BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah pergeseran
nilai-nilai budaya Huyula dalam bentuk Tiayo pada masyarakat
Bulotalangi
dalam proses perubahan sosial.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Bulotalangi kec:Bulango Timur
Kabupaten Bone Bolango
dengan lokasi penelitian di. Desa Bulotalangi ini
sebagai salah satu desa dari 5 Desa di Kecamatan Bulango Timur. Dasar
pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah pertama; di lokasi ini belum pernah
dilakukan suatu penelitian terhadap perubahan huyula terutama bentuk-bentuknya
sehingga menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian.
Kedua; bahwa kehidupan penduduk di desa Bulotalangi Kecamatan
Blango Timur makin hari makin berkembang sejalan dengan pesatnya
perkembangan
zaman seperti perkembangan informasi dan komunikasi,
teknologi, transfortasi perkembangan ekonomi, sehingga sangat memungkinkan
institusi lama akan berubah dan akan muncul institusi baru.
Ketiga; sebelumnya penduduk desa ini memiliki sifat solidaritas dan
memiliki rasa kebersamaan baik dalam kegiatan kekeluargaan maupun da-lam
kegiatan-kegiatan yang bersifat kepentingan umum, akan tetapi hal yang demikian
ini mulai bergeser atau berubah. Dengan demikian diharap-kan bahwa dengan
47
mengkaji berbagai masalah yang terjadi di desa ini terutama masalah perubahan
budaya huyula dalam bentuk Tiayo dapat terekam dengan baik.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menjaring data primer dan data sekunder, maka dilakukan teknik
pengumpulan data melalui observasi, dan wawancara secara berstruktur kepada
sejumlah informan. Untuk memperoleh data primer ini dilakukan melalui melalui
tiga cara yaitu:
Wawancara bebas, yaitu teknik untuk mendapatkan informasi berkenan
dengan ide, tanggapan, persepsi dan aspirasi tentang suatu fenomena yang ingin
diketahui. Wawancara bebas sifatnya lebih terbuka dan fleksibel, sehingga
diharapkan dapat menangkap informasi penting yang berkembang di lapangan dan
tidak terduga sebelumnya. Karena penelitian ini merupakan kajian sosiologisantropologis, maka diperlukan informan kunci yang lebih mengetahui secara
mendalam mengenai situasi sosial, gejala-gejala sosial adat istiadat serta normanorma serta nilai-nilai yang berkaitan dengan penelitian ini.
Pengamatan secara langsung atau observasi.
Hal ini dugunakan untuk mengumpulkan data yang berbentuk tindakan.
oleh masyarakat terutama yang berhubungan dengan proses huyula dalam
masyarakat.
Pengamatan yang akan dilaksanakan terhadap budaya huyula dalam
masyarakat meliputi hal-hal seperti (a) huyula dalam wujud “ambu” yaitu
kegiatan masyarakat yang pekerjaan yang berhubungan dengan kepentingan
umum seperti kerja bakti dalam memperbaiki kantor desa dan balai desa, saluran-
48
saluran air serta jalan-jalan desa. (b) huyula dalam wujud “tiayo” yaitu tolong
menolong pekerjaan dalam bidang pertanian, membantu orang dalam membuat
pundasi rumah, mendirikan rumah,dan menggarap lahan pertanian serta (c) huyula dalam wujud “hileya” yaitu tolong menolong antar anggota masyarakat bila
ada tetangga yang mengalami musibah seperti kedukaan.
Pada penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah tipe wawancara
terbuka dan tak berstruktur. Wawancara terbuka dan tak berstruktur digunakan
untuk memahami perilaku kompleks anggota masyarakat tanpa membuat
kategorisasi priori (ditentukan sebelumnya) yang dapat membatasi penelitian.
Fontona dan Frey (1994 : 366) memandang dengan wawancara tidak berstruktur
peneliti dapat menyatu dengan subyek penelitian dan memahami mereka dan
budaya mereka secara mendalam.
Dengan melaksanakan wawancara terbuka bermaksud untuk mengajukan
pertanyaan kepada informan dan daftar pertanyaan kepada responden. Agar ada
kebebasan dari informan memberikan keterangan menurut pengetahuannya dan
bagi peneliti sendiri secara bebas mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang
didasarkan pada masalah dan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan untuk
diteliti.
3.4 Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus, yang menurut Mulyana (2001:201)
studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek
seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program,
atau suatu situasi sosial. Dalam memperlajari semaksimal mungkin seorang
49
individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan
pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Lebih
lanjut menurut Vredenbregt bahwa sifat khas dari studi kasus adalah mampu
mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek, artinya data yang dikumpulkan
dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai satu kesatuan yang terintegrasi
(1984:38). Tujuan studi kasus menurut Nazir (1985:66) adalah untuk memberikan
gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat serta karakter yang khas dari
kasus.
1.5 Penentuan Sampel Penelitian
Menurut Koentjaraningrat (1997:89) dalam penelitian dengan pendekatan
kualitiatif penentuan besarnya jumlah sampel tidak ada ukuran yang mutlak.
Teknik sampling tidak berdasarkan probabilitas, melainkan dipilih dengan tujuan
untuk mendeskripsikan suatu gejala sosial atau masalah sosial tertentu
berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga disebut sebagai sampling bertujuan
(purposive sample). Dengan demikian dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan sampling acak, akan tetapi sampel dipilih berdasarkan kebutuhan
penelitian. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling.
