Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

advertisement
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I
Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala
Feni, Minarni Rama Jura, dan Ritman Ishak Paudi
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas IV di SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara kabupaten Donggala
dengan menggunakan alat peraga. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian
berjumlah 23 orang siswa terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa
perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I yang
tuntas secara individu berjumlah 13 orang siswa dari 23 orang siswa, sehingga
diperoleh ketuntasan belajar klasikal 56,52% dan nilai rata – rata hasil belajar
siswa 64,56, hasil observasi aktivitas guru 63,63% dan hasil observasi aktivitas
siswa 68,88%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal
86,95% dan nilai rata – rata hasil belajar siswa 84,34, hasil observasi aktivitas
guru 89,09% dan hasil observasi aktivitas siswa 91,11%. Hal ini berarti
pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan
data hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan penggunaan alat peraga konkrit
dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN No. 3
Ogoamas I.
Kata Kunci: Hasil Belajar dan Alat Peraga Konkrit.
I.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran di kelas pada dasarnya merupakan inti dari suatu
proses pendidikan, yang didalamnya terdapat interaksi antara komponen yang
saling terkait. Komponen-komponen tersebut dikelompokan kedalam tiga kategori
utama yaitu: guru, mata pelajaran dan siswa. Interaksi ini pula memungkinkan
anak memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang baru.
Guru yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran memiliki
peranan yaitu mengajarkan mata pelajaran yang dikembangkan sesuai dengan
jenjang pendidikan yang ada, mulai dari sekolah dasar sampai pada perguruan
1
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
tinggi. Salah satu mata pelajaran yang dikembangkan di sekolah dasar adalah
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran ini membantu
peserta didik mengenal secara pasti semua hal yang ada dan yang terjadi
disekitarnnya baik pada makhluk hidup maupun benda mati. Menurut Kunandar
(2007), mengajarkan mata pelajaran di dalam kelas, terutama pada mata pelajaran
IPA, ada hal-hal yang harus menjadi bahan pertimbangan sehingga segala
informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat diterima dengan baik
yakni sarana prasarana, media pembelajaran, model pembelajaran, metode
mengajar dan strategi pembelajaran serta penataan lingkungan tempat belajar.
Sesuai hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajarkan
mata pelajaran IPA di Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara
kabupaten Donggala, terungkap bahwa masih ditemukan banyak siswa yang
kurang berminat dalam mengikuti mata pelajaran IPA di dalam kelas, dan hal ini
disebabkan karena guru terkadang kurang memperhatikan hal-hal yang dapat
membuat anak menjadi senang dalam mengikuti pelajaran misalnya penggunaan
alat peraga ataupun penggunaan pendekatan atau strategi dalam penyampaian
materi pembelajaran di dalam kelas. Guru hanya mengunakan model dan metode
pembelajaran yang dikuasainnya saja atau dengan kata lain pembelajaran kurang
bervariasi dan bersifat monoton. Sehingga siswa menjadi bosan dan tidak
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan hal ini berdampak terhadap
rendahnya pemahaman belajar yang dicapai oleh siswa.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari tahun 2011/2012 sampai
2012/2013 pada mata pelajaran IPA semester I maupun pada semester II
mengalami peningkatan, akan tetapi nilai rata-rata tersebut ternyata belum
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dipersyaratkan oleh
sekolah untuk mata pelajaran IPA yaitu 65. Kenyataan ini, tentunya dapat
dijadikan pertimbangan oleh guru untuk berupaya meningkatkan pemahaman
belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran di kelas. Adapun alat peraga yang dipilih untuk meningkatkan
pemahaman belajar, membangun kreativitas dan mengembangkan potensi siswa
secara maksimal yaitu dengan menggunakan alat peraga yang konkrit. Kelebihan
2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
dari alat peraga yaitu tahan lama dan dapat dimanipulasi, dapat dirabaa, dipegang,
dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dan dicopot sesuai dari susunannya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
mengambil judul penelitian “ Penggunaan Alat Peraga Konkrit untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV di SDN No. 3 Ogoamas I
Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala”
II.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dirancang dengan cara berdaur ulang atau trdiri atas dua siklus. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan
kuantitatif. Penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian yang disebut
siklus. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart dalam
Dahlia (2012:92) yang terdiri atas beberapa tahap yang dimulai dari pratindakan,
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun alur desain penelitian
ini dapat di lihat pada gambar sebagai berikut:
Keterangan
0
: pra tindakan
1
: Rencana
2
: Pelaksanaan
3
: Observasi
4
: Refleksi
5
: Rencana
6
: Pelaksanaan
7
: Observasi
8
: Refleksi
A. : Siklus 1
B. : Siklus 2
Gambar 1. Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & Mc.
