jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial

advertisement
HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
IPS DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05
KEBALEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Disusun Oleh :
Istiqomah
NIM: 106015000703
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2010
ABSTRAK
Istiqomah.NIM.106015000703. Jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Hubungan antara Sikap Siswa pada
Mata Pelajaran IPS dengan Hasil Belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05
Kebalen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar
IPS Kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen. Responden dalam penelitian ini sebanyak
88 siswa dan siswi, sikap siswa pada mata pelajaran IPS merupakan
kecenderungan untuk bertindak dengan perilaku terhadap suatu objek, sikap siswa
terhadap pelajaran IPS dapat diketahui dengan caranya berinteraksi atau merespon
terhadap pelajaran IPS dikelas, Reaksi sikap siswa baik itu positif maupun
negative terhadap mata pelajaran IPS. Sedangkan hasil belajar IPS adalah hasil tes
soal pada mata pelajaran IPS, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survai dengan teknik kuantitatif. Data sikap siswa pada mata pelajaran IPS
diperoleh melalui kuesioner yang terdiri dari 30 item,dari hasil perhitungan yang
didapat rxy prodact moment sebesar 0,980% maka Ho diterima, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa
terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05
Kebalen, Koefisien determinasi sebesar 96,04%, menunjukan bahwa sikap siswa
pada mata pelajaran IPS sangat besar dalam mempengaruhi hasil belajar IPS.
Kata kunci : Sikap Siswa pada Mata Pelajaran IPS. Hasil Belajar IPS
ii
ABSTRACT
Istiqomah.NIM.106015000703.Deparetement of social science (IPS) Faculty
Of Tarbiyah And Teacher Training. Relationships Between Attitude Of
Students In Subjects With Learning Outcomes IPS IPS Class X SMK
Attaqwa 05 Kebalen. This study aims to determine whether there is a significant
relationship between students' attitudes towards the subject of social studies with
the study of Vocational learning outcomes Class X SMK Attqwa 05
Kebalen.responden in the study of 88 male and female students, students in social
studies subjects tendency to act with attitude towards the behavior objects, student
attitudes toward social studies to find out how to interact with or respond to the
lessons of social science in the classroom, students' positive reaction or negative
attitude toward social science subjects. While IPS is the result of learning about
the test results in social studies subjects, the methods used in this research is
survey method with quantitative techniques. Data on student attitudes IPS subjects
obtained through a questionnaire consisting of 30 items, from the calculation
results obtained when Prodact rxy at 0.980%, then Ho is accepted, so it can be
concluded that there is significant correlation between students' attitudes.
Keywords: Student Attitudes on Social Subjects. Learning Outcomes IPS
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipersembahkan kehadirat illahi robbi yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sholawat serta salam
senantiasa tercurah kepada baginda habibanal karim Muhammad SAW, Kepada
keluarga dan sahabatnya, serta kepada seluruh umat islam baik muslimin dan
muslimat.
Alhamdulillahirabbil alamin, senantiasa penulis persembahkan kepadanya
karena dengan ridhonya penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dirinya hanyalah makhluk
sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri, begitu pula dengan proses
pelaksanaan penyusunan skripsi ini, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan,
dukungan, perhatian dan doa dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sebagai ucapkan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada. MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H.Nurochim. MM, ketua jurusan Pendidkan IPS dan juga dosen
pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi
serta bimbingannya kepada penulis.
3. Bapak Abd.Rozak. MSi, dosen pembimbing skripsi, penulis ucapakan banyak
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, karena berkat bimbingan,
dukungan dan kebaikan dari beliau penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tidak ada suatu apapun yanga dapat menggantikan jasa beliau,maka tidak
henti-hentinya penulis ucapkan terima kasih.
4. Bapak Dr. Iwan Pourwanto. MPd, Dosen dan sekertaris jurusan pendidikan
IPS yang sudah banyak memeberikan masukan dan motivasi kepada penulis.
5. Seluruh bapak ibu dosen jurusan pendidikan IPS yang ttelah banyak
memeberikan
ilmunya
dan
membimbing
penulis,
sehingga
dapat
menyelesaikan study di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
iv
6. Seluruh Citivis Akademik Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Ahmad Kosasi, SPd, dan bapak Matroji, SPd. Selaku kepala sekolah
SMK Attaqwa 05 Kebalen.
8. Seluruh para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan SMPI YAPKIN
ANNUR Buni Bakti yang selalu member bimbingan kepada penulis.
9. Abeh dan Umi tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang serta
dukungan baik moril maupun materil, juga tak henti-hentinya memanjatkan
doa kepada allah SWT untuk penulis agar senantiasa mendapat ridhonya
disetiap langkah perjuangan dalam menempuh perjalanan hidup yang berliku
untuk mencapai kesuksesan dunia akhirat.
10. Kakanda Ruston Nawawi dan Irfan Dedi besrta istri tercinta, serta adik-adikku
A.Dailami Firdaus dan Zezen Syukrilah dan ynag lainnya, selalu memotivasi
dan menghibur penulis dikala penulis mengalami kejenuhan dalam membuat
skripsi ini.
11. Kakanda Nasuha, Muzdalifah, Nurhikmah, Khoirunnisa, Syifa dan Syamsul
Bahri, Serta Nenek Ku Tercinta.
12. Kakanda H.Husni Mubarok Ahbab. MA tercinta yang selalu setia, Percaya dan
membimbing serta memotivasi penulis untuk tetap selalu semangat sampai
akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat ku Erwita Fitri. S.Pd, Eki Pramuning Dita, S.Pd, Lailatul
Badriyah, S.Pd, dan Yati Musnayati, S.Pd, yang selalu membantu,memotivasi
dan menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Sahabat sekampung Rifa Atul Mahmudah, Ahmad Fudholi Ridwan dan Yudi
Syarif.
15. Keluarga besar FKMA ( Forum Komunikasi Mahasiswa Attaqwa )
16. Keluarga besar HIQMA (Himpunan Qori Qoriah Mahasiswa ) Universitas
Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.
17. Kawan-kawan seperjuangan pendidikan IPS angkatan 2006 yang telah banyak
memberikan inspirasi kepada penulis
v
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan doa dan dukungan
selama penulis menyusun skripsi ini.
Penulis persembahkan doa dan rasa syukur kepada allah SWT semoga jasa
yang mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan jauh lebih
baik darinya amin.
Akhirul kalam, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini dan dengan kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yang konstruktif, besar harapan penulis, semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak, amin.
Jakarta, Desember 2010
Penulis
Istiqomah
vi
IDENTITAS :
Nama
: Istiqomah
Nim
: 106015000703
Ttl
: 03 Juli 1988
Agama
: Islam
KAMUT :
“ Berpikir Tajam,Berpikir Cepat,Berpikir Terus Menerus,Berpikir
Intensip Dan Manfaatkan Kesempatan Ketika Orang Lain Tidak
Melakukan Itu Semua Adalah Rahasia Sukses Dalam Hidup “
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 6
1. Tujuan penelitian.................................................................. 6
2. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
BAB II
LANDASAN
TEORITIS,
KERANGKA
BERFIKIR
DAN
PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritis ....................................................................... 8
1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosil......... 8
a. Hakekat dan Karakteristik IPS ....................................... 8
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial.............................. 17
c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ....................... 20
d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ....... 21
2. Pembelajaran IPS ................................................................. 22
a. Pengertian Belajar .......................................................... 22
b. Pembelajaran IPS ........................................................... 25
3. Konsep Sikap ....................................................................... 27
a. Pengertian Sikap............................................................. 27
b. Karakteristik Sikap......................................................... 32
viii
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan
Sikap...............................................................................33
d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS ............................. 35
4. Hakikat Hasil Belajar IPS .................................................... 36
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ............ 41
b. Macam-macam Hasil Belajar......................................... 44
B. Kerangka Berpikir...................................................................... 47
C. Pengajuan Hipotesis .................................................................. 48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 49
1. Tempat Penelitian................................................................. 49
2. Waktu Penelitian .................................................................. 50
B. Metode Penelitian ...................................................................... 50
C. Variabel Penelitian ..................................................................... 50
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 51
E. Tehnik Pengumpulan Data.........................................................51
F. Instument Penelitian................................................................... 52
1. Definisi konseptual............................................................... 52
2. Definisi operasional ............................................................. 52
G. Uji Validitas dan Realibilitas ..................................................... 54
1. Uji Validitas ......................................................................... 54
2. Reliabilitas ........................................................................... 54
H. Teknik Analisa Data................................................................... 55
1. Analisis Data Real................................................................ 55
a. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................ 55
b. Uji Normalitas Data ....................................................... 55
2. Pengujian Hipotesis.............................................................. 56
a. Uji Korelasi .................................................................... 56
b. Koefesien Deteminasi .................................................... 57
ix
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Attaqwa 05 Kebalen ........................... 59
1. Sejarah Yayasan SMK Attaqwa 05 Kebalen ...................... 59
2. Kurikulum Pendidikan ......................................................... 59
3. Kegiatan Ekstrakulikuler...................................................... 60
4. Keahlian/ Jurusan ................................................................. 60
5. Fasilitas ................................................................................ 61
6. Visi dan Misi ........................................................................ 61
B. Deskripsi Data............................................................................61
1. Deskripsi Data Sikap Siswa (Variabel X)............................ 61
2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS kelas X Jurusan Akuntansi
(Variabel Y) ......................................................................... 65
3. Deskripsi Data Hasil Korelasi.............................................. 68
4. Deskripsi Data Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran
IPS terhadap Hasil Belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05
Kebalen . ............................................................................. 70
C. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................ 70
1. Uji Normalitas Data ............................................................. 70
2. Metode Suksesi Interval....................................................... 71
D. Analisis dan Interprestasi Data................................................... 71
1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS ................................... 71
2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS ................................ 72
3. Hubungan Sikap Siswa dan Hasil Belajar IPS..................... 72
4. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terhadap
Hasil Belajar IPS kelas X ................................................... 73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 74
B. Saran........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Waktu Penelitian ................................................................................. 49
Tabel 2
Bobot koesioner .................................................................................. 53
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen sikap siswa pada mata pelajaran IPS................... 53
Tabel. 4
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment................... 57
Tabel 5
Data Sikap Siswa (X) .......................................................................... 62
Tabel 6
Frekuensi Skor Sikap Siswa (Variabel X) .......................................... 63
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa ....................................................... 64
Tabel 8
Data Hasil Belajar IPS kelas X (Y).................................................... 66
Tabel 9
Frekuensi Hasil Belajar IPS ................................................................ 66
Tabel 10 Indeks hasil belajar IPS....................................................................... 67
Tabel 11 Variables Entered/Removedb .............................................................. 69
Tabel 12 Hasil Perhitungan Korelasi Antara sikap siswa pada mata pelajaran
IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ..................................................... 69
Tabel 13 Model Summary .................................................................................. 70
Tabel 14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sikap Siswa pada mata pelajaran
IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ..................................................... 70
Tabel 15 Interprestasi Nilai r.............................................................................. 72
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 42
Gambar 2 Histogram Distribusi Frekuensi sikap siswa (X) ................................ 65
Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y) ....................... 68
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk dinamis, bukan makhluk yang statis.Sebagai
makhluk yang dinamis, manusia terus-menerus berada didalam proses menjadi
(to be), manusia memerlukan kebebasan.Hanya dengan kebebasan, manusia
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi dewasa .
Tujuan pendidikan kita mengantarkan anak didik menjadi manusia dewasa,
yakni manusia yang mampu berpikir dan melakukan tindakan atas pilihannya
sendiri.
Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal maka
akan selalu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikaitkan dengan
belajar yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yaitu terjadinya suatu
perubahan di dalam diri individu, dari tidak tahu menjadi tahu, dan seterusnya.
Perubahan yang dimaksud adalah menuju keperkembangan pribadi individu
seutuhnya.
Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkan
semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadi manusia
kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
Pendidikan juga merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang
atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
atau penghidupan yang lebih tinggi.1
1
H.M.Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar,Jakarta : CV Pustaka Setia,cet 11,1997.h.21
1
Sehingga dengan pendidikan dapat dihasilkan sumber daya manusia
berkualitas dan berwawasan yang dapat membentuk peradaban manusia yang
bermanfaat.
Dengan pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan. Karena
Tuhan memberikan potensi kepada manusia berupa akal dan dengan akal
tersebut manusia dapat menerima ilmu pengetahuan. Untuk mampu
menjalankan peranan ini manusia perlu pengembangan kemampuan yaitu
melalui proses pembinaan. Proses pembinaan ini disebut sebagai pendidikan.
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya
juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Salah satunya
adalah tujuan pendidikan Nasional di Indonesia, seperti yang tertera pada
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab II pasal
3 yaitu:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Untuk memenuhi tujuan pendidikan, terdapat jalur-jalur pendidikan
seperti pendidikan formal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan salah
satu bentuk pendidikan formal yang merupakan sistem yang terarah,
berencana dan berjenjang yang mengemban amanat bangsa untuk menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Dalam dunia pendidikan anak didik atau siswa adalah salah satu
komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar
mengajar. Didalam proses belajar mengajar, siswa memilki tujuan dan citacita dan kemudian ingin dicapainya secara optimanl. Jadi dalam proses belajar
mengajar harus diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana
keadaannya, kemampuannya baru setelah itu menentukan komponen2
Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta:Mini Jaya Abadi, 2003,h. 177
2
komponen yang lain, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan siswa.
Sehingga proses belajar mengajar antara guru dengan anak didik dapat
berjalan dengan baik.
Untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar agar lebih
optimal. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
kualitas proses belajar dan mengajar, tetapi peningkatan mutu pendidikan
belum seluruhnya berhasil bagaimana yang diharapkan oleh masyarakat,
pemerintah maupun oleh para pendidik. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar dan
mengajar.
