Efektivitas Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dengan

advertisement
Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
p-ISSN : 2337-9820
Efektivitas Model Pembelajaran Group
Investigation (GI) dengan dan Tanpa Penggunaan
Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa
Fisika SMA Negeri 1 Galis
Chairatul Umamah
Jurusan Pend.Fisika, FKIP, Universitas Islam Madura (UIM)
Jl. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan 69351, Jawa Timur
*Email: [email protected]
ABSTRAK:
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan antara hasil belajar fisika siswa SMA pada kelas yang diterapkan
model pembelajaran Group Investigation (GI) dengan penggunaan media animasi dengan
kelas yang hanya diterapkan model pembelajaran GI tanpa penggunaan media animasi.
Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas, dengan kelas yang diberi perlakuan
model pembelajaran GI dengan media anaimasi sebagai kelas eksperimen, dan kelas yang
diberi perlakuan hanya menggunakan model pembelajaran GI sebagai kelas kontrol. Pada
penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara diantaranya wawancara,
observasi dan tes hasil belajar. Melalui serangkaian uji statistik terhadap data ∆ (selisih
nilai tes akhir dengan tes awal) diperoleh suatu pembuktian hipotesis dengan uji-t. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari model
pembelajaran GI dengan penggunaan media animasi terhadap hasil belajar fisika siswa
(Thit =0,03 dan Ttabel = 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari penggunaan media animasi dalam penggunaan model pembelajaran GI
terhadap hasil belajar Fisika siswa.
Kata Kunci : Media Animasi, Group Investigation (GI), Hasil Belajar
remedial (ujian ulang/perbaikan). Data
PENDAHULUAN
Berdasarkan observasi diperoleh
ini menunjukkan hasil belajar siswa di
data yang menunjukkan hasil belajar
sekolah
fisika siswa di sekolah masih rendah.
wawancara hasil belajar yang diukur
Hal ini dilihat dari nilai ujian tengah
hanya sebatas pengetahuan saja. Guru
dan ujian akhir di bawah criteria
belum mengukur aspek psikomotorik
ketuntasan minimal. Dari Angket yang
dan aspek afektif. Hal ini dikuatkan
diberikan kepada 80 responden 74%
oleh format penilaian yang memang
siswa
hanya memuat hasil belajar dalam
menjawab
belum
berhasil
mencapai KKM sebelum melakukan
65 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
rendah.
aspek kognitif.
Berdasarkan
hasil
Berdasarkan hasil
Wacana
Didaktika
wawancara
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
pembelajaran
fisika
terlibat langsung dalam pembelajaran.
didominasi oleh metode ceramah dan
Hal ini menyebabkan capaian serapan
tanya jawab. Guru lebih berorientasi
belajar oleh siswa setelah dilakukan
pada materi pelajaran dengan alasan
tes/ulangan masih berada pada kategori
tuntutan
kurang memuaskan.
kurikulum
untuk
mempersiapkan peserta didik. dalam
Perlu
dikembangkan
menghadapi ulangan dan ujian. Guru
model
menginformasikan konsep-konsep yang
melatih
terdapat pada buku pelajaran secara
masalah. Model pembelajaran yang
rinci, diselingi dengan tanya jawab.
mendukung siswa bersikap ilmiah dan
Berdasarkan sintak yang dilakukan
melatih
guru tersebut cenderung mengikuti
ilmiah adalah model pembelajaran
model pembelajaran Direct Instruction
group
(DI).
yang
pembelajaran ini mendekati langkah-
diberikan kepada 80 responden. 85%
langkah para ilmuwan menemukan
siswa
bahwa
konsep fisika. Menurut penelitian Shin
kelas
(2005), model pembelajaran group
dilakukan dengan metode ceramah dan
investigation dapat menjadikan para
tanya jawab.
siswa menjadi komunitas inkuiri yang
Berdasarkan
angket
menginformasikan
pelajaran
yang
dilakukan
Penyebab rendahnya hasil belajar
setelah
dilakukan
yang
kemampuan
siswa
memecahkan
melakukan
investigation.
