Anne Avantie: "Pelayanan Mulai Dari Rumah" Written by Administrator Monday, 07 September 2009 15:31 Melayani bukan pada tanggal berapa, hari apa, jam berapa dan, dengan siapa. Tetapi melayani itu sewaktu-waktu, di mana pun dan pada siapa pun! Dalam keheningan hati, kita menyadari bahwa dunia membutuhkan cinta dan kasih. Cinta kasih membutuhkan penjelmaan nyata, perwujudan pengabdian anak– anak Allah yang sejati. Allah adalah teman keheningan, kita harus dapat menemukan Allah dalam kehidupan kita. Banyak hal yang tidak bisa kita pahami dalam misteri Allah. Keinginan untuk melayani-Nya kadang tidak sampai pada tujuan. Mengapa? Karena tidak ada gambaran yang jelas bagaimana memilih jalur dan cara untuk menuju kesucian. Kita harus percaya bahwa rahmat Allah bekerja dalam diri kita. Supaya kita mengikuti jejak-Nya dan menyerupai citra-Nya. Karena itu, kita harus tanggap pada suara hati yang dituntun oleh kehendak Allah untuk mewujudkan pengabdian kita pada sesama dengan segenap jiwa. Namun, dalam kehidupan rohani, kita sering dihadapkan pada suatu persimpangan jalan dalam menanggapi suara hati. Apakah ini berasal dari Allah atau suara hati yang dikendalikan oleh keinginan sehingga menguasai hati kita. Seolah–olah itu suara Allah. Oleh karena itu, akal budi kita harus diperbaharui. Janganlah kamu hidup serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm. 12:2). Untuk mengasah hati dan pikiran kita ke arah positif memang memerlukan pengorbanan yang tidak kecil. Hal duniawi kadang tidak merespon diri kita ketika ingin melayani Dia dengan tulus dan penuh kasih. Kasih merupakan prioritas utama. Karena itu, kita harus teguh dalam kasih dan iman yang memancarkan terang dalam hidup kita. Sekecil apa pun sinarnya, terang itu yang akan menarik orang untuk mencari dan mengenal Tuhan Yesus yang kita teladani. Fokus pada Pelayanan Sebagai tugas awam, kadar kerohanian kita memang tidak bisa diukur dari kadar aktivitas kita dalam gereja. Maraknya persekutuan doa yang tumbuh subur bak jamur di musim hujan, menjadi gambaran betapa banyaknya pribadi yang mulai mencari kehendak Allah. Mereka memikirkan bagaimana supaya Kerajaan Allah dapat dihadirkan dalam dunia ini. Dalam aneka bentuk kehidupan serta tujuan dari pencarian kehendak Allah, muncullah berbagai kegiatan yang bisa disebut pelayanan. Berbicara tentang pelayanan, tentu membawa suatu misi atau tugas yang harusnya digerakkan oleh Roh Allah. Pelayanan merupakan suatu 1/3 Anne Avantie: "Pelayanan Mulai Dari Rumah" Written by Administrator Monday, 07 September 2009 15:31 proses yang menuntut kerjasama antara kita dan rahmat panggilan. Dewasa ini banyak orang yang melayani namun tidak berdasarkan rahmat panggilan. Hal ini terjadi karena kurangnya penghayatan akan sapaan Allah dalam pelayanan. Kita harus hidup kontemplatif tidak bertentangan antara satu dengan yang lain supaya apa yang kita lakukan bertumbuh. Sebenarnya kita perlu mengerti dengan jelas apa itu pelayanan dan bagaimana pelayanan itu berdasarkan rahmat Allah. Beberapa waktu yang lalu, ketika saya mengisi sharing di sebuah persekutuan doa, saya sempat kaget melihat suatu kenyataan bahwa ternyata kebersamaan mereka dalam pelayanan masalahnya begitu kompleks. Kegiatan kerohanian saya sebagai pembicara, entah itu dalam kelompok kecil maupun kelompok besar memberi gambaran nyata mengenai kebersamaan. Kebersamaan artinya seni memberi dan menerima. Kebersamaan adalah inti dari sebuah persekutuan. Namun (tidak semua), suara–suara yang saya tangkap, sungguh bukan suara yang berasal dari rahmat Allah. Dalam kelompok– kelompok doa tertentu, para anggotanya sering membicarakan satu sama lain. Bahkan saling menjatuhkan dan saling menghujat. Saya merasakan keprihatinan mendalam. Kebersamaan bukan ketika kita bergandengan tangan, bukan pula ketika kita makan bersama, atau pergi berkelompok. Tetapi kebersamaan mempunyai arti yang mendalam di luar jasmani semata. Kebersamaan adalah ketika tubuh kita tidak bersentuhan namun hati kita terjalin dalam persekutuan kasih. Ketika kita melayani bersama dalam kegiatan kerohanian menjalankan proyek cinta kasih, segala atribut yang menempel di tubuh dan jiwa kita harus ditanggalkan. Kita fokus pada tujuan yang akan kita layani, yang akan kita persembahkan pada Yesus. Gesekan sebesar apa pun harus kita kendalikan. Ketika iman dan kasih kita melemah dan