BPK

advertisement
BAB 3
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam
sistem
ketatanegaraan
Indonesia
yang
memiliki
wewenang
memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.
Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan
DPRD (sesuai dengan kewenangannya). Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945
menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan
Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkan Surat
Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang
pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan, pada tanggal 1 Januari 1947 yang
berkedudukan sementara dikota Magelang. Pada waktu itu Badan Pemeriksa
Keuangan hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai tugasnya,
Badan Pemeriksa Keuangan dengan suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1
telah mengumumkan kepada semua instansi di Wilayah Republik Indonesia
mengenai tugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab tentang
Keuangan Negara, untuk sementara masih menggunakan peraturan perundangundangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas Algemene Rekenkamer
(Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW dan IAR.
Dalam Penetapan Pemerintah No.6/1948 tanggal 6 Nopember 1948 tempat
kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan dipindahkan dari Magelang ke
Yogyakarta. Negara Republik Indonesia yang ibukotanya di Yogyakarta tetap
mempunyai Badan Pemeriksa Keuangan sesuai pasal 23 ayat (5) UUD Tahun
1945; Ketuanya diwakili oleh R. Kasirman yang diangkat berdasarkan SK
27
28
Presiden RI tanggal 31 Januari 1950 No.13/A/1950 terhitung mulai 1 Agustus
1949.
Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat (RIS)
berdasarkan Piagam Konstitusi RIS tanggal 14 Desember 1949, maka dibentuk
Dewan Pengawas Keuangan (berkedudukan di Bogor) yang merupakan salah
satu alat perlengkapan negara RIS, sebagai Ketua diangkat R. Soerasno mulai
tanggal 31 Desember 1949, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta. Dewan Pengawas Keuangan RIS berkantor
di Bogor menempati bekas kantor Algemene Rekenkamer pada masa pemerintah
Netherland Indies Civil Administration (NICA).
Dengan kembalinya bentuk Negara menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas Keuangan RIS
yang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950 digabung dengan Badan
Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950 dan berkedudukan di Bogor
menempati bekas kantor Dewan Pengawas Keuangan RIS. Personalia Dewan
Pengawas Keuangan RIS diambil dari unsur Badan Pemeriksa Keuangan di
Yogyakarta dan dari Algemene Rekenkamer di Bogor.
Pada Tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden RI yang menyatakan
berlakunya kembali UUD Tahun 1945. Dengan demikian Dewan Pengawas
Keuangan berdasarkan UUD 1950 kembali menjadi Badan Pemeriksa Keuangan
berdasarkan Pasal 23 (5) UUD Tahun 1945.
Meskipun Badan Pemeriksa Keuangan berubah-ubah menjadi Dewan
Pengawas Keuangan RIS berdasarkan konstitusi RIS Dewan Pengawas
Keuangan RI (UUDS 1950), kemudian kembali menjadi Badan Pemeriksa
Keuangan berdasarkan UUD Tahun 1945, namun landasan pelaksanaan
kegiatannya masih tetap menggunakan ICW dan IAR.
Dalam amanat-amanat Presiden yaitu Deklarasi Ekonomi dan Ambeg Parama
Arta, dan di dalam Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 serta resolusi MPRS
No.
1/Res/MPRS/1963
telah
dikemukakan
keinginan-keinginan
untuk
menyempurnakan Badan Pemeriksa Keuangan, sehingga dapat menjadi alat
kontrol yang efektif. Untuk mencapai tujuan itu maka pada tanggal 12 Oktober
1963, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang No. 7 Tahun 1963 (LN No. 195 Tahun 1963) yang kemudian diganti
29
dengan Undang-Undang (PERPU) No. 6 Tahun 1964 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan Gaya Baru.
Untuk mengganti PERPU tersebut, dikeluarkanlah UU No. 17 Tahun 1965
yang antara lain menetapkan bahwa Presiden, sebagai Pemimpin Besar Revolusi
pemegang kekuasaan pemeriksaan dan penelitian tertinggi atas penyusunan dan
pengurusan Keuangan Negara. Ketua dan Wakil Ketua BPK RI berkedudukan
masing-masing sebagai Menteri Koordinator dan Menteri. Akhirnya oleh MPRS
dengan Ketetapan No.X/MPRS/1966 Kedudukan BPK RI dikembalikan pada
posisi dan fungsi semula sebagai Lembaga Tinggi Negara. Sehingga UU yang
mendasari tugas BPK RI perlu diubah dan akhirnya baru direalisasikan pada
Tahun 1973 dengan UU No. 5 Tahun 1973 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah
mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan
Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga pemeriksa
eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya TAP MPR
No.VI/MPR/2002 yang antara lain menegaskan kembali kedudukan Badan
Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal
keuangan negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang
independen dan profesional.
Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, ketentuan yang mengatur BPK RI
dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelum amandemen BPK RI
hanya diatur dalam satu ayat (pasal 23 ayat 5) kemudian dalam Perubahan Ketiga
UUD 1945 dikembangkan menjadi satu bab tersendiri (Bab VIII A) dengan tiga
pasal (23E, 23F, dan 23G) dan tujuh ayat. Untuk menunjang tugasnya, BPK RI
didukung dengan seperangkat Undang-Undang di bidang Keuangan Negara,
yaitu;
UU No.17 Tahun 2003 Tentang keuangan Negara
UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
30
Adapun penjelasan logo atau lambang dari BPK adalah :
Gambar 3.1 Lambang BPK RI
Sumber : BPK RI
Penjelasan bentuk lambang :
Bentuk Lambang
Lambang Badan Pemeriksa Keuangan berbentuk bulat dan terdiri dari:
• Garuda Pancasila terletak di tengah-tengah lingkaran cakra;
• Cakra dengan tiga buah mata tombak dan empat puluh tujuh buah lengkunglengkung kecil pada garis lingkaran bagian luar cakra;
• Bunga teratai berkelompok tujuh lembar menopang cakra.
Dalam gelang cakra sebelah bawah (antara garis lingkaran bagian luar dan dalam
cakra) terdapat tulisan "Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia" (SK
No. 03/SK/I.VIII.3/3/1999, tanggal 25 Maret 1999). Dalam gelang Cakra
sebelah
atas
terdapat
tulisan
Nama
Lambang
"TRI
DHARMA
ARTHASANTOSHA".
Makna Lambang
Makna dari bagian-bagian lambang :
• Garuda Pancasila berarti bahwa Badan Pemeriksa Keuangan sebagai
Lembaga Tinggi Negara menjunjung tinggi Pancasila sebagai satu-satunya
azas Negara Republik Indonesia serta berkewajiban melestarikan Pancasila
dan UUD 1945.
• Motif Cakra melambangkan senjata yang dimiliki Batara Wisnu yang
berfungsi sebagai senjata untuk menjaga ketentraman dunia dari angkara
murka. Cakra merupakan bentuk utama Lambang Badan Pemeriksa
Keuangan adalah sebagai alat Bangsa Indonesia untuk menjaga agar
31
pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah selalu tertib,
berdaya guna dan berhasil guna.
• Tiga buah mata tombak melambangkan bahwa ruang lingkup Badan
Pemeriksa Keuangan meliputi :
(1)
Pemeriksaan atas penguasaan dan pengurusan keuangan serta ketaatan
terhadap peraturan dan perundangan.
(2)
Pemeriksaan atas daya guna (efisiensi dan kehematan) ekonomi.
(3)
Pemeriksaan atas hasil program (efektivitas).
• Empat puluh tujuh buah lengkung-lengkung kecil pada sisi bagian luar Cakra
melambangkan tahun kelahiran Badan Pemeriksa Keuangan yaitu tahun
1947.
• Bunga teratai berkelopak tujuh lembar yang menompang Cakra merupakan
"Padmasana" yang berarti tahta bunga teratai melambangkan kesuburan lahir
batin.
• Makna Cakra ditopang oleh bunga teratai tersebut ialah Badan Pemeriksa
Keuangan
sebagai
Lembaga
Tinggi
Negara
melaksanakan
tugas
konstitusionalnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
Lembaga-lembaga Tinggi lainnya, sehingga memberikan jaminan terhadap
independensi dalam setiap kegiatan.
• Tujuh lembar kelopak bunga teratai juga melambangkan bahwa Badan
Pemeriksa Keuangan dalam melakukan tugasnya senantiasa berlandaskan
pada kode etik Sapta Prasetya Jati dan Ikrar Pemeriksa yang masing-masing
berjumlah tujuh butir.
