bahan kuliah penyusunan kontrak

advertisement
Penyusunan Kontrak
E. Rial N.
2014
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
LEGALISASI DAN WAARMEKING 11
DASAR HUKUM 2
TATA URUTAN 12
DASAR BERLAKUNYA KUHPerdata 3 STRUKTUR ANATOMI KONTRAK 13
ISTILAH DAN PENGERTIAN 4
AWAL KONTRAK 14
SISTEM DAN SIFAT KUHPerdata 5
KOMPARISI 15
SUBJEK DAN OBJEK KONTRAK 6
PREMISSE/RECITALS 16
SYARAT-SYARAT PERJANJIAN 7
DEFINISI 17
ASAS-ASAS PERJANJIAN 8
ISI KONTRAK 18
AKIBAT PERJANJIAN 9
CARA PENULISAN PASAL 19
AKTA-AKTA PERJANJIAN 10
PENUTUP DAN TANDA TANGAN 20
PENDAHULUAN
Hukum kontrak kita masih menggunakan peraturan pemerintah kolonial belanda yg terdapat dlm
bab III KUHPerdata. Kontrak-kontrak yg telah diatur dalam BW (KUHPerdata) :
1.
2.
3.
4.
Kontrak jual beli;
Kontrak tukar menukar;
Kontrak sewa menyewa;
Kontrak pinjam meminjam
Sementara itu telah berkembang kontrak-kontrak lain yg belum diatur dalam KUHPerdata :
1. Kontrak Beli Sewa
2. Kontrak Sewa Guna Usaha (Leasing)
3. Kontrak Franchising
4. Kontrak Kerjasama Patungan (Joint Venture)
5. Kontrak Keagenan
6. Kontrak Distribusi Barang
7. Production Sharing Contract
DASAR HUKUM
Dasar Hukum Kontrak
 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata –
Burgerlijk Wetboek)
Dasar Berlakunya KUHPerdata di Indonesia


Konkordansi Beginsel (asas konkordansi) : Pasal 131 IS
ayat 2 sub. A, bahwa terhadap orang Eropa yang
berada di Indonesia diberlakukan hukum perdata
awalnya, yaitu hukum perdata yang berlaku di
Belanda;
Pasca Kemerdekaan, KUHPerdata tetap berlaku
berdasarkan Pasal II aturan Peralihan;
ISTILAH DAN PENGERTIAN PERIKATAN
 Perikatan merupakan terjemahan Verbintenis ;
 Verbintenis mengandung banyak pengertian,
diantaranya :
 Perikatan : masing-masing pihak saling terikat oleh
suatu kewajiban/prestasi ( Subekti; Sudikno );
 Perutangan : suatu pengertian yang terkandung
dalam verbintenis ; adanya hubungan utang
piutang antara pihak-pihak ( Sri Soedewi, Vol Maar,
Kusumadi );
 Perjanjian (overeenkomst ) …( Wirjono
Prodjodikoro)
ISTILAH DAN PENGERTIAN PERIKATAN
 Perikatan : Hubungan hukum dalam lapangan harta
kekayaan antara 2 orang / lebih yang menimbulkan hak
dan kewajiban atas suatu prestasi
 Hubungan hukum : hubungan 2 orang / lebih yang dapat
dituntut pelaksanaannya oleh hukum;
 Prestasi : sesuatu hal menurut isi perjanjian, suatu hal
yang wajib dipenuhi oleh pihak yang satu dan
merupakan hak bagi pihak yang lain
KONTRAK = PERJANJIAN


Bab II Buku III Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata) Indonesia
menyamakan kontrak dengan perjanjian
atau persetujuan.
Hal tersebut secara jelas terlihat dalam
judul Bab II Buku III KUHPerdata, yakni
“Perikatan yang Lahir dari Kontrak atau
Persetujuan.”
Pengertian Perjanjian Menurut KUHPerdata
 Pasal 1313 KUHPerdata :
“suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”
 Definisi di atas menurut beberapa pakar :
 sangat luas
 Tidak lengkap karena definisi tersebut cenderung ke arah kontrak
sepihak, tidak mencakup kontrak timbal balik
 Terlalu luas karena mencakup pula perbuatan dalam perbuatan
melawan hukum
Sistem dan Sifat Hukum Perikatan
 Sistem hukum perikatan (Buku III KUHPerdata)
adalah bersistem terbuka (openbaar system) ;
 Artinya KUHPerdata memungkinkan setiap
orang mengadakan perjanjian apapun juga baik
yang diatur Undang-Undang
(KUHPerdata/KUHD), peraturan khusus
maupun perjanjian jenis baru yang belum ada
ketentuannya .
SIFAT BUKU III (PERIKATAN) KUHPERDATA
 hukum perikatan/perjanjian memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada subyek hukum untuk
mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan
tidak melanggar perundang-undangan, ketertiban
umum dan kesusilaan.
Sesuai bab III KUHPerdata, hukum kontrak kita menganut
sistem terbuka (open system) :
1. Bebas mengadakan kontrak dengan siapapun
2. Bebas menentukan syarat-syaratnya
3. Bebas pelaksanaannya
4. Bebas bentuknya
(Nukman Muhammad)
SIFAT HUKUM PERIKATAN
 Sifat hukum perikatan terdiri :
1. Sebagai hukum pelengkap, apabila para pihak
membuat ketentuan-ketentuan sendiri, para pihak
dapat mengesampingkan ketentuan dalam UU
apabila mereka membuat ketentuan sendiri
(contoh Pasal 1460 KUHPerdata)
SIFAT HUKUM PERIKATAN
 Sifat hukum perikatan terdiri (lanjutan):
2. Bersifat konsensuil, dengan adanya kata sepakat
maka mengikatlah perjanjian itu dengan tanpa adanya
formalitas.
3. Obligatoir, perjanjian hanya menimbulkan kewajiban
saja. Obligatoir (kewajiban), belum menimbulkan milik
dan hak milik baru pindah/beralih setelah adanya
levering.
SUBJEK DAN OBJEK HUKUM
 SUBJEK HUKUM
 Pendukung hak dan kewajiban;
 Beberapa pengertian :
 Sesuatu yg menurut hukum berhak/berwenang utk melakukan
perbuatan hukum atau siapa yg mpyi hak dan cakap utk bertindak
dalam hukum
 Sesuatu pendukung hak yg mnrt hukum berwenang/berkuasa
bertindak mjd pendukung hak;
 Segala sesuatu yg menurut hukum mempunyai hak dan kewajiban
 Subjek hukum ada 2 :
1. Manusia pribadi (Natuurlijke Persoon/Natural
Person) ~ Pasal 1329 KUHPerdata ;
 Stp org mempunyai kedudukan yg sama selaku
pendukung hak dan kewajiban;
 Prinsip : org sbg subjek hukum dimulai sejak
lahir sampai meninggal dunia;
 Subjek hukum ada 2 (lanjutan) :
2. Badan hukum (rechts persoon/ legal entitle) ~ Pasal
1654 KUHPerdata;
 Suatu perkumpulan/lembaga yg dibuat oleh
hukum dan mempunyai tujuan tertentu;
 Syarat badan hukum :
 Memiliki kekayaan terpisah dari kekayaan anggota;
 Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak
dan kewajiban para anggotanya
 Badan hukum terbagi 2 :
1) Badan hukum privat
 Badan hukum yg didirikan berdasarkan hukum
sipil atau perdata yg menyangkut kepentingan
pribadi orang di dalam badan hukum tsb;
 Badan swasta yg didirikan orang utk tujuan
tertentu, seperti mencari keuntungan, sosial,
pendidikan, ilmu pengetahuan dll;
 Contoh: Perseroan Terbatas, Yayasan dll.
 Badan hukum terbagi 2 :
2) Badan hukum publik
 Badan hukum yg didirikan berdasarkan hukum
publik atau menyangkut kepentingan publik atau
orang banyak/negara umumnya;
 Contoh : Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Bank Indonesia dll.
