II.3.11. Instalasi Laboratorium
Alur Kegiatan pada Instalasi Laboratorium
Gambar 11. Alur Kegiatan pada Instalasi Laboratorium
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Persyaratan Khusus Instalasi Laboratorium
1. Letak laboratorium/ sub laboratorium mudah dijangkau disarankan untuk gedung RS
bertingkat laboratorium terletak pada lantai dasar dan dekat dengan instalasi rawat
jalan instalasi bedah ICU Radiologi dan Kebidanan. Untuk laboratorium forensik
letaknya di daerah non publik (bukan area umum)
2. Dinding dilapisi oleh bahan yang mudah dibersihkan tidak licin dan kedap air setinggi
1,5 m dari lantai (misalnya dari bahan keramik atau porselen)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 28
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
3. Lantai dan meja kerja laboratorium dilapisi bahan yang tahan terhadap bahan kimia
dan getaran serta tidak mudah retak
4. Akses masuk petugas dengan pasien /pengunjung disarankan terpisah
5. Pada tiap-tiang ruang laboratorium dilengkapi sink (wastafel) untuk cuci tangan dan
tempat cuci alat
6. Harus mempunyai instalasi pengolahan limbah khusus
II.3.12. Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah
Alur Kegiatan pada Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah
Gambar 12. Alur Kegiatan pada Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Persyaratan Khusus Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah
1. Kapasitas ruang jenazah minimal memiliki jumlah lemari pendingin 1°/0 dari jumlah
tempat tidur (pada umumnya 1 lemari pendingin dapat menampung jenazah)/
tergantung kebutuhan ,
2. Ruang jenazah disarankan mempunyai akses langsung dengan beberapa instalasi lain
yaitu instalasi gawat darurat, Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral , dan Instalasi ICU/ICCU ,
3. Area tertutup , tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan ,
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 29
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
4. Area yang merupakan jalur jenazah disarankan berdinding keramik, lantai kedap air ,
tidak berpori , mudah dibersihkan ,
5. Akses masuk-keluar jenazah menggunakan daun pintu ganda/ double ,
6. Disediakan garasi ambulan koronerl mobil jenazah ,
7. Disarankan disediakan lahan parkir khusus untuk pengunjung rumah duka , jumlah
disesuaikan dengan kebutuhan ,
II.3.13. Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik
Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik
Gambar 13. Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 30
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Persyaratan Khusus Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik
1. Mudah dicapai dekat dengan Instalasi Rawat Inap sehingga waktu pendistribusian
makanan bisa merata untuk semua pasien.
2. Letak dapur diatur sedemikian rupa sehingga kegaduhan (suara) dari dapur tidak
mengganggu ruangan disekitarnya.
3. Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan kamar jenazah.
4. Lantai harus dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
5. Mempunyai area masuk bahan makanan mentah yang tidak bersilangan dengan alur
makanan jadi.
6. Harus mempunyai pasokan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan baku
mutu air minum.
7. Pada area pengolahan makanan harus mempunyai langit-langit yang tinggi dilengkapi
ventilasi untuk pembuangan udara panas selama proses pengolahan.
8. Pada dapur bangunan bertingkat harus disediakan fan pembuangan (exhaust fan)
dengan kapasitas ekstraksi minimal 60 Liter / detik yang hanya boleh dioperasikan
pada waktu memasak.
9. Harus dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran.
II.3.14. Instalasi Pencucian / Laundry
Persyaratan Khusus Instalasi Pencucian / Laundry
1. Tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai air panas
untuk desinfeksi dengan desinfektan yang ramah terhadap lingkungan. Suhu air panas
mencapai 70°C dalam waktu 25 menit (/ 95°C dalam waktu 10 menit) untuk pencucian
pada mesin cuci.
2. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran pembuangan
air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang berbeda.
3. Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal (pretreatment) khusus laundry sebelum dialirkan ke IPAL RS.
4. Untuk linen non-infeksius (misalnya dari ruang-ruang administrasi perkantoran)
dibuatkan akses ke ruang pencucian tanpa melalui ruang dekontaminasi.
5. Tidak disarankan untuk mempunyai tempat penyimpanan linen kotor.
6. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 103
spora spesies Bacillus per inci persegi.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 31
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian / Laundry
Gambar 14. Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian / Laundry
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
II.3.15. Instalasi Sanitasi
Gambar 15. Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian / Laundry
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 32
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.4.
