01 COVERx

advertisement
HUBUNGAN ANTARA DAYA TARIK FILM DRAMA KOREA DENGAN
MINAT MENONTON MAHASISWI UNISBA
Studi Korelasional Mengenai Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea di
Indosiar Dengan Minat Menonton Mahasiswi Fikom Unisba
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung
Oleh:
Arfan Firmanto
10080007364
Bidang Kajian Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2012
RELATIONSHIP BETWEEN THE KOREAN DRAMA FILM
ATTRACTIONS WITH UNISBA STUDENT INTERESTS TO WATCH
Correlational Study Regarding Relationship Between Attractiveness of Korean
Drama In Indosiar With Fikom UNISBA Student Interests to watch
THESIS
Submitted to Comply Requirements of Obtaining Bachelor Degree of
Communication Studies, Faculty of Communication the Islamic University of
Bandung
By:
Arfan Firmanto
10080007364
Field of Study Public Relations
FACULTY OF COMMUNICATION SCIENCE
ISLAMIC UNIVERSITY OF BANDUNG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat
Menonton Mahasiswi Unisba
Sub Judul
: Studi Korelasional Mengenai Hubungan Antara Daya Tarik
Film Drama Korea di Indosiar Dengan Minat Menonton
Mahasiswi Fikom Unisba
Nama
: Arfan Firmanto
NPM
: 10080007364
Bidang Kajian : Public Relations
Menyetujui :
Pembimbing
(Dr. Oji Kurniadi, Drs., M.Si.)
Mengetahui :
Ketua Bidang Kajian Public Relations
(Dr. Hj. Ani Yuningsih, Dra., M.Si.)
Motto :
ُ ‫ت وَا‬
ٍ َ
‫ أُوُا ا ْ ِ ْ َ َد َر‬
َ ِ‫ ءَا َُا ِ ُْ وَا‬
َ ِ‫ ا‬
ُ ‫َ ْ َ ِ ا‬
ُ !ِ"#
َ ‫ن‬
َ ُ%َ ْ َ َ%&ِ
Artinya
:
“Niscaya Allah akan meninggikan derajat orangorang-orang yg beriman di antara kamu
dan orangorang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yg kamu kerjakan.”
(Q.S. AlAl-Mujadalah : 11)
11)
MOTTO :
Hidup tanpa iman bagaikan berjalan tanpa tau arah tujuan, karena iman
merupakan sebuah petunjuk untuk menunju jalan yang lurus
Arfan Firmanto
Skripsi yang sederhana ini sebagai tanda terima kasihku
kepada Kedua orang tuaku Ibu & Ayah serta kakak dan
adikku yang
yang selama ini tak henti – hentinya telah
mendo’akan dan mengharapkan keberhasilanku……..
ABSTRAK
Televisi merupakan media massa yang sangat sering digunakan khalayak
sebagai salah satu media untuk mendapatkan fungsi-fungsi media, disamping itu
televisi memiliki keunggulan karena mampu memeberikan pesan melalui gambar
gerak disertai suara.
Salah satu stasiun televisi Indosiar menyajikan suatu jenis program film
drama Korea, dan keunggulan film drama Korea dibandingkan dengan film drama
lainnya memunculkan suatu daya tarik terhadap film drama Korea ini. Daya tarik
film drama Korea yang ada di Indosiar ini ternyata di gandrungi oleh khalayak
khususnya mahasiswi Fikom yang berada di Unisba
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk menulis judul
tulisan mengenai “Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat
Menonton di Kalangan Mahasiswi”
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan
yang ada di antara daya tarik film drama korea di stasiun tv Indosiar dengan minat
mahasiswi Fikom UNISBA dilihat dari segi aspek kata-kata, aspek music, aspek
sound effect, dan aspek visual terhadap penyangan film drama Korea tersebut.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Korelasional
dengan hubungan A simetris pada variabel yang di uji, sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket, dan kepustakaan.
Konsep AIIDA merupakan konsep yang di gunakan pada penelitian ini dan
Uji validitas dengan uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan koofesien
korelasi product-moment pearson pada uji validitas dan uji reliabilitas
menggunakan Cronbach’s alpha. Sedangkan sekala pengukuran yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan skala Likert.
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswi Fikom
UNISBA yang masih aktif yang berada di kampus UNISBA jalan taman sari, dan
untuk mendapatkan sampel yang representatif dan mewakili penulis menggunakan
teknik simple random sampling dalam penelitian ini.
Dari Penilaian yang di dapat dari film drama Korea, responden menilai
bahwa daya tarik film drama Korea didapati saling berhubungan. Perhitungan yang
di dapat melalui uji validitas dan reliabilitas menunjukan bahwa terjadi hubungan
antar variabel independen dan dependen, yaitu antara variabel X1, variabel X2,
variabel X3, variabel X4 terdapat hubungan dengan variabel Y. Sehingga dapat
disimpulkan sesuai dengan hipotesis yang ada bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
yang mengartikan bahwa terdapat hubungan antara daya tarik terhadap minat
menonton.
i
ABSTRACT
Television is a mass media are very often used as a by public to get media
functions, beside of that television has the adventage because capable to giving
out the massage trough motion pictures with sound.
One television station Indosiar present a kind of Korean drama program,
and has many adventages compare another drama film. Many people interest with
the attraction of Korean drama program in Indosiar, and include student in Fikom
UNISBA.
Based on the description above, the authors feel to compelled to write the
title about “Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat
Menonton di Kalangan Mahasiswi”
The purpose of this paper is to determine the extent to which relationship
between the attraction Korea drama program in Indosiar with Fikom UNISBA
student interest in terms of aspects of words, aspects of music, aspects of sound
effects, and visual aspects of the Korean drama program.
The Method used in this paper is a method Correlational with A
symmetric relation on the variables in the test, while the techniques of data
collection is done by distributing questionnaires and literature.
AIIDA concept is a concept used in this study. Than test the validity of the
reliability test in this study, using a product-moment correlation of Pearson on the
validity, and reliability testing using Cronbach’s alpha. While the scale of
measurement used in this study is to use the Likert scale.
As for the object of this research is students Fikom UNISBA active in the
campus UNISBA Taman Sari road. And to obtain a representative sample and
represent, the author using simple random sampling technique in this study.
From the assessment be obtained from the Korean drama, respondents
considered that the attraction of Korean dramas are found interconnected.
Calculations be obtained the test of validity and reliability, indicate there is
connection between independent and dependent variables, which between the
variable X1, variable X2, variable X3, variable X4 there is a link with a variable Y.
So it can be concluded according with the existing hypothesis, that the H0 rejected
and H1 accepted, meaning that a relationship exsts between the attractiveness of
interst to watch.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr. Wb
Pertama-tama kami ucapkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT karena
ridha-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Hubungan Daya Tarik
Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi” ini dengan tujuan
memperoleh gelar Sarjana ilmu Komunikasi pada Fakultas Fikom Unisba.
Penulis sadar bahwa tugas akhir ini yang saya buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saya mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang membangun untuk
menyempurnakan tugas akhir ini agar menjadi lebih baik lagi. Saya juga haturkan maaf
yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing apabila dalam penyusunan tugas akhir ini
masih banyak kekurangannya. Semoga semua pihak yang membaca tugas akhir saya ini
dapat memakluminya.
Dalam rangka penyususnan tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan rasa berterima kasih sebanyak-banyaknya dengan ketulusan hati kepada:
1. Rasa syukur dipersembahkan pada dzat yang maha agung Allah SWT, karena atas
izinnya dan rencannyalah, tugas akhir ini dapat diselesaikan.
2. Oji Kurniadi, Drs., M. Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahannya hingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Dr.O. H.Hasbiansyah, Drs., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi yang
Terima kasih telah banyak membagi pengalaman di setiap mata kuliah yang penulis
ikuti.
iii
4. Ibu Santi Indra Astuti, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Bandung yang telah banyak membantu penulis
selama kuliah di Unisba dan mengajari penulis mengenai penelitian.
5. Yth. Ibu Dr.Hj.Ani Yuningsih, Dra.,M.Si selaku Ketua Bidang Kajian Public
Relations yang telah memberikan arahan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.
6. Rita Ghani. S.Sos., M. Si selaku dosen wali, yang membantu memberikan semangat
dan motivasi.
7. Dosen-dosen Fikom Unisba yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang
sudah banyak membantu penulis selama kuliah, terima kasih sudah mau berbagi
wawasan dengan penulis.
8. Terima kasih untuk stasiun TV indosiar yang selalu menayangkan film drama Korea
sehingga menjadi media untuk penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Orang Tuaku yang sangat yang selalu memberikan do’a dan motivasi dalam hal
moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Terima kasih buat kakak tercinta Weni Dewi Kaulina yang selalu memberikan
dorongan untuk terus bangkit.
11. Rasa terimakasih penulis banyak haturkan untuk Mutiara Noor A, yang telah
senantiasa membantu penulis untuk memberikan arahan bimbingan serta perhatian
dan membangkitkan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Kepada ketiga saudaraku tercinta dan, serta keluarga besar yang telah memberikan
doa, moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
13. Teman-temanku tersayang Willy, Edwin, Nadya, Sri Rahayu, Kemal, Rizki, dan
Akew kalian adalah teman seperjuangan yang tak akan terlupakan.
14. Rasa terimakasih pun penulis haturkan untuk, Armelinda A. Putri, Firyan Mustafa,
Raden Akang Yudistira, Firmansyah Fadilah, Meike Kartikasari Y, Ade Kusuma,
iv
R.Meika, Fahmi D. Solihan, A Wawan, Dimas N dan pihak-pihak lainnya yang tidak
disebut namanya. yang telah memberikan semangat dan banyak motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
15. Rasa terimakasih juga untuk For Teen Lonely Queen yang selalu memberikan
semangat untuk menuntaskan tugas akhir ini
16. Terima kasih juga buat adik-adiku Vera.R, Mutiara, Arum S, Marsya K, Adhyrazan,
Eci (panda), Happy S, Arga P, dan angkata 2009 laiinnya yang selalu tidak hentihentinya memberikan semangat.
17. Seluruh pengurus HIMA PR ku tercinta, terima kasih atas bantuan kalian selama
penulis berorganisasi.
18. Teman-teman Sakata FC yang sudah memberikan dorongan menyelesaikan
penelitian ini
19. Teman-teman Fikom Unisba 2007 yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu,
terima kasih atas bantuannya selama penulis kuliah.
Semoga tugas akhir ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan tugas akhir ini.
Wassalamuallaikum.wr.wb
Bandung, Maret 2012
Arfan Firmanto
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK
…………………………………………….. i
ABSTRACT
…………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR
…………………………………………….. iii
DAFTAR ISI
…………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL
…………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR
…………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN
…………………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah
…………………………………….. 6
1.3 Identifikasi Masalah
…………………………………….. 6
1.4 Tujuan Penelitian
…………………………………….. 6
1.5 Pembatasan Masalah dan
Pengertian istilah
…………………………………….. 7
1.5.1 Pembatasan Masalah
…………………………….. 7
1.5.2 Pengertian Istilah
…………………………….. 8
1.6 Kegunaan Penelitian
…………………………………….. 9
1.6.1 Kegunaan Teoritis
…………………………….. 9
1.6.2 Kegunaan Praktis
…………………………….. 9
1.7 Kerangka Pemikiran
…………………………………….. 10
1.8 Operasional Variabel
…………………………………….. 16
1.9 Subjek dan Objek Penelitian
…………………………….. 17
vi
1.10 Metode Penelitian
…………………………………….. 17
1.11 Desain Penelitian
…………………………………….. 19
1.12 Sumber Data
…………………………………….. 20
1.13 Tehknik Pengumpulan data
…………………………….. 21
1.14 Uji Reliabilitas Dan
Validitas
…………………………………….. 21
1.14.1 Uji Validitas
…………………………………….. 21
1.14.1 Uji Reliabilitas
1.15 Hipotesis
…………………………….. 23
…………………………………….. 24
1.16 Populasi, Skala Pengukuran
dan Tehnik Sampling
…………………………………….. 25
1.16.1 Populasi
…………………………….. 25
1.16.2 Probability Sampling …………………………….. 26
1.16.3 Skala Pengukuran
…………………………….. 28
1.16.4 Tehknik Sampling
…………………………….. 28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
…………………………………….. 30
2.1.1 Proses Komunikasi
2.2 Komunikasi Massa
…………………………….. 32
…………………………………….. 35
2.2.1 Proses Komunikasi
Massa
…………………………………….. 37
2.2.2 Media Komunikasi
Massa
…………………………………….. 38
2.3 Televisi Sebagai Salah Satu
vii
Bentuk Komunikasi Massa
…………………………….. 40
2.3.1 Pengertian Televisi
Sebagai Media Massa …………………………….. 40
2.3.2 Televisi
…………………………………….. 41
2.4 Film Sebagai Program Televisi
2.4.1 Film Drama
…………………………….. 43
…………………………………….. 47
2.4.2 Daya Tarik Film
…………………………….. 49
2.5 Teori AIDDA
…………………………………….. 52
2.6 Minat
…………………………………….. 53
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
3.1 Indosiar
…………………………………….. 56
3.2 Indosiar Sebagai Stasiun
TV Drama Korea
…………………………………….. 57
3.3 Film Drama Korea Di Indosiar ……………………………..
59
3.4 Sejarah Singkat
Film Drama Korea
…………………………………….. 60
3.5 Film Drama Korea di Indonesia ……………………………..
3.6 Daya Tarik Film Drama Korea
62
…………………………….. 65
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.1 Uji Validitas
…………………………….. 71
…………………………………….. 71
4.1.2 Uji Reliabilitas …………………………………….. 74
4.2 Analisis Deskriptif
viii
Data Responden
…………………………………….. 75
4.2.1 Karakteristik Angkatan
Responden di Fikom Unisba ……………………….. 75
4.2.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
…………………………….. 76
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jurusan di Fikom UNISBA………………………..
77
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan
Waktu Menonton Film Drama Korea
Di Indosiar dalam seminggu ……………………….. 78
4.3 Analisis Deskriptif Data Penelitian …………………………..
78
4.3.1 Daya Tarik Film ( Variabel X) …………………….. 78
4.3.1.1 Aspek Kata-kata
…………………….. 79
4.3.1.2 Aspek Musik …………………………….. 82
4.3.1.3 Aspek Sound
Effect (efek suara)
…………………….. 86
4.3.1.4 Aspek Visual …………………………….. 88
4.3.2 Minat ( Variabel Y) ) ……………………………..
91
4.4 Analisis Statistik Pengujian Hipotesis……………………….. 101
4.4.1 Pengujian Statistik
Sub Hipotesis Pertama…………………………….. 101
4.4.2 Pengujian Statistik
Sub Hipotesis Kedua
…………………………….. 102
4.4.3 Pengujian Statistik
Sub Hipotesis Ketiga
ix
…………………………….. 103
4.4.4 Pengujian Statistik
Sub Hipotesis Keempat…………………………….. 104
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ………………………………….. 105
4.5.1 Interpretasi Sub Hipotesis Pertama ………………….. 106
4.5.2 Interpretasi Sub Hipotesis Kedua ………………….. 108
4.5.3 Interpretasi Sub Hipotesis Ketiga ………………….. 110
4.5.4 Interpretasi Sub Hipotesis Keempat ………………..
112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
…………………………………….. 115
5.2 Saran
…………………………………….. 115
5.2.1 Saran Akademis…………………………………….. 115
5.5.2 Saran Praktis
…………………………………….. 116
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
117
LAMPIRAN……………………………………………………………… 119
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas
Variabel (X) Daya Tarik Film
…………………………….. 72
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel (Y)
Minat Menonoton di Kalangan Mahsiswi Unisba …………….. 73
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
…………………………………….. 75
Tabel 4.4 Karakteristik Angkatan Responden di Fikom Unisba ………….. 76
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……………………..76
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jurusan di Fikom UNISBA …………………………………….. 77
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Menonton
Film Drama Korea Di Indosiar dalam seminggu……………….. 78
Tabel 4.8 Daya Tarik Bahasa Film Drama Korea ………………………… 80
Tabel 4.9 Daya Tarik Pemahaman Makna
Film Drama Korea
…………………………………….. 83
Tabel 4.10 Daya Tarik Musik Latar Belakang
Film Drama Korea
….………………………………….. 82
Tabel 4.11 Daya Tarik Tune Film Drama Korea ………………………….. 83
xi
Tabel 4.12 Daya Tarik Aransemen klasik
Film Drama Korea
...……….…………………………………….. 85
Tabel 4.13 Daya Tarik imajinasi Film Drama Korea …………………….. 86
Tabel 4.14 Daya Tarik Ambiens sound Film Drama Korea …………….. 87
Tabel 4.15 Daya Tarik Warna Film Drama Korea ……….………………. 88
Tabel 4.16 Daya Tarik Bentuk Film Drama Korea ………………….….. 89
Tabel 4.17 Daya Tarik ilusrtrasi Film Drama Korea ……………………. 90
Tabel 4.18 Pernyataan Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam
mempengaruhi pengindraan (mata) untuk tetap fokus ketika
menonton Film Drama Korea ….……………………………… 92
Tabel 4.19 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
mempengaruhi reaksi anda ketika menononton
Film Drama Korea ……………...…………………………….. 93
Tabel 4.20 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton
Film Drama Korea ........................…………………………….. 94
Tabel 4.21 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea
mempengaruhi pengalaman menonton Film Drama Korea anda,
sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali
Film Drama Korea …………………………………………….. 95
xii
Tabel 4.22 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
memberikan motivasi anda untuk menonton
Film Drama Korea …………...……………………………... 96
Tabel 4.23 Pernyataan esar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam
memberikan pengaruh anda untuk merubah kepribadian anda berubah
setelah menonton Film Drama Korea ………………………….. 97
Tabel 4.24 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
menimbulkan kehendak anda untuk menonton
Film Drama Korea …………………………………………….. 99
Tabel 4.25 Pernyataan besar pengaruh daya tarik film drama
Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton Film
Drama Korea
.……………………………………………….. 100
Tabel 4.26 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata film drama
Korea dengan Minat menonton di kalangan Mahasiswi
Unisba
……...……………………………………………….. 101
Tabel 4.27 Hubungan Antara Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Musik
Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan
Mahasiswi Unisba
………………………………………….. 102
Tabel 4.28 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film Drama
Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi
Unisba
……...……………………………………………….. 103
xiii
Tabel 4.29 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Visual Film Drama
Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi
Unisba …..…...……………………………………………….. 104
Tabel 4.30 Interpretasi Hasil Penelitian …….……………………………. 106
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bagan kerangka berfikir ………..……………………………………. 15
Gambar 2 : Bagan metode Korelasional……..……………………………………. 19
Gambar 3 : Bagan tehknik simple random sampling …………………………. 27
Gambar 4 : Proses Komunikasi (Wirasasmita, 1998 : 7) ………………………. 33
Gambar 5 : Proses Komunikasi Massa
(Onong Uchjana Effendy,2003:2011) ……..……………………………………. 37
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian …………………………………………… 120
Lampiran 2 Coding Book
…………………………………………… 125
Lampiran 3 Coding Sheet
…………………………………………… 130
Lampiran 4 Data Mahasiswi Aktif
…………………………………… 131
Lampiran 5 Film-film drama Korea di Indosiar ………………………… 149
Lampiran 6 Surat Riset
…………………………………………… 169
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup ……………………………………… 170
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media
menjalankan fungsi hiburan.
Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir
tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan
hiburan. Begitu pun siaran radio, yang siarannya banyak memuat acara
hiburan. Walaupun ada beberapa stasiun televisi dan siaran radio lebih
mengutamakan tayangan berita. Demikian juga halnya dengan media
cetak. Tetapi, ada beberapa media cetak juga yang lebih mengutamakan
berita sebagai isi dari media tersebut, seperti Kompas, Tempo, atau Gatra .
(Elvinaro, 2007: 17).
Tetapi di Indonesia menonton televisi merupakan kegiatan yang biasa
dilakukan masyarakatnya untuk mendapatkan informasi. Seperti yang disebutkan
dalam media cetak Kompas, bahwa umumnya masyarakat menghabiskan waktu
rata-rata selama 4-5 jam untuk menonton televisi dalam sehari.
Pada kenyataannya, masyarakat menghabiskan waktu untuk menonton
televisi bukan karena informasinya, tetapi fungsi hiburan ternyata lebih
dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang
dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang
menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton
televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh
informasi (Ardianto 2007:128).
Kemudian Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) diketahui, bahwa 70 persen tayangan televisi swasta lebih banyak
menampilkan unsur hiburan daripada pendidikan dan informasi (sumber :
http//www.kpi.go.id)
1
2
Selain media massa memiliki fungsi menghibur dan menginformasikan,
media massa memiliki fungsi-fungsi lainnya.
Dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antar Manusia, Joseph A.
Devito (1997:515) mengatakan bahwa media massa memiliki fungsi
menghibur, meyakinkan, mengukuhkan, mengubah, menggerakan,
menawarkan etika atau system nilai tertentu, menginformasikan,
menganugrahkan status, membius, menciptakan rasa kebersatuan,
hubungan parasosial dan mengevaluasi fungsi media.
Proses komunikasi yang terjadi melalui media televisi tidak semata-mata di
lakukan masyarakat karena adanya kebutuhan/keinginan saja, tatapi karena ada
minat untuk menggunakan media tersebut didalamnya.
Minat memiliki pengaruh yang kuat untuk menggerakan seseorang dalam
melakukan sesuatu kegiatan yang akan dilakukan. Semakin kuat minat seseorang
terhadap sesuatu maka semakin kuat juga dorongan yang diberikan pada orang
tersebut untuk melakukan kegiatan itu. Sama halnya juga dengan menonton
televisi, walaupun media massa yang tersebar, namun tanpa adanya minat
terhadap media tersebut, orang tidak akan mempergunakannya.
Berbagai macam program televisi mulai dari acara berita, olah raga,
infotaiment, kuis, kuliner, fasion, talk show, dan drama seri, membuat masyarakat
yang meng konsumsi media televisi semakin tertarik untuk menjadikan media
televisi sebagai suatu kebutuhan. Banyaknya pilihan yang disuguhkan media
televisi ini, memiliki segmentasi masing-masing di dalamnya. Sehingga semua
kalangan dapat menggunakan media ini untuk pemuas kebutuhannya masingmasing. Namun semakin berkembangnya zaman, terjadilah penurunan kualitas
pada program di televisi, terlihat dari kurang berbobotnya kandungan nilai
pendidikan, budaya, dan manfaat yang dapat diberikan pada penontonnya.
3
Seiring dengan penurunan kualitas acara di televisi, munculah drama
Korea yang memberikan nuansa baru di industri televisi. Kebutuhan penonton
akan sebuah acara hiburan seperti mendapatkan angin segar dengan kemunculan
drama Korea di pertelevisian Indonesia.
Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton; ini adalah
hal yang wajar. Jadi, jika ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu,
terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh
psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotisir penonton, sehingga
penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi. (Effendy,
2003:192).
Dengan adanya drama Korea yang kaya akan nilai budaya, cerita yang
tidak di lebih-lebihkan, adanya nilai kekeluargaan yang kuat, mengandung nilai
kebaikan ditambah pemeran dari drama yang menarik, membuat drama Korea ini
memiliki nilai lebih dibandingkan film drama lainnya. Sehingga dalam waktu
dekat film drama Korea seperti telah menghipnotis masyarakat dengan membawa
mereka hanyut kedalam suasana drama tersebut dan membuat masyarakat tertarik
untuk lebih banyak mengkonsumsi film drama Korea.
Menurut beberapa orangnya yang di wawancarai tentang film drama
Korea, mereka mengatakan bahwa film drama Korea memiliki alur yang jelas dan
cerita yang menarik dari awal sampai akhir, karena ceritanya memang sudah
dirangkai sedemikian rupa, tidak seperti sinetron streaming, jumlah episodenya
tergantung pada rating di televisi semakin bagus ratingnya akan semakin panjang
4
episodenya. Kemudian cerita yang jelas dan cukup detail misal tentang sebuah
kehidupan di restoran/café, maka sebelum pemerannya melakukan aktingnya,
artis tersebut terlebih dahulu mengikuti kursus kilat memasak, sehingga ketika
menonton filmnya terasa seperti ahli dalam masak, atau cerita tentang kehidupan
seorang dokter, maka syutingnya di rumah sakit, sehingga memunculkan kesan
alami. Lalu ceritanya tidak selalu bertemakan kemewahan, ragam cerita drama
Korea sangat variatif, dan tidak salalu membahas soal cinta dan harta warisan,
akan tetapi banyak juga yang menampilkan soal kehidupan sehari-hari, cerita
zaman kerajaan (sageuk), mengenai pendidikan, politik, detektif dan lain-lain.
Dengan daya tarik dari film drama Korea tersebut, membuat minat
menonton yang sebelumnya sempat redup dikarenakan kurang menariknya
program televisi, kini mulai tumbuh kembali. Terbukti dengan meningkatnya
rating tayangan drama korea di stasiun-stasiun televisi khsusunya di stasiun tv
Indosiar dalam Daily Top Program – All Chanel yaitu lembaga rating televisi di
Indonesia memaparkan, pada tanggal 7 Juli 2011 sampai 13 Juli 2011 film drama
Korea “Naughty Kiss” menjadi salah satu film yang memiliki rating tertinggi
sampai angka 3,5 di posisi ke-6 mendekati acara Opera Van Java di posisi ke-2.
Dengan daya tarik dan minat terhadap masyarkat, film drama korea di
Indosiar ini mulai di sukai oleh banyak kalangan, hingga mulai bermunculan
berbagai komunitas pencinta film drama Korea di Indosiar. Di dunia maya
contohnya, lewat salah satu jejaring sosial facebook, telah berdiri satu komunitas
pencinta film drama korea, dengan account Lovely Drama Korea. Komunitas ini
berdiri bulan Juni 2009 dengan peminat yang cukup banyak, hingga saat ini
5
tercatat 6.000 orang yang bergabung dalam komunitas ini. dan nyatanya mereka,
tidak hanya dari Bandung tapi juga dari Bogor, Jakarta, Semarang hingga
Makassar. Kemudian di Bandung sendiri ada Komunitas pencinta Korea yang
bernaman Hansamo. Komunitas ini sudah banyak di kenal dan merupakan
komunitas korea yang pertama kali mendapat pengakuan resmi dari kedutaan
korea di indonesia dan orang-orang korea baik yang ada di indonesia maupun di
seluruh dunia, dan di dalam komunitas ini mereka bertukar informasi tentang film
drama Korea. Lewat wawancara dari beberapa anggota, mereka mengatakan
bahwa rata-rata anggota pen cinta drama Korea ini terdiri dari remaja, pelajar, dan
mahasiswa.
Ketertarikan akan drama Korea di kalangan pelajar, remaja, dan
mahasiswa juga ternyata membawa keuntungan bagi para penjual dvd, karena
dengan menjual film drama Korea yang ada di Indosiar mereka dapat memperoleh
keuntungan lebih banyak lagi. Akhirnya tempat penjualan dvd yang berada di
lingkungan sekitar Taman Sari pun juga mendapatkan imbas dari penjualan dvd
drama Korea, dalam sehari penjual bisa menghabiskan 10 sampai 20 keping dvd
film drama Korea khsusunya yang di tayangkan d televisi dan pembeli
kebanyakan adalah mahasiwa-mahasiswa yang berada di lingkungan sekitar.
Namun setelah melakukan wawancara terhadap penjual dvd tersebut, ternyata
kebanyakan konsumen yang membeli dan mencari dvd tersebut adalah mahasiswi
Unisba, dan khususnya mahasiswi Fikom Unisba.
Melihat masuknya film drama Korea ke Indonesia, dan dengan daya
tariknya yang mampu memberikan pengaruh besar dan terhitung cepat terhadap
6
mahasiswi untuk menjadi konsumtif menonton film drama korea di Indosiar
khususnya mahasiswi Unisba, sehingga membuat penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul “Hubungan Daya Tarik Film Drama
Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut : “Apakah Ada Hubungan Daya Tarik Film Drama Korea
Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba?”
1.3
Identifikasi Masalah
1. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata Film Drama
Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba?
2. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Musik Film Drama Korea
Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba?
3. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film Drama
Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba?
4. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Visual Film Drama Korea
Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba?
1.4
Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata Film
Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba
7
2. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Aspek Aspek Daya Tarik Musik
Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi
Unisba
3. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film
Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba
4. Untuk Mengetahui Hubungan Antara
Aspek Daya Tarik Visual Film
Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba
1.5
Pembatasan Masalah dan Pengertian Istilah
1.5.1
Pembatasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di lingkungan Kampus 1 Fikom Unisba Jl. Taman
Sari no 1 Bandung.
2. Objek penelitian ini adalah penayangan film drama Korea di stasiun
televisi Indosiar yang di tayangkan dari jam 12 siang sampai 4 sore.
3. Penelitian dibatasi pada aspek daya tarik yaitu aspek kata-kata, aspek
musik, aspek sound efek, dan aspek visual film drama Korea dalam
minat menonton mahasiswi Fikom Unisba
4. Salah satu faktor mengapa peneliti memilih mahasiswi jurusan Fikom
Unisba dalam objek penelitiannya, karena menurut hasil wawancara
dengan salah satu penjual dvd di Taman Sari, rata-rata konsumen yang
membeli dan mencari film dram Korea yang ada di televisi adalah
mahasiswi Fikom Unisba
8
1.5.2
Pengertian Istilah
1. Daya Tarik
Daya Tarik adalah Kekuatan atau penempilan komunikator yang dapat
memikat perhatian sehingga mampu untuk mengungkapkan kembali
pesan yang ia peroleh (Efendy, 1989:18).
2. Film Drama
Drama televisi, merupakan
karya audio
visual drama
yang
menggunakan televisi sebagai media penayangannya. Sebelum jauh
membahas tentang drama televisi,kita liat tentang pengertian “drama”
itu sendiri. Ada beberapa definisi tentang drama, yang paling simpel
drama diartikan sebagai life presented in action, demikian menurut
(Moulton dalam Hasanudin 1996: 2).
3. Korea
Korea adalah sebuah negara yang dulunya bersatu yang terletak di
Semenanjung Korea di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang).
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002)
4. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.
Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga
penting dalam mengambil keputusan. Minat dapa menyebabkan
seseorang giat melakukan menuju sesuatu yang telah menarik
minatnya. (Gunarso 1995:68)
9
5. Mahasiswi
Mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang-orang yang
sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau
perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002)
1.6
Kegunaan Penelitian
1.6.1
Kegunaan Teoritis
Memberikan sumbangan ilmu bagi kajian public relations dalam kegiatan
komunikasi Massa, terutama yang menyangkut hubungan daya tarik terhadap
minat mengkonsumsi Media Massa dan Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi para pelaku pendidikan yang ingin mengembangkan ilmunya
dalam bidang komunikasi.
1.6.2
Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi yang
membaca penelitian ini, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi Unisba.
1.7
Kerangka Pemikiran
Tumbuh minat dalam diri seseorang tidak bisa terjadi begitu saja tanpa
adanya rangsangan yang menumbuhkan minat tersebut. Kebutuhan seseorang
akan sesuatu juga dapat menimbukan seseorang untuk bergerak dalam memenuhi
kepuasan yang diinginkan. Daya tarik merupakan suatu magnet dalam mencakupi
kepuasan tersebut, karena dengan adanya daya tarik, rangsangan dalam
menimbulkan minat.
