Farmaka - Jurnal Universitas Padjadjaran

advertisement
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
87
REVIEW ARTIKEL: ANTI-miRNA-99b DAN miRNA-223 DALAM VAKSIN
INFLUENZA SEBAGAI INOVASI TERAPI TUBERKULOSIS
Frederick Alexander, Bela Anisa Fitriani, Indriani Saraswati
Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran
Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor 45363, Telp/Fax 022-7796200
[email protected]
Abstrak
Penularan Tuberculosis yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dapat terjadi
melalui interaksi penderita kepada individu disekitarnya yang lebih rentan melalui percikan
dahak (droplet). Dalam laporan World Health Organization (WHO) yang dirilis pada tahun
2015, hampir 9,6 juta kasus TB baru telah muncul dan angka kejadian kematian pada tahun
2014 berjumlah 1,5 juta. Terapi yang umum diberikan pada pasien TB saat ini melalui
pemberian obat anti-TB per oral. Lamanya durasi pengobatan meningkatkan peluang
ketidakpatuhan pasien selama pengobtan yang akhirnya akan mengakibatkan risiko Multi
Drug Resistance (MDR-TB). Penyisipan Anti-miRNA-99b dan miRNA-223 dalam vaksin
influenza sebagai inovasi terapi baru diharapkan dapat meningkatkan efikasi, efektifitas, dan
kepraktisan pengobatan TB.
Kata kunci: Tuberkulosis, anti-miRNA-99b, miRNA-223, dan Vaksin Influenza.
Abstract
Tuberculosis caused by Mycobacterium Tuberculosis can be transmitted by splashes
(droplets) from a patient to another vulnerable individual. According to the World Health
Organization (WHO) report in 2015, nearly 9.6 million new TB cases have emerged and the
incidence of deaths in 2014 amounts to 1.5 million. Treatment is commonly given to current
TB patients through oral administration of anti-TB drugs. The duration of TB treatment
increases the chances of noncompliance during treatment which will eventually result in the
risk of Multi Drug Resistance (MDR-TB). The insertion of Anti-miRNA-99b and miRNA-223
in influenza vaccine as a novel therapeutic innovation is expected to improve the efficacy,
effectiveness, and practicality of TB treatment.
Keywords: Tuberculosis, anti-miRNA-99b, miRNA-223, and Influenza Vaccine.
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
88
PENDAHULUAN
obat anti-TB sebesar 83% pada tahun
Tuberculosis (TB) merupakan salah
satu
masalah
bersifat
kesehatan
masif
Berdasarkan
dan
laporan
global
2014, 53%
untuk multi drug resistence
yang
Tuberculosis (MDR-TB) pada 2013, dan
sulit
diatasi.
hanya sebesar 28% untuk extensively multi
World
Health
drug resistence Tuberculosis (XDR-TB)
Organization (WHO) pada tahun 2015,
(WHO, 2016).
hampir 9,6 juta kasus TB baru telah
Tuberculosis
(TBC
atau
muncul dan angka kejadian kematian pada
merupakan
penyakit
tahun 2014 berjumlah 1,5 juta (WHO,
diakibatkan
oleh
2015). Pada negara-negara berkembang,
Mycobacterium tuberculosa. Penyebaran
7% angka kematian disebabkan karena
TB
penyakit
lainnya seperti tulang, ginjal, nodus limfe
ini.
menggolongkan
Bahkan,
WHO
sebagai
penyakit
TB
dapat
dan
infeksi
TB)
bakteri
menginfeksi
meningen.
yang
kompleks
bagian
tubuh
Mycobacterium
infeksi pertama yang menyebabkan darurat
Tuberculosis termasuk kedalam kelompok
kesehatan secara global (global health
bakteri berbentuk batang dengan ukuran
emergency) (Zaman, 2010).
panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm.
Prevalensi
Tuberculosis di Indonesia pada tahun
Kandungan
2013 sebesar 272 per 100.000 penduduk
Tuberculosis membuat bakteri memiliki
dan tingkat insidensi
mencapai 153 per
kemampuan bertahan dalam kondisi asam
100.000 penduduk dengan angka kematian
serta tahan terhadap zat kimia dan faktor
pada penderita Tuberculosis mencapai 25
fisik.
orang per 100.000 penduduk (WHO,
mikroorganisme yang bersifat aerob yaitu
2014).
menyukai
Selama
ini,
pencegahan
dan
pengobatan TB hanya terbatas pada vaksin
oral
seperti
rifampisin
dan
M.
lipid
pada
Tuberculosis
lingkungan
M.
termasuk
dengan
kadar
oksigen tinggi (Somantri, 2007).
