prosiding seminar nasional kebidanan dan call for paper.29.29

advertisement
PENATALAKSANAAN KELUHAN PADA WANITA MENOPAUSE
SECARA NON FARMAKOLOGIS
Ni Wayan Wahyu Korina1, Ida Sofiyanti,S.Si.T.,M.Keb.2
1
D-IV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
email: [email protected]
2
D-IV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
email: [email protected]
Abstrak
Menopause adalah periode menstruasi terakhir (Rebecca dan Pam, 2010). Menopause
terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi
oleh ovarium (Rebecca dan Pam, 2010). Penurunan kadar hormon tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan baik secara anatomis maupun fisiologis.
Adapun keluhan yang terjadi yaitu perubahan siklus menstruasi dan pola perdarahan
semakin bervariasi, hot flashes, gangguan tidur, atrofi jaringan vagina/saluran kemih,
pertambahan rambut wajah, uban, kadang – kadang kerontokan rambut, peningkatan
insiden hipotiroidisme (M. Kriebs dan Carolyn, 2010). Upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi keluhan pada menopause adalah dengan cara non farmakologis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya non farmakologis yang dapat
dilakukan untuk mengatasi perubahan (keluhan) pada masa menopause. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah literatur review. Penelusuran
artikel dilakukan pada pangkalan data (data base) PubMed, EBSCO, dan Google
Schoolar. Artikel yang dipilih adalah artikel berbahasa Inggris dan berbahasa
Indonesia yang dipublikasikan sejak tahun 2007 sampai dengan 2014 yang dapat
diakses fulltext dalam format pdf. Artikel yang ditemukan secara signifikan
menyatakan bahwa intervensi secara non farmakologis dapat menurunkan keluhan
pada menopause.
Kata kunci: Keluhan menopause, menopausal symptoms, menopause, treatment of
menopausal symptoms.
204 |
PENDAHULUAN
Menopause
adalah
periode
menstruasi terakhir (Rebecca dan Pam,
2010). Menopause dikenal sebagai waktu
penghentian menstruasi secara permanen
yang menyusul hilangnya aktifitas ovarium
(Maisi, 2014; Mulyani; 2013). Menopause
terjadi karena penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron yang diproduksi
oleh ovarium (Rebecca dan Pam, 2010).
Penurunan
kadar
hormon
tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan baik
secara anatomis maupun fisiologis. Adapun
perubahan yang terjadi yaitu penurunan
jumlah folikel matur dan resistansi folikel
terhadap FSH, produksi androstenedion dan
testosteron terus – menurus di ovarium,
perubahan estradiol menjadi estron sebagai
estrogen sirkulasi primer, siklus menstruasi
dan pola perdarahan semakin bervariasi,
hot flashes (periode berulang pengeluaran
keringat, flushing, palpitasi, ansietas),
gangguan tidur (penyakit organik, hot
flashes,
gangguan
emosi,
masalah
pernapasan, menurunnya kadar hormon
serotonin), atrofi jaringan vagina/saluran
kemih, pertambahan rambut wajah, uban,
kadang – kadang kerontokan rambut,
peningkatan insiden hipotiroidisme (M.
Kriebs dan Carolyn, 2010).
Berbagai upaya dapat dilakukan
untuk mengatasi perubahan yang terjadi
pada masa menopause. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi
keluhan pada menopause adalah dengan
cara non farmakologis. Untuk mengetahui
upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi
perubahan
selama
masa
menopause secara non farmakologis maka
dilakukan penelitian literature review.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah literatur review.
Penelusuran artikel dilakukan pada
pangkalan data (data base) PubMed,
EBSCO, dan Google Schoolar dengan kata
kunci menopause, keluhan menopause,
menopausal symptoms, treatment of
menopausal symtoms. Artikel yang dipilih
adalah artikel berbahasa Inggris dan
berbahasa Indonesia yang dipublikasikan
sejak tahun 2007 sampai dengan 2014
sebanyak lima artikel yang dapat diakses
fulltext dalam format pdf.
HASIL
Pencarian artikel dilakukan pada
pangkalan data (data base) dengan
menggunakan kata kunci tertentu. Artikel
yang digunakan dan memenuhi kriteria
sebanyak 5 artikel yang terdiri dari 3 artikel
jenis penelitian quasi experiment, 1
penelitian analitik korelasional, dan 1
penelitian pra experiment. Berikut daftar
artikel yang ditemukan diuraikan dalam
bentuk tabel.
Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 205
Tabel 1 Ekstraksi Data Penelitian
No
1
Peneliti
Cheng,
Brigitte,
Margaret,
Jan,
dan
Britth (2007)
Metode penelitian
Desain penelitian yang digunakan prospective
study pada wanita menopause usia 49 – 69
tahun. Dibagi kedalam dua kelompok,
kelompok pertama diberikan isoflavone 60 mg
dan kelompok kedua diberikan placebo selama
12 minggu.