Kemudian salah satu faktor berhasil tidaknya proses belajar mengajar
adalah hasil belajar yang tinggi maka bermacam-macam faktor-faktor yang
mempengaruhi, salah satunya adalah faktor internal dari siswa. Faktor internal
adalah faktor yang terdapat didalam diri siswa salah satunya adalah sikap.
“Sikap merupakan kesediaan, reaksi atau suatu kecendrungan untuk
bertindak terhadap objek sikap.Sikap memiliki tiga komponen, yaitu
komponen kognitif, afektif, dan konatif”.3 “kemudian sikap mempunyai sifat
yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik (positif) atau buruk
(negatif) terhadap objek sikap”.4
”Namun sikap pun dapat berubah dari sikap yang positif menjadi sikap
yang negative dan ataupun sebaliknya karena pada dasarnya sikap merupakan
hasil dari proses interaksi, sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan
rangsangan yang diterimanya objek sikap yang dihadapinya “.5
Dengan demikian, bahwa terbentuk dan berubahnya sikap itu banyak
dipengaruhi dirangsang oleh objek sikap baik itu lingkungan sosial maupun
kebudayaan, misalnya: dunia pendidikan, keluarga, norma, golongan agama,
dan adat istiadat. Jadi sikap adalah hasil belajar yang dapat dibentuk maupun
diubah sepanjang perkembangan (hidup) si individu.
3
Ikhwan Luthfi,dkk, Psikologi Sosial,(Jakarta,Rineka Cipta 2009).cet ke-1, h.55
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2002) h.120
5
Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial h. 95
4
3
Menurut Sarlito WS.” Sikap merupakan kecenderungan untuk
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan sikap dapat bersikap
positif dan dapat pula bersikap negative”.6 Siswa yang mempunyai sikap
positif cenderung akan menampilkan tingkah laku yang menyenangi dan
mempunyai perhatian yang lebih dan tekun dalam belajarnya. Sebaliknya
siswa yang bersikap negatif akan menampilkan sikap tidak menyenangi dan
tidak terdorong untuk belajar.
Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang.
Suatu negara bisa lebih maju jika negara tersebut memiliki sumber daya
manusia yang mengetahui berbagai ilmu pengetahuan disamping itu juga studi
sosial lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, keahalian, nilai-nilai serta partisipasi
soisial. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) bukanlah mata pelajaran yang beridri
ssendiri, tetapi terdiri dari beberapa disipilin ilmu, yaitu, ekonomi, sosiologi,
geografi.“IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap
dan nilai peserta didik sebagia individu, anggota masyarakat, mahluk sosial
dan budaya, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat “7. Oleh
karena itu, diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sosial ini.
Sedangkan perkembangan IPS akan terjadi bila disertai dengan
peningkatan mutu pendidikan IPS. Mutu pendidikan IPS dipengaruhi oleh
kualitas proses belajar-mengajar yang mana ditentukan oleh peran guru dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Agar kualitas belajar
siswa baik, salah satu peran guru adalah menciptakan kondisi yang
mengarahkan siswa agar mau belajar dan mendapatkan hasil belajar dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan tujuan di atas sangat ideal dan mulia untuk dilaksanakan
oleh setiap siswa. Pengtahuan yang mendalam mereka dapatkan dalam
pembelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan keterampilan sikap dan
6
Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet ke-9.
h.100
7
H. Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu
Siswa Dalam KBK, jakarta: PT Ciputat press, 2005.hal 43
4
perilaku mereka kearah yang benar dan positif. Kenyataannya menurut yang
pernah penulis alami, dalam proses pembelajaran IPS ditemukan beberapa
kendala seperti esensi atau substansi dalam materi IPS terlalu teoritis, abstrak
dan terkesan mencakup banyak hal, sehingga muncul kesan bahwa belajar IPS
bukan belajar tentang kenyataan hidup sehari-hari melainkan belajar sesuatu
yang sangat asing serta metode yang digunakan sangat monoton yang
didominasi cermah satu arah dan penyajian yang tidak relefan dengan konteks
sosial siswa akibatnya siswa malas bertanya kepada guru bila menemui
kesulitan dalam belajar selain itu kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS
dan ketika diadakan evaluasi ringan ringan, banyak yang menunjukan ketidak
mengertiannya lalu mereduksi bahwa mata sosial seperti IPS sulit dan
menjenuhkan.
Pada kenyataanya para siswa menganggap bahwa IPS adalah bidang
studi yang sukar oleh karena itu kita harus mendorong siswa untuk belajar
IPS dengan baik. Dengan mengetahui pentingnya dan bermanfaatnya
mempelajari IPS diharapkan siswa mempunyai sikap yang positif terhadap
pelajaran IPS , karena dengan sikap positif tersebut siswa akan lebih mengerti
terhadap pelajaran IPS . Dengan adanya permasalahan di atas, penulis merasa
tertarik dan berminat untuk menyusun skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN
ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP
MATA PELAJARAN IPS
DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05
KEBALEN”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka timbul
beberapa permasalahan yang di identifikasikan yaitu:
1. Belum diketahuinya Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya sikap
siswa terhadap mata pelajaran IPS
2. Hasil belajar IPS siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen hanya terbatas
pada ranah kognitif saja,yang seharusnya secara konprehensif yang
mencakup kognitif,afektif psikomotorik
5
3. Kurangnya sikap positif siswa
kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
terhadap pelajaran mata pelajaran IPS
4. Materi IPS terlalu teoritis, abstrak dan terkesan mencakup banyak hal sehingga
pelajaran IPS terkesan membosankan
5. Kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS
6. Belum diketahui hasil belajar IPS kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen
7. Belum diketahuinya hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran
IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang diidentifikasi
maka masalah penelitian ini dibatasi pada :
1. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS
2. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
3. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil
belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dikemukakan penulis untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sikap siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap
pelajaran IPS
2. Bagaimana hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
3. Apakah terdapat Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran
IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran :
a. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS
b. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
6
c. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan
hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi para siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen yang mempelajari
IPS agar lebih mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya. Sehingga
siswa mengetahui manfaat belajar IPS untuk dirinya
b. Untuk lebih memotivasi Siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
dalam mempelajari IPS
c. Sebagai petunjuk untuk para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan
pengelola
pendidikan
dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan
khususnya bidang studi IPS
d. Sebagai
masukan
kepada
guru
mata
pelajaran
IPS
Dalam
pengembangan pelajaran IPS agar lebih menarik dan efektif
e. Bagi Mahasiswa Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagi bahan masukan bagi
mahasiswa jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya,
sebagi bekal dalm mengajar di lapangan.
f. Bagi Peneliti untuk menambah khasanah dan wawasan dalam
pembelajaran IPS.
7
BAB II
LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritis
1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Hakekat dan Karakteristik IPS
Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebuah program
pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisipliner
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora untyuk tujuan
pendidikan kewarganegaraan. IPS mempelajari aspek-aspek
politik, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geografi, Psikologi
Sosial, dan Sejarah di masa sekarang, masa lampau dan masa
yang akan datang
untuk membantu pengembangan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dubutuhkan warga
negara di masyarakat yang demokratis.8
Pendidikan IPS sebagai bidang yang terkait dengan kenyataan
Sosial perlu mengembangkan proses pembelajaran yang lebih humanis dan
dinamis bagi pengembangan tujuan pembentukan warga negara yang baik
(good zitizenship), pengembangan sosial serta berpikir refektif inquiry.
Bebagai strategi, pendekatan dan teknik dikembangkan dalam upaya
membangun berpikir kritis siswa.
8
H. Sapriya.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajara IPS, ( Bandung:Upi Press
2006,Cet,1,h,6.
8
1) Latar Belakang
Istilah sosial studies yang berasal dari bahasa Inggris
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi IPS.
Perkembangan dan pengembangan IPS di Indonesia, ide-ide
dasarnya banyak mengambil pendapat yang berkembang di
Amerika Serikat. Sedangkan yang menyangkut tujuan, materi dan
penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan
nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. IPS nerupakan subjek
mater dalam dunia pendidikan di negara kita yang diarahkan bukan
hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi
sebagai materi yang dapat mengembangkan kompetensi dan
tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat
maupun sdebagai warga dunia.
Dilihat dari segi pengertiannya, IPS berbeda dengan Ilmu
Sosial. IPS berusaha mengintegrasikan bahan/materi dari cabangcabang ilmu tersebut dengan menampilkan permasalahan seharihari masyuarakat sekeliling. Segangkan ilmu sosial (Sosial
Sciences), ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek kehidupan
manusia yang dikaji secara terlepas-lapas, sehinga melahirkan satu
bidang ilmu. Ilmu sosial dipelajri dan dikembangkan psds tingkst
perguruan tinggi. Sumaatmadja mendifinikasn bahwa : “Ilmu
Sosial merupakan suatu bidang keilmuan atau disilpin akademis
yang mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat “. Ilmu Sosial dipolakan untuk
mengembangkan human knowledge melalui penelitian, penemuan,
eksperimen dan sebagainya dengan materi dan permasalahan yang
kompleks. Sedangkan sosial studies para ahli memberikan batasan
lebih kepada hal yang praktis, yaitu “Memberikan kemampuan
kepada anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan kekuatan-
9
kekuatan fisik dan sosial dalam menciptakan kehidupan yang
serasi”.9
2) Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial IPS
Untuk membedakan pengertian IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial
dapat dilihat pada bagan berikut :
Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial/IPS
Ilmu Sosial
(Social Science)
Semua bidang ilmu yang
berkenaan dengan manusia
dalam konteks sosialnya
semua bidang ilmu yang
mempelajari
manusia
sebagai anggota masyarakat
Ruang
lingkupnya
berkenaan dg manusia dan
kehidupannya
meliputi
semua aspek kehidupan
manusia sebagai anggota
masyarakat
Aspek-aspek
kehidupan
manusia yang dikaji secara
terlepas-lepas
sehingga
melahirkan satu bidang ilmu
Persamaan/
Perbedaan
Pengertian
Objek
Aspek
kehidupan
manusia
dikaji berdasarkan satu kesatuan
gejala sosial atau masalah sosial
(tidak melahirkan bidang ilmu)
Menciptakan tenaga ahli pada
bidang ilmu sosial
Pendekatan disipliner
Tujuan
Membentuk warga negara yang
baik
Pendekatan interdisipliner atau
multi disipliner
Dikembangkan dari tingkat MI/SD
sampai PT
Dikembangkan di tingkat PT
Ruang
lingkup
Pendekatan
Tempat
pembelajaran
Studi Sosial/IPS
Bidang studi yang mempelajari,
menelaah dan menganaisis
gejala dan masalah sosial di
masyarakat
ditinjau
dari
berbagai
aspek
kehidupan
secara terpadu
Hal-hal yang berkenaan dengan
manusia dan kehidupannya
meliputi
semua
aspek
kehidupan manusia sebagai
anggota masyarakat
3) Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial
Bahan IPS yang bersumberkan dari bahan kajian Geografi,
Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik, Psikologi Sosial
dan Filsafat secara gramatik pengertian IPS, IPS berupa konsepkonsep esensial dari berbagai disiplin ilmu sosial dapat
digambarkan dalam bagan berikut :
9
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
cet,1, Oktober,2009,h,6-7.
10
Bagan IPS : Konsep-Konsep Esensial Dari Berbagai
Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial
Sosiologi
Geografi
IPS (Sosial Studies)
Bidang Studi Yg
Mempalajari Kehidupan
Manusia dlm Masyarakat
serta Hubungannya dg
Lingkungan
Sejarah
Psikologi Sosial
Antropologi
Politik
Ekonomi
Filsafat
Sedangkan konsep-konsep pokok dari Ilmu-Ilmu Sosial meliputi
kajian :
1. Geografi: lokasi, ruang, kawasan,(region), interaksi, keruangan,
pernbedaan
daerah,
lingkungan,
asosiasi
areal,
SDA,
demografi, topografi, daerah iklim, migrasi, habitat, urbanisasi,
konservasi, ekologi dan lingkungan, benua, polusi ekosistem
dan sebagainya.
2. Sejarah: perubahan dan kesinambungan, kausalita, waktu,
kronologi,
objektivitas,
relativitas,
evolusi,
revolusi,
nasionalisme, internasionalisme, peradaban, konflik, tradisi,
humanisme dan sebagainya.
3. Psikologi
individu
sosial:
penyimpangan
kelompok,
perilaku
prilaku,
individu
perkembangan
kelompok
dan
sebagainya.
4. Sosiologi: peranan sosial, status sosial, kelompok, norma,
pranata lembaga, masyarakat komunitas, sosialisasi, proses
sosial, pengawasan sosial, mobilitas sosial, startifikasi, masalah
sosial, perilaku kolektif, dan sebagainya.
5. Antropologi: kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, kompleks
kebudayaan, daerah kebudayaan, Akulturasi, Enkulturasi,
Difusi
kebudayaan,
11
kebudayaan,
tradisi,
perubahan
kebudayaan,
keberadaban,
adat
istiadat,
evolusi,
dan
sebagainya.
6. Politik : kekuasaan (power), negara, sistem politik, lembagalembaga
politik,
kewibawaan,
kepentingan
golongan,
sosialisasi, demokrasi, proses hukum, republik, patai politik,
pemilu, dan sebagainya.
7. Ekonomi: produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi, barang
dan jasa, kelangkaan (scorcity), pendapatan, keuntungan,
pembagian kerja, saling ketergantungan, penawaran, pasar,
uang, harga, modal, industrialisasi, pertanian, perdagangan,
inflasi, deflasi, dan sebagainya.