Bacille-Calmette-Guérin (BCG) dan obat
anti-TB
lemak/
Penyebaran penyakit TB terjadi
melalui udara dalam bentuk droplet. Di
isoniazid. Vaksin BCG terbukti hanya
dalam paru-paru,
mencegah berkembangnya penyakit pada
melakukan fungsi fagositosis terhadap
anak-anak, sedangkan obat anti-TB sudah
bakteri
banyak
Tuberculosis).
yang
mengalami
multi
drug
makrofag alveolar
penginfeksi
Interaksi
(Mycobacterium
antara
M.
resistence (MDR). Fakta menunjukan,
Tuberculosis dan reseptor makrofag (Toll-
keberhasilan pengobatan TB menggunakan
like receptors / TLRs) menghasilkan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
89
kemokin (IL-8, monocyte chemoattractant
sitokin yang disekresikan oleh makrofag
protein-1
macrophage
dan sel T melalui induksi sistem imun serta
inflammatory protein-1 alpha (MIP-1α))
untuk mencegah terjadinya penyebaran
dan
(MCP-1),
sitokin
(IFN-γ),
(interferon-γ
bakteri
dalam
makrofag.
Namun,
interleukin-2 (IL-2), IL-12, IL-18, tumour
granuloma ini juga menyediakan tempat
necrosis factor-α (TNF-α)), yang berperan
tinggal bagi M. Tuberculosis dalam jangka
sebagai sinyal adanya infeksi (Day, et al.,
waktu yang relatif lama. Bakteri yang
2010).
menginduksi
bersifat laten dapat teraktivasi kembali
migrasi monosit dan sel-sel dendrit dari
ketika adanya ketidakseimbangan sitokin
aliran darah menuju ke bagian paru-paru
(Jordao dan Otilia, 2011).
Sinyal
tersebut
yang mengalami infeksi. Sel-sel dendrit
selanjutnya
akan
meliputi
bakteri,
Pasien baru TBC adalah pasien
yang belum pernah mengalami perawatan
kemudian matang, dan bermigrasi ke
TBC
pembuluh limpa. Bakteri tersebut akan
memiliki riwayat pengobatan obat anti-
dihancurkan oleh CD4 dan CD8 sel T di
TBC selama kurang dari satu bulan. Pasien
pembuluh limpa. Adanya respon mediator
baru TBC direkomendasikan menerima
inflamasi
pengobatan berkelanjutan selama 6 bulan
membuat
sel
T
kembali
sebelumnya,
bermigrasi menuju situs infeksi di paru-
dengan
paru.
(2HRZE/4HR)
Fenomena
berkelanjutan
migrasi
menuju
sel
situs
yang
infeksi
kemudian menumpuk dan lama kelamaan
menghasilkan
granuloma.
Granuloma
merupakan karakter khusus yang terbentuk
atau
pasien
menggunakan
(WHO,
yang
rifampisin
2010).
standar
pengobatan pasien baru TB berdasarkan
guideline WHO dapat dilihat sbb:
Tabel 1. Standar Pengobatan Pasien Baru TB
Fase Intensif
Fase Berkelanjutan
2 months of HRZE
4 months of HR
dan terdapat pada pasien penderita TB.
Granuloma
terbentuk
dari
tumpukan
makrofag, sel T, sel B, sel endotel, sel
dendrit, dan epitel, serta sel-sel lainnya
yang bervariasi seiring berjalannya waktu
(Jordao dan Otilia, 2011). Di dalam
granuloma, makrofag mengandung banyak
lipid, yang merupakan lingkungan yang
baik untuk perkembangan bakteri persisten
(Peyron, et al., 2008). Fungsi granuloma
adalah untuk memfasilitasi interaksi antara
Keterangan:
H = isoniazid, R = rifampisin,
Z = pirazinamid, E = etambutol
(WHO, 2010)
Pengobatan penyakit TBC terbagi
menjadi fase intensif selama 2 bulan dan
fase kelanjutan selama 4 sampai 7 bulan.
Sehingga total perawatan pasien TBC
adalah 6-9 bulan (CDC, 2016).
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
90
The global plan to stop TB 2006-
dikode pada bagian genom yang dulu
2015 menyebutkan bahwa seluruh pasien
dianggap sebagai daerah bukan pengkode.
TBC yang sebelumnya telah mendapatkan
Gen-gen miRNA tersebar di dalam genom
perawatan sebelumnya, harus mengikuti
dan diperkirakan berjumlah 2-5% dari gen-
Drug Susceptibility Testing (DST) diawal
gen manusia. miRNA sering diekspresikan
pengobatan. Tujuan dilakukannya DST
sebagai
adalah untuk
miRNA dapat mempunyai banyak mRNA
Multi
mengidentifikasi adanya
Drug
Resistance
(MDR)
transkrip
polisistronik.
