PENGGUNAAN BENDA-BENDA NYATA DALAM UPAYA

advertisement
Dinamika
Vol. 3, No. 1, Juli 2012
ISSN 0854-2172
PENGGUNAAN BENDA-BENDA NYATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA KELAS V
Sunarto
SDN Kedaungjati 01 Warureja Tegal
Abstrak
Salah satu bidang studi atau mata pelajaran yang ada, yaitu IPA. Mengkhususkan pada mata
pelajaran tersebut, selama ini IPA dipandang sebagai mata pelajaran yang paling sulit. Banyak siswa
yang nilai rapornya rendah pada bidang studi ini. Rendahnya nilai raport tersebut terjadi karena
siswa tidak dapat mencapai kompetensi dasar pembelajaran. Fenomena inilah yang mendorong
penulis secara khusus mengamati pembelajaran IPA khususnya di kelas V. Adapun tujuan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan aktivitas, efektivitas dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran menentukan penggunaan pesawat sederhana pada siswa kelas
V semester I tahun ajaran 2010 / 2011 Penelitian ini dilaksanakan di kelas V semester 1 SD Negeri
Kedungjati 01 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal tahun ajaran 2010/ 2011 dengan jumlah siswa
34 orang. Sumber data adalah dokumen siswa, yaitu buku raport dan daar nilai, siswa dan tes.
Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, akan dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif, yaitu memberikan predikat pada variabel yang akan diukur.
© 2012 Dinamika
Kata Kunci: IPA; Benda-Benda Nyata
PENDAHULUAN
Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya menyatakan dengan nilai
pengalaman dari penulis dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA dengan KD (Kompetensi Dasar) menentukan cara penggunaan pesawat sederhana harus dapat melakukan percobaan.
Hasil ulangan menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih
rendah atau tidak berhasil. Terbukti dari 34 siswa kelas V SD Negeri Kedungjati 01 yang mencapai penguasaan materi atau tuntas 80% ke atas ada 15 siswa, penguasaan materi 60% - 70%
ada 10 siswa, dan sisanya 9 siswa tingkat penguasaannya 60%. Penulis menyadari hal itu terjadi
karena kurangnya strategi pembelajaran di kelas oleh guru. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk memperbaiki pembelajaran kelas V untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas. Dalam memperbaiki pembelajaran, penulis
menggunakan alat-alat peraga benda-benda nyata untuk mempermudah penanaman konsep kepada siswa dan siswa dapat melakukan melalui percobaan untuk dapat menggunakan pesawat sederhana. Maka dalam pembelajaran siswa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga kesan
yang diterima siswa tidak mudah dilupakan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah alat peraga benda-benda nyata
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?. Kedua apakah alat peraga benda-benda nyata meningkatkan hasil belajar siswa?
Melakukan percobaan dalam IPA membutuhkan alat dan bahan. Berhasilnya suatu percobaan kerap kali tergantung pada kemampuan memilih dan menggunakan alat yang tepat dan
efektif. Tidak diharapkan, bahwa alat yang digunakan merupakan alat-alat laboratorium yang
harus dibeli, cukup digunakan alat-alat yang sederhana yang mungkin dibuat oleh guru, yang tak
terduga nilainya, asal guru kreatif untuk memanfaatkannya.
Menerapkan konsep yang merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan konsepkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, merupakan tujuan IPA yang sangat penting. Dalam hal menerapkan konsep untuk menjelaskan apa
yang sedang terjadi perlu dianggap bahwa setiap penjelasan yang diberikan itu bersifat sementara
dan dapat diuji, jadi berupa hipotesis.
Kemampuan untuk merencanakan suatu penelitian merupakan suatu unsur yang penting
dalam kegiatan ilmiah. Setelah melihat hubungan dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan,
perlu kesimpulan sementara yang dirumuskan itu diuji. Selanjutnya menentukan cara dan langkah kerja, bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan, merupakan kegiatan yang perlu dilatih sejak sekolah dasar.
