Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS Mei W, Ary Nurmalasari, Mina Rahmawati A Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis ABSTRACT Pulmonary Tuberculosis disease is a chronic infectious disease that attacks the various organs of the lungs caused by Mycobacterium tuberculosis. Tackling tuberculosis with Medication Anti Tuberkulosis (OAT) which consists of INH, rifampin, pirazinamid, and ethambutol with the directly observed treatment shortcurse (DOTS) method. The use of new drugs such as antibiotics can cause changes in body metabolism, and the presence of chronic disease causes a person becomes more susceptible to systemic yeast infection. The broad spectrum antibiotic use in the long term will be more vulnerable to infectious diseases due to vitamin deficiencies resulting from the death of the beneficial bacteria that produce vitamin B12 and vitamin K by the antibiotics consumed. The most common causes of systemic mycosis are Candida sp and Aspergillus sp. This study aims to know the description of the examination of Candida sp and Aspergillus sp fungus systemic pulmonary mycosis causes on Pulmonary Tuberculosis patients with the end-stage treatment in the sixth month. This study is descriptive. The samples used were sputum of pulmonary tuberculosis patients who underwent the end-stage treatment in the sixth month as many as 30 people. Samples were examined at the Parasitology laboratory of STIKes Muhammadiyah Ciamis.The result of the research on sputum of pulmonary tuberculosis patients who undergo the end-stage treatment in the sixth month in RSUD Ciamis with breeding method obtained positive result that 16 of 30 people (53,4%) were infected by Candida sp, 9 of 30 people (30%) by Aspergillus sp, and 5 of 30 people (16.6%) were infected by both. Keywoard : Pulmonary tuberculosis, Candida sp,Aspergillus sp,systemic pulmonary mycosis. INTISARI Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi kronis yang menyerang berbagai organ paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penanggulangan tuberkulosis menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang terdiri dari INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol dengan metode directly observed treatment shortcurse (DOTS). Penggunaan obatobatan baru seperti antibiotik dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh, dan adanya penyakit kronis menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap infeksi jamur sistemik.Penggunaan antibiotik spektrum luas dalam jangka panjang akan lebih rentan terkena penyakit infeksi, karena kekurangan vitamin akibat dari terbunuhnya bakteri menguntungkan yang memproduksi vitamin B12 dan vitamin K oleh antibiotik yang dikonsumsi. Jamur penyebab mikosis sistemik terbanyak adalah Candida sp dan Aspergillus sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemeriksaan jamur Candida sp dan Aspergillus sp penyebab mikosis sistemik paru pada pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) dengan pengobatan tahap akhir bulan keenam. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel yang digunakan yaitu sputum dari pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan tahap akhir bulan keenam sebanyak 30 orang. Sampel diperiksa di Laboratorium parasitologi STIKes Muhammadiyah Ciamis. Hasil penelitian pada sputum pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan tahap akhir bulan keenam di RSUD Ciamis dengan metode pembiakan didapatkan hasil positif yang terinfeksi jamur Candida sp 16 dari 30 orang (53,4%), Aspergillus sp 9 dari 30 orang (30%), dan yang terinfeksi keduanya 5 dari 30 orang (16,6%). Kata kunci : Tuberculosis paru,Candida sp,Aspergillus sp,Mikosis sistemik paru. Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS Pendahuluan Penggunaan antibiotik spektrum Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi kronis yang menyerang berbagai organ paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. WHO menyatakan 22 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 50%nya berasal dari negara-negara Afrika dan luas dalam jangka panjang akan lebih rentan terkena penyakit infeksi, karena kekurangan vitamin akibat dari terbunuhnya bakteri menguntungkan yang memproduksi vitamin B12 dan vitamin K oleh antibiotik yang dikonsumsi (Misnadiarly, 2014). Asia serta Amerika. Hampir semua negara Infeksi jamur pada paru ditemui sebagai ASEAN masuk kedalam kategori 22 infeksi nosokomial. Kejadian diakibatkan negara tersebut kecuali Singapura dan meningkatnya penggunaan obat antibiotik Malaysia. Dari seluruh kasus di dunia, spektrum luas, penggunaan obat steroid India menyumbang 30%, China 15%, dan serta penggunaan obat sitostatik maupun Indonesia 10% (Widoyono, 2011). radio terapi, pasien immunocompromise Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan China dengan jumlah pasien 10% dari total jumlah pasien TB di dunia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). (Darmanto, 2009). Di Indonesia belum banyak dokter yang tertarik mempelajari jamur, sebagai penyebab penyakit paru, pemeriksaan jamur tidak pernah diminta sehingga banyak laboratorium yang belum menyediakan fasilitas pemeriksaan jamur. Agar bidang pemeriksaan jamur Penanggulangan TB menggunakan bekembang dengan baik, pengetahuan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang terdiri tentang keadaan pasien perlu dimiliki oleh dari INH, rifampisin, pirazinamid, dan ahli etambutol dokternya harus mengetahui tentang jamur dengan metode directly observed treatment shortcurse (DOTS). Penggunaan obat-obatan baru seperti mikrobiologi klinik, sedangkan penyebab penyakit (Darmanto, 2009). Faktor predisposisi lain dari antibiotik dapat menyebabkan perubahan meningkatnya infeksi jamur antara lain metabolisme tubuh, dan adanya penyakit penyakit kronik yang berat termasuk kronis lebih penyakit keganasan dan meningkatnya rentan terhadap infeksi jamur sistemik penyakit immunocompromise seperti AIDS menyebabkan seseorang (Widoyono, 2011; Irianto, 2013). Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Tanjung & Keliat, 2007). menyatakan Kebanyakan jamur patogen pada manusia, merupakan Sebagaimana saprofit di bahwa ayat : Al-Qur’an “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh lingkungan. Menyebabkan infeksi bila bagi spora di udara, bebas terhirup masuk paru dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi atau sinus atau bila hifa spora masuk orang-orang yang beriman” (QS Yunus : melalui kulit atau kornea (Nasronudin, 57) 2011). Berdasarkan ayat yang dijelaskan diatas Faktor (yang berada) mempengaruhi bahwa ada penyakit di dalam dada yang seseorang lebih rentan terhadap infeksi salah satu organnya adalah paru-paru. oleh Paru-paru merupakan organ yang diserang jamur yang penyakit-penyakit sistemik adalah adanya penyakit kronis yang melemahkan seperti pada kanker, diabetes, leukimia, dan TBC. merupakan penyakit infeksi kronik. Untuk Penggunaan obat obatan baru seperti menyembuhkan pasien TB paru digunakan antibiotik dan hormon, yang menyebabkan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). perubahan metabolisme tubuh. Luka yang Menurut penelitian di India pada tahun disebabkan vitamin, 2002 sampai 2003 dengan kultur sputum iradiasi, paru, atau faktor faktor lain yang pasien yang positif tuberkulosis paru dapat memungkinkan masuknya jamur ke kronik dan telah mendapatkan pengobatan, jaringan dalam (Irianto, 2013). didapatkan bahwa dari 500 pasien yang oleh kekurangan Infeksi jamur sistemik bagian dari penyakit TB Paru. TB Paru dijumpai 200 pasien yang menderita infeksi pada leukimia, tumor padat, dan infeksi jamur (Thristy & Siregar, 2016). transplantasi organ. Infeksi umumnya Penelitian terhadap bilasan bronkus pada akibat paparan dari sumber lingkungan dan bekas penderita tuberkulosis paru di RS aktivasi flora jamur akibat penyakit yang Haji Adam Malik Medan didapatkan 11 menyertai maupun akibat dari intervensi dari 40 orang kultur jamur positif dan 29 diagnostik dan terapi (Nasronudin, 2011). tidak ditemukan kultur jamur positif Perlu diperhatikan bahwa jamur yang menyebabkan mikosis sistemik sangat berbahaya karena gejalanya mirip dengan tuberkulosis atau penyakit lain (Irianto, 2013). (Thristy & Siregar,2016). Penyakit infeksi jamur sistemik paru yang umumnya didapati dengan defisiensi diantaranya sistem pertahanan tubuh, Histoplasmosis, Kriptokokosis, Aspergillosis, Kandidosis, Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS Mukormikosis, dan Nekardosis (Tanjung Short-course) sampai dengan bulan juni & Keliat, 2007). 