Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building BAB II. STUDI PUSTAKA II.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Tujuan dari pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Satelit ini adalah untuk menunjang program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah sekitar. Serta diharapkan dapat menjadi Rumah Sakit yang mampu menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat dan dalam rangka mencapai kompetensi tenaga kesehatan.. Sasaran Layanan Kesehatan 1. Meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi setiap anggota masyarakatyang membutuhkannya; 2. Meningkatkan mutu layanan kesehatan dan mampu memberikan tingkat pelayanan kesehatan sesuai fungsi dan perannya sebagai Rumah Sakit Rujukan bagi fasilitas kesehatan dibawahnya; 3. Mengembangkan fasilitas yang standar pada pelayanan kepada masyarakat tanpa membedabedakankemampuan finansial masyarakat; Bangunan Rumah Sakit dalam desain tata ruang harus mencerminkan efisiensi penggunaan ruang, terintegrasi dengan system struktur, MEP serta perawatan bangunana yang tepat dan efisien bagi bangunan Rumah Sakit, serta berorientasi pada kenyamanan pasiesnamun tetap mengacu pada standard dan peraturan yang berlaku. Bangunan Rumah Sakit harus mengadopsi prinsip – prinsip arsitektur berkelanjutan, antara lain ; efisien dalam konsumsi sumber daya alam, memiliki sedikit dampak negatif terhadap lingkungan, memperhatikan orientasi bangunan, serta memenuhi kenyamanan thermal dan visual. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ |7 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.2. Gambaran Umum Rumah Sakit Pendidikan Menurut Peraturan Pemerintah No. 93 Tahun 2015, Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan / atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi. Dalam menjalankan fungsi penelitian bidang kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan bertugas: a. melaksanakan penelitian translasional dan/atau penelitian di bidang ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya; b. menilai, menapis, dan/atau mengadopsi teknologi kedokteran dan/atau kedokteran gigi, serta teknologi kesehatan lainnya; c. mengembangkan pusat unggulan bidang kedokteran spesialistik-subspesialistik dan/atau kedokteran gigi spesialistik-subspesialistik, serta spesialisasi bidang kesehatan lainnya; d. mengembangkan penelitian dengan tujuan untuk kemajuan pendidikan kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya; dan e. mengembangkan kerjasama dengan pelaku industri bidang kesehatan dan pihak lain yang terkait. II.2.1. Jenis – Jenis Rumah Sakit Pendidikan 1. Rumah Sakit Pendidikan Utama a. Adalah rumah sakit yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapai Kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran b. Rumah sakit umum yang digunakan fakultas kedokteran dan/atau fakultas kedokteran gigi untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar kurikulum guna mencapai kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi. Bersama Institusi Pendidikan Rumah Sakit Pendidikan utama wajib membina Rumah Sakit Pendidikan satelit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai jejaring Rumah Sakit Pendidikan. c. Wahana Pendidikan bagi paling sedikit 2 (dua) program studi pendidikan tenaga kesehatan lainnya. ( PP No.23 th.2015 ) d. RS kelas A atau B yang telah terakreditasi dan memiliki minimal 12 Pelayanan Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ |8 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building e. RS minimal memiliki 4 spesialisasi ( penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 7 spesialis lainnya. (MENKES No.1069 th. 2008) 2. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi a. Rumah Sakit Pendidikan afiliasi merupakan rumah sakit khusus atau rumah sakit umum dengan unggulan pelayanan kedokteran dan kesehatan tertentu yang digunakan oleh Institusi Pendidikan untuk memenuhi kurikulum dalam rangka mencapai kompetensi spesialis. ( PP No.23 th.2015 ) b. Merupakan rumah sakit yang mempunyai layanan unggulan yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu dan digunakan sebagai wahana pembelajaran untuk memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh berdasarkan Standar Profesi Pendidikan Kedokteran. (MENKES No.1069 th. 2008). c. Minimal menpunyai 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan. 3. Rumah Sakit Pendidikan Satelit 1. Rumah Sakit Pendidikan satelit merupakan rumah sakit umum yang digunakan Institusi Pendidikan guna mencapai kompetensi tenaga kesehatan di bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan/atau kesehatan lain. ( PP No.23 th.2015 ) 2. Merupakan jejaring dari rumah sakit pendidikan utama dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dalam bidang keilmuan tertentu untuk memenuhi sebagian modul pendidikan (melengkapi) dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. 3. Supervisi dan pembinaan staf medis rumah sakit pendidikan satelit oleh Departemen/Bagian Institusi Pendidikan Kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan Utama. 4. RS satelit harus memilikin minimal 4 pelayanan spesialis dasar ( penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 3 pelayanan penunjang lainnya. 5. Terikat kerja sama dengan RS pendidikan utama. (MENKES No.1069 th. 2008). II.2.2. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Kemampuan dan Fasilitas a. Rumah Sakit Kelas A Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang bersifat spealistik dan subspealistik luas. Mempunyai kepasitas tempat tidur lebih dari 1000 buah dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ |9 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building b. Rumah Sakit Kelas B Rumah sakit kelas B (pendidikan) merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang-kuranganya 11 spesialistik dan subspesialistik luas. Mempuanyai kapasitas tempat tidur antara 500-1000 buah. Rumah sakit ini biasa terdapat di ibukota provinsi. Rumah sakit kelas B (non pendidikan) merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang-kuranganya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 300-500 buah. c. Rumah Sakit Kelas C Merupakan rumah sakit yang mempuanyai fasilitas dan kemampuanlayanan medic spesialis sekurang kurangnya 4 dasar lengkap. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 100-300 buah. d. Rumah Sakit Kelas D Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis sekurang kurangnya pelayan dasar. Mempunyai kapasitas tempat tidur 100 buah. Keterangan : 1. Pelayanan Medik spesialistik merupakan pelayanan medik perorangan yang dilakukan oleh dokter/dokter gigi spesialis sesuai dengan kompetensinya 2. Subspesialis merupakan pelayanan yang berkembang dari setiap cabang medik spesialistik 3. Pelayanan Medik Sub-spesialistik terbatas adalah pelayanan subspesialis yang berkembang dari setiap cabang medik spesialistik 4 dasar. 