a. bahwa untuk memberikan pemahaman yang sama

advertisement
Bsro
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL
NOMOR
12 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN ANGGARAN
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
Menimbang
: a. bahwa untuk memberikan pemahaman yang sama
bagi pengelola keuangan dan pelaksana kegiatan di
lingkungan
Badan
Standardisasi
Nasional dalam
mengelola anggaran secara transparan, akuntabel,
tertib administrasi, efisien dan efektif, diperlukan
Pedoman Pengelolaan Anggaran;
b. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Kepala
Badan
Standardisasi
Nasional
tentang
Pedoman Pengelolaan Anggaran Badan Standardisasi
Nasional;
Mengingat
: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
2000
Nomor
199
Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4020);
2. Keputusan Presiden Nomor 13/M Tahun 2008 tentang
Pengangkatan Kepala Badan Standardisasi Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN
NASIONAL
KEPALA
TENTANG
BADAN
PEDOMAN
STANDARDISASI
PENGELOLAAN
ANGGARAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL.
Pasal 1. ...
BSISO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-2-
Pasal 1
Pedoman Pengelolaan Anggaran sebagaimana tercantum dalam lampiran
Peraturan ini, sebagai pedoman yang wajib diacu dalam pengelolaan
anggaran di lingkungan Badan Standardisasi Nasional dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan Kepala Badan
Standardisasi Nasional Nomor 08.A/PER/BSN/2/2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Anggaran Badan Standardisasi Nasional beserta lampirannya
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 September 2011
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADl
LAMPIRAN 1.
D:\SK 2011fSK Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Final doc.doc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 3-
LAMPiRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan
dan
pengelolaan
keuangan
negara,
perlu
diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab
sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan
Negara perlu menjabarkan aturan pokok yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang tersebut ke dalam asas-asas umum
yang
meliputi
pengelolaan
baik
asas-asas yang telah lama dikenal dalam
keuangan
negara,
seperti
asas
tahunan,
asas
universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas maupun asas-asas
baru sebagai pencerminan best practices (penerapan kaidah-kaidah
yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain :
1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;
5. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan
mandiri.
Pemberlakuan. ...
O;\SK2011£K PettomnnPengel^aanAnggaian 2011 Rrtaldoc.doc
BsiyO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 4-
Pemberlakuan paket perundangan tentang Keuangan Negara seperti
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, bertujuan untuk
mengatasi berbagai kelemahan di bidang keuangan negara yang
berakibat pada terjadinya berbagai penyimpangan melalui perubahan
pada sistem pengelolaan keuangan negara termasuk perubahan tata
cara perencanaan keuangan melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioiial, dan tata
cara pembukuannya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP).
Penerbitan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang diikuti
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Keija dan Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA-KL) merupakan upaya dalam melakukan perubahan tata cara
penganggaran yang berdampak pada jenis pelaksanaan kegiatan dan
perubahan dalam pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran sesuai
Surat
Edaran
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
Departemen
Keuangan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Perubahan pengelola kegiatan atau pengelola anggaran menjadi
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai penyelenggara
kegiatan sesuai rencana kerja yang tertuang dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang dibantu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan,
Pejabat Penguji Tagihan, Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) dan
Unit Akuntansi.
Perubahan. ...
O:\SK
1\Peraturan Pedoman Pengelolaan Anggaran 2Q11 Final doadoe
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-5-
Perubahan tersebut harus dituangkan dalam perencanaan yang
matang sesuai visi dan misi organisasi, sehingga setiap Pusat dan
Biro harus memahami arah dan kebijakan keuangan, serta strategi
dan
prioritas
yang
pertanggungjawaban
akan
diambil
keuangan
dalam
rangka
sebagaimana
mewujudkan
ditetapkan
dalam
peraturan pelaksanaan anggaran. Oleh karena itu dalam rangka
menjaga konsistensi terhadap ketentuan yang diberlakukan, maka
perlu
dibuat
Pedoman
Pelaksanaan
Anggaran
yang
mengatur
pelaksanaan anggaran khususnya di lingkungan Badan Standardisasi
Nasional (BSN).
Penerapan kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
BSN sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan
negara, dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan
dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan BSN yang terbatas
secara efisien.
Fungsi perbendaharaan tersebut meliputi perencanaan kas yang baik,
pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan,
pencarian sumber pembiayaan yang paling murah dan pemanfaatan
dana yang menganggur (idle cash] untuk meningkatkan nilai tambah
sumber daya keuangan.
Dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Kepala BSN adalah
Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang disahkan
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan
dan dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen
pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
Dalam rangka pelaksanaan APBN, Kantor Pelayanan Perbendaharan
Negara (KPPN) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran negara
secara giral.
Pelaksanaan. ...
DASK 2011\Petaturan Pedoman Peng^olasn Anggaran 2011 Final doe.doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-6-
Pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN oleh KPPN selaku kuasa
bendahara umum negara, dengan penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) oleh KPPN berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM)
yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
Pada awal tahun anggaran Kepala BSN menetapkan para pejabat yang
ditunjuk sebagai:
a. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang;
b. Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara;
c. Pejabat
yang
melakukan
tindakan
yang
mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja;
d. Pejabat
yang
bertugas
melakukan
pengujian
dan
perintah
pembayaran;
e. Bendahara Penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja;
f.
Bendahara
Pengeluaran
untuk
melaksanakan
tugas
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja.
Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian
laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar
akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum.
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN disampaikan berupa
laporan keuangan yang setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.
Setiap penyelenggara negara wajib mengelola keuangan negara secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.
Pengelolaan. ...
D:\SK 2011\Peratur3n Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Fmd doc.<foc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 7-
Pengelolaan dimaksud mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan,
penguasaan, penggunaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 43,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4400);
5. Peraturan
Pemerintah
Nomor
102
Tahun
2000
tentang
Standardisasi Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor
199, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4020);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4663);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5165);
8.Keputusan.
D;\SK 2011^Pef3turan Pedomafi Pengelolaan Anggaran 2011 Find doc.doc
Bsro
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-8-
8. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);
9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
lO.Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan
Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran dan Belanja
Negara;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tentang
Tata
Cara
Penatausahaan
dan
Penyusunan
Pelaporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja;
14. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 170/PMK.05/2010 tentang
Penyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara pada Satuan Keija;
15. Peraturan
Keuangan
Direktur
Jenderal
Nomor
Perbendaharaan
PER-66/PB/2005
Kementerian
tentang
Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
tentang
Perubahan
Atas
Nomor
Peraturan
PER-ll/PB/2011
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
16.Peraturan. ...
O:\SK 2011\Per3tiffan Psdoman Pei^aan Anggvan 2011 Final <toc.<loe
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-9-
16. Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
Kementerian
Keuangan Nomor PER-02/PB/2006 tentang Penetapan Sanksi oleh
KPPN Atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan;
17. Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
Kementerian
Keuangan Nomor PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
18. Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
Kementerian
Keuangan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;
19. Peraturan
Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan
Kementerian
Keuangan Nomor 62/PB/2009 tentang Tata Cara Penyajian
Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Acrual pada Laporan
Keuangan;
C. Tujuan
Pedoman
Pelaksanaan
Anggaran
ini
bertujuan
memberikan
pemahaman yang sama bagi pengelola keuangan dan pelaksana
kegiatan di lingkungan BSN, sehingga pengelolaan anggaran dilakukan
secara transparan, akuntabel, tertib administrasi, eflsien dan efektif.
Disamping itu sepanjang demi pencapaian pengelolaan anggaran yang
dimaksud, pedoman ini tidak mengesampingkan praktek-praktek
pengelolaan yang baik.
D. Ketentuan Umum
1. Seluruh pelaksanaan kegiatan yang dibebankan pada DIPA BSN
harus mengikuti prosedur dan menggunakan dokumen seperti yang
terdapat pada Pedoman Pelaksanaan Anggaran ini;
2.Pelaksanaan. ...
D;\SK ZOlUPeraturan Pedoman Pengelolaan ^ggaran 2011 Final(totdoc
BSK)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 10 -
2. Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan secara tertib dengan
mempertimbangkan
efisiensi
anggaran
dan
memenuhi
ikatan/perjanjian yang ditentukan, baik dalam spesifikasi teknis
maupun dalam jangka waktu penyelesaian;
3. Pejabat yang menandatangani dan atau mengesahkan dokumen
yang
berkaitan
dengan surat bukti yang menjadi dasar
pengeluaran atas beban APBN bertanggungjawab sepenuhnya atas
kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat
bukti/dokumen pengeluaran;
4. Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara langsung melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS);
5. Pada keperluan tertentu yang tidak dapat dan atau tidak
memungkinkan
dilakukannya
pembayaran
secara
langsung
(menggunakan prosedur SPM-LS), sesuai ketentuan/batasan yang
diatur secara khusus, pembayaran dapat dilakukan dengan
menggunakan
Uang
Persediaan/Tambahan
Uang
Persediaan
(UP/TUP), melalui penerbitan SPM-UP atau SPM-TUP;
6. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan BSN dilakukan oleh Unit
Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan;
7. Sisa Uang Persediaan yang terdapat pada akhir tahun anggaran
harus disetor kembali ke Rekening Kas Umum Negara selambat-
lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan melalui
Bendahara Pengeluaran sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh
KPPN.
BAB 11.
D:\SK 20n\Peraturan Pettonan Pengelolaan Angsafsn 2011 Final doc.doc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 11 -
BAB II
PENGELOLA ANOGARAN
A. Pengelola Anggaran BSN
Pengelola Anggaran di lingkungan BSN terdiri atas:
1. Pengguna Anggaran (PA)/Pengguna Barang (PB);
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
3. Penanggung Jawab Kegiatan;
4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
5. Pejabat Penerbit SPM;
6. Petugas Penguji Tagihan/Penguji Surat Permintaan Pembayaran
(SPP);
7. Atasan Langsung Bendahara Penerimaan;
8. Bendahara Penerimaan;
9. Bendahara Pengeluaran;
10. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP);
11. Unit Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan;
12. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
13. Unit Akuntansi;
14.Staf KPA;
15. Staf Pengelola.
B. Uraian tugas Pengelola Anggaran BSN:
1. Pengguna Anggaran mempunyai tugas:
a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
b. Menunjuk
KPA,
Penanggungjawab
Kegiatan,
Bendahara
Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan;
c. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan negara;
d.Menetapkan. ...
DiVSK 201 m>0aturan PeOoman Pengeitfaan Anggm 2011 Rnal doc.(loe
BSN^
BADAN STANDARDISAS! NASIONAL
- 12 -
d. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
utang dan piutang;
e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluran anggaran
belanja;
f.
Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan
perintah pembayaran;
g. Menggunakan Barang Milik Negara (BMN);
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
BMN;
i.
Mengawasi pelaksanaan anggaran;
j.
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan;
k. Dalam melaksanakan tugasnya dapat melimpahkan pada fungsi
dibawahnya kecuali butir b, c, dan d.
2. Kuasa Pengguna Anggaran mempunyai tugas;
a. Menunjuk dan menetapkan Pejabat Pengelola Anggaran lainya
selain yang telah ditetapkan PA;
b. Meneliti dan membahas rencana kegiatan dan penarikan dana
yang diajukan oleh Penanggung Jawab Kegiatan bersama Kepala
Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha (Biro PKT),
Penanggung Jawab kegiatan dan PPK, serta menetapkannya
menjadi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) sebagai alat
pengendalian dan dasar acuan pelaksanaan DIPA;
c. Menyampaikan
POK
kepada
Eselon
1, Penangungjawab
Kegiatan/ PPK, dan Kepala Biro PKT (u.p Kepala Bagian
Keuangan,
Kepala
Bagian
Perencanaan),
serta
Kepala
Inspektorat;
d. Bersama Bendahara/BPP menentukan Buku Kas Umum, BukuBuku Pembantu yang hams diselenggarakan;
e.Melakukan. ...
D:\SK 201 llPeraturan Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Final doe.doc
fisnO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 13-
e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja dan mengawasi pelaksanaan anggaran
satuan kerja;
f.
Berdasarkan POK, membahas keperluan UP dengan seluruh PPK
dengan merujuk pada peraturan yang berlaku, selanjutnya
menandatangani SPP-UP yang disiapkan Bendaharawan untuk
diajukan pada Pejabat Penerbit SPM;
g. Berdasarkan POK, membahas keperluan TUP dengan seluruh
PPK, Penanggungjawab
Kegiatan, dan
mengkoordinasikan
dengan Kepala Biro PKT;
h. Mengawasi, memonitor dan mengevaluasi laporan bulanan
pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana masing-masing PPK
terhadap pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan POK
bila dipandang perlu selain membahas dengan PPK juga dapat
membahasnya dengain Penanggung Jawab Kegiatan untuk dapat
menanggulangi permasalahannya;
i. Tugas dan wewenang KPA terkait Pengadaan Barang/Jasa;
1) Menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
2) Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan
paling kurang di website K/L;
3) Dalam hal diperlukan, KPA dapat;
a) Menetapkan Tim Teknis dan/atau;
b) Menetapkan Tim Juri/Tim Ahli untuk pelaksanaan
pengadaan melalui Sayembara/Kontes;
c) Menyelesaikan
perselisihan
antara
PPK
dan
ULP/Pejabat Pengadaan dalam hal terjadi perbedaan
pendapat;
d) Mengawasi
penyimpanan,
pemeliharaan
seluruh
dokumen Pengadaan Barang/Jasa;
j.Melakukan. ...
D;tSK 2011\Pe'aUiran fedomai Poigekiisan Anggaran 20t1 Rnal doc.doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 14 -
j.
Melakukan pemeriksaan kas Bendahara Pengeluaran sekurangkurangnya sekali dalam sebulan. Tugas ini dapat didelegasikan
kepada Kepala Bagian Keuangan;
k. Membuat laporan Triwulanan dan Tahunan yang mencakup
rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan dan mengungkap
hambatan dan tindak lanjut perbaikannya disampaikan kepada
PA. Tembusan kepada Eselon I, Kepala Biro PKT dan Kepala
Inspektorat.
3. Penanggung Jawab Kegiatan mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana
atas anggaran kegiatan yang tersedia dalam DIPA bersama PPK
dan pejabat struktural yang berada dibawahnya;
b. Membahas dan meminta persetujuan Eselon I;
c. Menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan dan penarikan
dana yang telah diketahui dan disetujui Eselon I kepada KPA
untuk ditetapkan dalam POK;
d. Melaksanakan
kegiatan
dan
penarikan
dana
dengan
berpedoman kepada POK;
e. Bersama
PPK
membahas
UP/TUP untuk setiap
dan
merencanakan
kebutuhan
bulannya selanjutnya disampaikan
kepada KPA;
f.
Mengendalikan, memonitor pelaksanaan kegiatan dan penarikan
dana agar tidak menyimpang dari POK, antara lain dengan
melakukan rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
dengan
melibatkan
PPK,
BPP
dan
pejabat
struktural
dibawahnya yang terkait, sekurang-kurangnya sebulan sekali
meliputi capaian pelaksanaan kegiatan dibandingkan POK,
hambatan serta solusinya;
[.Membuat. ...
0;£K 2011\Peraluran l^doman Pengslolaan A;iggaran 2011 Rnal doc.iloc
fiSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 15 -
g. Membuat laporan bulanan yang disampaikan kepada KPA
meliputi rencana, realisasi pelaksanaan kegiatan dan penarikan
dana, disertai penjelasan apabila terdapat hambatan beserta
solusi tindak lanjutnya. Tembusan disampaikan kepada Eselon I
yang bersangkutan dan Kepala Inspektorat.
4. Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai tugas:
a. Bersama Penanggung jawab Kegiatan dan Pejabat Struktural
terkait segera membahas dan menyxisun Rencana Pelaksanaan
Kegiatan dan penarikan Dana atas DIPA yang telah ditetapkan
untuk selanjutnya disetujui Eselon I dan diusulkan kedalam
POK;
b. Melaksanakan
kegiatan
dan
penarikan
dana
dengan
berpedoman kepada POK;
c. Meneliti
Permohonan Uang Muka Kegiatan (PUM) dari
Penanggung jawab Kegiatan (kesesuaian dengan POK dan
ketersediaan anggaran);
d. Memonitor penyelesaian pertanggungjawaban keuangan oleh
Staf Pengelola PPK atas setiap pelaksanaan kegiatan;
e. Melakukan koordinasi dan evaluasi mingguan pelaksanaan
kegiatan dan penyerapan dana dengan Penanggung jawab
Kegiatan;
f.
Meneliti,
menyetujui
dan
mengesahkan
dokumen/bukti
penggunaan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan untuk
dijadikan dasar pembukuan oleh BPP dan dasar pengajuan SPPGU/TU dan SPP-LS Bendaharawan serta LPJ-BPP;
g. Melakukan pemeriksaan Kas BPP sekurang-kurangnya satu kali
dalam satu bulan untuk meneliti kesesuaian antara saldo buku
dan saldo kas, dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Kas;
h.Meneliti. ...
D:\SK20tl\Pefaturx1PedomanPengeloi3anAng9xan ^11 Final doc-doc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 16 -
h. Meneliti,
menguji
dan
merekonsiliasi
Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) Bendaharawan BPP yang akan
disampaikan kepada Bendaharawan Pengeluaran;
i.
Menandatangani
Pakta
Integritas
sebelum
pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa;
j.
Membuat
keputusan/tindakan
dalam
rangka
Pengadaan
Barang/Jasa, antara lain:
1) Melakukan rapat koordinasi dengan ULP mengenai Paket
Pengadaan Barang/Jasa;
2) Menetapkan paket-paket pekerjaan baik UP maupun LS;
3) Menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) dan spesifikasi teknis;
4) Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak pihak
ketiga sesuai ketentuan ysing berlaku;
5) Melakukan
dan
menandatangani
kontrak
Pengadaan
Barang/Jasa;
6) Mengawasi, mengendalikan dan
menerima pelaksanaan
perjanjian/kontrak dengan pihak Penyedia Barang/Jasa;
7) Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
8) Melaporkan
pelaksanaan/penyelesaian
Pengadaan
Barang/Jasa kepada KPA;
k. Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang
terkait belanja modal kepada KPA
dengan Berita Acara
Penyerahan pada akhir tahun anggaran;
1.