Warna Lambang
Garuda Pancasila dan Cakra berwarna kuning emas, mempunyai makna
keluhuran dan keagungan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai Lembaga Tinggi
Negara, sedangkan warna putih pada kelopak bunga teratai mempunyai makna
kesucian, kebersihan, dan kejujuran.
3.2 Visi, Misi, Nilai-nilai, Tujuan strategis, dan Rencana strategis
3.2.1 Misi BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong
terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan.
32
3.2.2 Visi BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
2. Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara; dan
3. Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk
penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara sesuai
dengan SK BPK RI.
3.2.3 Nilai-nilai BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
Dalam melaksanakan misinya BPK menjaga nilai-nilai dasar sebagai
berikut:
I.
Independen
Kami
menjunjung
tinggi
independensi,
baik
secara
kelembagaan, organisasi, maupun individu. Dalam semua hal
yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, kami bebas
dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi,
ekstern, dan/atau organisasi yang dapat mempengaruhi
independensi.
II.
Integritas
Kami membangun nilai integritas dengan bersikap jujur,
obyektif, dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan
keputusan.
III.
Profesionalisme
Kami membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta
berpedoman kepada standar yang berlaku.
3.2.4 Tujuan strategis BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
Melalui pelaksanaan misinya, BPK berupaya untuk mencapai tujuantujuan strategis sebagai berikut:
I.
Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis,
efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
33
II.
Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan
laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan
kebutuhan pemangku kepentingan; dan
III.
Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK.
3.2.5 Rencana Strategis
Arah pengembangan lima tahun kedepan:
Keuangan negara merupakan salah satu unsur pokok
dalam
penyelenggaraan negara demi mewujudkan tujuan bernegara untuk
mencapai masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Agar
pengelolaan keuangan negara dilakukan secara transparan dan
akuntabel untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dibutuhkan satu
lembaga pemeriksa yang bebas, mandiri dan profesional. Arah
pengembangan BPK lima tahun ke depan dititikberatkan pada
peningkatan peran BPK dalam mewujudkan pengelolaan keuangan
negara yang transparan dan akuntabel yang mendukung tercapainya
tujuan bernegara. Peningkatan peran BPK tersebut sesuai dengan The
Accountability Organization Maturity Model yang diformulasikan
dalam fungsi-fungsi sebagai berikut:
Gambar 3.2 The Accountability Organization Maturity Model dikembangkan
oleh US Goverment Accountability Office (GAO)
Sumber : BPK RI
34
Sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini, BPK akan tetap melakukan
pemeriksaan dengan tujuan untuk menemukan dan mencegah penyalahgunaan
dan penyelewengan keuangan negara dengan memberikan perhatian secara
proporsional pada peningkatan transparasi, akuntabilitas, efisiensi dan
efektifitas pengelolaan keuangan negara. Selain itu, BPK berupaya untuk dapat
memberikan penilaian dan pendapat atas pelaksanaan kebijakan pemerintah.
BPK melaksakan fungsi-fungsi tersebut dengan berlandaskan pada peningkatan
kualitas pemeriksaan BPK secara berkelanjutan dan nilai-nilai dasar BPK yang
terdiri dari integritas, independensi, dan profesionalisme.
Tujuan Strategis:
Melalui pelaksanaan misinya, BPK berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan
strategis sebagai berikut:
1. Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat
pada
peraturan
perundang-undangan,
ekonomis,
efisien,
efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
2. Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan
hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan
pemangku kepentingan; dan
3. Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK.
35
3.3 Struktur Organisasi
3.3.1 Struktur Organisasi BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
Gambar 3.3 Struktur Organisasi BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI
Sumber : BPK RI
36
Gambar 3.4 Lanjutan Struktur Organisasi BPK RI
Sumber : BPK RI
37
3.3.2 Gambaran Umum Biro TI Badan Pemeriksa Keuangan RI
Kedudukan Biro Teknologi Informasi adalah untuk pengelolaan dan
Pelayanan TI di BPK sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan Sekretaris
Jenderal Nomor 52/SK/VIII-VIII.3/3/2002 tentang Tata Kelola Pengelolaan
dan Pelayanan Teknologi Informasi di Lingkungan BPK-RI. Selain itu, pada
saat ini struktur pengelolaan TI dipusatkan pada Biro TI dan sudah ditetapkan
melalui Putusan Sidang BPK tanggal 5 Juni 2007 dan Keputusan BPK Nomor
39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK RI.