2016 ada 201 orang. Sedangkan yang Kolonisasi Aspergillus sp disebabkan oleh rongga yang telah ada sebelumya akibat misalnya dari penyakit TBC, lain sedang mengalami pengobatan di RSUD Ciamis yaitu sebanyak 177 orang (Laporan tahunan RSUD Ciamis, 2016). sarkoidosis, Dari latar belakang tersebut maka histoplasmosis. Di Indonesia kolonisasi peneliti akan Aspergillus sp ini berhubungan dengan jamur pada pasien tuberkulosis paru kavitas yang disebabkan oleh TBC (Staff dengan pengobatan tahap akhir bulan pengajar FKUI, 2008). keenam. Proporsi Indonesia pasien TB mengalami paru di 2003 dari 7% menjadi 13%. Indikator ini cenderung menurun dari tahun 2003 sampai tahun 2014. Pada tahun 2015 indikator ini kembali meningkat menjadi 14%. Angka notifikasi kasus BTA positif maupun kasus yang menunjukan pola yang tidak jauh berbeda, dari 138 per 100.000 penduduk pada tahun 2012 menjadi 125 pemeriksaan Metode Penelitian peningkatan signifikan dari tahun 1999 sampai dengan melakukan Penelitian metode penelitian penelitian yang menggambarkan ini menggunakan deskriptif yaitu dilakukan untuk keberadaan jamur Candida sp dan Aspergillus sp penyebab mikosis sistemik paru pada penderita tuberkulosis yang mengalami pengobatan tahap akhir bulan keenam di RSUD Kabupaten Ciamis. per 100.000 penduduk pada tahun 2015. Populasi pada penelitian ini adalah Jawa barat memiliki peringkat ke 11 dalam semua pasien tuberkulosis paru yang penemuan kasus TB dengan nilai CNR sedang menjalani pengobatan di RSUD 131 (Info datin, 2016). Ciamis periode bulan Januari – November Kasus Tuberkulosis paru di Kabupaten Ciamis menurut data yang diperoleh dari rekam medis RSUD Ciamis banyaknya pasien TBC yang dirawat inap sampai dengan juni 2016 sebanyak 336 orang. Berdasarkan daftar kunjungan poli DOTS (Directly Observered Treatment 2016 berjumlah 177 orang. Sampel adalah pasien tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan pada tahap akhir bulan keenam di RSUD Ciamis. Dikarenakan jumlah data pasien yang menjalani pengobatan tuberkulosis tahap akhir bulan keenam tidak pasti maka peneliti menentukan sampel sebanyak 30 sampel, sesuai dengan Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS jumlah minimal sampel. (Abdurahman, sputum. Lalu sputum diampung pada pot 2011) yang plastik steril. (Annisa, 2010) ,2) Dahak digunakan adalah insidental yaitu teknik ditanam pada media Sabouraud Dextrose pengumpulan sampel secara kebetulan ada Agar dengan ditotolkan pada bagian pada saat waktu penelitian tertentu. ,3) Media diberi label dan nomer Teknik pengumpulan sampel ,4) Media diinkubasi selama 7 hari Alat dan Bahan sambil diamati pertumbuhannya setiap hari Alat yang digunakan dalam penelitian ini ,5) Koloni yang dicurigai mempunyai adalah :Autoklaf,Sterilisator,Gelas pertumbuhan seperti kapas berwarna putih Kimia,Pipet tetes,Cawan petri,Batang keabuan, hijau, hitam kecoklatan jika Pengaduk,NeracaAnalitik,deck glass dan dewasa untuk Aspergillus sp dan koloni objek Lampu bulat tepian halus dan rata untuk Candida spirtus,Ose spatula steril,pot plastik,Korek sp (Staff pengajar FKUI, 2007). c. Api, Mikroskop, Iluminary air flow .Bahan Pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini Sabouraud Dextrose Agar :1) Lakukan adalah secara aseptis ,2) Ambil sedikit koloni di dextrose glass,Erlenmeyer Sampel sputum, , Sabouraud agar,aquadest,KOH 10%, Lactophenol Cotton Blue (LPCB) mikroskopis dari media dalam biakan media Sabouraud Dextrose Agar simpan di objek glass ,3) Tambahkan 1 tetes Lactophenol Cotton blue ,4) Tutup Prosedur Penelitian Pemeriksaan langsung dengan KOH10% :1) Dahak disiapkan ,2) Pijarkan ose pada lampu spirtus ,3) Ambil sedikit sampel menggunakan ose ,4) Letakan sampel pada tetesan KOH 10% yang ada di objek glass lalu tutup dengan cover glass ,5) Periksa dibawah mikroskop 10x dan 40x (Robin graham, 2011) . b. Pengambilan sampel dan penanaman sampel pada media Sabouraud Dextrose Agar :1) Dahak yang diambil sputum pagi sebelum makan pagi. Terlebih dahulu pasien berkumur sebelum mengeluarkan dengan cover glass , 5) Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x (Ellis, 2007) Hasil Penelitian Penelitian telah dilakukan terhadap 30 sampel sputum yang berasal dari pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan tahap akhir bulan keenam di RSUD Ciamis dengan data pada tabel di bawah ini. Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS Tabel 1 Hasil pengamatan langsung dengan KOH 10% No Sa mp el 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Pemeriksaan langsung dengan KOH 10% Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Pemeriksaan langsung dengan KOH 10% Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) Berdasarkan data pada tabel 1 semua sampel menunjukan hasil negatif ( tidak ditemukan jamur Candida sp dan Aspergillus sp ). Untuk lebih memastikan bahwa sampel tersebut negatif maka peneliti melakukan penanaman pada media SDA dan di dapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 2 Hasil pengamatan pada biakan Media SDA secara Makroskopis dan Mikroskopis. No Sa mp el 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bentuk Koloni Warna Koloni Candida sp Aspergillus sp Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas Koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas Koloni seperti kapas Koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas Koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas dan koloni bulat tepian halus Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas dan koloni bulat, Putih Positif (+) Negatif (-) Putih Positif (+) Negatif (-) Putih keabua n Putih Negatif (-) Positif (+) Positif (-) Negatif (-) Putih keabua n Putih keabua n Putih Negatif (-) Positif (+) Negatif (-) Positif (+) Positif (+) Negatif (-) Putih keabua n Putih Negatif (-) Positif (+) Positif (+) Negatif (-) Putih keabua n dan putih Positif (+) Positif (+) Putih Positif (+) Negatif (-) Putih Positif (+) Negatif (-) Putih Positif (+) Negatif (-) Putih Positif (+) Negatif (-) Putih Positif (+) Negatif (-) Putih kehiija uan dan putih Positif (+) Positif (+) Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 tepian halus Koloni seperti kapas Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus dan koloni seperti kapas Koloni bulat, tepiian halus dan koloni seperti kapas Koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas dan koloni bulat, tepian halus Koloni seperti kapas Koloni seperti kapas Koloni seperti kapas Koloni bulat, tepian halus Koloni bulat, tepian halus terinfeksi Putih kehijau an Putih Negatif (-) Positif (+) Positif (+) Negatif (-) Putih Positif (+) Negatif (-) jamur Candida sp dan Aspergillus sp sebanyak 5 dari 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian pada sputum pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan tahap akhir bulan Putih keabua n Putih Negatif (-) Positif (+) Positif (+) Negatif (-) Putih dan putih kehijau an Positif (+) Positif (+) Putih dan putih kehijau an Positif (+) keenam di RSUD Ciamis didapatkan hasil positif yang terifeksi jamur Candida sp 16 dari 30 (53,4%), Aspergillus sp 9 dari 30 (30%), dan yang terinfeksi keduanya 5 dari 30 (16,6%). Pembahasan Positif (+) Jumlah pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan tahap akhir bulan keenam di RSUD Ciamis sebanyak Putih Positif (+) Negatif (-) Putih keabua n dan putih Positif (+) Positif (+) Putih kehijau an Putih keabua n Putih keabua n Putih Negatif (-) Positif (+) Negatif(-) Positif (+) Negatif (-) Positif (+) Positif (+) Negatif (-) Putih Positif (+) Negatif (-) 33 orang. 