Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengetian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus,
melaksanakan, dan mengelola.Manajemen dalam bahasa inggris berarti mengatur.
Dalam hal mengatur ini akan timbul masalah dengan berbagai macam
pertanyaaan, mengenai apa yang diatur dan apa tujuan serta membagi-bagi tugas
dan kewajiban secara efektif dan efesien. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur
yang harus diatur diantaranya yaitu manusia (man), uang (money), metode
(methode), mesin (machienes), material (materials), dan pasar (market).
Manajemen merupakan proses khas, terdiri atas kegiatan–kegiatan
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengkooordinasian,
dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya.
Menurut Drs. H. Malayu S.P Hasibuan(2007:1) adalah sebagai berikut :
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusiadansumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu”.
Menurut Andrew F. Sikula yang dikutip oleh Drs. H. Malayu S. P.
Hasibuan (2007:2) adalah :
“Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk
atau jasa secara efisien”.
Manajemen juga sering dikatakan sebagai suatu seni (art) karena adanya
penerapan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai sutau tujuan.
Sedangkan manajemen sebagai ilmu (science) karena di dalam manajemen ada
9
10
penggunaan teknik manajemen. Oleh karena itu manajemen dikatakan sebagai
ilmu (science).
Dari sejumlah pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu proses atau kegiatan mulai dari Planning, Organizing,
Actuating, dan Controlling (POAC) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya secara efektif dan efesien.
2.2
Pengertian Sumber Daya Manusia
Dalam pembangunan di suatu bangsa memerlukan dua aset pokok yang
penting diantaranya yaitu sumber daya manusia (human resource) dan sumber
daya Non-manusia ( Non-human resource ). Sumber daya manusia ini terdiri dari
perkerja yang terlibat langsung dalam suatu kegiatan perusahaan, sedangkan yang
termasuk sumber daya Non-manusia ini adalah modal, teknologi, bahan-bahan
(material), dan lain-lain. Kedua sumber daya tersebut sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu pembangunan di suatu negara.
Pengertian sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sisi, yaitu secara
makro dan mikro. Pengertian sumber daya manusia secara makro adalah suatu
proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka untuk
mencapai tujuan pembangunan bangsa, sedangkan pengertian sumber daya
manusia secara mikro adalah segolongan masyarakat yang memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan berkerja keras pada suatu unit atau organisasi tertentu baik
pemerintah ataupun swasta.
Dikutip dari buku Sumber Daya Manusia Menurut Gomes (2006:1)
mengemukakan bahwa Sumber daya manusia adalah:
“suatu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua
orang yang melakukan aktivitas”.
Dari beberapa uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sumber
daya manusia adalah suatu proses atau suatu aktivitas dan progam yang bertujuan
untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan dan pemeliharaan, dalam
meningkatkan
efektivitas
dipertanggungjawabkan.
organisasi
dengan
suatu
cara
yang
dapat
11
2.3
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu
manajemen, yang berarti
merupakan suatu usaha untuk mengarahkan dan
mengelola sumber daya manusia di dalam suatu organisasi atau perusahaan agar
mampu berfikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi atau
perusahaan. Organisasi atau perusahaan yang maju tentu dihasilkan oleh personil/
karyawan yang dapat mengelola organisasi atau perusahaan tersebut kearah
kemajuan yang diinginkan organisasi atau perusahaan, sebaliknya tidak sedikit
organisasi atau perusahaan yang hancur dan gagal karena ketidakmampuannya
dalam mengelola sumber daya manusia.
Sumber daya manusia sangat berperan besar bagi kesuksesan suatu
organisasi atau perusahaan.Banyak organisasi atau perusahaan menyadari bahwa
unsur manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat memberikan
keunggulan bersaing.Mereka membuat sasaran, strategi, inovasi dan mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan.Oleh karena itu sumber daya manusia
merupakan salah satu unsur vital dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai manajemen
sumber dayamanusia, berikut penjelasan para ahli :
Menurut Gary Dessler (2006;2) :
“Manajemen sumber daya manusia merupakan proses memperoleh,
melatih,
menilai,
dan
memberikan
kompensasi
kepada
karyawan,
memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta
masalah keadilan”.
Menurut Sedarmayanti (2008;13) :
“Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik
menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi
manajemen,
termasuk
merekrut,
penghargaan dan penilaian”.
menyaring,
melatih,
memberikan
12
Menurut Hadari Nawawi (2007;42) :
“Manajemen sumber daya manusia adalah proses mendayagunakan
manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan fsikis
yang dimiliki berfungsi maksimal bagi tercapainya tujuan perusahaan”.
