NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL DI BAWAH TELAPAK KAKIMU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY Heru Yulanda Hendrika1 , Marsis2 , Dainur Putri2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email: [email protected] ABSTRACT This study aimed to describe the moral values that reflected the behavior and character of the characters in the novel Di Bawah Telapak Kakimu by Taufiqurrahman Al-Azizy. The theory used in the search for moral values in accordance with that proposed Bertens (2011). The research is a qualitative study using descriptive methods. Data taken from the behavior of self and experience figures. This study focused on the figure of moral values. Moral values of the characters in the novel Di Bawah Telapak Kakimu includes, aspect of conscience, freedom and responsibility aspects, aspects of rights and obligations, and aspects of the value of the norm. From every aspect of the moral values that dominate are aspects of rights and obligations. Because it is a trip that Dimas main character in the novel illustrates many aspects of the moral values of rights and obligations. He tried to defend their right to the land of rice fields and its obligations to protect his mother from a variety of problems. Based on the results of data analysis can be concluded that the four moral values of mutual support in the continuity of such stories, character Mak Ijah, Dimas and Sriwiji illustrates aspects of conscience, Pak Atmojo stirred his heart and feel responsible for solving the problems Mak Ijah with Pak Haris describe moral values from the aspect of freedom and responsibility. Dimas attitude which has always respected the orders and keeping his mother describe the moral values of the aspect of rights and obligations. The characteristic of Nugroho and Pak Haris that are not good in his behavior towards Mak Ijah and Dimas describe the moral values of the aspect of values and norms. Keywords: moral values, character, novel Sastra PENDAHULUAN Karya sastra merupakan suatu wujud imajinatif yang menggambarkan masyarakat dengan segala macam segi kehidupannya sebagai titik pengarang. tolok proses kreativitas juga mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh pengarang tentang kehidupan manusia termasuk masyarakat yang diungkapkan melalui bahasa yang khas. Sebagai karya kreatif, sastra Secara garis besar, ada empat persoalan mampu melahirkan suatu kreasi yang indah hidup manusia yaitu hubungan manusia dan berusaha menyalurkan keindahan itu. dengan dirinya sendiri, hubungan manusia 1 dengan sesama, hubungan manusia dengan Nilai moral dalam sastra biasanya lingkungan alam, dan hubungan manusia dimaksudkan sebagai suatu sarana yang dengan Tuhan (Nurgiyantoro, 2010:324). berhubungan dengan ajaran moral tertentu Karya sastra memiliki beberapa nilai, yaitu nilai estetika, moral, dan nilai- nilai yang bersifat konsepsional. Ketiga nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembacanya (Kenny dalam Ahadiat, 2007:108). dipisahkan sama sekali. Sesuatu yang estetis Salah satu novel yang membahas moral adalah sesuatu yang memiliki nilai-I nilai adalah novel Di Bawah Telapak Kakimu moral. Moral bukan saja semacam sopan karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Novel ini santun atau pun etika belaka. Ia adalah nilai menceritakan sebuah kisah betapa harta dapat yang berpangkal dari nilai-nilai tentang memutuskan kemanusiaan, yaitu nilai baik atau buruk persaudaraan yang dipersatukan oleh Sang yang universal. Demikian juga tentang nilai Pencipta. Betapa kebenaran dan