Persyaratan Rumah Sakit
II.4.1. Zonasi
Pengkategorian pembagian area atau zonasi rumah sakit adalah zonasi berdasarkan tingkat
risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan
pelayanan.
1. Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari :
a. Area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang
komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.
b. Area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat
jalan.
c. Area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium,
pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.
d. Area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang
patolgi.
2. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :
a. Area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan
luar rumah sakit, misalkan poliklinik, IGD, apotek).
b. Area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang
menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi,
rehabilitasi medik.
c. Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya
area tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU, instalasi bedah, instalasi kebidanan
dan penyakit kandungan, ruang rawat inap.
3. Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :
a. Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : Instalasi Rawat Jalan
(IRJ), Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi
Perawatan
Intensif
(ICU/ICCU/PICU/NICU),
Instalasi
Bedah,
Instalasi
Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Unit
Hemodialisa, Instalasi Radioterapi, Instalasi Kedokteran Nuklir, Unit Transfusi
Darah (Bank Darah).
b. Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : Instalasi Farmasi, Instalasi
Radiodiagnostik, Laboratorium, Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT), Instalasi
Sterilisasi Pusat (;Central Sterilization Supply Dept./CSSD), Dapur Utama,
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 33
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Laundri, Pemulasaraan Jenazah dan Forensik, Instalasi Sanitasi, Instalasi
Pemeliharaan Sarana (IPS).
c. Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian
Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/
Gudang, Bagian Perencanaan dan Pengembangan
Gambar 16. Zoning Vertikal Berdasarkan Fasilitas
(Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010)
II.4.2. Perencanaan Rumah Sakit
Prinsip umum
1. Perlindungan terhadap pasien merupakan hal yang harus diprioritaskan Terlalu banyak
lalu lintas akan menggangu pasien. Mengurangi efisiensi pelayanan pasien dan
meninggikan risiko infeksi khususnya untuk pasien bedah dimana kondisi bersih
sangat penting. Jaminan perlindungan terhadap infeksi merupakan persyaratan utama
yang harus dipenuhi dalam kegiatan pelayanan terhadap pasien.
2. Merencanakan sependek mungkin jalur lalu lintas. Kondisi ini membantu menjaga
kebersihan (aseptic) dan mengamankan langkah setiap orang perawat pasien dan
petugas rumah sakit lainnya. RS adalah tempat dimana sesuatunya berjalan cepat
mengingat jiwa pasien taruhannya oleh karena itu jalur lalu lintas harus direncanakan
seefisien mungkin baik dari segi waktu biaya maupun tenaga.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 34
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
3. Pemisahan aktivitas yang berbeda pemisahan antara pekerjaan bersih dan pekerjaan
kotor aktivitas tenang dan bising perbedaan tipe layanan pasien dan tipe berbedadari
lalu lintas di dalam dandi luar bangunan. Mengontrol aktifitas petugas terhadap pasien
serta aktifitas pengunjung RS yang datang agar aktifitas pasien dan petugas tidak
terganggu. Tata letak Pos perawat harus mempertimbangkan kemudahan bagi
perawat untuk memonitor dan membantu pasien yang sedang berlatih di koridor pasien
dan aktifitas pengunjung saat masuk dan ke luar unit. Bayi harus dilindungi dari
kemungkinan pencurian dan dari kuman penyakit yang dibawa pengunjung dan
petugas RS. Pasien di ruang ICU dan ruang bedah harus dijaga terhadap infeksi.
Prinsip khusus
1. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman untuk semua bagian bangunan
merupakan faktor yang penting ini khususnya untuk RS yang tidak menggunakan AC.
2. RS minimal mempunyai 3 akses/pintu masuk/gerbang masuk terdiri dari pintu masuk
utama pintu masuk ke Unit Gawat Darurat dan Pintu Masuk ke area layanan Servis,
Pusat Sarana, Prasarana dai Peralatan Kesenatan.
3. Pintu masuk untuk service sebaiknya berdekatan dengan dapur dan daerah
penyimpanan persediaan (gudang) yang menerima barang-barang dalam bentuk
curah, dan bila mungkin berdekatan dengan lif service. Bordes dan timbangan tersedia
di daerah itu. Sampah padat dan sampah lainnya dibuang dari tempat ini, juga bendabenda yang tidak terpakai. Akses ke kamar mayat sebaiknya diproteksi terhadap
pandangan pasien dan pengunjung untuk alasan psikologis.