Menurut Mangkunegara (2008:2) mengemukakan bahwa Manajemen Sumber
Daya Manusia, sebagai :
“suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan,
dan pengawasan terhdap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerjadalam rangka
mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Rachmawati (2008:3), mengemukakan bahwa Manajemen Sumber
Daya Manusia, adalah :
“suatu
pengawas
proses
perencanaan,
kegiatan-kegiatan
pengorganisasian,
pengadaan,
pengarahan,dan
pengembangan,
pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelapasan sumber daya
manusia
agar
tercapai
berbagai
tujuan
individu,
organisasi
dan
masyarakat”.
Menurut Herman Sofyandi (2010:1) mengemukakan bahwa Sumber Daya
Manusia adalah :
Suatun bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Dari definisi diatas dapat dilakukan bahwa pengertian manajemen sumber
daya manusia secara garis besar sama yaitu bahwa manajemen sumber daya
manusia mendayagunakan tenaga kerja manusia untuk bekerja secara efektif dan
efisien dengan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dalam
mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dengan tujuan
tersebut maka tenaga kerja akan memotivasi untuk bekerja sebaik mungkin.
13
2.4
Tujuan dan Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam kenyataan praktik kehidupan organisasi, sering tidak dinyatakan
jelas dan eksplisit, apa sebenarnya tujuan dari organisasi yang mengurusi
manajemen SDM tersebut. Padahal kegagalan dalam mengelola suatu sumber
daya manusia
dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian-
pencapaian tujuan organisasi, baik terhadap kinerjanya, profitnya, maupun
kelangsungan hidup organisasi itu sendiri.
Tujuan
manajemen
Sumber
Daya
Manusia
menurut
Sadili
Samsudin(2006:30) yaitu:
“Memperbaiki kontribusi produktif orang-orang atau tenaga kerja
terhadap organisasi atau perusahaan dengan cara yang bertanggung jawab
secara strategis , etis dan sosial”.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut dapat terinci menjadi
empat tujuan utama sebagai berikut :
1. Tujuan sosial
Tujuan sosial MSDM adalah agar organisasi atau perusahaan
bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan
tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.
Organisasi atau perusahaan bisnis di harapkan dapat meningkatkan
kualitas masyarakat dan menbantu memecahkan masalah-masalah
sosial seperti program kesehatan lingkungan, proyek perbaikan
lingkungan, program perbaikan lingkungan, program pelatihan dan
pengembangan, serta menyelenggarakan dan mensponsori berbagai
kegiatan sosial.
2. Tujuan organisasional
Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang di buat untuk
membantu organisasi mencapai tujuannya. Departemen sumber daya
manusia di bentuk untuk membantu para manajer mewujudkan tujuan
organisasi.
14
3. Tujuan fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi
departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia dituntut
untuk mampu menyediakan program-program rekrutmen dan pelatihan
ketenaga kerjaan.
4. Tujuan individual
Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi
atau perusahaan yang hendak dicapai melalui aktivitasnya dalam
organisasi. Apabila tujuan pribadi dan tujuan organisasi tidak
harmonis, karyawan mungkin akan menarik diriatau keluar dari
perusahaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari MSDM bukan
hanya untuk meningkatkan efektifitas sumber daya manusia dalam organisasi saja,
melainkan mempunyai tujuan lainnya seperti tujuan sosial, organisasi, fungsional
dan pribadi, yang di dalamnya mempunyai suatu tujuan meningkatkan efektifitas
dalam bidang masing-masing.Berikut ini penulis akan menjelaskan fungsi-fungsi
manajemen dan fungsi-fungsi operasional sumber daya manusia secara singkat:
Menurut Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:94) dalam bukunya
Pengantar Bisnisfungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Meliputi :
1. Fungsi Perencanaan (planning)
Merupakan fungsi penetapan program-program pengelolaan sumber
daya manusia yang akan membantu pencapaian tujuan perusahaan.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Merupakan fungsi penyusunan dan pembentukan suatu organisasi
dengan mendesain struktur dan hubungan antar para pekerja dan tugastugas yang harus di kerjakan, termasuk menetapkan pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
15
3. Fungsi Pengarahan (directing)
Merupakan fungsi pemberian dorongan pada para pekerja agar dapat dan
mampu bekerja secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang telah
direncanakan.
4. Fungsi pengendalian (controling)
Merupakan fungsi pengukuran, pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
rencana yang telah ditetapkan, khususnya dibidang tenaga kerja, telah
dicapai.