kesesatan yang bersifat konsepsoinal itu. Dasarnya juga terjalin dalam kemelut kisah persaudaraan, nilai tentang keindahan yang sekaligus kekeluargaan, persahabatan, dan cinta yang merangkum nilai tentang moral. berbalut sengketa. sebuah ikatan suci tali Salah satu bentuk karya sastra prosa Demikianlah peristiwa yang terjadi adalah novel. Novel merupakan fiksi naratif antara dua keluarga yang masih memiliki modern yang berkembang pada pertengahan pertalian darah. Mak Ijah dan Dimas abad ke-18. Novel menciptakan ilusi dari anaknya, realitas aktual kehidupan manusia secara bersengketa dengan Haris kakak Mak Ijah imajinatif sesuai dengan dunia nyata yang dan keluarganya. Sengketa itu disebabkan dialami manusia itu sendiri (Atmazaki, karena 2007:40). umumnya). Mak Ijah dan Haris sering kali Novel biasanya mengandung pesan atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat itu dapat berupa pesan agama, kritik sosial atau pesan moral. Moral merupakan suatu dirumuskan oleh pada konsep hakikatnya yang masyarakat, menentukan kebaikan dan keburukan. telah untuk harus persoalan menghadapi sawah kenyataan (tanah pada memicu konflik, mempertinggi emosi. Haris menganggap bahwa sawah itu adalah sawah yang telah diberikan kepadanya, sedangkan Mak Ijah pun menganggap demikian. Dengan kecurangan keluarga Haris secara zahir akhirnya bisa memenangkan sengketa itu, tetapi mereka lupa bahwa di atas langit masih ada langit dan semua langit tunduk kepada-Nya. Mak Ijah yang miskin dan janda 2 sering menjadi buah bibir oleh tetangganya. Ajaran-ajaran kebenaran yang Salah satu bentuk prosa fiksi adalah telah novel. Menurut Atmazaki (2005:40), kata disampaikan Ilyas, ayah Dimas almarhum, “novel” berasal dari bahasa Italia yaitu telah menguatkan keimanan jiwa Dimas. “novella” yang berarti sesuatu yang baru dan Dimas dan Emaknya memang kalah dalam kecil. soal sawah tetapi mereka tak pernah kalah dihadapan Yang Maha Memiliki segalanya (Al-Azizy,2013). Lain pula dengan Ahadiat (2007:25) mengatakan pengungkapan bahwa novel merupakan dari fragmen kehidupan Alasan memilih novel Di Bawah manusia (dalam jangka waktu yang lebih Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al- panjang) yakni terjadi konflik-konflik yang Azizy untuk diteliti akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan menceritakan bagaimana seseorang dapat karena novel ini dengan harta memutuskan tali persaudaraan dan membuat pemicu konflik di dalam keluarganya. Taufiqurrahman AlAzizy menggambarkan bahwa seseorang yang berbuat kejahatan pasti akan mendapatkan penyesalaan di akhir hidupnya dan orang yang bersabar dan mengalah akan mendapatkan hasil yang terbaik yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta. sastra novel, menurut Semi (1988:35) terdiri atas struktur luar (ekstrinsik) dan struktur dalam (intrinsik). Struktur luar adalah segala macam unsur yang berada diluar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut. Misalnya: faktor sosial,ekonomi, kebudayaan, sosio-politik, masyarakat. Struktur dalam adalah unsur- Karya sastra secara umum dapat dibagi atas tiga yaitu puisi, fiksi dan drama. Atmazaki Unsur-unsur yang membangun karya keagamaan, dan tata nilai yang dianut KERANGKA TEORETIS Menurut jalan hidup antara para pelakunya. (2005:38), fiksi merupakan salah satu genre sastra yang unsur yang membentuk karya sastra tersebut seperti penokohan atau perwatakan, tema, alur (plot), pusat pengisahan, latar, dan gaya bahasa. diciptakan dengan mengandalkan pemaparan Penokohan termasuk ke dalam unsur tentang seseorang atau suatu peristiwa, yang