 Objek Hukum (Pasal 499 KUHPerdata)
 Segala sesuatu yg berguna bagi subjek hukum atau
segala sesuatu yg menjadi pokok permasalahan dan
kepentingan bagi para subjek hukum atau segala
sesuatu yg dpt menjadi hak milik;
 Objek hukum biasanya berujud benda/zaak (lihat buku
II KUHPerdata~ Pasal 503 – 505 KUHPerdata);
Objek Kontrak
 Objek suatu kontrak = Prestasi
 Istilah lain prestasi : utang, di mana utang bermakna
kewajiban yg harus dipenuhi debitor;
 Prestasi adalah kewajiban yg harus dipenuhi debitor;
 Bentuk-bentuk prestasi (Pasal 1234 KUHPerdata) :
 Memberikan sesuatu;
 Melaksanakan sesuatu;
 Tidak berbuat atau melaksanakan sesuatu;
OBJEK KONTRAK
 Beberapa syarat Objek kontrak¹ :
 Objeknya harus tertentu atau dapat ditentukan;
 Diperbolehkan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
 Tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan
kesusilaan;
(¹lihat Pasal 1320 KUHPerdata sub 3 jo. Pasal 1335; Pasal 1337
KUHPerdata )
Syarat Perjanjian
( Ridwan Khairandy )
Syarat Sahnya Kontrak
1.
2.
3.
4.
Adanya
Adanya
Adanya
Adanya
Pasal 1320 BW
kesepakatan;
Kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian
objek tertentu; dan
kausa hukum yang halal
Subjek
Dapat dibatalkan
Persyaratan
Objek
Batal Demi Hukum
1. Adanya Kata Sepakat
• Kontrak/perjanjian menjadi sah, maka para pihak harus
sepakat terhadap segala hal yang terdapat dalam
perjanjian/kontrak;
• Prinsip kata sepakat :
• “pertemuan” atau persesuaian kehendak antara para
pihak di dalam perjanjian/kontrak;
• Seseorang dikatakan memberikan persetujuannya
atau kesepakatannya jika ia memang menghendaki
apa yang disepakati;
2. Kecakapan untuk membuat perjanjian
• Pasal 1329 KUHPerdata : Setiap orang cakap utk membuat perjanjian,
kecuali apabila menurut UU dinyatakan tidak cakap;
• Pasal 1330 KUHPerdata : tidak menentukan siapa yg cakap membuat
perjanjian, namun hanya mengatur orang yg tidak cakap membuat
perjanjian, yaitu :
1. Orang yg belum dewasa (minderjarigen);
2. Mereka yg ditaruh di bawah pengampuan (die onder curatele
gesteld zijn);
3. Perempuan yg telah kawin dlm hal-hal yg ditentukan UU dan pd
umumnya semua org kpd siapa UU telah melarang membuat
perjanjian-perjanjian tertentu.
Kecakapan untuk membuat perjanjian (lanjutan)
 KUHPerdata tidak menentukan tolok ukur atau batasan
seseorang dinyatakan dewasa;
 Batasan umur ditentukan dalam Buku I KUHPerdata
tentang Orang;
 Pasal 330 KUHPerdata menyatakan :
 “belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur
genap 21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin.”
 Apabila perkawinannya bubar sedangkan belum genap 21 tahun
mereka tetap dianggap belum dewasa”.
UU No.1 Tahun 1974 ttg Perkawinan ( Pasal 47
jo. Pasal 50);
 Intinya kedua Pasal tsb, secara tidak langsung
menetapkan batas umur kedewasaan ketika menetapkan
anak yg belum mencapai 18 tahun atau belum
melangsungkan perkawinan ada dibawah pengawasan
orang tua, dan mereka yang dibawah kekuasaan wali.
 Bandingkan dg ketentuan KUHPerdata ! (lihat asas hukum)
 Lihat juga UU No. 30 Tahun 2004 jo. UU No. 2 Tahun
2014 ttg Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2004 ttg
Jabatan Notaris (Pasal 39 ayat (1))
Pasal 39 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2014 ttg Perubahan UU
No. 30 Tahun 2004 ttg Jabatan Notaris
 Para penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah
menikah; dan
 cakap melakukan perbuatan hukum.
 Dengan demikian, kecakapan untuk melakukan perjanjian yg dibuat
tidak hanya dikaitkan dengan batasan umur kedewasaan, tetapi
juga dikaitkan dengan tolok ukur lain, misalnya tidak berada
dibawah pengampuan. Tidak hanya dewasa, tetapi cakap
melakukan perbuatan hukum.
3. Suatu Hal Tertentu
 Suatu perjanjian harus memiliki objek tertentu;suatu
perjanjian harus mengenai suatu hal tertentu;
 Suatu hal tertentu adalah kewajiban debitor dan hak
kreditor, artinya hal tertentu itu adalah apa yang
diperjanjikan, yakni hak dan kewajiban kedua pihak;
 Pasal 1333 ayat (1) KUHPerdata: suatu perjanjian harus
mempunyai pokok suat benda yang paling sedikit dapat
ditentukan jenisnya;
Suatu Hal Tertentu ….. (lanjutan)
 Objek perikatan adalah prestasi;
 Perjanjian/kontrak sebagai bagian perikatan juga
memiliki objek yg sama yaitu prestasi;
 Prestasi harus tertentu atau setidak-tidaknya harus
dapat ditentukan;
4. Kausa Hukum yang Halal
 Perjanjian/kontrak mensyaratkan bahwa selain harus ada
kausanya, tetapi juga kausa itu harus halal;
 Kausa (dalam ilmu hukum) bermakna perlu adanya dasar
yg melandasi hubungan hukum dibidang kekayaan;
 Perjanjian/kontrak hanya akan memiliki akibat hukum
jika memenuhi 2 syarat :
 Tujuan perjanjian/kontrak mempunyai dasar yang pantas atau
patut;
 Perjanjian/kontrak harus mengandung sifat yang sah
Kausa Hukum yang Halal … (lanjutan)
 Halal : kausa hukum yg ada tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan atau ketertiban umum atau
kesusilaan;
 Pasal 1335 jo. Pasal 1337 KUHPerdata:
 Suatu kausa dinyatakan terlarang jika bertentangan dengan UU,
kesusilaan, dan ketertiban umum;
 Suatu kausa dinyatakan bertentangan dg UU, jika kausa didalam
perjanjian/kontrak ybs isinya bertentangan dg UU yg berlaku
 Jika objek perjanjian/kontrak itu illegal atau bertentangan
dengan kesusilaan atau ketertiban umum
Akibat Hukum Kontrak yg Tidak memenuhi Pasal
1320 KUHPerdata
• Syarat adanya kesepakatan dan kecakapan dalam
membuat kontrak disebut syarat subjektif;
• Hal ini terkait dengan subjek yg mengadakan kontrak
• Jika syarat subjektif tidak dipenuhi, maka kontrak
dapat dibatalkan (vernietigbaarheid, voidable);
• Selama kontrak belum diajukan pembatalan ke
pengadilan yg berwenang, maka kontrak masih tetap
sah
Akibat Hukum Kontrak yg Tidak memenuhi Pasal
1320 KUHPerdata
• Syarat adanya objek tertentu dan kausa hukum halal
dalam membuat kontrak disebut syarat objektif;
• Hal ini terkait dengan objek kontrak;
• Jika syarat objektif tidak dipenuhi, maka kontrak
batal demi hukum (null and void );
• Kontrak sejak pertama kali dibuat telah tidak sah,
sehingga hukum menganggap bahwa kontrak tersebut
tidak pernah ada sebelumnya;
Bagaimana dengan ?
Apakah materai sebagai
syarat sah perjanjian ?
