BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya oleh Wijaya (2008) yang berjudul “Strategi Pemasaran Bora-Bora Villas di Seminyak Kuta” tujuan penelitian ini untuk mengatahui strategi pemasaran di Bora–Bora villa. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel atau informan adalah pihak manajemen Bora-Bora Villa dengan menggunakan 100 orang sampel. Penelitian tersebut menggunakan teknik analisis data SWOT. Variabel yang digunakan adalah 7P yaitu product, price, place,promotion,people,physical evidence,process indikator yang digunakan adalah segmenting, targeting dan positioning dalam menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil dari penelitian ini adalah 4 strategi alternative yaitu Strength Opportunities yaitu dengan meningkatkan promosi terhadap pasar yang dituju, menjual produk dengan harga yang pantas dan tidak menjatuhkan, dan meningkatkan kerjasama dengan agen perjalanan. Strengths, Threats yaitu dengan mengadakan kerjasama antara villa dengan masyarakat sekitar, meningkatkan mutu dan menjaga pelayanan yang baik, menjaga kestabilan kondisi keamanan situasi politik dan segala hal yang dapat berpengaruh terhadap promosi, Weaknesses Opportunities yaitu promosikan harga dengan mempromosikan kualitas produk yang baik, menyediakan brosur di tempat-tempat strategis seperti bandara dan memasang iklan di majalah pariwisata. Weakness, Threats yaitu 1 menjaga mutu produk dan pelayanan, mengkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan mengemukakan kelebihan Bora-Bora villa pada setiap iklan. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada penelitian sebelumnya oleh Wijaya tidak digunakan QSPM sebagai teknik analisis data dan hanya menggunakan matrixSWOT. Variabel yang digunakan terdapat persamaan yaitu menggunakan 7P dari marketing mix dan tetap menggunakan segmenting, targeting dan positioning dalam penentuan indikator di matrix SWOT. Hasil dari Wijaya adalah 4 alternativ strategi sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan QSPM dengan hanya akan ada 1 strategi yang dipilih. Penelitian lainnya dilakukan oleh Reza (2009), dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Pantai Lombang Di Kabupaten Sumenep”. Menggunakan metode alat hitung QSPM dan EFAS/IFAS sebagai penentu faktor internal dan eksternal dalam matrik SWOT dan menggunakan variabel internal eksternal dalam QSPM dan matrik SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah realisasi pengembangan kegiatan ekonomi berbasis potensi wilayah khususnya pembentukan kelompok bisnis cemara udang memiliki nilai TAS 5,61. Mengindikasikan bahwa berdasarkan faktor-faktor kunci yang dipertimbangkan strategi ini adalah strategi yang paling menarik untuk diterapkan. Sedangkan strategi perbaikan kualitas SDM memiliki nilai TAS 4,79 yang berarti berdasarkan faktor-faktor kunci yang dipertimbangkan, strategi ini adalah strategi yang kurang menarik untuk diterapkan. Pada Penelitian yang dilakukan oleh Reza digunakan QSPM sebagai teknik analisis data. Perbedaan variabel antara penelitian Reza dengan penelitian yang sekarang adalag variabel yang digunakan pada penelitian Reza hanyalah 2 identifikasi lingkungan internal dan eksternal dan pada penelitian sekarang digunakan 7P pemasaran marketing mix dan digunakan juga segmenting, targeting dan positioning untuk memudahan menentukan variabel dalam SWOT. Penelitian terakhir yang menjadi referensi adalah penelitian yang merupakan tesis dari Arismayanti (2003) dengan judul “Strategi Pengembangan Objek Wisata dan Daya Tarik Ekowisata Jatiluwih”. Menggunakan metode alat hitung QSPM dan EFAS/IFAS sebagai penentu faktor internal dan eksternal dalam matrik SWOT dengan hasil dari penelitian tersebut adalah mengembangkan produk ekowisata, mempertahankan keindahan alam dan irigasi pertanian dengan sistem subak sebagai daya tarik wisata. Variabel yang digunakan adalah 7P yaitu product, price, place,promotion,people,physical evidence,process indikator yang digunakan adalah segmenting, targeting dan positioning dalam SWOT. Persamaan penelitian oleh Arismayanti dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan QSPM dalam menentukan hasil akhir dan juga menggunakan matrix SWOT dalam penelitian. Perbedaan adalah pada arismayanti penelitian yang diambil adalah berlokasi di daya tarik wisata yaitu Jatiluwih dan pada penelitian sekarang berlokasi di industri pariwisata yaitu hotel. 