KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

advertisement
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
Batam, Dari Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas
Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
Batam, 14 Maret 2016
“Kita ingin penyelesaian yang tuntas soal Batam. Banyak negara belajar dari Batam, mereka
berhasil tapi Batam malah ketinggalan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution. Pada hari ini, Senin (14/3), pemerintah melakukan sosialisasi
pengembangan kawasan pulau Batam. Adapun langkah yang diambil pemerintah adalah
melakukan transformasi atas Batam, di mana saat ini merupakan Kawasan perdagangan
bebas dan pelabuhan bebas, akan diubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Patut diketahui, Presiden telah menetapkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 8 Tahun
2016 tentang Dewan Kawasan PBPB Batam pada tanggal 29 Feberuari 2016. Dalam
Keppres tersebut, antara lain disebutkan bahwa Pembentukan penetapan Dewan Kawasan
PBPB Batam diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (merangkap anggota)
dengan anggota: Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri
Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Sekretaris Kabinet, Gubernur Kepulauan Riau, Walikota Batam, dan
Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau.
Lahirnya Keppres ini juga sekaligus mencabut Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2013
mengenai pembentukan Dewan Kawasan PBPB Batam. Transformasi atas Batam perlu
dilakukan karena sesungguhnya, permasalahan di Batam telah terakumulasi cukup lama
dan berkepanjangan. “Oleh sebab itu, penyelesaian dengan pola business as usual tidak
Biro Hukum, Persidangan dan Hubungan Masyarakat
E-mail: [email protected]
Twitter: @PerekonomianRI
Website: www.ekon.go.id
akan dapat meningkatkan daya saing Batam sebagai pusat perekonomian yang pernah
unggul di kawasan regional,” ujar Darmin.
Daya saing Batam menurun
Seperti diketahui, secara eksternal, telah terjadi penurunan daya saing di kawasan regional.
Konsep kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ) telah ditinggalkan oleh
negara-negara di kawasan regional Asia Timur dan Asia Tenggara. Seiring dengan
globalisasi dan perkembangan kerjasama antar-negara di kawasan, kecenderungan regional
sekarang adalah mengembangkan SEZ (Special Economic Zone) ataupun, untuk yang lebih
spesifik kepentingan perdagangan, mengembangkan EPZ (Export Processing Zone) atau
Bonded Logistic Center. Negara-negara lain yang dulu pernah belajar dari Batam, saat ini
justru tumbuh lebih baik. Ambil contoh Iskandar Regional Development Authority (IRDA) di
Malaysia, yang didirikan akhir 2006, sudah jauh meninggalkan Batam yang sudah didirikan
sejak lebih dari 40 tahun lalu. Atau, kawasan ekonomi khusus Shenzhen di China yang
menyumbang 75% dari pendapatan wilayah Shenzen sebesar US$ 114,5 miliar dan memiliki
pendapatan per kapita US$ 13,200.
Adapun secara internal, penurunan daya saing disebabkan beberapa hal, mulai dari
dualisme pengelolaan wilayah antara pemerintah kota dan Badan Pengelola (BP) Batam,
dualisme tanggung jawab vertikal BP Batam ke Dewan Kawasan dan Menteri Keuangan,
Ledakan penduduk hingga ke maraknya penyelundupan. Dualisme pengelolaan wilayah ini
menyebabkan Batam tidak kompetitif karena perizinan menjadi lamban, tumpang tindih
pengelolaan tanah, kepastian hukum bagi investor hingga penyediaan infrastruktur yang
belum memenuhi standar internasional.
Sosialisasi pengembangan kawasan pulau Batam yang dilakukan hari ini melingkupi tiga
tahap. Tahap pertama, dari pagi hingga siang hari, pemerintah melakukan sosialisasi
terhadap unsur pemerintah daerah. Tahap kedua, dari siang hingga sore hari, sosialisasi
dengan unsur dunia usaha dan pengelola kawasan. Dan tahap ketiga, pada malam hari,
dilakukan sosialisasi terhadap investor.
Perubahan menjadi KEK batam nantinya akan melalui tahap transisi. Tahap transisi ini, di
antaranya akan mengganti pengurus Badan Pengelola Batam yang lama. Setelah itu,
pengurus yang baru akan melakukan identifikasi aset, pengelolaan kerjasama dengan
investor, perbaikan pembagian tugas dan wewenang dengan Pemkot Batam, serta
Biro Hukum, Persidangan dan Hubungan Masyarakat
E-mail: [email protected]
Twitter: @PerekonomianRI
Website: www.ekon.go.id
melakukan persiapan untuk strategi pengembangan kawasan ke depan. Semua proses
transisi ini diharapkan selesai dalam tempo 3-6 bulan. (ekon)
Perbandingan Fasilitas Perpajakan pada FTZ dan KEK
FTZ
KEK
Fasilitas PPh Badan
a. Investment Allowance
b. Amortisasi dipercepat
c. Pajak Dividen
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama
e. Tax Holiday
Jenis Fasilitas
X
X
X
X
X
√
√
√
√
√
2.
Fasilitas Pembebasan PPh Pasal 22 Impor
√
√
3.
Fasilitas PPN dan PPnBM
a. PPN Impor tidak dipungut
b. PPN tidak dipungut atas pembelian dalam negeri
b. Pembebasan PPN dan/atau PPnBM
c. Penyerahan tidak dipungut kepada penerima fasilitas lainnya
d. Pengembalian PPN kepada orang pribadi pemegang paspor luar
negeri
√
√
√
√
X
√
√
√
√
√
Fasilitas Bea Masuk dan Cukai
a. Penangguhan Bea Masuk
b. Pembebasan Bea Masuk
c. Pembebasan Cukai
d. Keringanan Bea Masuk
X
√
√
√
√
√
1.
4.
16
Biro Hukum, Persidangan dan Hubungan Masyarakat
E-mail: [email protected]
Twitter: @PerekonomianRI
Website: www.ekon.go.id
Download