Biro TI adalah unsur pelaksana bagian tugas dari fungsi Sekretariat Jenderal,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal
(Sekjen). Biro TI dipimpin oleh seorang Kepala Biro.
Tugas Pokok dan Fungsi Biro Teknologi Informasi (TI)
Tugas Biro TI sesuai dengan Keputusan BPK Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia adalah melaksanakan pengelolaan sistem dan TI di
lingkungan BPK. Sedangkan untuk melaksanakan tugasnya, Biro TI
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan dan pengeveluasian rencana aksi Biro TI dengan
mengidentifikasi Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan RIR
BPK.
b. Perumusan rencana kegiatan Biro TI berdasarkan rencana aksi, serta
tugas dan fungsi Biro TI
c. Penyiapan perumusan kebiakan di bidang sistem dan TI
d. Pelaksanaan kebijakan sistem dan TI di bidang pengembangan sistem
aplikasi komputer, serta pengelolaan infrastruktur dan dukungan TI
e. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Sekretasris Jenderal
f. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Sekretaris Jenderal
3.3.2.1 Visi Biro TI Badan Pemeriksa Keuangan RI
Mendukung BPK menjadi lembaga pemeriksa keuangan
Negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar
untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola
keuangan Negara yang akuntabel dan transparan melalui pemanfaatan
TI.
38
3.3.2.2 Misi Biro TI Badan Pemeriksa Keuangan RI
1. Menyediakan sarana dan prasarana TI untuk mendukung
kegiatan pemeriksaan maupun kegiatan penunjang
pemeriksaan; dan
2.
Menyediakan tata kelola TI untuk mendukung kegiatan
pemeriksaan maupun kegiatan penunjang pemeriksaan
3.3.2.3 Nilai dasar Biro TI Badan Pemeriksa Keuangan RI
Untuk mencapai visi dan misi BPK, Biro TI mendukung
sumber dayanya untuk:
1.
Menjunjung
tinggi
indepedensi,
baik
secara
kelembagaan, organisasi maupun individu;
2.
Membangun nilai integritas dengan bersikap jujur,
objektif, dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan
keputusan; dan
3.
Membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta
berpedoman kepada standar yang berlaku.
1.3.2.4 Tujuan Strategis Biro TI Badan Pemeriksa Keuangan RI
Untuk mendorong perwujudan visi dan misi, Biro TI
menetapkan Tujuan Strategis yang akan dicapai, yaitu:
1.
Mewujudkan sistem informasi BPK yang terpadu, aman,
dan
andal
da;am
rangka
mendukung
kegiatan
pemeriksaan maupun kegiatan penunjang pemeriksaan;
2.
Mewujudkan tata kelola TI BPK yang komprehensif dan
efektif;dan
3.
Mewujudkan efektivitas pengelolaan sumber daya Biro
TI dalam mendukung tata kelola organisasi yang baik.
39
3.3.3 Struktur Organisasi Biro Teknologi
PEMERIKSA KEUANGAN (BPK RI)
Informasi
BADAN
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Biro Teknologi Informasi BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN RI (BPK)
Sumber : BPK RI
40
3.3.4 Deskripsi Jabatan Biro TI
1. Sekretaris Jenderal
Merumuskan
,
kesekretariatan
mengarahkan,
jenderal
di
dan
BPK
mengevaluasi
yang
meliputi
kegiatan
kegiatan
kesekretariatan pimpinan, hubungan masyarakat dan luar negeri,
sumber daya ,manusia, berdasarkan kebijakan, standar, sistem, dan
prosedur yang berlaku, guna memastikan kegiatan tersebut
berlangsung efektif dan efisien, serta menunjang efektivitas tugas
dan fungsi BPK sebagai lembaga pemeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang bebas dan mandiri.
2. Kepala Biro Teknologi Informasi
Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pengelolaan sistem dan
teknologi informasi di lingkungan BPK yang meliputi kegiatan
pengembangan,
implementasim
dan
dukungan/layanan
bagi
pengguna sistem dan teknologi informasi, sesuai dengan rencana
strategis BPK dan peraturan yang berlaku, guna memastikan
kegiatan pemeriksaan, dan kegiatan penunjang dan pendukung dapat
berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.