Dapat mengusulkan kepada KPA bila dianggap perlu, yaitu:
1) Perubahan paket pekerjaan; dan atau
2) Perubahan jadwal kegiatan pengadaan;
m. Menetapkan Tim Pendukung dan Tim atau tenaga ahli pemberi
penjelasan teknis untuk membantu pelaksanaan tugas ULP, bila
dianggap perlu;
n.Membuat. ...
O:\SK 201 llPeraturan Pedoman Pengelolaan Anggaraa 2011 Final doc.doc
say)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 17-
n. Membuat dan/atau membantu menyusun Laporan Bulanan
Capaian Pelaksanaan Kegiatan dan Penyerapan Dana Bulanan
yang ditandatangani PPK dan diketahui/disetujui Penanggung
jawab Kegiatan untuk disampaikan kepada KPA, Eselon I,
Kepala Biro PKT, Kepala Inspektorat;
o. Mengevaluasi dan memperbaiki/menanggulangi hambatan yang
dihadapi dan/atau mengkoordinasikan dengan pejabat lainnya
untuk penyelesaiannya.
5. Pejabat Penerbit SPM mempunyai tugas:
a. Meneliti secara
rinci
dokumen
pendukung
SPP
sesuai
ketentuan yang berlaku;
b, Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan dalam DIPA untuk
memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas
pagu anggaran;
G. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara
lain:
1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama
orang/perusahaan, alamat,nomor rekening dan nama baik);
2) Nilai tagihan yang hams dibayar (kesesuaian dan/atau
kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai
spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak);
3) Jadwal waktu pembayaran dan atau spesifikasi teknis yang
sudah ditetapkan dalam kontrak;
d. Membuat kartu pengawasan atas SPM yang diterbitkan;
e. Menandatangani SPM.
f.
Menyampaikan SPM, Administrasi Data Komputer (ADK) dan
dokumen pendukung ke KPPN;
g. Menerima SPM yang dinyatakan sah, selanjutnya disampaikan
ke Bendaharawan Pengeluaran dan Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA);
h.Melakukan. ...
O:\SK 2011IPs^ur3nPedomanPefl9e!ol3an Anggaran 2)11 RiKitfoc-doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 18 -
h, Melakukan penatausahaan SPM dan dokumen pendukung.
6. Petugas Penguji Tagihan SPP mempunyai tugas:
a. Memeriksa kelengkapan berkas SPP;
b. Mengisi check list kelengkapan berkas SPP;
c. Mencatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP;
d. Menadatangani tanda terima SPP berkenaan;
e. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DlPA untuk
memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas
pagu anggaran;
f.
Membukukan SPP yang telah diverifikasi;
g. Menyampaikan SPP dan dokumen pendukung yang telah
diverifikasi kepada pejabat penerbit SPM;
h. Mengarsipkan
dokumen
SPP
dan
menyerahkan
fotocopy
dokumen SPP ke BPP.
7. Atasan Langsung Bendahara Penerimaan mempunyai tugas:
a. Membahas dan
menyusun rencana layanan dan capaian
penerimaan PNBP perjenis layanan bersama Penanggungjawab
kegiatan layanan yang menghasilkan PNBP (Oleh masing-masing
Penanggungjawab Kegiatan dibahas dengan Eselon I untuk
mendapat persetujuannya, selanjutnya disampaikan ke KPA,
dan Sekretaris Utama u/p Kepala Biro PKT untuk disahkan
menjadi POK);
b. Bersama Bendaharawan Penerima mempersiapkan Buku Kas
Umum dan Buku-buku Pembantu yang diperlukan untuk
penatausahaan penerimaan PNBP;
c. Memonitor kewajiban layanan yang hams dilaksanakan (yang
PNBP nya telah diterima pada tahun sebelumnya), dan
mengkoordinasikan
dengan
Penanggungjawab
Kegiatan
Layanan;
d.Memonitor. ...
DASK2011(PefaturanPe<lonianPeneekdaanAng{tarai2011 Rnaldoc.cioc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 19 -
d. Memonitor realisasi penerimaan PNBP dan membandingkan
dengan Rencana Capaian Bulanan. Apabila realisasi capaian
penerimaan tidak sesuai dengan rencana segera melakukan
koordinasi dengan Penanggung jawab Layanan Kegiatan dan
PPK -PNBP untuk mencari solusi penyelesaiannya;
e. Mengkoordinasikan realisasi penerimaan PNBP dengan PPK-
PNBP dan pejabat struktural pada masing-masing unit layanan;
f.
Memonitor penerimaan PNBP yang sumbernya sudah pasti
seperti
penerimaan
luran
dan
Survelen,
serta
mengkoordinasikan dengan Penanggungjawab Kegiatan;
g. Melakukan
koordinasi
dengan
Penanggungjawab
Kegiatan
Layanan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
h. Melakukan pemeriksaan Kas Bendahara Penerimaan sekurangkurangnya sekali dalam sebulan dengan membuat Berita Acara
Pemeriksaan Kas, serta meneliti hasil rekonsiliasi dengan Bank;
i.
Melakukan
rekonsiliasi
hasil
pembukuan
Bendahara
Penerimaan dengan UAKPA setiap akhir bulan;
j. Membuat Laporan Bulanan Capaian penerimaan PNBP dan
disampaikan kepada KPA dan Sestama u.p Kepala Biro PKT;
k. Menyiapkan
Laporan
Realisasi
Penerimaan
PNBP
secara
Triwulanan untuk ditandatangani Sestama (melalui Kepala Biro
PKT untuk dievaluasi), untuk selanjutnya di sampaikan kepada
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan;
1.
Meneliti/mengevaluasi LPJ Bendahara Penerimaan;
m, Setiap akhir tahun mengklasifikasikan dan mengidentifikasi
penerimaan PNBP yang diterima tetapi kegiatan layanannya
belum
atau
baru
sebagian
dikonfirmasikan/dikoordinasikan
dilaksanakan
dengan
dan
Penanggungjawab
Layanan Kegiatan.
8.Bendahara. ...
D:(SK 20!t^eraturan Pedomai Petigekto Anggxan 2011 Final(loc.<loc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 20 -
8. Bendahara Penerimaan mempunyai tugas:
a. Mempersiapkan Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu
yang diperlukan untuk penatausahaan penerimaan PNBP;
b. Menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya dan seluruh
transaksi dalam pelaksanaan satuan kerja sesuai peraturan
yang berlaku;
c. Menyelengarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan
penyetoran meliputi seluruh transaksi dalam pelaksanaan
anggaran belanja satuan kerja yang berada dibawah pengelolaan
nya. Buku-buku yang diselenggarakan yaitu Buku Kas Umum,
Buku-Buku Pembantu dan Pengawasan Anggaran;
d. Menerima, menyimpan, membukukan dan menyetorkan uang
PNBP ke Rekening Kas Negara;
e. Mencatat setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran daiam
Buku
Kas Umum
sebelum
dibukukan
dalam
Buku-buku
Pembantu;
f.
Meneliti dan menguji kebenaran perhitungan pungutan PNBP
pada
kuitansi
tagihan
yang
dibuat
petugas
layanan
dibandingkan dengan bukti setoran dari Bank/uang yang
diterima dari petugas layanan;
g. Menandatangani dokumen penerimaan PNBP yang dikelolanya
dan mempertanggungjawabkan;
h. Menyetorkan uang yang berasal dari dari potongan atas
pembayaran yang dilaksanakannya (pajak dan bukan pajak) ke
Kas Negara sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam hal
tidak ada ketentuan yang mengatur waktu penyetorannya,
setoran paling lambat pada akhir bulan berkenaan;
i.
Mendapatkan R/C bank setiap akhir bulan dan melakukan
rekonsiliasi;
j.Mempersiapkan. ...
0;\5K2l}11\PeraturanPedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Rnaldoc doc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 21 -
j.
Mempersiapkan
data/bahan
rekonsiliasi
hasil
pembukuan
dengan UAKPA, setiap akhir bulan;
k. Mempersiapkan
bahan/data
untuk
pembuatan
Laporan
Bulanan Capaian penerimaan PNBP;
L
Menynsun LPJ secara bulanan atas uang yang dikelolanya
berdasarkan Buku Kas Umum, Buku-Buku Pembantu dan Buku
Pengawasan Anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi
oleh ALB;
m. Menyampaikan LPJ paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja bulan
berikutnya disertai salinan rekening koran dari bank/pos untuk
bulan berkenaan, disampaikan kepada; Kepala KPPN yang
ditunjuk dalam DlPA satuan kerja yang berada dibawah
pengelolaanya, Pimpinan Lembaga masing-masing dan BPK;
n. Menatausahakan
hasil
cetakan
yang
ditandatangani
Bendaharawan dan ALB, dan memelihara database pembukuan,
serta dokumen pembukuan PNBP;
o. Pada akhir tahun anggaran menyetorkan seluruh uang yang
berasal dari potongan atas pembayaran yang dilaksanakannya
^
(pajak dan bukan pajak) ke Kas Negara.
9. Bendahara Pengeluaran mempunyai tugas:
a. Mempersiapkan Buku Kas Umum dan Buku-buku Pembantu
yang
diperlukan
untuk
penatausahan
anggaran
yang
dikelolanya;
b. Membuka rekening bank umum sesuai peraturan perundangundangan, atas nama jabatannya dan menandatangani bilyet;
c. Membina dan mensupervisi BPP yang berada dibawahnya;
d. Mempersiapkan SPP-UP sesuai pagu yang ditetapkan untuk
ditandatangani KPA, dan selanjutnya diajukan ke Pejabat
Penerbit SPM;
e.Mempersiapkan. ...
D:ISK 201 llPeraluran Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Final doc.doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI MASIONAL
- 22 -
e. Mempersiapkan
SPP-TUP
sesuai
perintah
dan
untuk
ditandatangani KPA, dan selanjutnya diajukan ke Pejabat
Penerbit SPM;
f.
Menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya dan seluruh
transaksi dalam pelaksanaan satuan kerja sesuai Peraturan
yang berlaku;
g. Menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan
dan pengeluaran meliputi seluruh transaksi dalam pelaksanaan
anggaran
belanja
satuan
kerja
yang
berada
dibawah
pengelolaannya. Buku-buku yang diselenggarakan yaitu Buku
Kas Umum, Buku-Buku Pembantu dan Pengawasan Anggaran;
h. Pembukuan
dilakukan
dengan
saldo
balance yang
akan
menghasilkan saldo setiap membukukan transaksi;
i.
Mencatat setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran dalam
Buku
Kas
Umum
sebelum
dibukukan
dalam
Buku-buku
Pembantu;
j.
Mengelola uang tunai yang ada dalam brankas, dengan tidak
melebihi ketentuan yang berlaku;
k. Mendistribusikan UP/TUP dan SPM LS Bendaharawan ke BPP
atas perintah KPA serta memonitor penggunaan UP/TUP dan LS
bendaharawan pada masing-masing BPP;
1.
Memonitor dan mengingatkan BPP, agar LPJ BPP bisa diterima
paling lambat 5 (lima) hari kerja bulan berikutnya;
m. Menerima LPJ-BPP, meneliti/memverifikasi
kebenaran angka
dan kelengkapan bukti pendukung serta kebenaran perhitungan
pungutan pajak dari pihak ketiga dan penyetorannya;
n. Menerima dan mencatat dalam Buku Kas Umum, Buku-Buku
Pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran atas SPM yang
dinyatakan sah;
o.Menyusun. ...
OASK 2011\Pefaturan Pedoman Pengeltfaan Angg^2011 Final doC-doe
BSN^
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 23 -
o. Menjoisun LPJ secara bulanan atas uang yang dikelolanya
berdasarkan Buku Kas Umum, Buku-Buku Pembantu dan Buku
Pengawasan Anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi
oleh KPA di delegasikan kepada Kabag Keuangan;
p. Membuat rekonsiliasi bank dan berita acara pemeriksaan kas;
q. Mempersiapkan
data
yang
diperlukan
untuk
rekonsiliasi
bulanan oleh KPA/Kabag Keuangan dengan Laporan Keuangan
UAKPA;
r.
Membuat dan menyampaikan LPJ paling lambat 10 (sepuluh)
hari kerja bulan berikutnya disertai salinan rekening koran dari
bank/pos untuk bulan berkenaan, kepada; Kepala KPPN yang
ditunjuk dalam DIPA, Kepala BSN, dan BPK;
s. Menyetorkan uang yang berasal dari dari potongan atas
pembayaran yang dilaksanakannya (pajak dan bukan pajak) ke
Kas Negara sesuai peraturan perundang-undangan;
t. Pada akhir tahun anggaran menyetorkan seluruh sisa UP/TUP
ke Kas Negara;
u. Menatausahakan
hasil
cetakan
yang
ditandatangani
Bendaharawan dan KPA, dan memelihara database pembukuan,
serta bukti/dokumen pembukuan lainnya.
10. Bendahara Pengeluaran Pembantu mempunyai tugas:
a. Mempersiapkan Buku Kas Umum dan Buku-buku Pembantu
yang
diperlukan
untuk
penatausahan
anggaran
yang
dikelolanya;
b. Mengelola Kas Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan, LS
Bendaharawan, uang yang berasal dari potongan pembayaran
yang dilakukannya (pajak dan bukan pajak), uang dari sumber
lainnya yang menjadi hak negara;
c.Menatausahakan. ...
(MSK 201llPeratmn Pedoman Peng^aan Anggaran 2011 Final(loc.<loc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 24 -
c. Menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya dan seluruh
txansaksi dalam pelaksanaan satuan kerja sesuai peraturan
yang berlaku;
d. Menyelengarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan
pengeluaran meliputi seluruh transaksi dalam pelaksanaan
anggaran
belanja
satuan
kerja
yang
berada
dibawah
pengelolaannya Buku-buku yang diselenggarakan yaitu Buku
Kas Umum, Buku-buku Pembantu dan Pengawasan Anggaran;
e. Mencatat setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran dalam
Buku
Kas
Umum
sebelum
dibukukan
dalam
Buku-buku
Pembantu;
f. Melaksanakan pembayaran UP yang dikelolanya setelah:
1) Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diajukan
PPK meliputi kuitansi/tanda terima, faktur pajak dan
dokumen lainnya yang menjadi dasar hak tagih.
2) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum
dalam
perintah
pembayaran,
termasuk
kebenaran
perhitungan pajak dan perhitungan atas kewajiban lainnya
yang berdasarkan ketentuan dibebankan kepada pihak
ketiga.
3) Menguji
ketersediaan
dana,
meliputi
pengujian
kecukupan/sisa pagu DIPA untuk jenis belanja yang
dimintakan pembayarannya.
g. Meneliti kelengkapan dan kebenaran formal dokumen dan buktibukti pendukung pertanggungjawaban penggunaan Pelaksanaan
Kegiatan yang disampaikan Staf Pengelola;
h. Menginformasikan
ketersediaan
dana
berdasarkan
Buku
Pengawasan Anggaran kepada PPK pada saat pengajuan SPP
GU/TUP dan LS;
i.Memperhitungkan. ...
D:\SK 201 Wvaluran Pedoman PengeMaan Anggaran 2011 Final(loc.doc
fisro
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-25-
i.
Memperhitungkan kewajiban (pajak dan bukan pajak) kepada
pihak ketiga atas pelaksanaan
pembayaran dan
menguji
kebenaran perhitungan pajak dan bukan pajak yang dilakukan
oleh Staf Pengelola;
j.
Menyetorkan uang yang berasal dari potongan atas pembayaran
yang dilaksanakannya (pajak dan bukan pajak) baik yang
dilakukan BPP dan menguji kebenaran pungutan dan setoran
pajak yang dilakukan oleh Staf Pengelola;
k. Membuat LPJ-BPP secara bulanan atas uang yang dikelolanya
berdasarkan Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu dan Buku
Pengawasan Anggaran yang telah diperiksa PPK;
1.
Menyampaikan LPJ-BPP
kepada Bendaharawan Pengeluaran
paling lambat 5 (lima) hari kerja bulan berikutnya;
m. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, wajib menyetorkan sisa
UP/TUP untuk dikembalikan melalui Bendahara Pengeluaran;
n. Menatausahakan
Bendaharawan
hasil
dan
PPK,
cetakan
dan
yang
ditandatangani
memelihara
data
base
pembukuan, serta dokumen pembukuan;
o. Membina staf pengelola khususnya dalam hal penyelesaian
pertanggungjawaban penggunaan UP/LS Bendahara.
11. ULP/Pejabat Pengadaan mempunyai tugas;
a. Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
b. Menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d.Mengumumkan.
Di\SK 2011\SK Pedoman Pengdotaan Anggaan 2011 Rnal doc.doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-26-
d. Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website
K/L masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat seta menyampaikan ke Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan
Nasional;
e. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi
atau pascakualifikasi;
f.
Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap
penawaran yang masuk;
g. Khusus ULP;
1) Menjawab sanggahan
2) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk;
a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Kontruksi/Jasa lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah); atau
b) Seleksi Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan jasa
Konsultasi
yang
bernilai
paling
tinggi
Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
h. Menyerahkan
salinan
dokumen
pemilihan
Penyedia
Barang/Jasa kepada PPK;
i. Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
j. Khusus Pejabat Pengadaan:
1) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a) Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk
paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Kontruksi/Jasa
lainnya yang bernilai paling tinggi Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
b)Penunjukan. ...
O:\SK2011\Per3luranPedom3nPen9elolaanAnggar3n 2011 Rrial docdoc
BSK>
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 27 -
b) Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk
paket Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling
tlnggi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
2) Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa
kepada PA/KPA.
k. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada
Kepala BSN;
1.
Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;
m. Selain tugas pokok dan kewenangan ULP/Pejabat Pengadaan
sebagaiman tersebut diatas, dalam hal diperlukan ULP/Pejabat
Pengadaan dapat mengusulkan kepada PPK;
1) Perubahan HPS, dan atau
2) Perubahan spesifikasi teknis pekerjaan
12. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas;
a. Melakukan
pemeriksaan
hasil
pekerjaan
Pengadaan
Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak;
b. Menerima
hasil
Pengadaan
Barang/Jasa
setelah
melalui
pemeriksaan/pengujian;
c. Membuat dan menandatangai Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan.