4. Pintu masuk dan lobi disarankan dibuat cukup menarik, sehingga pasien dan
pengantar pasien mudah mengenali pintu masuk utama.
5. Jendela sebaiknya dilengkapi dengan kawat kasa untuk mencegah serangga lainnya
yang berada di sekitar RS, dan dilengkapi pengaman.
6. Alur lalu lintas pasien dan petugas RS harus direncanakan seefisien mungkin.
7. Koridor publik dipisah dengan koridor untuk pasien dan petugas medik, dimaksudkan
untuk mengurangi waktu kemacetan. Bahan-bahan, material dan pembuangan
sampah sebaiknya tidak memotong pergerakan orang. Rumah sakit perlu dirancang
agar petugas, pasien dan pengunjung mudah orientasinya jika berada di dalam
bangunan.
8. Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-kangit minimal 2,40 m. Koridor sebaiknya
lurus. Apabila ramp digunakan, kemiringannya sebaiknya tidak melebihi 1:10
(membuat sudut maksimal 7°)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 35
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
9. Alur pasien rawat jalan yang ingin ke laboratorium, radiologi, farmasi, terapi khusus
dan ke pelayanan medis lain, tidak melalui daerah pasien rawat inap.
10. Alur pasien rawat inap jika ingin ke laboratorium, radiologi dan bagian lain, harus
mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
II.5.
Green Architecture
Green building kini telah menjadi fokus kajian dari studi ilmiah, pemerintah lembaga,
masyarakat sipil serta industri bangunan. Banyak negara telah menyiapkan sistem peringkat
green mereka sendiri menurut kesesuaian mereka untuk manfaat rakyat dan kemajuan ini
terlihat sebagai target dunia di penghijauan bumi. Sebagaimana Pramata, Pradianto, & Utami
(2016), memberikan penjelasan bahwa bangunan rumah sakit, merupakan bangunan yang
membutuhkan energi terbesar ke dua setelah perkantoran. Selain itu sisa pembakaran
sampah medis dari rumah sakit menyumbang gas emisi yang besar di dunia. Oleh karena itu
penanganan bangunan rumah sakit memiliki kategori khusus dalam pengadaan dan
penyelenggaraan nya.
Gambar 17. Parkroyal Hotel, Pemenang Green Design Award 2015.
(Sumber: Yahoonews)
Konsep green Hospital saat ini belum ada di Indonesia pedoman green Hospital masih dalam
tahap penyempurnaan, namun beberapa kriteria yang sudah ada seperti dari Green Building
Council Indonesia, Kepmenkes No. 1204/Menkes/2004 tentang penyehatan lingkungan rumah
sakit, kriteria Proper rumah sakit, standar ISO14001 (sistem manajemen lingkungan), dan
beberapa peraturan lain, dapat digunakan sebagai pedoman awal untuk mulai menerapkan
program Green Hospital.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 36
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Sustainable architecture (arsitektur berkelanjutan) adalah rancangan terhadap sebuah
bangunan yang berkelanjutan, yang berusaha untuk mengurangin dampak terhadap
lingkungan pada proses pembuatan komponen bangunan, proses konstruksi dan selama
siklus kehidupan bangunan itu sendiri (pemanasan, penggunaan energi, pembersihan karpet
dan lainnya) (Technical University of Delft, 2011). Penerapan rancangan yang dilakukan
ditekankan pada efesiensi sistem pemanasan dan pendinginan, alternative sumber energi
pemanas air dengan menggunakan panas matahari, orientasi bangunan yang benar,
penggunaan kembali dan daur ulang material bangunan, penampungan air hujan untuk
keperluan tanaman dan mencuci serta pengaturan pembuangan.
Rumah sakit adalah fasilitas untuk pelayanan kesehatan, sebagai saranan tempat
penyembuhan bagi orang sakit, sehingga dibutuhkan pula bangunan yang sehat dan ramah
lingkungan sebagai fasilitas pendukungnya. Berikut ini terdapat beberapa ciri Green
Architecture menurut Green Star (lembaga sertifikasi rumah sakit), yang diantaranya yaitu:
1.
Peka terhadap lingkungan;
2.