Satu
pada
target sehingga diperkirakan bahwa lebih
pasien, sehingga dapat segera ditangani
dari 1/3 gen-gen manusia diatur oleh
(WHO, 2010).
miRNA (Wuchty et al, 2012; Li et al.,
Dalam End TB Strategy disebutkan
2011). Terdapat beberapa alasan mengapa
bahwa DST dapat diakses secara umum.
para
Sehingga dalam setiap kasus TB, dapat
sebagai
dilakukan
terhadap
diantaranya adalah bersifat stabil dalam
rifampisin. Selain itu pada kasus TB
plasma maupun cairan tubuh lainnya, sulit
dengan resistensi rifampisin dilakukan
terdegradasi
DST setidaknya untuk obat golongan
bentuk eksosom atau mikrovesikel (Chen
florokuinolon dan obat golongan kedua.
et al., 2011).
DST
Berdasarkan
MDR-TB
setidaknya
WHO, pengobatan pasien
dapat
agen
menggunakan
biomarker
dan
miRNA
dan
diekskresikan
terapi,
dalam
Fu et al melakukan penelitian
sistem
terhadap sirkulasi miRNA pada pasien
dengan
dengan TB paru aktif. Hasil penelitian
Drug.
menunjukkan terdapat 59 miRNA yang
merupakan
mengalami over ekspresi dan 33 miRNA
Second Line Drug yang direkomendasikan
mengalami kurang ekspresi dibandingkan
oleh WHO untuk mengobati MDR-TB
kontrol (Fu et al, 2011). Produksi TNF-α
(WHO, 2016).
terinhibisi dengan adanya induksi miRNA-
pengobatan
jangka
menggunakan
Klofazimin
menggunakan
peneliti
pendek
Second
dan
miRNA
line
linezolid
merupakan
asam
99b dari infeksi M. Tuberculosis (Singh et
ribonukleat yang tidak mengkode protein
al., 2013). Di samping itu, over ekspresi
dengan transkrip akhir sepanjang 18-25
miRNA
nukleotida yang berinteraksi dengan target
terhadap TB dengan menginhibisi ekspresi
gen yang mengkode mRNA. miRNA
INF-γ oleh sel T (Ma F et al., 2011).
bekerjasama dengan elemen pengatur lain
Dalam penelitian lain, salah satu miRNA
seperti faktor transkripsi untuk mengontrol
yang ditemukan teregulasi dalam darah dan
translasi mRNA. Kebanyakan miRNA
29
meningkatkan
kerentanan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
91
paru dari pasien TB adalah miRNA-223
berlanjut, salah satunya dengan mekanisme
(Dorhoi et al., 2013).
mengurangi enzim induksi dan inhibitor
Vaksin
merupakan
mikroorganisme
bagiannya,
antigen
yang
masih
masih
hidup
berupa
hati sitokrom P450 untuk memfasilitasi
utuh
pengobatan pasien yang terinfeksi M.Tb
namun
dan HIV dan memperpendek pengobatan
dilemahkan, sudah mati, atau yang telah
LTBI (Laurenzi et al, 2007).
diolah misalnya toksin mikroorganisme
Oleh karena itu, perlu adanya
yang telah diolah menjadi toksoid, protein
vaksin
sebagai
terapi
alternatif
rekombinan yang bila diberikan kepada
Tuberculosis yaitu vaksin miRNA.
seseorang akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit
miRNA-99B
DAN
miRNA-223
infeksi tertentu (Depkes RI, 2013).
SEBAGAI
AGEN
TERAPI
TUBERCULOSIS YANG POTENSIAL
VAKSIN miRNA SEBAGAI AGEN
TERAPI TUBERCULOSIS
dan
Penemuan terkini, Ribonucleic Acid
interference (RNAi), dapat diterapkan
Durasi pengobatan yang panjang
sebagai alternatif terapi baru terhadap
kompleks
berbagai
serta
kemungkinan
penyakit
infeksi
yang
terjadinya Multi Drug Resistance (MDR)
menginduksi innate immune (Kumar et al.,
TB, mendorong pada pengembangan dan
2008). RNAi merupakan suatu mekanisme
penemuan pengobatan TB yang lebih baik.