setiap
mampu
metode
Model
siswa
menjadi
investigator
untuk
masalahnya, ternyata banyak factor
pembelajaran
di
penunjang dalam pembelajaran dan
pembelajaran ini kegiatan aktif dengan
sistimatik yang belum dilakukan secara
pengetahuan dibangun sendiri oleh
maksimal oleh guru. Salah satu dari
siswa dan mereka bertanggung jawab
faktor
atas hasil pembelajarannya. Namun
tersebut
adalah
identifikasi
artinya
pembelajaran
suatu
pendekatan
kepentingan
kelas.
utama (basic way) masih kurang
model
bervariasi bahkan sering monoton dan
investigation sendiri memiliki beberapa
didominasi oleh pembelajaran yang
kelemahan diantaranya adalah apabila
melibatkan
group
sebagai
sumber
siswa yang belum terbiasa dengan
pembelajaran,
tidak
model pembelajaran ini akan kesulitan
memberikan peluang bagi siswa untuk
dan pengaturan waktu harus dibuat
informasi
guru
pembelajaran
Dalam
66 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
Wacana
Didaktika
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
sebaik mungkin agar pembelajaran
dipilih
untuk
dapat berjalan dengan lancar.
belajara
meningkatkan
karena
dapat
hasil
melibatkan
Group Investigation merupakan
peserta didik secara aktif dalam proses
suatu model pembelajaran kooperatif
belajar mengajar dan terlibat langsung
yang
menentukan
melibatkan
siswa
sejak
perencanaan, baik dalam menentukan
diinvestigasi.
topik maupun cara mempelajarinya
seperti
melalui
peraturan,
investigasi.
Dalam
masalah
yang
akan
Kemampuan
menghormati,
sosial
mematuhi
penyelesaian
tugas,
pembelajaran ini kegiatan aktif dengan
toleransi
pengetahuan dibangun sendiri oleh
pembelajaran kooperatif lebih baik dari
siswa dan mereka bertanggung jawab
pada
atas hasil pembelajarannya. Sutama
2014). Perbedaan yang signifikan akan
(2007)
diperoleh dari model pembelajaran
menyatakan
pembelajaran
bahwa
group
merupakan
model
investigation
pembelajaran
berbasis
menggunakan
dan
model
kooperatif
tradisional
tipe
dibandingkan
group
model
model
(Tavakoli,
investigasi
pembelajaran
kelompok yang memberikan peluang
direct intruction terhadap hasil belajar
kepada siswa untuk berdiskusi, berfikir
siswa dimana hasil belajar lebih baik
kritis, dan dapat bertanggung jawab
menggunakan
dalam pembelajaran tersebut. Senada
kooperatif tipe group investigation
dengan apa yang dikemukakan oleh
(Akcay, 2012). Model pembelajaran
Santyasa (2009) dalam Wahyuningsih,
group investigtion tetap menawarkan
dkk.
(2012),
model
pembelajaran
bahwa
pembelajaran
peserta didik untuk berkesempatan
kelompok
mengarahkan
memiliki pembelajaran mereka sendiri
aktivitas kelas yang berpusat pada
serta menunjukkan pengetahuan dan
siswa
pemahaman mereka (Mitchell, 2008).
investigasi
dan
menyediakan
kepada
guru
banyak
waktu
diagnosa
dan
peluang
menggunakan
untuk
lebih
Di
dalam
sekolah tentu sangat diharapkan hasil
terhadap
belajar yang memuaskan. Hasil belajar
koreksi
yang
siswa.
psikomotorik dan
penelitian
ini,
model
kooperatif tipe group investigation (GI)
67 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
di
melakukan
masalah-masalah yang dialami oleh
Pada
pembelajaran
dimaksud
melaksanakan
adalah
kognitif,
afektif. Di dalam
pembelajaran
apabila
siswa telah memiliki kemauan dan
Wacana
Didaktika
kemampuan
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
untuk
p-ISSN : 2337-9820
menyelesaikan
yaitu desain kelas eksperimen dan
masalah dengan cepat dan tepat maka
kelas kontrol diberikan tes hasil belajar
dari itu hasil belajar yang diinginkan
sebelum dan sesudah diterapkan model
akan
mudah.