3. Kepala Bagian Pengembangan Aplikasi Komputer
Memantau dan mengarahkan kegiatan pengembangan aplikasi
komputer yang meliputi proses analisa, perancangan, pemrograman,
pengujian, instalasi, pembuatan panduan, implementasi, dan proses
pemutakhiran aplikasi komputer, sesuai dengan rencana strategis
BPK, guna memastikan pengembangan apikasi komputer telah
sesuai kebutuhan pengguna (termasuk stakeholder BPK) sehingga
dapat mendukung kegiatan di BPK dengan efektif, efisien dan
ekonomis.
4. Kepala Subbagian Perancangan Aplikasi Komputer
Menyusun perancangan pengembangan aplikasi Teknologi Informasi
(TI), menganalisa kebutuhan akan sistem dan teknologi informasi
dengan
akurat,
dan
mengoordinasikan
perancangan
aplikasi
komputer yang sesuai dengan hasil perancangan dan analisa guna
memudahkan proses pengembangan aplikasi komputer yang
terintegrasi dan sesuai kebutuhan pengguna.
41
5. Kepala Subbagian Pemrograman Aplikasi Komputer
Mengoordinasikan dan memantau proses pemrograman dan
pengujian untuk mewujudkan konsep rancangan menjadi aplikasi
Teknologi Informasi (TI) yang siap digunakan, serta instalasi
aplikasi tersebut dan pembuatan panduan yang mudah digunakan
sesuai kebutuhan pengguna guna mendukung pengguna aplikasi
komputer yang efektif, efisien, dan ramah pengguna (user friendly).
6. Kepala Bagian Operasional dan Dukungan Teknologi Informasi
Memantau dan mengarahkan kegiatan operasional dan dukungan
bagi pengguna teknologi informasi yang meliputi pengelolaan
infrastruktur, pemberian dukungan bagi pengguna Teknologi
Informasi (TI), dan pemeliharaan perangkat TI, sesuai dengan
rencana strategis BPK, perkembangan teknologi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan efektivitas
pelaksanaannya di dalam lingkungan BPK, guna memastikan TI di
lingkungan BPK dapat digunakan setiap saat dan pengguna
teknologi tersebut dapat bekerja dengan optimal.
7. Uraian Jabatan Kepala Subbagian Operasional TI
Mengordinasikan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur
(jaringan dan komunikasi data) di BPK termasuk sistem
pengamanan
yang
diterapkan
pada
infrastruktur
tersebut
berdasarkan standar, sistem, dan prosedur yang berlaku, sehingga
infrastruktur TI dapat digunakan secara optimal, efektif dan efisien.
8. Uraian Jabatan Kepala Subbagian Dukungan TI
Mengordinasikan dan/atau memberikan bantuan bagi pengguna
yang meliputi: Penyelesaian masalah/trouble shooting terkait
penggunaan perangkat TI, proses pembelajaran/user education,
pemeliharaan dan dukungan sumber daya TI untuk mendukung
kelancaran kegiatan satuan kerja, berdasarkan standar, peraturan
yang berlaku, sehingga setiap pengguna memperoleh bantuan yang
dibutuhkan secara tepat waktu dan akurat.
9. Uraian Jabatan Kepala Subbagian Pemeliharaan Perangkat TI
Mengoordinasikan
pemeliharaan
seluruh
perangkat
keras
Teknologi Informasi (TI) di BPK, dan pengelolaan bengkel
42
perbaikan perangkat keras TI serta memastikan seluruh masalah
teknis perangkat keras TI telah diatasi secara efektif, berdasarkan
standar, sistem, dan prosedur yang berlaku, sehingga seluruh
perangkat tersebut dapat beroperasi dengan baik dan menunjang
kegiatan operasional di BPK.
43
3.4 Proses Sistem Berjalan
3.4.1. Dekomposisi Proses Manajemen Teknologi dan Informasi ke dalam subproses/tahapan
Gambar 3.6 Dekomposisi proses manajemen teknologi dan informasi ke dalam subproses/tahapan
Sumber : BPK RI
44
3.4.2 Penjelasan Proses Bisnis Biro TI
Manajemen Teknologi Informasi adalah proses yang memiliki
tujuan untuk melakukan pengelolaan seluruh proses terkait dengan
perkembangan
Teknologi
perkembangan
teknologi
Informasi.