MATERAI
• Ada tidaknya sebuah materai dalam sebuah perjanjian, bukan suatu syarat yg
menjadi parameter suatu perjanjian menjadi sah atau tidak sah;
• Adapun penetapan benda materai oleh pemerintah (Menteri Keuangan) sebagai
cara pelunasan terhadap pengenaan pajak atas dokumen;
• Dasar hukum pengenaan pajak atas dokumen :
• UU No 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
• PP No 7 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dalam PP No 24 Tahun
2000 tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan
Harga Nominal yg dikenakan Bea Materai
Asas Hukum
Contoh asas hukum :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nullum crimen nulla poena sine lege
Lex superiori derogat lege inferiori
Lex posteriori derogat lege priori
Lex specialis derogat lege generali
Res judicata pro veritate habeteur
Die normatieven kraft des faktischen
 Nullum crimen nulla poena sine lege
Tidak ada kejahatan tanpa peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.
 Lex superiori derogat lege inferiori
Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah
 Lex posteriori derogat lege priori
Peraturan yang terbaru mengesampingkan peraturan yang sebelumnya.
 Lex specialis derogat lege generali
Peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang bersifat lebih
umum.
 Res judicata pro veritate habeteur
Putusan hakim dianggap benar sampai ada putusan hakim lain yang
mengoreksinya.
 Die normatieven kraft des faktischen
Perbuatan yang dilakukan berulang kali memiliki kekuatan normatif
Pengertian Asas Hukum
• Menurut Prof. Sudikno Mertokusumo :
• suatu pemikiran dasar yang bersifat umum
yang melatarbelakangi pembentukan hukum
positif.
• Asas hukum secara umum tidak tertuang di
dalam peraturan yang konkret tetapi hanya
merupakan suatu hal yang menjiwai atau
melatarbelakangi pembentukannya.
• Sifat dari asas tesebut yaitu abstrak dan umum.
ASAS – ASAS HUKUM PERJANJIAN
• Berdasarkan teori, di dalam hukum kontrak ada 5 asas menurut
ilmu hukum perdata.
• Ke-5 asas itu antara lain adalah:
1. asas kebebasan berkontrak (freedom of contract),;
2. asas konsensualisme (concsensualism);
3. asas kepastian hukum (pacta sunt servanda);
4. asas itikad baik (good faith) dan
5. asas kepribadian (personality)
Asas Kebebasan Berkontrak (freedom of contract)
 Asas kebebasan berkontrak ( Pasal 1338 ayat (1) KUHPer ) :
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.”
Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para
pihak untuk:
1. membuat atau tidak membuat perjanjian;
2. mengadakan perjanjian dengan siapa pun;
3. menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, persyaratannya, serta
4. menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.
Asas Konsensualisme (concensualism )
 Asas konsensualisme disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1)
KUHPerdata
 Salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan
antara kedua belah pihak.
 Asas yang menyatakan perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara
formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
 Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang
dibuat oleh kedua belah pihak.
Asas Kepastian Hukum ( pacta sunt servanda )
 Asas kepastian hukum ( pacta sunt servanda ) merupakan asas
yang berhubungan dengan akibat perjanjian.
 Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak
ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para
pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang, sehingga
mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi
kontrak yang dibuat oleh para pihak.
 Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338
ayat (1) KUHPerdata
Asas Itikad Baik (good faith)
• Asas itikad baik ( Pasal 1338 ayat (3) KUHPer :
“Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.”
• Para pihak harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh
maupun kemauan baik dari para pihak.
Asas Kepribadian (Personality )
• Asas kepribadian
• asas yg menentukan seseorang yg akan melakukan dan/atau membuat
kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja.
• Pasal 1315 KUHPerdata menegaskan:
• “Pada umumnya seseorang tdk dpt mengadakan perikatan atau perjanjian
selain untuk dirinya sendiri.”
• Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi:
• “Perjanjian hanya berlaku antara pihak yg membuatnya.”
• Utk mengadakan suatu perjanjian, orang tsb hrs utk kepentingan dirinya sendiri
dan perjanjian yg dibuat oleh para pihak berlaku bagi mereka yg membuatnya.
Azas Equality
 Keadilan yang tidak diatur dalam
hukum.
 Sering terjadi penyalahgunaan keadaan
krn adanya ketidakseimbangan antar
para pihak dalam melakukan negoisasi
Azas Equity (kepatutan)
 Menghindari penyalahgunaan
keunggulan kejiwaan, apabila salah
satu pihak berada di posisi
ketergantungan relatif.
 Pihak yg dirugikan dibujuk untuk
melakukan perbuatan hukum yg
sama sekali tidak dikehendakinya.
Akibat Perjanjian (Pasal 1338-1341)
 Pasal 1338 KUHPerdata
 Semua perjanjian yg dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yg membuatnya;
 Unsur-unsurnya :
 Semua perjanjian yg dibuat secara sah;
 Berlaku sebagai undang-undang;
 Bagi mereka yg membuatnya;
Akibat Perjanjian
 Pasal 1338 KUHPerdata
 Perjanjian-perjanjian itu tidak dapat ditarik
kembali selain dengan sepakat kedua belah
pihak, atau karena alasan-alasan yg oleh
undang-undang dinyatakan cukup untuk itu;
 Perjanjian tidak boleh dibatalkan secara sepihak
tanpa persetujuan pihak lain, karena perjanjian
dibuat oleh 2 pihak;
 Pembatalan dapat dimungkinkan jika ada
alasan yg cukup oleh undang-undang;
Akibat Perjanjian
 Pasal 1338 KUHPerdata
 Perjanjian-perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik;
 Landasan asas itikad baik, perjanjian
harus dilaksanakan dengan itikad
baik
Akibat perjanjian
(lanjutan)
 Pasal 1339 KUHPerdata
 Perjanjian-perjanjian tidak hanya mengikat
untuk hal-hal yg dg tegas dinyatakan
didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu
yg menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh
kepatutan, kebiasaan dan undang-undang
 Yang mengikat para pihak dalam perjanjian:




Isi perjanjian;
Kepatutan;
Kebiasaan, dan
Undang-undang
Akibat perjanjian
(lanjutan)
 Pasal 1340 KUHPerdata
 Perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yg
membuatnya
 Perjanjian-perjanjian itu tidak membawa rugi kepada
pihak-pihak ketiga; tak dapat pihak-pihak ketiga
mendapat manfaat karenanya, selain hal yg diatur
dalam Pasal 1317 KUHPerdataa;
 Perjanjian hanya mengikat pihak-pihak yg membuatnya,
sehingga tidak bolehnya seseorang melakukan perjanjian
yg membebani pihak ketiga, sedangkan pihak ketiga
dapat saja dilakukan jika sesuai dengan apa yg diatur
dalam Pasal 1317 KUHPerdata
AKTA PERJANJIAN
AKTA PERJANJIAN
 akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang memuat
peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar dari suatu hak
atau perikatan yang dibuat sejak semula dengan sengaja
untuk pembuktian. (sudikno mertokusumo)
 pembuktian itu sendiri adalah pembuktian dengan tulisan
yang dilakukan dengan tulisan otentik atau dengan tulisan
dibawah tangan
 tidak semua surat dapat disebut sebagai akta, hanya
surat-surat yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang
dapat disebut sebagai akta. Syarat tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Surat-surat tersebut harus ditandatangani
2. Surat tsb harus memuat peristiwa yang menjadi
dasar suatu hak atau perikatan
3. Surat itu diperuntukkan sebagai alat bukti.
Bentuk-Bentuk Akta
1. Akta Otentik
2. Akta di Bawah Tangan
1. Akta Otentik
 Akta merupakan suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani,
dibuat seseorang atau oleh pihak-pihak dengan maksud dapat
digunakan sebagai alat bukti dalam proses hukum dan kepentingan
pihak-pihak dalam kontrak.
