1) indikator derajat kesehatan

advertisement
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Kesehatan masyarakat Kabupaten Banyuwangi dapat dipantau
melalui empat indikator yaitu :
1) indikator derajat kesehatan masyarakat,
2) indikator perilaku sehat,
3) lingkungan sehat, dan
4) pelayanan kesehatan.
Uraian atau rincian mengenai empat aspek indikator kesehatan
tersebut akan dibahas pada bab berikut.
6.1.
Analisis Indikator Kesehatan Masyarakat
6.1.1. Analisis Indikator Derajad Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan
produktifitas yang dapat meningkatkan taraf hidup. Salah satu tolok ukur
keberhasilan adalah meningkatnya derajat kesehatan secara lebih merata
yang berdampak kepada penurunan angka kematian bayi dan balita,
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan status gizi
masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidup. Berikut ini disajikan
capaian
indikator
derajad
kesehatan
masyarakat
di
Kabupaten
Banyuwangi tahun 2010.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 1
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.1. Capaian Indikator Derajad Kesehatan Masyakat
Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Sub
Indikator
Mortalitas
Morbiditas
Variabel
Diskripsi
Capaian
Angka Kematian
Bayi per 1.000
Kematian bayi adalah kematian
yang terjadi pada bayi sebelum
mencapai usia satu tahun
Kelahiran Hidup
Kelahiran hidup adalah janin pada
waktu lahir memperlihatkan tanda
kehidupan
Angka kematian
balita
Kematian balita kematian yang
terjadi pada anak sebelum
mencapai usia lima tahun
0,42
Angka kematian
ibu melahirkan
Kematian ibu adalah kematian yang
terjadi pada ibu karena peristiwa
kehamilan, perssalinan, dan masa
nifas
59,45
Angka harapan
hidup waktu lahir
Suatu perkiraan rata-rata lamanya
hidup per penduduk (dalam tahun)
sejak lahir yang akan dicapai oleh
penduduk dalam suatu wilayah dan
waktu tertentu yang dihitung
berdasarkan angka kematian
menurut kelompok umur.
67
Angka kesakitan
malaria
Untuk di Jawa dan Bali: penderita
malaria adalah kasus dengan gejala
klinis malaria (demam tinggi disertai
menggigil) dengan hasil
pemerikasaan sediaan darah di
laboraturium positif malaria.
0,029
Angka
kesembuhan
penderita TB Paru
BTA+
Penderita TB Paru yang setelah
menerima pengobatan anti TB Paru
dinyatakan sembuh (hasil
pemeriksaan hadaknya
menunjukkan 2 kali negatif)
90,18
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
7,22
235.49
VI - 2
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Sub
Indikator
Variabel
Diskripsi
Prevelensi
Penderita HIV adalah penderita
Penderita HIV
yang menurut pemeriksaan
Terhadap
laboraturium dinyatakan positif HIV
penduduk beresiko
Status Gizi
Capaian
7,14
Angka “Acute
Flaccid Paraysis”
(AFP) Pada Anak
Usia < 15
AFP adalah penderita dengan
gejalah lumpuh layuh mendadak
(akut), disebabkan ruda paksa,
yang ditemukan pada anak < 15
tahun dan diduga kuat poliomyelitis
4
Angka Kesakitan
Deman Berdarah
Dengue (DBD)
Penderita DBD adalah penderita
demam tinggi yang mendadak,
terus menerus berlangsung 2-7 hari
tanpa sebab yang jelas, tandatandas pendarahan dari atau
pembesaran hati, serta hasil
pemeriksaan laboraturium
dinyatakan positif DBD
63,75
Persentase Balita Balita dengan gizi buruk adalah
Dengan Gizi Buruk balita yang mempunyai berat badan
di bawah garis merah pada KMS
(Kartu Menuju Sehat)
0,46
Persentase
Desa bebas rawan gizi adalah desa
Daerah/Desa
dengan prevalensi balita gizi kurang
Bebas Rawan Gizi dan gizi buruk < dari 15%
91,1
Sumber : Laporan Profil Kesehatan dan SPM Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun
2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Derajat kesehatan masyarakat dapat diukur berdasarkan angka
mortalitas, angka morbiditas dan status gizi. Pada waktu tahun 2010 ini
angka kelahiran hidup cukup tinggi yaitu 235,49. Angka morbiditas
khususnya variabel Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+
mencapai 90,18, berarti juga menunjukkan angka yang cukup signifikan.
Kemudian satatus gizi menunjukkan masih banyaknya daerah/desa yang
rawan gizi. Hal ini dapat dilihat dari Persentase Daerah/Desa Bebas
Rawan Gizi yang hanya sebesar 91,1.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 3
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.1.2. Analisis Upaya Kesehatan
Indikator
kedua
yang
diukur
adalah
Kondisi
Lingkungan
Masyarakat, dimana indikator ini mencerminkan kondisi lingkungan tempat
tinggal masyarakat. Pada indikator ini terbagi menjadi tiga sub indikator,
yaitu : 1) Keadaan Lingkungan, 2) Prilaku Hidup Sehat, 3) Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan. Berikut ini adalah capaian Indikator Kondisi
Lingkungan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2010, seperti
pada tabel 6.2.
Tabel 6.2. Capaian Indikator Kondisi Lingkungan Masyakat
Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Sub Indikator
Keadaan
Lingkungan
Perilaku Hidup
Sehat
Variabel
Diskripsi
Capaian
Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan
rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan
37,38
Tempat-tempat
umum Sehat
Tempat-tempat umum sehat adalah
tempat-tempat umum misalnya:
hotel terminal, pasar, pertokoan,
tempat wisata, restoran, tempat
ibadah dan sejenisnya yang
memenuhi syarat sehat
48,10
Rumah Tangga
Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Rumah tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat adalah rumah
tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat
(sesuai pedoman)
31,34
Posyandu
Purnama dan
Mandiri
Posyandu Purnama: posyandu
dengan frekuensi kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, rata-rata
jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih, dan cakupan 5 program
utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan
Imunisasi lebih dari 50%, serta
sudah ada program tambahan.
21,84
Posyandu Mandiri: sudah dapat
melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 4
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Sub Indikator
Variabel
Diskripsi
Capaian
bagus, ada program tambahan dan
dana sehat telah menjangkau 50%
KK
Akses dan Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk yang
Memanfaatkan
Puskesmas
Penduduk yang memanfaatkan
puskesmas adalah penduduk yang
datang berkunjung ke puskesmas
untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diberikan
puskesmas (promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif).
-
Penduduk yang
Memanfaatkan
Rumah Sakit
Penduduk yang memanfaatkan
rumah sakit adalah penduduk yang
datang berkunjung ke rumah sakit
untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diberikan
puskesmas (promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif).
-
Sarana Kesehatan
Dengan
Kemampuan Lab.
Kesehatan
Kemampuan laboraturium artinya
mampu menyelenggarakan
pelayanan laboraturium kesehatan
sesuai standar.
44,64
Rumah Sakit yang
Menyelenggarakan
4 Pelayanan
Kesehatan
Spesialis Dasar
Yang dimaksud dengan 4
pelayanan kesehatan spesialistik
dasar adalah pelayanan-pelayanan
kandungan dan kebidanan, bedah,
penyakit dalam, dan anak
7
Obat Generik
Berlogo (OGB)
Dalam Persedian
Obat
Obat generik berlogo adalah obat
yang dibuat dan dijual dengan
memakai nama umum/nama kimia,
bukan nama paten/spesialite
-
Sumber : Laporan Profil Kesehatan dan SPM Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Capaian indikator lingkungan masyarakat ini secara umum masih
kurang bagus karena kebanyakan masih rendah untuk maing-masing sub
indikator. Sub indikator Keadaan Lingkungan hanya mencapai 37,38
(Rumah Sehat) dan 48,10 (Tempat-tempat Umum Sehat). Sedangkan
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 5
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
untuk Prilaku Hidup Sehat juga kondisinya hampir sama yaitu dibawah
50,00 sehingga antara sub indikator ini dengan sub indikator lingkungan
menunjukkan keterkaitan. Sub indikator ketiga yaitu Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan juga tergolong masih rendah.
6.1.3. Analisis Kapasitas Pelayanan Kesehatan
Indikator Kapasitas Pelayanan Masyarakat merupakan ukuran
untuk melihat sejauh mana kemampuan para penyelenggara pelayanan
kesehatan masyarakat mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pada indikator ini diukur dengan tiga sub indikator, yaitu : 1)
Pelayanan Kesehatan, 2) Sumberdaya Kesehatan, dan 3) Manajemen
Kesehatan. Pada tabel berikut disajikan capaian indikator Kapasitas
Pelayanan Kesehatan tahun 2010.
Tabel 6.3. Capaian Indikator Kapasitas Pelayanan Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Sub
Indikator
Pelayanan
Kesehatan
Variabel
Diskripsi
Capaian
Pertolongan
Persalinan oleh tenaga kesehatan
Persalinan Oleh
adalah persalinan yang ditolong
Tenaga Kesehatan oleh dokter spesialis kebidanan/
dokter umum / bidan/ pembantu
bidan/perawat bidan
95,98
Desa Mencapai
“Universal Child
Immunization”
(UCI)
Desa mencapai UCI adalah desa/
kelurahan dengan cakupan
imunisasi dasar lengkap (BCG 1
kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4
kali, dan Campak 1 kali) pada bayi
usia > 80%
92,17
Desa Terkena
Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang
Ditangani >24 Jam
KLB adalah
timbulnya/meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna
secara epidemiologis dalam kurun
waktu tertentu di daerah tertentu
-
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 6
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Sub
Indikator
Sumber
Daya
Kesehatan
Variabel
Diskripsi
Capaian
Ibu Hamil Yang
Mendapat Tablet
Fe
Mendapat tablet Fe adalah
mendapat 90 butir tablet Fe selama
periode hamil yang diberikan oleh
tenaga kesehatan di dalam maupun
di luar gedung Puskesmas atau
oleh kader
90,98
Bayi Yang
Mendapat (ASI)
Eksklusif
Bayi yang mendapat ASI ekspklusif
adalah bayi yang hanya mendapat
ASI saja sampai mencapai usia
minimal 4 bulan
30,80
Murid Sekolah
Dasar/MI Yang
Mendapat
Pemeriksaan Gigi
dan Mulut
Pemeriksaan gigi dan mulut yang
dimaksud dalah dalam bentuk
upaya promotif, prevebtif, dan
kuratif sederhana seperti
pencabutan gigi sulung,
pengobatan, dan penambalan
sementara, yang dilakukan baik di
sekolah maupun dirujuk ke
puskesmas minimal 2 kali dalam
setahun
5,68
Pekerja Yang
Mendapat
Pelayanan
Kesehatan Kerja
Yang dimaksud palayanan
kesehatan kerja mencakup baik
pelayan promotif, prefentif, kuratif
maupun rehabilitatif
39,84
Keluarga miskin
yang Mendapat
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk miskin yang dimaksud
adalah sesuai dengan kreteria
kemiskinan yang ditetapkan Badan
Pusat Statistik (kemiskinan
dipandang sebagai ketidak
mampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan maupun non
makanan yag bersifat mendasar)
25,94
Dokter
Dokter yang dimaksud adalah yang
memberikan pelayanan kesehatan
di suatu wilayah (PNS maupun
bukan)
7,01
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 7
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Sub
Indikator
Variabel
Diskripsi
Capaian
Dokter Spesialis
Dokter spesialis yang dimaksud
adalah yang memberikan
pelayanan kesehatan disuatu
wilayah (PNS maupun bukan)
Dokter Keluarga
Doketer keluarga yang dimaksud
adalah yang memberikan
pelayanan kesehatan keluarga di
suatu wilayah
Dokter Gigi
Dokter gigi yang dimaksud adalah
yang memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut disuatu
wilayah (PNS maupun bukan)
2,91
Apoteker
Apoteker yang dimaksud adalah
yang memberikan pelayanan
kefarmasian disuatu wilayah (PNS
maupun bukan)
5,8
Bidan
Bidan yang dimaksud adalah yang
memberikan pelayanan kesehatan
disuatu wilayah (PNS maupun
bukan)
33,45
Perawat
Perawat yang dimaksud adalah
yang memberikan pelayanan
kesehatan disuatu wilayah (PNS
maupun bukan)
45,0
Ahli gizi
Ahli gizi yang dimaksud adalah
yang bertugas dibidang kesehatan
masyarakati di suatu wilayah
dengan pendidikan S1 – S3
2,29
Ahli Sanitasi
Ahli sanitasi yang dimaksud adalah
yang bertugas dibidang kesehatan
lingkungan di suatu wilayah dengan
pendidikan D1 – D4
1,73
Ahli Kesehatan
Masyarakat
Ahli Kesehatan Masyarakat yang
dimaksud adalah yang bertugas
dibidang gizi di suatu wilayah
dengan pendidikan D1 – D4
1,86
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 8
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Sub
Indikator
Manajemen
Kesehatan
Variabel
Diskripsi
Capaian
Penduduk Yang
Menjadadi Peserta
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
Jaminan pemeliharaan kesehatan
meliputi peserta JPKM, PT Askes,
PT Jamsostek, Kartu Sehat, dan
peserta asuransi komersial yang
memiliki jaminan kesehatan prabayar.
25,94
Anggaran
Kesehatan Dalam
APBD Kabupaten
Anggaran kesehatan adalah dana
yang disediakan untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan
yang dialokasikan melalui APBD
4,97
Anggaran
Kesehatan
Pemerintah Per
Kapita per Tahun
Anggaran kesehatan pemerintah
adalah jumlah anggaran yang
dialokasikan oleh pemerintah
(melalui APBN, APBD, dan PHLN)
untuk biaya penyelenggaraan
upaya kesehatan
36,17
Sumber : Laporan Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Dilihat secara umum dari ketiga sub indikator, sebagian besar
masih menunjukkan kondisi yang perlu perhatian. Hal ini dapat dilihat
sebagian besar dari masing-masing variabel dari ketiga sub indikator
masih rendah. Berarti dilihat dari kapasitas pelayanan kesehatan yang
dimiliki oleh para penyelenggara masih perlu dadanya peningkatan.
6.1.4. Kontribusi Sektor Terkait
Kontribusi sektor terkait merupakan indikator variabel lain yang
dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Variabelvariabel yang digunakan indikator sektor terkait di kecamatan dapat dilihat
pada tabel berikut.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 9
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.4. Capaian Indikator Kontribusi Sektor Terkait
Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Variabel
Diskripsi
Capaian
Keluarga yang
Keluarga yang meliki akses terhadap air bersih adalah
meliki akses
keluarga yang mempunyai kemudahan dalam
terhadap air bersih memperoleh air bersih dalam jumlah yang cukup
sesuai kebutuhan
Pasangan usia
subur yang
Pasangan usia subur adalah wanita berusia 15-49
tahun dengan status kawin
Angka kecelakaan
lalulintas
Angka kecelakaan lalulintas adalah korban (meninggal
dunia, cedera berat, cedera sedang, dan cedera
ringan) sebagai akibat dari kecelakaan lalulintas
Penduduk yang
melek huruf
Penduduk yang melek huruf adalah penduduk berusia
10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis
huruf latin atau huruf lainnya.
44,68
54,55
Sumber : Laporan Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi, 2011.
Terlepas dari kondisi masing-masing sub indicator dan juga
varibel yang variatif, secara umum atau global sudah dapat dianggap
cukup baik tingkat kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. Hal
ini dapat dilihat dari capaian-capaian indiaktor daerah Kabupaten
Banyuwangi Jika dibandingkan dengan target secara nasional maupun
MDGs, dimana sebagian besar telah memenuhi target.
Pencapaian target mudah, namun mempertahankan target sangat
berat, apalagi baseline 2010 target sudah cukup tinggi. Ada beberapa
masukan untuk program kesehatan, yaitu:
1. Kebutuhan SDM terutama dokter belum sesuai dengan rasio
penduduk.
Hal ini perlu disosialisasikan dan dicanangkan adanya dokter
keluarga.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 10
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
2. Sarana pelayanan kesehatan (RS / Puskesmas).
-
Akses dan mutu pelayanan kesehatan belum ada datanya.
-
Derajat kesehatan masyarakat baik, tetapi masyarakat apakah
telah mengakses secara optimal sarana pelayanan kesehatan
di Banyuwangi. Berapa % masyarakat Banyuwangi yang
berobat di kota Banyuwangi dan berapa % masyarakat berobat
diluar kota Banyuwangi atau berobat ke Luar Negeri. Berapa %
masyarakat dari luar kota Banyuwangi yang menggunakan
sarana pelayanan kesehatan di Banyuwangi?
-
Program puskesmas unggulan, puskesmas center pelayanan
khusus (misal, puskesmas penanggulangan HIV, DHF dan lainlain).
-
Program World Class RS.
3. HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya
-
Prevalensi HIV nampak mengalami peningkatan, perlu ada
upaya untuk meningkatkan melawan penyebaran penyakit, oleh
karena fenomena gunung es.
-
Penyakit menular yang lainnya seperti diphtheria, tuberculosis,
DHF masih juga merupakan persoalan yang tidak dapat
dituntaskan.
Masih
terus
ada
sepanjang
tahun
dan
menunjukkan peningkatan.
-
Perlunya meningkatkan upaya/program kesehatan yang lebih
diarahkan pada upaya PROMOTIF dan PREVENTIF.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 11
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.2.
Analisis Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah
menetapkan peraturan, bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat
harus berstandar nasional. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan telah
menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Dengan
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesehatan,
diharapkan pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial
dapat dipenuhi pada tingkat yang paling minimal secara nasional,
sehingga dapat mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan dan lebih
jauh dapat memelihara/ menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Namun demikian untuk pelayanan kesehatan yang sifatnya