spesifik dan efisien dalam mengontrol
Menurut Laurenzi et al. (2007),
ekspresi gen suatu sel yang terdiri dari
pengembangan dan peningkatan terapi TB
miRNA, siRNA, dan shRNA (Ebbesen et
sampai saat ini sudah berfokus mulai dari
al., 2008). Mekanisme regulasi sel ini
jangka
menggunakan
pendek
seperti
memperpendek
double-stranded
durasi pengobatan pada TB aktif untuk
(dsRNA)
meningkatkan kepatuhan pasien sampai
homology-dependent control gene activity
kepada jangka panjang seperti mengurangi
seperti tercantum pada gambar 4 (Kim dan
beban sarana dan prasarana kesehatan,
Rossi, 2008).
mengurangi angka kejadian MDR-TB dan
XDR-TB
dengan
cara
sebagai
MicroRNA
pencetus
RNA
(miRNA)
direct
adalah
meningkatkan
nukelotida rantai pendek (19-24), non-
tingkat keamanan, tingkat toleransi dan
coding RNA dan hasil evolusi dari
mekanisme obat TB.
Hingga saat ini,
prokariot ke eukariot. miRNA berperan
fokus mengenai perkembangan obat TB
dalam mengatur ekspresi gen suatu target
yang aman dan efektif masih terus
melalui
pengikatan
messenger
RNA
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
(mRNA)
92
dan
menstimulasi
degradasi
prostaglandin, matriks metallopeptidase
mRNA sehingga mencegah terjadinya
(MMPs), reactive oxygen species (ROS),
translasi (O’ Connel et al., 2010). miRNA
dan reactive nitrogen intermediates (RNI)
merupakan
(Sigma-Aldrich, 2017).
suatu
agen
terapi
yang
berpotensi untuk melawan infeksi virus
tersebut
yang
membutuhkan
miRNA-99b oleh antagomir (anti-miRNA-
kapasitas koding yang rendah, dan dapat
99b) yang berlangsung sangat baik, dengan
dengan cepat berubah untuk menyesuaikan
nilai efisiensi transfeksi >95%. Lebih
terhadap perkembangan target. Selain itu,
lanjut, blokade miRNA-99b meningkatkan
miRNA juga memiliki spesifisitas yang
produksi TNF-α protein, IL-6, IL-12, dan
tinggi dalam menyerang mRNA target dan
IL-1β. Baik secara langsung maupun tidak
dapat meregulasi multiple transcripts to
langsung, peningkatan produksi substrat
varying degrees (Kanthikeel dan Nair,
sitokin akan meningkatkan beban hidup
2015).
bakteri (bacterial burden) di dalam sel,
non-imunogenik,
Singh
et
al.
(2013)
dalam
yang
kemudian
Pada penelitian
akhirnya
akan
blokade
meningkatkan
penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat
clearance
sejumlah miRNA pada pasien TB yang
terinfeksi. Hal tersebut mengindikasikan
mengalami peningkatan, di antaranya:
pentingnya blokade miRNA-99b dalam
miRNA-710, miRNA-881*, miRNA-882,
penyembuhan penyakit TB aktif maupun
miRNA-877, miRNA-146a, miRNA-125a-
laten (Singh et al., 2013).
5p, miRNA-99b, dan miRNA-122. Namun,
hanya
miRNA-99b
peningkatan
yang
sel
yang
Penelitian lainnya membuktikan
adanya peningkatan jumlah miRNA-223
yang ditemukan dalam darah dan jaringan
miRNA-99b
parenkim paru-paru pasien TB. Lebih
diketahui
lanjut, diketahui miRNA-223 bertanggung
menurunkan ekspresi TNF-α tetapi tidak
jawab dalam regulasi respons inflamasi
IFN-Ɣ. Hal ini membuktikan bahwa
fagosit
miRNA-99b bekerja dengan target reseptor
menghambat
dalam
over
sel
secara
dalam
drastis.
Terjadinya
jumlah
mengalami
bakteri
dilakukan
ekspresi
selanjutnya
NF-κB
cara
kinase
subunit α (IKKα). Proses tersebut terjadi
diketahui, TNF-α merupakan salah satu
ketika monosit berubah menjadi makrofag.
sitokin
bekerja
miRNA-223 juga memiliki tempat kerja
pro-inflamasi
target langsung, di antaranya: CXCL2,
TNF-α
TNSRF-4.
ekspresi
dengan
Seperti
gen
dan
mononuklear
pro-inflamasi
menginduksi
molekul
yang
lainnya seperti sitokin, kemotaktik sitokin,
CCL3,
dan
kemokin, IL-8, CCL3, CCL4, CCL2,
miRNA-223
IL-6.