8. Filsafat: hakekat hidup, nilai, dan sebagainya.
Lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini tentang
hubungan IPS dan Ilmu-ilmu Sosial di bawah ini :
Kebutuhan Dasar
Manusia
Kegiatan Dasar
Manusia
Produksi
dan
Konsumsi
Pemeliharaan
dan
Perlindungan
Komunikasi
dan
Transformasi
Estetika
Pemerintahan dan
Organisasi
Pendidikan
dan
Rekreasi
Ilmu-Ilmu Sosial
Antropologi Ekonomi Geografi Sejarah Ilmu Politik Psikologi Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial
Bagan Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial
12
Sedangkan yang menjadi substansi materi kurikulum IPS terdiri
atas:
1. Fakta, konsep, generalisasi dan teori
2. Metode penyelidikan (methode inquiry) dari masing-masing
disiplin ilmu sosial
3. Metode penyelidikan menggunakan keterampilan intelektual.
Untuk meningkatkan kebermaknaan materi pembelajaran
IPS (meaningfull), buku-bukulah sebagai bahan materi IPS, namun
perlu dilengkapi dengan kenyataan, fakta-fakta yang ada di sekitar
siswa, di sekitar lingkungan fisik dan budaya masyarakat. Dari
aspek penguasaan isi materi, menekankan pada proses atau
keterampilan proses dinataranya : melalui penyelidikan inquirydiscovery, model pembelajaran induktif, model pengajaran konsep,
klarifikasi nilai, model proses pengambilan keputusan, dan
sebagainya. Dengan berlatih berbagai jenis keterampilan tersebut
(sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para ilmuwan sosial), kelak
di kemudian hari mampu bergaul dengan baik dengan sesama
anggota
serta
mampu
memecahkan
masalah-masalah
kemasyarakatannya.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tujuan yang
pertama pembelajaran IPS adalah untuk membentuk dan
megembangkan pribadi warga negara yang baik (good citizen).
Seorang warga negara yang dihasilkan oleh Pendidikan IPS
mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu atau
terampil, dan peduli. Reflektif berarti dapat berpikir kritis dan
mampu
membuat
keputusan-keputusan
untuk
memecahkan
masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang dapat diperolehnya.
Terampil berarti mempunyai sejumlah untuk menolong seseorang
di dalam kehidupan sosialnya dan memperhatikan menelaah isu-isu
yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tangung jawabnya
sebagai angota masyarakat.
13
Tujuan yang kedua, adalah bukan sekedar berarti ilmuilmu sosial yang disederhanakan untuk keperluan pendidikan di
sekolah, juga di dalamnya termasuk komponen pengetauan dan
metode penyeledikan metode ilmiah dari ilu-ilmu sosial serta
termasuk komponen pendidikan nilai atau etika yang kelak
diperlukan sebagai warga negara di dalam proses pengembilan
keputusan (decesion making) masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan pribadi dan kepentingan sosial. Lebih jelasnya
perhatikan bagan di bawah ini tentang pengajaran IPS yang
berorientasi pada proses pengambila keputusan (decision making
process).
Pengambilan
Keputusan
Keputusan Yang
kontroversial
Keputusan Yang
Tidak Kontroversial
KEPUTUSAN
Pengetahuan
Nilai
Pengetahuan
Keputusan yang Diambil
dari Alternatif-alternatif
Keputusan Yang
Didukung Oleh
Bukti
Tindakan
Alasan Pengambilan
Keputusan
Evaluasi Keputusan
Bagan Pembelajaran IPS Yang Berorientasi pada Proses Pengembilan Keputusan ((Decesion Making
Process) Sumber:KaltsounisT.,1987:14
Sedangkan yang menjadi tujuan yang ketiga, meliputi: 1).
Pengertian (understandaing) yang berkenaan dengan pemberian
latar pengetahuan informasi tentang dunia dan kehhidupan; 2).
Sikap dan nilai (attitudes and values), dimensi rasa (feeling) yang
berkenaan dengan pemberian bekal menjadi dasar-dasar etika
masyarakat yang natinya akan menjadi orientasi nilai dirinya dalam
14
kehidupannya di dunia nyata; 3). Keterampilan (skill), khusunya
yang berkenaan dengan kemampuan dan keterampilan IPS. Aspek
Keterampilan PS ini secara garis besarnya, meliputi: keterampilan
sosial (sosial skill), keterampilan belajar dan kebiasaan bekerja
kelompok (group work skill), dan keterampilan (intelectual skill).
Dengan
demikian,
proses
dan
hasil
pembelajaran
pendidikan IPS akan bermuara pada penbentukan sejumlah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai dasar kompetensi
untuk keperluan hidup masyarakat.
Dalam perspektif pendekatan pembelajaran IPS, Somantri
berpendapat bahwa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
tingkat sekolah madrasah dapat diartikan sebagai: 1) Pendidikan
IPS
yang
menekankan
pada
tumbuhnya
nilai-nilai
kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama; 2) Pendidikan
IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuan sosial;
3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective inquiry; dan
4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1,
2, dan 3 di atas. Sejalan dengan pandangan para ahli tersebut di
atas, Somantri menjelaskan pula bahwa:
Fungsi dan peran IPS sebagai medium strategis di dalam
usaha pembentukan warga negara yang baik dan handal
sesuai denga tujuan pembangunan nasional, di mana
tujuan
kewarganegaraan
dapat
dicapai
dengan
pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengusaan
konsep-konsep, proses-proses, dan masalah-masalah ilmu
sosial hingga dapat membuat keputusan yang didasarkan
pada reflektif inquiry di dalam memecahkan permasalahan
kemasyarakatannya10.
Dari berbagai pandangan para ahli di atas, bahwa
pendidikan IPS mempunyai peran dapat membantu siswa menjadi
anggota manyarakat yang berguna dan efektif, membantu siswa
10
Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Bandung:Rosda Karya,2002),Cet,2h.31-35
15
mengembangkan
keterampilan
berpikir
dan
keterampilan
akademis, serta tanggap dan peka terhadap kemajuan IPTEK dan
mampu memanfaatkannya.
Berdasar pada liputan materi substantif Sosial stidies (IPS),
tujuan utama tersebut hakekat dan tujuan mata pelajaran ini dapat
diidentifikasi antara lain adalah, pertama membina pengetahuan
siswa
tentang
pengalaman
manusia
dalam
kehidupan
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan di masa yang akan
datang;
kedua,
menolong
siswa
untuk
mengembangkan
keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi; ketiga,
menolong siswa untuk mengembangkan nilai demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat; keempat, menyediakan kesempatan
kepada siswa untuk mengembil bagian peranserta dalam kehidupan
sosial.
Untuk itu, Pendidikan IPS mempunyai visi dan misi, yaitu
membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik
(good Citizen). Karakteristik warga negara yang baik, secara umum
dapat digambarkan menurut Barr, R.D, Barth, J.L dan Shermis S.S.
ciri-ciri tersebut antara lain :
1. Memiliki sikap patriotisme(cinta kepada tanah air, bangsa,
dan negara)
2. Mempunyai penghargaan dan pengertian terhadap nilainilai, pranata, dan praktek kehidupan kemasyarakatan;
3. Memiliki sikap integritas sosial dan tanggungjawab sebagai
warganegara
4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nlai-nilai
budaya atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya
5. Mempunyai motivasi untuk turut secara aktif dalam
pelaksanaan kehidupan demokrasi
6. Memiliki kesadaran (tanggap) akan masalah sosial
7. Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
sebagai seorang warganegara
8. Mempunyai pengertiaan dan penghargaan terhadap sistem
ekonomi yang berlaku.
16
Sedangkan misi Pendidikan IPS, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya merupakan
makhluk ciptaaNya
Mendidik siswa menjadi warga negara yang baik
Menekankan pada kehidupan manusia yang demokratis
Meningkatkan partisipasi aktif, efektif, dan kritis sebagai
warga megara
Membina siswa tidak hanya pengembangan pengetahuan,
tetapi sikap dan keterampilan agar dapat mengambil bagian
secara aktif dalam kehidupan kelak sebagai angota
masyarakat dan warga negara yang baik.11
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
kependidikan menengah. Bahkan pada sebagian penggunaan tinggi ada
juga dikembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran
utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi
penekan pada Sosial Sciences.12
Dibawah ini ada beberapa pengertian IPS yang diungkapkan
oleh para ahli, diantaranya:
Menurut Numan Soemantri mengemukakan dalam Menggagas
Pembaharuan Pendidikan IPS, bahwa :
Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmuilmu sosial,idiologi Negara dan disiplin ilmu lainnya serta
masalah-masalah sosial terkait,yang diorganisasikan dan
disajikan secar ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.13
Jadi pendidikan IPS dapat berorientasi pada pendekatan
monodisipliner
serta
inter
dan
trans
disipliner.
Pendidikan
ekonomi,pendidikan geografi, pendidikan sejarah adalah contoh
pendekatan monodisipliner.
11
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, cet,1,Oktober, 2009, h 2-5
12
Syaruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Individu Siswa dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi,,(Jakarta: Quantum Teaching, 2005) Cet. 1, h. 22
13
Muhammad Numan Soemantri, Menggagas Pembeharuan Pendidikan IPS, (Bandung:
Remaja Roesadakarya,2001),cet.1,hlm.74
17
Abu Ahmadi dkk dalam ilmu sosial dasar mengemukakan
bahwa “ Sosial Studies atau ilmu Pengetahuan Sosil (IPS) adalah ilmuilmu sosila yang sederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan
pengajaran disekolah dasar dan menengah (Elementary And Secondary
School)”.14 Dengan begitu,jelaslah bahwa ilmu pengetahuan sosial
(IPS) ialah ilmu-Ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi
pengguna program pendidikan disekolah atau bagi kelompok belajar
lainnya yang sederajat, materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial,
Ilmu Politik,Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dijadikan
bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran
disekolah dasar dan menengah. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah
bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata
pelajaran sosial.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas dari IPS
sebagai suatu bidang studi dari tingkat SD sampai ketingkat
pendidikan yang lebih tinggi yaitu membina warga masyarakat yang
mampu menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan
fisik dan sosial yang dihadapinya. Dengan kata lain, baik materi
maupun metode penyajiannya harus sesuai dengan misi yang
diembannya.
a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
1. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata pelajaran IPS
memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan
Antropologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai.
14
Abu Ahmadi,dkk,, Ilmu Sosial Dasar, ( Jakarta: PT Rienka Cipta, 1991),cet.2.hlm.2
18
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan
untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.
Mata
pelajaran
IPS
disusun
secara
sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.
2. Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami
konsep-konsep
yang
berkaitan
dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
c. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan
global.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1. ”Manusia, tempat, dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4. Sistem sosial dan budaya”15.
15
Sapriya.M.Ed., Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT,Remaja
Rosdakarya, 2009,Cet,1,h,208.
19
c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan
dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan
materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaanya,kebutuhan jiwanya,
pemanfaatan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur
kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan
yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks
sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian
luasnyna maka dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan
harus melakukan pembatasan pembatasan sesuai dengan kemampuan
sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pembelajaran
IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh kebutuhannya
sendiri dan sesuai kebutuhan dan tuntunan masyarakat. Oleh karena itu
pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber
pada masyarakat.
Gejala-gejala yang diluar jendela kelas dan diluar halaman
sekolah seperti persampahan, kemacetan lalulintas, pengangguran, dll
merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa.
Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi
ekonomi, segi sikap, mental, berhubungan antar manusia dan lain-lain.
Mereka dilatih untuk melakukan diagnosa terhadap masalah sosial
lainnya juga dilatih untuk menyusun Alternative pemecahanya.
Melalui proses yang dikemukakan di atas, guru dan siswa telah
memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber
materi IPS. Dengan demikian baik guru maupun murid tidak
berhadapan dengan sumber dan materi yang asing bagi mereka, pada
diri siswa dapat dibina konsep-konsep IPS yang sesuai dengan
kenyataan.
20
d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial
budaya.
Tujuan utama Ilmu Penetahuan Sosial ialah untuk
mengembangkan potensi didik agar peka terhadap masalah
sosial terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat16.
Menurut Sapriya dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran
dan Hasil Evaluasi Belajar IPS mengemukakan bahwa terdapat 5
tujuan pokok pembelajaran IPS:
1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian
pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu
tertentu maupun yang bersifat interdisipliner komprehensif dari
berbagai cabang ilmu sosial.
2. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan memprektekkan
keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya
secara pantas dan tepat sebagainya diharapkan ilmu-ilmu sosial.
3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami dan menghargai
dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural
maupun individual.
4. Membina siswa kearah turut memperngaruhi nilai-nilai
kemasyarakatan
serta
juga
dapat
mengembangkanmenyempurnakan nila-nilai yang ada pada dirinya
5. Membina
siswa
untuk
berpartisipasi
dalam
kegiatan
kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga
Negara.17
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo tujuan dari pendidikan IPS
adalah “untuk bekal mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
16
Syafruddin nurdi, Model Pembelajaran ……………………,h.24
Sapriya Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press,
2006), Cet. 1, h. 13
17
21
kemampuan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi”.18
Tujuan
yang
dikemukan
oleh
Etin
tersebut
di
atas,
mengharapkan agar siswa mampu mengembangkan kemampuan dan
sikap yang rasional dalam menanggapi kenyataan atau permasalahan
serta perubahan yang tak menentu seperti yang terjadi dalam
perkembangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia baik
yang terjadi pada masa lampau, masa kini atau pun masa yang akan
datang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang
bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi dan tatanegara.
2. Pembelajaran IPS
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena
sebagai makhluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan
yang baik antara dirinya dan lingkungannya.Sehingga dengan belajar
manusia dapat mengembangkan dirinya. Belajar didefinisikan “suatu
proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.19
Menurut Gagne belajar adalah “suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman “,
sedangkan menurut Henry E. Garret “belajar merupakan proses yang
berlangsung dalam jangka waktu yang lama melalui latihan maupun
pengalaman yang membawa perubahan diri dan perubahan cara
mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.