Fungsi
koreksi/perbaikan
ini
juga
terhadap
memungkinkan
penyimpangan
adanya
yang
tindakan
terjadi
dalam
pengelolaan tenaga kerja.
Di samping fungsi-fungsi pokok,Fungsi operasional dalam manajemen
sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen
sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan organisasi
atau perusahaan. Penjelasan mengenai fungsi operasional manajemen sumber
daya manusia dikemukakan oleh Susan Jackson (2008;45), yang membagi fungsi
operasional dalam manajemen sumber daya manusia ke dalam 5 bagian, sebagai
berikut :
1. Fungsi pengadaan
Fungsi pengadaan adalah proses penarikan ataupun perekrutan karyawan,
meliputi seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan
karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Adapun tujuan fungsi
pengadaan dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk mendapatkan
persediaan sebanyak mungkin calon-calon karyawan, sehingga perusahaan
akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan pilihan
terhadap calon karyawan yang dianggap memenuhi standar kualifikasi
perusahaan. Proses pengadaan berlangsung mulai dari saat mencari calon
karyawan siap bekerja dalam perusahaan.
2. Fungsi pengembangan
Fungsi
pengembangan
adalah
proses
keterampilan sumber daya manusia
peningkatan
kemampuan
dan
yang dimiliki perusahaan, baik
16
keterampilan secara teknis, teoritis, konseptual, dan moral, yang dalam
implementasinya dapat dilakukan melalui pemberian kesempatan pendidikan
dan pelatihan bagi karyawan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam perusahaan untuk masa kini maupun
masa depan.
3. Fungsi kompensasi
Fungsi kompensasi adalah pemberian balas jasa dari perusahaan kepada
karyawanya, yang dapt bersifat finansial maupun nonfinansial yang diberikan
pada periode yang tetap. Sistem pemberian kompensasi yang baik akan mampu
membrikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan
memperoleh,
perusahaan,
mempekerjakan,
kompensasi
dan
memiliki
mempertahankan
arti
penting
karyawan.
karena
Bagi
kompensasi
menverminkan upaya perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraankaryawanya.Pengalaman mennjukan bahwa kompensasi yang
tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan
kerja karyawanya, bahkan dapat menyebabkan karyawanya yang potensial
keluar dari perusahaan.
4. Fungsi pengintegrasian
Fungsi pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerja sama yang serasi
dan saling menguntungkan. Dimana pengintegrasian adalah hal yang penting
dan sulit dalam manajemen sumber daya manusia, karena mempersatukan dua
aspirasi dan kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan
perusahaan.Untuk itu keselarasan para karyawan dalam melakukan perusahaan
menuju arah dan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan menjadi sangat
penting dan menjadi perhatian serius bagi manajemen sumber daya manusia
perusahaan.
5. Fungsi pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan kerja
jangka panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3
17
(keselamatan dan kesejahteraan kerja). Hal ini penting diterapkan oleh
manajemen sumber daya manusia perusahaan untuk memberikan kenyamanan
dan rasa aman bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya, sehingga
karyawan dapat bekerja dengan loyal tanpa ada kekhawatiran akan
keselamatan dan masa depannya, fungsi pemeliharaan oleh manajemen sumber
daya manusia berperan sangat penting dalam mempertahankan karyawan dan
menekan angka turnover karyawan yang dapat merugikan perusahaan.
Dari uraian mengenai fungsi operasional manajemen sumber daya manusia
diatas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi operasional manajemen
sumber daya manusia pada dasarnya diarahkan pada pemaksimalan dan
pemanfaatan sumber daya manusia yang dimiliki rganisasi atau perusahaan dalam
merealisasikan pencapaian tujuan dengan memperhatikan keinginan dan
kebutuhan dari karyawan, baik untuk aktualisasi dan pengembangan personal
maupun tingkat kesejahteraan karyawan.
2.5
Motivasi Kerja
2.5.1 Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi
seseorang agar melakukan sesuatu apa yang kita inginkan. Dengan kata lain,
motivasi adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan
sesuatu. Dengan dorongan ini, desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhankebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan dan mempertahankan hidup.Jadi
kunci terpenting dalam hal ini, bahwa manajer atau pimpinan organisasi harus
memahami pengertian yang mendalam tentang manusia.
Motivasi mempersoalkan bagaimana mengarahkan daya potensi bawahan,
agar mau bekerjasama secara produktif, serta berhasil mencapai mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan. Motivasi merupakan suatu aspek yang sangat
penting dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku kerja untuk
dapat memotivasi seseorang yang diperlukan adanya pemahaman mengenai
bagaimana proses terbentuknya motivasi pada karyawan. Pada dasarnya manusia
bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun non fisik.