dan media pembelajaran (Sudjana,
penjelasan
mengenai
2005). Populasi adalah seluruh siswa
pembelajaran
group
dicapai
Berdasarkan
model
dengan
kelas
X
SMAN
1
Galis.
investigation, pencapaian hasil belajar,
eksperimen
dapat
diikuti
pembelajaran GI dengan penggunaan
dengan strategi pembelajaran yang
media animasi sedangkan kelas kontrol
tepat,
kemampuan
diterapkan model pembelajaran GI
memecahkan masalah yang baik akan
tanpa menggunakan media animasi.
membuat hasil belajar menjadi baik
Pada penelitian ini pengumpulan data
pula.
dilakukan
dipecahkan
sementara
apabila
itu
Oleh
karena
itu,
model
pembelajaran
group
investigation
perlu diterapkan untuk meningkatkan
diterapkan
Kelas
dengan
beberapa
model
cara
diantaranya wawancara, observasi awal
dan hasil belajar, instrumen tes.
hasil belajar siswa. Penelitian ini
Pada penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
beberapa uji yaitu uji normalitas, uji
penggunaan model pembelajaran group
homogenitas varians, uji-t (Subana dan
investigation dengan dan tanpa media
Sudrajat, 2005). Sedangkan rancangan
animasi terhadap hasil belajar fisika
penelitian yang digunakan yaitu Pretes-
siswa.
Postes Control Group Design, dimana
dalam rancangan ini dilibatkan dua
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian eksperimen (eksperimental
research)
dengan
membandingkan
pengaruh penggunaan media animasi
pada pembelajaran di kelas yang
menerapkan model pembelajaran GI
dengan media animasi dengan kelas
kontrol. Desain penelitian yang dipakai
yaitu pretest and postest group design
68 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
kelompok yang dibandingkan, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Desain penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Kelompok
Tes Perlakuan Tes
awal
akhir
Eksperimen O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Keterangan:
I.
O1: Pretest yang diberikan
kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol sebelum
Wacana
Didaktika
II.
III.
IV.
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
diberikan perlakuan.
X1: Perlakuan berupa model
pembelajaran GI dengan media
animasi.
O2: Posttest yang diberikan
kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol setelah
diberikan perlakuan.
X2: Perlakuan berupa model
pembelajaran
GI
tanpa
eksperimen.
ada
perbedaan
presentase
kelas
persentase
yaitu
eksperimen
lebih
tinggi dari presentase kelas kontrol. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
proses
pembelajaran pada kelas eksperimen
lebih
baik
daripada
proses
pembelajaran pada kelas kontrol.
Data Hasil Belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Penelitian
Data dari hasil penelitian ini
berdasarkan hasil pre-test dan postes
berupa hasil belajar siswa yaitu dari
yang dilakukan pada kelas X-a dengan
ranah kognitif dan
ranah afektif.
model pembelajaran GI dengan media
Penilaian ranah kognitif diperoleh dari
animasi dan kelas X b dengan model
hasil pretest dan posttest. Lembar
pembelajaranGI tanpa media animasi.
observasi
Deskripsi data hasil belajar dapat
pembelajaran
menggambarkan aktivitas guru dan
siswa baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Presentase hasil
observasi
proses
Tabel 3.1 Persentase Hasil
Observasi Pembelajaran
Pengamat
1
2
91,07% 91,07%
RataRata
91,07%
85%
85%
85%
Berdasarkan Tabel 3.1 terlihat
bahwa
keterlaksanaan
pembelajaran
pada kelas kontrol diperoleh rata-rata
85%, sedangkan pada kelas eksperimen
diperoleh rata-rata 91,07%. Terlihat
69 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
belajar
diperoleh
dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Deskripsi Data Hasil
Belajar Siswa
Descriptive Statistics
keterlaksanaan
pembelajaran di kelas tersebut.