Konservasi energi (mengkonsumsi energi seminimun mungkin atau memaksimalkan
energi alam);
3.
Mengusahakan pencahayaan alami;
4.
Harmonisasi lingkungan alam tempat bangunan tersebut berdiri;
5.
Mengusahakan penghawaan alami;
6.
Memaksimalkan sumberdaya terbarukan (mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya
alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis);
7.
Memakai material daur ulang atau material yang ekologis.
Pembentukan ”Green Building” tidak mengharuskan sebuah bangunan membentuk fasad dan
bentuknya menyerupai tumbuhan, namun dapat dilakukan dengan penggunaan material yang
ramah lingkungan atau membuat banyak bukaan pada bangunan yang membuat bangunan
meminimalisirkan penggunaan material ataupun energi buatan.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 37
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 18. Green Hospital.
(Sumber: http://greenbuildingelements.com)
Iconic Building, merupakan sebuah metode dalam perancangan bangunan yang membuat
bangunan yang dirancangnya menjadi sebuah ikon pada kawasan tempat bangunan tersebut
berdiri. Puwitro (2012), dalam penelitiannya menjabarkan ciri-ciri dari Iconic Building ini yaitu
sebagai berikut:
1.
Letak atau lokasi yang strategis, sehingga mudah dilihat atau dikenali oleh
lingkungan sekitar;
2.
Pemilihan bentuk yang cenderung menarik, sehingga mudah dijadikan penanda
dari lingkungan sekitar;
3.
Memiliki unsur kekuatan atau kekokohan bangunan yang tinggi, sehingga berumur
panjang.
Puwitro (2012), menjelaskan dalam penelitiannya bahwa Arsitektur ikonik atau Iconic
Architecture pada saat sekarang ini dijadikan alat tanda dari pusat-pusat kapitalisme dunia.
Sebagai contoh misalnya ‘arsitektur’ ikonik saat ini banyak bermunculan di kawasan-kawasan
tertentu, seperti: kawasan Teluk Arab dan Teluk Irak, Eropa Barat, Jepang, China hingga USA
atau Amerika Serikat. Kawasan-kawasan inilah yang pada kenyataannya merupakan kawasan
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Di kawasan-kawasan inilah pada
dasarnya merupakan tempat atau lokasi yang mampu untuk menyediakan modal atau
investasi besar-besaran guna membangun ‘arsitektur ikonik’ skala dunia. Beberapa ciri
arsitektur ikonik skala dunia ini adalah: arsitektur yang mewah (penuh gemerlap), megah
(monumental) dan cenderung mahal (investasi modal yang tinggi).
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 38
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 19. Iconic Building Era Arsitektur Modern: (a) Chitosan House, (b) Sydney Opera House & (c) Ronchamp
Chapel. (Sumber: Pawitro, 2012)
Dalam upaya membangun identitas tempat, atau kawasan / lingkungan, kota, memilih lokasi
atau tempat yang cocok (= dalam hal ini disebut setting place) – agar mudah dikenali dan
dilihat oleh masyarakat banyak dan lingkungan sekitarnya, bangunan ikonik biasanya
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang sangat strategis, misalnya: di site atau lahan yang
berdekatan dengan simpang jalan, sekitar alun-alun kota, atau lokasi pinggir / berdekatan
dengan taman atau ruang terbuka kota skala besar. Bangunan ikonik juga menempati lokasi
yang berada di sekitar ‘node’ – persimpangan jalan-jalan utama ini ditujukan agar mudah untuk
dikenali dan dilihat oleh para pelalu-lalang di kawasan kota. Pada sudut-sudut tertentu di
kawasan kota yang mempunyai nilai visual strategis, dibuat atau direncanakan sedemikian
menarik, biasanya dengan didirikan berbagai bangunan ikonik atau arsitektur ikonik (Jencks,
2006).
Dalam kaitannya dengan rumah sakit, Iconic Building tidak diproritaskan karena kebanyakan
bangunan rumah sakit lebih mementingkan fungsi ketimbang bentuk bangunan yang
melambangkan ikon di lingkungannya. Hal demikian memang dibenarkan dan seharusnya
seorang arsitek memikirkan persoalan ini, namun pembentukan bangunan rumah sakit yang
menjadi ikon akan membentuk identitas baru sebuah perkotaan. Selain itu, dengan
pembentukan bangunan rumah sakit yang ikonik (Iconic Hospital) dan juga Green, seharusnya
akan menjadi bangunan yang dapat bertahan lama, ramah lingkungan dan juga dapat menjadi
sebuah sculpture untuk wilayah tempat rumah sakit ini dibangun.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 39
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 20. Shanghai International Hospital.