18
Untuk mempermudah pemahaman mengenai motivasi, dibawah ini
mengemukakan beberapa pengertian motivasi menurut beberapa ahli.
Pengertian motivasi menurut Bartol yang dikutip Sri Wiludjeng SP
(2007:154) dalam buku Pengantar Manajemen:
“Motivation is the force that energizes behavior, gives direction to
behavior, and underlies the tendency to persist.”
Pengertian motivasi menurut Kanfer (Jones dan George 2007) yang
dikutip Ismail Solihin (2009:152)dalam buku Pengantar Manajemen:
“Motivasi (motivation) merupakan kekuatan psikologis yang akan
menetukan arah dari perilau seseorang (direction of a person’s behavior),
tingkat upaya (level of effort) dari seseorang dan tingkat ketegaran (level of
persistence) pada saat orang itu dihadapkan pada berbagai rintangan.”
Pengertian motivasi menurut Richard L. Daft (2011:373)dalam buku
Era Baru Manajemen buku 2 edisi 9:
“Motivasi (motivation) dapat diartikan sebagai kekuatan yang muncul
dari dalam maupun dari luar diri seseorang dan membangkitkan semangat
serta ketekunan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.”
Pengertian motivasi menurut Edwin B. Flippo yang dikutip Malayu S.P
Hasibuan (2007:143)dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia:
“Direction or Motivation is essence, it is a skill in aligning employee and
organization interest so that behavior result in achievement of employee want
simultaneosly with attainment or organizationational objectives.”
Motivasi yang didefinisikam Fillmore H. Stanford (1969:173) yang
dikutipMangkunegara
(2009:93),
dalambukuManajemenSumberDayaManusia Perusahaan, bahwa :
“Motivation as an energizing condition of the organism that serves to
direct that organism toward the goal of a certain class”.
19
Menurut Liang Gie yang di kutip oleh Sadili Samsudin (2006:281)
menyebutkan bahwa :
“Motivasi kerja adalah pekerjan yang di lakukan oleh manajer dalam
memberikan inspirasi,semangat dan dorongan kepada para karyawan untuk
mengambil tindakan-tindakan tertentu”.
Menurut Hasibuan (2007:219) mengemukakan bahwa:
“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang,agar mereka mau bekerja sama,bekerja
efektif,dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan’’.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah dorongan dalam mengarahkan tingkah laku pegawai dan organisasi secara
ekstern maupun intern agar mau bekerja secara bersama-sama untuk memperoleh
keberhasilan, sehingga para pegawai dan tujuan organisasi dapat sekaligus
tercapai.
2.5.2 Tujuan Motivasi
Motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai
perangsang untuk dapat mengarahkan potensi sumber daya manusia itu kearah
tujuan yang diinginkan. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2007:146), adapun
tujuan pemberian motivasi kerja yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan perusahaan
3. Meningkatkan kestabilan karyawan perusahaan
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan
6. Menciptakan suasana dan hubungan yang baik
7. Meningkatkan loyalitas dan partisipasi karyawan
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan
20
2.6
Teori-Teori Motivasi
2.6.1
TeoriKepuasan
Teori kepuasan mendasar pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu yang menyebabkan tindakan serta berprilaku dengan cara
terntentu. Teori ini memusatkan pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan memperhatikan perilakunya. Teori
ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan seseorang dan
apa yang mendorong semangat seseorang.Beberapa teori motivasi menurut
Malayu S.P Hasibuan (2007:153),
(2007:153), dalam buku Manajemen Sumber Daya
Manusia, yaitu:
•
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori ini mengatakan bahwa manusia termotivasi untuk memuaskan lima jenis
kebutuhan, yang dapat disusun dlam suatu hierarki. Kebutuhan yang lebih
tinggi
akan
muncul
apabila
kebutuhan
yang
dibawahnya
telah
terpenuhi.Adapun kebutuhan hirarki kebutuhan maslow adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Tingkatan Teori Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow
Sumber :Malayu S.P Hasibuan 2008:153
21
Adapun kebutuhan hierarki kebutuhan maslow adalah sebagai berikut:
1. Phsycological Needs(Kebutuhan Fisik dan biologis)
Merupakan kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, bernafas,
seksual dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan tingkat terndah atau
disebut pula sebagai kebutuhan paling dasar.
2. Safety and Security Needs (Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan)
Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman kecelakaan dan keselamatan
dalam melakanakan pekerjaanya, serta perlindungan dari ancaman,
bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
3. Affilation or Acceptance Needs or Belongingness (Kebutuhan sosial)
Kebutuhan untuk bersosialisasi, berteman, berinteraksi, dicintai dan
mencitai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan
masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak akan mau
hidup menyendiri ditempat terpencil seorang diri, manusia membutuhkan
kehidupan berkelompok.