Eksperimen
Kontrol
hasil
pembelajaran
menggambarkan
Kelas
Data
Minim
Pretest_Ek
sperimen
20
30.00
75.00 59.2500 11.61612
Postest_Ek
sperimen
20
60.00
100.00 78.5000 13.86969
Pretest_Ko
ntrol
20
30.00
75.00 60.0000 12.13954
Postest_Ko
20
ntrol
60.00
95.00 71.7500 10.03612
Valid N
(listwise)
Maxi
Mean
Std.
Deviation
N
20
Pada Tabel 3.2 diketahui nilai
rata-rata pretest kelas kontrol lebih
tinggi dari pada kelas eksperimen yaitu
masing-masing 60.00 dan 59.25 hal ini
Wacana
Didaktika
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
dikarenakan pada kelas kontrol siswa
Berdasarkan Tabel 3.3 hasil uji
lebih siap dan lebih serius mengerjakan
One-Sample Kolmogorov – Smirnov
soal. Nilai rata-rata postest kelas
menunjukkan bahwa data nilai hasil
eksperimen lebih tinggi daripada kelas
belajar
kontrol yaitu masing-masing 78.50 dan
kontrol terdistribusi normal dengan
71.75. Hal ini dikarenakan pada kelas
angka signifikansi 0,200 > 0,05 dan
eksperimen
diberikan
postest
kelas
perlakuan yang berbeda. Perlakuan
normal
dengan
yang dimaksud yaitu berupa model
0,078 > 0.05.sedangkan pada
kelas
pembelajaran GI dengan dan tanpa
eksperimen
kelas
media animasi.
eksperimen terdistribusi normal dengan
dan
kontrol
fisika untuk
pretest
kelas
kontrol
terdistribusi
angka
signifikansi
untuk
pretest
angka signifikansi 0,194 > 0,05 dan
Uji Normalitas
untuk
Uji normalitas data dilakukan
postest
terdistribusi
kelas
normal
eksperimen
dengan
angka
dengan tujuan untuk menguji apakah
signifikansi 0,119 > 0,05. Dari hasil
semua kelompok data terdistribusi
analisis ini dapat disampaikan bahwa
secara normal. Uji normalitas data ini
sebaran
dilakukan terhadap data hasil belajar
berdistribusi normal sehingga analisis
fisika pada masing-masing kelompok ,
data dapat dilanjutkan.
yaitu pada kelas eksperimen dan pada
Uji Homogenitas
kelas kontrol. Ringkasan uji normalitas
data
setiap
kelompok
Uji homogenitas dilakukan untuk
tertera pada Tabel berikut ini.
mengetahui apakah dua kelompok data
Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas Hasil
Belajar Fisika Siswa
yang diteliti memiliki varian yang
Tests of Normality
homogen. Homoginitas varian diuji
dengan menggunakan Levene’s Test of
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
Df
Sig.
.140
20
.200
.183
20
.078
.160
20
.194
.173
20
.119
70 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
*
Equality
or
Error
Ringkasan
uji
homoginitas
disajikan dalam Tabel 3.4
Variances.
varian
Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Tabel 3.4 Hasil Uji Homogenitas
Hasil Belajar Fisika Siswa
p-ISSN : 2337-9820
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Analisis
Uji-t
Paired Samples Test
Test of Homogeneity of Variances
Paired Differences
Pretest_Eksperimen
Levene Statistic
df1
2.949
df2
4
Std.
Deviation
Sig.
12
Std.
Error
Mean
.065
Test of Homogeneity of Variances
t
Df
Sig. (2tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
12.90400 2.88542 .71074 12.78926 2.339
19
.030
Postest_Eksperimen
Levene Statistic
df1
.439
df2
3
Dari Tabel 3.5 diperoleh nilai t
Sig.