(Sumber: hok.com)
Berikut ini merupakan contoh perancangan rumah sakit untuk masa depan di Shanghai, China,
yang memiliki bentuk sangat ikonik dengan penghijauan yang cukup baik mengelilingi
tapaknya. Konsep rumah sakit ini tersendiri adalah ingin membuat pasien seakan berada
dirumah sendiri dengan kenyamanan yang sangat baik dan bentuk lobby dan kamar rawat
inap yang menyerupai lobby dan kamar hotel.
II.5.1. Penerapan konsep Green Architecture pada rumah sakit
Penerapan konsep Green Architecture pada rumah sakit diantaranya:

Meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau menambah fungsi
bangunan,kenyamanan atau pun prodoktifitas penghuninya dengan pemanfaatan
sains dan teknologi muktahir secara aktif.

Menciptakan lingkungan yang sehat pada rumah sakit,sehingga dapat membantu
proses penyembuhan pasien.

Penghematan pembagian ruang,bukaan,dan mengoptimalkan ruang dalam dan ruang
luar.

Untuk menyiasati iklim tropis yang panas maka bangunan harus dilengkapi ventilasi
pintu dan jendela dengan baik,sehingga memperlancar sirkulasi udara.

Memperhatikan kesejukan dan kehangatan ruang,penerangan alami,penghematan ac
dan listrik.

Menghadirkan suasana alam yang sejuk melalui taman dan penanaman pohon
dipinggir jalan akan menambah kesejukan udara.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 40
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Air Cleaner: green architecture juga berarti kualitas udara yang lebih baik. Untuk itu, beberapa
rumah sakit menginstal sistem yang menyediakan ventilasi yang lebih baik.
Kehadiran green architecture memiliki tujuan antara lain menciptakan bangunan
berkelanjutan ,ramah lingkungan ,serta bangunan dengan penampilan performa yang baik.
Ukuran green ditentukan oleh berbagai faktor ,dimana terdapat kesadaran untuk menjadi
lebih hijau. Selain itu juga green architecture berusaha memanfaatkan sumber daya yang
dapat diperbaharui seperti pemakian sinar matahari ,tidak menggunakan bahan - bahan
pengawet kimiawi, serta memakai tehnik photovoltaic seperti penambahan tanaman serta
pohon melalui atap hijau dan taman hijau. Hadirnya kebijakan green architecture akan
menjadi ciri khas sekaligus model pembangunan yang berkelanjutan untuk industri rumah
sakit.
II.6.
Studi Banding
II.6.1. Mid Coast Hospital
Gambar 21. Mid Coast Hospital
Data Proyek
Lokasi
: Brunswick, Amerika
Luas
: 30.000 m2
Arsitek
:-
Terbangun
Ahmad Yani
41213010047
: 1991
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 41
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 22. Mid Coast Hospital Zoning Lt. 1
Gambar 23. Hubungan Ruang Mid Coast Hospital Lt.1
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 42
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 24. Mid Coast Hospital Zoning Lt. 2
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 43
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 25. Hubungan Ruang Mid Coast Hospital Lt. 2
Gambar 26. Mid Coast Hospital Zoning Lt. 3
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 44
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 27. . Hubungan Ruang Mid Coast Hospital Lt. 2
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 45
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.6.2. University of Arizona Cancer Center
Gambar 28. University of Arizona Cancer Center.