IPA terbuka bagi semua orang yang mampu memahaminya dan dinilai oleh siapa saja yang
mau menilainya. Sebagai implikasinya, para ilmuwan diharapkan menguraikan secara jelas dan
cermat apa yang telah mereka lakukan, sehingga dapat diuji oleh ilmuwan yang lain. Karena itu
anak sejak dini dilatih untuk dapat melaporkan hasil-hasil percobaan mereka secara sistematis dan jelas. Juga diharapkan mereka dapat mendiskusikannya dan menggambarkan hasil-hasil
pengamatan mereka dalam bentuk gra k, tabel dan diagram.
Dengan mengembangkan keterampilan berpikir anak diberi kesempatan untuk menggunakan pikirannya, karena dihadapkan pada masalah-masalah yang ada di seitarnya. Sejauh mana
anak menggunakan pikirannya dapat diketahui dari pertanyaan yang diajukannya. Dengan kata
lain perkataan dapat dikatakan bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan anak menunjukkan
rendah tingginya tingkat berpikir anak itu.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilasanakan di SD Negeri Kedungjati 01 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal
tahun ajaran 2010/2011 . Mengingat penelitian ini merupakan Penilitian Tindakan Kelas, maka
sasaran penelitian adalah seluruh siswa yang berjumlah 34 orang di kelas V SD Negeri Kedungjati
01 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2010 / 2011.
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian
berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan
re eksi. Pertama tahap perencanaan dengan adanya alat peraga dan benda-benda nyata dalam
upaya peningkatan motivasi belajar siswa tentang cara penggunaan pesawat sederhana, apabila
pembelajaran IPA di kelas V guru menggunakan benda-benda nyata hasil belajar siswa pada
cara penggunaan pesawat sederhana meningkat, siswa dapat menggunakan benda-benda nyata
melalui percobaan yang benar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA. mempersiapkan alat peraga sebagai media pembelajaran, mempersiapkan materi pelajaran
IPA khusus pesawar sederhana, mempersiapkan lembar kerja evaluasi yang dibagikan untuk dikerjakan siswa, mempersiapkan lembar evaluasi yang dikerjakan siswa tiap individu. Sumber data
dalam penelitian ini pertama data primer data yang diperoleh dari informan maupun situasi dan
kondisi lapangan kerja diobservasi langsung. Kedua data sekunder bersumber secara tidak langsung dari para pelaku, tetapi data yang diperoleh melalui studi pustaka, catatan-catatan, arsiparsip atau dokumen benda-benda sik, laporan-laporan yang diperoleh dari instansi terkait.
Teknik dan alat pengumpul data menggunakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut pertama
observasi terlibat teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung yang berupa
tindakan/perilaku siswa sehari-hari di sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data
yang lebih akurat dan berfungsi dalam triangulasi data. Kedua instrument kuesioner atau soal
yaitu serangkian pertanyaan terstruktur sesuai dengan variable yang diamati/ bebas.
Analisis data tehnik yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai
berikut pertama data kuantitatif yang diperoleh dari hasil test diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat pemahaman
60
Dinamika
Vol. 3. No. 1. (2012)
konsep IPA siswa dalam pembelajaran Kompetensi Dasar menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan menjadi mudah dan lebih cepat. Kedua data kualitatif yang diperoleh
dari observasi, wawancara dan jurnal diklasi kasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan
focus analisis data. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan (digabungkan) sebagai dasar untuk mendiskripsikan keberhasialan penerapan model pembelajaran partisipatif yang
ditandai dengan meningkatnya pemahaman konsep IPA.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam proses pembelajaran IPA dengan materi dihadapkan pada kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Hal tersebut disebabkan kurangnya minat/perhatian dan keaktifan saat pembelajaran berlangsung serta tidak maksimalnya penggunaan alat
peraga. Berdasarkan hasil diskusi secara kontinyu, perbaikan pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat berarti.
Untuk mengatasi masalah siswa kurang menguasai konsep yang berakibat timbulnya kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, maka dapat diatasi dengan
cara-cara sebagai berikut.