pada
Penghilangan
tikus
gen
menyebabkan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
peningkatan
93
kerentanan
sistem
imun
Jenis miRNA
5’-CAC
terhadap TB. Hal tersebut diakibatkan
adanya
kelainan
polymorphonuclear
migrasi
(PMN)
miRNA-99b
dan
eksaserbasi inflamasi paru-paru (Dorhoi et
Urutan Basa Nitrogen
CCG
UAG
AAC CGA CCU UGC
G-3’
3’-GUG
Antisense
GGU
AUC
al., 2013). PMN merupakan sel darah putih
miRNA
UUG GCU GGA ACG
bergranul (neutrofil, eusinofil, dan basofil)
-99b
C-5’
yang diproduksi ketika terjadi inflamasi
dan
reaksi
alergi
(National
Cancer
Anti-miRNA99b
Institute, 2017). Dalam penelitian Dorhoi
GUU CUA UGG GUG3’
5’-CGU
et al. (2013), sejumlah miRNA meningkat
pada penderita TB paru-paru (aktif maupun
5’-C GCA AGG UCG
miRNA-223
laten), di antaranya: miRNA-629, miRNA-
GUA
UUU
GAC AAG CUG AGU
U-3’
197, miRNA-625, miRNA-223, miRNA-
(mirbase.org, 2017)
22, dan miRNA-335*. Over ekspresi
miRNA-223 diteliti lebih lanjut, kemudian
VIRUS INFLUENZA SEBAGAI VIRAL
diketahui
VECTOR AGEN TERAPI MIRNA
memegang
peranan
penting
dalam patogenensis TB dan proteksi sel,
terutama
melalui
mekanisme
Dalam penerapan miRNA atau
anti-miRNA sebagai suatu agen terapi,
penggabungan sel darah putih. Selain itu,
maka
over ekspresi miRNA-223 menurunkan
menghantarkan
aktivitas
NF-κB,
suatu
protein
yang
diperlukan
agen
materi
khusus
untuk
genetik
yang
berfungsi meningkatan produksi ataupun
bertanggung jawab terhadap transkripsi
menghambat
DNA, produksi sitokin, dan kelangsungan
endogen. Salah satunya adalah dengan
hidup sel. Hal-hal ini mengindikasikan
menggunakan delivery system. Delivery
pentingnya over ekspresi miRNA-223
system miRNA dapat dilakukan dengan
sampai tingkat jenuh dalam sel untuk
menggunakan viral dan non-viral vector.
menurunkan kerentanan sel inang terhadap
Virus dapat digunakan sebagai delivery
TB.
system dengan memodifikasi virus di
Berikut
susunan
urutan
basa
beberapa
posisi
pembentukan
tertentu,
miRNA
yang
dapat
nitrogen miRNA-99b, antisense miRNA-
menurunkan tingkatan virulen sehingga
99b, anti-miRNA-99b, dan miRNA-223
dapat
yang akan digunakan sebagai inovasi
Penggunaan virus sebagai delivery system
terapi:
memiliki beberapa keunggulan, seperti
meningkatkan
keamanan.
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
94
memiliki tingkat transfeksi dan efisiensi
LANGKAH
serta memiliki tingkat ekspresi yang sangat
VAKSIN
konstan (Yang, 2015).
miRNA-223
IMPLEMENTASI
ANTI-miRNA-99B
DAN
Salah satu viral vector yang dapat
Sebagai bahan terapi, miRNA-99b
digunakan adalah virus influenza yang juga
dapat diisolasi dari pasien TB aktif. Karena
digunakan sebagai vaksin terhadap flu.
yang digunakan adalah antagonis miRNA-
Vaksin ini merupakan salah satu imunisasi
99b, maka perlu dilakukan proses lebih
yang disarankan untuk diberikan pada bayi
lanjut dengan membuat rantai antisense
atau
Kesehatan
miRNA-99b yang kemudian diputar atau
Republik Indonesia, 2013). Penggunaan
dengan cara yang lebih efektif dan efisien
virus
yaitu
infant
(Departemen
influenza
sebagai
viral
vector
pembentukan
rekayasa
genetika
merupakan suatu tindakan pendukung
(mimics) dengan menyusun urutan basa
program
nitrogen
pemerintah
penyelenggaraan
dalam
imunisasi
sesuai
dengan
urutan
basa
dan
penyusun anti-miRNA-99b. Hal yang sama
peningkatan kualitas hidup yang salah
dapat diimplementasikan pada miRNA-
satunya dapat dicapai dengan menurunkan
223. Setelah masing-masing bahan didapat,
kasus TB. Selain itu, alasan lain yang
dilakukan penyisipan miRNA kedalam
mendukung virus influenza dijadikan viral
vector.