 Pasal1868 KUHPerdata menjelaskan bahwa :
“Akta Otentik adalah suatu akta yang di dalam bentuk yang
ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan
pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu, di tempat di mana
akta dibuatnya.”
fungsi akta otentik adalah sebagai alat bukti yang sempurna,
hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1870 KUHPerdata, yang
menyatakan :
“Suatu akta otentik memberikan diantara para pihak
beserta para ahli warisnya atau orang orang yang
mendapat hak ini dari mereka, suatu bukti yang sempurna
tentang apa yang dimuat di dalamnya.”
 akta otentik merupakan alat bukti yang sempurma bagi para pihak yang
membuatnya.
 Akta otentik merupakan bukti yang mengikat yang berarti kebenaran
dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus diakui oleh hakim,
yaitu akta tersebut dianggap sebagai benar selama kebenarannya itu
tidak ada pihak lain yang dapat membuktikan sebaliknya.
 Jadi apabila terjadi sengketa antara para pihak, maka yang tersebut
dalam akta otentik tersebut merupakan alat bukti yang tidak perlu di
buktikan lagi dengan alat bukti lain (alat bukti tambahan).
Akta otentik mempunyai 3 (tiga) kekuatan
pembuktian:
1. Kekuatan pembuktian luar/kekuatan pembuktian lahir (uiwedige bewijs
kracht) yaitu syarat syarat formal yang diperlukan agar suatu akta
notaris dapat berlaku sebagai akta otentik
2. Kekuatan pembuktian formal (formale bewijs krachat) yaitu kepastian
dalam akta betul-betul dilakukan oleh notaris atau diterangkan oleh
pihak-pihak yang menghadap.
3. Kekuatan pembuktian materiil (materiele bewijs kracht) ialah kepastian
bahwa yang tersebut dalam akta itu merupaka pembuktian yang sah
terhadap pihak-pihak yang membuat akta atau mereka yang mendapat
hak berlaku untuk umum, kecuali ada pembuktian sebaliknya.
 Akta otentik berdasarkan pihak yang membuatnya dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Akta Para Pihak ( Partij Akta )
Akta para pihak yaitu akta yg dibuat sendiri oleh para
pihak dihadapan pejabat pembuat akta atau para pihak
meminta pejabat untuk membuat akta yg mereka inginkan.
2. Akta Pejabat ( Ambtelijke Akta )
Akta pejabat adalah akta yg merupakan keterangan tertulis
dari pejabat yang membuat akta tentang apa yg dia lihat,
ia dengar dan dilakukan oleh orang lain.
2. Akta di Bawah Tangan
• surat yang sengaja dibuat dan ditandatangani oleh pihakpihak yang dimaksudkan sebagai alat bukti atau dalam
pengertian yang lain adalah akta yang dibuat tidak oleh
atau tanpa perantaraan orang pejabat umum, melainkan
dibuat dan ditandatangani sendiri oleh para pihak yang
berkepentingan mengadakan perjanjian.
 Akta di bawah tangan dibuat oleh satu atau beberapa
orang (siapa saja boleh dalam kedudukan sebagai subyek
hukum), bentuknya bebas dan dibuat di mana saja.
 Akta di bawah tangan baru merupakan alat bukti yang
sempurna apabila diakui oleh kedua pihak atau dikuatkan
oleh alat bukti lainnya.
 Oleh sebab itu akta di bawah tangan merupakan alat
bukti permulaan alat bukti tertulis.
Masalah Legalisasi dan Waarmeeking
 LEGALISASI
 Tindakan mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian surat
dibawah tangan yg dibuat sendiri oleh perseorangan atau para pihak di
atas kertas yg bermaterai cukup yg ditandatangani dihadapan Notaris
dan didaftarkan dlm buku khusus yg disediakan Notaris
 dokumen/surat yg dibuat dibawah tangan tsb ditanda-tangani dihadapan
notaris, setelah dokumen/surat tsb dibacakan atau dijelaskan oleh
Notaris ybs, dan tanggal dokumen atau surat yang bersangkutan adalah
sama dengan tanggal legalisasi dari notaris.
 Jika suatu akta di bawah tangan dilegalisasi maka pejabat
yang melegalisasi menjamin:
1. Kepastian tanggal akta;
2. Kepastian bahwa akta tersebut benar-benar dokumen
sama dengan asli dan dibuat para pihak;
3. Kepastian bahwa akta tersbut ditanda tangani para
pihak;
 Waarmerking (Register)
 akta di bawah tangan yg diwaarmerking, pejabat hanya
mendaftar akta tsb dalam buku register atau pejabat menjamin
bhw pd saat didaftar akta tersebut benar-benar ada.
 Artinya, dokumen/surat yang bersangkutan didaftar dalam buku
khusus yang dibuat oleh notaris.
 Biasanya hal ini ditempuh apabila dokumen/surat tersebut sudah
ditanda tangani terlebih dahulu oleh para pihak sebelum
disampaikan kepada notaris yang bersangkutan.
LEGALISASI DAN WAARMERKING
LEGALISASI
Pejabat yang berwenang
Menjamin :
1. Kepastian Tanggal Akta
2. Kepastian Akta tersebut
benar-benar dibuat para
pihak
3. Kepastian bahwa Akta
tersebut di tandatangani
oleh para pihak
WAARMERKING
Pejabat yang berwenang
hanya menjamin bahwa pada
saat didaftar akta tersebut
benar-benar ada.
(Nukman Muhammad)
TATA URUTAN KEKUATAN PEMBUKTIAN SUATU KONTRAK
 KONTRAK OTENTIK
 KONTRAK DIBAWAH TANGAN, TANDA TANGAN PARA PIHAK,
TANDA TANGAN SAKSI, DILEGALISASI PEJABAT
 KONTRAK DIBAWAH TANGAN, TANDA TANGAN PARA PIHAK,
TANDA TANGAN SAKSI, WAARMERKEN PEJABAT
 KONTRAK DI BAWAH TANGAN, TANDA TANGAN PARA PIHAK,
TANDA TANGAN SAKSI.
 KONTRAK DIBAWAH TANGAN, TANDA TANGAN PARA PIHAK.
 KONTRAK YG DIBUAT SECARA LISAN
(Nukman Muhammad)
STRUKTUR ANATOMI KONTRAK
BEBERAPA CONTOH STRUKTUR ANATOMI KONTRAK
Struktur Anatomi Kontrak ( 1 )
1. Judul dan Pembukaan Kontrak
2. Komparisi
3. Premisse ( Recitals )
4. Isi kontrak
5. Penutup
STRUKTUR ANATOMI KONTRAK (2)
BAGAN KONTRAK
1. BAGIAN PEMBUKAAN
2. BAGIAN ISI
3. BAGIAN PENUTUP
4. BAGIAN LAMPIRAN
Najib A. Gisymar
STRUKTUR ANATOMI KONTRAK (3)
1.
2.
3.
4.
5.
Awal kontrak
Komparisi
Premisse
Isi kontrak
Penutup
(Nukman Muhammad)
STRUKTUR ANATOMI KONTRAK (4)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Judul (Heading)
Pembukaan (Opening)
Komparisi (Parties)
Pertimbangan (Recitals)
Definisi (definition)
Isi Kontrak (Terms and Conditions)
Penutup (Testimonial Clause)
Tanda Tangan (Attestation)
( Ridwan Khairandy )
PERBANDINGAN STRUKTUR
ANATOMI KONTRAK
Anatomi Kontrak (Model 1)
1. Judul dan Pembukaan
Kontrak
2. Komparisi
3. Premisse (Recitals)
4. Isi kontrak
5. Penutup
Anatomi Kontrak (Model 2)
1.
2.
3.
4.