13. Unit Akuntansi mempunyai tugas:
a. Melaksanakan Aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna
Anggaran/SAKPA;
1) Menginput PAGU Anggaran berdasarkan dokumen sumber
(DIPA, POK).
2) Menginput transaksi berdasarkan dokumen sumber (SPM,
SP2D, SSBP dan SSPB).
3)Menyampaikan. ...
D:\SK 2011tPeraturan Petfoman Penge'o'Ban Anggaran 2011 FInai doc.doc
BSK>
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-28-
3) Menyampaikan salinan dokumen berupa SPM dan SP2D
yang merupakan pembelian belanja barang modal kepada
petugas SIMAK BMN.
4) Melaksanakan
rekonsiliasi
internal
dengan
Bendahara
Penerima, Bendahara Pengeluaran tiap bulan paling lambat
6(enam) hari kerja pada bulan berikutnya;
5) Melaksanakan rekonsiliasi internal dengan SIMAK BMN
setiap bulan paling lambat 4 (empat) hari kerja di bulan
berikutnya dengan melampirkan Laporan Posisi BMN di
Neraca;
6) Melaksanakan
Rekonsiliasi
dengan
KPPN
selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah bulan berikutnya;
7) Membuat Laporan Keuangan setiap bulan, meliputi Register
Transaksi Haxian (RTH), Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
dan Neraca;
8) Membuat Laporan Keuangan semesteran dan tahunan,
meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK);
9) Melaksanakan
rekonsiliasi
dengan
Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan setiap semester.
b. Melaksanakan
Sistem Informasi Manajemen
dan
Akuntasi
Barang Milik Negara (SIMAKBMN) dan Aplikasi Persediaan;
1) SIMAKBMN:
a) Menerima dan menginput transaksi pembelian BMN
berdasarkan dokumen sumber dari Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa (BAST dan SPK/Kontrak) dan petugas SAK
(SPM, SP2D).
b)Melaksanakan. ...
O:\8K 201IISK P«toman PengelolaanAnggaran 2011 Final tfoe.doc
BSN^
BADAN STANDARDISASi NASIONAL
- 29 -
b) Melaksanakan rekonsiliasi internal antara SIMAK BMN
dan SAK setiap bulan paling lambat 4(empat) hari kerja di
bulan berikutnya dengan melampirkan Laporan Posisi
BMN di Neraca.
c) Membuat laporan posisi BMN dan melakukan rekonsiliasi
dengan DJKN setiap semester dan tahunan.
2) Persediaan (diatur tersendiri dalam SOP Persediaan).
14. Staf KPA mempunyai tugas:
a. Membantu kelancaran tugas-tugas KPA;
b. Membantu KPA untuk mempersiapkan surat keputusan, dan
surat-surat
lainnya,
serta
mendistribusikan
surat-surat
tersebut kepada pejabat yang berkepentingan;
c. Melakukan telaahan staf atas TOR, RAB yang definitif dan
usulan penarikan dana yang disampaikan Penanggungjawab
Kegiatan/PPK, selanjutnya disampaikan
sebagai masukan
kepada KPA untuk dijadikan/ditetapkan dalam POK;
d. Mendistribusikan POK yang telah ditetapkan kepada PA/Kepala
BSN, seluruh Eselon I, Penanggungjawab Kegiatan/PPK, Kepala
Biro PKT (u.p Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian
Perencanaan), dan Kepala Inspektorat;
e. Menerima, mengadminstrasikan, meneliti, dan mengevaluasi
Laporan
Capaian
Pelaksanaan
Kegiatan
Bulanan
dari
Penanggungjawab Kegiatan/PPK dibandingkan dengan POK.
Selanjutnya telaahan
staf tersebut disampaikan kepada KPA
sebagai masukan monitoring, pengendalian dan pengawasan;
f.
Mempersiapkan agenda, dan bahan rapat koordinasi dan
evaluasi capain pelaksanaan kegiatan, dan penyerapan dana;
g. Menyelenggarakan
Notisi
Rapat
setiap
pelaksaan
rapat
pembahasan /koordinasi/evaluasi yang dilakukan KPA;
h.Membuat. ...
D:\SK 20t1\Peftfur3n Pedoman ^ngelotsanAnggaran 20]1 Fmai(toC-doc
fisiyo
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 30 -
h. Membuat konsep Laporan Triwuleinan dan Tahunan rencana
dan realisasi pelaksanaan kegiatan dan penyerapan dana untuk
diteliti dan dievaluasi dan ditandatangani KPA.
15. Staf Pengelola mempunyai tugas:
a. Membantu untuk kelancaran
tugas-tugas Penanggungjawab
Kegiatan, PPK dan BPP;
b. Membantu
Penangung
jawab
Kegiatan/PPK
untuk
mempersiapkan Permohonan Uang Muka (PUM) kegiatan dan
mengecek kesesuaian dengan POK, ketersediaan anggaran
dengan melakukan koordinasi dengan BPP untuk mengecek
Buku/Kartu pengawasan Anggaran;
0. Mencatat dan mengadministrasikan Permohonan Uang Muka
(PUM) kegiatan yang diajukan Penanggungjawab Kegiatan yang
telah disetujui PPK, pada Buku Monitoring Usulan Pelaksaan
Kegiatan Mencatat pengambilan uang muka tunai dari BPP dan
pertanggungjawabannya;
d. Mencatat pengambilan
uang
muka tunai dari BPP dan
pertanggungjawabannya;
e. Mempersiapkan dokumen dan
bukti pendukung realisasi
Permohonan Uang Muka Kegiatan untuk ditandatangani PPK
dan mempertanggung jawabkan uang muka tunai kepada BPP
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya
pelaksanaan kegiatan dan menyelesaikan dokumen pembayaran
LS untuk segera diserahkan kepada penguji SPP sesuai dengan
pembebanan perkegiatan, Output dan MAK;
f. Mempersiapkan pengajuan SPP-UP/TUP/LS Bendahara dan
Pihak ketiga serta melaporkan perbaikan dokumen pengajuan
SPP (koreksi Petugas tersebut Verifikasi SPP) ke Bendahara
Pengeluaran dan BPP;
g. Membantu BPP untuk menghitung dan memungut pajak, serta
membantu untuk menyetorkannya ke rekening Kas Negara.
BAB III. ...
0;\SK 2011\PeraturBi Pedoman Pengelolaafl Anggaran 2011 Rnal doc.rtoc
BSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 31 -
BAB III
TATA KERJA
A. UMUM
Setelah (DIPA) BSN disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan, maka Satuan Kerja (Satker) dapat segera
menyusun:
1. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang memuat judul kegiatan,
kode kegiatan, output, sub output, komponen, subkomponen, jenis
belanja dan rincian belanja (volume, harga satuan dan jumlah biaya,
rencana penarikan dana,jumlah dana dan jadwal pelaksanaan);
2. Pedoman Pengelolaan Anggaran.
B. PELAKSANAAN ANGGARAN
Yang hams dipedomani dalam pelaksanaan anggaran antara lain
sebagai berikut:
1. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
Petunjuk Operasional Kegiatan adalah mempakan penjabaran lebih
lanjut dari DIPA dan menjadi pedoman bagi PA/KPA dalam
pelaksanaan kegiatan.
POK disusun berdasarkan
masukan dari penanggung jawab
kegiatan, PPK dan stmktural dibawahnya yang merujuk pada RAB
dan TOR Defmitif untuk diketahui/disetujui oleh pejabat Eselon I
yang selanjutnya disampaikan kepada KPA. Untuk selanjutnya
bersama Biro PKT membahas usulan tersebut untuk disahkan.
POK tersebut menjadi acuan pelaksanaan kegiatan oleh penanggung
ja^vab kegiatan dan pengelola anggaran serta sebagai monitoring
evaluasi dan penyiapan dana oleh Biro PKT serta sebagai salah satu
acuan audit inspektorat.
2.Permohonan. ...
D:\SK 201lU^aiuan Pedoman Pengeiotaan Anggaran 2011 Find docdoe
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 32 -
2. Permohonan Uang Muka(PUM)
PUM adalah bentuk usulan yang diajukan oleh Penanggungjawab
Kegiatan meliputi pelaksanaan kegiatan dan kebutuhan dana yang
diperlukan dan diketahui/disetujui PPK PUM adalah merupakan
implementasi dari POK.
Pengajuan PUM:
a. Penanggungjawab Kegiatan dapat dibantu Staf Pengelola untuk
mengajukan usulan pelaksanaan kegiatan dan dana yang
diperlukan dengan terlebih dahulu memastikan ketersediaan
dana dan kesesuaian dengan POK. Form PUM dicopy rangkap 4
(empat) yang diserahkan kepada BPP, ULP, Petugas Aplikasi
Forcasting Satker (AFS) dan arsip Staf Pengelola.
b. PUM
yang
diajukan
Penanggungjawab
Kegiatan
diketahui/disetujui oleh PPK setelah dipastikan kesesuaiannya
dengan POK dan ketersediaan
dananya, serta kepastian
penyelesaian pertanggungjawaban PUM sebelumnya.
c. PUM tersebut selanjutnya disampaikan kepada BPP untuk
mempersiapkan dana UP dan terkait dengan pengadaan barang
dan jasa diserahkan kepada ULP.
d. PUM diajukan kepada BPP selambat-lambatnya 5 (lima) hari
keija sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan.
3. Uang Persediaan (UP)
Uang Persediaan adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu
yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran hanya untuk membayar kegiatan operasional kantor
sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran
langsung.
UP. ...
O-ASK 20111PeratLnn Pedoman Pengelotaan Anggaran 2011 Rna!doc-doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASiONAL
-33-
UP dapat diberikan dalam batas-batas sebagai berikut:
a. UP dapat diberikan untuk pengeluaran :
1) Belanja Barang (52)
2) Belanja Modal (53) untuk pengeluaran honorarium tim, Alat
Tulis Kantor (ATK), perjalanan dinas, biaya pengumuman
lelang, pengurusan surat perijinan dan pengeluaran lain
yang tidak dapat dilakukan dengan pemabayaran langsung
dalam rangka perolehan asset.
3) Belanja Iain-lain (58)
b. Diluar ketentuan pada butir a dapat diberikan pengecualian
untuk DIPA Pusat oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan
untuk DIPA Pusat yang kegiatannya berlokasi di daerah serta
DIPA yang ditetapkan oleh Kepala Kantor wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan setempat.
Permintaan uang persediaan awal tahun anggaran.
a. Bendahara Pengeluaran membuat SPP UP sesuai Pagu yang
ditetapkan dan ditandatangani oleh KPA untuk disampaikan
kepada Pejabat Penandatangan SPM;
b. Pejabat Penandatangan SPM menerbitkan SPM UP untuk
disampaikan kepada KPPN disertai Surat Pernyataan dari KPA
yang menyatakan bahwa uang persediaan tersebut tidak untuk
membiayai pengeluaran yang menurut ketentuan harus melalui
pembayaran LS;
c. Bendahara Pengeluaran menerima SP2D oleh KPPN dan
mencatat dalam Buku Kas Umum;
d. Bendahara Pengeluaran dapat membagi UP kepada beberapa
BPP atas perintah KPA;
e.Pengisian. ...
D:\SK 2011\Pe(aturan Pedoman Pengelotaan Anggaran 2011 Rnat cloc.(Ioc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 34 -
e. Pengisian kembali UP dapat diberikan apabila dana UP telah
dipergunakan sekurang kurangnya 75% dari dana UP yang
diterima. Apabila diantara BPP telah merealisasikan penggunaan
UP-nya
sekurang-kurangnya 75%, Bendahara Pengeluaran
dapat mengajukan Ganti Uang Persediaan (GUP) bagi BPP
berkenaan tanpa menunggu realisasi BPP lainnya yang belum
mencapai 75%.
4. Tambahan Uang Persediaan (TUP)
Tambahan Uang Persediaan adalah uang yang diberikan kepada
Satuan kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu
bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75% sedangkan
Satker/SKS yang bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi
sisa dana yang tersedia, Satker/SKS dimaksud dapat mengajukan
TUP
Syarat untuk mengajukan TUP, yaitu:
a. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/tidak
dapat ditunda;
b. Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D
diterbitkan;
0. Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang
ada pada Bendahara harus disetor ke Rekening Kas Negara;
d. Pengecualian terhadap butir b dan c untuk dispensasi
perpanjangan waktu pertanggungjawaban TUP lebih dari satu
bulan
menjadi
kewenangan
Kepala
Kanwil
Ditjen
batas
akhir
Perbendaharaan;
e. Permohonan
dispensasi
perpanjangan
pertanggungjawaban TUP sebagaimana dimaksud butir d
diajukan PA/KPA dengan disertai alasan yang jelas;
f.
Rekapitulasi TUP yang berisikan Kegiatan, Output dan Akun.
Dalam. ...
O:\SK 2011\Pei2hiranPe(tomaiPefleelol3anAnggaran 2011 Final doe,doc
BSN^
BADAN STANDARDISAS! NASIONAL
- 35 -
Dalam
mengajukan
permintaan
TUP
Bendahara
wajib
menyampaikan:
a. Surat permohonan TUP dan Rincian rencana penggunaan dana
untuk kebutuhan mendesak dan riil serta rincian sisa dana
MAK yang dimintakan TUP kepada Kepala Kanwil Ditjen
Perbendaharaan;
b. Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir;
c. Surat Pernyataan bahwa kegiatan yang dibiayai tersebut tidak
dapat dilaksanakan/dibayar melalui penerbitan SPM-LS;
d. Surat persetujuan dari Kanwil beserta rinciannya disampaikan
ke Pejabat Penandatangan SPM untuk diterbitkan SPM TUP,
kemudian disampaikan ke KPPN.
5. Uang Muka Tunai
Uang muka tunai adalah uang persekot yang diberikan BPP kepada
Staf Pengelola atas dasar PUM yang telah disetuji PPK untuk
kepentingan
kegiatan
yang
tidak
bisa
dilakukuan
dengan
pembiayaan langsung.
Uang muka tunai yang diterima Staf Pengelola diguanakan sesuai
peruntukannya termasuk untuk membantu BPP menyelesaikan
perhitungan pajak yang harus dipungut.
6. Pertanggungjawaban PUM
a. Pertanggungjawaban uang muka tunai:
1) Staf pengelola berkewajiban untuk menyerahkan dokumen
pertanggungjawaban berupa
a) Kuitansi rangkap 2 disertai dengan himpunan (asli
dilampirkan pada arsip Pejabat Penguji SPP, copy
kuitansi diarsipkan pada BPP);
b)Form. ...
D:\SK 20t 1\Pet3lur3n Pedoman Penseiolaan Aiiggatan 2011 Find doc.doc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-36-
b) Form SSP lembar 1 dan validasi bank (lembar kuning)
untuk dokumen asli, lembar 5 untuk arsip, lembar 3
dilaporkan ke bagian pajak disertai dengan fotokopi
kuitansi honor jika terkait PPh 21, lembar 1 difotocopy
untuk diserahkan ke KPPN;
c) SPP rangkap 5(2 rangkap untuk ke arsip BPP, 2 rangkap
untuk dilampirkan pada arsip SPM yang disimpan pada
Pejabat Penguji SPP, 1 untuk pejabat penerbit SPM);
d) SPTB rangkap 4 (2 rangkap diserahkan kepada Pejabat
Penerbit SPM untuk selanjutnya disampaikan ke KPPN, 1
dilampirkan pada dokumen Pejabat Penguji SPP, 1
dilampirkan pada dokumen BPP);
e) Diserahkan kepada BPP dilengkapi dengan SSP dan
faktur pajak paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
kegiatan selesai.
2) Susunan dokumen pertanggungjawaban uang tunai sebagai
berikut:
a) Surat Permintaan Pembayaran (SSP)
b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB)
c) Himpunan kuitansi
d) Surat Setoran Pajak (SSP) dan faktur pajak
e) Kuitansi dan dokumen pendukung lainnya sesuai
dengan checklist
3) BPP harus memverifikasi himpunan SPJ beserta data
sebelum diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran.
4) Setelah diverifikasi oleh Bendahara Pengeluaran dokumen
pertanggungjawaban diserahkan kepada staf pengelola PPK
untuk disusun serta dibuatkan SPTB dan SPP.
5) Staf Pengelola menyerahkan SPP beserta lampirannya
kepada bagian verifikasi sebelum diterbitkan SPM.
b.Pertanggungjawaban. ...
O:\SK 201 llPeialuran Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Final doc.doc
fisno
BADAN STANDARDISASi NASIONAL
-37-
b. Pertsinggungjawaban Pembayaran LS Pihak ketiga:
1) ULP
menyampaikan
Barang/Jasa
dari
dokumen
mulai
proses
Pengadaan
permohonan
Pengadaan
Barang/Jasa sampai penunjukan Barang/Jasa kepada PPK
sesuai dengan metode peraturan yang berlaku.
2) PPK setelah menerima dokumen Pengadaan Barang/Jasa
selanjutnya untuk mempersiapkan dokumen kontrak/SPK,
BAST dan BAP.
3) Dokumen tersebut dilampirkan sebagai dasar pembuatan
ringkasan kontrak, SPTB dan SPP selanjutnya SPP beserta
lampirannya kepada bagian verifikasi sebelum diterbitkan
SPM.
7. Proses Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran
SPP dilengkapi dengan dokumen kontrak, kuitansi yang diisi
dengan nilai pembayaran yang diminta, dan asli Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan.
a. Kelengkapan SPP untuk penerbitan SPM diatur sebagai berikut:
1) SPP-UP. Surat Pernyataan dari KPA atau pejabat yang
ditunjuk, menyatakan bahwa UP tersebut tidak untuk
membiayai
pengeluaran-pengeluaran
yang
menurut
ketentuan harus dengan LS.
2) SPP-TUP
a)
Rincian penggunaan dana TUP dari KPA atau pejabat
yang ditunjuk bahwa dana dimaksud untuk kebutuhan
mendesak.
b)
Surat Pernyataan dari KPA atau pejabat yang ditunjuk
bahwa:
i. Dana tambahan tersebut akan habis digunakan
dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal
diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
ii.Tidak. ...