spesifik daerah harus tetap diberikan.
Sampai pada periode waktu perencanaan ini disusun (tahun 2011).
Ketentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang berlaku
adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008
Tentang
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesehatan
di
Kabupaten/Kota. Oleh karena itu dalam pelaporan capaian indikator
kinerja maupun analisisnya mempergunakan acuan SPM tahun 2008
tersebut.
Hasil capaian kinerja indikator kesehatan berbasis SPM dalam
pelaporannya dikelompokkan dalam 2 jenis program, yaitu:
1) Program utama, dan
2) Program inovasi.
Capaian kinerja indikator kesehatan berbasis SPM Kabupaten
Banyuwangi tahun 2010 disajikan pada tabel berikut.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 12
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.5. Hasil Pencapaian Kinerja (Program Utama)
Berbasis SPM Puskesmas
Tahun 2010
I.
No
PROGRAM UTAMA
INDIKATOR KINERJA
1
2
TARGET
PER
TAHUN
PENCAPAIAN BULAN INI
3
n
4
Total 45 puskesmas
Penyebut
5
%
6
TARGET
S/D BULAN
INI (%)
SELISIH
(%)
7
8
1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
90%
20,845
26,258
79.39
90.00
(10.61)
2
Cakupan Komplikasi Kebidanan
yang ditangani
80%
2,334
5,252
44.44
80.00
(35.56)
3
Cakupan Pertolongan Persalinan
oleh Tenaga Kesehatan yang
Memiliki kompetensi kebidanan
90%
23,039
24,003
95.98
90.00
5.98
4
Cakupan Pelayanan Nifas
90%
23,760
24,003
98.99
90.00
8.99
5
Cakupan Neonatus dengan
Komplikasi yang Ditangani
80%
1,355
3,625
37.38
80.00
(42.62)
6
Cakupan Kunjungan Bayi
82%
21,636
24,164
89.54
82.00
7.54
7
Cakupan Desa/ Kelurahan
Universal Child Immunization (UCI)
85%
200
217
92.17
85.00
7.17
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 13
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
8
Cakupan Pelayanan Anak Balita
53%
64,623
121,785
53.06
53.00
0.06
9
Cakupan Pemberian Makanan
Pendamping ASI pada Anak Usia 624 bulan Keluarga Miskin
100%
487
3,601
13.52
100.00
(86.48)
10
Cakupan Balita Gizi Buruk
Mendapat Perawatan
100%
401
401
100.00
100.00
11
Cakupan Penjaringan Kesehatan
Siswa SD dan Setingkat
100%
30,909
31,257
98.89
100.00
(1.11)
12
Cakupan Peserta KB Aktif
68%
241,685
307,227
78.67
68.00
10.67
13
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penderita Penyakit
2/100.1000
pddk
4
8.00
1/100.000
pddk
2/100.000
pddk
(50.00)
Acute Flacid Paralysis (AFP)
a. Rate per 100.000 Penduduk <
15 tahun
-
b.
Penanganan Penderita
Pneumonia Balita
60%
1,122
12,179
9.21
60.00
(50.79)
c.
Penemuan Pasien Baru TB
BTA Positif
70%
878
1,724
50.93
70.00
(19.07)
d. Penderita DBD yang Ditangani
100%
1,027
1,027
100.00
100.00
e. Penanganan Penderita Diare
70%
26,042
47,699
54.60
70.00
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 14
(15.40)
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
14
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Dasar Pasien Masyarakat Miskin
43.10%
15
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
43.10%
11,108
16
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat
Level 1 yang Harus Diberikan
Sarana Kesehatan (RS) di
Kab./Kota
35%
17
Cakupan Desa/Kelurahan
Mengalami KLB yang Dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
18
Cakupan Desa Siaga Aktif
34,651
69,483
49.87
43.10
6.77
6,948
159.87
43.10
116.77
6
11
54.55
35.00
19.55
80%
17
17
100.00
80.00
20.00
55%
155
217
71.43
55.00
16.43
Sumber : SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2011
Keterangan : Capaian Bulan Januari – Desember (pencapaian kumulatif)
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 15
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.6. Hasil Pencapaian Kinerja (Program Inovasi)
Berbasis SPM Puskesmas
Tahun 2010
II.
No
PROGRAM INOVASI
INDIKATOR KINERJA
PENCAPAIAN BULAN INI
TARGET
PER
TAHUN
total
TARGET
S/D BULAN
INI (%)
SELISIH
(%)
8
n
Penyebut
%
4
5
6
7
1
2
3
II.1
Cakupan pelaksanaan P4K dengan
Stikerisasi
25%
7,425
26,258
28.28
25.00
3.28
II.2
Penderita Kusta yang Selesai
Berobat (RFT Rate)
95%
53
55
96.36
95.00
1.36
II.3
Persentase Klien yang
Mendapatkan Penanganan
HIV/AIDS
100%
602
602
100.00
100.00
-
II.4
Penemuan dan Penanggulangan
IMS
100%
121
121
100.00
100.00
-
II.5
Persentase Pengobatan Penderita
Malaria Klinis
100%
29
29
100.00
100.00
-
II.6
Cakupan Rawat Jalan
15%
378,374
23.49
15.00
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
1,610,910
VI - 16
8.49
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
II.7
Ketersediaan Obat Sesuai dengan
Kebutuhan
100%
172
172
100.00
100.00
-
II.8
Ketersediaan Obat Esensial
100%
143
143
100.00
100.00
-
II.9
Ketersediaan Obat Generik
100%
141
141
100.00
100.00
Sumber : SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2011
Keterangan : Capaian Bulan Januari – Desember (pencapaian kumulatif)
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 17
-
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
A. Indikator Utama
1. Indikator SPM Bidang Kesehatan yang belum terpenuhi targetnya
Dari 18 (delapan belas) indikator utama dan 5 (lima) sub indicator, terdapat 6 (enam) indikator (1 indikator dengan 4 sub) yang
belum memenuhi target seperti ketetapan dalam capaian tahun 2010. Secara rinci keenam indikator kinerja tersebut adalah sebagai
berikut:
Indikator Kinerja
Target
Capaian
Selisih
100%
13.52
(86.48)
2) Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
80%
37.38
(42.62)
3) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
80%
44.44
(35.56)
4) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
90%
79.39
(10.61)
100%
98.89
(1.11)
2/100.1000
1/100.000
(50.00)
Point (b) Penanganan Penderita Pneumonia Balita
60%
9.21
(50.79)
Point (c) Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
70%
50.93
(19.07)
Point (e) Penanganan Penderita Diare
70%
54.60
(15.40)
1) Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI
5) Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
6) Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
Point (a) Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100.000 Penduduk
<15 tahun (satuan : penduduk)
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 18
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
2. Indikator SPM Bidang Kesehatan yang sudah terpenuhi targetnya
Dari 18 (delapan belas) indikator utama dan 5 (lima) sub indicator, terdapat 13 (tiga belas) indikator (1 indikator dengan 1 sub)
yang sudah memenuhi target seperti ketetapan dalam capaian tahun 2010. Secara rinci ketiga belas indikator kinerja tersebut adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target
Capaian
Selisih
43.10%
159.87
116.77
100%
100.00
-
100%
100.00
-
80%
100.00
20.00
35%
54.55
19.55
6) Cakupan Desa Siaga Aktif
55%
71.43
16.43
7) Cakupan Peserta KB Aktif
68%
78.67
10.67
8) Cakupan Pelayanan Nifas
90%
98.99
8.99
9) Cakupan Kunjungan Bayi
82%
89.54
7.54
10) Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
85%
92.17
7.17
43.10%
49.87
6.77
1) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
2) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
3) Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
Point (d) Penderita DBD yang Ditangani
4) Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang
Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
5) Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan
Sarana Kesehatan (RS) di Kab./Kota
11) Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 19
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
12) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
90%
95.98
5.98
53%
53.06
0.06
yang Memiliki kompetensi kebidanan
13) Cakupan Pelayanan Anak Balita
pada Anak Usia 6-24 bulan Keluarga Miskin
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 20
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Terdapat 4 (empat) indikator yang dapat tercapai sempurna, bahkan
satu diantaranya melebihi 100 persen yaitu indikator Cakupan Pelayanan
Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin mencapai 159,87 persen atau
1,17 kali lebih tinggi daripada targetnya. Selanjutnya tiga indikator lainnya
mencapai 100 persen yaitu Indikator Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan dan Indikator Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit, khususnya sub indikator Penderita DBD yang Ditangani (point d), serta
Indikator Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang Dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam. Khususnya indikator yang terakhir ini, meskipun hanya
tercapai 100 persen tetapi capaiannya telah melebihi target diatas 20 persen.
Kemudian 9 (Sembilan) indikator lainnya, meskipun melebihi target
tetapi capaiannya tidak sampai 100 persen. Hal ini dilihat dari konteks
pembangunan atau pelaksanaan program-program, maka dapat dinilai sudah
berhasil karena sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Namun masih saja
tetap perlu adanya peningkatan pelayanan agar capaiannya benar-benar optimal
(100 persen).
6.3.
Analisis Pengembangan Sumberdaya Kesehatan
Pengembangan sumberdaya kesehatan merupakan suatu hal
yang
paling
dinamis
karena
menyangkut
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan tuntutan pelayanan. Sumberdaya manusia kesehatan
merupakan ujung tombak dari subyek pelaksana pelayanan kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu dalam setiap periode tertentu perlu adanya
pengembangan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Dalam pembahasan ini akan dikaji dua hal terkait dumberdaya
manusia kesehatan atau tenaga kesehatan, yaitu:
1) Analisis kondisi umum tenaga kesehatan, dan
2) Analisis kebutuhan tenaga kesehatan.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 21
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.1.1. Kondisi Umum Tenaga Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Secara umum sampai dengan tahun 2010, tenaga kesehatan
(SDM Kesehatan) dapat diidentifikasikan belum mencukupi, baik ditinjau
dari segi jumlah, jenis, kualifikasi, mutu maupun penyebarannya.
Sampai dengan tahun 2010 terdapat sekitar 1.728 tenaga
kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas di seluruh
banyuwangi maupun satuan kerja lainnya. Dari sejumlah itu untuk
memberikan pelayanan kepada sekitar 1,5 juta penduduk. Jumlah ini
masih belum mencukupi untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih
optimal. Rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk yang relatif masih
kecil.
Pemerintah pusat melalui program kebijakan Indonesia Sehat
2010, akan meningkatkan jumlah tenaga kesehatan. Berarti dengan
pertimbangan
ini
serta
kondisi
tenaga
kesehatan
di
Kabupaten
Banyuwangi tersebut, maka cukup kuat alasan untuk meningkatkan
jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dengan
harapan lebih banyak tenaga kesehatan per penduduk.
Pada tabel berikut menunjukkan penyebaran jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit pada tahun 2010.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 22
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.7 Persebaran Tenaga Kesehatan (Medis, Perawat, Bidan)
Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Tenaga Kesehatan
NO
Kecamatan
1
2
1
WONGSOREJO
2
3
KALIPURO
4
Puskesmas
Medis
Perawat
Bidan
Jumlah
3
4
5
WONGSOREJO
2
7
8
17
BAJULMATI
2
4
9
15
KELIR
1
2
4
7
KLATAK
2
4
10
16
6
5
GIRI
MOJOPANGGUNG
2
5
8
15
6
GLAGAH
PASPAN
2
4
11
17
7
LICIN
LICIN
2
5
12
19
8
BANYUWANGI
SOBO
2
7
3
12
9
SINGOTRUNAN
2
3
8
13
10
KERTOSARI
2
4
5
11
KABAT
2
5
11
18
BADEAN
1
2
9
12
GITIK
2
8
14
24
GLADAG
1
5
9
15
13
11
KABAT
12
13
ROGOJAMPI
14
15
SINGOJURUH
SINGOJURUH
2
2
9
16
SONGGON
SONGGON
3
7
16
17
SRONO
KEBAMAN
1
4
7
12
18
PARIJATAH KULON
3
4
7
14
19
WONOSOBO
2
1
6
9
KEDUNGREJO
2
8
12
22
21
SUMBERBERAS
3
7
10
20
22
TAPANREJO
1
5
8
14
23
TEMBOKREJO
1
5
9
15
20
MUNCAR
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 23
26
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tenaga Kesehatan
NO
Kecamatan
1
24
TEGALDLIMO
PURWOHARJO
27
28
CLURING
29
30
Medis
Perawat
Bidan
3
4
5
TEGALDLIMO
2
8
12
22
KEDUNGWUNGU
2
7
10
19
PURWOHARJO
2
4
5
11
GRAJAGAN
1
6
13
20
BENCULUK
2
8
18
28
TAMPO
1
7
9
17
JAJAG
1
6
9
16
YOSOMULYO
2
5
10
17
2
25
26
Puskesmas
GAMBIRAN
31
Jumlah
6
32
TEGALSARI
TEGALSARI
1
6
13
20
33
GENTENG
GENTENG KULON
3
4
12
19
KEMBIRITAN
2
7
9
18
SEMPU
2
6
8
16
36
KARANGSARI
3
7
13
23
37
GENDOH
2
4
3
9
SEPANJANG
2
9
10
21
TULUNGREJO
1
4
9
14
34
35
38
SEMPU
GLENMORE
39
40
KALIBARU
KALIBARU KULON
2
9
15
26
41
BANGOREJO
KEBONDALEM
2
7
15
24
SAMBIREJO
1
8
12
21
42
43
PESANGGARAN PESANGGARAN
3
12
10
25
44
SUMBERAGUNG
2
6
13
21
SILIRAGUNG
3
6
9
18
85
254
442
841
45
SILIRAGUNG
SUB JUMLAH
PUSKESMAS
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010, Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi 2011
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 24
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.8. Persebaran Tenaga Paramedis (Farmasi, Kesmas, Sanitasi, Gizi,
Keterapian Fisik, Teknis Medis) Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Tenaga kesehatan
NO
Kecamatan
1
1
WONGSOREJO
KALIPURO
4
Farmasi
Kesmas
Sanitasi
Gizi
Keterapian Fisik
Teknisi
Medis
Jumlah
4
5
6
7
8
9
10
3
2
2
3
Puskesmas
WONGSOREJO
-
-
-
-
-
-
BAJULMATI
-
-
-
-
-
-
KELIR
-
-
-
-
-
-
KLATAK
1
-
-
-
-
-
5
GIRI
MOJOPANGGUNG
1
1
1
1
-
-
6
GLAGAH
PASPAN
-
-
1
-
-
-
7
LICIN
LICIN
1
-
-
1
-
-
8
BANYUWANGI
SOBO
1
-
-
-
-
1
9
SINGOTRUNAN
1
-
-
1
-
-
10
KERTOSARI
1
-
2
1
-
-
KABAT
-
-
1
-
-
-
11
KABAT
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 25
17
15
7
17
19
18
21
14
15
15
19
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tenaga kesehatan
NO
Kecamatan
Puskesmas
Farmasi
12
13
ROGOJAMPI
14
Kesmas
Sanitasi
Gizi
Keterapian Fisik
Teknisi
Medis
BADEAN
-
-
-
-
-
-
GITIK
1
1
-
-
-
-
GLADAG
-
-
1
-
-
-
15
SINGOJURUH
SINGOJURUH
-
-
-
1
-
-
16
SONGGON
SONGGON
-
-
1
-
-
-
17
SRONO
KEBAMAN
1
-
-
-
-
-
18
PARIJATAH KULON
-
-
-
-
-
-
19
WONOSOBO
-
-
-
-
-
-
KEDUNGREJO
-
-
1
-
-
1
21
SUMBERBERAS
1
-
-
1
-
1
22
TAPANREJO
1
-
-
-
-
-
23
TEMBOKREJO
-
-
-
-
-
-
TEGALDLIMO
1
-
1
1
-
-
KEDUNGWUNGU
-
-
-
-
-
-
20
24
MUNCAR
TEGALDLIMO
25
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 26
Jumlah
12
26
16
14
27
13
14
9
24
23
15
15
25
19
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tenaga kesehatan
NO
Kecamatan
Puskesmas
Farmasi
26
PURWOHARJO
27
28
CLURING
29
30
GAMBIRAN
31
Kesmas
Sanitasi
Gizi
Keterapian Fisik
Teknisi
Medis
PURWOHARJO
-
-
-
1
-
-
GRAJAGAN
-
2
-
-
-
-
BENCULUK
1
-
1
1
-
-
TAMPO
-
1
-
1
-
-
JAJAG
1
-
-
-
-
-
YOSOMULYO
-
-
-
-
-
-
32
TEGALSARI
TEGALSARI
-
-
1
-
-
-
33
GENTENG
GENTENG KULON
1
-
-
1
-
-
KEMBIRITAN
1
-
-
-
-
-
SEMPU
-
-
1
-
-
-
36
KARANGSARI
-
2
-
1
-
1
37
GENDOH
-
1
-
-
-
-
SEPANJANG
-
-
-
1
-
-
TULUNGREJO
-
-
1
1
-
-
34
35
38
SEMPU
GLENMORE
39
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 27
Jumlah
12
22
31
19
17
17
21
21
19
17
27
10
22
16
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tenaga kesehatan
NO
Kecamatan
Puskesmas
Farmasi
Kesmas
Sanitasi
Gizi
Keterapian Fisik
Teknisi
Medis
40
KALIBARU
KALIBARU KULON
-
-
-
1
-
-
41
BANGOREJO
KEBONDALEM
-
-
-
1
-
-
SAMBIREJO
-
-
-
1
-
-
PESANGGARAN
-
-
1
1
-
-
SUMBERAGUNG
-
-
-
-
-
-
SILIRAGUNG
-
1
-
-
-
-
15
9
14
18
-
4
42
43
PESANGGARAN
44
45
SILIRAGUNG
JUMLAH PUSKESMAS
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2011
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 28
Jumlah
27
25
22
27
21
19
841
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.9. Persebaran Jenis Tenaga Kesehatan Menurut Satuan Kerja
Di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Medis
Perawat
Bidan
Farmasi
Kesmas
Sanitasi
Gizi
Keterapian Fisik
Teknisi
Medis
Jumlah
85
254
442
15
9
14
18
-
4
841
RSUD BLAMBANGAN
37
98
17
15
1
4
4
2
12
190
2
RSUD GENTENG
28
57
18
8
2
2
2
2
8
127
3
RS YASMIN BANYUWANGI
9
30
4
4
-
-
1
-
5
53
4
RSAB AL-ROCMAH
3
13
5
4
-
-
2
-
1
28
5
RS ISLAM BANYUWANGI
7
33
11
7
1
-
2
-
3
64
6
RS AL HUDA GENTENG
21
107
15
17
-
1
2
4
11
178
7
RS NU ROGOJAMPI
5
14
7
-
-
-
1
-
-
27
8
26
8
7
-
-
1
-
2
52
8
RS PKU Muh. ROGOJAMPI
RS ISLAM FATIMAH
BANYUWANGI
15
40
5
9
2
-
1
1
7
80
9
10
RS BHAKTI HUSADA
KRIKILAN
9
42
6
4
3
-
1
1
5
71
NO
UNIT KERJA
I
PUSKESMAS
II
RUMAH SAKIT
1
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 29
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
11
RSIA BUNDA
SUB JUMLAH RS
SARANA KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
142
460
96
75
9
7
17
10
54
870
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
PKJM-KKO
1
6
-
1
1
-
-
-
-
9
2
BALAI PENGOBATAN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
RUMAH BERSALIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
6
-
1
1
-
-
-
-
9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
5
1
3
11
7
2
-
2
33
60
1,753
SUB JUMLAH SARKES LAIN
SUB INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SUB DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA
230
725
539
94
30
28
37
10
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 30
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.1.2. Analisis Rasio Tenaga Kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi dapat
dilihat dari rasio jumlah tenaga kesehatan dibandingkan jumlah yang
dilayani. Rasio ini diukur dari jumlah masing-masing jenis tenaga
kesehatan untuk tiap pelayanan per 100.000 penduduk. Berdasarkan
hal tersebut, maka diperoleh nilai-nilai rasio jumlah tenaga kesehatan
pada tahun 2010 sebagai berikut.