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
( Najib Gisymar)
Pembukaan
Isi
Penutup
Lampiran
PERBANDINGAN STRUKTUR
ANATOMI KONTRAK
Anatomi Kontrak (Model 3)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Awal kontrak
Komparisi
Premisse
Isi kontrak
Penutup
(Nukman Muhammad)
Anatomi Kontrak (Model 4)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Judul (Heading)
Pembukaan (Opening)
Komparisi (Parties)
Pertimbangan (Recitals)
Definisi (definition)
Conditions)
Isi Kontrak (Terms and
Penutup (Testimonial Clause)
Tanda Tangan (Attestation)
(Ridwan Khairandy)
ANATOMI AKTA OTENTIK
(UU No. 2 Tahun 2014 ttg Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2004
ttg Jabatan Notaris )
Pasal 38 ayat (1) : Akta Notaris terdiri atas:
1. awal akta atau kepala akta;
2. badan akta; dan
3. akhir atau penutup akta.
ANATOMI AKTA OTENTIK
(UU No. 2 Tahun 2014 ttg Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2004 tt
Jabatan Notaris)
Pasal 38 ayat (2) :
Awal akta atau kepala akta memuat:
a) judul akta;
b) nomor akta;
c) jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan
d) nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.
ANATOMI AKTA OTENTIK
(UU No. 2 Tahun 2014 ttg Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2004
ttg Jabatan Notaris)
2.
Badan akta memuat:
a) nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan,
jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan/atau orang yang
mereka wakili;
b) keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap
c) isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan; dan
d) nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan,
kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.
ANATOMI AKTA OTENTIK
(UU No. 2 Tahun 2014 ttg Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2004
ttg Jabatan Notaris)
3. Akhir atau penutup akta memuat:
a) uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) huruf m atau Pasal 16 ayat (7);
b) uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatanganan atau
penerjemahan akta jika ada;
c) nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan,
dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan
d) uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan
akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa
penambahan, pencoretan, atau penggantian, serta jumlah jumlah
perubahannya.
Anatomi Kontrak (Perjanjian)
(secara umum)
1. Judul dan Pembukaan Kontrak
2. Komparisi
3. Premisse dan/atau Recital
4. Isi Kontrak (perjanjian)
5. Penutup dan tanda tangan
AWAL KONTRAK
( Berisi judul dan pembukaan )
 Titel atau judul seharusnya harus menggambar substansi
kontrak, (Ridwan Khairandy)
Misalnya :
a. “Perjanjian Jual Beli”
b. “Perjanjian Sewa Menyewa”
c. “Perjanjian Jual Beli Kapal”
…..Lanjutan AWAL KONTRAK
Pembukaan berisi kalimat pembuka yang berisi
tanggal dibuatnya perjanjian,
(Ridwan Khairandy)
Contoh :
1) Pada hari ini, ……., tanggal ….. dibuat dan ditanda tangani
Perjanjian Kerjasama (selanjutnya disebut “Perjanjian”) oleh dan
antara :
2) Perjanjian ……… ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini,
….., tanggal …. di …….. oleh dan antara:
3) Pada hari ini dibuat perjanjian antara ……
4) Yang bertanda tangan di bawah ini
Tanggal Penandatanganan Kontrak
Hal ini penting untuk menentukan kapan kontrak mulai berlaku:
1) Jika waktu dan tempat telah disebutkan dalam pembukaan:
• “Perjanjian jual beli ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini, ….., tanggal …. di Surabaya
oleh dan antara:
maka di pada penutup perjanjian atau kontraknya dapat dibuat :
Pasal 30
Penutup
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai cukup, satu rangkap untuk
Pihak Pertama dan satu rangkap lagi untuk pihak kedua yang masing-masing memiliki
kekuatan hukum yang sama serta ditandatangani oleh keduabelah pihak dengan disaksikan oleh
dua orang saksi
Pihak Kedua
Saksi
Pihak Pertama
Saksi
2) Jika waktu dan tempat tidak disebutkan dalam pembukaan
a) Pada hari ini dibuat perjanjian antara :
b) Yang bertandatangan di bawah ini :
Maka pada penutup perjanjiannya dibuat :
• “Demikianlah perjanjian ini dibuat dan ditandatangani para pihak
pada hari …. Tanggal….. di Surabaya”
Pihak Pertama
Pihak Kedua
Saksi
Saksi
Pasal 30
Penutup
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai
cukup, masing-masing pihak mendapat satu rangkap yang semuanya
memiliki kekuatan hukum yang sama dan ditandatangani oleh para
pihak dengan dihadairi oleh saksi-saksi
Jakarta, 27 September 2011
Pihak Kedua
Pihak Pertama
Saksi
Saksi
KOMPARISI
(Pengertian secara umum)
 Tindakan menghadap dalam hukum, yang
berisi uraian mengenai identitas subyek
(Nukman Muhammad, bahan kuliah)
 Prinsipnya, memuat identifikasi para pihak
yang mengikatkan diri dalam suatu kontrak
(Ridwan Khairandy, Bahan Ajar, Makalah Pelatihan Contract
Drafting, Kontrak Bisnis)
Komparisi/Para Pihak
 Bagian yang menjelaskan kedudukan para pihak dalam suatu perjanjian/kontrak.
 Yang terkandung di dalam komparisi adalah:
1. Identitas
2. Kedudukan dan;
3. Berdasarkan apa kedudukan tersebut
 Apabila salah satu pihak/keduanya adalah Direktur suatu PT, maka perlu di
tanyakan/diminta Risalah RUPSLB yang terakhir yang mencantumkan nama
Direktur tersebut sebagai anggota Dewan Direksi.;
 Hal ini diperlukan, supaya jangan sampai terkecoh bahwa ternyata yang
bersangkutan sudah bukan Direktur lagi
Najib A. Gisymar & Partners
KOMPARISI
Untuk Akta di Bawah Tangan :
Berisi penyebutan nama, pekerjaan/jabatan,
tempat tinggal, (umur), kedudukan dan
berdasarkan apa kedudukan tersebut
Untuk Akta Otentik :
Berisi penyebutan waktu pembuatan,nama,
tempat dan tanggal lahir, warga
negara,pekerjaan/jabatan dan tempat tinggal
dan nomor KTP/paspor.
(Nukman Muhammad)
Lanjutan tentang komparisi …….
UNTUK AKTA OTENTIK :
Badan akta memuat:
1. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan,
pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap
dan/atau orang yang mereka wakili;
2. keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;
(UU No. 2 Tahun 2014 ttg Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2004 ttg Jabatan Notaris, Pasal 38 ayat
3 huruf a dan b )
CONTOH KOMPARISI ( bertindak untuk dirinya sendiri )
(di bawah tangan)
 Ali, 50 tahun, Pegawai Negeri Sipil, bertempat tinggal
di Jl. Tukangan No. 5 Yogyakarta, dalam hal ini,
bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai
PIHAK PERTAMA
 Gustono, 45 tahun, swasta, beralamat di jalan
Suronatan 35 Yogyakarta, dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama dirinya sendiri, selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA
CONTOH KOMPARISI ( bertindak mewakili )
(di bawah tangan)
 Abel, 40 tahun, Pengusaha, bertempat tinggal di Jl. Monjali 100
Yogyakarta, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Akhmad, 45 tahun, swasta, bertempat tinggal di Jl. Kadipaten 34
Yogyakarta, berdasarkan surat kuasa dibawah tangan tertanggal
10 Agustus 2013, selanjutnya disebut PIHAK PEMBELI;
 Ronita, 35 tahun, wiraswasta, beralamat di jl. Sorowajan 57
Yogyakarta, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Sonni,
29 tahun, PNS, beralamat di jl. Monjali 25 Sleman, berdasarkan
surat kuasa dibawah tangan tertanggal 12 Agustus 2013,
selanjutnya disebut Pihak Penjual
CONTOH KOMPARISI
(bertindak mewakili koperasi ) (di bawah tangan)
 Denny Candra, 30 tahun, ketua pengurus koperasi, yang beralamat di Jl.
