SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PENERBITAN AL-QUR'AN DAN TAFSIRNYA DEPARTEMEN AGAMA RI (Edisi Yang Disempurnakan) Kehadiran tafsir Al-Qur'an sebagaimana terjemah Al-Qur'an adalah hal yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia, mengingat Al-Qur'an yang dalam bahasa aslinya berbahasa Arab, tidak mudah dimengerti oleh semua umat Islam Indonesia. Dengan demikian Al-Qur'an dapat dimengerti maksud dan kandungan isinya oleh umat Islam Indonesia serta dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan seharihari. Untuk itu, saya menyambut baik penerbitan Al-Qur'an dan Tafsirnya, edisi yang disempurnakan ini. Atas dasar itulah Pemerintah Indonesia selalu menaruh perhatian yang besar terhadap keberadaan terjemah Al-Qur'an dan tafsir Al-Qur'an dengan mengusahakan penyusunan terjemah Al-Qur'an maupun tafsir A1-Qur'an yang diterbitkan oleh Departemen Agama. Sebagai tindak lanjut dari penerbitan Al-Qur'an dan Terjemahnya oleh Departemen Agama pada tahun 1965, Menteri Agama telah membentuk Tim Penyusun Al-Qur'an dan Tafsirnya yang diberi nama Dewan Penyelenggara Pentafsir Al-Qur'an yang diketuai oleh Prof. R.H.A. Soenarjo, S.H. melalui KMA No. 90 Tahun 1972, yang kemudian disempurnakan dengan KMA No. 8 Tahun 1973 dengan ketua Prof. H. Bustami A. Gani. Selanjutnya tim tersebut disempurnakan dengan KMA No. 30 Tahun 1980 dengan ketua Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML. Ide penulisan tafsir Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia dilandasi oleh komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kitab suci, dengan harapan akan dapat membantu umat Islam untuk memahami kandungan Kitab Suci Al-Qur'an secara lebih mendalam. Kehadiran tafsir Al-Qur'an sangat membantu masyarakat untuk memahami pengertian dan makna ayat-ayat Al-Qur'an, walaupun disadari bahwa tafsir AlQur'an sebagaimana terjemah Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia tidak akan dapat sepenuhnya menggambarkan maksud ayat-ayat Al-Qur'an. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi faktor yang paling utama adalah keterbatasan pengetahuan penerjemah dan penafsir selaku manusia untuk mengetahui secara persis maksud Al-Qur'an sebagai kalamullah. Dengan memperhatikan saran-saran dari masyarakat untuk menyempurnakan Al-Qur'an dan Tafsirnya, baik berupa isi, format, maupun bahasa, Departemen Agama berupaya melakukan perbaikan dan penyempurnaan tafsir Al-Qur'an secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim yang dibentuk oleh Menteri Agama dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 280 Tahun 2003. Direncanakan penyempurnaan tafsir Al-Qur'an ini dapat diselesaikan 6 juz setiap tahun, sehingga memerlukan waktu 5 tahun, terhitung mulai tahun 2003. Alhamdulillah, sesuai dengan yang direncanakan, pada tahun 2004 AlQur'an dan Tafsirnya yang disempurnakan telah dapat diterbitkan sebanyak 6 juz (juz 1 s.d. 6), pada tahun 2005 diterbitkan 6 juz berikutnya (juz 7 s.d. 12) dan pada tahun 2006 diterbitkan 6 juz berikutnya (juz 13-18) setelah melalui proses pembahasan yang mendalam di antara anggota tim. Sekali lagi saya menyambut gembira atas hadirnya Al-Qur'an dan . Tafsirnya Departemen Agama yang disempurnakan, karena memang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Saya menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an beserta Tim Penyempurnaan Tafsir, semoga menjadi amal saleh bagi para anggota tim dan semua pihak yang telah memberikan sumbangannya. Akhirnya, saya berharap dengan hadirnya Al-Qur'an dan Tafsirnya yang diterbitkan secara bertahap, akan dapat meningkatkan semangat umat Islam Indonesia untuk lebih giat mempelajari Kitab Suci Al-Qur'an, memahami, menghayati dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah SWT meridhoi aural usaha kita. Jakarta, 1 Oktober 2006 Menteri Agama RI, ttd Muhammad M. Basyuni