(Sumber: Archdaily)
Klien
: The University of Arizona
Arsitek
: ZGF Architects
Lokasi
: Phoenix, AZ, USA
Luas Bangunan
Pembangunan
: 220.000 ft2
: 2015
Rumah Sakit ini dibangun dengan maksud utama untuk menciptakan rumah sakit kanker yang
berkualitas, bermutu dan memiliki teknologi yang modern bagi kota Phoenix. Rumah sakit ini
diperuntungkan untuk pendidikan kedokteran bagi Phoenix Biomedical Campus. Bangunan ini
memiliki luas keselurhan 220.000 ft2, sudah termasuk ruangan radiologi, diagnostic,
endoskopi, dan ruang-ruang pendukung lainnya. Seluruh sisi bangunan di kelilingi oleh kaca,
namun pada sisi Timur dan Barat diberikan pelindung dengan bentuk seperti sirip ikan atau
lipatan-lipatan yang melindungi ruang-ruang bangunan dari panas nya sinar matahari pagi dan
sore hari. Rumah sakit ini menargetkan untuk kedepannya mendaptakan sertifikasi LEED
Gold, dengan kategori desain hijau yang memiliki lokasi yang berkelanjutan, efisiensi air,
energi dan atmosphere, bahan dan sumber daya, dan kualitas lingkungan dalam
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 46
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
ruangan. Standar LEED mencakup konstruksi baru dan proyek-proyek komersial renovasi
besar, proyek interior dan operasional bangunan yang ada (Indoenergi.com).
Gambar 29. First Floor. (Sumber: Archdaily)
Ruang
Penunjang
Datang
Ruang
Ruang Tunggu
Pembelajaran
Zona Publik
Ruang
Fasilitas
Zona Privat
Gambar 30. Pola Hubungan Ruang Lt. 1.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 47
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 31. Second Floor. (Sumber: Archdaily)
Ruang Fasilitas Utama
(Infusion)
Ruang
Penunjang
Registrasi
Ruang
Lantai 2
Penunjang
Retail
Zona Publik
Ruang
Administrasi
Zona Privat
Gambar 32. Pola Hubungan Ruang Lt. 2.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 48
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 33. Third Floor. (Sumber: Archdaily)
Ruang Fasilitas Utama
Area Semi
Publik
Ruang
Ruang
Fasilitas
Penunjang
(Bedah Plastik)
Ruang
Penunjang
Ruang
Penunjang
Zona Privat
Gambar 34. Pola Hubungan Ruang Lt. 3.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 49
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 35. Fourth Floor. (Sumber: Archdaily)
Ruang Fasilitas Utama
Publik
Ruang
Ruang
Fasilitas
Area Semi
Penunjang
(Bedah & Kelamin)
Ruang
Fasilitas
Ruang
Utama
Penunjang
Zona Privat
Gambar 36. Pola Hubungan Ruang Lt. 4.
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 50
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Berdasarkan hasil analisa hubungan ruang tiap lantai diatas, dapat disimpulkan bahwa
bangunan Rumah Sakit Pendidikan yang berada di Phoenix, USA memiliki aksesibilitas
menyebar pada tiap lantai nya dan terdapat ruang fasilitas utama (Ruang Praktek Spesialis
Kanker) dengan teknologi pendukung yang modern serta terlihat sangat sterilnya area
tersebut.
Gambar 37. Ruang Infusi dan Ruang Radiologi. (Sumber: Archdaily)
Pada sisi Barat dan Timur bangunan dipasang sistem penahan panas yang berbahan
Aluminium Composit Panel (ACP) yang berbentuk persegi panjang dan diberikan bukaan
sebanyak 40% dengan memiringkan bentuk ACP nya, untuk tetap membuat orang di dalam
bangunan tetap dapat merasakan keindahan pemandangan sekitar.
Gambar 38. Sistem Double Fasad dengan Material ACP sebagai Buffer Panas pada Kaca di Sisi Barat dan
Timur. (Sumber: Archdaily)
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 51
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
II.6.3. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah Mada
Gambar 39. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah Mada
Nama Proyek
:Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah
Mada
Project Architect
: Realrich Sjarief
Owner
: Universitas Gajah Mada
Lokasi
:
Jl.
Kabupaten
Lingkar
Utara,
Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta
Kontraktor
: PT.PP (Persero)Tbk.
Luas Lahan
: 44.637 m2
Luas Bangunan
: 9.282,5 m2
Desain
: 2008
Operasional
: Maret 2012
Rumah Sakit Akademik UGM ini terinspirasi dari analogi peredaran darah dalam tubuh
manusia, dimana pusat dari site diibaratkan sebagai jantung yang merupakan pusat kegiatan
rumah sakit Universitas Gadjah Mada dan jalinan sirkulasi manusia sebagai struktur pembuluh
darah utama yang membentuk sirkulasi di dalam massa bangunan. Kriteria rancangan yang
ingin dicapai ada 3 ;
a. Mengambil tema yang dekat dengan dunia kedokteran dan akademis menimbang
fungsinya sebagai Teaching Hospital,
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 52
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
2.
konfigurasi bangunan yang tropis, dan
3.
mengakomodasi fungsi – fungsi sesuai dengan
standar – standar yang berlaku.