Adisucipto No. 15 Yogyakarta, menurut keterangannya, dalam hal ini
bertindak mewakili koperasi “BAHAGIA” berkedudukan di Jalan di Jl. Urip
Sumoharjo No. 13 Yogyakarta yang akta pendiriannya dibuat dihadapan
Rahmini, SH Notaris di Yogyakarta tanggal 23 April 2001 Nomor 05 dan
untuk tindakan hukum ini telah mendapat persetujuan dari para para anggota
koperasi sebagaimana ternyata dalam risalah rapat tanggal 15 Juli 2013
Nomor 16 Dibuat dihadapan M. Sadad, SH Notaris di Yogyakarta guna
memenuhi ketentuan Pasal 9 dari Akta Pendirian Koperasi, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA;
 Doni, .........................., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
CONTOH KOMPARISI ( bertindak mewakili Badan hukum 1 )
 Tommy Setiawan, direktur utama, bertempat tinggal di Yogyakarta Jl.
Timoho No. 1 Yogyakarta dlm hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut
dan sah mewakili direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama PT
Suzuki Indo Jaya berkedudukan di Yogyakarta yang Anggaran Dasarnya
telah diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 20 Oktober 2000
nomor 25 Tambahan nomor 45 dan untuk tindakan hukum ini telah
mendapat persetujuan dari para pemegang saham perseroan sebagaimana
ternyata dalam risalah rapat tanggal 18 Agustus 2013 Nomor 10 Dibuat
dihadapan Siti Nurhayati, SH Notaris di Yogyakarta Guna memenuhi
ketentuan Pasal 10 dari Anggaran Dasar perseroan.selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;
 Candra Birawa,………….., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PERTIMBANGAN ( PREMIS / RECITALS )
 Praemisse atau praemitto (bahasa latin) merupakan
sebagai pendahuluan atau ditafsirkan sebagai
keterangan atau pernyataan awal dari sebuah kontrak
 alasan atau latar belakang kontrak dibuat.
 Kedudukan premis pada kontrak bersifat fakultatif,
artinya premis dalam setiap kontrak tidak selalu ada.
PERTIMBANGAN ( PREMISE ATAU RECITALS )
• Premise merupakan pernyataan formal yang menjelaskan
alasan-alasan mengapa para pihak mengadakan transaksi
• Dimulai dengan kata “Mengingat” ( whereas )
Ridwan Khairandy
PREMISSE
• Kronologis singkat apa yg dikehendaki para pihak (Nukman Muhammad)
• Premise atau Praemisse adalah bagian yang mendahului dari isi
suatu akta yang menerangkan pokok masalah yang akan diatur
dalam sesuatu akta guna memudahkan pengertian apa maksud
dibuatnya akta tersebut.(Dal’am, makalah)
• Pernyataan formal yang menjelaskan alasan-alasan mengapa para
pihak mengadakan transaksi (Ridwan Khairandy)
Contoh Premisse
 Para pihak terlebih dahulu memberitahukan dan menerangkan :
 Bahwa Pihak Pertama adalah mengaku sebagai pemilik satu unit
kendaraan roda dua merk Yamaha Alfa II R dengan nomor Polisi AB 3991
NU warna silver Black, tahun pembuatan 1997, dengan nomor rangka
3YZ160376 dan nomor mesin GD240877PM
 Bahwa Pihak Pertama berniat untuk menjual kendaraan tersebut kepada
Pihak kedua sebagaimana Pihak Kedua berkeinginan pula membeli
kendaraan tersebut dengan harga Rp. 5.000.000, 00 (lima Juta Rupiah)
Contoh Premisse ( Perjanjian Utang Piutang )
Kedua pihak sepakat mengadakan perjanjian hutang piutang untuk
mengembangkan usaha toko, maka Debitur mengajukan hutang kepada
Kreditur. Untuk keperluan tersebut Kreditur telah setuju
memberikan hutang uang Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
dan uang diberikan kepada Debitur secara tunai pada saat perjanjian
ini ditandatangani
 Contoh:
Para pihak terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut :
 Bahwa Pihak Pertama merupakan perusahaan yang
sudah lama bergerak di bidang properties dan memiliki
cabang hampir di seluruh Indonesia.
 Maka, karena itu, berdasarkan kesepakatan dan
prinsip-prinsip tersebut di atas, para Pihak dengan ini
setuju untuk membuat Kontrak Jual Beli ini dengan
tunduk pada ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut:
Najib A. Gisymar
Ridwan Khairandy
Contoh:
• Mengingat Pihak Pertama adalah pemilik bangunan
seluas lima ratus meter persegi, dan tanah yang terletak
di jalan Flora Nomor 101 Jogjakarta seluas seribu meter
persegi berdasarkan Sertifikat Hak Milik No: …
• Mengingat Pihak Kedua adalah sebuah perusahaan
distribusi suku cadang kendaraan berat di Indonesia
akan membuka kantor perwakilan di Yogjakarta.
 Dalam praktek, ketentuan-ketentuan konsideran itu sering kali
mengungkapkan, hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan modal dan manajemen
2. Supremasi teknologi
3. Penguasaan pangsa pasar
4. Pengalaman dan sumber daya manusia
5. Penguasaan jaringan informasi dan sebagainya
( I.G.R.Wijaya, 2003:114.,Budiono, K, 1998:35-36 )
Najib A. Gisymar
Latar Belakang atau Pertimbangan yang Mendasari Terjadinya
Kontrak
Mengingat Pihak Pertama telah bertahun-tahun dan memiliki banyak sekali
informasi teknis dan telah menjalankan pabrik-pabrik yang menggunakan informasi
teknis untuk membuat produk … , dan menurut hukum bebas untuk memberikan
lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan informasi teknis tersebut.
Mengingat Pihak Kedua menghendaki agar Pihak Pertama memberikan
informasi kepada Pihak Kedua yang memungkinkan Pihak Kedua dapat membuat
produk … , dan Pihak Pertama bersedia memberikan informasi teknis tersebut
kepada Pihak Kedua dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian ini.
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan janji-janji timbal balik yang
ditetapkan dalam perjanjian dan pertimbangan lainnya, kedua belah mensepakati halhal sebagai berikut:
Ridwan Khairandy
DEFINISI
Untuk menghindari potensi konflik dari perbedaan interpretasi istilah-istilah teknis atau
terminologi yang digunakan dalam kontrak, maka perlu dibuat kesepakatan terhadap
pemahaman terhadap istilah atau terminologi-terminologi tersebut.
Bill of lading berarti dokumen pengangkutan yang diterbitkan perusahaan angkutan sehubungan
pengiriman barang dari penjual kepada pembeli.
Fasilitas letter of credit berarti fasilitas letter of credit yang disebut diterangkan lebih lanjut dalam
Pasal 2 perjanjian ini dan diberikan oleh kreditur kepada debitur menurut ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat Perjanjian ini.
Barang berarti barang-barang yang dibeli oleh debitur dari penjual barang-barang dengan kualitas yang
disetujui oleh kreditur secara sepihak dari waktu ke waktu dan disebut dalam bill of lading
Ridwan Khairandy
ISI KONTRAK DAN CARA PENULISAN ISI KONTRAK
Isi (Materi) Kontrak
(Ridwan Khairandy)
 Materi Khusus :
Materi khusus ini memuat atau mengatur klausul-klausul
sesuai objek perjanjian, memuat:
1. Gambaran pokok perjanjian
2. Hak dan kewajiban para pihak
Lanjutan Isi (Materi) Kontrak ……..
 Materi Umum :
berisi klausul yang biasa ada dalam setiap perjanjian, memuat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Wan prestasi ;
Keadaan memaksa (force majeur);
Pilihan hukum ( hukum yang berlaku);
Penyelesaian sengketa;
Perubahan (addendum) dan atau amandemen;
Bahasa;
Komunikasi;
Pengakhiran perjanjian;
Status dokumen sebelumnya
Ridwan Khairandy
CONTOH KLAUSULA KHUSUS DALAM KONTRAK
Pasal 2
Para pihak sepakat harga kendaran sebesar Rp 350.000.000,00
(Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah), pada saat ditandatangani
perjanjian ini telah dibayar oleh Pihak Kedua kepada dan telah
diterima Pihak Pertama dengan cukup uang muka sebesar Rp.