Taggart dalam Dahlia (2012:92)
3
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan
Sojol Utara kabupaten Donggala semester genap tahun ajaran 2013/2014, dengan
jumlah siswa
23 orang
anak yang terdiri 17 anak laki-laki dan 6
anak
perempuan. Faktor-faktor yang di selidiki dalam penelitian ini adalah:
a.
faktor siswa: melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan
mengukur kemampuan siswa melalui tes setiap akhir siklus penelitian.
b. Faktor guru: mengamati keterampilan guru dan kemampuan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkrit.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan tes awal untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan alat
peraga konkrit. Hasil tes ini sekaligus dijadikan sebagai nilai awal yang
diperlukan dalam pengelolaan nilai peningkatan.
Perencanaan ini menyusun rencana tindakan yang dikembangkan di dalam
pembelajaran. Perencanaan ini disusun secara fleksibel untuk mengantisipasi
berbagai pengaruh yang timbul di lapangan, sehingga penelitian dapat
dilaksanakan secara efektif. Dalam kaitan ini, maka rencana penelitian disusun
secara reflektif dan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas. Pada tahap ini
rencana tindakan yang telah dibuat adalah:
1.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.
Membuat Lembar Observasi siswa dan guru,
3.
Menyiapkan alat peraga yang ada disekitar siswa, yang akan digunakan dalam
pembelajaran,
4.
Mengadakan observasi, dan
5.
Tes akhir untuk setiap tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu praktek pembelajaran nyata berdasarkan
rencana tindakan yang telah disusun bersama peneliti dan guru sebelumnya.
Tindakan ini
dimaksudkan untuk
memperbaiki
keadaan
atau kegiatan
pembelajaran di kelas yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahap
observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai
tindakan. Fokus observasi adalah aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat
diamati mulai pada tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir
4
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
pembelajaran. Pada tahap refleksi dilakukan untuk mengkaji dan merenungkan
kembali informasi-informasi awal berkenaan dengan adanya ketidaksesuaian
dengan praktek pembelajaran. Tujuannya untuk untuk menganalisis hasil tindakan
agar dapat memperbaiki tindakan berikutnya. Refleksi lanjutan ini dilakukan
secara bersama (kolaboratif) antara peneliti dan guru, untuk menemukan bahan
perbaikan untuk rencana tindakan selanjutnya.
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang meliputi
guru dan siswa di kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara
kabupaten Donggala yang jumlahnya 23 orang siswa, laki-laki 17 orang dan 6
siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran
2013/2014. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa
data hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data
yang diperoleh dari tes pemahaman belajar siswa. Tes dilakukan untuk
mengumpulkan informasi pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan
dengan menggunakan alat peraga konkrit. Tes terdiri dari tes awal dan tes akhir.
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan
langsung dalam proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan guru, terutama
yang
berkenaan
dengan
pembelajaran
menggunakan
alat
peraga
pada
pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dan
setelah evaluasi tindakan untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang dialami
oleh siswa pada saat pembelajaran.
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan
persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Sumber: SDN No. 3 Ogoamas I):
Teknik analisis data dilakukan sebelum
pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data. Analisis data ini
mengacu pada model Miles dan Huberman dalam Sunaryo (2008) yaitu:
Mereduksi data adalah merangkum hal-hal yang pokok dan penting. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan dan mencari data selanjutnya.
