HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05 KEBALEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Disusun Oleh : Istiqomah NIM: 106015000703 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2010 ABSTRAK Istiqomah.NIM.106015000703. Jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Hubungan antara Sikap Siswa pada Mata Pelajaran IPS dengan Hasil Belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS Kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen. Responden dalam penelitian ini sebanyak 88 siswa dan siswi, sikap siswa pada mata pelajaran IPS merupakan kecenderungan untuk bertindak dengan perilaku terhadap suatu objek, sikap siswa terhadap pelajaran IPS dapat diketahui dengan caranya berinteraksi atau merespon terhadap pelajaran IPS dikelas, Reaksi sikap siswa baik itu positif maupun negative terhadap mata pelajaran IPS. Sedangkan hasil belajar IPS adalah hasil tes soal pada mata pelajaran IPS, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan teknik kuantitatif. Data sikap siswa pada mata pelajaran IPS diperoleh melalui kuesioner yang terdiri dari 30 item,dari hasil perhitungan yang didapat rxy prodact moment sebesar 0,980% maka Ho diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen, Koefisien determinasi sebesar 96,04%, menunjukan bahwa sikap siswa pada mata pelajaran IPS sangat besar dalam mempengaruhi hasil belajar IPS. Kata kunci : Sikap Siswa pada Mata Pelajaran IPS. Hasil Belajar IPS ii ABSTRACT Istiqomah.NIM.106015000703.Deparetement of social science (IPS) Faculty Of Tarbiyah And Teacher Training. Relationships Between Attitude Of Students In Subjects With Learning Outcomes IPS IPS Class X SMK Attaqwa 05 Kebalen. This study aims to determine whether there is a significant relationship between students' attitudes towards the subject of social studies with the study of Vocational learning outcomes Class X SMK Attqwa 05 Kebalen.responden in the study of 88 male and female students, students in social studies subjects tendency to act with attitude towards the behavior objects, student attitudes toward social studies to find out how to interact with or respond to the lessons of social science in the classroom, students' positive reaction or negative attitude toward social science subjects. While IPS is the result of learning about the test results in social studies subjects, the methods used in this research is survey method with quantitative techniques. Data on student attitudes IPS subjects obtained through a questionnaire consisting of 30 items, from the calculation results obtained when Prodact rxy at 0.980%, then Ho is accepted, so it can be concluded that there is significant correlation between students' attitudes. Keywords: Student Attitudes on Social Subjects. Learning Outcomes IPS iii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur dipersembahkan kehadirat illahi robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda habibanal karim Muhammad SAW, Kepada keluarga dan sahabatnya, serta kepada seluruh umat islam baik muslimin dan muslimat. Alhamdulillahirabbil alamin, senantiasa penulis persembahkan kepadanya karena dengan ridhonya penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dirinya hanyalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri, begitu pula dengan proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, perhatian dan doa dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sebagai ucapkan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada. MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. H.Nurochim. MM, ketua jurusan Pendidkan IPS dan juga dosen pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi serta bimbingannya kepada penulis. 3. Bapak Abd.Rozak. MSi, dosen pembimbing skripsi, penulis ucapakan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, karena berkat bimbingan, dukungan dan kebaikan dari beliau penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidak ada suatu apapun yanga dapat menggantikan jasa beliau,maka tidak henti-hentinya penulis ucapkan terima kasih. 4. Bapak Dr. Iwan Pourwanto. MPd, Dosen dan sekertaris jurusan pendidikan IPS yang sudah banyak memeberikan masukan dan motivasi kepada penulis. 5. Seluruh bapak ibu dosen jurusan pendidikan IPS yang ttelah banyak memeberikan ilmunya dan membimbing penulis, sehingga dapat menyelesaikan study di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. iv 6. Seluruh Citivis Akademik Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 7. Bapak Ahmad Kosasi, SPd, dan bapak Matroji, SPd. Selaku kepala sekolah SMK Attaqwa 05 Kebalen. 8. Seluruh para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan SMPI YAPKIN ANNUR Buni Bakti yang selalu member bimbingan kepada penulis. 9. Abeh dan Umi tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil, juga tak henti-hentinya memanjatkan doa kepada allah SWT untuk penulis agar senantiasa mendapat ridhonya disetiap langkah perjuangan dalam menempuh perjalanan hidup yang berliku untuk mencapai kesuksesan dunia akhirat. 10. Kakanda Ruston Nawawi dan Irfan Dedi besrta istri tercinta, serta adik-adikku A.Dailami Firdaus dan Zezen Syukrilah dan ynag lainnya, selalu memotivasi dan menghibur penulis dikala penulis mengalami kejenuhan dalam membuat skripsi ini. 11. Kakanda Nasuha, Muzdalifah, Nurhikmah, Khoirunnisa, Syifa dan Syamsul Bahri, Serta Nenek Ku Tercinta. 12. Kakanda H.Husni Mubarok Ahbab. MA tercinta yang selalu setia, Percaya dan membimbing serta memotivasi penulis untuk tetap selalu semangat sampai akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat ku Erwita Fitri. S.Pd, Eki Pramuning Dita, S.Pd, Lailatul Badriyah, S.Pd, dan Yati Musnayati, S.Pd, yang selalu membantu,memotivasi dan menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Sahabat sekampung Rifa Atul Mahmudah, Ahmad Fudholi Ridwan dan Yudi Syarif. 15. Keluarga besar FKMA ( Forum Komunikasi Mahasiswa Attaqwa ) 16. Keluarga besar HIQMA (Himpunan Qori Qoriah Mahasiswa ) Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta. 17. Kawan-kawan seperjuangan pendidikan IPS angkatan 2006 yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis v 18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan doa dan dukungan selama penulis menyusun skripsi ini. Penulis persembahkan doa dan rasa syukur kepada allah SWT semoga jasa yang mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan jauh lebih baik darinya amin. Akhirul kalam, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif, besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, amin. Jakarta, Desember 2010 Penulis Istiqomah vi IDENTITAS : Nama : Istiqomah Nim : 106015000703 Ttl : 03 Juli 1988 Agama : Islam KAMUT : “ Berpikir Tajam,Berpikir Cepat,Berpikir Terus Menerus,Berpikir Intensip Dan Manfaatkan Kesempatan Ketika Orang Lain Tidak Melakukan Itu Semua Adalah Rahasia Sukses Dalam Hidup “ vii DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR......................................................................................... iii DAFTAR ISI........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6 D. Perumusan Masalah ................................................................... 6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 6 1. Tujuan penelitian.................................................................. 6 2. Manfaat Penelitian ............................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Landasan Teoritis ....................................................................... 8 1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosil......... 8 a. Hakekat dan Karakteristik IPS ....................................... 8 b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial.............................. 17 c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ....................... 20 d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ....... 21 2. Pembelajaran IPS ................................................................. 22 a. Pengertian Belajar .......................................................... 22 b. Pembelajaran IPS ........................................................... 25 3. Konsep Sikap ....................................................................... 27 a. Pengertian Sikap............................................................. 27 b. Karakteristik Sikap......................................................... 32 viii c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap...............................................................................33 d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS ............................. 35 4. Hakikat Hasil Belajar IPS .................................................... 36 a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ............ 41 b. Macam-macam Hasil Belajar......................................... 44 B. Kerangka Berpikir...................................................................... 47 C. Pengajuan Hipotesis .................................................................. 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 49 1. Tempat Penelitian................................................................. 49 2. Waktu Penelitian .................................................................. 50 B. Metode Penelitian ...................................................................... 50 C. Variabel Penelitian ..................................................................... 50 D. Populasi dan Sampel .................................................................. 51 E. Tehnik Pengumpulan Data.........................................................51 F. Instument Penelitian................................................................... 52 1. Definisi konseptual............................................................... 52 2. Definisi operasional ............................................................. 52 G. Uji Validitas dan Realibilitas ..................................................... 54 1. Uji Validitas ......................................................................... 54 2. Reliabilitas ........................................................................... 54 H. Teknik Analisa Data................................................................... 55 1. Analisis Data Real................................................................ 55 a. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................ 55 b. Uji Normalitas Data ....................................................... 55 2. Pengujian Hipotesis.............................................................. 56 a. Uji Korelasi .................................................................... 56 b. Koefesien Deteminasi .................................................... 57 ix BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Attaqwa 05 Kebalen ........................... 59 1. Sejarah Yayasan SMK Attaqwa 05 Kebalen ...................... 59 2. Kurikulum Pendidikan ......................................................... 59 3. Kegiatan Ekstrakulikuler...................................................... 60 4. Keahlian/ Jurusan ................................................................. 60 5. Fasilitas ................................................................................ 61 6. Visi dan Misi ........................................................................ 61 B. Deskripsi Data............................................................................61 1. Deskripsi Data Sikap Siswa (Variabel X)............................ 61 2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS kelas X Jurusan Akuntansi (Variabel Y) ......................................................................... 65 3. Deskripsi Data Hasil Korelasi.............................................. 68 4. Deskripsi Data Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap Hasil Belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen . ............................................................................. 70 C. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................ 70 1. Uji Normalitas Data ............................................................. 70 2. Metode Suksesi Interval....................................................... 71 D. Analisis dan Interprestasi Data................................................... 71 1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS ................................... 71 2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS ................................ 72 3. Hubungan Sikap Siswa dan Hasil Belajar IPS..................... 72 4. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar IPS kelas X ................................................... 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ 74 B. Saran........................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77 LAMPIRAN x DAFTAR TABEL Tabel 1 Waktu Penelitian ................................................................................. 49 Tabel 2 Bobot koesioner .................................................................................. 53 Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen sikap siswa pada mata pelajaran IPS................... 53 Tabel. 4 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment................... 57 Tabel 5 Data Sikap Siswa (X) .......................................................................... 62 Tabel 6 Frekuensi Skor Sikap Siswa (Variabel X) .......................................... 63 Tabel 7 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa ....................................................... 64 Tabel 8 Data Hasil Belajar IPS kelas X (Y).................................................... 66 Tabel 9 Frekuensi Hasil Belajar IPS ................................................................ 66 Tabel 10 Indeks hasil belajar IPS....................................................................... 67 Tabel 11 Variables Entered/Removedb .............................................................. 69 Tabel 12 Hasil Perhitungan Korelasi Antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ..................................................... 