4. Pelayanan Medik Sub-spesialistik luas adalah pelayanan subspesialistik yang berkembang dari setiap cabang medik sepesialistik 4 (empat) dasar dan medik spesialistik lainnya. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 10 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.2.3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Jenis-jenis pelayanan standar minimal yang hares dimiliki oleh rumah sakit menurut MENKES Th. 2008 yaitu: a. Pelayanan gawat darurat b. Pelayanan rawat jalan c. Pelayanan rawat inap d. Pelayanan bedah Pelayanan persalinan dan perinatologi e. Pelayanan intensif f. Pelayanan radiologi g. Pelayanan laboratorium patologi klinik h. Pelayanan rehabilitasi medik i. Pelayanan farmasi j. Pelayanan gizi k. Pelayanan transfusi darah l. Pelayanan keluarga miskin m. Pelayanan rekam medis n. Pengelolaan Iimbah o. Pelayanan administrasi manajemen p. Pelayanan ambulans/kereta jenazah q. Pelayanan pemulasaraan jenazah r. Pelayanan laundry s. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit t. Pencegah Pengendalian Infeksi II.2.4. Program Ruang dalam Rumah Sakit Sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, maka kegiatan dapat dibagi dalam beberapa kelompok pelayanan yaitu (Pedoman Teknis MENKES 2010) : 1. Kelompok pelayanan Medik a. Rawat jalan b. Gawat darurat c. Rawat inap Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 11 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 2. Kelompok pelayanan penunjang medik a. Radiologi Farmasi b. Laboratorium c. Operasi d. Melahirkan 3. Kelompok pelayanan penunjang non medik a. Work shop b. Dapur Cuci (Laundry) c. Department(CSSD) d. Kamar mayat e. Pengelolaan limbah (padat, cair & gas) Pengelompokan Ruang Berdasarkan Fungsi : 1. Kelompok medik a. Ruang Rawat jalan b. Ruang gawat Darurat c. Ruang rawat inap d. Ruang Operasi e. Ruang Bersalin 2. Keiompok Penunjang Medik a. Ruang Radiologi b. Ruang farmasi c. Ruang Laboratorium 3. Keiompok penunjang non medik a. Ruang maintenance b. Ruang Dapur c. Laundry (rstud) d. Ruang pusat steril (Sterilisasi) e. Kamar Mayat 4. Pelayanan Administrasi Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 12 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.3. Uraian Fasilitas Rumah Sakit II.3.1. Alur Sirkulasi Pasien Pada Rumah Sakit Gambar 1. Alur Sirkulasi Pasien (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Alur Sirkulasi Pasien dalam Rumah Sakit adalah sebagai berikut: 1. Pasien masuk rumah sakit melakukan pendattaran, admisi pada instalasi rawat jalan poliklinik, atau pada instalasi gawat darurat apabila pasien dalam kondisi gawat darurat yang membutuhkan pertolongan medis segera. 2. Pasien yang mendaftar pada instalasi rawat jalan akan diberikan pelayanan medis pada klink-klinik tedentu sesuai dengan penyakit kondisi pasien. Pasien dengan Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 13 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building diagnosa penyakit ringan setelah diberikan pelayanan medis selanjulnya dapat langsung pulang. Pasien dengan kondisi harus didiagnosa lebih mandetail akan dirujuk ke instalasi radialogi dan atau laboratorium. Setelah mendapatkan hasil foto radiologi dan atau laboratorium, pasien mendaftar kembali ke instalasi rawat jalan sebagai pasien lama. 3. Selanjutnya apabila harus dirawat inap akan dikirim ke ruang rawat inap. Selanjutnya akan di diagnosa lebih mendetail ke instalasi radiologi dan atau laboratorium. Kemudian jika pasien harus ditindak bedah, maka pasien akan dijadwalkan ke ruang bedah. Pasca bedah untuk pasien yang kondisinya belum stabil akan dikirim ke ruang Perawatan Intensif pasien yang kondisinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap. Selanjutnya pasien meninggal akan dkirim ke in.stalasi pemulasaraan jenazah. Setelah pasien sehatdapat pulang. 4. Pasien kebidanan dan penyakit kandungan tingkat lanjut akan dirujuk ke instalasi kebidanan dan penyakit kandungan. Apabila harus ditindak bedah, maka pasien akan dikirim ke ruang bedah. 5. Pasca bedah, untuk pasien yang kondisinya belum stabil akan dikirim ke ruang Perawatan Intensif, pasien yang kondsinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap kebidanan. Sebnjutnya pasien meninggal akan dikirirn ke instalasi pemulasaraan jenazah. Setelah pasien sehat dapat pulang. 6. Pasien melalui instalasi gawat darurat akan diberikan pelayanan medis sesuai dengan kondisi kegawat daruratan pasien. Pasien dengan tingkat kegawat daruratan ringan setelah diberikan pelayanan medis dapat langsung pulang. 7. Pasien dengan kondisi harus didiagnosa lebih mendetail akan dirujuk ke instalasi radiologi dan atau laboratorium. 8. Selanjutnya apabila harus ditindak bedah maka pasien akan dikirim ke ruang bedah. Pasca bedah untuk pasien yang kondisinya belum stabil akan dikirim ke ruang Perawatan Intensif pasien yang kondisinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap. Selanjutnya pasien meninggal akan dikirim ke instalasi pemulasaraan jenazah. Pasien sehat dapat pulang. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 14 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.3.2. Instalasi Rawat Jalan Fungsi Instalasi Rawat Jalan adalah sebagai tempat konsultas penyelidikan pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. Poliklinik juga sebagai tempat untuk penemuan diagnose dini. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan Gambar 2. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Persyaratan Khusus Konsep dasar poliklinik pada prinsipnya ditetapkan sebagai berikut: 1. Letak Poliklinik berdekatan dengan jalan utama mudah dicapai dari bagian administrasi terutama oleh bagian rekam medis berhubungan dekat dengan apotek bagian radiologi dan laboratorium. 2. Ruang tunggu di poliklinik harus cukup luas. Ada pemisahan ruang tunggu pasien untuk penyakit infeksi dan non infeksi. 3. Sistem sirkulasi pasien dilakukan dengan satu pintu (sirkulasi masuk dan keluar pasien pada pintu yang sama). 4. Klinik-klinik yang ramai sebaiknya tidak saling berdekatan. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 15 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 5. Klinik anak tidak diletakkan berdekatan dengan Klinik Paru sebaiknya Klinik Anak dekat dengan Kllinik Kebidanan. 6. Sirkulasi petugas dan sirkulasi pasien dipisahkan. 7. Pada tiap ruangan harus ada wastafel (air mengalir). 8. Letak klinik jauh dari ruang incenerator. IPAL dan bengkel ME. 9. Memperhatikan aspek gender dalam persyaratan fasilitas IRJ. II.3.3. Instalasi Gawat Darurat Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat Gambar 3. Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 16 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Persyaratan Khusus Instalasi Gawat Darurat 1. Area IGD harus terletak pada area depan atau muka dari tapak RS. 2. Area IGD harus mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar tapak rumah sakit (jalan raya) dengan tanda-tanda yang sangat jelas dan mudah dimengerti masyarakat umum. 3. Area IGD harus memilki pintu masuk kendaraan yang berbeda dengan pintu masuk kendaraan ke area Instalasi Rawat Jalan Poliklink, Instalasi rawat Inap, serta Area Zona Servis dari rumah sakit. 4. Untuk tapak RS yang berbentuk memanjang mengikuti panjang jalan raya maka pintu masuk kearea IGD harus terletak pada pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh pengguna kendaraan untuk masuk kearea RS. 5. Untuk bangunan RS yang berbentuk bangunan bertingkat banyak yang memiliki ataupun tidak memiliki lantai bawah tanah (Basement Floor) maka perletakan IGD harus berada pada lantai dasar (Ground Floor) atau area yang memilki akses langsung. 6. IGD disarankan untuk memiliki Area yang dapat digunakan untuk penanganan korban bencana massal (Mass Disaster Cassua Ries Preparedness Area). 7. Disarankan pada area untuk menurunkan atau menakan pasien (Ambulance Drop-In Area) memilki sistem sirkulasi yang memungkinkan ambulan bergerak 1 arah II.3.4. Instalasi Rawat Inap Lingkup sarana pelayanan lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan pelayanan medis, gizi, administrasi pasien, rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu pasien, mandi, dapur kecil /pantry, konsultasi medis). Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 17 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap Gambar 4. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Persyaratan Khusus Instalasi Rawat Inap 1. Perletakan ruangan secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan/ membutuhkan. 2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linier/lurus (memanjang). 3. Konsep Rawat Inap yang disarankan rawat Inap Terpadu (Integrated Care) untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang. 4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada Lantai dasar maka harus ada tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 18 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan. 6. Alur petugas dan pengunjung dipisah. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi. 7. Ruang Rawat Inap anak disiapkan 1 ruangan neonatus. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga. Bahan penutup lantai mudah dibersihkan. Bahan tidak mudah terbakar. 8. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran. 9. Plafon harus rapat dan kuat, Tidak rontok dan tidak menghasilkan debu / kotoran lain. 10. Tipe R. Rawat Inap adalah Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti: Pasien yang menderita penyakit menular, Pasien dengan pengobatan yang menimbukan bau (seperti penyakit tumor, diabetes. dsb). Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan) 11. Stasiun perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dapat mengawasi pesiennya secara efektif. Maksimum melayani 25 tempat tidur. (Kementerian Kesehatan, 2010) II.3.5. Instalasi Perawatan Intensif (ICU) Persyaratan Khusus Instalasi Perawatan Intensif (ICU) 1. Letak bangunan instalasi ICU harus berdekatan dengan instalasi bedah sentral instalasi gawat darurat laboratorium dan instalasi radiologi. 2. Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan tahan terhadap getaran. 3. Gedung harus terletak pada daerah yang tenang. 4. Temperatur ruangan harus terjaga tetap dingin. 5. Aliran listrik tidak boleh terputus. 6. Harus tersedia pengatur kelembaban udara. 7. Sirkulasi udara yang dikondisikan seluruhnya udara segar (fresh air). 8. Ruang pos perawat (Nurse station) disarankan menggunakan pembatas fisik transparan/ tembus pandang (antara lain kaca tahan pecah) untuk mengurangi kontaminasi terhadap perawat. 9. Perlu disiapkan titik grounding untuk peralatan elektrostatik. 10. Tersedia aliran Gas Medis. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 19 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 11. Pintu kedap asap & tidak mudah terbakar terdapat penyedot asap bila terjadi kebakaran. 12. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak instalasi ICU tidak pada lantai dasar. 13. Ruang ICU, ICCU sebaiknya kedap api (tidak mudah terbakar baik dari dalam / dari luar). 14. Pertemuan dinding dengan lantai dan pertemuan dinding dengan dinding tidak boleh berbentuk suduti harus melengkung agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap Gambar 5. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 20 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.3.6. Instalasi Bedah Sentral Instalasi bedah adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah. Ruang bedah harus dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi. Alur Kegiatan pada Bedah Sentral Gambar 6. Alur Kegiatan pada Bedah Sentral (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 21 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Persyaratan Khusus Bedah Sentral 1. Jalan masuk barang-barang steril harus terpisah dari jalan keluar barang-barang & pakaian kotor. 2. Koridor steril dipisahkan/ tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor 3. Pembagian daerah sekitar kamar bedah: a) Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normall). Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang administrasi dan pendaftaran). ruang tunggu keluarga pasien. janitor dan ruang utilitas kotor. Zone ini mempunyai jumlah partikel debu per m3 3.520.000 partikel dengan dia. 0,5 pm (1SO 8 1SO 14644-1 clean room standards Tahun 1999). b) Zona 2, TIngkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter). Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat ruang plester pantri petugas. Ruang Tunggu Pasien Ghoklingy ruang transfer dan ruang loker (ruang ganti pakaian dokter dan perawat) merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2. Zona ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per rri3 3.520.000 partikel dengan dia. 0,5 pm (1SO 8 1S0 14644-1 clean room standards Tahun 1999). c) Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan filter) Zona ini meliputi kompleks ruang operasi yang terdiri dari ruang persiapan (preparation), peralatan/instrument steril ruang induksi pusat sarana dan prasarana dal Peralatan Kesenatan. Area ruang pemulihan (recovery), ruang resusitasi neonates, ruang linen, ruang pelaporan bedah, ruang penyimpanan perlengkapan bedah ruang penyimpanan peralatan anastesi implant orthopedi dan emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi. Zona ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3 adalah 352.000 partikel dengan dia. 0,5 pm (ISO 8 - ISO 14644-1 clean room standards Tahun 1999). d) Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium Filter, Hepa Filter). Zona ini adalah ruang operasi dengan tekanan udara positif. Zona ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3 adalah 35.200 partikel dengan dia. 0.5 pm (ISO 7 - ISO 14644-1 cleanroom standards Tahun 1999). e) Area Nuklei Steril. Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair air flow) dimana pembedahan dilakukan. Area ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3 adalah 3.520 partikel dengan dia. 0.5 prn (ISO 5 - ISO 6 - ISO 14644-1 cleanroom standards Tahun 1999). 4. Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh setidaknya 1 ruang scrub station. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 22 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 5. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung. 6. Persyaratan ruang operasi : a. Pintu kamar operasi yang ideal harus selalu tertutup selama operasi. b. Pergantian udara yang dianjurkan sekitar 18-25 kali/jam. c. Tekanan udara yang positif di dalam kamar pembedahan dengan demikian akan mencegah terjadinya infeksi 'airborne'. d. Sistem AC Sentral, suhu kamar operasi yang ideal 26 — 28°C yang harus terjaga kestabilannya dan harus menggunakan filter absolut untuk menjaring mikro organisme. e. Kelembaban ruang yang dianjurkan 70% (jika menggunakan bahan anaestesi yang mudah terbakar. maka kelembaban maksimum 50%). f. Penerangan alam menggunakan jendela mati yang diletakkan dengan ketinggian diatas 2 m. g. Lantai harus kuat dan rata atau ditutup dengan vinyl yang rata atau teras sehingga debu dari kotoran-kotoran tidak tertumpuk mudah dibersihkan bahan tidak mudah terbakar. h. Pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan dinding harus melengkung agar mudah dibersihkan dan tidak menjadi tempat sarang abu dan kotoran. i. Plafon harus rapat dan kuat tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran lain. j. Pintu harus yang mudah dibuka dengan sikut untuk mencegah terjadinya nosokomial, disarankan menggunakan pintu geser dengan sistem membuka dan menutup otomatis. k. Harus ada kaca tembus pandang di dinding ruang operasi yang menghadap pada sisi dinding tempat ahli bedah mencuci tangan. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 23 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.3.7. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obstetri dan Ginekologi) Alur Kegiatan pada Bedah Sentral Gambar 7. Alur Kegiatan pada Bedah Sentral (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Persyaratan Khusus Bedah Sentral 1. Letak bangunan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus mudah dicapai disarankan berdekatan dengan instalasi gawat darurat. ICU dan Instalasi Bedah Sentral apabila tidak memiliki ruang operasi atau ruang tindakan yang memadai. 2. Bagunan harus terletak pada daerah yang tenang/ tidak bising. 3. Ruang bayi dan ruang pemulihan ibu disarankan berdekatan untuk memudahkan tu melihat bayinya tapi sebaiknya dilakukan dengan sistem rawat gabung. 4. Memiliki sistem sirkulasi udara yang memadai dan tersedia pengatur kelembaban udara untuk kenyamanan termal. 5. Memiliki sistem proteksi dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran. 6. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak instalasi kebidanan dan penyakit kandungan tidak pada lantai dasar. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 24 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 7. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung. 8. Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan kebidanan dan penyakit kandungan ditempatkan pada wadah khusus berwarna kuning bertuliskan limbah padat medis infeksius kemudian dimusnahkan di incenerator. II.3.8. Instalasi Rehabilitasi Medik Alur Kegiatan pada Bedah Sentral Gambar 8. Alur Kegiatan pada Bedah Sentral (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 25 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.3.9. Instalasi Farmasi Gambar 9. Alur Kegiatan Instalasi Farmasi (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 26 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.3.10. Instalasi Radiogianostik Gambar 10. Alur Kegiatan Instalasi Radiogianostik (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Persyaratan Khusus Instalasi Radiogianostik 1. Lokasi ruang radiologi mudah dicapai berdekatan dengan instalasi gawat darurat laboratorium ICU dan instalasi bedah sentral. 2. Sirkulasi bagi pasien dan pengantar pasien disarankan terpisah dengan sirkulasi staf. 3. Ruang konsultasi dilengkapi dengan fasilitas untuk membaca film. 4. Dindingipintu mengikuti persyaratan khusus sistem labirin proteksi radiasi. 5. Ruangan gelap dilengkapi exhauster. 6. Persyaratan pengkondisian udara : a. Suhu sejuk dan nyaman lingkungan ialah pada 22-26 °C dengan tekanan seimbang. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 27 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building b. Kelembaban udara pada ruang radiasi/ pemeriksaan/ penyinaran ialah antara 45-60°/0. c. Tersedia pengelolaan limbah radiologi khusus. II.3.11. Instalasi Laboratorium Alur Kegiatan pada Instalasi Laboratorium Gambar 11. Alur Kegiatan pada Instalasi Laboratorium (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Persyaratan Khusus Instalasi Laboratorium 1. Letak laboratorium/ sub laboratorium mudah dijangkau disarankan untuk gedung RS bertingkat laboratorium terletak pada lantai dasar dan dekat dengan instalasi rawat jalan instalasi bedah ICU Radiologi dan Kebidanan. Untuk laboratorium forensik letaknya di daerah non publik (bukan area umum) 2. Dinding dilapisi oleh bahan yang mudah dibersihkan tidak licin dan kedap air setinggi 1,5 m dari lantai (misalnya dari bahan keramik atau porselen) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 28 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 3. Lantai dan meja kerja laboratorium dilapisi bahan yang tahan terhadap bahan kimia dan getaran serta tidak mudah retak 4. Akses masuk petugas dengan pasien /pengunjung disarankan terpisah 5. Pada tiap-tiang ruang laboratorium dilengkapi sink (wastafel) untuk cuci tangan dan tempat cuci alat 6. Harus mempunyai instalasi pengolahan limbah khusus II.3.12. Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah Alur Kegiatan pada Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah Gambar 12. Alur Kegiatan pada Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Persyaratan Khusus Instalasi Pemulasaraan dan Jenazah 1. Kapasitas ruang jenazah minimal memiliki jumlah lemari pendingin 1°/0 dari jumlah tempat tidur (pada umumnya 1 lemari pendingin dapat menampung jenazah)/ tergantung kebutuhan , 2. Ruang jenazah disarankan mempunyai akses langsung dengan beberapa instalasi lain yaitu instalasi gawat darurat, Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral , dan Instalasi ICU/ICCU , 3. Area tertutup , tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan , Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 29 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 4. Area yang merupakan jalur jenazah disarankan berdinding keramik, lantai kedap air , tidak berpori , mudah dibersihkan , 5. Akses masuk-keluar jenazah menggunakan daun pintu ganda/ double , 6. Disediakan garasi ambulan koronerl mobil jenazah , 7. Disarankan disediakan lahan parkir khusus untuk pengunjung rumah duka , jumlah disesuaikan dengan kebutuhan , II.3.13. Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik Gambar 13. Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 30 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Persyaratan Khusus Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik 1. Mudah dicapai dekat dengan Instalasi Rawat Inap sehingga waktu pendistribusian makanan bisa merata untuk semua pasien. 2. Letak dapur diatur sedemikian rupa sehingga kegaduhan (suara) dari dapur tidak mengganggu ruangan disekitarnya. 3. Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan kamar jenazah. 4. Lantai harus dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin. 5. Mempunyai area masuk bahan makanan mentah yang tidak bersilangan dengan alur makanan jadi. 6. Harus mempunyai pasokan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan baku mutu air minum. 7. Pada area pengolahan makanan harus mempunyai langit-langit yang tinggi dilengkapi ventilasi untuk pembuangan udara panas selama proses pengolahan. 8. Pada dapur bangunan bertingkat harus disediakan fan pembuangan (exhaust fan) dengan kapasitas ekstraksi minimal 60 Liter / detik yang hanya boleh dioperasikan pada waktu memasak. 9. Harus dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran. II.3.14. Instalasi Pencucian / Laundry Persyaratan Khusus Instalasi Pencucian / Laundry 1. Tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai air panas untuk desinfeksi dengan desinfektan yang ramah terhadap lingkungan. Suhu air panas mencapai 70°C dalam waktu 25 menit (/ 95°C dalam waktu 10 menit) untuk pencucian pada mesin cuci. 2. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang berbeda. 3. Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal (pretreatment) khusus laundry sebelum dialirkan ke IPAL RS. 4. Untuk linen non-infeksius (misalnya dari ruang-ruang administrasi perkantoran) dibuatkan akses ke ruang pencucian tanpa melalui ruang dekontaminasi. 5. Tidak disarankan untuk mempunyai tempat penyimpanan linen kotor. 6. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 103 spora spesies Bacillus per inci persegi. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 31 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian / Laundry Gambar 14. Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian / Laundry (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) II.3.15. Instalasi Sanitasi Gambar 15. Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian / Laundry (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 32 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.4. Persyaratan Rumah Sakit II.4.1. Zonasi Pengkategorian pembagian area atau zonasi rumah sakit adalah zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan pelayanan. 1. Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari : a. Area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis. b. Area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat jalan. c. Area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium, pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik. d. Area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang patolgi. 2. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari : a. Area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, misalkan poliklinik, IGD, apotek). b. Area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik. c. Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU, instalasi bedah, instalasi kebidanan dan penyakit kandungan, ruang rawat inap. 3. Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari : a. Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ICCU/PICU/NICU), Instalasi Bedah, Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Unit Hemodialisa, Instalasi Radioterapi, Instalasi Kedokteran Nuklir, Unit Transfusi Darah (Bank Darah). b. Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : Instalasi Farmasi, Instalasi Radiodiagnostik, Laboratorium, Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT), Instalasi Sterilisasi Pusat (;Central Sterilization Supply Dept./CSSD), Dapur Utama, Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 33 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Laundri, Pemulasaraan Jenazah dan Forensik, Instalasi Sanitasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS). c. Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/ Gudang, Bagian Perencanaan dan Pengembangan Gambar 16. Zoning Vertikal Berdasarkan Fasilitas (Sumber ; Kementerian Kesehatan, 2010) II.4.2. Perencanaan Rumah Sakit Prinsip umum 1. Perlindungan terhadap pasien merupakan hal yang harus diprioritaskan Terlalu banyak lalu lintas akan menggangu pasien. Mengurangi efisiensi pelayanan pasien dan meninggikan risiko infeksi khususnya untuk pasien bedah dimana kondisi bersih sangat penting. Jaminan perlindungan terhadap infeksi merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan pelayanan terhadap pasien. 2. Merencanakan sependek mungkin jalur lalu lintas. Kondisi ini membantu menjaga kebersihan (aseptic) dan mengamankan langkah setiap orang perawat pasien dan petugas rumah sakit lainnya. RS adalah tempat dimana sesuatunya berjalan cepat mengingat jiwa pasien taruhannya oleh karena itu jalur lalu lintas harus direncanakan seefisien mungkin baik dari segi waktu biaya maupun tenaga. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 34 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 3. Pemisahan aktivitas yang berbeda pemisahan antara pekerjaan bersih dan pekerjaan kotor aktivitas tenang dan bising perbedaan tipe layanan pasien dan tipe berbedadari lalu lintas di dalam dandi luar bangunan. Mengontrol aktifitas petugas terhadap pasien serta aktifitas pengunjung RS yang datang agar aktifitas pasien dan petugas tidak terganggu. Tata letak Pos perawat harus mempertimbangkan kemudahan bagi perawat untuk memonitor dan membantu pasien yang sedang berlatih di koridor pasien dan aktifitas pengunjung saat masuk dan ke luar unit. Bayi harus dilindungi dari kemungkinan pencurian dan dari kuman penyakit yang dibawa pengunjung dan petugas RS. Pasien di ruang ICU dan ruang bedah harus dijaga terhadap infeksi. Prinsip khusus 1. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman untuk semua bagian bangunan merupakan faktor yang penting ini khususnya untuk RS yang tidak menggunakan AC. 2. RS minimal mempunyai 3 akses/pintu masuk/gerbang masuk terdiri dari pintu masuk utama pintu masuk ke Unit Gawat Darurat dan Pintu Masuk ke area layanan Servis, Pusat Sarana, Prasarana dai Peralatan Kesenatan. 3. Pintu masuk untuk service sebaiknya berdekatan dengan dapur dan daerah penyimpanan persediaan (gudang) yang menerima barang-barang dalam bentuk curah, dan bila mungkin berdekatan dengan lif service. Bordes dan timbangan tersedia di daerah itu. Sampah padat dan sampah lainnya dibuang dari tempat ini, juga bendabenda yang tidak terpakai. Akses ke kamar mayat sebaiknya diproteksi terhadap pandangan pasien dan pengunjung untuk alasan psikologis. 4. Pintu masuk dan lobi disarankan dibuat cukup menarik, sehingga pasien dan pengantar pasien mudah mengenali pintu masuk utama. 5. Jendela sebaiknya dilengkapi dengan kawat kasa untuk mencegah serangga lainnya yang berada di sekitar RS, dan dilengkapi pengaman. 6. Alur lalu lintas pasien dan petugas RS harus direncanakan seefisien mungkin. 7. Koridor publik dipisah dengan koridor untuk pasien dan petugas medik, dimaksudkan untuk mengurangi waktu kemacetan. Bahan-bahan, material dan pembuangan sampah sebaiknya tidak memotong pergerakan orang. Rumah sakit perlu dirancang agar petugas, pasien dan pengunjung mudah orientasinya jika berada di dalam bangunan. 8. Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-kangit minimal 2,40 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila ramp digunakan, kemiringannya sebaiknya tidak melebihi 1:10 (membuat sudut maksimal 7°) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 35 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 9. Alur pasien rawat jalan yang ingin ke laboratorium, radiologi, farmasi, terapi khusus dan ke pelayanan medis lain, tidak melalui daerah pasien rawat inap. 10. Alur pasien rawat inap jika ingin ke laboratorium, radiologi dan bagian lain, harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan. II.5. Green Architecture Green building kini telah menjadi fokus kajian dari studi ilmiah, pemerintah lembaga, masyarakat sipil serta industri bangunan. Banyak negara telah menyiapkan sistem peringkat green mereka sendiri menurut kesesuaian mereka untuk manfaat rakyat dan kemajuan ini terlihat sebagai target dunia di penghijauan bumi. Sebagaimana Pramata, Pradianto, & Utami (2016), memberikan penjelasan bahwa bangunan rumah sakit, merupakan bangunan yang membutuhkan energi terbesar ke dua setelah perkantoran. Selain itu sisa pembakaran sampah medis dari rumah sakit menyumbang gas emisi yang besar di dunia. Oleh karena itu penanganan bangunan rumah sakit memiliki kategori khusus dalam pengadaan dan penyelenggaraan nya. Gambar 17. Parkroyal Hotel, Pemenang Green Design Award 2015. (Sumber: Yahoonews) Konsep green Hospital saat ini belum ada di Indonesia pedoman green Hospital masih dalam tahap penyempurnaan, namun beberapa kriteria yang sudah ada seperti dari Green Building Council Indonesia, Kepmenkes No. 1204/Menkes/2004 tentang penyehatan lingkungan rumah sakit, kriteria Proper rumah sakit, standar ISO14001 (sistem manajemen lingkungan), dan beberapa peraturan lain, dapat digunakan sebagai pedoman awal untuk mulai menerapkan program Green Hospital. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 36 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Sustainable architecture (arsitektur berkelanjutan) adalah rancangan terhadap sebuah bangunan yang berkelanjutan, yang berusaha untuk mengurangin dampak terhadap lingkungan pada proses pembuatan komponen bangunan, proses konstruksi dan selama siklus kehidupan bangunan itu sendiri (pemanasan, penggunaan energi, pembersihan karpet dan lainnya) (Technical University of Delft, 2011). Penerapan rancangan yang dilakukan ditekankan pada efesiensi sistem pemanasan dan pendinginan, alternative sumber energi pemanas air dengan menggunakan panas matahari, orientasi bangunan yang benar, penggunaan kembali dan daur ulang material bangunan, penampungan air hujan untuk keperluan tanaman dan mencuci serta pengaturan pembuangan. Rumah sakit adalah fasilitas untuk pelayanan kesehatan, sebagai saranan tempat penyembuhan bagi orang sakit, sehingga dibutuhkan pula bangunan yang sehat dan ramah lingkungan sebagai fasilitas pendukungnya. Berikut ini terdapat beberapa ciri Green Architecture menurut Green Star (lembaga sertifikasi rumah sakit), yang diantaranya yaitu: 1. Peka terhadap lingkungan; 2. Konservasi energi (mengkonsumsi energi seminimun mungkin atau memaksimalkan energi alam); 3. Mengusahakan pencahayaan alami; 4. Harmonisasi lingkungan alam tempat bangunan tersebut berdiri; 5. Mengusahakan penghawaan alami; 6. Memaksimalkan sumberdaya terbarukan (mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis); 7. Memakai material daur ulang atau material yang ekologis. Pembentukan ”Green Building” tidak mengharuskan sebuah bangunan membentuk fasad dan bentuknya menyerupai tumbuhan, namun dapat dilakukan dengan penggunaan material yang ramah lingkungan atau membuat banyak bukaan pada bangunan yang membuat bangunan meminimalisirkan penggunaan material ataupun energi buatan. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 37 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 18. Green Hospital. (Sumber: http://greenbuildingelements.com) Iconic Building, merupakan sebuah metode dalam perancangan bangunan yang membuat bangunan yang dirancangnya menjadi sebuah ikon pada kawasan tempat bangunan tersebut berdiri. Puwitro (2012), dalam penelitiannya menjabarkan ciri-ciri dari Iconic Building ini yaitu sebagai berikut: 1. Letak atau lokasi yang strategis, sehingga mudah dilihat atau dikenali oleh lingkungan sekitar; 2. Pemilihan bentuk yang cenderung menarik, sehingga mudah dijadikan penanda dari lingkungan sekitar; 3. Memiliki unsur kekuatan atau kekokohan bangunan yang tinggi, sehingga berumur panjang. Puwitro (2012), menjelaskan dalam penelitiannya bahwa Arsitektur ikonik atau Iconic Architecture pada saat sekarang ini dijadikan alat tanda dari pusat-pusat kapitalisme dunia. Sebagai contoh misalnya ‘arsitektur’ ikonik saat ini banyak bermunculan di kawasan-kawasan tertentu, seperti: kawasan Teluk Arab dan Teluk Irak, Eropa Barat, Jepang, China hingga USA atau Amerika Serikat. Kawasan-kawasan inilah yang pada kenyataannya merupakan kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Di kawasan-kawasan inilah pada dasarnya merupakan tempat atau lokasi yang mampu untuk menyediakan modal atau investasi besar-besaran guna membangun ‘arsitektur ikonik’ skala dunia. Beberapa ciri arsitektur ikonik skala dunia ini adalah: arsitektur yang mewah (penuh gemerlap), megah (monumental) dan cenderung mahal (investasi modal yang tinggi). Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 38 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 19. Iconic Building Era Arsitektur Modern: (a) Chitosan House, (b) Sydney Opera House & (c) Ronchamp Chapel. (Sumber: Pawitro, 2012) Dalam upaya membangun identitas tempat, atau kawasan / lingkungan, kota, memilih lokasi atau tempat yang cocok (= dalam hal ini disebut setting place) – agar mudah dikenali dan dilihat oleh masyarakat banyak dan lingkungan sekitarnya, bangunan ikonik biasanya ditempatkan pada lokasi-lokasi yang sangat strategis, misalnya: di site atau lahan yang berdekatan dengan simpang jalan, sekitar alun-alun kota, atau lokasi pinggir / berdekatan dengan taman atau ruang terbuka kota skala besar. Bangunan ikonik juga menempati lokasi yang berada di sekitar ‘node’ – persimpangan jalan-jalan utama ini ditujukan agar mudah untuk dikenali dan dilihat oleh para pelalu-lalang di kawasan kota. Pada sudut-sudut tertentu di kawasan kota yang mempunyai nilai visual strategis, dibuat atau direncanakan sedemikian menarik, biasanya dengan didirikan berbagai bangunan ikonik atau arsitektur ikonik (Jencks, 2006). Dalam kaitannya dengan rumah sakit, Iconic Building tidak diproritaskan karena kebanyakan bangunan rumah sakit lebih mementingkan fungsi ketimbang bentuk bangunan yang melambangkan ikon di lingkungannya. Hal demikian memang dibenarkan dan seharusnya seorang arsitek memikirkan persoalan ini, namun pembentukan bangunan rumah sakit yang menjadi ikon akan membentuk identitas baru sebuah perkotaan. Selain itu, dengan pembentukan bangunan rumah sakit yang ikonik (Iconic Hospital) dan juga Green, seharusnya akan menjadi bangunan yang dapat bertahan lama, ramah lingkungan dan juga dapat menjadi sebuah sculpture untuk wilayah tempat rumah sakit ini dibangun. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 39 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 20. Shanghai International Hospital. (Sumber: hok.com) Berikut ini merupakan contoh perancangan rumah sakit untuk masa depan di Shanghai, China, yang memiliki bentuk sangat ikonik dengan penghijauan yang cukup baik mengelilingi tapaknya. Konsep rumah sakit ini tersendiri adalah ingin membuat pasien seakan berada dirumah sendiri dengan kenyamanan yang sangat baik dan bentuk lobby dan kamar rawat inap yang menyerupai lobby dan kamar hotel. II.5.1. Penerapan konsep Green Architecture pada rumah sakit Penerapan konsep Green Architecture pada rumah sakit diantaranya: Meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau menambah fungsi bangunan,kenyamanan atau pun prodoktifitas penghuninya dengan pemanfaatan sains dan teknologi muktahir secara aktif. Menciptakan lingkungan yang sehat pada rumah sakit,sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien. Penghematan pembagian ruang,bukaan,dan mengoptimalkan ruang dalam dan ruang luar. Untuk menyiasati iklim tropis yang panas maka bangunan harus dilengkapi ventilasi pintu dan jendela dengan baik,sehingga memperlancar sirkulasi udara. Memperhatikan kesejukan dan kehangatan ruang,penerangan alami,penghematan ac dan listrik. Menghadirkan suasana alam yang sejuk melalui taman dan penanaman pohon dipinggir jalan akan menambah kesejukan udara. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 40 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Air Cleaner: green architecture juga berarti kualitas udara yang lebih baik. Untuk itu, beberapa rumah sakit menginstal sistem yang menyediakan ventilasi yang lebih baik. Kehadiran green architecture memiliki tujuan antara lain menciptakan bangunan berkelanjutan ,ramah lingkungan ,serta bangunan dengan penampilan performa yang baik. Ukuran green ditentukan oleh berbagai faktor ,dimana terdapat kesadaran untuk menjadi lebih hijau. Selain itu juga green architecture berusaha memanfaatkan sumber daya yang dapat diperbaharui seperti pemakian sinar matahari ,tidak menggunakan bahan - bahan pengawet kimiawi, serta memakai tehnik photovoltaic seperti penambahan tanaman serta pohon melalui atap hijau dan taman hijau. Hadirnya kebijakan green architecture akan menjadi ciri khas sekaligus model pembangunan yang berkelanjutan untuk industri rumah sakit. II.6. Studi Banding II.6.1. Mid Coast Hospital Gambar 21. Mid Coast Hospital Data Proyek Lokasi : Brunswick, Amerika Luas : 30.000 m2 Arsitek :- Terbangun Ahmad Yani 41213010047 : 1991 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 41 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 22. Mid Coast Hospital Zoning Lt. 1 Gambar 23. Hubungan Ruang Mid Coast Hospital Lt.1 Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 42 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 24. Mid Coast Hospital Zoning Lt. 2 Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 43 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 25. Hubungan Ruang Mid Coast Hospital Lt. 2 Gambar 26. Mid Coast Hospital Zoning Lt. 3 Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 44 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 27. . Hubungan Ruang Mid Coast Hospital Lt. 2 Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 45 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.6.2. University of Arizona Cancer Center Gambar 28. University of Arizona Cancer Center. (Sumber: Archdaily) Klien : The University of Arizona Arsitek : ZGF Architects Lokasi : Phoenix, AZ, USA Luas Bangunan Pembangunan : 220.000 ft2 : 2015 Rumah Sakit ini dibangun dengan maksud utama untuk menciptakan rumah sakit kanker yang berkualitas, bermutu dan memiliki teknologi yang modern bagi kota Phoenix. Rumah sakit ini diperuntungkan untuk pendidikan kedokteran bagi Phoenix Biomedical Campus. Bangunan ini memiliki luas keselurhan 220.000 ft2, sudah termasuk ruangan radiologi, diagnostic, endoskopi, dan ruang-ruang pendukung lainnya. Seluruh sisi bangunan di kelilingi oleh kaca, namun pada sisi Timur dan Barat diberikan pelindung dengan bentuk seperti sirip ikan atau lipatan-lipatan yang melindungi ruang-ruang bangunan dari panas nya sinar matahari pagi dan sore hari. Rumah sakit ini menargetkan untuk kedepannya mendaptakan sertifikasi LEED Gold, dengan kategori desain hijau yang memiliki lokasi yang berkelanjutan, efisiensi air, energi dan atmosphere, bahan dan sumber daya, dan kualitas lingkungan dalam Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 46 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building ruangan. Standar LEED mencakup konstruksi baru dan proyek-proyek komersial renovasi besar, proyek interior dan operasional bangunan yang ada (Indoenergi.com). Gambar 29. First Floor. (Sumber: Archdaily) Ruang Penunjang Datang Ruang Ruang Tunggu Pembelajaran Zona Publik Ruang Fasilitas Zona Privat Gambar 30. Pola Hubungan Ruang Lt. 1. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 47 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 31. Second Floor. (Sumber: Archdaily) Ruang Fasilitas Utama (Infusion) Ruang Penunjang Registrasi Ruang Lantai 2 Penunjang Retail Zona Publik Ruang Administrasi Zona Privat Gambar 32. Pola Hubungan Ruang Lt. 2. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 48 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 33. Third Floor. (Sumber: Archdaily) Ruang Fasilitas Utama Area Semi Publik Ruang Ruang Fasilitas Penunjang (Bedah Plastik) Ruang Penunjang Ruang Penunjang Zona Privat Gambar 34. Pola Hubungan Ruang Lt. 3. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 49 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 35. Fourth Floor. (Sumber: Archdaily) Ruang Fasilitas Utama Publik Ruang Ruang Fasilitas Area Semi Penunjang (Bedah & Kelamin) Ruang Fasilitas Ruang Utama Penunjang Zona Privat Gambar 36. Pola Hubungan Ruang Lt. 4. Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 50 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Berdasarkan hasil analisa hubungan ruang tiap lantai diatas, dapat disimpulkan bahwa bangunan Rumah Sakit Pendidikan yang berada di Phoenix, USA memiliki aksesibilitas menyebar pada tiap lantai nya dan terdapat ruang fasilitas utama (Ruang Praktek Spesialis Kanker) dengan teknologi pendukung yang modern serta terlihat sangat sterilnya area tersebut. Gambar 37. Ruang Infusi dan Ruang Radiologi. (Sumber: Archdaily) Pada sisi Barat dan Timur bangunan dipasang sistem penahan panas yang berbahan Aluminium Composit Panel (ACP) yang berbentuk persegi panjang dan diberikan bukaan sebanyak 40% dengan memiringkan bentuk ACP nya, untuk tetap membuat orang di dalam bangunan tetap dapat merasakan keindahan pemandangan sekitar. Gambar 38. Sistem Double Fasad dengan Material ACP sebagai Buffer Panas pada Kaca di Sisi Barat dan Timur. (Sumber: Archdaily) Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 51 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building II.6.3. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah Mada Gambar 39. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah Mada Nama Proyek :Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah Mada Project Architect : Realrich Sjarief Owner : Universitas Gajah Mada Lokasi : Jl. Kabupaten Lingkar Utara, Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta Kontraktor : PT.PP (Persero)Tbk. Luas Lahan : 44.637 m2 Luas Bangunan : 9.282,5 m2 Desain : 2008 Operasional : Maret 2012 Rumah Sakit Akademik UGM ini terinspirasi dari analogi peredaran darah dalam tubuh manusia, dimana pusat dari site diibaratkan sebagai jantung yang merupakan pusat kegiatan rumah sakit Universitas Gadjah Mada dan jalinan sirkulasi manusia sebagai struktur pembuluh darah utama yang membentuk sirkulasi di dalam massa bangunan. Kriteria rancangan yang ingin dicapai ada 3 ; a. Mengambil tema yang dekat dengan dunia kedokteran dan akademis menimbang fungsinya sebagai Teaching Hospital, Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 52 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building 2. konfigurasi bangunan yang tropis, dan 3. mengakomodasi fungsi – fungsi sesuai dengan standar – standar yang berlaku. Orientasi Bangunan didesain dengan menggunakan arah orientasi bangunan Utara – Selatan. Keadaan ini meminimalisasi cahaya matahari langsung dari arah barat masuk ke bangunan dalam konteks area yang ada di daerah tropis. Pemilihan bentuk atap massa bangunan hunian menggunakan atap joglo untuk menonjolkan budaya jawa dan konteksnya untuk memenuhi konstruksi yang efisien dan mengakomodasi iklim tropis. Mengingat besarnya KDB, mengakibatkan lahan yang bisa terbangun hanya maksimal 20%, sehingga massa bangunan dipecah-pecah menjadi massa kecil. Pemecahan massa bangunan ini juga dimaksudkan untuk memaksimalkan cahaya matahari yang masuk dan penghawaan alami. Dengan memecah massa bangunan menjadi kecil maka didapat pengaturan optimum single loaded corridor. PELAYANAN RS UGM Layanan kesehatan berkualitas terus dikembangkan dengan mencakup layanan spesialis yang lengkap, layanan laboratorium, layanan klaster bedah terpadu, rehabilitas medis, fasilitas radiologi dan imaging, layanan kesehatan umum, layanan diagnostik dan layanan darurat. RS UGM dilengkapi layanan penunjang medis dengan pemanfaatan teknologi Generasi terbaru, pelayanan penunjang antara lain sebagai berikut: 1. MCT-SCAN 128 Slices (pertama di Yogyakarta) 2. Elektroensefalografi with Brainmapping (EEG) 3. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) / Pemecah batu ginjal 4. Bone Mass Densitometri (BMD) 5. Ultrasonografi (USG) 4 Dimensi 6. C-Arm Radiografi dan Fluoroscopy 3D Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 53 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Pelayanan 24 jam, meliputi: • Gawat Darurat • Kamar Operasi • Kamar Bersalin • Kamar Rawat Inap • ICU, PICU, NICU, HCU • Laboratorium • Radiologi • Farmasi / Apotik • Ambulan • Pendaftaran dan Kasir. Gambar 40. Masterplan RSUP UGM Sumber : http://rsa.ugm.ac.id/ Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 54 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 41. Hubungan Ruang RSUP UGM Bangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gajah Mada berdiri diatas tanah seluas 44.637 m2 dan luas total kapling bangunan 9.282,5 m2 (sekitar 20,8 % dari luas tanah). Bangunan RS UGM berlantai lima seluas 41.866,96 m2 dan memiliki fasilitas area parkir 11.728 m2 (26,27 %), area jalan masuk 6.182,36 m2 (13,85 %) dan area taman hijau 17.444,14 m2 (39,08 %). Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 55 Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Pendidikan Site Cawang Green Building Gambar 42. Analisa Zona dan Sirkulasi pada RSA UGM. Berdasarkan analisa diatas dapat diberikan suatu kesimpulan bahwa RSA UGM memiliki dua akses masuk kendaraan, yaitu pada sisi Barat dan Timur Tapak. Pada sisi Barat Tapak dipergunakan untuk akses masuk dokter dan Pasien Darurat, sementara pada sisi Timur diperuntungkan untuk Pasien Rawat Jalan dan keperluan lainnya yang bersifat lebih umum dan publik. Sementara itu Area Servis bangunan terletak pada sisi Utara tapak, berdampingan dengan Area Akademik. Parkiran terletak pada sisi Barat, Timur dan Selatan. Sisi Barat diperuntungkan untuk parkiran Dokter dan Pasien Darurat, sementara Timur dan Selatan untuk parkiran publik. Terdapat pula sedikit space parkir pada sisi Utara untuk kendaraan Servis dan mobil Jenazah. Penzonaan pada bangunan terbagi menjadi tiga zona, yaitu: Zona Publik dan Unit Darurat (bagian bawah), Zona Ruang Praktek dan Rawat Inap (bagian tengah), serta Zona Pendidikan dan Pengelola (bagian atas). Ahmad Yani 41213010047 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 56