D:\SK 2011\Per3turan Pe(>om3(i Pengelotsan Anggaan 2011 Final doc-doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 38 -
ii. Tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
yang harus dengan LS;
iii. Apabila terdapat sisa dana setelah satu bulan
terhitung sejak tanggal SP2D, maka sisa dana
tersebut harus disetorkan ke Rekening Kas Negara;
iv. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.
3) SPP-GU Persediaan
a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB), dalam
hal
bukti-bukti
pengeluaran
sampai
dengan
Rp.20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) untuk setiap
kuitansi dan diberi nomor.
b) Untuk pengeluaran baik yang menggunakan SPTB atau
kuitansi/tanda
bukti
pembayaran
lainnya
harus
memperhatikan ketentuan peraturan perpajakan yang
berlaku. Surat Setoran Pajak (SSP) berkenaan yang telah
dilegalisir oleh (PPK) harus dilampirkan pada SPTB.
SPP-GUP (Penggantian Uang Persediaan)
a) Kuitansi/tanda bukti pembayaran.
b) SPTB (format ada pada lampiran)
c) Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dilegalisir oleh
Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk.
4) SPP-LS untuk Pembayaran gaji, Lembur dan Honor
a) Pembayaran Gaji Induk/Gaji Susulan/ Kekurangan
Gaji/Gaji Terusan/Uang duka wafat/Tewas, dilengkapi
dengan Daftar Gaji Induk/Gaji Susulan/kekurangan
gaji/Uang duka wafat/tewas, SK CPNS, SK PNS, SK
Kenaikan Pangkat, SK Jabatan, Kenaikan Gaji berkala,
Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan Masih
menduduki jabatan, Surat Pernyataan melaksanakan
tugas, dafatar keluarga (KP4), Fotokopi surat nikah,
Fotokopi Akte kelahiran, SKPP, Daftar potongan Sewa
Rumah. ...
D:\SX 2011\Pe>aturan Pedoman Pei>gMaan Anggaran 20M FiAal(toc.<ioc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 39 -
Rumah dinas, Surat keterangan masih sekolah/kuliah,
Surat Pindah, Surat Kematian, SSP Pph
Kelengkapan
terebut
diiatas
psl 21.
digunakan
sesuai
peruntukannya.
b) Pembayaran
Lembur
dilengkapi
dengan
daftar
pembayaran perhitungan lembur yang ditandatangani
oleh
Kuasa
Bendahara
Pengguna/Pejabat
Pengeluaran
yang
satuan
ditunjuk
kerja/SKS
dan
yang
bersangkutan, surat perintah kerja lembur, daftar hadir
kerja, daftar hadir lembur dan SSP Pph psl 21.
c) Pembayaran Honor/vakasi dilengkapi dengan surat
keputusan tentang pemberian honor vakasi, daftar
pembayaran
perhitungan
honor/vakasi
yang
ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan
Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan dan SSP Pph
psl 21.
5) SPP-LS non Belanja Pegawai
a) Pembayaran pengadaan barang dan jasa:
i.
Surat Permintaan Penawaran;
ii.
Surat Penawaran Harga;
iii.
Berita Acara Evaluasi, Klarifikasi, dan Negosiasi
Teknis dan Harga;
iv.
Usulan
Penetapan
Calon
Pemenang
Penyedia
Barang/Jasa;
V.
vi.
Surat penetapan Pemenang;
Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening
rekanan dan nomor NPWP;
vii.
viii.
Surat Perintah Mulai Kerja;
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan; (Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan);
ix.Berita. ...
D:lSK2011\PetauFanPe(lom3nP«)sek^3anAnggaran2011 Rnal doc.doc
fisiyo
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 40 -
ix.
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
X.
Berita Acara Pembayaran;
xi.
Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani
Wajib Pajak;
xii.
Jaminan
Bank
atau
yang
dipersamakan
yang
dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga keuangan non
Bank;
xiii.
Kuitansi yang dlsetujui oleh KPA atau pejabat
yang ditunjuk;
xiv.
Dokumen lain yang dipersyaratkan (kontrak yang
dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari
pinjaman/hibah luar negeri);
XV.
Fotocopy kartu NPWP;
xvi.
Fotocopy Surat Referensi bank untuk mendapatkan
rekening Perusahaan;
xvii.
Berita Acara pada butir 3), 4) dan 5) di atas dibuat
sekurangkurangnya
dalam
rangkap
lima
dan
disampaikan kepada:
i) Asli dan satu tembusan untuk penerbit SPM;
ii) Masing-masing satu tembusan untuk para pihak
yang membuat kontrak;
iii) Satu
tembusan
untuk
pejabat
pelaksana
pemeriksaan pekerjaan.
b) Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa (Listrik,
Telepon dan Air);
i.
Bukti tagihan daya dan jasa;
ii.
Nomor Rekening Pihak Ketiga (PT PLN, PT Telkom,
PDAM dll);
iii.Dalam. ...
0;lSK ZOIIlPcraluran Peiionisn Pengeloiaan Anggaran 2011 Rnal doc.doc
BSK>
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 41 -
iii.
Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa
belum dapat dilakukan secara langsung, satuan kerja
yang bersangkutan dapat melakukan pembayaran
dengan
UP
(Peraturan
Diijen
Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Nomor PER-66/PB/2005 Pasal
4 Ayat 6 huruf b);
iv.
Tunggakan langganan daya dan jasa tahuan anggaran
sebelumnya dapat dibayarkan oleh Satker setelah
mendapat dispensasi/persetujuan terlebih dahulu dari
Kanwil Ditjen PBN sepanjang dananya tersedia dalam
DIPA berkenaan;
V. Pembayaran Langganan Daya dan Jasa dilakukan
dengan pembayaran LS.
Peraturan
Dirjen
(tidak termasuk dalam
Perbendaharaan
Kementerian
Keuangan Nomor PER-66/PB/2005):
c) Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas harus dilengkapi
dengan daftar nominative pejabat yang akan melakukan
perjalanan dinas yang berisai antara lain: informasi
mengenai data
pejabat (Nama, pangkat/Golongan),
tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas,
dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat.
Daftar nominative tersebut harus ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang memerintahkan perjalan dinas
dan disahkan oleh pejabat yang berwenang di KPPN.
Pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
Satker yang bersangkutan kepada para pejabat yang
akan melakukan perjalanan dinas.
6)SPP. ...
D:\SK 2011\Pefaturai Pedomsi Pengeiolaan Anggaran 2011 Fln^(loc.<foe
fisiy)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 42 -
6) SPPuntukPNBP
a) UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP
lainnya.
b) UP dapat diberikan kepada Satker pengguna sebesar 20
% dari pagu dana PNBP pada DIPA maksimal sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dengan
melampirkan
Daftar
Realisasi
Pendapatan
dan
Penggunaan Dana DIPA (PNBP) TA sebelumnya. Apabila
UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar
kebutuhan
riil
satu
bulan
dengan
memperhatikan
maksimum pencairan (MP).
c) Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal
sesuai formula berikut: MP = (PPPx JS)- JPS
Mp = Maksimum pencairan dana
PPP = Proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan
JS
JPS
- Jumlah Setoran
=
Jumlah pencairan dana sebelumnya sampai
dengan SPM terakhir yang diterbitkan.
d) Dalam pengajuan SPM-TUP/GUP/LS PNBP ke KPPN,
Satker pengguna hams melampirkan Daftar Perhitungan
Jumlah MP
e) Besaran PPP untuk masing-masing Satker pengguna
diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan
yang berlaku
f)
Satker pengguna menyetorkan pada masing-masing unit
(tidak terpusat), pencairan dana harus melampirkan
bukti(SSBP) yang telah dikonfirmasi KPPN.
g) Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak
boleh melampaui pagu PNBP Satker yang bersangkutan
dalam DIPA.
h)Pertanggungjawaban. ...
0;(SK 201 llPerauiran Pedotnan PengeMaan Anggaran 2011 Rnal doc.doc
fisro
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-43-
h) Pertanggungjawaban penggunaan dana UP/TUP PNBP
oleh KPA, dilakukan dengan mengajukan SPM ke KPPN
setempat cukup dengan melampirkan SPTB.
i)
Sisa dana PNBP dari Satker pengguna diluar butir h,
yang disetorkan ke rekening kas Negara pada akhir tahun
merupakan bagian realisasi penerimaan PNBP tahun
anggaran berikutnya dan dapat dipergunakan untulk
membiayai kegiatan-kegiatan seteiah diterimanya DIPA.
j) Sisa UP/TUP dana PNBP sampai akhir tahun anggaran
yang tidak disetorkan ke rekening kas Negara, akan
diperhitungkan pada saat pengajuan pencairan dana UP
tahun anggaran berikutnya.
PROSEDUR PENGELOLAAN ANGGARAN
Pvnannung
IMrp MwW
M
I 'i»fkM
M tLF
iwnrttaw t»*v
Mm ^ j
mHTfwwe* '
U
tMOM
I
r
I
114^ ,
4^gii4 K*ira(ai
r
P;iak
J|
Am
«»•&»«
OoKun«A
1.
I p«AA#»i.r>
(•MOO
f
I
S.Pengadaan. ...
D:^K 2011tPeratur» Pedoman Pengeidaan Anggaran 2011 Hnal doc-tfoc
BSN^
BADAN STANDARDISASl NAStONAL
-44 -
8. Pengadaan Barang/Jasa
a. Pengguna Anggaran (pelaksana kegiatan dan/atau Pengguna
Barang/Jasa) membuat usulan Pengadaan Barang/Jasa kepada
PPK disertai dengan rincian pekerjaan, spesifikasi, jadwal
Pengadaan Barang/Jasa
b. PPK
meneruskan
usulan
tersebut
kepada
ULP/Pejabat
Pengadaan
c. PPK membuat spesifikasi dan HPS
d. ULP/Pejabat Pengadaan melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dan disesuaikan
dengan alokasi anggaran dalam DIPA dan mengacu peraturan
yang berlaku.
e. Dalam
pelaksanaan tugas, ULP/Pejabat Pengadaan
dapat
berkonsultasi dengan tim teknis atau pihak lain yang kompeten.
f.
Untuk Pemilihan Penyedia Barang/Jasa lainnya dilakukan
dengan;
1) Pelelangan umum adalah Pelelangan dengan nilai diatas
Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
2) Pelelangan
Sederhana adalah
Pelelangan
dengan
nilai
Rp.l00.000.000,00-Rp.200.000.000,00 (seratus juta rupiah
sampai dengan dua ratus juta rupiah)
3) Pengadaan
Langsung
adalah
Pengadaan
Barang/Jasa
dengan nilai^O-Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
4) Penunjukan
Langsung adalah Pengadaan
Barang/Jasa
dengan kriteria sebagai berikut:
a) Pekerjaan penyelenggaraan penyiapan konferensi yang
mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional
dan dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden;
b) Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus
untuk pemerintah yang telah dipublikasikan secara luas
kepada masyarakat;
c)sewa. ...
O:\SK201 l\PersIuf3nPe<lomanPenge!ol3an Anggaran 2011 rinal([oc.(toc
BsnO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 45 -
c) sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka
dan dapat diakses oleh masyarakat;
d) Lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang
terbuka atau tertutup lainnya dengan ketentuan dan tata
cara pembayaran serta penyesuaian harga yang dapat
dipertanggungjawabkan
g. Untuk Pemilihan Penyedia Jasa Konsultan dilakukan dengan:
1) Seleksi Umum adalah Pengadaan Jasa Konsultan dengan
nilai diatas Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
2) Seleksi Sederhana adalah Pengadaan Jasa Konsultan dengan
nilai Rp.50.000.000,00-Rp.200.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah sampai dengan dua ratus juta rupiah)
3) Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Jasa Konsultan
dengan nilai O-Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
4) Penunjukan Langsung adalah Pengadaan Jasa Konsultan
dengan kriteria sebagai berikut:
a) Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu)
penyedia Jasa Konsultansi
b) Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu)
pemegang hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang
telah mendapat izin pemegang
h. Pengadaan
Barang/Jasa
yang
dapat
dilakukan
dengan
swakelola:
1) Pekeijaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
teknis SDM instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai
dengan tupoksi Pengguna Barang/Jasa.
2) Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan
partisipasi masyarakat setempat.
3) Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau
pembiayaan tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa.
4)Pekerjaan. ...
D^K ZOIIVeraturan Pefkxnsn Pengelcilaan Anggaran 2011 Fmal doc.iJoc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 46 -
4) Pekerjaan
yang
secara
dihitung/ditentukan
rinci/detail
terlebih
tidak
dapat
dahulu, sehingga
apabila
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan menanggung
risiko yang besar.
5) Penyelenggaraan
diklat,
kursus,
penataran,
seminar,
lokakaiya atau penjniluhan.
6) Pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat khusus
untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
7) Pekerjaan
khusus
perumusan
yang
kebijakan
bersifat
pemrosesan
pemerintah,
pengujian
data,
di
laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan penelitian
oleh Perguruan Tinggi/lembaga ilmiah pemerintah.
8) Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi Pengguna
Barang/Jasa.
Alur mengenai Pengadaan Barang/Jasa akan diatur tersendiri dalam
SOP Pengadaan Barang/Jasa.
9. Penerimaan Barang/Jasa
a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang dan
atau Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak.
b. Menerima hasil pengadaan barang dan atau jasa melalui
pemeriksaan atau pengujian, dan
c. Menandatangani Berita Acara Serah Terima barang dan atau
jasa jika hasil pekerjaan pengadaan barang dan atau jasa sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
d. Dalam pemeriksaan pekerjaan pengadaan barang dan atau jasa
diperlukan keahlian teknis tertentu, maka dapat dibentuk tim
tenaga ahli untuk membantu yang ditetapkan oleh PA/KPA
e.Dalam. ...
D5SK 2011\Peraturan Pedoman Penget^aan Anggaran 2011 Final doc.tloe
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 47 -
e. Dalam
hal pengadaan jasa konsultasi, pemeriksaan
pekerjaan,
panitia
penerima
terlebih
dahulu
hasil
melakukan
koordinasi dengan pengguna jasa konsultasi yang bersangkutan.
f.
Penerimaan Barang/Jasa dilakukan oleh Panitia Penerima
Barang/Jasa, kecuali:
1) Penerimaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan
Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang dibayar melalui UP
dapat dilaksanakan oleh Staf Pengguna Barang/Jasa atau
Staf Administrasi yang ditunjuk oleh PPK;
2) Penerimaan Barang/Jasa yang kegiatannya dilaksanakan
diluar
Jakarta
dapat
dilakukan
oleh
penanggung
jawab/pelaksana kegiatan tersebut.
g. Penerimaan barang yang memenuhi klasifikasi persediaan diatur
sesuai dengan SOP Persediaan.
10. Jenis Pembayaran
a. Pembayaran Langsung melalui Proses Penerbitan SPM-LS
1) Pembayaran Langsung adalah pelaksanaan pembayaran
yang dilakukan oleh KPPN kepada rekanan berdasarkan
SPM-LS yang diTerbitkan oleh Pejabat penandatangan SPM
atas nama pihak yang berhak sesuai bukti pengeluaran yang
sah.
2) Pembayaran Langsung dilakukan untuk pembayaran dalam
rangka Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai di atas Rp.
20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah)
3) Pembayaran Langsung untuk pembayaran Gaji dan Belanja
Pegawai lainnya. Khususnya Gaji Induk, SPM-nya harus
sudah diterima KPPN paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum tanggal jatuh tempo.
SPM-LS. ...
D-^SK 2011\Pef3bfan Peilofflan Peng^aan Anggaran 2011 Rnat doc-doc
BSK>
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 48 -
SPM-LS
disampaikan
ke
KPPN
dilengkapi dengan
bukti
pengeluaran LS dibuat atas beban MAK yang tersedia. SPM
harus terlebih dahulu ditandatangani oleh pejabat SPM dan
telah memperhitungkan pajak yang timbul dan atau harus
dibayar sebagai akibat pengeluaran yang dilakukan.
Pada SPM-LS dilampirkan bukti asli yang sah dalam rangkap
dua (asli dan tindasan) sesuai dengan peruntukan pembayaran.
Untuk belanja pegawai dilengkapi dengan:
1) Daftar gaji/gaji susulan/kekurangan gaji/lembur/honor dan
vakasi.
2) Surat Setoran Pajak (SSP) untuk Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal
21
yang
telah
ditandatangani
oleh
Pejabat
penandatanganan SPM.
Untuk belanja lainnya selain belanja Pegawai dilengkapi dengan:
1) Resume
kontrak/SPK
Pengadaan
Barang/Jasa
yang
ditandatangani oleh PA/KPA atau pejabat yang ditunjuk
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB)
3) Faktur Pajak beserta SSP nya.
b. Pembayaran Melalui Uang Persediaan
1) PPK menerbitkan SPP-UP berdasarkan alokasi dana dalam
DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang
dipersamakan dengan DIPA atas permintaan dari Bendahara
Pengeluaran;
2) Berdasarkan SPM-UP dimaksud KPPN menerbitkan SP2D
untuk rekening Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk dalam
SPM-UP.
3) Penggunaan Uang Persediaan selanjutnya menjadi tanggung
jawab Bendahara Pengeluaran.
4)Bendahara. ...
DASK 2011\P«stur8n Pedoman Pengelolaan Anggsan 2011 Rnsi doc,doc
BSKf)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 49 -
4) Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali Uang
Persediaan setelah Uang Persediaan dimaksud digunakan
{revolving) sepanjang masih tersedia dana dalam DIPA.
5) Sisa UP yang masih ada pada bendahara pada akhir tahun
anggaran harus darus disetor kembali ke Rekening Kas
Negara selambat-Iambatnya tanggal 31 Desember tahun
anggaran berkenaan. Setoran sisa UP dimaksud, oleh KPPN
dibukukan sebagai pengembalian UP sesuai MAK yang
ditetapkan.
6) Pengisian kembali Uang Persediaan
dilakukan dengan
mengajukan SPM GU kepada KPPN dengan melampirkan
bukti-bukti penggunaan pengeluaran yang sah.
7) Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan sesuai bukti- bukti
yang sah dibebankan pada mata anggaran (MAK) definitif
sesuai pagu MAK yang tersedia.
8) Pembebanan dimaksud pada butir f di atas mengurangi
kredit/pagu anggaran dalam DIPA.
