HUBUNGAN ANTARA DAYA TARIK FILM DRAMA KOREA DENGAN MINAT MENONTON MAHASISWI UNISBA Studi Korelasional Mengenai Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea di Indosiar Dengan Minat Menonton Mahasiswi Fikom Unisba SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Oleh: Arfan Firmanto 10080007364 Bidang Kajian Public Relations FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2012 RELATIONSHIP BETWEEN THE KOREAN DRAMA FILM ATTRACTIONS WITH UNISBA STUDENT INTERESTS TO WATCH Correlational Study Regarding Relationship Between Attractiveness of Korean Drama In Indosiar With Fikom UNISBA Student Interests to watch THESIS Submitted to Comply Requirements of Obtaining Bachelor Degree of Communication Studies, Faculty of Communication the Islamic University of Bandung By: Arfan Firmanto 10080007364 Field of Study Public Relations FACULTY OF COMMUNICATION SCIENCE ISLAMIC UNIVERSITY OF BANDUNG 2012 LEMBAR PENGESAHAN Judul : Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Mahasiswi Unisba Sub Judul : Studi Korelasional Mengenai Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea di Indosiar Dengan Minat Menonton Mahasiswi Fikom Unisba Nama : Arfan Firmanto NPM : 10080007364 Bidang Kajian : Public Relations Menyetujui : Pembimbing (Dr. Oji Kurniadi, Drs., M.Si.) Mengetahui : Ketua Bidang Kajian Public Relations (Dr. Hj. Ani Yuningsih, Dra., M.Si.) Motto : ُ ت وَا ٍ َ أُوُا ا ْ ِ ْ َ َد َر َ ِ ءَا َُا ِ ُْ وَا َ ِ ا ُ َ ْ َ ِ ا ُ !ِ"# َ ن َ ُ%َ ْ َ َ%&ِ Artinya : “Niscaya Allah akan meninggikan derajat orangorang-orang yg beriman di antara kamu dan orangorang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.” (Q.S. AlAl-Mujadalah : 11) 11) MOTTO : Hidup tanpa iman bagaikan berjalan tanpa tau arah tujuan, karena iman merupakan sebuah petunjuk untuk menunju jalan yang lurus Arfan Firmanto Skripsi yang sederhana ini sebagai tanda terima kasihku kepada Kedua orang tuaku Ibu & Ayah serta kakak dan adikku yang yang selama ini tak henti – hentinya telah mendo’akan dan mengharapkan keberhasilanku…….. ABSTRAK Televisi merupakan media massa yang sangat sering digunakan khalayak sebagai salah satu media untuk mendapatkan fungsi-fungsi media, disamping itu televisi memiliki keunggulan karena mampu memeberikan pesan melalui gambar gerak disertai suara. Salah satu stasiun televisi Indosiar menyajikan suatu jenis program film drama Korea, dan keunggulan film drama Korea dibandingkan dengan film drama lainnya memunculkan suatu daya tarik terhadap film drama Korea ini. Daya tarik film drama Korea yang ada di Indosiar ini ternyata di gandrungi oleh khalayak khususnya mahasiswi Fikom yang berada di Unisba Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk menulis judul tulisan mengenai “Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton di Kalangan Mahasiswi” Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan yang ada di antara daya tarik film drama korea di stasiun tv Indosiar dengan minat mahasiswi Fikom UNISBA dilihat dari segi aspek kata-kata, aspek music, aspek sound effect, dan aspek visual terhadap penyangan film drama Korea tersebut. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Korelasional dengan hubungan A simetris pada variabel yang di uji, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket, dan kepustakaan. Konsep AIIDA merupakan konsep yang di gunakan pada penelitian ini dan Uji validitas dengan uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan koofesien korelasi product-moment pearson pada uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s alpha. Sedangkan sekala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswi Fikom UNISBA yang masih aktif yang berada di kampus UNISBA jalan taman sari, dan untuk mendapatkan sampel yang representatif dan mewakili penulis menggunakan teknik simple random sampling dalam penelitian ini. Dari Penilaian yang di dapat dari film drama Korea, responden menilai bahwa daya tarik film drama Korea didapati saling berhubungan. Perhitungan yang di dapat melalui uji validitas dan reliabilitas menunjukan bahwa terjadi hubungan antar variabel independen dan dependen, yaitu antara variabel X1, variabel X2, variabel X3, variabel X4 terdapat hubungan dengan variabel Y. Sehingga dapat disimpulkan sesuai dengan hipotesis yang ada bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang mengartikan bahwa terdapat hubungan antara daya tarik terhadap minat menonton. i ABSTRACT Television is a mass media are very often used as a by public to get media functions, beside of that television has the adventage because capable to giving out the massage trough motion pictures with sound. One television station Indosiar present a kind of Korean drama program, and has many adventages compare another drama film. Many people interest with the attraction of Korean drama program in Indosiar, and include student in Fikom UNISBA. Based on the description above, the authors feel to compelled to write the title about “Hubungan Antara Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton di Kalangan Mahasiswi” The purpose of this paper is to determine the extent to which relationship between the attraction Korea drama program in Indosiar with Fikom UNISBA student interest in terms of aspects of words, aspects of music, aspects of sound effects, and visual aspects of the Korean drama program. The Method used in this paper is a method Correlational with A symmetric relation on the variables in the test, while the techniques of data collection is done by distributing questionnaires and literature. AIIDA concept is a concept used in this study. Than test the validity of the reliability test in this study, using a product-moment correlation of Pearson on the validity, and reliability testing using Cronbach’s alpha. While the scale of measurement used in this study is to use the Likert scale. As for the object of this research is students Fikom UNISBA active in the campus UNISBA Taman Sari road. And to obtain a representative sample and represent, the author using simple random sampling technique in this study. From the assessment be obtained from the Korean drama, respondents considered that the attraction of Korean dramas are found interconnected. Calculations be obtained the test of validity and reliability, indicate there is connection between independent and dependent variables, which between the variable X1, variable X2, variable X3, variable X4 there is a link with a variable Y. So it can be concluded according with the existing hypothesis, that the H0 rejected and H1 accepted, meaning that a relationship exsts between the attractiveness of interst to watch. ii KATA PENGANTAR Assalamuallaikum Wr. Wb Pertama-tama kami ucapkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT karena ridha-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Hubungan Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi” ini dengan tujuan memperoleh gelar Sarjana ilmu Komunikasi pada Fakultas Fikom Unisba. Penulis sadar bahwa tugas akhir ini yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang membangun untuk menyempurnakan tugas akhir ini agar menjadi lebih baik lagi. Saya juga haturkan maaf yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing apabila dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangannya. Semoga semua pihak yang membaca tugas akhir saya ini dapat memakluminya. Dalam rangka penyususnan tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa berterima kasih sebanyak-banyaknya dengan ketulusan hati kepada: 1. Rasa syukur dipersembahkan pada dzat yang maha agung Allah SWT, karena atas izinnya dan rencannyalah, tugas akhir ini dapat diselesaikan. 2. Oji Kurniadi, Drs., M. Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan dan arahannya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Dr.O. H.Hasbiansyah, Drs., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi yang Terima kasih telah banyak membagi pengalaman di setiap mata kuliah yang penulis ikuti. iii 4. Ibu Santi Indra Astuti, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung yang telah banyak membantu penulis selama kuliah di Unisba dan mengajari penulis mengenai penelitian. 5. Yth. Ibu Dr.Hj.Ani Yuningsih, Dra.,M.Si selaku Ketua Bidang Kajian Public Relations yang telah memberikan arahan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir. 6. Rita Ghani. S.Sos., M. Si selaku dosen wali, yang membantu memberikan semangat dan motivasi. 7. Dosen-dosen Fikom Unisba yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang sudah banyak membantu penulis selama kuliah, terima kasih sudah mau berbagi wawasan dengan penulis. 8. Terima kasih untuk stasiun TV indosiar yang selalu menayangkan film drama Korea sehingga menjadi media untuk penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 9. Orang Tuaku yang sangat yang selalu memberikan do’a dan motivasi dalam hal moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Terima kasih buat kakak tercinta Weni Dewi Kaulina yang selalu memberikan dorongan untuk terus bangkit. 11. Rasa terimakasih penulis banyak haturkan untuk Mutiara Noor A, yang telah senantiasa membantu penulis untuk memberikan arahan bimbingan serta perhatian dan membangkitkan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 12. Kepada ketiga saudaraku tercinta dan, serta keluarga besar yang telah memberikan doa, moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 13. Teman-temanku tersayang Willy, Edwin, Nadya, Sri Rahayu, Kemal, Rizki, dan Akew kalian adalah teman seperjuangan yang tak akan terlupakan. 14. Rasa terimakasih pun penulis haturkan untuk, Armelinda A. Putri, Firyan Mustafa, Raden Akang Yudistira, Firmansyah Fadilah, Meike Kartikasari Y, Ade Kusuma, iv R.Meika, Fahmi D. Solihan, A Wawan, Dimas N dan pihak-pihak lainnya yang tidak disebut namanya. yang telah memberikan semangat dan banyak motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 15. Rasa terimakasih juga untuk For Teen Lonely Queen yang selalu memberikan semangat untuk menuntaskan tugas akhir ini 16. Terima kasih juga buat adik-adiku Vera.R, Mutiara, Arum S, Marsya K, Adhyrazan, Eci (panda), Happy S, Arga P, dan angkata 2009 laiinnya yang selalu tidak hentihentinya memberikan semangat. 17. Seluruh pengurus HIMA PR ku tercinta, terima kasih atas bantuan kalian selama penulis berorganisasi. 18. Teman-teman Sakata FC yang sudah memberikan dorongan menyelesaikan penelitian ini 19. Teman-teman Fikom Unisba 2007 yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu, terima kasih atas bantuannya selama penulis kuliah. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini. Wassalamuallaikum.wr.wb Bandung, Maret 2012 Arfan Firmanto v DAFTAR ISI ABSTRAK …………………………………………….. i ABSTRACT …………………………………………….. ii KATA PENGANTAR …………………………………………….. iii DAFTAR ISI …………………………………………….. vi DAFTAR TABEL …………………………………………….. xi DAFTAR GAMBAR …………………………………………….. xv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1 1.2 Perumusan Masalah …………………………………….. 6 1.3 Identifikasi Masalah …………………………………….. 6 1.4 Tujuan Penelitian …………………………………….. 6 1.5 Pembatasan Masalah dan Pengertian istilah …………………………………….. 7 1.5.1 Pembatasan Masalah …………………………….. 7 1.5.2 Pengertian Istilah …………………………….. 8 1.6 Kegunaan Penelitian …………………………………….. 9 1.6.1 Kegunaan Teoritis …………………………….. 9 1.6.2 Kegunaan Praktis …………………………….. 9 1.7 Kerangka Pemikiran …………………………………….. 10 1.8 Operasional Variabel …………………………………….. 16 1.9 Subjek dan Objek Penelitian …………………………….. 17 vi 1.10 Metode Penelitian …………………………………….. 17 1.11 Desain Penelitian …………………………………….. 19 1.12 Sumber Data …………………………………….. 20 1.13 Tehknik Pengumpulan data …………………………….. 21 1.14 Uji Reliabilitas Dan Validitas …………………………………….. 21 1.14.1 Uji Validitas …………………………………….. 21 1.14.1 Uji Reliabilitas 1.15 Hipotesis …………………………….. 23 …………………………………….. 24 1.16 Populasi, Skala Pengukuran dan Tehnik Sampling …………………………………….. 25 1.16.1 Populasi …………………………….. 25 1.16.2 Probability Sampling …………………………….. 26 1.16.3 Skala Pengukuran …………………………….. 28 1.16.4 Tehknik Sampling …………………………….. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi …………………………………….. 30 2.1.1 Proses Komunikasi 2.2 Komunikasi Massa …………………………….. 32 …………………………………….. 35 2.2.1 Proses Komunikasi Massa …………………………………….. 37 2.2.2 Media Komunikasi Massa …………………………………….. 38 2.3 Televisi Sebagai Salah Satu vii Bentuk Komunikasi Massa …………………………….. 40 2.3.1 Pengertian Televisi Sebagai Media Massa …………………………….. 40 2.3.2 Televisi …………………………………….. 41 2.4 Film Sebagai Program Televisi 2.4.1 Film Drama …………………………….. 43 …………………………………….. 47 2.4.2 Daya Tarik Film …………………………….. 49 2.5 Teori AIDDA …………………………………….. 52 2.6 Minat …………………………………….. 53 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Indosiar …………………………………….. 56 3.2 Indosiar Sebagai Stasiun TV Drama Korea …………………………………….. 57 3.3 Film Drama Korea Di Indosiar …………………………….. 59 3.4 Sejarah Singkat Film Drama Korea …………………………………….. 60 3.5 Film Drama Korea di Indonesia …………………………….. 3.6 Daya Tarik Film Drama Korea 62 …………………………….. 65 BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.1.1 Uji Validitas …………………………….. 71 …………………………………….. 71 4.1.2 Uji Reliabilitas …………………………………….. 74 4.2 Analisis Deskriptif viii Data Responden …………………………………….. 75 4.2.1 Karakteristik Angkatan Responden di Fikom Unisba ……………………….. 75 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia …………………………….. 76 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Fikom UNISBA……………………….. 77 4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Menonton Film Drama Korea Di Indosiar dalam seminggu ……………………….. 78 4.3 Analisis Deskriptif Data Penelitian ………………………….. 78 4.3.1 Daya Tarik Film ( Variabel X) …………………….. 78 4.3.1.1 Aspek Kata-kata …………………….. 79 4.3.1.2 Aspek Musik …………………………….. 82 4.3.1.3 Aspek Sound Effect (efek suara) …………………….. 86 4.3.1.4 Aspek Visual …………………………….. 88 4.3.2 Minat ( Variabel Y) ) …………………………….. 91 4.4 Analisis Statistik Pengujian Hipotesis……………………….. 101 4.4.1 Pengujian Statistik Sub Hipotesis Pertama…………………………….. 101 4.4.2 Pengujian Statistik Sub Hipotesis Kedua …………………………….. 102 4.4.3 Pengujian Statistik Sub Hipotesis Ketiga ix …………………………….. 103 4.4.4 Pengujian Statistik Sub Hipotesis Keempat…………………………….. 104 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ………………………………….. 105 4.5.1 Interpretasi Sub Hipotesis Pertama ………………….. 106 4.5.2 Interpretasi Sub Hipotesis Kedua ………………….. 108 4.5.3 Interpretasi Sub Hipotesis Ketiga ………………….. 110 4.5.4 Interpretasi Sub Hipotesis Keempat ……………….. 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan …………………………………….. 115 5.2 Saran …………………………………….. 115 5.2.1 Saran Akademis…………………………………….. 115 5.5.2 Saran Praktis …………………………………….. 116 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 117 LAMPIRAN……………………………………………………………… 119 x DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Daya Tarik Film …………………………….. 72 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel (Y) Minat Menonoton di Kalangan Mahsiswi Unisba …………….. 73 Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas …………………………………….. 75 Tabel 4.4 Karakteristik Angkatan Responden di Fikom Unisba ………….. 76 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……………………..76 Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Fikom UNISBA …………………………………….. 77 Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Menonton Film Drama Korea Di Indosiar dalam seminggu……………….. 78 Tabel 4.8 Daya Tarik Bahasa Film Drama Korea ………………………… 80 Tabel 4.9 Daya Tarik Pemahaman Makna Film Drama Korea …………………………………….. 83 Tabel 4.10 Daya Tarik Musik Latar Belakang Film Drama Korea ….………………………………….. 82 Tabel 4.11 Daya Tarik Tune Film Drama Korea ………………………….. 83 xi Tabel 4.12 Daya Tarik Aransemen klasik Film Drama Korea ...……….…………………………………….. 85 Tabel 4.13 Daya Tarik imajinasi Film Drama Korea …………………….. 86 Tabel 4.14 Daya Tarik Ambiens sound Film Drama Korea …………….. 87 Tabel 4.15 Daya Tarik Warna Film Drama Korea ……….………………. 88 Tabel 4.16 Daya Tarik Bentuk Film Drama Korea ………………….….. 89 Tabel 4.17 Daya Tarik ilusrtrasi Film Drama Korea ……………………. 90 Tabel 4.18 Pernyataan Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan (mata) untuk tetap fokus ketika menonton Film Drama Korea ….……………………………… 92 Tabel 4.19 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menononton Film Drama Korea ……………...…………………………….. 93 Tabel 4.20 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton Film Drama Korea ........................…………………………….. 94 Tabel 4.21 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea mempengaruhi pengalaman menonton Film Drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali Film Drama Korea …………………………………………….. 95 xii Tabel 4.22 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk menonton Film Drama Korea …………...……………………………... 96 Tabel 4.23 Pernyataan esar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh anda untuk merubah kepribadian anda berubah setelah menonton Film Drama Korea ………………………….. 97 Tabel 4.24 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam menimbulkan kehendak anda untuk menonton Film Drama Korea …………………………………………….. 99 Tabel 4.25 Pernyataan besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton Film Drama Korea .……………………………………………….. 100 Tabel 4.26 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata film drama Korea dengan Minat menonton di kalangan Mahasiswi Unisba ……...……………………………………………….. 101 Tabel 4.27 Hubungan Antara Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Musik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba ………………………………………….. 102 Tabel 4.28 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba ……...……………………………………………….. 103 xiii Tabel 4.29 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Visual Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba …..…...……………………………………………….. 104 Tabel 4.30 Interpretasi Hasil Penelitian …….……………………………. 106 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Bagan kerangka berfikir ………..……………………………………. 15 Gambar 2 : Bagan metode Korelasional……..……………………………………. 19 Gambar 3 : Bagan tehknik simple random sampling …………………………. 27 Gambar 4 : Proses Komunikasi (Wirasasmita, 1998 : 7) ………………………. 33 Gambar 5 : Proses Komunikasi Massa (Onong Uchjana Effendy,2003:2011) ……..……………………………………. 37 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Penelitian …………………………………………… 120 Lampiran 2 Coding Book …………………………………………… 125 Lampiran 3 Coding Sheet …………………………………………… 130 Lampiran 4 Data Mahasiswi Aktif …………………………………… 131 Lampiran 5 Film-film drama Korea di Indosiar ………………………… 149 Lampiran 6 Surat Riset …………………………………………… 169 Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup ……………………………………… 170 xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun siaran radio, yang siarannya banyak memuat acara hiburan. Walaupun ada beberapa stasiun televisi dan siaran radio lebih mengutamakan tayangan berita. Demikian juga halnya dengan media cetak. Tetapi, ada beberapa media cetak juga yang lebih mengutamakan berita sebagai isi dari media tersebut, seperti Kompas, Tempo, atau Gatra . (Elvinaro, 2007: 17). Tetapi di Indonesia menonton televisi merupakan kegiatan yang biasa dilakukan masyarakatnya untuk mendapatkan informasi. Seperti yang disebutkan dalam media cetak Kompas, bahwa umumnya masyarakat menghabiskan waktu rata-rata selama 4-5 jam untuk menonton televisi dalam sehari. Pada kenyataannya, masyarakat menghabiskan waktu untuk menonton televisi bukan karena informasinya, tetapi fungsi hiburan ternyata lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto 2007:128). Kemudian Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) diketahui, bahwa 70 persen tayangan televisi swasta lebih banyak menampilkan unsur hiburan daripada pendidikan dan informasi (sumber : http//www.kpi.go.id) 1 2 Selain media massa memiliki fungsi menghibur dan menginformasikan, media massa memiliki fungsi-fungsi lainnya. Dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antar Manusia, Joseph A. Devito (1997:515) mengatakan bahwa media massa memiliki fungsi menghibur, meyakinkan, mengukuhkan, mengubah, menggerakan, menawarkan etika atau system nilai tertentu, menginformasikan, menganugrahkan status, membius, menciptakan rasa kebersatuan, hubungan parasosial dan mengevaluasi fungsi media. Proses komunikasi yang terjadi melalui media televisi tidak semata-mata di lakukan masyarakat karena adanya kebutuhan/keinginan saja, tatapi karena ada minat untuk menggunakan media tersebut didalamnya. Minat memiliki pengaruh yang kuat untuk menggerakan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan yang akan dilakukan. Semakin kuat minat seseorang terhadap sesuatu maka semakin kuat juga dorongan yang diberikan pada orang tersebut untuk melakukan kegiatan itu. Sama halnya juga dengan menonton televisi, walaupun media massa yang tersebar, namun tanpa adanya minat terhadap media tersebut, orang tidak akan mempergunakannya. Berbagai macam program televisi mulai dari acara berita, olah raga, infotaiment, kuis, kuliner, fasion, talk show, dan drama seri, membuat masyarakat yang meng konsumsi media televisi semakin tertarik untuk menjadikan media televisi sebagai suatu kebutuhan. Banyaknya pilihan yang disuguhkan media televisi ini, memiliki segmentasi masing-masing di dalamnya. Sehingga semua kalangan dapat menggunakan media ini untuk pemuas kebutuhannya masingmasing. Namun semakin berkembangnya zaman, terjadilah penurunan kualitas pada program di televisi, terlihat dari kurang berbobotnya kandungan nilai pendidikan, budaya, dan manfaat yang dapat diberikan pada penontonnya. 3 Seiring dengan penurunan kualitas acara di televisi, munculah drama Korea yang memberikan nuansa baru di industri televisi. Kebutuhan penonton akan sebuah acara hiburan seperti mendapatkan angin segar dengan kemunculan drama Korea di pertelevisian Indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton; ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotisir penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi. (Effendy, 2003:192). Dengan adanya drama Korea yang kaya akan nilai budaya, cerita yang tidak di lebih-lebihkan, adanya nilai kekeluargaan yang kuat, mengandung nilai kebaikan ditambah pemeran dari drama yang menarik, membuat drama Korea ini memiliki nilai lebih dibandingkan film drama lainnya. Sehingga dalam waktu dekat film drama Korea seperti telah menghipnotis masyarakat dengan membawa mereka hanyut kedalam suasana drama tersebut dan membuat masyarakat tertarik untuk lebih banyak mengkonsumsi film drama Korea. Menurut beberapa orangnya yang di wawancarai tentang film drama Korea, mereka mengatakan bahwa film drama Korea memiliki alur yang jelas dan cerita yang menarik dari awal sampai akhir, karena ceritanya memang sudah dirangkai sedemikian rupa, tidak seperti sinetron streaming, jumlah episodenya tergantung pada rating di televisi semakin bagus ratingnya akan semakin panjang 4 episodenya. Kemudian cerita yang jelas dan cukup detail misal tentang sebuah kehidupan di restoran/café, maka sebelum pemerannya melakukan aktingnya, artis tersebut terlebih dahulu mengikuti kursus kilat memasak, sehingga ketika menonton filmnya terasa seperti ahli dalam masak, atau cerita tentang kehidupan seorang dokter, maka syutingnya di rumah sakit, sehingga memunculkan kesan alami. Lalu ceritanya tidak selalu bertemakan kemewahan, ragam cerita drama Korea sangat variatif, dan tidak salalu membahas soal cinta dan harta warisan, akan tetapi banyak juga yang menampilkan soal kehidupan sehari-hari, cerita zaman kerajaan (sageuk), mengenai pendidikan, politik, detektif dan lain-lain. Dengan daya tarik dari film drama Korea tersebut, membuat minat menonton yang sebelumnya sempat redup dikarenakan kurang menariknya program televisi, kini mulai tumbuh kembali. Terbukti dengan meningkatnya rating tayangan drama korea di stasiun-stasiun televisi khsusunya di stasiun tv Indosiar dalam Daily Top Program – All Chanel yaitu lembaga rating televisi di Indonesia memaparkan, pada tanggal 7 Juli 2011 sampai 13 Juli 2011 film drama Korea “Naughty Kiss” menjadi salah satu film yang memiliki rating tertinggi sampai angka 3,5 di posisi ke-6 mendekati acara Opera Van Java di posisi ke-2. Dengan daya tarik dan minat terhadap masyarkat, film drama korea di Indosiar ini mulai di sukai oleh banyak kalangan, hingga mulai bermunculan berbagai komunitas pencinta film drama Korea di Indosiar. Di dunia maya contohnya, lewat salah satu jejaring sosial facebook, telah berdiri satu komunitas pencinta film drama korea, dengan account Lovely Drama Korea. Komunitas ini berdiri bulan Juni 2009 dengan peminat yang cukup banyak, hingga saat ini 5 tercatat 6.000 orang yang bergabung dalam komunitas ini. dan nyatanya mereka, tidak hanya dari Bandung tapi juga dari Bogor, Jakarta, Semarang hingga Makassar. Kemudian di Bandung sendiri ada Komunitas pencinta Korea yang bernaman Hansamo. Komunitas ini sudah banyak di kenal dan merupakan komunitas korea yang pertama kali mendapat pengakuan resmi dari kedutaan korea di indonesia dan orang-orang korea baik yang ada di indonesia maupun di seluruh dunia, dan di dalam komunitas ini mereka bertukar informasi tentang film drama Korea. Lewat wawancara dari beberapa anggota, mereka mengatakan bahwa rata-rata anggota pen cinta drama Korea ini terdiri dari remaja, pelajar, dan mahasiswa. Ketertarikan akan drama Korea di kalangan pelajar, remaja, dan mahasiswa juga ternyata membawa keuntungan bagi para penjual dvd, karena dengan menjual film drama Korea yang ada di Indosiar mereka dapat memperoleh keuntungan lebih banyak lagi. Akhirnya tempat penjualan dvd yang berada di lingkungan sekitar Taman Sari pun juga mendapatkan imbas dari penjualan dvd drama Korea, dalam sehari penjual bisa menghabiskan 10 sampai 20 keping dvd film drama Korea khsusunya yang di tayangkan d televisi dan pembeli kebanyakan adalah mahasiwa-mahasiswa yang berada di lingkungan sekitar. Namun setelah melakukan wawancara terhadap penjual dvd tersebut, ternyata kebanyakan konsumen yang membeli dan mencari dvd tersebut adalah mahasiswi Unisba, dan khususnya mahasiswi Fikom Unisba. Melihat masuknya film drama Korea ke Indonesia, dan dengan daya tariknya yang mampu memberikan pengaruh besar dan terhitung cepat terhadap 6 mahasiswi untuk menjadi konsumtif menonton film drama korea di Indosiar khususnya mahasiswi Unisba, sehingga membuat penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Hubungan Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : “Apakah Ada Hubungan Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba?” 1.3 Identifikasi Masalah 1. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba? 2. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Musik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba? 3. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba? 4. Adakah Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Visual Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba 7 2. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Aspek Aspek Daya Tarik Musik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba 3. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba 4. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Visual Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba 1.5 Pembatasan Masalah dan Pengertian Istilah 1.5.1 Pembatasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di lingkungan Kampus 1 Fikom Unisba Jl. Taman Sari no 1 Bandung. 2. Objek penelitian ini adalah penayangan film drama Korea di stasiun televisi Indosiar yang di tayangkan dari jam 12 siang sampai 4 sore. 3. Penelitian dibatasi pada aspek daya tarik yaitu aspek kata-kata, aspek musik, aspek sound efek, dan aspek visual film drama Korea dalam minat menonton mahasiswi Fikom Unisba 4. Salah satu faktor mengapa peneliti memilih mahasiswi jurusan Fikom Unisba dalam objek penelitiannya, karena menurut hasil wawancara dengan salah satu penjual dvd di Taman Sari, rata-rata konsumen yang membeli dan mencari film dram Korea yang ada di televisi adalah mahasiswi Fikom Unisba 8 1.5.2 Pengertian Istilah 1. Daya Tarik Daya Tarik adalah Kekuatan atau penempilan komunikator yang dapat memikat perhatian sehingga mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh (Efendy, 1989:18). 2. Film Drama Drama televisi, merupakan karya audio visual drama yang menggunakan televisi sebagai media penayangannya. Sebelum jauh membahas tentang drama televisi,kita liat tentang pengertian “drama” itu sendiri. Ada beberapa definisi tentang drama, yang paling simpel drama diartikan sebagai life presented in action, demikian menurut (Moulton dalam Hasanudin 1996: 2). 3. Korea Korea adalah sebuah negara yang dulunya bersatu yang terletak di Semenanjung Korea di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) 4. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapa menyebabkan seseorang giat melakukan menuju sesuatu yang telah menarik minatnya. (Gunarso 1995:68) 9 5. Mahasiswi Mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang-orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) 1.6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Kegunaan Teoritis Memberikan sumbangan ilmu bagi kajian public relations dalam kegiatan komunikasi Massa, terutama yang menyangkut hubungan daya tarik terhadap minat mengkonsumsi Media Massa dan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku pendidikan yang ingin mengembangkan ilmunya dalam bidang komunikasi. 1.6.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi yang membaca penelitian ini, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi Unisba. 1.7 Kerangka Pemikiran Tumbuh minat dalam diri seseorang tidak bisa terjadi begitu saja tanpa adanya rangsangan yang menumbuhkan minat tersebut. Kebutuhan seseorang akan sesuatu juga dapat menimbukan seseorang untuk bergerak dalam memenuhi kepuasan yang diinginkan. Daya tarik merupakan suatu magnet dalam mencakupi kepuasan tersebut, karena dengan adanya daya tarik, rangsangan dalam menimbulkan minat. 