Rasio Tenaga Dokter
Rasio dokter yang diukur per 100.000 penduduk terdiri atas
dokter umum, gigi dan spesialis. Berikut hasil perhitungan rasio dokter
pada tahun 2010.
Tabel 6.10. Rasio Dokter Terhadap 100.000 Penduduk
Di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Jenis Tenaga Dokter
Keterangan
Jumlah Penduduk
Jumlah Dokter
Rasio Per TK
Rasio Per 100.000
Penduduk
Standar / Target Nasional
Status
Sumber :
Umum
1.556.048
113
13.770,34
7,26
Gigi
1.556.048
48
32.417,67
3,08
Spesialis
1.556.048
44
35.364,73
2,83
Total
1.556.048
205
7.590,48
13,17
40
11
6
24
(- -)
(- -)
(- -)
(- -)
hasil pengolahan data dari Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi, 2011.
Keterangan :
*) ( - - )
: sangat kurang (dibawah 50%)
*) TK
: tenaga kesehatan

Rasio Tenaga Perawat dan Bidan
Rasio tenaga perawat dan bidan ini juga diukur untuk per
100.000 penduduk yang dilayani. Berikut hasil perhitungan rasio
perawat dan bidan pada tahun 2010.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 31
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.11. Rasio Perawat dan Bidan Terhadap 100.000 Penduduk
Di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Jenis Tenaga
Jenis Tenaga Kesehatan
Jumlah Penduduk
Jumlah Dokter
Rasio Per TK
Rasio Per 100.000 Penduduk
Standar / Target Nasional
Status
Sumber :
Perawat
1,556,048
725
2,146.27
46.59
117.5
(- -)
Bidan
1,556,048
539
2,886.92
34.64
100
(- -)
hasil pengolahan data dari Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi, 2011.
Keterangan :