10
Sama halnya dengan penggunaan suatu media massa, yang dimana
khalayak dapat mimilih apa-apa saja yang dapat memenuhi minatnya. Untuk itu
nilai ketertarikan terhadap minat setiap khalayak dapat diukur dengan keaktifan
dan perhatian ketika media massa memberikan fungsinya. Sehingga bisa dikaitkan
bahwa khalayak akan memilih media atau program yang diinginkan yang dapat
memunculkan minat dari daya tarik media massa atau program tersebut.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori AIDDA sebagai
landasan berpikir. Teori ini menjelaskan bahwa untuk memudahkan mengarahkan
suatu tujuan komunikasi yang dilakukan. AIDDA yang sering disebut A-A
Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda merupakan akronim dari
kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision
(Keputusan), dan Action (Tindakan). Tahapan tersebut mengandung pengertian
bahwa proses komunikasi antar pribadi dalam pembentukan konsep diri siswa/i
yang
berpengaruh
dalam
prestasi
belajar
hendaknya
dimulai
sengan
membangkitkan perhatian, dimana dalam hal ini, seorang guru harus mengetahui
cara yang tepat untuk menarik perhatian siswa agar siswa memiliki minat melalui
pesan yang berisi informasi yang disampaikan guru sehingga akan timbul
keinginan dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan
tersebut. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses komunikasi (baik komunikasi
tatap
muka
maupun
komunikasi
massa)
hendaknya
dimulai
dengan
membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat
menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian
komunikannya. Wilbur Schramm. Teori AIDDA dalam Effendy (2003 : 304)
11
Dalam teori ini, media massa, khususnya televisi, merupakan komunikator
utama yang memberikan suatu perhatian melalui faktor daya tarik program film
drama. Dalam penelitian juga ini teori AIDDA dikaitkan dengan minat mahasiswi
terhadap daya tarik televisi khususnya drama Korea. Dimana film drama Korea
memberikan suatu perhatian lewat daya tarik tersendiri dalam membentuk suatu
minat menonton di kalangan mahasiswi.
Daya tarik televisi dalam penelitian ini ditujukan untuk melihat sejauh
mana pengaruh yang diberikan drama Korea tersebut, terhadap minat mahasiswi
yang untuk menonton tayangan drama Korea. Karena media televisi memliki
kelebihan di bandingankan dengan media massa lainnya, sehingga menjadi
sesuatu yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk di konsumsi bagi
khalayak. Berikut adalah kelebihan daya tarik televisi yang memungkikan
mempengaruhi minat seseorang untuk menonton.
1.
Media televisi menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi
telah
menggunakan
elektromagnetik,
kabel
dan
fiber
yangdipancarkan melalui satelit
2.
Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar.
3.
Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangatcepat
4.
Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi.
Halini disebabakan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang
bergerak.
Daya tarik merupakan faktor yang dapat mendorong seseorang tertarik
terhadapa objek yang memiliki daya tarik tersebut. Sama halnya dengan televisi
12
yang memiliki daya tarik tersendiri dalam mendorong khalayaknya untuk
mengkonsumsi televisi. Daya tarik televisi, menurut (Effendy,2001:192) terdiri
dari 4 unsur, yaitu:
1. Kata-kata
2. Musik
3. Sound Effect (efek suara).
4. Visual
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau
dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau
kalimat. Kata-kata juga merupakan suatu yang tidak memiliki makna apapun,
kecuali kita sendiri yang memaknainya. “Kata adalah kata, maknanya ambigu dan
tidak persis” (Hirsch 2000:49).
Musik merupakan sebuah domain budaya
dimana kita dapat dengan
mudah menemukan banyak contoh konkret tentang bagaimana kekuasaan budaya
di jalankan” (James Lull 1998, 93-94). Jinggel, musik latar belakang, tune
terkenal,
dan
aransemen
klasik
digunakan
untuk
menyampaikan, menetapkan nada emosi untuk sesuatu
menarik
perhatian,
dan mempengaruhi
perasaan pendengarnya.
“Musik dalam program video/TV. berfungsi sebagai pembuka/penutup
program, tune, tema, pengiring, background, transisi, dan smash.
Sedangkan secara teknis misalnya fade (in/out), up, cross fade,
background (under) dan smash.. menciptakan irama struktural dan untuk
merangsang tanggapan emosional yang memperjelas dan memperkuat
efek dari citra visual” (Joseph, 1986:176).
13
Sound Effect (Efek suara) yaitu suara-suara tiruan atau sebenarnya yang
menampilkan daya imajinasi dan penafsiran pengalaman tentang situasi yang
sedang ditampilkan. Sound Effect merupakan suara yang terdapat pada media,
yang digunakan untuk pengiring gambar (kata-kata yang diucapkan, derit pintu,
dan sebagainya) dengan musik yang mengiringinya. Atau suara buatan/tiruan dan
suara sekitar terjadinya peristiwa (ambiens sound) untuk memberi kesan suasana
nyata dalam program.
Visual merupakan warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf yang terdapat
pada suatu media massa yang memiliki dapat dimaknai dengan melihatnya.
Dengan kekuatan daya tarik dari media televisi ini kita bisa mengukur
sejauh mana minat akan berkembang berdasarkan daya tarik yang ada. Kemudian
minat Menurut Drs. Dyimyati Mahmud (1982),
“Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa
seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan
bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif
yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena
berpartisipasi dalam suatu aktifit”.
Bentuk-bentuk minat adalah perhatian, persepsi, keinginan, dan perbuatan
(Rakhmat, 2005: 51-52).
1. Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat
indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra
yang lain (Rakhmat, 2005: 52).
2. Persepsi, memberikan makna pada stimuli indrawi (Rakhmat,
2005:51).
14
3. Keinginan, usaha seseorang untuk mencapai tujuan (Rakhmat,
2005:35).
Berdasarkan definisi tersebut kita dapat melihat bahwa minat mengandung unsurunsur sebagai berikut:
1. Minat adalah suatu gejala psikologis
2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek
karena tertarik.
3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran
4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Melalui empat unsur-unsur yang terkandung dalam minat, maka kita dapat
melihat apakah terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Fokus utama atau objek dalam penelitian ini adalah daya tarik film drama
Korea di televisi, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswi
Fikom Unisba.
Agar penelitian ini terarah dengan jelas, peneliti menggunakan sebuah
acuan dari tiga faktor besar yang mempengaruhi daya tarik film sebagai variabel
bebas (x) yang terdiri dari Kata-kata Film Drama Korea, Musik Film Drama
Korea, Back Sound Film Drama Korea, dan Visual Film Drama Korea (Onong U.
Effendy 2003 : 177). Sedangkan untuk variabel terikatnya (y) adalah minat
mahasiswi yang terdiri Perhatian, Persepsi, dan Keinginan (Rakhmat, 2005: 5152)
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
15
Hubungan Daya Tarik Film Drama
Korea Dengan Minat Menonton Di
Kalangan Mahasiswi Unisba
Teori yang adalah AIDDA Wilbur Schramm. dalam
Effendy (2003 : 304) ) . Asumsi dasar dari teori ini
adalahh bahwa dengan perhatian lewat daya tarik
suatu program pilihan khalayak akan menimbulkan
sesuatu minat pada khalayak.
Variabel bebas (X)
Daya Tarik Film :
1. Aspek Kata-kata
2. Aspek Musik
3. Aspek Back Sound
4. Aspek Visual
(Sumber : Effendy,1994:192)
1.a. Bahasa dan Makna
Variabel Terikat (Y)
Minat:
1. Perhatian
2. Persepsi
3. Keinginan
(Rakhmat, 2005: 51-52)
51
1.a. Pengindraan, Reaksi, dan
2.b. Musik, Tune, dan Aransemen
3.c. Imajinasi dan Ambiens
4.d. Warna, Bentuk, dan Ilustrasi
Rangsangan
ngan
2.b. Pengalaman, Motivasi, dan
Kepribadian
3.c. Kehendak dan Hasrat
Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir
16
1.8
Operasional Variabel
Adapun operasional variabel pada penelitian ini adalah:
Variabel Bebas (X)
: Daya Tarik Film
Indikator 1
: Aspek Kata-kata
Alat ukur
: 1. Bahasa yang digunakan dalam percakapan
2. Makna yang terkandung dalam percakapan
Indikator 2
: Aspek Musik
Alat ukur
: 1. Musik latar belakang film drama Korea
2. Tune terkenal film drama Korea
3. Aransemen klasik film drama Korea
Indikator 3
: Aspek Sound Effect (efek suara)
Alat ukur
: 1. Pengaruh daya imajinasi
2. Ambiens sound
Indikator 4
: Aspek Visual
Alat ukur
: 1. Pengaruh melihat warna film
2. Pengaruh melihat bentuk film
3. Pengaruh melihat ilustrasi film
17
Variabel Bebas (Y)
: Minat
Indikator 1
: Perhatian
Alat Ukur
: 1. Pengindraan terhadap film drama Korea
2. Reaksi terhadap film drama Korea
3. Rangsangan terhadap film drama Korea
Indikator 2
: Persepsi
Alat Ukur
: 1. Pengalaman menonton film drama Korea
2. Motivasi menonton film drama Korea
3. Kepribadian menonton film drama Korea
Indikator 3
: Keinginan
Alat Ukur
: 1. Kehendak menonton film drama Korea
2. Hasrat menonton film drama Korea
1.9
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fikom UNISBA, sedangkan
objek penelitiannya adalah Film Drama Korea.
1.10
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasional, yakni metode yang meneliti hubungan diantara variabel-variabel.
18
Metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan
dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2009 : 27).
Dengan menggunaan Metode Korelasional ini .Peneliti ingin menguji
apakah ada keterkaitan di dalam hubungaan sebab akibat antara penayangan
drama Korea dengan sikap mahasiswa. Dengan menggunakan Metode Metode
Korelasional ini peneliti dapat membuktikan secara langsung hubungan yang
terjadi antara keterkaitan variabel x dan variabel y. Karena langsung menjelaskan
adanya hubungan di antara variabel antara memiliki hubungan atau tidak ada
hubungan yang terjadi anatara variabel x dan variabel y, dengan memperoleh
data dengan menanyakan pada responden dengan cara menyebar angket lalu
mengujinya dengan hipotesis.
Jika diantara kedua variabel tersebut memiliki hubungan, maka dapat kita
lihat bahwa variabel x akan berkorelasi positif dengan variabel y. Namun jika
yang terjadi sebaliknya, yaitu diantara variabel x berkorelasi negatif terhadap
variabel y, maka dapat dipastikan tidak ada hubungan antara variabel-variabel
tersebut. Dalam pembahasan ini maka korelasinya disebut korelasi sederhana
(simple correlation) (Rakhmat, 2009 : 27).
Untuk lebih jelasnya lagi peneliti akan menjelaskan metode korelasional
ini dalam bentuk bagan korelasional sebagai berikut:
19
Variabel
X
Variabel
X1
Y
X2
Y
X3
X4
Gambar 2: Bagan Metode Korelasional
1.11
Desain Penelitian
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini terdapat
latar
belakang
penelitian,
perumusan
masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan
pengertian istilah, alasan pemilihan masalah, anggapan dasar, opersionalisasi
variabel, dan kerangka karangan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan teoritis ini diuraikan tentang komunikasi, teori komunikasi
,Komunikasi Massa, Teori Kultivasi, Daya tarik Film, dan Minat.
20
Bab III : Tinjauan Umum
Dalam penelitian ini diuraikan tentang gambaran umum sejarah film drama
Korea, bagaimana masuknya ke dunia entertainment, dan apa saja kelebihan dan
kekuarangan drama Korea tersebut.
Bab IV : Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari penjelasan tentang analisis
deskripsi data responden, analisis deskripsi data penelitian, analisis statistik
pengujian hipotesis dan interpretasi pengujian hipotesis.
Bab V : Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
1.12
Sumber Data
1. Sumber data primer
a. Angket
b. Wawancara
2. Sumber data sekunder
a. Film drama Korea
b. Catatan hasil pengamatan selama penelitian
c. Internet dan Buku
21
1.13
Tehknik Pengumpulan Data
1. Sumber data Angket
Yaitu suatu alat pengukuran data secara tertulis dimana di dalamnya
memuat pertanyaan-pertanyaan disertai pilihan jawaban yang telah disediakan.
Angket ini disebarkan kepada mahasiswi Fikom Unisba 2009
2. Wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab secara langsung atau tatap muka antara
peneliti dengan khalayak yang pernah menonton film drama Korea, guna
memperoleh data atau kejelasan mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan
penelitian. Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswi.
3. Studi Kepustakaan
Teknik untuk mendapatkan data teoritis guna mendapat pendapa tparaahli
dan teorinya melalui sumber bacaan. Tenknik ini juga digunakan untuk
memperoleh data dari berbagai catatan dokumentasi dari berbagai sumber untuk
menunjang penelitian.
1.14
Uji Reliabilitas dan Validitas
1.14.1 Uji Validitas
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada
responden, dilakukanlah pengujian validitas dan reliabilitas guna mengukur
tingkat keabsahan kuesioner.
22
Validitas menunjukan sejauhmana relevansi pertanyaan terhadap apa yang
ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Tingkat validitas
kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan
koefisien Product Moment Pearson. Menurut Kaplan, suatu pertanyaan
dinyatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai
sama koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3.
“Not all validity coefficient are the same value, and there are no hard fast
rule about how large the coefficient must be in order to meaningful. In
practice, it is rate to see a validity coefficient larger than 0,6 and validity
coefficient in the range of 0,3 to 0,4 commonly considered high.” (Kaplan
& Saccuzzo, 1993:141).
Pengujian validasi dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing
item skor dengan total skor. Teknik analisis yang digunakan adalah koofesien
korelasi product-moment pearson, sebagai berikut :
Σ Σ Σ
Σ Σ
Σ Σ
Untuk megetahui arti koofesien korelasi r valid atau tidak valid akan
digunakan uji t, yang dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t
table. Jika hasil t hitung lebih besar dari t table, maka item tersebut dinyatakan
valid dan jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak
valid. Untuk mencari t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
√ 2
√1 Husein Umar, (1998 : 195).
23
1.14.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran konsistensi instrumen penelitian. Uji
reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur/instrumen yang
digunakan. Instrumen dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut menunjukan hasil
yang konsisten apabila digunakan berulang-ulang pada kondisi yang berbeda.
Untuk pengujian reliabilitas maka dapat digunakan persamaan koefisien-a
(Cronbach’s 1951).
Σ 1 1
k
adalah banyaknya belahan item
adalah varians dari item ke-i
Σ =
adalah total varians dari keseluruhan item
Σ !"
Menurut Sekaran Uma (2000:206) mengatakan bahwa “The most popular
test of item consistency reliability is the Cronbach’s alpha”. Untuk pengujian
reliabiliti valid atau maka akan digunakan uji t, yang dilakukan dengan
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Jika hasil t hitung lebih kecil dari t
tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
24
1.15
Hipotesis
Hipotesis berarti mengarahkan pada suatu bentuk penyelidikan empiris
untuk menetapkan apakah hipotesis ini didukung atau disanggah oleh apa yang
diamati oleh peneliti (Black & Champion, 1992 : 124).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis
umum sebagai berikut :
•
H0 : Tidak ada hubungan antara daya tarik film drama Korea dengan
minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
•
H1 : Ada hubungan daya tarik film drama Korea dengan minat menonton
di kalangan mahasiswi Unisba
Supaya dapat diteliti (researchable), hipotesis-hipotesis umum itu
harus dijabarkan menjadi subhipotesis-hipotesis yang sudah sangat spesifik.
(Rakhmat, 2009:15).
Subhipotesis tersebut antara lain sebagai berikut:
1. H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
2. H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea
dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
25
3. H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film
drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
4. H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea
dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
1.16
Populasi, Skala Pengukuran, dan Tehknik Sampling
Salah satu hal yang sangat penting dalam penelitian ialah kenyataan
bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya
dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang
diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut
populasi.
Objek penelitian dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku,
kata-kata, surat kabar dan lain-lain. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut
satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi (Rakhmat, 2008 : 78).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fikom Unisba .
1.16.1
Populasi
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
26
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Sampel yang diambil dari populasi itu harus benar-benar representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, dapat diibaratkan sebagai orang buta yang disuruh
menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka
orang buta tersebut dapat menyimpulkan gajah tersebut seperti kipas. Orang
kedua memegang badan gajah, maka orang tersebut dapat menyimpulkan gajah
seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka orang tersebut
dapat menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Maka seperti itulah sampel
yang dipilih jika sampel tidak representatif, ibarat orang buta yang menyimpulkan
sesuatu yang salah tentang gajah.
1.16.2
Probability Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling, yaitu pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel (Sugiyono, 2011 : 82).
Probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling.
Teknik penentuan sampel dengan acak. Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen. (Sugiyono, 2011 : 82).
27
Populasi
homogeni
relatife
homogen
Diambil secara
Sampel
yang
representatif
Random
Gambar 3: Bagan Tehknik Simple Random Sampling
Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang
presentatif dan mewakili maka diupayakan setiap subjek dalam populasi
mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Suharsimi
Arikunto (2006:131), yang dimaksud dengan sampel adalah "sebagian atau wakil
populasi yang diteliti". Adapun menurut Sugiyono (2004:73), yang dimaksud
dengan sampel adalah "bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu".Pada suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti,
dalam hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya keterbatasan biaya, tenaga
dan waktu yang tersedia sehingga peneliti diperkenankan mengambil sebagian
dari objek populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut
mewakili yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2004:73), "Bila populasi besar
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi
harus betulbetul representatif (mewakili).
28
1.16.3 Skala Pengukuran
Skala pengukuran kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.
“Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiono 2010-93).
Dalam penelitian ini skala Likert digunakan untuk mengolah data, dengan
memberi skor terhadap jawaban-jawaban yang diperoleh dari responden. Dengan
begitu maka responden yaitu mahasiswi Fikom Unisba akan cendrung membaca
pertanyaan setiap itemnya dan juga jawabannya.
1.16.4 Tehknik Sampling
Teknik yang digunakan dalam menentukan besarnya ukuran sampel yang
akan diteliti salah satunya adalah dengan cara menggunakan cara Slovin, yaitu
ukuran sampel merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan persentase
kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir atau diinginkan, maka taraf kesalahan yang ditetapkan
adalah sebesar 10%.
#
1 $ #% 29
Keterangan
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = taraf kesalahan
Menurut Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya
sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik ”.Adapun perhitungan
jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu :
Diketahui:
N = 751 ; e = 10% = 0,1
Maka:
751
1 $ 751 0,1
751
1 $ 7,51
751
8,51
88,249 - 89 orang
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal yang digunakan
dalam penelitian ini dengan taraf kesalahan 10% diperoleh ukuran sampel (n)
minimal sebesar 89 orang responden. Untuk selanjutnya, sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 90 responden (89 + 1 = 90) dari sebagian totalitas
populasi atau sebagian dari jumlah mahasiswi Fikom Unisba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dengan
berkomunikasi memungkinkan terjadinya interaksi. Dengan adanya interaksi
tersebut maka sikap, pandangan atau kemauan dari seseorang dapat diketahui dan
dirasakan orang lain yang terlibat langsung dalam kegiatan komunikasi.
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan yang
dapat menunjukkan suatu sikap tertentu dengan makna didalamnya, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal. Menurut Carl I. Hovland (2007) di dalam
buku “Dasar-Dasar Komunikasi” karangan Neni Yulianita definisi komunikasi
adalah sebagai berikut “ Komukiasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).”
Melihat definisi yang dikemukakan oleh Carl I. Hovland tadi, kita dapat
menjabarkan bahwa proses komunikasi dapat menimbulkan efek terhadap
30
31
komunikannya, maka jika informasi atau pesan yang diampaikan seorang
komunikator adalah pesan atau informasi yang baik maka dapat di prediksi
komunikan yang menerima pesan atau informasi tersebut akan memiliki effect
yang baik, tapi begitu pula sebaliknya jika pesan atau indormasi yang
disampaikan adalah informasi yang buruk, maka dampak yang dihasilkan akan
buruk juga.
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, kata itu
sendiri berasal dari kata lain communicatio yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘
pertukaran pikiran’, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna. Jadi jika ada dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi
atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai yang dipercakapkan.
Sedangkan menurut Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah
bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja
atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, sen, dan tehknologi.
(pengantar ilmu komunikasi, 3:1998, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.).
Tidak hanya itu saja, komunikasi bukan sekedar upaya memberitahu tetapi
juga upaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan
kegiatan atau tindakan tertentu. Dalam arti bahwa komunikasi bertujuan untuk
adanya perubahan perilaku seperti yang dikutip oleh Onong U. E. dari Gerald A.
dalam bukunya “On definition of communication : Another Stab ; yang dimuat
dalam Journal of Communcation menyatakan sebagai berikut:
“In the main, communication has as its central interest those behavioral
situations in wich a source transmits a message to a receiver(s) with
32
concius intent to effect the latte’s behavior. ( Pada pokoknya, komunikasi
meengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral dimana seseorang
sebagai sumber menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau
sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi
perilakunya) ( Effendy, 1998 : 49 ).
Jadi jika ditarik kesimpulan pengertian komunikasi adalah proses
pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya. Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan.
Selain itu pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian
suatu pesan dalam bentuk lambang-lambang bermakna sebagai paduan pikiran
dan perasaan berupa ide, gagasan, informasi kepercayaan, harapan, imbauan dan
sebagainya, yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain baik langsung
secara tatap muka maupun lewat suatu media dengan tujuan untuk menubah
sikap, pandangan dan perilaku.
2.1.1
Proses Komunikasi.
Definisi proses sendiri adalah gejala yang menunjukan perubahan gejala
yang terus -menerus didalam waktu dan susul-menyusul menuju kemajuan.
Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dari proses komunikasi menurut para ahli.
“Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses pada hakekatnya
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
(komunikator). Pikiran bisa merupakan gagasan. Informasi, opini, dan
lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian, keragu-keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan dan lain sebagainya, yang timbul dari lubuk hatinya” (Effendy,
2001:11).
33
Komunikasi adalah sebuah proses, hal ini disebabkan karena komunikasi
dapat menimbulkan perubahan yang diinginkan, komunikasi itu bergerak maju
dan dan berjalan kontinyu, komunikasi menghasilkan efek dan terjadi interaksi
antara komunikator dan komunikan serta merupakan suatu sistem yang saling
melengkapi antara satu unsure dengan unsure yang lainnya. Jadi kesimpulannya
proses komunikasi merupakan penerapan dari teori komunikasi khususnya yang
dapat terjadi didalam kehidupan manusia sehari-hari pada kehidupan manusia.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar proses komunikasi berikut ini:
Konteks
Gangguan
Umpan Balik
Sumber
Encoding
Saluran
Decoding
Penerima
Umpan Balik
Gambar 4 : Proses Komunikasi (Wirasasmita, 1998 : 7)
Sumber adalah pemrakarsa suatu pesan. Penyandian atau penulisan sandi
adalah suatu proses atau tindak penyeleksian simbol-simbol yang mewakili
pikiran seseorang. Sebuah sumber memilih sandi verbal atau nonverbal, dan
mengirimkan simbol-simbol melalui saluran-saluran (seperti gelombang suara
dan rangsangan visual) yang akan dipahami oleh penerima umpan depan adalah
informasi pengantar mengenai komunikasi masa mendatang yang meliputi pesan-
34
pesan verbal. Penguraian sandi adalah suatu proses pemberian arti terhadap
simbol-simbol yang diterima. Penerimaan adalah orang yang menerima symbolsimbol. Umpan balik adalah setiap pesan verbal verbal atau nonverbal yang
dikirimkan kembali kepada sumber yang berhubungan dengan pesan sumber.
Gangguan adalah setiap faktor yang mengubah atau mencampuri penerimaan
pesan yang jelas. Konteks meliputi kondisi kondisi fisik dan kondisi lain yang
melingkupi tindakan komunikasi.
Proses komunikasi terbagi dua, yaitu proses komunikasi secara primer dan
proses komunikasi secara sekunder. Proses Komunikasi Secara Primer adalah
proses penyampaian pikiran dan/atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambing (simbol) sebagai media. Lambing-lambang yang
digunakan adalah bahasa, krialgesture, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan/atau
perasaan komunikator pada komunikan. Proses Komunikasi Secara Sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing
sebagai media pertama, dikarenakan komunikan sebagai sasarannya berada
ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media yang dipakai adalah
surat, telepon, telex, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi
media yang sering digunakan dalam komunikasi.
Selanjutnya komunikasi terbagi tiga kategori, yaitu:
1. Bentuk spesialisasi komunikasi.
2. Media, dan.
3. Efek.
35
Bentuk spesialisasi komunikasi masih bisa terbagi dalam tiga kategori,
yaitu:
1. Komunikasi persona.
2. Komunikasi kelompok, dan
3. Komunikasi Massa.
Dalam hal ini, penulis hanya akan membahas tentang komunikasi massa
saja, karena berkaitan dengan masalah yang penulis ambil.
2.2
Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media
massa; jelasnya, merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media
communication). Para ahli komunikasi membatasi pengertian komunikasi massa
pada komunikasi dengan menggunakan media massa, misalnya surat kabar,
majalah, radio, televisi tau film.
Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan
Bittner seperti yang dikutip oleh Rakhmat, “Mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people”.
(Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang) (Rakhmat, 1999 : 188 ).
Kemudian Joseph A Devito dalam bukunya Communicology an
introduction to the study communication. Menampilkan definisinya mengenai
komunikasi lebih tegas, yakni sebagai berikut:
“Fisrt, mass communication is communication addressed to make masses,
to an extremely large audiece. This does not mean that the audience
36
include all people or everyone who watches television rather it means an
audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass
communication is communication mediated by audio and/or visual
transmitters. Mass communication is perhaps most easily and most
logically defined by its forms: telvision, radio, newspapers, magazines,
film, books, and tapes. (Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi
yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa
banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk
atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton TV:
agaknya ini berarti semua orang bahwa khalayak itu besar dan pada
umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa
adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio
dan/atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih
logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar,
majalah, film, buku, dan pita) (Effendy, 1993 : 14).
Merangkum dari definisi-definisi maka disini komunikasi massa dapat
diartikan Pesan-pesan dalam bentuk keterampilan, seni, ilmu yang ditujukan
secara terbuka pada khalayak yang besar, heterogen melalui berbagai media
cetak maupun elektronik secara tidak langsung dan satu arah.
Bentuk-bentuk komunikasi massa berdasarkan pada karakteristiknya
menurut M. O. Palapah dan Atang Syamsudin dalam “ Studi Ilmu
Komunikasi”(1983 : 13 ) dapat diperinci, antara lain:
-
Jurnalistik
-
PR
-
Penerangan
-
Propaganda
-
Agitasi
-
Advertaising
-
Public Speaking
-
Publicity
-
Pertunjukan, dsb.
37
2.2.1
Proses Komunikasi Massa
Dalam menyusun suatu strategi komunikasi untuk dioperasikan dengan
taktik-taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama adalah harus
menghayati proses komunikasi yang akan di gunakan. Proses komunikasi
berlangsung secara “berputar” (cirlular), tidak “melurus” (linear). Ini berarti
idenya sebagai ekspresi dari panduan dan pristiwa yang kemudian berbentuk
pesam, setelah sampai kepada komunikan, harus diusahakan agar efek
komunikasinya dalam bentuk tanggapan mengarus menjadi umpan balik. Dengan
lain perkataan komunikator harus tahu efek atau akibat dari komunikasi yang di
gunakan itu. Apakah memiliki dampak positif dengan tujuan, ataukan dampak
negative. Jika setelah dievaluasi umpan balik komunikasi itu positif, maka pola
komunikasi yang sama dapat dipergunakan lagi untuk pesan lain yang harus
dikomunikasikan, bila ternyata negative, pada berikutnya harus diteliti faktorfaktor penghambat yang menyebabkan kegagalan komunikasi tersebut.
Berikut adalah model dari komunikasi massa:
Kn
PR
Kt
Ide
P
M
Kn
Tujuan
Kn
Tangg.
E
F
E
K
38
Keterangan
Pr = Peristiwa
Kt = Komunikator
P = Pesan
M = Media
Kn = Komunikan
Gambar 5 : Proses Komunikasi Massa (Onong Uchjana Effendy,2003:2011)
2.2.2
Media Komunikasi Massa
Media memiliki ciri khas, yaitu berkemampuan memikat perhatian
khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). Yakni
pers, radio televisi, dan film. Media-media tersebut adalah media yang paling
sering menimbulkan masalah dalam semua bidang kehidupan dan semakin lama
semakin canggih akibat perkembangan teknologi, sehingga memerlukan
pengkajian yang seksama.
Dalam penyusunan strategi komunikasi sifat dari media yang digunakan
harus benar-benar mendapat perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan
khalayak yang akan diterpa.
Pers memilki ciri khas dibandingkan dengan media lainnya. Yang penting
bukan hanya sifatnya yang merupakan media cetak, tetapi kahalayak yang
diterpanya bersifat aktif, tidak pasif seperti kalai mereka diterpa media radio,
televisi dan film. Pesan melalui media pers diungkapkan dengan huruf-huruf mati,
yang baru menimbulkan makna apa bila khalayak menggunakan tatanan
mentalnya (mental set) secara aktif. Karena itulah berita, tajuk rencana, artikel,
dan lain-lain, pada media pers harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah
dicerna oleh khalayak. Oleh karena itulah pers memerlukan susunan bahasa yang
39
khas yang disebut bahasa pers. Menurut (Dr. Yus Badudu dalam buku Onong
Uchjana E yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi), bahasa pers
adalah “bahasa tagam resmi baku yang mengandung arti bahasa pers bukan ragam
bahasa santai seperti yang dipergunakan secara santai dalam percakapan seharihari, melainkan tunduk pada kaidah bahasa yang berlaku”. Bahasa pers, seperti
halnya dengan raga, bahsa lainnya tetap harus baik dan benar, yang dalam
penyusunannya menghindarkan kata-kata yang mubazir, singkatnya harus
komunikatif dan efektif.
Radio,dalam hal ini radio siaran, sebagai media massa yang sifatnya khas
dibandingkan dengan media massa lainnya. Untuk strategi komunikasi perlu
mendapat perhatian kekhasasnnya cirinya itu. Kekhasasanya ialah sifatnya yang
audial, untuk ndra telinga. Karena itu, khalayak ketika menerima pesan-pesan dari
pesawat radio dengan tatanan mental yang pasif, bergantung pada jelas tidaknya
kata-kata yang diucapkan penyiar. Oleh sebab itu dalam dunia radio siaran
dikenal dengan istilah Easy Linstening Formula atau disingkat ELF, yang berarti
bahwa naskah radio atau pengucapan kata-kata dalam siaran radio harus ditata,
sehingga mudah ditangkap dalam sekilas dengar. Kelebihan radio siaran dari
meida lainnya ialah pesan yang disiarkan oleh komunikator adapat ditata menjadi
suatu kisah yang dihiasi dengan musik sebagai ilustrasi dan “efek suar” (sound
effect) sebagai suatu unsure dramatisasi dan oleh khalayak dapat dinikmati dalam
segala situasi, misalnya sedang makan, bekerja, berjalan, bahkan sedang
mengemudikan kendaraan.
Televisi yang muncul di masyarkat awal decade 1960-an semakin lama
semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang memenhi
kebutuhan dan keinginan khlayak. Kelebihan televisi dari media massa lainnya,
40
ialah bersifat audio visual, dapat dilihat dan didengar, “hidup” menggambarkan
kenyataan, dan lansung menyajikan peristiwa yang tengah terjadi ke tiap rumah
para pemirsa. Tetapi, Marshall Mc. Luhan dalam bukunya “Understanding
Media, The Extentions of Man” menjuluki televisi sebagai “Timid Giant”, atau
“Raksasa yang Malu-malu”. Karena katanya, tidak cocok untuk isu-isu yang
panas dan untuk topik-topik yang tajam.
Film mempunyai persamaan dengan televisi dalam hal sifatnya yang audio
visual, bedanya mekanik atau non elektronik dalam proses komunikasinya dan
rekreatif-edukatif persuasif atau non informative dalam fungsinya. Dampak film
pada khalayak umat kuat dalam menimbulkan efek afektif, karena medianya
berkemampuan untuk menanamkan kesan, layarnya untuk menayangkan cerita
relative besar.
2.3
Televisi Sebagai Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa
2.3.1
Pengertian Televisi Sebagai Media Massa
Yang dimaksud dengan televisi disini adalah Televisi Siaran (Television
Broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang
dimiliki komunikasi massa sebagai mana diuraikan dimuka, yakni: berlangsung
satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya
menimbulkan keserempakan, dan komunikatornya heterogen.
