PEMANFAATAN “WHATSAPP MESSENGER” SEBAGAI MEDIA

advertisement
Penulisan Ilmiah
PEMANFAATAN “WHATSAPP MESSENGER”
SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA REMAJA
AKHIR
Disusun Oleh:
Ida Sanjaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi yang pesat di bidang komunikasi telah melahirkan banyak
inovasi dan gagasan baru, ide yang bertujuan untuk memudahkkan proses komunikasi
manusia menjadi lebih efektif. Salah satu inovasi yang mempermudah proses
komunikasi adalah telepon selular atau yang biasa disingkat dengan kata ponsel.
Munculnya berbagai smartphone seperti Blackberry, Android, Iphone, Windows
Phone serta Symbian S60 merupakan contoh kecanggihan teknologi dalam bentuk
ponsel. Dari berbagai jenis smartphone yang ada tersebut, banyak menawarkan fiturfitur aplikasi yang canggih seperti aplikasi layanan instant messenger yaitu
“WhatsApp Messenger”. Aplikasi WhatsApp Messenger sebagai salah satu alat untuk
berkomunikasi digunakan oleh semua kalangan, termasuk remaja yang tidak dapat
terlepas dari kebutuhan akan berkomunikasi.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pemanfaatan WhatsApp
Messenger sebagai media komunikasi pada remaja akhir?”.
Peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1.Subyek yang diteliti adalah remaja akhir usia 18-21 tahun yang menggunakan
aplikasi WhatsApp Messenger dan terhubung dengan kontak WhatsApp Messenger
peneliti.
2.Penelitian hanya dilakukan terhadap aplikasi WhatsApp Messenger.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan pemanfaatan WhatsApp Messeger sebagai
media komunikasi pada remaja akhir.
1.4 Manfaat Penelitian
1.Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan melengkapi ilmu
pengetahuan khususnya mengenai perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bersama dan dapat menjadi
bahan masukan bagi pengguna aplikasi WhatsApp Messenger khususnya pada
remaja.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan metode
gabungan yaitu perpaduan antara metode studi pustaka dan studi lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknologi Komunikasi
Rogers, 1986 dalam Lubis (2005: 42) mendefinisikan teknologi komunikasi
adalah peralatan-peralatan perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai sosial
dengan mana individu mengumpulkan, memproses dan terjadi pertukaran informasi
dengan individu lain. Teknologi komunikasi mempunyai peranan penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, karena dapat menjadi alat pemersatu bangsa
dan masuk ke berbagai ranah kehidupan. Dampak dari teknologi komunikasi yaitu
terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan,
sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan
komunikasi (Rogers, 1986).
2.2 WhatsApp Messenger
a. Merupakan aplikasi online chat yang kompatibel dengan beberapa jenis
handphone, antara lain Iphone, Android, Blackberry, dan merk handphone Nokia.
Akun WhatsApp pada awalnya dibuat free, namun ada batasannya. Masa expire
atau masa kadaluwarsa akun WhatsApp adalah setahun. Jika ingin memakai lebih
lama,bisa melakukan pembayaran sesuai ketentuan dari WhatsApp.
b. Melakukan percakapan melalui menu chat,bisa meng-copy, men-delete, atau memforward pesan. Gambar yang terkirim bisa di-forward. Selain itu juga dapat
mengirim pesan suara maupun share lokasi keberadaan pengguna.Juga
menyediakan fitur grup chat, dimana pengguna bisa mengumpulkan beberapa
kontak untuk membuat sebuah grup chat.
2.3 Media Komunikasi
Media komunikasi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mempermudah
penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, untuk mencapai tujuan yang
ditentukan
Menurut jenisnya, media komunikasi dapat dikelompokan dalam tiga macam,
yaitu :
1. Media Komunikasi berupa Audio ( Media Komunikasi Audio ), yaitu suatu alat
komunikasi yang dapat ditangkap melalui alat pendengaran. Contohnya : Radio,
Telepon, Tape recorder, dan sebagainya.
2. Media Komunikasi berupa Visual ( Media Komunikasi Visual ), yaitu alat
komunikasi yang ditangkap melalui alat penglihatan. Contohnya : Surat, transparansi,
chart atau grafik, dan lain-lain.