*) ( - - )
: sangat kurang (dibawah 50%)
*) TK
: tenaga kesehatan
Rasio Tenaga Paramedis
Rasio tenaga paramedis yang diukur per 100.000 penduduk
terdiri atas tenaga : farmasi, kesehatan masyarakat (kesmas), sanitasi,
gizi, keterapian fisik dan teknisi medis. Berikut hasil perhitungan rasio
tenaga paramedis pada tahun 2010.
Tabel 6.12. Rasio Tenaga Paramedis Terhadap 100.000 Penduduk
Di Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Keterangan
Jumlah Penduduk
Jumlah Dokter
Rasio Per TK
Rasio Per 100.000
Penduduk
Standar / Target
Nasional
Status
Sumber :
Jenis Tenaga Paramedis
Keterapian Teknisi
Farmasi Kesmas Sanitasi
Gizi
Fisik
Medis
1,556,048 1,556,048 1,556,048 1,556,048 1,556,048 1,556,048
94
30
28
37
10
60
16,553.70 51,868.27 55,573.14 42,055.35 155,604.80 25,934.13
6.04
1.93
1.80
2.38
10
40
40
22
(- -)
(- -)
(- -)
(- -)
0.64
3.86
hasil pengolahan data dari Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi, 2011.
Keterangan :
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 32
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
*) ( - - )
: sangat kurang (dibawah 50%)
*) TK
: tenaga kesehatan
Perbandingan antara masing-masing jenis tenaga kesehatan,
baik medis maupun paramedis digambarkan dengan grafik berikut.
Gambar 5.4. Grafik Perbandingan Jumlah Tenaga Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
800
700
600
500
400
300
200
100
-
Jumlah
6.4.
725
539
205
94
30
28
Dokte Peraw Bidan Farma Kesm Sanita
r
at
si
as
si
205
725
539
94
30
28
37
Gizi
37
10
60
Jumlah
Keter Tekni
apian
si
Fisik Medis
10
60
Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Dalam perencanaan ini perlu diketahui dan dipetakan (ploting)
atas kondisi faktor lingkungan internal dan eksternal kesehatan daerah.
Kondisi factor internal dan eksternal ini dapat menunjukkan posisi kondisi
tingkat kesehatan Kabupaten Banyuwangi didalam berbagai potensi dan
hambatan yang ada.
Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi harus
mengenal kondisi-kondisi elemen internal Bidang Kesehatan yang sifatnya
controllable (dapat dikuasai) yang berguna untuk mengetahui faktor
kekuatan dan kelemahan pembangunan kesehatan daerah. Selain itu juga
mengenal kondisi-kondisi elemen external organisasi yang sifatnya
uncontrollable (yang relatif kurang dikuasai).
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 33
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Analisis ini biasa disebut dengan Analisis Lingkungan Internal
(ALI) dan Analisa Lingkungan External (ALE). Pendekatannya berguna
untuk mengetahui faktor peluang dan ancaman dengan menggunakan
pendekatan analisis Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan)
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) (SWOT). Sehingga biasa
juga disebut analisis SWOT, dimana analisis ini dimaksudkan untuk
menentukan
tingkat
urgensi
dan
dampak
potensial
serta
skala
prioritasnya.
1. Identifikasi Faktor Lingkungan Internal - Eksternal
Dengan pencermatan (scanning) terhadap lingkungan Bidang
Kesehatan dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuwangi seperti tabel berikut.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 34
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.13. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Kesehatan Daerah, Kabupaten Banyuwangi
KEKUATAN:
KELEMAHAN:
1. Jumlah Perawat yang memadai. 1. Jumlah tenaga fungsional tertentu
2. Sarana Prasarana Kesehatan
masik kurang.
Dasar mencukupi.
2. Kualitas SDM kurang merata.
3. Adanya pedoman dan juknis.
3. Sarana mobilitas untuk pelayanan
4. Uraian tugas yang jelas.
kesehatan masih kurang.
4. Sarana prasarana pelaksanaan
program kurang.
5. Sistem informasi manajemen
kesehatan tidak berjalan lancer.
6. Belum adanya tim kerja lintas fungsi.
7. Motivasi kerja kurang.
PELUANG:
ANCAMAN:
1. UU No. 22 dan 25 Th.1999.
2. Adanya kebijakan Pemda yang
mendukung bidang kesehatan.
3. Adanya peran swasta dalam
pembangunan daerah dalam
bidang kesehatan.
4. Tuntutan era persaingan bebas.
5. Adanya fasilitas pelayanan
kesehatan swasta.
6. Kemajuan teknologi di bidang
Komunikasi.
7. Kemajuan di bidang teknologi
kesehatan yang semakin
canggih.
1. Kondisi geografis dan demografis.
2. Dana APBD bidang kesehatan
masih kurang dan tidak tepat waktu.
3. Perilaku dan budaya masyarakat
belum mendukung program
kesehatan.
4. Masih terdapat keluarga miskin.
5. Terbukanya isolasi dan mobilitas
penduduk memudahkan penyebaran
penyakit.
Sumber : hasil analisis
Selanjutnya
berdasarkan
identifikasi
tersebut
ditentukan
keterkaitan antara Analisa Lingkungan Internal dan Analisa Lingkungan
External dengan memberikan bobot dan ratingnya seperti yang terlihat
pada tabel berikut ini:
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 35
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.14. Penentuan Bobot
No
A
B
A
B
Analisa Lingkungan
ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL
KEKUATAN
1) Jumlah Perawat yang memadai
2) Sarana Prasarana Kesehatan Dasar
mencukupi
3) Adanya pedoman juknis
4) Uraian tugas yang jelas
Sub Jumlah
KELEMAHAN
1) Jumlah tenaga fungsional tertentu
masih kurang
2) Kualitas SDM Kurang merata
3) Sarana Mobilitas untuk Pelayanan
Kesehatan masih kurang
4) Sarana Prasarana Pelaksanaan
Program Kurang
5) Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan Tidak berjalan lancar
6) Belum adanya tim kerja lintas fungsi
7) Motivasi kerja kurang
Sub Jumlah
Jumlah
ANALISA LINGKUNGAN EXTERNAL
PELUANG
1) UU No. 22 dan 25 Tahun 1999
2) Adanya kebijakan PEMDA yang
mendukung bidang kesehatan
3) Adanya peran swasta dalam
pembangunan daerah bidang kesehatan
4) Tuntutan era persaingan bebas
5) Adanya fasilitas pelayanan kesehatan
swasta
6) Kemajuan teknologi dibidang
komunikasi
7) Kemajuan di bidang teknologi
kesehatan yang semakin canggih
Sub Jumlah
ANCAMAN
1) Kondisi geografis dan demografis
2) Dana APBD bidang kesehatan masih
kurang dan tidak tepat waktu
3) Perilaku dan budaya masyarakat belum
mendukung program kesehatan
5) Masih terdapat keluarga miskin
6) Terbukanya isolasi & mobilitas penduduk
memudahkan penyebaran penyakit
Sub Jumlah
Jumlah
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
Skala
Bobot
Rata (%)
Bobot
(%)
3,00
21,429
0,1071
4,00
3,00
4,00
14,00
28,571
21,429
28,571
100,000
0,1429
0,1071
0,1429
0,500
4,00
4,00
16,00
16,00
0,0800
0,0800
3,00
12,00
0,0600
3,00
12,00
0,0600
4,00
3,00
4,00
25,00
16,00
12,00
16,00
100,00
0,0800
0,0600
0,0800
0,5000
1,0000
4,00
15,385
0,0769
4,00
15,385
0,0769
4,00
3,00
15,385
11,538
0,0769
0,0577
4,00
15,385
0,0769
3,00
11,538
0,0577
4,00
26,00
15,385
100,00
0,0769
0,5000
3,00
18,75
0,0938
4,00
25,00
0,1250
4,00
3,00
25,00
18,75
0,1250
0,0938
2,00
16,00
12,50
100,00
0,0625
0,5000
1,0000
VI - 36
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.16. Penentuan Score ALI dan ALE
No
A
B
A
B
Analisa Lingkungan
ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL
KEKUATAN
1) Jumlah Perawat yang memadai
2) Sarana Prasarana Kesehatan Dasar
mencukupi
3) Adanya pedoman juknis
4) Uraian tugas yang jelas
Sub Jumlah
KELEMAHAN
1) Jumlah tenaga fungsional tertentu masih
kurang
2) Kualitas SDM Kurang merata
3) Sarana Mobilitas untuk Pelayanan
Kesehatan masih kurang
4) Sarana Prasarana Pelaksanaan
Program Kurang
5) Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
Tidak berjalan lancar
6) Belum adanya tim kerja lintas fungsi
7) Motivasi kerja kurang
Sub Jumlah
Jumlah
ANALISA LINGKUNGAN EXTERNAL
PELUANG
1) UU No. 22 dan 25 Tahun 1999
2) Adanya kebijakan PEMDA yang
mendukung bidang kesehatan
3) Adanya peran swasta dalam
pembangunan daerah dalam bidang
kesehatan
4) Tuntutan era persaingan bebas
5) Adanya fas. pelayanan kesehatan swasta
6) Kemajuan teknologi dibidang komunikasi
7) Kemajuan di bidang teknologi kesehatan
yang semakin canggih
Sub Jumlah
ANCAMAN
1) Kondisi geografis dan demografis
2) Dana APBD bidang kesehatan masih
kurang dan tidak tepat waktu
3) Perilaku dan budaya masyarakat belum
mendukung program kesehatan
4) Masih terdapat keluarga miskin
5) Terbukanya isolasi & mobilitas penduduk
memudahkan penyebaran penyakit
Sub Jumlah
Jumlah
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
Bobot
Rating
Score
0,1071
3,00
0,3214
0,1429
0,1071
0,1429
0,5000
4,00
3,00
4,00
14,00
0,5714
0,3214
0,5714
1,7857
0,0800
0,0800
3,00
3,00
0,2400
0,2400
0,0600
3,00
0,1800
0,0600
4,00
0,2400
0,0800
0,0600
0,0800
0,5000
3,00
2,00
4,00
22,00
0,2400
0,1200
0,3200
1,5800
0,2057
0,0769
4,00
0,3077
0,0769
3,00
0,2308
0,0769
0,0577
0,0769
0,0577
4,00
2,00
3,00
3,00
0,3077
0,1154
0,2308
0,1731
0,0769
0,5000
3,00
22,00
0,2308
1,5962
0,0938
2,00
0,1875
0,1250
4,00
0,5000
0,1250
0,0938
4,00
2,00
0,5000
0,1875
0,0625
0,5000
3,00
15,00
0,1875
1,5625
0,0337
VI - 37
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
 Kekuatan
=
1,7857
 Kelemahan
=
1,5800
 Peluang
=
1,5962
 Ancaman
=
1,5625.
Nilai score yang dihasilkan pada masing-masing faktor ALI-ALE
tersebut merepresentasikan titik-titik pada diagram ALI-ALE berikut:
Gambar 6.1. Keterkaitan ALI – ALE
OPPORTUNITY
1,5
1
0,5
-1,5
-1
- 0,5
0,5
1
1,5
STRENGTH
WEAKNESS
- 0,5
-1
-1,5
THREAT
Sumber : hasil analisis
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 38
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan titik-titik tersebut dapat ditarik suatu vektor strengthweakness yang bernilai positif 0,21. demikian juga dapat ditentukan nilai
dari vektor opportunity-threat yang bernilai positif 0,03.
Untuk
Banyuwangi
mengetahui
posisi
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
dengan menggunakan hasil vektor tersebut dapat dilihat
sebagaimana nampak pada gambar berikut:
Gambar 6.2. Penentuan Posisi dan Strategi Kesehatan Daerah
Kabupaten Banyuwangi
OPPORTUNITY
I
II
0,5
AGRESSIVE
CONSERVATIVE/
TURN AROUND
0,03
0,21
- 0,5
0,5
WEAKNESS
STRENGTH
IV
I
- 0,5
KOMPETITIVE/
DEFENSIVE
DIVERSIFIKASI
THREAT
Sumber : hasil analisis
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 39
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Posisi tersebut menggambarkan bahwa strategi yang sesuai untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
adalah strategi agressive
artinya Organisasi harus lebih proaktif dalam melaksanakan aktivitasnya,
karena kekuatan yang dimiliki cukup besar untuk menangkap peluang
yang belum sepenuhnya tergali dan terkelola
2. Penentuan Strategi
Tahap berikutnya berdasarkan ALI dan ALE tersebut ditentukan
strategi yang tepat untuk menjadi critical success factor dengan membagi
ke dalam 4 (empat) strategi dengan mempertimbangkan posisi Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang dalam uraian diatas lebih cocok
menerapkan strategi aggressive.
Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Strategi SO (mengoptimalkan kekuatan untuk menangkap peluang)
1. Manfaatkan sarana dan prasarana kesehatan dasar dalam
menghadapi tuntutan persaingan bebas.
2. Terapkan kemajuan teknologi dan komunikasi untuk pelayanan
kesehatan dasar.
3. Manfaatkan teknologi kesehatan yang semakin canggih dalam
pelayanan pada sarana kesehatan dasar.
4. Maksimalkan fungsi tenaga perawat yang ada untuk menghadapi
era persaingan bebas
5. Membangun kemitraan pelayanan kesehatan dengan pihak swasta.
6. Gunakan pedoman dan juknis menjadi kebijakan pemda.
