FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEJ) LULUK MUHIMATUL IFADA Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRACT Financial reporting is used for the company to communicate various information and measurement of performance. Information can be used for decision making if submitted on schedule. Indonesian’s public company obligation in reporting the annual financial report has arranged in UU No.80 / 1995 about Capital Market and Rule of BAPEPAM No.80 PM / 1996. The samples of the study are the manufacturing firms listed in Jakarta Stock Exchange. Data are collected using purposive sampling method. The number of the firms serving as the samples is 69 in 2003-2005. Data analysis using Logistic Regretion. The study show that firms size and insider ownership have significant influence the firms compliance timeliness. While to four other independent variable has not significant. Key Words : compliance,debt to equity, size, profitability, outsider ownership concentration, insider ownership, age PENDAHULUAN Sekarang ini pertumbuhan perekonomian di negara Indonesia telah berkembang dengan pesat. Banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh untuk ikut menyemarakkan dunia bisnis. Inilah yang menyebabkan banyaknya investor baik yang berasal dari dalam negri maupun luar negri yang ingin menanamkan modalnya di perusahaanperusahaan di Indonesia. Kesempatan ini tentunya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya agar mendapatkan kucuran dana dari investor tersebut. Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 1 Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu laporan (timeliness) merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan, pihak-pihak tersebut misalnya akuntan, manajer dan analis keuangan. Bahkan asosiasi profesi akuntansi pada tahun 1954 telah melakukan penelitian, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan taporan keuangan yang memadai (Dyer dan Mchugh, 1975 : 204). Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan, pemakai tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru, dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Ketepatan waktu ini hanya mengandung arti bahwa informasi yang digunakan oleh investor dan kreditor harus bisa tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan (Hendriksen, 1982 : 74). Lawrence (1983), Alford et al (1994), dan Schwartz dan Soo (1996) yang dikutip dari penelitian Na'im (1998), membuktikan bahwa ketidakpatuhan terhadap kelepatan waktu penyampaian informasi dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, adanya kesulitan finansial dan tipe-tipe auditor. Schwartz dan Soo juga mempelajari ketidakpatuhan atas peraturan ketepata ketepatan waktu terhadap peraturan pengungkapan Security Excange Commision (SEC) perusahaan AS. Chambers dan Penman (1984) dan Bandi (2000) di Amerika nicnemukan bukti empiris bahwa ada hubungan terbalik antara besarnya perusahaan dan keterlambatan laporan. Bandi (2000) melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan dan hubungannya dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu. Hasil penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa keterlambatan antara perusahaan besar dan kecil berbeda dan temuan empiris lainnya dalam penelitian ini yaitu ketepatan waktu pelaporan antara petaporan sebelum dan sesudah waktu yang diharapkan tidak berpengaruh. Sedangkan Ainun Na'im (1998) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu 2 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56 pelaporan keuangan di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan, financial distress yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio tidak signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu sedangkan faktor profitability secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah debt to equity secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah ukuran perusahaan secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah ada pengaruh profitability terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak dalam (insider ownership) berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap ketetapan waktu pelaporan keuangan perusahaan ? TELAAH PUSTAKA Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Menurut IAI (2002) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Apabila informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan. Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 3 Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Dalam undang-undang tersebut disampaikan bahwa perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio juga dikenal sebagai rasio financial leverage, menurut Weston dan Copeland (1995: 238) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai oleh penggunaan hutang. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage yang rendah lebih banyak membiayai investasinya dengan modal sendiri. Dengan demikian semakin tinggi leverage berarti semakin tinggi risiko karena ada kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban hutangnya baik pokok maupun bunganya. Tingginya rasio debt to equity atau rasio financial leverage mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat. Pihak manajemen cenderung akan menghapus informasi tersebut dalam neraca (off balanced) dan mencatatnya sebagai leasing (Hendriksen, 1992: 663). Ukuran Perusahaan (Size) Dalam beberapa penelitian bahwa variabel untuk ukuran perusahaan diukur menggunakan total asset dan total penjualan, seperti yang digunakan oleh Dyer dan McHugh (1975), Soo dan Schwartz (1996), Ainun Naim (1998), dan Respati (2001) dalam penelitiannya. Nilai pasar atau kapitalisasi pasar adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Profitability 4 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56 Menurut Robert Ang (1997: 18.23) rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas menunjukan kebehasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Santoso (1995: 96) menyatakan bahwa profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Dasar pemikiran bahwa tingat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentunya berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Struktur Kepemilikan Menurut Budi Raharja (2001: 18) modal atau ekuitas adalah nilai perusahaan yang menjadi hak pemilik. Bila perusahaan berbentuk perseorangan maka nilai perusahaan tersebut merupakan modal pemilik yang biasanya dimiliki oleh satu orang dan bila perusahaan berbentuk persekutuan, Firma, atau CV maka nilai perusahaan tersebut disebut modal sekutu (partner’s equity). Dan jika perusahaan berbentuk perseroan (PT) maka modal saham (shareholder’s equity atau stockholder’s equity). Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik sebagai prinsipal. Asimetri informasi timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yan akan datang, jika dibanding dengan pemegang saham dan stakeholder’s lainnya. Menurut Kim dan Verrechia (1997) laporan keuangan yang tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi tersebut. Umur Perusahaan (Age) Tujuan keuangan mungkin sangat berbeda untuk setiap siklus hidup bisnis (perusahaan). Teori strategis bisnis menawarkan beberapa strategi yang berbeda yang dapat diikuti oleh unit bisnis, dari pertumbuhan pangsa pasar yang agresif sampai kepada konsolidasi bisnis, keluar, dan likuiditas. Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 5 Penelitian Owusu dan Ansah (2000) dalam konteks penelitiannya menyatakan bahwa pengurangan waktu pelaporan akan terjadi ketika jumlah laporan tahunan yang dihasilkan ditingkatkan. Selanjutnya Owusu dan Ansah (2000) menyatakan ketika sebuah perusahaan berkembang dan para akuntannya (pekerja) belajar lebih banyak masalah teething, menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat diminimalisasikan. Akibatnya, perusahaan mapan yang memiliki umur lebih cenderung untuk menjadi lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan output informasi ketika diperlukan karena pengalaman belajar. Hipotesis Hipotesa dalam penelitian ini adalah : H1 : Debt to Equity Ratio secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. H2 : Ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. H3 : Profitability secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. H4 : Konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar secara signifikan berpengarun terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. H5 : Kepemilikan perusahaan oleh pihak dalam secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. H6 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Debt to Equity Ratio Ukuran Perusahaan 6 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56 Profitability Ketepatan Waktu METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta termuat dalam Capital Market Directory Indonesian dan yang mengeluarkan atau menerbitkan laporan keuangan tahunan periode Desaember 2003 sampai Desember 2005. Sedangkan dalam penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling yang berdasarkan pada pertimbangan (judgement) bahwa sampel yang digunakan lebih representatif. Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah pertama, perusahaan sampel merupakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kedua, perusahaan yang menyampaikan atau mempublikasikan laporan keuangan di Indonesian Capital market Directory. Dan ketiga, yang mengeluarkan atau menerbitkan laporan keuangan tahunan periode Desember 2003 sampai Desember 2005. Definisi Operasional Pengukuran ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana kategori 0, untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1, untuk perusahaan yang tepat waktu. Debt to equity ratio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri (Suad Husnan, 1998: 71). Profitability dalam penelitian ini penelitian ini diukur dengan Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 7 menggunakan return on asset (ROA). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan natural log of market value. Umur perusahaan dalam penelitian ini menggunakan umur perusahaan dari tanggal flotasinya di pasar modal (Owusu dan Ansah: 2000). Konsentrasi kepemilikan pihak luar dalam penelitian ini diukur dengan prosentase kepemilikan saham terbesar yang dimiliki oleh outsider ownership. Konsentrasi kepemilikan pihak dalam penelitian ini diukur dengan variabel dummy, dimana kategori 0, untuk perusahaan yang tidak mempunyai struktur kepemilikan oleh pihak dalam dan kategori 1, untuk perusahaan yang mempunyai struktur kepemilikan oleh pihak dalam Teknik Analisa Data Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan menggunakan regesi losistik (logistic regression). Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena variabel bebasnya kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal) (Imam Ghozali : 2002). Regresi logistik digunakan untuk menguji variabel-variabel : debt to equity ratio, profitability yang diproksi dengan return on asset (ROA), ukuran perusahaan (size) yang diproksi dengan market value (MV), umur perusahaaan (age), konsentrasi kepemilikan pihak luar (outsider ownership), dan konsentrasi kepemilikan pihak dalam (insider ownership) mempengaruhi ketetpatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Dalam teknik analasis ini tidak melakukan uji normalitas data karena menurut Imam Ghozali (2002) logistic regression tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebasnya merupakan campuran antara kontinyu (metrik) dan kategorikal (non metrik). Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ln TL = 0 + 1 DER + 2 PROFTAB + 3 LSIZE + 4 AGE + 5 OUTS + 5 INS + 1-TL Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 51 Notasi : Ln TL = Dummy Variable Ketepatan Waktu Penyampaian Pelaporan. 1-TL DER = Debt to Equity Ratio PROFTAB = Return on Asset LSIZE = Natrural Log of Market Value AGE = Flotasi Perusahaan OUTS = Consentration Outsider Ownership INS = Consentration Insider Ownership = Variabel Gangguan HASIL & PEMBAHASAN TABEL 1. Hosmer and lemeshow Test Step Chi-Square Df Sig. 1 7,273 8 ,507 Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Hosmer-Lemeshow sebesar 7.273 dan signifikan pada 0,507. Karena nilai ini diatas 0.05 maka model dikatakan fit dan model dapat diterima, berarti model layak dipakai untuk analisis selanjutnya karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. TABEL 2. REGRESI LOGISTIK B S.E. Wald Step X1 .012 .011 1.186 1(a) X2 .000 .000 .081 X3 3.127 2.778 1.267 X4 -1104 2.405 .211 X5 .007 .019 .141 X6 .076 .080 .896 Constant .082 1.084 .006 a Variable(s) entered on step 1: X1. X2. X3, X4. X5. X6. df 1 1 1 1 1 1 1 Sig. Exp(B) .276 1.012 .021* 1.000 .260 22.806 .646 .331 .047* 1.007 .344 1.079 .940 1.085 Uji Hipotesis 52 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56 Uji hipotesis ini dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya pengaruh yang signiflkan antara variabel bebas yaitu DER (X1), TA (X2), ROA (X3), OUTCON (X4), INSIDER (X5) dan AGE (X6) terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y). Dalam uji hipotesis ini dilakukan dengan uji pengaruh secara parsial /individual. Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa angka probabilitas pada variabel DER terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan sebesar 0,276 > taraf signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H1 = ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara DER terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Na'im (1998) dan Respati (2001) yang menemukan bukti bahwa DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan tidak akan mempengaruhi reaksi pasar sehingga hal ini tidak akan menghambat perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Schwartz dan Soo (1996) dalam Syafrudin (2004) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunganya. Sehingga ini merupakan berita buruk bagi perusahaan. Maka dari itu pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangannya yang berisi berita buruk. Uji regresi logistik antara ukuran perusahaan (TA) terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Angka probabilitas pada variabel ukuran perusahaan (Total Asset) terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 0,021 < taraf signifikasi 2 = 5% (0,05) JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56 jadi dapat disimpulkan bahwa H2 = diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Schwartz dan Soo (1996) dan Owusu dan Ansah (2000) dalam Saleh (2004) yang membuktikan bahwa perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketidakpatuhan dan keterlambatan pelaporan keuangan suatu perusahaan, karena semakin besar perusahaan maka akan melaporkan dengan lebih cepat akibat perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber informasi. Seperti yang dikatakan Dyer Me Hugh (1975) bahwa manajemen perusahaan besar, memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit dan penundaan laporan keuangan, yang disebabkan karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan oleh agen regulator. Angka probabilitas pada variabel profitability (ROA) terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 0,260> taraf signifikasi a = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H3 = ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara profitability (ROA) terhadap ketepatan waktu pelaporari keuangan. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa keuntungan yang dicapai perusahaan tidak mempengaruhi tepat atau terlambatnya perusahaan dalam malaporkan laporan keuangannya. Adanya keuntungan tinggi yang dicapai oleh perusahaan tidak dapat memperlihatkan adanya kinerja manajemen yang baik sehingga tidak dapat dipastikan bahwa perusahaan yang memperoleh keuntungan dapat menyajikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Duer dan McHugh (1975) dan Petronila (2003) dan Saleh (2004) yang menemukan bukti empiris bahwa profitability tidak secara signifikan mempengaruhi keterlambatan pelaporan keuangan. Namun hasil ini tidak konsisten dengan Dye dan Sridhar (1995) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 3 hasil gemilang akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang operasionalnya gagal, termasuk perusahaan yang mengalami kerugian. Demikian pula yang dikemukakan oleh Owusu dan Ansah (2000). Angka probabilitas pada variabel OUTCON terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 0,646 > taraf signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H3 = ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara OUTCON terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa kepemilikan pihak luar tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Besar kecilnya prosentase saham yang dimiliki pihak luar ternyata tidak mempengaruhi manajemen untuk menunjukkan kinerja yang baik. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004) yang menemukan bukti bahwa kepemilikan saham oleh pihak luar tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berbeda dengan Respati (2001) yang berhasil membuktikan bahwa OUTCON secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan. Dalam struktur kepemilikan bahwa pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan besar untuk menekan manajemen dalam menyajikan informasi secara tepat waktu, karena ketepatan waktu pelaporan keuangan akan mempengaruhi keputusan ekonomi. Angka probabilitas pada variabel INSIDER terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 0,047 < taraf signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H3 = diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara INSIDER terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa kepemilikan saham pihak dalam perusahaan mempengaruhi tepat waktu pelaporan keuangan perusahaan tersebut. 4 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56 Adanya kepemilikan saham oleh pihak dalam akan mempengaruhi kinerja Manajer. Manajer akan lebih bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan karena adanya rasa memiliki perusahaan sehingga mempengaruh kinerja manajer untuk dituntut lebih baik. Adanya manajemen dengan kinerja yang baik mampu menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Angka probabilitas pada variabel AGE terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 0,344 > taraf signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H3 = ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara AGE terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil temuan dalam penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Owusu dan Ansah (2000) yang menemukan bukti empiris bahwa umur perusahaan yang diukur berdasarkan tanggal listed perusahaan dipasar modal signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Karena penundaan dalam penyampaian laporan keuangan dapat diminimalisasikan, akibatnya perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk menjadi lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan mcnghasilkan informasi ketika diperlukan karena pengalaman belajar. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Variabel ukuran perusahaan (TA) dan Insider Ownership (INSIDER) secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur. Sedangkan DER,ROA,OUTCON, dan AGE secara signifikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur. Hal ini mungkin disebabkan pada kenyataan yang secara emplisit terjadi di pasar modal bahwa keempat variable tersebut tidak cukup menjadi pembenaran atau ketidakmampuan perusahaanmenyediakan laporan keuangan tepat waktu, mengingat tersedianya informasi akuntansi merupakan batasan penting dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 5 DAFTAR PUSTAKA Audi. 2004. Buku Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 12. Edisi Keempat. Wahana Komputer. Semarang. Anogoro, Pandji. 2001. Pengantar Teori Pasar Modal, Edisi 3. Aneka Ripta Jakarta. Bandi. 2000. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi III. pp 66. Bandi. 2000. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 4, No. 2, Agustus 2002 : hal 155-164. Bapepem. 1996, Himpunan Peraturan Pasar Modal. Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Indonesia. Buku Satu. Salemba 4. Iadrianloro, Nur dan Bambang Supomo. 1998. Melodologi Pvnelilian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Jakarta Stock Exchange, 2002, wehxite : http://www.jsx.co.id. Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Munawir, S. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Kedua belas. Liberty Yogyakarta. Na’im, Ainun. 1998. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 1999, Vol. 14, No. 2 : hal 85-100. Respati, Novita Weningtyas. 2004, “Faktor-Faktor Yang Berpengaaih Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan : Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta”, Jumal Maksi, Vol. 4, Januari 2004 : hal 67-81. Saleh, Rachmaf, 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2-3 Desember 2004 : hal 897-913. Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Siatistik Parametrik, Cetakan Kedua. PT. Elex Media Komputindo. Gramedia. Jakarta. Syafrudin, M. 2004. “Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan Pada Earning Response Coefficient : Studi Di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2-3 Desember 2004 : hal 754-776. 6 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56