10 Sama halnya dengan penggunaan suatu media massa, yang dimana khalayak dapat mimilih apa-apa saja yang dapat memenuhi minatnya. Untuk itu nilai ketertarikan terhadap minat setiap khalayak dapat diukur dengan keaktifan dan perhatian ketika media massa memberikan fungsinya. Sehingga bisa dikaitkan bahwa khalayak akan memilih media atau program yang diinginkan yang dapat memunculkan minat dari daya tarik media massa atau program tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori AIDDA sebagai landasan berpikir. Teori ini menjelaskan bahwa untuk memudahkan mengarahkan suatu tujuan komunikasi yang dilakukan. AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action (Tindakan). Tahapan tersebut mengandung pengertian bahwa proses komunikasi antar pribadi dalam pembentukan konsep diri siswa/i yang berpengaruh dalam prestasi belajar hendaknya dimulai sengan membangkitkan perhatian, dimana dalam hal ini, seorang guru harus mengetahui cara yang tepat untuk menarik perhatian siswa agar siswa memiliki minat melalui pesan yang berisi informasi yang disampaikan guru sehingga akan timbul keinginan dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan tersebut. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya. Wilbur Schramm. Teori AIDDA dalam Effendy (2003 : 304) 11 Dalam teori ini, media massa, khususnya televisi, merupakan komunikator utama yang memberikan suatu perhatian melalui faktor daya tarik program film drama. Dalam penelitian juga ini teori AIDDA dikaitkan dengan minat mahasiswi terhadap daya tarik televisi khususnya drama Korea. Dimana film drama Korea memberikan suatu perhatian lewat daya tarik tersendiri dalam membentuk suatu minat menonton di kalangan mahasiswi. Daya tarik televisi dalam penelitian ini ditujukan untuk melihat sejauh mana pengaruh yang diberikan drama Korea tersebut, terhadap minat mahasiswi yang untuk menonton tayangan drama Korea. Karena media televisi memliki kelebihan di bandingankan dengan media massa lainnya, sehingga menjadi sesuatu yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk di konsumsi bagi khalayak. Berikut adalah kelebihan daya tarik televisi yang memungkikan mempengaruhi minat seseorang untuk menonton. 1. Media televisi menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yangdipancarkan melalui satelit 2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar. 3. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangatcepat 4. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Halini disebabakan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak. Daya tarik merupakan faktor yang dapat mendorong seseorang tertarik terhadapa objek yang memiliki daya tarik tersebut. Sama halnya dengan televisi 12 yang memiliki daya tarik tersendiri dalam mendorong khalayaknya untuk mengkonsumsi televisi. Daya tarik televisi, menurut (Effendy,2001:192) terdiri dari 4 unsur, yaitu: 1. Kata-kata 2. Musik 3. Sound Effect (efek suara). 4. Visual Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Kata-kata juga merupakan suatu yang tidak memiliki makna apapun, kecuali kita sendiri yang memaknainya. “Kata adalah kata, maknanya ambigu dan tidak persis” (Hirsch 2000:49). Musik merupakan sebuah domain budaya dimana kita dapat dengan mudah menemukan banyak contoh konkret tentang bagaimana kekuasaan budaya di jalankan” (James Lull 1998, 93-94). Jinggel, musik latar belakang, tune terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menyampaikan, menetapkan nada emosi untuk sesuatu menarik perhatian, dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. “Musik dalam program video/TV. berfungsi sebagai pembuka/penutup program, tune, tema, pengiring, background, transisi, dan smash. Sedangkan secara teknis misalnya fade (in/out), up, cross fade, background (under) dan smash.. menciptakan irama struktural dan untuk merangsang tanggapan emosional yang memperjelas dan memperkuat efek dari citra visual” (Joseph, 1986:176). 13 Sound Effect (Efek suara) yaitu suara-suara tiruan atau sebenarnya yang menampilkan daya imajinasi dan penafsiran pengalaman tentang situasi yang sedang ditampilkan. Sound Effect merupakan suara yang terdapat pada media, yang digunakan untuk pengiring gambar (kata-kata yang diucapkan, derit pintu, dan sebagainya) dengan musik yang mengiringinya. Atau suara buatan/tiruan dan suara sekitar terjadinya peristiwa (ambiens sound) untuk memberi kesan suasana nyata dalam program. Visual merupakan warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf yang terdapat pada suatu media massa yang memiliki dapat dimaknai dengan melihatnya. Dengan kekuatan daya tarik dari media televisi ini kita bisa mengukur sejauh mana minat akan berkembang berdasarkan daya tarik yang ada. Kemudian minat Menurut Drs. Dyimyati Mahmud (1982), “Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifit”. Bentuk-bentuk minat adalah perhatian, persepsi, keinginan, dan perbuatan (Rakhmat, 2005: 51-52). 1. Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain (Rakhmat, 2005: 52). 2. Persepsi, memberikan makna pada stimuli indrawi (Rakhmat, 2005:51). 14 3. Keinginan, usaha seseorang untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005:35). Berdasarkan definisi tersebut kita dapat melihat bahwa minat mengandung unsurunsur sebagai berikut: 1. Minat adalah suatu gejala psikologis 2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik. 3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran 4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Melalui empat unsur-unsur yang terkandung dalam minat, maka kita dapat melihat apakah terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Fokus utama atau objek dalam penelitian ini adalah daya tarik film drama Korea di televisi, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswi Fikom Unisba. Agar penelitian ini terarah dengan jelas, peneliti menggunakan sebuah acuan dari tiga faktor besar yang mempengaruhi daya tarik film sebagai variabel bebas (x) yang terdiri dari Kata-kata Film Drama Korea, Musik Film Drama Korea, Back Sound Film Drama Korea, dan Visual Film Drama Korea (Onong U. Effendy 2003 : 177). Sedangkan untuk variabel terikatnya (y) adalah minat mahasiswi yang terdiri Perhatian, Persepsi, dan Keinginan (Rakhmat, 2005: 5152) Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam bentuk bagan sebagai berikut: 15 Hubungan Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba Teori yang adalah AIDDA Wilbur Schramm. dalam Effendy (2003 : 304) ) . Asumsi dasar dari teori ini adalahh bahwa dengan perhatian lewat daya tarik suatu program pilihan khalayak akan menimbulkan sesuatu minat pada khalayak. Variabel bebas (X) Daya Tarik Film : 1. Aspek Kata-kata 2. Aspek Musik 3. Aspek Back Sound 4. Aspek Visual (Sumber : Effendy,1994:192) 1.a. Bahasa dan Makna Variabel Terikat (Y) Minat: 1. Perhatian 2. Persepsi 3. Keinginan (Rakhmat, 2005: 51-52) 51 1.a. Pengindraan, Reaksi, dan 2.b. Musik, Tune, dan Aransemen 3.c. Imajinasi dan Ambiens 4.d. Warna, Bentuk, dan Ilustrasi Rangsangan ngan 2.b. Pengalaman, Motivasi, dan Kepribadian 3.c. Kehendak dan Hasrat Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir 16 1.8 Operasional Variabel Adapun operasional variabel pada penelitian ini adalah: Variabel Bebas (X) : Daya Tarik Film Indikator 1 : Aspek Kata-kata Alat ukur : 1. Bahasa yang digunakan dalam percakapan 2. Makna yang terkandung dalam percakapan Indikator 2 : Aspek Musik Alat ukur : 1. Musik latar belakang film drama Korea 2. Tune terkenal film drama Korea 3. Aransemen klasik film drama Korea Indikator 3 : Aspek Sound Effect (efek suara) Alat ukur : 1. Pengaruh daya imajinasi 2. Ambiens sound Indikator 4 : Aspek Visual Alat ukur : 1. Pengaruh melihat warna film 2. Pengaruh melihat bentuk film 3. Pengaruh melihat ilustrasi film 17 Variabel Bebas (Y) : Minat Indikator 1 : Perhatian Alat Ukur : 1. Pengindraan terhadap film drama Korea 2. Reaksi terhadap film drama Korea 3. Rangsangan terhadap film drama Korea Indikator 2 : Persepsi Alat Ukur : 1. Pengalaman menonton film drama Korea 2. Motivasi menonton film drama Korea 3. Kepribadian menonton film drama Korea Indikator 3 : Keinginan Alat Ukur : 1. Kehendak menonton film drama Korea 2. Hasrat menonton film drama Korea 1.9 Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fikom UNISBA, sedangkan objek penelitiannya adalah Film Drama Korea. 1.10 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yakni metode yang meneliti hubungan diantara variabel-variabel. 18 Metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2009 : 27). Dengan menggunaan Metode Korelasional ini .Peneliti ingin menguji apakah ada keterkaitan di dalam hubungaan sebab akibat antara penayangan drama Korea dengan sikap mahasiswa. Dengan menggunakan Metode Metode Korelasional ini peneliti dapat membuktikan secara langsung hubungan yang terjadi antara keterkaitan variabel x dan variabel y. Karena langsung menjelaskan adanya hubungan di antara variabel antara memiliki hubungan atau tidak ada hubungan yang terjadi anatara variabel x dan variabel y, dengan memperoleh data dengan menanyakan pada responden dengan cara menyebar angket lalu mengujinya dengan hipotesis. Jika diantara kedua variabel tersebut memiliki hubungan, maka dapat kita lihat bahwa variabel x akan berkorelasi positif dengan variabel y. Namun jika yang terjadi sebaliknya, yaitu diantara variabel x berkorelasi negatif terhadap variabel y, maka dapat dipastikan tidak ada hubungan antara variabel-variabel tersebut. Dalam pembahasan ini maka korelasinya disebut korelasi sederhana (simple correlation) (Rakhmat, 2009 : 27). Untuk lebih jelasnya lagi peneliti akan menjelaskan metode korelasional ini dalam bentuk bagan korelasional sebagai berikut: 19 Variabel X Variabel X1 Y X2 Y X3 X4 Gambar 2: Bagan Metode Korelasional 1.11 Desain Penelitian Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini terdapat latar belakang penelitian, perumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan pengertian istilah, alasan pemilihan masalah, anggapan dasar, opersionalisasi variabel, dan kerangka karangan. Bab II : Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan teoritis ini diuraikan tentang komunikasi, teori komunikasi ,Komunikasi Massa, Teori Kultivasi, Daya tarik Film, dan Minat. 20 Bab III : Tinjauan Umum Dalam penelitian ini diuraikan tentang gambaran umum sejarah film drama Korea, bagaimana masuknya ke dunia entertainment, dan apa saja kelebihan dan kekuarangan drama Korea tersebut. Bab IV : Pembahasan Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari penjelasan tentang analisis deskripsi data responden, analisis deskripsi data penelitian, analisis statistik pengujian hipotesis dan interpretasi pengujian hipotesis. Bab V : Penutup Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. 1.12 Sumber Data 1. Sumber data primer a. Angket b. Wawancara 2. Sumber data sekunder a. Film drama Korea b. Catatan hasil pengamatan selama penelitian c. Internet dan Buku 21 1.13 Tehknik Pengumpulan Data 1. Sumber data Angket Yaitu suatu alat pengukuran data secara tertulis dimana di dalamnya memuat pertanyaan-pertanyaan disertai pilihan jawaban yang telah disediakan. Angket ini disebarkan kepada mahasiswi Fikom Unisba 2009 2. Wawancara Peneliti melakukan tanya jawab secara langsung atau tatap muka antara peneliti dengan khalayak yang pernah menonton film drama Korea, guna memperoleh data atau kejelasan mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan penelitian. Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswi. 3. Studi Kepustakaan Teknik untuk mendapatkan data teoritis guna mendapat pendapa tparaahli dan teorinya melalui sumber bacaan. Tenknik ini juga digunakan untuk memperoleh data dari berbagai catatan dokumentasi dari berbagai sumber untuk menunjang penelitian. 1.14 Uji Reliabilitas dan Validitas 1.14.1 Uji Validitas Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada responden, dilakukanlah pengujian validitas dan reliabilitas guna mengukur tingkat keabsahan kuesioner. 22 Validitas menunjukan sejauhmana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Tingkat validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan koefisien Product Moment Pearson. Menurut Kaplan, suatu pertanyaan dinyatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai sama koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3. “Not all validity coefficient are the same value, and there are no hard fast rule about how large the coefficient must be in order to meaningful. In practice, it is rate to see a validity coefficient larger than 0,6 and validity coefficient in the range of 0,3 to 0,4 commonly considered high.” (Kaplan & Saccuzzo, 1993:141). Pengujian validasi dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing item skor dengan total skor. Teknik analisis yang digunakan adalah koofesien korelasi product-moment pearson, sebagai berikut : Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Untuk megetahui arti koofesien korelasi r valid atau tidak valid akan digunakan uji t, yang dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t table. Jika hasil t hitung lebih besar dari t table, maka item tersebut dinyatakan valid dan jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk mencari t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : √ 2 √1 Husein Umar, (1998 : 195). 23 1.14.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah ukuran konsistensi instrumen penelitian. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur/instrumen yang digunakan. Instrumen dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut menunjukan hasil yang konsisten apabila digunakan berulang-ulang pada kondisi yang berbeda. Untuk pengujian reliabilitas maka dapat digunakan persamaan koefisien-a (Cronbach’s 1951). Σ 1 1 k adalah banyaknya belahan item adalah varians dari item ke-i Σ = adalah total varians dari keseluruhan item Σ !" Menurut Sekaran Uma (2000:206) mengatakan bahwa “The most popular test of item consistency reliability is the Cronbach’s alpha”. Untuk pengujian reliabiliti valid atau maka akan digunakan uji t, yang dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Jika hasil t hitung lebih kecil dari t tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid. 24 1.15 Hipotesis Hipotesis berarti mengarahkan pada suatu bentuk penyelidikan empiris untuk menetapkan apakah hipotesis ini didukung atau disanggah oleh apa yang diamati oleh peneliti (Black & Champion, 1992 : 124). Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis umum sebagai berikut : • H0 : Tidak ada hubungan antara daya tarik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba • H1 : Ada hubungan daya tarik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba Supaya dapat diteliti (researchable), hipotesis-hipotesis umum itu harus dijabarkan menjadi subhipotesis-hipotesis yang sudah sangat spesifik. (Rakhmat, 2009:15). Subhipotesis tersebut antara lain sebagai berikut: 1. H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba 2. H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba 25 3. H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba 4. H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba 1.16 Populasi, Skala Pengukuran, dan Tehknik Sampling Salah satu hal yang sangat penting dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi. Objek penelitian dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi (Rakhmat, 2008 : 78). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fikom Unisba . 1.16.1 Populasi Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan 26 waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi itu harus benar-benar representatif (mewakili). Bila sampel tidak representatif, dapat diibaratkan sebagai orang buta yang disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka orang buta tersebut dapat menyimpulkan gajah tersebut seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka orang tersebut dapat menyimpulkan gajah seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka orang tersebut dapat menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Maka seperti itulah sampel yang dipilih jika sampel tidak representatif, ibarat orang buta yang menyimpulkan sesuatu yang salah tentang gajah. 1.16.2 Probability Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, yaitu pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011 : 82). Probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik penentuan sampel dengan acak. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. (Sugiyono, 2011 : 82). 27 Populasi homogeni relatife homogen Diambil secara Sampel yang representatif Random Gambar 3: Bagan Tehknik Simple Random Sampling Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang presentatif dan mewakili maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131), yang dimaksud dengan sampel adalah "sebagian atau wakil populasi yang diteliti". Adapun menurut Sugiyono (2004:73), yang dimaksud dengan sampel adalah "bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu".Pada suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia sehingga peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2004:73), "Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus betulbetul representatif (mewakili). 28 1.16.3 Skala Pengukuran Skala pengukuran kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. “Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiono 2010-93). Dalam penelitian ini skala Likert digunakan untuk mengolah data, dengan memberi skor terhadap jawaban-jawaban yang diperoleh dari responden. Dengan begitu maka responden yaitu mahasiswi Fikom Unisba akan cendrung membaca pertanyaan setiap itemnya dan juga jawabannya. 1.16.4 Tehknik Sampling Teknik yang digunakan dalam menentukan besarnya ukuran sampel yang akan diteliti salah satunya adalah dengan cara menggunakan cara Slovin, yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan persentase kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, maka taraf kesalahan yang ditetapkan adalah sebesar 10%. # 1 $ #% 29 Keterangan n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = taraf kesalahan Menurut Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik ”.Adapun perhitungan jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu : Diketahui: N = 751 ; e = 10% = 0,1 Maka: 751 1 $ 751 0,1 751 1 $ 7,51 751 8,51 88,249 - 89 orang Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini dengan taraf kesalahan 10% diperoleh ukuran sampel (n) minimal sebesar 89 orang responden. Untuk selanjutnya, sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 90 responden (89 + 1 = 90) dari sebagian totalitas populasi atau sebagian dari jumlah mahasiswi Fikom Unisba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dengan berkomunikasi memungkinkan terjadinya interaksi. Dengan adanya interaksi tersebut maka sikap, pandangan atau kemauan dari seseorang dapat diketahui dan dirasakan orang lain yang terlibat langsung dalam kegiatan komunikasi. Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan yang dapat menunjukkan suatu sikap tertentu dengan makna didalamnya, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Menurut Carl I. Hovland (2007) di dalam buku “Dasar-Dasar Komunikasi” karangan Neni Yulianita definisi komunikasi adalah sebagai berikut “ Komukiasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).” Melihat definisi yang dikemukakan oleh Carl I. Hovland tadi, kita dapat menjabarkan bahwa proses komunikasi dapat menimbulkan efek terhadap 30 31 komunikannya, maka jika informasi atau pesan yang diampaikan seorang komunikator adalah pesan atau informasi yang baik maka dapat di prediksi komunikan yang menerima pesan atau informasi tersebut akan memiliki effect yang baik, tapi begitu pula sebaliknya jika pesan atau indormasi yang disampaikan adalah informasi yang buruk, maka dampak yang dihasilkan akan buruk juga. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, kata itu sendiri berasal dari kata lain communicatio yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘ pertukaran pikiran’, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi jika ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai yang dipercakapkan. Sedangkan menurut Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, sen, dan tehknologi. (pengantar ilmu komunikasi, 3:1998, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.). Tidak hanya itu saja, komunikasi bukan sekedar upaya memberitahu tetapi juga upaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. Dalam arti bahwa komunikasi bertujuan untuk adanya perubahan perilaku seperti yang dikutip oleh Onong U. E. dari Gerald A. dalam bukunya “On definition of communication : Another Stab ; yang dimuat dalam Journal of Communcation menyatakan sebagai berikut: “In the main, communication has as its central interest those behavioral situations in wich a source transmits a message to a receiver(s) with 32 concius intent to effect the latte’s behavior. ( Pada pokoknya, komunikasi meengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral dimana seseorang sebagai sumber menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya) ( Effendy, 1998 : 49 ). Jadi jika ditarik kesimpulan pengertian komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Selain itu pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang-lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, gagasan, informasi kepercayaan, harapan, imbauan dan sebagainya, yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain baik langsung secara tatap muka maupun lewat suatu media dengan tujuan untuk menubah sikap, pandangan dan perilaku. 2.1.1 Proses Komunikasi. Definisi proses sendiri adalah gejala yang menunjukan perubahan gejala yang terus -menerus didalam waktu dan susul-menyusul menuju kemajuan. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dari proses komunikasi menurut para ahli. “Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator). Pikiran bisa merupakan gagasan. Informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan lain sebagainya, yang timbul dari lubuk hatinya” (Effendy, 2001:11). 33 Komunikasi adalah sebuah proses, hal ini disebabkan karena komunikasi dapat menimbulkan perubahan yang diinginkan, komunikasi itu bergerak maju dan dan berjalan kontinyu, komunikasi menghasilkan efek dan terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan serta merupakan suatu sistem yang saling melengkapi antara satu unsure dengan unsure yang lainnya. Jadi kesimpulannya proses komunikasi merupakan penerapan dari teori komunikasi khususnya yang dapat terjadi didalam kehidupan manusia sehari-hari pada kehidupan manusia. Untuk lebih jelasnya lihat gambar proses komunikasi berikut ini: Konteks Gangguan Umpan Balik Sumber Encoding Saluran Decoding Penerima Umpan Balik Gambar 4 : Proses Komunikasi (Wirasasmita, 1998 : 7) Sumber adalah pemrakarsa suatu pesan. Penyandian atau penulisan sandi adalah suatu proses atau tindak penyeleksian simbol-simbol yang mewakili pikiran seseorang. Sebuah sumber memilih sandi verbal atau nonverbal, dan mengirimkan simbol-simbol melalui saluran-saluran (seperti gelombang suara dan rangsangan visual) yang akan dipahami oleh penerima umpan depan adalah informasi pengantar mengenai komunikasi masa mendatang yang meliputi pesan- 34 pesan verbal. Penguraian sandi adalah suatu proses pemberian arti terhadap simbol-simbol yang diterima. Penerimaan adalah orang yang menerima symbolsimbol. Umpan balik adalah setiap pesan verbal verbal atau nonverbal yang dikirimkan kembali kepada sumber yang berhubungan dengan pesan sumber. Gangguan adalah setiap faktor yang mengubah atau mencampuri penerimaan pesan yang jelas. Konteks meliputi kondisi kondisi fisik dan kondisi lain yang melingkupi tindakan komunikasi. Proses komunikasi terbagi dua, yaitu proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder. Proses Komunikasi Secara Primer adalah proses penyampaian pikiran dan/atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (simbol) sebagai media. Lambing-lambang yang digunakan adalah bahasa, krialgesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan/atau perasaan komunikator pada komunikan. Proses Komunikasi Secara Sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama, dikarenakan komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media yang dipakai adalah surat, telepon, telex, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media yang sering digunakan dalam komunikasi. Selanjutnya komunikasi terbagi tiga kategori, yaitu: 1. Bentuk spesialisasi komunikasi. 2. Media, dan. 3. Efek. 35 Bentuk spesialisasi komunikasi masih bisa terbagi dalam tiga kategori, yaitu: 1. Komunikasi persona. 2. Komunikasi kelompok, dan 3. Komunikasi Massa. Dalam hal ini, penulis hanya akan membahas tentang komunikasi massa saja, karena berkaitan dengan masalah yang penulis ambil. 2.2 Komunikasi Massa Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa; jelasnya, merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media communication). Para ahli komunikasi membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan menggunakan media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi tau film. Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner seperti yang dikutip oleh Rakhmat, “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people”. (Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Rakhmat, 1999 : 188 ). Kemudian Joseph A Devito dalam bukunya Communicology an introduction to the study communication. Menampilkan definisinya mengenai komunikasi lebih tegas, yakni sebagai berikut: “Fisrt, mass communication is communication addressed to make masses, to an extremely large audiece. This does not mean that the audience 36 include all people or everyone who watches television rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitters. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its forms: telvision, radio, newspapers, magazines, film, books, and tapes. (Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton TV: agaknya ini berarti semua orang bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita) (Effendy, 1993 : 14). Merangkum dari definisi-definisi maka disini komunikasi massa dapat diartikan Pesan-pesan dalam bentuk keterampilan, seni, ilmu yang ditujukan secara terbuka pada khalayak yang besar, heterogen melalui berbagai media cetak maupun elektronik secara tidak langsung dan satu arah. Bentuk-bentuk komunikasi massa berdasarkan pada karakteristiknya menurut M. O. Palapah dan Atang Syamsudin dalam “ Studi Ilmu Komunikasi”(1983 : 13 ) dapat diperinci, antara lain: - Jurnalistik - PR - Penerangan - Propaganda - Agitasi - Advertaising - Public Speaking - Publicity - Pertunjukan, dsb. 37 2.2.1 Proses Komunikasi Massa Dalam menyusun suatu strategi komunikasi untuk dioperasikan dengan taktik-taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama adalah harus menghayati proses komunikasi yang akan di gunakan. Proses komunikasi berlangsung secara “berputar” (cirlular), tidak “melurus” (linear). Ini berarti idenya sebagai ekspresi dari panduan dan pristiwa yang kemudian berbentuk pesam, setelah sampai kepada komunikan, harus diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk tanggapan mengarus menjadi umpan balik. Dengan lain perkataan komunikator harus tahu efek atau akibat dari komunikasi yang di gunakan itu. Apakah memiliki dampak positif dengan tujuan, ataukan dampak negative. Jika setelah dievaluasi umpan balik komunikasi itu positif, maka pola komunikasi yang sama dapat dipergunakan lagi untuk pesan lain yang harus dikomunikasikan, bila ternyata negative, pada berikutnya harus diteliti faktorfaktor penghambat yang menyebabkan kegagalan komunikasi tersebut. Berikut adalah model dari komunikasi massa: Kn PR Kt Ide P M Kn Tujuan Kn Tangg. E F E K 38 Keterangan Pr = Peristiwa Kt = Komunikator P = Pesan M = Media Kn = Komunikan Gambar 5 : Proses Komunikasi Massa (Onong Uchjana Effendy,2003:2011) 2.2.2 Media Komunikasi Massa Media memiliki ciri khas, yaitu berkemampuan memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). Yakni pers, radio televisi, dan film. Media-media tersebut adalah media yang paling sering menimbulkan masalah dalam semua bidang kehidupan dan semakin lama semakin canggih akibat perkembangan teknologi, sehingga memerlukan pengkajian yang seksama. Dalam penyusunan strategi komunikasi sifat dari media yang digunakan harus benar-benar mendapat perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan khalayak yang akan diterpa. Pers memilki ciri khas dibandingkan dengan media lainnya. Yang penting bukan hanya sifatnya yang merupakan media cetak, tetapi kahalayak yang diterpanya bersifat aktif, tidak pasif seperti kalai mereka diterpa media radio, televisi dan film. Pesan melalui media pers diungkapkan dengan huruf-huruf mati, yang baru menimbulkan makna apa bila khalayak menggunakan tatanan mentalnya (mental set) secara aktif. Karena itulah berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media pers harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Oleh karena itulah pers memerlukan susunan bahasa yang 39 khas yang disebut bahasa pers. Menurut (Dr. Yus Badudu dalam buku Onong Uchjana E yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi), bahasa pers adalah “bahasa tagam resmi baku yang mengandung arti bahasa pers bukan ragam bahasa santai seperti yang dipergunakan secara santai dalam percakapan seharihari, melainkan tunduk pada kaidah bahasa yang berlaku”. Bahasa pers, seperti halnya dengan raga, bahsa lainnya tetap harus baik dan benar, yang dalam penyusunannya menghindarkan kata-kata yang mubazir, singkatnya harus komunikatif dan efektif. Radio,dalam hal ini radio siaran, sebagai media massa yang sifatnya khas dibandingkan dengan media massa lainnya. Untuk strategi komunikasi perlu mendapat perhatian kekhasasnnya cirinya itu. Kekhasasanya ialah sifatnya yang audial, untuk ndra telinga. Karena itu, khalayak ketika menerima pesan-pesan dari pesawat radio dengan tatanan mental yang pasif, bergantung pada jelas tidaknya kata-kata yang diucapkan penyiar. Oleh sebab itu dalam dunia radio siaran dikenal dengan istilah Easy Linstening Formula atau disingkat ELF, yang berarti bahwa naskah radio atau pengucapan kata-kata dalam siaran radio harus ditata, sehingga mudah ditangkap dalam sekilas dengar. Kelebihan radio siaran dari meida lainnya ialah pesan yang disiarkan oleh komunikator adapat ditata menjadi suatu kisah yang dihiasi dengan musik sebagai ilustrasi dan “efek suar” (sound effect) sebagai suatu unsure dramatisasi dan oleh khalayak dapat dinikmati dalam segala situasi, misalnya sedang makan, bekerja, berjalan, bahkan sedang mengemudikan kendaraan. Televisi yang muncul di masyarkat awal decade 1960-an semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang memenhi kebutuhan dan keinginan khlayak. Kelebihan televisi dari media massa lainnya, 40 ialah bersifat audio visual, dapat dilihat dan didengar, “hidup” menggambarkan kenyataan, dan lansung menyajikan peristiwa yang tengah terjadi ke tiap rumah para pemirsa. Tetapi, Marshall Mc. Luhan dalam bukunya “Understanding Media, The Extentions of Man” menjuluki televisi sebagai “Timid Giant”, atau “Raksasa yang Malu-malu”. Karena katanya, tidak cocok untuk isu-isu yang panas dan untuk topik-topik yang tajam. Film mempunyai persamaan dengan televisi dalam hal sifatnya yang audio visual, bedanya mekanik atau non elektronik dalam proses komunikasinya dan rekreatif-edukatif persuasif atau non informative dalam fungsinya. Dampak film pada khalayak umat kuat dalam menimbulkan efek afektif, karena medianya berkemampuan untuk menanamkan kesan, layarnya untuk menayangkan cerita relative besar. 