7. Manfaatkan uraian tugas/kewenangan yang jelas untuk mendukung
kebijakan pemda dan otonomi daerah.
8. Memanfaatkan peran swasta untuk melengkapi sarana dan
prasarana
serta
penyelenggaraan
pelayanan
dan
program
kesehatan.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 40
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
9. mengembangkan
kemampuan
perawat
untuk
memanfaatkan
teknologi kesehatan yang canggih.
b. Strategi ST (Memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi ancaman)
1. Manfaatkan jumlah perawat yang memadai untuk memperluas
jangkauan pelayanan dan mengatasi terbukanya isolasi dan
mobilitas penduduk.
2. Manfaatkan pedoman dan juknis untuk memberikan
pelayanan
kesehatan kepada gakin.
3. Manfaatkan jumlah perawat yang memadai, sarana prasarana
kesehatan dasar mencukupi, serta didukung adanya pedoman dan
juknis untuk mengubah perilaku dan budaya masyarakat dalam
mendukung program kesehatan
4. Manfaatkan pedoman untuk mengatasi kelambatan penyediaan
dana untuk operasional yankes.
c. Strategi WO (Memanfaatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan)
1. Meningkatkan jumlah tenaga fungsional dalam rangka mendukung
kebijakan pemda daotonomi daerah.
2. Meningkatkan kualitas SDM dengan memanfaatkan kebijakan
pemda sesuai program gerbang dayaku.
3. Perlu ada kebijakan pemda untuk meningkatkan kesejahteraan
dalam rangka meningkatkan pemerataan distribusi
SDM yang
berkualitas dan motivasi kerja.
4. Kembangkan sistem informasi menajemen kesehatan dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi.
5. Manfaatkan kebijakan pemda untuk melengkapi sarana mobilitas
dan sarana pelaksanaan program.
6. Manfaatkan kebijakan pemda dalam pembentukan tim lintas fungsi.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 41
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
d. Strategi WT ( Meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman)
1. Maksimalkan tenaga fungsional yang ada serta kualitas SDM yang
kurang merata untuk menghadapi dan mengatasi kondisi geografis
dan demografis.
Untuk lebih jelasnya analisis stategik berdasarkan SWOT tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6.17. Analisis Stratejik Dengan Faktor SWOT
KEKUATAN (S)
1. Jumlah Perawat yang
memadai
ALI
2. Sarana Prasarana
Kesehatan Dasar
mencukupi
3. Adanya pedoman dan
juknis
4. Uraian tugas yang
jelas
KELEMAHAN (W)
1. Jumlah tenaga
fungsional tertentu
masik kurang
2. Kualitas SDM kurang
merata
3. Sarana mobilitas untuk
pelayanan kesehatan
masih kurang
4. Sarana prasarana
pelaksanaan program
kurang
5. Sistem informasi
manajemen kesehatan
tidak berjalan lancar
ALE
6. Belum adanya tim kerja
lintas fungsi
7. Motivasi kerja kurang
PELUANG (O)
1. UU No. 22 dan 25
Th.1999
2. Adanya kebijakan
Pemda yang
mendukung bidang
kesehatan
S+O
1. Manfaatkan sarana
dan prasarana
kesehatan dasar
dalam menghadapi
tuntutan persaingan
bebas.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
W+O
1. Meningkatkan jumlah
tenaga fungsional dalam
rangka mendukung
kebijakan pemda
daotonomi daerah.
2. Meningkatkan kualitas
VI - 42
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
3. Adanya peran swasta
dalam pembangunan
daerah dalam bidang
kesehatan
4. Tuntutan era
persaingan bebas
5. Adanya fasilitas
pelayanan kesehatan
swasta
6. Kemajuan teknologi di
bidang komunikasi
7. Kemajuan di bidang
teknologi kesehatan
yang semakin canggih
2. Terapkan kemajuan
teknologi dan
komunikasi untuk
pelayanan kesehatan
dasar.
3. Manfaatkan teknologi
kesehatan yang
semakin canggih
dalam pelayanan pada
sarana kesehatan
dasar.
4. Maksimalkan fungsi
tenaga perawat yang
ada untuk
menghadapi era
persaingan bebas.
5. Membangun
kemitraan pelayanan
kesehatan dengan
pihak swasta.
6. Gunakan pedoman
dan juknis menjadi
kebijakan pemda.
7. Manfaatkan uraian
tugas/kewenangan
yang jelas untuk
mendukung kebijakan
pemda dan otonomi
daerah.
SDM dengan
memanfaatkan
kebijakan pemda sesuai
program gerbang
dayaku.
3. Perlu ada kebijakan
pemda untuk
meningkatkan
kesejahteraan dalam
rangka meningkatkan
pemerataan distribusi
SDM yang berkualitas
dan motivasi kerja.
4. Kembangkan sistem
informasi menajemen
kesehatan dengan
memanfaatkan
kemajuan teknologi.
5. Manfaatkan kebijakan
pemda untuk
melengkapi sarana
mobilitas dan sarana
pelaksanaan program.
6. Manfaatkan kebijakan
pemda dalam
pembentukan tim lintas
fungsi.
8. Memanfaatkan peran
swasta untuk
melengkapi sarana
dan prasarana serta
penyelenggaraan
pelayanan dan
program kesehatan.
9. Mengembangkan
kemampuan perawat
untuk memanfaatkan
teknologi kesehatan
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 43
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
yang canggih.
ANCAMAN (T)
S+T
W+T
1. Kondisi geografis dan
demografis
1. Manfaatkan jumlah
perawat yang
memadai untuk
memperluas
jangkauan pelayanan
dan mengatasi
terbukanya isolasi dan
mobilitas penduduk.
1. Maksimalkan tenaga
fungsional yang ada
serta kualitas SDM yang
kurang merata untuk
menghadapi dan
mengatasi kondisi
geografis dan
demografis.
2. Dana APBD bidang
kesehatan masih
kurang dan tidak tepat
waktu.
3. Perilaku dan budaya
masyarakat belum
mendukung program
kesehatan
4. Masih terdapat
keluarga miskin
5. Terbukanya isolasi
dan mobilitas
penduduk
memudahkan
penyebaran penyakit
2. Manfaatkan pedoman
dan juknis untuk
memberikan
pelayanan kesehatan
kepada gakin.
3. Manfaatkan jumlah
Perawat yang
memadai, sarana
prasarana kesehatan
dasar mencukupi,
serta didukung adanya
pedoman dan juknis
untuk mengubah
perilaku dan budaya
masyarakat dalam
mendukung program
kesehatan
4. Manfaatkan pedoman
untuk mengatasi
kelambatan
penyediaan dana
untuk operasional
yankes.
Sumber : Hasil analisis
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 44
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Berdasarkan strategi-strategi tersebut diatas, ditentukan strategi
yang tepat untuk menjadi critical success factor dengan merangking
strategi-strategi yang telah disusun dengan menggunakan metode
keterkaitan strategi dengan visi dan misi sebagaimana nampak pada tabel
berikut ini:
Tabel 6.18. Penentuan Urutan CSF Pada Kesehatan Daerah
Kabupaten Banyuwangi
No
Keterkaitan dengan
PENENTUAN
Visi Misi Misi Misi Nilai Nilai Nilai Total
STRATEGI
I
1.
2.
3.
4.
5.
I
II
III
I
II
III
Ranking
CSF
STRATEGI SO
Terapkan kemajuan
teknologi dan
komunikasi untuk
pelayanan kesehatan
dasar
4
4
4
3
4
4
3
26
I
Maksimalkan fungsi
tenaga perawat yang
ada untuk
menghadapi era
persaingan bebas
4
4
4
2
4
4
4
26
II
Mengembangkan
kemam-puan perawat
untuk memanfaatkan
teknologi kesehatan
yang canggih.
4
4
4
3
4
4
3
26
Manfaatkan sarana
dan prasarana
kesehatan dasar
dalam menghadapi
tuntutan persaingan
bebas
4
4
4
3
4
4
2
25
IV
Manfaatkan teknologi
kesehatan yang
semakin canggih
dalam pelayanan
pada sarana
kesehatan dasar
4
4
4
3
4
3
2
24
VI
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 45
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.
7.
8.
9.
Manfaatkan uraian
tugas/kewenangan
yang jelas untuk
mendukung kebijakan
pemda dan otonomi
daerah.
4
4
4
3
3
2
2
22
Gunakan pedoman
dan juknis menjadi
kebijakan pemda.
4
4
4
2
2
3
2
21
Membangun
kemitraan pelayanan
kesehatan dengan
pihak swasta.
4
3
3
2
2
2
4
20
Memanfaatkan peran
swasta untuk
melengkapi sarana
dan prasarana serta
penyelenggaraan
pelayanan dan
program kesehatan.
4
3
3
2
3
2
2
19
II
STRATEGI ST
1.
Manfaatkan jumlah
perawat yang
memadai untuk
memperluas
jangkauan pelayanan
dan mengatasi
terbukanya isolasi
dan mobilitas
penduduk.
4
4
4
2
4
3
3
24
Manfaatkan 1,2,3
untuk mengubah
perilaku dan budaya
masyarakat dalam
mendukung program
kesehatan
4
4
4
3
3
3
3
24
Manfaatkan pedoman
dan juknis untuk
memberikan
pelayanan kesehatan
4
4
4
2
4
3
2
23
2.
3.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 46
VII
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
kepada gakin.
4.
Manfaatkan pedoman
untuk mengatasi
kelambatan
penyediaan dana
untuk operasional
yankes.
4
4
4
2
3
2
2
21
III
STRATEGI WO
1.
Meningkatkan jumlah
tenaga fungsional
dalam rangka
mendukung kebijakan
pemda daotonomi
daerah.
4
4
4
3
4
4
3
26
III
Meningkatkan
kualitas SDM dengan
memanfaatkan
kebijakan pemda
sesuai program
gerbang dayaku.
4
4
4
3
3
4
3
25
V
Perlu ada kebijakan
pemda untuk
meningkatkan
kesejahteraan dalam
rangka meningkatkan
pemerataan distribusi
SDM yang
berkualitas dan
motivasi kerja.
4
4
4
3
4
2
2
23
Manfaatkan kebijakan
pemda dalam
pembentukan tim
lintas fungsi.
4
4
3
3
3
2
4
23
Kembangkan sistem
informasi menajemen
kesehatan dengan
memanfaatkan
kemajuan teknologi.
4
4
3
3
3
2
2
21
Manfaatkan kebijakan
pemda untuk
4
4
3
2
4
2
2
21
2.
3.
4.
5.
6.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 47
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
melengkapi sarana
mobilitas dan sarana
pelaksanaan program.
IV
STRATEGI WT
1.
Maksimalkan tenaga
fungsional yang ada
serta kualitas SDM
yang kurang merata
untuk menghadapi
luasnya jangkauan
pelayanan
kesehatan.
3
2
2
2
2
2
2
15
Sumber : Hasil analisis
Keterangan:
4
3
2
1
:
:
:
:
Sangat terkait
Terkait
Kurang terkait
Tidak terkait
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh critical success factor yang
merupakan strategi kunci untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
sebagai berikut:
1. Terapkan kemajuan teknologi dan komunikasi untuk pelayanan
kesehatan dasar
2. Maksimalkan
fungsi
memanfaatkan
tenaga
teknologi
perawat
canggih
yang
untuk
ada
dengan
menghadapi
era
persaingan bebas
3. Meningkatkan
jumlah
tenaga
fungsional
dalam
rangka
mendukung kebijakan pemda dan otonomi daerah.
4. Manfaatkan
sarana
dan
prasarana
kesehatan
dalam
menghadapi tuntutan persaingan bebas
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 48
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
5. Meningkatkan kualitas SDM dengan memanfaatkan kebijakan
pemda sesuai program Gerbang Dayaku.
6. Manfaatkan teknologi kesehatan yang semakin canggih dalam
pelayanan pada sarana kesehatan.
7. Manfaatkan jumlah Perawat yang memadai, sarana prasarana
kesehatan dasar mencukupi, serta didukung adanya pedoman
dan juknis untuk mengubah perilaku dan budaya masyarakat
dalam mendukung program kesehatan.
6.5.
Analisis Faktor Internal-Eksternal Dengan Balanced Scorecard
Analisis ini sebenarnya hampir sama dengan analisis SWOT,
tetapi analisis balanced scorecard memiliki indikator variable yang lebih
jelas dan terukur. Sehingga hasil analisisnya memungkinkan untuk
mengetahui kinerja secara kualitatif dari aspek faktor internal dan
eksternal.
Analisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi potensi kendala dan pendukung
pembangunan
dan
pelayanan
kesehatan
daerah
di
Kabupaten
Banyuwangi. Analisis ini biasa dikenal dengan analisis faktor internal dan
eksternal (IFAS – EFAS). Selanjutnya secara teknis analisisnya dengan
menggunakan presfektif balanced scorecard adalah sebagai berikut.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 49
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.19.
Hasil Analisis SWOT Kesehatan Daerah
Kabupaten Banyuwangi
ALI ALE
Perspektif
BIDANG HASIL POKOK
KONDISI
S WO T
Keandalan (Reliability)
Ketanggapan
(Responsiveness)
Jaminan Layanan
(Assurance)
Pelayanan
prima
Empati (Emphaty)
Tampilan Fisik (Tangible)
Kepuasan masyarakat
STAKEHOLDER
Kesadaran masyarakat