3.Media Komunikasi yang berupa Audio Visual ( Media Komunikasi Audio Visual ),
yaitu alat komunikasi yang dapat dilihat dan dapat didengar. Contohnya : televisi,
VCD, layar lebar, Internet, wawancara ( face to face ), kunjungan, dan sebagainya. 2.3.1 Fungsi Media Komunikasi
Fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi ialah
sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002);
a. Efisiensi penyebaran informasi
b. Memperkuat eksistensi informasi
c. Mendidik/ mengarahkan/ persuasi
d. Menghibur/ entertain/ joyfull
e. Kontrol sosial
2.4 Remaja
Pada 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja
yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut
dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan
sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut
berbunyi sebagai berikut:
Remaja adalah suatu masa dimana:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri
(Muangman, 1980: 9)
Havigurst (1961) dalam Darkusno (2010) mengemukakan bahwa
pembagian tahap-tahap perkembangan untuk masa dewasa awal
antara lain:
a. Mulai bekerja
b. Memilih pasangan hidup
c. Belajar hidup dengan suami/istri
d. Mulai membentuk keluarga
e. Mengasuh anak
f. Mengelola/mengemudikan rumah tangga
g. Menerima/mengambil tanggung jawab warga negara
h. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan.
2.5 Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999). Bentuk khusus
dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya
dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun
nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang
guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini
antarpribadi dipengaruhi oleh:
a. Persepsi interpersonal
b. Konsep Diri
c. Atraksi Interpersonal
d. Hubungan Interpersonal
bahwa
komunikasi
2.5.1 Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
Miftah Thoha (1993: 187), mengemukakan
pandangannya mengenai efektifitas komunikasi dalam
uraian sebagai berikut:
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Perilaku Suportif
d. Kepositifan
e. Kesamaan
2.6 Teori Difusi Inovasi
Artikel berjudul The People’s Choice yang ditulis oleh Paul
Lazarfeld, Bernard Barelson dan H. Gaudet pada tahun 1944 menjadi titik
awal munculnya teori difusi-inovasi. Menurut teori ini sesuatu yang baru
akan menimbulkan keingintahuan masyarakat untuk mengetahuinya.
Seseorang yang menemukan hal baru cenderung untuk menyosialisasikan
dan menyebarkan kepada orang lain.
2.7 Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas
Taylor. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan
orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses
adaptasi di antara keduanya. Altman dan Taylor mengibaratkan manusia
seperti bawang merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia
memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Kedekatan hubungan
terhadap orang lain, menurut Altman dan Taylor, dapat dilihat dari sejauh
mana penetrasi seseorang terhadap lapisan-lapisan kepribadian tadi.
2.8 Kerangka Pikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adanya data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, hal ini
disebabkan oleh adanya penerapan kualitatif. Selain itu data yang
dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang telah diteliti.
(Moleong, 2001: 6). Penelitian ini menggunakan pendekatan
fenomenologi. Penelitian ini berusaha untuk memahami makna peristiwa
serta interaksi pada orang-orang dalam situasi tertentu. Fenomenologis
berusaha bisa masuk kedalam dunia konseptual subjeknya agar dapat
memahami bagaimana dan apa makna yang disusun subjek tersebut dalam
kehidupan sehari-harinya.
3.2 Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah remaja
akhir usia 18-21 tahun dengan menggunakan teknik purposif sampling.
Teknik purposif sampling, yaitu dalam pemilihan sampel berdasarkan pada
karakteristik tertentu yang dianggap memiliki hubungan dalam penelitian
ini. . Dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria
tertentu berdasarkan tujuan penelitian.
3.3 Data yang digunakan
1.
2.
Data Primer
Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber informan
pertama yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Dengan melakukan wawancara langsung dengan
remaja akhir usia 18-21 tahun pengguna WhatsApp Messenger selaku
subyek penelitian yang terhubung dalam kontak peneliti.
Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang telah diolah oleh peneliti
sebelumnya. Data ini digunakan untuk mendukung infomasi primer
yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi langsung ke
lapangan (Umar, 1999:99-100). Peneliti memperoleh data dengan
mengutip dari sumber lain yang bertujuan untuk melengkapi data primer
seperti kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian
adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2007: 62).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa
pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk bertukar
informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat
dibangun makna dalam suatu topik tertentu ( Prastowo, 2010: 145).
2. Studi Pustaka
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data-data dari
buku-buku serta bacaan yang relevan serta mendukung penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
a.
b.
c.
d.
Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data
kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini.
Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa
tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan
Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :
Mengorganisasikan Data
Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan model
jawaban
Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
Menulis Hasil Penelitian
3.6 Keabsahan Data
1. Metode Triangulasi Data
Meleong (2006: 330) menjelaskan bahwa triangulasi
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data tersebut.
Analisis triangulasi penelitian ini menggunakan
triangulasi sumber. Triangulasi sumber mengarahkan
peneliti agar menggunakan beragam sumber yang tersedia
dalam mengumpulkan data. Maksudnya adalah dari satu
atau sama data akan lebih maksimal hasil dan kebenarannya
bila diperoleh dari berbagai sumber data yang berbeda.