12
.729
Berdasarkan Tabel 3.4, tampak
sebesar
2.339
dengan
angka
signifikansi sebesar 0,030 lebih kecil
bahwa angka signifikansi Levene’s
dari
Test untuk variabel terikat yaitu pada
diintepretasikan
pretest 0,065 > 0,05 dan postest 0,729
penelitian diterima, yaitu ‘Terdapat
> 0,05. Hal ini berarti variabel terikat
perbedaan
nilai penguasaan konsep fisika pada
Belajar fisika antara kelompok siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang
adalah
pembelajaran GI dengan media animasi
homogen
sehingga
dapat
dilakukan analisis lebih lanjut.
Uji Hipotesis
Pengujian
Hasil
yang
belajar
ini
bahwa
dapat
hipotesis
signifikan
melalui
Hasil
model
dan model pembelajaran GI tanpa
media animasi”.
hipotesis
pada
penelitian ini dilakukan dengan analisis
uji-t.
0,05.
Pengujian
hipotesis
dengan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengolahan
statistik parametrik dibantu dengan
dan analisis data yang telah dilakukan,
menggunakan
maka peneliti dapat menyimpulkan
program
SPSS
for
Windows. ringkasan hasil analisis data
bahwa
uji hipotesis disajikan pada Tabel 3.5.
signifikan
Dari Tabel 3.5 dapat ditarik kesimpulan
dengan dan tanapa media animasi
untuk menjawab hipotesis yang telah
terhadap hasil belajar fisika siswa SMA
diajukan.
negeri 1 Galis Pamekasan.
71 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
terdapat
model
pengaruh
pembelajaran
yang
GI
Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2004. Penilaian. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2007. Rencana Strategi
Departemen
Pendidikan
Nasional (Revisi 1 April 2007).
Jakarta: Depdiknas.
Fitriana, L. 2000. Pengaruh Model
Pembelajaran Cooperative Tipe
Group Investigation (GI) dan
STAD
Terhadap
Prestasi
Belajar Matematika Ditinjau
dari Kemandirian
Belajar
Siswa.
Makalah.
Dipresentasikan dalam Seminar
Nasional
Matematika
dan
Pendidikan Matematika pada
tanggal 3 Desember 2011 di
Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY. PROSIDING.
ISBN : 978-979-16353- 6-3.
Hamalik, O. 1990. Psikologi Belajar
dan Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Kasbollah. K. 1998. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Jakarta:
Depdikbud Dirjen Pendidikan
Tinggi
Proyek
Pendidikan
Sekolah Dasar.
Maryanto, Fransiska, S., Heny, K.,
Ari, S., dan Diana, K. 2014.
Buku Tematik Terpadu, Buku
Guru SD/MI Kelas VI. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.
72 Vol. 4, No. 1, Juni 2016
p-ISSN : 2337-9820
Nasrudin, H. & A. Utiya. 2010.
Improvement Thingking Skills
and Scientific Attitude Using the
Implementation of “GroupInvestigation
Cooperative
Learning” Contextual Oriented
at Acid, Base and Salt Topic in
Junior High School. Surabaya:
Universitas Surabaya.
Nasution,
S.
1987.
Berbagai
Pendekatan dalam
Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Rasyid, H. dan Mansur. 2007.
Penilaian
Hasil
Belajar.
Bansdung: CV. Wacana Prima.
Sutama. 2007. “Model Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Group
Investigation
untuk
Mengembangkan
Kreatifitas
Mahasiswa”. Varidika. 19(1): 114.
Jurnal.
pdii.lipi.
go.id/admin/jurnal/19107114.pdf
Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Terpadu, Konsep, Strategi, dan
Implementasinya
dalam
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta.
Bumi Aksara.
Wahyuningsih,
I.,
Sarwi,
dan
Sugianto. 2012. “Penerapan
Model
Kooperatif
Group
Investigation
Berbasis
Eksperimen Inkuiri Terbimbing
untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar”. Unnes
Physich
Education Journal (1) 2012:
Download