Hal tersebut perlu dijelaskan, karena disamping televisi siaran terdapat
juga televisi jenis lain, diantaranya adalah Closed Circuit Television (CCTV) atau
Jaringan Televisi Sekitar yang sering dioperasikan dikampus-kampus atau
tempat-tempat lain.
41
Televisi merupakan panduan audio dan segi penyiarannya (broadcast) dan
video dari segi gambar bergeraknya (moving image). Para pemirsa tidak akan
mungkin menagkap siaran televisi, kalau tidak ada prinsip-prinsip radio yang
mentransmisikannya; dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak
atau hidup, jika tidak ada unsur-unsur film yang memvisualisasikannya, jadi
televisi merupakan panduan audio dan video.
Yang ditransmisikan oleh pemancaar televisi, selain suara juga gambar,
tanpa gambar bukanlah televisi lagi namanya. Istilah televisi terdiri
dari
perkataan “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan.
Segi”jauh”-nya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio sebagaimana
diuraikan diatas, sedangkan prinsip “penglihatan”-nya diwujudkan dengan
prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baikdalam bentuk gambar
hidup atau bergerak (moving picture) maupun gambar diam (still picture).
Jelasnya isyarat televisi (television signal) terdiri dua bagian terpadu yakni
saluran suara yang termodulasikan secara frekuensi (frequency-modulated saund
channel) dan saluran video (video channel).
Sedangkan menurut M. O. Palapah dan Atang S. pengertian televisi dapat
diformulasikan sebagai berikut, “Televisi adalah salah satu bentuk mass medianya
memancarkan “suara” dan “gambar” yang berarti sebagai re-produksi daripada
kenyataan yang disiarkannya, melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga
dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima dirumah” (Palapah, 1983:121).
2.3.2
Televisi
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para
pemirsa di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada
42
unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang
bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada unsur-unsur film (Effendy,
2003).
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi
yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16)
mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech)
yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual
gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir,
dan tindak individu”.
Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi
dinyatakan bahwa
“Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan
kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan
kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat
kabel listrik kepada pesawat penerima”.
Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem
elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan
merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali
gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam
mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang
audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilainilai yang konsumtif dan permisif.
Dengan kemampuan jangkauan yang merambah ke berbagai bentuk
kehidupan masyarakat, televisi juga menjadi sarana yang sangat ampuh untuk
menjadi media yang dapat memperkenalkan sesuatu yang baru di masyarakatnya.
Karena TV dapat menjangkau segala lapisan masayarakat, mulai dari kelompok
umur, kelas sosial, gaya hidup dan profesi. Intinya televisi adalah teman hidup untuk
43
mendapatkan hiburan, informasi, dan juga terkadang televisi merupakan sarana untuk
melarikan diri dari realitas kehidupan yang sebenarnya.
2.4
Film Sebagai Program Televisi
Pengertian Program Televisi Kata “program” itu sendiri berasal dar bahasa
inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang
penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi
menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian
pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan demikian pengertian
program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi
kebutuhan audiencenya . Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang
membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun
penyiaran apakah itu radio atau televisi.
Stasiun TV setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam.Pada dasarnya apa saja
bisa dijadikan program untuk ditayangkan di Televisi selama program itu menarik
dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum,
dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiraran dituntun untuk memiliki
kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya yaitu:
1. Program informasi, adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk
memberitahuakan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak
audience.
44
a. Berita keras (Hard News), adalah segala bentuk informasi yang
penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media
penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar
dapat diketahui oleh khalayak audience secepatnya.
a.1. Straight News, suatu berita singkat (tidak detail) yang
hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu
peristiwa yang diberitakan
a.2. Feature, adalah berita yang menampilkan berita-berita
ringan namun menarik.
a.3. Infotaiment, adalah berita yang menyajiakan informasi
mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat
(celebrity).
b. Berita lunak (Soft News), adalah informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun
tidak bersifat harus segera ditayangkan.
b.1. Current Affair, adalah program yang menyajikan
informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang
muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan
mendalam.
b.2. Magazine, adalah program
yang menampilkan
informasi ringan dan mendalam. Magazine menekankan
45
pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek
pentingnya.
b.3. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan
untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan
dengan menarik.
b.4. Talk Show, adalah yang menampilkan satu beberapa
orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu
oleh seorang pembawa acara.
2. Program Hiburan, adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.
Program yang temasuk dalam ketegori hiburan adalah drama, musik, dan
permainan (game).
a. Drama , adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang
(tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan
konflik dan emosi.
a.1. Sinetron merupakan drama yang menyajika cerita dari
berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh
memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus
dirangkum menjadi suatu kesimpulan.
a.2. Film, televisi menjadi media paling akhir yang dapat
manayangkan film sebagai salah satu programnya karena
46
pada
awalnya
tujuan
dibuatnya
film
untuk
layar
lebar.Kemudian film itu sendiri didistribusikan menjadi
VCD atau DVD setelah itu film baru dapat ditayangkan di
televisi.
b. Permainan atau game show, adalah suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok
yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
c. Musik, Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan
kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik
di studio ataupun di luar studio. Program musik di televisi sangat
ditentukan artis menarik audience. Tidak saja dari kualitas suara
namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya
agar menjadi lebih menarik.
d.
Pertunjukan,
merupakan
program
yang
menampilkan
kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik
di studio ataupun di luar studio .
Dalam bukunya yang berjudul Programming for Tv, Radio, and Cable
(1994 :109) Vane-Gross mengatakan bahwa menentukan jenis program berarti
menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang
dimaksud dengan daya tarik di sini adalah bagaimana suatu program mampu
menarik audiennya. Menurut Vane-Gross “ the programmers must select the
appeal through which the audience will be reached” (programer harus memilih
daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audien).
47
Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula
pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau
fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter
atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program
drama atau komedi.
2.4.1
Film Drama
Drama televisi, merupakan karya audio visual drama yang menggunakan
televisi sebagai media penayangannya. Sebelum jauh membahas tentang drama
televisi,kita liat tentang pengertian “drama” itu sendiri. Ada beberapa definisi
tentang drama, yang paling simpel drama diartikan sebagai life presented in
action, demikian menurut Moulton (dalam Hasanudin 1996: 2. Atau hidup yang
dilukiskan dengan gerak.
”Drama adalah bentuk cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakan dan action di
depan penonton/audience. Drama dirancang untuk penonton, drama
bergantung pada komunikasi. Jika drama tidak komunikatif, maksud
pengarang, pembangun respon emosional tidak akan sampai (Dietrich,
1953:4)”.
Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen (dalam Hasanudin
1996:2), drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan
harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.
Dari beberapa pengertian drama yang telah diungkapkan di atas
mencerminkan bahwa drama adalah sebuah karya yang lebih menonjolkan
dimensi seni lakonnya saja. Padahal meskipun drama ditulis dengan tujuan untuk
dipentaskan, tidak berarti bahwa semua karya drama yang ditulis pengarang
haruslah dipentaskan. Tanpa dipentaskan sekalipun , karya drama dapat dipahami,
dimengerti, dan dinikmati. “Drama adalah kualitas komunikasi, situasi action
48
(segala apa yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan
(exciting), dan ketegangan pada pendengar/penonton” (Harimawan KMA,1986:
16).
Menurut Waluyo drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang
berarti berbuat, belaku, bertindak, atau bereaksi. Drama berarti perbuatan,
tindakan atau action. Dasar teks drama adalah konflik manusia yang digali dari
kehidupan.
Dalam
kegiatan
sehari-hari
ada
pertengkaran,
kesedihan,
perselingkuhan, kebahagiaan, kelahiran, kematian, dan lain-lain. Drama itu
biasanya seputar itu saja, seoarang penulis akan menulis kisah percintaan,
sengketa, dan lain-lain itu karena di dalam kehidupan manusia itu ada. Penuangan
tiruan kehidupan tersebut diberi warna oleh penulisnya. Dunia yang ditampilkan
di depan pembaca bukan dunia primer, tetapi dunia sekunder. Aktualisasi
terhadap peristiwa dunia menjadi peristiwa imajiner tersebut seratus persen
menjadi hak pengarang.
Film drama sering kali terinspirasi dari kejadian yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Temanya berasal dari isu sosial skala besar seperti
ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, ketidakharmonisan, masalah kejiwaan,
penyakit masyarakat, kemiskinan, dan sebagainya. “Film-film drama umumnya
berhubungan dengan tema, cerita, set, karakter, serta suasana yang memotret
kehidupan nyata. Konflik bisa dipicu oleh lingkungan, diri sendiri, maupun alam.
Kisahnya sering kali menggugah emosi, dramatik, dan sering menguras air mata
penontonnya. Sehingga dalam film bergenre drama, kesuksesan filmnya juga
ditentukan dengan kebenaran sosial tercermin dalam “kebenaran” film.
49
2.4.2
Daya Tarik Film
Tidak menonton televisi sama saja dengan makhluk buta yang hidup
dalam tempurung. Dan satu hal yang paling berpengaruh dari daya tarik televisi
ialah bahwa informasi atau berita-beritayang disampaikan lebih singkat, jelas dan
sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam
menangkap siaran televisi
Daya tarik menurut Onong Uchjana Effendy adalah “Kekuatan atau
penempilan komunikator yang dapat memikat perhatian sehingga mampu untuk
mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh” (Efendy, 1989:18). Sedangkan
daya tarik menurut Kotler dalam Sindoro adalah:
“isi pesan sebuah tayangan meliputi daya tarik rasional, emosional dan
moral. Daya tarik rasional menunjukan bahwa kegiatan tersebut
menghasilkan manfaat, sedangkan daya tarik emosional mencoba
membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, dan daya
tarik moral di arahkan pada perasaan seseorang sehingga sering digunakan
untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial”. (Sindoro,
1996: 81)
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan
sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara
memuaskan”. (Effendy,1993:44). Berdasarkan apa-apa yang dipaparkan, televisi
adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya
tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, sound effect, juga memiliki
keunggulan yanitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan
pengalaman mendalam bagi pemirsanya (Effendy,1994:192), berikut penjelasan
unsur-unsur dalam daya tarik film menurut Onong U. Effendy:
50
1. Kata-kata merupakan suatu yang tidak memiliki makna apapun, kecuali
kita sendiri yang memaknainya. “Kata adalah kata, maknanya ambigu
dan tidak persis” (Hirsch 2000:49).
2. “Musik merupakan sebuah domain budaya dimana kita dapat dengan
mudah menemukan banyak contoh konkret tentang bagaimana
kekuasaan budaya di jalankan” (James Lull 1998, 93-94). Jinggel, musik
latar belakang, tune terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk
menarik perhatian, menyampaikan, menetapkan nada emosi untuk
sesuatu
dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. Musik dalam
program video/TV. berfungsi sebagai pembuka/penutup program, tune,
tema, pengiring, background, transisi, dan smash. Sedangkan secara
teknis misalnya fade (in/out), up, cross fade, background (under) dan
smash.. menciptakan irama struktural dan untuk merangsang tanggapan
emosional yang memperjelas dan memperkuat efek dari citra visual”
(Boggs, 1986:176).
3. Sound Effect merupakan suara yang terdapat pada media, yang
digunakan untuk pengiring gambar (kata-kata yang diucapkan, derit
pintu, dan sebagainya) dengan musik yang mengiringinya. Atau suara
buatan/tiruan
dan
suara
sekitar
terjadinya
peristiwa (ambiens
sound) untuk memberi kesan suasana nyata dalam program.
4. Visual merupakan warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf yang terdapat
pada suatu media massa yang memiliki dapat dimaknai dengan
melihatnya.
51
Keberadaan televisi sebagai media komunikasi massa telah memiliki daya tarik
yang kuat bagi khalayak, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum
muncul televisi berubah total. “Adanya beberapa unsur daya tarik seperti katakata, musik, sound effect dan juga adanya unsur visual yang berupa gambar
semakin
mendorong
khalayak
untuk
melakukan
perubahan
tersebut”
(Effendy,1994:192). Semua unsur-unsur penunjang yang dimiliki oleh televisi
diberikan agar khalayak merasa terpuaskan dengan kemunculan televisi.Sebagai
sarana pemuas akan hadirnya televisi, maka banyak pengelolastasiun televisi
berusaha menampilkan tayangan yang menghibur ke hadapanpemirsa. Dengan
banyaknya program acara yang tersaji di televisi, khalayak menjadikkan media
televisi sebagai “agama baru” bagi mereka. Seperti yang diungkapkan oleh
Kuswandi (1996 : 23), media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagi
kehidupan manusia. Berikut adalah kelebihan daya tarik televisi yang
memungkikan mempengaruhi minat seseorang untuk menonton.
1.
Media televisi menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi
telah
menggunakan
elektromagnetik,
kabel
dan
fiber
yangdipancarkan melalui satelit
2.
Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar.
3.
Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat
cepat
4.
Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal
ini disebabakan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak.
52
2.5
Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau From Attention to Action
Procedure,
yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Teori AIDDA dalam
Effendy (2003 : 304)
A : Attention (Perhatian)
I : Interest (Minat/Ketertarikan)
D : Desire (Hasrat/Keinginan)
D : Decision (Keputusan)
A : Action (Tindakan)
Formula AIDDA dirumuskan untuk memudahkan mengarahkan suatu
tujuan komunikasi yang dilakukan. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses
psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikan) dalam menerima pesan
komunikasi. Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses
komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya
dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan
komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat
memancing perhatian komunikannya. Dalam membangkitkan perhatian yang
berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus
mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang
selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi
yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam
membangkitkan perhatian khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan
yang negatif. Dimulainya proses komunikasi dengan membangkitkan perhatian
53
(attention) komunikan merupakan awal suksesnya komunikasi tersebut. Apabila
perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya
menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari
perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi
timbulnya hasrat/keinginan (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang
diharapkan komunikator.
Dalam memunculkan suatu efektivitas penyampaikan pesan komunikasi
,ditentukan oleh banyak hal. Seperti yang disampaikan Wilbur Schram, yakni
kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan
membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan memperhatikan :
a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik.
b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman
antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti.
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
komunikan
2.6
Minat
Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak
lahir, pentingnya minat dapat menjadi sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk
belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang dan
minat juga dapat menambah kegembiraan pada seriap kegiatan yang ditekuni
seseorang.
Dalam bukunya yang berjudul Dimensi-Dimensi Komunikasi, (1993:305)
Onong U. Effendy mengungkapkan bahwa minat adalah kelanjutan dari
54
perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan
sesuatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator
Sedangkan menurut Whiterrington dalam psikologi pendidikan terjemahan
Buchori, minat di artikan sebagai kesadaran seseorang, bahasa suatu objek, suatu
soal atau suatu situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya
(Whiterrington terjemahan Buchori 1985:135)
Upaya pembangkitan minat dimulai dari upaya menciptakan dan
menumbuhkan perhatian, Wilbur Scramm mengemukakan “perhatian adalah efek
dari komunikasi dalam taraf permulaan” (Djunarsih 1983:1-2)
Usaha menumbuhkan perhatian komunikan sebagai salah satu langkah
utama. Tanpa adanya perhatian dari komunikan, komunikasi tidak akan
berlangsung dan minat dari komunikan pun tidak akan tumbuh, adapun pengertian
perhatian menurut Anderson, perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya
melemah (Rahmat 1996:52). Kemudian minat Menurut (Drs. Dyimyati Mahmud
1982 dalam Rahmat 1996).
“Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa
seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan
bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif
yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena
berpartisipasi dalam suatu aktifit”.
Berdasarkan definisi tersebut kita dapat melihat bahwa minat mengandung unsurunsur sebagai berikut:
1. Minat adalah suatu gejala psikologis.
2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek
karena tertarik.
3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran
55
4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
menikmati beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati oleh seseorang
diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat juga
merupakan sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek,
situasi, ataupun ide-ide tertentu, yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat seseorang,
baik yang bersifat sementara maupun tetap dan berbagai sistem motivasi yang
dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam
mempengaruhi perhatiannya. Bentuk-bentuk minat adalah perhatian, persepsi,
keinginan (Rakhmat, 2005: 51-52).
1. Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat
indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra
yang lain (Rakhmat, 2005: 52).
2. Persepsi, memberikan makna pada stimuli indrawi (Rakhmat,
2005:51).
3. Keinginan, usaha seseorang untuk mencapai tujuan (Rakhmat,
2005:35).
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
3.1
Indosiar
PT. Indosiar Visual Mandiri
Jl. Damai No. 11, Daan Mogot Jakarta Barat, Indonesia
Tlp: (021) 567 2222. Fax: (021) 5655662
Indosiar mulai mengudara (on air) secara penuh pada tanggal 11 Januari
1995 Indosiar mengudara secara nasional
dan diresmikan oleh Menteri
Penerangan RI Bapak Harmoko di Kantor Pusat Indosiar Jl. Damai No. 11 Daan
Mogot Jakarta Barat, sehingga pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal
lahir atau ulang tahunnya Indosiar. Indosiar merupakan televisi pertama di
Indonesia yang memeperkenalkan sistem NICAM (Near Instamously Companden
Auto Multiplex) yaitu teknologi yang memeberikan gambar sangat jernih dan
tanpa desis sehingga seperti memiliki kualitas compact disc di televisi. Pada
dasarnya sistem NICAM ini memberikan kenyamanan yang lebih untuk para
pemirsa Indosiar di rumah.Pada awal kegiatan penyiarannya, Indosiar adalah
perusahaan televisi pertama di Indonesia yang menggunakan sistem peralatan
teknologi yang canggih (digital) sehingga dapat menyajikan kualitas gambar yang
lebih baik 20dari teknologi analog yang ada. Untuk menunjang kegiatan
penyiarannya hingga saat ini Indosiar telah membangun relay transmiter di 34
56
57
kota besar di Indonesia dengan jangkauan yang dapat diterima oleh lebih dari 180
kota di Indonesia.
Sejak awal tayang tanggal 11 Januari 1995 dan sampai saat ini Indosiar
telah menyajikan berbagai jenis program televisi dengan mengutamakan program
produksi sendiri yang berkualitas, baik dalam drama, musik, reality show, variety
show, program anak-anak, serta program-program pemberitaan.
3.2
Indosiar Sebagai Stasiun TV Drama Korea
Indosiar dilincurkan pada 11 Januari 1995. Bentuk logo indosiar yang
sangat mirip dengan bentuk logo Televisi Broadcasts Limited, Hongkong.
Indosiar pada awalnya memang banyak menayangkan drama-drama Hongkong.
Salah satunya serial Return of The Condor Heroes dibintangi oleh Andy Lau, To
Liong To yang dibintangi oleh Tony Leung. Setelah itu, Indosiar juga
memopulerkan sinetron-sinetron Indonesia yang bertemakan cinta dan keluarga
(dimulai sejak munculnya Tersanjung), acara-acara realitas yang melibatkan
emosi
penonton
dan SMS secara
langsung
(dimulai
sejak
munculnya AFI), infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis). Indosiar juga
menayangkan
acara
anak-anak
atau kartun yang
cukup
banyak
setiap
hari minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00 WIB, Acara-acara anak yang
populer di Indosiar adalah, Dragon Ball, Digimon, Pokemon, Bleach, Naruto,
Gundam, dan Lain-lain.
Indosiar pada awalnya menggunakan logo yang mirip dengan Television
Broadcast Limited Hongkong,dan kenyataannya Indosiar banyak menyiarkan
58
drama Asia dari Hongkong dan Korea. Logo lama itu menimbulkan kontroversi
karena logo tersebut di sebelah kiri atas layar tv tabung disinyalir merusak layar
tv tabung pada masa itu. Akibatnya layar-layar pada tv tabung di bagian pojok kiri
atas jadi berbekas logo Indosiar, apabila diganti ke channel lain
Kemudian Pada tahun 2002, stasiun tv Indosiar mulai memutarakan film
drama Korea perdananya yang berjudul Autumn in My Heart atau yang biasa
dikenal dengan Endless Love yang mampu mendapatkan simpati dan emosi
pemirsanya. Karena film drama Korea tersebut mengisahkan tentang kisah cinta
tragis yang dipadu dengan panorama yang indah. Kemudian setelah keberhasilan
film drama Korea Endless Love, Indosiar kembali menunyuguhkan pemirsanya
dengan film drama Korea lainnya seperti Winter Sonata, Dae Jang Geum, dan
lain-lainnya pada tahun 2002- 2007.. Hingga sekarang ini antusias dari pemirsa
Indosiar sangat tinggi, hal tersebut terbukti dengan banyaknya permintaan dari
masyarakat untuk menambah beberapa serial drama Korea lainnya.
Indosiar merupakan siaran tv yang mempunyai rating tertinggi dengan
diputarnya film drama Korea yang setiap harinya selalu menemani pemirsanya di
depan layar kaca. Sejak kemunculannya tahun 2002, drama korea kini telah
mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia, khususnya kalangan
remaja. Walaupun setelah sempat mati suri selama dua tahun, akhirnya pada awal
tahun 2009 indosiar mulai menanyangkan kembali film drama korea yang
menghiasi layar kaca. Dengan kemunculan Boys Before Flower, sebuah film yang
mengadopsi cerita Hana Yori Dango (versi Jepang ) atau yang biasa
disebut Meteor Garden (versi Taiwan), drama ini menjadi populer dikalangan
59
remaja. Alur cerita yang dikemas dengan apik dan menarik, serta pemilihan aktor
dan aktris korea yang tampan dan cantik menjadikan drama ini banyak disukai
remaja, khususnya remaja wanita. Kehadiran drama Boys Before Flower ini juga
menjadi pengobat rindu para pengemar drama- drama korea di Indonesia.
Di tahun 2011 sekarang ini, Indosiar menjadi satu- satunya stasiun tv
swasta yang selalu menayangkan drama- drama korea. Bahkan sekarang ini,
drama korea dapat anda saksikan mulai dari pukul 12.00 WIB sampai dengan
17.00 WIB. Bahkan indosiar dapat memutarkan tiga film drama sekaligus selama
lima jam.
3.3
Film Drama Korea Di Indosiar
1.
Dream, Bread, Love (Senin-Kamis / 13.30 - 15.00)
2.
Cruel Temptation (Senin-Kamis / 15.30 – 17.00)
3.
Dong Yi (Senin-Kamis / 12.00 – 13.00)
4.
Bad Boy (Senin-Kamis / 13.00 – 14.00)
5.
Pasta (Senin-Kamis / 13.30 – 15.00)
6.
You Are My Destiny (Setiap Hari / 16.00 - 17.00)
7.
Naughty Kiss (Senin-Kamis / 13.30 – 15.00)
8.
Dream High (Senin-Kamis / 13.30 – 15.00)
9.
My Princess (Senin-Minggu / 13.30 – 15.00)
60
3.4
10.
The Greatest Queen Seon Deok (Senin-Kamis / 12.00 – 13.30)
11.
Mary Is Out at Night (Setiap Hari / 13.30 – 14.30)
12.
Secret Garden (Setiap Hari / 16.00 – 18.00)
13.
Princess Prosecotor (Setiap Hari / 13.30 – 15.00)
14.
Oh! My Lady (Setiap Hari / 16.00 – 18.00)
15.
Tamra The Island (Setiap Hari / 12.00-13.30)
16.
Queen of Reversal (Setiap Hari / 16.30 – 18.00)
17.
My Fair Lady (Setiap Hari / 12.00 – 13.30)
18.
My Girlfriend Is A Gumiho (Seteiap Hari / 13.30 – 15.00)
19.
The Fugitive Plan B (Setiap Hari / 12.30 – 13.30)
20.
Pink Lipstick (Setiap Hari / 13.30 – 15.00)
21.
Jumong, Prince of The Legend (Setiap Hari / 12.00 – 13.30)
22.
Sungkyunkwan Scandal (Senin-Kamis / 16.30 – 18.00)
Sejarah Singkat Film Drama Korea
Hallyu atau Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya
budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya Hallyu
memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea
dan kebudayaan Korea.
61
Kegemaran akan budaya pop Korea dimulai di Republik Rakyat Cina dan
Asia Tenggara mulai akhir 1990-an. Istilah Hanliu, (Bahasa Korea Hallyu)
diadopsi oleh media Cina setelah album musik pop Korea, HOT, dirilis di
Cina. Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan menyebar ke negaranegara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia, Filipina, Jepang,
Amerika Serikat, Amerika Latin dan Timur Tengah. Pada saat ini, Hallyu diikuti
dengan banyaknya perhatian akan produk Korea Selatan, seperti masakan, barang
elektronik, fashion, gaya rambut, film, hingga musik, menjadikan segala sesuatu
yang berbau Korea menjadi begitu populer di kalangan masyarakat terutama para
kawula muda.Tak ayal sebagai salah satu macan Asia, fenomena ini membuat
Korea Selatan menjadi salah satu dari sepuluh eksportir budaya, disamping
Jepang, Amerika, dan lain-lain.
Film Korea, bersama drama TV dan musik pop, merupakan produk utama Hallyu
yang dinikmati tidak hanya di dalam negeri, namun juga di berbagai negara. Pada
awalnya, film Hongkong mendominasi bioskop di Asia, namun dengan kehadiran
Hallyu, mulai tersaingi oleh film Korea. Film produksi Korea Selatan dikenal
karena alur ceritanya yang kuat dan genre yang bervariasi sehingga menarik
banyak penonton.
Fenomena ini dilatar belakangi Piala Dunia Korea-Jepang 2002 yang
berakhir dengan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dunia dalam hal
persepakbolaan semakin mempersohor Korea di mata dunia. Contohnya adalah
beberapa waktu menjelang, selama, dan setelah hiruk pikuk Piala Dunia, beberapa
stasiun televisi swasta di tanah air gencar bersaing menayangkan film-film
62
maupun sinetron-sinetron Korea. Bahkan terdapat beberapa sinetron Korea yang
‘sukses’ di layar kaca.
Drama Korea ini juga membuat terobosan baru dalam sejarah drama Asia.
Image tokoh utama laki–laki yang biasanya digambarkan sebagai sosok yang
maskulin dan cool didobrak oleh para aktor Korea yang tidak malu–malu
melakukan akting tangis yang memukau. Uniknya penonton bergender
perempuan justru menyukai terobosan ini karena mereka menganggap tokohtokoh pria dalam drama Korea lebih manusiawi, membumi, dan sensitif.
3.5
Film Drama Korea di Indonesia
Drama Korea merupakan penyebab dari mulainya Hallyu di berbagai
negara. Warga Korea Selatan suka menonton drama dan film dan mendengar
musik. Perusahaan TV Korea mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi
drama dan beberapa diantaranya yang mencetak kesuksesan, diekspor ke luar
negeri.
Drama Korea adalah produk Korea pertama yang berhasil masuk
menguasai pasar Indonesia. Drama Korean pertama hadir di layar kaca Indosiar
pada tahun 2002 dengan drama Korea pertama berjudul Endless Love. Masuknya
produk Korea lewat drama ini diawali dengan keberanian Indonesia yang
melakukan liberalisasi pada tahun 1990-an. Selain itu, krisis ekonomi Asia pada
akhir 1990-an membawa sebuah situasi di mana pembeli Asia lebih menyukai
program acara Korea yang lebih murah. Korea menawarkan harga drama televisi
lebih murah seperempat dari harga Jepang, dan sepersepuluh dari harga drama
63
televisi Hong Kong di tahun 2000. Angka ekspor program televisi Korea
meningkat secara dramatis, pada tahun 2007 mencapai US $ 150.950.000, dari US
$ 12,7 juta pada tahun 1999. Hingga tahun 2011 terdapat sekitar 50 judul drama
Korea telah tayang di layar kaca Indonesia. Dari sekian banyak televisi yang ada
di Indonesia, perusahaan televisi Indosiarlah yang paling sering menayangkan
drama Korea.
Populernya drama Korea di stasiun televisi Indonesia terjadi setelah drama
negara Asia lain seperti Taiwan dan Jepang diputar. Berbagai stasiun televisi
Indonesia mulai menayangkan drama produksi Korea Selatan setelah RCTI yang
mempelopori pemutaran drama Endless Love (Autumn in My Heart). Setelah
demam Endless Love melanda, tidak sulit bagi drama-drama Korea lain seperti
Winter Sonata, Stairway to Heaven, Glass Shoes, Full House, Boys Over Flower
yang semuanya bertema cinta, hingga yang bertema sejarah kolosal macam
Janggeum Jewel in The Palace, Hwang Ji Ni, dan yang kini sedang diputar di
Indosiar, The Great Korean Queen SanDeuk, untuk merebut hati para penonton di
Indonesia. Nama-nama asing seperti Won Bin, Rain,Lee Minho, dan Song Hae
Gyo,Kimbum kini tak lagi terdengar aneh di telinga kebanyakan orang.
Para sineas drama di Korea mulai menyadari daya jual drama Korea
sangat tinggi di negara-negara tetangganya sehingga produksi serial mereka
menjadi komoditas ekspor. Puncaknya terjadi saat serial Winter Sonata diputar di
Jepang, Cina, Taiwan dan Asia Tenggara.Sejak saat itu istilah "Hallyu" atau
"demam Korea" muncul. Dari tahun 2002-2005 drama-drama Korea yang populer
64
di Asia termasuk Indonesia antara lain Endless Love, Winter Sonata, Love Story
from Harvard, Glass Shoes, Stairway to Heaven, All In, Hotelier, Memories in
Bali, dan Sorry I Love You yang merupakan serial drama melankolis. Drama
komedi romantis muncul berikutnya, antara lain Full House, Sassy Girl Chun
Hyang, Lovers in Paris, Princess Hours, My name is Kim Sam-soon, My Girl,
Hello Miss!, dan Coffee Prince. Genre drama berlatar belakang sejarah ikut
mencetak rating tinggi, antara lain drama Dae Jang Geum, Queen Seon Deok,
Hwang Jini, hingga Jumong. Tahun 2008-2009, drama Korea yang banyak
mendapatkan perhatian adalah Boys Before Flowers (BBF).
Dibandingkan dengan Cina, Jepang dan Taiwan yang secara budaya dan
geografis dekat dengan Korea, Indonesia dan negara ASEAN lainnya seperti
Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam memang terlambat mengenal Hallyu.
Di Indonesia sendiri sinetron Korea seperti Winter Sonata dan Endless Love yang
meramaikan layar kaca tanah air pada tahun 2002 mendapat sambutan hangat dari
masyarakat Indonesia dan dari sinilah momentum mulai adanya Hallyu di
Indonesia bisa dikatakan mulai muncul. Beberapa waktu sebelum bergemanya
sinetron Korea di Indonesia, Indonesia telah lebih dahulu terbiasa dengan
masuknya budaya pop Amerika Serikat dalam hal ini Hollywood dan Jepang baik
lewat film maupun animasinya. Namun mulai tahun 2002 yang lalu Korea Selatan
telah menjadi negara pengekspor budaya popnya juga ke beberapa negara Asia
bahkan ke belahan dunia lainnya.
65
3.6
Daya Tarik Film Drama Korea
Dominasi Korea di bidang Drama juga mempunyai daya tarik sendiri.
Tidak hanya pemain-pemain yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng serta
fasionnya saja yang di pamerkan dalam film drama Kora. Tetapi drama-drama
serial Korea mempunyai alur cerita yang baru dan sekali lagi, unik. Mereka
mempunyai patokan waktu syuting yang jelas sehingga tidak terjadi
‘pemanjangan’ episode seperti yang terjadi pada sinetron-sinetron di Indonesia.
Ini sangat menguntungkan karena penonton tidak akan merasa bosan atau lelah
menunggu ‘ending’. Di sisi lain, dengan patokan waktu ‘ending’yang pasti, drama
Korea tidak akan terjebak konflik-konflik yang serupa dengan drama lain.