9) Penggunaan dan
penggantian
Uang Persediaan dapat
dilakukan sepanjang pagu anggaran dalam DIPA atau
dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan
dengan DIPA - yang dapat dibayarkan melalui prosedur SPMUP masih cukup tersedia.
lOjAIur mengenai pertanggungjawaban UP dapat dilihat pada
gambar alur Prosedur Penggelolaan Anggaran.
11. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
a. Penerimaan negara bukan pajak diatur tersendiri melalui
Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nomor 5 Tahun 2011
tentang Standar Operasional Prosedur Penerimaan Negara
Bukan Pajak Badan Standardisasi Nasional.
b.Untuk. ...
D:tSK 2011\Pe(8luran P»loman Pengelolsan Angg^an 2011 Rnal cloc.iloc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 50 -
b. Untuk tercapainya target Penerimaan Negara Bukan Pajak [non
tax) sesuai dengan yang telah ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Kepala Satker bertanggung jawab akan penerimaan negara
dan mengawasi penatausahaan keuangan yang dilakukan
oleh Bendahara Penerima, mengetahui semua dokumen yang
berhubungan dengan penerimaan negara bukan pajak, yaitu
tanda bukti penerimaan dan penyetoran serta laporannya.
2) Kepala Sub Bagian Administrasi Pendapatan, bertugas
sebagai berikut:
a) Membantu Kepala Satker mengawasi penatausahaan
keuangan oleh Bendahara Penerimaan.
b) Mengetahui semua dokumen yang berhubungan dengan
PNBP
c) Membantu Kepala Satker dalam melaksanakan
pemeriksaan Kas secara bulanan terhadap Bendahara
Penerimaan.
c. Mata Anggaran untuk penerimaan negara bukan pajak Badan
Standardisasi Nasional mengacu kepada Peraturan Menteri
Keuangan No.571/KMK.06/2004 tentang Petunjuk Teknis
Penyelesaian DIPA yaitu MAP 423216 Pendapatan Jasa Tenaga,
Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi.
d. Penyetoran PNBP
1) Bendahara Penerima menyetorkan seluruh penerimaan yang
telah dipungutnya sesegera mungkin ke Kantor Kas Negara/
Kantor Pos. Penyetoran ke Kantor Kas Negara/Kantor Pos
diusahakan tidak melampaui bulan penerimaan, terutama
pada bulan Desember, agar tidak dicatat sebagai penerimaan
tahun anggaran berikutnya.
2)Pada. ...
D;^K 201IVCfduran Petkxnan Pengeltfaan Anggaran 2011 Hnd doC-doc
bsmD
BADAN STANDARDISASI NASiONAL
- 51 -
2) Pada setiap biikti penyetoran ke Kantor Kas Negara harus
dicantumkan
uraian
anggarannya
dengan
jenis
penerimaan
menggunakan
dan
kode
mata
Badan
Standardisasi Nasional, Lokasi Satker, MAP.
e. Penggunaan Dana PNBP
1) Pengajuan permintaan dana kegiatan harus masuk ke PPK
paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan;
2) Permintaan dana kegiatan harus melampirkan bukti transfer
pembayaran (untuk kegiatan yang dikenakan tarif PNBP) dan
pendukung lainnya;
3) Penyerahan pertanggungjawaban dokumen administrasi dari
pelaksana kegiatan paling lambat 1 minggu dari selesainya
kegiatan agar tidak menghambat revolving dana PNBP;
4) Di akhir tahun anggaran berjalan pada bulan Desember
setelah transaksi di KPPN dihentikan bahwa anggaran untuk
melaksanakan kegiatan tidak mencukupi karena UP sudah
habis dan tidak bisa di GUP-kan, dikarenakan kegiatan
assesmen sampai dengan akhir Desember masih harus
dilaksanakan, maka atas dasar permintaan kebutuhan dana
kepala Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi
(PALLI) dan Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi (PALS) yang
ditujukan kepada Kepala Satker (KPA).
12. Revisi DIPA
Revisi DIPA dapat dilakukan apabila terdapat kesalahan atau
perubahan yang sangat mendesak/panting dilengkapi dengan
justifikasi, diajukan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan oleh Satker, dengan catatan:
a. Perubahan atau realokasi dana antar Output dalam satu
kegiatan.
b.Perubahan. ...
201HPeratiirafl Pedoman PengeWaan Anggafati 2011 Final doc-doc
BSK>
BADAN STANDARDISAS! NASIONAL
- 52 -
b. Perubahan volume keluaran pada Output tanpa merubah
alokasi dana kegiatan masih sesuai sasaran kegiatan dan
sasaran program.
c. Realokasi dana antar MAK dalam satu jenis belanja sepanjang
tidak mengurangi:
1) Gaji dan berbagai tunjangan yang melekat dengan gaji.
d. Tidak diperkenankan untuk perubahan:
1) Pagu untuk masing-masing Unit Organisasi.
2) Pagu untuk masing-masing kegiatan dan masing-masing
jenis belanja.
3) Kegiatan dan program.
Revisi DIPA sekurang-kurangnya dilampiri:
a. Format 1.5 RKA-KL yang memuat usulan perubahan/pergeseran
anggaran per kegiatan,
b. Perhitungan
anggaran
yang
diusulkan
untuk
dilakukan
perubahan/pergeseran,
c. Data pendukung yang terkait.
Revisi perubahan pagu anggaran diusulkan melalui Kepala BSN
untuk
mendapat
Kementerian
persetujuan
DPR
Keuangan. Keputusan
melalui
atas
Ditjen
perubahan
Anggaran
tersebut
disampaikan kepada instansi terkait. DIPA yang sudah disahkan
oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan
apabila diperlukan
dapat dilakukan revisi oleh
Satker yang
bersangkutan dan selanjutnya diajukan kepada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
Kementerian
Keuangan
untuk
ditelaah
dan
disahkan, dengan catatan: dapat dilakukan realokasi dana antar
Sub Kegiatan dalam satu kegiatan.
13.Pembayaran. ...
0:^K 201IVera^ Pe<kinian Peng^olaan Anggatan 2011 Final doc doc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 53 -
13. Pembayaran LS dan pembukuan oleh Bendaharawan
Pembayaran atas Pengadaan Barang/Jasa:
a. Pejabat/Panitia
Pengadaan
Barang/Jasa
mempersiapkan
dokumen pengadaan untuk selanjutnya ditandatangani oleh
PPK;
b. Bendahara Pengeluaran dibantu petugas BPP mempersiapkan
SPP-LS berserta bukti-bukti pendukung untuk selanjutnya
disampaikan kepada Pejabat Penandatangan SPM;
c. Setelah diteliti/diuji Pejabat Penandatangan SPM menerbitkan
dan
menandatangani SPM-LS selanjutnya disampaikan ke
KPPN;
d. Bendahara pengeluaran mencatat dalam buku kas umum SP2D
atas SPM-LS tersebut.
14. Honorarium
a. Honorarium/Uang Kerja berdasarkan Standar Biaya Umum
yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan;
b. Kepanitiaan/Tim/Komite/Kelompok
berdasarkan
Surat
Keputusan
Kerja
Kepala
ditetapkan
Badan/Pengguna
Anggaran. Kuasa Pengguna Anggara, dan Pejabat Pembuat
Komitmen Badan Standardisasi Nasional;
c. Uang kerja narasumber dibebankan pada MAK belanja profesi
berdasarkan surat undangan;
d. Surat kesediaan menjadi narasumber.
15. Perjalanan Dinas
a. Perjalanan dinas Luar Negeri
1) Deputi/Sestama
mengajukan
permohonan
perjalanan
dinas kepada Sekretaris Utama dengan melampirkan
undangan
dan
agenda
acara
serta
tembusannya
disampaikan kepada:
a)Biro. ...
d:\SK 2011\SK PedomanPengelotaan Anggaran 2011 Final()«.doe
fis^O
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 54 -
a) Biro Hukum Organisasi dan Humas,
b) Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha,
c) Kepala Pusat/Biro terkait,
d) Pejabat Pembuat Komitmen terkait.
2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada butir (a.1)
memuat:
a) Nama dan Jabatan;
b) NIP bagi Pegawai Negeri Sipil;
c) Tujuan kegiatan perjalanan dinas;
d) Kota/Negara yang menjadi tujuan;
e) Waktu pelaksanaan;
f)
Sumber pembiayaan.
Permohonan diajukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum keberangkatan yang direncanakan, kecuali negaranegara schengen paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari
kerja.
3) Biro Hukum Organisasi dan Humas akan memberikan
masukan berdasarkan pertimbangan pembinaan pegawai
kepada Sekretaris Utama atas usulan peserta yang akan
melakukan perjalanan dinas Luar Negeri.
4) Sekretaris Utama mendisposisikan persetujuan perjalanan
dinas luar
negeri kepada
Kepala
Biro
Perencanaan
Keuangan dan Tata Usaha untuk pengurusan administrasi
ijin keberangkatan, visa dan paspor dan pelaksanaannya
didelegasikan kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan
Rumah Tangga;
a) Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
membuat surat permohonan ijin keberangkatan, surat
pembuatan paspor dan visa, untuk ditandatangani
Sekretaris Utama untuk pejabat eselon I dan Kepala
Biro PKT untuk eselon II kebawah.
bjBagian. ...
O:\SK ZOnv^rdivanPedomanPetgelotaanAnggaran 2011 Final Oix.(loc
BSK>
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 55 -
b) Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga menyiapkan
tiket pesawat, Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
yang ditandatangani oleh PPK terkait.
5) Jumlah hari perjalanan dinas untuk negara Asean diberi
tambahan 1 (satu) hari, diluar Asean ditambahkan 2 (dua)
hari.
6) Konversi Valuta Asing (USD ke IRD/Rp) harus dilampiri
dokumen Kurs tengah 81 saat transaksi (tanda tangan
uang SPPD) sesuai PP 24/2004 tentang (SAP),
b. Perjalanan Dinas Dalam Negeri
Pengertian perjalanan dinas dalam negeri adalah perjalanan
dinas keluar tempat kedudukan balk perseorangan maupun
secara bersama yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lima)
kilo meter dari batas kota atas perintah pejabat yang
berwenang,
yang
termasuk
perjalanan
dinas
adalah
detasering, Ujian dinas/ujian jabatan, Majelis penguji/dokter
penguji
kesehatan, Pendidikan
Menjemput/mengantar
jenazah
dinas
teknis/fungsional,
(PNS
yang
melakukan
perjalanan dinas/ke kota tempat pemakaman).
1) Kepala Biro/Pusat mengajukan permohonan kepada PPK
dalam rangka pelaksanaan kegiatan.
2) Perjalanan dinas yang bersifat ad hoc, permohonan
ditujukan kepada Sekretaris Utama cq Kepala Biro
Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha. Selanjutnya
Sekretaris Utama cq Kepala Biro Perencanaan, Keuangan
dan
Tata
Usaha
mendisposisikan
surat
persetujuan
permohonan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen
Kesestaraaan;
3) Surat Perintah Tugas ditandatangani oleh atasan langsung
Pejabat/ Pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas.
4)Salinan. ...
D:\SK 20t1\Pefauran Pedoman PengelotasnAnggaran 2011 Fifltf doe.(loe
BSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-56-
4) Salinan
Surat
Perintah
Tugas
perjalanan
dinas
disampaikan kepada Biro Hukum Organisasi dan Humas
c.q Bagian Kepegawaian;
c. Laporan Perjalanan Dinas
Pejabat/Pegawai yang melakukan perjalanan dinas, wajib
membuat laporan tertulis selambat-Iambatnya 5 (lima) hari
kerja setelah kegiatan selesai dilaksanakan dan disampaikan
kepada Atasan Langsungnya dengan tembusan kepada PPK;
16. Permohonan Lembur
a. Personil
yang
akan
permohonan
melaksanakan
kepada
(Kabag/Kasubag/Kasubid)
lembur
Atasan
disertai
surat
mengajukan
langsung
tugas.
Surat
permohonan yang telah disetujui disampaikan kepada PPK
Biro PKT dan Inspektorat dan tembusannya disampaikan
Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga 86 Kepala Biro Hukum
Organisasi dan Humas;
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada butir (a.l)
memuat:
1) Nama dan Jabatan;
2) NIP bagi Pegawai Negeri Sipil;
3) Tujuan pelaksanaan lembur (pekerjaan yang dilemburkan);
4) Waktu pelaksanaan (tanggal, hari, lamanya lembur);
5) Permohonan diajukan paling lambat 2 hari kerja sebelum
pelaksanaan.
17. Penggantian Transport Dinas Luar Kantor di Jakarta
a. Personil yang akan mengajukan penggantian transport untuk
dinas luar kantor disekitar Jakarta menyampaikan surat
kepada PPK dengan disertai surat undangan/surat tugas bila
dana mencukupi atau tersedia pagu anggaran dimasingmasing kegiatan;
b.Penggantian. ...
DilSK 2011lPeratur9n Pedoman Pengektean Anggaran 2011 Final doe.doc
BsnO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 57 -
b. Penggantian transport ini meliputi kegiatan: rapat dinas,
seminar, kursus, pengurusan dokumen-dokumen pendukung
pelaksanaan kegiatan.
c. Penggantian transport untuk Diklat Pimpinan dan Prajabatan
maksimal 2 hari.
18. Output/ Luaran Kegiatan
Terlaksananya kegiatan tepat waktu, sesuai dengan perencanaan
dan anggaran yang tersedia, terserapnya anggaran sesuai dengan
jadwal, tahapan
kegiatan, tersusunnya laporan
perkegiatan,
laporan bulanan, triwulanan dan laporan tahunan mengacu pada
indikator kinerja masing-masing unit kerja.
BAB IV.
OASX ZOniPerabran Pedocnan PengeWaan Anggaran 2011 Final Ooc.boc
BSK>
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 58 -
BAB IV
TATA CARA PEMBUKUAN
A. Dasar Pembukuan
Bendahara wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaaan anggaran
satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya.
Pembukuan yang diselenggarakan hams berpedoman pada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 dan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER -47/PB/2009.
B. Umum
1. Pembukuan Bendahara terdiri dari Buku
Kas Umum, Buku
Pembantu, dan Buku Pengawasan Anggaran.
Buku Kas Umum adalah merupakan buku harian yang dikerjakan
oleh Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran dan BPP
untuk mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran/penyetoran
atas penerimaan, meliputi selumh transaksi dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan penerimaan dan anggaran
belanja satuan keija yang berada dibawah pengelolaannya.
Buku
Pembantu
adalah
mempakan
buku
tambahan
yang
dikerjakan oleh Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran
dan BPP untuk mencatat transaksi sesuai dengan pengelompokan
termasuk penyimpanan uang, dan berfungsi sebagai alat kontrol
pencatatan dalam Buku Kas Umum.
Buku Pengawasan Anggaran adalah buku yang dikerjakan oleh
Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran dan BPP, untuk
mencatat pagu dan
realisai anggaran
masing-masing
mata
anggaran kegiatan (MAK), serta berfungsi untuk mengontrol
ketersediaan dana dari masing mata anggaran berkenaan.
2.Pembukuan. ...
0:tSK 201 l\Peraturan Pedoman Penoelolaan Anggaran 2011 Rna)doc4>c
BSN^
BADAN STANDARDISASi NASIONAL
- 59 -
2. Pembukuan dilaksanakan atas dasar dokumen sumber pembukuan
Bendahara
3. Pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara harus dimulai dari
Buku Kas Umum selanjutnya pada Buku-Buku Pembantu.
4. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat
dilakukan dengan tulis tangan atau komputer
5. Dalam hal pembukuan dibukukan dilakukan dengan menggunakan
komputer, Bendahara wajib;
a. Mencetak
Buku
Kas
Umum
dan
buku-buku
pembantu
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.
b. Menatausahakan hasil cetakan Buku Kas Umum dan buku-
buku pembantu bulanan yang telah ditandatangani Bendahara
dan diketahui KPA.
C. Pembukuan Bendahara Penerimaan
1, Dokumen sumber pembukuan Bendahara Penerimaan yang harus
dicatat dalam Buku Kas Umum,antara lain;
a. Target anggaran atau rencana penerimaan yang tertuang dalam
DIPA
b. Surat Bukti Setor (SBS)
c. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang dinyatakan sah yang
diterima dari orang/badan hukum sebagai bukti pembukuan
penerimaan sekaligus bukti pembukuan pengeluaran bendahara
d. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang dinyatakan sah sebagai
bukti pembukuan pengeluaran bagi bendahara
e. Bukti Lainnya
2. Petunjuk pembukuan;
a. Target anggaran atau rencana penerimaan yang tertuang dalam
DIPA, dibukukan di sisi debet dan kredit (in-out) pada Buku Kas
Umum dan dicatat sebagai pagu penerimaan pada Buku
Pengawasan Anggaran.
b.SBS. ...
O:\SK 2011U>eratijran Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Final doc-ifoc
BSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-60-
b. SBS, dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum dan Buku
Pembantu Kas dan Buku Pembantu terkait, serta dibukukan
secara akumulatif pada kolom mata anggaran berkenaan pada
Buku Pengawasan Anggaran Penerimaan.
c. SSBP, yang merupakan setoran Bendahara dibukukan di sisi
kredit pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas dan
Buku Pembantu terkait, serta dibukukan sebagai penyetoran
pada Buku Pengawasan AnggaranPenerimaan.
d. SSBP,yang merupakan setoran langsung dari wajib setor ke Kas
Negara dibukukan dibukukan di sisi debet dan kredit (in-cut)
pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas dan Buku
Pembantu terkait, serta sekaligus dibukukan sebagai penyetoran
pada Buku Pengawasan AnggaranPenerimaan.
e. Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi debet pada Buku
Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Iain-lain.
SSBP yang dinyatakan sah atas penerimaan Iain-lain dibukukan
di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan
Buku Pembantu Iain-lain.
D. Pembukuan Bendahara Pengeluaran
Dokumen sumber pembukuan dan petunjuk pembukuan Bendahara
Penerimaan sebagai dasar pembukuan dapat dibedakan dalam 5 (lima)
kelompok, yaitu;
1. Aktivitas Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA)
a. Dokumen sumber pembukuan
1) Pagu DIPA yeng telah mendapat pengesahan
2) SPM-LS kepada pihak ketiga/rekanan yang dinyatakan sah
3) SPM-UP yang dinyatakan sah
4) SPM-TUP yang dinyatakan sah
5.SPM. ...