2.3 Televisi Sebagai Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa 2.3.1 Pengertian Televisi Sebagai Media Massa Yang dimaksud dengan televisi disini adalah Televisi Siaran (Television Broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa sebagai mana diuraikan dimuka, yakni: berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikatornya heterogen. Hal tersebut perlu dijelaskan, karena disamping televisi siaran terdapat juga televisi jenis lain, diantaranya adalah Closed Circuit Television (CCTV) atau Jaringan Televisi Sekitar yang sering dioperasikan dikampus-kampus atau tempat-tempat lain. 41 Televisi merupakan panduan audio dan segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving image). Para pemirsa tidak akan mungkin menagkap siaran televisi, kalau tidak ada prinsip-prinsip radio yang mentransmisikannya; dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau hidup, jika tidak ada unsur-unsur film yang memvisualisasikannya, jadi televisi merupakan panduan audio dan video. Yang ditransmisikan oleh pemancaar televisi, selain suara juga gambar, tanpa gambar bukanlah televisi lagi namanya. Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi”jauh”-nya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio sebagaimana diuraikan diatas, sedangkan prinsip “penglihatan”-nya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baikdalam bentuk gambar hidup atau bergerak (moving picture) maupun gambar diam (still picture). Jelasnya isyarat televisi (television signal) terdiri dua bagian terpadu yakni saluran suara yang termodulasikan secara frekuensi (frequency-modulated saund channel) dan saluran video (video channel). Sedangkan menurut M. O. Palapah dan Atang S. pengertian televisi dapat diformulasikan sebagai berikut, “Televisi adalah salah satu bentuk mass medianya memancarkan “suara” dan “gambar” yang berarti sebagai re-produksi daripada kenyataan yang disiarkannya, melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima dirumah” (Palapah, 1983:121). 2.3.2 Televisi Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para pemirsa di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada 42 unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada unsur-unsur film (Effendy, 2003). Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”. Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”. Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilainilai yang konsumtif dan permisif. Dengan kemampuan jangkauan yang merambah ke berbagai bentuk kehidupan masyarakat, televisi juga menjadi sarana yang sangat ampuh untuk menjadi media yang dapat memperkenalkan sesuatu yang baru di masyarakatnya. Karena TV dapat menjangkau segala lapisan masayarakat, mulai dari kelompok umur, kelas sosial, gaya hidup dan profesi. Intinya televisi adalah teman hidup untuk 43 mendapatkan hiburan, informasi, dan juga terkadang televisi merupakan sarana untuk melarikan diri dari realitas kehidupan yang sebenarnya. 2.4 Film Sebagai Program Televisi Pengertian Program Televisi Kata “program” itu sendiri berasal dar bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya . Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Stasiun TV setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam.Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di Televisi selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiraran dituntun untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1. Program informasi, adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberitahuakan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audience. 44 a. Berita keras (Hard News), adalah segala bentuk informasi yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak audience secepatnya. a.1. Straight News, suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan a.2. Feature, adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik. a.3. Infotaiment, adalah berita yang menyajiakan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity). b. Berita lunak (Soft News), adalah informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. b.1. Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. b.2. Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan dan mendalam. Magazine menekankan 45 pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. b.3. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. b.4. Talk Show, adalah yang menampilkan satu beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara. 2. Program Hiburan, adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang temasuk dalam ketegori hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game). a. Drama , adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. a.1. Sinetron merupakan drama yang menyajika cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. a.2. Film, televisi menjadi media paling akhir yang dapat manayangkan film sebagai salah satu programnya karena 46 pada awalnya tujuan dibuatnya film untuk layar lebar.Kemudian film itu sendiri didistribusikan menjadi VCD atau DVD setelah itu film baru dapat ditayangkan di televisi. b. Permainan atau game show, adalah suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. c. Musik, Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio. Program musik di televisi sangat ditentukan artis menarik audience. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. d. Pertunjukan, merupakan program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio . Dalam bukunya yang berjudul Programming for Tv, Radio, and Cable (1994 :109) Vane-Gross mengatakan bahwa menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik di sini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya. Menurut Vane-Gross “ the programmers must select the appeal through which the audience will be reached” (programer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audien). 47 Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. 2.4.1 Film Drama Drama televisi, merupakan karya audio visual drama yang menggunakan televisi sebagai media penayangannya. Sebelum jauh membahas tentang drama televisi,kita liat tentang pengertian “drama” itu sendiri. Ada beberapa definisi tentang drama, yang paling simpel drama diartikan sebagai life presented in action, demikian menurut Moulton (dalam Hasanudin 1996: 2. Atau hidup yang dilukiskan dengan gerak. ”Drama adalah bentuk cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakan dan action di depan penonton/audience. Drama dirancang untuk penonton, drama bergantung pada komunikasi. Jika drama tidak komunikatif, maksud pengarang, pembangun respon emosional tidak akan sampai (Dietrich, 1953:4)”. Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen (dalam Hasanudin 1996:2), drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Dari beberapa pengertian drama yang telah diungkapkan di atas mencerminkan bahwa drama adalah sebuah karya yang lebih menonjolkan dimensi seni lakonnya saja. Padahal meskipun drama ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan, tidak berarti bahwa semua karya drama yang ditulis pengarang haruslah dipentaskan. Tanpa dipentaskan sekalipun , karya drama dapat dipahami, dimengerti, dan dinikmati. “Drama adalah kualitas komunikasi, situasi action 48 (segala apa yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan pada pendengar/penonton” (Harimawan KMA,1986: 16). Menurut Waluyo drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, belaku, bertindak, atau bereaksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action. Dasar teks drama adalah konflik manusia yang digali dari kehidupan. Dalam kegiatan sehari-hari ada pertengkaran, kesedihan, perselingkuhan, kebahagiaan, kelahiran, kematian, dan lain-lain. Drama itu biasanya seputar itu saja, seoarang penulis akan menulis kisah percintaan, sengketa, dan lain-lain itu karena di dalam kehidupan manusia itu ada. Penuangan tiruan kehidupan tersebut diberi warna oleh penulisnya. Dunia yang ditampilkan di depan pembaca bukan dunia primer, tetapi dunia sekunder. Aktualisasi terhadap peristiwa dunia menjadi peristiwa imajiner tersebut seratus persen menjadi hak pengarang. Film drama sering kali terinspirasi dari kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Temanya berasal dari isu sosial skala besar seperti ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, ketidakharmonisan, masalah kejiwaan, penyakit masyarakat, kemiskinan, dan sebagainya. “Film-film drama umumnya berhubungan dengan tema, cerita, set, karakter, serta suasana yang memotret kehidupan nyata. Konflik bisa dipicu oleh lingkungan, diri sendiri, maupun alam. Kisahnya sering kali menggugah emosi, dramatik, dan sering menguras air mata penontonnya. Sehingga dalam film bergenre drama, kesuksesan filmnya juga ditentukan dengan kebenaran sosial tercermin dalam “kebenaran” film. 49 2.4.2 Daya Tarik Film Tidak menonton televisi sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung. Dan satu hal yang paling berpengaruh dari daya tarik televisi ialah bahwa informasi atau berita-beritayang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi Daya tarik menurut Onong Uchjana Effendy adalah “Kekuatan atau penempilan komunikator yang dapat memikat perhatian sehingga mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh” (Efendy, 1989:18). Sedangkan daya tarik menurut Kotler dalam Sindoro adalah: “isi pesan sebuah tayangan meliputi daya tarik rasional, emosional dan moral. Daya tarik rasional menunjukan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan manfaat, sedangkan daya tarik emosional mencoba membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, dan daya tarik moral di arahkan pada perasaan seseorang sehingga sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial”. (Sindoro, 1996: 81) Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan”. (Effendy,1993:44). Berdasarkan apa-apa yang dipaparkan, televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, sound effect, juga memiliki keunggulan yanitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pengalaman mendalam bagi pemirsanya (Effendy,1994:192), berikut penjelasan unsur-unsur dalam daya tarik film menurut Onong U. Effendy: 50 1. Kata-kata merupakan suatu yang tidak memiliki makna apapun, kecuali kita sendiri yang memaknainya. “Kata adalah kata, maknanya ambigu dan tidak persis” (Hirsch 2000:49). 2. “Musik merupakan sebuah domain budaya dimana kita dapat dengan mudah menemukan banyak contoh konkret tentang bagaimana kekuasaan budaya di jalankan” (James Lull 1998, 93-94). Jinggel, musik latar belakang, tune terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan, menetapkan nada emosi untuk sesuatu dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. Musik dalam program video/TV. berfungsi sebagai pembuka/penutup program, tune, tema, pengiring, background, transisi, dan smash. Sedangkan secara teknis misalnya fade (in/out), up, cross fade, background (under) dan smash.. menciptakan irama struktural dan untuk merangsang tanggapan emosional yang memperjelas dan memperkuat efek dari citra visual” (Boggs, 1986:176). 3. Sound Effect merupakan suara yang terdapat pada media, yang digunakan untuk pengiring gambar (kata-kata yang diucapkan, derit pintu, dan sebagainya) dengan musik yang mengiringinya. Atau suara buatan/tiruan dan suara sekitar terjadinya peristiwa (ambiens sound) untuk memberi kesan suasana nyata dalam program. 4. Visual merupakan warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf yang terdapat pada suatu media massa yang memiliki dapat dimaknai dengan melihatnya. 51 Keberadaan televisi sebagai media komunikasi massa telah memiliki daya tarik yang kuat bagi khalayak, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi berubah total. “Adanya beberapa unsur daya tarik seperti katakata, musik, sound effect dan juga adanya unsur visual yang berupa gambar semakin mendorong khalayak untuk melakukan perubahan tersebut” (Effendy,1994:192). Semua unsur-unsur penunjang yang dimiliki oleh televisi diberikan agar khalayak merasa terpuaskan dengan kemunculan televisi.Sebagai sarana pemuas akan hadirnya televisi, maka banyak pengelolastasiun televisi berusaha menampilkan tayangan yang menghibur ke hadapanpemirsa. Dengan banyaknya program acara yang tersaji di televisi, khalayak menjadikkan media televisi sebagai “agama baru” bagi mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Kuswandi (1996 : 23), media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagi kehidupan manusia. Berikut adalah kelebihan daya tarik televisi yang memungkikan mempengaruhi minat seseorang untuk menonton. 1. Media televisi menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yangdipancarkan melalui satelit 2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar. 3. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat 4. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabakan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak. 52 2.5 Teori AIDDA Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau From Attention to Action Procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Teori AIDDA dalam Effendy (2003 : 304) A : Attention (Perhatian) I : Interest (Minat/Ketertarikan) D : Desire (Hasrat/Keinginan) D : Decision (Keputusan) A : Action (Tindakan) Formula AIDDA dirumuskan untuk memudahkan mengarahkan suatu tujuan komunikasi yang dilakukan. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikan) dalam menerima pesan komunikasi. Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya. Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatian khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif. Dimulainya proses komunikasi dengan membangkitkan perhatian 53 (attention) komunikan merupakan awal suksesnya komunikasi tersebut. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat/keinginan (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Dalam memunculkan suatu efektivitas penyampaikan pesan komunikasi ,ditentukan oleh banyak hal. Seperti yang disampaikan Wilbur Schram, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan memperhatikan : a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik. b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti. c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan. d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan 2.6 Minat Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir, pentingnya minat dapat menjadi sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang dan minat juga dapat menambah kegembiraan pada seriap kegiatan yang ditekuni seseorang. Dalam bukunya yang berjudul Dimensi-Dimensi Komunikasi, (1993:305) Onong U. Effendy mengungkapkan bahwa minat adalah kelanjutan dari 54 perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator Sedangkan menurut Whiterrington dalam psikologi pendidikan terjemahan Buchori, minat di artikan sebagai kesadaran seseorang, bahasa suatu objek, suatu soal atau suatu situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya (Whiterrington terjemahan Buchori 1985:135) Upaya pembangkitan minat dimulai dari upaya menciptakan dan menumbuhkan perhatian, Wilbur Scramm mengemukakan “perhatian adalah efek dari komunikasi dalam taraf permulaan” (Djunarsih 1983:1-2) Usaha menumbuhkan perhatian komunikan sebagai salah satu langkah utama. Tanpa adanya perhatian dari komunikan, komunikasi tidak akan berlangsung dan minat dari komunikan pun tidak akan tumbuh, adapun pengertian perhatian menurut Anderson, perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Rahmat 1996:52). Kemudian minat Menurut (Drs. Dyimyati Mahmud 1982 dalam Rahmat 1996). “Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifit”. Berdasarkan definisi tersebut kita dapat melihat bahwa minat mengandung unsurunsur sebagai berikut: 1. Minat adalah suatu gejala psikologis. 2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik. 3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran 55 4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat juga merupakan sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek, situasi, ataupun ide-ide tertentu, yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat seseorang, baik yang bersifat sementara maupun tetap dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya. Bentuk-bentuk minat adalah perhatian, persepsi, keinginan (Rakhmat, 2005: 51-52). 1. Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain (Rakhmat, 2005: 52). 2. Persepsi, memberikan makna pada stimuli indrawi (Rakhmat, 2005:51). 3. Keinginan, usaha seseorang untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005:35). BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Indosiar PT. Indosiar Visual Mandiri Jl. Damai No. 11, Daan Mogot Jakarta Barat, Indonesia Tlp: (021) 567 2222. Fax: (021) 5655662 Indosiar mulai mengudara (on air) secara penuh pada tanggal 11 Januari 1995 Indosiar mengudara secara nasional dan diresmikan oleh Menteri Penerangan RI Bapak Harmoko di Kantor Pusat Indosiar Jl. Damai No. 11 Daan Mogot Jakarta Barat, sehingga pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal lahir atau ulang tahunnya Indosiar. Indosiar merupakan televisi pertama di Indonesia yang memeperkenalkan sistem NICAM (Near Instamously Companden Auto Multiplex) yaitu teknologi yang memeberikan gambar sangat jernih dan tanpa desis sehingga seperti memiliki kualitas compact disc di televisi. Pada dasarnya sistem NICAM ini memberikan kenyamanan yang lebih untuk para pemirsa Indosiar di rumah.Pada awal kegiatan penyiarannya, Indosiar adalah perusahaan televisi pertama di Indonesia yang menggunakan sistem peralatan teknologi yang canggih (digital) sehingga dapat menyajikan kualitas gambar yang lebih baik 20dari teknologi analog yang ada. Untuk menunjang kegiatan penyiarannya hingga saat ini Indosiar telah membangun relay transmiter di 34 56 57 kota besar di Indonesia dengan jangkauan yang dapat diterima oleh lebih dari 180 kota di Indonesia. Sejak awal tayang tanggal 11 Januari 1995 dan sampai saat ini Indosiar telah menyajikan berbagai jenis program televisi dengan mengutamakan program produksi sendiri yang berkualitas, baik dalam drama, musik, reality show, variety show, program anak-anak, serta program-program pemberitaan. 3.2 Indosiar Sebagai Stasiun TV Drama Korea Indosiar dilincurkan pada 11 Januari 1995. Bentuk logo indosiar yang sangat mirip dengan bentuk logo Televisi Broadcasts Limited, Hongkong. Indosiar pada awalnya memang banyak menayangkan drama-drama Hongkong. Salah satunya serial Return of The Condor Heroes dibintangi oleh Andy Lau, To Liong To yang dibintangi oleh Tony Leung. Setelah itu, Indosiar juga memopulerkan sinetron-sinetron Indonesia yang bertemakan cinta dan keluarga (dimulai sejak munculnya Tersanjung), acara-acara realitas yang melibatkan emosi penonton dan SMS secara langsung (dimulai sejak munculnya AFI), infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis). Indosiar juga menayangkan acara anak-anak atau kartun yang cukup banyak setiap hari minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00 WIB, Acara-acara anak yang populer di Indosiar adalah, Dragon Ball, Digimon, Pokemon, Bleach, Naruto, Gundam, dan Lain-lain. Indosiar pada awalnya menggunakan logo yang mirip dengan Television Broadcast Limited Hongkong,dan kenyataannya Indosiar banyak menyiarkan 58 drama Asia dari Hongkong dan Korea. Logo lama itu menimbulkan kontroversi karena logo tersebut di sebelah kiri atas layar tv tabung disinyalir merusak layar tv tabung pada masa itu. Akibatnya layar-layar pada tv tabung di bagian pojok kiri atas jadi berbekas logo Indosiar, apabila diganti ke channel lain Kemudian Pada tahun 2002, stasiun tv Indosiar mulai memutarakan film drama Korea perdananya yang berjudul Autumn in My Heart atau yang biasa dikenal dengan Endless Love yang mampu mendapatkan simpati dan emosi pemirsanya. Karena film drama Korea tersebut mengisahkan tentang kisah cinta tragis yang dipadu dengan panorama yang indah. Kemudian setelah keberhasilan film drama Korea Endless Love, Indosiar kembali menunyuguhkan pemirsanya dengan film drama Korea lainnya seperti Winter Sonata, Dae Jang Geum, dan lain-lainnya pada tahun 2002- 2007.. Hingga sekarang ini antusias dari pemirsa Indosiar sangat tinggi, hal tersebut terbukti dengan banyaknya permintaan dari masyarakat untuk menambah beberapa serial drama Korea lainnya. Indosiar merupakan siaran tv yang mempunyai rating tertinggi dengan diputarnya film drama Korea yang setiap harinya selalu menemani pemirsanya di depan layar kaca. Sejak kemunculannya tahun 2002, drama korea kini telah mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia, khususnya kalangan remaja. Walaupun setelah sempat mati suri selama dua tahun, akhirnya pada awal tahun 2009 indosiar mulai menanyangkan kembali film drama korea yang menghiasi layar kaca. Dengan kemunculan Boys Before Flower, sebuah film yang mengadopsi cerita Hana Yori Dango (versi Jepang ) atau yang biasa disebut Meteor Garden (versi Taiwan), drama ini menjadi populer dikalangan 59 remaja. Alur cerita yang dikemas dengan apik dan menarik, serta pemilihan aktor dan aktris korea yang tampan dan cantik menjadikan drama ini banyak disukai remaja, khususnya remaja wanita. Kehadiran drama Boys Before Flower ini juga menjadi pengobat rindu para pengemar drama- drama korea di Indonesia. Di tahun 2011 sekarang ini, Indosiar menjadi satu- satunya stasiun tv swasta yang selalu menayangkan drama- drama korea. Bahkan sekarang ini, drama korea dapat anda saksikan mulai dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Bahkan indosiar dapat memutarkan tiga film drama sekaligus selama lima jam. 3.3 Film Drama Korea Di Indosiar 1. Dream, Bread, Love (Senin-Kamis / 13.30 - 15.00) 2. Cruel Temptation (Senin-Kamis / 15.30 – 17.00) 3. Dong Yi (Senin-Kamis / 12.00 – 13.00) 4. Bad Boy (Senin-Kamis / 13.00 – 14.00) 5. Pasta (Senin-Kamis / 13.30 – 15.00) 6. You Are My Destiny (Setiap Hari / 16.00 - 17.00) 7. Naughty Kiss (Senin-Kamis / 13.30 – 15.00) 8. Dream High (Senin-Kamis / 13.30 – 15.00) 9. My Princess (Senin-Minggu / 13.30 – 15.00) 60 3.4 10. The Greatest Queen Seon Deok (Senin-Kamis / 12.00 – 13.30) 11. Mary Is Out at Night (Setiap Hari / 13.30 – 14.30) 12. Secret Garden (Setiap Hari / 16.00 – 18.00) 13. Princess Prosecotor (Setiap Hari / 13.30 – 15.00) 14. Oh! My Lady (Setiap Hari / 16.00 – 18.00) 15. Tamra The Island (Setiap Hari / 12.00-13.30) 16. Queen of Reversal (Setiap Hari / 16.30 – 18.00) 17. My Fair Lady (Setiap Hari / 12.00 – 13.30) 18. My Girlfriend Is A Gumiho (Seteiap Hari / 13.30 – 15.00) 19. The Fugitive Plan B (Setiap Hari / 12.30 – 13.30) 20. Pink Lipstick (Setiap Hari / 13.30 – 15.00) 21. Jumong, Prince of The Legend (Setiap Hari / 12.00 – 13.30) 22. Sungkyunkwan Scandal (Senin-Kamis / 16.30 – 18.00) Sejarah Singkat Film Drama Korea Hallyu atau Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea. 61 Kegemaran akan budaya pop Korea dimulai di Republik Rakyat Cina dan Asia Tenggara mulai akhir 1990-an. Istilah Hanliu, (Bahasa Korea Hallyu) diadopsi oleh media Cina setelah album musik pop Korea, HOT, dirilis di Cina. Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan menyebar ke negaranegara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia, Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Amerika Latin dan Timur Tengah. Pada saat ini, Hallyu diikuti dengan banyaknya perhatian akan produk Korea Selatan, seperti masakan, barang elektronik, fashion, gaya rambut, film, hingga musik, menjadikan segala sesuatu yang berbau Korea menjadi begitu populer di kalangan masyarakat terutama para kawula muda.Tak ayal sebagai salah satu macan Asia, fenomena ini membuat Korea Selatan menjadi salah satu dari sepuluh eksportir budaya, disamping Jepang, Amerika, dan lain-lain. Film Korea, bersama drama TV dan musik pop, merupakan produk utama Hallyu yang dinikmati tidak hanya di dalam negeri, namun juga di berbagai negara. Pada awalnya, film Hongkong mendominasi bioskop di Asia, namun dengan kehadiran Hallyu, mulai tersaingi oleh film Korea. Film produksi Korea Selatan dikenal karena alur ceritanya yang kuat dan genre yang bervariasi sehingga menarik banyak penonton. Fenomena ini dilatar belakangi Piala Dunia Korea-Jepang 2002 yang berakhir dengan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dunia dalam hal persepakbolaan semakin mempersohor Korea di mata dunia. Contohnya adalah beberapa waktu menjelang, selama, dan setelah hiruk pikuk Piala Dunia, beberapa stasiun televisi swasta di tanah air gencar bersaing menayangkan film-film 62 maupun sinetron-sinetron Korea. Bahkan terdapat beberapa sinetron Korea yang ‘sukses’ di layar kaca. Drama Korea ini juga membuat terobosan baru dalam sejarah drama Asia. Image tokoh utama laki–laki yang biasanya digambarkan sebagai sosok yang maskulin dan cool didobrak oleh para aktor Korea yang tidak malu–malu melakukan akting tangis yang memukau. Uniknya penonton bergender perempuan justru menyukai terobosan ini karena mereka menganggap tokohtokoh pria dalam drama Korea lebih manusiawi, membumi, dan sensitif. 3.5 Film Drama Korea di Indonesia Drama Korea merupakan penyebab dari mulainya Hallyu di berbagai negara. Warga Korea Selatan suka menonton drama dan film dan mendengar musik. Perusahaan TV Korea mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi drama dan beberapa diantaranya yang mencetak kesuksesan, diekspor ke luar negeri. Drama Korea adalah produk Korea pertama yang berhasil masuk menguasai pasar Indonesia. Drama Korean pertama hadir di layar kaca Indosiar pada tahun 2002 dengan drama Korea pertama berjudul Endless Love. Masuknya produk Korea lewat drama ini diawali dengan keberanian Indonesia yang melakukan liberalisasi pada tahun 1990-an. Selain itu, krisis ekonomi Asia pada akhir 1990-an membawa sebuah situasi di mana pembeli Asia lebih menyukai program acara Korea yang lebih murah. Korea menawarkan harga drama televisi lebih murah seperempat dari harga Jepang, dan sepersepuluh dari harga drama 63 televisi Hong Kong di tahun 2000. Angka ekspor program televisi Korea meningkat secara dramatis, pada tahun 2007 mencapai US $ 150.950.000, dari US $ 12,7 juta pada tahun 1999. Hingga tahun 2011 terdapat sekitar 50 judul drama Korea telah tayang di layar kaca Indonesia. Dari sekian banyak televisi yang ada di Indonesia, perusahaan televisi Indosiarlah yang paling sering menayangkan drama Korea. Populernya drama Korea di stasiun televisi Indonesia terjadi setelah drama negara Asia lain seperti Taiwan dan Jepang diputar. Berbagai stasiun televisi Indonesia mulai menayangkan drama produksi Korea Selatan setelah RCTI yang mempelopori pemutaran drama Endless Love (Autumn in My Heart). Setelah demam Endless Love melanda, tidak sulit bagi drama-drama Korea lain seperti Winter Sonata, Stairway to Heaven, Glass Shoes, Full House, Boys Over Flower yang semuanya bertema cinta, hingga yang bertema sejarah kolosal macam Janggeum Jewel in The Palace, Hwang Ji Ni, dan yang kini sedang diputar di Indosiar, The Great Korean Queen SanDeuk, untuk merebut hati para penonton di Indonesia. Nama-nama asing seperti Won Bin, Rain,Lee Minho, dan Song Hae Gyo,Kimbum kini tak lagi terdengar aneh di telinga kebanyakan orang. Para sineas drama di Korea mulai menyadari daya jual drama Korea sangat tinggi di negara-negara tetangganya sehingga produksi serial mereka menjadi komoditas ekspor. Puncaknya terjadi saat serial Winter Sonata diputar di Jepang, Cina, Taiwan dan Asia Tenggara.Sejak saat itu istilah "Hallyu" atau "demam Korea" muncul. Dari tahun 2002-2005 drama-drama Korea yang populer 64 di Asia termasuk Indonesia antara lain Endless Love, Winter Sonata, Love Story from Harvard, Glass Shoes, Stairway to Heaven, All In, Hotelier, Memories in Bali, dan Sorry I Love You yang merupakan serial drama melankolis. Drama komedi romantis muncul berikutnya, antara lain Full House, Sassy Girl Chun Hyang, Lovers in Paris, Princess Hours, My name is Kim Sam-soon, My Girl, Hello Miss!, dan Coffee Prince. Genre drama berlatar belakang sejarah ikut mencetak rating tinggi, antara lain drama Dae Jang Geum, Queen Seon Deok, Hwang Jini, hingga Jumong. Tahun 2008-2009, drama Korea yang banyak mendapatkan perhatian adalah Boys Before Flowers (BBF). Dibandingkan dengan Cina, Jepang dan Taiwan yang secara budaya dan geografis dekat dengan Korea, Indonesia dan negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam memang terlambat mengenal Hallyu. Di Indonesia sendiri sinetron Korea seperti Winter Sonata dan Endless Love yang meramaikan layar kaca tanah air pada tahun 2002 mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia dan dari sinilah momentum mulai adanya Hallyu di Indonesia bisa dikatakan mulai muncul. Beberapa waktu sebelum bergemanya sinetron Korea di Indonesia, Indonesia telah lebih dahulu terbiasa dengan masuknya budaya pop Amerika Serikat dalam hal ini Hollywood dan Jepang baik lewat film maupun animasinya. Namun mulai tahun 2002 yang lalu Korea Selatan telah menjadi negara pengekspor budaya popnya juga ke beberapa negara Asia bahkan ke belahan dunia lainnya. 