informasi
Proses
yang
yang
dimaksud
terkait
adalah
dengan
proses
pemeriksaan dan proses penunjang. Dalam proses ini yang bertanggung
jawab adalah Biro TI. Proses bisnis menejemen teknologi informasi
memiliki beberapa sub proses yaitu Perumusan Rencana Strategis (Renstra)
Teknologi Informasi (TI), Perumusan Rencana Tahunan, Pengelolaan
Aplikasi TI, Pengelolaan Hardware TI, Pengelolaan Aset Informasi,
Penatausahaan Aset TI, dan Evaluasi. Proses perumusan rencana strategis TI
meliputi analisa kebutuhan, penyusunan renstra TI, dan pengesahan renstra
TI. Setelah melakukan perumusan renstra TI maka dilakukan proses
perumusan rencana tahunan TI, pada proses ini dilakukan gap analysis,
perumusan pragnosa dan anggran biaya, dan pengesahan progosa dan RKSP
yang dilakukan oleh Dit.PSMK dan Biro Keuangan.
Setelah perumusan rencana tahunan TI maka dilakukan pengolahan
aplikasi TI, mulai dari perencanaan pengembangan aplikasi TI, pelaksanaan
pengembangan aplikasi dengan inhouse atau dengan outsource, selanjutnya
disosialisasikan, di distribusikan, dan diimplementasikan, serta proses
pemeliharaan aplikasi TI.
Setelah proses pengolahan aplikasi TI maka dilakukan pengelolaan
hardware TI, proses yang dilakukan di dalamnya adalah proses pengadaan,
pendistribusian, dan pemeliharaan hardware TI. Proses selanjutnya setelah
melakukan proses pengelolahan hardware TI dilakukan proses pengelolaan
aset informasi. Pada proses ini dilakukan retensi, backup, recovery,
pemusnahan,
dan
pengamanan.Proses
selanjutnya
adalah
proses
penatausahaan aset TI, proses yang dilakukan adalah proses inventarisasi
dan pencatatan mutasi aset TI, dan penyusunan laporan aset TI. Proses
terakhir yang dilakukan adalah proses evaluasi yang didalamnya terdapat
proses perumusan laporan evaluasi dan pengesahan laporan evaluasi.
45
3.4.3 Fokus Proses Bisnis
Gambar 3.7 Fokus Proses Bisnis
Sumber : BPK RI
Berikut penjelasan fokus proses bisnis dari gambar diatas, proses
pengadaan aset TI untuk seluruh Badan Pemeriksa Keuangan RI dikelola oleh
Biro TI. Untuk pengadaan aset TI mengenai aplikasi software, proses nya
adalah user datang atau melalui email ke Bagian Perancangan Aplikasi TI
dan memberikan informasi mengenai spesifikasi aplikasi apa yang
dibutuhkan. Bagian Perancangan Aplikasi TI menganalisa kompleksitas
aplikasi dan resources program hasil dari catatan permintaan yang diminta,
serta memutuskan permintaan aplikasi tersebut dibuat secara inhouse atau
outsource. Jika pengadaan aplikasi dilakukan secara inhouse, maka laporan
hasil analisa tersebut diberikan kepada Bag.Pengembangan Aplikasi Inhouse
dan untuk pengadaan aplikasi yang dilakukan secara outsource, maka laporan
hasil analisis tersebut diserahkan kepada Bag.Pengembangan Aplikasi
46
Outsource. Dokumen permintaan penawaran (PP), kontrak dan catatan
permintaan user diserahkan dari Bag.Pengembangan Aplikasi Outsource ke
Vendor yang dipilih berdasarkan Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012. Jika
aplikasi sudah selesai, maka pihak Vendor memberikan kode program, user
guide, SLA After Sales Service, Berita Acara Serah Terima (BAST) dan juga
aplikasi kepada bagian Bagian Pengembangan Aplikasi Outsource. BAST
yang sudah diterima, harus diserahkan ke Biro Keuangan untuk
mengeluarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) agar bisa melakukan pembayaran kepada pihak vendor. Semua
jenis aplikasi yang sudah dibuat melalui pengadaan inhouse maupun
outsource harus diserahkan ke Bag. Penatausahaan TI untuk dicatat untuk
aset TI nya dan aplikasi dan Berita Acara Serah Terima (BAST) tersebut di
distribusikan dan di sosialisasikan ke user yang meminta atau satuan kerja
yang meminta tersebut. Semua aplikasi software yang ada dalam Badan
Pemeriksa
Keuangan
RI
akan
dilakukan
pemeliharaan
nya
oleh
Bag.Pemeliharaan.