69 Tabel 13 Model Summary .................................................................................. 70 Tabel 14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sikap Siswa pada mata pelajaran IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ..................................................... 70 Tabel 15 Interprestasi Nilai r.............................................................................. 72 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 42 Gambar 2 Histogram Distribusi Frekuensi sikap siswa (X) ................................ 65 Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y) ....................... 68 xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk dinamis, bukan makhluk yang statis.Sebagai makhluk yang dinamis, manusia terus-menerus berada didalam proses menjadi (to be), manusia memerlukan kebebasan.Hanya dengan kebebasan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi dewasa . Tujuan pendidikan kita mengantarkan anak didik menjadi manusia dewasa, yakni manusia yang mampu berpikir dan melakukan tindakan atas pilihannya sendiri. Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal maka akan selalu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikaitkan dengan belajar yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yaitu terjadinya suatu perubahan di dalam diri individu, dari tidak tahu menjadi tahu, dan seterusnya. Perubahan yang dimaksud adalah menuju keperkembangan pribadi individu seutuhnya. Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadi manusia kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan juga merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi.1 1 H.M.Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar,Jakarta : CV Pustaka Setia,cet 11,1997.h.21 1 Sehingga dengan pendidikan dapat dihasilkan sumber daya manusia berkualitas dan berwawasan yang dapat membentuk peradaban manusia yang bermanfaat. Dengan pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan. Karena Tuhan memberikan potensi kepada manusia berupa akal dan dengan akal tersebut manusia dapat menerima ilmu pengetahuan. Untuk mampu menjalankan peranan ini manusia perlu pengembangan kemampuan yaitu melalui proses pembinaan. Proses pembinaan ini disebut sebagai pendidikan. Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Salah satunya adalah tujuan pendidikan Nasional di Indonesia, seperti yang tertera pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Untuk memenuhi tujuan pendidikan, terdapat jalur-jalur pendidikan seperti pendidikan formal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan formal yang merupakan sistem yang terarah, berencana dan berjenjang yang mengemban amanat bangsa untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam dunia pendidikan anak didik atau siswa adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar mengajar, siswa memilki tujuan dan citacita dan kemudian ingin dicapainya secara optimanl. Jadi dalam proses belajar mengajar harus diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana keadaannya, kemampuannya baru setelah itu menentukan komponen2 Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:Mini Jaya Abadi, 2003,h. 177 2 komponen yang lain, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan siswa. Sehingga proses belajar mengajar antara guru dengan anak didik dapat berjalan dengan baik. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar agar lebih optimal. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar, tetapi peningkatan mutu pendidikan belum seluruhnya berhasil bagaimana yang diharapkan oleh masyarakat, pemerintah maupun oleh para pendidik. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar dan mengajar. Kemudian salah satu faktor berhasil tidaknya proses belajar mengajar adalah hasil belajar yang tinggi maka bermacam-macam faktor-faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor internal dari siswa. Faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri siswa salah satunya adalah sikap. “Sikap merupakan kesediaan, reaksi atau suatu kecendrungan untuk bertindak terhadap objek sikap.Sikap memiliki tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif”.3 “kemudian sikap mempunyai sifat yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik (positif) atau buruk (negatif) terhadap objek sikap”.4 ”Namun sikap pun dapat berubah dari sikap yang positif menjadi sikap yang negative dan ataupun sebaliknya karena pada dasarnya sikap merupakan hasil dari proses interaksi, sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya objek sikap yang dihadapinya “.5 Dengan demikian, bahwa terbentuk dan berubahnya sikap itu banyak dipengaruhi dirangsang oleh objek sikap baik itu lingkungan sosial maupun kebudayaan, misalnya: dunia pendidikan, keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Jadi sikap adalah hasil belajar yang dapat dibentuk maupun diubah sepanjang perkembangan (hidup) si individu. 3 Ikhwan Luthfi,dkk, Psikologi Sosial,(Jakarta,Rineka Cipta 2009).cet ke-1, h.55 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002) h.120 5 Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial h. 95 4 3 Menurut Sarlito WS.” Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap negative”.6 Siswa yang mempunyai sikap positif cenderung akan menampilkan tingkah laku yang menyenangi dan mempunyai perhatian yang lebih dan tekun dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang bersikap negatif akan menampilkan sikap tidak menyenangi dan tidak terdorong untuk belajar. Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang. Suatu negara bisa lebih maju jika negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang mengetahui berbagai ilmu pengetahuan disamping itu juga studi sosial lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keahalian, nilai-nilai serta partisipasi soisial. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) bukanlah mata pelajaran yang beridri ssendiri, tetapi terdiri dari beberapa disipilin ilmu, yaitu, ekonomi, sosiologi, geografi.“IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagia individu, anggota masyarakat, mahluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat “7. Oleh karena itu, diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sosial ini. Sedangkan perkembangan IPS akan terjadi bila disertai dengan peningkatan mutu pendidikan IPS. Mutu pendidikan IPS dipengaruhi oleh kualitas proses belajar-mengajar yang mana ditentukan oleh peran guru dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Agar kualitas belajar siswa baik, salah satu peran guru adalah menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa agar mau belajar dan mendapatkan hasil belajar dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan tujuan di atas sangat ideal dan mulia untuk dilaksanakan oleh setiap siswa. Pengtahuan yang mendalam mereka dapatkan dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan keterampilan sikap dan 6 Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet ke-9. h.100 7 H. Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam KBK, jakarta: PT Ciputat press, 2005.hal 43 4 perilaku mereka kearah yang benar dan positif. Kenyataannya menurut yang pernah penulis alami, dalam proses pembelajaran IPS ditemukan beberapa kendala seperti esensi atau substansi dalam materi IPS terlalu teoritis, abstrak dan terkesan mencakup banyak hal, sehingga muncul kesan bahwa belajar IPS bukan belajar tentang kenyataan hidup sehari-hari melainkan belajar sesuatu yang sangat asing serta metode yang digunakan sangat monoton yang didominasi cermah satu arah dan penyajian yang tidak relefan dengan konteks sosial siswa akibatnya siswa malas bertanya kepada guru bila menemui kesulitan dalam belajar selain itu kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS dan ketika diadakan evaluasi ringan ringan, banyak yang menunjukan ketidak mengertiannya lalu mereduksi bahwa mata sosial seperti IPS sulit dan menjenuhkan. Pada kenyataanya para siswa menganggap bahwa IPS adalah bidang studi yang sukar oleh karena itu kita harus mendorong siswa untuk belajar IPS dengan baik. Dengan mengetahui pentingnya dan bermanfaatnya mempelajari IPS diharapkan siswa mempunyai sikap yang positif terhadap pelajaran IPS , karena dengan sikap positif tersebut siswa akan lebih mengerti terhadap pelajaran IPS . Dengan adanya permasalahan di atas, penulis merasa tertarik dan berminat untuk menyusun skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05 KEBALEN” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka timbul beberapa permasalahan yang di identifikasikan yaitu: 1. Belum diketahuinya Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS 2. Hasil belajar IPS siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen hanya terbatas pada ranah kognitif saja,yang seharusnya secara konprehensif yang mencakup kognitif,afektif psikomotorik 5 3. Kurangnya sikap positif siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran mata pelajaran IPS 4. Materi IPS terlalu teoritis, abstrak dan terkesan mencakup banyak hal sehingga pelajaran IPS terkesan membosankan 5. Kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS 6. Belum diketahui hasil belajar IPS kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen 7. Belum diketahuinya hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang diidentifikasi maka masalah penelitian ini dibatasi pada : 1. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS 2. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen 3. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen D. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang dikemukakan penulis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sikap siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS 2. Bagaimana hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen 3. Apakah terdapat Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran : a. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS b. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen 6 c. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen F. Manfaat Penelitian a. Bagi para siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen yang mempelajari IPS agar lebih mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya. Sehingga siswa mengetahui manfaat belajar IPS untuk dirinya b. Untuk lebih memotivasi Siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen dalam mempelajari IPS c. Sebagai petunjuk untuk para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan pengelola pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya bidang studi IPS d. Sebagai masukan kepada guru mata pelajaran IPS Dalam pengembangan pelajaran IPS agar lebih menarik dan efektif e. Bagi Mahasiswa Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagi bahan masukan bagi mahasiswa jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya, sebagi bekal dalm mengajar di lapangan. f. Bagi Peneliti untuk menambah khasanah dan wawasan dalam pembelajaran IPS. 7 BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Landasan Teoritis 1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial a. Hakekat dan Karakteristik IPS Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebuah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisipliner konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora untyuk tujuan pendidikan kewarganegaraan. IPS mempelajari aspek-aspek politik, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geografi, Psikologi Sosial, dan Sejarah di masa sekarang, masa lampau dan masa yang akan datang untuk membantu pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dubutuhkan warga negara di masyarakat yang demokratis.8 Pendidikan IPS sebagai bidang yang terkait dengan kenyataan Sosial perlu mengembangkan proses pembelajaran yang lebih humanis dan dinamis bagi pengembangan tujuan pembentukan warga negara yang baik (good zitizenship), pengembangan sosial serta berpikir refektif inquiry. Bebagai strategi, pendekatan dan teknik dikembangkan dalam upaya membangun berpikir kritis siswa. 8 H. Sapriya.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajara IPS, ( Bandung:Upi Press 2006,Cet,1,h,6. 8 1) Latar Belakang Istilah sosial studies yang berasal dari bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi IPS. Perkembangan dan pengembangan IPS di Indonesia, ide-ide dasarnya banyak mengambil pendapat yang berkembang di Amerika Serikat. Sedangkan yang menyangkut tujuan, materi dan penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. IPS nerupakan subjek mater dalam dunia pendidikan di negara kita yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi sebagai materi yang dapat mengembangkan kompetensi dan tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat maupun sdebagai warga dunia. Dilihat dari segi pengertiannya, IPS berbeda dengan Ilmu Sosial. IPS berusaha mengintegrasikan bahan/materi dari cabangcabang ilmu tersebut dengan menampilkan permasalahan seharihari masyuarakat sekeliling. Segangkan ilmu sosial (Sosial Sciences), ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek kehidupan manusia yang dikaji secara terlepas-lapas, sehinga melahirkan satu bidang ilmu. Ilmu sosial dipelajri dan dikembangkan psds tingkst perguruan tinggi. Sumaatmadja mendifinikasn bahwa : “Ilmu Sosial merupakan suatu bidang keilmuan atau disilpin akademis yang mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat “. Ilmu Sosial dipolakan untuk mengembangkan human knowledge melalui penelitian, penemuan, eksperimen dan sebagainya dengan materi dan permasalahan yang kompleks. Sedangkan sosial studies para ahli memberikan batasan lebih kepada hal yang praktis, yaitu “Memberikan kemampuan kepada anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan kekuatan- 9 kekuatan fisik dan sosial dalam menciptakan kehidupan yang serasi”.9 2) Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial IPS Untuk membedakan pengertian IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial dapat dilihat pada bagan berikut : Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial/IPS Ilmu Sosial (Social Science) Semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat Ruang lingkupnya berkenaan dg manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat Aspek-aspek kehidupan manusia yang dikaji secara terlepas-lepas sehingga melahirkan satu bidang ilmu Persamaan/ Perbedaan Pengertian Objek Aspek kehidupan manusia dikaji berdasarkan satu kesatuan gejala sosial atau masalah sosial (tidak melahirkan bidang ilmu) Menciptakan tenaga ahli pada bidang ilmu sosial Pendekatan disipliner Tujuan Membentuk warga negara yang baik Pendekatan interdisipliner atau multi disipliner Dikembangkan dari tingkat MI/SD sampai PT Dikembangkan di tingkat PT Ruang lingkup Pendekatan Tempat pembelajaran Studi Sosial/IPS Bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganaisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu Hal-hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat 3) Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial Bahan IPS yang bersumberkan dari bahan kajian Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik, Psikologi Sosial dan Filsafat secara gramatik pengertian IPS, IPS berupa konsepkonsep esensial dari berbagai disiplin ilmu sosial dapat digambarkan dalam bagan berikut : 9 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet,1, Oktober,2009,h,6-7. 