18
Eti Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), h. 15
19
Drs,Sumardi Surya Brata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Tarsito, 1996), cet. Ke-1, h. 2.
22
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan
psikomotorik.
1) Ciri – ciri Belajar
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar, yaitu:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya
individu telah merasakan telah terjadi adanya perubahan
dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu
selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu
yang lebih baik dari sebelumnya
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat menetap
atau permanen.Ini berarti perubahan yang terjadi setelah
belajar bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang
ingin dicapai.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui
suatu proses belajar meliputi perubahan tingkah laku.
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan
sebagainya.20
2) Tipe – tipe Belajar
Dalam
buku
The
Condition
of
Learning
Gagne
mengemukakan delapan tipe belajar, yang membentuk suatu
20
Sumardi Surya Brata,op,cit,h.3-8
23
hierarki dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling
kompleks, yaitu:
a) Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individu
belajar mengenal dan memberi respon kepada tandatanda.
b) Belajar perangsang-jawaban atau stimulus-respons
learning. Belajar ini merupakan upaya untuk
membentuk hubungan antara perangsang dengan
jawaban.
c) Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar
melakukan rentetan kegiatan yang membentuk satu
kesatuan.
d) Hubungan verbal atau verbal association. Hubungan
verbal berbentuk hubungan bahasa.
e) Belajar membedakan atau discrimination learning.
Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan
sesuatu benda dengan yang lainnya.
f) Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini
menyangkut pemahaman dan penguasaan konsep.
Dengan menguasai konsep siswa dapat membedakan
hal-hal baru yang diperoleh dalam belajar.
g) Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu
belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di
sekolah, di rumah ataupun aturan perdagangan,
pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan.
h) Belajar pemecahan masalah atau problem solving
learning. Dalam kegiatan belajar ini individu
dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus
dipecahkan21.
3) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada
tiga macam, yaitu:
a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni aspek
fisiologis (kondisi jasmani) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ dan sendi-sendi
yang dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran, dan aspek psikologis (kondisi rohani)
yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa, dalam kondisi rohani sisdwa terdiri
21
Pupuh Faturrahman,Strategi Belajar Dan Mengajar.Bandung:CV Alfabeta,2005,h,20-
22
24
dari lima faktor, yakni: a) tingkat kecerdasan siswa, b)
sikap siswa, c) bakat siswa, d) minat siswa, e) motibasi
siswa.
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa baik lingkungan sosial maupun
non sosial.
c) Faktor pendekatan belajar
Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran. Jadi karena pengaruh
faktor-faktor tersebut di atas, muncul siswa yang
berkemampuan tinggi, rendah atau gagal sama sekali.
Dalam hal ini seorang guru mampu mengantisipasi
munculnya gejala kegagalan dengan berusaha dan
mengatasi faktor yang menghambat pelajaran.Jika guru
dapat mengatasi hal tersebut maka tidak mungkin dalam
pembelajaran menghasilkan perubahan yang khas yaitu
hasil belajar yang diperoleh siswa.22
b. Pembelajaran IPS
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Merupakan mata
pelajaran
yang membahas (mengkaji) kehidupan sosial yang
didasarkan pada komponene-komponen mata pelajaran IPS, yang
sekitarnya tak asing bagi kita semua untuk mengetahui atau
memahaminya. Menurut Syafrudin Nurdin yang mengutip terjemahan
Nu’man Sumantri mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan sekolah
sebagai:
(1) pendidikan Islam yang menekankan pada tumbuh nya nilainilai kewarganegaraan, moral ideologi Negara dan agama; (2)
pendidikan IPS yang menekakan pada isi dan metode berfikir
keilmuan sosial; (3) pendidiakn IPS yang menekankan pada
reflective inquiry; (4) pendidikan IPS yang mengambil
kebaikan-kebaikan dari butir, 2 dan 3 di atas.23
Sebagaimana dikutib oleh Udin Winata Putra dari pendapat
Sarwono Prawiroharjo, bahwa PIPS dibagi dalam dua arah yaitu:
22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2005), h. 132.
23
Ikhwan lutfi, Op.cit, h. 59
25
a. PIPS untuk dunia persekolahan yang pada dasarnya
merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, dan
humaniora, yang diorganisasikan secara psiko-pedagogis
untuk tujuan pendidikan pessekolahan.
b. PIPS pada dasarnya merupakan penyeleksian dan
pengorganisasian secara ilmiah dan meta psiko-pedagogis
dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan disiplin lain relevan,
untuk tujuan prefesional guru IPS. (Udin Winata Saputra,
Materi dan Pembelajaran IPS SD).24
Dari pengertian di atas, bahasan tentang PIPS ini lebih
ditekankan pada dunia persekolahan terutama pada Sekolah Menengah
Pertama (SMP), yang biasa dikenal dengan pelajaran IPS.
Ilmu Pengetahuan Sosial yang di bagai dalam tiga kategori
yaitu dikenal dengan istilah ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu
pengetahuan sosial. Ketiga istilah tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya, karena saling memiliki keterkaitan. Pengertian dari
ketiga
istilah
Ilmu
pengetahuan
Sosial
ini
menurut
Nursid
Sumaatmadja, adalah:
a. Ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Studi sosial adalah suatu bidang pengkajian tentang masalah sosial
kehidupan manusia di masyarakat, dan mempelajari gejala sosial
yang menjadi bagian dari kehidupan.
c. Ilmu pengetahuan sosial (IPS), adalah mempelajari kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya,
baik itu cara menggunakan usaha, memenuhi materi, kebutuhan
budaya, kebutuhan kejiwaan, pemanfaatan sumber daya alam di
bumi, maupun mengatur kesejahteraan dan pemerintahan.
Hari Sudradjat berpendapat bahwa “ilmu pengetahuan sosial
(IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin terdiri dari beberapa
24
H.Abdul Azis Wahab, Metode Dan Model-Model Mengajar IPS.(Bandung:PT Alfabeta,
2007), cet I, h. 132
26
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial humaniora, yang mempelajari
interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS sebagai
program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial
semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi
warga masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab
atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Apalagi
dalam penyajiannya, pelajaran IPS diberikan berdasarkan tingkat
jenjang sekolah, jumlah bidang keilmuan yang dilibatkan di dalam IPS
berbeda-beda.
Di tingkat sekolah dasar terdiri dari geografi, sejarah, di tingkat
sekolah lanjutan terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan
antropologi, di tingkat menengah atas dasar terdiri dari geografi,
sosiologi,
ekonomi
akuntansi,
tata
Negara
dan
pendidikan
kewarganegaraan, sedangkan di perguruan tinggi hampir seluruh
bidang keilmuan sosial dilibatkan pada kerangka IPS.
Oleh karena itu peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup
berpengetahuan dan kemampuan berfikir yang tinggi, melainkan harus
pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat
terhadap kesejahteraan bangsa dan Negara.
Kegiatan pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik dan
benar, maka guru IPS diharapkan dapat memahami serta menggunakan
metode pembelajaran IPS, sehingga sikap siswa lebih terarah dan
tertarik pada mata pelajaran IPS.
3. Konsep Sikap
a. Pengertian Sikap
Manusia itu tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun
sikap perasaan tertentu, tetapi sikap atau attitude tersebut dibentuk
sepanjang perkembnagannya. Peranan sikap dalam kehidupan manusia
berperan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka
27
sikap itu akan turut menentukan tingkah lakunya terhadap objek-objek
sikapnya. Adanya sikap menyebabkan bahwa manusia akan bertindak
secara khas terhadap objek-objeknya. Pengertian sikap menurut
pendapat para ahli psikologi sebagai berikutnya:
a. Menurut Louis Thurstone, Rensis Liket dan Charles
Osgood pengertian sikap adalah suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu
objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau
tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Secara
lebih
spesifik.
Thurstone
sendiri
memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau
afek negatif terhadap suatu objek psikologis.25
b. Menurut Gerung
Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari
tingkah laku seseorang. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas. Akan tetapi berupa
kecenderungan tingkah laku. Jadi sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
tersebut.26
c. Menurut Jalaluddin Rakhmat
Sikap
adalah
kecenderungan
bertindak,
berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi
objek, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi
merupakan cara-cara tertentu terhadap objek sikap.27
d. Menurut Thursthoen dalam Walgito
“Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang
terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu
keadaan atau suatu objek”.
e. Berkowitz, dalam Azwa
Menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah
perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah
reaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai
reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua
alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike),
25
Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta: Rineka Cipta 2009).cet ke-1.h.57
H. Sunarto, B. Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta, Renika Cipta
1999). Cet ke-1.h.170
27
H.M.Alisuf Sobri,Psikologi Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999).h.39
26
28
menurut dan melaksanakan atau menjauhi menghindari
sesuatu.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah
kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk
menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan
penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatif dalam
menghadapi suatu objek.
Struktur sikap siswa terhadap konselor (guru) terdiri dari tiga
komponen yang terdiri atas:
1. Komponen kognitif
Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
dan keyakinan tentang objek. Hal tersebut berkaitan dengan
bagaimana orang mempersepsi objek sikap.
2. Komponen afektif
Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi
seseorang terhadap sikap. Perasaan tersebut dapat berupa rasa
senang atau tidak senang terhadap objek, rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif.. komponen ini menunjukkan ke arah
sikap yaitu positif dan negatif. Komponen afektif menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap,
secara umum komponen afektif disamakan dengan perasaan yang
dimiliki terhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi
seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan
sikap.
3. Komponen konatif
Komponen ini merupakan kecenderungan seseorang untuk
bereaksi,
bertindak
terhadap
objek
sikap.
Komponen
ini
menunjukkan intensitas sikap, yaitu besar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang
membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling
29
berhubungan dan tergantung satu sama lain. Saling ketergantungan
tersebut apabila seseorang menghadapi suatu objek tertentu, maka
melalui komponen kognitifnya akan terjadi persepsi pemahaman
terhadap objek sikap.
Hasil
pemahaman
sikap
individu
mengakui
dapat
menimbulkan keyakinan-keyakinan tertentu terhadap suatu objek
yang dapat berarti atau tidak berarti. Dalam setiap individu akan
berkembang komponen afektif yang kemudian akan memberikan
emosinya yang mungkin positif dan mungkin negatif. Bila
penilaiannya positif akan menimbulkan rasa senang, sedangkan
penilaian negatif akan menimbulkan perasaan tidak senang.
Akhirnya berdasarkan penilaian tersebut akan mempengaruhi
konasinya, melalui inilah akan mendapat diketahui apakah individu
ada kecenderungan bertindak dalam bertingkah laku, baik hanya secara
lisan maupun bertingkahlaku secara nyata.
Katz menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai empat fungsi,
yaitu:
1. Fungsi instrumental
Fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini sikap
merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang
sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana
dalam mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu
seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap
positif terhadap objek sikap tersebut. Demikian sebaliknya bila
objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang
akan bersikap negatif terhadap objek sikap tersebut. Fungsi ini juga
disebut fungsi manfaat, yang artinya sampai sejauh mana manfaat
objek sikap dalam mencapai tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai
fungsi penyesuaian, artinya sikap yang diambil seseorang akan
dapat menyesuaikan diri secara baik terhadap sekitarnya.
30
2. Fungsi pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi
untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap diambil seseorang
pada waktu orang yang bersangkutan terancam dalam keadaan
dirinya atau egonya, maka dalam keadaan terdesak sikapnya dapat
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego.
3. Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi
individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya.
Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan
kepuasan dan dapat menunjukkan keadaan dirinya. Dengan
mengambil nilai sikap tertentu, akan dapat menggambarkan sistem
nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
4. Fungsi pengetahuan
Fungsi ini mempunyai arti bahwa setiap individu
mempunyai dorongan untuk ingin tahu. Dengan pengalamannya
yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu,
akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga
menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap
tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan
orang tersebut objek sikap yang bersangkutan. Proses timbulnya
atau terbentuknya sikap dapat dilihat pada bagan sikap berikut ini:
FaktorInternal : Fisiologis, Psikologis,dan Objek Sikap.
FaktorEksterna: Pengalaman,Situasi,Norma-norma, Hambatan,dan
Pendorong .
Dari uraian defenisi di atas tentang sikap terdapat adanya
kesamaan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan
kecenderungan untuk bereaksi (berprilaku) yang terarahkan kepada
suatu hal atau suatu objek yang dapat beerupa benda, ide, orang dan
sebagainya. Sikap ini dapat pula bersifat positif, dan dapat pula bersifat
negative. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah
31
mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan
dalam sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu.
Sikap memiliki komponen-komponen yang terstruktur yang
telah didefinisikan oleh para ahli.
David O. Sear dkk mengatakan sikap terhadap objek,
gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang
bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif,
afektif, dan prilaku. Komponen kognitif terdiri dari seluruh
kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap
tertentu-fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek.
Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi
seseorang terhadap objek, terutama penilian. Komponen
perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi atau
kecenderungan untuk bertindak terhadap objek.28
Definisi sikap di atas merupakan struktur sikap yang terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konatif. Kothandapani merumuskan
ketiga komponen tersebut sebagai komponen” kognitif (kepercayaan),
komponen emosional (persaan), dan komponen perilaku (tindakan).”29
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki
tiga komponen yang terstruktur yaitu komponen kognitif yang berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut masalaha
emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara
umum, komponen ini disamakan dengan perasaab yang dimiliki
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan
dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif
atau komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilku yang ada dalam diri seseorang yang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
28
Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisi ke-
29
Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta,rineka cipta 2009).cet ke-1.h.57
2.h.138
32
b. Karakteristik Sikap
Menurut M. Sherif, faktor psikis yang turut menyusun pribadi
orang dan telah dirumuskan kedalam lima buah sifat khas dari sikap
yaitu:
1.