Pertama, dilakukan dengan penggunaan alat peraga yang tepat, efektif dan e sien, serta
penanaman konsep pembelajaran dari yang sederhana menunju konsep yang komplek terbukti
hasil pembelajaran mengalami peningkatan. Studi awal menunjukkan dari 34 siswa yang tuntas
hanya 35,29% (12 siswa). Tingkat penguasaan materi, minat dan perhatian saat pembelajaran
berlangsung semakin meningkat yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa di dalam kelas dan
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal. Dengan langkah-langkah atau prosedur tersebut,
menurut penelitian penulis, siswa dapat terangsang keberaniannya, kemampuan dan kemauannya untuk memacu diri meningkatkan prestasi belajar.
Tabel 1. Nilai pembelajaran siklus I, siklus II, dan siklus III
Nilai
100
90
80
70
60
50
40
30
Jumlah
Siklus I
2
9
10
12
1
34
Banyak Siswa Setelah
Perbaikan (Siklus II)
3
2
4
17
4
4
34
Banyak Siswa Setelah
Perbaikan (Siklus III)
7
3
10
14
34
Data nilai tersebut dapat diklasi kasikan penulis menjadi pertama kelompok A siswa yang
mendapat nilai 80 ke atas. Kedua kelompok B siswa yang mendapat nilai 60 – 70. Ketiga kelompok C siswa yang mendapat kurang dari 60.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I masih belum berhasil. Hal ini ditunjukkan keberhasilan siswa yang mendapat
nilai 80 ke atas baru 2 siswa dari 34 siswa dalam mata pelajaran IPA.
Kurang keberhasilan pada siklus I karena dalam penyampaian mata pelajaran, guru belum
menggunakan alat peraga benda-benda nyata sehingga siswa tidak kreatif dan merasa bosan.
Bila dilihat dari prosentasi adalah pertama siswa yang mendapat nilai 80 ke atas ada 4 siswa
19,04%. Kedua siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 8 siswa 30,09%. Ketiga siswa yang mendaPENGGUNAAN BENDA-BENDA NYATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V
Sunarto
61
pat nilai kurang dari 60 ada 9 siswa 42,85%. Hal ini membuktikan bahwa keberhasilan siklus I
belum berhasil.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran siklus III sudah
berhasil. Hal ini ditunjukkan siswa yang mendapat nilai 80 ke atas 18 siswa dari 34 siswa dalam
mata pelajaran IPA.
Keberhasilan siklus III karena penyampaian materi pelajaran, guru menggunakan alat peraga benda-benda nyata, sehingga siswa lebih jelas, aktif, kreatif dan merasa senang sehingga hasil
belajar siswa meningkat. Bila dilihat dari prosentasi adalah pertama siswa yang mendapat nilai
80 ke atas ada 20 siswa sebesar 58,82%. Kedua siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 14 siswa
sebesar 41,18%. Ketiga siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 0 siswa 0 %
Hal ini ditunjukkan dari perolehan rata-rata kelas pada siklus I dan II ada peningkatan.
Kemudian pada siklus III naik menjadi 80,88 bahwa perbaikan siklus III membuktikan sudah
berhasil.
PENUTUP
Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
dapat diambil sebagai berikut pertama mengajar dengan menggunakan alat peraga membantu
memperjelas pelajaran, lebih menarik dan mencegah verbalisme. Kedua penguasaan materi setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan meningkatkan hasil
belajar, menghindarkan pengajaran yang verbalisme, dan merangsang pikiran, perasaan serta
kemauan. Siswa dapat menguasai materi dengan lebih baik dan optimal setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Ketiga kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seringkali
menemui kendala dalam penggunaan alat peraga baik oleh guru maupun siswa. Hal tersebut
disebabkan kurang maksimal penggunaannya, belum terbiasa, keterbatasan waktu, fasilitas dan
dana. Keempat penggunaan alat peraga secara maksimal dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
A fudin. 1996. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya.
Depdikbud. 1996. Standar Silabi dan Kompetensi Siswa Kelas VI. Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas. 2005. Pencapaian Kompetensi Siswa. Kebumen : Depdiknas.
Purwanto. 1989. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta : Gramedia.
Ratna Wilis dahar, 2003. Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan TK dan SD. Jakarta : Balai Pustaka.
Sunarto. 2011. Penggunaan Benda-Benda Nyata Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V Di
Sekolah Dasar Negeri Kedungjati 01. Tegal
62
Dinamika
Vol. 3. No. 1. (2012)
Download