Sebagai contoh, tokoh drama Korea tidak akan mendadak ‘mati’ lalu ‘hidup lagi’
atau mendadak ‘amnesia’ serta tidak mungkin mendadak ‘menjadi anak orang
lain’ hanya karena rating film yang tinggi dan penonton meminta perpanjangan
episode. Drama Korea memfokuskan diri pada satu jenis cerita, misalkan
menyamar menjadi lelaki, menaklukkan pemuda kaya-raya, atau menikahi putera
mahkota. Maka cerita yang dikemas tidak akan melenceng atau ditambahi ceritacerita yang tidak ada hubungannya dengan fokus cerita. Sisi lain Drama Korea
adalah setiap pemain yang bermain didalamnya bersikap ‘manusiawi’. Yang
berperan antagonis akan bersikap jahat dalam kadar yang wajar. Yang berperan
protagonist juga tetap bisa marah. Sisi kemanusiaan ini mendapat porsi yang
sesuai dalam drama Korea sehingga tidak terjadi adegan-adegan yang hiperbolik.
Di drama serial Indonesia sering kita jumpai karakter antagonis dan protagonist
yang keterlaluan yang ditambah dengan pengambilan gambar yang juga
66
berlebihan. Drama Korea juga dengan berani menayangkan kultur budaya
masyarakat lokalnya. Kita dapat mengamatinya dengan banyaknya drama Sejarah
Korea (Dong Yi, Dae Jang Geum, Queen Seon Deok) yang dikemas dengan
menarik.
Berikut adalah beberapa kebudayaan Korea yang menjadi daya tarik
dalam film drama Korea:
1. sangat menghormati orang-tua, dalam artian tidak mau melawan
orang-tua, meski kadang orang-tua bersikap salah. Drama seri ataupun
film Korea adalah citra dari budaya Korea itu sendiri, budaya Timur
yang masih berpegang teguh pada etika dan kesopan-santunan. Tidak
seperti
dalam film
ataupun
sinetron
Indonesia
yang
sering
mempertontonkan anak-anak yang durhaka, membangkang, tidak
punya sopan santun, selalu bersitegang urat leher dengan orang tua,
film Korea jauh dari semua hal-hal buruk itu. Bisa dipastikan Anda
tidak akan menjumpai adegan tersebut, meski Anda sudah memelototi
banyak fim dan drama Korea.
2. Kebanyakan mempunyai kisah tumit sepatu patah. Itu dijumpai dalam
drama seri Miss Kim’s Million Dollar Quest (film yang mengantongi
predikat The Best Korean Drama 2006), Love to Kill, Princess Hours,
Full House.
3. Lomba lari. Ini selalu digambarkan saat dua orang laki-laki menyukai
wanita yang sama.Jika masing-masing pihak merasa yang paling
67
berhak mendapatkan wanita yang sama, untuk memastikan siapa yang
paling berhak memenangkan cinta si wanita, para lelaki tadi akan
mengadakan lomba lari. Lomba tadi hanya diketahui dan diikuti oleh
mereka berdua saja.Biasanya mereka menghormati komitmen, siapa
yang kalah secara sportif mengundurkan diri dari kancah perebutan
mengejar wanita idaman. Dengan catatan hasil lomba tadi menjadi
tidak berarti, jika si wanita akhirnya menetapkan pilihan pada pihak
yang kalah.Adegan ini dapat dijumpai antara lain dalam film seri: Miss
Kim’s Million Dollar Quest, Wonderfull Life, kemudian dalam drama
Almost Love.
4. Dalam film Korea juga kerap dijumpai adegan yang menganggap
sakral sebuah benda kenangan. Karenanya mereka kerap menanam
benda tersebut. Misalnya dalam film seri Princess Hours, yang
ditanam adalah 2 tiket kereta api yang menandai perjumpaan pertama
sang pangeran dengan cinta pertamanya di ruang tunggu stasiun
kereta. Kemudian dalam film lepas Almost Love yang menjadi benda
kenangan adalah kelereng dan mainan lonceng yang berbunyi jika
tertiup angin. Yang masih lekat dalam ingatan adalah film komedi My
Sassy Girl yang juga mempunyai benda kenangan (surat-surat cinta)
yang ditanam di bukit yang ditandai dengan pohon beringin.
5. Mabuk-mabukan dengan minum-minum arak, minuman tradisional
khas orang Korea.Jika seseorang sedang menghadapi masalah, baik itu
masalah keluarga, cinta, pekerjaan, jalan terbaik untuk melarikan diri
68
sementara dari persoalan yang menyita pikiran adalah minum arak.
Hampir di setiap film Korea adegan mabuk-mabukan ini dijumpai.
6. Tak perlu cinta pada pandangan pertama atau tak harus hidup bersama
dengan orang yang dicintai.Karena cinta dapat ditumbuhkan seiring
dengan
berjalannya
waktu.
Kebersamaan
mampu
mengikat,
menyatukan rasa, dan akhirnya menimbulkan rasa cinta mendalam dan
saling bergantung satu sama lain. Ini terlihat jelas dalam film seri Full
House, Miss.Kim’s Million Dollar Quest, Summer Scent, Love to Kill,
dan film lepas My Little Bride, juga di film Marrying with Mafia.
7. Para tokohnya digambarkan tidak “jaim” alias jaga image. Mereka
bersikap apa adanya, tanpa ada kesan dibuat-buat.Seperti Song HyeKyo yang memerankan Han Ji-eun dengan cueknya memuntahkan isi
makanan
ke
Rain
yang memerankan
Li
Yeong-jae,
karena
kekenyangan. Padahal Li Yeong-jae adalah aktor besar yang sangat
parlente. Dalam film Princess Hours, kita akan tersenyum geli
sekaligus jijik saat mengetahui Putri Scen-jing ternyata mempunyai
iler yang banyak, bahkan membasahi punggung Pangeran Li-Xin,
padahal mereka baru tidur bersama untuk pertama kalinya.
8. Baru berani mengungkapkan isi hati saat mereka dalam keadaan
mabuk akibat minum arak.
9. Tak bakal ada adegan peluk suka-suka atau cium sana-cium sini dalam
film seri Korea. Sutradara Korea memang terkenal irit dan pelit dalam
menampilkan adegan pelukan dan ciuman di film besutannya.
69
Makanya drama seri Korea dijamin aman untuk ditonton oleh anakanak sekalipun, dan orang-tua tidak perlu rikuh jika harus “nonton
bareng” dengan anak-anak mereka.Tak seperti kebanyakan sinetron
dan film Indonesia yang banyak tidak mempunyai jati diri, menjadi
kebarat-baratan, mudah sekali menjumpai adegan pelukan dan ciuman
yang kadang tidak perlu, film seri Korea masih menjaga kultur Timur.
Sebagai orang Indonesia yang juga orang Timur, saya bangga
menonton film Korea. Kalaupun ada adegan ciuman, itu bisa
dipastikan bukan ciuman hot ala Perancis, tetapi hanya ciuman khas
Korea, hanya saling menempelkan bibir, tetapi kesannya lebih
menggoda dan bahkan bikin penasaran. Bahkan dalam keseharian saya
ada istilah “ciuman Korea”.
10. Orang Korea dalam filmnya digambarkan sering ngobrol saat mulut
mereka penuh berisi makanan. Kadangkala makanan tersebut muncrat
ke arah lawan bicara. Sepertinya dalam budaya Korea, hal tersebut
tidak dianggap tabu, atau suatu hal yang tidak sopan dan memalukan.
11. Orang
Korea
juga
digambarkan
sudah
mempunyai
tingkat
kesejahteraan hidup yang tinggi dengan mengapresiasi seni dalam
keseharian mereka. Mudah menjumpai para pelakon film Korea
menonton teater, tari, memainkan alat musik terutama piano.
12. Kalau berjanji untuk bertemu di sebuah tempat, sering gagal karena
satu dan lain hal — misalnya kereta yang terlambat, jalanan yang
70
macet dan lain sebagainya. Atau hanya karena “selisih” jalan
(Wonderful Life, My Sassy Girl).
13. Penyakit yang sering muncul dalam kisah film Korea adalah lupa
ingatan dan leukimia (Winter’s Sonata, Summer Scent, Wonderful
Life, Sangdoo Let’s Go to School).
14. Film Korea sering memiliki lebih dari satu judul (jika ditayangkan di
negara yang berbeda). Misalnya Winter Sonata atau Winter Ballad.
Atau Stairway to Heaven juga punya judul lain: Stairway of Heaven
dan Stairly Way to Heaven.
15. Sutradara Korea sepertinya tidak mengganggap penting judul film —
bahkan terkadang asal (Buggy Jumping of Their Own, Miss Kim’s
One Million Dollar Quest, Beast and the beauty, Spring bears love,
Sangdoo Let’s Go to School).
16. Pemainnya sering berbicara sendiri dengan benda-benda tertentu,
misalnya dengan pusara, pantai, foto, boneka.
17. Menyanyi di karaoke untuk merayakan keberhasilan sepertinya sudah
menjadi adegan wajib dalam film Korea.
18. Ibu yang tiba-tiba pingsan mendengar kabar tentang anaknya
mendominasi adegan dalam film Korea.
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini, penulis berupaya memberikan analisis terhadap apa yang
telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, dan menghubungkannya dengan hasil
pengumpulan angket yang disebarkan pada para responden, yaitu para Mahasiswi
Fikom Unisba. Dalam bab ini akan diungkapkan, “Apakah terdapat Hubungan
Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan
Mahasiswi?”
Agar sistematis dan terarah, pembahasan dikelompokkan menjadi
beberapa sub bab, yaitu:
1. Uji validitas dan realibilitas
2. Analisis deskriptif data responden
3. Analisis deskriptif data penelitian
4. Analisis statistik pengujian hipotesis
5. Intrepertasi hasil pengujian sub hipotesis
4.1
Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.1
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument alat ukur
telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran dalam buku Tony Wijaya,
validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukam
fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Berdasarkan
71
72
dari pengertian tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan
mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan menyamakan data tersebut
dengan tingkat signifikan r kritis = 0.25 apabila alat ukur tersebut berada < 0.25
(tidak valid. Pengujian statistic mengacu pada criteria :
1. r hitung < r kritis maka tidak valid.
2. r hitung > r kritis maka valid.
Untuk mengetahui hasi uji validitas dapat dilihat pada bagian output
Corrected Item Total Correlation. Adapun hasil uji validitas dengan
menggunakan SPSS 19.0 adalah sebagi berikut :
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Daya Tarik Film
No
r hitung
r kritis
Keputusan
ITEM_5
0.723
0.25
Valid
ITEM_6
0.398
0.25
Valid
ITEM_7
0.669
0.25
Valid
ITEM_8
0.716
0.25
Valid
ITEM_9
0.610
0.25
Valid
ITEM_10
0.749
0.25
Valid
ITEM_11
0.448
0.25
Valid
ITEM_12
0.553
0.25
Valid
ITEM_13
0.667
0.25
Valid
ITEM_14
0.609
0.25
Valid
Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0
73
Dari Tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa, semua item pada variabel
X yakni daya tarik film melalui kegiatan menonton televisi memiliki koefisien
validitas lebih besar dari r kritisnya, yaitu dimana r hitung > r kritis, sehingga
dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item yang
digunakan untuk mengukur variabel kegiatan menonton televisi akan mampu
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian.
Berikut ini akan dijelaskan dalam bentuk tabel mengani validitas variabel
Y yakni Minat Menonoton di Kalangan Mahsiswi Unisba
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel (Y) Minat Menonoton di
Kalangan Mahsiswi Unisba
No
r hitung
r kritis
Keputusan
ITEM_15
0.694
0.25
Valid
ITEM_16
0.744
0.25
Valid
ITEM_17
0.832
0.25
Valid
ITEM_18
0.770
0.25
Valid
ITEM_19
0.804
0.25
Valid
ITEM_20
0.486
0.25
Valid
ITEM_21
0.863
0.25
Valid
ITEM_22
0.850
0.25
Valid
Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0
74
Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan, bahwa semua item pada variabel Y
memiliki koefisien validitas lebih besar dari r kritisnya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item yang
digunakan untuk mengukur variabel minat menonton akan mampu menghasilkan
data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian.
4.1.2
Uji Reliabilitas
Pengujian
reliabilitas
adalah
berkaitan
dengan
masalah
adanya
kepercayaan terhadap instrument. Suatu instrument adapat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrument tersebut
menunjukan hasil yang tetap. (Wijaya, 2011:111) Dengan demikian, masalah
reliabilitas instrument berhubungan dengan masalah ketepatan hasil. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur.
Konsep reliabilitas dapat dilihat dari dua dimensi yaitu, reliabilitas alat
ukur dan reliabilitas hasil ukur. Disini penulis menggunakan reliabilitas hasil
ukur, reliabilitas hasil ukur berhubungan dengan sampling error yaitu sejauh
mana terjadi inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan secara
berulang pada kelompok individu yang berbeda. Metode yang digunakan adalah
one shot/pengukuran sekali saja. Reliabilitas hasil ukur dapat dilakukan dengan
melihat nilai cronbach alpha dengan menggunakan SPSS 19.0
75
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Koefisien
Titik Kritis
Keterangan
Reliabilitas
X
0.818
0.600
Reliabel
Y
0.893
0.600
Reliabel
Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa dari semua item
pernyataan daya tarik film dan minat menonton adalah sangat positif > r kritis
sebesar 0,600. Maka dapat disimpulkan bahwa semua item butir pernyataan
tersebut reliable dan dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
4.2
Analisis Deskriptif Data Responden
4.2.1
Karakteristik Angkatan Responden di Fikom Unisba
Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan kepada 90 orang
responden, yaitu para yaitu mahasiswi Fikom Unisba yang menonton film drama
Korea diindosiar, diperoleh informasi tentang data responden yang meliputi:
Angkatan di Fikom UNISBA, usia responden, jurusan responden di Fikom
UNISBA, lamanya menonton film drama Korea di Indosiar. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
76
No
Tabel 4.4
Karakteristik Angkatan Responden di Fikom Unisba
Angkatan
F (frekuensi)
Persentase (%)
1.
≤ 2006
8
8,8
2.
2007 – 2009
64
71,2
3
2010
18
20
90
100
Jumlah
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah responden
angkatan ≤2006 berjumlah 8 orang atau sebanyak 8,8 %, lalu responden angkatan
2007-2009 berjumlah 64 orang atau sebanyak 71,2%, dan sedangkan angkatan
2010 berjumlah 18 orang atau sebanyak 20%. Adapun fenomena ini terjadi karena
kebanyakan mahasiswa yang aktif kuliah dari agkatan 2007-2009, di banding
dengan angkatan ≤2006 yang sudah mulai jarang di kampus dan angkatan 2010
yang masih belum begitu aktif di kampus.
4.2.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
F (frekuensi)
Persentase (%)
1.
≤ 19 tahun
17
18,9
2.
21-22 tahun
65
72,2
3
≥ 23 tahun
8
8,9
90
100
Jumlah
77
Tabel 4.5 memaparkan mengenai usia responden yang suka menonton film
drama Korea di Indosiar. didominasi usia 21-22 tahun
sebanyak 72.2%,
kemudian responden ≤ 19 tahun sebanyak 17 orang atau 18,9% dan responden
yang berumur ≥ 23 tahun sebanyak 8 orang atau 8,9% . Hal ini menunjukan
bahwa pada umumnya rentang usia 21-22 tahun, merupakan rentang usia yang
aktif menonton film drama Korea di Indosiar.
4.2.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Fikom UNISBA
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Fikom UNISBA
No
Jurusan
F (frekuensi)
Persentase (%)
1.
Jurnalistik
19
21,1
2.
(PR) Public Relations
56
62,2
3
Mankom (Management
15
16,7
90
100
Komunikasi
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa di Fikom UNISBA jurusan
(PR) Public Relations memiliki banyak responden yang menonton film drama
Korea di Indosiar dengan 56 responden atau 62,2%. Ini terjadi karena mahasiswi
Fikom UNISBA jurusan (PR) Public Relations merupakan jurusan yang memiliki
jumlah mahasiswi paling besar di antara jurusan-jurusan yang lainnya.
78
4.2.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Menonton Film Drama
Korea Di Indosiar dalam seminggu
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Menonton Film Drama Korea
Di Indosiar dalam seminggu
No
Lama Waktu Menonton
F (frekuensi)
Persentase (%)
1.
≤ 1 jam
26
28,9
2.
1 jam – 2 jam
34
37,8
3
≥ 2 jam
30
33,3
90
100
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa mahasiswi yang menonton
film drama Korea di Indosiar rata-rata dapat menonton selama 1jam -2jam dengan
jumlah 34 responden atau 37,8%. Ini menunjukan bahwa film drama Korea di
Indosiar memliki peminat yang tinggi di kalangan mahasiswi, terbukti antusias
mahasiswi yang dapat meluangkan waktunya untuk menonton film drama Korea
di Insosiar dalam seminggu.
4.3
Analisis Deskriptif Data Penelitian
4.3.1
Daya Tarik Film ( Variabel X)
Daya Tarik Film terbagi menjadi beberapa kategori diantaranya yaitu:
Aspek Kata-kata, Aspek Musik, Aspek Back Sound, dan Aspek Visual
Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93). Dengan
79
skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif,
Untuk keperluan analisisi kuantitatif, maka jawaban diberi skor : dengan
jawaban A bernilai 3, Jawaban B bernilai 2, Jawaban C bernilai 1. Skala ini
banyak
digunakan
karena
memberi
peluang
kepada
responden
untuk
mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu
pernyataan Pertanyaan yang diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah
sampai tertinggi. Jumlah pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang
jelas harus ganjil.
4.3.1.1 Aspek Kata-kata
Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup aspek katakata ini adalah Bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama korea dan
Makna yang terkandung dalam percakapan film drama korea .Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
80
Tabel 4.8
Daya Tarik Bahasa Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
No
P1
Daya Tarik Bahasa film
drama korea
Persentase (%)
Jumlah
25
64
1
90
27,8
71,1
1,1
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.8 diatas,
untuk item pernyataan “Mengenai Menariknya Bahasa yang digunakan Dalam
Percakapan Film Drama Korea”, didapat bahwa sebanyak 25 responden (27,8%)
menyatakan bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama Korea tersebut
adalah sangat menarik, 64 responden (71,1%) menyatakan biasa saja, 1 responden
(1,1%) menyatakan tidak menarik.
Hal tersebut terjadi karena bahasa merupakan suatu perantara antara
komunikator dan komunikan. Komunikator yang dipaparkan disini adalah televisi
dengan komunikannya mahasiswi, dan perantara nya adalah bahasa yang
merupakan salah satu faktor daya tarik televisi yang termasuk di dalam aspek
kata-kata. Dengan adanya tabel di atas kita dapat menyimpulkan bahwa bahasa
merupakan salah satu daya tarik televisi yang memberikan suatu pengaruh
terhadap mahasiswinya. Dan hal ini juga menunjukan bahwa televisi ternyata
memiliki pengaruh dari segi bahasa yang digunakan dalam suatu tayangan di
dilamnya.
81
No
P2
Tabel 4.9
Daya Tarik Pemahaman Makna Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
CM
TM
(3)
(2)
(1)
Daya Tarik Pemahaman
Makna Film Drama Korea
Persentase (%)
Jumlah
25
61
4
90
27,8
67,7
4,5
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.9 diatas,
untuk item pernyataan “Peryataan Pemahaman Makna yang Terkandung di Dalam
Percakapan Film Drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA
yaitu 61 responden (67,7%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat bahwa
makna percakapan dalam film drama Korea di Indosiar cukup mudah di mengerti,
lalu sebanyak 25 responden atau (27,8) berpendapat bahwa makna percakapan
film drama Korea di Indosiar sangat mudah di mengerti, dan sisanya sebanyak 4
atau (4,5) responden mengatakan tidak mudah dimengerti. Dengan begitu dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa ternyata mahasiswi UNISBA cukup dapat
memahami percakapan film drama tersebut.
Pemaknaan sesuatu kata dari setiap budaya memiliki perbedaan, karena
disesuaikan dengan kebiasaan yang ada di daerah tersebut, beda pemahaman
tentang arti sebuah kata mempengaruhi isi maknanya juga. Namun mahasiswi
UNISBA mampu mempelajari pemahaman makna tersebut sehingga menjadikan
daya tarik televisi dari film drama Korea ini diminati untuk dipahami, yang pada
82
akhirnya lebih dari setengah mahasiswi di UNISBA cukup dapat mengerti maknamakan yang ada di dalam percakapan film drama Korea.
4.3.1.2 Aspek Musik
Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup aspek musik
ini adalah musik latar belakang film drama Korea, Tune terkenal film drama
Korea, dan Aransemen klasik film drama Korea. .Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
No
P3
Tabel 4.10
Daya Tarik Musik Latar Belakang Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
Jumlah
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
Daya tarik musik latar
belakang Film Drama
Korea
Persentase (%)
44
44
2
90
48,9
48,9
2,2
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.10
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa menarik musik latar belakang
Film Drama Korea ”. didapat suatu item pernyataan di atas berada pada biasa
saja. Namun dengan 90 responden sebanyak 44 responden atau (48,9%)
mengatakan bahwa musik latar belakang film drama Korea dinilai sangat
menarik, sama dengan jumlah banyak responden yang mengarakan bahwa musik
latar belakang Korea biasa saja, yaitu sebanyak 44 responden atau (48,9%) dan
responden yang mengatakan tidak menarik sebanyak 2 responden atau (2,2%).
Hal ini menunjukan bahwa mahasiwi Fikom UNISBA berpendapat musik latar
83
belakang dapat memberikan pengaruh daya tarik untuk mahasiwi menonton film
drama Korea.
Karena Musik latar belakang sendiri merupakan musik yang berfungsi
untuk melatar belakangi/mengiringi materi
program yang sedang disiarkan.
Mengingat fungsinya sebagai latar belakang, maka dalam memilih/menggunakan
musik ini, harus betul-betul sesuai dengan materi yang tengah disajikan.
Penggunaan musik ini setidaknya akan menghidupkan dan mewarnai suasana.
Maka melihat fungsinya musik latar belakang, dengan adanya data di tabel 4.10
kita dapat melihat bahwa musik latar belakang dari film drama Korea ini berhasil
menjalankan fungsinya.
No
P4
Tabel 4.11
Daya Tarik Tune Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
(3)
(2)
Daya tarik tune film
drama Korea
Persentase (%)
TM
(1)
Jumlah
24
61
5
90
26,7
67,7
5,6
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.11 dan
garis interval diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa Menariknya
Tune terkenal film drama Korea ”. menyatakan bahwa item pernyataan di atas
berada pada biasa saja. Hal ini berarti, banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 61
responden (67,7%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat bahwa tune
terkenal dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja. Namun ada 5 responden
84
atau (5,6%) mengatakan bahwa tune terkenal dalam film drama Korea di Indosiar
tidak menarik dan sebanyak 24 responden atau (26,7%) mengatakan bahwa tune
terkenal dari film drama Korea di Indosiar sangat menarik.
Dengan begitu dapat disimpulkan dengan melihat kebanyakan dari dari
tanggangapan responden bahwa tune terkenal dari film drama Korea di Indosiar
ini biasa saja. Oleh karena itu, melihat dari aspek musik dengan indikator tune
terkenal, ternyata tidak begitu menjadikan suatu daya tarik dari film drama Korea
di Indosiar bagi respondennya.
Jika melihat dari fenomena yang ada, tune terkenal yang merupakan lagulagu yang terkenal dan di tempatkan pada suatu film mempunyai daya tarik
tersendiri bagi lagu tersebut dan film itu. Sama halnya dengan film drama Korea,
banyak tune-tune terkenal yang di masukan ke dalam film drama Korea di
Indosiar, mempunyai daya tarik tersendiri bagi pemirsanya. Dengan adanya hasil
dari perolehan data responden, dengan kebanyakan dari mereka yang menjawab
bahwa tune terkenal biasa saja, itu terjadi karena adanya daya tarik yang lebih dari
tune terkenal tersebut, sehingga responden menganggap bahwa daya tarik yang
lainnya itu lebih patut untuk di tonton ketimbang daya tarik dari tune-tune
terkenal, walau beberapa film drama Korea mempunyai tune terkenal yang
digandrungi oleh banyak orang.
85
No
P5
Tabel 4.12
Daya Tarik Aransemen klasik Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
Daya tarik aransemen
klasik film drama Korea
Persentase (%)
Jumlah
22
59
9
90
24,5
65,5
10
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.12
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Menariknya aransemen klasik film
drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 59 responden
(65,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat bahwa aransemen klasik
dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, sebanyak 22 responden atau
(24,5%) mengatakan aransemen klasik dalam film drama Korea di Indosiar sangat
menarik, sisanya 9 responden atau (10%) mengatakan bahwa aransemen klasik
dalam film drama Korea tidak menarik.
Aransemen klasik merupaka nada-nada yang diciptakan untuk mendukung
musik latar belakang. Nada-nada tersebut dibuat kental akan budaya klasik dari
alat musik khas dari daerah tersebut. banyak responden yang mengatakan bahwa
daya tarik aransemen klasik biasa saja itu terjadi karena kurangnya kesukaan
responden terhadap aransemen-aransemen klasik dari film drama Korea karena.
Namun tidak sedikit juga yang tidak menyukai aransemen tersebut, karena dengan
adanya aransemen tersebut dapat membuai kita untuk lebih masuk kedalam alur
cerita dari film drama Korea tersebut
86
4.3.1.3 Aspek Sound Effect (efek suara)
Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup Aspek
Sound Effect (efek suara) ini adalah Pengaruh daya imajinasi dan
Ambiens
sound. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
No
P6
Tabel 4.13
Daya Tarik imajinasi Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
Daya Tarik imajinasi
film drama Korea
Persentase (%)
Jumlah
38
52
0
90
42,2
57,8
0
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.13
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa Menariknya pengaruh daya
imajinasi film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA
yaitu 52 responden (57,8%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat pengaruh
daya imjainasi dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, sebanyak 38
responden atau (42,2%) mengatakan pengaruh daya imajinasi dalam film drama
Korea di Indosiar sangat menarik dan tidak ada responden yang mengatakan
bahwa pengaruh daya imajinasi film drama Korea tidak menarik. Sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa film drama Korea cukup memberikan suatu
pengaruh daya imajinasi terhadap respondennya.
Dengan cerita-cerita menarik yang disajikan film drama Korea, ternyata
mampu memberikan suatu daya tarik tersendiri bagi respondennya. Dengan alur
yang cerita yang berbeda dengan film drama lainnya, film drama Korea ini masuk
87
kepikiran responden dan terhipnotis untuk menonton film drama Korea yang ada
di Indosiar
Tabel 4.14
Daya Tarik Ambiens sound Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
No
P7
Daya tarik Ambiens sound
film drama Korea
Persentase (%)
Jumlah
6
80
4
90
6,7
88,8
4,5
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.14
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa Menariknya Ambiens sound
film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 80
responden (88,8%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya
Ambiens sound dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, sebanyak 6
responden atau (6,7%) mengatakan Ambiens sound dalam film drama Korea di
Indosiar sangat menarik dan 4 responden atau (4,5%) yang mengatakan bahwa
pengaruh Ambiens sound film drama Korea tidak menarik. Ini membuktikan
bahwa Ambiens sound biasa saja atau cukup untuk menjadi daya tarik dalam film
drama Korea
Ambiens sound, merupakan suara yang hadir dalam sebuah adegan dari
film drama Korea dianggap hal biasa saja oleh responden, karena mungkin pada
umumnya semua film drama menggunakan Ambiens sound sebagai daya tarik
film-film drama sehingga responden sudah biasa dengan hal tersebut. Dengan
88
begitu Ambiens sound ini tetap sangat penting untuk menjadi daya tarik film
drama Korea, karena tanpa adanya Ambiens sound, film menjadi sepi dan biasa
saja. Dan dapat di simpulkan bahwa Ambiens sound dalam film drama Korea
cukup memberikan daya tarik untuk responden berminat menonton film drama
Korea di Indosiar
4.3.1.4 Aspek Visual
Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup Aspek
Visual ini warna film, bentuk film, dan ilstrasi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam tabel-tabel berikut ini:.
No
P8
Tabel 4.15
Daya Tarik Warna Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
Daya Tarik warna film
drama Korea
Persentase (%)
Jumlah
31
59
0
90
34,5
65,5
0
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.15
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai Seberapa Menariknya Warna
film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 59
responden atau (65,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya
Warna film dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, dan sebanyak 31
responden atau (34,5%) mengatakan sangat menarik. Ini membuktikan bahwa
89
Warna film dalam film drama Korea di Indosiar cukup untuk menjadi daya tarik
dalam film drama Korea.
Drama Korea memiliki warna-warna film yang berbeda, dengan latar
belakang yang berbeda, warna film memberikan sentuhan yang khas untuk
menarik responden yang ada. Hal ini terbukti dengan tidak adanya responden
yang mengatakan bahwa warna film dalam film drama Korea di Indosiar itu tidak
menarik, tetapi mereka cukup puas dengan warna-warna yang telah diberikan.
Karena warna film sendiri memberikan efek yang penting untuk menunjang suatu
film apakah layak dinikmati dan ditonton.
No
P9
Tabel 4.16
Daya Tarik Bentuk Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
Daya Tarik Bentuk film
drama Korea
Persentase (%)
Jumlah
38
52
0
90
42,2
57,8
0
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.16
diatas untuk item pernyataan “Peryataan seberapa menariknya bentuk film drama
Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 52 responden atau
(65,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya bentuk film
dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, dan sebanyak 38 responden atau
(42,2%) mengatakan sangat menarik. Ini membuktikan bahwa bentuk film dalam
90
film drama Korea di Indosiar cukup untuk menjadi daya tarik dalam film drama
Korea.
Bentuk film baik adalah bentuk film yang banyak di sukai oleh
penontonya. Itu yang nampak pada film drama Korea di Indosiar. Melihat
antusias dari responden terhadap bentuk film drama Korea ini cukup baik, karena
tidak adanya jawaban dari responden yang mengatakan bahwa bentuk film dari
film drama Korea itu tidak menarik. Dengan begitu itu memperlihatkan bentuk
film drama Korea ini sudah bagus karena sudah cukup terpuaskan pemirsanya
dengan bentuk film yang sekarang di tampilkan.
No
P10
Tabel 4.17
Daya Tarik ilusrtrasi Film Drama Korea
Skor Jawaban
Pernyataan
SM
BS
TM
(3)
(2)
(1)
Daya tarik ilustrasi film
drama Korea
Persentase (%)
Jumlah
25
64
1
90
27,8
71,1
1,1
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.16
diatas untuk item pernyataan “Peryataan seberapa Menariknya melihat ilustrasi
film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 64
responden atau (71,1%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya
ilustrasi film dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, dan sebanyak 25
responden atau (27,8%) mengatakan sangat menarik dan responden yang
mengatakan bahwa ilustrasi film drama korea tidak menarik adalah 1 responden
91
atau (1,1%). Hal ini jelas membuktikan bahwa ilustrasi film dalam film drama
Korea di Indosiar dapat dikatakan sebagai suatu daya tarik dari film drama Korea.
Ilustrasi yang memiliki fungsi untuk menerangkan atau menghiasi suatu
film, dan didalam film drama Korea ini, ilustrasi film merupakan suatu daya tarik
yang dapat di tonjolkan untuk mendaptkan respon dari para responden. Lalu
melihat semua tanggapan responden yang dimintai datanya, ternyata ilustrasi film
drama Korea benar memiliki cukup daya tarik. Dengan menampilkan beberapa
ilustrasi film yang menonjolkan kekentalan budaya Korea, responden dapat
menilai memilih dan menilai film drama Korea yang ada, dan mulai dapat
mengkonsumsinya.
4.3.2 Minat ( Variabel Y)
Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak
lahir, pada pembahasan kali ini pentingnya minat menonton film drama Korea
terhadap daya tarik. akan di ukur dengan 3 aspek, yaitu Perhatian Persepsi dan
Keinginan
92
Tabel 4.18
Pernyataan Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam
mempengaruhi pengindraan (mata) untuk tetap fokus ketika menonton Film
Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
CB
TB
(3)
(2)
(1)
Besar Pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam
mempengaruhi
P11 pengindraan (mata) untuk
39
47
4
90
tetap focus ketika
menonton film drama
Korea
Persentase (%)
43,3
52,2
4,5
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.18
diatas untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai Besar pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan (mata) untuk tetap fokus
ketika menonton film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom
UNISBA yaitu 47 responden atau (52,2%) dari 90 responden yang diteliti
mengenai besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memepngaruhi
pengindraan (mata) untuk tetap focus menonton film drama Korea di Indosiar
mengatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 39 responden atau (43,3%)
mengatakan sangat berpengaruh dan responden yang mengatakan tidak
berpengaruh sebanyak 4 responden atau (4,5%). Hal ini jelas membuktikan
ternyata film drama Korea memiliki hipnotis untuk mempengaruhi responden
melalui matanya agar tetap fokus menonton. Dan secara tidak langsung dapat
disimpulkan bahwa daya tarik-daya tarik dari film drama Korea ini mampu
93
membuat responden terfokuskan untuk menyimak jalannya film drama Korea ini
melalui panca indranya.