D:)SK ZOUVeraturan Pedoman Petigtioiaan Ansgvan'20t1 Rnsd doe.(toc
BsiyO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 61 -
5) SPM-GUP yang dinyatakaji sah
6) SPM-GUP nihil yang dinyatakan sah
7) SPM-LS Bendahara yang dinyatakan sah
b. Petunjuk Pembukuan
1) Pagu DIPA yeng telah mendapat pengesahan; dibukukan di
sisi debet dan kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, dan
dicatat sesuai mata anggaran
berkenaan
pada Buku
Pengawasan Anggaran Belanja.
2) SPM-LS kepada pihak ketiga/rekanan yang dinyatakan sah
dibukukan sebagai nilai bruto di sisi debet dan kredit (in-out)
pada Buku Kas Umum, dan dicatat sebagai pengurangan
pagu pada kolom mata anggaran berkenaan pada Buku
Pengawasan Anggaran Belanja.
3) SPM-UP yang dinyatakan sah dibukukan;
a) Sebesar nilai bruto pada sisi debet Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP.
b) Sebesar nilai potongan (jika ada) pada Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP.
4) SPM-TUP yang dinyatakan sah, dibukukan sebesar nilai
bruto di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas, dan Buku Pembantu UP.
5) SPM-GUP yang dinyatakan sah, dibukukan;
a) Sebesar nilai bruto pada sisi debet Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas dan Buku Pemabntu UP.
b) Sebesar nilai potongan (jika ada) pada Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP.
6) SPM-GUP nihil yang dinyatakan sah, dibukukan sebesar
nilai bruto di sisi debet dan kredit (in-out) pada Buku Kas
Umum dan dibukukan sebagai pengesahan pada Buku
Pengawasan Anggaran Belanja.
7)SPM. ...
D:\SK2011lPefdursnPedomanPengGiol33nAnggar3n2011 Hnatdocdoc
BsiyO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-62-
7) SPM-LS Bendahara yang dinyatakan sah, dibukukan;
a) Sebesar nilai bruto di sisi debet pada Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu LS - Bendahara,
dan dicatat sebagai pengurangan pagu pada kolom mata
anggaran Buku Pengawasan Kredit.
b) Sebesar nilai potongan di sisi kredit pada Buku Kas
Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS
Bendahara.
2. Aktivitas Pembayaran atas Uang yang bersumber dari Uang
Persedian (UP)
a. Dokumen sumber pembukuan;
1) Kuitansi/bukti pembayaran
2) Faktur pajak/SSP
3) SSBP yang dinyatakan sah atas setoran UP
4) SSP
yang
dinyatakan
sah
atas
setoran
pajak
dan
pungutan/potongan
b. Petunjuk Pembukuan
1) Kuitansi / bukti pembayaran
Dibukukan sebesar nilai bruto kuitansi/bukti pemabayaran
di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas
dan Buku Pembantu UP, dan dicatat sebagi pengurangan
pagu pada kolom mata anggaran yang berkenaan pada Buku
Pengawasan Anggaran.
2)
Faktur Pajak/SSP
Dibukukan sebesar nilai faktur pajak/SSP di sisi Debet pada
Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu
Pajak.
3) SSBP yang dinyatakan sah atas setoran UP
Dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, dan Buku Pembantu UP.
4)SSP. ...
D-ASK 201 IIPetBiutsn Padoman Pengelolaan AngflarBn 2011 Hnal doc.lMc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 63 -
4) SSP yang dinyatakan sah atas setoran pajak dan pungutan/
potongan.
Dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas dan Buku pembantu Pajak.
3. Aktivitas Pembayaran atas uang yang bersumber dari SPM-LS
Bendahara
Dapat dibagi menjadi 2(dua) keadaan;
a. Pemotongan kepada pihak terbayar telah dilakukan pada saat
penerbitan SPM-LS Bendahara dimaksud
1) Dokumen sumber pembukuan
a) Tanda terima/bukti pembayaran.
b) Surat
Setoran
Pengembalian
Belanja (SSPB)
yang
dinyatakan sah.
2) Petunjuk Pembukuan
a) Tanda terima/bukti pembayaran
Dibukukan sebesar nilai tanda terima/bukti pembayaran
pada sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas, dan Buku Pembantu UP.
b) SSPB yang dinyatakan sah dibukukan di sisi kredit pada
Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku LSBendahara.
b. Dalan hal SPM-LS Bendahara tidak mencakup pemotongan
pajak pihak terbayar, Bendahara wajib melakukan pemotongan
pajak.
1) Dokumen sumber
a) Tanda terima/bukti pembayaran.
b)
Faktur pajak/SSP yang dinyatakan sah.
2)Petunjuk. ...
0:tSK2011tPBfBtU(^Pe<lomanPe(^|clolaanAnsgaran20t1 Fmtf(loe.()oe
BSN^
BADAN STANDARDlSASt NASIONAL
-64-
2) Petunjuk Pembukuan
a) Tanda terima/bukti pembayaran
Dibukukan sebesar nilai
bruto
tanda terima/bukti
pembayaran di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara
b) Faktur Pajak/SSP
Dibukukan sebesar nilai faktur/SSP di sisi debet pada
Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu Pajak
c) SSP yang dinyatakan sah
Dibukukan di sisi kredit Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak
4, Aktivitas Penyaluran Dana kepada BPP dan LPJ-BPP
a. Penyaluran Dana ke BPP
Penyaluran dana ke BPP baik yang bersumber dari UP maupun
SPM-LS
Bendahara,
pada
dasarnya
belum
merupakan
pengeluaran kas bagi Bendahara Pengeluaran. Dengan demikian
kas
pada
BPP
masih
merupakan
uang
yang
harus
dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Pengeluaran.
Dokumen sumbernya; tanda terima/bukti transfer
Pembukuannya;
Dibukukan sebesar tanda terima/bukti transfer kepada BPP di
sisi debet dan sisi kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, disisi
kredit Buku Pembantu Kas dan di sisi debet pada Buku
Pembantu BPP
b. LPJP-BPP
LPJP-BPP merupakan pertanggungjawaban BPP atas UP yang
diterimanya kepada Bendahara Pengeluaran. LPJP-BPP menjadi
dokumen sumber pembukuan bagi Bendahara Pengeluaran
Pembukuannya;
1)UP. ...
DASX 20n\Pefaluran Pedoman PengeUsan Anggaian 201)Final doc-doc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-65-
1) UP
a) Belanja yang dilakukan BPP atas UP, dibukukan sebesar
jumlah nilai pengurangan menurut mata di sisi kredit
Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku
Pembantu UP, dan dicatat sebagi pengurangan pagu
dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku
Pengawasan Anggaran Belanja.
b) Transfer ke Bendahara Pengeluaran (pengembalian UP
dari BPP ke Bendahara Pengeluaran)
Dibukukan sebesar jumlah pengurang/transfer di sisi
debet dan sisi kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, di
sisi debet pada Buku Pembantu Kas, dan di sisi kredit
Buku Pembantu BPP.
2) Dana LS- Bendahara
a) Pembayaran (yang dilakukan BPP) atas dana yang
bersumber dari SPM-LS Bendahara.
Dibukukan sebesar jumlah pengurangan/pembayaran di
sisi kredit Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP dan
Buku Pembantu LS- Bendahara.
b) Setoran ke Kas Negara (yang dilakukan oleh BPP) atas
sisa dana yang bersumber dari SPM-LS Bendahara.
Dibukukan sebesar jumlah pengurangan/setoran di sisi
kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan
Buku Pembantu LS-Bendahara.
3) Pajak
Pungutan
pajak
atas
belanja/pembayaran
dan
penyetorannya yang dilakukan BPP.
Pembukuan pungutan dan penyetoran pajak:
a) Dibukukan sebesar jumlah pungutan di sisi debet Buku
Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu
Pajak.
b)Dibukukan. ...
2DI1\Pefabnfl Pedomsn PengeMaan Anggaran 2011 Find doc-doc
BsiyO
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 66 -
b) Dibukukan sejumlah penyetoran di sisi kredit pada Buku
Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu
Pajak.
4) Dana Lain-Lain
a) Dibukukan sebesar jumlah penambahan di sisi debet
Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu Lain-Lain,
b) Dibukukan sejumlah pengurangan di sisi kredit pada
Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku
Pembantu Lain-Lain.
5. Aktivitas Lainnya
Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penerimaan diluar
aktivitas yang rutin.
Dokumen dan pembukuannya sebagai berikut;
a. Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi debet pada Buku
Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LainLain.
b. SSBP yang dinyatakan sah, yang merupakan setoran atas
penerimaan Iain-lain dibukukan di sisi kredit Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-Lain.
E. Pembukuan BPP
Pembukuan BPP meliputi 4 (empat) aktivitas, yaitu;
1. Penerimaan Dana dari Bendahara Pengeluaran
a. Penerimaan UP/TUP, LS- Bendahara
Dokumen sumbernya adalah Tanda terima/Bukti transfer.
b.Pembukuannya. ...
D:\SK 2011\Per3turan PHfotnan PenQtiolaan Anggaran 2011 Find (toe.doc
BSISO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-67-
b. Pembukuannya;
Dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas, Buku Pembantu UP dan atau Buku Pembantu LS Bendahara. Khusus UP dicatat sebagi pagu dalam kolom mata
anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran UP
sesuai rencana penggunaan.
2. Aktivitas Pembayaran atas uang yang bersumber dari UP Dokumen
sumber; Tanda terima/ Bukti Transfer Pembukuannya;
3. Aktivitas Pembayaran atas uang yang bersumber dari SPM-LS
Bendahara.
4. Aktivitas Lainnya
F. Petunjuk Pembukuan Buku Pembantu Kas Tunai dan Buku Pembantu
Kas-Bank
Apabila dipandang perlu Buku Pembantu Kas dapat dibedakan
menurut sifatnya, yaitu Buku Pembantu Kas Tunai dan Buku
Pembantu Kas Bank. Dalam pembukuan dibedakan menurut sifatnya,
maka transaksi pengambilan dari dan pengisian ke rekening bendahara
dicatat dalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas Tunai/Buku
Pembantu Kas Bank.
G. Petunjuk Pembukuan Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas
Bendahara dapat memberikan uang muka perjalanan dinas dari UP
atas permintaan PPK untuk dibayarkan kepada pejabat negara/pegawai
negeri/pegawai tidak tetap yang melaksanakan perjalanan dinas dalam
negeri.
Setelah
perjalanan
melaksanakan
dinas
perjalanan
dilaksanakan,
dinas
pejabat/pegawai
menyampaikan
yang
bukti-bukti
pengeluaran perjalanan dinas kepada PPK. Atas dasar bukti-bukti
dimaksud
PPK
menjoisun
perhitungan
rampung
dan
menyampaikannya kepada Bendahara.
Apabila. ...
0:tSK 201 t^Perabran Pedoman Pei^ieiotaan Anggaran 2011 Riui doc.(k)c
BsrO
BADAN STANDARDiSASI NASIONAL
- 68 -
Apabila terdapat kelebihan pembayaran uang muka perajalanan dinas,
pejabat/pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas mengembalikan
kelebihan uang muka dimaksud kepada Bendahara. Sebaliknya apabila
terdapat kekurangan pembayaran perjalanan dinas, atas persetujuan
PPK,
Bendahara
membayarkan
kekurangan
dimaksud
kepada
pejabat/pegawai yang melaksanakan peijalanan dinas.
Pembukuannya :
1. Pemberian uang muka
Bukti pembayaran uang muka perjalanan dinas dibukukan di debet
dan di sisi kredit Buku Kas Umum (in-out) pada Buku Kas Umum,
di sisi kredit Buku Pemabntu Kas dan di sisi debet Buku Pembantu
Uang Muka Perjalanan Dinas(Buku Pembantu UM Perjadin).
2, Perhitungan rampung
a. Bukti pembayaran perjalanan dinas, dibukukan di sisi kredit
Buku Kas Umum, Buku Pembantu UM Perjadin, dan Buku
Pembantu UP, dan dicatat sebagai pengurang pagu pada kolom
mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran.
b. Bukti pembayaran kekurangan perjalanan dinas, dibukukan di
sisi debet dan sisi kredit (in-out) Buku Kas Umum, di sisi kredit
pada Buku Pembantu Kas, dan di sisi debet Buku Pembantu UM
Perjadin.
c. Berdasarkan bukti-bukti penerimaan kelebihan uang muka
perjalanan dinas, dibukukan di sisi debet dan sisi kredit Buku
Kas Umum, di sisi debet Buku Pembantu Kas, dan sisi kredit
pada Buku Pembantu UM Perjadin.
Berdasarkan metode pembukuan ini, saldo Buku Pemabntu, UM
Perjadin merupakan bagian dari saldo Buku Kas Umum.
H.Petunjuk. ...
D:^K ZOIIlPo^anPedomanPengeltiaan Anggaran 2011 Rnddoc-doc
BSN^
BADAN STANDARDtSASI NASIONAL
- 69 -
H. Petunjuk Pembukuan Koreksi atas Kesalahan Pembukuan
Pembukuan dilaksanakan dengan metode saldo balance yang akan
menghasiikan saldo setdap saat membukukan transaksi. Oleh karena
itu kekeliruan dalam membukukan transasksi akan berdampak pada
kesalahan beruntun dalam perhitungan saldo buku.
Apabila terjadi kesalahan pembukuan yang hams dilakukan adalah;
a. Pada
saat
diketahui
adanya
kesalahan
pembukuan, segera
dibuatkan Berita Acara kesalahan Pembukuan yang diketahui oleh
KPA/PPK. Berita Acara dimaksud menjelaskan bahwa telah terjadi
kesalahan pembukuan atas transaksi {nomor, tanggal, nilai dan
setemsnya) telah dibukuan sebagai berikut xxxx seharusnya
dibukukan sebagai berikut xxxxxx.
b. Berita Acara Kesalahan Pembukuan mempakan dokumen sumber
pembukuan koreksi, dibukukan sesuai berita acara sebagai berikut;
a) Dibukukan kebalikan/reversal dari pembukuan yang salah, dan
b) Dibukukan menumt yang sehamsnya.
c. Berita Acara Kesalahan Pembukuan, fotocopy transaksi yang salah
dibukukan dan fotocopy pembukuan yang salah (lembaran Buku
Kas Umum, dan Buku-Buku Pembantu berkenaan) mempakan
bagian yang tak terpisahkan dari LPJ.
I. Petunjuk Pembukuan Jasa Giro dan Biaya Administrasi Bank
Jasa giro atas saldo kas bendahara sebagaimana tercatat dalam
rekening Koran dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-Lain.
Pajak atas jasa giro sebagaiman tercatat dalam rekening Koran
dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas,
dan Buku Pembantu Lain-Lain.
Biaya. ...
D;\SK 20t1lSK Pedomait Pengelotaan Anggaran 2011 Final(toc.Ooc
BSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 70 -
Biaya administrasi bank sebagaimana tercatat dalam rekening Koran
diperlakukan sebagai belanja operasional kantor yang pembayarannya
menggunakan mekanisme UP, dibukukan di sisi kerdit Buku Kas
Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP, dan sebagai
pengurangan pagu dalam Buku Pengawasan anggaran.
J. Petunjuk Penomoran
dan
Penanggalan
Pada
Bukti Pembukuan
Bendahara
Dalam melaksanakan pembukuan, Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Penerimaan dan BPP terlebih dahulu harus membubuhi nomor dan
tanggal
pada
dokumen
sumber
pembukuan.
Nomor
tersebut
selanjutnya disebut nomor bukti yang berfungsi sebagai identitas
dokumen sumber bagi pembukuan Bendahara/BPP pada Buku Kas
Umum dan seluruh Buku Pembantu.
Nomor
bukti
dibuat
berdasarkan
urutan
yang
diberikan
Bendahara/BPP pada waktu penatausahaan dokumen sumber dalam
Buku Kas Umum dan bersifat untuk satu tahun anggaran.
Bendahara Pengeluaran dimungkinkan menerima dokumen sumber
berupa SPM yang dinyatakan sah dan LPJ-BPP setelah tanggal
transaksi, terhadap dokumen sumber dimaksud penomoran dan
penanggalannya dilakukan sebagai berikut;
1. SPM yang dinyatakan sah yang diterima dari KPPN, diberi tanggal
berdasarkan waktu penerimaannya dengan penomoran secara
berurutan.
2. LPJP-BPP
yang
diterima
dari
BPP,
diberi
tanggal
waktu
penerimaannya dengan penomoran secara berurutan.
3. Khusus untuk SPM dan LPJP-BPP akhir tahun anggaran, diberi
tanggal 31 Desember dengan penomoran mengikuti urutannya.
K.Pencantuman. ...
201}iSK Pedoman PetiQeiolaan Angsaran 2011 Rnai(loc.(loe
fisro
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 71 -
K. Pencantuman Mata Anggaran Pada Bukti Pembukuan Bendahara
Dalam rangka pembukuan, Bendahara/BPP terlebih dahulu harus
membubuhi mata anggaran pada bukti pembukuan. Mata anggaran
pada SBS sesuai dengan jenis penerimaanya dan mata anggaran pada
kuitansi/bukti pembayaran yang belanjanya menggunakan UP sesuai
dengan peruntukan belanjanya. Pencantuman mata anggaran ini
dimaksudkan
umtuk
mengawasi
saldo
pagu
anggaran
serta
memudahkan dalam pembuatan SSBP/SSP dan pembuatan SPP dalam
rangka penerbitan SPP-GUP/TUP.
BAB V.
0:^K 20111SK Pedoman Pengtiolaafl Anggaran 2011 Final docdoc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 72 -
BAB V
PELAPORAN DAN EVALUASI
A.
Pelaporan dan pertanggungjawaban
1. Pelaporan
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan perlu dilakukan evaluasi
melalui laporan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.
Setiap unit kerja wajib membuat laporan sesuai dengan ketentuan
waktu penyampaian laporan sebagai berikut:
a. Kepada Kepala Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha :
1) Laporan bulanan realisasi anggaran;
2) Laporan realisasi keuangan triwulan;
3) Laporan realisasi tahunan;
4) Laporan Mutasi barang semesteran;
5) Laporan tahunan Inventaris;
b. Laporan triwulan pelaksanaan kegiatan
c. Setiap penanggung jawab kegiatan membuat laporan paling
lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
d. Setiap unit kerja wajib membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kineija Instansi
Pemerintah paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran.