2 orang tidak memenuhi kriteria inklusi karena tidak dapat mengeluarkan dahaknya, dan 1 orang menolak, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia dijadikan sampel sebanyak 30 orang. Hasil pemeriksaan 30 sampel sputum pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan tahap akhir bulan keenam dengan metode pembiakan pada media sabouraud dextrose agar ditemukan adanya jamur Candida sp sebanyak 16 dari 30 orang (53,4%) , Aspergillus sp sebanyak 9 dari 30 orang (30%) dan yang terinfeksi keduanya sebanyak 5 dari 30 Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil positif terinfeksi Candida sp sebanyak 16 dari 30 orang, terinfeksi Aspergillus sp sebanyak 9 dari 30 orang, dan yang orang (16,6%). Hasil penelitian sebelumnya dengan judul “pemeriksaan jamur pada bilasan bronkus pada penderita bekas Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS tuberkulosis paru di RS Haji Adam Malik mengeleluarkan sputum di tempat tertutup Medan” didapatkan hasil sebagai berikut : sehingga memungkinkan banyak kotoran Dari 40 orang bekas penderita tuberkulosis paru yang dicurigai yang adapada dinding ikut masuk. Wadah sampel sputum pasien mungkin saja tidak mengalami infeksi jamur paru didapatkan langsung ditutup pada hasil 11 orang (27,5%) dengan hasil kultur mengeluarkan sputum. saat telah bilasan bronkus positif jamur dengan 7 Meskipun pada hasil pemeriksaan dari 11 orang (63,6%) jamur Candida sp, 3 langsung menggunakan KOH 10% negatif, dari 11 orang (27,3%) jamur Aspergillus dengan menggunakan kultur media jamur fumingatus dan 1 dari 11orang (9,1%) akan mudah diidentifikasi karena berfungsi Aspergillus niger. untuk Pemeriksaan pertama yang dilakukan pemeriksaan langsung menumbuhkan jamur sehingga jamur akan mudah diidentifikasi. Kultur merupakan gold standar dalam menggunakan KOH 10%. KOH 10% pemeriksaan jamur, dengan menggunakan bertujuan media kultur untuk menumbuhkan jamur, untuk melarutkan sputum sehingga dapat terlihat elemen jamur, dan dan memperbanyak jamur juga berguna untuk membersihkan debris diidentifikasi (Gandjar, 2014). untuk (kotoran seperti sisa sisa makanan) pada Pemantapan mutu pada penelitian sampel sputum yang dapat menyerupai ini dimulai dari pengambilan sputum elemen jamur. Pada pemeriksaan ini pasien didapatkan karena pengobatan tahap akhir bulan keenam, dipengaruhi beberapa faktor diantaranya sputum ditampung pada wadah steril dan spora yang ada pada sampel belum terlalu mulut wadah lebar. Selanjutnya dilakukan banyak dan banyaknya kotoran yang ada pemeriksaan pada sampel sehingga menutupi spora menggunakan pada menyebabkan sediaan langsung dengan menggunakan pemeriksaan dengan menggunakan KOH KOH 10% dilakukan di illuminary air flow 10% menjadi negatif (Robert, 2002). dengan lampu sinar UV dan api dari lampu sampel, hasil negatif sehingga Hasil pemeriksaan menggunakan KOH 10% negatif juga dapat dipengaruhi tuberkulosis yang menjalani langsung KOH 10%. dengan Pembuatan spirtus. Penanaman pada media SDA juga dilakukan dengan cara yang sama. karena tidak diawasinya pasien pada saat Pembuatan media dilakukan secara pengeluaran sputum. Pada penelitian ini aseptis dengan mensterilkan cawan pasien dibiarkan mengeluarkan sampel menggunakan sterilisator, dan penuangan sputum sendiri. Sebagian pasien ada yang media yang dilakukan di illuminary air Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS flow untuk menghindari kontaminasi. Kandidosis. Jamur ini dapat membentuk Pengamatan makroskopis koloni jamur kolonisasi di dalam paru dan menjadi dilakukan setiap hari selama satu minggu. patogen yang dapat berlanjut menjadi Pengamatan mikroskopis jamur dari koloni infeksi. Pada sampel juga ditemukan jamur mengunakan Aspergillus sp sebanyak 30%. Jamur LPCB untuk melihat morfologi jamur dari koloni. Pelaporan Aspergillus hasil dengan aspergillosis. Jamur ini akan membentuk mengirim pesan kepada pasien sesuai kolonisasi di paru dan dari paru dapat dengan identitas dan nomer handphone menyebar ke organ lain melalui darah. pemeriksaan dilakukan pasien. sp Hasil Pemeriksaan jamur pada penelitian penyebab yang penyakit didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 53,4% ditemukan ini juga menggunakan kontrol negatif dan jamur