65 3.6 Daya Tarik Film Drama Korea Dominasi Korea di bidang Drama juga mempunyai daya tarik sendiri. Tidak hanya pemain-pemain yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng serta fasionnya saja yang di pamerkan dalam film drama Kora. Tetapi drama-drama serial Korea mempunyai alur cerita yang baru dan sekali lagi, unik. Mereka mempunyai patokan waktu syuting yang jelas sehingga tidak terjadi ‘pemanjangan’ episode seperti yang terjadi pada sinetron-sinetron di Indonesia. Ini sangat menguntungkan karena penonton tidak akan merasa bosan atau lelah menunggu ‘ending’. Di sisi lain, dengan patokan waktu ‘ending’yang pasti, drama Korea tidak akan terjebak konflik-konflik yang serupa dengan drama lain. Sebagai contoh, tokoh drama Korea tidak akan mendadak ‘mati’ lalu ‘hidup lagi’ atau mendadak ‘amnesia’ serta tidak mungkin mendadak ‘menjadi anak orang lain’ hanya karena rating film yang tinggi dan penonton meminta perpanjangan episode. Drama Korea memfokuskan diri pada satu jenis cerita, misalkan menyamar menjadi lelaki, menaklukkan pemuda kaya-raya, atau menikahi putera mahkota. Maka cerita yang dikemas tidak akan melenceng atau ditambahi ceritacerita yang tidak ada hubungannya dengan fokus cerita. Sisi lain Drama Korea adalah setiap pemain yang bermain didalamnya bersikap ‘manusiawi’. Yang berperan antagonis akan bersikap jahat dalam kadar yang wajar. Yang berperan protagonist juga tetap bisa marah. Sisi kemanusiaan ini mendapat porsi yang sesuai dalam drama Korea sehingga tidak terjadi adegan-adegan yang hiperbolik. Di drama serial Indonesia sering kita jumpai karakter antagonis dan protagonist yang keterlaluan yang ditambah dengan pengambilan gambar yang juga 66 berlebihan. Drama Korea juga dengan berani menayangkan kultur budaya masyarakat lokalnya. Kita dapat mengamatinya dengan banyaknya drama Sejarah Korea (Dong Yi, Dae Jang Geum, Queen Seon Deok) yang dikemas dengan menarik. Berikut adalah beberapa kebudayaan Korea yang menjadi daya tarik dalam film drama Korea: 1. sangat menghormati orang-tua, dalam artian tidak mau melawan orang-tua, meski kadang orang-tua bersikap salah. Drama seri ataupun film Korea adalah citra dari budaya Korea itu sendiri, budaya Timur yang masih berpegang teguh pada etika dan kesopan-santunan. Tidak seperti dalam film ataupun sinetron Indonesia yang sering mempertontonkan anak-anak yang durhaka, membangkang, tidak punya sopan santun, selalu bersitegang urat leher dengan orang tua, film Korea jauh dari semua hal-hal buruk itu. Bisa dipastikan Anda tidak akan menjumpai adegan tersebut, meski Anda sudah memelototi banyak fim dan drama Korea. 2. Kebanyakan mempunyai kisah tumit sepatu patah. Itu dijumpai dalam drama seri Miss Kim’s Million Dollar Quest (film yang mengantongi predikat The Best Korean Drama 2006), Love to Kill, Princess Hours, Full House. 3. Lomba lari. Ini selalu digambarkan saat dua orang laki-laki menyukai wanita yang sama.Jika masing-masing pihak merasa yang paling 67 berhak mendapatkan wanita yang sama, untuk memastikan siapa yang paling berhak memenangkan cinta si wanita, para lelaki tadi akan mengadakan lomba lari. Lomba tadi hanya diketahui dan diikuti oleh mereka berdua saja.Biasanya mereka menghormati komitmen, siapa yang kalah secara sportif mengundurkan diri dari kancah perebutan mengejar wanita idaman. Dengan catatan hasil lomba tadi menjadi tidak berarti, jika si wanita akhirnya menetapkan pilihan pada pihak yang kalah.Adegan ini dapat dijumpai antara lain dalam film seri: Miss Kim’s Million Dollar Quest, Wonderfull Life, kemudian dalam drama Almost Love. 4. Dalam film Korea juga kerap dijumpai adegan yang menganggap sakral sebuah benda kenangan. Karenanya mereka kerap menanam benda tersebut. Misalnya dalam film seri Princess Hours, yang ditanam adalah 2 tiket kereta api yang menandai perjumpaan pertama sang pangeran dengan cinta pertamanya di ruang tunggu stasiun kereta. Kemudian dalam film lepas Almost Love yang menjadi benda kenangan adalah kelereng dan mainan lonceng yang berbunyi jika tertiup angin. Yang masih lekat dalam ingatan adalah film komedi My Sassy Girl yang juga mempunyai benda kenangan (surat-surat cinta) yang ditanam di bukit yang ditandai dengan pohon beringin. 5. Mabuk-mabukan dengan minum-minum arak, minuman tradisional khas orang Korea.Jika seseorang sedang menghadapi masalah, baik itu masalah keluarga, cinta, pekerjaan, jalan terbaik untuk melarikan diri 68 sementara dari persoalan yang menyita pikiran adalah minum arak. Hampir di setiap film Korea adegan mabuk-mabukan ini dijumpai. 6. Tak perlu cinta pada pandangan pertama atau tak harus hidup bersama dengan orang yang dicintai.Karena cinta dapat ditumbuhkan seiring dengan berjalannya waktu. Kebersamaan mampu mengikat, menyatukan rasa, dan akhirnya menimbulkan rasa cinta mendalam dan saling bergantung satu sama lain. Ini terlihat jelas dalam film seri Full House, Miss.Kim’s Million Dollar Quest, Summer Scent, Love to Kill, dan film lepas My Little Bride, juga di film Marrying with Mafia. 7. Para tokohnya digambarkan tidak “jaim” alias jaga image. Mereka bersikap apa adanya, tanpa ada kesan dibuat-buat.Seperti Song HyeKyo yang memerankan Han Ji-eun dengan cueknya memuntahkan isi makanan ke Rain yang memerankan Li Yeong-jae, karena kekenyangan. Padahal Li Yeong-jae adalah aktor besar yang sangat parlente. Dalam film Princess Hours, kita akan tersenyum geli sekaligus jijik saat mengetahui Putri Scen-jing ternyata mempunyai iler yang banyak, bahkan membasahi punggung Pangeran Li-Xin, padahal mereka baru tidur bersama untuk pertama kalinya. 8. Baru berani mengungkapkan isi hati saat mereka dalam keadaan mabuk akibat minum arak. 9. Tak bakal ada adegan peluk suka-suka atau cium sana-cium sini dalam film seri Korea. Sutradara Korea memang terkenal irit dan pelit dalam menampilkan adegan pelukan dan ciuman di film besutannya. 69 Makanya drama seri Korea dijamin aman untuk ditonton oleh anakanak sekalipun, dan orang-tua tidak perlu rikuh jika harus “nonton bareng” dengan anak-anak mereka.Tak seperti kebanyakan sinetron dan film Indonesia yang banyak tidak mempunyai jati diri, menjadi kebarat-baratan, mudah sekali menjumpai adegan pelukan dan ciuman yang kadang tidak perlu, film seri Korea masih menjaga kultur Timur. Sebagai orang Indonesia yang juga orang Timur, saya bangga menonton film Korea. Kalaupun ada adegan ciuman, itu bisa dipastikan bukan ciuman hot ala Perancis, tetapi hanya ciuman khas Korea, hanya saling menempelkan bibir, tetapi kesannya lebih menggoda dan bahkan bikin penasaran. Bahkan dalam keseharian saya ada istilah “ciuman Korea”. 10. Orang Korea dalam filmnya digambarkan sering ngobrol saat mulut mereka penuh berisi makanan. Kadangkala makanan tersebut muncrat ke arah lawan bicara. Sepertinya dalam budaya Korea, hal tersebut tidak dianggap tabu, atau suatu hal yang tidak sopan dan memalukan. 11. Orang Korea juga digambarkan sudah mempunyai tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi dengan mengapresiasi seni dalam keseharian mereka. Mudah menjumpai para pelakon film Korea menonton teater, tari, memainkan alat musik terutama piano. 12. Kalau berjanji untuk bertemu di sebuah tempat, sering gagal karena satu dan lain hal — misalnya kereta yang terlambat, jalanan yang 70 macet dan lain sebagainya. Atau hanya karena “selisih” jalan (Wonderful Life, My Sassy Girl). 13. Penyakit yang sering muncul dalam kisah film Korea adalah lupa ingatan dan leukimia (Winter’s Sonata, Summer Scent, Wonderful Life, Sangdoo Let’s Go to School). 14. Film Korea sering memiliki lebih dari satu judul (jika ditayangkan di negara yang berbeda). Misalnya Winter Sonata atau Winter Ballad. Atau Stairway to Heaven juga punya judul lain: Stairway of Heaven dan Stairly Way to Heaven. 15. Sutradara Korea sepertinya tidak mengganggap penting judul film — bahkan terkadang asal (Buggy Jumping of Their Own, Miss Kim’s One Million Dollar Quest, Beast and the beauty, Spring bears love, Sangdoo Let’s Go to School). 16. Pemainnya sering berbicara sendiri dengan benda-benda tertentu, misalnya dengan pusara, pantai, foto, boneka. 17. Menyanyi di karaoke untuk merayakan keberhasilan sepertinya sudah menjadi adegan wajib dalam film Korea. 18. Ibu yang tiba-tiba pingsan mendengar kabar tentang anaknya mendominasi adegan dalam film Korea. BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini, penulis berupaya memberikan analisis terhadap apa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, dan menghubungkannya dengan hasil pengumpulan angket yang disebarkan pada para responden, yaitu para Mahasiswi Fikom Unisba. Dalam bab ini akan diungkapkan, “Apakah terdapat Hubungan Daya Tarik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi?” Agar sistematis dan terarah, pembahasan dikelompokkan menjadi beberapa sub bab, yaitu: 1. Uji validitas dan realibilitas 2. Analisis deskriptif data responden 3. Analisis deskriptif data penelitian 4. Analisis statistik pengujian hipotesis 5. Intrepertasi hasil pengujian sub hipotesis 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.1.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran dalam buku Tony Wijaya, validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Berdasarkan 71 72 dari pengertian tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan menyamakan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0.25 apabila alat ukur tersebut berada < 0.25 (tidak valid. Pengujian statistic mengacu pada criteria : 1. r hitung < r kritis maka tidak valid. 2. r hitung > r kritis maka valid. Untuk mengetahui hasi uji validitas dapat dilihat pada bagian output Corrected Item Total Correlation. Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 19.0 adalah sebagi berikut : Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Daya Tarik Film No r hitung r kritis Keputusan ITEM_5 0.723 0.25 Valid ITEM_6 0.398 0.25 Valid ITEM_7 0.669 0.25 Valid ITEM_8 0.716 0.25 Valid ITEM_9 0.610 0.25 Valid ITEM_10 0.749 0.25 Valid ITEM_11 0.448 0.25 Valid ITEM_12 0.553 0.25 Valid ITEM_13 0.667 0.25 Valid ITEM_14 0.609 0.25 Valid Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0 73 Dari Tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa, semua item pada variabel X yakni daya tarik film melalui kegiatan menonton televisi memiliki koefisien validitas lebih besar dari r kritisnya, yaitu dimana r hitung > r kritis, sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item yang digunakan untuk mengukur variabel kegiatan menonton televisi akan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut ini akan dijelaskan dalam bentuk tabel mengani validitas variabel Y yakni Minat Menonoton di Kalangan Mahsiswi Unisba Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel (Y) Minat Menonoton di Kalangan Mahsiswi Unisba No r hitung r kritis Keputusan ITEM_15 0.694 0.25 Valid ITEM_16 0.744 0.25 Valid ITEM_17 0.832 0.25 Valid ITEM_18 0.770 0.25 Valid ITEM_19 0.804 0.25 Valid ITEM_20 0.486 0.25 Valid ITEM_21 0.863 0.25 Valid ITEM_22 0.850 0.25 Valid Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0 74 Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan, bahwa semua item pada variabel Y memiliki koefisien validitas lebih besar dari r kritisnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item yang digunakan untuk mengukur variabel minat menonton akan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian. 4.1.2 Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrument. Suatu instrument adapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrument tersebut menunjukan hasil yang tetap. (Wijaya, 2011:111) Dengan demikian, masalah reliabilitas instrument berhubungan dengan masalah ketepatan hasil. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur. Konsep reliabilitas dapat dilihat dari dua dimensi yaitu, reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur. Disini penulis menggunakan reliabilitas hasil ukur, reliabilitas hasil ukur berhubungan dengan sampling error yaitu sejauh mana terjadi inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan secara berulang pada kelompok individu yang berbeda. Metode yang digunakan adalah one shot/pengukuran sekali saja. Reliabilitas hasil ukur dapat dilakukan dengan melihat nilai cronbach alpha dengan menggunakan SPSS 19.0 75 Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien Titik Kritis Keterangan Reliabilitas X 0.818 0.600 Reliabel Y 0.893 0.600 Reliabel Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0 Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa dari semua item pernyataan daya tarik film dan minat menonton adalah sangat positif > r kritis sebesar 0,600. Maka dapat disimpulkan bahwa semua item butir pernyataan tersebut reliable dan dapat digunakan sebagai instrument penelitian. 4.2 Analisis Deskriptif Data Responden 4.2.1 Karakteristik Angkatan Responden di Fikom Unisba Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan kepada 90 orang responden, yaitu para yaitu mahasiswi Fikom Unisba yang menonton film drama Korea diindosiar, diperoleh informasi tentang data responden yang meliputi: Angkatan di Fikom UNISBA, usia responden, jurusan responden di Fikom UNISBA, lamanya menonton film drama Korea di Indosiar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: 76 No Tabel 4.4 Karakteristik Angkatan Responden di Fikom Unisba Angkatan F (frekuensi) Persentase (%) 1. ≤ 2006 8 8,8 2. 2007 – 2009 64 71,2 3 2010 18 20 90 100 Jumlah Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah responden angkatan ≤2006 berjumlah 8 orang atau sebanyak 8,8 %, lalu responden angkatan 2007-2009 berjumlah 64 orang atau sebanyak 71,2%, dan sedangkan angkatan 2010 berjumlah 18 orang atau sebanyak 20%. Adapun fenomena ini terjadi karena kebanyakan mahasiswa yang aktif kuliah dari agkatan 2007-2009, di banding dengan angkatan ≤2006 yang sudah mulai jarang di kampus dan angkatan 2010 yang masih belum begitu aktif di kampus. 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia F (frekuensi) Persentase (%) 1. ≤ 19 tahun 17 18,9 2. 21-22 tahun 65 72,2 3 ≥ 23 tahun 8 8,9 90 100 Jumlah 77 Tabel 4.5 memaparkan mengenai usia responden yang suka menonton film drama Korea di Indosiar. didominasi usia 21-22 tahun sebanyak 72.2%, kemudian responden ≤ 19 tahun sebanyak 17 orang atau 18,9% dan responden yang berumur ≥ 23 tahun sebanyak 8 orang atau 8,9% . Hal ini menunjukan bahwa pada umumnya rentang usia 21-22 tahun, merupakan rentang usia yang aktif menonton film drama Korea di Indosiar. 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Fikom UNISBA Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Fikom UNISBA No Jurusan F (frekuensi) Persentase (%) 1. Jurnalistik 19 21,1 2. (PR) Public Relations 56 62,2 3 Mankom (Management 15 16,7 90 100 Komunikasi Jumlah Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa di Fikom UNISBA jurusan (PR) Public Relations memiliki banyak responden yang menonton film drama Korea di Indosiar dengan 56 responden atau 62,2%. Ini terjadi karena mahasiswi Fikom UNISBA jurusan (PR) Public Relations merupakan jurusan yang memiliki jumlah mahasiswi paling besar di antara jurusan-jurusan yang lainnya. 78 4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Menonton Film Drama Korea Di Indosiar dalam seminggu Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Menonton Film Drama Korea Di Indosiar dalam seminggu No Lama Waktu Menonton F (frekuensi) Persentase (%) 1. ≤ 1 jam 26 28,9 2. 1 jam – 2 jam 34 37,8 3 ≥ 2 jam 30 33,3 90 100 Jumlah Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa mahasiswi yang menonton film drama Korea di Indosiar rata-rata dapat menonton selama 1jam -2jam dengan jumlah 34 responden atau 37,8%. Ini menunjukan bahwa film drama Korea di Indosiar memliki peminat yang tinggi di kalangan mahasiswi, terbukti antusias mahasiswi yang dapat meluangkan waktunya untuk menonton film drama Korea di Insosiar dalam seminggu. 4.3 Analisis Deskriptif Data Penelitian 4.3.1 Daya Tarik Film ( Variabel X) Daya Tarik Film terbagi menjadi beberapa kategori diantaranya yaitu: Aspek Kata-kata, Aspek Musik, Aspek Back Sound, dan Aspek Visual Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93). Dengan 79 skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, Untuk keperluan analisisi kuantitatif, maka jawaban diberi skor : dengan jawaban A bernilai 3, Jawaban B bernilai 2, Jawaban C bernilai 1. Skala ini banyak digunakan karena memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan Pertanyaan yang diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi. Jumlah pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang jelas harus ganjil. 4.3.1.1 Aspek Kata-kata Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup aspek katakata ini adalah Bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama korea dan Makna yang terkandung dalam percakapan film drama korea .Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini: 80 Tabel 4.8 Daya Tarik Bahasa Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS TM (3) (2) (1) No P1 Daya Tarik Bahasa film drama korea Persentase (%) Jumlah 25 64 1 90 27,8 71,1 1,1 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.8 diatas, untuk item pernyataan “Mengenai Menariknya Bahasa yang digunakan Dalam Percakapan Film Drama Korea”, didapat bahwa sebanyak 25 responden (27,8%) menyatakan bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama Korea tersebut adalah sangat menarik, 64 responden (71,1%) menyatakan biasa saja, 1 responden (1,1%) menyatakan tidak menarik. Hal tersebut terjadi karena bahasa merupakan suatu perantara antara komunikator dan komunikan. Komunikator yang dipaparkan disini adalah televisi dengan komunikannya mahasiswi, dan perantara nya adalah bahasa yang merupakan salah satu faktor daya tarik televisi yang termasuk di dalam aspek kata-kata. Dengan adanya tabel di atas kita dapat menyimpulkan bahwa bahasa merupakan salah satu daya tarik televisi yang memberikan suatu pengaruh terhadap mahasiswinya. Dan hal ini juga menunjukan bahwa televisi ternyata memiliki pengaruh dari segi bahasa yang digunakan dalam suatu tayangan di dilamnya. 81 No P2 Tabel 4.9 Daya Tarik Pemahaman Makna Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM CM TM (3) (2) (1) Daya Tarik Pemahaman Makna Film Drama Korea Persentase (%) Jumlah 25 61 4 90 27,8 67,7 4,5 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.9 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Pemahaman Makna yang Terkandung di Dalam Percakapan Film Drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 61 responden (67,7%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat bahwa makna percakapan dalam film drama Korea di Indosiar cukup mudah di mengerti, lalu sebanyak 25 responden atau (27,8) berpendapat bahwa makna percakapan film drama Korea di Indosiar sangat mudah di mengerti, dan sisanya sebanyak 4 atau (4,5) responden mengatakan tidak mudah dimengerti. Dengan begitu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ternyata mahasiswi UNISBA cukup dapat memahami percakapan film drama tersebut. Pemaknaan sesuatu kata dari setiap budaya memiliki perbedaan, karena disesuaikan dengan kebiasaan yang ada di daerah tersebut, beda pemahaman tentang arti sebuah kata mempengaruhi isi maknanya juga. Namun mahasiswi UNISBA mampu mempelajari pemahaman makna tersebut sehingga menjadikan daya tarik televisi dari film drama Korea ini diminati untuk dipahami, yang pada 82 akhirnya lebih dari setengah mahasiswi di UNISBA cukup dapat mengerti maknamakan yang ada di dalam percakapan film drama Korea. 4.3.1.2 Aspek Musik Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup aspek musik ini adalah musik latar belakang film drama Korea, Tune terkenal film drama Korea, dan Aransemen klasik film drama Korea. .Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini: No P3 Tabel 4.10 Daya Tarik Musik Latar Belakang Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan Jumlah SM BS TM (3) (2) (1) Daya tarik musik latar belakang Film Drama Korea Persentase (%) 44 44 2 90 48,9 48,9 2,2 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.10 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa menarik musik latar belakang Film Drama Korea ”. didapat suatu item pernyataan di atas berada pada biasa saja. Namun dengan 90 responden sebanyak 44 responden atau (48,9%) mengatakan bahwa musik latar belakang film drama Korea dinilai sangat menarik, sama dengan jumlah banyak responden yang mengarakan bahwa musik latar belakang Korea biasa saja, yaitu sebanyak 44 responden atau (48,9%) dan responden yang mengatakan tidak menarik sebanyak 2 responden atau (2,2%). Hal ini menunjukan bahwa mahasiwi Fikom UNISBA berpendapat musik latar 83 belakang dapat memberikan pengaruh daya tarik untuk mahasiwi menonton film drama Korea. Karena Musik latar belakang sendiri merupakan musik yang berfungsi untuk melatar belakangi/mengiringi materi program yang sedang disiarkan. Mengingat fungsinya sebagai latar belakang, maka dalam memilih/menggunakan musik ini, harus betul-betul sesuai dengan materi yang tengah disajikan. Penggunaan musik ini setidaknya akan menghidupkan dan mewarnai suasana. Maka melihat fungsinya musik latar belakang, dengan adanya data di tabel 4.10 kita dapat melihat bahwa musik latar belakang dari film drama Korea ini berhasil menjalankan fungsinya. No P4 Tabel 4.11 Daya Tarik Tune Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS (3) (2) Daya tarik tune film drama Korea Persentase (%) TM (1) Jumlah 24 61 5 90 26,7 67,7 5,6 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.11 dan garis interval diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa Menariknya Tune terkenal film drama Korea ”. menyatakan bahwa item pernyataan di atas berada pada biasa saja. Hal ini berarti, banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 61 responden (67,7%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat bahwa tune terkenal dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja. Namun ada 5 responden 84 atau (5,6%) mengatakan bahwa tune terkenal dalam film drama Korea di Indosiar tidak menarik dan sebanyak 24 responden atau (26,7%) mengatakan bahwa tune terkenal dari film drama Korea di Indosiar sangat menarik. Dengan begitu dapat disimpulkan dengan melihat kebanyakan dari dari tanggangapan responden bahwa tune terkenal dari film drama Korea di Indosiar ini biasa saja. Oleh karena itu, melihat dari aspek musik dengan indikator tune terkenal, ternyata tidak begitu menjadikan suatu daya tarik dari film drama Korea di Indosiar bagi respondennya. Jika melihat dari fenomena yang ada, tune terkenal yang merupakan lagulagu yang terkenal dan di tempatkan pada suatu film mempunyai daya tarik tersendiri bagi lagu tersebut dan film itu. Sama halnya dengan film drama Korea, banyak tune-tune terkenal yang di masukan ke dalam film drama Korea di Indosiar, mempunyai daya tarik tersendiri bagi pemirsanya. Dengan adanya hasil dari perolehan data responden, dengan kebanyakan dari mereka yang menjawab bahwa tune terkenal biasa saja, itu terjadi karena adanya daya tarik yang lebih dari tune terkenal tersebut, sehingga responden menganggap bahwa daya tarik yang lainnya itu lebih patut untuk di tonton ketimbang daya tarik dari tune-tune terkenal, walau beberapa film drama Korea mempunyai tune terkenal yang digandrungi oleh banyak orang. 85 No P5 Tabel 4.12 Daya Tarik Aransemen klasik Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS TM (3) (2) (1) Daya tarik aransemen klasik film drama Korea Persentase (%) Jumlah 22 59 9 90 24,5 65,5 10 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.12 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Menariknya aransemen klasik film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 59 responden (65,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat bahwa aransemen klasik dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, sebanyak 22 responden atau (24,5%) mengatakan aransemen klasik dalam film drama Korea di Indosiar sangat menarik, sisanya 9 responden atau (10%) mengatakan bahwa aransemen klasik dalam film drama Korea tidak menarik. Aransemen klasik merupaka nada-nada yang diciptakan untuk mendukung musik latar belakang. Nada-nada tersebut dibuat kental akan budaya klasik dari alat musik khas dari daerah tersebut. banyak responden yang mengatakan bahwa daya tarik aransemen klasik biasa saja itu terjadi karena kurangnya kesukaan responden terhadap aransemen-aransemen klasik dari film drama Korea karena. Namun tidak sedikit juga yang tidak menyukai aransemen tersebut, karena dengan adanya aransemen tersebut dapat membuai kita untuk lebih masuk kedalam alur cerita dari film drama Korea tersebut 86 4.3.1.3 Aspek Sound Effect (efek suara) Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup Aspek Sound Effect (efek suara) ini adalah Pengaruh daya imajinasi dan Ambiens sound. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini: No P6 Tabel 4.13 Daya Tarik imajinasi Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS TM (3) (2) (1) Daya Tarik imajinasi film drama Korea Persentase (%) Jumlah 38 52 0 90 42,2 57,8 0 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.13 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa Menariknya pengaruh daya imajinasi film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 52 responden (57,8%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat pengaruh daya imjainasi dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, sebanyak 38 responden atau (42,2%) mengatakan pengaruh daya imajinasi dalam film drama Korea di Indosiar sangat menarik dan tidak ada responden yang mengatakan bahwa pengaruh daya imajinasi film drama Korea tidak menarik. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa film drama Korea cukup memberikan suatu pengaruh daya imajinasi terhadap respondennya. Dengan cerita-cerita menarik yang disajikan film drama Korea, ternyata mampu memberikan suatu daya tarik tersendiri bagi respondennya. Dengan alur yang cerita yang berbeda dengan film drama lainnya, film drama Korea ini masuk 87 kepikiran responden dan terhipnotis untuk menonton film drama Korea yang ada di Indosiar Tabel 4.14 Daya Tarik Ambiens sound Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS TM (3) (2) (1) No P7 Daya tarik Ambiens sound film drama Korea Persentase (%) Jumlah 6 80 4 90 6,7 88,8 4,5 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.14 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Seberapa Menariknya Ambiens sound film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 80 responden (88,8%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya Ambiens sound dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, sebanyak 6 responden atau (6,7%) mengatakan Ambiens sound dalam film drama Korea di Indosiar sangat menarik dan 4 responden atau (4,5%) yang mengatakan bahwa pengaruh Ambiens sound film drama Korea tidak menarik. Ini membuktikan bahwa Ambiens sound biasa saja atau cukup untuk menjadi daya tarik dalam film drama Korea Ambiens sound, merupakan suara yang hadir dalam sebuah adegan dari film drama Korea dianggap hal biasa saja oleh responden, karena mungkin pada umumnya semua film drama menggunakan Ambiens sound sebagai daya tarik film-film drama sehingga responden sudah biasa dengan hal tersebut. Dengan 88 begitu Ambiens sound ini tetap sangat penting untuk menjadi daya tarik film drama Korea, karena tanpa adanya Ambiens sound, film menjadi sepi dan biasa saja. Dan dapat di simpulkan bahwa Ambiens sound dalam film drama Korea cukup memberikan daya tarik untuk responden berminat menonton film drama Korea di Indosiar 4.3.1.4 Aspek Visual Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk kedalam ruang lingkup Aspek Visual ini warna film, bentuk film, dan ilstrasi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:. No P8 Tabel 4.15 Daya Tarik Warna Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS TM (3) (2) (1) Daya Tarik warna film drama Korea Persentase (%) Jumlah 31 59 0 90 34,5 65,5 0 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.15 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai Seberapa Menariknya Warna film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 59 responden atau (65,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya Warna film dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, dan sebanyak 31 responden atau (34,5%) mengatakan sangat menarik. Ini membuktikan bahwa 89 Warna film dalam film drama Korea di Indosiar cukup untuk menjadi daya tarik dalam film drama Korea. Drama Korea memiliki warna-warna film yang berbeda, dengan latar belakang yang berbeda, warna film memberikan sentuhan yang khas untuk menarik responden yang ada. Hal ini terbukti dengan tidak adanya responden yang mengatakan bahwa warna film dalam film drama Korea di Indosiar itu tidak menarik, tetapi mereka cukup puas dengan warna-warna yang telah diberikan. Karena warna film sendiri memberikan efek yang penting untuk menunjang suatu film apakah layak dinikmati dan ditonton. No P9 Tabel 4.16 Daya Tarik Bentuk Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS TM (3) (2) (1) Daya Tarik Bentuk film drama Korea Persentase (%) Jumlah 38 52 0 90 42,2 57,8 0 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.16 diatas untuk item pernyataan “Peryataan seberapa menariknya bentuk film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 52 responden atau (65,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya bentuk film dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, dan sebanyak 38 responden atau (42,2%) mengatakan sangat menarik. Ini membuktikan bahwa bentuk film dalam 90 film drama Korea di Indosiar cukup untuk menjadi daya tarik dalam film drama Korea. Bentuk film baik adalah bentuk film yang banyak di sukai oleh penontonya. Itu yang nampak pada film drama Korea di Indosiar. Melihat antusias dari responden terhadap bentuk film drama Korea ini cukup baik, karena tidak adanya jawaban dari responden yang mengatakan bahwa bentuk film dari film drama Korea itu tidak menarik. Dengan begitu itu memperlihatkan bentuk film drama Korea ini sudah bagus karena sudah cukup terpuaskan pemirsanya dengan bentuk film yang sekarang di tampilkan. No P10 Tabel 4.17 Daya Tarik ilusrtrasi Film Drama Korea Skor Jawaban Pernyataan SM BS TM (3) (2) (1) Daya tarik ilustrasi film drama Korea Persentase (%) Jumlah 25 64 1 90 27,8 71,1 1,1 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.16 diatas untuk item pernyataan “Peryataan seberapa Menariknya melihat ilustrasi film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 64 responden atau (71,1%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat menariknya ilustrasi film dalam film drama Korea di Indosiar biasa saja, dan sebanyak 25 responden atau (27,8%) mengatakan sangat menarik dan responden yang mengatakan bahwa ilustrasi film drama korea tidak menarik adalah 1 responden 91 atau (1,1%). Hal ini jelas membuktikan bahwa ilustrasi film dalam film drama Korea di Indosiar dapat dikatakan sebagai suatu daya tarik dari film drama Korea. Ilustrasi yang memiliki fungsi untuk menerangkan atau menghiasi suatu film, dan didalam film drama Korea ini, ilustrasi film merupakan suatu daya tarik yang dapat di tonjolkan untuk mendaptkan respon dari para responden. Lalu melihat semua tanggapan responden yang dimintai datanya, ternyata ilustrasi film drama Korea benar memiliki cukup daya tarik. Dengan menampilkan beberapa ilustrasi film yang menonjolkan kekentalan budaya Korea, responden dapat menilai memilih dan menilai film drama Korea yang ada, dan mulai dapat mengkonsumsinya. 