2. Tata Cara pelaporan surat pertanggungjawaban (SPJ)
a. Pembayaran
Honorarium
dilengkapi
dengan
daftar
honorarium/kuitansi
b. Daftar
Honorarium/kiutansi ditanda tangani oleh
Pejabat
Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran Pembantu;
c. Honorarium
kepanitiaan/Tim
dilampiri
SK
atau
Surat
Penugasan;
d.Honorarium. ...
DASK 201IkSK Pedoman Pengelaiaan Anggaran 2011 Final
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 73 -
d. Honorarium
kerja lembur dilampiri Surat Perintah
Kerja
Lembur, daftar hadir lembur, dan daftar penghitungan jam kerja
lembur yang tidak melebihi 40 (empat puluh) jam kerja dalam
kurun waktu 1 (satu) bulan;
e. Pada akhir daftar honorarium disamping mencantumkan nilai
nominalnya juga menyebutkan nilai terbilangnya, berdasarkan
jumlah nilai bruto (jumlah honorarium ditambah pajak);
f.
Honorarium PNS golongan III dan IV dikenakan PPh pasal 21
sebesar 15%.
3. Pengadaan Barang dan Jasa
a. Kuitansi pembelian senilai dibawah Rp.10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah) (UP) harus diberi nomor, ditanda tangani oleh
Bendahara Pengeluaran Pembantu dan PPK serta petugas
gudang/penerima barang;
b. Jumlah
nilai nominal uang harus sama dengan jumlah
terbilang;
c. Kuitansi pembelian dilengkapi tanggal, stempel, tanda tangan
dan nama penjual;
d. Pembelian Rp.250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
s/d Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) dilengkapi dengan
materai
Rp.3000
(tiga
ribu)
sedangkan
pembelian
Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) ke atas dilengkapi materai
Rp. 6000(enam ribu)
e. Pengadaan
Barang/Jasa
dengan
nilai
sampai
dengan
Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) di pertanggungjawabkan
dengan kuitansi.
f.
Pengadaan
Barang/Jasa
dengan
nilai
Rp.10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) s/d Rp.100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) di pertanggungjawabkan dengan dilengkapi:
IjSPK. ...
D:\SK 20111SK Pedoman Pengeli^aan Anoflarai 2011 Riud Ootitoc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 74 -
1) SPK (Surat Perintah Kerja);
2) Berita acara penyelesaian pekerjaan/Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan, Berita Acara Pemeriksaan penyelesaian
hasil pekerjaan, dan Berita Acara Persetujuan Pembayaran;
3) Kuitansi yang ditandatangani oleh PPK;
4) Faktur pajak beserta SSP-nya yang telah ditanda tangani
oleh wajib pajak;
5) Jaminan Bank jika diperlukan;
6) Semua berita acara rapat yang dilakukan selama proses
pengadaan.
g. Pembelian konsumsi harus disertai daftar undangan;
h. Semua pengadaan barang dan jasa dikenakan pajak-pajak yang
berlaku kecuali ada surat pembebasan pajak dari Direktorat
Jenderal Pajak.
B. Evaluasi
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan
(input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan
standar.
Salah satu instrumen evaluasi yang dipakai sesuai dengan Keputusan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Aparatur
Negara
Nomor
KEP/46/M.PAN/4/2004 adalah pengawasan melekat.
Penga^vasan melekat yang merupakan padanan istilah pengendalian
manajemen atau pengendalian intern adalah segala upaya yang
dilakukan
dalam
suatu organisasi untuk
mengarahkan seluruh
kegiatan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif, efisien dan
ekonomis; segala sumber daya dimanfaatkan dan dilindungi, data dan
laporan dapat dipercaya dan disajikan secara wajar, serta ditaatinya
segala ketentuan yang berlaku.
Unsur-unsur. ...
D:\SK 2011\SK PetJoman PengeMaan Anggaran 2D11 Final
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 75 -
Unsur-unsur pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang
secara
bersama-sama
dilaksanakan
dalam
mencapai
tujuan
pengawasan melekat meliputi pengorganisasian, personil, kebijakan,
perencanaan, prosedur, pencatatan, pelaporan, supervisi dan evaluasi
intern.
Pemantauan adalah rangkaian tindakan yang mengikuti pelaksanaan
suatu kegiatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk
mengetahui sedini mungkin kemungkinan terjadinya penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan dilihat dari kebijaksanaan maupun program
yang telah ditetapkan.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan yang membandingkan antara
hasil/prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau norma
yang telah ditentukan/disepakati serta menemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu rencana.
Tujuan pengawasan melekat dalam bidang keuangan dan perlengkapan
adalah untuk memeriksa kebenaran formal dan material. Bila terdapat
kesalahan atau penyimpangan segera dilakukan tindakan korektif.
Pelaksanaan pengawasan melekat di lingkungan Badan Standardisasi
Nasional wajib dilakukan pada semua Jajaran dalam lingkungan Badan
Standardisasi Nasional.
Pelaksanaan pengawasan melekat dilakukan secara terus menerus dan
menyeluruh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sasaran pengawasan melekat adalah:
1.
Pengelolaan Keuangan:
2. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
3. Realisasi penerimaan
4. Realisasi pengeluaran
5. Penatausahaan Keuangan
6. Pertanggungjawaban
7. Pemeriksaan Kas Intern setiap 3 bulan sekali
8. Pengelolaan. ...
D'.^K 20111SK Psdonuo Pengelotaan Anggaran 2011 Rnd doc-Ooc
BSISO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 76-
8. Pengelolaan Perlengkapan:
9. Data Perlengkapan
10.
Dokumen
11.
Prosedur
12. Pengelolaan Kegiatan
13. Proposal
14. SK Panitia/Komite/Kelompok Kerja
15. Supervisi pelaksanaan.
16. Disiplin Kepegawaian
BAB VI.
D:^K 20n\SK Pedoman Pengelofaan Anggaran 2011 Final doc.doc
Bsiy)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 77"
BAB VI
PENGAWASAN
Inspektorat berkewajiban melakukan pengawasan fungsional terhadap
pelaksanaan pengelolaan anggaran di lingkungan BSN.
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
LAMPIRAN II.
2D11^K Pedoman Pengelolasn Anggaran 2011 Fmaldoc,(ioe
BSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
-78-
LAMPIRAN 11
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL: 19 September 2011
BSN)
PERMOHONAN UANG MUKA
No.
No Dok:
F-1-1
Revisi
0
Terbit
20-12-2010
Halaman
Lampiran 01
/PPK - XX - Pusat/Biro /Bulan/Tahun
Jenis Kegiatan
Komponen/Kode
Output/ Kode
Kegiatan Nasional/ Kode
Waktu Pelaksanaan
Kebutuhan Biaya
Terbilang
(bila lidak cukup dapat dilampirkarC\
Rincian
Satuan
No.
Jumlah Dana
Uraian Pengeluaran
Realisasi
Volume
Rp
Total Biaya
UP
LS
Rp
-
Menyetujui:
Yang mengajukaii :
Pejabat Pembuat Komitmen,
Penanggung Jawab Kegiatan,
Tanggal:
Tanggal:
Catatan
Tgl.
Tgl.
Proses
Paraf
Terima
Parat
Selesai
BPP
Pejabat /Panitia Pengadaan
Panitia Penerimaan
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
D:\SK 201 tiSX Peiloman PengeMaan Anggaw 20(1 Rnal doe.doe
0siy)
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 79 -
LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASl NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
CHECK LIST PERTANGGUNOJAWABAN
SSN)
No Dok:
F-1-2
Revisi
0
Terbit
20-12-2010
Halaman
Lampiran 02
CATATAN
CHECK LIST PERTANGGUNGJAWABAN
Nama/Kode
Kegiatan
1
SPJ PEiUALANAN DINAS DN / IN *)
PI
P2
Cek Kelenqkapan Dokumen :
SuratTugas
SP Sekneg. Untuk LN
Surat SPPD dan PPK (lembar 1 dan 2)
Daftar Pengeluaran Rill unluk DN
Rindan SPPD Rampung beserta buktinya (kuitansi hotel, tiket, boarding pas, dan Airport tax)
untuk DN
Kuitansi dan Tiket untuk LN
2
SPJ KONSUMSI/PAKET MEETING/PENCETAKAN/ATK DLL.(MELALUI UP)*)
PI
P2
Cek Kelenqkapan Dokumen :
Surat Penawaran (dlataslOjt)
Negosiasi Harga (diatas lOjt)
SPK (Surat Perintah Kerja)(diatas lOjt)
BAST (Berita Acara Serah Terima)(diatas lOjl)
Kuitansi bermaterai(3000 diatas Rp. 250 rb dan 6000 s/d 1 jt. keatas)
Daftar Hadir untuk konsumsi. paket meeting
NPWP & Faktur Pajak beserta SSP yang ditandatangani oleh pihak ketiga (diatas 1 it)
Faktur dan Bukti setor pajak yang telah ditegalisir oleh pejabat yang berwenang
3
SPJ HONOR/UANG KERJA KONSINYIR/NARASUMBER/PEMBICARA/TIM/PANITIA)'}
PI
P2
Cek Kelenqkapan Dokumen :
Surat Undangan untuk konsinyir/rapat/Narasumber
SK (Surat Keputusan) untuk Tim/paniliaAJang Kerja Konsiyering
Kuitansi / daftar Honor/Uang Kerja ttd lengkap
Agenda Acara
Bukti Setoran Pajak (SSP) yang telah tiilegallsir oleh pejabat yang berwenang
1
PI = Staff Pengelola dan BPP
Ket: PI -Penguji 1
P2 = Verivikasi
Pejabat Penguji SPP,
Tgl.
Tgl.
P2 -Penguji 2
KEPALA BADAN STANDARDISASl NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
D;^ 201 t\SK Pedoman Pengelolaar Anggaran 2011 Final docdoc
fiSN)
BADAN STANDARDtSASl NASIONAL
-80-
LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
CHECK LIST
»■% PERTANGGUNGJAWABAN
BSN
PENGADAAN BARANG & jASA
No Dok
Revisi
Terbit
Halaman
CHECK LIST PERTANGGUNGJAWABAN
Nama/Kode
Kegiatan
1.
P1
SPJ Pengadaan Melalui lelang Umum
P2
Kegiatan
Pengumuman (Media elektronik, Papan Pengumuman)
Pendaftaran/Pengambilan Dokumen
Berita Acara Penjelasan
Berita Acara Pemasukan Dokumen Penawaran (Jaminan
Penawaran)
Berita Acara Pembukaan Penawaran Harga
Berita Acara Evaluasi Teknis
Berita Acara Koreksi Aritmatik
Berita Acara Administrasi
Berita Acara Klarifikasi Dokumen Administrasi
Berita Acara Hasil Leiang
Surat Penetapan Pemenang
Surat Penunjukkan Penyedia Barang
Kontrak
Jaminan Peiaksanaan
Laporan Hasil Peiaksanaan Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Barang
Berita Acara Pembayaran
O:\SK 20t1t5K Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Rnal iloc.doc
Catalan
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 81 -
2.
P1
SPJ Pengadaan Melalui lelang Sederhana
P2
Kegiatan
Catatan
Pengumuman (Papan Pengumuman dan Web BSN )
Pendaftaran/Pengambilan Dokumen
Berita Acara Penjelasan
Berita Acara Pemasukan Dokumen Penawaran
(Jaminan Penawaran)
Berita Acara Pembukaan Penawaran Harga
Berita Acara Evaluasi Teknis
Berita Acara Koreksi Aritmatik
Berita Acara Administrasi
Berita Acara Kiarifikasi Dokumen Administrasi
Berita Acara Hasil Lelang
Surat Penetapan Pemenang
Surat Penunjukkan Penyedia Barang
Kontrak
Laporan Hasil Pelaksanaan Pekeijaan
Berita Acara Serah Terima Barang
Berita Acara Pembayaran
3.
P1
SPJ Pengadaan Langsung
P2
Kegiatan
Berita Acara SURVEI HARGA PASAR
Undangan Permintaan Penawaran Harga
Berita Acara Pembukaan Penawaran Harga
Berita Acara Evaluasi, Kiarifikasi dan Negostasi
Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung
Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung
Surat Penyampaian Penentapan Pemenang kepada
PPK
Surat Perintah Melaksanakan Kerja(SPMK)
Laporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Barang
Berita Acara Pembayaran
D:\SK 2011\SK Pedoman Pengeldaan Anggeran 20t 1 Final(kx.doc
Catalan
BSN^
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 82 -
4.
P1
SPJ Pengadaan Melalui Seleksi Umum
P2
Kegiatan
Catatan
Pengumuman (Media elektronik, Papan Pengumuman
dan Web BSN)
Pendaftaran/Pengambilan Dokumen Prakualifikasi
Berita Acara Hasil Prakualifikasi
Pengumuman Peringkat Teknis
Pengumuman Hasil Prakualifikasi
Pendaftaran /Pengambilan Dokumen Pemilihan
Berita Acara Penjelasan
Berita Acara Pembukaan Sampul 1
Berita Acara Evafuasi Teknis dan Administrasi
Undanqan Untuk Pembukaan Sampul II
Berita Acara Koreksi Aritmatik
Berita Acara Evaluasl Penawaran Biaya dan Perhitungan
Kombinasi Teknis dan Biaya
Berita Acara Hasil Seleksi Umum
Surat Penetapan Pemenang Seleksi Umum
Pengumuman Pemenang Seleksi Umum
Surat Penunjukkan Penyedia Jasa
Kontrak
Laporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Barang
Berita Acara Pembayaran
5.
P1
SPJ Pengadaan Melalui Seleksi Langsung
P2
Kegiatan
Pengumuman (Papan Pengumuman dan Web BSN)
Pendaftaran/Pengambilan Dokumen Prakualifikasi
Berita Acara Hasil Prakualifikasi
Pengumuman Peringkat Teknis
Pengumuman Hasil Prakualifikasi
Pendaftaran /Pengambilan Dokumen Pemilihan
Berita Acara Penielasan
Berita Acara Pembukaan Sampul 1
Berita Acara Evaluasi Teknis dan Administrasi
Undangan Untuk Pembukaan Sampul II
Berita Acara Koreksi Aritmatik
Berita Acara Evaluasi Penawaran Biaya dan Perhitungan
Kombinasi Teknis dan Biaya
Berita Acara Hasil Seleksi Umum
Surat Penetapan Pemenang Seleksi Umum
Pengumuman Pemenang Seleksi Umum
Surat Penuniukkan Penyedia Jasa
Kontrak
Laporan Hasil Pelaksanaan Pekeriaan
Berita Acara Serah Terima Barang
Berita Acara Pembayaran
D:^K 20111SK Pedoman PengeMaan Aflggaran 2011 Final doc.doc
Catatan
fisrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 83 -
6.
P1
SPJ Pengadaan Melalui Penunjukkan langsung Sewa Ruang/Hotel
P2
Kegiatan
Catatan
Berita Acara Hasil Prakualifikasi
Undangan Penjelasan Aanwidjing dan Pemberitahuan
Hasil Evaluasi Prakualifikasi
Berita Acara Penjelasan
Berita Acara Pembukaan Penawaran
Berita Acara Evaluasi, Klarifikasi dan Negosiasi
Berita Acara Hasil Penunjukkan Langsung
Surat Penetapan Penunjukan Langsung
Surat Penunjukkan Langsung darl PPK
SPK/Kontrak
Laporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Barang
Berita Acara Pembayaran
P1 = ULP dan Staff Pengelola
P2 = Verifikasi
Tgi
Ket:
P1 =Penguji 1
Pejabat Penguji SPP,
tgl
P2 =Penguji 2
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
D;£K 2011\SK Pedoman PengelolaBn Anggaran 2011 Final dociloc
BsrO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 84 -
LAMPIRAN V
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
Format SPTB SPM-GU
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
Nomor:
1
Kode Satuan Kerja
2
Kode Satuan Kerja
3
Tanggal / No. DlPA
(1)
(2)
(3)
:
(4)
Klasifikasi
4
Anggaran
....(5)/...(6)/....(7)/
(8)/....(9)
/
(10)
Yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Sekretariat Utama
(11)menyatakan bahwa saya bertanggungjawab secara formal dan material atas segala pengeluaran yang
telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran Kepada yang berhak menerima serta kebenaran perhitungan dan setoran
pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebutdengan perincian sebagai berikut :
Pajak yang dipungut
Bendaharawan
Bukti
No,
(12)
Akun
...(13)
Penerima
.-.(14)....
Uraian
...(15)....
Jumlah
Tanqgal
Nomor
...(16)...
...(17)...
Pengeluaran
(18)
PPN
PPh
(19)
(20)
Rp
/
Rp...J
Jumlah
Buktl-buktl pengeluaran anggaran dan asll setoran pajak (SSP/BPN)tersebut di atas disimpan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk
kelengkapan administrasi dan pemerlksaan aparat pengawasan fungsional.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Pejabat Pembuat Komitmen
Bendahara Pengeluaran,
...(21)...
....(24).
Nama.
(22)
NiP/NRP....(23)....
p:\SK 2011\SK Petfotnan Pengek^n Anggaran 2011 Final &)c.doc
Nama
(25)....