Tabel 4.19
Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
mempengaruhi reaksi anda ketika menononton Film Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
CB
TB
(3)
(2)
(1)
besar pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam
P12
19
69
2
90
mempengaruhi reaksi
anda ketika menononton
film drama Korea
Persentase (%)
21,1
76,7
2,2
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.19
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya
tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menonton film
drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 69 responden
atau (76,7%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat pengaruh daya tarik film
drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menonton film drama
Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 19 responden atau
(21,1%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 2 responden atau (2,2%)
mengatakan tidak berpengaruh. Ini membuktikan kembali bahwa ternyata daya
tarik-daya tarik film drama Korea memberikan pengaruh responden untuk
bereaksi ketika menonton film drama Korea. Karena reaksi timbul dari keinginan
seseorang untuk bergerak yang disebabkan oleh suatu daya tarik.
94
Tabel 4.20
Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton Film Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
CB
TB
(3)
(2)
(1)
Besar pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam
mempengaruhi
P13
20
66
4
90
rangsangan anda untuk
menonton film drama
Korea
Persentase (%)
22,2
73,3
4,5
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.20
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya
tarik film drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton
menonton film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA
yaitu 66 responden atau (73,3%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat besar
pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika
menonton film drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan
sebanyak 20 responden atau (22,2%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak
4 responden atau (4,5%) mengatakan tidak berpengaruh.
Rangsangan terbentuk akibat dari emosi yang di sebabkan oleh daya tarik,
semakin besar daya tariknya, maka semakin besar pula rangsangan yang
ditimbulkan. Dari beberapa daya tarik film drama Korea yang ada ini jelas
membuktikan bahwa ternyata daya tarik tersebut mempengaruhi adanya
rangsangan yang terbentuk. Sehingga melihat data-data yang didapat dari
95
responden, jelas menunjukan bahwa responden terangsang untuk menonton film
drama Korea, baik itu karena aspek musiknya atau aspek lainnya.
Tabel 4.21
Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea
mempengaruhi pengalaman menonton Film Drama Korea anda, sehingga
menimbulkan keinginan untuk menonton kembali Film Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
CB
TB
(3)
(2)
(1)
besar pengaruh daya tarik
film drama Korea
mempengaruhi
pengalaman menonton
30
55
5
90
P14 film drama Korea anda,
sehingga menimbulkan
keinginan untuk
menonton kembali film
drama Korea
Jumlah
90
110
5
205
Persentase (%)
33,3
61,1
5,6
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.21
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya
tarik film drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton
kembali film drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom
UNISBA yaitu 55 responden atau (61,1%) dari 90 responden yang diteliti
berpendapat besar pengaruh daya tarik film drama Korea, sehingga menimbulkan
keinginan untuk menonton kembali film drama Korea di Indosiar dikatakan cukup
berpengaruh, dan sebanyak 30 responden atau (33,3%) mengatakan sangat
menarik. Dan sebanyak 5 responden atau (5,6%) mengatakan hal tersebut tidak
berpengaruh.
96
Film drama Korea memiliki suatu daya tarik di dalamnya yang dapat
membuat respondennya tertarik untuk menonton film drama Korea lainnya. Ini
terbukti dari data-data responden yang menunjukan bahwa mereka cukup
terpengaruh sehingga rasa penasaran mereka timbul untuk menonton film drama
Korea. Dari cerita yang disuguhkan, film drama Korea ini memiliki suatu desain
yang dapat membuat sehingga responden dapat tertarik dan berencana untuk
menonton film drama Korea lainnya di Indosiar.
Tabel 4.22
Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
memberikan motivasi anda untuk menonton Film Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
(3)
CB
(2)
TB
(1)
Besar pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam
P15
memberikan motivasi
anda untuk menonton film
drama Korea
17
68
5
90
Persentase (%)
18,9
75,5
5,6
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.22
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya
tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk menonton drama
Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 68
responden atau (75,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat besar
pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk
menonton drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak
97
17 responden atau (18,9%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 5
responden atau (5,6%) mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh.
Motivasi terbentuk dari suatu bentuk berdasarkan keinginan diri sendiri
dan lingkungan yang membentuk seseorang tersebut. Sama halnya dengan efek
yang diberikan oleh film drama Korea ini, karena banyaknya lingkungan di
sekitar responden yang menyukai film drama Korea, dan pengetahuan tentang
daya tarik film drama Korea, telah membentuk suatu motivasi dalam diri
responden untuk terus menyimak dan menonton film drama Korea.
Tabel 4.23
Pernyataan esar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam
memberikan pengaruh anda untuk merubah kepribadian anda berubah
setelah menonton Film Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
(3)
CB
(2)
TB
(1)
Besar pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam
memberikan pengaruh
P16
anda untuk merubah
kepribadian anda berubah
setelah menonton film
drama Korea
9
52
29
90
Persentase (%)
10
57,8
32,2
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.23
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya
tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh anda merubah kepribadian,
setelah menonton drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom
UNISBA yaitu 52 responden atau (57,8%) dari 90 responden yang diteliti
98
berpendapat film drama Korea memberikan pengaruh anda merubah kepribadian,
setelah menonton drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan
sebanyak 9 responden atau (10%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 29
responden atau (32,2%) mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh.
Kepribadian seseorang dibentuk dari kebiasaan yang dibawanya semenjak
dia lahir kedunia. Tidak mudah dalam mengubah kepribadian seseorang, sama
halnya dengan daya tarik film drama Korea. Walaupun memiliki suatu daya tarik
yang kuat, sangat sulit sekali untuk mengubah suatu kepribadian seseorang.
Karena individu secara langsung saja, sangat sulit untuk merubah kepribadian
individu-individu lainnya.
Melihat data responden sendiri misalnya, hampir kebanyakan dari
responden memilih untuk mengatakan cukup berpengaruh disusul dengan
responden yang mengatakan hal tersebut tidak tidak berpengaruh dengan jumlah
responden 29. Ini membuktikan bahwa kepribadian tidak bisa dirubah begitu saja,
tanpa adanya daya tarik yang luar biasa, yang dapat membuat responden berfikir
untuk merubah kepribadiannya.
99
Tabel 4.24
Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
menimbulkan kehendak anda untuk menonton Film Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
(3)
CB
(2)
TB
(1)
Besar pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam
P17 menimbulkan kehendak
anda untuk menonton film
drama Korea
21
64
5
90
Persentase (%)
23,3
71,1
5,6
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.24
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya
tarik film drama Korea dalam menimbulkan kehendak untuk menonton film
drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu
64 responden atau (71,1%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat film
drama Korea dalam menimbulkan kehendak untuk menonton film drama Korea di
Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 21 responden atau (23,3%)
mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 5 responden atau (5,6%) mengatakan
hal tersebut tidak berpengaruh. Kehendak dilkakukan suatu individu, ketetika
individu tersebut berfikir dan mulai mengaplikasikannya. Karena kahendak juga
dapat dikatakan sebagai suatu harapan yang keras yang dimiliki individu.
Responden memberikan jawaban bahwa ternyata film drama Korea cukup
memberikan pengaruh dari daya tariknya untuk menimbulkan suatu kehendak.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa film drama Korea di Indosiar dikatakan
100
cukup dalam memberikan pengaruh lewat daya tariknya untuk membuat
respondennya berkehendak menonton kembali film drama Korea tersebut.
Tabel 4.25
Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam
menimbulkan hasrat anda untuk menonton Film Drama Korea
Skor Jawaban
No
Pernyataan
Jumlah
SB
CB
TB
(3)
(2)
(1)
Besar pengaruh daya tarik
film drama Korea dalam
P18 menimbulkan hasrat anda
28
57
5
90
untuk menonton film
drama Korea
Persentase (%)
31,1
63,3
5,6
100
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.25
diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya
tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton film
drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu
57 responden atau (63,3%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat daya tarik
film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton film drama
Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 28 responden atau
(31,1%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 5 responden atau (5,6%)
mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh.
Film drama Korea di kalangan mahasiswi ternyata begitu menarik, karena
merujuk ke data responden yang dibuat, ternyata rata-rata responden mengatakan
bahwa mereka memiliki hasrat untuk menonton film drama Korea di indosiar
tersebut. Ini membuktikan bahwa daya tarik yang menempel pada film drama
101
Korea membentuk suatu dorongan secara sadar maupun tidak sadar pada diri
responden untuk membuat responden menonton film drama Korea.
4.4
Analisis Statistik Pengujian Hipotesis
Setelah dibahas melalui uji validitas dan liabilitas, analisis responden dan
analisis data penelitian selanjutnya akan dibahas mengenai pengujian statistik
“bagaimana hubungan antara daya tarik film drama Korea dengan minat
menonton di kalangan mahasiswi Unisba”. Dalam penelitian ini skala yang diukur
adalah skala ordinal dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment
Pearson.
4.4.1
Pengujian Statistik Sub Hipotesis Pertama
• H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film
drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
• H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
Tabel 4.26
Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata film drama Korea dengan
Minan menonton di kalangan Mahasiswi Unisba
Variabel
X1 dan Y
rs
thitung
0.649 5.51
Dk
88
Ttabel
Sig
±1.990 0.00
Keputusan
Kesimpulan
H0 Ditolak
Signifikan
KD = r2
x 100%
42.120%
Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0
Dalam tabel diperoleh thitung (5,51) > ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
102
Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 5,51 yang berarti kuat dan
sifatnya searah antara variabel X1 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi
(X1) semakin besar pula minat menonton mahasiswi.. Nilai α value < 0,05 maka
hubungan kedua variabel signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)
sebesar 42,120%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi
menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik kata-kata dalam
film drama Korea sebesar 42,120%
sedangkan sisanya 57,88% merupakan
kontribusi faktor lain.
4.4.2
•
Pengujian Statistik Sub Hipotesis Kedua
H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
•
H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea
dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
Tabel 4.27
Hubungan Antara Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Musik Film Drama
Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba
Variabel
X2 dan Y
rs
thitung
dk
0.580 8.199
88
Ttabel
Sig
±1.990 0.000
Keputusan
Kesimpulan
H0 Ditolak
Signifikan
KD = r2
x 100%
33.64%
Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0
Dalam tabel diperoleh thitung (8,199)> ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea
dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
.
Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 8,199 yang berarti kuat dan
sifatnya searah antara variabel X2 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi
103
(X2) semakin besar pula minat menonton mahasiswi Unisba. Nilai α value < 0,05
maka hubungan kedua variabel signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)
sebesar 33,64%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi
menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik musik dalam film
drama Korea sebesar 33,64% sedangkan sisanya 66,36% merupakan kontribusi
faktor lain.
4.4.3
Pengujian Statistik Sub Hipotesis Ketiga
• H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film
drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
• H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
Tabel 4.28
Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film Drama Korea
Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba
Variabel
X3 dan Y
•
rs
thitung
dk
0.559 7.620 88
Ttabel
Sig
±1.990 0.000
Keputusan
Kesimpulan
H0 Ditolak
Signifikan
KD = r2
x 100%
31.248%
Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0
Dalam tabel diperoleh thitung (7,620)> ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
.
Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 7,620 yang berarti kuat dan
sifatnya searah antara variabel X3 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi
104
(X3) semakin besar pula minat menonton mahasiswi Unisba. Nilai α value < 0,05
maka hubungan kedua variabel signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)
sebesar 31,248%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi
menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik sound efek dalam
film drama Korea sebesar 31,248% sedangkan sisanya 68,752% merupakan
kontribusi faktor lain.
4.4.4
Pengujian Statistik Sub Hipotesis Keempat
• H0
: Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
• H1
: Ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea
dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
Tabel 4.29
Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Visual Film Drama Korea Dengan
Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba
Variabel
X4 dan Y
•
rs
thitung
dk
0.477 5.787 88
Ttabel
Sig
±1.990 0.000
Keputusan
Kesimpulan
H0 Ditolak
Signifikan
KD = r2
x 100%
22,752%
Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0
Dalam tabel diperoleh thitung (5,787)> ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama
Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
.
Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 5,787 yang berarti kuat dan
sifatnya searah antara variabel X4 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi
105
(X4) semakin besar pula minat menonton mahasiswi Unisba. Nilai α value < 0,05
maka hubungan kedua variabel signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD)
sebesar 22,752%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi
menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik visual dalam film
drama Korea sebesar 22,752% sedangkan sisanya 77,248% merupakan kontribusi
faktor lain.
4.5
Interpretasi Hasil Penelitian
Interpretasi hasil penelitian merupakan hasil akhir dari analisa-analisa
yang dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan penelitian telah tercapai atau
tidak ditinjau dari penerimaan atau penolakan hipotesis penelitian. Interpretasi
hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
106
Tabel 4.30
Interpretasi Hasil Penelitian
Sub Hipotesis
Uji Statistik
Ada hubungan antara aspek
Hasil
5.51 > 1.990
H0 ditolak dan H1 diterima
8.199 > 1.990
H0 ditolak dan H1 diterima
7.620 > 1.990
H0 ditolak dan H1 diterima
5.787 > 1.990
H0 ditolak dan H1 diterima
daya tarik musik film drama
Korea dengan minat menonton
di kalangan mahasiswi Unisba.
Ada hubungan antara aspek
daya tarik Musik film drama
Korea dengan minat menonton
di kalangan mahasiswi Unisba.
Ada hubungan antara aspek
daya tarik sound efek film
drama Korea dengan minat
menonton di kalangan
mahasiswi Unisba.
Ada hubungan antara aspek
daya tarik visual film drama
Korea dengan minat menonton
di kalangan mahasiswi Unisba.
4.5.1
Interpretasi Sub Hipotesis Pertama
Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (5,51) >
ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan
antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di
kalangan mahasiswi Unisba.
107
Pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik kata-kata yang
diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba
berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik kata-kata tersebut,
dibahas mengenai bahasa yang digunakan dalam film drama Korea dan makna
yang terkandung dalam percakapan film drama Korea, dimana hal-hal tersebut
berhubungan dengan minat menonton mahasiswi Unisba.
Jadi daya tarik kata-kata yang ada di dalam film drama Korea tersebut ada
hubungannya dengan minat menonton mahasiswi. Seperti yang dipaparkan oleh
(Effendy,1993:44). “Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk
melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan
merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan
opini secara memuaskan”.
(Keraf, 1997: 3) “Pada dasarnya, kata-kata memliki fungsi-fungsi tertentu
yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat
untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai
alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan
atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial”.
Dengan melihat pemaparan yang dikemukakan oleh Keraf dan Effendy,
kita dapat melihat bahwa kata-kata adalah pesan komunikasi yang dilakukan
untuk mengekspresikan pesan tersebut, dengan pengekspresian tersebut timbulah
suatu ketertarikan. Sama halnya dengan yang ada pada film drama Korea ini, para
pemain-pemain film tersebut mereka menggunakan aspek kata-kata sebagai suatu
daya tarik melalui pengekspresiaan pesan untuk membuat penontonya tertarik dan
timbul minat di antara individu, yang menjadikan mereka menonton film tersebut.
108
Karena setiap sesuatu yang menurut hati kita menarik, akan menimbulkan suatu
minat dalam tercapainya suatu kepuasan yang diinginkan. Dengan kata-kata yang
memberikan pesan dengan suatu makna dan pengapresiasian, maka hal tersebut
akan memberikan suatu kelebihan dimana aspek-aspek lain tidak memiliki
keunikan tersebut sehingga individu-individu yang mengkonsumsi film drama
Korea ini merasa terpuaskan dengan adanya minat yang di timbulkan oleh daya
tarik kata-kata dalam film drama Korea di Indosiar.
4.5.2
Interpretasi Sub Hipotesis Kedua
Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (8,199) >
ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan
antara aspek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di
kalangan mahasiswi Unisba.
Dalam pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik musik yang
diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba
berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik musik tersebut, dibahas
mengenai musik latar belakang dalam film drama Korea, tune film drama Korea
dan aransemen klasik film drama Korea, dimana hal-hal tersebut berhubungan
dengan minat menonton mahasiswi Unisba.
Jadi daya tarik musik yang ada di dalam film drama Korea tersebut ada
hubungannya dengan minat menonton mahasiswi.
(Boggs, 1986:176) bahwa “Jinggel, musik latar belakang, tune terkenal,
dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan,
menetapkan nada emosi untuk sesuatu dan mempengaruhi perasaan
109
pendengarnya. Musik dalam program video/TV. berfungsi sebagai
pembuka/penutup program, tune, tema, pengiring, background, transisi,
dan smash. Sedangkan secara teknis misalnya fade (in/out), up, cross fade,
background (under) dan smash. menciptakan irama struktural dan untuk
merangsang tanggapan emosional yang memperjelas dan memperkuat efek
dari citra visual”
Dahulu kala film-film drama bisu yang muncul menggunakan aspek musik
sebagai suatu sarana untuk mempertegas suatu adegan-adegan yang ada pada
film. Bisa dibayangkan bagaimana film drama bisu tersebut tanpa adanya musik.
Film tersebut pasti akan menjadi kaku dan para pemirsanya tidak akan sulit
mendapatkan pesan yang di informasikan oleh komunikator yaitu media televisi
tersebut. Untuk mendapatkan suatu penyampaian pesan yang akurat, maka
diperlukan aspek musik
sebagai pembantu dalam film untuk menyampaikan
pesan tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, film drama mulai memiliki
berbagai macam musik yang mengiringi film-film drama yang ada. Dengan
bantuan teknologi dan alat bantu lainnya, musik menjadikan suatu daya tarik
tersendiri bagi film-film drama yang ada khususnya film drama Korea di Indosiar
Dalam handoutnya yang berjudul Penggunaan Musik dan Efek Suara
(Sound Eeffect) dalam Produksi Program Kaset Audio (1999) Sungkono “Musik
merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan memiliki nilai artistik
tinggi. Dengan musik yang disuguhkan acara dapat menjadi lebih menarik, lebih
hidup, dan lebih jelas”. Dengan penjelasan yang dipaparkan Sungkono, kita dapat
melihat bahwa aspek musik memegang peran penting dalam menciptakan suatu
daya tarik bagi pemirsanya. Karena perlunya suatu daya tarik musik, film drama
Korea juga memiliki berbagai musik yang beragam yang dapat mempengaruhi
110
pemirsanya, sehingga tanpa disadari daya tarik tersebut menimbulkan minat untuk
menonton para pemirsanya.
4.5.3
Interpretasi Sub Hipotesis Ketiga
Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (7,620) >
ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan
antara aspek sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan
mahasiswi Unisba.
Dalam pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik sound efek yang
diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba
berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik sound efek tersebut,
dibahas mengenai daya imajinasi dalam film drama Korea dan ambiens sound
film drama Korea dimana hal-hal tersebut berhubungan dengan minat menonton
mahasiswi Unisba.
Jadi daya tarik sound efek yang ada di dalam film drama Korea tersebut
ada hubungannya dengan minat menonton mahasiswi. Seperti yang dipaparkan
oleh
“Keberadaan televisi sebagai media komunikasi massa telah memiliki
daya tarik yang kuat bagi khalayak, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas
manusia sebelum muncul televisi berubah total. Adanya beberapa unsur
daya tarik seperti kata-kata, musik, sound effect dan juga adanya unsur
visual yang berupa gambar semakin mendorong khalayak untuk melakukan
perubahan tersebut” (Effendy,1994:192).
111
Dalam suatu film aspek musik saja tidak cukup untuk memberikan suatu
pengaruh bagi permirsanya. Dalam handoutnya yang berjudul Penggunaan Musik
dan Efek Suara (Sound Eeffect) dalam Produksi Program Kaset Audio (1999)
Sungkono “Selain kata dan musik, unsure program audio yang lain yaitu efek
suara atau sound efek yang sering disingkat (FX). sound efek yaitu suara-suara
tiruan atau sebenarnya yang menampilkan daya imajinasi dan penafsiran
pengalaman tentang situasi yang sedang ditampilkan”. Dengan adanya sound efek
dalam film drama Korea, itu dapat menimbulkan reaksi yang lebih baik lagi dari
para pemirsanya. Karena sound efek sendiri menurut responden merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pemirsanya agar lebih masuk lagi ke dalam film.
Walaupun sound efek hanya berada di dalam sisipan-sisipan film, namun
perannya dapat menjadikan sesuatu ketertarikan tersendiri di saping daya tarikdaya tarik lainnya. Dengan memberikan kesan yang lebih mengena di hati
pemirsanya, dapat membuat suatu ketertarikan lagi di samping daya tarik lainnya.
Sehingga hal tersebut membuat suatu minat menonton para pemirsanya.
Sound efek sendiri hanya merupakan suara-suara yang tidak berbentuk
seperti musik, misalnya seperti suara angin, suara burung, atau suara tembakan
yang menambah sifat naturalisasi dari suatu film yang sedang ditanyangkan.
Hampir sama perannya dengan musik, yang memberikan suatu kejelasan dan
ketegasan dalam film, namun sound efek lebih memberikan sentuhan alami dari
film tersebut, khususnya film drama Korea yang ada di Indosiar.
112
4.5.4
Interpretasi Sub Hipotesis Keempat
Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (5,787) >
ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan
antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di
kalangan mahasiswi Unisba.
Dalam pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik visual yang
diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba
berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik visual tersebut, dibahas
mengenai warna film drama Korea, bentuk film drama Korea dan ilustrasi film
drama Korea, dimana hal-hal tersebut berhubungan dengan minat menonton
mahasiswi Unisba.
Jadi daya tarik visual yang ada di dalam film drama Korea tersebut ada
hubungannya dengan minat menonton mahasiswi. Seperti yang dipaparkan
(Effendy,1994:192), “ televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa
yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata,
musik, sound effect, juga memiliki keunggulan yanitu unsur visual berupa gambar
hidup yang dapat menimbulkan pengalaman mendalam bagi pemirsanya”
Film sendiri merupakan gambar yang bergerak. Berbeda dengan foto, film
bisa menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang ditampilkanya. Sebagai media
audio visual, film mempunyai karakteristik yang berbeda yang lain yang hanya
bersifat tekstual atau visual saja, misalnya bahasa dan lukisan. Dengan
kharaktersitik yang berbeda ini maka film jelas memiliki daya tarik tersendiri di
bandingkan dengan yang lainnya. Karena film terproyeksikan oleh suatu media
113
massa yang bernama televisi. Sudah sangat jelas bahwa keunggulan televisi di
bandingkan dengan media lainnya yaitu adanya daya tarik visual yang menjadikan
para pemirsanya dapat menyaksikan secara visual dengan gerak diringin daya
tarik lainnya yaitu kata-kata, musik, dan sound efek, mempermudah pemirsanya
untuk menelan pesan yang di sampaikan, film drama Korea merupakan salah
satunya. Dari filmnya saja jelas membuktikan bahwa ada daya tarik visual yang
diberikan kepada pemirsanya. Dengan daya tarik visual ini juga jelas akan
menimbulkan minat karena daya tarik utama dari film itu adalah daya tarik visual,
seperti yang sudah di kemukakan Effendy di atas bahwa keunggulan film adalah
memiliki gambar hidup yang menimbulkan pengalaman yang lebih mendalam
bagi pemirsanya.
Karena di dalam daya tarik visual ini ada yang namanya komunikasi
visual di dalamnya. Secara tidak langsung terjadi suatu komunikasi satu arah yang
terjadi antara media massa televisi dengan kita. Kita menerima pesan-pesan yang
disampaikan lewat daya tarik visual, dan ketika daya tarik tersebut sudah
mengena pada kita, maka kita akan mendapatkan suatu ketertarikan dan timbul
minat seperti pada daya tarik yang lainnya. Sama halnya dengan acara program
lainnya di televisi, mareka memiliki daya tarik yang sama yaitu visual, namun
dengan tambahan-tambahan seperti pemain atau alur certia yang lebih menarik
dalam film drama Korea di Indosiar, dapat memiliki nilai lebih dimata pemirsanya
yang nantinya berimbas pada keinginan pemirsa untuk terus menonton film drama
Korea di Indosiar. Dengan melihat fenomena yang ada bahwa film drama Korea
di Indosiar yang dapat menghipnotis banyak orang untuk berbondong-bondong
114
mengkonsumsi film drama Korea, membuktikan bahwa daya tarik visual ini film
drama ini telah berhasil menumbukan minat di hati para pemirsanya. Padahal jika
kita lihat film drama Korea di Indosiar, masuk ke Indonesia belum lama ini,
namun dapat menyaingin film drama dalam negri ataupun film drama asing
lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV
maka dapat ditarik kesimpulan penelitian, sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan
minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
2. Ada hubungan antara asepek daya tarik musik film drama Korea dengan
minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba.
3. Ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea
dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba
4. Ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan
minat menonton di kalangan mahasiwi Unisba.
5.2
Saran
5.2.1
Saran Akademis
Untuk kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Islam
Bandung fakultas ilmu komunikasi, agar dapat meneruskan penelitian lebih lanjut
mengenai daya tarik film dalam mempengaruhi minat. Dalam penelitian
mendatang dapat dilakukan penambahan variabel dan dimensi-dimensi pada
model yang telah ada maupun pada model yang mengalami pengembangan. Hasil
penelitian yang dilakukan nantinya dapat diterapkan dalam menciptakan suatu
115
116
perkembangan bagi media massa yang ada saat ini melalui sistem komunikasi 1
arah.
5.5.2
Saran Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran praktis yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Film drama di Indonesia dapat mencontoh bagaimana film drama Korea
mengembangkan daya tariknya sehingga dapat menarik massa yang begitu
banyak untuk menonton film drama Korea, walaupun film drama Korea
masih terbilang umurnya cukup muda masuk ke Indonesia, namun sudah
dapat membuat banyak orang mengkonsumsi film tersebut. Diharapkan
dengan masuknya film drama Korea ini, perfilman Indonesia termotivasi
untuk lebih baik lagi lewat daya tarik-daya tarik film drama di Indonesia,
bukan menjadi plagiat.
2. Mahasiwi atau mahasiswa lebih meningkatkan kualitas media massa di
Indonesia
khususnya
perfilman,
agar
lebih
meningkatkan
dan
menonjolkan kekuatan daya tarik untuk mempengaruhi minat-minat
menonton masyarakat lainnya, sehingga image tentang plagiat dan cerita
yang membosankan tentang film drama di Indonesia bisa diperbaiki dan
ditingkatkan guna kepuasan masyarakat. Karena hal tersebut akan
berhubungan dengan komunikasi 1 arah yang di dalamnya terdapat
informasi guna memberikan kepuasan komunikasi, dan akan pengaruh
terhadap orang-orang yang mengkonsumsi film drama tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alawi, Hasan 2002. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka
Ardianto, Elvinaro. 2007. “Komunikasi Massa Suatu Pengantar”. Bandung:
Simbosa Rekatama Media
_________________. 2010. “Metode Penelitian untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif” .Bandung: Remaja Rosdakarya
Boggs M. Joseph, 1986. “Cara Menilai Sebuah film (The Art of Watching Film).
Jakarta: Yayasan Citra
Devito, Joseph. A. 1997. “Komunikasi Antar Manusia”. Jakarta: Professional
Books
Effendy, Onong U. 1989. “ Human Relations And Public Relations Dalam
Management. Bandung: Mandar Maju
.1993.”Dinamika
Rosdakarya
Komunikasi”
Bandung:
PT
Remaja
.1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
.2001.”Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
.2003. “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”. Bandung: PT
Citra Aditya Bakti
H. C. Whiterington. 1985. “Psikologi Pendidikan”. Terjemahan Buchori, M.
Jakarta: Aksara Baru.
Hassanuddin. 1996. “Drama Karya Dalam Dua Dimensi: Kajian Teori, Sejarah,
dan Analisis”. Bandung: Angkasa
Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Keraf, Gorys. 1997. “Tatabahasa Indonesia”. Jakarta: Penerbit Nusa Indah
Prasetyo, B., & Lina M J. 2005. “Metode Penelitian Kuantitatif”. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
117
118
Rakhmat, Jalaluddin. 1996. “Psikologi Komunikasi”. Bandung: Remaja
Rosdakarya
. 2005. “Psikologi Komunikasi (Ed.Revisi)”. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sindoro, Alexander. 1996. “Manajemen”. Jakarta: Intermedia
Sobur, Alex. 2003. “Semiotika Komunikasi”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”. Bandung:
Alfabeta
Sumber Lain:
Kuliah Umum IlmuKomputer.com. 2003, IlmuKomputer.Com
“Petunjuk
Penulisan Skripsi” Universitas Gunadarma. Banten. Diunduh: 3 Mei 2012
www.google.com
www.wikipedia.com
LAMPIRAN
119
ANGKET PENELITIAN
Diisi oleh penulis
Pentunjuk Pengisian :
1. Mohon anda membaca dan menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa terkecuali.
2. Untuk mengisi jawaban pertanyaan bagian A dan B, isilah dengan memberi tanda silang
(x).
3. Kejujuran anda dalam mengisi angket ini sangat berguna bagi penelitian.
4. Saudara hanya diperkenankan memilih satu jawaban pada setiap pertanyaan.
5. Terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya.
Bagian A
Data Responden
1. Angkatan berapakah anda di Fikom Unisba?
a. ≤ 2006
c. 2010
b. 2007 – 2009
2. Berapa usia anda sekarang ?
a. ≤ 19 tahun
b. 20 – 22 tahun
c. ≥ 23 tahun
3. Apa jurusan yang anda tempuh ?
a. Jurnalistik
b. PR (public relations)
c. Mankom (management komunikasi)
4. Berapa banyak waktu yang anda pakai untuk menonton film drama Korea di Stasiun TV
Indosiar dalam seminggu?
a. ≤ 1 jam
b. 1 jam – 2 jam
120
c. ≥ 2 jam
121
Bagian B
Data Penelitian
Daya tarik film drama Korea
5. Bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama Korea menarik?
a. Sangat menarik
b. Biasa saja
c. Tidak menarik
6. Makna yang terkandung di dalam percakapan film drama Korea mudah dipahami?
a. Sangat mudah
b. Cukup mudah
c. Tidak mudah
7. Seberapa menarik musik latar belakang,Film Korea bagi Anda?
a. Sangat Menarik
b. Biasa saja
c. Tidak menarik
8. Seberapa menarik tune Film Korea bagi Anda?
a. Sangat Menarik
b. Biasa saja
c. Tidak menarik
9. Seberapa menarik aransemen klasik Film Korea bagi Anda?
a. Sangat Menarik
b. Biasa saja
c. Tidak menarik
122
10. Seberapa menarik pengaruh Daya imajinasi film drama Korea bagi anda ?
a. Sangat Menarik
b. Biasa saja
c. Tidak menarik
11. Seberapa menarik ambiens sound Film Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
b. Biasa saja
c. Tidak menarik
12. Seberapa menarik warna film drama Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
b. Cukup menarik
c. Tidak menarik
13. Seberapa menarik bentuk film drama Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
b. Cukup menarik
c. Tidak menarik
14. Seberapa menarik ilustrasi film drama Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
b. Cukup menarik
c. Tidak menarik
123
Minat menonton film drama Korea
15. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan
(mata) anda untuk tetap fokus ketika menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
16. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda
ketika menononton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
17. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan
anda untuk menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
18. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea
mempengaruhi pengalaman
menonton film drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton
kembali film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
19. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda
untuk menonton film drama Korea ?