10 Bagan IPS : Konsep-Konsep Esensial Dari Berbagai Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial Sosiologi Geografi IPS (Sosial Studies) Bidang Studi Yg Mempalajari Kehidupan Manusia dlm Masyarakat serta Hubungannya dg Lingkungan Sejarah Psikologi Sosial Antropologi Politik Ekonomi Filsafat Sedangkan konsep-konsep pokok dari Ilmu-Ilmu Sosial meliputi kajian : 1. Geografi: lokasi, ruang, kawasan,(region), interaksi, keruangan, pernbedaan daerah, lingkungan, asosiasi areal, SDA, demografi, topografi, daerah iklim, migrasi, habitat, urbanisasi, konservasi, ekologi dan lingkungan, benua, polusi ekosistem dan sebagainya. 2. Sejarah: perubahan dan kesinambungan, kausalita, waktu, kronologi, objektivitas, relativitas, evolusi, revolusi, nasionalisme, internasionalisme, peradaban, konflik, tradisi, humanisme dan sebagainya. 3. Psikologi individu sosial: penyimpangan kelompok, perilaku prilaku, individu perkembangan kelompok dan sebagainya. 4. Sosiologi: peranan sosial, status sosial, kelompok, norma, pranata lembaga, masyarakat komunitas, sosialisasi, proses sosial, pengawasan sosial, mobilitas sosial, startifikasi, masalah sosial, perilaku kolektif, dan sebagainya. 5. Antropologi: kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, kompleks kebudayaan, daerah kebudayaan, Akulturasi, Enkulturasi, Difusi kebudayaan, 11 kebudayaan, tradisi, perubahan kebudayaan, keberadaban, adat istiadat, evolusi, dan sebagainya. 6. Politik : kekuasaan (power), negara, sistem politik, lembagalembaga politik, kewibawaan, kepentingan golongan, sosialisasi, demokrasi, proses hukum, republik, patai politik, pemilu, dan sebagainya. 7. Ekonomi: produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi, barang dan jasa, kelangkaan (scorcity), pendapatan, keuntungan, pembagian kerja, saling ketergantungan, penawaran, pasar, uang, harga, modal, industrialisasi, pertanian, perdagangan, inflasi, deflasi, dan sebagainya. 8. Filsafat: hakekat hidup, nilai, dan sebagainya. Lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini tentang hubungan IPS dan Ilmu-ilmu Sosial di bawah ini : Kebutuhan Dasar Manusia Kegiatan Dasar Manusia Produksi dan Konsumsi Pemeliharaan dan Perlindungan Komunikasi dan Transformasi Estetika Pemerintahan dan Organisasi Pendidikan dan Rekreasi Ilmu-Ilmu Sosial Antropologi Ekonomi Geografi Sejarah Ilmu Politik Psikologi Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial Bagan Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial 12 Sedangkan yang menjadi substansi materi kurikulum IPS terdiri atas: 1. Fakta, konsep, generalisasi dan teori 2. Metode penyelidikan (methode inquiry) dari masing-masing disiplin ilmu sosial 3. Metode penyelidikan menggunakan keterampilan intelektual. Untuk meningkatkan kebermaknaan materi pembelajaran IPS (meaningfull), buku-bukulah sebagai bahan materi IPS, namun perlu dilengkapi dengan kenyataan, fakta-fakta yang ada di sekitar siswa, di sekitar lingkungan fisik dan budaya masyarakat. Dari aspek penguasaan isi materi, menekankan pada proses atau keterampilan proses dinataranya : melalui penyelidikan inquirydiscovery, model pembelajaran induktif, model pengajaran konsep, klarifikasi nilai, model proses pengambilan keputusan, dan sebagainya. Dengan berlatih berbagai jenis keterampilan tersebut (sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para ilmuwan sosial), kelak di kemudian hari mampu bergaul dengan baik dengan sesama anggota serta mampu memecahkan masalah-masalah kemasyarakatannya. Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tujuan yang pertama pembelajaran IPS adalah untuk membentuk dan megembangkan pribadi warga negara yang baik (good citizen). Seorang warga negara yang dihasilkan oleh Pendidikan IPS mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu atau terampil, dan peduli. Reflektif berarti dapat berpikir kritis dan mampu membuat keputusan-keputusan untuk memecahkan masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang dapat diperolehnya. Terampil berarti mempunyai sejumlah untuk menolong seseorang di dalam kehidupan sosialnya dan memperhatikan menelaah isu-isu yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tangung jawabnya sebagai angota masyarakat. 13 Tujuan yang kedua, adalah bukan sekedar berarti ilmuilmu sosial yang disederhanakan untuk keperluan pendidikan di sekolah, juga di dalamnya termasuk komponen pengetauan dan metode penyeledikan metode ilmiah dari ilu-ilmu sosial serta termasuk komponen pendidikan nilai atau etika yang kelak diperlukan sebagai warga negara di dalam proses pengembilan keputusan (decesion making) masalah-masalah yang menyangkut kepentingan pribadi dan kepentingan sosial. Lebih jelasnya perhatikan bagan di bawah ini tentang pengajaran IPS yang berorientasi pada proses pengambila keputusan (decision making process). Pengambilan Keputusan Keputusan Yang kontroversial Keputusan Yang Tidak Kontroversial KEPUTUSAN Pengetahuan Nilai Pengetahuan Keputusan yang Diambil dari Alternatif-alternatif Keputusan Yang Didukung Oleh Bukti Tindakan Alasan Pengambilan Keputusan Evaluasi Keputusan Bagan Pembelajaran IPS Yang Berorientasi pada Proses Pengembilan Keputusan ((Decesion Making Process) Sumber:KaltsounisT.,1987:14 Sedangkan yang menjadi tujuan yang ketiga, meliputi: 1). Pengertian (understandaing) yang berkenaan dengan pemberian latar pengetahuan informasi tentang dunia dan kehhidupan; 2). Sikap dan nilai (attitudes and values), dimensi rasa (feeling) yang berkenaan dengan pemberian bekal menjadi dasar-dasar etika masyarakat yang natinya akan menjadi orientasi nilai dirinya dalam 14 kehidupannya di dunia nyata; 3). Keterampilan (skill), khusunya yang berkenaan dengan kemampuan dan keterampilan IPS. Aspek Keterampilan PS ini secara garis besarnya, meliputi: keterampilan sosial (sosial skill), keterampilan belajar dan kebiasaan bekerja kelompok (group work skill), dan keterampilan (intelectual skill). Dengan demikian, proses dan hasil pembelajaran pendidikan IPS akan bermuara pada penbentukan sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai dasar kompetensi untuk keperluan hidup masyarakat. Dalam perspektif pendekatan pembelajaran IPS, Somantri berpendapat bahwa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat sekolah madrasah dapat diartikan sebagai: 1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama; 2) Pendidikan IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuan sosial; 3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective inquiry; dan 4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1, 2, dan 3 di atas. Sejalan dengan pandangan para ahli tersebut di atas, Somantri menjelaskan pula bahwa: Fungsi dan peran IPS sebagai medium strategis di dalam usaha pembentukan warga negara yang baik dan handal sesuai denga tujuan pembangunan nasional, di mana tujuan kewarganegaraan dapat dicapai dengan pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengusaan konsep-konsep, proses-proses, dan masalah-masalah ilmu sosial hingga dapat membuat keputusan yang didasarkan pada reflektif inquiry di dalam memecahkan permasalahan kemasyarakatannya10. Dari berbagai pandangan para ahli di atas, bahwa pendidikan IPS mempunyai peran dapat membantu siswa menjadi anggota manyarakat yang berguna dan efektif, membantu siswa 10 Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung:Rosda Karya,2002),Cet,2h.31-35 15 mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan akademis, serta tanggap dan peka terhadap kemajuan IPTEK dan mampu memanfaatkannya. Berdasar pada liputan materi substantif Sosial stidies (IPS), tujuan utama tersebut hakekat dan tujuan mata pelajaran ini dapat diidentifikasi antara lain adalah, pertama membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang; kedua, menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi; ketiga, menolong siswa untuk mengembangkan nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat; keempat, menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengembil bagian peranserta dalam kehidupan sosial. Untuk itu, Pendidikan IPS mempunyai visi dan misi, yaitu membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik (good Citizen). Karakteristik warga negara yang baik, secara umum dapat digambarkan menurut Barr, R.D, Barth, J.L dan Shermis S.S. ciri-ciri tersebut antara lain : 1. Memiliki sikap patriotisme(cinta kepada tanah air, bangsa, dan negara) 2. Mempunyai penghargaan dan pengertian terhadap nilainilai, pranata, dan praktek kehidupan kemasyarakatan; 3. Memiliki sikap integritas sosial dan tanggungjawab sebagai warganegara 4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nlai-nilai budaya atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya 5. Mempunyai motivasi untuk turut secara aktif dalam pelaksanaan kehidupan demokrasi 6. Memiliki kesadaran (tanggap) akan masalah sosial 7. Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sebagai seorang warganegara 8. Mempunyai pengertiaan dan penghargaan terhadap sistem ekonomi yang berlaku. 16 Sedangkan misi Pendidikan IPS, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya merupakan makhluk ciptaaNya Mendidik siswa menjadi warga negara yang baik Menekankan pada kehidupan manusia yang demokratis Meningkatkan partisipasi aktif, efektif, dan kritis sebagai warga megara Membina siswa tidak hanya pengembangan pengetahuan, tetapi sikap dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupan kelak sebagai angota masyarakat dan warga negara yang baik.11 b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah. Bahkan pada sebagian penggunaan tinggi ada juga dikembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi penekan pada Sosial Sciences.12 Dibawah ini ada beberapa pengertian IPS yang diungkapkan oleh para ahli, diantaranya: Menurut Numan Soemantri mengemukakan dalam Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, bahwa : Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial,idiologi Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait,yang diorganisasikan dan disajikan secar ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.13 Jadi pendidikan IPS dapat berorientasi pada pendekatan monodisipliner serta inter dan trans disipliner. Pendidikan ekonomi,pendidikan geografi, pendidikan sejarah adalah contoh pendekatan monodisipliner. 11 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet,1,Oktober, 2009, h 2-5 12 Syaruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi,,(Jakarta: Quantum Teaching, 2005) Cet. 1, h. 22 13 Muhammad Numan Soemantri, Menggagas Pembeharuan Pendidikan IPS, (Bandung: Remaja Roesadakarya,2001),cet.1,hlm.74 17 Abu Ahmadi dkk dalam ilmu sosial dasar mengemukakan bahwa “ Sosial Studies atau ilmu Pengetahuan Sosil (IPS) adalah ilmuilmu sosila yang sederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah dasar dan menengah (Elementary And Secondary School)”.14 Dengan begitu,jelaslah bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) ialah ilmu-Ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi pengguna program pendidikan disekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat, materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ilmu Politik,Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran disekolah dasar dan menengah. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas dari IPS sebagai suatu bidang studi dari tingkat SD sampai ketingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu membina warga masyarakat yang mampu menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial yang dihadapinya. Dengan kata lain, baik materi maupun metode penyajiannya harus sesuai dengan misi yang diembannya. a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) 1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. 14 Abu Ahmadi,dkk,, Ilmu Sosial Dasar, ( Jakarta: PT Rienka Cipta, 1991),cet.2.hlm.2 18 Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. 2. Tujuan Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya b. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial c. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan d. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. ”Manusia, tempat, dan lingkungan 2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan 3. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4. Sistem sosial dan budaya”15. 15 Sapriya.M.Ed., Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT,Remaja Rosdakarya, 2009,Cet,1,h,208. 19 c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaanya,kebutuhan jiwanya, pemanfaatan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnyna maka dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasan pembatasan sesuai dengan kemampuan sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh kebutuhannya sendiri dan sesuai kebutuhan dan tuntunan masyarakat. Oleh karena itu pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Gejala-gejala yang diluar jendela kelas dan diluar halaman sekolah seperti persampahan, kemacetan lalulintas, pengangguran, dll merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi ekonomi, segi sikap, mental, berhubungan antar manusia dan lain-lain. Mereka dilatih untuk melakukan diagnosa terhadap masalah sosial lainnya juga dilatih untuk menyusun Alternative pemecahanya. Melalui proses yang dikemukakan di atas, guru dan siswa telah memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber materi IPS. Dengan demikian baik guru maupun murid tidak berhadapan dengan sumber dan materi yang asing bagi mereka, pada diri siswa dapat dibina konsep-konsep IPS yang sesuai dengan kenyataan. 