2
Sunay,
Muruvvet,
Huseyin,
Ali,
dan
Yalcin
(2011)
3
Dwi
dan
Sugi (2013)
Desain penelitian yang digunakan quasi
eksperiment pada 53 wanita menopause usia 39
– 58 tahun. Dibagi kedalam dua kelompok,
kelompok pertama diberikan acupuncture dan
kelompok kedua diberikan sham acupuncture
dua kali dalam seminggu dengan jumlah
pemberian 10 sesi pemberian.
Desain penelitian yang digunakan quasi
eksperiment pada 32 wanita menopause usia 45
– 54 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan
menilai sebelum dan sesudah wanita menopause
mengikuti pengajian Majelis Taklim Nurul
Hikmah dengan perlakuan satu kali setiap
minggunya selama tiga minggu.
4
Maghfiro
(2014)
Desain penelitian yang digunakan cross
sectional dengan jenis penelitian analitik
korelasional pada 60 wanita menopause usia 40
– 55 tahun. Penelitian dilakukan dengan
melakukan wawancara terkait aktivitas fisik.
5
Sulistiyowati
dan Khoirun
(2014)
Desain penelitian yang digunakan pra
experiment pada 28 wanita menopause usia 40 –
58 tahun. Dilakukan pada satu kelompok
dengan menganalisa perbedaan sebelum dan
sesudah mandi air hangat terhadap insomnia
selama tujuh hari.
206 |
Hasil
Hasil
penelitian
menunjukkan 51 orang
yang
mengkonsumsi
isoflavone selama 12
minggu
mengalami
penurunan hot flashes (57
%)
dan
penurunan
berkeringat di malam hari
(43 %).
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
acupuncture efektif dalam
meringankan
keluhan
menopause dibandingkan
dengan
sham
acupuncture.
Hasil
penelitian
menunjukkan
spiritual
healing efektif terhadap
penurunan
kecemasan
pada wanita menopause
kelompok
pengajian
Majelis Taklim Nurul
Hikmah.
Hasil
penelitian
menunjukkan
ada
hubungan antara aktivitas
fisik dengan kejadian
konstipasi pada wanita
menopause.
Hasil
penelitian
menunjukkan
wanita
menopause
yang
mengalami
insomnia
sesudah
diberikan
perlakuan
mandi
air
hangat sebagian besar
sudah tidak mengalami
insomnia.
DISKUSI
Berdasarkan hasil dari kelima
artikel didapatkan hasil bahwa terdapat
beberapa cara non farmakologis dalam
penatalaksanaan perubahan dalam masa
menopause yaitu:
Isoflavone
Menurut penelitian dari Cheng,
Brigitte, Margaret, Jan, dan Britth (2007)
dengan judul ―Isoflavone treatment for
acute menopausal symptoms‖ menyatakan
bahwa isoflavon dapat menurunkan
keluhan hot flashes pada wanita
menopause. Isoflavon merupakan senyawa
phytoestrogen atau estrogen alami yang
berasal dari tumbuhan. Menurut hasil uji
laboratorium, senyawa isoflavon terdiri dari
genistein, daidzein, dan glycitein, dimana
ketiga zat ini mempunyai efek estrogenik.
Dewasa ini, sebagian besar wanita
menopause memilih terapi hormon, namun
terapi hormon memiliki banyak efek
samping, diantaranya meningkatkan risiko
kanker payudara, stroke, dan masalah
jantung. Disamping itu banyak pula wanita
yang mempunyai kontraindikasi untuk
melakukan terapi hormon. Dengan adanya
isoflavon, penanganan keluhan menopause
menjadi lebih alami dan merupakan
alternatif yang tepat (Cheng, Brigitte,
Margaret, Jan, dan Britth, 2007;
Kronenberg dan Fugh, 2002).
Acupuncture
Menurut
penelitian
Sunay,
Muruvvet, Huseyin, Ali, dan Yalcin (2011)
dengan judul ―The effect of acupuncture on
postmenopausal
symptoms
and
reproductive hormones: a sham controlled
clinical
trial‖
menyatakan
bahwa
acupuncture efektif dalam meringankan
keluhan menopause dibandingkan dengan
sham acupuncture.
Banyak penelitian menyatakan
bahwa akupuntur dapat menyebabkan
berbagai respon secara biologis. Akupuntur
diaplikasikan
pada
bagian
neuron
sensorik/persarafan dan dapat memengaruhi
berbagai sistem fisiologis di otak maupun
bagian lainnya, dapat merubah sekresi dari
neurotrasmiter, neurohormon, regulasi
aliran darah pusat maupun tepi (Sunay,
Muruvvet, Huseyin, Ali, dan Yalcin, 2011;
Kim, Wang, Le, et al, 2009).
Spiritual healing
Menurut penelitian Dwi dan Sugi
(2013) dengan judul ―Efektivitas spiritual
healing terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada wanita menopause‖
menyatakan bahwa spiritual healing efektif
terhadap penurunan kecemasan pada wanita
menopause kelompok pengajian Majelis
Taklim Nurul Hikmah.