4.3.2 Minat ( Variabel Y) Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir, pada pembahasan kali ini pentingnya minat menonton film drama Korea terhadap daya tarik. akan di ukur dengan 3 aspek, yaitu Perhatian Persepsi dan Keinginan 92 Tabel 4.18 Pernyataan Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan (mata) untuk tetap fokus ketika menonton Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB CB TB (3) (2) (1) Besar Pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi P11 pengindraan (mata) untuk 39 47 4 90 tetap focus ketika menonton film drama Korea Persentase (%) 43,3 52,2 4,5 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.18 diatas untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan (mata) untuk tetap fokus ketika menonton film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 47 responden atau (52,2%) dari 90 responden yang diteliti mengenai besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memepngaruhi pengindraan (mata) untuk tetap focus menonton film drama Korea di Indosiar mengatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 39 responden atau (43,3%) mengatakan sangat berpengaruh dan responden yang mengatakan tidak berpengaruh sebanyak 4 responden atau (4,5%). Hal ini jelas membuktikan ternyata film drama Korea memiliki hipnotis untuk mempengaruhi responden melalui matanya agar tetap fokus menonton. Dan secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa daya tarik-daya tarik dari film drama Korea ini mampu 93 membuat responden terfokuskan untuk menyimak jalannya film drama Korea ini melalui panca indranya. Tabel 4.19 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menononton Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB CB TB (3) (2) (1) besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam P12 19 69 2 90 mempengaruhi reaksi anda ketika menononton film drama Korea Persentase (%) 21,1 76,7 2,2 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.19 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menonton film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 69 responden atau (76,7%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menonton film drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 19 responden atau (21,1%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 2 responden atau (2,2%) mengatakan tidak berpengaruh. Ini membuktikan kembali bahwa ternyata daya tarik-daya tarik film drama Korea memberikan pengaruh responden untuk bereaksi ketika menonton film drama Korea. Karena reaksi timbul dari keinginan seseorang untuk bergerak yang disebabkan oleh suatu daya tarik. 94 Tabel 4.20 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB CB TB (3) (2) (1) Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi P13 20 66 4 90 rangsangan anda untuk menonton film drama Korea Persentase (%) 22,2 73,3 4,5 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.20 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton menonton film drama Korea”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 66 responden atau (73,3%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menonton film drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 20 responden atau (22,2%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 4 responden atau (4,5%) mengatakan tidak berpengaruh. Rangsangan terbentuk akibat dari emosi yang di sebabkan oleh daya tarik, semakin besar daya tariknya, maka semakin besar pula rangsangan yang ditimbulkan. Dari beberapa daya tarik film drama Korea yang ada ini jelas membuktikan bahwa ternyata daya tarik tersebut mempengaruhi adanya rangsangan yang terbentuk. Sehingga melihat data-data yang didapat dari 95 responden, jelas menunjukan bahwa responden terangsang untuk menonton film drama Korea, baik itu karena aspek musiknya atau aspek lainnya. Tabel 4.21 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea mempengaruhi pengalaman menonton Film Drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB CB TB (3) (2) (1) besar pengaruh daya tarik film drama Korea mempengaruhi pengalaman menonton 30 55 5 90 P14 film drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali film drama Korea Jumlah 90 110 5 205 Persentase (%) 33,3 61,1 5,6 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.21 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali film drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 55 responden atau (61,1%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat besar pengaruh daya tarik film drama Korea, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali film drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 30 responden atau (33,3%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 5 responden atau (5,6%) mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh. 96 Film drama Korea memiliki suatu daya tarik di dalamnya yang dapat membuat respondennya tertarik untuk menonton film drama Korea lainnya. Ini terbukti dari data-data responden yang menunjukan bahwa mereka cukup terpengaruh sehingga rasa penasaran mereka timbul untuk menonton film drama Korea. Dari cerita yang disuguhkan, film drama Korea ini memiliki suatu desain yang dapat membuat sehingga responden dapat tertarik dan berencana untuk menonton film drama Korea lainnya di Indosiar. Tabel 4.22 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk menonton Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB (3) CB (2) TB (1) Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam P15 memberikan motivasi anda untuk menonton film drama Korea 17 68 5 90 Persentase (%) 18,9 75,5 5,6 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.22 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk menonton drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 68 responden atau (75,5%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk menonton drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 97 17 responden atau (18,9%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 5 responden atau (5,6%) mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh. Motivasi terbentuk dari suatu bentuk berdasarkan keinginan diri sendiri dan lingkungan yang membentuk seseorang tersebut. Sama halnya dengan efek yang diberikan oleh film drama Korea ini, karena banyaknya lingkungan di sekitar responden yang menyukai film drama Korea, dan pengetahuan tentang daya tarik film drama Korea, telah membentuk suatu motivasi dalam diri responden untuk terus menyimak dan menonton film drama Korea. Tabel 4.23 Pernyataan esar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh anda untuk merubah kepribadian anda berubah setelah menonton Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB (3) CB (2) TB (1) Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh P16 anda untuk merubah kepribadian anda berubah setelah menonton film drama Korea 9 52 29 90 Persentase (%) 10 57,8 32,2 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.23 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh anda merubah kepribadian, setelah menonton drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 52 responden atau (57,8%) dari 90 responden yang diteliti 98 berpendapat film drama Korea memberikan pengaruh anda merubah kepribadian, setelah menonton drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 9 responden atau (10%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 29 responden atau (32,2%) mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh. Kepribadian seseorang dibentuk dari kebiasaan yang dibawanya semenjak dia lahir kedunia. Tidak mudah dalam mengubah kepribadian seseorang, sama halnya dengan daya tarik film drama Korea. Walaupun memiliki suatu daya tarik yang kuat, sangat sulit sekali untuk mengubah suatu kepribadian seseorang. Karena individu secara langsung saja, sangat sulit untuk merubah kepribadian individu-individu lainnya. Melihat data responden sendiri misalnya, hampir kebanyakan dari responden memilih untuk mengatakan cukup berpengaruh disusul dengan responden yang mengatakan hal tersebut tidak tidak berpengaruh dengan jumlah responden 29. Ini membuktikan bahwa kepribadian tidak bisa dirubah begitu saja, tanpa adanya daya tarik yang luar biasa, yang dapat membuat responden berfikir untuk merubah kepribadiannya. 99 Tabel 4.24 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam menimbulkan kehendak anda untuk menonton Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB (3) CB (2) TB (1) Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam P17 menimbulkan kehendak anda untuk menonton film drama Korea 21 64 5 90 Persentase (%) 23,3 71,1 5,6 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.24 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan kehendak untuk menonton film drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 64 responden atau (71,1%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat film drama Korea dalam menimbulkan kehendak untuk menonton film drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 21 responden atau (23,3%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 5 responden atau (5,6%) mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh. Kehendak dilkakukan suatu individu, ketetika individu tersebut berfikir dan mulai mengaplikasikannya. Karena kahendak juga dapat dikatakan sebagai suatu harapan yang keras yang dimiliki individu. Responden memberikan jawaban bahwa ternyata film drama Korea cukup memberikan pengaruh dari daya tariknya untuk menimbulkan suatu kehendak. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa film drama Korea di Indosiar dikatakan 100 cukup dalam memberikan pengaruh lewat daya tariknya untuk membuat respondennya berkehendak menonton kembali film drama Korea tersebut. Tabel 4.25 Pernyataan besar pengaruh daya tarik Film Drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton Film Drama Korea Skor Jawaban No Pernyataan Jumlah SB CB TB (3) (2) (1) Besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam P18 menimbulkan hasrat anda 28 57 5 90 untuk menonton film drama Korea Persentase (%) 31,1 63,3 5,6 100 Berdasarkan hasil tanggapan responden yang tersaji dalam tabel 4.25 diatas, untuk item pernyataan “Peryataan Mengenai seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton film drama Korea di Indosiar”, menunjukan banyak mahasiwi Fikom UNISBA yaitu 57 responden atau (63,3%) dari 90 responden yang diteliti berpendapat daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton film drama Korea di Indosiar dikatakan cukup berpengaruh, dan sebanyak 28 responden atau (31,1%) mengatakan sangat menarik. Dan sebanyak 5 responden atau (5,6%) mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh. Film drama Korea di kalangan mahasiswi ternyata begitu menarik, karena merujuk ke data responden yang dibuat, ternyata rata-rata responden mengatakan bahwa mereka memiliki hasrat untuk menonton film drama Korea di indosiar tersebut. Ini membuktikan bahwa daya tarik yang menempel pada film drama 101 Korea membentuk suatu dorongan secara sadar maupun tidak sadar pada diri responden untuk membuat responden menonton film drama Korea. 4.4 Analisis Statistik Pengujian Hipotesis Setelah dibahas melalui uji validitas dan liabilitas, analisis responden dan analisis data penelitian selanjutnya akan dibahas mengenai pengujian statistik “bagaimana hubungan antara daya tarik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba”. Dalam penelitian ini skala yang diukur adalah skala ordinal dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson. 4.4.1 Pengujian Statistik Sub Hipotesis Pertama • H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba • H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba Tabel 4.26 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Kata-Kata film drama Korea dengan Minan menonton di kalangan Mahasiswi Unisba Variabel X1 dan Y rs thitung 0.649 5.51 Dk 88 Ttabel Sig ±1.990 0.00 Keputusan Kesimpulan H0 Ditolak Signifikan KD = r2 x 100% 42.120% Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0 Dalam tabel diperoleh thitung (5,51) > ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. 102 Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 5,51 yang berarti kuat dan sifatnya searah antara variabel X1 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi (X1) semakin besar pula minat menonton mahasiswi.. Nilai α value < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD) sebesar 42,120%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik kata-kata dalam film drama Korea sebesar 42,120% sedangkan sisanya 57,88% merupakan kontribusi faktor lain. 4.4.2 • Pengujian Statistik Sub Hipotesis Kedua H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. • H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Tabel 4.27 Hubungan Antara Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Musik Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba Variabel X2 dan Y rs thitung dk 0.580 8.199 88 Ttabel Sig ±1.990 0.000 Keputusan Kesimpulan H0 Ditolak Signifikan KD = r2 x 100% 33.64% Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0 Dalam tabel diperoleh thitung (8,199)> ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. . Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 8,199 yang berarti kuat dan sifatnya searah antara variabel X2 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi 103 (X2) semakin besar pula minat menonton mahasiswi Unisba. Nilai α value < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD) sebesar 33,64%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik musik dalam film drama Korea sebesar 33,64% sedangkan sisanya 66,36% merupakan kontribusi faktor lain. 4.4.3 Pengujian Statistik Sub Hipotesis Ketiga • H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. • H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba Tabel 4.28 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Sound Efek Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba Variabel X3 dan Y • rs thitung dk 0.559 7.620 88 Ttabel Sig ±1.990 0.000 Keputusan Kesimpulan H0 Ditolak Signifikan KD = r2 x 100% 31.248% Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0 Dalam tabel diperoleh thitung (7,620)> ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. . Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 7,620 yang berarti kuat dan sifatnya searah antara variabel X3 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi 104 (X3) semakin besar pula minat menonton mahasiswi Unisba. Nilai α value < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD) sebesar 31,248%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik sound efek dalam film drama Korea sebesar 31,248% sedangkan sisanya 68,752% merupakan kontribusi faktor lain. 4.4.4 Pengujian Statistik Sub Hipotesis Keempat • H0 : Tidak ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. • H1 : Ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Tabel 4.29 Hubungan Antara Aspek Daya Tarik Visual Film Drama Korea Dengan Minat Menonton Di Kalangan Mahasiswi Unisba Variabel X4 dan Y • rs thitung dk 0.477 5.787 88 Ttabel Sig ±1.990 0.000 Keputusan Kesimpulan H0 Ditolak Signifikan KD = r2 x 100% 22,752% Sumber : Pengolahan data primer menggunakan SPSS 19.0 Dalam tabel diperoleh thitung (5,787)> ttabel (1,990) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. . Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 5,787 yang berarti kuat dan sifatnya searah antara variabel X4 dengan Y. Artinya semakin besar nilai materi 105 (X4) semakin besar pula minat menonton mahasiswi Unisba. Nilai α value < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (KD) sebesar 22,752%. Hal ini memberikan pengertian bahwa minat mahasiswi menonton film drama Korea dipengaruhi oleh faktor daya tarik visual dalam film drama Korea sebesar 22,752% sedangkan sisanya 77,248% merupakan kontribusi faktor lain. 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian Interpretasi hasil penelitian merupakan hasil akhir dari analisa-analisa yang dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan penelitian telah tercapai atau tidak ditinjau dari penerimaan atau penolakan hipotesis penelitian. Interpretasi hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini : 106 Tabel 4.30 Interpretasi Hasil Penelitian Sub Hipotesis Uji Statistik Ada hubungan antara aspek Hasil 5.51 > 1.990 H0 ditolak dan H1 diterima 8.199 > 1.990 H0 ditolak dan H1 diterima 7.620 > 1.990 H0 ditolak dan H1 diterima 5.787 > 1.990 H0 ditolak dan H1 diterima daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Ada hubungan antara aspek daya tarik Musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. 4.5.1 Interpretasi Sub Hipotesis Pertama Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (5,51) > ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. 107 Pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik kata-kata yang diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik kata-kata tersebut, dibahas mengenai bahasa yang digunakan dalam film drama Korea dan makna yang terkandung dalam percakapan film drama Korea, dimana hal-hal tersebut berhubungan dengan minat menonton mahasiswi Unisba. Jadi daya tarik kata-kata yang ada di dalam film drama Korea tersebut ada hubungannya dengan minat menonton mahasiswi. Seperti yang dipaparkan oleh (Effendy,1993:44). “Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan”. (Keraf, 1997: 3) “Pada dasarnya, kata-kata memliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial”. Dengan melihat pemaparan yang dikemukakan oleh Keraf dan Effendy, kita dapat melihat bahwa kata-kata adalah pesan komunikasi yang dilakukan untuk mengekspresikan pesan tersebut, dengan pengekspresian tersebut timbulah suatu ketertarikan. Sama halnya dengan yang ada pada film drama Korea ini, para pemain-pemain film tersebut mereka menggunakan aspek kata-kata sebagai suatu daya tarik melalui pengekspresiaan pesan untuk membuat penontonya tertarik dan timbul minat di antara individu, yang menjadikan mereka menonton film tersebut. 108 Karena setiap sesuatu yang menurut hati kita menarik, akan menimbulkan suatu minat dalam tercapainya suatu kepuasan yang diinginkan. Dengan kata-kata yang memberikan pesan dengan suatu makna dan pengapresiasian, maka hal tersebut akan memberikan suatu kelebihan dimana aspek-aspek lain tidak memiliki keunikan tersebut sehingga individu-individu yang mengkonsumsi film drama Korea ini merasa terpuaskan dengan adanya minat yang di timbulkan oleh daya tarik kata-kata dalam film drama Korea di Indosiar. 4.5.2 Interpretasi Sub Hipotesis Kedua Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (8,199) > ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Dalam pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik musik yang diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik musik tersebut, dibahas mengenai musik latar belakang dalam film drama Korea, tune film drama Korea dan aransemen klasik film drama Korea, dimana hal-hal tersebut berhubungan dengan minat menonton mahasiswi Unisba. Jadi daya tarik musik yang ada di dalam film drama Korea tersebut ada hubungannya dengan minat menonton mahasiswi. (Boggs, 1986:176) bahwa “Jinggel, musik latar belakang, tune terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan, menetapkan nada emosi untuk sesuatu dan mempengaruhi perasaan 109 pendengarnya. Musik dalam program video/TV. berfungsi sebagai pembuka/penutup program, tune, tema, pengiring, background, transisi, dan smash. Sedangkan secara teknis misalnya fade (in/out), up, cross fade, background (under) dan smash. menciptakan irama struktural dan untuk merangsang tanggapan emosional yang memperjelas dan memperkuat efek dari citra visual” Dahulu kala film-film drama bisu yang muncul menggunakan aspek musik sebagai suatu sarana untuk mempertegas suatu adegan-adegan yang ada pada film. Bisa dibayangkan bagaimana film drama bisu tersebut tanpa adanya musik. Film tersebut pasti akan menjadi kaku dan para pemirsanya tidak akan sulit mendapatkan pesan yang di informasikan oleh komunikator yaitu media televisi tersebut. Untuk mendapatkan suatu penyampaian pesan yang akurat, maka diperlukan aspek musik sebagai pembantu dalam film untuk menyampaikan pesan tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, film drama mulai memiliki berbagai macam musik yang mengiringi film-film drama yang ada. Dengan bantuan teknologi dan alat bantu lainnya, musik menjadikan suatu daya tarik tersendiri bagi film-film drama yang ada khususnya film drama Korea di Indosiar Dalam handoutnya yang berjudul Penggunaan Musik dan Efek Suara (Sound Eeffect) dalam Produksi Program Kaset Audio (1999) Sungkono “Musik merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan memiliki nilai artistik tinggi. Dengan musik yang disuguhkan acara dapat menjadi lebih menarik, lebih hidup, dan lebih jelas”. Dengan penjelasan yang dipaparkan Sungkono, kita dapat melihat bahwa aspek musik memegang peran penting dalam menciptakan suatu daya tarik bagi pemirsanya. Karena perlunya suatu daya tarik musik, film drama Korea juga memiliki berbagai musik yang beragam yang dapat mempengaruhi 110 pemirsanya, sehingga tanpa disadari daya tarik tersebut menimbulkan minat untuk menonton para pemirsanya. 4.5.3 Interpretasi Sub Hipotesis Ketiga Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (7,620) > ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan antara aspek sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Dalam pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik sound efek yang diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik sound efek tersebut, dibahas mengenai daya imajinasi dalam film drama Korea dan ambiens sound film drama Korea dimana hal-hal tersebut berhubungan dengan minat menonton mahasiswi Unisba. Jadi daya tarik sound efek yang ada di dalam film drama Korea tersebut ada hubungannya dengan minat menonton mahasiswi. Seperti yang dipaparkan oleh “Keberadaan televisi sebagai media komunikasi massa telah memiliki daya tarik yang kuat bagi khalayak, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi berubah total. Adanya beberapa unsur daya tarik seperti kata-kata, musik, sound effect dan juga adanya unsur visual yang berupa gambar semakin mendorong khalayak untuk melakukan perubahan tersebut” (Effendy,1994:192). 111 Dalam suatu film aspek musik saja tidak cukup untuk memberikan suatu pengaruh bagi permirsanya. Dalam handoutnya yang berjudul Penggunaan Musik dan Efek Suara (Sound Eeffect) dalam Produksi Program Kaset Audio (1999) Sungkono “Selain kata dan musik, unsure program audio yang lain yaitu efek suara atau sound efek yang sering disingkat (FX). sound efek yaitu suara-suara tiruan atau sebenarnya yang menampilkan daya imajinasi dan penafsiran pengalaman tentang situasi yang sedang ditampilkan”. Dengan adanya sound efek dalam film drama Korea, itu dapat menimbulkan reaksi yang lebih baik lagi dari para pemirsanya. Karena sound efek sendiri menurut responden merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemirsanya agar lebih masuk lagi ke dalam film. Walaupun sound efek hanya berada di dalam sisipan-sisipan film, namun perannya dapat menjadikan sesuatu ketertarikan tersendiri di saping daya tarikdaya tarik lainnya. Dengan memberikan kesan yang lebih mengena di hati pemirsanya, dapat membuat suatu ketertarikan lagi di samping daya tarik lainnya. Sehingga hal tersebut membuat suatu minat menonton para pemirsanya. Sound efek sendiri hanya merupakan suara-suara yang tidak berbentuk seperti musik, misalnya seperti suara angin, suara burung, atau suara tembakan yang menambah sifat naturalisasi dari suatu film yang sedang ditanyangkan. Hampir sama perannya dengan musik, yang memberikan suatu kejelasan dan ketegasan dalam film, namun sound efek lebih memberikan sentuhan alami dari film tersebut, khususnya film drama Korea yang ada di Indosiar. 112 4.5.4 Interpretasi Sub Hipotesis Keempat Dari hasil pengujian sub hipotesis pertama didapat bahwa thitung (5,787) > ttabel (1,990). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, Artinya ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. Dalam pengujian ini menunjukan bahwa faktor daya tarik visual yang diberikan pada film drama Korea dengan minat menonton mahasiswi Unisba berhubungan (berkorelasi). Dalam pengujian daya tarik visual tersebut, dibahas mengenai warna film drama Korea, bentuk film drama Korea dan ilustrasi film drama Korea, dimana hal-hal tersebut berhubungan dengan minat menonton mahasiswi Unisba. Jadi daya tarik visual yang ada di dalam film drama Korea tersebut ada hubungannya dengan minat menonton mahasiswi. Seperti yang dipaparkan (Effendy,1994:192), “ televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, sound effect, juga memiliki keunggulan yanitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pengalaman mendalam bagi pemirsanya” Film sendiri merupakan gambar yang bergerak. Berbeda dengan foto, film bisa menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang ditampilkanya. Sebagai media audio visual, film mempunyai karakteristik yang berbeda yang lain yang hanya bersifat tekstual atau visual saja, misalnya bahasa dan lukisan. Dengan kharaktersitik yang berbeda ini maka film jelas memiliki daya tarik tersendiri di bandingkan dengan yang lainnya. Karena film terproyeksikan oleh suatu media 113 massa yang bernama televisi. Sudah sangat jelas bahwa keunggulan televisi di bandingkan dengan media lainnya yaitu adanya daya tarik visual yang menjadikan para pemirsanya dapat menyaksikan secara visual dengan gerak diringin daya tarik lainnya yaitu kata-kata, musik, dan sound efek, mempermudah pemirsanya untuk menelan pesan yang di sampaikan, film drama Korea merupakan salah satunya. Dari filmnya saja jelas membuktikan bahwa ada daya tarik visual yang diberikan kepada pemirsanya. Dengan daya tarik visual ini juga jelas akan menimbulkan minat karena daya tarik utama dari film itu adalah daya tarik visual, seperti yang sudah di kemukakan Effendy di atas bahwa keunggulan film adalah memiliki gambar hidup yang menimbulkan pengalaman yang lebih mendalam bagi pemirsanya. Karena di dalam daya tarik visual ini ada yang namanya komunikasi visual di dalamnya. Secara tidak langsung terjadi suatu komunikasi satu arah yang terjadi antara media massa televisi dengan kita. Kita menerima pesan-pesan yang disampaikan lewat daya tarik visual, dan ketika daya tarik tersebut sudah mengena pada kita, maka kita akan mendapatkan suatu ketertarikan dan timbul minat seperti pada daya tarik yang lainnya. Sama halnya dengan acara program lainnya di televisi, mareka memiliki daya tarik yang sama yaitu visual, namun dengan tambahan-tambahan seperti pemain atau alur certia yang lebih menarik dalam film drama Korea di Indosiar, dapat memiliki nilai lebih dimata pemirsanya yang nantinya berimbas pada keinginan pemirsa untuk terus menonton film drama Korea di Indosiar. Dengan melihat fenomena yang ada bahwa film drama Korea di Indosiar yang dapat menghipnotis banyak orang untuk berbondong-bondong 114 mengkonsumsi film drama Korea, membuktikan bahwa daya tarik visual ini film drama ini telah berhasil menumbukan minat di hati para pemirsanya. Padahal jika kita lihat film drama Korea di Indosiar, masuk ke Indonesia belum lama ini, namun dapat menyaingin film drama dalam negri ataupun film drama asing lainnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV maka dapat ditarik kesimpulan penelitian, sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara aspek daya tarik kata-kata film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. 