Pengadaan aset TI yang berupa barang atau hardware juga dikelola
oleh Biro TI. Untuk pengadaan nya Biro TI membuat Tim Pengadaan yang
terdiri dari bagian operasional TI dan bagian dukungan TI. Rencana Kerja
Setjen dan Penunjang (RKSP) adalah awal dari tim pengadaan untuk
menjalanka tugas nya yaitu mengadakan aset TI. Tim pengadaan memberikan
dokumen penerimaan penawaran, kontrak dan pembayaran ke pihak eksternal
yang sudah ditentukan dengan mengacu kepada peraturan pemerintah No.70
Tahun 2012. Setelah pihak eksternal memenuhi barang atau hardware yang
diminta,maka pihak eksternal akan memberikan hardware nya dan berita
acara serah terima (BAST) sebanyak dua rangkap. Untuk rangkap pertama
akan diberikan kepada Biro Keuangan untuk dikeluarkan surat perintah
membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang berguna
untuk melakukan pembayaran kepada pihak eksternal. Rangkap BAST kedua
dan kontrak akan diberikan kepada bag.penatausahaan TI untuk dicatat ke
dalam aset TI. Hardware dan BASTyang baru akan di distribusikan dan
disosialisasikan kepada satuan kerja lainnya. Semua jenis aset TI akan
dilakukan pemeliharaan nya oleh Bag, Pemeliharaan.
47
3.4.3.1 Rich Picture Proses Pengadaan Aset TI (Aplikasi Software)
Gambar 3.8 Rich Picture proses pengadaan aset TI (Aplikasi Software)
48
3.4.3.2 Rich Picture Proses Pengadaan Aset TI (Hardware)
2. Memenuhi barang
yang diminta
1. Memberikan dokumen PP,
kontrak, pembayaran
PP, kontrak, pembayaran
RKSP
Hardware TI
Tim Pengadaan
Pihak Eksternal
3. Menyerahkan BAST dan Hardware TI
4. Menyerahkan BAST
3. Menyerahkan BAST dan Hardware TI
4.1 Mengeluarkann SPM dan SP2D
Biro Keuangan
BAST rangkap 1
BAST 2 rangkap
6. Mendistribusikan dan
mensosialisasikan kepada satuan kerja
Tim Pengadaan
5. Menyerahkan BAST
6. Mendistribusikan dan
mensosialisasikan kepada satuan kerja
SPM dan SP2D
5.1 Mencatat Aset TI
4.2 Menerima SPM dan SP2D
BAST
Bag. Penatausahaan TI
BAST dan Kontrak
Rangkap ke 2
7. Melakukan Pemeliharaan
Hardware TI
Tim Pengadaan
4.3 Melakukan Pembayaran
ke Pihak Eksternal
Bag.Pemeliharaan
Satuan Kerja
4.4 Menerima
Pembayaran
SPM dan SP2D
Pihak Eksternal
Gambar 3.9 Rich Picture Proses Pengadaan Aset TI (Hardware)
3.5 Uraian Aplikasi yang digunakan
3.5.1 Software
Operating System yang digunakan bermacam-macam. Di sisi desktop
user ada windows mulai dari versi windows XP, Vista, 7, 8 dan ada juga yang
menggunakan Macintosh. Di sisi server ada windows mulai dari versi 2000,
2003, 2008, dan 2012. Ada sebagian environment yang menggunakan sistem
operasi Linux dan khusus untuk Oracle DB menggunakan sistem operasi
solaris.
Database management system yang digunakan oleh BPK ada 3 macam
yaitu MS SQL Server, Oracle Database, dan MySQL. Untuk versi masingmasing DBMS ada beberapa macam, hal ini dikarenakan oleh kompabilitas
dengan sistem aplikasi yang berjalan. Misalnya MS SQL Server 2000 untuk
database pegawai (production dan development), versi 2005/2008 untuk
49
development dan versi 2008/2012 untuk production. Sedangkan Oracle DB
menggunakan versi 11g R2 dan MySQL menggunakan versi 5.