nyaris runtuh karena perbedaan–perbedaan yang terjadi, dibutuhkan jiwa besar untuk melampaui proses itu. Persekutuan kita dengan Allah sangat berarti ketika kita berada dalam situasi-situasi yang melemahkan semangat pelayanan kita. Persekutuan yang tidak sehat akan menimbulkan krisis iman dan ketidak nyamanan dalam pelayanan. Kita diingatkan oleh pesan Rasul Paulus: “Jangan ada lagi dusta, jangan ada lagi kepura–puraan, katakan yang sebenarnya pada sesamamu. Bagaimana pun di dalam tubuh Kristus kita semua terkait satu dengan lain. Bila kamu berdusta kepada orang lain, itu berarti kamu juga berdusta pada dirimu sendiri, selain Tuhanmu.” Pelayanan Dimulai dari Rumah Pertama, kita pelayanan keluar rumah, tetapi dalam rumah anak–anak kesepian tanpa pendampingan orang tua. Kita disibukkan oleh pelayanan ke sana ke mari sampai meninggalkan kewajiban sebagai orangtua. Kedua, kita mengunjungi panti jompo, tetapi ada orang tua kita yang kesepian di rumah tanpa belaian kasih kita. “Jangan mencari Yesus di negeri yang jauh.“ Dia berada di dekat kita. Kita utamakan melayani orangtua kita dahulu. 2/3 Anne Avantie: "Pelayanan Mulai Dari Rumah" Written by Administrator Monday, 07 September 2009 15:31 Ketiga, tangga apalagi sentuhlah kita pelayanan didoakan. dalam yang cinta tergolek “Berbagilah kunjungan dan tak kasih berdaya. ke kepedulian orang-orang sayang.” Ia tak mulai terjamah sakit, dari tapi orang-orang oleh kita kita. melupakan Bahkan yang tinggal pembantu ditengok bersama, pun rumah tidak, Keempat, tertangkap dalam berbagi ruang kegembiraan banyak oleh lingkup kacamata kesulitan keseharian dalam kepedulian ekonomi mencintai kita. yang “Sebelum kita. orang dialami Mereka terdekat mengulurkan oleh adalah kita.” orang– para tangan orang karyawan, pada terdekat buruh, orang kita lain, orang–orang tetapi utamakan tidak atau Kelima, Kejahatan pendampingan pendidikan merajalela yang pada karena semakin karyawan himpitan mahal menjadi kesulitan membuat nyala dan anak-anak api krisis pengharapan iman. terancam Program buat putus beasiswa, mereka. sekolah. anak asuh Keenam, karyawan, karya dicari, nyata. tetapi ketika mengajak kita “Hendaklah sekolah harus yang mereka berikan tiba, kita terdekat.” tidak bersukacita membelikan karya cukup dan hanya dalam hati sepatu kita memberikan liburan sekolah untuk sekolah melayani dan uang alat adalah orang-orang saja tulis untuk sebab pelayanan anak-anak uang yang dalam dapat berada wujud Ketujuh, rangkaian sakit menerima yang tersenyum. dalam mereka resep tulisan resep pelayanan butuhkan. dokter orang-orang ketika memang kita tidak Bahkan, pada mampu terdekat hanya kegiatan kata menebus Bunda selembar kita. kerohanian, Mereka Teresa resepnya. kertas, yang seorang kita tetapi tidak Sebelum utamakan sekarat kertas mampu kita akan “apotik sekali menebus menyumbang tetap pun di rumah“ sebagai masih obat-obatan orang dapat Kedelapan, terpenting besar dengan Dalam cinta rumah kita. bukan menjadi Tampil diperlukan kita seberapa di pribadi sertakan mimbar keteladanan. besar yang dalam bukan hangat peran tindakan jaminan kita adalah dalam bisa kita sebuah dengan mendirikan kelompok-kelompok pelayanan. orang-orang Kerajaan Harus doa, yang Surga diingat, tetapi berinteraksi dalam yang seberapa rumah. Akhirnya, Gereja persekutuan. dan waktu kelompok-kelompok dan proses inilah kecil, yang Allah menuntun mengizinkan persekutuan kita bertumbuh kita dengan dalam Allah. ujian Dalam setiap Mari mulai kita dari membangun rumah dengan persekutuan orang-orang yang terdekat sejati yang kita. dimulai dari hal yang paling mendasar, Sesungguhnya sederhana. kita diciptakan untuk menjadi serupa dengan Kristus, melalui keteladanan (Sumber: Majalah Bahana, Juni 2009) Catatan Administrator: Anne negeri, Kebaya” Buku Bunda bersahabat itu Avantie yang tetapi juga menceritakan dengan menampung juga adalah menjadi di emosi, kepercayaan negara-negara disainer suatu perjuangan dan yang refleksi kebaya merawat muncul kepada hidupnya lain peziarahan moderen anak-anak di adalah Tuhan, dunia. hingga Indonesia pemikiran iman langkah Buku cacat menggapai Katoliknya biografinya: ini yang akan yang mampu dikenal menjadi dangkal. sukses hingga berkata: “Aku, bukan seperti lebih pendiri Namun, Anugerah, “Manakala jernih saja sekarang Wisma jika di dan dalam dan kita Kasih kita ringan.” ini. 3/3