Sampel dalam kajian penelitian kualitatif lebih sedikit jumlahnya dan
cenderung bersifat purposive. Demikian pula dengan jumlah informan dapat
berubah dari pemilihan seorang informan pangkal menjurus pada terpilihnya
beberapa informan-informan baru (Miles dan Haberman, 1992:47). Menurut
Garna (1999:55) bahwa informan adalah seseorang yang memberi informasi lebih
50
banyak tentang orang lain dan hal yang berkaitan dengannya dari pada tentang
dirinya.
Bertolak dari penggunaan sampel dalam penelitian ini, yakni purposive
sampling, maka sebagai pertimbangan untuk memilih informan baik informan
pangkal maupun informan pokok adalah aparat desa dan kelompok tani di desa
Bulotalangi induk Kecamatan Bulango Timur, serta aparat pemerintah daerah
khususnya petugas penyuluh pertanian di Kabupaten Bone Bulango..
Berdasarkan kriteria di atas, maka untuk memeperjelas unsur sampel yang
dijadikan informan pangkal dan informan pokok dalam penelitian ini dapat
dirinci sebagai berikut: (a) informan pangkal terdiri dari 6 orang, yakni aparat
Desa Bulotalangi induk, aparat Kecamatan Bulango Timur dan petugas
penyuluhan pertanian di Kabupaten BoneBolango (b) informan pokok terdiri
44 orang petani yang berasal dari beberapa kelompok tani.
3.6 Penentuan Data Yang Digunakan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari para informan yang telah ditetapkan serta
guna keperluan pengembangan, maka tidak menutup kemungkinan akan diperluas
lagi kepada informan lainnya yangterkait dengan permasalahan penelitian ini.
Data primer lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang
menyangkut pengaruh yang ditimbulkan oleh masyarakat.
Data sekunder tertuju pada data-data kognitif (the cognitive data) yaitu
pengetahuan ilmiah yang berupa data monografi desa, data responden, laporan
penelitian, keadaan lingkungan dan peta lokasi penelitian, dan dokumentasi resmi
51
lainnya, serta data perilaku (behavioral data) berupa aktivitas, perasaan, dan
kelakuan para pelaku.
3.7. Pengolahan Data dan Analisis Data
Dalam pengolahan data dan analisis data penelitian ini, digunakan dengan
analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif untuk menggambarkan data-data yang
diperoleh dari lapangan. Sebelum data yang diperoleh dari lapangan itu
diinterpretasikan secara kualitatif. Maka terlebih dahulu data-data disajikan dalam
bentuk tabel-tabel dan prosentase. Selanjutnya data yang telah ada dianalisis
secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data
dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian berlangsung. Data yang
diperoleh baik melalui observasi maupun wawancara diolah dengan cara
mengklasifikasikan data berdasarkan beberapa tema sesuai dengan fokus
penelitian. Karena penelitian ini difokuskan pada perubahan budaya Tiayo, maka
dengan sendirinya data-data tersebut dikategorikan dalam berbagai hal yang
berkaitan dengan fenomena kehidupan masyarakat.
Proses selanjutnya adalah penyederhanaan data, agar supaya data dan
informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk menjelaskan permasalahan
penelitian. Pada tahap ini, setelah semua informasi dianggap memadai maka
proses analisis dan interpretasi data dapat dilaksanakan.
Proses analisis dapat dilakukan dengan memilah-milah data berdasarkan
jenis informasi yang diperoleh di lapangan, kemudian melihat substansi
52
informasinya dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
dalam melakukan analisis dan interpretasi data tidak terjadi kekeliruan.
Tahap selanjutnya, agar mendapatkan keakurasian data yang dianalisa,
perlu mengadakan diskusi dengan subyek penelitian. Dapat juga membentuk
kelompok-kelompok diskusi dengan teman sejawat dan pihak-pihak lain yang
dianggap memahami permasalahan penelitian.
Tahap terakhir adalah penggambaran secara luas dari tema-tema yang
ditemukan melalui analisa tema pada akhirnya digunakan untuk menyusun
laporan penelitian lebih lanjut, dengan tetap memperhatikan interaksi dari
perspektif emiketik atau sebaliknya anatar etikemik, dengan bahan-bahan
pusataka yang secara teoritis berhubungan dengan tema-tema yang telah disusun
agar supaya penelitian ini dapat mendekati apa yang diharapkan.
3.8. Informan Penelitian
Unit analisis dalam penelitian adalah masyarakat di desa Bulotalangi
Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Selanjutnya untuk
menentukan siapa yang dapat dijadikan informan, maka terlebih dahulu dipahami
apa yang dimaksud dengan informan.
Informan merupakan sumber informasi, secara harfiah mereka menjadi
guru bagi penulis. Selanjutnya James P Spradley (1997:38-41) menyatakan:
“Penelitian ilmu sosial yang menggunakan subyek biasanya mempunyai tujuan
tertentu, yaitu untuk menguji hipotesis, bekerja dengan menggunakan subyek
dimulai dengan ide-ide yang telah ditetapkan sebelumnya, bekerja dengan
informan dimulai dengan ketidaktahuan.
53
Sedangkan responden adalah siapa saja yang menjawab daftar pertanyaan
penelitian atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh seorang
peneliti”.
54
Download