Menyajikan data dilakukan dalam bentuk narasi. Melalui penyajian data, maka
5
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
data akan terorganisasikan, tersusun dengan pola hubungan sehingga lebih mudah
memahami dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami. Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari
hasil evaluasi dan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.
Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat dilihat dari
dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh
guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika kedua aspek tersebut berada dalam
kategori baik atau sangat baik. Untuk memperoleh data hasil aktvitas siswa dan
guru tersebut digunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk presentase
yang dihitung dengan menggunakan rumus menurut Depdiknas (2005: 37).
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi kelas,
tahap persiapan dan tes awal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
situasi dan kondisi kelas subyek penelitian dan jumlah siswa yang akan dijadikan
subyek penelitian adalah 23 siswa. Hasil observasi ini digunakan untuk mengkaji
masalah dalam pembelajaran IPA, kemudian dijadikan acuan untuk menentukan
rencana tindakan refleksi pada siklus 1. Hasil proses awal diperoleh masih sangat
rendah, yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 53,69 di bawah
standar KKM (65) yang telah ditetapkan sekolah.
Siklus I
Setelah melakukan observasi awal, selanjutnya peneliti membuat
perencanaan tindakan siklus I sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran yang dapat dipilih.
2. Menyiapkan alat peraga untuk belajar siswa.
3. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
4. Mempersiakan tes hasil belajar siklus I.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksankan dua kali pertemuan di kelas.
Pada pertemuan pertama siklus I, indikator pembelajaran yaitu menyebutkan
bagian-bagian hewan. Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran
6
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi dan menyediakan alat
peraga yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan awal ini
dilakukan kurang dari 15 menit sebelum masuk pada kegian inti.
Pada kegiatan inti penelitian menjelaskan materi sesuai RPP tentang
bagian-bagian hewan. Pada siklus I, sub materi pokok yang diajarkan adalah
bagian utama hewan dan kegunaannya dengan menggunakan alat peraga konkrit.
Selain menjelaskan materi, penelitia juga memberi evaluasi dengan meminta
siswa menyebutkan kembali bagian-bagian hewan. Dalam hal ini siswa dibagi
dalam beberapa kelompok kemudian guru membagikan LKS yang di dalamnya
terdapat pertayaan yang menggunakan alat peraga. Pertayaan tersebut diselesaikan
secara kelompok. Guru mengontrol kerjasama siswa dan memberikan bantuan
kepada anggota kelompok yang belum mengerti dan mengalami kesulitan serta
guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. setelah itu setiap kelompok
mempresentasekan hasil kerja kelompoknya kemudian ditanggapi oleh kelompok
lain. setelah semua kelompok mempresntasekan hasil pekerjaannya, siswa dan
guru menyimpulkan hasil diskusi secara bersama – sama. Setelah lembar kerja
siswa selesai dipresentasekan maka selanjutnya guru membagikan tes akhir
tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan selama 70 menit sebelum kegiatan akhir.
Pada kegiatan akhir ini, guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran yang telah dipelajari, memberikan evaluasi untuk mengetahui
kemampuan siswa setelah menerima materi. Tindakan siklus I ini dilaksanakan
dua kali pertemuan di kelas, satu kali pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dan satu kali pertemuan untuk tes akhir tindakan siklus I. Hasil yang
diperoleh dari tes akhir tindakan siklus I, yaitu ketuntasan klasikal mencapai
56,52%, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 64,56.
Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas
siswa dan observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas dilakukan
dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi
aktivitas siswa bersumber dari hasil observasi siswa pada lampiran 8. Jumlah nilai
yang diperoleh yaitu 31 dengan persentase 68,88%.
7
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Hasil observasi aktivitas bersumber secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 9. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada lampiran 9
menunjukkan jumlah skor yang diperoleh adalah 35 dari skor maksimal 55
sehingga diperoleh presentase rata-rata 63,63% dengan kriteria rata-rata baik.
Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan
pengenalan bagian-bagian hewan, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes akhir
siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang
diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Persentase tuntas klasikal
yang diperoleh sebesar 56,52%, nilai rata hasil belajar siswa 64,56. Belum
mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu
sebesar 70%, dan persentase daya serap klasikal (DSK) dapat mencapai target
yang ditetapkan, yaitu DSK = 65%. Meskipun demikian, jika salah satu indikator
belum tercapai, maka penelitian belum dikatakan berhasil sehingga peneliti perlu
melanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan tes
hasil tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya.
Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas. Pada
pelaksanaan ini diterapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
konkrit, dengan indikator pembelajaran yaitu bagian – bagian tumbuhan.
Seperti halnya siklus I pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran
menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi dan menyediakan alat
peraga yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan awal ini
dilakukan kurang dari 15 menit sebelum masuk pada kegian inti.
Pada kegiatan inti penelitian menjelaskan materi sesuai RPP tentang
bagian-bagian hewan. Pada siklus I, sub materi pokok yang diajarkan adalah
bagian utama hewan dan kegunaannya dengan menggunakan alat peraga konkrit.
Selain menjelaskan materi, penelitia juga memberi evaluasi dengan meminta
siswa menyebutkan kembali bagian-bagian hewan. Dalam hal ini siswa dibagi
8
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
dalam beberapa kelompok kemudian guru membagikan LKS yang di dalamnya
terdapat pertayaan yang menggunakan alat peraga. Pertayaan tersebut diselesaikan
secara kelompok. Guru mengontrol kerjasama siswa dan memberikan bantuan
kepada anggota kelompok yang belum mengerti dan mengalami kesulitan serta
guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. setelah itu setiap kelompok
mempresentasekan hasil kerja kelompoknya kemudian ditanggapi oleh kelompok
lain. setelah semua kelompok mempresntasekan hasil pekerjaannya, siswa dan
guru menyimpulkan hasil diskusi secara bersama – sama. Setelah lembar kerja
siswa selesai dipresentasekan maka selanjutnya guru membagikan tes akhir
tindakan siklus II. Kegiatan ini dilakukan selama 70 menit sebelum kegiatan
akhir.
Pada kegiatan akhir ini, guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran yang telah dipelajari, memberikan evaluasi untuk mengetahui
kemampuan siswa setelah menerima materi. Tindakan siklus II ini dilaksanakan
dua kali pertemuan di kelas, satu kali pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dan satu kali pertemuan untuk tes akhir tindakan siklus II. Hasil yang
diperoleh dari tes akhir tindakan siklus II, yaitu ketuntasan klasikal mencapai
86,95%, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 84,34.
Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas
siswa dan observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Berikut penjelasan selengkapnya. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran di kelas dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran dengan cara
mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi aktivitas siswa
pada lampiran 15. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada lampiran 15
menunjukkan junlah skor adalah 41 dari skor maksimal 45 diperoleh persentase
rata-rata 91,11% dengan kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh sudah
mencapai indikator yang ditetapkan, sehingga pada siklus ini peelitian dikatakan
berhasil.
Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Hasil observasi aktifitas guru dapat dilihat pada lampiran 16. Berdasarkan hasil
9
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
observasi aktivitas guru pada lampiran 16 menunjukkan jumlah skor adalah 49
dari skor maksimal 55 diperoleh persentase rata-rata 89,09% dengan kriteria ratarata sangat baik.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa guru/peniliti memberikan
hasil maksimal dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti/guru pada
tindakan pembelajaran siklus II, melaksanakan tugasnya dengan sangat baik.
Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan: (a) melaksanakan RPP; (b)
menyampaikan tujuan pembelajaran dan lain sebagainya. Guru sebagai fasilator
dan motivator, melakukan kegiatan: (a) memotivasi siswa selama pembelajaran
dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
penggunaan alat peraga (b) menyediakan alat bantu/sumber pelajaran seperti alat
peraga; dan (c) membimbing siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran.
Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II
dengan penggunaan alat peraga konkrit, kegiatan selanjutnya adalah pemberian
tes akhir siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar
yang diberikan adalah 5 butir soal. Siswa yang menjawab semua soal dengan
benar memperoleh nilai 100.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis tes akhir tindakan siklus I, diperoleh 13 orang
siswa tuntas dari 23 jumlah siswa dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai
56,52% dan nilai rata-rata hasil belajar adalah 64,56. Terdapat peningkatan setelah
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkrit, meskipun
ketuntasan klasikal belum mencapai 70% sehingga peneliti perlu melanjutkan ke
siklus II. Sementara hasil yang diperoleh pada siklus II jauh lebih baik daripada
hasil yang diperoleh pada siklus I. Dari analisis hasil belajar siklus II, diketahui
bahwa 20 orang siswa tuntas dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai
86,95% dan nilai rata - rata mencapai 84,34. Hal ini menunjukkan pencapaian
tujuan pembelajaran dan hasil belajar sudah memenuhi indikator kinerja yang
dipersyaratkan, sehingga dapat dikatakan bahwa panelitian dengan menggunakan
alat peraga konkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa..
10
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, diperoleh
gambaran bahwa pengenalan bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang diterapkan
dalam pembelajaran pada penggunaan alat peraga konkrit merupakan salah satu
alternatif dalam upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA di kelas IV SDN No.3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara
kabupaten Donggala. Siswa mendapatkan peluang besar untuk mengasah
pengetahuan yang dimilikinya dan membantu siswa dalam mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya, baik dari segi akademi maupun dari segi
keterampilan. Hal ini berarti bahwa melalui penggunaan alat peraga konkrit pada
pembelajaran, maka masalah/kesulitan belajar juga dapat di atasi.
Alat peraga konkrit merupakan bagian dari proses interaksi dengan
lingkungan alam sekitar, karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses
interaksi untuk memperoleh pengatahuan. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari hasil
analisis aktivitas guru dan siswa yang diperoleh, menunjukkan bahwa penelitian
tindakan kelas ini semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa serta analisis
tes hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan pada indikator kerja. Siswa merasa senang dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, memudahkan siswa memahami
pelajaran yang dipelajari, serta meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan
pengalaman balajar. Penggunaan alat peraga konkrit, siswa dilatih untuk
mengamati langsung bagian-bagian hewan dan tumbuhan dengan demikian siswa
dapat memperoleh bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajari. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Suparno dalam Triyanto (2001:44) yang
menyatakan bahwa “Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran
merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri”. Selain bermanfaat bagi siswa, juga
dapat meningkatkan kompetensi guru, mengembangkan keterampilan mengamati
alat peraga dan merupakan motivasi untuk memanpilkan ide-ide baru dalam
pembelajaran.
11
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Berdasarkan uraian di atas, membuktikan bahwa melalui penggunaan alat
peraga konkrit dapat meningkatkan motivasi siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran, memahami pelajaran serta hasil belajar siswa.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga konkrit dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN No. 3 Ogoamas I kecamatan Sojol Utara
kabupaten Donggala. Hal ini ditunjukkan oleh data hasil penelitian sebagai
berikut:
Pada tindakan siklus I yang tuntas secara individu berjumlah 13 orang dari
23 siswa sehingga diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal 56,52% dan
nilai rata-rata hasil belajar siswa 64,56, hasil observasi aktivitas guru 63,63% dan
hasil observasi aktivitas siswa 68,88%. Pada tindakan siklus II diperoleh
persentase ketuntasan belajar klasikal 86,95% dan nilai rata – rata hasil belajar
siswa 84,34, hasil observasi aktivitas guru 89,09% dan hasil observasi aktivitas
siswa 91,11%.
Saran
Sesuai hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, maka peneliti
menyarankan bahwa:
Penggunaan Alat peraga konkrit dapat dijadikan bahan masukan untuk
guru SD sebagai salah satu alternatif bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
12
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Dahlia. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Edukasi Mitra Grafika.
Depdiknas. (2005:23). Pedoman Penilaian Pemahaman belajar. Jakarta:
Depdiknas.
Kunandar. (2006:66). Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sunaryo. (2008). Model Analisis. Jakarta: Rineka Cipta.
Triyanto. (2007:97). Teori IPA. Jakarta: Rineka Cipta.
13
Download