2. Ada hubungan antara asepek daya tarik musik film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba. 3. Ada hubungan antara aspek daya tarik sound efek film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiswi Unisba 4. Ada hubungan antara aspek daya tarik visual film drama Korea dengan minat menonton di kalangan mahasiwi Unisba. 5.2 Saran 5.2.1 Saran Akademis Untuk kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Islam Bandung fakultas ilmu komunikasi, agar dapat meneruskan penelitian lebih lanjut mengenai daya tarik film dalam mempengaruhi minat. Dalam penelitian mendatang dapat dilakukan penambahan variabel dan dimensi-dimensi pada model yang telah ada maupun pada model yang mengalami pengembangan. Hasil penelitian yang dilakukan nantinya dapat diterapkan dalam menciptakan suatu 115 116 perkembangan bagi media massa yang ada saat ini melalui sistem komunikasi 1 arah. 5.5.2 Saran Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran praktis yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Film drama di Indonesia dapat mencontoh bagaimana film drama Korea mengembangkan daya tariknya sehingga dapat menarik massa yang begitu banyak untuk menonton film drama Korea, walaupun film drama Korea masih terbilang umurnya cukup muda masuk ke Indonesia, namun sudah dapat membuat banyak orang mengkonsumsi film tersebut. Diharapkan dengan masuknya film drama Korea ini, perfilman Indonesia termotivasi untuk lebih baik lagi lewat daya tarik-daya tarik film drama di Indonesia, bukan menjadi plagiat. 2. Mahasiwi atau mahasiswa lebih meningkatkan kualitas media massa di Indonesia khususnya perfilman, agar lebih meningkatkan dan menonjolkan kekuatan daya tarik untuk mempengaruhi minat-minat menonton masyarakat lainnya, sehingga image tentang plagiat dan cerita yang membosankan tentang film drama di Indonesia bisa diperbaiki dan ditingkatkan guna kepuasan masyarakat. Karena hal tersebut akan berhubungan dengan komunikasi 1 arah yang di dalamnya terdapat informasi guna memberikan kepuasan komunikasi, dan akan pengaruh terhadap orang-orang yang mengkonsumsi film drama tersebut. DAFTAR PUSTAKA Alawi, Hasan 2002. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka Ardianto, Elvinaro. 2007. “Komunikasi Massa Suatu Pengantar”. Bandung: Simbosa Rekatama Media _________________. 2010. “Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif” .Bandung: Remaja Rosdakarya Boggs M. Joseph, 1986. “Cara Menilai Sebuah film (The Art of Watching Film). Jakarta: Yayasan Citra Devito, Joseph. A. 1997. “Komunikasi Antar Manusia”. Jakarta: Professional Books Effendy, Onong U. 1989. “ Human Relations And Public Relations Dalam Management. Bandung: Mandar Maju .1993.”Dinamika Rosdakarya Komunikasi” Bandung: PT Remaja .1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. .2001.”Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .2003. “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”. Bandung: PT Citra Aditya Bakti H. C. Whiterington. 1985. “Psikologi Pendidikan”. Terjemahan Buchori, M. Jakarta: Aksara Baru. Hassanuddin. 1996. “Drama Karya Dalam Dua Dimensi: Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis”. Bandung: Angkasa Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Keraf, Gorys. 1997. “Tatabahasa Indonesia”. Jakarta: Penerbit Nusa Indah Prasetyo, B., & Lina M J. 2005. “Metode Penelitian Kuantitatif”. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 117 118 Rakhmat, Jalaluddin. 1996. “Psikologi Komunikasi”. Bandung: Remaja Rosdakarya . 2005. “Psikologi Komunikasi (Ed.Revisi)”. Bandung: Remaja Rosdakarya Sindoro, Alexander. 1996. “Manajemen”. Jakarta: Intermedia Sobur, Alex. 2003. “Semiotika Komunikasi”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”. Bandung: Alfabeta Sumber Lain: Kuliah Umum IlmuKomputer.com. 2003, IlmuKomputer.Com “Petunjuk Penulisan Skripsi” Universitas Gunadarma. Banten. Diunduh: 3 Mei 2012 www.google.com www.wikipedia.com LAMPIRAN 119 ANGKET PENELITIAN Diisi oleh penulis Pentunjuk Pengisian : 1. Mohon anda membaca dan menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa terkecuali. 2. Untuk mengisi jawaban pertanyaan bagian A dan B, isilah dengan memberi tanda silang (x). 3. Kejujuran anda dalam mengisi angket ini sangat berguna bagi penelitian. 4. Saudara hanya diperkenankan memilih satu jawaban pada setiap pertanyaan. 5. Terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya. Bagian A Data Responden 1. Angkatan berapakah anda di Fikom Unisba? a. ≤ 2006 c. 2010 b. 2007 – 2009 2. Berapa usia anda sekarang ? a. ≤ 19 tahun b. 20 – 22 tahun c. ≥ 23 tahun 3. Apa jurusan yang anda tempuh ? a. Jurnalistik b. PR (public relations) c. Mankom (management komunikasi) 4. Berapa banyak waktu yang anda pakai untuk menonton film drama Korea di Stasiun TV Indosiar dalam seminggu? a. ≤ 1 jam b. 1 jam – 2 jam 120 c. ≥ 2 jam 121 Bagian B Data Penelitian Daya tarik film drama Korea 5. Bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama Korea menarik? a. Sangat menarik b. Biasa saja c. Tidak menarik 6. Makna yang terkandung di dalam percakapan film drama Korea mudah dipahami? a. Sangat mudah b. Cukup mudah c. Tidak mudah 7. Seberapa menarik musik latar belakang,Film Korea bagi Anda? a. Sangat Menarik b. Biasa saja c. Tidak menarik 8. Seberapa menarik tune Film Korea bagi Anda? a. Sangat Menarik b. Biasa saja c. Tidak menarik 9. Seberapa menarik aransemen klasik Film Korea bagi Anda? a. Sangat Menarik b. Biasa saja c. Tidak menarik 122 10. Seberapa menarik pengaruh Daya imajinasi film drama Korea bagi anda ? a. Sangat Menarik b. Biasa saja c. Tidak menarik 11. Seberapa menarik ambiens sound Film Korea bagi anda? a. Sangat Menarik b. Biasa saja c. Tidak menarik 12. Seberapa menarik warna film drama Korea bagi anda? a. Sangat Menarik b. Cukup menarik c. Tidak menarik 13. Seberapa menarik bentuk film drama Korea bagi anda? a. Sangat Menarik b. Cukup menarik c. Tidak menarik 14. Seberapa menarik ilustrasi film drama Korea bagi anda? a. Sangat Menarik b. Cukup menarik c. Tidak menarik 123 Minat menonton film drama Korea 15. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan (mata) anda untuk tetap fokus ketika menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh 16. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menononton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh 17. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh 18. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea mempengaruhi pengalaman menonton film drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali film drama Korea? a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh 19. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk menonton film drama Korea ? 124 a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh 20. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh anda untuk merubah kepribadian anda berubah setelah menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh 21. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan kehendak anda untuk menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh 22. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Tidak berpengaruh CODING BOOK Bagian A Data Responden 1. Angkatan berapakah anda di Fikom Unisba? a. ≤ 2006 a=3 c. 2010 b=2 b. 2007 – 2009 c=1 2. Berapa usia anda sekarang ? a. ≤ 19 tahun a=3 b. 20 – 22 tahun b=2 c. ≥ 23 tahun c=1 3. Apa jurusan yang anda tempuh ? a. Jurnalistik a=3 b. PR (public relations) b=2 c. Mankom (management komunikasi) c=1 4. Berapa banyak waktu yang anda pakai untuk menonton film drama Korea di Stasiun TV Indosiar dalam seminggu? a. ≤ 1 jam b. 1 jam – 2 jam c. ≥ 2 jam a=3 b=2 c=1 125 126 Bagian B Data Penelitian Daya tarik film drama Korea 5. Bahasa yang digunakan dalam percakapan film drama Korea menarik? a. Sangat menarik a=3 b. Biasa saja b=2 c. Tidak menarik c=1 6. Makna yang terkandung di dalam percakapan film drama Korea mudah dipahami? a. Sangat mudah a=3 b. Cukup mudah b=2 c. Tidak mudah c=1 7. Seberapa menarik musik latar belakang,Film Korea bagi Anda? a. Sangat Menarik a=3 b. Biasa saja b=2 c. Tidak menarik c=1 8. Seberapa menarik tune Film Korea bagi Anda? a. Sangat Menarik a=3 b. Biasa saja b=2 c. Tidak menarik c=1 9. Seberapa menarik aransemen klasik Film Korea bagi Anda? a. Sangat Menarik a=3 b. Biasa saja b=2 c. Tidak menarik c=1 127 10. Seberapa menarik pengaruh Daya imajinasi film drama Korea bagi anda ? a. Sangat Menarik a=3 b. Biasa saja b=2 c. Tidak menarik c=1 11. Seberapa menarik ambiens sound Film Korea bagi anda? a. Sangat Menarik a=3 b. Biasa saja b=2 c. Tidak menarik c=1 12. Seberapa menarik warna film drama Korea bagi anda? a. Sangat Menarik a=3 b. Cukup menarik b=2 c. Tidak menarik c=1 13. Seberapa menarik bentuk film drama Korea bagi anda? a. Sangat Menarik a=3 b. Cukup menarik b=2 c. Tidak menarik c=1 14. Seberapa menarik ilustrasi film drama Korea bagi anda? a. Sangat Menarik a=3 b. Cukup menarik b=2 c. Tidak menarik c=1 128 Minat menonton film drama Korea 15. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi pengindraan (mata) anda untuk tetap fokus ketika menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 16. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi reaksi anda ketika menononton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 17. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam mempengaruhi rangsangan anda untuk menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 18. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea mempengaruhi pengalaman menonton film drama Korea anda, sehingga menimbulkan keinginan untuk menonton kembali film drama Korea? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 129 19. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan motivasi anda untuk menonton film drama Korea ? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 20. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam memberikan pengaruh anda untuk merubah kepribadian anda berubah setelah menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 21. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan kehendak anda untuk menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 22. Seberapa besar pengaruh daya tarik film drama Korea dalam menimbulkan hasrat anda untuk menonton film drama Korea? a. Sangat berpengaruh a=3 b. Cukup berpengaruh b=2 c. Tidak berpengaruh c=1 CODING SHEET 130 Data Mahasiswi Fikom UNISBA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 NPM 10080001023 NAMA MURWANI ROKHAYATI A 10080002167 VIA SYIVA KHAERANUR PEREMPUAN 10080002188 10080002297 TITIK NURRIA CIPTA AYU LESTARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080003051 VERA NOVIYANTI PEREMPUAN 10080003072 10080003150 OKTAVIRANI LIVIA SILVYA MUNFIKA AQIEF PEREMPUAN PEREMPUAN 10080003156 NORAENA SUDIBYATMANTI PEREMPUAN 10080003174 10080003311 ADE FITRIA ROSA IKA WIDYA LESTARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080003366 FITRI NOVIANTHI PEREMPUAN 10080004030 10080004199 YULIANA MAMURIYANTI FIEKA HARNETASIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080004201 LISNA INTAN PERMATASARI PEREMPUAN 10080004211 10080005020 GITA KUSUMAH MARISYA PURWANA PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080005071 HENA TRIWARDANI SUMANTRI PEREMPUAN 10080005097 10080005120 SUCI RAHMAYANI ANDINI RENATA THIANINGSIH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080005124 RIANNI PUSPITA DEWI PEREMPUAN 10080005369 10080005404 MUTHIA NANDA ANITA WULANDARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006009 PRISKA LASMI MURDEA PEREMPUAN 10080006017 10080006039 R.ARVITA MUTIARA RACHMAN ELVIRA SETYANA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006063 RIZKA NOVA PRIHANDINI PEREMPUAN 10080006065 10080006073 SRI ENDAH GUSLIANY RINDU DAMAYANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006076 MEITA FITRIANI PEREMPUAN 10080006078 10080006079 NURUL EKA VERDANI AYU NURANI FEBRYANA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006083 ISTIWINDIANTI H PEREMPUAN 10080006105 10080006133 FRIDA ANANDITYA AYUNDA WA RADEN RORO INNA HAFIDHAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006138 YULASTRI ANDHINI PEREMPUAN 10080006141 10080006154 RISKA ZULCHAIRILLA AYU SITI SARAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006159 NURUL ASTRIA PEREMPUAN 10080006165 10080006170 RIHAN AFIFAH LEDI MARTIANY PEREMPUAN PEREMPUAN 131 sex PEREMPUAN 132 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 10080006181 MAWAR RIZKI ALFITRI PEREMPUAN 10080006182 RACHMA DEWI HAPARTI PEREMPUAN 10080006203 10080006214 RISA AMRIASALLY PUTRI PRIMADINI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006230 ERI FEBRIANY PEREMPUAN 10080006253 10080006254 INDRI MUSTIKA DEWI DURRANI NADIASHARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006265 CITRA LIDYA FURI PEREMPUAN 10080006304 10080006308 ICHA YULISA KUSDINAR TINI LESTARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080006315 INGGIT SUCI FITRIANI PEREMPUAN 10080007004 10080007010 RINNA INDRIYANI NIA NURHASANAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007015 PUTIH AURLIA PEREMPUAN 10080007019 10080007020 MUTHIA BALQIS ANNE PRIANTINE PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007026 SRIE RAHAYU PEREMPUAN 10080007029 10080007037 MEILISA NURUL FITRIANA RIESA RAMADHANIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007046 WIDYARTI PEREMPUAN 10080007049 10080007056 VISKE WIDHYADHARI PRIMARI NURMA FITRIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007064 PUSPA RANI PEREMPUAN 10080007065 10080007067 DIAN TANTRI CITO LESTARI SARI MULIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007068 NORITA DEWI PRAVENTI PEREMPUAN 10080007071 10080007077 GHEA KHAERUNNISA INES KHARISMA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007078 WINDA WIDININGTYAS SUTOPO PEREMPUAN 10080007087 10080007088 HANNA NATALISA RERA ANNORISTA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007092 ASHARI KHAERUN NISA PEREMPUAN 10080007095 10080007096 LIRIS NURLAILI DEWI RAHAYU WULANDARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007097 NOVI INDRIANI DEWI PEREMPUAN 10080007107 10080007110 ARUM JAYANI ANDI KUSUMAWARDHANI MC. PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007111 BETHA NOPIANTI PEREMPUAN 10080007114 10080007115 DEVI NOVIANTI NAFFY TRI HAJARINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007121 MERDA ERIKA AFRIZAL PEREMPUAN 10080007129 10080007130 REINA FIDELITA DANIS RAMDANI PEREMPUAN PEREMPUAN 133 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 10080007131 LITA OKTAVIANI PEREMPUAN 10080007133 PUSVA MUSTIKA NINGRUM PEREMPUAN 10080007134 10080007135 KARLINA MULANI DEWI NURANI FITRI KIREINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007136 LUTHFIANI RAHMAN PEREMPUAN 10080007140 10080007142 DEWI NURHASANAH DEVI NURDIYANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007143 GITALYA ERLANDA PEREMPUAN 10080007146 10080007147 MARTANIA NURDIANE BIRU NURDEWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007148 RENA NOVITASARI PEREMPUAN 10080007149 10080007152 TIYANA VITASARY RINNI HARDIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007161 KRISNA DEWI P. PEREMPUAN 10080007178 10080007180 OLLA SHEFFIELLA AJANI IRMA NURHIKMAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007182 WENING MUSTARI PEREMPUAN 10080007189 10080007190 TRIA AYU LESTARI YUNIAR SEVIYENTI FIKROH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007192 RISTA MERLIANA PEREMPUAN 10080007193 10080007197 ASTRI DESI ARIYANTI YASHINTA AYUNINGTYAS PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007202 NADIA AMANTA AULIA PUTRI PEREMPUAN 10080007203 10080007207 ANIZA SEPTIA NUR FAJAR AKBARI PRASTIKA SECILIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007208 GADIS EKANANTYA PEREMPUAN 10080007210 10080007212 NUR ASIH BALEBAT RIRI OKTRIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007214 DHESCA SYAILLA PEREMPUAN 10080007216 10080007221 MILIARTI DWI PRAMURTI DEA RISFIENDHA CARELIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007226 TESSA MANNAWALANI PEREMPUAN 10080007228 10080007234 NOVIA SEVTIYANI RAHAYU NESYA DIAN NEVARI PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007235 WITRI RARASATI H.D. PEREMPUAN 10080007236 10080007244 WINDA PUSPITASARI IRNI IRAWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007256 GITA AFRILISTIAN PEREMPUAN 10080007257 10080007263 KHENNY ROSEILINA DEVRIANTY AYU NURITA SARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007267 SHERLY CHANDRA AMALIA PEREMPUAN 10080007268 10080007271 ELENA SEPTHIA FERARI SRI UTAMI PEREMPUAN PEREMPUAN 134 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 10080007273 NADYA ELQIANA PERTIWI PEREMPUAN 10080007292 ASTRI JUMIATI NURHASANAH PEREMPUAN 10080007300 10080007301 INDRI FEBRINA CANARY NOORANJAS LARASATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007304 INTAN ANGGUN ENDAH SARI PEREMPUAN 10080007307 10080007309 RAHADHIAN MEIKA UTAMI ULMI MARSYA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007326 TIA NURUL LATIFA PEREMPUAN 10080007327 10080007330 DESVIA ARINI KIKI ARIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007338 SANTI NURWANTI SA'ADAH PEREMPUAN 10080007340 10080007344 MIA STERIA NENDAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007360 DINDA MEIDHITA HAPSARI PEREMPUAN 10080007363 10080007373 FITRI AZIZAH IRMA RIZKI AMELIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007389 SILVIANA WARDHANI PEREMPUAN 10080007393 10080007394 SAYIDAH SANDRA HUSNI SELLY LISADEA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007395 FAUZIAH ANGGRAINI SIMARMATA PEREMPUAN 10080007399 10080007404 RARAS ARUM EKARINI DWI FITRIANINGSIH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007421 HERMAWATIN PEREMPUAN 10080007425 10080007428 SURYANA WELINA NAILUFAR PEREMPUAN PEREMPUAN 10080007434 SINTA INDRIANI PEREMPUAN 10080008001 10080008002 ASRI ROSYANI NIKEN LYDIA ANGGRAENI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008003 YULITA HILFIANA BACHRI PEREMPUAN 10080008009 10080008010 AGNETTA FLORENTIARA FINY WINDA WAHYUNI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008012 FERINISA RAHMAWATI PEREMPUAN 10080008015 10080008017 TEMMY SRIRAHAYU AGNES EKA FEBRIANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008025 MIRANTI ANANDA PUTRI PEREMPUAN 10080008029 10080008030 NADIRA GHAISANI AYUNDARI REVINA SUMBRAWA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008032 BEALNY SUTANTY PEREMPUAN 10080008033 10080008034 WULAN NOPELIA PUTTY WULANDARI APRIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008037 WINNY ASRI LESTARI PEREMPUAN 10080008040 10080008050 NUR IHSANI EKA SAPUTRI WILDATUL HOMSAH MUNIROH PEREMPUAN PEREMPUAN 135 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 10080008054 YOSI MARINI PEREMPUAN 10080008060 INTANIA CHAESSA YANUARI PEREMPUAN 10080008064 10080008065 DEWI OKTARINA EVA NURSEHA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008067 RANI SRIWIJAYA PEREMPUAN 10080008070 10080008073 VERA GITA PRATIWI UMMUL KHAIRA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008075 YUDIA MULDIANI PEREMPUAN 10080008076 10080008078 DWINA GUSTIANI SANTI PURNAMA SARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008079 RANNI INDRIYATI PEREMPUAN 10080008080 10080008082 BERTHA PUTRI PRIHANDINI WULANDARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008084 MUTIAH PEREMPUAN 10080008091 10080008092 IFON NURAFIANTI MARLINA SARTIKA RACHMAWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008093 ROSSA ANISA REGINAWATY PEREMPUAN 10080008097 10080008102 RATU MARSELINA RESWARI STANNIA NURINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008103 INDAH SARI PERTIWI PEREMPUAN 10080008104 10080008105 ASTRI AGUSTINA DINI PURWANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008107 KALTI ELSYANA NURINA PEREMPUAN 10080008109 10080008111 ANIKEN PUTRI HASIBUAN BUNGA ANGGRAENI PERWITASARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008115 FIRIZKIANA ARNI AFSARI PEREMPUAN 10080008116 10080008118 YUKI DESWINARUM MUTHIARA NURWAHYU MAHARANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008121 NUR AYU LESTARI PEREMPUAN 10080008123 10080008129 RIESKA PUTRI SEPTIANTY DWI WULANSARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008132 FERA FADHILAH HANIFAH PEREMPUAN 10080008133 10080008136 ASTRI SURYA ELITA NUR ENDAH ASFARINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008140 DINI PUSPASARI PEREMPUAN 10080008142 10080008146 ERISKA RUBI FEBRIANTY VINA FAUZIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008157 RIDZKI ANGGRAENI PEREMPUAN 10080008158 10080008162 KIRIZKI SETIANA NITA SUSANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008165 DIAN PERMATA PEREMPUAN 10080008168 10080008171 FITRI APRIANI DYAH RARASASI PEREMPUAN PEREMPUAN 136 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 10080008181 ALINDA SYUKRINIATI FARIDA 10080008182 GHEA WIDYA PRATIWI PEREMPUAN 10080008184 10080008186 RIKADIANA ARTANTI AMELIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008187 FITRIANTY HAPSARY PEREMPUAN 10080008188 10080008190 HERA DWI AGESTIANI ANGGI WIDIYANI PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008191 EDGINA MARELLA PEREMPUAN 10080008194 10080008196 IRMA SALISAH ASYSYIFA NADIA WIDI ANJANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008200 SILPI APRIANTI PEREMPUAN 10080008201 10080008202 CHINTYA NUR FAHMI WULANDARI SENTANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008203 NOVA ARIANTI PEREMPUAN 10080008205 10080008206 YULY HARDIANI WINDHY DIAH WULANDARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008207 FENNY ANGGUN SARI PEREMPUAN 10080008208 10080008209 DINI CHITRA OKTAVIA SUSAN TRIASMUSTIKA P. PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008211 TENNA SRI RUSTIWIANI PEREMPUAN 10080008212 10080008214 DEA NURUL ANDHINI RINA MEIGAWATY YAMIN PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008215 DESTA BESTARI PEREMPUAN 10080008217 10080008218 ANDI AZMI ISLAMI RIKA MUSTIKA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008220 NENDEN PRIHASTI PEREMPUAN 10080008221 10080008222 RENDA MEGA VERONA DARMAN TRI KARTIKA NINDYA ASTUTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008225 ATIKAH SHABRINA PEREMPUAN 10080008228 10080008230 FRISSISKA DWI CAHYA PUTRI BERTIRRA MAYORETHA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008235 KOMALA DEWI PEREMPUAN 10080008237 10080008243 WIDYANANDA MAHARANI VINNI EKA PERTIWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008246 PEREMPUAN 248 249 250 251 252 253 254 10080008249 10080008250 AJENG FERBINA PRATIWI SYARIFAH NUR AULIA SAYYIDISSADAT OKKY DWI TANJUNG PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008255 RIMA MEDIA HIDAYAT PEREMPUAN 10080008257 10080008262 HAPSARI DHARMANINGRUM TITI NURKHOLISOH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008271 YOSSI DESTYA PUTRI PEREMPUAN 10080008272 SRI RAMADANI INTAN SASMITA PEREMPUAN PEREMPUAN 137 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 10080008278 NIKEN RESTI PRATIWI PEREMPUAN 10080008281 PURI WIJAYANTI PEREMPUAN 10080008284 10080008288 AMELIA HANDAYANI WINA RATNA WULANSARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008293 RADEN GEBBI PRISILIA PEREMPUAN 10080008294 10080008295 SARAH TRISTANTI DEWI HIRMAWAN S. PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008296 ANDINA TEJA KUSUMAH PEREMPUAN 10080008297 10080008301 WULAN PUJI ASTUTI VANY MITAHAPSARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008302 SILVIA NUR PRATIWI PEREMPUAN 10080008303 10080008304 FAIKA RIMBAWATI RC HERLY NUR AVIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008309 WANI UTAMI PUTRI PEREMPUAN 10080008314 10080008334 NENNA ASTARIKA HANNA AINUNNISA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008351 AINA ALIFIANI ZAHRO PEREMPUAN 10080008356 10080008357 SAMYA DWI INDRIAWATI ANNISA PRATIWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008359 KHAERUNNISA FAUZIAH PEREMPUAN 10080008368 10080008372 DHEA DWI PUTRI GHAVI YONA JOSI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080008374 KEN MUTHIA RASAHAN PEREMPUAN 10080009002 10080009005 NOVIANITA ANNISA VIKASARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009007 FERATRY SALINDRI PEREMPUAN 10080009009 10080009011 FADHILA RIZKA NIRMALAINI PUTRI DIO KHARISMA PRATIWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009012 DWI ALVIOLA PEREMPUAN 10080009013 10080009014 REZANNA FITRI ANJAR SARI NICKI FEBRINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009015 NISA LATHIFAH PEREMPUAN 10080009017 10080009019 BUNGA ASTER MUSTIKA SARI RIANI NURMALASARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009022 SRI ASTUTI WIDIYANTI PEREMPUAN 10080009031 10080009034 NADYA RAMAPUTRA NADINNA MAR'IE PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009036 TALITHA YURDHIKA ANNI PEREMPUAN 10080009037 10080009041 EDWINA DIAN TANTRI BELLANY NURIZKY HERMAPUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009043 VIDI DESTIVANIA PEREMPUAN 10080009045 10080009047 MUTHIAH SALMA ISKANDAR HILYA RACHFIANA SUYARTO PEREMPUAN PEREMPUAN 138 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 10080009053 A.DIAN FITRIANA 10080009057 DINI HARDINATA WARDANI PEREMPUAN 10080009058 10080009059 CHIKITA WINANSYA MELANI SHINTA SISCA PERMATA W. PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009060 INEZ EZRA ARDELIA PEREMPUAN 10080009061 10080009062 DIANA SRI RAHAYU KARINA OCTARIA NUR VIANTY PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009064 MIRA RISMAYA PEREMPUAN 10080009070 10080009071 ANNISA ZAHRACH DINA KURNIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009078 PEREMPUAN 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 10080009081 10080009083 SITI ANDITTA ISMAEL SARTIKA TSULISTYAWATI MANDATIKA NATASHA TRIRAVIRANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009084 VRISKA YUVIANTI DIGUNA PEREMPUAN 10080009085 10080009086 LISDA PUSPITA LISWARA LIESTYA NUR AZIZAH HERMANTO PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009087 TRI RESTU RAHAYU PEREMPUAN 10080009089 10080009090 ANINDITA NURBAITY DEWI YUNITA ROESYANTHIE PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009093 TJUT JEANI KARTIKA SARI PEREMPUAN 10080009094 10080009096 ADITA NAHARA SALAM ELSA MARISKA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009099 RATNA PRASTIKA PEREMPUAN 10080009101 10080009104 ASTRIANI KANIA DEWI DEASY JULIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009105 FANNY MAYANGSARI PEREMPUAN 10080009106 10080009109 RATU HIKMATUNNISA PRAMITA DWI RISTIANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009112 NADIA PUTRI ASPINTARI PEREMPUAN 10080009115 10080009117 ADHYARAZAN MARSYA KHARISMA RAMADHANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009118 KIKI RIZKY NURJANAH PEREMPUAN 10080009119 10080009120 MUTIARA TRI CHANDRA WULAN SARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009124 LISTYA AZANIA PEREMPUAN 10080009128 10080009130 ERRY PUTRI ANTIKA HAPPY SWASTIKA VAN BELLS PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009132 SYARIFAH ISRAIKA MIRA JUWITA PEREMPUAN 10080009133 10080009135 RATIH PURNAMA SARI DWI NOVITA GRIYANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009140 DESI TRI KURNIASARI PEREMPUAN 10080009141 ARUM SARI KUSUMAWARDHANI PEREMPUAN PEREMPUAN 139 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 10080009144 VERRA RATU VITRIANTY 10080009151 ERNA VICTIRIANI ANWAR PEREMPUAN 10080009153 10080009154 RAMDLANIA DWI PUTRI PUTI PINASTI RAFIANE PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009157 RISKA HERLIAFIFAH PEREMPUAN 10080009161 10080009164 AYESHA NINDITA TAHEERA ROSSE TETRAENI FAJRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009170 NENG NUR AISYAH PEREMPUAN 10080009171 10080009172 RATU RAJA SITI FATIMAH NN MONICA RANTIH PERTIWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009182 NUR LAELA SYARIF PEREMPUAN 10080009184 10080009185 NANDA DWITIYA ASTRIANA IIN MUTMAINNAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009187 RENITA KURNIA PEREMPUAN 10080009189 10080009194 ANITA PUSPORINI INDRY A.S TISNADJA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009195 AMANDA FEBRIYANTI NURWANDI PEREMPUAN 10080009196 10080009197 FINA ENDAH BUDIARTI REZA MEILITA SARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009199 PEREMPUAN 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 10080009200 10080009201 SRI WAHYUNI GUNAWAN NADYA SARASWATI DHARMAWAN PUTRI SHAFIRA RESTI FERINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009203 FANNI SILVIANA YULIANTI PEREMPUAN 10080009206 10080009209 UCHA DWI OKTORA HILMAN MIRA NURMALA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009211 HANA DESTIANA PEREMPUAN 10080009212 10080009216 RIZKA ADIANI NISSA NURJANAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009218 NABILA ULFAH PEREMPUAN 10080009223 10080009224 RACHMADIANI RAHAYU DERA LEBRIYANI PANDJI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009227 INTAN PUTRI PRATIWI PEREMPUAN 10080009229 10080009231 ANISYA MAYASANDI SOLIHATI SARI NUR CHAERU NISA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009235 APRIYANI KUSMADEWI PEREMPUAN 10080009237 10080009240 RIRIN RETNA KENCANA NABILLA RIANI RIDWAN PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009246 WINDU NAWANG MAULAN PEREMPUAN 10080009247 10080009250 RIZCKA DIANA ANANDA PUTRI PUTRI PRAWIRASARI WIJAYA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009251 TEGI PUTRI SYLVIANA PEREMPUAN 10080009255 INTAN TAMARA DEWI PEREMPUAN PEREMPUAN 140 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 10080009257 CLARISA RIZKYA PEREMPUAN 10080009258 ANNA RIFANA CHAIRUNNISSA PEREMPUAN 10080009259 10080009264 HELLA ELVARETTA ALYSSA ANJANI AKILIE PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009270 R. GHASSANI ALAMANDA PEREMPUAN 10080009271 10080009272 GITA MAHAYUNINGTYAS FELLY PRATAMA PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009277 YENNI EKTASARI