124
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
20. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh anda
untuk merubah kepribadian anda berubah setelah menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
21. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan kehendak
anda untuk menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
22. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda
untuk menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
b. Cukup berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
CODING BOOK
Bagian A
Data Responden
1. Angkatan berapakah anda di Fikom Unisba?
a. ≤ 2006
a=3
c. 2010
b=2
b. 2007 – 2009
c=1
2. Berapa usia anda sekarang ?
a. ≤ 19 tahun
a=3
b. 20 – 22 tahun
b=2
c. ≥ 23 tahun
c=1
3. Apa jurusan yang anda tempuh ?
a. Jurnalistik
a=3
b. PR (public relations)
b=2
c. Mankom (management komunikasi)
c=1
4. Berapa banyak waktu yang anda pakai untuk menonton
film drama Korea di Stasiun TV Indosiar dalam seminggu?
a. ≤ 1 jam
b. 1 jam – 2 jam
c. ≥ 2 jam
a=3
b=2
c=1
125
126
Bagian B
Data Penelitian
Daya tarik film drama Korea
5. Bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama Korea menarik?
a. Sangat menarik
a=3
b. Biasa saja
b=2
c. Tidak menarik
c=1
6. Makna yang terkandung di dalam percakapan film drama Korea mudah dipahami?
a. Sangat mudah
a=3
b. Cukup mudah
b=2
c. Tidak mudah
c=1
7. Seberapa menarik musik latar belakang,Film Korea bagi Anda?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Biasa saja
b=2
c. Tidak menarik
c=1
8. Seberapa menarik tune Film Korea bagi Anda?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Biasa saja
b=2
c. Tidak menarik
c=1
9. Seberapa menarik aransemen klasik Film Korea bagi Anda?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Biasa saja
b=2
c. Tidak menarik
c=1
127
10. Seberapa menarik pengaruh Daya imajinasi film drama Korea bagi anda ?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Biasa saja
b=2
c. Tidak menarik
c=1
11. Seberapa menarik ambiens sound Film Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Biasa saja
b=2
c. Tidak menarik
c=1
12. Seberapa menarik warna film drama Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Cukup menarik
b=2
c. Tidak menarik
c=1
13. Seberapa menarik bentuk film drama Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Cukup menarik
b=2
c. Tidak menarik
c=1
14. Seberapa menarik ilustrasi film drama Korea bagi anda?
a. Sangat Menarik
a=3
b. Cukup menarik
b=2
c. Tidak menarik
c=1
128
Minat menonton film drama Korea
15. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan
(mata) anda untuk tetap fokus ketika menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
16. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda
ketika menononton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
17. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan
anda untuk menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
18. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea mempengaruhi pengalaman
menonton film drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton
kembali film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
129
19. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda
untuk menonton film drama Korea ?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
20. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh
anda untuk merubah kepribadian anda berubah setelah menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
21. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan kehendak
anda untuk menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
22. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda
untuk menonton film drama Korea?
a. Sangat berpengaruh
a=3
b. Cukup berpengaruh
b=2
c. Tidak berpengaruh
c=1
CODING SHEET
130
Data Mahasiswi Fikom UNISBA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
NPM
10080001023
NAMA
MURWANI ROKHAYATI A
10080002167
VIA SYIVA KHAERANUR
PEREMPUAN
10080002188
10080002297
TITIK NURRIA
CIPTA AYU LESTARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080003051
VERA NOVIYANTI
PEREMPUAN
10080003072
10080003150
OKTAVIRANI LIVIA
SILVYA MUNFIKA AQIEF
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080003156
NORAENA SUDIBYATMANTI
PEREMPUAN
10080003174
10080003311
ADE FITRIA ROSA
IKA WIDYA LESTARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080003366
FITRI NOVIANTHI
PEREMPUAN
10080004030
10080004199
YULIANA MAMURIYANTI
FIEKA HARNETASIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080004201
LISNA INTAN PERMATASARI
PEREMPUAN
10080004211
10080005020
GITA KUSUMAH
MARISYA PURWANA PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080005071
HENA TRIWARDANI SUMANTRI
PEREMPUAN
10080005097
10080005120
SUCI RAHMAYANI
ANDINI RENATA THIANINGSIH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080005124
RIANNI PUSPITA DEWI
PEREMPUAN
10080005369
10080005404
MUTHIA NANDA
ANITA WULANDARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006009
PRISKA LASMI MURDEA
PEREMPUAN
10080006017
10080006039
R.ARVITA MUTIARA RACHMAN
ELVIRA SETYANA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006063
RIZKA NOVA PRIHANDINI
PEREMPUAN
10080006065
10080006073
SRI ENDAH GUSLIANY
RINDU DAMAYANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006076
MEITA FITRIANI
PEREMPUAN
10080006078
10080006079
NURUL EKA VERDANI
AYU NURANI FEBRYANA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006083
ISTIWINDIANTI H
PEREMPUAN
10080006105
10080006133
FRIDA ANANDITYA AYUNDA WA
RADEN RORO INNA HAFIDHAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006138
YULASTRI ANDHINI
PEREMPUAN
10080006141
10080006154
RISKA ZULCHAIRILLA
AYU SITI SARAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006159
NURUL ASTRIA
PEREMPUAN
10080006165
10080006170
RIHAN AFIFAH
LEDI MARTIANY
PEREMPUAN
PEREMPUAN
131
sex
PEREMPUAN
132
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
10080006181
MAWAR RIZKI ALFITRI
PEREMPUAN
10080006182
RACHMA DEWI HAPARTI
PEREMPUAN
10080006203
10080006214
RISA AMRIASALLY
PUTRI PRIMADINI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006230
ERI FEBRIANY
PEREMPUAN
10080006253
10080006254
INDRI MUSTIKA DEWI
DURRANI NADIASHARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006265
CITRA LIDYA FURI
PEREMPUAN
10080006304
10080006308
ICHA YULISA KUSDINAR
TINI LESTARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080006315
INGGIT SUCI FITRIANI
PEREMPUAN
10080007004
10080007010
RINNA INDRIYANI
NIA NURHASANAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007015
PUTIH AURLIA
PEREMPUAN
10080007019
10080007020
MUTHIA BALQIS
ANNE PRIANTINE
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007026
SRIE RAHAYU
PEREMPUAN
10080007029
10080007037
MEILISA NURUL FITRIANA
RIESA RAMADHANIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007046
WIDYARTI
PEREMPUAN
10080007049
10080007056
VISKE WIDHYADHARI PRIMARI
NURMA FITRIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007064
PUSPA RANI
PEREMPUAN
10080007065
10080007067
DIAN TANTRI CITO LESTARI
SARI MULIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007068
NORITA DEWI PRAVENTI
PEREMPUAN
10080007071
10080007077
GHEA KHAERUNNISA
INES KHARISMA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007078
WINDA WIDININGTYAS SUTOPO
PEREMPUAN
10080007087
10080007088
HANNA NATALISA
RERA ANNORISTA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007092
ASHARI KHAERUN NISA
PEREMPUAN
10080007095
10080007096
LIRIS NURLAILI
DEWI RAHAYU WULANDARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007097
NOVI INDRIANI DEWI
PEREMPUAN
10080007107
10080007110
ARUM JAYANI
ANDI KUSUMAWARDHANI MC.
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007111
BETHA NOPIANTI
PEREMPUAN
10080007114
10080007115
DEVI NOVIANTI
NAFFY TRI HAJARINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007121
MERDA ERIKA AFRIZAL
PEREMPUAN
10080007129
10080007130
REINA FIDELITA
DANIS RAMDANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
133
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
10080007131
LITA OKTAVIANI
PEREMPUAN
10080007133
PUSVA MUSTIKA NINGRUM
PEREMPUAN
10080007134
10080007135
KARLINA MULANI DEWI
NURANI FITRI KIREINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007136
LUTHFIANI RAHMAN
PEREMPUAN
10080007140
10080007142
DEWI NURHASANAH
DEVI NURDIYANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007143
GITALYA ERLANDA
PEREMPUAN
10080007146
10080007147
MARTANIA NURDIANE
BIRU NURDEWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007148
RENA NOVITASARI
PEREMPUAN
10080007149
10080007152
TIYANA VITASARY
RINNI HARDIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007161
KRISNA DEWI P.
PEREMPUAN
10080007178
10080007180
OLLA SHEFFIELLA AJANI
IRMA NURHIKMAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007182
WENING MUSTARI
PEREMPUAN
10080007189
10080007190
TRIA AYU LESTARI YUNIAR
SEVIYENTI FIKROH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007192
RISTA MERLIANA
PEREMPUAN
10080007193
10080007197
ASTRI DESI ARIYANTI
YASHINTA AYUNINGTYAS
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007202
NADIA AMANTA AULIA PUTRI
PEREMPUAN
10080007203
10080007207
ANIZA SEPTIA NUR FAJAR AKBARI
PRASTIKA SECILIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007208
GADIS EKANANTYA
PEREMPUAN
10080007210
10080007212
NUR ASIH BALEBAT
RIRI OKTRIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007214
DHESCA SYAILLA
PEREMPUAN
10080007216
10080007221
MILIARTI DWI PRAMURTI
DEA RISFIENDHA CARELIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007226
TESSA MANNAWALANI
PEREMPUAN
10080007228
10080007234
NOVIA SEVTIYANI RAHAYU
NESYA DIAN NEVARI PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007235
WITRI RARASATI H.D.
PEREMPUAN
10080007236
10080007244
WINDA PUSPITASARI
IRNI IRAWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007256
GITA AFRILISTIAN
PEREMPUAN
10080007257
10080007263
KHENNY ROSEILINA DEVRIANTY
AYU NURITA SARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007267
SHERLY CHANDRA AMALIA
PEREMPUAN
10080007268
10080007271
ELENA SEPTHIA FERARI
SRI UTAMI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
134
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
10080007273
NADYA ELQIANA PERTIWI
PEREMPUAN
10080007292
ASTRI JUMIATI NURHASANAH
PEREMPUAN
10080007300
10080007301
INDRI FEBRINA
CANARY NOORANJAS LARASATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007304
INTAN ANGGUN ENDAH SARI
PEREMPUAN
10080007307
10080007309
RAHADHIAN MEIKA UTAMI
ULMI MARSYA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007326
TIA NURUL LATIFA
PEREMPUAN
10080007327
10080007330
DESVIA ARINI
KIKI ARIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007338
SANTI NURWANTI SA'ADAH
PEREMPUAN
10080007340
10080007344
MIA STERIA
NENDAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007360
DINDA MEIDHITA HAPSARI
PEREMPUAN
10080007363
10080007373
FITRI AZIZAH
IRMA RIZKI AMELIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007389
SILVIANA WARDHANI
PEREMPUAN
10080007393
10080007394
SAYIDAH SANDRA HUSNI
SELLY LISADEA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007395
FAUZIAH ANGGRAINI SIMARMATA
PEREMPUAN
10080007399
10080007404
RARAS ARUM EKARINI
DWI FITRIANINGSIH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007421
HERMAWATIN
PEREMPUAN
10080007425
10080007428
SURYANA
WELINA NAILUFAR
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080007434
SINTA INDRIANI
PEREMPUAN
10080008001
10080008002
ASRI ROSYANI
NIKEN LYDIA ANGGRAENI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008003
YULITA HILFIANA BACHRI
PEREMPUAN
10080008009
10080008010
AGNETTA FLORENTIARA
FINY WINDA WAHYUNI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008012
FERINISA RAHMAWATI
PEREMPUAN
10080008015
10080008017
TEMMY SRIRAHAYU
AGNES EKA FEBRIANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008025
MIRANTI ANANDA PUTRI
PEREMPUAN
10080008029
10080008030
NADIRA GHAISANI AYUNDARI
REVINA SUMBRAWA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008032
BEALNY SUTANTY
PEREMPUAN
10080008033
10080008034
WULAN NOPELIA
PUTTY WULANDARI APRIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008037
WINNY ASRI LESTARI
PEREMPUAN
10080008040
10080008050
NUR IHSANI EKA SAPUTRI
WILDATUL HOMSAH MUNIROH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
135
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
10080008054
YOSI MARINI
PEREMPUAN
10080008060
INTANIA CHAESSA YANUARI
PEREMPUAN
10080008064
10080008065
DEWI OKTARINA
EVA NURSEHA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008067
RANI SRIWIJAYA
PEREMPUAN
10080008070
10080008073
VERA GITA PRATIWI
UMMUL KHAIRA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008075
YUDIA MULDIANI
PEREMPUAN
10080008076
10080008078
DWINA GUSTIANI
SANTI PURNAMA SARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008079
RANNI INDRIYATI
PEREMPUAN
10080008080
10080008082
BERTHA PUTRI PRIHANDINI
WULANDARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008084
MUTIAH
PEREMPUAN
10080008091
10080008092
IFON NURAFIANTI MARLINA
SARTIKA RACHMAWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008093
ROSSA ANISA REGINAWATY
PEREMPUAN
10080008097
10080008102
RATU MARSELINA RESWARI
STANNIA NURINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008103
INDAH SARI PERTIWI
PEREMPUAN
10080008104
10080008105
ASTRI AGUSTINA
DINI PURWANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008107
KALTI ELSYANA NURINA
PEREMPUAN
10080008109
10080008111
ANIKEN PUTRI HASIBUAN
BUNGA ANGGRAENI PERWITASARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008115
FIRIZKIANA ARNI AFSARI
PEREMPUAN
10080008116
10080008118
YUKI DESWINARUM
MUTHIARA NURWAHYU MAHARANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008121
NUR AYU LESTARI
PEREMPUAN
10080008123
10080008129
RIESKA PUTRI SEPTIANTY
DWI WULANSARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008132
FERA FADHILAH HANIFAH
PEREMPUAN
10080008133
10080008136
ASTRI SURYA ELITA
NUR ENDAH ASFARINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008140
DINI PUSPASARI
PEREMPUAN
10080008142
10080008146
ERISKA RUBI FEBRIANTY
VINA FAUZIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008157
RIDZKI ANGGRAENI
PEREMPUAN
10080008158
10080008162
KIRIZKI SETIANA
NITA SUSANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008165
DIAN PERMATA
PEREMPUAN
10080008168
10080008171
FITRI APRIANI
DYAH RARASASI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
136
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
10080008181
ALINDA SYUKRINIATI FARIDA
10080008182
GHEA WIDYA PRATIWI
PEREMPUAN
10080008184
10080008186
RIKADIANA
ARTANTI AMELIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008187
FITRIANTY HAPSARY
PEREMPUAN
10080008188
10080008190
HERA DWI AGESTIANI
ANGGI WIDIYANI PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008191
EDGINA MARELLA
PEREMPUAN
10080008194
10080008196
IRMA SALISAH ASYSYIFA
NADIA WIDI ANJANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008200
SILPI APRIANTI
PEREMPUAN
10080008201
10080008202
CHINTYA NUR FAHMI
WULANDARI SENTANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008203
NOVA ARIANTI
PEREMPUAN
10080008205
10080008206
YULY HARDIANI
WINDHY DIAH WULANDARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008207
FENNY ANGGUN SARI
PEREMPUAN
10080008208
10080008209
DINI CHITRA OKTAVIA
SUSAN TRIASMUSTIKA P.
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008211
TENNA SRI RUSTIWIANI
PEREMPUAN
10080008212
10080008214
DEA NURUL ANDHINI
RINA MEIGAWATY YAMIN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008215
DESTA BESTARI
PEREMPUAN
10080008217
10080008218
ANDI AZMI ISLAMI
RIKA MUSTIKA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008220
NENDEN PRIHASTI
PEREMPUAN
10080008221
10080008222
RENDA MEGA VERONA DARMAN
TRI KARTIKA NINDYA ASTUTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008225
ATIKAH SHABRINA
PEREMPUAN
10080008228
10080008230
FRISSISKA DWI CAHYA PUTRI
BERTIRRA MAYORETHA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008235
KOMALA DEWI
PEREMPUAN
10080008237
10080008243
WIDYANANDA MAHARANI
VINNI EKA PERTIWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008246
PEREMPUAN
248
249
250
251
252
253
254
10080008249
10080008250
AJENG FERBINA PRATIWI
SYARIFAH NUR AULIA
SAYYIDISSADAT
OKKY DWI TANJUNG
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008255
RIMA MEDIA HIDAYAT
PEREMPUAN
10080008257
10080008262
HAPSARI DHARMANINGRUM
TITI NURKHOLISOH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008271
YOSSI DESTYA PUTRI
PEREMPUAN
10080008272
SRI RAMADANI INTAN SASMITA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
137
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
10080008278
NIKEN RESTI PRATIWI
PEREMPUAN
10080008281
PURI WIJAYANTI
PEREMPUAN
10080008284
10080008288
AMELIA HANDAYANI
WINA RATNA WULANSARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008293
RADEN GEBBI PRISILIA
PEREMPUAN
10080008294
10080008295
SARAH TRISTANTI
DEWI HIRMAWAN S.
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008296
ANDINA TEJA KUSUMAH
PEREMPUAN
10080008297
10080008301
WULAN PUJI ASTUTI
VANY MITAHAPSARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008302
SILVIA NUR PRATIWI
PEREMPUAN
10080008303
10080008304
FAIKA RIMBAWATI RC
HERLY NUR AVIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008309
WANI UTAMI PUTRI
PEREMPUAN
10080008314
10080008334
NENNA ASTARIKA
HANNA AINUNNISA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008351
AINA ALIFIANI ZAHRO
PEREMPUAN
10080008356
10080008357
SAMYA DWI INDRIAWATI
ANNISA PRATIWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008359
KHAERUNNISA FAUZIAH
PEREMPUAN
10080008368
10080008372
DHEA DWI PUTRI
GHAVI YONA JOSI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080008374
KEN MUTHIA RASAHAN
PEREMPUAN
10080009002
10080009005
NOVIANITA
ANNISA VIKASARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009007
FERATRY SALINDRI
PEREMPUAN
10080009009
10080009011
FADHILA RIZKA NIRMALAINI PUTRI
DIO KHARISMA PRATIWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009012
DWI ALVIOLA
PEREMPUAN
10080009013
10080009014
REZANNA FITRI ANJAR SARI
NICKI FEBRINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009015
NISA LATHIFAH
PEREMPUAN
10080009017
10080009019
BUNGA ASTER MUSTIKA SARI
RIANI NURMALASARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009022
SRI ASTUTI WIDIYANTI
PEREMPUAN
10080009031
10080009034
NADYA RAMAPUTRA
NADINNA MAR'IE
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009036
TALITHA YURDHIKA ANNI
PEREMPUAN
10080009037
10080009041
EDWINA DIAN TANTRI
BELLANY NURIZKY HERMAPUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009043
VIDI DESTIVANIA
PEREMPUAN
10080009045
10080009047
MUTHIAH SALMA ISKANDAR
HILYA RACHFIANA SUYARTO
PEREMPUAN
PEREMPUAN
138
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
10080009053
A.DIAN FITRIANA
10080009057
DINI HARDINATA WARDANI
PEREMPUAN
10080009058
10080009059
CHIKITA WINANSYA MELANI
SHINTA SISCA PERMATA W.
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009060
INEZ EZRA ARDELIA
PEREMPUAN
10080009061
10080009062
DIANA SRI RAHAYU
KARINA OCTARIA NUR VIANTY
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009064
MIRA RISMAYA
PEREMPUAN
10080009070
10080009071
ANNISA ZAHRACH
DINA KURNIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009078
PEREMPUAN
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
10080009081
10080009083
SITI ANDITTA ISMAEL
SARTIKA TSULISTYAWATI
MANDATIKA
NATASHA TRIRAVIRANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009084
VRISKA YUVIANTI DIGUNA
PEREMPUAN
10080009085
10080009086
LISDA PUSPITA LISWARA
LIESTYA NUR AZIZAH HERMANTO
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009087
TRI RESTU RAHAYU
PEREMPUAN
10080009089
10080009090
ANINDITA NURBAITY DEWI
YUNITA ROESYANTHIE
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009093
TJUT JEANI KARTIKA SARI
PEREMPUAN
10080009094
10080009096
ADITA NAHARA SALAM
ELSA MARISKA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009099
RATNA PRASTIKA
PEREMPUAN
10080009101
10080009104
ASTRIANI KANIA DEWI
DEASY JULIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009105
FANNY MAYANGSARI
PEREMPUAN
10080009106
10080009109
RATU HIKMATUNNISA
PRAMITA DWI RISTIANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009112
NADIA PUTRI ASPINTARI
PEREMPUAN
10080009115
10080009117
ADHYARAZAN
MARSYA KHARISMA RAMADHANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009118
KIKI RIZKY NURJANAH
PEREMPUAN
10080009119
10080009120
MUTIARA
TRI CHANDRA WULAN SARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009124
LISTYA AZANIA
PEREMPUAN
10080009128
10080009130
ERRY PUTRI ANTIKA
HAPPY SWASTIKA VAN BELLS
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009132
SYARIFAH ISRAIKA MIRA JUWITA
PEREMPUAN
10080009133
10080009135
RATIH PURNAMA SARI
DWI NOVITA GRIYANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009140
DESI TRI KURNIASARI
PEREMPUAN
10080009141
ARUM SARI KUSUMAWARDHANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
139
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
10080009144
VERRA RATU VITRIANTY
10080009151
ERNA VICTIRIANI ANWAR
PEREMPUAN
10080009153
10080009154
RAMDLANIA DWI PUTRI
PUTI PINASTI RAFIANE
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009157
RISKA HERLIAFIFAH
PEREMPUAN
10080009161
10080009164
AYESHA NINDITA TAHEERA
ROSSE TETRAENI FAJRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009170
NENG NUR AISYAH
PEREMPUAN
10080009171
10080009172
RATU RAJA SITI FATIMAH NN
MONICA RANTIH PERTIWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009182
NUR LAELA SYARIF
PEREMPUAN
10080009184
10080009185
NANDA DWITIYA ASTRIANA
IIN MUTMAINNAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009187
RENITA KURNIA
PEREMPUAN
10080009189
10080009194
ANITA PUSPORINI
INDRY A.S TISNADJA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009195
AMANDA FEBRIYANTI NURWANDI
PEREMPUAN
10080009196
10080009197
FINA ENDAH BUDIARTI
REZA MEILITA SARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009199
PEREMPUAN
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
10080009200
10080009201
SRI WAHYUNI GUNAWAN
NADYA SARASWATI DHARMAWAN
PUTRI
SHAFIRA RESTI FERINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009203
FANNI SILVIANA YULIANTI
PEREMPUAN
10080009206
10080009209
UCHA DWI OKTORA HILMAN
MIRA NURMALA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009211
HANA DESTIANA
PEREMPUAN
10080009212
10080009216
RIZKA ADIANI
NISSA NURJANAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009218
NABILA ULFAH
PEREMPUAN
10080009223
10080009224
RACHMADIANI RAHAYU
DERA LEBRIYANI PANDJI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009227
INTAN PUTRI PRATIWI
PEREMPUAN
10080009229
10080009231
ANISYA MAYASANDI SOLIHATI
SARI NUR CHAERU NISA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009235
APRIYANI KUSMADEWI
PEREMPUAN
10080009237
10080009240
RIRIN RETNA KENCANA
NABILLA RIANI RIDWAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009246
WINDU NAWANG MAULAN
PEREMPUAN
10080009247
10080009250
RIZCKA DIANA ANANDA PUTRI
PUTRI PRAWIRASARI WIJAYA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009251
TEGI PUTRI SYLVIANA
PEREMPUAN
10080009255
INTAN TAMARA DEWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
140
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
10080009257
CLARISA RIZKYA
PEREMPUAN
10080009258
ANNA RIFANA CHAIRUNNISSA
PEREMPUAN
10080009259
10080009264
HELLA ELVARETTA
ALYSSA ANJANI AKILIE
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009270
R. GHASSANI ALAMANDA
PEREMPUAN
10080009271
10080009272
GITA MAHAYUNINGTYAS
FELLY PRATAMA PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009277
YENNI EKTASARI
PEREMPUAN
10080009278
10080009280
DAHLIYANA
WINDY MATSRYA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009281
ASPRILIA WULAN FRAHASINI
PEREMPUAN
10080009282
10080009283
HUSNUL FADHILLA
SHINTA HARTINI PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009297
VINDAH RESTIANI
PEREMPUAN
10080009302
10080009303
JANUARANI CITRA UTAMI
MELY SUSANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009307
DINDA PUTRI DYAH MAHARINI
PEREMPUAN
10080009309
10080009311
SHALLI REZKA AMALIA
FITRI FIDYASARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009312
ANNISA NUR RAHMAWANTI
PEREMPUAN
10080009314
10080009317
ANDREA TATIANA PUTRI
ASRIANI QOMARIAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009318
LILIS HARDIANTI
PEREMPUAN
10080009319
10080009323
RR.OMEGA INTAN RR.