kontrol positif untuk menjaga keakuratan Pertumbuhan hasil penelitian bahwa jamur yang tumbuh dipengaruhi adalah jamur yang akan diteliti bukan diantaranya adanya penyakit infeksi lain jamur negatif dan pengaruh umur. Selain penyakit menggunakan media sabouraud dextrose tuberkulosis pasien yang positif terdapat agar yang diinkubasi selama 7 hari. Pada Candida sp mengalami penyakit infeksi kontrol negatif tidak terjadi pertumbuhan lain seperti demam berdarah. Penurunan jamur maka media layak digunakan. daya tahan tubuh yang disebabkan oleh kontaminan. Kontrol Kontrol positif menggunakan strain Candida penyakit sp pada jamur oleh infeksi sampel. Candida beberapa lain dan sp faktor infeksi murni dari jamur yang ditanam pada media tuberkulosis menyebabkan jamur ini dapat sabouraud dextrose agar yang hasilnya tumbuh. ditumbuhi koloni bulat tepian berwarna mempengaruhi pertumbuhan jamur ini. putih halus untuk jamur Candida sp. Sebagian besar pasien yang mengalami Kontrol untuk jamur Aspergillus sp hanya infeksi Candida sp merupakan lansia. menggunakan kontrol negatif jika pada Seiring dengan pertambahan usia fungsi kontrol negatif tidak terdapat pertumbuhan daya maka koloni yang tumbuh pada sampel kemampuan immunitas tubuh melawan bukan jamur kontaminan. infeksi menurun, sehingga meningkatkan Berdasarkan hasil Pengaruh tahan tubuh umur juga menurun, dapat dan penelitian resiko terkena penyakit infeksi. Hal ini banyak ditemukan jamur Candida sp pada menyebabkan Candida sp yang merupakan sampel yakni sebanyak 53,4%. Jamur floranormal disaluran napas dan akan Candida sp dapat menyebabkan penyakit menjadi patogen pada penderita yang Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS memiliki daya tahan tubuh yang lemah, pasien semakin menurun. Adanya sehingga presentase pertumbuhan Candida defisiensi insulin dan akan mengganggu sp pada penelitian ini sangat tinggi dan menguragi fungsi fagositosis sel dalam (Fatmah, 2007). mekanisme pertahanan. Kadar glukosa Jamur Aspergillus sp merupakan yang tinggi dalam jangka waktu lama akan jamur kelompok kapang oportunis patogen menyebabkan perubahan patologis di paru yang dapat menginfeksi manusia. Hasil dan penelitian menunjukan ditemukan jamur melawan infeksi. Hal ini menyebabkan Aspergillus sp sebanyak 30% pada sampel. kedua jamur ini dapat tumbuh karena Hal ini dikarenakan jamur ini akan semakin menurunnya daya tahan tubuh menginfeksi pasien pada penderita dengan kelainan menahun seperti tuberkulosis. Faktor lain yang mempengaruhi yang pertahanan makin melemah tubuh akibat penyakit diabetes ini (Susilawati, 2016). mempengaruhi Jamur Candida sp merupakan tumbuhnnya jamur ini adalah aktivitas jamur berbentuk sel ragi atau sel bulat sehari dengan hari pasien. Berdasarkan tunas maupun tanpa tunas. pengamatan dan pengakuan pasien, pasien Candida sp merupakan flora normal dalam yang positif terinfeksi jamur Aspergillus sp saluran pernapasan, koloni nya akan adalah perokok. Kebiasaan merokok dapat meningkat pada penderita yang mendapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. pengobatan antibiotik berspektrum luas Jamur Aspergillus sp yang terdapat di seperti pengobatan tuberkulosis (Tanjung udara & Keliat, 2007). akan mudah terhirup dan menyebabkan infeksi akibat dari kebiasaan merokok. Kelainan paru-paru Penggunaan antibiotik dalam berupa jangka waktu lama merupakan faktor yang rongga di dalam paru yang disebabkan menyebabkan jamur - jamur ini tumbuh. oleh penyakit tuberkulosis dan kebiasaan Antibiotik merokok kekurangan vitamin B12 dan vitamik K menambah resiko mudah terpapar jamur ini (Romlah, 2015). menyebabkan tubuh yang dihasilkan oleh bakteri baik yang Pada penelitian ini juga didapatkan terbunuh dengan penggunaan antibiotik hasil sebanyak 16,6 % di temukan kedua dalam jangka waktu lama sehingga sistem jamur yaitu Candida sp dan Aspergillus sp. kekebalan tubuh menurun dan jamur Keadaan pasien yang ditemukan kedua mudah tumbuh dan menjadi patogen jamur ini sedang di rawat inap dengan (Misnadiarly, 2014). riwayat penyakit diabetes. Penyakit Pada