  Belum meratanya mutu
pelayanan kesehatan yang
diberikan Puskesmas


 Tersedianya obat-obat
generik yang terjangkau
masyarakat golongan miskin


 Tersedianya dana JPS
kesehatan
 
 
  Belum maksimalnya
pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin (Gakin)
 
  masyarakat kurang puas
dengan layanan kesehatan
 
 
  Kesadaran Pola Hidup
Bersih dan Sehat
masyarakat sangat kurang
Kepatuhan masyarakat
 
Partisipasi aktif masyarakat
    Semakin tingginya keinginan
masyarakat untuk berperan
aktif
Perdagangan bebas
 
Pertumbuhan ekonomi
  
Partisipasi
masyarakat
Poleksosbudhankam Kondisi politik lokal,
nasional, global
Pertumbuhan penduduk
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
 
  Masih banyak rumah-rumah
penduduk yang tidak
mengindahkan sanitasi
lingkungan
 
 berkembangnya sektor
industri dan perumahan
 
    tingginya laju pertumbuhan
penduduk
VI - 50
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
ALI ALE
Perspektif
BIDANG HASIL POKOK
KONDISI
S WO T
 
Kondisi Sosial Budaya
Letak Geografis
PROSES
INTERNAL

 
Stabilitas ekonomi
 
  Krisis ekonomi
menyebabkan banyak
peserta didik yang putus
sekolah
Pertahanan dan Keamanan
 
 
keamanan dan ketertiban
masyarakat
 
 
Tingkat Pendidikan
masyarakat
 
 
Tingkat Kesehatan
masyarakat
    Derajat kesehatan
masyarakat lebih baik
    Tingkat harapan hidup relatif
tinggi
Kesejahteraa
n masyarakat
good
corporate
governance

  Relatif masih banyak
keluarga prasejahtera
terutama pada wilayah
pinggiran kota
Tingkat Serapan Tenaga
Kerja
  

Tingkat Daya Beli
masyarakat
  
 Tingkat kesejahteraan
masyarakat semakin baik
Akuntabilitas dan
transparansi
 
  Alokasi dana JPS kesehatan
masih sering kurang tepat
sasaran dan kurang
transparan
Proses Birokrasi
 
 
Tertib Administrasi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Rekruitmen tenaga oleh
Pemda tidak sesuai
kebutuhan dan standar
SOP
Efektifitas dan
efisiensi
ISO
pelayanan
monitoring dan evaluasi
pengelolaan kepegawaian
Manajemen
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 51
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
ALI ALE
Perspektif
BIDANG HASIL POKOK
KONDISI
S WO T
Adanya perubahan
pedoman penyusunan
perencanaan SDM
kesehatan dari Depkes
Perencanaan kebutuhan
tenaga secara sistematis
dan berkala belum optimal
Kurangnya pengakuan
jenjang karier
Kebijakan
manajemen operasional
 
  Manajemen kurang efektif
dan efisien
Kebijakan pemerintah Kota
Bekasi
  
Kebijakan pemerintah pusat
 
 
Kebijakan pemerintah
propinsi
 
 
Kebijakan pemerintah yg
berbatasan langsung
dengan Kota Bekasi
 
 
Otonomi
 
 
 
  sistem informasi manajemen
belum efektif dan efisien
 Telah terbitnya Peraturan
Daerah yang mengatur
tentang kesehatan
Teknologi Informasi
Sistem informasi
manajemen
sarana prasarana fisik
PEMBELAJA
RAN DAN
PERTUMBUH
AN


 Tersedianya sarana
pelayanan kesehatan dasar,
rujukan dan penunjang
medis
Sarana dan prasarana
kesehatan dan pendidikan
cukup memadai
Sarana dan
prasarana
Data Informasi
Perkembangan teknologi
informasi
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
 
 Tidak akuratnya data dan
kualitas informasi
 
 Informasi yang disajikan
tidak valid
 
 
VI - 52
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
ALI ALE
Perspektif
BIDANG HASIL POKOK
KONDISI
S WO T
aparatur
Potensi aparatur
 
 
Kompetensi dan kapabilitas
aparatur
 
 Kualitas SDM belum sesuai
dengan kebutuhan pasar
kerja
Tingkat pendidikan
 
 

Jumlah aparatur
 
  Tersedianya Dokter ahli dan
tenaga paramedis yang
memadai
produktifitas aparatur
    kinerja tidak maksimal
professionalisme
 
 
Internalisasi Renstra
 
 
Internalisasi Tupoksi
 
 
Internalisasi Perda
 
 
koordinasi kerja
 
 masih kurangnya koordinasi
lintas programdan sektor
komitmen dan motivasi
 
  motivasi kerja rendah
Deskripsi pekerjaan yang
jelas dan terukur

 
Kelancaran komunikasi
 
 
 
 
Supervisi dan asistensi dari
atasan
 
 
disiplin kerja
 
  disiplin kerja masih kurang
kesejahteraan aparatur
 
  Tingkat kesejahteraan
aparatur masih rendah
kepuasan kerja aparatur

 
 
 
iklim kerja Proses assesment yang
yang kondusif sistematis
DANA
   kemampuan dalam
perencanaan dan analisis
kurang optimal
Skill aparatur
Pengelolaan Pengelolaan Pendapatan
Dana dan
Asset
Pengelolaan Belanja
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
 
 
VI - 53
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
ALI ALE
Perspektif
BIDANG HASIL POKOK
KONDISI
S WO T
Pengelolaan Pembiayaan
Ketersediaan Anggaran
Kondisi
Ekonomi
Makro
 
 
 
  Anggaran untuk Posyandu
belum memadai
 
  dana untuk meningkatkan
mutu belum memadai
Partisipasi masyarakat
untuk investasi di dalam
kegiatan pembangunan
    Kemitraan pemerintah dan
swasta dalam
penyelenggaraan sarana
kesehatan
Pengelolaan Aset Daerah
 