PEREMPUAN 10080009278 10080009280 DAHLIYANA WINDY MATSRYA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009281 ASPRILIA WULAN FRAHASINI PEREMPUAN 10080009282 10080009283 HUSNUL FADHILLA SHINTA HARTINI PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009297 VINDAH RESTIANI PEREMPUAN 10080009302 10080009303 JANUARANI CITRA UTAMI MELY SUSANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009307 DINDA PUTRI DYAH MAHARINI PEREMPUAN 10080009309 10080009311 SHALLI REZKA AMALIA FITRI FIDYASARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009312 ANNISA NUR RAHMAWANTI PEREMPUAN 10080009314 10080009317 ANDREA TATIANA PUTRI ASRIANI QOMARIAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009318 LILIS HARDIANTI PEREMPUAN 10080009319 10080009323 RR.OMEGA INTAN RR. FEMMY RAHMANIAR SOFYAN PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009325 NURUL CHUSNUL CHOTIMAH PEREMPUAN 10080009329 10080009332 INDRIA OKTAVIA NIMAS DINA ROSIANA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009335 ELISA FRANSISCA PEREMPUAN 10080009345 10080009350 AFFIANTI RESTUANIA DIANISA DAMAYANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009353 TRIA WARISANTI PEREMPUAN 10080009358 10080009360 FARIDA OKTAVIANI RANY TRIANA PRATIWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009364 YULIA SHAREN PEREMPUAN 10080009367 10080009369 YELFIA AMRINA SILVIA B PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009373 ZIDAH NOERWENDA PEREMPUAN 10080009376 10080009385 INSAN KAMILAH RANNISA TRIASA MIFTAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009386 ANISHA PRIMALTI PEREMPUAN 10080009387 10080009396 RIKA WULANDARI MARSHA HARISMA PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 141 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 10080009403 ELLYSSA PUTRI INTANSARI PEREMPUAN 10080009409 HALIMATUSA'DIAH PEREMPUAN 10080009410 10080009413 SITI ROHIMAH DWINNY INDAH NASTITI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080009419 AMBAR KIKI JULYANA PEREMPUAN 10080010001 10080010002 AMELIA ANGGRENI SAMSI CINDY AMELIA YUHARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010009 ANISSA RACHMAWATI HASSAN PEREMPUAN 10080010010 10080010011 INTAN FAUZIAH MELA LISTIYANTY ROHADI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010012 RINA ANGGRAENI PEREMPUAN 10080010017 10080010018 RAHAYU NOVITASARI RADEN NUMIDIA ENDAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010019 FADHILAH NUR PEREMPUAN 10080010021 10080010025 NAELA DWIYANTI SHELLA PERMATASARI MOCHAMAD PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010026 FIRDA RETNAWATI OCTARIN PEREMPUAN 10080010028 10080010029 TASYA UMARI NULLY NUFFIE AFIANTIE PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010034 RAHAYU RETSARWANTI PEREMPUAN 10080010037 10080010038 OKI ISTININGTIAS FITRIANI SELLY KARINA SALEHA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010039 ELMA JIWATA YUDHASTARI PEREMPUAN 10080010040 10080010041 TARI PERMATA SARI SARAH ISTIQOMAH KOMARA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010042 FIKA PERTIWI PEREMPUAN 10080010043 10080010044 INDRI RAHMAWATI FIKA KARTIKA TRIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010049 ELWINA GIVAFURI PEREMPUAN 10080010056 10080010058 RISKA DESFANI RISA YUNITA AGUSTINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010059 IRMA RIANTI PEREMPUAN 10080010060 10080010061 TIARA NUR IRAWANI REIKA SALSABILLA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010065 NITIA GUMIARTI PEREMPUAN 10080010066 10080010067 FITRY AFRILIYAN WINDA ERLIANDI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010069 RIANA AFRIANTI PEREMPUAN 10080010072 10080010077 SITI ANNISAH AMALIAH VERA VERDIANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010081 RIZKY RACHMADHANNI PEREMPUAN 10080010083 10080010084 DWI PINTA LARASSATY PERMANA FARHANA PEREMPUAN PEREMPUAN 142 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 10080010087 INTAN ROSTIANTI PEREMPUAN 10080010090 CINDY YUNIA PUTRI PEREMPUAN 10080010091 10080010093 ERDINA NURYASINTA AMANDA PUSPITASARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010095 RIZA PAHESSA PEREMPUAN 10080010096 10080010099 RATIH PURWARASARI PUTRI PUSPITA NILAWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010107 DISHA SURYADI PEREMPUAN 10080010108 10080010112 YUNIA OKTAVIANI SUTARYAT ANIS HAIFA KHOIRUN NISA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010113 VITA LESTARI PEREMPUAN 10080010114 10080010115 ERRY OKTAVIANI PUTRI SETYAWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010123 NIKIA SYARAFINA PEREMPUAN 10080010128 10080010129 SITI HANIFA FARIDA HANDARINI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010133 TITIH NURHAIPAH PEREMPUAN 10080010137 10080010141 RD. GARCIA OKTABELA W DECY NASTITI FELICIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010142 MANTARI PEREMPUAN 10080010146 10080010147 GITA PERMATASARI LIA DWIMULYANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010149 YESSI OCTAVIANI SUPARBA PEREMPUAN 10080010150 10080010151 ANANDA SHENDY PRATIWI VICKY JUNITA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010156 PURINDRA YOGITA PEREMPUAN 10080010157 10080010160 ARMELIA MARDIANA RAHMAWATI SITI AISYAH HUMAIROH OCTAVIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010162 SILVIA PRATIWI PEREMPUAN 10080010170 10080010178 MUTIAH IRIANTO REGINA ASTARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010179 FINI APRIANI PEREMPUAN 10080010180 10080010181 VENNY SEVTIANY MUTIARA SITI SHOLEHA ARIFFIEN PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010184 PUTRI EMIRA MARLINDA PEREMPUAN 10080010187 10080010189 SANTI WAHYUNI RISADATIKA GANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010190 YANI CAHYANI PEREMPUAN 10080010193 10080010194 HANUM DWIDYA SAVITRI DAMAYANTI KURNIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010195 NOVIA RISMAYANTIE PEREMPUAN 10080010197 10080010198 R.TALITHA SALSABILA HAEDAR VERA SILVIA HUMAIRO PEREMPUAN PEREMPUAN 143 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 10080010203 INDRYANI UTARRI SIREGAR PEREMPUAN 10080010204 NABILA PUTRI NURHANA PEREMPUAN 10080010205 10080010212 LOETHFIA ROJA IRZA DARINI PARAMITHA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010215 ATHIA HILDA SA'IDAH PEREMPUAN 10080010217 10080010220 HAIFA SOFIA YAHYA HURI QONITA HANIFA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010222 YULI ASTUTI PEREMPUAN 10080010227 10080010228 ELIA HIKMAH RETNASIH NING TYAS PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010234 AISHA SAMIRA MEINAR PEREMPUAN 10080010235 10080010236 CITRA ADISTI PERMATASARI LINTANG RIZKY NURZAHRINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010240 SISSY FRANSISKA IRAWAN PEREMPUAN 10080010241 10080010242 PRIESKA MEIGASARI DESI SITI PERMANANINGSIH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010243 INDRA SUCIATI PRASETYA PEREMPUAN 10080010244 10080010252 EUIS NURJANAH REZA SRI RIZKIYANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010255 ANNISA SELFI PEREMPUAN 10080010263 10080010266 NATASHA AGASTYA DIENI NURDIANINGSIH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010269 IKA WALINDA PEREMPUAN 10080010271 10080010274 SIZKA ANGGRAENI DESTYA DWIASPUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010276 IRA NURLINA PEREMPUAN 10080010277 10080010280 NUR AMALIA AYULIA PUSPA ELVANDARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010281 ASRI FRIDA MONIKA PEREMPUAN 10080010283 10080010286 YOSANDRA ARIDITHA BELINA ANGGIA GUSTAMI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010291 INTAN SOLIHATUN PEREMPUAN 10080010292 10080010294 TRI RANTI YUWANITA RIA RIZKI NIRMALA SARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010302 SITI SULASTRI PEREMPUAN 10080010304 10080010305 SHOONA FITRILLAH IRAWATI ANNISA KHOTMIL PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010314 HIKMAWATI MAHMUDAH PEREMPUAN 10080010318 10080010322 RETNO NILAM SARI CYNTHIA RISWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010326 DESY YULIANA AMERITA PEREMPUAN 10080010327 10080010329 FAUSTIA HANI ISYABANI FAUZIYYAH PEREMPUAN PEREMPUAN 144 554 555 10080010338 ANNISA RAKHMANITA SRIWIJAYANTI PEREMPUAN 10080010344 PEREMPUAN 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 10080010349 10080010350 ESTUTRYAS PRIMATARANI DESY NURPUTRI PRATAMA SYAMSUDIN POETRENA ONEAL PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010351 BUDI SETIA MURNI PEREMPUAN 10080010354 10080010355 DERY MUHD RIAD MERLIN DESWITA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080010356 ANNA KANIA DIVINA PEREMPUAN 10080011001 10080011004 VIRANIE DWI MONIKAWATI TSANIA SHOFIA AFIFAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011006 PUJI DWI LESTARI PEREMPUAN 10080011007 10080011009 RININTHA IRIYANTI FIRNA GRANIA FIRMANSYAH PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011012 RASHINTA HANINDYA PEREMPUAN 10080011014 10080011016 NARETA FITRIANAWATI DELLA NURFITRIANI HANIFAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011017 RIZKI APRILIA RACHMAWATI RIHI PEREMPUAN 10080011018 10080011021 ANNISA NUR FADLILAH KHARINNIKA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011024 NANDINI ATIKA ISMI PEREMPUAN 10080011025 10080011028 FANY ZENIVIA PERTIWI WIWIT FEBRIANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011031 HESTIYANA DWIYANTI PEREMPUAN 10080011036 10080011040 WILYA AGUSTIN ESTY FIDHELA MULIAWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011042 ANDRIANI HANDAYANI PEREMPUAN 10080011044 10080011045 NINDY NOVRINAWATI MEGAWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011046 AJENG TRI KANIA HAPSARI PEREMPUAN 10080011051 10080011052 LARASITHA NUNIS RISQA SYURI PURWANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011059 AMIRA CANDRA ARDIANI PEREMPUAN 10080011061 10080011064 INTAN ROHMAYANTI AMAGISTYA RYMADA KUSUMAPURI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011066 RIZKA AYU LESTARI PEREMPUAN 10080011067 10080011070 DINI AFINA NAUFAL IRENE HAZKIA TAHIRA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011071 REVINA CHERNOVA PEREMPUAN 10080011073 10080011074 ISCHA MUTMAINNAH SARGITA SELVI SEIFITRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011075 GEMA LARAS KASIH PEREMPUAN 10080011076 VERAWATIE PEREMPUAN 145 596 597 598 599 600 10080011078 DHINI EKA DZITAYULIANA 10080011079 FITRI ROHIMAH PEREMPUAN 10080011083 10080011085 AGHNIA NUR ILMI WIDHIA SARI LUBIS RIZKI FEBIASTRI DWI PUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011086 PEREMPUAN 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 10080011088 10080011089 MITA RAMDHANI JAENUDDIN RADEN PUTRI RAHMAH PRAMUDITA SURASETJA DIANITA ASRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011096 INDAH PURNAMA SARI PEREMPUAN 10080011097 10080011098 VIKA TRIYATI AKSARI DWI PENAS RIAWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011099 REGINA CAHYA ARISTIANA PEREMPUAN 10080011102 10080011104 NADIA MANDASARI KIKI ULFA AFRIANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011106 ANNISA AMBARSARI SANTOSA PEREMPUAN 10080011108 10080011113 IKLIMA FATH AZIZAH DEVY CAHYA INTANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011115 NAYINDA RAFIQAMILA PEREMPUAN 10080011116 10080011117 ITA MARYANE KRISNAWATI MAYANDA SARI VAININGRUM PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011118 ANITA PUTRI UTAMI PEREMPUAN 10080011120 10080011121 MUTHYA NUR ANNISA FANNYA PUTRI INDRARANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011123 RIFDAH AYU SANTIKA PEREMPUAN 10080011125 10080011129 PUTRI NOVI ANTI NATASYA SEPTHIALLISYA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011130 ANISA NURUL AIDA PEREMPUAN 10080011131 10080011132 MAYA AYU SAVIRA DHELLA APRILIA FAJARWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011134 AMIE OKTASATRIANI MASKASAH PEREMPUAN 10080011138 10080011139 MERI JUNIA JULIANA GIANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011140 ALDA ESA ARMINIA S PEREMPUAN 10080011142 10080011150 AVIANTY PUJI LARAS RESTY AMALIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011152 SITI NURUL SYARIFAH PEREMPUAN 10080011153 10080011156 AJENG TRIANA DIHASMARA HAIFA VIDYATI FA'ZA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011157 ERIEKA PUTRI OKTAVIANI PEREMPUAN 10080011158 10080011161 RANTI IRMAWATI UTARI NINDITA DWITYA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011164 FIRA FITRIANI PEREMPUAN 10080011169 SINTHA DWI JAYANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 146 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 10080011171 DEASY HANDAYANI SOERACHMAN PEREMPUAN 10080011172 TETI DIANA AYU NOVIANTI PEREMPUAN 10080011175 10080011176 ADHITYARA RIZKY GHAISANI MAULINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011179 LARAS ASRI JUANDARI PEREMPUAN 10080011183 10080011184 LISA LUSMEDYA SHEILA AZARINA BUDIMAN PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011185 OLGA PUSPA NOVILINI PEREMPUAN 10080011186 10080011188 SANIE MARYAWATI ANNISA FAZA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011191 BELLA CHINTIA PEBRIANTI PEREMPUAN 10080011193 PEREMPUAN 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 10080011195 JELITA PRAMESTI SHULBI MUTHI SABILA SALAYAN PUTRI PEREMPUAN 10080011196 ULFI SOFIANI PUTRI PEREMPUAN 10080011201 10080011203 NADIA USHFURI AMINI ISYANA RATU AZIZAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011211 MEGAWATI PUSPITA LESTARI PEREMPUAN 10080011212 10080011214 ANIS YUNITA MEGAWARNI REGINA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011215 ANDRA ASTARI PEREMPUAN 10080011217 10080011218 ENDAH KARTIKAWATI FEBY ADITYA RACHMAYANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011219 DARA QUTNIE PEREMPUAN 10080011222 10080011223 DONA HELISANTIKA TIVANY SELVYA RAHARJA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011225 CHARISMA INDRIATI YUNIAR PEREMPUAN 10080011226 10080011227 ALFI FAUZIA HAKIM GINA PUSPA GARINI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011231 LOLYTA CHANTIKA PARAMA PEREMPUAN 10080011232 10080011235 WINDA HERLINA ARINI NUR UTAMI DEWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011238 RIKE ELSYAHRA PEREMPUAN 10080011239 10080011240 NADIA DEVI HANDAYANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011241 LUTHFI APRILIASARI PEREMPUAN 10080011246 10080011247 NURULITA AYUNINGTYAS PUTI SARI INTAN PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011249 SYIFA LUTHFIATI PEREMPUAN 10080011258 10080011259 DELIA RINDIANI PUTRI PRISANDINI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011261 NUR AINI KARIMAH PEREMPUAN 10080011263 EMIRA APRILIYANTI PEREMPUAN 147 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 10080011266 RINA KARINA PEREMPUAN 10080011270 NADIA NURUL AFIFAH PEREMPUAN 10080011271 10080011274 AYU DAMELIA PUTRI TIARA PASCANOVIERA ROBAENI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011276 RIDZKA AMMALIA UTARIE PEREMPUAN 10080011277 10080011279 ALMIRA VANIA MUTHIA SARASWATI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011282 KRISWIYANTI PEREMPUAN 10080011283 10080011291 SHAILA LATVIA MISI ISLAMI NURUL ISTIQOMAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011292 ANNISA SUNDUS PEREMPUAN 10080011293 10080011297 ERICA ESTIEN DIAN RODIAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011299 SISKA ANDRIYANI PEREMPUAN 10080011300 10080011301 LULU ILENA GYA ADINDA SONIA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011305 DILLA HASNA HUMAIRA PEREMPUAN 10080011307 10080011313 UTAMI ASTY LESTARI RISYA YOLAVISIANDRA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011314 TIARA RAHMANI PEREMPUAN 10080011315 10080011316 SARAH LATAMA WULANDARI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011324 NADIRA RAHMADINA PEREMPUAN 10080011327 10080011329 SILVIA WANTI SARI AQIA NUR FADHLAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011331 DEBBY TRIANA YULITA PEREMPUAN 10080011333 10080011337 RENITA RYANA SURYA YUSEU NAFISAH PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011339 RISMA RUSMEIKAWATI PEREMPUAN 10080011340 10080011343 DEFIKA ADIKE WIDIANTI PUTRI WULANDEWI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011344 BIAN KISKE PEREMPUAN 10080011345 10080011346 SILVIA RATNA SUMINAR SARAH SABILI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011347 ROSINTA WULANDARI PEREMPUAN 10080011351 10080011354 TRI MEGAWATI NIDIA SYIFA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011358 VENIA SARASWATI PEREMPUAN 10080011360 10080011361 EVA KARLINA AJENG FITRIYANI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011366 ANNISA GUSLIANI PEREMPUAN 10080011367 10080011368 VELGA PRISCILLIA EVELIN LARAS PERMATASARI PEREMPUAN PEREMPUAN 148 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 10080011372 HEMAS AJENG AL HASANAH MUJABBARAH PEREMPUAN 10080011373 YAYU IKLIMATIN PUSPITA PEREMPUAN 10080011381 10080011382 TRIA ISLAMIYATI SOPHIA NOVITA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011383 SINTYA DIANSARI PEREMPUAN 10080011385 10080011386 FANY ARIANI ERVI RIZQIKA HANAPUTRI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011389 GADIS FATIHAH PEREMPUAN 10080011391 10080011402 REINDRA USMANSYAH HANSA AMIYANANDA PEREMPUAN PEREMPUAN 10080011407 DEA FITRI OKTORA PEREMPUAN 10080011410 10080086338 PEGGY CHARLET VEIBY L USYE ROS ENDAH WANGI PEREMPUAN PEREMPUAN 10080097188 RENNY ANGGRAINI PEREMPUAN 10080097307 11080004096 HISNARITA ROZA SENSIE GINA LUSIANI PEREMPUAN PEREMPUAN 11080007439 MIRSI NIRA INSANI PEREMPUAN 11080008277 11080008322 NINDYA YUDHIANI RICA SUSANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 11080009414 IRMA ROSDIANA PEREMPUAN 11080009421 11080009424 AMMY RAKHMIATI SUCI DISA UNI FLORA FERNANDO PEREMPUAN PEREMPUAN 11080010307 AMELIA FITRIN PEREMPUAN 11080010308 11080010309 NURAENI MUSLIM DIAN KURNIA ROSDIYANTI PEREMPUAN PEREMPUAN 11080010336 RETNO SEPTIAWATI WULANDARI PEREMPUAN 11080010340 11080010341 ASTRIA DE VITHA ARNIS RIZKY PEREMPUAN PEREMPUAN 11080010342 DIAN ANGGRAINI PEREMPUAN FILM DRAMA KOREA DI INDOSIAR Boys Before Flowers DEMAM serial Korea tahun ini dipicu suksesnya serial flamboyan Boys Before Flowers. Ini gelombang lanjutan dari demam sebelumnya. Tahun 2002 kalau Anda ingat pemirsa TV dibuat tergila-gila sosok Won Bin dan Song Seung Hoon gara-gara serial Endless Love yang mengharubiru itu. Tak lama setelah itu ada serial Winter Sonata (SCTV) dan membuat orang tersadar akan ketampanan khas Bae Young Joon. Tahun 2006 Jewel In The Palace membuat ibu-ibu juga kembali melirik serial Korea. Kali ini Lee Young Ae yang cantik menjadi bintang. Terbius pesonanya, biasanya kita meneruskan dengan berburu serial Korea lainnya. Alhasil korak-korek, tanya-tanya teman pun dilakukan. Kalau kebetulan Anda masih bingung, kami ingin memberi referensi 25 serial Korea yang layak koleksi. Kriterianya tentu saja luas, rating, jalan cerita, dan taburan bintang-bintangnya. Sebagian besar serial yang masuk daftar sudah pernah muncul di TV lokal. Tapi kalaupun ada yang belum, rasanya Anda tidak akan kesulitan mendapatkan DVDnya yang beredar luas. Di beberapa toko, serial lama sudah bisa ditemukan DVD originalnya. Mudah-mudahan dengan begitu Anda punya pegangan dalam memilih serial Korea bermutu. Selamat berburu DVD. Endless Love (KBS, 2000) 149 150 Baru di episode pertama saja, serial yang di Korea berjudul Autumn Fairy Tale sudah berhasil membuat air mata penonton menetes. Episode selanjutnya, makin “sadis” lagi. Lika-liku perjalanan hidup dan cinta segitiga Eun Suh (Song Hye Kyo), Yoon Jun Suh (Song Seung Hoon), dan Tae Suk (Won Bin) benar-benar memeras air mata. Sejak kecil, Eun Suh (masa kecilnya diperankan Moon Geum Young) biasa hidup di keluarga kaya dan bahagia. Kehidupan itu berbanding terbalik dengan Shin Ae (kecil dimainkan Lee Ae Jeong, dewasa dimainkan Han Chae Young), teman satu kelas Eun Suh yang berasal dari keluarga miskin dengan kakak bajingan dan ibu galak yang kerap berlaku kasar padanya. Tapi kondisi berbalik ketika ayah Eun Suh mengetahui sebuah rahasia. Shin Ae dan Eun Suh tertukar di rumah sakit saat bayi. Sejak itu keadaan berbalik. Shin Ae tinggal bersama keluarga kaya raya yang kemudian pindah ke luar negri, Eun Suh tinggal di rumah sederhana bersama ibu kandungnya. Ketika tumbuh dewasa, konflik cinta pun melanda. Penayangan Endless Love di TV lokal beberapa tahun silam pastinya sangat berkesan untuk Anda. Untuk pecinta kisah melodrama, serial ini bisa dikatakan sempurna mengaduk emosi. Nonton dua episode pertama, dijamin banjir air mata. Akting Song Hye Kyo, Song Seung Hoon, Won Bin, dan Moon Geum Young menambah kesempurnaan. Musik back sound yang mendayu-dayu makin mempersedih suasana. Konflik cinta segitiga antara dua cowok tampan jelas bikin penonton susah berpihak. Song Seung Hoon ganteng, tapi Won Bin keren. Mungkin agar pendukung keduanya tak ada yang merasa menang atau kalah, kisahnya dibuat sad-ending. Sekalian, nangis-nangis semua deh! I’m Sorry I Love You (KBS 2004) Meski tak sedahsyat Endless Love, Winter Sonata, atau BBF, I’m Sorry I Love You salah satu serial paling berkesan buat Bintang. Sulit rasanya tak ikutan bersimpati pada tokoh Cha Mo Hyuk yang dimainkan sempurna oleh So Ji Sub. Untuk peran tokoh berandal melankolis, So Ji Sub ahlinya. Di balik badannya yang tinggi tegap dan macho, wajahnya yang dingin, sedikit kata-kata dan tatapan matanya yang sendu, akan melelehkan hati wanita. Seorang sahabat Bintang bahkan masih hapal betul adegan per adegan serial ini, dan akan bergumam, “Oppa, saranghae!” setiap kali mengingat akting So Ji Sub. Konflik cinta di I’m Sorry I Love You cukup kompleks. Mulai dari mencintai kekasih, mencintai orang tua, dan kakak-adik. Bermula dari kehidupan Mo Hyuk yang kembali ke Korea untuk mencari ibu kandungnya. Di luar dugaan, sang ibu ternyata seorang aktris terkenal, berkecukupan, dan tinggal bersama adiknya, Choi Yoon (Jung Kyung Ho) yang seorang penyanyi. Merasa ditelantarkan, Mo Hyuk berusaha masuk 151 lebih dekat ke keluarga ibunya untuk membalas dendam. Ia memanfaatkan Song Eun Chae (Lim Soo Jung), gadis yang pernah ditolongnya saat di Australia yang ternyata sahabat Choi Yoon sejak kecil merangkap asisten pribadi. Mo Hyuk berpacaran dengan Eun Chae saat tahu sang adik mengidap penyakit jantung dan tak bisa hidup tanpa Eun Chae. Tapi lama-lama perasaan cintanya pada Eun Chae tulus. Belakangan, ia juga baru mengetahui, apa yang membuat sang ibu tega membuang dia dan saudara kembarnya. Ternyata bukan murni kesalahan sang bunda. Mo Hyuk makin bingung. Rasa cintanya pada Eun Chae akan menyakiti ibu dan adiknya. Karenanya ia hanya dapat berkata, “Maaf, aku mencintaimu.” Memories In Bali Salah satu alasan kuat mengapa serial ini wajib ditonton, karena memakai Bali sebagai judul. Dan benar, adegan episode pertama dan terakhir memang diambil di Pulau Dewata kebanggaan Indonesia. Oh ya, daerah Kemang Selatan juga disebut-sebut sebagai alamat tinggal Kang In Wook (So Ji Sub) saat di Jakarta. Hmm, tapi entah yang ini syutingnya benar-benar di Jakarta atau tidak. Yang jelas, pulau Bali memang menjadi tempat segala konflik cinta dimulai dan di akhiri. Bermula dari pertemuan Jung Jae Min (Jo In Sung) dan Lee Soo Jung (Ha Ji Won) dalam perjalanan wisata di Bali. Lee So Jung gadis yatim piatu yang bekerja sebagai pemandu wisata. Sebagai putra bungsu pemilik perusahaan Pax, Jae Min bersifat kekanak-kanakan, manja, dan suka semaunya. Sifat itu tumbuh lantaran sepanjang hidupnya diatur keras oleh ayahnya. Pertunangannya dengan Choi Young Joo (Park Hye Jin) pun atas rancangan orangtuanya. Young Joo sebenarnya masih sangat mencintai dan diam-diam ingin kembali berhubungan dengan mantan kekasihnya, Kang In Wook (So Ji Sub), pria dari keluarga sederhana yang bekerja di perusahaan milik keluarga Jae Min. Kembali ke Korea, masalah cinta segi empat ini makin runcing. Di satu sisi, Jae Min dan Lee So Jung makin merasakan getar asmara. Namun tentangan dari keluarga Jae Min menghalangi mereka. Di sisi lain, Lee So Jung yang bertetangga dengan Kang In Wook lama-lama juga merasakan chemistry karena merasa senasib. Perselisihan Jae Min dan Kang In Wook berimbas pada hubungan kerja. Meski posisinya sebagai bawahan Jae Min, Kang In Wook yang cerdas sangat potensial menyaingi kedudukannya. Sayang, perjalanan cinta yang begitu rumit dan membuat bingung diakhiri dengan adegan yang tak memuaskan penonton. Ya, lagi-lagi sad-ending dipilih menjadi pemutus rantai cinta segitiga. 152 Friends (TBS, MBC, 2002) Tanpa perlu puluhan episode, Friends menjadi serial pendek sarat kisah cinta penuh makna. Ya, hanya dalam empat episode, kisah cinta dengan konflik perbedaan latar budaya dan sejarah Korea-Jepang ini layak kami sebut sebagai salah satu serial paling memorable. Menonton akting Won Bin dan Kyoko Fukada di serial ini dijamin bikin Anda senyum-senyum lalu menangis terisak-isak. Pertemuan Ji Hoon (Won Bin) dan Tomoko (Kyoko Fukada) di Hong Kong meninggalkan kesan teramat mendalam bagi keduanya. Secara tak sengaja, Tomoko yang berjalan-jalan seorang diri di Hong Kong kecopetan, dan ditolong Ji Hoon, mahasiswa perfilman yang sedang membuat proyek film pendek. Keduanya cuma bisa berkomunikasi dengan bahasa ibunya masing-masing. Satu-satunya kesamaan, ada satu huruf kanji yang sama di nama mereka. Sebelum kembali ke negara masing-masing, Ji Hoon dan Tomoko bertukar alamat e-mail dan berjanji terus saling memberi kabar. Saat punya uang cukup untuk ke Korea, Tomoko segera menemui Ji Hoon. Sayang, keluarga Ji Hoon sama sekali tak bersimpati pada Tomoko setelah mengetahui gadis itu berasal dari Jepang. Dendam masa penjajahan Jepang terhadap Korea, dan kultur masyarakat Korea tradisional yang masih kental di keluarga Ji Hoon, tak bisa menerima kehadiran menantu orang Jepang. Belum lagi, Ji Hoon masih harus memenuhi kewajibannya sebagai pemuda Korea, mengikuti wajib militer selama dua tahun. Akankah dua insan beda negara itu bersatu? Winter Sonata (KBS2, 2002) 153 Ini serial yang membuntuti Endless Love, sebagai serial Korea sukses di Indonesia. Meski tak kalah mellow dari Endless Love, Winter Sonata berakhir bahagia dan mendatangkan kegairahan baru buat pecinta drama Korea. Tak kalah romantis dan tak kalah menguras air mata. Keunggulannya, serial ini didukung seting musim salju Korea yang romantis. Sukses serial ini berimbas pula pada sektor pariwisata Korea. Wajah melankolis Bae Yong Jun tak kalah disukai dibanding pemain muda di Endless Love. Winter Sonata bukan cuma mengangkat nama Bae Yong Jun menjadi ikon drama Korea paling digandrungi, tapi juga menjadikan drama Korea kian berjaya di Asia. Setelah serialnya usai, banyak turis mengunjungi Korea demi menjelajahi lokasi syuting Winter Sonata. Serial ini pula yang membawa serial Korea belakangan menginvasi negara Asia lain, terutama Jepang. Jewel In The Palace Ini drama klasik Korea terbaik yang sangat layak tonton. Sebelum tayang di Indonesia, sudah mendulang sukses di Taiwan, Hong Kong dan China. Beruntunglah penonton di Indonesia meski telat dua tahun- bisa ikut menikmati serial yang sukses mengangkat kembali nama Lee Young Ae. Di sini, ia dapat peran utama, Suh Jang Geum, tabib istana kenamaan pada masa Dinasti Choseon. Kisah berlatar sejarah ini terbilang cukup kompleks. Ada unsur heroik, drama, percintaan, juga sisi edukatif karena menjabarkan seluk beluk makanan dan obat-obatan tradisional Korea. Menonton film ini, seperti belajar sejarah Korea dengan cara yang menyenangkan. Ya, daya tarik budaya Korea, mulai dari bangunan kerajaan, dapur kerajaan, hingga pakaian istana dan kepangan para dayang sungguh menggugah minat penonton yang awam soal budaya dan sejarah Korea. Tak heran, serial berjudul asli Dae Jang Geum ini sukses mendobrak batasan bahasa dan kebudayaan, berhasil menjadi tayangan utama di kawasan Asia dan Amerika, dan disebut-sebut menjadi gebrakan ketiga Hallyu setelah My Sassy Girl dan Winter Sonata. 