Orientasi Bangunan didesain dengan menggunakan arah orientasi bangunan Utara – Selatan.
Keadaan ini meminimalisasi cahaya matahari langsung dari arah barat masuk ke bangunan
dalam konteks area yang ada di daerah tropis. Pemilihan bentuk atap massa bangunan hunian
menggunakan atap joglo untuk menonjolkan budaya jawa dan konteksnya untuk memenuhi
konstruksi yang efisien dan mengakomodasi iklim tropis. Mengingat besarnya KDB,
mengakibatkan lahan yang bisa terbangun hanya maksimal 20%, sehingga massa bangunan
dipecah-pecah menjadi massa kecil. Pemecahan massa bangunan ini juga dimaksudkan
untuk memaksimalkan cahaya matahari yang masuk dan penghawaan alami. Dengan
memecah massa bangunan menjadi kecil maka didapat pengaturan optimum single loaded
corridor.
PELAYANAN RS UGM
Layanan kesehatan berkualitas terus dikembangkan dengan mencakup layanan spesialis
yang lengkap, layanan laboratorium, layanan klaster bedah terpadu, rehabilitas medis, fasilitas
radiologi dan imaging, layanan kesehatan umum, layanan diagnostik dan layanan darurat.
RS UGM dilengkapi layanan penunjang medis dengan pemanfaatan teknologi Generasi
terbaru, pelayanan penunjang antara lain sebagai berikut:
1.
MCT-SCAN 128 Slices (pertama di Yogyakarta)
2.
Elektroensefalografi with Brainmapping (EEG)
3.
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) / Pemecah batu ginjal
4.
Bone Mass Densitometri (BMD)
5.
Ultrasonografi (USG) 4 Dimensi
6.
C-Arm Radiografi dan Fluoroscopy 3D
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 53
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Pelayanan 24 jam, meliputi:
•
Gawat Darurat
•
Kamar Operasi
•
Kamar Bersalin
•
Kamar Rawat Inap
•
ICU, PICU, NICU, HCU
•
Laboratorium
•
Radiologi
•
Farmasi / Apotik
•
Ambulan
•
Pendaftaran dan Kasir.
Gambar 40. Masterplan RSUP UGM
Sumber : http://rsa.ugm.ac.id/
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 54
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 41. Hubungan Ruang RSUP UGM
Bangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah Mada berdiri diatas tanah
seluas 44.637 m2 dan luas total kapling bangunan 9.282,5 m2 (sekitar 20,8 % dari luas tanah).
Bangunan RS UGM berlantai lima seluas 41.866,96 m2 dan memiliki fasilitas area parkir
11.728 m2 (26,27 %), area jalan masuk 6.182,36 m2 (13,85 %) dan area taman hijau
17.444,14 m2 (39,08 %).
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 55
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang
Green Building
Gambar 42. Analisa Zona dan Sirkulasi pada RSA UGM.
Berdasarkan analisa diatas dapat diberikan suatu kesimpulan bahwa RSA UGM
memiliki dua akses masuk kendaraan, yaitu pada sisi Barat dan Timur Tapak. Pada sisi Barat
Tapak dipergunakan untuk akses masuk dokter dan Pasien Darurat, sementara pada sisi
Timur diperuntungkan untuk Pasien Rawat Jalan dan keperluan lainnya yang bersifat lebih
umum dan publik. Sementara itu Area Servis bangunan terletak pada sisi Utara tapak,
berdampingan dengan Area Akademik. Parkiran terletak pada sisi Barat, Timur dan Selatan.
Sisi Barat diperuntungkan untuk parkiran Dokter dan Pasien Darurat, sementara Timur dan
Selatan untuk parkiran publik. Terdapat pula sedikit space parkir pada sisi Utara untuk
kendaraan Servis dan mobil Jenazah. Penzonaan pada bangunan terbagi menjadi tiga zona,
yaitu: Zona Publik dan Unit Darurat (bagian bawah), Zona Ruang Praktek dan Rawat Inap
(bagian tengah), serta Zona Pendidikan dan Pengelola (bagian atas).
Ahmad Yani
41213010047
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 56
Download