instrinsik yang terdapat dalam karya sastra. berarti Istilah penokohan dapat menunjuk pada khayalan suatu atau pernyataan pikiran berdasarkan semata. Namun tokoh dan perwatakan tokoh. Menurut Semi demikian, tidak berarti bahwa tidak ada (1988:36), tokoh dan perwatakan tokoh bagian-bagian tertentu dalam karya fiksi merupakan suatu struktur pula. Ia memiliki yang persis sama dengan realitas faktual. fisik dan mental yang secara bersama-sama 3 membentuk segala tindakan dan totalitas perilaku yang menurut bersangkutan. Nurgiyantoro mengemukakan (character) bahwa dapat Kebebasan adalah keadaan manusia Sedangkan yang tidak terikat pada suatu norma atau (2010:165), aturan serta nilai-nilai yang ada di sekitarnya tokoh dipahami cerita sebagai untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginannya. Bertens (2011:125) seseorang yang ditampilkan dalam teks cerita menyatakan bahwa kebebasan manusia akan naratif (juga drama) yang oleh pembaca bermakna apabila manusia tersebut dapat ditafsirkan memiliki kualitas moral dan hidup tanpa ada yang mengikatnya baik kecendrungan tertentu sebagaimana yang secara fisik maupun psikis. diekspresikan lewat kata-kata dan ditunjukan dalam tindakan. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari hak dan kewajiban baik Amanat atau pesan moral dalam sastra terhadap sesama manusia maupun terhadap biasanya mencerminkan pandangan hidup diri sendiri. Hak adalah kewenangan setiap pengarang tentang nilai-nilai kebenaran, hal manusia itulah yang ingin disampaikan pengarang memiliki sesuatu. Hak juga merupakan kepada pembaca. Menurut Semi (1988:27), patokan amanat atau pesan moral yang hendak kelompok yang satu terhadap kelompok yang disampaikan pengarang harus dicari oleh lain atau terhadap masyarakat (Bertens, pembaca atau penonton. Pengarang pasti 2011:190). menyampaikan amanat dalam karyanya. Moral dalam karya sastra untuk yang mempertahankan dibuat seseorang dan atau Nilai merupakan sesuatu yang menarik yang bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang diperoleh pembaca lewat sastra selalu dalam menyenangkan, sesuatu yang disukai dan pengertian yang baik. Bertens diinginkan, singkatnya adalah sesuatu yang (2011:7), pengertian moralitas adalah sifat baik (Bertens,2011:149). Norma, menurut moral atau keseluruhan asas dan nilai yang Bertens (2011:158), adalah aturan atau berkenan dengan baik dan buruk. kaidah yang Menurut Bertens (2011:56) menyatakan bahwa hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia memiliki dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu. Nilai moral tidak terpisah dari nilai- kesadaran. nilai lainnya. Dengan kata lain, bahwa moral Kesadaran tersebut dimaksudkan sebagai adalah nilai-nilai dan norma-norma yang kesanggupan mengenal menjadi pegangan hidup bagi seseorang atau dirinya sendiri, sebagai tanda ia berefleksi suatu kelompok dalam mengatur tingkah dengan diri dan lingkungannya. lakunya. manusia untuk 4 Nilai merupakan sesuatu yang menarik Taufiqurrahman Al-Azizy, hal ini dilakukan bagi kita, sesuatu yang dicari, sesuatu yang untuk memperoleh pemahaman yang lebih menyenangkan, sesuatu yang disukai dan jelas mengenai isi novel yang akan diteliti; diinginkan ( Bertens, 2011:149). Nilai baik (2) mencatat isi novel yang berkaitan dengan merupakan penilaian baik terhadap perbuatan nilai moral; (3) mengelompokkan data yang seseorang yang mendatangkan rahmat dan telah memberikan perasaan senang atau bahagia terkumpul dimasukkan ke dalam tabel. (Bertens,2011:149). (4) data yang telah Teknik pengujian keabsahan data hasil Nilai buruk