FEMMY RAHMANIAR SOFYAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009325
NURUL CHUSNUL CHOTIMAH
PEREMPUAN
10080009329
10080009332
INDRIA OKTAVIA
NIMAS DINA ROSIANA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009335
ELISA FRANSISCA
PEREMPUAN
10080009345
10080009350
AFFIANTI RESTUANIA
DIANISA DAMAYANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009353
TRIA WARISANTI
PEREMPUAN
10080009358
10080009360
FARIDA OKTAVIANI
RANY TRIANA PRATIWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009364
YULIA SHAREN
PEREMPUAN
10080009367
10080009369
YELFIA AMRINA
SILVIA B
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009373
ZIDAH NOERWENDA
PEREMPUAN
10080009376
10080009385
INSAN KAMILAH
RANNISA TRIASA MIFTAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009386
ANISHA PRIMALTI
PEREMPUAN
10080009387
10080009396
RIKA WULANDARI
MARSHA HARISMA PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
141
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
463
464
465
466
467
10080009403
ELLYSSA PUTRI INTANSARI
PEREMPUAN
10080009409
HALIMATUSA'DIAH
PEREMPUAN
10080009410
10080009413
SITI ROHIMAH
DWINNY INDAH NASTITI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080009419
AMBAR KIKI JULYANA
PEREMPUAN
10080010001
10080010002
AMELIA ANGGRENI SAMSI
CINDY AMELIA YUHARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010009
ANISSA RACHMAWATI HASSAN
PEREMPUAN
10080010010
10080010011
INTAN FAUZIAH
MELA LISTIYANTY ROHADI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010012
RINA ANGGRAENI
PEREMPUAN
10080010017
10080010018
RAHAYU NOVITASARI
RADEN NUMIDIA ENDAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010019
FADHILAH NUR
PEREMPUAN
10080010021
10080010025
NAELA DWIYANTI
SHELLA PERMATASARI MOCHAMAD
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010026
FIRDA RETNAWATI OCTARIN
PEREMPUAN
10080010028
10080010029
TASYA UMARI
NULLY NUFFIE AFIANTIE
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010034
RAHAYU RETSARWANTI
PEREMPUAN
10080010037
10080010038
OKI ISTININGTIAS FITRIANI
SELLY KARINA SALEHA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010039
ELMA JIWATA YUDHASTARI
PEREMPUAN
10080010040
10080010041
TARI PERMATA SARI
SARAH ISTIQOMAH KOMARA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010042
FIKA PERTIWI
PEREMPUAN
10080010043
10080010044
INDRI RAHMAWATI
FIKA KARTIKA TRIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010049
ELWINA GIVAFURI
PEREMPUAN
10080010056
10080010058
RISKA DESFANI
RISA YUNITA AGUSTINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010059
IRMA RIANTI
PEREMPUAN
10080010060
10080010061
TIARA NUR IRAWANI
REIKA SALSABILLA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010065
NITIA GUMIARTI
PEREMPUAN
10080010066
10080010067
FITRY AFRILIYAN
WINDA ERLIANDI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010069
RIANA AFRIANTI
PEREMPUAN
10080010072
10080010077
SITI ANNISAH AMALIAH
VERA VERDIANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010081
RIZKY RACHMADHANNI
PEREMPUAN
10080010083
10080010084
DWI PINTA LARASSATY PERMANA
FARHANA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
142
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
10080010087
INTAN ROSTIANTI
PEREMPUAN
10080010090
CINDY YUNIA PUTRI
PEREMPUAN
10080010091
10080010093
ERDINA NURYASINTA
AMANDA PUSPITASARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010095
RIZA PAHESSA
PEREMPUAN
10080010096
10080010099
RATIH PURWARASARI
PUTRI PUSPITA NILAWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010107
DISHA SURYADI
PEREMPUAN
10080010108
10080010112
YUNIA OKTAVIANI SUTARYAT
ANIS HAIFA KHOIRUN NISA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010113
VITA LESTARI
PEREMPUAN
10080010114
10080010115
ERRY OKTAVIANI PUTRI
SETYAWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010123
NIKIA SYARAFINA
PEREMPUAN
10080010128
10080010129
SITI HANIFA
FARIDA HANDARINI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010133
TITIH NURHAIPAH
PEREMPUAN
10080010137
10080010141
RD. GARCIA OKTABELA W
DECY NASTITI FELICIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010142
MANTARI
PEREMPUAN
10080010146
10080010147
GITA PERMATASARI
LIA DWIMULYANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010149
YESSI OCTAVIANI SUPARBA
PEREMPUAN
10080010150
10080010151
ANANDA SHENDY PRATIWI
VICKY JUNITA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010156
PURINDRA YOGITA
PEREMPUAN
10080010157
10080010160
ARMELIA MARDIANA RAHMAWATI
SITI AISYAH HUMAIROH OCTAVIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010162
SILVIA PRATIWI
PEREMPUAN
10080010170
10080010178
MUTIAH IRIANTO
REGINA ASTARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010179
FINI APRIANI
PEREMPUAN
10080010180
10080010181
VENNY SEVTIANY
MUTIARA SITI SHOLEHA ARIFFIEN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010184
PUTRI EMIRA MARLINDA
PEREMPUAN
10080010187
10080010189
SANTI WAHYUNI
RISADATIKA GANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010190
YANI CAHYANI
PEREMPUAN
10080010193
10080010194
HANUM DWIDYA SAVITRI
DAMAYANTI KURNIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010195
NOVIA RISMAYANTIE
PEREMPUAN
10080010197
10080010198
R.TALITHA SALSABILA HAEDAR
VERA SILVIA HUMAIRO
PEREMPUAN
PEREMPUAN
143
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
521
522
523
524
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
551
552
553
10080010203
INDRYANI UTARRI SIREGAR
PEREMPUAN
10080010204
NABILA PUTRI NURHANA
PEREMPUAN
10080010205
10080010212
LOETHFIA ROJA
IRZA DARINI PARAMITHA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010215
ATHIA HILDA SA'IDAH
PEREMPUAN
10080010217
10080010220
HAIFA SOFIA YAHYA
HURI QONITA HANIFA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010222
YULI ASTUTI
PEREMPUAN
10080010227
10080010228
ELIA HIKMAH
RETNASIH NING TYAS
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010234
AISHA SAMIRA MEINAR
PEREMPUAN
10080010235
10080010236
CITRA ADISTI PERMATASARI
LINTANG RIZKY NURZAHRINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010240
SISSY FRANSISKA IRAWAN
PEREMPUAN
10080010241
10080010242
PRIESKA MEIGASARI
DESI SITI PERMANANINGSIH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010243
INDRA SUCIATI PRASETYA
PEREMPUAN
10080010244
10080010252
EUIS NURJANAH
REZA SRI RIZKIYANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010255
ANNISA SELFI
PEREMPUAN
10080010263
10080010266
NATASHA AGASTYA
DIENI NURDIANINGSIH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010269
IKA WALINDA
PEREMPUAN
10080010271
10080010274
SIZKA ANGGRAENI
DESTYA DWIASPUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010276
IRA NURLINA
PEREMPUAN
10080010277
10080010280
NUR AMALIA
AYULIA PUSPA ELVANDARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010281
ASRI FRIDA MONIKA
PEREMPUAN
10080010283
10080010286
YOSANDRA ARIDITHA
BELINA ANGGIA GUSTAMI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010291
INTAN SOLIHATUN
PEREMPUAN
10080010292
10080010294
TRI RANTI YUWANITA
RIA RIZKI NIRMALA SARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010302
SITI SULASTRI
PEREMPUAN
10080010304
10080010305
SHOONA FITRILLAH IRAWATI
ANNISA KHOTMIL
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010314
HIKMAWATI MAHMUDAH
PEREMPUAN
10080010318
10080010322
RETNO NILAM SARI
CYNTHIA RISWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010326
DESY YULIANA AMERITA
PEREMPUAN
10080010327
10080010329
FAUSTIA
HANI ISYABANI FAUZIYYAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
144
554
555
10080010338
ANNISA RAKHMANITA SRIWIJAYANTI
PEREMPUAN
10080010344
PEREMPUAN
556
557
558
559
560
561
562
563
564
565
566
567
568
569
570
571
572
573
574
575
576
577
578
579
580
581
582
583
584
585
586
587
588
589
590
591
592
593
594
595
10080010349
10080010350
ESTUTRYAS PRIMATARANI
DESY NURPUTRI PRATAMA
SYAMSUDIN
POETRENA ONEAL
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010351
BUDI SETIA MURNI
PEREMPUAN
10080010354
10080010355
DERY MUHD RIAD
MERLIN DESWITA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080010356
ANNA KANIA DIVINA
PEREMPUAN
10080011001
10080011004
VIRANIE DWI MONIKAWATI
TSANIA SHOFIA AFIFAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011006
PUJI DWI LESTARI
PEREMPUAN
10080011007
10080011009
RININTHA IRIYANTI
FIRNA GRANIA FIRMANSYAH PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011012
RASHINTA HANINDYA
PEREMPUAN
10080011014
10080011016
NARETA FITRIANAWATI
DELLA NURFITRIANI HANIFAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011017
RIZKI APRILIA RACHMAWATI RIHI
PEREMPUAN
10080011018
10080011021
ANNISA NUR FADLILAH
KHARINNIKA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011024
NANDINI ATIKA ISMI
PEREMPUAN
10080011025
10080011028
FANY ZENIVIA PERTIWI
WIWIT FEBRIANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011031
HESTIYANA DWIYANTI
PEREMPUAN
10080011036
10080011040
WILYA AGUSTIN
ESTY FIDHELA MULIAWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011042
ANDRIANI HANDAYANI
PEREMPUAN
10080011044
10080011045
NINDY NOVRINAWATI
MEGAWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011046
AJENG TRI KANIA HAPSARI
PEREMPUAN
10080011051
10080011052
LARASITHA NUNIS
RISQA SYURI PURWANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011059
AMIRA CANDRA ARDIANI
PEREMPUAN
10080011061
10080011064
INTAN ROHMAYANTI
AMAGISTYA RYMADA KUSUMAPURI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011066
RIZKA AYU LESTARI
PEREMPUAN
10080011067
10080011070
DINI AFINA NAUFAL
IRENE HAZKIA TAHIRA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011071
REVINA CHERNOVA
PEREMPUAN
10080011073
10080011074
ISCHA MUTMAINNAH SARGITA
SELVI SEIFITRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011075
GEMA LARAS KASIH
PEREMPUAN
10080011076
VERAWATIE
PEREMPUAN
145
596
597
598
599
600
10080011078
DHINI EKA DZITAYULIANA
10080011079
FITRI ROHIMAH
PEREMPUAN
10080011083
10080011085
AGHNIA NUR ILMI WIDHIA SARI LUBIS
RIZKI FEBIASTRI DWI PUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011086
PEREMPUAN
601
602
603
604
605
606
607
608
609
610
611
612
613
614
615
616
617
618
619
620
621
622
623
624
625
626
627
628
629
630
631
632
633
634
635
636
637
10080011088
10080011089
MITA RAMDHANI JAENUDDIN
RADEN PUTRI RAHMAH PRAMUDITA
SURASETJA
DIANITA ASRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011096
INDAH PURNAMA SARI
PEREMPUAN
10080011097
10080011098
VIKA TRIYATI AKSARI
DWI PENAS RIAWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011099
REGINA CAHYA ARISTIANA
PEREMPUAN
10080011102
10080011104
NADIA MANDASARI
KIKI ULFA AFRIANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011106
ANNISA AMBARSARI SANTOSA
PEREMPUAN
10080011108
10080011113
IKLIMA FATH AZIZAH
DEVY CAHYA INTANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011115
NAYINDA RAFIQAMILA
PEREMPUAN
10080011116
10080011117
ITA MARYANE KRISNAWATI
MAYANDA SARI VAININGRUM
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011118
ANITA PUTRI UTAMI
PEREMPUAN
10080011120
10080011121
MUTHYA NUR ANNISA
FANNYA PUTRI INDRARANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011123
RIFDAH AYU SANTIKA
PEREMPUAN
10080011125
10080011129
PUTRI NOVI ANTI
NATASYA SEPTHIALLISYA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011130
ANISA NURUL AIDA
PEREMPUAN
10080011131
10080011132
MAYA AYU SAVIRA
DHELLA APRILIA FAJARWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011134
AMIE OKTASATRIANI MASKASAH
PEREMPUAN
10080011138
10080011139
MERI JUNIA
JULIANA GIANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011140
ALDA ESA ARMINIA S
PEREMPUAN
10080011142
10080011150
AVIANTY PUJI LARAS
RESTY AMALIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011152
SITI NURUL SYARIFAH
PEREMPUAN
10080011153
10080011156
AJENG TRIANA DIHASMARA
HAIFA VIDYATI FA'ZA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011157
ERIEKA PUTRI OKTAVIANI
PEREMPUAN
10080011158
10080011161
RANTI IRMAWATI UTARI
NINDITA DWITYA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011164
FIRA FITRIANI
PEREMPUAN
10080011169
SINTHA DWI JAYANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
146
638
639
640
641
642
643
644
645
646
647
648
649
10080011171
DEASY HANDAYANI SOERACHMAN
PEREMPUAN
10080011172
TETI DIANA AYU NOVIANTI
PEREMPUAN
10080011175
10080011176
ADHITYARA RIZKY
GHAISANI MAULINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011179
LARAS ASRI JUANDARI
PEREMPUAN
10080011183
10080011184
LISA LUSMEDYA
SHEILA AZARINA BUDIMAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011185
OLGA PUSPA NOVILINI
PEREMPUAN
10080011186
10080011188
SANIE MARYAWATI
ANNISA FAZA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011191
BELLA CHINTIA PEBRIANTI
PEREMPUAN
10080011193
PEREMPUAN
650
651
652
653
654
655
656
657
658
659
660
661
662
663
664
665
666
667
668
669
670
671
672
673
674
675
676
677
678
679
10080011195
JELITA PRAMESTI
SHULBI MUTHI SABILA SALAYAN
PUTRI
PEREMPUAN
10080011196
ULFI SOFIANI PUTRI
PEREMPUAN
10080011201
10080011203
NADIA USHFURI AMINI
ISYANA RATU AZIZAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011211
MEGAWATI PUSPITA LESTARI
PEREMPUAN
10080011212
10080011214
ANIS YUNITA
MEGAWARNI REGINA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011215
ANDRA ASTARI
PEREMPUAN
10080011217
10080011218
ENDAH KARTIKAWATI
FEBY ADITYA RACHMAYANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011219
DARA QUTNIE
PEREMPUAN
10080011222
10080011223
DONA HELISANTIKA
TIVANY SELVYA RAHARJA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011225
CHARISMA INDRIATI YUNIAR
PEREMPUAN
10080011226
10080011227
ALFI FAUZIA HAKIM
GINA PUSPA GARINI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011231
LOLYTA CHANTIKA PARAMA
PEREMPUAN
10080011232
10080011235
WINDA HERLINA
ARINI NUR UTAMI DEWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011238
RIKE ELSYAHRA
PEREMPUAN
10080011239
10080011240
NADIA
DEVI HANDAYANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011241
LUTHFI APRILIASARI
PEREMPUAN
10080011246
10080011247
NURULITA AYUNINGTYAS
PUTI SARI INTAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011249
SYIFA LUTHFIATI
PEREMPUAN
10080011258
10080011259
DELIA RINDIANI
PUTRI PRISANDINI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011261
NUR AINI KARIMAH
PEREMPUAN
10080011263
EMIRA APRILIYANTI
PEREMPUAN
147
680
681
682
683
684
685
686
687
688
689
690
691
692
693
694
695
696
697
698
699
700
701
702
703
704
705
706
707
708
709
710
711
712
713
714
715
716
717
718
719
720
721
722
10080011266
RINA KARINA
PEREMPUAN
10080011270
NADIA NURUL AFIFAH
PEREMPUAN
10080011271
10080011274
AYU DAMELIA PUTRI
TIARA PASCANOVIERA ROBAENI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011276
RIDZKA AMMALIA UTARIE
PEREMPUAN
10080011277
10080011279
ALMIRA VANIA
MUTHIA SARASWATI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011282
KRISWIYANTI
PEREMPUAN
10080011283
10080011291
SHAILA LATVIA
MISI ISLAMI NURUL ISTIQOMAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011292
ANNISA SUNDUS
PEREMPUAN
10080011293
10080011297
ERICA ESTIEN
DIAN RODIAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011299
SISKA ANDRIYANI
PEREMPUAN
10080011300
10080011301
LULU ILENA
GYA ADINDA SONIA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011305
DILLA HASNA HUMAIRA
PEREMPUAN
10080011307
10080011313
UTAMI ASTY LESTARI
RISYA YOLAVISIANDRA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011314
TIARA RAHMANI
PEREMPUAN
10080011315
10080011316
SARAH LATAMA
WULANDARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011324
NADIRA RAHMADINA
PEREMPUAN
10080011327
10080011329
SILVIA WANTI SARI
AQIA NUR FADHLAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011331
DEBBY TRIANA YULITA
PEREMPUAN
10080011333
10080011337
RENITA RYANA SURYA
YUSEU NAFISAH
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011339
RISMA RUSMEIKAWATI
PEREMPUAN
10080011340
10080011343
DEFIKA ADIKE WIDIANTI
PUTRI WULANDEWI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011344
BIAN KISKE
PEREMPUAN
10080011345
10080011346
SILVIA RATNA SUMINAR
SARAH SABILI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011347
ROSINTA WULANDARI
PEREMPUAN
10080011351
10080011354
TRI MEGAWATI
NIDIA SYIFA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011358
VENIA SARASWATI
PEREMPUAN
10080011360
10080011361
EVA KARLINA
AJENG FITRIYANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011366
ANNISA GUSLIANI
PEREMPUAN
10080011367
10080011368
VELGA PRISCILLIA EVELIN
LARAS PERMATASARI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
148
723
724
725
726
727
728
729
730
731
732
733
734
735
736
737
738
739
740
741
742
743
744
745
746
747
748
749
750
751
10080011372
HEMAS AJENG AL HASANAH
MUJABBARAH
PEREMPUAN
10080011373
YAYU IKLIMATIN PUSPITA
PEREMPUAN
10080011381
10080011382
TRIA ISLAMIYATI
SOPHIA NOVITA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011383
SINTYA DIANSARI
PEREMPUAN
10080011385
10080011386
FANY ARIANI
ERVI RIZQIKA HANAPUTRI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011389
GADIS FATIHAH
PEREMPUAN
10080011391
10080011402
REINDRA USMANSYAH
HANSA AMIYANANDA
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080011407
DEA FITRI OKTORA
PEREMPUAN
10080011410
10080086338
PEGGY CHARLET VEIBY L
USYE ROS ENDAH WANGI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
10080097188
RENNY ANGGRAINI
PEREMPUAN
10080097307
11080004096
HISNARITA ROZA
SENSIE GINA LUSIANI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
11080007439
MIRSI NIRA INSANI
PEREMPUAN
11080008277
11080008322
NINDYA YUDHIANI
RICA SUSANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
11080009414
IRMA ROSDIANA
PEREMPUAN
11080009421
11080009424
AMMY RAKHMIATI
SUCI DISA UNI FLORA FERNANDO
PEREMPUAN
PEREMPUAN
11080010307
AMELIA FITRIN
PEREMPUAN
11080010308
11080010309
NURAENI MUSLIM
DIAN KURNIA ROSDIYANTI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
11080010336
RETNO SEPTIAWATI WULANDARI
PEREMPUAN
11080010340
11080010341
ASTRIA DE VITHA
ARNIS RIZKY
PEREMPUAN
PEREMPUAN
11080010342
DIAN ANGGRAINI
PEREMPUAN
FILM DRAMA KOREA DI INDOSIAR
Boys Before Flowers
DEMAM serial Korea tahun ini dipicu suksesnya serial flamboyan Boys Before Flowers. Ini
gelombang lanjutan dari demam sebelumnya. Tahun 2002 kalau Anda ingat pemirsa TV dibuat
tergila-gila sosok Won Bin dan Song Seung Hoon gara-gara serial Endless Love yang mengharubiru itu.
Tak lama setelah itu ada serial Winter Sonata (SCTV) dan membuat orang tersadar akan
ketampanan khas Bae Young Joon. Tahun 2006 Jewel In The Palace membuat ibu-ibu juga
kembali melirik serial Korea. Kali ini Lee Young Ae yang cantik menjadi bintang. Terbius
pesonanya, biasanya kita meneruskan dengan berburu serial Korea lainnya. Alhasil korak-korek,
tanya-tanya teman pun dilakukan. Kalau kebetulan Anda masih bingung, kami ingin memberi
referensi 25 serial Korea yang layak koleksi. Kriterianya tentu saja luas, rating, jalan cerita, dan
taburan bintang-bintangnya. Sebagian besar serial yang masuk daftar sudah pernah muncul di
TV lokal. Tapi kalaupun ada yang belum, rasanya Anda tidak akan kesulitan mendapatkan DVDnya yang beredar luas. Di beberapa toko, serial lama sudah bisa ditemukan DVD originalnya.
Mudah-mudahan dengan begitu Anda punya pegangan dalam memilih serial Korea bermutu.
Selamat berburu DVD.
Endless Love (KBS, 2000)
149
150
Baru di episode pertama saja, serial yang di Korea berjudul Autumn Fairy Tale sudah berhasil
membuat air mata penonton menetes. Episode selanjutnya, makin “sadis” lagi. Lika-liku
perjalanan hidup dan cinta segitiga Eun Suh (Song Hye Kyo), Yoon Jun Suh (Song Seung
Hoon), dan Tae Suk (Won Bin) benar-benar memeras air mata. Sejak kecil, Eun Suh (masa
kecilnya diperankan Moon Geum Young) biasa hidup di keluarga kaya dan bahagia. Kehidupan
itu berbanding terbalik dengan Shin Ae (kecil dimainkan Lee Ae Jeong, dewasa dimainkan Han
Chae Young), teman satu kelas Eun Suh yang berasal dari keluarga miskin dengan kakak
bajingan dan ibu galak yang kerap berlaku kasar padanya. Tapi kondisi berbalik ketika ayah Eun
Suh mengetahui sebuah rahasia. Shin Ae dan Eun Suh tertukar di rumah sakit saat bayi. Sejak itu
keadaan berbalik. Shin Ae tinggal bersama keluarga kaya raya yang kemudian pindah ke luar
negri, Eun Suh tinggal di rumah sederhana bersama ibu kandungnya. Ketika tumbuh dewasa,
konflik cinta pun melanda. Penayangan Endless Love di TV lokal beberapa tahun silam pastinya
sangat berkesan untuk Anda. Untuk pecinta kisah melodrama, serial ini bisa dikatakan sempurna
mengaduk emosi. Nonton dua episode pertama, dijamin banjir air mata. Akting Song Hye Kyo,
Song Seung Hoon, Won Bin, dan Moon Geum Young menambah kesempurnaan. Musik back
sound yang mendayu-dayu makin mempersedih suasana. Konflik cinta segitiga antara dua cowok
tampan jelas bikin penonton susah berpihak. Song Seung Hoon ganteng, tapi Won Bin keren.
Mungkin agar pendukung keduanya tak ada yang merasa menang atau kalah, kisahnya dibuat
sad-ending. Sekalian, nangis-nangis semua deh!
I’m Sorry I Love You (KBS 2004)
Meski tak sedahsyat Endless Love, Winter Sonata, atau BBF, I’m Sorry I Love You salah satu
serial paling berkesan buat Bintang. Sulit rasanya tak ikutan bersimpati pada tokoh Cha Mo
Hyuk yang dimainkan sempurna oleh So Ji Sub. Untuk peran tokoh berandal melankolis, So Ji
Sub ahlinya. Di balik badannya yang tinggi tegap dan macho, wajahnya yang dingin, sedikit
kata-kata dan tatapan matanya yang sendu, akan melelehkan hati wanita. Seorang sahabat
Bintang bahkan masih hapal betul adegan per adegan serial ini, dan akan bergumam, “Oppa,
saranghae!” setiap kali mengingat akting So Ji Sub. Konflik cinta di I’m Sorry I Love You cukup
kompleks. Mulai dari mencintai kekasih, mencintai orang tua, dan kakak-adik. Bermula dari
kehidupan Mo Hyuk yang kembali ke Korea untuk mencari ibu kandungnya. Di luar dugaan,
sang ibu ternyata seorang aktris terkenal, berkecukupan, dan tinggal bersama adiknya, Choi
Yoon (Jung Kyung Ho) yang seorang penyanyi. Merasa ditelantarkan, Mo Hyuk berusaha masuk
151
lebih dekat ke keluarga ibunya untuk membalas dendam. Ia memanfaatkan Song Eun Chae (Lim
Soo Jung), gadis yang pernah ditolongnya saat di Australia yang ternyata sahabat Choi Yoon
sejak kecil merangkap asisten pribadi. Mo Hyuk berpacaran dengan Eun Chae saat tahu sang
adik mengidap penyakit jantung dan tak bisa hidup tanpa Eun Chae. Tapi lama-lama perasaan
cintanya pada Eun Chae tulus. Belakangan, ia juga baru mengetahui, apa yang membuat sang ibu
tega membuang dia dan saudara kembarnya. Ternyata bukan murni kesalahan sang bunda. Mo
Hyuk makin bingung. Rasa cintanya pada Eun Chae akan menyakiti ibu dan adiknya. Karenanya
ia hanya dapat berkata, “Maaf, aku mencintaimu.”
Memories In Bali
Salah satu alasan kuat mengapa serial ini wajib ditonton, karena memakai Bali sebagai judul.
Dan benar, adegan episode pertama dan terakhir memang diambil di Pulau Dewata kebanggaan
Indonesia. Oh ya, daerah Kemang Selatan juga disebut-sebut sebagai alamat tinggal Kang In
Wook (So Ji Sub) saat di Jakarta. Hmm, tapi entah yang ini syutingnya benar-benar di Jakarta
atau tidak. Yang jelas, pulau Bali memang menjadi tempat segala konflik cinta dimulai dan di
akhiri. Bermula dari pertemuan Jung Jae Min (Jo In Sung) dan Lee Soo Jung (Ha Ji Won) dalam
perjalanan wisata di Bali. Lee So Jung gadis yatim piatu yang bekerja sebagai pemandu wisata.
Sebagai putra bungsu pemilik perusahaan Pax, Jae Min bersifat kekanak-kanakan, manja, dan
suka semaunya. Sifat itu tumbuh lantaran sepanjang hidupnya diatur keras oleh ayahnya.
Pertunangannya dengan Choi Young Joo (Park Hye Jin) pun atas rancangan orangtuanya. Young
Joo sebenarnya masih sangat mencintai dan diam-diam ingin kembali berhubungan dengan
mantan kekasihnya, Kang In Wook (So Ji Sub), pria dari keluarga sederhana yang bekerja di
perusahaan milik keluarga Jae Min. Kembali ke Korea, masalah cinta segi empat ini makin
runcing. Di satu sisi, Jae Min dan Lee So Jung makin merasakan getar asmara. Namun tentangan
dari keluarga Jae Min menghalangi mereka. Di sisi lain, Lee So Jung yang bertetangga dengan
Kang In Wook lama-lama juga merasakan chemistry karena merasa senasib. Perselisihan Jae
Min dan Kang In Wook berimbas pada hubungan kerja. Meski posisinya sebagai bawahan Jae
Min, Kang In Wook yang cerdas sangat potensial menyaingi kedudukannya. Sayang, perjalanan
cinta yang begitu rumit dan membuat bingung diakhiri dengan adegan yang tak memuaskan
penonton. Ya, lagi-lagi sad-ending dipilih menjadi pemutus rantai cinta segitiga.
152
Friends (TBS, MBC, 2002)
Tanpa perlu puluhan episode, Friends menjadi serial pendek sarat kisah cinta penuh makna. Ya,
hanya dalam empat episode, kisah cinta dengan konflik perbedaan latar budaya dan sejarah
Korea-Jepang ini layak kami sebut sebagai salah satu serial paling memorable. Menonton akting
Won Bin dan Kyoko Fukada di serial ini dijamin bikin Anda senyum-senyum lalu menangis
terisak-isak. Pertemuan Ji Hoon (Won Bin) dan Tomoko (Kyoko Fukada) di Hong Kong
meninggalkan kesan teramat mendalam bagi keduanya. Secara tak sengaja, Tomoko yang
berjalan-jalan seorang diri di Hong Kong kecopetan, dan ditolong Ji Hoon, mahasiswa perfilman
yang sedang membuat proyek film pendek. Keduanya cuma bisa berkomunikasi dengan bahasa
ibunya masing-masing. Satu-satunya kesamaan, ada satu huruf kanji yang sama di nama mereka.
Sebelum kembali ke negara masing-masing, Ji Hoon dan Tomoko bertukar alamat e-mail dan
berjanji terus saling memberi kabar. Saat punya uang cukup untuk ke Korea, Tomoko segera
menemui Ji Hoon. Sayang, keluarga Ji Hoon sama sekali tak bersimpati pada Tomoko setelah
mengetahui gadis itu berasal dari Jepang. Dendam masa penjajahan Jepang terhadap Korea, dan
kultur masyarakat Korea tradisional yang masih kental di keluarga Ji Hoon, tak bisa menerima
kehadiran menantu orang Jepang. Belum lagi, Ji Hoon masih harus memenuhi kewajibannya
sebagai pemuda Korea, mengikuti wajib militer selama dua tahun. Akankah dua insan beda
negara itu bersatu?
Winter Sonata (KBS2, 2002)
153
Ini serial yang membuntuti Endless Love, sebagai serial Korea sukses di Indonesia. Meski tak
kalah mellow dari Endless Love, Winter Sonata berakhir bahagia dan mendatangkan kegairahan
baru buat pecinta drama Korea. Tak kalah romantis dan tak kalah menguras air mata.
Keunggulannya, serial ini didukung seting musim salju Korea yang romantis. Sukses serial ini
berimbas pula pada sektor pariwisata Korea. Wajah melankolis Bae Yong Jun tak kalah disukai
dibanding pemain muda di Endless Love. Winter Sonata bukan cuma mengangkat nama Bae
Yong Jun menjadi ikon drama Korea paling digandrungi, tapi juga menjadikan drama Korea kian
berjaya di Asia. Setelah serialnya usai, banyak turis mengunjungi Korea demi menjelajahi lokasi
syuting Winter Sonata. Serial ini pula yang membawa serial Korea belakangan menginvasi
negara Asia lain, terutama Jepang.
Jewel In The Palace
Ini drama klasik Korea terbaik yang sangat layak tonton. Sebelum tayang di Indonesia, sudah
mendulang sukses di Taiwan, Hong Kong dan China. Beruntunglah penonton di Indonesia meski telat dua tahun- bisa ikut menikmati serial yang sukses mengangkat kembali nama Lee
Young Ae. Di sini, ia dapat peran utama, Suh Jang Geum, tabib istana kenamaan pada masa
Dinasti Choseon. Kisah berlatar sejarah ini terbilang cukup kompleks. Ada unsur heroik, drama,
percintaan, juga sisi edukatif karena menjabarkan seluk beluk makanan dan obat-obatan
tradisional Korea. Menonton film ini, seperti belajar sejarah Korea dengan cara yang
menyenangkan. Ya, daya tarik budaya Korea, mulai dari bangunan kerajaan, dapur kerajaan,
hingga pakaian istana dan kepangan para dayang sungguh menggugah minat penonton yang
awam soal budaya dan sejarah Korea. Tak heran, serial berjudul asli Dae Jang Geum ini sukses
mendobrak batasan bahasa dan kebudayaan, berhasil menjadi tayangan utama di kawasan Asia
dan Amerika, dan disebut-sebut menjadi gebrakan ketiga Hallyu setelah My Sassy Girl dan
Winter Sonata.
154
Sad Love Song (MBC, 2005)
Dari judulnya sudah ketahuan, cerita yang diusung pasti mengenai kisah cinta berujung tangis.
Sad Love Song dikenal pula dengan beberapa judul: Sad Love Story, Sad Sonata. Agak mirip
Winter Sonata, ada kisah cinta yang terhalang perubahan jati diri. Tapi penonton dijamin betah
menyaksikan pemandangan yang diambil di Korea dan New York. Siap-siap sekotak tissu
sebelum menonton. Pasalnya Kwon Sang Woo dan Kim Hee Sun bakalan membuat Anda
sesenggukan. Tiga karakter utama mengusung tiga cerita berbeda. Suh Joon Young (Yoo Seung
Ho) terlahir sebagai anak dari ibu yang dulunya pekerja seks dan kini pemilik bar di daerah
permukiman tentara Amerika di Seoul. Ia bersahabat dengan Park Hae In, gadis buta yatim piatu
yang dibesarkan tantenya, Audrey. Namun pernikahan Audrey dengan tentara Amerika,
membawa Joon Young dan Hae In berpisah. Hae In pindah ke New York, Joon Young tetap di
Korea. Penonton baru menyaksikan penampilan Kwon Sang Woo pas Joon Young diceritakan
beranjak dewasa. Pernikahan ibunya dengan Choi Jun Il membawa Joon Young berganti nama
jadi Choi Joon Kyu saat SMU. Penggantian nama ini kelak jadi pemicu tragedi cinta dalam hidup
Joon Young dan Hae In. Di sekolah, Joon Young bersahabat baik dengan Lee Gun Woo (Yeon
Jung Hoon), putra seorang pengusaha kaya. Joon Young kesulitan melupakan bayangan Hae In.
Ia sadar, cintanya pada gadis itu sulit pupus. Di New York Hae In (diperankan Kim Hee Sun) tak
kalah menderita teringat cintanya pada Joon Young. Pertolongan datang saat Lee Gun Woo
meneruskan kuliahnya ke New York. Pertemuan pertama dengan Hae In, segera melahirkan cinta
di hati pemuda itu.
Hotelier (MBC, 2001)
155
Hotelier tak seperti serial drama cinta kebanyakan. Mengambil seting cerita kehidupan bisnis
perhotelan. Memang lebih cocok untuk konsumsi penonton dewasa. Ada banyak pelajaran
berbisnis dari tokoh Frank yang benar-benar ada, bukan semata imajinasi penulis skenarionya,
Kang Eun Kyung. Tapi kolaborasi dua mega bintang Korea, Song Hye Kyo dan Bae Yong Jun
menjadi salah satu daya pikat serial 20 episode ini. Bae Yong Jun memainkan karakter spesialis
akuisisi dan merger hotel, Frank Shin Dong Hyuk yang pintar. Sebagai Li Min Hyeong yang
trendi dengan rambut pirang di Winter Sonata, maupun sebagai Frank yang bergaya serius di
Hotelier, Bae Yong Jun sama memikatnya. Frank yang lulusan Harvard dan tak punya minat
pada apa pun kecuali uang. Semula berdiam di Amerika bersama orangtua angkatnya. Order dari
Konglomerat Kim Bock Man membuatnya kembali ke Korea, mengurusi pengambilalihan hotel
Seoul yang kacau sejak kematian pemiliknya. Kim terpaksa membayar mahal Frank setelah
gagal merebutnya dari kepala manajer hotel, Han Tae Jun. Tokoh Han Tae Jun diperankan aktor
kawakan berwajah simpatik, Kim Seung Woo yang akhirnya jadi rival Frank. Urusan makin
berbelit ketika keduanya sama-sama jatuh hati pada manajer Suh Jin Young (Song Yun Ah).
Pada saat bersamaan, putri Kim Bock Man, Kim Yun Hee (Song Hye Kyo) yang bekerja sebagai
waitress hotel juga kepincut Tae Jun.
Stairway to Heaven (SBS 2003)
Lagi, serial Korea penguras air mata. Apalagi pemainnya Choi Ji Woo dan Kwon Sang Woo,
yang jago memainkan mimik sedih. Choi Ji Woo telah membuktikannya di Winter Sonata,
sementara Kwon Sang Woo di Sad Love Story yang kisahnya setipe. Untuk penonton yang
senang termehek-mehek, cocoklah. Di Korea, Stairway to Heaven tercatat di urutan nomor tiga
serial terpopuler tahun 2004. Cerita berawal dari Cha Song Joo (Kwon Sang Woo) dan Han Jung
Suh (Choi Ji Woo), dua bocah yang bersahabat karib sejak kecil. Pernikahan kedua ayah Jung
Suh dengan janda dua anak, Tae Mira mempertemukannya dengan Han Tae Hwa dan Han Yuri
(Kim Tae Hee). Dari sekadar senang, Tae Hwa berubah jadi jatuh cinta pada Jung Suh.
Sayangnya Jung Suh menyukai Song Joo yang juga disukai Yuri. Konflik mulai runcing
ketikaYuri menabrak Jung Suh hingga amnesia. Tae Hwa memanfaatkan sakit amnesia Jung
Suh dengan membawanya kabur. Ia memaksa Jung Suh hingga tercipta kesan mereka sejoli,
bukan saudara tiri. Namanya pun berganti Kim Ji Soo. Lima tahun berlalu, Yuri kini bersama
156
Song Joo. Namun bayangan Jung Suh tak pernah lenyap dari benak Song Joo. Sampai kemudian
ingatan Kim Ji Soo kembali pulih dan fakta pun sulit dipungkiri. Tae Hwa duluan merelakan
Jung Suh kembali ke sisi Song Joo. Ujian cinta Song Joo-Jung Suh masih terus berlanjut. Jung
Suh dinyatakan menderita kanker mata, bakal buta dan hidupnya tak berlangsung lama. Tak mau
Song Joo menderita, Jung Suh memutuskan berpisah dan bikin pengakuan palsu, dirinya lebih
mencintai Tae Hwa. Tapi, saat kebutaan benar-benar terjadi, Jung Suh curhat pada Tae Hwa,
perasaan cinta sejatinya terhadap Song Joo tanpa tahu yang dicurhati sebenarnya Song Joo,
bukan Tae Hwa. Inilah puncak kesedihan yang bakal bikin hati penonton serasa mau rontok.
All About Eve (MBC, 2000)
Kalau Hotelier mengambil seting bisnis perhotelan, All About Eve berkutat pada kehidupan dua
presenter TV berbeda karakter. San Mei (Chae Rim) sekolah ke London demi mengobati luka
hatinya ditolak abang sepupunya, Yu Cen (diperankan Han Jae Suk). Hatinya terhibur dengan
kebaikan dan perhatian besar Siang Ce. Pulang ke Seoul, San Mei mengira semua akan kembali
normal. Ternyata pesaingnya,Yin Mei (Yoon Mi, diperankan Kim So Yun) makin merajalela dan
semena-mena. Nah, seperti dongeng Cinderela, sang putri harus didzolimi dahulu baru hidup
bahagia bersama pangeran! Di Korea, All About Eve pernah menjadi tayangan paling ditunggu.
Duet Jang Dong Gun dan si manis Chae Rim heboh dibicarakan. Di Taiwan, serial ini
dikategorikan sebagai drama Korea paling populer tahun 2000. Mereka memberinya 5 bintang
dan menyebutnya sebagai dongeng Cinderela versi dunia kerja. Tak berlebihan, karena konflik
dan kisahnya terasa begitu nyata dan mampu menyentil penonton. Penulis skenarionya, Wu Siu
Yen (bahasa Mandarin) tak lain pembuat cerita Endless Love. Jang Dong Gun, si tampan
penyedot perhatian kali ini muncul sebagai Yin Siang Ce yang ganteng, baik, kaya dan setia pada
cinta.