vector agen miRNA adalah (1) genom
miRNA yang akan digunakan (agen
RNA virus influenza merupakan pemicu
miRNA) dapat disisipkan ke dalam virus
kekebalan tubuh yang potensial dengan
influenza sebagai vector yang mampu
menstimulasi pembentukan RIG-1 dan
memuat
IFN-β, (2) dapat menginduksi respon imun
penyisipan miRNA pada virus, diperlukan
selular yang kuat setelah dilakukannya
suatu protein dominan vRNA. Salah satu
imunisasi, (3) dapat menstimulasi respon
vRNA dominan pada virus influenza yang
sel T, (4) praktis dan efisien, (5) terdapat
dapat digunakan adalah PB1 (salah satu
beberapa
dapat
subunit RNA-dependent RNA polymerase).
dimodifikasi dalam proses pembentukan
Namun, adanya protein dominan vRNA
virus
dengan
sebagai tempat penyisipan miRNA saja
menyisipkan gen asing dalam segmen yang
tidak cukup, diperlukan suatu tempat
tersedia pada genom virus influenza (Li,
melekatnya miRNA pada virus (binding
Arevalo dan Zeng, 2013).
site). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
segmen
influenza
gen
yang
rekombinan
8-11
KB.
Sebagai
tempat
miRNA Response Element (MRE). Dengan
adanya MRE, virus akan mengenali agen
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
95
miRNA. PB1 yang telah mengandung
berpotensi terjangkit penyakit berbahaya
MRE dan agen miRNA, disebut sebagai
seperti fasilitas klinis, riset, diagnostik, dan
mu-PB1 (mutan-PB1)
yang kemudian
produksi. Perbedaan mendasar antara BSL
amplifikasi
1 dan BSL 2 dengan BSL 3 terletak pada
menggunakan PCR (Shen, et al., 2015;
fasilitas-fasilitas khusus dan prosedur yang
Tenoever, 2010).
mendukung kegiatan penelitian. Seluruh
diperbanyak
dengan
Penyisipan agen miRNA ke dalam
prosedur yang menyangkut penanganan
mu-PB1 ini dibawa oleh plasmid pDP2000
material berbahaya harus dilakukan dalam
yang
pada
wadah tertutup oleh pekerja yang memakai
campuran kultur HEK293T dan MDCK.
peralatan dan baju pelindung khusus.
Proses
Sebelumnya, para pekerja laboratorium
kemudian
ditransfeksikan
transfeksi
membentuk
bertujuan
miRT-H1N1
untuk
yang
harus
mendapatkan
pelatihan
khusus
mengandung mu-PB1. Virus rekombinan
terlebih dahulu dalam hal penanganan
ini kemudian di titrasi, kemudian dianalisis
agen-agen patogenik berbahaya. Kegiatan
dan siap di gunakan (Shen, et al., 2015).
penelitian pada BSL 3 diawasi langsung
Kombinasi anti-miRNA 99b dan miRNA
oleh ilmuwan yang berkompetensi dan
223 dengan menggunakan teknologi virus
berpengalaman
rekombinan merupakan inovasi baru untuk
agen-agen tersebut. Contoh agen biologi
pengobatan TB. Inovasi baru ini memiliki
dengan kategori level keselamatan biologi
potensi yang tinggi untuk dikembangkan
tiga antara lain: virus anthrax, HIV, SARS,
sebagai pengobatan utama dalam penyakit
tubercolosis, virus cacar, thypus dan avian
TB yang diharapkan dapat menyelesaikan
influenza. Salah satu laboratorium tingkat
salah satu penyakit epidemi terbesar di
BSL 3 di Indonesia berada di Kementerian
dunia. Hal ini selaras dengan tujuan
Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta.
dalam
bekerja
dengan
Sustainable Development Goals (SDGs)
Beberapa langkah penerapan vaksin
yang tercantum pada poin 3.3 yaitu
miRNA sebagai inovasi terapi diantaranya:
mengakhiri epidemi TB di seluruh dunia.