merupakan penilaian buruk terhadap terkumpul; perbuatan seseorang yang penelitian yang digunakan adalah teknik ketekunan pengamatan. Data-data yang telah bertentangan dengan norma-norma yang ada ditemukan dimasyarakat, dapat berupa perilaku tercela berikut: (1) mendeskripsikan nilai moral (Bertens,2011:150). setiap tokoh dalam novel Di Bawah Telapak menggunakan sebagai mengonversi peristiwa berdasarkan nilai Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan dianalisis Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy, (2) METODOLOGI PENELITIAN kualitatif kemudian moral, (3) mencari butir-butir moral dalam metode diri dan pengalaman tokoh-tokoh yang deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah meliputi hati nurani, kebebasan dan tanggung nilai moral tokoh-tokoh yang meliputi hati jawab, hak dan kewajiban, dan nilai dan nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak norma, (4) membuat kesimpulan penelitian dan kewajiban, serta nilai dan norma dalam berdasarkan analisis moral. novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Sedangkan objek penelitiannya adalah novel Di HASIL PENELITIAN Bawah Data yang diperoleh dalam penelitian Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al- ini berupa rangkaian peristiwa yang dialami Azizy yang terbit pada tahun 2013 dengan oleh tokoh sebanyak 32 data. tebal 268 halaman. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri menjadi pelaksana dalam mengumpulkan data sehingga peneliti pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) membaca selanjutnya memahami novel Di Bawah Telapak Peristiwa pada data 1 tersebut terjadi di sebuah melaporkan hasil penelitiannya. Teknik Tokoh Dimas Kakimu karya pematangan sawah, Dimas sedang memikirkan permasalahan yang terjadi pada keluarganya, tetapi Dimas menggunakan hati nuraninya di dalam permasalahan tersebut, hal ini tergambar pada kutipan berikut. 5 “Matanya menerawang, pikiranya melayanglayang. Sungguh ia tak mengharap dendam ini terus terjadi, apalagi terhadap kerabat sendiri. Bagaimanapun juga, Nugroho adalah kakak sepupunya sendiri. Ayah Nugroho dan emaknya adalah kakak adik, saudara kandung. Dendam semestinya tak terjadi pada orang-orang yang masih memiliki pertalian darah. Terlebih zaman ini bukan masa lalu dan agama selalu mengajarkan agar hati tak pernah diliputi dendam dan sakit hati” (Al-Azizy, 2013 : 15-16). Pada data tersebut terlihat tokoh Dimas sangat memikirkan permasalahan yang telah terjadi pada keluarganya dan keluarga Pada data tersebut telihat kegelisahan dan ketakutan yang telah terjadi pada diri Mak Ijah, dan Mak Ijah mengatakan kepada Dimas anaknya hati Emak sekarang sedang diamuk selalu berpegang teguh pada ajaran Islam kalau hati tidak boleh diliputi rasa dendam. Jadi data ini dogolongkan pada aspek hati nurani. Tokoh Mak Ijah Peristiwa pada data 5 ini terjadi di sebuah rumah Mak Ijah, karena kegelisahan terjadi pada dirinya, membuat Mak Ijah ingin menjenguk kakaknya yang sedang sakit walaupun perselisihan terjadi di antara kedua keluarga tersebut tetapi Mak Ijah masih Mak ketakutan, bukan memikirkan keadaan Pakdemu, begitulah Mak Ijah sangat memikirkan keadaan kakaknya. Jadi pada data ini digolongkan pada aspek hati nurani. Tokoh Pak Atmojo Peristiwa pada data 2 tersebut terjadi di rumah Pak Haris, di mana Kepala Desa Pak Atmojo sedang memperhatikan keaslian pada sertifikat tersebut, apakah sertifikat itu milik Mak Ijah, ia sangat kasihan melihat keadaan Mak Ijah dan hati nuraninya berkata seperti itu, hal ini tergambar pada kutipan berikut. “Berkali-kali ia membaca