157
Spring Waltz (KBS 2, 2006)
Spring Waltz serial bertema musim keempat sekaligus terakhir sutradara Yoon Seok Ho yang
diproduksi 2006 lalu. Sebelumnya, Yoon membuat tiga serial bertema musim yang sukses,
Autumn Love Story atau di Indonesia diberi judul Endless Love, Winter Sonata, dan Summer
Scent. Tentunya sudah bisa dibayangkan dong, bagaimana gaya serial garapan sutradara
kelahiran 4 Juni 1957 ini? Formula yang dipakai masih serupa. Ada kisah masa kecil, masalah
ekonomi keluarga, penyakit, dan cinta segi tiga. Soal kisah sedih, Spring Waltz masuk kategori
potensial meneteskan air mata. Tapi masalah ending, kali ini sutradara Yoon lebih lugas.
Penonton tak dibiarkan menangis karena salah satu tokohnya meninggal atau penasaran karena
ke mana kisah cinta berujung tak jelas. Paling menarik, serial ini menyuguhkan pemandangan
yang sungguh memanjakan mata. Yoon tahu benar mengambil seting indah yang menjadi salah
satu alasan penonton betah menyaksikan serial sepanjang 20 episode ini. Bila Winter Sonata
menyuguhkan pemandangan indah musim dingin di Korea, Autumn Love Story mengambil seting
musim gugur, dan Summer Scent memanfaatkan keindahan musim panas, Spring Waltz, seperti
dugaan Anda, pasti berseting musim semi. Istimewanya, sutradara Yoon memadukan keindahan
panorama alam Korea dan Eropa. Mulai dari musim dingin di Wina, Austria, sampai ke pulau
terpencil di Korea dengan pemandangan padang rumput, pantai indah, dan bunga-bunga
berwarna kuning. Sekilas malah mirip-mirip film India sih, untung tak ada adegan menari dan
menyanyi segala.
A Love to Kill (KBS2, 2005)
158
Bagaimana jadinya jika penulis skenario serial drama romantis I'm Sorry I Love You kembali
membuat kisah yang mengangkat kehidupan gangster? A Love to Kill, jawabnya. Seperti I'm
Sorry I Love You, serial buah karya Lee Gyeong Hi ini mengangkat kisah percintaan yang
dilatari pembalasan dendam seorang gangster. Bedanya, kehidupan gangster yang ditampilkan di
serial produksi KBS2 ini lebih dominan. Yang membuat serial ini heboh diperbincangkan,
penunjukkan Rain sebagai aktor utamanya. Apa enggak salah? Rain yang biasa tampil kocak,
imut-imut, dan konyol di serial sebelumnya, berubah total menjadi sosok dingin. A Love to Kill
mengisahkan kehidupan keras Kang Bok Gu (Rain), seorang petarung dan penagih utang,
bersama teman wanitanya, Han Da Jung (Kim Sa Rang). Bok Gu berasal dari keluarga yang
berantakan. Ayahnya anggota gangster, ibunya yang tidak tahan akhirnya meninggalkan mereka.
Satu-satunya orang yang disayanginya hanyalah kakak laki-lakinya, Kang Min Joo (Kim Young
Jae). Kang Min Joo yang menjadi harapan Bok Gu pun menghilang 10 tahun lalu. Sejak saat itu,
Bok Gu tumbuh menjadi pria yang dingin. Penampakan Rain di sini memang jauh lebih keren
dan maskulin ketimbang di Full House. Maklum, peran Rain cenderung antagonis dan lebih
serius. Ini daya tariknya? Mungkin. Yang jelas, agar tampil maksimal, Rain rela menurunkan
berat badan demi kesempurnaan tokoh Kang Bok Gu. “Saya khawatir berat badan dapat
mengganggu akting. Karena itu saya melakukan lompat tali sebanyak 2 ribu kali sehari. Saya
juga melakukan diet dengan tidak mengonsumsi dada ayam dan ikan kalengan,” bebernya. Hey,
mirip Kim Bum yang ganti imej dari BBF ke Dreams, ya?
Boys Before Flowers (KBS 2, 2008)
Serial produksi KBS ini memang menjadi fenomena tak terduga dari industri serial hallyu.
Sebelum penayangan perdananya di Indosiar 1 Juni lalu, BBF sudah jadi pergunjingan seru di
kalangan pecinta serial korea. Di luar kisahnya yang khas Korea, segar, tata artistik megah, lagu
soundtrack yang nampol, pembentukan imej karakter F4 Korea terbilang berhasil. Goo Jun Pyo
(Lee Min Ho), Yoon Ji Hoo (Kim Hyun Joong), So Yi Jung (Kim Bum), dan Song Woo Bin
(Kim Joon) dengan cepat melumerkan hati penggila serial Korea, sekaligus menggaet penggemar
baru. Meski dibayangi Meteor Garden (MG) dan Hana Yori Dango (HYD) yang sudah ngetop
duluan, BBF mampu bersaing. Perolehan ratingnya di Korea mencatat angka spektakuler, 35,5
pada episode 18, dan ditutup dengan angka 34,8 di episode terakhir. Di Filipina, rating BBF
159
episode pertama mencapai 24,6, dan langsung menempati posisi ke-8 dari peringkat 10 besar
acara berating tinggi. Di Taiwan posisi BBF langsung mencuat di tiga besar, terutama sejak
kedatangan Lee Min Ho dan Goo Hye Sun ke negeri Tau Ming Se itu. Di Indonesia, tak perlulah
bicara soal rating. Cukup puas rasanya Bintang mengupas habis all about BBF dalam 10 edisi
plus satu edisi full BBF. Rasanya tak perlu lagi dijelaskan panjang lebar, apa alasan kuat BBF
layak dikoleksi. Anda pasti lebih tahu jawabannya, kan?
Hwang Jini (KBS, 2006)
Korea punya sejarah dan tradisi yang menarik dikuliti dari berbagai sisi. Soal kehidupan para
juru masak istana, berhasil divisualisasikan dengan menawan lewat Jewel In the Palace. Kali ini,
Hwang Jini mengupas kisah yang tak kalah menarik, kehidupan Gisaeng atau gadis penghibur
istana di masa dinasti Joseon. Menonton Hwang Jini membuat penonton memahami bagaimana
lika-liku kehidupan gadis penghibur dari sisi positif. Jangan pandang mereka sekedar gadis-gadis
yang menjual kemolekan fisik. Hwang Jini membuktikan, seorang Gisaeng tak semata menjual
tubuh. Butuh kecerdasan, kegigihan, keterampilan seni, serta kemampuan mempengaruhi orang
lain. Ha Ji Won memerankan tokoh Hwang Jini dengan sangat menawan. Mimik wajah sedikit
nakal, ambisius, dingin, tapi menarik berhasil dimainkan pemain serial Memories in Bali ini.
Apalagi didukung tata makeup dan kostum wah ala kerajaan Korea. Kesan elegan dan kecantikan
klasik Korea benar-benar terasa. Sosok Hwang Jini sendiri cukup inspiratif. Ia gadis cerdas,
pandai memainkan alat musik, menari, berkuda, dan sedikit licik. Sifat licik ini muncul bukan
tanpa sebab. Kisah cintanya dengan putra bangsawan kerajaan, Kim Eun Ho (Jang Geun Suk),
yang berujung tragis membuatnya tumbuh menjadi wanita yang penuh strategi dalam
menghadapi lelaki.
160
Iljimae (SBS, 2008)
Jangan bandingkan Iljimae dengan BBF, Full House, atau Endless Love. Iljimae tak seperti serial
melodrama Korea kebanyakan. Iljimae kisah seorang pahlawan misterius. Ia mencuri harta
kekayaan milik pejabat pemerintahan pada malam hari, dan membagi-bagikan hasilnya untuk
rakyat kecil. Karenanya, Iljimae dicintai rakyat tapi dimusuhi pejabat. Tak ada yang tahu pasti,
siapa Iljimae sebenarnya. Dalam setiap aksinya, ia memakai topeng. Banyak yang bilang, Iljimae
kisah Robin Hood versi Korea. Peran Iljimae jatuh ke aktor yang tepat, Lee Jun Ki. Ya, akting
Jun Ki dalam film berlatar sejarah seperti ini tak perlu diragukan. Pembuktiannya cukup berhasil
di film The King and The Clown yang menjadi fenomena tersendiri di perfilman Hallyu. Dan Lee
Jun Ki tak berjuang sendirian. Aktor dan aktris pendukung, seperti Lee Moon Shik, Yeo Jin Goo,
dan Kim Yoo Jung tak tenggelam di balik Lee Jun Ki. Tak heran mereka menyapu bersih 5
penghargaan aktor terbaik di SBS Drama Awards 2008. Sukses Iljimae disusul Iljimae Returns.
Banyak yang bilang Iljimae Returns bukan sekuel Iljimae, karena diproduksi oleh stasiun TV
MBC, pemain utamanya pun bukan Lee Jun Ki, melainkan Jung Il Woo. Hmm, wajar kalau satu
produksi sukses diperebutkan!
Full House (KBS2, 2004)
161
Serial yang tayang periode Juli-September 2004 ini mungkin salah satu yang paling dibicarakan
pecinta drama Korea hingga saat ini. Akting Rain dan Song Hye Kyo benar-benar gemilang.
Chemistry keduanya pun begitu lekat, tak tergoyahkan. Bermodalkan cerita tipikal drama Korea,
Cinderella Story, alur serial ini berkembangkan maksimal. Ada banyak hal menarik yang bisa
disimak penonton. Rain, yang sukses dan besar sebagai penyanyi benar-benar berakting prima
sebagai Lee Young Jae, artis top yang punya pembantu rumah tangga penulis pemula, Han Ji
Eun (Song Hye Kyo). Marah-marahnya Lee Young Jae pada Han Ji Eun yang diam-diam
dicintainya benar-benar pol dan kadang-kadang kocak. “Hei penulis ayam,” begitu dialog yang
akan Anda sering dengar. Adegan ledek-meledek, pertengkaran, hingga sikap egois dan manja
Lee Young Jae bisa menggemaskan siapa saja. Han Ji Eun yang polos dan lugas juga membuat
penonton mudah jatuh hati. Bahkan, jargon “azza azza fighting!” yang biasa dilontarkan jadi
populer dan melekat di hati pecinta serial ini. Pokoknya serba asyik! Ratingnya yang mencapai
42,2% menjadi bukti popularitas serial ini. Akhir happy ending yang menampilkan metamorfosa
Lee Young Jae, yang berubah dari cowok pemarah dan egois, jadi suami Han Ji Eun yang lembut
dan penuh kasih sayang menerbitkan harapan banyak orang, Rain dan Song Hye Kyo benarbenar jadi pasangan di duniat nyata. Gosipnya memang sering terdengar, tapi seiring waktu
keduanya tak pernah mengklarifikasi. Tapi hingga sekarang pecinta serial ini belum putus
harapan agar keduanya bisa kembali dalam Full House 2.
Princess Hours/Goong (MBC, 2006)
Duet Joo Ji Hoon dan Yoo Eun Hye sebagai pasangan pangeran dan putri yang kawin karena
perjodohan benar-benar romantis dan dramatis. Tapi harus diakui keduanya sukses sebagai
lokomotif serial yang memadukan gaya klasik dan modern ini. Anda akan tertawa, menangis,
dan emosi menyaksikan alur cerita yang dikemas sedemikian rupa. Ceritanya tentang pangeran
Lee Shin (Joo Ji Hoon) yang gagal menikahi kekasihnya, Min Hyo Rin (Song Ji Hyo) yang lebih
memilih jadi pebalet profesional. Tapi karena desakan pihak istana, Shin menikahi gadis yang
telah dijodohkan oleh kakeknya. Gadis itu tak lain Shin Chae Kyung (Yoon Eun Hye), adik
kelasnya yang di sekolah paling sebal melihat pengawalan ekstra ketat yang dilakukan pada
Shin. Kehidupan rumah tangga mereka jelas jauh dari ideal. Shin yang ganteng, populer,
terbengong-bengong dengan Chae Kyung yang tomboi, cuek, selalu harus bersusah payah belajar
etiket dan tata krama istana. Tapi perbedaan itu yang justru membuat keduanya saling mengisi.
162
Hidup Shin yang datar tanpa banyak kejadian unik, jadi penuh warna dan tak membosankan
begitu Chae Kyung hadir. Tapi kisah cinta mereka jadi penuh duri karena kehadiran kembali
Hyo Rin yang ingin posisinya di hati Shin kembali seperti sedai kala. Suasana makin panas
dengan hadirnya pewaris tahta yang hilang, Lee Yul (Kim Jung Hoon) yang berusaha merebut
Chae Kyung. Drama yang mengudara Januari 2006 ini benar-benar menarik penonton muda.
Sampai-sampai sang kreator membuat sekuelnya, Goong S yang menjual nama besar Se7en.
Sayang tak bisa mengulangi kesuksesan.
Coffee Prince (MBC, 2007)
Susah memang menjadi Han Kyul (Gong Yoo), putra pengusaha yang belum menemukan tujuan
hidup di usia memasuki kepala 3. Untunglah ada Goo Eun Chan (Yoon Eun Hye), si tomboi
yang menyamar jadi cowok di kedai kopi Coffee Prince yang diserahkan pada Han Kyul sebagai
taruhan masa depannya. Kalau dalam 3 bulan balik modal, Han Kyul diperbolehkan nenek dan
orangtuanya bekerja di New York. Selama menjadi manajer Coffee Prince, Han Kyul banyak
terinspirasi Eun Chan yang pantang menyerah dan selalu semangat. Bahkan Han Kyung diamdiam jatuh cinta pada Eun Chan. Tapi karena Han Kyul tahunya Eun Chan cowok, jadilah dilema
besar menghantui hidupnya. Benar-benar miris deh melihat Han Kyul stres menghadapi masalah
yang dipikirnya sangat pelik. Tak heran ketika akhirnya Eun Chan mengaku dirinya perempuan,
Han Kyul marah besar. “Tadinya saya sudah siap hidup sebagai gay demi kamu. Ternyata kamu
perempuan? Kamu tahu betapa hancurnya hati saya sebelum ini?” Meski hatinya hancur akibat
dibohongi, Han Kyul tak bisa tinggal diam. Dia tak mau Eun Chang jatuh ke pelukan sepupunya,
Han Sung (Lee Sun Gyun). Harus diakui Gong Yoo yang ganteng dan punya senyum
supermanis, benar-benar mempesona sebagai Han Kyul yang iseng, suka main-main, tapi sangat
setia kawan. Adegan lucu benar-benar bikin ngakak, adegan sedih bakal mengiris hati. Yoon Eun
Hye sekali lagi membuktikan kepiawaiannya sebagai pencetak serial laris. Dia yang tampil super
manis dan cantik sebagai Shin Chae Kyung di Princess Hours luntur di balik pakaian kasual dan
gerak-geriknya yang seperti cowok. Coffee Prince sukses mencetak rating tertinggi 30,8 sebagai
salah satu tontonan nomor satu musim itu.
163
My Lovely Sam Soon (MBC, 2005)
Tidak cantik, tidak langsing, juga tidak muda, bukan berarti tidak bisa dicintai. Itulah yang
ditunjukan Kim Sam Soon yang diperankan Kim Sun Ah dengan baik. Sam Soon memadukan
kepandaian memasak dan sikap ceplas-ceplos untuk menarik perhatian pria. Tapi ibarat mutiara,
kalau terkubur saja di dasar lautan, tentu tidak ada yang bisa melihat kilaunya. Sam Son kurang
lebih sama. Sifat baiknya, tertutup penampilannya yang biasa-biasa saja. Sam Soon secara tragis
ditinggal kekasihnya yang selingkuh dengan gadis yang lebih muda, cantik dan dan kaya raya.
Kerja sebagai salah satu pelampiasan lukanya. Sam Soon beruntung bisa bekerja di restoran
besar milik Hyun Jin Hoon (Hyun Bin) yang dingin dan ketus. Mulanya hubungan sebagai bos
dan pegawai mulus-mulus saja. Tapi kemudian beranjak jadi dekat setelah Jin Hoon dipaksa
segera punya pasangan oleh ibunya. Tak ada cara lain, Jin Hoon yang merasa nyaman dengan
Sam Soon memilih kepala kokinya itu jadi pasangan. “Alasannya saya tidak mungkin jatuh cinta
pada kamu,” kata Jin Hoon pede. Tampang biasa dan usia yang lebih tua 3 tahun, makin
membuat Jin Hoon yakin pilihannya tidak salah. Sam Soon menerima cinta kontrak itu karena
butuh uang 50 juta won untuk membayar utang ibunya. Kisah cinta dadakan itu tentu saja
melahirkan banyak air mata, rasa sakit, dan tentunya intrik tak terduga. Apalagi kemudian
mantan pacar Jin Hoon, Yoo Hee Jin (Jung Ryu Won) datang untuk meluruskan perasaan di
antara mereka. Sam Soon yang diam-diam mulai mencintai Jin Hoon, langsung patah arang.
Tapi Jin Hoon yang sedikit demi sedikit mulai membuka tabir kehidupannya yang sarat luka dan
trauma, termakan ucapannya sendiri: jatuh cinta pada Sam Soon. Drama yang dirilis Juni 2005
ini tak hanya melambungkan nama si imut Hyun Bin, tapi juga si tampan Daniel Henney yang
berperan sebagai kekasih Ryu Won. My Lovely Sam Soon mencapai rating tertinggi sepanjang
sejarah drama Korea 53,4 di pengujung episode.
164
Lovers In Paris (SBS, 2004)
Sesuai judul, indahnya kota Paris plus kisah cinta yang sangat mendebarkan. Ceritanya tentang
Han Ki Joo (Park Shin Young), CEO perusahaan otomotif ternama Korea, yang lebih banyak
menghabiskan waktu di Paris dibanding di negerinya. Akibat kesibukannya, Han Ki Joo harus
bercerai dari istrinya. Tidak mudah untuknya mencari orang yang bisa mengurus rumah dan
memasak untuknya. Akhirnya bertemulah dia dengan Kang Tae Young (kim Jun Eung), gadis
Korea yang tengah kesulitan keuangan. Tae Young sebenarnya tidak terlalu rapi, tidak juga
memenuhi syarat ideal sebagai pembantu Ki Joo yang perfeksionis. Tapi Tae Young bisa masak
makanan Korea dan selalu memberi pesan menarik dalam memonya. Yang paling penting, Ki
Joo bisa memanfaatkan Kang Tae Young sebagai rekan bisnis. Bukan bisnis permobilan
pastinya, Ki Joo membayar Kang Tae Young sebagai pacar pura-pura saat bertemu klien.
Pembawaan Tae Young yang menyenangkan berhasil memikat rekan bisnis Ki Joo. Hal itu juga
yang membuat Ki Joo tak kuasa menahan hati dan jatuh cinta pada Tae Young. Di saat yang
sama keponakan Ki Joo, Yoon Soo Hyuk (Lee Dong Goon) juga tertarik pada Tae Young. Tapi
cerita cinta itu terpaksa terhenti sementara karena Ki Joo dan Tae Young pulang ke Korea
dengan alasan berbeda. Dasar jodoh, di sana mereka berulang kali bertemu tanpa sengaja. Tapi
kondisi sedikit berubah dengan kehadiran Moon Yoon Ah (Ooh Joo Eun), mantan teman sekolah
Tae Young yang dijodohkan dengan Ki Joo. Yoon Ah ngotot diperistri Ki Joo. So Hyuk
memperkeruh suasana dengan kembali ke Korea dan mengejar cinta Tae Young. Tapi karena Tae
Young juga punya masalah keluarga yang pelik, dia terpaksa balik ke Paris. Kisah cinta pun
kembali ke Paris. Meski tak banyak kisah lucu, pecinta Korea harus nonton kalau mau tahu di
mana kelebihan Park Shin Young yang legendaris dan bertarif supermahal itu.
165
My Girl (SBS, 2005)
Istri kontrak atau pacar pura-pura? Itu sih biasa. Drama yang ditayangkan SBS Desember 2005
itu mengangkat kisah saudara kontrak. Tersebutlah Seol Gong Chan (Lee Doong Wook) yang
pontang-panting mencari sepupunya yang hilang tanpa jejak bertahun-tahun silam. Kondisi sang
kakek yang makin melemah membuat Gong Chan makin memperluas pencarian. Tak mau
kakeknya penasaran, Gong Chan membayar seorang pemandu wisata yang sempat membantunya
menangani turis Cina di Pulai Jeju. Joo Yoo Rin (Lee Da Hae) sekilas pandang memang mirip
bibinya yang telah meninggal. Kebetulan Yoo Rin sangat lihai bertakting dan dikenal sebagai
pembohong besar. Kedatangan Yo Rin langsung menghebohkan, dan anehnya membuat
kakeknya berangsur-angsur pulih. Yo Rin yang tadinya berpikir hanya dikontrak beberapa saat
lalu pergi, terpaksa tinggal di rumah keluarga Gong Chan. Di sana perhatian cinta sang kakek
benar-benar dicurahkan pada Yoo Rin, dan gadis yang hidup di keluarga miskin itu belajar
bertanggung jawab. Masalah muncul karena kakek ingin mengenal keluarga Yoo Rin dan
mantan pacar Gong Chan, Kim Sae Hyun (Park Shi Yeon) ingin kembali. Dia tak suka Yoo Rin
selalu berdekatan dengan Gong Chan. Bahkan setelah tahu Yoo Rin hanya saudara kontrak, Sae
Hyun berani menyelidiki masa lalui Yoo Rin dan memaksanya pergi. Yoo Rin dan Gong Chan
yang diam-diam mulai saling suka, dan memutuskan untuk jadi saudara selamanya. Tapi
namanya juga cinta, semakin dihindari semakin sulit dibendung. Dan yang menarik dari serial
ini, hadirnya juga si ganteng Lee Jun Ki yang berwajah bak porselen sebagai tokoh yang juga
mengejar Yoo Rin. Ending serial ini termasuk cukup manis dan mengejutkan. Di ujung hadir
juga pasangan Jae Hee dan Han Chae Young yang berperan sebagai cucu asli yang lama hilang.
Yang pasti Lee Dong Wook yang ganteng mencapai puncak popularitasnya lewat serial ini.
Sassy Girl Chun Hyang (KBS2, 2005)
166
Lucu, sedih, rindu, dendam, dan penuh pengharapan, begitu kira-kira yang bakal Anda rasakan
menyimak cerita yang diangkat dari legenda rakyat Korea, Legend of Chun Hyang ini.
Perpaduan si ganteng Jae Hee yang selalu terlihat ceria dan konyol, dengan Han Chae Young
yang cantik dan cerdas, benar-benar mengesankan masa remaja yang menarik. Ceritanya tentang
Lee Mong Ryong dan Sung Chun Hyang, murid SMA yang terpaksa kawin muda karena sebab
yang tak mengenakan. Meski tak diperbolehkan hidup layaknya sepasang suami-istri, mereka
sering terlibat pertengkaran dan saling cemburu. Apalagi Mong Ryong mengaku masih
menyimpan perasaan pada kakak kelasnya, Hong Chae Rin (Park Shin Eun), dan Chun Hyang
cukup populer di kalangan pelajar cowok. Tapi semua perbedaan bisa tertutupi karena keduanya
punya janji memperbaiki sikap dan prestasi demi mengincar kuliah di Universitas Korea bonafid.
Semua cita-cita tercapai, hubungan mereka pun makin dekat. Tapi sayang menjelang
pendaftaran, Chun Hyang yang bertekad membiayai sendiri kuliahnya mengalami tragedi
keuangan. Semua uang yang dititipkan ke ibunya diinvestasikan di pasar gelap, dan hilang.
Alhasil, Chun Hyang tak bisa kuliah. Kesedihan Chun Hyang makin memuncak karena Mong
Ryong kembali dekat dengan Chae Rin. Dia pun memutuskan pergi dan merelakan Mong Ryong
kembali pada Chae Rin. Menghilangnya Chun Hyang tentu saja membuat Mong Ryong sedih.
Dia mulai sadar pada Chun Hyang-lah hatinya tertuju. Perpisahan mereka dimanfaatkan Byun
Hak Do (Eom Tae Woong), CEO sebuah manajemen artis. Hak Do menggunakan segala cara
untuk mendapatkan Chun Hyang. Tapi Mong Ryong tak ambil pusing. Baginya Chun Hyang
istrinya, dan dia berniat melanjutkan pernikahan. Yang membuat serial ini menarik, gradasi
cerita yang terus meningkat. Akting Jae Hee yang selalu full senyum saat senang dan berarahdarah saat sedih, sungguh memikat. Hasilnya juga tak mengecewakan. Sassy Girl Chun Hyang
menjadi serial nomor satu dengan rating 32,2 persen di awal Januari 2005.
My Love Patzzi (MBC, 2002)
Kalau ada dua gadis bersahabat, yang satu cantik dan lembut, sedang yang lain bertampang biasa
saja dan bermulut tajam, mana yang bakal Anda pilih jadi pasangan? Pasti kriteria pertama bakal
dipilih. Serial ini mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang dari fisik belaka. Hati yang
baik dan ketulusan tak kalah penting. Si imut Jang Nara berperan sebagai gadis pemarah dan
167
bermulut tajam, Yang Song Yi. Sejak kecil bersahabat namun saling berebut perhatian cowokcowok dengan si cantik Eun Hee Won (Hong Eun Hee). Persaingan berlanjut hingga mereka
kerja di suatu taman hiburan. Hee Won mendapat posisi di manajemen dan selalu menapat
pujian, sedang Song Yi hanya bekerja sebagai badut. Suatu saat mereka bertemu dua orang yang
disukai, Kim Hyun Sun (Kim Rae Won) teman SD mereka, dan Kang Seung Joon (Kim Jae
Won), putra pemilik taman hiburan yang sama-sama tampan. Song Yi tak berharap banyak,
sedang Hee Won jelas-jelas memperlihatkan ketertarikan pada Seung Joon yang kaya raya.
Sayang Seung Joon justru lebih tertarik pada Song Yi yang tulus dan menolongnya saat
kecelakaan di taman hiburan. Song Yi terkejut dirinya bisa disukai cowok sekaya dan seganteng
itu, tentu saja membalas. Tapi demi mendapatkan sang pangeran, Hee Won menggunakan segala
cara untuk menjatuhkan Song Yi. Termasuk menuduh Song Yi sengaja mencelakakan Seung
Joon terlebih dahulu sebelum menolongnya. Tentu tak ada yang percaya Hee Won yang cantik
dan lemah lembut berbuat senista itu. Semua menyudutkan Song Yi yang kasar. Hanya Hyun
Sun yang percaya pada Song Yi. Seung Joon juga tak yakin Song Yi berbuat jahat, tapi opini
publik membuat hatinya ragu. Untuk ada banyak orang yang rela membantu Song Yi. Meski
begitu, karena sudah terlanjur mendapat tekanan, Song Yi memutuskan untuk berhenti bekerja
dan kembali ke kampung halaman. Giliran Hyun Sung dan Seung Joon yang kelimpungan.
Shining Inheritance/Brilliant Legacy (SBS, 2009)
Untuk sebagian orang, judul drama ini mungkin lebih dikenal daripada jalan ceritanya. Maklum
serial yang menembus rating 47,1 ini belum tayang di TV lokal. Namun dijamin kisah cinta
Goo Eun Sung (Han Hyo Joo) dan Sung Woo Hwan (Lee Seung Ki) bakal mengaduk emosi
Anda. Tidak seperti BBF yang disuka remaja, rentang penggemar serial ini kelihatannya di atas
remaja hingga ibu muda. Maklum ceritanya lebih komplek dan fesyen yang diangkat juga lebih
mature. Kisahnya tentang Eun Sung, anak pengusaha yang jatuh miskin dalam hitungan hari.
Ayahnya meninggal, adik laki-lakinya hilang, ibu dan kakak tirinya lari membawa sisa uang
yang dimiliki. Alhasil Eun Sung hidup prihatin dan bekerja sebagai penjual pangsit dan
pengantar susu. Nasibnya sedikit berubah ketika bertemu Jang Sook Ja, CEO sebuah perusahaan
makanan yang hilang ingatan saat sedang menyamar di pasar. Selama beberapa waktu Sook Ja
tinggal dengan Eun Sung, dan begitu sadar dia mengajak Eun Sung tinggal dengannya.
Sayangnya, Eun Sung tidak tahu Sook Ja nenek dari Woo Hwan, cowok yang menjadi musuh
168
besarnya. Hampir tiap hari mereka bertengkar. Lebih-lebih ketika Sook Ja memutuskan
mewariskan seluruh hartanya pada Eun Sung. Woo Hwan yang tadinya hidup foya-foya, bekerja
keras membutkikan dirinya juga pantas menerima warisan. Tapi karena tempat kerjanya sama
dengan Eun Sung, persaingan mereka lambat laun berubah jadi pertemanan, untuk kemudian
saling jatuh cinta. Tapi halangan di antara keduanya begitu besar. Woo Hwan masih terikat
hubungan dengan kakak tiri Eun Sung, Yoo Seung Mi (Moon Chae Woon). Eun Sung sendiri
tengah dekat dengan Park Jun Se, lelaki yang selalu menolongnya di masa-masa sulit. Intrik cinta
dan harta makin membelit dengan campur tangan ibu tiri Eun Sung yang ambisius dan gila harta
serta ayah Park Jun Se (Bae Soo Bin) yang ingin menggulingkan Sook Ja dari posisinya.
Pokoknya, meski mencapai 28 episode, sama sekali tidak membosankan deh. Bagaimana, adakah
stasiun TV lokal yang berniat menayangkan?
World Within (KBS2, 2008)
Seluk-beluk percintaan berlatar belakang industri drama TV Korea mungkin baru pertama kali
ditemukan, di World Within. Serial ini langsung dilirik pecinta drama Korea karena memasang
dua bintang pencetak hit besar, Hyun Bin dan Song Hye Kyo. Hasilnya? Banyak yang bilang
ceritanya sedikit berat dan terlalu segmented. Tapi tetap pantas dilirik, karena sangat
mengasyikkan melihat dua tokoh utama yang setelah serial usai, menjalin hubungan cinta. Hyun
Bin berperan sebagai sutradara terkenal Jung Ji Oh yang kalem dan berkepribadian
menyenangkan. Sifatnya bertolak belakang dengan dua koleganya yang lahir dari kalangan
berada, Joo Joon Young (Song Hye Kyo ) dan Song Gyu Ho ( Uhm Ki Joon). Joo Young sangat
ambisius dan mengincar tiap kesempatan yang datang, sedang Gyu Ho selalu bekerja keras
namun tak pernah melepas imejnya sebagai pria borju. Selain intrik soal kerjaan, sulitnya proses
pembuatan serial, dan deg-degannya menunggu rating, putus nyambungnya kisah cinta Ji Oh dan
Yoon Young juga menarik disimak. Di sini Anda akan menemukan Hyun Bin yang sangat
kasual, tapi justru kelihatan cowok banget. Sedang Song Hye Kyo agak tomboi, tampil cantik
dengan rambut ala Geum Jan Di. Berhubung mereka mendapatkan scene percintaan yang
lumayan banyak, plus adegan ciuman yang hot (mungkin kalau sudah disiarkan TV lokal banyak
yang disensor, hehehe), tak heran juga keduanya terlibat cinta lokasi. Eh, tapi jangan cuma
tergiur penampilan keduanya. Lewat serial yang baru tayang di Indosiar inilah, kesempatan kita
mengetahui seluk-beluk pekerjaan di balik layar industri persinetronan Korea.
169
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama Lengkap
: Arfan Firmanto
NPM
: 10080007364
Fakultas /Jurusan
: Ilmu Komunikasi/Public Relations
Tempat,Tanggal lahir : Cimahi, 9 Juli 1989
Alamat
: Komp. Purn TNI-AU jl. Nuri no 14 Kec. Margaasih
Kab.Bandung
Riwayat Pendidikan:
1. MI Asih Putra
Lulus tahun 2001
2. MTs. Asih Putra
Lulus Tahun 2004
3. SMA Mathlaul Anwar
Lulus Tahun 2007
4. Universitas Islam Bandung (UNISBA)
Semester IX
Demikian identitas ini dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Bandung,April 2012
Penulis
…………………………
170
Download