Proses
pengembangan
dan
1. Pengajuan
usulan
kepada
pemerintah.
penelitian vaksin anti-miRNA-99b dan
Usulan
miRNA-223
pada
vaksin miRNA yang telah terbukti
laboratorium dengan tingkat keamanan
menurunkan epidemi TB sebagai
biologi minimal tiga atau Biosafety level 3
inovasi terapi dapat disampaikan
(BSL 3). Penerapan BSL 3 digunakan
melalui kementrian kesehatan RI.
untuk
harus
agen-agen
dilakukan
eksotik
yang dapat
mengenai
penggunaan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
2. Bekerja
96
sama
dengan
industri
Peningkatan produksi sitokin dalam
farmasi dalam pembuatan vaksin.
tubuh
Kerja sama dengan industri farmasi
penggunanan agen terapi Anti-miRNA-
yang kompatibel dan memiliki
99b. Hal ini berujung pada meningkatnya
wewenang
clearance
dalam
pembuatan
dapat
dilakukan
bakteri
M.Tb
dengan
dalam
vaksin untuk memproduksi anti-
Sedangkan
miRNA-99b
berfungsi dalam peningkatan sistem imun
dan
miRNA-223
berbasis vaksin influenza.
penggunaan
sel.
miRNA-223
pada pasien penyakit TB. Efektivitas
3. Sosialisasi vaksin.
inovasi terapi ini sudah teruji secara
Sosialisasi vaksin dapat dilakukan
praklinis sehingga dapat diaplikasikan baik
baik
pra ataupun pasca paparan bakteri.
oleh
kesehatan,
pendidikan
pemerintah,
tenaga
maupun
tenaga
kepada
tentang
pentingnya
Dalam
sosialisasi
masyarakat
vaksinasi.
Centers
for
Disease
Control
and
juga
Prevention. 2016. Treatment for TB
vaksin
disease. US department of Health
miRNA untuk mengakhiri epideimi
and Human Services. Available
TB.
online
ditekankan
ini
DAFTAR PUSTAKA
pengaruh
4. Penerapan vaksin sebagai terapi
at
https://www.cdc.gov/tb/topic/treat
Tuberculosis.
ment/tbdisease.htm [diakses online
Anti-miRNA-99b dan miRNA-223
14 Maret 2017].
dapat diberikan pre dan pasca
paparan
M.tb.
miRNA-223
Penggunaan
berperan
Chen SH, Yeh TM, Chen CC. 2011.
Integration servqual model and
performance
control
matrix
to
meningkatkan respon imun pada
improve service quality for the hot
pasien pre TB, sedangkan anti-
spring industry. Journal Business.
miRNA-99b berperan dalam delesi
Departemen
Kesehatan
Republik
bakteri M.Tb pasca paparan TB.
Indonesia. 2013. Peraturan Menteri
Kedua
Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
merupakan
mekanisme
tersebut
langkah
preventif
Tentang
Penyelenggaraan
sekaligus penanggulangan penyakit
Imunisasi. Departemen Kesehatan
TB.
Republik
Depkes RI.
SIMPULAN
Indonesia.
Jakarta:
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
97
Dorhoi A, Iannaccone M, Farinacci M, Fae
Kim D.H. dan Rossi J.J. 2008. RNAi
KC, Schreiber J, Moura-Alves P.,
mechanism
Nouailles G., Mollenkopf, H.J.,
Biotechniques. 44(5): 613-616
Oberbeck-Müller
Kumar P., Ban, H.S., Kim S.S., Wu H.,
Henemann E., Hahnke K., Lowe
Pearson T., Greiner D.L., Laouar
D.,
D.,
A., Yao J., HAridas V., Habiro K.,
Capparelli R., Kaufmann S.H.E.
Yang YG., Jeong JH., Lee KY.,
2013.
controls
Kim YH., Kim SW., Peipp M., Fey
susceptibility to tuberculosis by
GH., Manjunath N., Shultz LD.,
regulating
neutrophil
Lee SK., Shankar P. 2008. T cell-
recruitment. J Clin Invest 123(11):
specific siRNA delivery supresses
4836-4848.
HIV-1
F.D.,
Jorg
applications.
S.,
Nonno
D.,
and
Goletti
MicroRNA-223
lung
Ebbesen M., Jensen T.G., Andersen S.,
Pederesen
S.
2008.
Ethical
infection
in
humanized
mice. Cell. 134(4): 577-586.
Laurenzi,
M.,
A. Ginsberg dan M.
perspectives on RNA interference
Spigelman.
therapeutics. Int J Med Sci. 5(3):
associated with current and future
159-168
TB treatment. Infectious Disorders
Fu Y., Yi Z., Wu X., Li J., Xu F. 2011.
2007.
challenges
- Drug Targets 2007, 7, 105-119.
Circulating microRNAs in patients
Li J, Arevalo M.T., dan Zeng M. 2013.
with active pulmonary tuberculosis.
Engineering influenza viral vectors.
J Clin Microbiol 49(12): 4246-
Bioengineered. 4(1): 9–14
4251.
Jordao, L. Dan Otilia V. Vieira. 2011.