 
Inflasi
 
 
PDRB
 
 
Jumlah Investasi
 
 
Sumber : hasil analisis
Faktor-faktor kunci keberhasilan dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Tersedianya mutu sumber daya manusia yang potensial dengan
melaksanakan peningkatan SDM.
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyediaan
dan pemeliharaan prasarana bidang kesehatan.
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mentaati peraturan
melalui penyuluhan-penyuluhan.
4) Tersedianya
sumber
dana
yang
memadai
baik
rutin
dan
pembangunan.
5) Meningkatkan operasional manajemen yang efektif, efesien baik dari
sisi perencanaan, pengendalian/pengawasan dan sistim pelaporan
pekerjaan
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 54
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.6.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Tujuan
kesadaran
dan
PHBS
adalah
kemauan
untuk
meningkatkan
masyarakat
agar
hidup
pengetahuan,
sehat,
serta
meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha,
dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal.
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan
pendapatan terhadap rumah tangga ber-PHBS. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis statistik inferensial. Berikut ini disajikan uraian
hasil analisis PHBS.
6.1.1. Hasil Analisis Bivariat
1. Hubungan Pendidikan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Hubungan antara pendidikan dengan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) penduduk/rumah tangga responden dapat dilihat pada
Tabel 6.15.
Tabel 6.20.
Hubungan Pendidikan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Variabel
Tingkat Pendidikan
< SLTP
> SLTP
PHBS
Kurang Sehat
N
%
N
Sehat
%
20
10
2
8
5,00
20,00
50,00
25,00
X2
p
10,1
0,003
Sumber : hasil pengolahan data
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 55
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.15. menunjukkan proporsi PHBS berdasarkan tingkat
pendidikan yaitu responden berpendidikan SLTP/SLTA memiliki PHBS
lebih
baik
daripada
responden
berpendidikan
SD/tak
sekolah.
Respondenyang berperilaku sehat lebih banyak yang berpendidikan
SLTP/SLTA yaitu 8 orang (20%) daripada yang berpendidikan SD/tak
sekolah yaitu hanya 2 orang (5%). Berdasarkan proporsi tersebut
menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara tingkat
pendidikan dengan PHBS dengan nilai p sebesar 0,003.
2. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Hubungan pendapatan dengan PHBS dapat dilihat pada tabel 21.
Tabel 6.21. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
Variabel
PHBS
Kurang Sehat
N
%
Tingkat Penpatan
< 1000000
> 1000000
12
11
30,00
27,50
N
Sehat
%
5
12
12,50
30,00
X2
p
4,25
0,049
Sumber : hasil pengolahan data
Tabel 6.16. menunjukkan proporsi PHBS berdasarkan tingkat
pendapatan yaitu responden yang berpendapatan ≥ Rp. 1.000.000
memiliki PHBS lebih baik daripada respondenyang berpendapatan < Rp.
1.000.000. Responden yang berperilaku sehat lebih banyak yang
berpendapatan ≥ Rp. 1.000.000 yaitu 12 orang (30%) daripada yang
berpendapatan
<
Rp. 1.000.000
yaitu hanya
5
orang
(12,5%).
Berdasarkan proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara tingkat pendapatan dengan PHBS dengan nilai p sebesar
0,049.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 56
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.1.2. Pembahasan
1. Pendidikan Penduduk
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya variasi tingkat
pendidikan penduduk. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
No.0306/V/1995,
tentang
pelaksanaan
wajib
belajar
pendidikan dasar adalah 9 tahun, diperolah bahwa sebagian besar
penduduk berpendidikan dasar yaitu sebanyak 16 orang (40%) sedangkan
penduduk yang berpendidikan SLTA 13 orang (32,5%), SLTP 5 orang
(12,5%) dan masih terdapat penduduk yang tidak sekolah yaitu sebanyak
6 orang (15%).
Pendidikan sebagian besar penduduk rendah karena sebanyak 16
orang (40%) hanya sampai berpendidikan SD. Hal ini mempengaruhi
kualitas PHBS karena pendidikan merupakan salah satu faktor yang
berhubungan erat dengan kualitas PHBS. Pendidikan yang rendah ini juga
mempengaruhi tingkat wawasan mengenai sanitasi lingkungan.
Jenjang pendidikan responden memegang peranan penting dalam
kesehatan masyarakat. Pendidikan responden yang rendah menjadikan
mereka sulit memahami akan pentingnya higyene perorangan dan sanitasi
lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular. Dengan sulit
memahami arti penting PHBS menyebabkan responden tidak peduli
terhadap upaya pencegahan penyakit menular.
Hal diatas akan berbeda dengan responden yang memiliki tingkat
pendidikan lebih tinggi karena memiliki PHBS lebih baik. Hal ini sesuai
juga dengan argumentasi teoritis maupun emperis, bahwa seseorang
yang berpendidikan tinggi dapat lebih memelihara tingkat kesehatannya
daripada seseorang yang berpendidikan lebih rendah. Orang yang
berpendidikan lebih tinggi lebih mudah untuk menjaga kesehatan di
lingkungannya.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 57
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
2. Pendapatan Responden
Responden memperoleh pendapatan per hari tertinggi yaitu Rp.
200.000 dan pendapatan terendah Rp.25.000. Pendapatan responden
mengalami penurunan dikarenakan sakit (65%) dan faktor lain (35%).
Pendapatan responden dapat ditingkatkan dengan menjaga kesehatan
responden melalui PHBS sehingga produktifitas responden dapat
ditingkatkan.
Pendapatan merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas
PHBS. Pendapatan responden tergolong dalam kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah sehingga mengakibatkan kurang terpenuhinya
kebutuhan pokok dalam jumlah cukup. Hal ini juga menyebabkan
penduduk (responden) kurang memperhatikan PHBS karena responden
lebih berorientasi dengan perbaikan penghasilan.
Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan
masyarakat mengenai kesehatan lingkungan. Hal ini juga sesuai dengan
pendapat bahwa tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan yang
berpengaruh pada status kesehatan.
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS pada responden yang diperoleh dengan wawancara
memperlihatkan bahwa responden sebagian besar yaitu 30 orang (75%)
kurang berperilaku hidup bersih dan sehat dan hanya 10 orang (25%)
yang berperilaku hidup bersih dan sehat sehat.
Perilaku responden yang kurang sehat, berdasarkan hasil
wawancara yaitu batuk tanpa menutup dengan tangan, meludah atau
membuang dahak dilantai, menggunakan air mentah untuk membuat
minuman, tidak mengganti air cucian setelah digunakan lebih dari 10 kali,
membuang sampah di sembarang tempat dan membuang air limbah di
sembarang tempat. Sedangkan untuk mencuci tangan sebelum membuat
atau menghidangkan makanan belum menjadi kebiasaan yang harus
dilakukan.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 58
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Perilaku yang termasuk kategori sehat ditunjukkan oleh responden
yang telah melakukan tindakan meliputi menutup tangan bila batuk, tidak
meludah atau membuang dahak dilantai, menggunakan air PAM untuk
membuat makanan atau minuman, menggunakan air matang untuk
membuat minuman, membuang sampah di tempat pembuangan sampah,
membuang air limbah di tempat yang semestinya dan membiasakan
mencuci tangan sebelum membuat atau menghidangkan makanan.
4. Hubungan Pendidikan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Proporsi PHBS berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden
berpendidikan SLTP ke atas memiliki PHBS lebih baik daripada
responden berpendidikan dibawah SLTP. Proporsi tersebut menunjukkan
adanya hubungan sangat signifikan antara tingkat pendidikan dan perilaku
hidup bersih dan sehat dengan nilai p sebesar 0,003.
Tingkat pendidikan responden sangat berpengaruh terhadap
perubahan sikap menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat
pendidikan responden yang rendah akan mempengaruhi responden
dalam memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan
pilihan dalam menerapkan hidup sehat.
Hasil
analisis
pada
penduduk,
proporsi
responden
yang
berpendidikan dibawah SLTP berperilaku kurang sehat lebih tinggi (50%)
dibanding dengan responden berpendidikan diatas SLTP. Pendidikan
masyarakat yang rendah menjadikan responden sulit memahami akan arti
pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah
terjangkitnya
penyakit
menular.
Tingkat
pendidikan
yang
kurang
mendukung merupakan salah satu penyebab rendahnya kesadaran
kesehatan lingkungan, karena kesadaran memerlukan pemahaman yang
baik akan arti pentingnya kondisi lingkungan yang sehat. Semakin baik
tingkat pendidikan formal, maka semakin baik pengetahuan tentang
kesehatan,
sehingga
akan
mematangkan
pemahaman
tentang
pengetahuan kesehatan lingkungan dan kesadaran menjaga kesehatan
lingkungan termasuk penerapan prinsip-prinsip hidup sehat.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 59
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Pada analisis ini responden yang berpendidikan diatas SLTP
berperilaku
sehat
(20%)
lebih
banyak
daripada
penduduk
yang
berpendidikan dibawah SLTP (5%). Hal ini sesuai dengan analisis
Goodman (2001), bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi dapat lebih
memelihara
tingkat
kesehatannya
daripada
seseorang
yang
berpendidikan lebih rendah. Orang yang berpendidikan lebih tinggi lebih
mudah untuk menjaga kesehatan dilingkungannya.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada responden menjadikan
responden lebih berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih
banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang
lebih baik. Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual
seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan, cara
berfikir, baik dalam cara pengambilan keputusan maupun dalam
pembuatan kebijakan. Semakin tinggi pendidikan formal, akan semakin
baik pengetahuan tentang kesehatan.
5. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Proporsi PHBS berdasarkan tingkat pendapatan yaitu responden
berpendapatan ≥ Rp. 1.000.000 memiliki PHBS lebih baik daripada
responden
berpendapatan
<
Rp.
1.000.000.
Proporsi
tersebut
menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pendapatan
dengan PHBS dengan nilai p sebesar 0,049.
Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap
perubahan sikap menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat
pendapatan responden yang rendah akan mempengaruhi responden
dalam memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan
pilihan dalam menerapkan hidup sehat. Responden (30%) berusaha
menambah penghasilan di luar pekerjaan pokok, namun pendapatan tetap
responden
belum
mencukupi
kebutuhan
hidup
sehari-hari.
Respondenyang belum dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari juga
mengakibatkan responden lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 60
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
hidup daripada pengobatan penyakit dan pencegahan penyakit berupa
PHBS baik di rumah maupun di tempat kerja.
Orientasi responden pada pemenuhan kebutuhan hidup dapat
dilihat dari hasil pengeluaran responden per bulan untuk makanan Rp.
638.750, namun pengeluaran untuk biaya kesehatan per bulan hanya
Rp.3.700. Hal inilah yang mengakibatkan responden menjadi lebih mudah
terpapar penyakit seperti diare, TBC, ISPA dan penyakit menular lainnya.
Hasil analisis pada responden di beberapa lokasi diketahui bahwa
proporsi responden yang berpendapatan rendah lebih banyak yang
berperilaku kurang sehat (50%). Hasil analisis ini mendukung logika teori
bahwa tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan yang akan
berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi antara lain adalah jenis pekerjaan, pendidikan formal
kepala keluarga, jumlah anggota keluarga dan lain-lain. Hasil analisis
ini
juga mendukung logika teori bahwa, pendapatan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai
sanitasi lingkungan.
Kondisi sanitasi lingkungan rumah responden lokasi survey belum
dijaga dengan baik karena lantai rumah responden yaitu 27 rumah
(67,5%) dengan kondisi lantai kering serta kotor dan 13 rumah (32,5%)
dengan kondisi lantai basah serta kotor. Sirkulasi udara rumah responden
juga belum optimal karena masih terdapat 21 rumah (52,5%) yang tidak
membuka jendela setiap hari minimal 1 kali dipagi hari.
Letak WC/kakus di rumah respondens ebagian besar 32 rumah
(80%) tidak terletak lebih dari 5 meter dari tempat pembuangan /
penyimpanan
makanan.
Hal
ini
mengakibatkan
terkontaminasinya
makanan yang akan dikonsumsi tersebut. Kondisi ini diperparah dengan
masih terdapat 9 rumah (22,5%) yang tidak memiliki tempat pembuangan
sampah dan 8 rumah (20%) yang tidak memiliki tempat pembuangan
limbah rumah tangga.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 61
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.7.
Analisis Kebutuhan Fasilitas Kesehatan
Kebutuhan fasilitas kesehatan ini didasarkan pada jumlah
penduduk yang dilayani dimasing-masing wilayah kecamatan maupun
secara keluruhan pada tingkat kabupaten. Dalam analisis ini akan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu:
1) Analisis fasilitas fisik : sarana unit pelayanan kesehatan, misal:
rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan dan sebagainya.
2) Sumberdaya manusia atau tenaga kesehatan, terdiri dari
tenaga medis dan para medis.
Proyeksi atau analisis kebutuhan fasilitas ini didasarkan oleh
jumlah penduduk yang dilayani. Sehingga dalam analisis ini akan diawali
dengan
proyeksi
jumlah
penduduk
Kabupaten
Banyuwangi
serta
penyebarannya. Metode proyeksi penduduk ini menggunakan metode
eksponensial dengan tahun dasar 2010. Data tahun dasar menggunakan
data hasil sensus penduduk tahun 2010.
Berikut ini akan diuraikan hasil perhitungan kebutuhan dua jenis
fasilitas kesehatan di Kabupaten Banyuwangi untuk periode tahun 2011 –
2025.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 62
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Table 6.22. Proyeksi Jumlah penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2011 – 2025
NO
KECAMATAN
Tahun
Dasar
Jumlah Proyeksi
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
1 WONGSOREJO
74.307
74.470
74.634
74.799
74.963
75.128
75.293
75.459
2 KALIPURO
76.178
76.346
76.514
76.682
76.851
77.020
77.189
77.359
3 GIRI
28.510
28.573
28.636
28.699
28.762
28.825
28.888
28.952
4 GLAGAH
33.992
34.067
34.142
34.217
34.292
34.368
34.443
34.519
5 LICIN
27.848
27.909
27.971
28.032
28.094
28.156
28.218
28.280
106.000
106.233
106.467
106.701
106.936
107.171
107.407
107.643
7 KABAT
67.137
67.285
67.433
67.581
67.730
67.879
68.028
68.178
8 ROGOJAMPI
92.358
92.561
92.765
92.969
93.173
93.378
93.584
93.790
9 SINGOJURUH
45.242
45.342
45.441
45.541
45.641
45.742
45.842
45.943
10 SONGGON
50.275
50.386
50.496
50.608
50.719
50.830
50.942
51.054
11 SRONO
87.209
87.401
87.593
87.786
87.979
88.173
88.367
88.561
128.924
129.208
129.492
129.777
130.062
130.348
130.635
130.923
13 TEGALDLIMO
61.176
61.311
61.445
61.581
61.716
61.852
61.988
62.124
14 PURWOHARJO
64.969
65.112
65.255
65.399
65.543
65.687
65.831
65.976
15 CLURING
70.049
70.203
70.358
70.512
70.667
70.823