20 d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Tujuan utama Ilmu Penetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi didik agar peka terhadap masalah sosial terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat16. Menurut Sapriya dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran dan Hasil Evaluasi Belajar IPS mengemukakan bahwa terdapat 5 tujuan pokok pembelajaran IPS: 1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. 2. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan memprektekkan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagainya diharapkan ilmu-ilmu sosial. 3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami dan menghargai dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual. 4. Membina siswa kearah turut memperngaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkanmenyempurnakan nila-nilai yang ada pada dirinya 5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara.17 Menurut Etin Solihatin dan Raharjo tujuan dari pendidikan IPS adalah “untuk bekal mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, 16 Syafruddin nurdi, Model Pembelajaran ……………………,h.24 Sapriya Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), Cet. 1, h. 13 17 21 kemampuan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi”.18 Tujuan yang dikemukan oleh Etin tersebut di atas, mengharapkan agar siswa mampu mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional dalam menanggapi kenyataan atau permasalahan serta perubahan yang tak menentu seperti yang terjadi dalam perkembangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia baik yang terjadi pada masa lampau, masa kini atau pun masa yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan tatanegara. 2. Pembelajaran IPS a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena sebagai makhluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan yang baik antara dirinya dan lingkungannya.Sehingga dengan belajar manusia dapat mengembangkan dirinya. Belajar didefinisikan “suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.19 Menurut Gagne belajar adalah “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman “, sedangkan menurut Henry E. Garret “belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. 18 Eti Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 15 19 Drs,Sumardi Surya Brata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Tarsito, 1996), cet. Ke-1, h. 2. 22 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotorik. 1) Ciri – ciri Belajar Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar, yaitu: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu telah merasakan telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat menetap atau permanen.Ini berarti perubahan yang terjadi setelah belajar bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.20 2) Tipe – tipe Belajar Dalam buku The Condition of Learning Gagne mengemukakan delapan tipe belajar, yang membentuk suatu 20 Sumardi Surya Brata,op,cit,h.3-8 23 hierarki dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks, yaitu: a) Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individu belajar mengenal dan memberi respon kepada tandatanda. b) Belajar perangsang-jawaban atau stimulus-respons learning. Belajar ini merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban. c) Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar melakukan rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan. d) Hubungan verbal atau verbal association. Hubungan verbal berbentuk hubungan bahasa. e) Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya. f) Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penguasaan konsep. Dengan menguasai konsep siswa dapat membedakan hal-hal baru yang diperoleh dalam belajar. g) Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah ataupun aturan perdagangan, pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan. h) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan21. 3) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam, yaitu: a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni aspek fisiologis (kondisi jasmani) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ dan sendi-sendi yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan aspek psikologis (kondisi rohani) yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, dalam kondisi rohani sisdwa terdiri 21 Pupuh Faturrahman,Strategi Belajar Dan Mengajar.Bandung:CV Alfabeta,2005,h,20- 22 24 dari lima faktor, yakni: a) tingkat kecerdasan siswa, b) sikap siswa, c) bakat siswa, d) minat siswa, e) motibasi siswa. b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa baik lingkungan sosial maupun non sosial. c) Faktor pendekatan belajar Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut di atas, muncul siswa yang berkemampuan tinggi, rendah atau gagal sama sekali. Dalam hal ini seorang guru mampu mengantisipasi munculnya gejala kegagalan dengan berusaha dan mengatasi faktor yang menghambat pelajaran.Jika guru dapat mengatasi hal tersebut maka tidak mungkin dalam pembelajaran menghasilkan perubahan yang khas yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa.22 b. Pembelajaran IPS Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Merupakan mata pelajaran yang membahas (mengkaji) kehidupan sosial yang didasarkan pada komponene-komponen mata pelajaran IPS, yang sekitarnya tak asing bagi kita semua untuk mengetahui atau memahaminya. Menurut Syafrudin Nurdin yang mengutip terjemahan Nu’man Sumantri mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan sekolah sebagai: (1) pendidikan Islam yang menekankan pada tumbuh nya nilainilai kewarganegaraan, moral ideologi Negara dan agama; (2) pendidikan IPS yang menekakan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial; (3) pendidiakn IPS yang menekankan pada reflective inquiry; (4) pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir, 2 dan 3 di atas.23 Sebagaimana dikutib oleh Udin Winata Putra dari pendapat Sarwono Prawiroharjo, bahwa PIPS dibagi dalam dua arah yaitu: 22 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 132. 23 Ikhwan lutfi, Op.cit, h. 59 25 a. PIPS untuk dunia persekolahan yang pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, dan humaniora, yang diorganisasikan secara psiko-pedagogis untuk tujuan pendidikan pessekolahan. b. PIPS pada dasarnya merupakan penyeleksian dan pengorganisasian secara ilmiah dan meta psiko-pedagogis dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan disiplin lain relevan, untuk tujuan prefesional guru IPS. (Udin Winata Saputra, Materi dan Pembelajaran IPS SD).24 Dari pengertian di atas, bahasan tentang PIPS ini lebih ditekankan pada dunia persekolahan terutama pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang biasa dikenal dengan pelajaran IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial yang di bagai dalam tiga kategori yaitu dikenal dengan istilah ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial. Ketiga istilah tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena saling memiliki keterkaitan. Pengertian dari ketiga istilah Ilmu pengetahuan Sosial ini menurut Nursid Sumaatmadja, adalah: a. Ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. b. Studi sosial adalah suatu bidang pengkajian tentang masalah sosial kehidupan manusia di masyarakat, dan mempelajari gejala sosial yang menjadi bagian dari kehidupan. c. Ilmu pengetahuan sosial (IPS), adalah mempelajari kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, baik itu cara menggunakan usaha, memenuhi materi, kebutuhan budaya, kebutuhan kejiwaan, pemanfaatan sumber daya alam di bumi, maupun mengatur kesejahteraan dan pemerintahan. Hari Sudradjat berpendapat bahwa “ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin terdiri dari beberapa 24 H.Abdul Azis Wahab, Metode Dan Model-Model Mengajar IPS.(Bandung:PT Alfabeta, 2007), cet I, h. 132 26 mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial humaniora, yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat”. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Apalagi dalam penyajiannya, pelajaran IPS diberikan berdasarkan tingkat jenjang sekolah, jumlah bidang keilmuan yang dilibatkan di dalam IPS berbeda-beda. Di tingkat sekolah dasar terdiri dari geografi, sejarah, di tingkat sekolah lanjutan terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan antropologi, di tingkat menengah atas dasar terdiri dari geografi, sosiologi, ekonomi akuntansi, tata Negara dan pendidikan kewarganegaraan, sedangkan di perguruan tinggi hampir seluruh bidang keilmuan sosial dilibatkan pada kerangka IPS. Oleh karena itu peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup berpengetahuan dan kemampuan berfikir yang tinggi, melainkan harus pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat terhadap kesejahteraan bangsa dan Negara. Kegiatan pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik dan benar, maka guru IPS diharapkan dapat memahami serta menggunakan metode pembelajaran IPS, sehingga sikap siswa lebih terarah dan tertarik pada mata pelajaran IPS. 3. Konsep Sikap a. Pengertian Sikap Manusia itu tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu, tetapi sikap atau attitude tersebut dibentuk sepanjang perkembnagannya. Peranan sikap dalam kehidupan manusia berperan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka 27 sikap itu akan turut menentukan tingkah lakunya terhadap objek-objek sikapnya. Adanya sikap menyebabkan bahwa manusia akan bertindak secara khas terhadap objek-objeknya. Pengertian sikap menurut pendapat para ahli psikologi sebagai berikutnya: a. Menurut Louis Thurstone, Rensis Liket dan Charles Osgood pengertian sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik. Thurstone sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis.25 b. Menurut Gerung Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Akan tetapi berupa kecenderungan tingkah laku. Jadi sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.26 c. Menurut Jalaluddin Rakhmat Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan cara-cara tertentu terhadap objek sikap.27 d. Menurut Thursthoen dalam Walgito “Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek”. e. Berkowitz, dalam Azwa Menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), 25 Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta: Rineka Cipta 2009).cet ke-1.h.57 H. Sunarto, B. Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta, Renika Cipta 1999). Cet ke-1.h.170 27 H.M.Alisuf Sobri,Psikologi Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999).h.39 26 28 menurut dan melaksanakan atau menjauhi menghindari sesuatu. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatif dalam menghadapi suatu objek. Struktur sikap siswa terhadap konselor (guru) terdiri dari tiga komponen yang terdiri atas: 1. Komponen kognitif Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan tentang objek. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap. 2. Komponen afektif Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap sikap. Perasaan tersebut dapat berupa rasa senang atau tidak senang terhadap objek, rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.. komponen ini menunjukkan ke arah sikap yaitu positif dan negatif. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, secara umum komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap. 3. Komponen konatif Komponen ini merupakan kecenderungan seseorang untuk bereaksi, bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling 29 berhubungan dan tergantung satu sama lain. Saling ketergantungan tersebut apabila seseorang menghadapi suatu objek tertentu, maka melalui komponen kognitifnya akan terjadi persepsi pemahaman terhadap objek sikap. Hasil pemahaman sikap individu mengakui dapat menimbulkan keyakinan-keyakinan tertentu terhadap suatu objek yang dapat berarti atau tidak berarti. Dalam setiap individu akan berkembang komponen afektif yang kemudian akan memberikan emosinya yang mungkin positif dan mungkin negatif. Bila penilaiannya positif akan menimbulkan rasa senang, sedangkan penilaian negatif akan menimbulkan perasaan tidak senang. Akhirnya berdasarkan penilaian tersebut akan mempengaruhi konasinya, melalui inilah akan mendapat diketahui apakah individu ada kecenderungan bertindak dalam bertingkah laku, baik hanya secara lisan maupun bertingkahlaku secara nyata. Katz menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai empat fungsi, yaitu: 1. Fungsi instrumental Fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap objek sikap tersebut. Demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap tersebut. Fungsi ini juga disebut fungsi manfaat, yang artinya sampai sejauh mana manfaat objek sikap dalam mencapai tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai fungsi penyesuaian, artinya sikap yang diambil seseorang akan dapat menyesuaikan diri secara baik terhadap sekitarnya. 30 2. Fungsi pertahanan ego Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap diambil seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam dalam keadaan dirinya atau egonya, maka dalam keadaan terdesak sikapnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego. 3. Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dan dapat menunjukkan keadaan dirinya. Dengan mengambil nilai sikap tertentu, akan dapat menggambarkan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. 4. Fungsi pengetahuan Fungsi ini mempunyai arti bahwa setiap individu mempunyai dorongan untuk ingin tahu. Dengan pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut objek sikap yang bersangkutan. Proses timbulnya atau terbentuknya sikap dapat dilihat pada bagan sikap berikut ini: FaktorInternal : Fisiologis, Psikologis,dan Objek Sikap. FaktorEksterna: Pengalaman,Situasi,Norma-norma, Hambatan,dan Pendorong . Dari uraian defenisi di atas tentang sikap terdapat adanya kesamaan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi (berprilaku) yang terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek yang dapat beerupa benda, ide, orang dan sebagainya. Sikap ini dapat pula bersifat positif, dan dapat pula bersifat negative. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah 31 mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dalam sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu. Sikap memiliki komponen-komponen yang terstruktur yang telah didefinisikan oleh para ahli. David O. Sear dkk mengatakan sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif, afektif, dan prilaku. Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu-fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilian. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek.28 Definisi sikap di atas merupakan struktur sikap yang terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Kothandapani merumuskan ketiga komponen tersebut sebagai komponen” kognitif (kepercayaan), komponen emosional (persaan), dan komponen perilaku (tindakan).”29 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki tiga komponen yang terstruktur yaitu komponen kognitif yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut masalaha emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaab yang dimiliki terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif atau komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. 28 Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisi ke- 29 Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta,rineka cipta 2009).cet ke-1.h.57 2.h.138 32 b. Karakteristik Sikap Menurut M. Sherif, faktor psikis yang turut menyusun pribadi orang dan telah dirumuskan kedalam lima buah sifat khas dari sikap yaitu: 1. 2. 3. 4. Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan Sikap dapat berubah-berubah Sikap tidak berdiri sendiri Objek sikap tidak hanya satu hal tertentu saja, tetapi juga dapat merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. 5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.30 Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan sebagainya. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang atau sebaliknya, sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syaratsyarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu. Contohnya yaitu seorang yang memiliki penyakit dan dapat sembeh apabila dia memakan daging ular, sedangkan dia tidak menyukai daging ular, tapi untuk cepat sembuh maka dia memakannya. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Manusia merupakan makhluk sosial sehingga manusia memiliki sikap sosial yang terbentuk dari adanya interaksi sosial. Dalam interaksi tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi diantara indivindu yang satu dengan indivindu yang liannya, terjadi hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi pola prilaku masingmasing individu. Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu 30 Gerungan W.A, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2004). Edisi ke-3. Cet ke- 1,h.164 33 terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah: a. b. c. d. e. f. Pengalaman pribadi Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pengaruh kebudayaan Media massa Lembaga pendidikan dan lembaga agama Pengaruh faktor emosional.31 Sikap dapat dibentuk dari pengalman pribadi. Pengalaman pribadi harus meninggalkan kean yang kuat, sehingga apa yang telah terjadi atau yang sedang kita alami akan ikut membentuk ataumempengaruhi penghayatan yang lebih mendalam dan berbekas. Pengaruh orang lain yang dianggap penting dapat mempengaruhi terbentuknya sikap kita terhadap suatu hal. Diantara orang yang dianggap penting bagi individu adalah orang tua, teman, guru dan lain-lain. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini diantara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Kebudayaan memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan memiliki norma-norma yang harus dijunjung tinggi yang akan mempengaruhi sikap kita terhadap berbagai masalah yang dihadapi. Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang, sehingga akan mempengaruhi sikap seseorang. Lembaga pendidikan serta lembaga agama mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, karena meletakkan konsep moral 31 Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta 2009).cet ke-1.h.58 34 dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk diperoleh dari pendidikan dan ajaran-ajaran agama. Dari urian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah: 1. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri seseorang seperti pengalaman pribadi dan pengaruh faktor emosional 2. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar individu seperti pengaruh kebudayaan, media massa, pengaruh orang lain yang dianggap penting dan lembaga keagamaan. d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS Dari definisi di atas dapat diketahui bahawa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak atau berperilaku terhadap suatu objek. Sikap dengan mengambil objeknya adalah pelajaran IPS, maka sikap siswa terhadap pelajaran IPS dapat diketahui dari caranya bereaksi atau merespon terhadap pelajaran IPS dikelas atau diluar kelas. Reaksi sikap siswa baik itu positif mupun negatif terhadap pelajar mata pelajaran tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi kegiatan belajar. Dalam hal ini sikap yang menunjang belajar seseorang adalah sikap positif, sikap menerima atau menyukai terhadap mata pelajaran yang akan dipelajari. “Dalam proses belajar sikap berfungsi sebagi “Dynamic Force” yaitu sebagai kekuatan yang menggerakkan orang untuk belajar”.32 Jadi siswa yang sikapnya positif akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk mau belajar, sebaliknya sikap siswa yang negatif tidak akan tergerak untuk mau belajar. Secara teoritis sikap dapat dibedakan antara sikap positif dan sikap negatif namun perbedaan sikap diantara siswa hanyalah 32 Alisuf. Sabri, Psikologi Pendidikan,,,.h.84 35 perbedaan dalam kadar atau bobot dari sikap yang mereka miliki terhadap IPS. Sangat sulit untuk mengelompokkan siswa dalam kelompok sikap positif dan sikap negatif, perbedaan sikap siswa hanya ditunjukkan oleh sekor yang diperoleh setiap siswa pada suatu skala yang dirancang untuk penelitian ini. 4. Hakikat Hasil Belajar IPS Hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses belajar dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pelajar dari yang semula ia tidak tahu (berpengetahuan) menjadi tahu (berpengetahuan). Gagne menyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia.Perubahan dalam menunjukkan kinerja (prilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa).Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Bloom dengan kawan-kawannya mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 domain atau kawasan, yaitu kawasan kognitif, efektif dan psikomotor. Kawasan kognitif menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual, kawasan efektif berkaitan dengan pengembangan perasaan sikap, nilai dan emosi yang dipelajari (baru), dan kawasan psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik.33 Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran, Tri Yogo Prabowo menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu “proses perubahan tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh individu melalui proses belajar”.34 33 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagianak Berkualitas Belajar, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), cet. Ke-4, h. 27-30. 34 Ibid. 36 Secara umum Reigeluth mengatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu : (1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan siswa dari berbagai sudut (2) efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran dan (3) daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar secara terus menerus.35 Hasil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”36 Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan psikologi proses pendidikan hasil belajar (achievement) “Merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari pelakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motoric. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan perilaku yang diperlihatkan seseorang meruapakan hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa mata pelajaran yang ditempuhnya.” Tingkat penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran dalam mata pelajaran tersebut disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf a,b,c,d pada pendidikan tinggi”.37 Dalam kegitan belajar yang terperogram dan terkontrol yang disebut dengan kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. 35 Nurdin Ibrahim, Op. Cit, h. 488. Mulyono Abdurrahman, pendidikan………h.37. 37 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4, h. 102-103 36 37 Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan para pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru harus selalu siap dengan berbagai kondisi dalam mengahadapi siswa dan lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat menjalankan kewajibannya sebagai guru teladan, agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan. Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom secara garis besar mengacu kepada tiga arah, yaitu “kognitif, afektif, dan psikomotorik”.38 Menurut A.J. Romiszowski,” hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu system pemprosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kenerja ( performance)”.39 Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari proses belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: 38 39 Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.38 Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.38 38 1) 2) 3) 4) Pengetahuan tentang fakta. Pengetahuan tentang prosedur Pengetahuan tentang konsep dan Pengetahuan tentang prinsip 1) 2) 3) 4) Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya: Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik Keterampilan beraksi atau bersikap dan Keterampilan berinteraksi.40 Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa. 2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya. 4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.41 Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuankemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan minat. Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan 40 Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.38 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. XI, h. 56-57 41 39 bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi. Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak akan terhapus begitu saja lain keadaan bila orang melupakan sesuatu, orang itu mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah menghilang. Jadi seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak seluruhnya benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang dipelajarinya dahulu. Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya belajar. Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh: 1. Kemampuan anak didik yang rendah 2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak 3. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan 4. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan. Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan terhadap kekurangan-kekurangan anak didik. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap, kemampuan maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai balikan sangat diperlukan dalam menentukan starategi belajar siswa. Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkan secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar. 40 yang bagus Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pila sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa “ belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.42 Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.43 Sedangkan menurut Zikri Neni Iska mendefinisikan “belajar atau disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalamanpengalaman”.44 a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamatan pendidikan banyak sekali yang mempunyai pendapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang sedikit berbeda, tetapi penulis berpandangan faktor-faktor yang berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut. Faktor ekternal lainnya adalah faktor motivasi. “Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong tingkah laku yang menuntut 42 Muhibbin Syah, Psikologi……., h.88 Muhibbin Syah, Psikologi…., h.88 44 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Diri........, h. 76 43 41 mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.”45 Zikri Neni Iska berpendapat bahwa, “Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan”.46 Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang keberhasilan belajarnya. Siswa yang mengalami Proses belajar, agar berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Ngalim Purwanto, faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat diktisarkan sebagai berikut: 45 Alisuf Subri Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta: Radar Jaya Offset. 1992) cet ke-1 h. 129 46 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri......., h.39 42 Gambar. 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Alam Lingkungan Sosial Luar Kurikulum/Bahan Pelajaran Guru/Pelajaran Instrumental Sarana dan Fasilitas Administrasi/manajemen Faktor Kondisi fisik Fisiologi Kondisi panca indera Bakat Dalam Minat Psikologi Kecerdasan Motivasi Kemampuan kognitif Menurut Abu Ahmadi dan widodo Supriyono merumuskan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 1. Faktor internal (faktor yang mempengaruhi dari dalam diri), yang meliputi : a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya: penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: faktor non intelektif 43 (seperti kecerdasan, bakat, dan prestasi yang telah dimiliki), dan faktor non intelektif (seperti sikap, kebiasaan dan minat). c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2. Faktor eksternal (faktor yang mempengaruhi dari luar diri), yang meliputi: a. Faktor sosial, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok. b. Faktor budaya c. Faktor lingkungan fisik d. Faktor lingkungan spritual47 Menurut Syaiful Bahri Djamarah menegemukakan bahwa: Untuk mendapat hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan luar individu proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila seseorang telah berhasil dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalami proses tertentu dalam belajar.48 Sedangkan menurut Zikri Neni Iska merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: 1. Internal (Dalam), yakni: a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. 