2.
3.
4.
Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan
Sikap dapat berubah-berubah
Sikap tidak berdiri sendiri
Objek sikap tidak hanya satu hal tertentu saja, tetapi juga dapat
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.30
Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk
atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan
dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat biogenetis
seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan sebagainya.
Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari
orang atau sebaliknya, sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat
berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syaratsyarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.
Contohnya yaitu seorang yang memiliki penyakit dan dapat sembeh
apabila dia memakan daging ular, sedangkan dia tidak menyukai
daging ular, tapi untuk cepat sembuh maka dia memakannya.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Manusia merupakan
makhluk sosial sehingga
manusia
memiliki sikap sosial yang terbentuk dari adanya interaksi sosial.
Dalam interaksi tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi
diantara indivindu yang satu dengan indivindu yang liannya, terjadi
hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi pola prilaku masingmasing individu. Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu
30
Gerungan W.A, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2004). Edisi ke-3. Cet ke-
1,h.164
33
terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pengalaman pribadi
Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pengaruh kebudayaan
Media massa
Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Pengaruh faktor emosional.31
Sikap dapat dibentuk dari pengalman pribadi. Pengalaman
pribadi harus meninggalkan kean yang kuat, sehingga apa yang telah
terjadi atau yang sedang kita alami akan ikut membentuk
ataumempengaruhi penghayatan yang lebih mendalam dan berbekas.
Pengaruh
orang
lain
yang
dianggap
penting
dapat
mempengaruhi terbentuknya sikap kita terhadap suatu hal. Diantara
orang yang dianggap penting bagi individu adalah orang tua, teman,
guru dan lain-lain. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.
Kecenderungan ini diantara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Kebudayaan
memiliki
pengaruh
yang
besar
terhadap
pembentukan sikap kita. Kebudayaan memiliki norma-norma yang
harus dijunjung tinggi yang akan mempengaruhi sikap kita terhadap
berbagai masalah yang dihadapi.
Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi, media
massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang, sehingga akan mempengaruhi sikap
seseorang.
Lembaga pendidikan serta lembaga agama mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap, karena meletakkan konsep moral
31
Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta 2009).cet ke-1.h.58
34
dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk diperoleh dari
pendidikan dan ajaran-ajaran agama.
Dari urian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
1. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri
seseorang seperti pengalaman pribadi dan pengaruh faktor
emosional
2. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar individu
seperti pengaruh kebudayaan, media massa, pengaruh orang lain
yang dianggap penting dan lembaga keagamaan.
d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS
Dari definisi di atas dapat diketahui bahawa sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak atau berperilaku terhadap suatu objek.
Sikap dengan mengambil objeknya adalah pelajaran IPS, maka sikap
siswa terhadap pelajaran IPS dapat diketahui dari caranya bereaksi atau
merespon terhadap pelajaran IPS dikelas atau diluar kelas. Reaksi
sikap siswa baik itu positif mupun negatif terhadap pelajar mata
pelajaran tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi
kegiatan belajar. Dalam hal ini sikap yang menunjang belajar
seseorang adalah sikap positif, sikap menerima atau menyukai
terhadap mata pelajaran yang akan dipelajari. “Dalam proses belajar
sikap berfungsi sebagi “Dynamic Force” yaitu sebagai kekuatan yang
menggerakkan orang untuk belajar”.32 Jadi siswa yang sikapnya positif
akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk mau belajar,
sebaliknya sikap siswa yang negatif tidak akan tergerak untuk mau
belajar.
Secara teoritis sikap dapat dibedakan antara sikap positif dan
sikap negatif namun perbedaan sikap diantara siswa hanyalah
32
Alisuf. Sabri, Psikologi Pendidikan,,,.h.84
35
perbedaan dalam kadar atau bobot dari sikap yang mereka miliki
terhadap IPS. Sangat sulit untuk mengelompokkan siswa dalam
kelompok sikap positif dan sikap negatif, perbedaan sikap siswa hanya
ditunjukkan oleh sekor yang diperoleh setiap siswa pada suatu skala
yang dirancang untuk penelitian ini.
4. Hakikat Hasil Belajar IPS
Hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses belajar
dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pelajar dari yang
semula ia tidak tahu (berpengetahuan) menjadi tahu (berpengetahuan).
Gagne menyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalam
disposisi atau kapabilitas manusia.Perubahan dalam menunjukkan kinerja
(prilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa).Dalam belajar dihasilkan
berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap,
keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah
laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar.
Bloom dengan kawan-kawannya mengklasifikasikan hasil
belajar menjadi 3 domain atau kawasan, yaitu kawasan
kognitif, efektif dan psikomotor. Kawasan kognitif
menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan
keterampilan intelektual, kawasan efektif berkaitan dengan
pengembangan perasaan sikap, nilai dan emosi yang
dipelajari (baru), dan kawasan psikomotor berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan
motorik.33
Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran, Tri Yogo Prabowo menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
suatu “proses perubahan tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh
individu melalui proses belajar”.34
33
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagianak Berkualitas Belajar, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2004), cet. Ke-4, h. 27-30.
34
Ibid.
36
Secara umum Reigeluth mengatakan bahwa hasil pembelajaran
secara umum umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu :
(1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari
tingkat keberhasilan siswa dari berbagai sudut
(2) efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari
waktu belajar dan atau biaya pembelajaran dan
(3) daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari
tendensi siswa ingin belajar secara terus menerus.35
Hasil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar”36
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan
psikologi proses pendidikan hasil belajar (achievement) “Merupakan
realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial kapasitas yang
dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat
dari pelakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motoric. Hampir sebagian
terbesar dari kegiatan perilaku yang diperlihatkan seseorang meruapakan
hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan
siswa mata pelajaran yang ditempuhnya.” Tingkat penguasaan siswa akan
mata-mata
pelajaran
dalam
mata
pelajaran
tersebut
disekolah
dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada
pendidikan dasar dan menengah dan huruf a,b,c,d pada pendidikan
tinggi”.37
Dalam kegitan belajar yang terperogram dan terkontrol yang
disebut dengan kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh guru. Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
35
Nurdin Ibrahim, Op. Cit, h. 488.
Mulyono Abdurrahman, pendidikan………h.37.
37
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4, h. 102-103
36
37
Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah
ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya.
Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil
belajar.
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan para
pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru
harus selalu siap dengan berbagai kondisi dalam mengahadapi siswa dan
lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat
menjalankan kewajibannya sebagai guru teladan, agar tercipta sumber
daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis
jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses
pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta
ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan.
Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan
pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom
secara garis besar mengacu kepada tiga arah, yaitu “kognitif, afektif, dan
psikomotorik”.38
Menurut A.J. Romiszowski,” hasil belajar merupakan keluaran
(outputs) dari suatu system pemprosesan masukan (inputs). Masukan dari
sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya
adalah perbuatan atau kenerja ( performance)”.39
Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari
proses belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat kategori,
yaitu:
38
39
Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.38
Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.38
38
1)
2)
3)
4)
Pengetahuan tentang fakta.
Pengetahuan tentang prosedur
Pengetahuan tentang konsep dan
Pengetahuan tentang prinsip
1)
2)
3)
4)
Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya:
Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif
Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik
Keterampilan beraksi atau bersikap dan
Keterampilan berinteraksi.40
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang
optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar instrinsik pada diri siswa.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.
4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif)
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang
dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses
dan usaha belajarnya.41
Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan
yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun
pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuankemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu
yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan
minat.
Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari
apa yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat
terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan
40
Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.38
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), cet. XI, h. 56-57
41
39
bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi.
Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak akan
terhapus begitu saja lain keadaan bila orang melupakan sesuatu, orang itu
mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah menghilang. Jadi
seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak seluruhnya
benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang dipelajarinya
dahulu.
Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal
selama berlangsungnya belajar.
Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu
keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya
anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses
belajar mengajar disebabkan antara lain oleh:
1. Kemampuan anak didik yang rendah
2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak
3. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan
waktu yang diberikan
4. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan.
Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk
mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan
terhadap kekurangan-kekurangan anak didik.
Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan.
Evaluasi adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk
mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap,
kemampuan maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai
balikan sangat diperlukan dalam menentukan starategi belajar siswa.
Evaluasi
hasil
belajar
juga
bermaksud
memperbaiki
dan
mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil
apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkan secara puas. Siswa
dikatakan
berhasil
apabila
ia
memperoleh
prestasi
disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar.
40
yang
bagus
Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Ada pila sebagian yang memandang
belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan
menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education
Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa “ belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif”.42
Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory
berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.43
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska mendefinisikan “belajar atau
disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relative
berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalamanpengalaman”.44
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamatan pendidikan
banyak sekali
yang
mempunyai
pendapat
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan
yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang
sedikit berbeda, tetapi penulis berpandangan faktor-faktor yang
berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi
karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada
masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut.
Faktor ekternal lainnya adalah faktor motivasi. “Motivasi
adalah segala sesuatu yang mendorong tingkah laku yang menuntut
42
Muhibbin Syah, Psikologi……., h.88
Muhibbin Syah, Psikologi…., h.88
44
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Diri........, h. 76
43
41
mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.”45 Zikri Neni
Iska berpendapat bahwa, “Motivasi merupakan keadaan dalam diri
individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan”.46
Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang keberhasilan
belajarnya.
Siswa yang mengalami Proses belajar, agar berhasil sesuai
dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar.
Menurut
Ngalim
Purwanto,
faktor
lain
yang
dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat
diktisarkan sebagai berikut:
45
Alisuf Subri Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta: Radar Jaya
Offset. 1992) cet ke-1 h. 129
46
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri......., h.39
42
Gambar. 1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Alam
Lingkungan
Sosial
Luar
Kurikulum/Bahan Pelajaran
Guru/Pelajaran
Instrumental
Sarana dan Fasilitas
Administrasi/manajemen
Faktor
Kondisi fisik
Fisiologi
Kondisi panca indera
Bakat
Dalam
Minat
Psikologi
Kecerdasan
Motivasi
Kemampuan kognitif
Menurut Abu Ahmadi dan widodo Supriyono merumuskan
bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
1. Faktor internal (faktor yang mempengaruhi dari dalam diri),
yang meliputi :
a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh. Misalnya: penglihatan,
pendengaran, dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh yang terdiri atas: faktor non intelektif
43
(seperti kecerdasan, bakat, dan prestasi yang telah
dimiliki), dan faktor non intelektif (seperti sikap,
kebiasaan dan minat).
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2. Faktor eksternal (faktor yang mempengaruhi dari luar diri),
yang meliputi:
a. Faktor sosial, seperti lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan kelompok.
b. Faktor budaya
c. Faktor lingkungan fisik
d. Faktor lingkungan spritual47
Menurut Syaiful Bahri Djamarah menegemukakan
bahwa: Untuk mendapat hasil belajar dalam bentuk perubahan
harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari
dalam diri individu dan luar individu proses ini tidak dapat
dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila seseorang telah
berhasil dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalami
proses tertentu dalam belajar.48
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska merumuskan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:
1. Internal (Dalam), yakni:
a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca
indera.
b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan,
motivasi dan kemampuan kognisi.
2. Esternal (Luar), yakni:
a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial.
b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana
prasarana, administrasi dan manajemen.49
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut menyebabkan adanya
pengaruh dari dalam diri siswa sebagai perbuatan belajar yang
menimbulkan perubahan tingkah lakunya.
47
Drs.M,Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I
, h. 138-139
48
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. II,
h. 175
49
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri, …., h. 85.
44
Sedangkan adanya pengaruh dari luar individu itu juga bersifat
wajar, maksudnya selain keadaan atau kondisi jasmani dan rohani
siswa (faktor internal), maka faktor eksternal pun turut mempengaruhi,
hal ini dikarenakan baik buruknya hasil belajar siswa akan didukung
pula dari baik buruknya lingkungan tempat siswa belajar.
Untuk itu faktor-faktor di atas dalam hal ini sering saling
berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh: seorang
siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) umunya akan
mendapat dorongan positif dari orang tuanya maupun lingkungannya
(faktor eksternal).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang
telah dicapai seseorang atau sekelompok melalui usaha yang telah
dilakukan atau kegiatan belajar yang dapat diukur dan dinilai.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu,
“Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan
cita-cita”.50 Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori yaitu:
“Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap,
keterampilan motoris”.51 Informasi verbal diperoleh sebagai hasil
belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang dari
membaca dan lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari
berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol
atau gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin
memilih dan mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses
berpikir dalam memecahkan masalah. Sikap terutama sikap sosial yang
muncul dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap bendabenda. Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran kimia
merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabung dengan
50
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), cet. XI, h. 22
51
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar………..h. 22
45
keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya
mencakup kegiatan fisik saja.
Abu Ahmadi dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara langsung maupun tidak
langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Faktor-faktor Stimulus belajar, mencakup panjangnya bahan
pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan
suasana lingkungannya eksternal.
b. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resitasi
dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan
dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.
c. Faktor-faktor individual, mencakup usia Kronologis, perbedaan
jenis kelamin, pengalaman sebelumnya kapasitas mental, kondisi
kesehatan, jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah
laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang lebih buruk. Tingkah laku yang mengalami
perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian,
pemecahan masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,
ataupun sikap. Berdasarkan urian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa prestasi merupakan tingkah laku yang dimiliki individu sebagai
akibat dari pengalaman dan proses belajar yang ditempuh. Hasil
belajar adalah kemampuan yang telah dicapai oleh seseorang yang
menyebabkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman
atau latihan yang dijalani. hasil belajar ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan oleh guru sebagai tujuan pengajaran.
Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang didapatkan dari
proses perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Ketiga kemampuan ini merupakan Minded
46
Integrity, artinya kemampuan ini dapat diperoleh melalui suatu proses
pembelajaran. Dalam arti bahwa kemampuan sebagai konsekuensi
pembelajaran merupakan indicator untuk mengetahui hasil belajar.
IPS Pada dasarnya, disiplin-disiplin ilmu (sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi dan sebagainya) adalah sumber utama
pendidikan untuk ilmu-ilmu sosial. Materi pendidikan adalah apa yang
dipelajari siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu tujuan
kurikulum imu-ilmu sosial, termasuk dalam pengertian materi ini
adalah substansi dan proses yang berasal dari disiplin-disiplin ilmu
sosial.
Pendidikan ilmu-ilmu sosial tidak hanya berhubungan
dengan pengajaran materi ilmu-ilmu sosial. Melainkan
juga berkitan dengn materi pendidikan yang di ajarkan
dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu sesuai dengan tujuan yang akan dikembangkan
dari luar disiplin ilmu dan umumnya materi tersebut
digunakan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan
moral siswa. Realita kehidupan dimasyarakat atau pada
suatu bangsa, disebuah Negara hendaklah dijadikan
materi dasar dalam pendidikan iilmu-ilmu sosial yang
terus dikembangkan untuk berbagai aspek.52
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan
itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Berdasarkan definisi-defenisi di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang didapatkan dari
proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotorik melalui latihan
dan pengalamn yang menghasilkan perubahan dalam bidang IPS, baik
dalam segi kemampuan berfikir logis atau dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-sehari.
52
Nana Supriatna,M.ed Pendidikan IPS ( Bandung: UPI Press) h.95
47
B. Kerangka Berpikir
Pelajaran IPS adalah pelajaran yang abstrak, sehingga IPS merupakan
pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami yang mengakibatkan banyak siswa
yang kurang tertarik dengan IPS. seorang siswa diharapkan akan giat dan
tekun belajar IPS jika dia merasakan manfaat dan kegunaan memiliki
pengetahuan IPS, baik dalam pelajaran disekolah maupun dalam kehidupan
sehari-hari
Sikap siswa terhadap pelajaran IPS tidak lepas dari minat dan
perhatian siswa terhadap IPS, jika seorang siswa menaruh minat dan merasa
tertarik dengan pelajarn IPS, maka dia akan beraksi positif terhadap pelajaran
ips. sebaliknya jika ia merasa tidak tertarik pada IPS, maka ia memiliki reaksi
negatif terhadap pelajaran IPS, sehingga siswa merasa bosan terhadap
pelajaran IPS .
Sikap merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan
dalam proses belajar. seseorang akan tekun belajar atau tidak sangat
tergantung pada sikap yanga ada apada dirinya. dengan demikian sikap
seorang siswa terhadap pelajaran IPS dapat mempengaruhi prestasi belajarnya,
sehingga salah satu sebab terjadinya kemerosotan prestasi belajar IPS di
sekolah dapat diakibatkan oleh sikap siswa terhadap pelajaran IPS yang
diajarkan disekolah.
C. Pengajuan Hipotesis
Ho
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap
mata pelajaran
IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK 05
Attaqwa Kebalen
Ha
: Adanya hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata
pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK 05 Attaqwa
Kebalen
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMK Attaqwa 05 Kebalen Kecamatan
Babelan Kabupaten Bekasi, alasan peneliti memilih sekolah ini karena
SMK Attqwa 05 Kebalen adalah tempat dimana penelitian bekerja sebagai
seorang guru atau pendidik disekolah tersebut sebagai guru IPS,hal ini
memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Berikut adalah tabel waktu penelitian melakukan penelitian
Tabel. 1
Waktu Penelitian
No
Tanggal/Hari/Bulan
Kegiatan
1
15 Mei 2010
Pembuatan proposal skripsi
2
1 Juni 2010
Pengajuan judul skripsi
3
3- 25 Juni 2010
Pembuatan Bab 1, 2, dan 3
3
21 September 2010
Observasi lokasi penelitian
4
21 September 2010
Meminta izin kepada pihak sekolah
5
19 Oktober 2010
Observasi menyebar kisi-kisi angket
7
20 Oktober – 25 Oktober
2010
Pengolahan data
8
26 Oktober 2010
Penyusunan Laporan
49
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey melalui studi kuantitatif
yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek
penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mempunyai dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas yaitu sikap siswa pada mata pelajaran IPS (Variabel X).
2. Variabel terikatnya yaitu hasil belajar IPS kelas X (Variabel Y).
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi
penelitian, variabel yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menjadi objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.53
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel sikap siswa terhadap mata
pelajaran IPS sebagai variabel bebas dan variabel hasil belajar IPS sebagai
variable terikat.
Variabel sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS merupakan variabel
X yang meliputi prilaku sosial mereka dan adapun variabel hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS merupakan variabel Y yang meliputi hasil
dari
proses belajar mengajar IPS.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”.54 Dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan semua
siswa SMK Attqwa 05 Kebalen sebagai subjek penelitian. Karena penulis
hanya ingin meneliti kelas X Akuntansi yang berjumlah 88 siswa.
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006),Cet.13,h,116.
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA, 1998), Cet XI, h. 108
50
2. Sampel menurut suharsimi Arikunto “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”.55 Adapun sampel yang digunakan adalah dengan
teknik cluster sampling atau kelompok. Guna menyederhanakan proses
pengumpulan dan pengolahan data penulis menggunakan teknik sampling.
Dalam penelitian ini jumlah populasi 88 siswa yang berasal dari kelas X
Akuntansi SMK Attqwa Kebalen.
56
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan secara sistematis setiap data yang diperoleh kemudian
dilaporkan sebagai mana adanya.adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini penulis menggunakan cara:
1. Observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.57 Observasi
yang penulis lakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah ….
2. Koesioner, merupakan serangkaian atau pertanyaan yang disusun secara
sistematis
3. Dokumentasi data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari
sumber manusia human resources, melalui observasi dan kuesioner.
F. Instument Penelitian
1. Definisi konseptual
a. Definisi sikap
Sikap siswa adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakuakn
sesuatu respon, rekasi ataupun tindakan dengan cara tertentu terhadap
suatu objek tertentu. Sikap secara umum mengandung tiga komponen
utama, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif.
55
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,………h. 109
Dr. Sugiyono, Statisika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 1999), Cet. 2 h.
63.
57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), cet 12, h.108
51
b. Komponen kognitif adalah komponen
yang berkaitan dengan
pengetahua, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berkaitan atau
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek
sikap.
c. Afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap. Jadi komponen ini menunjukan arah
sikap terhadap objek sikap, yaitu positif dan negative.
d. Konatif adalah komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas
sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
b. Definisi hasil
Hasil belajar adalah sesuatu kinerja yang di indikasikan sebagai
suatu kemampuan yang telah diperoleh karena adanya proses belajar
mengajar.
2. Definisi operasional
a. Definisi Sikap
Sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS adalah reaksi siswa dalam
merespon pelajaran IPS , yang dapat di ukur melalui tiga komponen sikap,
yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
b. Definisi hasil
Suatu hasil belajar yang telah diperoleh siswa melalui usaha yang
dilakukan dapat diukur dan dinilai dari segi ranah kognitif,afektif dan
psikomotorik.
Instrumen ini terdiri dari 30 item. tiap soal terdiri dari 5 pilihan
jawaban yaitu Sangat setuju, Sering, Tidak setuju, Sangat tidak sertuju.
Instrumen ini mencakup komponen kognitif,afektif dan konatif.
52
Tabel 2
Bobot koesioner
Jenis Option
Positif
Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
5
Tidak Setuju (TS)
2
4
Tidak Menjawab (TM)
3
3
Setuju (S)
4
2
Sangat Setuju (SS)
5
1
Apabila diuraikan indicator (tiga komponen) di atas kedalam sub
indicator maka akan seperti table berikut:
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen sikap siswa pada mata pelajaran IPS
No
1
Variabel
Sub variabel
Sikap Siswa
pada mata
pelajaran IPS
a.
ognitif
b.
fektif
c.
onatif
Indikator
K 1. Mengetahui Aspekaspek Mempelajari IPS
A 2. Memahami MateriMateri pokok IPS
K 3. Mengetahui dan
memahami manfaat
belajar IPS
Butir
5
12
13
G. Uji Validitas dan Realibilitas
Setelah data terkumpul makna dilakukan tahap analisis data yaitu,
peneliti berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitiannya.
Dalam analisis data dilakukan beberapa tahapan yang meliputi:
1. Uji Validitas
Skala sikap sebelum diujikan harus ditentukan
validitasnya. Validitas berasal dari kata validity, dapat
diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan
kecamatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.58
Untuk memperoleh pengujian hipotesis yang valid dan
58
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 105
53
obyektif diperlukan data yang memiliki validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan
menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan
skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product
Moment. Rumus adalah sebagai berikut:59
Rxy = rxy =
N ( xy
∑) (− ∑x ∑ y )
[N
x 2 ∑ ( −x∑2 )] [ N
y 2 −(∑ y ) 2 ]
∑
Keterangan:
rxy
= angka Indeks korelasi “r” Product Moment
N
= number of Cases
∑XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑X
= jumlah seluruh skor X
∑Y
= jumlah seluruh skor Y
2. Reliabilitas
“Setelah dilakukan standarisasi nilai instrument, kemudian
dilakukan penguji reliabilitas, instrument Sikap dengan menggunakan
rumus metode belah dua (Split Halp Method) sebagai berikut:
rhit = 2rxy
1+ry
Nilai tersebut diperoleh dengan mencari terlebih dahulu nilai rxy
dengan menggunakan rumus “r” Product Moment, yaitu:
rxy =
N ( xy
∑) (− ∑x ∑ y )
[N
x ∑ ( −x∑2 )] [ N
2
∑
y 2 −(∑ y ) 2 ]
Keterangan:
rxy
= Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
N
= Number of Cases
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
∑X
= Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y
= Jumlah skor dalam distribusi Y
59
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajwali Pers, 2004), Cet. 14.
h.206
54
∑X
= Jumlah Kuadrat dari X
∑Y
= Jumlah kuadrat dari Y
Pengolahan data ini digunakan uji validitas dan reabilitas dengan
rumus teknik korelasi tersebut, dengan menggunakan Sofware SPSS 17.00
For Windows dengan entre method.60
H. Teknik Analisa Data
1. Analisis Data Real
a. Uji Prasyarat Analisis Data
Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisis yang
digunakan penulis adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). perhitungan
data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu
program SPSS 17.00.
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas merupakan uji prasarat analisis data yang
digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak. pengujian dilakukan dengan menggunkan rumus
Liliefors dan pengambilan keputusan data normal atau tidak, dapat
ditentukan dengan mengunakan dua cara :
a. Dengan membandingkan skor KS hitung dengan KS tabel:
1) Jika niali KS hitung <KS tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima
artinya data normal.
2) Jika niali KS hitung >KS tabel, maka Ho di terima dan Ha ditolak
artinya data tidak normal.
b. Dengan teknik probabilitas:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho di tolak dan Ha
diterima artinya data normal.
60
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan……..h. 206
55
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho di terima dan Ha
ditolak artinya data tidak normal.
Pada penelitian ini pengambilan keputusan untuk uji normalitas
dengan menggunakan teknik probabilitas.
2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis mencakup uji korelasi signifikansi dan koefesien
determinasi. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Korelasi
Untuk menganalisa hubungan kedua variabel digunakan teknik
analisis korelasional Bivariat dengan rumus product Moment dari Karl
Pearson, rumus tersebut sebagai berikut:
rxy =
N ( xy
∑) (− ∑x ∑ y )
[N
)2 ] [N
x ∑ ( −x∑
2
∑
y 2 −(∑ y ) 2 ]
Keterangan:
r
= angka Indeks korelasi “r” Produck Moment
N
= number of Cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y
Pengolahan data digunakan teknik analisa korelasional dengan
rumus product moment tersebut, juga dilkukan dengan Software SPSS
17.00 For Windows dengan entre method61.
Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari
perhitungan (Proses Komputasi) dapat diberikan interpretasi atau
penafsiran tertentu. Interpretasi secara sederhana terhadap angka
61
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Juni 2004), cet ke-14, h. 206
56
indeks
korelasi
“r”
Product
Moment
(rxy),
pada
umumnya
dipergunakan pedoman sebagai berikut:62
Tabel. 4
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Product
Moment
0,00 - 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0, 70 – 0,90
0,90 - 1,00
Interpretasi
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak
ada korelasi).
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, lemah atau rendah.
Antara Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
b. Koefesien Deteminasi
Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variable X
terhadap Y digunakan rumus sebagai berikut:
Rumus Koefesien determinan
KD = R2 x 100%
Keterangan:
KD = Konstribusi Diterminasi (Kontribusi Variabel X terhadap
variabel Y)
R2 = Koefesien korelasi antara variabel X terhadap varian
Untuk mengetahui besarnya Koefesien Diterminasi (KD) dan
tingkat linieritas hubungan variabel X dan Variabel Y juga
menggunakan Software SPSS 17.00 For Windows dengan Entre
Method.
62
Anas Sudijono, Pengantar Statistik...., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.
14, h. 190.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Attaqwa 05 Kebalen
1. Sejarah Yayasan SMK Attaqwa 05 Kebalen
SMK ATTAQWA 05 kebalen merupakan Yayasan Attaqwa 47
cab.Kebalen adalah salah satu cabang Yayasan Attaqwa Ujung harapan
yang didirikan oleh seorang Pahlawan Nasional Al-marhum Almaghfurlah Bapak KH. Noer Alie.