3.5.2 Hardware
Secara umum spesifikasi hardware yang digunakan oleh BPK adalah
yang mendukung sistem operasi windows 7. Jumlah hardware di Biro TI
bervariasi, tetapi umumnya setiap personil memiliki 1 dekstop PC dan 1
Laptop.
Sehingga
jumlah
minimal
hardware
yang
ada di Biro TI adalah 116 unit.
3.5.3 Aplikasi
Berikut ini adalah daftar aplikasi yang digunakan di lingkungan BPK RI
Tabel 3.1 Aplikasi BPK RI
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Nama Aplikasi
Portal E-Audit
SMP
DEP
PIP
Absensi
SISDM
Persuratan
Remunerasi
SPPD
LKKL
SI-RKSP
Database Media
SIKAD
SIK
SISKA
SIMPLI
JDIH
SIMAK
SiPuspa
MAKIN
SIPAKUM
DB-KAP
SIAP-LPKD
SINTAG
SISDIKLAT
e-Konseling
Gaji
Tugas Belajar
Portal BPK RI
Pengguna
Satker Teknis
Multi Satker
Satker Teknis
Pegawai
Pegawai
Biro SDM
Multi Satker
Multi Satker
Multi Satker
Satker Teknis
Multi Satker
Biro Humas
Satker Teknis
Multi Satker
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Multi Satker
Pegawai
Satker Teknis
Bimbangkum
Direktorat EPP
Satker Teknis
Biro Keuangan
Multi Satker
Multi Satker
Biro Keuangan
Multi Satker
Multi Satker
50
3.5.3.1 SISKA (Sentra Informasi Satuan Kerja | siska.bpk.go.id)
Merupakan aplikasi internal dan hanya dapat diakses di
internal kantor saja. Portal SISKA menyajikan informasi umum di
masing-masing satuan kerja seperti SK mutasi, Peraturan Sekjen, dan
pengumuman. Portal SISKA dapat diakses oleh seluruh pejabat,
pimpinan dan staf BPK.
Gambar 3.10 Aplikasi SISKA (Sentra Informasi Satuan Kerja)
Sumber : Biro TI BPK RI
3.5.3.2 SMP (Sistem Manajemen Pemeriksaan | smp.bpk.go.id)
Merupakan aplikasi internal dan hanya dapat diakses di
internal kantor saja. Portal SMP menyajikan informasi mengenai
seluruh proses pemeriksaan di lingkungan BPK-RI yang dimulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, tindak lanjut dan evaluasi
hasil pemeriksaan. Portal SMP hanya dapat diakses oleh pejabat
eselon IV dan staf yang ditunjuk sebagai inputter.
51
Gambar 3.11 Aplikasi SMP (Sistem Manajemen Pemeriksaan)
Sumber : Biro TI BPK RI
3.5.3.3 MAKIN (Manajemen Kerja Individu | makin.bpk.go.id)
Merupakan aplikasi internal dan hanya dapat diakses di
internal kantor saja. Portal MAKIN digunakan dalam pengelolaan
informasi kinerja masing-masing pejabat, pimpinan, dan staf BPK.
Portal MAKIN digunakan dalam penilaian auditor pasca proses
pemeriksaan.
Gambar 3.12 Aplikasi MAKIN (Manajemen Kinerja Individu)
Sumber : Biro TI BPK RI
52
3.5.3.4 Webmail (webmail.bpk.go.id)
Merupakan aplikasi yang dapat diakses baik dari internal
maupun dari luar kantor. Portal webmail merupakan aplikasi email
berbasis web yang digunakan oleh seluruh pejabat, pimpinan, dan staf
BPK RI.
Gambar 3.13 Aplikasi Webmail BPK RI
Sumber : Biro TI BPK RI
3.5.3.5 SISDM (Sistem Informasi Sumber Daya Manusia |
sisdm.bpk.go.id)
Merupakan aplikasi yang dapat diakses baik dari internal
maupun dari luar kantor. Portal SISDM merupakan aplikasi
pengelolaan data seluruh pejabat, pimpinan, staf BPK RI
Gambar 3.14 Aplikasi SISDM (Sistem Informasi Sumber Daya Manusia)
Sumber : BIRO TI BPK RI
3.5.4 Topologi
Topologi yang digunakan oleh BPK RI adalah topologi star, tetapi untuk
gambar topologi nya tidak bisa ditampilkan dalam skripsi ini dikarenakan itu adalah
dokumen rahasia.
53
Download