300.000.000,00 (Tiga Ratus Juta Rupiah), dan dibuatkan
kuitansi pembayarannya.
Pasal 4
Peruntukan
Pihak Pertama memberi ijin serta persetujuan tertulis kepada
Pihak Kedua untuk menggunakan obyek sewa tersebut untuk
kantor, dan apabila Pihak Kedua menggunakan obyek sewa
tidak sesuai dengan peruntukannya, maka Pihak Pertama dapat
membatalkan perjanjian sewa menyewa ini.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban Para Pihak
1)
Pihak Pertama wajib menyerahkan obyek sewa kepada Pihak Kedua saat perjanjian ini
ditandatangani (16 Desember 2011) dalam keadaan kosong, dan dengan segala fasilitas
sewanya dalam kondisi yang baik;
2) Pihak Pertama menjamin bangunan yang disewakan itu adalah miliknya sendiri, sehingga
selama masa sewa, Pihak Kedua dijamin oleh Pihak Pertama tidak akan mendapat
tuntutan/gugatan dari pihak lain;
3) Pihak Kedua wajib memelihara, membetulkan kerusakan-kerusakan yang bersifat kecil,
ringan dan rutin diantaranya dinding yang retak, kebocoran atap bangunan yang disewa
dengan baik sehingga apabila terdapat kerusakan-kerusakan segera membetulkannya
dengan biaya ditanggung Pihak kedua
Pasal 1
Jumlah Pinjaman
Besarnya hutang pokok Debitur kepada Kreditur, sebesar Rp.
250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) diserahkan
Pihak Kreditur kepada Pihak Debitur pada saat perjanjian ini
ditandatangani, yaitu 9 Desember 2011
Pasal 2
Bunga
(1) Disamping hutang pokok, jumlah hutang meliputi juga
pembebanan terhadap bunga sebesar 0,1% dari hutang pokok
yaitu sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah) per bulan yang dikenakan kepada Debitur dengan
hitungan tetap yang menurut perjanjian hutang piutang ini harus
dilunasi oleh Debitur;
(2) Pembayaran bunga dilakukan sama dengan ketentuan
pembayaran hutang pokok.
CONTOH KLAUSULA UMUM DALAM KONTRAK
Keadaan Memaksa (Force Majeur)
Keadaan Memaksa
1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua dibebaskan dan atau pelaksanaan kewajiban
berdasarkan perjanjian ini disebabkan oleh keadaan atau kejadian atau hal-hal
di luar kekuasaan dan atau kemampuan Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
2. Keadaan Memaksa harus diberitahukan oleh pihak yang bersangkutan secara
tertulis yang diketahui oleh pejabat yang berwenang serendah-rendahnya
Camat di tempat terjadinya keadaan memaksa kepada pihak lainnya dalam
perjanjian selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam setelah terjadinya
keadaan memaksa.
(Ridwan Khairandy)
Contoh Klausul Wan Prestasi
Ridwan Khairandy
Pasal 10
Peristiwa cidera janji timbul apabila telah terjadi salah satu atau lebih dari kejadiankejadian yang telah ditentukan dalam kontrak tersebut sebagai sesuatu yang harus
dilaksanakan ataupun sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh para pihak sebagai
berikut:
a. Debitor lalai membayar setiap jumlah baik jumlah utang pokok, bunga,..
b. Debitor menggunakan kredit menyimpang dari tujuan penggunaannya; atau
c. Debitor menyatakan secara tertulis dan secara umum tidak dapat membayar utang
pada tanggal jatuh waktu ataupun mengajukan permohonan penundaan pembayaran
utang.
Contoh lain Klausul Cidera Janji
Pasal 10
Peristiwa cidera janji terjadi apabila, Pihak Kedua tidak
melakukan pembayaran atau terlambat melakukan
pembayaran sebagaimana dimaksud Pasal 6 perjanjian
ini.
Hak Cipta Ridwan Khairandy
Contoh:
Pasal 25
Wanprestasi
o Dengan telah terlanggarnya point-point tercantum dalam klausula
kelalaian di atas, telah menjadi suatu bukti yang nyata bahwa
telah terjadi wan prestasi dari Debitur, yang membuat pihak
(yang dirugikan/Kreditur) berhak untuk untuk melakukan
penghentian sepihak (early termination) atas perjanjian ini, yang
memberikan konsekuensi hukum yang tegas bahwa seluruh
kewajiban Debitur telah jatuh tempo dan dapat ditagih tanpa
harus didahului dengan surat peringatan dalam bentuk apapun
dari Kreditur kepada Debitur
Najib A. Gisymar & Partners
Contoh:
Pasal 26
Wan prestasi
 Dalam hal telah terlanggarnya point-point yang tercantum
dalam ketentuan-ketentuan di atas (klausula kelalaian),
pernyataan wan prestasi hanya akan terjadi apabila pihak
Kreditur telah terlebih dahulu memberikan 3 kali penegoran
terhadap pihak Debitur dalam suatu surat tertulis yang telah
secara resmi diterima oleh Debitur, dimana terhadap surat
tegoran tersebut Debitur terbukti dapat melaksanakan poinpoin (klausula kelalaian) tersebut di atas
Najib A. Gisymar & Partners
Klausul Perubahan
Klausul Ini Mengatur Cara Perubahan (Amandemen) Perjanjian
Pasal 27
Perubahan
Perjanjian ini tidak dapat diubah dalam bentuk apapun
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis
dari keduabelah pihak dalam perjanjian ini
(Ridwan Khairandy)
Contoh Lain Klausul Perubahan
Pasal 9
Addendum
Segala hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini, akan
diputuskan atas kesepakatan kedua belah pihak secara bersama-sama
dengan tetap berpedoman pada perjanjian ini dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan.
(Ridwan Khairandy)
Contoh Klausul Pilihan Hukum
Pasal 20
Hukum yang Berlaku
Segala perselisihan yang berkaitan dengan penafsiran dan pelaksanaan
perjanjian ini didasarkan pada hukum Republik Indonesia
Pasal 20
Hukum yang Berlaku
Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan sesuai dengan hukum Republik
Indonesia
CONTOH KLAUSUL PENYELESAIAN SENGKETA
Perselisihan
1. Dalam hal terjadi perselisihan yang timbul dari perjanjian ini, sedapat
mungkin diselesaikan secara musyawarah;
2. Dalam hal tidak didapat kesesuaian pendapat dalam musyawarah,
perselisihan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Yogyakarta.
Perselisihan
Semua sengketa yang mungkin timbul dari perjanjian ini akan
diselesaikan dalam tingkat pertama dan terakhir oleh Badan
Arbitrase Nasional Indonesia.
(Ridwan Khairandy)
KLAUSUL PERSELISIHAN
(Ridwan Khairandy)
(1) Segala perselisihan yang timbul dari perjanjian ini sedapat mungkin diselesaikan
melalui negosiasi
(2) Jika tidak didapat kata sepakat sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini akan
diselesaikan melalui seorang mediator yang dapat diterima keduabelah pihak.
(3) Jika tidak didapat kata sepakat sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini akan
diselesaikan oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia.
(4) Putusan arbitrase sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini merupakan tingkat
pertama dan terakhir bersifat mengikat dan tidak dilakukan upaya hukum banding.
Ingat ! Jika telah dipilih forum arbitrase, maka Pengadilan Negeri tidak memiliki kompetensi
untuk memeriksa dan mengadili perkara yang bersangkutan
 Contoh
Pasal 40
Keseluruhan Kontrak
• Kontrak ini menetapkan keseluruhan perjanjian dan
kesepakatan diaantara para pihak dan mengatasi segala
perjanjjian atau kesepakatan sebelumnya di antara para pihak
yang berkenaan dengan pokok kontrak ini.