penelitian ini menggunakan diabetes menyebabkan daya tahan tubuh sampel sputum pada pasien tuberkulosis Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS paru yang menjalani pengobatan tahap karena ada faktor predisposisi berupa akhir bulan keenam di RSUD Ciamis penyakit lain diantaranya diabetes. Infeksi sebanyak 30 sampel. Cara pengambilan ini terjadi setelah inhalasi jamur, kemudian sampel terjaditrombosis pada pembuluh darah sputum dengan menampung sputum pada pot sputum yang telah diberi paru dan infark (Tanjung & Keliat, 2007). identitas sebelumnya. Kemudian sampel diperiksa di Laboratorium. Hasil penelitian yang menunjukan Seluruh adanya pertumbuhan jamur Aspergillus sp tahapan pemeriksaan dilakukan secara dan Candida sp pada sputum pasien aseptis dan di Iluminary air flow dengan tuberkulosis yang menjalani tahap akhir menggunakan lampu UV dan api untuk bulan mengurangi resiko kontaminan (Nana, penelitian ini peneliti hanya menggunakan 2008). kontrol negatif untuk jamur Aspergillus sp, Pada hari pertama koloni mulai tidak keenam. Kelemahan diawasinya pasien pada dalam saat tumbuh. Hal ini dilihat dari tumbuhnya pengeluaran sampel sputum, dan hanya koloni kecil pada masing masing media, meneliti dua spesies jamur saja, karena pertumbuhan masih ada jamur lain yang dapat tumbuh koloni diamati setiap harinya. Koloni kecil terus bertumbuh dan membesar. Koloni Candida sp yang berbentuk bulat dengan tepian halus pada hari terakhir membesar dan koloni bulat yang menyatu ketika koloni sudah tua dengan warna koloni putih. Koloni Aspergillus sp pada hari pertama tumbuh koloni kapas putih yag tipis, lalu membesar kan koloni kapas semakim membesar berwarna putih keabuan ketika koloni sudah tua (Ellis, 2008) Pada penelitian ini juga ditemukan jamur lain yaitu Absidia sp Rhizopus sp. Bentuk koloni dari jamur ini koloni berwarna putih dan merambat diseluruh permukaan, berkapas dan berbulu. Jamur in termasuk jamur penyebab mukormikosis. Infeksi jamur ini terjadi seperti Rhizopus sp dan Absidia sp. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada sputum pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan tahap akhir bulan keenam di RSUD Ciamis didapatkan hasil positif yang terifeksi jamur Candida sp 16 dari 30 orang (53,4%), Aspergillus sp 9 dari 30 orang (30%), dan yang terinfeksi keduanya 5 dari 30 orang (16,6%). Ucapan Terima Kasih Sumber dana penelitian ini menggunakan dana hibah dari LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, Mei Widiati : PEMERIKSAAN JAMUR Candida sp dan Aspergillus sp PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD CIAMIS Ketua LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis dan Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis. Daftar Pustaka Al-Quran. Surat Yunus, ayat 57. Bandung : CV Penerbit Dipenegoro Abdurahman, M. & Somantri, A. (2011) Dasar-dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Pustaka Utama. Annisa, H.G (2012) Karakteteristik klinis dan laboratorium mikologi pada pasien tersangka mikosis paru di Rumah sakit Persahabatan. Skripsi, Universitas Indonesia. Darmanto, djojodibroto. (2007) Respirologi (respiratory medicine). Jakarta : EGC. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008) Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Departemen Kesehtan Republik Indonesia. Ellis, David., dkk. (2007) Descriptions of medical fungi. Adelaide : University of Adelaide. Gandjar, Indrawati, dkk. (2014) Mikologi : Dasar dan terapan edisi revisi. Jakarta : Yayasan obor Indonesia Graham, Robin dkk. (2011) Dermatology Lecture notes . United States : Wiley Blackwell Harr R, Robert. (2002) laboratorium klinis. Jakarta : EGC Ilmu Irianto, koes. (2013) Mikrobiologi menguak dunia mikroorganisme jilid 2. Bandung : Yrama widya. Jawetz, Melnick. & Adelberg. (2008) Mikrobiologi kesehatan. Jakarta: Salemba medika. Mifftahurrahmah, Nur.(2013) Manual Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta : EGC. Misnadiarly.(2014) Mikrobiologi untuk klinik dan laboratorium. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. 53