NIP. ...(26)
fisno
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 85 -
PETUNJUK PENGISIAN SPTB UNTUK SPM GU
NOMOR
URAIAN ISIAN
1
Diisi dengan nomor urut SPTB
Diisi dengan kode satuan kerja/satker yang bersangkutan
Diisi dengan kode satuan kerja/satker yang bersangkutan
Diisi dengan tanggal dan nomor DIPA
Diisi dengan kode fungsi
Diisi dengan kode subfungsi
Diisi dengan kode program
Diisi dengan kode kegiatan
Diisi dengan kode output
Diisi dengan kode sub kelompok akun
Diisi dengan kode satuan kerja/satker yang bersangkutan
Diisi dengan nomor urut
Diisi dengan jenis akun yang membebani pengeluaran
Diisi dengan nama penerima uang/rekanan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Diisi dengan uraian pembayaran yang meliputi jumlah
barang/jasa dan spesifikasi teknisnya
Diisi dengan tanggal bukti transaksi pada
kuitansi/dokumen yang dipersamakan
Diisi dengan nomor urut bukti transaksi
Diisi dengan nilai pada kuitansi bruto
Diisi dengan jumlah PPN yang dikenakan
Diisi dengan jumlah PPh yang dikenakan
Diisi tandatangan Pejabat Pembuat Komitmen
Diisi nama Pejabat Pembuat Komitmen
Diisi NIP/NRP Pejabat Pembuat Komitmen
Diisi tandatangan Bendahara Pengeluaran
Diisi nama Bendahara Pengeluaran
Diisi NIP/NRP Bendahara Pengeluaran
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
O:\SK 2011tSKPe(lomanPeflgelolaanAnggar3n 2011 Final doc-doc
BSiyO
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 86 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12 Tahun 2011
TANGGAL : 19 September 2011
Format SPTB untuk SPM LS
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
Nomor;
1
Kode Satuan Kerja
(2)
2
Kode Satuan Kerja
.(3)
(1)
Tanggal / No.
3
..(4)
DlPA
Klasifikasi
4
Anggaran
....(5)/...(6)/....(7)/
(8)/...,(9)
/
(10).
Yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Sekretariat Utama
(Il)menyatakan bahwa saya bertanggungjawab secaraformal dan material dan kebenaran perhitungan
pemungutan pajak atas segala pembayaran tagihan yang telah Kami perlntahkan dalam SPM ini daiam perlncian
sebagai berikut:
Pajak yang
No.
(12
Akun
...(13)
Uraian
Penerima
...(14)....
...(15)....
dipungut
Jumiah
(16)
PPN
PPh
(17)
(18)
Rp
/
Rp !
Jumiah
Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN)tersebut di atas disimpan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk
keiengkapan administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Pejabat Pembuat Komilmen
-.(19)
Nama
(20)....
NIP. ...(21)
O:\SK 2011iSK Pedoman Pengelolssn An^gaan 2011 rnnal doc.tfK
BSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 87 -
PETUNJUK PENGISIAN SPTB UNTUK SPM LS
URAIAN ISIAN
NOMOR
1
Diisi dengan nomor urut SPTB
2
Diisi dengan kode satuan kerja/satker yang bersangkutan
Diisi dengan kode satuan kerja/satker yang bersangkutan
Diisi dengan tanggal dan nomor DIPA
3
4
14
Diisi dengan kode fungsi
Diisi dengan kode subfungsi
Diisi dengan kode program
Diisi dengan kode kegiatan
Diisi dengan kode output
Diisi dengan kode sub kelompok akun
Diisi dengan kode satuan kerja/satker yang bersangkutan
Diisi dengan nomor urut
Diisi dengan jenis akun yang membebani pengeluaran
Diisi dengan nama penerima uang/rekanan
15
Diisi dengan uraian pembayaran yang meliputi lingkup
yang diperjanjikan, tanggal, nomor kontrak SPK, berita
5
6
7
8
9
10
11
12
13
16
17
18
19
20
21
acara yang diperlukan/dipersyaratkan
Diisi dengan nilai pada kuitansi bruto
Diisi dengan jumlah PPN yang dikenakan
Diisi dengan jumlah PPh yang dikenakan
Diisi tandatangan Pejabat Pembuat Komitmen
Diisi nama Pejabat Pembuat Komitmen
Diisi NIP/NRP Pejabat Pembuat Komitmen
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
D:SK 20111SK PedomanPengetolaan Anggaran 2011 Final doc-doc
Bsiy)
BADAN STANDARDiSASI NASIONAL
- 88 -
LAMPIRAN VII
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN
Tanqgal:
Sifat Pembayaran
Nomor :
□ UP
t TUP
□
Jenis Pembayaran
PA
Departemen/
Lembaga
Unit Organisasi
Salker/SKS
}~ GUP
PUMA
GUN
: Badan Standardisasi Nasional
7. Kegialan
: Badan Standardisasi Nasionat
Badan Standardisasi Nasional
8. KodeKegiatan
Lokasi
Jakarta Pusat
Tempat
DKI Jakarta
Pemb.
Peng.Transito
PFK
Pembukuan
9. Kode Fungsi, Sub Fungsi, Program
; Kantor Pusat
tOKewenangan Pelaksanaan
(KP)
Kepada
Yth. Pejabat Penerbit Sural Perintah Membayar
Satker Badan Standardisasi Nasional
di Jakarta
Berdasarkan DlPA Nomor: 0001/084 - 01.1.01/00/2011 tanggal 20Desember 2010befsamalnikamiajukan
permintaan pembayaran sebagai beiikut:
Jumlah pembayaran yang dimintakan
Teitllang
Untuk keperiuan
Jents belanja
Atas nama
Alamat
Mempunyai rekening pada
Nomor & Tanggal SPK/Konlrak
Nilal SPK/Kontrak
Dengan Penjelasan
No.
Urut
1, KEG. OUTPUT.SUBOUTPUT & MAK
BERSANGKUTAN
II.SEMUA KODE KEGIATAN
DALAM DlPA
2
1
1
SPP/SPM
Sd. YANG
DlPA
LALU
IRP)
(RP)
3
4
PA6U
SPP
JUMLAH
SISA
INI
sd. SPP
INI
DANA
(RP)
(RP)
(RP)
5
6=4+5
7
Kegiatan, Output, SubOulput, MAK
0
JUMLAH 1
II
DALAM
SEMUA KEGIATAN
084,01.01.3550
0
JUMLAH II
UANG PERSEDIAAN
LAMPIRAN
Dokumen
Pendukunq
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
STS
SuratBuktl
Berkas
Lembar
Pengeluaran.... Lembar
Dilerima oleh penguji SPP/PenerbIt SPM
Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional
Pejabat Pembuat Komitmen
4Maret2011
Pada Tanggal
Badan Standardisasi Nasional
NIP.
Ponimin, 8E
NIP, 19691103199203 1 002
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
BSK>
BADAN STANDARDISASi NASiONAL
- 89 -
LAMPIRAN VIII
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
MODEL BUKU
BENDAHARA PENGELUARAN
I.
BUKU KAS UMUM
Bagian 1 halaman muka
BUKU KAS UMUM
Departemen/Lembaga
....)
....)
Unit Organisasi
Provinsi/Kabupaten/Kota
(1)
(2)
:(
:{
Satuan Kerja
)
)
Tgl. No SP DIPA
(3)
(4)
(5)
(6)
Revisi: 1.
2.
3.
Tahun Anggaran
!
(?)
KPPN
:
(8)
(9)
Mengetahui
Kuasa Pengguna Anggaran,
Bendahara Pengeluaran
(10).
(H)
NIP:
NIP:
Petunjuk Pengisian :
1)
Diisi kode dan nama departemen
2)
3)
Diisi kode dan nama unit organisasi
Diisi kode dan nama provinsi/kabupaten/kota
4)
5)
Diisi kode dan nama satuan kerja
Diisi tanggal, bulan dan tahun serta nomor SP DIPA
6)
Diisi tanggal, bulan dan tahun serta nomor revisi DIPA (jika ada)
7)
Disi tahun anggaran
8)
Diisi kode dan Nama KPPN
9)
10)
Diisi tempat, dan tanggal bulan serta tahun BKU dibuat
Diisi nama lengkap dan NIP Kuasa PA yang ditunjuk
11)
Diisi nama lengkap dan NIP Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk.
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
D:\SX 2011\SK Pedoman Pengtiotsan Anggaran 2011 Rnal <toc.doc
fisno
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 90 -
LAMPIRAN IX
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI
Paria hari ini,
ranggal
hnlan
tahiin
kami sHakii Pejaliat Pemhiiaf Knmitmpn telah melakiikan
pemeriksaan kas BP? dengan posisi saldo Buku Kas Umum sebesar Rp...
dan nomor bukti terakhir
nomor
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut:
I.
Hasil pemeriksaan pembukuan Bendaliara
A.
B.
C.
H.
B.
Saldo BP Kas (tunai dan bank)
Rp
Saldo BPP
3.
Saldo BP UM Perjadin
Rp
Rp
4.
Juiiilali (AI+A2+A3)
(+1
Rp
Saldo Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari
1.
Saldo BP UP
2.
Saldo BP LS-Bendahara
3.
Saldo BP Pajak
4.
Saldo BP Lain-lain
Rp
Rp
Rp
Rp
b)
b.
Jumlah(l:ll+B2+B3+B4)
SeliSih PenlbukUaH 1A4-Bb)
Rp
kp...
Kas yang dikuasai Bendaliara
1.
2.
Uang tunai di brankas Bendahara
Uang di rekening bank Bendahara
Rp
Rp
j.
JLimlah Kas
Rp
i*)
Kp...
beiism Kas (i a i - ii a j)
Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAICPA)
A.
IV.
1.
2.
Hasil Pemeriksaan Kas
A.
III.
Saldo Kas Bendahara
Pembukuan UP Menurut Bendahara;
1
Saldo UP
2
Kuitansi UP vana belum di SP2D kan
3
Jumlah UP dan Kuitansi UP(A 1 + A 2)
Rp
Rp
(-
Rp
Rp
B.
Pembukuan UP menurut UAfCPA
C.
Selisih UP Fembulcuan Bendahara dengan UAKPA (A3-B)
Rp
Penjelasan atan selisih
1.
SeUsih Kas (IIB)
2.
SeUsih Pembukuan UP (IllC)
Bendahara Pengeluaran
Yang memeril<sa
Kuasa Pengguna Anggaran
NIP
NIP
Yang diperiksa
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
O:\SK 201I^K Peikxnan Pengelolasn Anggaran 2011 Riui doc.()oe
BSN)
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 91 -
LAMPIRAN X
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun20n
TANGGAL : 19 September 2011
11.
BUKU PEMBANTU
1. Buku Pembantu (BP) Kas/BP Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)/BP Uang
Muka Perjalanan Dinas (BP UM Perjadin)/ BP Uang Persediaan (UP)/BP LS-
A
Bendahara/BP Lain-lain
Buku Pembantu
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Provinsi/Kabu paten/ Kota
Satuan Kerja
Tgl. No SP DIPA
Tahun Anggaran
(
(
(
)
)
)
(1)
(2)
(3)
(4)
(
)
(5)
KPPN
(
(6)
(7)
I
(81
Tanggal
Nomor Bukti
Uraian
Debet
kredit
Saldo
1
2
3
4
5
6
Petunjuk pengisian BP
1) ; Diisi jenis BP berkenaan
2) : Diisi kode dan nama departemen
3) : Diisi kode dan nama unit organisasi
4) : Diisi kode dan nama provinsi/kabupaten/kota
5)
6)
7)
8)
: Diisi kode dan nama satuan kerja
: Diisi tanggal, bulan dan satuan serta nomor SP DIPA
: Diisi tahun anggaran
: Diisi kode dan nama KPPN
Pengisian kolom 1 sampai dengan 6 mengikuti petunjuk pengisian halaman isi
Buku Kas Umum
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
O.ASK 20111SK Pedoman PeoBSloiaan Anggaa)2011 Rnal doc-doc
fis^O
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 92 -
LAMPIRAN XI
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
BUKU PEMBANTU PAJAK
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Provinsi/Kabupaten/Kota
Satuan Kerja
(
)
(1)
(
)
(2)
(
)
(3)
(
)
P)
Tgl. No SP DIPA
(5)
(6)
Tahun Anggaran
(
KPPN
)
(7)
Penerimaan (Debet)
Nomor
Tanggal
bukti
1
PPh
PPh
PPh
Pengeluaran
Ps
Ps
Ps
(kredit)
21
22
23
5
6
7
Saldo
uraian
2
PPN
3
4
8
9
10
Petunjuk pengisian
1)
: Diisi kode dan nama departemen
2)
: Diisi kode dan nama unit organisasi
3}
; Diisi kode dan nama provinsi/kabupaten/kota
4)
5)
: Diisi kode dan nama satuan kerja
; Diisi tanggal, bulan dan satuan serta nomor SP DIPA
6)
: Diisi tahun anggaran
7)
Kolom 1
: Diisi kode dan nama KPPN
; Diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi
Kolom 2
: Diisi nomor bukti
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
: Diisi uraian dan transaksi penerimaan atau pengeluaran
: Diisi jumlah pungutan PPN yang diterima
: Diisi jumlah pungutan PPh Pasal 21 yang diterima
; Diisi jumlah pungutan PPh Pasal 22 yang diterima
: Diisi jumlah pungutan PPh Pasal 23 yang diterima
; Diisi jumlah pungutan pajak lainnya tjika ada)
: Diisi jumlah pajak yang telah disetorkan ke kas Negara
Kolom 10
: Diisijumlah saldo setelah ditambah penerimaan pajak atau dikurangi jumlah
setoran pajak yang tercantum dalam dokumen sumber
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
D;^K 2011\SK Pedoman Pengelolaait Anggaran 2011 Rnal(!oc.doc
BSK)
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 93 -
LAMPIRAN XII
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASl NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
MODEL BUKU
BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU
BUKU KAS UMUM BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU
Bagian 1 : Halaman Muka
BUKU ICAS UMUM
Departemen/Lembaga
(1)
Unit organisasi
(2)
Provinsi/ Kabupaten/Kota
(3)
Satuan Kerja
(4)
Tanggal/No SK Pengangkatan
1.
BPP
{5}
2.
Pejabat Pembuat Komitmen
(6)
Tahun Anggaran
(7)
Bendahara Pengeluaran Pembantu,
Mengetahui
Pejabat Pembuat Komitmen,
(9)...
(10).
NIP:
NIP:
Petunjuk Pengisian :
1.
Diisi kode dan nama departemen
2. Diisi kode dan nama unit organisasi
3. Diisi kode dan nama provinsi/kabupaten/kota
4.
Diisi kode dan nama satuan kerja
5. Diisi tanggal, bulan dan tahun serta nomor SK Pengangkatan BPP
6. Diisi tanggal, bulan dan tahun serta nomor SK Pengangkatan Pejabat Pembuat
Komitmen
7.
Didisi tahun anggaran
8. Diisi tempat dan tanggal, bulan serta tahun Buku Kas Umum dibuat
9. Diisi nama lengkap dan NIP Pejabat Pembuta Komitmen yang diiunjuk
10. Diisi nama lengkap dan NIP Bendahara Pengeluaran Pembantu yang ditunjuk
KEPALA BADAN STANDARDISASl NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
O:\8K 20niSK Pedoman Pengelolaan Anggaran 2011 Rnal doc.doc
BSN^
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 94 -
LAMPIRAN XIII
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL.
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
BERITA ACAI^ PEMERIKSAAN HAS DAN REKONSILIASI
Pada hari ini,
tanggal
bulan
tahun
kami selakii Pejabat Pembuat Komitmen telah melakukan
pemeriksaan kas BPP dengan posisi saldo Buku Kas Umum sebesaj- Rp
dan nomor bukti terakhii
nomor
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berilcut:
I, Hasil pemerilisaan pernbukuan BPP
A. Saldo Kas(yang belum dipertangggungjawabkan BPP)
B.
C.
1.
Saldo BP Kas (tunai dan bank)
Rp
2.
Saldo BP UM Peijadin
Rp
3.
Jumlali (A1+A2)
(+)
Rp
Saldo Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari
1.
Saldo BP UP
2.
Saldo BP LS-Bendahara
3.
Saldo BP Pajak
4.
Saldo BP Lain-lain
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
(*)
Rp.
5. Jumlah (B1+B2+B3+B4)
Selisih Pernbukuan (A1-B5)
Rp.
II. Hasil Pemeriksaan Kas
A.
B.
Kas yang dilcuasai BPP
1.
2.
Uang tunai di brankas
Uang di rekening bank
3.
Jumlali Kas (A1+A2)
Rp.
Rp.
(+)
Rp.
Rp.
Selisih Kas (I A 1 - II A 3)
III. Selisih Kas
A.
B.
1
Saldo BP Kas (1 A 1)
2
Jumlah Kas (11 A 3)
3
Selisih Kas (A 1 - A 2)
Rp.
Rp.
Rp.
Pembulcuan UP menurut UAKPA
C. Selisih UP Pernbukuan Bendahara dengan UAKPA (A3-B)
Rp.
IV. Penjelasan atan selisih kas
1. Selisih Kas (IIB)
2. Selisih Pernbukuan UP (IIIC)
Yang diperiksa
Yang menieriksa
Bendaliara Pengeluaran Pembantu
Pejabat Pembuat Komitmen
Nama.
Nama.
NIP....
NIP
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL.
BAMBANG SETIADI
0:tSK 201 t\SK Pedoman Peng^daan Anggaran 2011 Find clcc.(loc
Bsro
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 95 -
LAMPIRAN XIV
PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
NOMOR
: 12Tahun2011
TANGGAL : 19 September 2011
Format contoh Laporan
Lap0ran Triwulan
A. Deskripsi Kegiatan
1. Nama Kegiatan
2. Output
3. Jumiah Anggaran
: Peningkatan Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha
: Dokumen Perencanaan dan monitoring evaluasi
: Rp 438.226.000,: Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha
4. Unit Esselon II
B. Kemajuan Pembiayaan Bulan ke 3(dalam juta rupiah)
Rp.
^50
130
110
90
70
50
30
10
Bulan
1
2
4
3
5
6
7
8
9
10
11
12
C. RealisasI Kinerja
1. Berisi capaian kinerja dibandingkan dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang
telah disusun disertai bobot.
2. Kendala - kendala
yang dihadapi
3. Tindaklanjut
4. Pihak-pihak vanq dapat membantu penyelesaian kendala/permasalahan
5. Grafik pencapaian reallsasi kinerja
0:^K 2011\SK Pedoman Pengslglaan Anggaran 2011 Final dotdoc
BsiyO
BADAN STANDARDISASl NASIONAL
- 96 -
Triwulan IV
Triwulan III
Triwulan 1
Triwulan
Bulan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Mengetahui
Penanggungjawab Kegiatan
(Deputi/Sestama)
(Kepala Pusat/Biro/lnspektorat)
12
KEPALA BADAN STANDARDISASl NASIONAL,
BAMBANG SETIADI
O:\SK 2011fiK Pedoman Pengtiolaan Anggaran 201 \ Final ctoc.doc
Download