Li M, Ding X., He M., Cheung S. 2011.
MicroRNA
and
cancer.
APPS
Tuberculosis: new aspects of an old
J.201Bovell L,Putcha B, Samuel T,
disease. International Journal of
Manne U. Clinical implications of
Cell Biology. Volume 2011.
microRNAs in cancer. Biotech
Kanthikeel S.P. dan Nair M.P.N. 2015.
Histochem. 88(7):388–96.
Interaction of drugs of abuse and
Ma F, Xu S, Liu X, Zhang Q, Xu X, Liu
microRNA with HIV: a brief
M, Hua M, Li N, Yao H, Cao X.
review. Front. Mirobiol. 6(967).
2011.
Doi:
controls
10.3389/fmicb.2015.00967.
immune responses to intracellular
The
microRNA
innate
and
miR-29
adaptive
bacterial infection by targeting
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
98
interferon-gamma. Nat Immunol
microRNA
12(9): 861-869.
into PB1 in pandemic influenza a
Mirbase.org. 2017. Stem-loop sequence
recognition
virus (H1N1) 2009. Mediators of
hsa-mir-223. Available online at
Inflammation.
http://www.mirbase.org/cgi-
10.1155/2015/976575.
bin/mirna_entry.pl?acc=MI000030
Cancer
Institute.
Polymorphonuclear
Available
2017.
Leukocyte.
online
1-15.
doi:
Sigma-Aldrich. 2017. Tumor Necrosis
Factor-α (TNF-α). Available online
0 [diakses online 19 Maret 2017].
National
element
at
at
http://www.sigmaaldrich.com/lifescience/cell-biology/cell-biology-
https://www.cancer.gov/publication
products.html?TablePage=1457669
s/dictionaries/cancer-
7 [diakses online 19 Maret 2017].
terms?cdrid=633963
[diakses
online 19 Maret 2017].
Tousif S, Dwivedi VP, Suar M,
O’ Connel, R.M., Rao D. S., Chaudhuri A.
A.,
dan
Baltimore
Physiological
roles
for
and
Singh Y, Kaul V, Mehra A, Chatterjee S,
D.
Van Kaer L, Bishai WR, Das G.
2010.
2013. Mycobacterium tuberculosis
pathological
controls microRNA-99b (miR-99b)
microRNAs
in
the
expression
in
infected
murine
immune
dendritic cells to modulate host
system. Nat Rev Immunol 10(2):
immunity. Journal of Biological
111-122
Chemistry. Volume 288. No.7.
Peyron P., J. Vaubourgeix, Y. Poquet, F.
Somantri, I. 2007. Keperawatan Medikal
Levillain, C. Botanch, F. Bardou,
Bedah: Asuhan Keperawatan pada
M. Da'é, J.F. Emile, B. Marchou,
Pasien dengan Gangguan Sistem
P.J. Cardona, C. de Chastellier and
Pernapasan.
F.
Medika.
Altare.
macrophages
2008.
from
Foamy
tuberculous
Tenoever
B.
2010.
Jakarta:
Salemba
Live
attenuated
patients’ granulomas constitute a
influenza virus vaccines comprising
nutrient-rich
reservoir
microRNA
Tuberculosis
persistence.
for
M.
PLoS
Pathog. 4: e1000204.
response
elements.
Google Patents.
World Health Organization
(WHO) .
Shen X., Sun W., Shi Y., Xing Z., Su X.
2010. Treatments of Tuberculosis
2015. Altered viral replication and
Guideline fourth Edition. World
cell
Health Organization. Jenewa.
responses
by
inserting
Farmaka
Volume 15 Nomor 2
99
World Health Organization (WHO). 2014.
Global Tuberculosis Report 2014.
World
Health
Organization.
Jenewa.
World Health Organization (WHO). 2015.
Global Tuberculosis Report 2015.
World
Health
Organization.
Jenewa.
World Health Organization (WHO). 2016.
Global Tuberculosis Report 2016.
World
Health
Organization.
Jenewa.
Wuchty S, Arjona D, Bozdag S, Bauer PO.
2012. Involvement of microRNA
families in cancer. Nucleic Acids
Res. 40(17):8219–26.
Yang, N. 2015. An overview of viral and
nonviral
delivery
system
for
microRNA. Int J Pharm Ivestig.
5(4): 179-181.
Zaman, K. 2010. Tuberculosis: a global
health problem. J Health Popul
Nutr. Vol. 2: 111-113.
Zhang Y., Wang Z., Gemeinhart R.A.
2013.
Progress
in
microRNA
delivery. J Control Release. 172
(3): 962-974.
Download