BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nilai perusahaan menjadi sebuah cerminan baik bagi pihak internal perusahaan maupun bagi pihak eksternal perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi bagi pihak internal menggambarkan kesejahteraan si pemilik, manajer, pemegang saham serta seluruh yang terkait didalamnya. Sedangkan nilai perusahaan yang tinggi bagi pihak luar mencerminkan kekuatan, kapabilitas serta kepercayaan dari masyakarat umum. Masyarakat menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan persepsi dan keyakinannya. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Ini adalah tugas dari manajer sebagai agen yang telah diberi kepercayaan oleh para pemilik perusahaan untuk menjalankan perusahaannya (Sudiyatno, 2010). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. 1 2 Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Terdapat beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Harjito, 2006 dalam Hermuningsih dan Wardani, 2009). Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Nilai perusahaan akan terlihat dari harga pasar sahamnya. Menurut Jensen (2001) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006), menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, waran maupun saham preferen. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusankeputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. 3 Apabila tindakan antara manajer dengan pihak lain tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua pihak tersebut tidak akan terjadi. Kenyataannya penyatuan kepentingan kedua pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi. Adanya masalah agensi tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Hal ini membutuhkan sebuah kontrol dari pihak luar dimana peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan tujuan sebagaimana mestinya (Laila, 2011). Nam (2006) dalam Harahap dan Wardhani (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat agency conflict yang kecil cenderung mempunyai value of firm yang relatif lebih tinggi. Berdasarkan data empiris menemukan bahwa masalah agensi sangat mempengaruhi keputusan dan kebijakan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Arifin (2003) menyatakan bahwa perusahaan yang dikendalikan keluarga dapat meminimalisir masalah agensi dibanding dengan perusahaan publik yang tidak memiliki pengendali utama. Begitu juga dengan Barontini dan Caprio (2005) dalam penelitiannya yang menggunakan beberapa sampel perusahaan di beberapa negara Eropa menemukan adanya hubungan positif signifikan antara kepemilikan keluarga dan nilai perusahaan. Ketika sebuah perusahaan dengan kepemilikan keluarga dikelola oleh anggota keluarga, konflik antara pemegang saham, manajer, dan kreditur dapat diminimalkan. Hal tersebut terjadi karena dengan adanya anggota keluarga tersebut dapat memonitor perusahaan dengan 4 lebih baik. Ketika sebuah perusahaan dengan kepemilikan keluarga dikelola oleh anggota keluarga, konflik antara pemegang saham, manajer, dan kreditur dapat diminimalkan. Hal tersebut terjadi karena dengan adanya anggota keluarga tersebut dapat memonitor perusahaan dengan lebih baik. Hasil penelitian Vilalonga dan Amit (2004) menemukan bahwa kepemilikan keluarga secara positif mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Barontini dan Capiro (2005) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara konsentrasi kepemilikan keluarga dan kontrol keluarga terhadap nilai dan kinerja perusahaan. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Saputra (2010) dan Leksmono (2011) yang menyatakan bahwa family ownership tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kemudian faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu persoalan kepemilikan manajerial, dimana menurut Downes dan Goodman (1999) dalam Susanti (2010) kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Manajer dalam hal ini memegang peranan penting karena manajer melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta pengambilan keputusan. Pemodal berkepentingan untuk memperoleh keuntungan dari dananya yang diinvestasikan, sedangkan insider memiliki hak atas gaji dan kompensasi lainnya karena menjalankan amanat termasuk mengambil keputusankeputusan bisnis yang diharapkan terbaik bagi para pemilik modal. 5 Namun demikian pihak insider sering bekerja bukan untuk memaksimumkan nilai perusahaan, tapi justru mengurusi atau berkutat pada peningkatan kesejahteraan insider sendiri. Dengan adanya insider ownership maka kecenderungan ini akan berubah karena insider merangkap sebagai pemilik modal. Dengan adanya insider ownership maka dimungkinkan insider juga ingin memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan wewenangnya dalam menentukan berbagai kebijakan perusahaan, seperti kebijakan dividen dan kebijakan hutang. Kebijakan dividen, insider ownership dan kebijakan hutang itu sendiri dapat saling mempengaruhi (interdependensi) secara simultan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Hermuningsih dan Wardani (2009) menjelaskan bahwa proporsi ekuitas yang dikontrol oleh para insider dapat mempengaruhi kebijakankebijakan perusahaan. Sukirni (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Sukirni (2012) tidak sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Rahmawati dan Triatmoko (2007) dalam penelitian juga menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sukirni (2012) dengan judul “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan”. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penilitian ini menambahkan variabel independent yaitu 6 Kepemilikan Keluarga dan Profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus di masa depan sehingga investor akan merespon positif nilai perusahaan. Selain itu perbedaan lainnya terletak pada objek penelitian. Jika dalam penelitian Sukirni (2012) objek penelitiannya adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009, sedangkan penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011, sehingga dapat menjelaskan gambaran kondisi yang sesungguhnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas serta adanya ketidakonsistenannya hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian kembali mengenai pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusaahaan dengan judul “PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kepemilikan keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 7 2. Apakah kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah kebijakan dividen perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah kebijakan hutang perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan memeperoleh bukti empiris tentang: 1. Pengaruh positif kepemilikan keluarga terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh positif kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 4. Pengaruh positif kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. 5. Pengaruh positif profitabilitas terhadap nilai perusahaan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan teori di bidang ilmu akuntansi keuangan dan pasar 8 modal, khususnya mengenai kepemilikan keluarga, kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan nilai perusahaan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi. 2. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini bagi perusahaan adalah sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam kebijakan yang menyangkut kinerja dan nilai perusahaan. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada investor yang melakukan investasi di pasar modal dalam pembuatan keputusan investasi yang aman dan menguntungkan serta sebagai bahan masukan dalam mengelola portofolio saham yang dimiliki investor.