2.2 Deskripsi Konsep 2.2.1 Tinjauan tentang Hotel Menurut Propietors Act (dalam Sulastiyono, 2011:5) hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar 3 sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Soewirjo (2003:1) definisi yang sudah dikenal secara umum tentang hotel adalah seluruh atau sebagian bangunan yang digunakan untuk pelayanan kamar, makan dan minum serta rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial, dalam hal ini usaha hotel adalah usaha jasa pelayanan atau disebut “hospitality sevice”. United State Lodging Industry (dalam Sulastiyono, 2011:6) membedakan hotel ke dalam tiga klasifikasi yaitu : 1) Transient Hotel yang berada di tengah kota dengan jenis tamu sebagian besar untuk urusan bisnis 2) Residential Hotel adalah hotel yang ada dasarnya yang berbentuk rumah – rumah apartemen dan kamar – kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan, namun juga disediakan fasilitas seperti restaurant, pelayanan makan yang diantar ke kamar dan pelayanan pembersihan kamar. 3) Resort Hotel adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat-tempat wisata dan menyediakan tempat rekreasi serta ruang untuk tempat konfrensi para tamu. Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) dalam Steadmon dan Kasavana (1991: 4): “A Hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes one or more of the following services: food and beverage service, room attendant service, uniformed service, Laundering of linens and use of furniture and fixture”s” Secara global diterjemahkan sebagai berikut hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut: 4 pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas atau perabotan dan menikmati hiasan-hiasan. Berdasarkan beberapa konsep diatas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah sebuah usaha komersil yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan dan ruang yang dimilikinya untuk menyediakan jasa penginapan, minuman, pencucian, dan banyak pelayanan lainnya yang menunjang kepuasan tamu selama menginap di hotel tersebut. 2.2.2 Tinjauan tentang Strategi Menurut Fred (2012) definisi dari strategy adalah sebagai berikut: “Strategy is the bridge between policy or high-order goals on the one hand and tactics or concrete actions on the other. Strategy and tactics together straddle the gap between ends and means. In short, strategy is a term that refers to a complex web of thoughts, ideas, insights, experiences, goals, expertise, memories, perceptions, and expectations that provides general guidance for specific actions in pursuit of particular ends” Secara global diterjemahkan sebagai berikut strategi adalah jembatan antara kebijakan atau tindakan yang akan ambil dan tujuan yang akan capai, nantinya strategi ini akan mengarahkan untuk bertindak sesuai dengan tujuan. Menurut Alwi (2008:84), strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dengan melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi secara strategik. Menurut Chandler (dalam Rangkuti 2002:3), strategi merupakan alat atau cara untuk mencapai tujuan perusahaam dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Berdasarkan beberapa konsep diatas dapat simpulkan strategi diawali dengan proses pemikiran yang kompleks, nanti akan menuntun menuju tujuan dengan memaksimalkan dan 5 mengarahkan sumber daya dan keahlian yang dimiliki baik sebagai individual kelompok maupun organisasi untuk memenuhi kebutuhan. 2.2.3 Tinjauan tentang Pemasaran Menurut Kotler (2001) definisi dari pemasaran adalah sebagai berikut: “Marketing is not the art of finding clever ways to dispose of what you make. It is the art of creating genuine customer value." Marketing is the science and art of exploring, creating, and delivering value to satisfy the needs of a target market at a profit. Marketing identifies unfulfilled needs and desires. It defines, measures and quantifies the size of the identified market and the profit potential. It pinpoints which segments the company is capable of serving best and it designs and promotes the appropriate products and services” Menurut Kotler dari definisi diatas yang secara global diterjemahkan sebagai berikut pemasaran adalah pemasaran bukanlah cara untuk sekedar membuang yang telah dibuat namun pemasaran adalah seni menciptakan nilai yang bermutu untuk konsumen, pemasaran adalah ilmu dan seni untuk mengeksplorasi, membuat, dan member nilai untuk pemuasan kebutuhan dari sebuah pasar yang menjadi sasaran untuk mendapat keuntungan. Pemasaran mengidentifikasi kebutuhan dan hasrat yang belum terpenuhi. Pemasaran mendefinisikan mengukur dan menghitung ukuran dari pasar yang teridentifikasi dan menjadi laba potensial. Inti dari pemasaran adalah segmentasi pasar yang manpu dilayani oleh perusahaan tersebut. Menurut Swastha (2000:4) pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada konsumen yang ada maupun konsumen potensial 6 Definisi konsep pemasaran menurut Swastha (2002:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang melibatkan strategi pemasaran dan pengendalian pemasaran serta pertukaran nilai untuk konsumen, klien dan komunitas guna mencapai keuntungan bagi perusahaan, nilai atau barang yang ditukarkan haruslah memiliki nilai jual yang layak dan berkualitas, bukan hanya untuk sekedar menjual barang atau jasa yang tidak bermutu dan tidak sesuai dengan harga jual. 2.2.4 Tinjauan tentang Strategi Pemasaran Menurut Cravens (dalam Paul Fifield, 2012) strategi pemasaran adalah “Marketing strategy is a process of strategically analyzing environtmental, competitive, and business factors affecting business unit and forecasting future end in business areas, of interest to the enterprise. Participating in setting business objectives and formulating corporate and business unit strategy. selecting target market strategies for the product – markets in each business units, estabilishing marketing objectives and developing , implementing, and managing program positioning strategies for rapat target market needs” Menurut Faxall (dalam Paul Fifield, 2012) strategi pemasaran adalah “Marketing strategy this section of marketing plan indicates how each element of the marketing mix and each subdivision of the element will used to achieve marketing objectives. The detailed provisions of this part of the plan enable specific operations to be carried out by designated personnel in a definite time span “ Konsep diatas dapat diterjemahkan yaitu strategi pemasaran bagian dari perencanaan pemasaran memeberi indikasi tiap elemen dari bauran pemasaran dan tiap sub bagiannya dipakai untuk mendapatkan objek pemasaran. Bagian yang 7 mendetail dari perencanaan ini adalah untuk mengadakan kegiatan yang spesifik yang dilakukan oleh team pemasaran dalam waktu tertentu. Menurut Chandra (2002) strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Disimpulkan dari definisi diatas pengertian strategi pemasaran adalah prosess strategis menganalisa lingkungan, kompetisi, dan faktor bisnis yang mempengaruhi lingkungan dan bentuk bisnis itu kedepannya, didalamnya terdapat juga proses pengambilan keputusan dengan melibatkan marketing mix untuk mencapai kondisi pasar yang diinginkan. Dalam pemasaran dikenal juga istilah strategi pemasaran pasar produk dan jasa yang disebut segmentasi pasar (segmenting), pasar sasaran (targeting) dan menentukan posisi pasar (positioning). 2.2.4.1 Segmentasi Pasar (Segmenting) Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared characteristic”. Melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih aktif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen. Menurut Bonnie Gretzner (dalam Tashina Khan, 2013) definisi dari segmentasi pasar adalah: 8 “If you don't understand the details about customer segmentation, you're most likely letting customers--and sales--slip through your fingers,”. Nowadays, in customer-oriented era, companies attempt to break down markets into manageable parts of the consumer groups and treat them according to the similar characteristics that are called market segmentation” Berdasarkan pengertian strategi diatas dapat diterjemahkan bahwa jika tidak mengerti mengenai segmentasi pasar maka hanya akan membiarkan penjual lainnya dan para konsumen melewati, dengan tren pasar yang lebih mengutamakan konsumen seperti sekarang sangatlah baik jika perusahaan bisa membagi para konsumennya menjadi beberapa bagian yang mudah untuk diatur dan diberikan perlakuan yang sama sesuai dengan karakternya masing-masing. Menurut Tashina Khan (2013) tipe dari segmentasi pasar adalah: 1. Geographic segmentation, bermaksud untuk memberikan definisi market dari tempat mereka tinggal, segmentasi ini membuat alur distribusi menjadi lebih mudah dan melakukan kontak juga mudah karena dapat mengetahui lokasi konsumen , namun perlu juga diingat bahwa dalam areal yang kecil sekalipun konsumen bisa saja memiliki kebutuhan yang berbeda. 2. Demographic segmentation, memiliki pendekatan yang lebih dalam dari pada geographic segmentation. Demographic segmentation terpusat pada umur, jenis kelamin, ras, pemasukan, pekerjaan. Demographic segmentation sama mudahnya untuk didefinisikan sama halnya dengan geographic segmentation. Demographic segmentation dapat diukur serta informasinya dapat dicari dengan bebas. Keuntungan dari pendekatan demographic segmentation, mendapatkan data tentang umur dari konsumen, memudahkan dalam membuat segment umur dari konsumen. Namun sama seperti geographic segmentation, tidak semua 9 konsumen dalam demographic segmentation memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama. 3. Geodemographic segmentation adalah penggabungan dari kedua teori segmentasi diatas. Sebagai contoh, jika perusahaan wine menjual minuman dengan umur yang tua dengan harga tinggi, perusahaan tersebut harus tahu bahwa beberapa area pasar mereka dihuni oleh orang kaya dan beberapa lainnya oleh orang biasa. 