(Budiono K, 1998:93-96)
Najib A. Gisymar & Partners
 Contoh
Pasal 40
Keseluruhan Perjanjian (Entire Agreement)
(a)Perjanjian ini merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak
berkenaan dengan materi yang diperjanjikan.
(b)Perjanjian ini membatalkan dan menggantikan kesepakatan yang
dibuat sebelumnya oleh para pihak baik yang dilakukan secara
lisan maupun tulisan
(Hikmahanto Juwana, 2003:36)
Najib A. Gisymar & Partners
Klausul Keseluruhan Perjanjian
 Klausul ini perlu ada jika kontrak memuat lampiran
Pasal 25
Keseluruhan Perjanjian
Perjanjian ini beserta lampiran-lampirannya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan perjanjian antara para
pihak berkenaan dengan pokok perjanjian ini.
Ridwan Khairandy
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 10
Pihak Pertama dapat mengakhiri perjanjian apabila Pihak
Kedua melakukan salah satu tindakan di bawah ini:
1.
2.
3.
4.
5.
Ridwan Khairandy
Klausul Komunikasi
Klausul ini menunjuk orang tertentu yang dapat dihubungi
berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian
Pasal 28
Komunikasi
Setiap komunikasi maupun dokumen dari kreditur kepada debitur berdasarkan perjanjian, termasuk juga bentuk
perubahan dan atau penambahan ketentuan perjanjian ini harus disampaikan kepada alamat kedua belah pihak:
Pihak Pertama
Nama
:
Jabatan
:
No. Tel/e-mail :
Pihak Kedua
Nama
:
Jabatan
:
No. Tel/e-mail :
Ridwan Khairandy
Contoh lain :
Pasal 15
Komunikasi dan Pemberitahuan
o Segala pemberitahuan harus dilakukan melalui telek atau transmisi
faksimili atau dengan surat pos udara tercatat atau email.
Pemberitahuan harus dikirimkan kepada alamat yang benar dari
masing-masing Pihak sebagaimana dicantumkan di bawah atau kepada
suatu alamat sebagaimana dapat diberitahukan dari waktu ke waktu:
Prinsipal :………………
Pemasok :……………..
Najib A. Gisymar & Partners
Klausul Bahasa
Klausul bahasa perlu dimuat jika kontrak ini adalah kontrak bisnis internasional yang
menggunakan lebih dari satu bahasa
Pasal 29
Bahasa
1. Perjanjian dituangkan dalam dua bahasa, yakni bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia
2. Jika terjadi perselisihan, maka naskah kontrak dalam
bahasa Inggris yang harus dipakai
Ridwan Khairandy
CARA PENULISAN ISI PASAL
DALAM PERJANJIAN
Contoh penulisan Pasal
Pasal 3
Bahwa Pihak pertama menjamin sepenuhnya, Pihak
Petama adalah satu-satunya pihak yang berhak menjual
sebidang tanah hak milik nomor 785/Keparakan tersebut
diatas kepada Pihak Kedua, karenanya jika ternyata ada
gugatan atau tuntutan dari pihak lain, maka hal itu
menjadi tanggungan Pihak Pertama sepenuhnya dan
Pihak Kedua tidak menanggung risiko sedikitpun juga.
(Nukman Muhammad)
Contoh penulisan pasal pada isi perjanjian
Pasal 4
Bahwa sebidang tanah hak milik no. 785/Keparakan
tersebut yang dijual oleh Pihak Pertama kepada Pihak
Kedua di dalam keadaan bebas dari segala sitaan dan
sengketa.
(Nukman Muhammad)
Contoh penulisan pasal pada isi perjanjian
Pasal 18
Perselisihan
(1) Dalam hal terjadi perselisihan yang timbul dari perjanjian ini, sedapat
mungkin diselesaikan secara musyawarah;
(2) Dalam hal tidak didapat kesesuaian pendapat dalam musyawarah,
perselisihan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Yogyakarta.
(Ridwan Khairandy)
Contoh penulisan pasal pada isi perjanjian
Pasal 3
Harga
Harga penjualan dan pembelian barang sebagaimana
dimaksud Pasal 2 perjanjian ini telah ditetapkan dan
disetujui keduabelah pihak sebesar Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dan harga tersebut sudah
termasuk biaya pemasangan instalasi sampai tuntas.
(Ridwan Khairandy)
Contoh penulisan isi perjanjian
Pasal 27
Perubahan
Perjanjian ini hanya dapat diubah dengan persetujuan tertulis dari debitur dan
kreditur. Perubahan tersebut akan diatur dalam suatu perjanjian yang
merupakan bagian dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
perjanjian, dan karenanya seluruh ketentuan dalam perjanjian tetap berlaku
pada perjanjian perubahan tersebut, kecuali untuk hal-hal yang disepakati untuk
diubah.
(Ridwan Khairandy)
7. Penutup
Jika waktu dan tempat telah disebut dalam pembukaan
Pasal 30
Penutup
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai cukup, satu
rangkap untuk Pihak Pertama dan satu rangkap lagi untuk pihak kedua yang
masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama serta ditandatangani oleh
keduabelah pihak dengan disaksikan oleh dua orang saksi
Pihak Kedua
Saksi
Pihak Pertama
Saksi
(Ridwan Khairandy)
Penutup
Jika waktu dan tempat belum disebutkan dalam pembukaan
Pasal 30
Penutup
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai cukup,
masing-masing pihak mendapat satu rangkap yang semuanya memiliki
kekuatan hukum yang sama dan ditandatangani oleh para pihak dengan
dihadairi oleh saksi-saksi
Jakarta, 27 Februari 2007
Pihak Kedua
Saksi
Pihak Pertama
Saksi
(Ridwan Khairandy)
Tanda Tangan
Secara umum, kesepakatan dari para pihak yang berkontrak akan direfleksikan
dengan menandatanganan kontrak tersebut oleh orang yang memiliki kapasitas dan
kewenangan untuk itu.
Saksi
Saksi diperlukan secara hukum
untuk mempersaksikan ataupun
sebagai alat bukti yang
dimaksud Pasal 1886
KUHPerdata
MATERAI
• Ada tidaknya sebuah materai dalam sebuah perjanjian, bukan suatu syarat yg
menjadi parameter suatu perjanjian menjadi sah atau tidak sah;
• Adapun penetapan benda materai oleh pemerintah (Menteri Keuangan) sebagai
cara pelunasan terhadap pengenaan pajak atas dokumen;
• Dasar hukum pengenaan pajak atas dokumen :
• UU No 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
• PP No 7 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dalam PP No 24 Tahun
2000 tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan
Harga Nominal yg dikenakan Bea Materai
MATERAI
• Dalam Peraturan Perundang-undangan Bea Meterai :
• Bea Meterai dikenakan atas dokumen, yang mana dalam pengenaannya
menggunakan prinsip satu dokumen hanya terutang satu Bea Meterai;
• rangkap/ tindasan (yang ikut ditandatangani) juga terutang Bea Meterai
dengan tarif yang sama dengan aslinya.
• Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud
tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak-pihak
yang berkepentingan.
MATERAI
• Dokumen-dokumen yang dikenakan Bea Meterai adalah
sebagai berikut:
1) Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yg dibuat dgn
tujuan digunakan sbg alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
perdata;
2) akta-akta notaris termasuk salinannya;
3) akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
termasuk rangkap-rangkapnya;
MATERAI
4) surat yang memuat jumlah uang, yaitu :
a) yang menyebutkan penerimaan uang
b) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang
dalam rekening di bank;
c) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;
d) yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;
5) surat berharga seperti wesel, promes, aksep,
6) efek dengan nama dan dalam bentuk apapun,
MATERAI
7) Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian
di muka Pengadilan, yaitu :
a) Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
b) Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan
lain atau digunakan oleh orang lain, selain dari
maksud semula.
To your study, I hope will run
well
God Bless with you
Download