70.979
71.135
16 GAMBIRAN
58.412
58.541
58.669
58.798
58.928
59.057
59.187
59.318
6 BANYUWANGI
12 MUNCAR
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 63
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
NO
KECAMATAN
Tahun
Dasar
Jumlah Proyeksi
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
17 TEGALSARI
46.161
46.263
46.364
46.466
46.569
46.671
46.774
46.877
18 GENTENG
83.123
83.306
83.489
83.673
83.857
84.041
84.226
84.412
19 SEMPU
71.281
71.438
71.595
71.752
71.910
72.069
72.227
72.386
20 GLENMORE
69.471
69.624
69.777
69.931
70.084
70.239
70.393
70.548
21 KALIBARU
61.182
61.317
61.451
61.587
61.722
61.858
61.994
62.130
22 BANGOREJO
59.442
59.573
59.704
59.835
59.967
60.099
60.231
60.363
23 PESANGGARAN
48.412
48.519
48.625
48.732
48.839
48.947
49.055
49.162
24 SILIRAGUNG
44.390
44.488
44.586
44.684
44.782
44.880
44.979
45.078
Jumlah
1.558.058 1.561.482 1.564.914 1.568.354 1.571.800 1.575.255 1.578.717 1.582.187
Sumber : hasil proyeksi
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 64
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Lanjutan Tabel 6.22.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
KECAMATAN
WONGSOREJO
KALIPURO
GIRI
GLAGAH
LICIN
BANYUWANGI
KABAT
ROGOJAMPI
SINGOJURUH
SONGGON
SRONO
MUNCAR
TEGALDLIMO
PURWOHARJO
CLURING
GAMBIRAN
TEGALSARI
GENTENG
SEMPU
GLENMORE
KALIBARU
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
2018
75.625
77.529
29.016
34.595
28.342
107.880
68.328
93.996
46.044
51.167
88.756
131.211
62.261
66.121
71.291
59.448
46.980
84.597
72.545
70.703
62.267
2019
75.791
77.700
29.079
34.671
28.404
108.117
68.478
94.203
46.146
51.279
88.951
131.499
62.398
66.267
71.448
59.579
47.083
84.783
72.705
70.859
62.404
2020
75.958
77.871
29.143
34.747
28.467
108.355
68.629
94.410
46.247
51.392
89.147
131.789
62.535
66.413
71.605
59.710
47.187
84.970
72.865
71.015
62.541
Jumlah Proyeksi
2021
2022
76.125
76.293
78.042
78.214
29.208
29.272
34.824
34.900
28.529
28.592
108.594
108.833
68.780
68.931
94.618
94.826
46.349
46.451
51.505
51.618
89.343
89.539
132.079
132.369
62.673
62.811
66.559
66.705
71.763
71.921
59.841
59.973
47.290
47.395
85.157
85.344
73.025
73.186
71.171
71.327
62.679
62.817
VI - 65
2023
76.460
78.386
29.336
34.977
28.655
109.072
69.083
95.035
46.553
51.732
89.736
132.660
62.949
66.852
72.079
60.105
47.499
85.532
73.347
71.484
62.955
2024
76.629
78.558
29.401
35.054
28.718
109.312
69.235
95.244
46.656
51.846
89.934
132.952
63.087
66.999
72.238
60.237
47.603
85.720
73.508
71.642
63.094
2025
76.797
78.731
29.465
35.131
28.781
109.552
69.387
95.453
46.758
51.960
90.132
133.245
63.226
67.146
72.397
60.370
47.708
85.909
73.670
71.799
63.232
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
No
KECAMATAN
22 BANGOREJO
23 PESANGGARAN
24 SILIRAGUNG
Jumlah
2018
2019
2020
60.496
60.629
60.763
49.271
49.379
49.488
45.177
45.277
45.376
1.585.664 1.589.149 1.592.642
Jumlah Proyeksi
2021
2022
2023
2024
2025
60.896
61.030
61.165
61.299
61.434
49.597
49.706
49.815
49.925
50.034
45.476
45.576
45.676
45.777
45.878
1.596.142 1.599.650 1.603.166 1.606.690 1.610.221
Sumber : hasil proyeksi
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 66
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6.1.1. Analisis Kebutuhan Fasilitas Kesehatan
Perhitungan kebutuhan fasilitas kesehatan didasarkan pada
Kepmen KIMPRASWIL No. 534 Tahun 2001, Tentang Standar
Pelayanan Minimal
Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan
Permukiman dan Pekerjaan Umum. Berikut ini adalah standar jumlah
fasilitas kesehatan terhadap jumlah penduduk.
Tabel 6.23. Standar Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Menurut
Jumlah Penduduk Yang Dilayanani
No
1
2
3
4
Penduduk Yang Dilayani
Per Unit Fas. (Jiwa)
3.000
10.000 – 30.000
120.000
240.000
Jenis Fasilitas
Balai Pengobatan
BKIA / RS Bersalin
Puskesmas
Rumah Sakit
Sumber : Kepmen KIMPRASWIL No. 534 Tahun 2001
Proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan dalam analisis rencana
induk kesehatan ini, didasarkan pada proyeksi jumlah penduduk
Kabupaten Banyuwangi mulai tahun 2011 – 2025 serta ketentuan
standar fasilitas kesehatan. Hasil proyeksi tersebut disajikan pada
table berikut.
Tabel 6.24. Standar Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Menurut
Jumlah Penduduk Yang Dilayani
Tahun
Dasar
2010
Jenis Fasilitas
Jumlah Penduduk (Jiwa)
1. Balai Pengobatan /
Pustu (Unit)
2. BKIA / RS Bersalin
(Unit)
Standar
Pelayanan.
(Jiwa/Unit)
1,556,048
Jumlah Kebutuhan / Tahun
2015
2020
1,575,255
2025
1,592,642 1,610,221
105
3.000
525
531
537
40
25.000
63
64
64
3. Puskesmas (Unit)
45
120.000
13
13
13
4. Rumah Sakit (Unit)
11
240.000
7
7
7
Sumber : Hasil analisis
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 67
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Selanjutnya akan dianalisis kebutuhan distribusi fasilitas
kesehatan pada tingkat kecamatan, terutama BKIA / RS Bersalin dan
puskesmas. Untuk rumah sakit tidak dianalisis per kecamatan karena
lingkup pelayanan rumah sakit lebih besar sehingga pelayanannya
melebihi lintas wilayah kecamatan. Berdasarkan hasil perhitungan
diproyeksikan kebutuhan puskesmas dan BKIA / RS bersalin untuk
masing-masing kecamatan seperti disajikan pada table berikut.
Tabel 6.25. Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Menurut
Jumlah Penduduk Yang Dilayani
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kecamatan
BKIA / RS Bersalin
2010
2015
2020
2025
WONGSOREJO
KALIPURO
GIRI
GLAGAH
LICIN
BANYUWANGI
KABAT
ROGOJAMPI
SINGOJURUH
SONGGON
SRONO
MUNCAR
TEGALDLIMO
PURWOHARJO
CLURING
GAMBIRAN
TEGALSARI
GENTENG
SEMPU
GLENMORE
KALIBARU
BANGOREJO
PESANGGARAN
SILIRAGUNG
Jumlah Kab.
3
3
1
1
1
4
3
4
2
2
3
5
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
62
3
3
1
1
1
4
3
4
2
2
4
5
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
63
3
3
1
1
1
4
3
4
2
2
4
5
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
64
3
3
1
1
1
4
3
4
2
2
4
5
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
64
2010
Puskesmas
2015
2020
1
1
1*
1*
1*
1
1
1*
1*
1*
1
1
1*
1*
1*
1
1
1*
1*
1*
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1
1*
1*
1*
1
1
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1
1
1*
1*
1
1
1
1
1
1
1*
1
1
1
1
1
1*
1*
13
13
13
13
Sumber : Hasil analisis
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
2025
VI - 68
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Keterangan :
- Tanda “ * “ : jumlah fasilitas kurang dari 1 atau kapasitas daya tampung
pelayanan fasilitasnya melebihi cakupan jumlah penduduk di wilayah
kecamatan bersangkutan.
6.1.2. Analisis Kebutuhan SDM Kesehatan
Tenaga kesehatan terdiri dari atas sekelompok jabatan yang
pembinaannya berada di bawah departemen kesehatan. Jabatanjabatan tersebut telah diklasifikasikan sebagai berikut:
1). Tenaga medis
-
Dokter Spesialis
-
Dokter Umum
-
Dokter Gigi.
2). Tenaga Keperawatan
-
Perawat
-
Bidan.
3) Tenaga Paramedis
-
Kesehatan masyarakat
-
Sanitasi
-
Gizi
-
Farmasi.
1. Tenaga Dokter
Tenaga medis atau tenaga dokter merupakan level tertinggi
dalam jenjang profesi keahlian bidang kesehatan. Rasio ideal jumlah
tenaga dokter di Kabupaten Banyuwangi direncanakan sesuai dengan
Indikator Indonesia Sehat 2010 yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan RI. Analisis rencana kebutuhan tenaga dokterke idan) di
Kabupaten Banyuwangi mengacu pada rasio standar nasional
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 69
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Indikator Indonesia Sehat 2010. Rasio ideal atau standar nasional
untuk tiap 100.000 penduduk berdasarkan indikator tersebut, yaitu:
a. Dokter umum sebanyak
: 40
b. Dokter gigi sebanyak
: 11
c. Dokter spesialis sebanyak
: 6.
Berdasarkan standar atau angka harapan tersebut serta jumlah
penduduk, maka diproyeksikan jumlah kebutuhan dokter di Kabupaten
Banyuwangi untuk periode tahun 2011 – 2025. Hasil proyeksi
kebutuhan dokter disajikan pada table berikut.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 70
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.26. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kesehatan (Dokter)
Menurut Jumlah Penduduk Yang Dilayanani
Tahun 2010 – 2025
No
Kecamatan
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
WONGSOREJO
KALIPURO
GIRI
GLAGAH
LICIN
BANYUWANGI
KABAT
ROGOJAMPI
SINGOJURUH
SONGGON
SRONO
MUNCAR
TEGALDLIMO
PURWOHARJO
CLURING
GAMBIRAN
TEGALSARI
GENTENG
SEMPU
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
30
30
11
14
11
42
27
37
18
20
35
52
24
26
28
23
18
33
29
Dokter Umum
2015
2020
30
31
12
14
11
43
27
37
18
20
35
52
25
26
28
24
19
34
29
30
31
12
14
11
43
27
38
18
21
36
53
25
27
29
24
19
34
29
2025
31
31
12
14
12
44
28
38
19
21
36
53
25
27
29
24
19
34
29
Kebutuhan Jenis Tenaga / Tahun
Dokter Gigi
2010
2015
2020
2025
8
8
3
4
3
12
7
10
5
6
10
14
7
7
8
6
5
9
8
8
8
3
4
3
12
7
10
5
6
10
14
7
7
8
6
5
9
8
VI - 71
8
9
3
4
3
12
8
10
5
6
10
14
7
7
8
7
5
9
8
8
9
3
4
3
12
8
10
5
6
10
15
7
7
8
7
5
9
8
2010
4
5
2
2
2
6
4
6
3
3
5
8
4
4
4
4
3
5
4
Dokter Spesial
2015
2020
5
5
2
2
2
6
4
6
3
3
5
8
4
4
4
4
3
5
4
5
5
2
2
2
7
4
6
3
3
5
8
4
4
4
4
3
5
4
2025
5
5
2
2
2
7
4
6
3
3
5
8
4
4
4
4
3
5
4
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
20
21
22
23
24
GLENMORE
KALIBARU
BANGOREJO
PESANGGARAN
SILIRAGUNG
JUMLAH
28
24
24
19
18
622
28
25
24
20
18
629
28
25
24
20
18
636
29
25
25
20
18
643
8
7
7
5
5
171
8
7
7
5
5
173
Sumber : Hasil analisis
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 72
8
7
7
5
5
175
8
7
7
6
5
177
4
4
4
3
3
93
4
4
4
3
3
94
4
4
4
3
3
95
4
4
4
3
3
96
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
2. Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat)
Rasio ideal jumlah tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di
Kabupaten
Banyuwangi
direncanakan
sesuai
dengan
Indikator
Indonesia Sehat 2010 yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
RI. Analisis rencana kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan
bidan) di Kabupaten Banyuwangi mengacu pada rasio standar
nasional Indikator Indonesia Sehat 2010. Rasio ideal atau standar
nasional untuk tiap 100.000 penduduk berdasarkan indikator tersebut,
yaitu:
a. Bidan
: 40 orang.
b. Perawat : 117,5 orang.
Berdasarkan standar atau angka harapan tersebut serta jumlah
penduduk, maka diproyeksikan jumlah kebutuhan bidan dan perawat di
Kabupaten Banyuwangi untuk periode tahun 2011 – 2025. Hasil
proyeksi kebutuhan tenaga perawat dan bidan disajikan pada table
berikut.
Tabel 6.27. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kesehatan
(Bidan+Perawat)
Menurut Jumlah Penduduk Yang Dilayani
Tahun 2010 – 2025
No
Kecamatan
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
WONGSOREJO
KALIPURO
GIRI
GLAGAH
LICIN
BANYUWANGI
KABAT
ROGOJAMPI
SINGOJURUH
SONGGON
74
76
29
34
28
106
67
92
45
50
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
Kebutuhan Jenis Tenaga / Tahun
Bidan
Perawat
2015 2020 2025 2010
2015 2020
75
77
29
34
28
107
68
93
46
51
76
78
29
35
28
108
69
94
46
51
77
79
29
35
29
110
69
95
47
52
87
90
33
40
33
125
79
109
53
59
88
90
34
40
33
126
80
110
54
60
89
91
34
41
33
127
81
111
54
60
VI - 73
2025
90
93
35
41
34
129
82
112
55
61
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
No
Kecamatan
2010
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
SRONO
87
MUNCAR
129
TEGALDLIMO
61
PURWOHARJO
65
CLURING
70
GAMBIRAN
58
TEGALSARI
46
GENTENG
83
SEMPU
71
GLENMORE
69
KALIBARU
61
BANGOREJO
59
PESANGGARAN 48
SILIRAGUNG
44
JUMLAH
1.556
Kebutuhan Jenis Tenaga / Tahun
Bidan
Perawat
2015 2020 2025 2010
2015 2020
88
130
62
66
71
59
47
84
72
70
62
60
49
45
1.575
89
90
132
133
63
63
66
67
72
72
60
60
47
48
85
86
73
74
71
72
63
63
61
61
49
50
45
46
1.593 1.610
102
151
72
76
82
69
54
98
84
82
72
70
57
52
1.828
104
153
73
77
83
69
55
99
85
83
73
71
58
53
1.851
105
106
155
157
73
74
78
79
84
85
70
71
55
56
100
101
86
87
83
84
73
74
71
72
58
59
53
54
1.871 1.892
Sumber : Hasil analisis
1.3.
Tenaga Penunjang Medis
Tenaga paramedis ini merupakan tenaga kesehatan yang
menunjang kerja para tenaga medis. Jenis-jenis tenaga paramedis
tersebut, meliputi:
1) Tenaga farmasi.
2) Tenaga kesehatan masyarakat.
3) Tenaga sanitasi.
4) Tenaga gizi.
Analisis rencana kebutuhan jumlah masing-masing jenis tenaga
paramedis di Kabupaten Banyuwangi didasarkan pada standar
nasional Indikator Indonesia Sehat 2010. Rasio ideal atau standar
nasional untuk tiap 100.000 penduduk berdasarkan indikator tersebut,
yaitu:
1) Tenaga farmasi
: 10 orang
2) Tenaga kesehatan masyarakat
: 40 orang
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
2025
VI - 74
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
3) Tenaga sanitasi
: 40 orang
4) Tenaga gizi
: 22 orang
Berdasarkan standar atau angka harapan tersebut serta jumlah
penduduk, maka diproyeksikan jumlah kebutuhan tenaga paramedis di
Kabupaten Banyuwangi untuk periode tahun 2011 – 2025. Hasil
proyeksi kebutuhan tenaga paramedis disajikan pada table berikut.
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 75
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 6.28. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Paramedis
Menurut Jumlah Penduduk Yang Dilayani
Tahun 2010 – 2025
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kecamatan
WONGSOREJO
KALIPURO
GIRI
GLAGAH
LICIN
BANYUWANGI
KABAT
ROGOJAMPI
SINGOJURUH
SONGGON
SRONO
MUNCAR
TEGALDLIMO
PURWOHARJO
CLURING
GAMBIRAN
TEGALSARI
GENTENG
SEMPU
Kebutuhan Jenis Tenaga / Tahun
Farmasi
Kesehatan Masyarakat
Sanitasi
Gizi
2010 2015 2020 2025 2010 2015 2020 2025 2010 2015 2020 2025 2010 2015 2020 2025
7
8
3
3
3
11
7
9
5
5
9
13
6
6
7
6
5
8
7
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
8
8
3
3
3
11
7
9
5
5
9
13
6
7
7
6
5
8
7
8
8
3
3
3
11
7
9
5
5
9
13
6
7
7
6
5
8
7
8
8
3
4
3
11
7
10
5
5
9
13
6
7
7
6
5
9
7
30
30
11
14
11
42
27
37
18
20
35
52
24
26
28
23
18
33
29
30
31
12
14
11
43
27
37
18
20
35
52
25
26
28
24
19
34
29
30
31
12
14
11
43
27
38
18
21
36
53
25
27
29
24
19
34
29
31
31
12
14
12
44
28
38
19
21
36
53
25
27
29
24
19
34
29
VI - 76
30
30
11
14
11
42
27
37
18
20
35
52
24
26
28
23
18
33
29
30
31
12
14
11
43
27
37
18
20
35
52
25
26
28
24
19
34
29
30
31
12
14
11
43
27
38
18
21
36
53
25
27
29
24
19
34
29
31
31
12
14
12
44
28
38
19
21
36
53
25
27
29
24
19
34
29
16
17
6
7
6
23
15
20
10
11
19
28
13
14
15
13
10
18
16
17
17
6
8
6
24
15
21
10
11
19
29
14
14
16
13
10
18
16
17
17
6
8
6
24
15
21
10
11
20
29
14
15
16
13
10
19
16
17
17
6
8
6
24
15
21
10
11
20
29
14
15
16
13
10
19
16
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
No
20
21
22
23
24
Kecamatan
GLENMORE
KALIBARU
BANGOREJO
PESANGGARAN
SILIRAGUNG
JUMLAH
Kebutuhan Jenis Tenaga / Tahun
Farmasi
Kesehatan Masyarakat
Sanitasi
Gizi
2010 2015 2020 2025 2010 2015 2020 2025 2010 2015 2020 2025 2010 2015 2020 2025
7
6
6
5
4
156
7
6
6
5
4
157
7
6
6
5
5
159
7
6
6
5
5
161
28
24
24
19
18
622
28
25
24
20
18
629
28
25
24
20
18
636
29
25
25
20
18
643
Sumber : Hasil analisis
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 77
28
24
24
19
18
622
28
25
24
20
18
629
28
25
24
20
18
636
29
25
25
20
18
643
15
13
13
11
10
342
15
14
13
11
10
346
16
14
13
11
10
350
16
14
14
11
10
354
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB VI ANALISA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR
VI - 78
Download