4. Psychographic segmentation adalah segmentasi yang tidak terikat pada kualitas produk, namun itu berorientasi pada kondisi emosional konsumen, lebih berkonsentrasi pada keuntungan yang didapat konsumen. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi adalah pembagian dari keseluruhan pasar untuk suatu pelayanan dalam kelompokkelompok dengan karakteristik umum. Segmentasi merupakan suatu langkah awal pemasaran untuk membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran. 2.2.4.2 Target pasar (Targeting) Menurut David Jobber (dalam Tashina Khan, 2013) adalah “Target market is a chosen segment of market which a company has decided to serve”. This is a convenient technique in order to address identical marketing mix to the same segments” Diterjemahkan target pasar adalah segmentasi yang dipilih oleh perusahaan tersebut untuk dilayani. Ini adalah sebuah teknik untuk mempermudah 10 menganalisa bauran pemasaran kedalam segmentasi yang sama. Menurut Tony Davis and Jon Epstein (dalam Tashina Khan, 2013), target pasar adalah: “Individuals tend to move from one segment to another. They state that this happens in a short period of time and in a large number. For effective target marketing, think bucketisation not segmentation there is always a bucket of customers with very specific needs and circumstances and in a readiness state at any point in time but the individuals are only there for a brief moment”. Definisi target pasar diatas dapat diterjemahkan yaitu, tiap individual lebih memilih untuk berpindah-pindah dari satu segmentasi ke segmentasi lainnya. Hal ini terjadi dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah yang banyak. Untuk strategi pemasaran yang efektif yang harus dilakukan adalah pengelompokan selain segmentasi, selalu ada sekelompok konsumen dengan keperluan yang sama dan akan terjadi terus menerus, jika dilihat dari individual saja kebutuhan tiap individual akan berubah dalam waktu yang singkat. Menurut Solomon dan Elnora (2003:232), sasaran pasar adalah ”Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and targeting”. Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market. Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar: 1. Undifferentiated targeting strategy Strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar.Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen 11 2. Differentiated targeting strategy. Perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut. 3. Concentrated targeting strategy Perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial. 4. Custom targeting strategy Strategi ini lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, definisi Targeting adalah segment pasar yang menjadi tujuan perusahaan. langkah awal yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran. 2.2.4.3 Posisi Pasar (Positioning) Definisi Positioning menurut Solomon dan Elnora (2003:235), adalah “Developing a marketing strategy aimed at influencing how a particular market segment perceives a good or service in comparison to the competition”. Definisi posisi pasar tersebut diterjemahkan menjadi Penentuan posisi pasar menunjukkan suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya. Definisi Positioning Menurut David Jobber (dalam Khan, 2013) adalah 12 “The choice of target market (where the company wishes to compete) and differential advantage (how the company wishes to compete).” It is the art of creating the „mental shelf space which your company and its products occupy in the minds of prospects and clients”. Diterjemahkan dari definisi diatas adalah target pasar yang dipilih perusahaan tersebut ingin berkompetisi dan kelebihan masing-masing perusahaan, perusahan tersebut ingin berkompetisi. Positioning adalah seni dalam pembuatan mindset perusahaan tersebut terhadap produk yang berpatokan pada prospek kedepan dan klien. Menurut Rangkuti, (2002:49) “Penetapan posisi pasar adalah positioning”. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada dipasar ke dalam benak konsumen. Dapat disimpulkan posisi pasar adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya. 2.2.5 Tinjauan tentang Bauran Pemasaran ( Marketing mix) Definisi bauran pemasaran menurut Kotler (2000:15) sebagai berikut : “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objective in the target market”. Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Menurut Kotler (2008), bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan 13 respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan atau disebut dengan 7P Marketing Mix (Kotler, 2009) sebagai berikut: 1. Product Produk harus menyediakan nilai kepada konsumen tetapi tidak tidak harus berbentuk nyata. Pada dasarnya, hal ini berkaitan dengan memperkenalkan produk baru atau meningkatkan produk yang telah ada. Hal ini didukung oleh pendapat Yunarto (2006: 225) yang mengatakan bahwa produk adalah barang yang konsumen beli. Barang tersebut dapat merupakan barang tangible (memiiki wujud) maupun intangible (tidak berwujud) seperti jasa, asuransi, dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan produk adalah jenis produk, kualitas, desain, feature, merk, packaging, ukuran, jasa, garansi, aksesoris, dan lain-lain. Definisi produk menurut Kotler (2008:4) adalah “A product is a thing that can be offered to a market to satisfy a want or need”. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. Unsur produk menurut Saladin dan Oesman (2002;3) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk dapat perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Menurut Lupiyoadi (2001:58) merumuskan batasan bahwa “Produk pariwisata adalah keseluruhan konsep objek yang memberikan nilai manfaat kepada konsumen, yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk yang disebut “the 14 offer”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Jadi, konsep produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen dan dapat merupakan barang tangible (memiiki wujud) maupun intangible (tidak berwujud) seperti jasa, asuransi, dan lain-lain. 2. Price Menurut Monroe (2003) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Definisi harga menurut Kotler (2008:4) adalah “Price is the amount of money charged for a product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang mempunyai nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Unsur harga menurut Saladin dan Oesman (2002; 3) adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Menurut Tjiptono (1997:151), pengertian harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran dalam pemasaran. Jadi konsep harga yang dimaksud sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa yang menjadi salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. 15 3. Place Definisi dari place adalah dimana konsumen dapat membeli produk dan produk menjangkau tempat customer. Menurut Blythe (2009: 131), tempat adalah lokasi di mana pertukaran terjadi. Namun, tempat juga dapat berarti website. Menurut Kotler (2008:4) place juga berarti saluran distribusi, berikut pengertian kotler tentang jalur distribusi “The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran. Unsur tempat menurut Saladin dan Oesman (2002; 3) terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Menurut Mac Intosh (dalam Yoeti, 2002:161), distribusi produk industri pariwisata adalah sebagai berikut: “Sebagai suatu struktur operasi, sebagai suatu sistem keterkaitan berbagai kombinasi organisasi melalui produsen penghasil produk industri pariwisata dan memberikan kepastian tentang perencanaan perjalanan kepada calon tamu. Distribusi dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen (bila melalui perantara yang ditunjuk sebagai agen)”. Konsep distribusi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi transaksi pertukaran terjadi antara jasa atau produk yang dijual dengan mata uang konsumen, dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran. 16 4. Promotion Menurut Yoeti (1996:225), promosi adalah proses komunikasi yang menyampaikan informasi dengan cara persuasif, untuk mendapatkan respon positif dari calon konsumen potensial. Semuanya itu dapat dilakukan dengan menggunakan taktik melalui kegiatan advertising, selling publicity, brochurs and sales aid, direct mail dan sales promotion. Definisi promosi menurut Kotler (2008:4) adalah “Promotion includes all the activities the company undertakes to communicate and promote its product the target market”. Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Unsur promosi menurut Saladin dan Oesman (2002) adalah suatu kombinasi informasi penjualan dan konsumenan yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku konsumen, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga membeli dan tetap menginginkan produk tersebut. Jadi, konsep promosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara berkomunikasi kepada konsumen mengenai apa yang ditawarkan oleh perusahaan, sehingga konsumen yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga membeli dan tetap menginginkan produk tersebut. 