2. Esternal (Luar), yakni: a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen.49 Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut menyebabkan adanya pengaruh dari dalam diri siswa sebagai perbuatan belajar yang menimbulkan perubahan tingkah lakunya. 47 Drs.M,Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I , h. 138-139 48 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. II, h. 175 49 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri, …., h. 85. 44 Sedangkan adanya pengaruh dari luar individu itu juga bersifat wajar, maksudnya selain keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa (faktor internal), maka faktor eksternal pun turut mempengaruhi, hal ini dikarenakan baik buruknya hasil belajar siswa akan didukung pula dari baik buruknya lingkungan tempat siswa belajar. Untuk itu faktor-faktor di atas dalam hal ini sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh: seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) umunya akan mendapat dorongan positif dari orang tuanya maupun lingkungannya (faktor eksternal). Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang telah dicapai seseorang atau sekelompok melalui usaha yang telah dilakukan atau kegiatan belajar yang dapat diukur dan dinilai. b. Macam-macam Hasil Belajar Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu, “Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita”.50 Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori yaitu: “Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, keterampilan motoris”.51 Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang dari membaca dan lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin memilih dan mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses berpikir dalam memecahkan masalah. Sikap terutama sikap sosial yang muncul dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap bendabenda. Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran kimia merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabung dengan 50 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. XI, h. 22 51 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar………..h. 22 45 keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya mencakup kegiatan fisik saja. Abu Ahmadi dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: a. Faktor-faktor Stimulus belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungannya eksternal. b. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resitasi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif. c. Faktor-faktor individual, mencakup usia Kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya kapasitas mental, kondisi kesehatan, jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi. Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Berdasarkan urian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi merupakan tingkah laku yang dimiliki individu sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar yang ditempuh. Hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai oleh seseorang yang menyebabkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman atau latihan yang dijalani. hasil belajar ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru sebagai tujuan pengajaran. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang didapatkan dari proses perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga kemampuan ini merupakan Minded 46 Integrity, artinya kemampuan ini dapat diperoleh melalui suatu proses pembelajaran. Dalam arti bahwa kemampuan sebagai konsekuensi pembelajaran merupakan indicator untuk mengetahui hasil belajar. IPS Pada dasarnya, disiplin-disiplin ilmu (sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan sebagainya) adalah sumber utama pendidikan untuk ilmu-ilmu sosial. Materi pendidikan adalah apa yang dipelajari siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu tujuan kurikulum imu-ilmu sosial, termasuk dalam pengertian materi ini adalah substansi dan proses yang berasal dari disiplin-disiplin ilmu sosial. Pendidikan ilmu-ilmu sosial tidak hanya berhubungan dengan pengajaran materi ilmu-ilmu sosial. Melainkan juga berkitan dengn materi pendidikan yang di ajarkan dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu sesuai dengan tujuan yang akan dikembangkan dari luar disiplin ilmu dan umumnya materi tersebut digunakan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan moral siswa. Realita kehidupan dimasyarakat atau pada suatu bangsa, disebuah Negara hendaklah dijadikan materi dasar dalam pendidikan iilmu-ilmu sosial yang terus dikembangkan untuk berbagai aspek.52 Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Berdasarkan definisi-defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang didapatkan dari proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotorik melalui latihan dan pengalamn yang menghasilkan perubahan dalam bidang IPS, baik dalam segi kemampuan berfikir logis atau dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-sehari. 52 Nana Supriatna,M.ed Pendidikan IPS ( Bandung: UPI Press) h.95 47 B. Kerangka Berpikir Pelajaran IPS adalah pelajaran yang abstrak, sehingga IPS merupakan pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami yang mengakibatkan banyak siswa yang kurang tertarik dengan IPS. seorang siswa diharapkan akan giat dan tekun belajar IPS jika dia merasakan manfaat dan kegunaan memiliki pengetahuan IPS, baik dalam pelajaran disekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari Sikap siswa terhadap pelajaran IPS tidak lepas dari minat dan perhatian siswa terhadap IPS, jika seorang siswa menaruh minat dan merasa tertarik dengan pelajarn IPS, maka dia akan beraksi positif terhadap pelajaran ips. sebaliknya jika ia merasa tidak tertarik pada IPS, maka ia memiliki reaksi negatif terhadap pelajaran IPS, sehingga siswa merasa bosan terhadap pelajaran IPS . Sikap merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan dalam proses belajar. seseorang akan tekun belajar atau tidak sangat tergantung pada sikap yanga ada apada dirinya. dengan demikian sikap seorang siswa terhadap pelajaran IPS dapat mempengaruhi prestasi belajarnya, sehingga salah satu sebab terjadinya kemerosotan prestasi belajar IPS di sekolah dapat diakibatkan oleh sikap siswa terhadap pelajaran IPS yang diajarkan disekolah. C. Pengajuan Hipotesis Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK 05 Attaqwa Kebalen Ha : Adanya hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK 05 Attaqwa Kebalen 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SMK Attaqwa 05 Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, alasan peneliti memilih sekolah ini karena SMK Attqwa 05 Kebalen adalah tempat dimana penelitian bekerja sebagai seorang guru atau pendidik disekolah tersebut sebagai guru IPS,hal ini memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. 2. Waktu Penelitian Berikut adalah tabel waktu penelitian melakukan penelitian Tabel. 1 Waktu Penelitian No Tanggal/Hari/Bulan Kegiatan 1 15 Mei 2010 Pembuatan proposal skripsi 2 1 Juni 2010 Pengajuan judul skripsi 3 3- 25 Juni 2010 Pembuatan Bab 1, 2, dan 3 3 21 September 2010 Observasi lokasi penelitian 4 21 September 2010 Meminta izin kepada pihak sekolah 5 19 Oktober 2010 Observasi menyebar kisi-kisi angket 7 20 Oktober – 25 Oktober 2010 Pengolahan data 8 26 Oktober 2010 Penyusunan Laporan 49 B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey melalui studi kuantitatif yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempunyai dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas yaitu sikap siswa pada mata pelajaran IPS (Variabel X). 2. Variabel terikatnya yaitu hasil belajar IPS kelas X (Variabel Y). Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi penelitian, variabel yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.53 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS sebagai variabel bebas dan variabel hasil belajar IPS sebagai variable terikat. Variabel sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS merupakan variabel X yang meliputi prilaku sosial mereka dan adapun variabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS merupakan variabel Y yang meliputi hasil dari proses belajar mengajar IPS. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.54 Dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan semua siswa SMK Attqwa 05 Kebalen sebagai subjek penelitian. Karena penulis hanya ingin meneliti kelas X Akuntansi yang berjumlah 88 siswa. 53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),Cet.13,h,116. 54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1998), Cet XI, h. 108 50 2. Sampel menurut suharsimi Arikunto “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.55 Adapun sampel yang digunakan adalah dengan teknik cluster sampling atau kelompok. Guna menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data penulis menggunakan teknik sampling. Dalam penelitian ini jumlah populasi 88 siswa yang berasal dari kelas X Akuntansi SMK Attqwa Kebalen. 56 E. Teknik Pengumpulan Data Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis setiap data yang diperoleh kemudian dilaporkan sebagai mana adanya.adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan cara: 1. Observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.57 Observasi yang penulis lakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah …. 2. Koesioner, merupakan serangkaian atau pertanyaan yang disusun secara sistematis 3. Dokumentasi data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari sumber manusia human resources, melalui observasi dan kuesioner. F. Instument Penelitian 1. Definisi konseptual a. Definisi sikap Sikap siswa adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakuakn sesuatu respon, rekasi ataupun tindakan dengan cara tertentu terhadap suatu objek tertentu. Sikap secara umum mengandung tiga komponen utama, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif. 55 56 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,………h. 109 Dr. Sugiyono, Statisika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 1999), Cet. 2 h. 63. 57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), cet 12, h.108 51 b. Komponen kognitif adalah komponen yang berkaitan dengan pengetahua, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berkaitan atau berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. c. Afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Jadi komponen ini menunjukan arah sikap terhadap objek sikap, yaitu positif dan negative. d. Konatif adalah komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. b. Definisi hasil Hasil belajar adalah sesuatu kinerja yang di indikasikan sebagai suatu kemampuan yang telah diperoleh karena adanya proses belajar mengajar. 2. Definisi operasional a. Definisi Sikap Sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS adalah reaksi siswa dalam merespon pelajaran IPS , yang dapat di ukur melalui tiga komponen sikap, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. b. Definisi hasil Suatu hasil belajar yang telah diperoleh siswa melalui usaha yang dilakukan dapat diukur dan dinilai dari segi ranah kognitif,afektif dan psikomotorik. Instrumen ini terdiri dari 30 item. tiap soal terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu Sangat setuju, Sering, Tidak setuju, Sangat tidak sertuju. Instrumen ini mencakup komponen kognitif,afektif dan konatif. 52 Tabel 2 Bobot koesioner Jenis Option Positif Negatif Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 Tidak Setuju (TS) 2 4 Tidak Menjawab (TM) 3 3 Setuju (S) 4 2 Sangat Setuju (SS) 5 1 Apabila diuraikan indicator (tiga komponen) di atas kedalam sub indicator maka akan seperti table berikut: Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen sikap siswa pada mata pelajaran IPS No 1 Variabel Sub variabel Sikap Siswa pada mata pelajaran IPS a. ognitif b. fektif c. onatif Indikator K 1. Mengetahui Aspekaspek Mempelajari IPS A 2. Memahami MateriMateri pokok IPS K 3. Mengetahui dan memahami manfaat belajar IPS Butir 5 12 13 G. Uji Validitas dan Realibilitas Setelah data terkumpul makna dilakukan tahap analisis data yaitu, peneliti berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitiannya. Dalam analisis data dilakukan beberapa tahapan yang meliputi: 1. Uji Validitas Skala sikap sebelum diujikan harus ditentukan validitasnya. Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecamatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.58 Untuk memperoleh pengujian hipotesis yang valid dan 58 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 105 53 obyektif diperlukan data yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment. Rumus adalah sebagai berikut:59 Rxy = rxy = N ( xy ∑) (− ∑x ∑ y ) [N x 2 ∑ ( −x∑2 )] [ N y 2 −(∑ y ) 2 ] ∑ Keterangan: rxy = angka Indeks korelasi “r” Product Moment N = number of Cases ∑XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y ∑X = jumlah seluruh skor X ∑Y = jumlah seluruh skor Y 2. Reliabilitas “Setelah dilakukan standarisasi nilai instrument, kemudian dilakukan penguji reliabilitas, instrument Sikap dengan menggunakan rumus metode belah dua (Split Halp Method) sebagai berikut: rhit = 2rxy 1+ry Nilai tersebut diperoleh dengan mencari terlebih dahulu nilai rxy dengan menggunakan rumus “r” Product Moment, yaitu: rxy = N ( xy ∑) (− ∑x ∑ y ) [N x ∑ ( −x∑2 )] [ N 2 ∑ y 2 −(∑ y ) 2 ] Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y N = Number of Cases ∑XY = Jumlah perkalian X dan Y ∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y 59 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajwali Pers, 2004), Cet. 14. h.206 54 ∑X = Jumlah Kuadrat dari X ∑Y = Jumlah kuadrat dari Y Pengolahan data ini digunakan uji validitas dan reabilitas dengan rumus teknik korelasi tersebut, dengan menggunakan Sofware SPSS 17.00 For Windows dengan entre method.60 H. Teknik Analisa Data 1. Analisis Data Real a. Uji Prasyarat Analisis Data Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisis yang digunakan penulis adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS 17.00. b. Uji Normalitas Data Uji normalitas merupakan uji prasarat analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. pengujian dilakukan dengan menggunkan rumus Liliefors dan pengambilan keputusan data normal atau tidak, dapat ditentukan dengan mengunakan dua cara : a. Dengan membandingkan skor KS hitung dengan KS tabel: 1) Jika niali KS hitung <KS tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima artinya data normal. 