sertifikat itu seakan-akan hendak memastikan bahwa nama yang tertera dalam sertifikat tersebut bukan nama Kang Haris, melainkan nama Mak Ijah, entah kenapa hati kecil kepala desa merasa kasihan kepada Mak Ijah dan membayangkan bahwa sertifikat itu atas nama Mak Ijah” (Al-Azizi, 2013 : 81). Pada data tersebut terlihat Pak Atmojo memiliki hati nurani, hal ini tergambar pada kutipan berikut. dan masalah sawah yang Emak gelisahkan tetapi Pamannya. Ia tidak mengharapkan dendam pada keluarga Pamannya tersebut dan Dimas gelisah seorang kepala desa yang sedang bingung dalam memecahkan masalah perselisihan di “Aku ingin menjenguk Pakdemu Le, bolehkah aku menjenguknya. Sudah dari tadi perasaannya diamuk kegelisahan begitu rupa, bukan hanya karena ia memikirkan soal sawah itu. Sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi atau sudah terjadi dan hal itu membuat Mak Ijah tampak begitu takut dan cemas” (Al-Azizi, 2013:147). antara kedua keluarga tersebut. Tetapi di dalam hati kecilnya Pak Atmojo sangat kasihan terhadap keluarga Mak Ijah yang tidak mempunyai apa-apa sedangkan kakaknya memiliki segalanya. Jadi data ini digolongkan pada aspek hati nurani. 6 Tokoh Nugroho Peristiwa pada data 26 ini terjadi di halaman rumah Pak Haris, Nugroho dengan sikap buruknya mencaci-maki Mak Ijah dengan perkataan kasar, hal ini tergambar pada kutipan berikut. “Sewaktu Mak Ijah sedang memaki-maki di hadapan Nugroho, dan tubuh Mak Ijah sekonyong-konyong. Nugroho menyeruak dan langsung mendorong tubuh Mak Ijah hingga Mak Ijah terjengkang. Orang-orang di sekitarnya menatap kaget, terperanjat namun diam melihat pemandangan itu. Nugroho berdiri dihadapan Mak Ijah dengan berkacak pinggang dan bibirnya menghujani Mak Ijah dengan kata-kata yang kasar” (AlAzizi, 2013 : 41-42). harga dua kali lipat, hal ini tergambar pada kutipan berikut. “Ayahnya berkata” Nunggroho sebaiknya kamu jual saja sawah tersebut kepada , orang kaya itu, agar sawah tersebut tidak menjadi permasalahan antara keluarga kita dan keluarga Mak Ijah, kamu jual saja secepatnya Nak” (Al-Azizy, 2013:142) Pada data tersebut terlihat, kecurangan yang dilakukan oleh Pak Haris agar sawah tersebut tidak menjadi permasalahan dengan keluarga Mak Ijah, Pak Haris mengatakan kepada anaknya agar sawah tersebut dijual semuanya kepada orang kaya tersebut. Jadi data ini digolongkan pada aspek nilai dan norma. Pada data tersebut terlihat, seorang pemuda yang bernama Nugroho anak dari Tokoh Sriwiji Pak Haris kakaknya Mak Ijah, perilaku dan Peristiwa pada data 31 ini terjadi di tindakannya tidak mencerminkan seseorang perbukitan, di mana Sriwiji melihat Dimas yang mempunyai pendidikan tinggi dimana yang sedang duduk termenung, Sriwiji ingin Nugroho yang dengan keras perilakunya mengatakan kepada Dimas tentang kejadian menghujam dengan kata-kata kasar dan yang dilakukan oleh Mak Ijah terhadap mendorong tubuh Mak Ijah sampai terjatuh. keluarga Pak Haris, hal ini tergambar pada Jadi pada data ini digolongkan pada aspek kutipan berikut. nilai dan norma. Nugroho agar sawah tersebut dijual saja “Setelah berbasa-basi alakadarnya, Sriwiji yang memilih duduk agak jauh dari Dimas berkata, “Aku tidak ingin menyakiti hatimu, tetapi bila aku tak mengatakannya aku semakin mencemaskan Mak Ijah. Dimas aku kasihan pada Emakmu. Kenapa Emakmu selalu mengungkit-ungkit masalah sawah itu seakan-akan mencari dukungan. Namun rasarasanya sangat memalukan bila orang tua kini menjad bahan pergunjingan banyak tetangga” (Al-Azizy, 2013:62). kepada saudagar yang kaya raya dimana Pada data tersebut terlihat, Sriwiji yang