BAB VI
PEMBAHASAN
a.
b.
c.
Informan yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah tujuh orang
pengguna aplikasi WhatsApp Messenger aktif yang mewakili populasi
pengguna WhatsApp Messenger lain di kontak peneliti.
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara terhadap 7 informan
menunjukkan bahwa WhatsApp Messengger sebagai media komunikasi
untuk sumber berbagi informasi. Pengguna tertarik memanfaatkan
aplikasi ini sebagai sumber informasi disebabkan karena aplikasi ini
dapat memberikan informasi, tampilannya yang sederhana dan lebih
kreatif serta mengikuti perkembangan teknologi. Sebagian besar
pengguna aplikasi ini tertarik memanfaatkan sebagai media untuk
hiburan karena aplikasi ini menyediakan banyak fasilitas yang menarik
seperti mudahnya proses untuk berbagi informasi dalam bentuk rupa
audio, video, gambar, maupun berbagi lokasi dimana pengguna berada.
Terciptanya sebuah proses komunikasi dalam media berupa WhatsApp
Messenger tersebut membuat komunikasi antarpribadi yang terjalin akan
sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena
dapat menggunakan kelima alat indra untuk mempertinggi daya bujuk
pesan yang kita komunikasikan.
d.
e.
f.
g.
WhatsApp cenderung digunakan untuk membentuk hubungan sosial
dengan orang-orang yang diinginkannya, serta untuk menemukan
teman-teman yang juga sama-sama menggunakan aplikasi tersebut
untuk bersosialisasi.
Jika dikaitkan dengan teori penetrasi sosial, dijelaskan bagaimana dalam
proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual,
di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya
Dalam komunikasi antarpribadi terdapat tiga aspek yang mendukung.
Pertama, komunikasi antarpribadi akan berhasil jika terdapat perhatian
yang positif terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi antarpribadi
akan terpelihara dengan baik jika suatu perasaan positif terhadap orang
lain itu dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi
komunikasi umum, amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama.
Pemanfaatan WhatsApp dilihat dari segi promosi personal juga
tergolong rendah karena identitas diri yang ditampilkan tidak seluruhnya
dapat dibuktikan kebenarannya, hanya untuk mengekspresikan identitas
dirinya. Selain itu informasi diri yang ditampilkan ada yang jujur dan
ada yang tidak jujur tergantung dari tujuan yang ingin tercapai walau
dalam suasana saling terbuka.
h.
Media aplikasi WhatsApp Messenger akan memberikan
kemudahan dalam interaksi sosial, cukup sederhana untuk
menambah teman, sehingga jaringan teman semakin banyak
dan meluas, mempermudah orang untuk saling mengenal
karena praktis, namun bisa membawa dampak negatif
apabila disalah gunakan oleh pengguna aplikasinya sendiri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu:
a.
b.
Whatsapp adalah penghubung antara satu pengguna dengan pengguna
lain yang menggunakan aplikasi tersebut. Seseorang yang menggunakan
Whatsapp dapat mensinkronisasi dengan jejaring sosial yang digunakan
(facebook, twitter,dll) sehingga dapat terhubung dengan pengguna
Whatsapp lainnya. Maka pengguna dapat terhubung dengan pengguna
lain dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada aplikasi Whatsapp
Messenger.
Aplikasi Whatsapp dapat juga digunakan sebagai sarana komunikasi
antar pribadi antara pengguna tersebut terhadap pengguna lainnya. Jika
ingin menggunakan Whatsapp dalam konteks pribadi, maka pengguna
dapat menyimpan nomor telepon pengguna lainnya sehingga pengguna
dapat saling terhubung. Seseorang cenderung lebih memanfaatkan media
komunikasi layaknya Whatsapp sebagai media yang lebih simpel dan
efisien untuk saling bertukar informasi dengan pengguna lainnya.
5.2 Saran
a.
b.
c.
Peneliti masih menemukan kekurangan dari aplikasi tesebut
yang bersifat lumrah dan wajar, sebagai contoh dalam hal
koneksi (signal) apabila signal dalam jaringan mengalami
masalah maka aplikasi tersebut juga mengalami masalah.
Dari hasil penelitian, peneliti menyadari masih banyak
terdapat kekurangan
karena terbatasnya waktu dan
kewajiban lain peneliti sebagai pelajar/mahasiswa.
Tidak menutup kemungkinan karena kemajuan teknologi
yang serba canggih tersebut dapat memberikan dampak
negative bagi penggunanya karena memiliki rasa
ketergantungan akan penggunaan teknologi tersebut.
TERIMAKASIH
Download