2) Jika niali KS hitung >KS tabel, maka Ho di terima dan Ha ditolak artinya data tidak normal. b. Dengan teknik probabilitas: 1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho di tolak dan Ha diterima artinya data normal. 60 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan……..h. 206 55 2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho di terima dan Ha ditolak artinya data tidak normal. Pada penelitian ini pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan menggunakan teknik probabilitas. 2. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis mencakup uji korelasi signifikansi dan koefesien determinasi. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut: a. Uji Korelasi Untuk menganalisa hubungan kedua variabel digunakan teknik analisis korelasional Bivariat dengan rumus product Moment dari Karl Pearson, rumus tersebut sebagai berikut: rxy = N ( xy ∑) (− ∑x ∑ y ) [N )2 ] [N x ∑ ( −x∑ 2 ∑ y 2 −(∑ y ) 2 ] Keterangan: r = angka Indeks korelasi “r” Produck Moment N = number of Cases ∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y ∑X = Jumlah seluruh skor X ∑Y = Jumlah seluruh skor Y Pengolahan data digunakan teknik analisa korelasional dengan rumus product moment tersebut, juga dilkukan dengan Software SPSS 17.00 For Windows dengan entre method61. Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan (Proses Komputasi) dapat diberikan interpretasi atau penafsiran tertentu. Interpretasi secara sederhana terhadap angka 61 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Juni 2004), cet ke-14, h. 206 56 indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:62 Tabel. 4 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment Besarnya “r” Product Moment 0,00 - 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0, 70 – 0,90 0,90 - 1,00 Interpretasi Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi). Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, lemah atau rendah. Antara Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi. b. Koefesien Deteminasi Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variable X terhadap Y digunakan rumus sebagai berikut: Rumus Koefesien determinan KD = R2 x 100% Keterangan: KD = Konstribusi Diterminasi (Kontribusi Variabel X terhadap variabel Y) R2 = Koefesien korelasi antara variabel X terhadap varian Untuk mengetahui besarnya Koefesien Diterminasi (KD) dan tingkat linieritas hubungan variabel X dan Variabel Y juga menggunakan Software SPSS 17.00 For Windows dengan Entre Method. 62 Anas Sudijono, Pengantar Statistik...., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 14, h. 190. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Attaqwa 05 Kebalen 1. Sejarah Yayasan SMK Attaqwa 05 Kebalen SMK ATTAQWA 05 kebalen merupakan Yayasan Attaqwa 47 cab.Kebalen adalah salah satu cabang Yayasan Attaqwa Ujung harapan yang didirikan oleh seorang Pahlawan Nasional Al-marhum Almaghfurlah Bapak KH. Noer Alie. Dilatar belakangi oleh kesadaran bahwa konsep ilmu dan pendidikan yang terus berkembang seiring dengan kemajuan tekhnologi dan juga kesadaran dengan ketertinggalan umat islam akan tekhnologi untuk itu SMK Attqwa 05 Kebalen hadir untuk dapat membentuk siswa yang mempunyai Skill teknologi yang hebat diiringi dengan karakteristik keimanan yang kuat sehingga tercipta sebuah karakteristik manusia yang kuat imannya dan hebat Skill tekhnologinya. 2. Kurikulum Pendidikan Kurikulum pendidikan di SMK Attaqwa 05 kebalen adalah menggunakan kurikulum KTSP dengan muatan lokal yang berintegrasi kepada keilmuan islam, sehingga diharapkan lulusa SMK Attaqwa 05 Kebalen selain ahli bidang tekhnologi dan akuntansi juga memiliki akhlak yang baik. 58 3. Kegiatan Ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler di SMK Attaqwa 05 Kebalen berbasis keimanan, kecerdasan, keterampilan dan berakhlak islami yang semuanya dikemas sesuai dengan bakat dari masing-masing siswa sehingga tercipta sebuah karakter siswa yang ahli dalam teknologi dan akuntansi serta berakhlak mulia. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah : a. Lembaga dakwah sekolah/ Rohis b. Kelompok ilmiah Siswa ( KIS ) c. Arabic n English Club d. Komputer Club e. Sanggar kaligrafi f. Marawis g. Marching Band 4. Keahlian/ Jurusan a. Tekhnik Komputer Jaringan ( TKJ ) Keahlian yang dipelajari : Melakukan instalasi sistem operasi Graphical User Interface ( GUI ) dan Command Line Interfac ( CLI ), melakukan instalasi perangkat jaringan lokal Local Area Network, metropolitan Area Network, Wide Area Network, mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC yang tersambung jaringan, melakukan perbaikan dan setting ulang koneksi jaringan, melakukan instalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI dan text, membuat desain sistem keamanan jaringan luas,mengadministrasi server dalam jaringan,merancang web data base untuk Content Server,dll. b. Akuntansi ( AK ) Keahlian yang dipelajari : Memproses dokumen transaksi, menyiapkan jurnal, membukukan entri jurnal kedalam akun buku besar (Posting), membukukan entri jurnal kedalam buku pembantu (piutang, utang, persediaan), menyusun neraca saldo akun besar, menyusun daftar saldo 59 buku pembantu, (piutang, utang, persediaan), mengecek kesamaan saldo akun buku besar dengan saldo buku besar pembantu, menyusun neraca lajur, penyesuaian, menyususn membuat laporan jurnal keuangan, penutup, membuat jurnal membukukan jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, menyusun neraca saldo setelah penutup, mengerjakan akuntansi komputer. 5. Fasilitas a) Gedung sekolah milik sendiri b) Labolatorium komputer ber-AC c) Lapangan olah raga d) Masjid 6. Visi dan Misi Visi : “Membentuk karakter siswa berbasis keimanan, keilmuan dan Life Skill” . Misi : a. Menyelanggarakan Pendidikan yang mengacu pada standar isi dan proses b. Menciptakan anak didik yang kuat iman, ilmu dan akhlaknya c. Memebentuk karakteristik siswa yang bisa mandiri dan siap bersaing dalam dunia kerja d. Memotivasi dan menumbuh kembangkan semangat kewiraswastaan. e. Meningkatkan kemampuan berfikir terbuka kearah yang lebih islami.63 E. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Sikap Siswa (Variabel X) Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini berikut akan dijabarkan deskripsi data berupa rentang skor, rata-rata, standar deviasi, dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi 63 Fropil smk attaqwa 05 kebalen 60 frekuensi dan histogram untuk memperjelas deskripsi dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5 Data Sikap Siswa (X) Deskripsi Nilai Nilai maksimum 87 Nilai minimum 38 Mean 66,15 Median 67,00 Modus 69 Standar Deviasi 13,042 Pada pengumpulan data sikap siswa, penulis menggunakan kuesioner dengan model skala likert. Kuesioner disusun berdasarkan indikator yang mengacu pada teori Bloom . Diantaranya mengukur kognitif,afektif dan konatif. Berdasarkan tabel 8 tersebut di atas, menunjukan bahwa perolehan dari 20 item pernyataan skor tertinggi yang diperoleh siswa pada tes sikap siswa ini sebesar 87 dan skor terendah 38 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 66,15. Nilai tengah (median) 67,00, nilai modus 69 dan nilai standar deviasi sebesar 13,042. Jika dibuat rentang skor sikap siswa pada mata pelajaran IPS dengan jumlah 88 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa frekuensi dan presentasi skor sikap siswa pada mata pelajaran IPS yang memperoleh angka 38,41,42,47,49,54,57,66,71,72.76,84,86dan 87 masingmasing 1 orang (1,1%), angka 43,48,58,61,62,64,73,74,75,80,81,dan 82 masing-masing 2 orang (2,3 %), angka 50,53,59,65,68,78 dan 79 masingmasing 3 orang (3,4 %), dan angka 51,56,60,77,83 dan 85 masing-masing 4 orang (4,5 %). Dan angka 69 masing-masing 5 orang (5,7 %) Untuk lebih jelasnya data tetang frekuensi dan presentasi variabel bebas (X) sikap 61 siswa pada mata pelajaran IPS kelas X di SMK Attaqwa 05 Kebalen dapat divisualkan pada tabel 6 berikut: Tabel 6 Frekuensi Skor Sikap Siswa (Variabel X) Sikap siswa Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 38 1 1.1 1.1 1.1 41 1 1.1 1.1 2.3 42 1 1.1 1.1 3.4 43 2 2.3 2.3 5.7 47 1 1.1 1.1 6.8 48 2 2.3 2.3 9.1 49 1 1.1 1.1 10.2 50 3 3.4 3.4 13.6 51 4 4.5 4.5 18.2 53 3 3.4 3.4 21.6 54 1 1.1 1.1 22.7 56 4 4.5 4.5 27.3 57 1 1.1 1.1 28.4 58 2 2.3 2.3 30.7 59 3 3.4 3.4 34.1 60 4 4.5 4.5 38.6 61 2 2.3 2.3 40.9 62 2 2.3 2.3 43.2 64 2 2.3 2.3 45.5 65 3 3.4 3.4 48.9 66 1 1.1 1.1 50.0 68 3 3.4 3.4 53.4 69 5 5.7 5.7 59.1 71 1 1.1 1.1 60.2 72 1 1.1 1.1 61.4 73 2 2.3 2.3 63.6 74 2 2.3 2.3 65.9 75 2 2.3 2.3 68.2 76 1 1.1 1.1 69.3 77 4 4.5 4.5 73.9 78 3 3.4 3.4 77.3 79 3 3.4 3.4 80.7 62 80 2 2.3 2.3 83.0 81 2 2.3 4.5 85.2 82 2 2.3 1.1 87.5 83 4 4.5 92.0 84 1 1.1 93.2 85 4 4.5 4.5 97.7 86 1 1.1 1.1 98.9 87 1 1.1 1.1 100.0 88 100.0 100.0 Total Jika dibuat tingkat atau level sikap siswa sebanyak 88 orang adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Distribusi frekuensi Sikap Siswa No 1 2 3 4 5 Rentang skor sikap siswa 86 - 96 74 – 85 62 – 73 50 – 61 38 – 49 Jumlah Level/ tingkat hasil Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah skor 2 30 20 27 9 88 % 1,76% 26,4% 17,6% 23,76% 7,92% 100% Berdasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor sikap siswa sebesar 66,15. Untuk lebih memperjelas tabel 9, di bawah ini disajikan histogram data gambaran sikap siswa. 63 Gambar 2 Histogram Distribusi Frekuensi sikap siswa (X) Dari tabel 5 di atas terlihat hanya sekitar 1,76 % siswa yang mendapat skor 86-96, skor 74-85 sebesar 26,4 %, skor 62-73 sebesar 17,6%, skor 50-61 sebesar 23,76%,sedangkan yang merupakan skor terrendah yaitu 38-49 persentasenya sebesar 7,92%. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor yang berada pada interval 74-85 merupakan skor yang persentasenya paling banyak yaitu 26,4% 2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS kelas X Jurusan Akuntansi (Variabel Y) Untuk data hasil belajar IPS, penulis menggunakan hasil tes soal pada mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan proses penghitungan dari data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS skor tertinggi adalah 80,00 dan skor terendah 40,00 sehingga diperoleh. Nilai mean sebesar 63,13. Nilai median 65,00 nilai modus 75 dan standar deviasi sebesar 11,703. Penyebaran skor dapat dilihat pada tabel data hasil belajar IPS kelas X di SMK Attaqwa 05 Kebalen dan distribusi frekuensi table 8 berikut ini: 64 Tabel 8 Data Hasil Belajar IPS kelas X (Y) Deskripsi Nilai Nilai maksimum 80 Nilai minimum 40 Mean 63,13 Median 65,00 Modus 75 Standar Deviasi 11,703 Jika dibuat rentang skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan jumlah 88 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa frekuensi dan presentasi skor kecerdasan emosional yang memperoleh angka 80 masing-masing 9 orang (10,2 %), angka 50 masingmasing 3 orang (3,4 %), angka 75 masing-masing 15 orang (17,0 %), angka 40,dan 45 masing-masing 6 orang (6,8 %) dan 55 dan 65 masingmasing 13 orang (14,8 %), angka 70 masing-masing 11 orang ( 12,5 %). Untuk lebih jelasnya dapat divisualkan pada tabel 9 berikut: Tabel 9 FREKUENSI HASIL BELAJAR IPS Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 40 6 6.8 6.8 6.8 45 6 6.8 6.8 13.6 50 3 3.4 3.4 17.0 55 13 14.8 14.8 31.8 60 12 13.6 13.6 45.5 65 13 14.8 14.8 60.2 70 11 12.5 12.5 72.7 75 15 17.0 17.0 89.8 80 9 10.2 10.2 100.0 65 Jika dibuat tingkat atau level hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS sebanyak 88 orang adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 10 berikut: Tabel 10 Indeks hasil belajar IPS No Rentang perolehan nilai hasil belajar Level/tingkat hasil belajar Jumlah siswa % 1 40-50 Sangat rendah 15 17,05% 2 51-60 Rendah 25 28,41% 3 61-70 Sedang 24 27,27% 2 71-80 Tinggi 35 39,77% 88 100% Jumlah Dasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS sebesar 63,13. Untuk lebih memperjelas tabel 11, di bawah ini disajikan histogram data gambaran hasil belajar IPS kelas X. Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y) 66 Berdasarkan gambar di atas terlihat sekitar 17,05 % siswa yang mendapat skor 40-50,28,41% yang mendapat skor 51-60,27,27% yang mendapat skor 61-70 dan skor 71-80 mendapat pesentase sebesar 39,77%. Dengan demikian, skor yang berada pada interval merupakan skor yang persentasenya paling banyak yaitu 39,77%. dengan skor 71-80 Berarti dapat dikatakan hasil belajar IPS siswa baik. 3. Deskripsi Data Hasil Korelasi Deskripsi data hasil korelasi antara sikap siswa (variabel X) dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan bantuan Software SPSS 17.00 For Windows dengan teknik Enter Method, yaitu dengan cara memasukkan variabel X (sikap siswa pada mata pelajaran IPS) dan variabel Y (hasil belajar siswa kelas X ) ke dalam form yang tersedia pada program tersebut, seperti dapat dilihat tabel 11 berikut: Tabel 11 Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Variables Entered Removed Ya Method Enter Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS 17.00. Setelah kedua variabel sebagaimana telah dideskripsikan pada deskripsi data sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar kelas X dienter (dimasukan) ke dalam program SPSS tersebut, maka menghasilkan keluaran korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS (variabel X) dan hasil belajar kelas X (variabel Y) di SMK Attqwa 05 Kebalen. Output data yang dihasilkan dari Program SPSS 17.00 For Windows ternyata bahwa korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran 67 IPS dan hasil belajar IPS kelas X memperoleh angka koefisien korelasi Pearson Corerelation dengan rumus Product Moment sebesar 0,975 dengan tingkat kepercayaan 0,05. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12 berikut: Tabel 12 Hasil Perhitungan Korelasi Antara Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X X X Pearson Correlation Y 1 Sig. (2-tailed) Y .980* .010 N Pearson Correlation 88 88 980* 1 Sig. (2-tailed) .010 N 88 88 4. Deskripsi Data Kontribusi Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS terhadap Hasil Belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen . Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar IPS kelas X Menunjukkan dengan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,980, maka hasil perhitungan kontribusi (R Square/Koefesien Diterminasi) atau pengaruh sikap siswa (variabel X) terhadap hasil belajar siswa IPS (variable Y) adalah R2 X 100 % = 0,9802 X 100%= 96,04% dengan R Square yang disesuaikan sebesar 0,980% dan standar Erraor of Estimate 2.318 hal tersebut ditunjukkan pada tabel 13 berikut. Tabel 13 Model Summary Model R 1 .980 a R Square Adjusted R Square .961 .960 68 Std. Error of the Estimate 2.318 F. Uji Prasyarat Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisis yang digunakan penulis adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS 17.00 . Hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk masing masing variabel terlihat pada tabel berikut: Tabel 14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X Variabel Asymp.sig Taraf signifikansi 5% Keputusan Sikap siswa 0,973 0,05% Normal Hasil Belajar 0,104 0,05% Normal Pada table 14 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk variabel sikap siswa sebesar 0,973dan variabel untuk hasil belajar siswa IPS sebesar 0,104 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas (sikap siswa terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. 2. Metode Suksesi Interval Metode ini ditujukan untuk menaikan data ordinal menjadi interval. Untuk perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus: ~ (X − x ) Ti = 50 + 10 i S Adapun perhitungannya dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 . 69 Dari perhitungan prasarat analisis terbukti bahwa data itu adalah normal dan sudah di tingkatkan menjadi interval maka penulis menggunakan korelasi Product Moment.64 G. Analisis dan Interprestasi Data 1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS Berdasarkan deskripsi data sikap siswa yang berjumlah 88 orang, menunjukkan bahwa sebagian besar 45,76.% sangat tinggi dan selebihnya 54,24% sikap siswa posisi sedang dan rendah memberikan dampak terhadap tingginya hasil belajar IPS kelas X. Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data tersebut di atas, dengan demikian bahwa permasalahan pertama dalam skripsi ini tentang bagaimanakah tingkat sikap siswa pada mata pelajaran IPS telah terjawab. 2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Berdasarkan deskripsi data hasil belajar siswa IPS kelas X di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar siwa sebagian besar yang hasil belajarnya berdasarkan tabel indeks mencapai 39,77 % dalam posisi tinggi. Berdasarkan hasil belajar pada posisi sangat rendah mencapai 17,05%. Sedangkan rendah dan sedang mendapat 27,77% dan 28,41%. Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data tersebut di atas, maka dengan demikian bahwa permasalahan kedua dalam skripsi ini tentang bagaimanakah tingkat hasil belajar IPS kelas X telah terjawab. 3. Hubungan Sikap Siswa dan Hasil Belajar IPS Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas bahwa hasil korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar IPS kelas X sebesar 0,980%. Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 15 64 Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta 2007), Cet. 4, h. 131. 70 tentang Interprestasi nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS (Variable X) dengan hasil belajar siswa IPS kelas X (Variabel Y) terdapat korelasi yang sangat tinggi. Dengan tingginya korelasi sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar IPS kelas X, maka semua hal yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap siswa, baik berasal dari individu, orang tua, temanteman dan lingkungannya harus dipertahankan dan ditingkatkan, agar hasil belajar terus meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 15 Interprestasi Nilai r Besarnya “r” Product Interpretasi Moment 0,800-1,00 0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,000-0,200 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sangat tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang cukup. Antara Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang agak rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelas yang rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat rendah atau sangat rendahnya sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Y. 4. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar IPS kelas X Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS (variabel X) dan hasil belajar siswa IPS kelas X (variabel Y) menunjukkan dengan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,980% dan R Square/(Koefesien Diterminasinya) adalah 96,04 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap siswa pada mata pelajaran IPS memberi kontribuksi dan hasil belajar IPS kelas X sebesar 96,04 %. Sedangkan selebihnya dipengaruhi faktor lain. 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Siswa kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen mempunyai sikap yang sedang pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata 60,15 ,Berdasarkan deskripsi data sikap siswa yang berjumlah 88 orang, menunjukkan bahwa sebagian besar 39,77.% sangat tinggi dan selebihnya 54,24% sikap siswa posisi sedang dan rendah memberikan dampak terhadap tingginya hasil belajar IPS kelas X. 2. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 63.13 Hasil belajar IPS kelas X dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik dari internal maupun dari eksternal. 3. Hasil pengujian hipotesis didapat rxy sebesar 0,980. Setelah jumlah tersebut dikonsultasikan pada interprestasi angka indeks korelasi “r” Product Moment, dapat ditarik kesimpulan bahwa antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS (variabel X) dan hasil belajar IPS kelas X (variabel Y) terdapat hubungan yang signifikan. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X ditunjukkan oleh hasil dari perhitungan koefisien determinan, dengan perolehan nilai sebesar 96.04% 72 dengan demikian selebihnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dipengaruhi oleh variabel lainnya. Berdasarkan deskripsi data, analisis data, interprestasi data, dan kesimpulan, ini dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho), yaitu terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan, memberikan kontribusi yang sangat tinggi. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Kepada siswa Disiplin ilmu Pengetahuan Sosial merupkan disiplin ilmu yang bersifat dinamis, maka hendaknya siswa banyak membaca, baik dari media Elektronik (siaran berita baik dari TV maupun Radio, dan Internet) maupun media cetak (buku-buku yang berkaitaan dengan IPS , Surat Kabar, Majalah, dan Jurnal) . 2. Kepada guru Guru hendaknya tidak semata mengenalkan IPS secara konseptual/ teoritik saja tetapi perlu juga diperkenalkan secara langsung pada objek IPS itu sendiri dan didiskusikan sehingga pembelajaran berlangsung dua arah, sehingga siswa dapat langsung merasakan manfaat ilmu tersebut. 3. Kepada Mahasiswa Kepada para maha siswa yang ingin meneliti, Hasil penelitian yang baik mungkin dapat dicapai apabila subyek penelitian tidak terbatas peda kelompok sampel penelitian ini, tetapi juga mencakup subyek dengan populasi yang lebih luas dan menggunakan teknik analisa yang lebih baik Hasil penelitian yang baik mungkin dapat dicapai apabila subyek penelitian tidak terbatas peda kelompok sampel penelitian ini, tetapi juga mencakup subyek dengan populasi yang lebih luas dan menggunakan teknik analisa yang lebih baik. 73 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajwali Pers, 2004), Cet. 14. Gerungan W.A, Psikologi sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2004). Edisi ke-3. Cet ke-1 H. Sapriya.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajara IPS, ( Bandung:Upi Press 2006,Cet,1 H. Syafruddin Nurdin, M. Pd, model pembelajaran yang memperhatikan keragaman individu siswa dalam KBK, Jakarta: PT Ciputat press, 2005. H.Abdul Azis Wahab,MA,ed, Metode dan Model-Model Mengajar IPS. (Bandung: PT Alfabeta,2007) H.Abu Ahmadi,dkk,, Ilmu Social Dasar, ( Jakarta: PT Rienka Cipta, 1991),cet.2. H.M.Alisuf Sobri, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999).h.39 H.M.Arifin Noor, ilmu social dasar,Jakarta : CV Pustaka Setia,cet 11,1997. Hj. Eti Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) Ikhwan luthfi,dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta, Rineka Cipta 2009).cet ke-1 M,Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I Muhibbin Syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002) Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkualitas Belajar, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), cet. Ke-4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XI Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4 74 Pupuh Fathurrahman, Strtegi Belajar dan Mengajar. (Bandung : CV Alfabeta, 2005 Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet ke9 Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisi ke-2 Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintahan RI N019 Tahun 2005. PT Sinar Grafika Sudjana.MA.Msc,Metode Statistika.(Bandung PT Tarsito 1996) Cet.ke-1 Sugiyono, Statisika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 1999), Cet. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2006),Cet.13 Sumardi Surya Brata, Psikologi pendidikan. (Jakarta : Tarsito, 1996), cet. Ke-1 Sutrisno Hadi. Metodologi Reserch (Jakarta: PT Ciputat Press)2005 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. II Wina Sanjaya..Mpd.Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung:Rosda Karya,2002),Cet,2 Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta:2006) 75 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 NAMA SISWA Ainul yaqin T Ainul yaqin J Anis durrotunnafisa Ayub Dina fajrotul H Fitri putri I Hamidah latifah Ita lestari Jamaluddin Karmila sari Khoirul umam Lala rosmala Lia khoirul ummah Lina wati dewi M.rianto Muslimawati Muzdalifah Nabila nuril zein Nur annisa Putri purwanti Rahmat hidayat Rizki subagza Rofiatul ummah Rosita dewi Saifullah Sarnah susanti Siska dewi Slamet surendi Suryanah Taufik hidayat Umar mukhtar Wahyunika Widya nurrahman Arifin HASIL MID 45 45 60 45 60 70 45 60 60 70 55 60 70 70 55 80 50 75 65 65 55 50 70 55 65 75 65 65 60 65 75 65 70 65 Descriptive Statistics sikap N 34 72,65 Mean 12,989 40 Std. Deviation Minimum 76 93 Maximum One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences 34 sikap 72,65 12,989 ,159 ,062 -,159 ,928 ,355 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. Test distribution is Normal. Calculated from data. hasil N 34 Descriptive Statistics 61,91 Mean 9,456 45 Std. Deviation Minimum 80 Maximum One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences 34 61,91 9,456 ,157 ,081 -,157 ,918 ,368 hasil Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. Test distribution is Normal. Calculated from data. Descriptive Statistics hasil N 34 61,91 Mean 9,456 45 Std. Deviation Minimum 77 80 Maximum Normal P-P Plot of sikap 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 Observed Cum Prob 78 0.8 1.0 Normal Q-Q Plot of sikap Expected Normal Value 4 2 0 -2 -4 -3 -2 -1 0 1 Standardized Observed Value 79 2 3 Normal Q-Q Plot of hasil 3 Expected Normal Value 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 Standardized Observed Value 80 3 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 NAMA SISWA AKUNTANSi Ainul yaqin T Ainul yaqin J Anis durrotunnafisa Ayub Dina fajrotul H Fitri putri I Hamidah latifah Ita lestari Jamaluddin Karmila sari Khoirul umam Lala rosmala Lia khoirul ummah Lina wati dewi M.rianto Muslimawati Muzdalifah Nabila nuril zein Nur annisa Putri purwanti Rahmat hidayat Rizki subagza Rofiatul ummah Rosita dewi Saifullah Sarnah susanti Siska dewi Slamet surendi Suryanah Taufik hidayat Umar mukhtar Wahyunika Widya nurrahman Habib CH Rojuddin Ririn Arifn Mandasari Zulfiyani Hamzah Zulfikar Wahyudin 81 HASIL 45 45 60 45 60 70 45 60 60 70 55 60 70 70 55 80 50 75 65 65 55 50 70 55 65 75 65 65 60 65 75 65 70 60 45 75 65 75 80 55 70 75 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 NAMA SISWA TKJ Abd.Ahmad Syahroni Abd.Munif A.Sarifan Ajeng Junaidah Amalia Devi Noviyanti Fitrah Fajar Heri Irawan Helen monica candra Iin nuraini Ibnu hajar Iswadi Jannatul hasanah Khoirul umam Linda anggraini Marni fujiyanah Munawaroh Maulana hasanuddin Nailul huda Nuraliyah Nuratiyah fitri Patmawati Pita soraya Rianda ikhsan Ridwan hasyim Rifqi fatahillah Rifki firgan Ryza umami Rani sekarsari Saefuddin anwar Sarifuddin Syukron Tarti winarti Taslimah Tedy graha renaldi Uswatun hasanah Yayah rohayati Haidir umam Sani akbar Uswatun Zizah Riyana Yeni adriani Zumhari HASIL 45 70 55 60 55 80 40 40 75 75 75 75 60 60 70 80 75 55 65 55 75 75 65 55 40 60 80 80 40 80 60 70 65 55 65 75 40 55 65 75 80 80 65 70 82 DOKUMENTASI MTS AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG MTS AL-MURSYIDIYYAH Pamulang Gedung MTS AL-MURSYIDIYYAH Pamulang 83 Ruang TIK Siswa sedang mengerjain Soal Tes Mata Pelajaran IPS Siswa sedang mengerjakan Soal Kisi-Kisi Angket Instrumen 84 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 1 SIKAP SISWA 57 75 78 91 60 74 54 74 83 90 40 61 75 84 85 85 52 52 56 67 75 77 79 88 69 74 75 82 84 93 63 64 83 71 HASIL BELAJAR 45 45 45 45 50 50 55 55 55 55 60 60 60 60 60 60 65 65 65 65 65 65 65 65 70 70 70 70 70 70 75 75 75 80 -0,002975085 85 INTERVAL 37,950 51,818 54,129 64,144 40,261 51,047 35,639 51,047 57,981 63,374 24,853 41,032 51,818 58,751 59,522 59,522 34,098 34,098 37,180 45,654 51,818 53,359 54,899 61,833 47,195 51,047 51,818 57,211 58,751 65,685 42,573 43,343 57,981 48,736