saudagar tersebut akan membayarnya dengan sangat kasihan terhadap keluarga Mak Ijah Tokoh Pak Haris Peristiwa pada data 30 ini terjadi di rumah Pak Haris, di mana Pak Haris dengan kecurangannya mengatakan kepada anaknya terutama Mak Ijah yang sering menjadi buah 7 bibir oleh warga, Sriwiji mengatakan kepada yang Dimas agar mengingatkan kepada Emaknya mendapatkan kembali sawah tersebut dan agar menyelesaikan permasalahan tersebut. Mak Jadi data ini tergolong pada aspek hati warganya tentang permasalahan yang terjadi nurani. pada keluarganya dan kakak kandungnya Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel Bawah Ijah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy memiliki nilai moral yang meliputi hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, mengharapkan mengatakan kepada agar seluruh Selanjutnya, kewajiban Dimas sebagai seorang anak yang tidak mau melihat Emaknya tersakiti membantu dan Dimas selalu Emaknya baik dalam kebingungan maupun dalam penderitaan yang terjadi pada diri Emaknya. serta nilai dan norma. Pertama dari segi hati nurani ingin yaitu Pak Haris. SIMPULAN Di selalu Keempat nilai dan norma, pada aspek yaitu tokoh Dimas dan Mak Ijah tersebut mendukung jalannya sebuah cerita. dalam novel ini yang selalu menggunakan Hal ini terlihat pada tokoh Dimas yang selalu nilai moral di dalam hidupnya, walaupun bersikap baik kepada keluarga Pak Haris keluarga Mak Ijah dengan keluarga Pak walaupun keluarga pamannya tersebut tidak Haris sedang mengalami perselisihan tentang menyukainya. Di sisi yang berbeda dengan masalah sawah tetapi Mak Ijah dan Dimas sikap Dimas yaitu sikap dan perbuatan tetap selalu berusaha menjaga moral dalam Nugroho kakak sepupunya yaitu anak dari hidupnya. Sama halnya dengan tokoh Sriwiji Pak Haris. Sikap dan perbuatannya tidak yang memiliki rasa kasihan dan kepedulian sesuai terhadap masalah yang dihadapi oleh Mak dijalaninya. Nugroho dan Pak Haris ayahnya Ijah. dan dengan bersikap kasar kepada Mak Ijah dan tanggung jawab di mana terdapat beberapa Dimas di dalam perselisihan memperebutkan tokoh yang menggunakan aspek moral sawah dan itu semua dilihat oleh para tersebut yaitu Mak Ijah yang selalu ingin masyarakat yang ada di sekitar kejadian mencari titik penyelesaian tentang perebutan tersebut. Kedua dari segi kebebasan sawah dengan kakak kandungnya selanjutnya di sisi aspek tanggung jawab Pak Atmojo selaku Kepala Desa bertanggung jawab di dengan pendidikan yang telah UCAPAN TERIMA KASIH Di dalam penyelesaian penulisan dalam pemecahan masalah yang terjadi di artikel ini tidak terlepas dari berbagai antara keluarga Mak Ijah dan Pak Haris. pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini Ketiga dari sisi hak dan kewajiban, Mak Ijah penulis dengan segala kerendahan hati 8 mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Marsis, M. Pd. Dan Ibu Dra. Dainur Putri, M. Pd. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang banyak memberikan saran, nasihat, motivasi, dan telah menyediakan waktu luang yang banyak untuk penulis, mulai dari awal penyelesaian proposal sampai selesai penulisan artikel. DAFTAR PUSTAKA Al-Azizy, Taufiqurrahman. 2013. Di Bawah Telapak Kakimu. Yogyakarta: Nusa Creativa. Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: Universitas Negeri Padang Press. Ahadiat, Endut. 2007. Teori dan Apresiasi Kesustraan. Padang: Bung Hatta University Press. Bertens, K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fajri, Desmal. 2009. Pendidikan Agama Islam. Padang: Bung Hatta University Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. 9