Spiritual healing adalah proses
penyembuhan yang dilakukan dengan
pendekatan rohani atau cara untuk
menetralisir dan melarutkan pola bathin
yang mengandung gangguan penyakit, fisik
dan kondisi pikiran, yang bertujuan untuk
menumbuhkan kegembiraan, keamanan,
ketenangan pikiran, dan bimbingan
timbulnya keyakinan. Inti metode spiritual
healing sesungguhnya sangat sederhana
yaitu dengan kunci mengubah semua hal
positif seperti mengubah rasa bersalah
dengan taubat, marah dengan memaafkan,
sedih dengan tawakal, kecewa dengan
ikhlas, kehilangan dengan sabar, putus asa
dengan roja‘, sombong dengan syukur (Dwi
dan Sugi, 2013; Yulianto, 2012).
| 207
Aktivitas fisik
Menurut
penelitian
Maghfiro
(2014) dengan judul ―Aktivitas fisik dengan
kejadian konstipasi pada wanita menopause
di Desa Balung Situbondo Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo‖ menyatakan
bahawa ada hubungan antara aktivitas fisik
dengan kejadian konstipasi pada wanita
menopause.
Aktivitas fisik adalah segala
kegiatan menggerakkan anggota tubuh.
Salah satu cara mengatasi konstipasi adalah
dengan melakukan aktivias fisik secara
rutin setiap hari, karena dengan aktivitas
fisik dapat merangsang aktivitas usus
sehingga memperlancar proses buang air
besar (Maghfiro, 2014; Yuliani, 2009).
Mandi air hangat
Menurut penelitian Sulistiyowati
dan Khoirun (2014) dengan judul
―Perbedaan insomnia sebelum dan sesudah
mandi air hangat pada wanita menopause di
Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren
– Lamongan‖ menyatakan bahwa wanita
menopause yang mengalami insomnia
sesudah diberikan perlakuan mandi air
hangat sebagian besar sudah tidak
mengalami insomnia.
Mandi air hangat adalah suatu
media yang dapat membuat sirkulasi darah
menjadi lancar dan memperlancar sistem
pernapasan karena efek hidrostatik dan
hidrodinamik, yang secara ilmiah air hangat
mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh
yang dapat menghilangkan rasa nyeri,
menenangkan jiwa dan merileksasikan
tubuh. Dan efek lain yang dimanfaatkan
adalah efek panas dan efek kimia yang
dapat menyebabkan pelebaran pembuluh
darah, meningkatnya sirkulasi darah dan
208 |
oksigen jaringan sehingga mencegah
kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri,
menenangkan dan menimbulkan efek
relaksasi (Sulistiyowati dan Khoirun, 2014;
Syaiful, 2012). Mandi air hangat yang
dilakukan 30 menit pada waktu malam hari
sebelum tidur dapat menyebabkan efek
sedasi atau merangsang tidur dan
mengurangi
ketegangan
tubuh
(Sulistiyiwati
dan
Khoirun,
2014;
Nyotorahardjo, 2011).
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa cara non farmakologis,
antara lain isoflavone, akupuntur, spiritual
healing, aktivitas fisik, dan mandi dengan
air hangat efektif dalam menurunkan
keluhan menopause.
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, Brigitte, Margaret, Jan, dan Britth.
2007. Isoflavone Treatment For
Acute Menopausal Symptoms.
Menopause: The Journal of the
North
American
Menopause
Society; 14(3): 1-6.
Dwi dan Sugi. 2013. Efektivitas Spiritual
Healing
Terhadap
Penurunan
Tingkat Kecemasan Pada Wanita
Menopause. Jurnal Kebidanan;
5(2): 33-40.
M. Kriebs dan Carolyn. 2010. Varney‘s
Pocket Midwife, 2nd Ed. Jakarta:
EGC.
Maghfiro. 2014. Aktivitas Fisik Dengan
Kejadian Konstipasi Pada Wanita
Menopause Di Desa Balung
Kecamatan Kendit Kabupaten
Situbondo. Jurnal Kebidanan; 0(0):
1-6.
Maisi.
2014.
Pengaruh
Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Wanita tentang Menopause di
Kelurahan Candirejo Kecamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten
Semarang. [Skripsi]. Universitas
Ngudi Waluyo.
Rebecca dan Pam. 2010. Simple Guide
Menopause. Jakarta: Erlangga.
Sulistyowati dan Khoirun. 2014. Perbedaan
Insomnia Sebelum Dan Sesudah
Mandi Air Hangat Pada Wanita
Menopause Di Dusun Laren Desa
Laren
Kecamatan
Laren
–
Lamongan. Surya; 3(29): 1-10.
Sunay et al. 2011. The Effect Of
Acupuncture On Postmenopausal
Symptoms
And
Reproductive
Hormones: A Sham Conrolled
Clinical Trial. Acupuncture Med;
29(5): 27-31.
| 209
Download