Dilatar belakangi oleh kesadaran bahwa konsep ilmu dan
pendidikan yang terus berkembang seiring dengan kemajuan tekhnologi
dan juga kesadaran dengan ketertinggalan umat islam akan tekhnologi
untuk itu SMK Attqwa 05 Kebalen hadir untuk dapat membentuk siswa
yang mempunyai Skill teknologi yang hebat diiringi dengan karakteristik
keimanan yang kuat sehingga tercipta sebuah karakteristik manusia yang
kuat imannya dan hebat Skill tekhnologinya.
2. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan di SMK Attaqwa 05 kebalen adalah
menggunakan kurikulum KTSP dengan muatan lokal yang berintegrasi
kepada keilmuan islam, sehingga diharapkan lulusa SMK Attaqwa 05
Kebalen selain ahli bidang tekhnologi dan akuntansi juga memiliki akhlak
yang baik.
58
3. Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler di SMK Attaqwa 05 Kebalen berbasis
keimanan, kecerdasan, keterampilan dan berakhlak islami yang semuanya
dikemas sesuai dengan bakat dari masing-masing siswa sehingga tercipta
sebuah karakter siswa yang ahli dalam teknologi dan akuntansi serta
berakhlak mulia.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah :
a. Lembaga dakwah sekolah/ Rohis
b. Kelompok ilmiah Siswa ( KIS )
c. Arabic n English Club
d. Komputer Club
e. Sanggar kaligrafi
f. Marawis
g. Marching Band
4. Keahlian/ Jurusan
a. Tekhnik Komputer Jaringan ( TKJ )
Keahlian yang dipelajari :
Melakukan instalasi sistem operasi Graphical User Interface (
GUI )
dan Command Line Interfac ( CLI ), melakukan instalasi
perangkat jaringan lokal Local Area Network, metropolitan Area
Network,
Wide
Area
Network,
mendiagnosis
permasalahan
pengoperasian PC yang tersambung jaringan, melakukan perbaikan
dan setting ulang koneksi jaringan, melakukan instalasi sistem operasi
jaringan berbasis GUI dan text, membuat desain sistem keamanan
jaringan luas,mengadministrasi server dalam jaringan,merancang web
data base untuk Content Server,dll.
b. Akuntansi ( AK )
Keahlian yang dipelajari :
Memproses
dokumen
transaksi,
menyiapkan
jurnal,
membukukan entri jurnal kedalam akun buku besar (Posting),
membukukan entri jurnal kedalam buku pembantu (piutang, utang,
persediaan), menyusun neraca saldo akun besar, menyusun daftar saldo
59
buku pembantu, (piutang, utang, persediaan), mengecek kesamaan
saldo akun buku besar dengan saldo buku besar pembantu, menyusun
neraca
lajur,
penyesuaian,
menyususn
membuat
laporan
jurnal
keuangan,
penutup,
membuat
jurnal
membukukan
jurnal
penyesuaian, dan jurnal penutup, menyusun neraca saldo setelah
penutup, mengerjakan akuntansi komputer.
5. Fasilitas
a) Gedung sekolah milik sendiri
b) Labolatorium komputer ber-AC
c) Lapangan olah raga
d) Masjid
6. Visi dan Misi
Visi :
“Membentuk karakter siswa berbasis keimanan, keilmuan dan Life Skill” .
Misi :
a. Menyelanggarakan Pendidikan yang mengacu pada standar isi dan
proses
b. Menciptakan anak didik yang kuat iman, ilmu dan akhlaknya
c. Memebentuk karakteristik siswa yang bisa mandiri dan siap bersaing
dalam dunia kerja
d. Memotivasi dan menumbuh kembangkan semangat kewiraswastaan.
e. Meningkatkan kemampuan berfikir terbuka kearah yang lebih islami.63
E. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Sikap Siswa (Variabel X)
Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini berikut akan
dijabarkan deskripsi data berupa rentang skor, rata-rata, standar deviasi,
dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi
63
Fropil smk attaqwa 05 kebalen
60
frekuensi dan histogram untuk memperjelas deskripsi dapat dilihat pada
tabel 5 berikut:
Tabel 5
Data Sikap Siswa (X)
Deskripsi
Nilai
Nilai maksimum
87
Nilai minimum
38
Mean
66,15
Median
67,00
Modus
69
Standar Deviasi
13,042
Pada pengumpulan data sikap siswa, penulis menggunakan
kuesioner dengan model skala likert. Kuesioner disusun berdasarkan
indikator yang mengacu pada teori Bloom . Diantaranya mengukur
kognitif,afektif dan konatif.
Berdasarkan tabel 8 tersebut di atas, menunjukan bahwa perolehan
dari 20 item pernyataan skor tertinggi yang diperoleh siswa pada tes sikap
siswa ini sebesar 87 dan skor terendah 38 dan nilai rata-rata (mean)
sebesar 66,15. Nilai tengah (median) 67,00, nilai modus 69 dan nilai
standar deviasi sebesar 13,042.
Jika dibuat rentang skor sikap siswa pada mata pelajaran IPS
dengan jumlah 88 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa
frekuensi dan presentasi skor sikap siswa pada mata pelajaran IPS yang
memperoleh angka 38,41,42,47,49,54,57,66,71,72.76,84,86dan 87 masingmasing 1 orang (1,1%), angka 43,48,58,61,62,64,73,74,75,80,81,dan 82
masing-masing 2 orang (2,3 %), angka 50,53,59,65,68,78 dan 79 masingmasing 3 orang (3,4 %), dan angka 51,56,60,77,83 dan 85 masing-masing
4 orang (4,5 %). Dan angka 69 masing-masing 5 orang (5,7 %) Untuk
lebih jelasnya data tetang frekuensi dan presentasi variabel bebas (X) sikap
61
siswa pada mata pelajaran IPS kelas X di SMK Attaqwa 05 Kebalen
dapat divisualkan pada tabel 6 berikut:
Tabel 6
Frekuensi Skor Sikap Siswa (Variabel X)
Sikap siswa
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 38
1
1.1
1.1
1.1
41
1
1.1
1.1
2.3
42
1
1.1
1.1
3.4
43
2
2.3
2.3
5.7
47
1
1.1
1.1
6.8
48
2
2.3
2.3
9.1
49
1
1.1
1.1
10.2
50
3
3.4
3.4
13.6
51
4
4.5
4.5
18.2
53
3
3.4
3.4
21.6
54
1
1.1
1.1
22.7
56
4
4.5
4.5
27.3
57
1
1.1
1.1
28.4
58
2
2.3
2.3
30.7
59
3
3.4
3.4
34.1
60
4
4.5
4.5
38.6
61
2
2.3
2.3
40.9
62
2
2.3
2.3
43.2
64
2
2.3
2.3
45.5
65
3
3.4
3.4
48.9
66
1
1.1
1.1
50.0
68
3
3.4
3.4
53.4
69
5
5.7
5.7
59.1
71
1
1.1
1.1
60.2
72
1
1.1
1.1
61.4
73
2
2.3
2.3
63.6
74
2
2.3
2.3
65.9
75
2
2.3
2.3
68.2
76
1
1.1
1.1
69.3
77
4
4.5
4.5
73.9
78
3
3.4
3.4
77.3
79
3
3.4
3.4
80.7
62
80
2
2.3
2.3
83.0
81
2
2.3
4.5
85.2
82
2
2.3
1.1
87.5
83
4
4.5
92.0
84
1
1.1
93.2
85
4
4.5
4.5
97.7
86
1
1.1
1.1
98.9
87
1
1.1
1.1
100.0
88
100.0
100.0
Total
Jika dibuat tingkat atau level sikap siswa sebanyak 88 orang adalah
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7
Distribusi frekuensi Sikap Siswa
No
1
2
3
4
5
Rentang skor
sikap siswa
86 - 96
74 – 85
62 – 73
50 – 61
38 – 49
Jumlah
Level/ tingkat
hasil
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Jumlah
skor
2
30
20
27
9
88
%
1,76%
26,4%
17,6%
23,76%
7,92%
100%
Berdasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor sikap siswa
sebesar 66,15. Untuk lebih memperjelas tabel 9, di bawah ini disajikan
histogram data gambaran sikap siswa.
63
Gambar 2
Histogram Distribusi Frekuensi sikap siswa (X)
Dari tabel 5 di atas terlihat hanya sekitar 1,76 % siswa yang
mendapat skor 86-96, skor 74-85 sebesar 26,4 %, skor 62-73 sebesar
17,6%, skor 50-61 sebesar 23,76%,sedangkan yang merupakan skor
terrendah yaitu 38-49 persentasenya sebesar 7,92%. Dengan demikian
dapat diinterpretasikan bahwa skor yang berada pada interval 74-85
merupakan skor yang persentasenya paling banyak yaitu 26,4%
2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS kelas X Jurusan Akuntansi
(Variabel Y)
Untuk data hasil belajar IPS, penulis menggunakan hasil tes soal
pada mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan proses penghitungan dari data
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS skor tertinggi adalah 80,00 dan
skor terendah 40,00 sehingga diperoleh. Nilai mean sebesar 63,13. Nilai
median 65,00
nilai modus
75 dan standar deviasi sebesar 11,703.
Penyebaran skor dapat dilihat pada tabel data hasil belajar IPS kelas X di
SMK Attaqwa 05 Kebalen dan distribusi frekuensi table 8 berikut ini:
64
Tabel 8
Data Hasil Belajar IPS kelas X (Y)
Deskripsi
Nilai
Nilai maksimum
80
Nilai minimum
40
Mean
63,13
Median
65,00
Modus
75
Standar Deviasi
11,703
Jika dibuat rentang skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS dengan jumlah 88 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat
bahwa frekuensi dan presentasi skor kecerdasan emosional yang
memperoleh angka 80 masing-masing 9 orang (10,2 %), angka 50 masingmasing 3 orang (3,4 %), angka 75 masing-masing 15 orang (17,0 %),
angka 40,dan 45 masing-masing 6 orang (6,8 %) dan 55 dan 65 masingmasing 13 orang (14,8 %), angka 70 masing-masing 11 orang ( 12,5 %).
Untuk lebih jelasnya dapat divisualkan pada tabel 9 berikut:
Tabel 9
FREKUENSI HASIL BELAJAR IPS
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
40
6
6.8
6.8
6.8
45
6
6.8
6.8
13.6
50
3
3.4
3.4
17.0
55
13
14.8
14.8
31.8
60
12
13.6
13.6
45.5
65
13
14.8
14.8
60.2
70
11
12.5
12.5
72.7
75
15
17.0
17.0
89.8
80
9
10.2
10.2
100.0
65
Jika dibuat tingkat atau level hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS sebanyak 88 orang adalah sebagaimana dapat dilihat pada
tabel 10 berikut:
Tabel 10
Indeks hasil belajar IPS
No
Rentang perolehan
nilai hasil belajar
Level/tingkat
hasil belajar
Jumlah
siswa
%
1
40-50
Sangat rendah
15
17,05%
2
51-60
Rendah
25
28,41%
3
61-70
Sedang
24
27,27%
2
71-80
Tinggi
35
39,77%
88
100%
Jumlah
Dasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS sebesar 63,13. Untuk lebih memperjelas tabel
11, di bawah ini disajikan histogram data gambaran hasil belajar IPS kelas
X.
Gambar 3
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y)
66
Berdasarkan gambar di atas terlihat sekitar 17,05 % siswa yang
mendapat skor 40-50,28,41% yang mendapat skor 51-60,27,27% yang
mendapat skor 61-70 dan skor 71-80 mendapat pesentase sebesar 39,77%.
Dengan demikian, skor yang berada pada interval merupakan skor
yang persentasenya paling banyak yaitu 39,77%. dengan skor 71-80
Berarti dapat dikatakan hasil belajar IPS siswa baik.
3. Deskripsi Data Hasil Korelasi
Deskripsi data hasil korelasi antara sikap siswa (variabel X) dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan bantuan Software SPSS
17.00 For Windows dengan teknik Enter Method, yaitu dengan cara
memasukkan variabel X (sikap siswa pada mata pelajaran IPS) dan
variabel Y (hasil belajar siswa kelas X ) ke dalam form yang tersedia pada
program tersebut, seperti dapat dilihat tabel 11 berikut:
Tabel 11
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Ya
Method
Enter
Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan
komputer yaitu program SPSS 17.00.
Setelah kedua variabel sebagaimana telah dideskripsikan pada
deskripsi data sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar kelas
X
dienter (dimasukan) ke dalam program SPSS tersebut, maka
menghasilkan keluaran korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran
IPS (variabel X) dan hasil belajar kelas X (variabel Y) di SMK Attqwa 05
Kebalen.
Output data yang dihasilkan dari Program SPSS 17.00 For
Windows ternyata bahwa korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran
67
IPS dan hasil belajar IPS kelas X memperoleh angka koefisien korelasi
Pearson Corerelation dengan rumus Product Moment sebesar 0,975
dengan tingkat kepercayaan 0,05. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12
berikut:
Tabel 12
Hasil Perhitungan Korelasi Antara Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
dan Hasil Belajar IPS kelas X
X
X
Pearson Correlation
Y
1
Sig. (2-tailed)
Y
.980*
.010
N
Pearson Correlation
88
88
980*
1
Sig. (2-tailed)
.010
N
88
88
4. Deskripsi Data Kontribusi Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
terhadap Hasil Belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen .
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara sikap siswa pada
mata pelajaran IPS dan hasil belajar IPS kelas X Menunjukkan dengan
tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,980, maka hasil perhitungan kontribusi
(R Square/Koefesien Diterminasi) atau pengaruh sikap siswa (variabel X)
terhadap hasil belajar siswa IPS (variable Y) adalah R2 X 100 % = 0,9802
X 100%= 96,04% dengan R Square yang disesuaikan sebesar 0,980% dan
standar Erraor of Estimate 2.318 hal tersebut ditunjukkan pada tabel 13
berikut.
Tabel 13
Model Summary
Model
R
1
.980 a
R Square
Adjusted R Square
.961
.960
68
Std. Error of the Estimate
2.318
F. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisis yang digunakan
penulis adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). Perhitungan data
tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program
SPSS 17.00 .
Hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk
masing masing variabel terlihat pada tabel berikut:
Tabel 14
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dan
Hasil Belajar IPS kelas X
Variabel
Asymp.sig
Taraf
signifikansi 5%
Keputusan
Sikap siswa
0,973
0,05%
Normal
Hasil Belajar
0,104
0,05%
Normal
Pada table 14 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk
variabel sikap siswa sebesar 0,973dan variabel untuk hasil belajar siswa
IPS sebesar 0,104 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua
variabel di atas (sikap siswa terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai
probabilitas 0,05.
2. Metode Suksesi Interval
Metode ini ditujukan untuk menaikan data ordinal menjadi
interval. Untuk perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus:
~
(X − x )
Ti = 50 + 10 i
S
Adapun perhitungannya dengan bantuan Microsoft Office Excel
2007 .
69
Dari perhitungan prasarat analisis terbukti bahwa data itu adalah
normal dan sudah di tingkatkan menjadi interval maka penulis
menggunakan korelasi Product Moment.64
G. Analisis dan Interprestasi Data
1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan deskripsi data sikap siswa yang berjumlah 88 orang,
menunjukkan bahwa sebagian besar 45,76.% sangat tinggi dan selebihnya
54,24% sikap
siswa posisi sedang dan rendah memberikan dampak
terhadap tingginya hasil belajar IPS kelas X.
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data
tersebut di atas, dengan demikian bahwa permasalahan pertama dalam
skripsi ini tentang bagaimanakah tingkat sikap siswa pada mata pelajaran
IPS telah terjawab.
2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan deskripsi data hasil belajar siswa IPS kelas X di atas,
menunjukkan bahwa hasil belajar siwa sebagian besar yang hasil
belajarnya berdasarkan tabel indeks mencapai 39,77 % dalam posisi
tinggi. Berdasarkan hasil belajar pada posisi sangat rendah mencapai
17,05%. Sedangkan rendah dan sedang mendapat 27,77% dan 28,41%.
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data
tersebut di atas, maka dengan demikian bahwa permasalahan kedua dalam
skripsi ini tentang bagaimanakah tingkat hasil belajar IPS kelas X telah
terjawab.
3. Hubungan Sikap Siswa dan Hasil Belajar IPS
Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas bahwa hasil korelasi
antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar IPS kelas X
sebesar 0,980%. Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 15
64
Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, (Bandung: Alfabeta 2007), Cet. 4, h. 131.
70
tentang Interprestasi nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara sikap
siswa pada mata pelajaran IPS (Variable X) dengan hasil belajar siswa IPS
kelas X
(Variabel Y) terdapat korelasi yang sangat tinggi. Dengan
tingginya korelasi sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar
IPS kelas X, maka semua hal yang dapat menumbuhkan dan
mengembangkan sikap siswa, baik berasal dari individu, orang tua, temanteman dan lingkungannya harus dipertahankan dan ditingkatkan, agar hasil
belajar terus meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 15
Interprestasi Nilai r
Besarnya “r” Product
Interpretasi
Moment
0,800-1,00
0,600-0,800
0,400-0,600
0,200-0,400
0,000-0,200
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi, yang sangat tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang cukup.
Antara Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang agak rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelas yang rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi akan tetapi korelasi itu sangat rendah
atau sangat rendahnya sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan Y.
4. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terhadap Hasil
Belajar IPS kelas X
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara sikap siswa pada
mata pelajaran IPS (variabel X) dan hasil belajar siswa IPS kelas X
(variabel Y) menunjukkan dengan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,980%
dan R Square/(Koefesien Diterminasinya) adalah 96,04 %. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap siswa pada mata pelajaran IPS memberi
kontribuksi dan hasil belajar IPS kelas X sebesar 96,04 %. Sedangkan
selebihnya dipengaruhi faktor lain.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Siswa kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen mempunyai sikap yang sedang
pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata 60,15 ,Berdasarkan
deskripsi data sikap siswa yang berjumlah 88 orang, menunjukkan bahwa
sebagian besar 39,77.% sangat tinggi dan selebihnya 54,24% sikap siswa
posisi sedang dan rendah memberikan dampak terhadap tingginya hasil
belajar IPS kelas X.
2. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen berada pada kategori
tinggi dengan nilai rata-rata 63.13 Hasil belajar IPS kelas X dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain baik dari internal maupun dari eksternal.
3. Hasil pengujian hipotesis didapat rxy sebesar
0,980. Setelah jumlah
tersebut dikonsultasikan pada interprestasi angka indeks korelasi “r”
Product Moment, dapat ditarik kesimpulan bahwa antara sikap siswa pada
mata pelajaran IPS (variabel X) dan hasil belajar IPS kelas X (variabel Y)
terdapat hubungan yang signifikan. Kontribusi sikap siswa pada mata
pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X ditunjukkan oleh hasil dari
perhitungan koefisien determinan, dengan perolehan nilai sebesar 96.04%
72
dengan demikian selebihnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Berdasarkan deskripsi data, analisis data, interprestasi data, dan
kesimpulan, ini dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah
menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho), yaitu
terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan, memberikan
kontribusi yang sangat tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan beberapa
saran, sebagai berikut:
1. Kepada siswa
Disiplin ilmu Pengetahuan Sosial merupkan disiplin ilmu yang
bersifat dinamis, maka hendaknya siswa banyak membaca, baik dari media
Elektronik (siaran berita baik dari TV maupun Radio, dan Internet)
maupun media cetak (buku-buku yang berkaitaan dengan IPS , Surat
Kabar, Majalah, dan Jurnal) .
2. Kepada guru
Guru hendaknya tidak semata mengenalkan IPS secara konseptual/
teoritik saja tetapi perlu juga diperkenalkan secara langsung pada objek
IPS itu sendiri dan didiskusikan sehingga pembelajaran berlangsung dua
arah, sehingga siswa dapat langsung merasakan manfaat ilmu tersebut.
3. Kepada Mahasiswa
Kepada para maha siswa yang ingin meneliti, Hasil penelitian yang
baik mungkin dapat dicapai apabila subyek penelitian tidak terbatas peda
kelompok sampel penelitian ini, tetapi juga mencakup subyek dengan
populasi yang lebih luas dan menggunakan teknik analisa yang lebih baik
Hasil penelitian yang baik mungkin dapat dicapai apabila subyek
penelitian tidak terbatas peda kelompok sampel penelitian ini, tetapi juga
mencakup subyek dengan populasi yang lebih luas dan menggunakan
teknik analisa yang lebih baik.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajwali Pers, 2004),
Cet. 14.
Gerungan W.A, Psikologi sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2004). Edisi ke-3. Cet
ke-1
H. Sapriya.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajara IPS, ( Bandung:Upi
Press 2006,Cet,1
H. Syafruddin Nurdin, M. Pd, model pembelajaran yang memperhatikan
keragaman individu siswa dalam KBK, Jakarta: PT Ciputat press, 2005.
H.Abdul Azis Wahab,MA,ed, Metode dan Model-Model Mengajar IPS.
(Bandung: PT Alfabeta,2007)
H.Abu Ahmadi,dkk,, Ilmu Social Dasar, ( Jakarta: PT Rienka Cipta, 1991),cet.2.
H.M.Alisuf Sobri, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999).h.39
H.M.Arifin Noor, ilmu social dasar,Jakarta : CV Pustaka Setia,cet 11,1997.
Hj. Eti Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Ikhwan luthfi,dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta, Rineka Cipta 2009).cet ke-1
M,Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I
Muhibbin Syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung;
Remaja Rosdakarya, 2002)
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkualitas Belajar, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2004), cet. Ke-4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), Cet. XI
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4
74
Pupuh Fathurrahman, Strtegi Belajar dan Mengajar. (Bandung : CV Alfabeta,
2005
Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet ke9
Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisi
ke-2
Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintahan RI N019 Tahun 2005. PT
Sinar Grafika
Sudjana.MA.Msc,Metode Statistika.(Bandung PT Tarsito 1996) Cet.ke-1
Sugiyono, Statisika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 1999), Cet. 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta,2006),Cet.13
Sumardi Surya Brata, Psikologi pendidikan. (Jakarta : Tarsito, 1996), cet. Ke-1
Sutrisno Hadi. Metodologi Reserch (Jakarta: PT Ciputat Press)2005
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008),
Cet. II
Wina Sanjaya..Mpd.Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Bandung:Rosda Karya,2002),Cet,2
Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan
(Jakarta:2006)
75
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
NAMA SISWA
Ainul yaqin T
Ainul yaqin J
Anis durrotunnafisa
Ayub
Dina fajrotul H
Fitri putri I
Hamidah latifah
Ita lestari
Jamaluddin
Karmila sari
Khoirul umam
Lala rosmala
Lia khoirul ummah
Lina wati dewi
M.rianto
Muslimawati
Muzdalifah
Nabila nuril zein
Nur annisa
Putri purwanti
Rahmat hidayat
Rizki subagza
Rofiatul ummah
Rosita dewi
Saifullah
Sarnah susanti
Siska dewi
Slamet surendi
Suryanah
Taufik hidayat
Umar mukhtar
Wahyunika
Widya nurrahman
Arifin
HASIL MID
45
45
60
45
60
70
45
60
60
70
55
60
70
70
55
80
50
75
65
65
55
50
70
55
65
75
65
65
60
65
75
65
70
65
Descriptive Statistics
sikap
N
34
72,65
Mean
12,989
40
Std. Deviation Minimum
76
93
Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
34
sikap
72,65
12,989
,159
,062
-,159
,928
,355
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a.
b.
Test distribution is Normal.
Calculated from data.
hasil
N
34
Descriptive Statistics
61,91
Mean
9,456
45
Std. Deviation Minimum
80
Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
34
61,91
9,456
,157
,081
-,157
,918
,368
hasil
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a.
b.
Test distribution is Normal.
Calculated from data.
Descriptive Statistics
hasil
N
34
61,91
Mean
9,456
45
Std. Deviation Minimum
77
80
Maximum
Normal P-P Plot of sikap
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
78
0.8
1.0
Normal Q-Q Plot of sikap
Expected Normal Value
4
2
0
-2
-4
-3
-2
-1
0
1
Standardized Observed Value
79
2
3
Normal Q-Q Plot of hasil
3
Expected Normal Value
2
1
0
-1
-2
-2
-1
0
1
2
Standardized Observed Value
80
3
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
NAMA SISWA AKUNTANSi
Ainul yaqin T
Ainul yaqin J
Anis durrotunnafisa
Ayub
Dina fajrotul H
Fitri putri I
Hamidah latifah
Ita lestari
Jamaluddin
Karmila sari
Khoirul umam
Lala rosmala
Lia khoirul ummah
Lina wati dewi
M.rianto
Muslimawati
Muzdalifah
Nabila nuril zein
Nur annisa
Putri purwanti
Rahmat hidayat
Rizki subagza
Rofiatul ummah
Rosita dewi
Saifullah
Sarnah susanti
Siska dewi
Slamet surendi
Suryanah
Taufik hidayat
Umar mukhtar
Wahyunika
Widya nurrahman
Habib CH
Rojuddin
Ririn
Arifn
Mandasari
Zulfiyani
Hamzah
Zulfikar
Wahyudin
81
HASIL
45
45
60
45
60
70
45
60
60
70
55
60
70
70
55
80
50
75
65
65
55
50
70
55
65
75
65
65
60
65
75
65
70
60
45
75
65
75
80
55
70
75
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
NAMA SISWA TKJ
Abd.Ahmad Syahroni
Abd.Munif
A.Sarifan
Ajeng Junaidah
Amalia
Devi Noviyanti
Fitrah Fajar
Heri Irawan
Helen monica candra
Iin nuraini
Ibnu hajar
Iswadi
Jannatul hasanah
Khoirul umam
Linda anggraini
Marni fujiyanah
Munawaroh
Maulana hasanuddin
Nailul huda
Nuraliyah
Nuratiyah fitri
Patmawati
Pita soraya
Rianda ikhsan
Ridwan hasyim
Rifqi fatahillah
Rifki firgan
Ryza umami
Rani sekarsari
Saefuddin anwar
Sarifuddin
Syukron
Tarti winarti
Taslimah
Tedy graha renaldi
Uswatun hasanah
Yayah rohayati
Haidir umam
Sani akbar
Uswatun
Zizah
Riyana
Yeni adriani
Zumhari
HASIL
45
70
55
60
55
80
40
40
75
75
75
75
60
60
70
80
75
55
65
55
75
75
65
55
40
60
80
80
40
80
60
70
65
55
65
75
40
55
65
75
80
80
65
70
82
DOKUMENTASI MTS AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG
MTS AL-MURSYIDIYYAH Pamulang
Gedung MTS AL-MURSYIDIYYAH Pamulang
83
Ruang TIK
Siswa sedang mengerjain Soal Tes Mata Pelajaran IPS
Siswa sedang mengerjakan Soal Kisi-Kisi Angket Instrumen
84
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
SIKAP
SISWA
57
75
78
91
60
74
54
74
83
90
40
61
75
84
85
85
52
52
56
67
75
77
79
88
69
74
75
82
84
93
63
64
83
71
HASIL
BELAJAR
45
45
45
45
50
50
55
55
55
55
60
60
60
60
60
60
65
65
65
65
65
65
65
65
70
70
70
70
70
70
75
75
75
80
-0,002975085
85
INTERVAL
37,950
51,818
54,129
64,144
40,261
51,047
35,639
51,047
57,981
63,374
24,853
41,032
51,818
58,751
59,522
59,522
34,098
34,098
37,180
45,654
51,818
53,359
54,899
61,833
47,195
51,047
51,818
57,211
58,751
65,685
42,573
43,343
57,981
48,736
Download