5. People Mengacu kepada konsumen, karyawan, manajemen dan orang lain yang terlibat di dalamnya. Blythe (2009: 131) menambahkan, orang termasuk penting dalam keberhasilan pemasaran, khususnya dalam pelayanan. Contohnya ketika customer datang ke sebuah restauran, dia tidak hanya membeli makanan tetapi juga membeli keterampilan cheff dan perhatian dari pelayan. People menurut 17 Kotler (2008:4) yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan konsumen. Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa people adalah semua pelaku yang menjadi penyedia jasa dan mempengaruhi persepsi konsumen. 6. Process Mengacu pada metode dan proses penyediaan layanan dan karenanya penting untuk memiliki pengetahuan menyeluruh tentang layanan yang dapat diberikan pada konsumen. Sedangkan menurut Blythe (2009: 131) proses adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan penyampaian manfaat produk. Lupiyoadi (2001: 23) menyatakan proses merupakan gabungan semua aktifitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, aktifitas dan hal-hal rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses menurut Kotler dan Armstrong (2012:62) adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti konsumen jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri. Berdasarkan definisi diatas process adalah gabungan semua aktifitas dan hal-hal rutin jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen 7. Physical evidence Mengacu pada pengalaman konsumen dalam menggunakan produk atau jasa. Pengalaman ini ditulis secara sukarela oleh seseorang di luar perusahaan. Menurut Blythe (2009: 131), bukti fisik adalah bukti bahwa layanan telah terjadi. 18 Dalam kasus produk fisik, produk itu sendiri yang menjadi bukti fisik. Sedangkan untuk layanan jasa seperti asuransi, polis merupakan bukti fisiknya. Bukti fisik menurut Kotler (2008:4) yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada konsumen ataupun calon konsumen. Definisi dari bukti fisik menurut Payne (2001) yaitu merupakan lingkungan fisik perusahaan jasa, layanan diciptakan dan dimana penyedia jasa dan konsumen berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada dan dipakai untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. Berdasarkan definisi diatas yang dimaksud physical evidence adalah lingkungan fisik perusahaan jasa tempat layanan diciptakan dan pengalaman dari tamu setelah menikmati layanan maupun produk yang diberikan oleh perusahaan pada tamu. Menurut Chaffey (2009), elemen Marketing Mix adalah: Tabel 2.1 7P Marketing Mix Product Quality Image Branding Feature Variants Mix Support Customer Service • Use occasion • Availabilty • Warranties • • • • • • • • Promotion Price • Marketing Communic a-tion • Personal promotion • Sales promotion • PR • Branding • Direct marketing • Positionin g • List • Discounts • Credit • Payment method • Free of valueadded elements Marketing Mix Place • Trade channels • Sales support • Channel number • Segmente d channels Sumber : Chaffey (2009: 449) 19 People • Individuals on marketing activities • Individuals on guest contact • Recruitment • Culture/image • Training and skills • Remunerati-on Physical Evidence • Sales/staff contact experienc e of brand • Product packagin g • Online experienc e Process • Konsume n focus • Businessled • ITsupporte d • Design features • Research and developm ent 2.2.6 Tinjauan tentang Pendekatan SWOT SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangantantangan yang dihadapi Menurut Rangkuti (2006) semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang atau ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT yaitu : 1. Kekuatan (Strenghts) Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar 2. Kelemahan (Weaknesses) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara EFASktif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya 20 keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan. 3. Peluang (Opportunities) Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. 4. Ancaman (Threats) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan. Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis dalam diskusi untuk 21 membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan. Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternalyang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis. Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT: 1. Strategi SO (Strengths and Opportunities). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya. 2. Strategi ST (Strengths and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO (Weaknesses and Opportunities). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT (Weakneses and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman 22