Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala Feni, Minarni Rama Jura, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara kabupaten Donggala dengan menggunakan alat peraga. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 23 orang siswa terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I yang tuntas secara individu berjumlah 13 orang siswa dari 23 orang siswa, sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal 56,52% dan nilai rata – rata hasil belajar siswa 64,56, hasil observasi aktivitas guru 63,63% dan hasil observasi aktivitas siswa 68,88%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal 86,95% dan nilai rata – rata hasil belajar siswa 84,34, hasil observasi aktivitas guru 89,09% dan hasil observasi aktivitas siswa 91,11%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan data hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan penggunaan alat peraga konkrit dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN No. 3 Ogoamas I. Kata Kunci: Hasil Belajar dan Alat Peraga Konkrit. I. PENDAHULUAN Proses pembelajaran di kelas pada dasarnya merupakan inti dari suatu proses pendidikan, yang didalamnya terdapat interaksi antara komponen yang saling terkait. Komponen-komponen tersebut dikelompokan kedalam tiga kategori utama yaitu: guru, mata pelajaran dan siswa. Interaksi ini pula memungkinkan anak memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang baru. Guru yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran memiliki peranan yaitu mengajarkan mata pelajaran yang dikembangkan sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada, mulai dari sekolah dasar sampai pada perguruan 1 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X tinggi. Salah satu mata pelajaran yang dikembangkan di sekolah dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran ini membantu peserta didik mengenal secara pasti semua hal yang ada dan yang terjadi disekitarnnya baik pada makhluk hidup maupun benda mati. Menurut Kunandar (2007), mengajarkan mata pelajaran di dalam kelas, terutama pada mata pelajaran IPA, ada hal-hal yang harus menjadi bahan pertimbangan sehingga segala informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat diterima dengan baik yakni sarana prasarana, media pembelajaran, model pembelajaran, metode mengajar dan strategi pembelajaran serta penataan lingkungan tempat belajar. Sesuai hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajarkan mata pelajaran IPA di Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara kabupaten Donggala, terungkap bahwa masih ditemukan banyak siswa yang kurang berminat dalam mengikuti mata pelajaran IPA di dalam kelas, dan hal ini disebabkan karena guru terkadang kurang memperhatikan hal-hal yang dapat membuat anak menjadi senang dalam mengikuti pelajaran misalnya penggunaan alat peraga ataupun penggunaan pendekatan atau strategi dalam penyampaian materi pembelajaran di dalam kelas. Guru hanya mengunakan model dan metode pembelajaran yang dikuasainnya saja atau dengan kata lain pembelajaran kurang bervariasi dan bersifat monoton. Sehingga siswa menjadi bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan hal ini berdampak terhadap rendahnya pemahaman belajar yang dicapai oleh siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari tahun 2011/2012 sampai 2012/2013 pada mata pelajaran IPA semester I maupun pada semester II mengalami peningkatan, akan tetapi nilai rata-rata tersebut ternyata belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dipersyaratkan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA yaitu 65. Kenyataan ini, tentunya dapat dijadikan pertimbangan oleh guru untuk berupaya meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga dalam pembelajaran di kelas. Adapun alat peraga yang dipilih untuk meningkatkan pemahaman belajar, membangun kreativitas dan mengembangkan potensi siswa secara maksimal yaitu dengan menggunakan alat peraga yang konkrit. Kelebihan 2 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X dari alat peraga yaitu tahan lama dan dapat dimanipulasi, dapat dirabaa, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dan dicopot sesuai dari susunannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis mengambil judul penelitian “ Penggunaan Alat Peraga Konkrit untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV di SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala” II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dirancang dengan cara berdaur ulang atau trdiri atas dua siklus. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian yang disebut siklus. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart dalam Dahlia (2012:92) yang terdiri atas beberapa tahap yang dimulai dari pratindakan, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun alur desain penelitian ini dapat di lihat pada gambar sebagai berikut: Keterangan 0 : pra tindakan 1 : Rencana 2 : Pelaksanaan 3 : Observasi 4 : Refleksi 5 : Rencana 6 : Pelaksanaan 7 : Observasi 8 : Refleksi A. : Siklus 1 B. : Siklus 2 Gambar 1. Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & Mc. Taggart dalam Dahlia (2012:92) 3 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara kabupaten Donggala semester genap tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 23 orang anak yang terdiri 17 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Faktor-faktor yang di selidiki dalam penelitian ini adalah: a. faktor siswa: melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan mengukur kemampuan siswa melalui tes setiap akhir siklus penelitian. b. Faktor guru: mengamati keterampilan guru dan kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkrit. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan alat peraga konkrit. Hasil tes ini sekaligus dijadikan sebagai nilai awal yang diperlukan dalam pengelolaan nilai peningkatan. Perencanaan ini menyusun rencana tindakan yang dikembangkan di dalam pembelajaran. Perencanaan ini disusun secara fleksibel untuk mengantisipasi berbagai pengaruh yang timbul di lapangan, sehingga penelitian dapat dilaksanakan secara efektif. Dalam kaitan ini, maka rencana penelitian disusun secara reflektif dan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas. Pada tahap ini rencana tindakan yang telah dibuat adalah: 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Membuat Lembar Observasi siswa dan guru, 3. Menyiapkan alat peraga yang ada disekitar siswa, yang akan digunakan dalam pembelajaran, 4. Mengadakan observasi, dan 5. Tes akhir untuk setiap tindakan Pelaksanaan tindakan yaitu praktek pembelajaran nyata berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama peneliti dan guru sebelumnya. Tindakan ini dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan atau kegiatan pembelajaran di kelas yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir 4 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X pembelajaran. Pada tahap refleksi dilakukan untuk mengkaji dan merenungkan kembali informasi-informasi awal berkenaan dengan adanya ketidaksesuaian dengan praktek pembelajaran. Tujuannya untuk untuk menganalisis hasil tindakan agar dapat memperbaiki tindakan berikutnya. Refleksi lanjutan ini dilakukan secara bersama (kolaboratif) antara peneliti dan guru, untuk menemukan bahan perbaikan untuk rencana tindakan selanjutnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang meliputi guru dan siswa di kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara kabupaten Donggala yang jumlahnya 23 orang siswa, laki-laki 17 orang dan 6 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes pemahaman belajar siswa. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga konkrit. Tes terdiri dari tes awal dan tes akhir. Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung dalam proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan guru, terutama yang berkenaan dengan pembelajaran menggunakan alat peraga pada pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dan setelah evaluasi tindakan untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat pembelajaran. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber: SDN No. 3 Ogoamas I): Teknik analisis data dilakukan sebelum pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data. Analisis data ini mengacu pada model Miles dan Huberman dalam Sunaryo (2008) yaitu: Mereduksi data adalah merangkum hal-hal yang pokok dan penting. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan dan mencari data selanjutnya. Menyajikan data dilakukan dalam bentuk narasi. Melalui penyajian data, maka 5 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X data akan terorganisasikan, tersusun dengan pola hubungan sehingga lebih mudah memahami dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil evaluasi dan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan. Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat dilihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika kedua aspek tersebut berada dalam kategori baik atau sangat baik. Untuk memperoleh data hasil aktvitas siswa dan guru tersebut digunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus menurut Depdiknas (2005: 37). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi kelas, tahap persiapan dan tes awal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas subyek penelitian dan jumlah siswa yang akan dijadikan subyek penelitian adalah 23 siswa. Hasil observasi ini digunakan untuk mengkaji masalah dalam pembelajaran IPA, kemudian dijadikan acuan untuk menentukan rencana tindakan refleksi pada siklus 1. Hasil proses awal diperoleh masih sangat rendah, yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 53,69 di bawah standar KKM (65) yang telah ditetapkan sekolah. Siklus I Setelah melakukan observasi awal, selanjutnya peneliti membuat perencanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran yang dapat dipilih. 2. Menyiapkan alat peraga untuk belajar siswa. 3. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa. 4. Mempersiakan tes hasil belajar siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksankan dua kali pertemuan di kelas. Pada pertemuan pertama siklus I, indikator pembelajaran yaitu menyebutkan bagian-bagian hewan. Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran 6 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi dan menyediakan alat peraga yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan awal ini dilakukan kurang dari 15 menit sebelum masuk pada kegian inti. Pada kegiatan inti penelitian menjelaskan materi sesuai RPP tentang bagian-bagian hewan. Pada siklus I, sub materi pokok yang diajarkan adalah bagian utama hewan dan kegunaannya dengan menggunakan alat peraga konkrit. Selain menjelaskan materi, penelitia juga memberi evaluasi dengan meminta siswa menyebutkan kembali bagian-bagian hewan. Dalam hal ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok kemudian guru membagikan LKS yang di dalamnya terdapat pertayaan yang menggunakan alat peraga. Pertayaan tersebut diselesaikan secara kelompok. Guru mengontrol kerjasama siswa dan memberikan bantuan kepada anggota kelompok yang belum mengerti dan mengalami kesulitan serta guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. setelah itu setiap kelompok mempresentasekan hasil kerja kelompoknya kemudian ditanggapi oleh kelompok lain. setelah semua kelompok mempresntasekan hasil pekerjaannya, siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi secara bersama – sama. Setelah lembar kerja siswa selesai dipresentasekan maka selanjutnya guru membagikan tes akhir tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan selama 70 menit sebelum kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir ini, guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari, memberikan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima materi. Tindakan siklus I ini dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas, satu kali pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan satu kali pertemuan untuk tes akhir tindakan siklus I. Hasil yang diperoleh dari tes akhir tindakan siklus I, yaitu ketuntasan klasikal mencapai 56,52%, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 64,56. Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi aktivitas siswa bersumber dari hasil observasi siswa pada lampiran 8. Jumlah nilai yang diperoleh yaitu 31 dengan persentase 68,88%. 7 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Hasil observasi aktivitas bersumber secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 9. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada lampiran 9 menunjukkan jumlah skor yang diperoleh adalah 35 dari skor maksimal 55 sehingga diperoleh presentase rata-rata 63,63% dengan kriteria rata-rata baik. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan pengenalan bagian-bagian hewan, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Persentase tuntas klasikal yang diperoleh sebesar 56,52%, nilai rata hasil belajar siswa 64,56. Belum mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70%, dan persentase daya serap klasikal (DSK) dapat mencapai target yang ditetapkan, yaitu DSK = 65%. Meskipun demikian, jika salah satu indikator belum tercapai, maka penelitian belum dikatakan berhasil sehingga peneliti perlu melanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan tes hasil tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas. Pada pelaksanaan ini diterapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkrit, dengan indikator pembelajaran yaitu bagian – bagian tumbuhan. Seperti halnya siklus I pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi dan menyediakan alat peraga yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan awal ini dilakukan kurang dari 15 menit sebelum masuk pada kegian inti. Pada kegiatan inti penelitian menjelaskan materi sesuai RPP tentang bagian-bagian hewan. Pada siklus I, sub materi pokok yang diajarkan adalah bagian utama hewan dan kegunaannya dengan menggunakan alat peraga konkrit. Selain menjelaskan materi, penelitia juga memberi evaluasi dengan meminta siswa menyebutkan kembali bagian-bagian hewan. Dalam hal ini siswa dibagi 8 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X dalam beberapa kelompok kemudian guru membagikan LKS yang di dalamnya terdapat pertayaan yang menggunakan alat peraga. Pertayaan tersebut diselesaikan secara kelompok. Guru mengontrol kerjasama siswa dan memberikan bantuan kepada anggota kelompok yang belum mengerti dan mengalami kesulitan serta guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. setelah itu setiap kelompok mempresentasekan hasil kerja kelompoknya kemudian ditanggapi oleh kelompok lain. setelah semua kelompok mempresntasekan hasil pekerjaannya, siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi secara bersama – sama. Setelah lembar kerja siswa selesai dipresentasekan maka selanjutnya guru membagikan tes akhir tindakan siklus II. Kegiatan ini dilakukan selama 70 menit sebelum kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir ini, guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari, memberikan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima materi. Tindakan siklus II ini dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas, satu kali pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan satu kali pertemuan untuk tes akhir tindakan siklus II. Hasil yang diperoleh dari tes akhir tindakan siklus II, yaitu ketuntasan klasikal mencapai 86,95%, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 84,34. Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berikut penjelasan selengkapnya. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi aktivitas siswa pada lampiran 15. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada lampiran 15 menunjukkan junlah skor adalah 41 dari skor maksimal 45 diperoleh persentase rata-rata 91,11% dengan kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang ditetapkan, sehingga pada siklus ini peelitian dikatakan berhasil. Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi aktifitas guru dapat dilihat pada lampiran 16. Berdasarkan hasil 9 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X observasi aktivitas guru pada lampiran 16 menunjukkan jumlah skor adalah 49 dari skor maksimal 55 diperoleh persentase rata-rata 89,09% dengan kriteria ratarata sangat baik. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa guru/peniliti memberikan hasil maksimal dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti/guru pada tindakan pembelajaran siklus II, melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan: (a) melaksanakan RPP; (b) menyampaikan tujuan pembelajaran dan lain sebagainya. Guru sebagai fasilator dan motivator, melakukan kegiatan: (a) memotivasi siswa selama pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan penggunaan alat peraga (b) menyediakan alat bantu/sumber pelajaran seperti alat peraga; dan (c) membimbing siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan penggunaan alat peraga konkrit, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes akhir siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan adalah 5 butir soal. Siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 100. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis tes akhir tindakan siklus I, diperoleh 13 orang siswa tuntas dari 23 jumlah siswa dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 56,52% dan nilai rata-rata hasil belajar adalah 64,56. Terdapat peningkatan setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkrit, meskipun ketuntasan klasikal belum mencapai 70% sehingga peneliti perlu melanjutkan ke siklus II. Sementara hasil yang diperoleh pada siklus II jauh lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada siklus I. Dari analisis hasil belajar siklus II, diketahui bahwa 20 orang siswa tuntas dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 86,95% dan nilai rata - rata mencapai 84,34. Hal ini menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran dan hasil belajar sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan, sehingga dapat dikatakan bahwa panelitian dengan menggunakan alat peraga konkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa.. 10 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, diperoleh gambaran bahwa pengenalan bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang diterapkan dalam pembelajaran pada penggunaan alat peraga konkrit merupakan salah satu alternatif dalam upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN No.3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara kabupaten Donggala. Siswa mendapatkan peluang besar untuk mengasah pengetahuan yang dimilikinya dan membantu siswa dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, baik dari segi akademi maupun dari segi keterampilan. Hal ini berarti bahwa melalui penggunaan alat peraga konkrit pada pembelajaran, maka masalah/kesulitan belajar juga dapat di atasi. Alat peraga konkrit merupakan bagian dari proses interaksi dengan lingkungan alam sekitar, karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses interaksi untuk memperoleh pengatahuan. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari hasil analisis aktivitas guru dan siswa yang diperoleh, menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa serta analisis tes hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan pada indikator kerja. Siswa merasa senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, memudahkan siswa memahami pelajaran yang dipelajari, serta meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman balajar. Penggunaan alat peraga konkrit, siswa dilatih untuk mengamati langsung bagian-bagian hewan dan tumbuhan dengan demikian siswa dapat memperoleh bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajari. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suparno dalam Triyanto (2001:44) yang menyatakan bahwa “Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri”. Selain bermanfaat bagi siswa, juga dapat meningkatkan kompetensi guru, mengembangkan keterampilan mengamati alat peraga dan merupakan motivasi untuk memanpilkan ide-ide baru dalam pembelajaran. 11 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Berdasarkan uraian di atas, membuktikan bahwa melalui penggunaan alat peraga konkrit dapat meningkatkan motivasi siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, memahami pelajaran serta hasil belajar siswa. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga konkrit dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara kabupaten Donggala. Hal ini ditunjukkan oleh data hasil penelitian sebagai berikut: Pada tindakan siklus I yang tuntas secara individu berjumlah 13 orang dari 23 siswa sehingga diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal 56,52% dan nilai rata-rata hasil belajar siswa 64,56, hasil observasi aktivitas guru 63,63% dan hasil observasi aktivitas siswa 68,88%. Pada tindakan siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal 86,95% dan nilai rata – rata hasil belajar siswa 84,34, hasil observasi aktivitas guru 89,09% dan hasil observasi aktivitas siswa 91,11%. Saran Sesuai hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, maka peneliti menyarankan bahwa: Penggunaan Alat peraga konkrit dapat dijadikan bahan masukan untuk guru SD sebagai salah satu alternatif bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 12 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X DAFTAR PUSTAKA Dahlia. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Edukasi Mitra Grafika. Depdiknas. (2005:23). Pedoman Penilaian Pemahaman belajar. Jakarta: Depdiknas. Kunandar. (2006:66). Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sunaryo. (2008). Model Analisis. Jakarta: Rineka Cipta. Triyanto. (2007:97). Teori IPA. Jakarta: Rineka Cipta. 13