154 Sad Love Song (MBC, 2005) Dari judulnya sudah ketahuan, cerita yang diusung pasti mengenai kisah cinta berujung tangis. Sad Love Song dikenal pula dengan beberapa judul: Sad Love Story, Sad Sonata. Agak mirip Winter Sonata, ada kisah cinta yang terhalang perubahan jati diri. Tapi penonton dijamin betah menyaksikan pemandangan yang diambil di Korea dan New York. Siap-siap sekotak tissu sebelum menonton. Pasalnya Kwon Sang Woo dan Kim Hee Sun bakalan membuat Anda sesenggukan. Tiga karakter utama mengusung tiga cerita berbeda. Suh Joon Young (Yoo Seung Ho) terlahir sebagai anak dari ibu yang dulunya pekerja seks dan kini pemilik bar di daerah permukiman tentara Amerika di Seoul. Ia bersahabat dengan Park Hae In, gadis buta yatim piatu yang dibesarkan tantenya, Audrey. Namun pernikahan Audrey dengan tentara Amerika, membawa Joon Young dan Hae In berpisah. Hae In pindah ke New York, Joon Young tetap di Korea. Penonton baru menyaksikan penampilan Kwon Sang Woo pas Joon Young diceritakan beranjak dewasa. Pernikahan ibunya dengan Choi Jun Il membawa Joon Young berganti nama jadi Choi Joon Kyu saat SMU. Penggantian nama ini kelak jadi pemicu tragedi cinta dalam hidup Joon Young dan Hae In. Di sekolah, Joon Young bersahabat baik dengan Lee Gun Woo (Yeon Jung Hoon), putra seorang pengusaha kaya. Joon Young kesulitan melupakan bayangan Hae In. Ia sadar, cintanya pada gadis itu sulit pupus. Di New York Hae In (diperankan Kim Hee Sun) tak kalah menderita teringat cintanya pada Joon Young. Pertolongan datang saat Lee Gun Woo meneruskan kuliahnya ke New York. Pertemuan pertama dengan Hae In, segera melahirkan cinta di hati pemuda itu. Hotelier (MBC, 2001) 155 Hotelier tak seperti serial drama cinta kebanyakan. Mengambil seting cerita kehidupan bisnis perhotelan. Memang lebih cocok untuk konsumsi penonton dewasa. Ada banyak pelajaran berbisnis dari tokoh Frank yang benar-benar ada, bukan semata imajinasi penulis skenarionya, Kang Eun Kyung. Tapi kolaborasi dua mega bintang Korea, Song Hye Kyo dan Bae Yong Jun menjadi salah satu daya pikat serial 20 episode ini. Bae Yong Jun memainkan karakter spesialis akuisisi dan merger hotel, Frank Shin Dong Hyuk yang pintar. Sebagai Li Min Hyeong yang trendi dengan rambut pirang di Winter Sonata, maupun sebagai Frank yang bergaya serius di Hotelier, Bae Yong Jun sama memikatnya. Frank yang lulusan Harvard dan tak punya minat pada apa pun kecuali uang. Semula berdiam di Amerika bersama orangtua angkatnya. Order dari Konglomerat Kim Bock Man membuatnya kembali ke Korea, mengurusi pengambilalihan hotel Seoul yang kacau sejak kematian pemiliknya. Kim terpaksa membayar mahal Frank setelah gagal merebutnya dari kepala manajer hotel, Han Tae Jun. Tokoh Han Tae Jun diperankan aktor kawakan berwajah simpatik, Kim Seung Woo yang akhirnya jadi rival Frank. Urusan makin berbelit ketika keduanya sama-sama jatuh hati pada manajer Suh Jin Young (Song Yun Ah). Pada saat bersamaan, putri Kim Bock Man, Kim Yun Hee (Song Hye Kyo) yang bekerja sebagai waitress hotel juga kepincut Tae Jun. Stairway to Heaven (SBS 2003) Lagi, serial Korea penguras air mata. Apalagi pemainnya Choi Ji Woo dan Kwon Sang Woo, yang jago memainkan mimik sedih. Choi Ji Woo telah membuktikannya di Winter Sonata, sementara Kwon Sang Woo di Sad Love Story yang kisahnya setipe. Untuk penonton yang senang termehek-mehek, cocoklah. Di Korea, Stairway to Heaven tercatat di urutan nomor tiga serial terpopuler tahun 2004. Cerita berawal dari Cha Song Joo (Kwon Sang Woo) dan Han Jung Suh (Choi Ji Woo), dua bocah yang bersahabat karib sejak kecil. Pernikahan kedua ayah Jung Suh dengan janda dua anak, Tae Mira mempertemukannya dengan Han Tae Hwa dan Han Yuri (Kim Tae Hee). Dari sekadar senang, Tae Hwa berubah jadi jatuh cinta pada Jung Suh. Sayangnya Jung Suh menyukai Song Joo yang juga disukai Yuri. Konflik mulai runcing ketikaYuri menabrak Jung Suh hingga amnesia. Tae Hwa memanfaatkan sakit amnesia Jung Suh dengan membawanya kabur. Ia memaksa Jung Suh hingga tercipta kesan mereka sejoli, bukan saudara tiri. Namanya pun berganti Kim Ji Soo. Lima tahun berlalu, Yuri kini bersama 156 Song Joo. Namun bayangan Jung Suh tak pernah lenyap dari benak Song Joo. Sampai kemudian ingatan Kim Ji Soo kembali pulih dan fakta pun sulit dipungkiri. Tae Hwa duluan merelakan Jung Suh kembali ke sisi Song Joo. Ujian cinta Song Joo-Jung Suh masih terus berlanjut. Jung Suh dinyatakan menderita kanker mata, bakal buta dan hidupnya tak berlangsung lama. Tak mau Song Joo menderita, Jung Suh memutuskan berpisah dan bikin pengakuan palsu, dirinya lebih mencintai Tae Hwa. Tapi, saat kebutaan benar-benar terjadi, Jung Suh curhat pada Tae Hwa, perasaan cinta sejatinya terhadap Song Joo tanpa tahu yang dicurhati sebenarnya Song Joo, bukan Tae Hwa. Inilah puncak kesedihan yang bakal bikin hati penonton serasa mau rontok. All About Eve (MBC, 2000) Kalau Hotelier mengambil seting bisnis perhotelan, All About Eve berkutat pada kehidupan dua presenter TV berbeda karakter. San Mei (Chae Rim) sekolah ke London demi mengobati luka hatinya ditolak abang sepupunya, Yu Cen (diperankan Han Jae Suk). Hatinya terhibur dengan kebaikan dan perhatian besar Siang Ce. Pulang ke Seoul, San Mei mengira semua akan kembali normal. Ternyata pesaingnya,Yin Mei (Yoon Mi, diperankan Kim So Yun) makin merajalela dan semena-mena. Nah, seperti dongeng Cinderela, sang putri harus didzolimi dahulu baru hidup bahagia bersama pangeran! Di Korea, All About Eve pernah menjadi tayangan paling ditunggu. Duet Jang Dong Gun dan si manis Chae Rim heboh dibicarakan. Di Taiwan, serial ini dikategorikan sebagai drama Korea paling populer tahun 2000. Mereka memberinya 5 bintang dan menyebutnya sebagai dongeng Cinderela versi dunia kerja. Tak berlebihan, karena konflik dan kisahnya terasa begitu nyata dan mampu menyentil penonton. Penulis skenarionya, Wu Siu Yen (bahasa Mandarin) tak lain pembuat cerita Endless Love. Jang Dong Gun, si tampan penyedot perhatian kali ini muncul sebagai Yin Siang Ce yang ganteng, baik, kaya dan setia pada cinta. 157 Spring Waltz (KBS 2, 2006) Spring Waltz serial bertema musim keempat sekaligus terakhir sutradara Yoon Seok Ho yang diproduksi 2006 lalu. Sebelumnya, Yoon membuat tiga serial bertema musim yang sukses, Autumn Love Story atau di Indonesia diberi judul Endless Love, Winter Sonata, dan Summer Scent. Tentunya sudah bisa dibayangkan dong, bagaimana gaya serial garapan sutradara kelahiran 4 Juni 1957 ini? Formula yang dipakai masih serupa. Ada kisah masa kecil, masalah ekonomi keluarga, penyakit, dan cinta segi tiga. Soal kisah sedih, Spring Waltz masuk kategori potensial meneteskan air mata. Tapi masalah ending, kali ini sutradara Yoon lebih lugas. Penonton tak dibiarkan menangis karena salah satu tokohnya meninggal atau penasaran karena ke mana kisah cinta berujung tak jelas. Paling menarik, serial ini menyuguhkan pemandangan yang sungguh memanjakan mata. Yoon tahu benar mengambil seting indah yang menjadi salah satu alasan penonton betah menyaksikan serial sepanjang 20 episode ini. Bila Winter Sonata menyuguhkan pemandangan indah musim dingin di Korea, Autumn Love Story mengambil seting musim gugur, dan Summer Scent memanfaatkan keindahan musim panas, Spring Waltz, seperti dugaan Anda, pasti berseting musim semi. Istimewanya, sutradara Yoon memadukan keindahan panorama alam Korea dan Eropa. Mulai dari musim dingin di Wina, Austria, sampai ke pulau terpencil di Korea dengan pemandangan padang rumput, pantai indah, dan bunga-bunga berwarna kuning. Sekilas malah mirip-mirip film India sih, untung tak ada adegan menari dan menyanyi segala. A Love to Kill (KBS2, 2005) 158 Bagaimana jadinya jika penulis skenario serial drama romantis I'm Sorry I Love You kembali membuat kisah yang mengangkat kehidupan gangster? A Love to Kill, jawabnya. Seperti I'm Sorry I Love You, serial buah karya Lee Gyeong Hi ini mengangkat kisah percintaan yang dilatari pembalasan dendam seorang gangster. Bedanya, kehidupan gangster yang ditampilkan di serial produksi KBS2 ini lebih dominan. Yang membuat serial ini heboh diperbincangkan, penunjukkan Rain sebagai aktor utamanya. Apa enggak salah? Rain yang biasa tampil kocak, imut-imut, dan konyol di serial sebelumnya, berubah total menjadi sosok dingin. A Love to Kill mengisahkan kehidupan keras Kang Bok Gu (Rain), seorang petarung dan penagih utang, bersama teman wanitanya, Han Da Jung (Kim Sa Rang). Bok Gu berasal dari keluarga yang berantakan. Ayahnya anggota gangster, ibunya yang tidak tahan akhirnya meninggalkan mereka. Satu-satunya orang yang disayanginya hanyalah kakak laki-lakinya, Kang Min Joo (Kim Young Jae). Kang Min Joo yang menjadi harapan Bok Gu pun menghilang 10 tahun lalu. Sejak saat itu, Bok Gu tumbuh menjadi pria yang dingin. Penampakan Rain di sini memang jauh lebih keren dan maskulin ketimbang di Full House. Maklum, peran Rain cenderung antagonis dan lebih serius. Ini daya tariknya? Mungkin. Yang jelas, agar tampil maksimal, Rain rela menurunkan berat badan demi kesempurnaan tokoh Kang Bok Gu. “Saya khawatir berat badan dapat mengganggu akting. Karena itu saya melakukan lompat tali sebanyak 2 ribu kali sehari. Saya juga melakukan diet dengan tidak mengonsumsi dada ayam dan ikan kalengan,” bebernya. Hey, mirip Kim Bum yang ganti imej dari BBF ke Dreams, ya? Boys Before Flowers (KBS 2, 2008) Serial produksi KBS ini memang menjadi fenomena tak terduga dari industri serial hallyu. Sebelum penayangan perdananya di Indosiar 1 Juni lalu, BBF sudah jadi pergunjingan seru di kalangan pecinta serial korea. Di luar kisahnya yang khas Korea, segar, tata artistik megah, lagu soundtrack yang nampol, pembentukan imej karakter F4 Korea terbilang berhasil. Goo Jun Pyo (Lee Min Ho), Yoon Ji Hoo (Kim Hyun Joong), So Yi Jung (Kim Bum), dan Song Woo Bin (Kim Joon) dengan cepat melumerkan hati penggila serial Korea, sekaligus menggaet penggemar baru. Meski dibayangi Meteor Garden (MG) dan Hana Yori Dango (HYD) yang sudah ngetop duluan, BBF mampu bersaing. Perolehan ratingnya di Korea mencatat angka spektakuler, 35,5 pada episode 18, dan ditutup dengan angka 34,8 di episode terakhir. Di Filipina, rating BBF 159 episode pertama mencapai 24,6, dan langsung menempati posisi ke-8 dari peringkat 10 besar acara berating tinggi. Di Taiwan posisi BBF langsung mencuat di tiga besar, terutama sejak kedatangan Lee Min Ho dan Goo Hye Sun ke negeri Tau Ming Se itu. Di Indonesia, tak perlulah bicara soal rating. Cukup puas rasanya Bintang mengupas habis all about BBF dalam 10 edisi plus satu edisi full BBF. Rasanya tak perlu lagi dijelaskan panjang lebar, apa alasan kuat BBF layak dikoleksi. Anda pasti lebih tahu jawabannya, kan? Hwang Jini (KBS, 2006) Korea punya sejarah dan tradisi yang menarik dikuliti dari berbagai sisi. Soal kehidupan para juru masak istana, berhasil divisualisasikan dengan menawan lewat Jewel In the Palace. Kali ini, Hwang Jini mengupas kisah yang tak kalah menarik, kehidupan Gisaeng atau gadis penghibur istana di masa dinasti Joseon. Menonton Hwang Jini membuat penonton memahami bagaimana lika-liku kehidupan gadis penghibur dari sisi positif. Jangan pandang mereka sekedar gadis-gadis yang menjual kemolekan fisik. Hwang Jini membuktikan, seorang Gisaeng tak semata menjual tubuh. Butuh kecerdasan, kegigihan, keterampilan seni, serta kemampuan mempengaruhi orang lain. Ha Ji Won memerankan tokoh Hwang Jini dengan sangat menawan. Mimik wajah sedikit nakal, ambisius, dingin, tapi menarik berhasil dimainkan pemain serial Memories in Bali ini. Apalagi didukung tata makeup dan kostum wah ala kerajaan Korea. Kesan elegan dan kecantikan klasik Korea benar-benar terasa. Sosok Hwang Jini sendiri cukup inspiratif. Ia gadis cerdas, pandai memainkan alat musik, menari, berkuda, dan sedikit licik. Sifat licik ini muncul bukan tanpa sebab. Kisah cintanya dengan putra bangsawan kerajaan, Kim Eun Ho (Jang Geun Suk), yang berujung tragis membuatnya tumbuh menjadi wanita yang penuh strategi dalam menghadapi lelaki. 160 Iljimae (SBS, 2008) Jangan bandingkan Iljimae dengan BBF, Full House, atau Endless Love. Iljimae tak seperti serial melodrama Korea kebanyakan. Iljimae kisah seorang pahlawan misterius. Ia mencuri harta kekayaan milik pejabat pemerintahan pada malam hari, dan membagi-bagikan hasilnya untuk rakyat kecil. Karenanya, Iljimae dicintai rakyat tapi dimusuhi pejabat. Tak ada yang tahu pasti, siapa Iljimae sebenarnya. Dalam setiap aksinya, ia memakai topeng. Banyak yang bilang, Iljimae kisah Robin Hood versi Korea. Peran Iljimae jatuh ke aktor yang tepat, Lee Jun Ki. Ya, akting Jun Ki dalam film berlatar sejarah seperti ini tak perlu diragukan. Pembuktiannya cukup berhasil di film The King and The Clown yang menjadi fenomena tersendiri di perfilman Hallyu. Dan Lee Jun Ki tak berjuang sendirian. Aktor dan aktris pendukung, seperti Lee Moon Shik, Yeo Jin Goo, dan Kim Yoo Jung tak tenggelam di balik Lee Jun Ki. Tak heran mereka menyapu bersih 5 penghargaan aktor terbaik di SBS Drama Awards 2008. Sukses Iljimae disusul Iljimae Returns. Banyak yang bilang Iljimae Returns bukan sekuel Iljimae, karena diproduksi oleh stasiun TV MBC, pemain utamanya pun bukan Lee Jun Ki, melainkan Jung Il Woo. Hmm, wajar kalau satu produksi sukses diperebutkan! Full House (KBS2, 2004) 161 Serial yang tayang periode Juli-September 2004 ini mungkin salah satu yang paling dibicarakan pecinta drama Korea hingga saat ini. Akting Rain dan Song Hye Kyo benar-benar gemilang. Chemistry keduanya pun begitu lekat, tak tergoyahkan. Bermodalkan cerita tipikal drama Korea, Cinderella Story, alur serial ini berkembangkan maksimal. Ada banyak hal menarik yang bisa disimak penonton. Rain, yang sukses dan besar sebagai penyanyi benar-benar berakting prima sebagai Lee Young Jae, artis top yang punya pembantu rumah tangga penulis pemula, Han Ji Eun (Song Hye Kyo). Marah-marahnya Lee Young Jae pada Han Ji Eun yang diam-diam dicintainya benar-benar pol dan kadang-kadang kocak. “Hei penulis ayam,” begitu dialog yang akan Anda sering dengar. Adegan ledek-meledek, pertengkaran, hingga sikap egois dan manja Lee Young Jae bisa menggemaskan siapa saja. Han Ji Eun yang polos dan lugas juga membuat penonton mudah jatuh hati. Bahkan, jargon “azza azza fighting!” yang biasa dilontarkan jadi populer dan melekat di hati pecinta serial ini. Pokoknya serba asyik! Ratingnya yang mencapai 42,2% menjadi bukti popularitas serial ini. Akhir happy ending yang menampilkan metamorfosa Lee Young Jae, yang berubah dari cowok pemarah dan egois, jadi suami Han Ji Eun yang lembut dan penuh kasih sayang menerbitkan harapan banyak orang, Rain dan Song Hye Kyo benarbenar jadi pasangan di duniat nyata. Gosipnya memang sering terdengar, tapi seiring waktu keduanya tak pernah mengklarifikasi. Tapi hingga sekarang pecinta serial ini belum putus harapan agar keduanya bisa kembali dalam Full House 2. Princess Hours/Goong (MBC, 2006) Duet Joo Ji Hoon dan Yoo Eun Hye sebagai pasangan pangeran dan putri yang kawin karena perjodohan benar-benar romantis dan dramatis. Tapi harus diakui keduanya sukses sebagai lokomotif serial yang memadukan gaya klasik dan modern ini. Anda akan tertawa, menangis, dan emosi menyaksikan alur cerita yang dikemas sedemikian rupa. Ceritanya tentang pangeran Lee Shin (Joo Ji Hoon) yang gagal menikahi kekasihnya, Min Hyo Rin (Song Ji Hyo) yang lebih memilih jadi pebalet profesional. Tapi karena desakan pihak istana, Shin menikahi gadis yang telah dijodohkan oleh kakeknya. Gadis itu tak lain Shin Chae Kyung (Yoon Eun Hye), adik kelasnya yang di sekolah paling sebal melihat pengawalan ekstra ketat yang dilakukan pada Shin. Kehidupan rumah tangga mereka jelas jauh dari ideal. Shin yang ganteng, populer, terbengong-bengong dengan Chae Kyung yang tomboi, cuek, selalu harus bersusah payah belajar etiket dan tata krama istana. Tapi perbedaan itu yang justru membuat keduanya saling mengisi. 162 Hidup Shin yang datar tanpa banyak kejadian unik, jadi penuh warna dan tak membosankan begitu Chae Kyung hadir. Tapi kisah cinta mereka jadi penuh duri karena kehadiran kembali Hyo Rin yang ingin posisinya di hati Shin kembali seperti sedai kala. Suasana makin panas dengan hadirnya pewaris tahta yang hilang, Lee Yul (Kim Jung Hoon) yang berusaha merebut Chae Kyung. Drama yang mengudara Januari 2006 ini benar-benar menarik penonton muda. Sampai-sampai sang kreator membuat sekuelnya, Goong S yang menjual nama besar Se7en. Sayang tak bisa mengulangi kesuksesan. Coffee Prince (MBC, 2007) Susah memang menjadi Han Kyul (Gong Yoo), putra pengusaha yang belum menemukan tujuan hidup di usia memasuki kepala 3. Untunglah ada Goo Eun Chan (Yoon Eun Hye), si tomboi yang menyamar jadi cowok di kedai kopi Coffee Prince yang diserahkan pada Han Kyul sebagai taruhan masa depannya. Kalau dalam 3 bulan balik modal, Han Kyul diperbolehkan nenek dan orangtuanya bekerja di New York. Selama menjadi manajer Coffee Prince, Han Kyul banyak terinspirasi Eun Chan yang pantang menyerah dan selalu semangat. Bahkan Han Kyung diamdiam jatuh cinta pada Eun Chan. Tapi karena Han Kyul tahunya Eun Chan cowok, jadilah dilema besar menghantui hidupnya. Benar-benar miris deh melihat Han Kyul stres menghadapi masalah yang dipikirnya sangat pelik. Tak heran ketika akhirnya Eun Chan mengaku dirinya perempuan, Han Kyul marah besar. “Tadinya saya sudah siap hidup sebagai gay demi kamu. Ternyata kamu perempuan? Kamu tahu betapa hancurnya hati saya sebelum ini?” Meski hatinya hancur akibat dibohongi, Han Kyul tak bisa tinggal diam. Dia tak mau Eun Chang jatuh ke pelukan sepupunya, Han Sung (Lee Sun Gyun). Harus diakui Gong Yoo yang ganteng dan punya senyum supermanis, benar-benar mempesona sebagai Han Kyul yang iseng, suka main-main, tapi sangat setia kawan. Adegan lucu benar-benar bikin ngakak, adegan sedih bakal mengiris hati. Yoon Eun Hye sekali lagi membuktikan kepiawaiannya sebagai pencetak serial laris. Dia yang tampil super manis dan cantik sebagai Shin Chae Kyung di Princess Hours luntur di balik pakaian kasual dan gerak-geriknya yang seperti cowok. Coffee Prince sukses mencetak rating tertinggi 30,8 sebagai salah satu tontonan nomor satu musim itu. 163 My Lovely Sam Soon (MBC, 2005) Tidak cantik, tidak langsing, juga tidak muda, bukan berarti tidak bisa dicintai. Itulah yang ditunjukan Kim Sam Soon yang diperankan Kim Sun Ah dengan baik. Sam Soon memadukan kepandaian memasak dan sikap ceplas-ceplos untuk menarik perhatian pria. Tapi ibarat mutiara, kalau terkubur saja di dasar lautan, tentu tidak ada yang bisa melihat kilaunya. Sam Son kurang lebih sama. Sifat baiknya, tertutup penampilannya yang biasa-biasa saja. Sam Soon secara tragis ditinggal kekasihnya yang selingkuh dengan gadis yang lebih muda, cantik dan dan kaya raya. Kerja sebagai salah satu pelampiasan lukanya. Sam Soon beruntung bisa bekerja di restoran besar milik Hyun Jin Hoon (Hyun Bin) yang dingin dan ketus. Mulanya hubungan sebagai bos dan pegawai mulus-mulus saja. Tapi kemudian beranjak jadi dekat setelah Jin Hoon dipaksa segera punya pasangan oleh ibunya. Tak ada cara lain, Jin Hoon yang merasa nyaman dengan Sam Soon memilih kepala kokinya itu jadi pasangan. “Alasannya saya tidak mungkin jatuh cinta pada kamu,” kata Jin Hoon pede. Tampang biasa dan usia yang lebih tua 3 tahun, makin membuat Jin Hoon yakin pilihannya tidak salah. Sam Soon menerima cinta kontrak itu karena butuh uang 50 juta won untuk membayar utang ibunya. Kisah cinta dadakan itu tentu saja melahirkan banyak air mata, rasa sakit, dan tentunya intrik tak terduga. Apalagi kemudian mantan pacar Jin Hoon, Yoo Hee Jin (Jung Ryu Won) datang untuk meluruskan perasaan di antara mereka. Sam Soon yang diam-diam mulai mencintai Jin Hoon, langsung patah arang. Tapi Jin Hoon yang sedikit demi sedikit mulai membuka tabir kehidupannya yang sarat luka dan trauma, termakan ucapannya sendiri: jatuh cinta pada Sam Soon. Drama yang dirilis Juni 2005 ini tak hanya melambungkan nama si imut Hyun Bin, tapi juga si tampan Daniel Henney yang berperan sebagai kekasih Ryu Won. My Lovely Sam Soon mencapai rating tertinggi sepanjang sejarah drama Korea 53,4 di pengujung episode. 164 Lovers In Paris (SBS, 2004) Sesuai judul, indahnya kota Paris plus kisah cinta yang sangat mendebarkan. Ceritanya tentang Han Ki Joo (Park Shin Young), CEO perusahaan otomotif ternama Korea, yang lebih banyak menghabiskan waktu di Paris dibanding di negerinya. Akibat kesibukannya, Han Ki Joo harus bercerai dari istrinya. Tidak mudah untuknya mencari orang yang bisa mengurus rumah dan memasak untuknya. Akhirnya bertemulah dia dengan Kang Tae Young (kim Jun Eung), gadis Korea yang tengah kesulitan keuangan. Tae Young sebenarnya tidak terlalu rapi, tidak juga memenuhi syarat ideal sebagai pembantu Ki Joo yang perfeksionis. Tapi Tae Young bisa masak makanan Korea dan selalu memberi pesan menarik dalam memonya. Yang paling penting, Ki Joo bisa memanfaatkan Kang Tae Young sebagai rekan bisnis. Bukan bisnis permobilan pastinya, Ki Joo membayar Kang Tae Young sebagai pacar pura-pura saat bertemu klien. Pembawaan Tae Young yang menyenangkan berhasil memikat rekan bisnis Ki Joo. Hal itu juga yang membuat Ki Joo tak kuasa menahan hati dan jatuh cinta pada Tae Young. Di saat yang sama keponakan Ki Joo, Yoon Soo Hyuk (Lee Dong Goon) juga tertarik pada Tae Young. Tapi cerita cinta itu terpaksa terhenti sementara karena Ki Joo dan Tae Young pulang ke Korea dengan alasan berbeda. Dasar jodoh, di sana mereka berulang kali bertemu tanpa sengaja. Tapi kondisi sedikit berubah dengan kehadiran Moon Yoon Ah (Ooh Joo Eun), mantan teman sekolah Tae Young yang dijodohkan dengan Ki Joo. Yoon Ah ngotot diperistri Ki Joo. So Hyuk memperkeruh suasana dengan kembali ke Korea dan mengejar cinta Tae Young. Tapi karena Tae Young juga punya masalah keluarga yang pelik, dia terpaksa balik ke Paris. Kisah cinta pun kembali ke Paris. Meski tak banyak kisah lucu, pecinta Korea harus nonton kalau mau tahu di mana kelebihan Park Shin Young yang legendaris dan bertarif supermahal itu. 165 My Girl (SBS, 2005) Istri kontrak atau pacar pura-pura? Itu sih biasa. Drama yang ditayangkan SBS Desember 2005 itu mengangkat kisah saudara kontrak. Tersebutlah Seol Gong Chan (Lee Doong Wook) yang pontang-panting mencari sepupunya yang hilang tanpa jejak bertahun-tahun silam. Kondisi sang kakek yang makin melemah membuat Gong Chan makin memperluas pencarian. Tak mau kakeknya penasaran, Gong Chan membayar seorang pemandu wisata yang sempat membantunya menangani turis Cina di Pulai Jeju. Joo Yoo Rin (Lee Da Hae) sekilas pandang memang mirip bibinya yang telah meninggal. Kebetulan Yoo Rin sangat lihai bertakting dan dikenal sebagai pembohong besar. Kedatangan Yo Rin langsung menghebohkan, dan anehnya membuat kakeknya berangsur-angsur pulih. Yo Rin yang tadinya berpikir hanya dikontrak beberapa saat lalu pergi, terpaksa tinggal di rumah keluarga Gong Chan. Di sana perhatian cinta sang kakek benar-benar dicurahkan pada Yoo Rin, dan gadis yang hidup di keluarga miskin itu belajar bertanggung jawab. Masalah muncul karena kakek ingin mengenal keluarga Yoo Rin dan mantan pacar Gong Chan, Kim Sae Hyun (Park Shi Yeon) ingin kembali. Dia tak suka Yoo Rin selalu berdekatan dengan Gong Chan. Bahkan setelah tahu Yoo Rin hanya saudara kontrak, Sae Hyun berani menyelidiki masa lalui Yoo Rin dan memaksanya pergi. Yoo Rin dan Gong Chan yang diam-diam mulai saling suka, dan memutuskan untuk jadi saudara selamanya. Tapi namanya juga cinta, semakin dihindari semakin sulit dibendung. Dan yang menarik dari serial ini, hadirnya juga si ganteng Lee Jun Ki yang berwajah bak porselen sebagai tokoh yang juga mengejar Yoo Rin. Ending serial ini termasuk cukup manis dan mengejutkan. Di ujung hadir juga pasangan Jae Hee dan Han Chae Young yang berperan sebagai cucu asli yang lama hilang. Yang pasti Lee Dong Wook yang ganteng mencapai puncak popularitasnya lewat serial ini. Sassy Girl Chun Hyang (KBS2, 2005) 166 Lucu, sedih, rindu, dendam, dan penuh pengharapan, begitu kira-kira yang bakal Anda rasakan menyimak cerita yang diangkat dari legenda rakyat Korea, Legend of Chun Hyang ini. Perpaduan si ganteng Jae Hee yang selalu terlihat ceria dan konyol, dengan Han Chae Young yang cantik dan cerdas, benar-benar mengesankan masa remaja yang menarik. Ceritanya tentang Lee Mong Ryong dan Sung Chun Hyang, murid SMA yang terpaksa kawin muda karena sebab yang tak mengenakan. Meski tak diperbolehkan hidup layaknya sepasang suami-istri, mereka sering terlibat pertengkaran dan saling cemburu. Apalagi Mong Ryong mengaku masih menyimpan perasaan pada kakak kelasnya, Hong Chae Rin (Park Shin Eun), dan Chun Hyang cukup populer di kalangan pelajar cowok. Tapi semua perbedaan bisa tertutupi karena keduanya punya janji memperbaiki sikap dan prestasi demi mengincar kuliah di Universitas Korea bonafid. Semua cita-cita tercapai, hubungan mereka pun makin dekat. Tapi sayang menjelang pendaftaran, Chun Hyang yang bertekad membiayai sendiri kuliahnya mengalami tragedi keuangan. Semua uang yang dititipkan ke ibunya diinvestasikan di pasar gelap, dan hilang. Alhasil, Chun Hyang tak bisa kuliah. Kesedihan Chun Hyang makin memuncak karena Mong Ryong kembali dekat dengan Chae Rin. Dia pun memutuskan pergi dan merelakan Mong Ryong kembali pada Chae Rin. Menghilangnya Chun Hyang tentu saja membuat Mong Ryong sedih. Dia mulai sadar pada Chun Hyang-lah hatinya tertuju. Perpisahan mereka dimanfaatkan Byun Hak Do (Eom Tae Woong), CEO sebuah manajemen artis. Hak Do menggunakan segala cara untuk mendapatkan Chun Hyang. Tapi Mong Ryong tak ambil pusing. Baginya Chun Hyang istrinya, dan dia berniat melanjutkan pernikahan. Yang membuat serial ini menarik, gradasi cerita yang terus meningkat. Akting Jae Hee yang selalu full senyum saat senang dan berarahdarah saat sedih, sungguh memikat. Hasilnya juga tak mengecewakan. Sassy Girl Chun Hyang menjadi serial nomor satu dengan rating 32,2 persen di awal Januari 2005. My Love Patzzi (MBC, 2002) Kalau ada dua gadis bersahabat, yang satu cantik dan lembut, sedang yang lain bertampang biasa saja dan bermulut tajam, mana yang bakal Anda pilih jadi pasangan? Pasti kriteria pertama bakal dipilih. Serial ini mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang dari fisik belaka. Hati yang baik dan ketulusan tak kalah penting. Si imut Jang Nara berperan sebagai gadis pemarah dan 167 bermulut tajam, Yang Song Yi. Sejak kecil bersahabat namun saling berebut perhatian cowokcowok dengan si cantik Eun Hee Won (Hong Eun Hee). Persaingan berlanjut hingga mereka kerja di suatu taman hiburan. Hee Won mendapat posisi di manajemen dan selalu menapat pujian, sedang Song Yi hanya bekerja sebagai badut. Suatu saat mereka bertemu dua orang yang disukai, Kim Hyun Sun (Kim Rae Won) teman SD mereka, dan Kang Seung Joon (Kim Jae Won), putra pemilik taman hiburan yang sama-sama tampan. Song Yi tak berharap banyak, sedang Hee Won jelas-jelas memperlihatkan ketertarikan pada Seung Joon yang kaya raya. Sayang Seung Joon justru lebih tertarik pada Song Yi yang tulus dan menolongnya saat kecelakaan di taman hiburan. Song Yi terkejut dirinya bisa disukai cowok sekaya dan seganteng itu, tentu saja membalas. Tapi demi mendapatkan sang pangeran, Hee Won menggunakan segala cara untuk menjatuhkan Song Yi. Termasuk menuduh Song Yi sengaja mencelakakan Seung Joon terlebih dahulu sebelum menolongnya. Tentu tak ada yang percaya Hee Won yang cantik dan lemah lembut berbuat senista itu. Semua menyudutkan Song Yi yang kasar. Hanya Hyun Sun yang percaya pada Song Yi. Seung Joon juga tak yakin Song Yi berbuat jahat, tapi opini publik membuat hatinya ragu. Untuk ada banyak orang yang rela membantu Song Yi. Meski begitu, karena sudah terlanjur mendapat tekanan, Song Yi memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali ke kampung halaman. Giliran Hyun Sung dan Seung Joon yang kelimpungan. Shining Inheritance/Brilliant Legacy (SBS, 2009) Untuk sebagian orang, judul drama ini mungkin lebih dikenal daripada jalan ceritanya. Maklum serial yang menembus rating 47,1 ini belum tayang di TV lokal. Namun dijamin kisah cinta Goo Eun Sung (Han Hyo Joo) dan Sung Woo Hwan (Lee Seung Ki) bakal mengaduk emosi Anda. Tidak seperti BBF yang disuka remaja, rentang penggemar serial ini kelihatannya di atas remaja hingga ibu muda. Maklum ceritanya lebih komplek dan fesyen yang diangkat juga lebih mature. Kisahnya tentang Eun Sung, anak pengusaha yang jatuh miskin dalam hitungan hari. Ayahnya meninggal, adik laki-lakinya hilang, ibu dan kakak tirinya lari membawa sisa uang yang dimiliki. Alhasil Eun Sung hidup prihatin dan bekerja sebagai penjual pangsit dan pengantar susu. Nasibnya sedikit berubah ketika bertemu Jang Sook Ja, CEO sebuah perusahaan makanan yang hilang ingatan saat sedang menyamar di pasar. Selama beberapa waktu Sook Ja tinggal dengan Eun Sung, dan begitu sadar dia mengajak Eun Sung tinggal dengannya. Sayangnya, Eun Sung tidak tahu Sook Ja nenek dari Woo Hwan, cowok yang menjadi musuh 168 besarnya. Hampir tiap hari mereka bertengkar. Lebih-lebih ketika Sook Ja memutuskan mewariskan seluruh hartanya pada Eun Sung. Woo Hwan yang tadinya hidup foya-foya, bekerja keras membutkikan dirinya juga pantas menerima warisan. Tapi karena tempat kerjanya sama dengan Eun Sung, persaingan mereka lambat laun berubah jadi pertemanan, untuk kemudian saling jatuh cinta. Tapi halangan di antara keduanya begitu besar. Woo Hwan masih terikat hubungan dengan kakak tiri Eun Sung, Yoo Seung Mi (Moon Chae Woon). Eun Sung sendiri tengah dekat dengan Park Jun Se, lelaki yang selalu menolongnya di masa-masa sulit. Intrik cinta dan harta makin membelit dengan campur tangan ibu tiri Eun Sung yang ambisius dan gila harta serta ayah Park Jun Se (Bae Soo Bin) yang ingin menggulingkan Sook Ja dari posisinya. Pokoknya, meski mencapai 28 episode, sama sekali tidak membosankan deh. Bagaimana, adakah stasiun TV lokal yang berniat menayangkan? World Within (KBS2, 2008) Seluk-beluk percintaan berlatar belakang industri drama TV Korea mungkin baru pertama kali ditemukan, di World Within. Serial ini langsung dilirik pecinta drama Korea karena memasang dua bintang pencetak hit besar, Hyun Bin dan Song Hye Kyo. Hasilnya? Banyak yang bilang ceritanya sedikit berat dan terlalu segmented. Tapi tetap pantas dilirik, karena sangat mengasyikkan melihat dua tokoh utama yang setelah serial usai, menjalin hubungan cinta. Hyun Bin berperan sebagai sutradara terkenal Jung Ji Oh yang kalem dan berkepribadian menyenangkan. Sifatnya bertolak belakang dengan dua koleganya yang lahir dari kalangan berada, Joo Joon Young (Song Hye Kyo ) dan Song Gyu Ho ( Uhm Ki Joon). Joo Young sangat ambisius dan mengincar tiap kesempatan yang datang, sedang Gyu Ho selalu bekerja keras namun tak pernah melepas imejnya sebagai pria borju. Selain intrik soal kerjaan, sulitnya proses pembuatan serial, dan deg-degannya menunggu rating, putus nyambungnya kisah cinta Ji Oh dan Yoon Young juga menarik disimak. Di sini Anda akan menemukan Hyun Bin yang sangat kasual, tapi justru kelihatan cowok banget. Sedang Song Hye Kyo agak tomboi, tampil cantik dengan rambut ala Geum Jan Di. Berhubung mereka mendapatkan scene percintaan yang lumayan banyak, plus adegan ciuman yang hot (mungkin kalau sudah disiarkan TV lokal banyak yang disensor, hehehe), tak heran juga keduanya terlibat cinta lokasi. Eh, tapi jangan cuma tergiur penampilan keduanya. Lewat serial yang baru tayang di Indosiar inilah, kesempatan kita mengetahui seluk-beluk pekerjaan di balik layar industri persinetronan Korea. 169 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama Lengkap : Arfan Firmanto NPM : 10080007364 Fakultas /Jurusan : Ilmu Komunikasi/Public Relations Tempat,Tanggal lahir : Cimahi, 9 Juli 1989 Alamat : Komp. Purn TNI-AU jl. Nuri no 14 Kec. Margaasih Kab.Bandung Riwayat Pendidikan: 1. MI Asih Putra Lulus tahun 2001 2. MTs. Asih Putra Lulus Tahun 2004 3. SMA Mathlaul Anwar Lulus Tahun 2007 4. Universitas Islam Bandung (UNISBA) Semester IX Demikian identitas ini dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Bandung,April 2012 Penulis ………………………… 170