4. Esteem or Status Needs (Kebutuhan akan Penghargaan)
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan dari
karyawan dan masyarakat dilingkungannya. Idealnya penghargaan timbul
karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Perlu juga
diperhatikan oleh perusahaan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang
dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam organisasi maka akan
semakin tinggi pula prestasinya.
5. Self Actualization Nedd (Kebutuhan Aktualisasi Diri)
Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi
optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.
Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara
penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya
berbeda satu dengan lainnya. Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan
dengan menyelanggarakan pendidikan dan latihan.
22
•
Teori Herzberg
Federick Herzberg mengemukakan motivasi dua faktor atau Herzberg’s Two
Factors Motivation Theory, menurut teori ini motivasi yang ideal dapat
merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih
membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan.
Menurut Herzberg orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu:
1. Faktor pemeliharaan atau kesehatan (maintenance Factor)
Faktor
pemeliharaan
berhubungan
dengan
hakikat
memperoleh
ketentraman dan kesehatanbadaniah. Kebutuhan kesehatan merupakan
kebutuhan yang berlangsung secara terus menerus, karena kebutuhan ini
akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya: orang lapar akan
makan, kemudian lapar, lalu makan dan seterusnya. Faktor pemeliharaan
meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervise yang
menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas dan macam-macam tunjangan
lain. Hilangnya faktor pemeliharaan dapat menyebabkan timbulnya
ketidakpuasan (dissatisfiers = faktor higienis) dan tingkat absensi serta
turnover karyawan akan meningkat. Faktor-faktor pemeliharaan perlu
mendapat perhatian yang wajar dari perusahaan, agar kepuasan dan
kegairahan bekerja karyawan dapat ditingkatkan.
2. Faktor motivasi (Motivation Factor)
Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Kebutuhan ini meliputi
serangkaian kondisi intristik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat
dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat yang dapat
menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Faktor-faktor tersebut
meliputi:
a)
Prestasi (Achievment)
b) Pengakuan (Recognition)
c)
Pekerjaan itu sendiri (The Work it Self)
d) Tanggung Jawab (Responsibility)
23
e)
Kemajuan (Advancement)
f)
Pengembangan potensi individu (Possibility of Growth)
Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang
dikerjakannya (job content) yakni kandungan pekerjaan pada tugasnya. Motivasi
yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan
tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan
kemampuan.Pada dasarnya kedua teori ini sama-sama bertujuan untuk
mendapatkan alat dan cara yang terbaik dalam memotivasi semangat bekerja
karyawan agar mereka mau bekerja giat untuk mencapai prestasi kerja yang
optimal. Hanya saja teori hierarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow
diilhami oleh Human Science Theory Elton Mayo, bukan dikembangkan atas hasil
penelitiannya.Jadi teori ini belum pernah diuji coba kebenarannya.Sedangkan dua
faktor yang dikemukaan Herzbergdikembangkan atas hasil penelitiaanya dan telah
diuji coba kebenarannya.
2.6.2
Teori Motivasi Proses
Teorimotivasi proses dapat dikatakan sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berhubunganerat
dengan lingkungan kerja, karena proses motivasiberhubungan erat dengan
keberhasilan seseorang, organisasi, atau masyarakat didalam mencapai tujuantujuannya. Memotivasi seseorang itu sangat sulit, karena pimpinan sulit
mengetahui kebutuhan dan keinginan yang diperlukan bawahan dari hasil
pekerjaannya itu. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2007:150-151) dalam
bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, ada enam proses motivasi, yaitu:
a) Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi,
baru kemudian para bawahan dimotivasi kearah tujuan tersebut.
b) Mengetahui Kepentingan
24
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan
karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pemimpin atau
perusahaan saja.
c) Komunikasi Efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan
karyawan. Karyawan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan
syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi agar intensif tersebut dapat
diperolehnya.
d) Integrasi Tujuan
Proses motivasi perlu menyatukan tujuan organisasi dan tujuan
kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needs complex, yaitu
untuk memperoleh laba serta perluasan perubahan, sedangkan tujuan
individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi,
tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian motivasi.
e) Fasilitas
Manajer dalam memotivasi harus membeikan fasilitas kepada perusahaan
dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, misalnya memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f) Team Work (kerja tim)
Perusahaan harus membentuk team work yang terorganisasi dengan baik
untuk mencapai tujuan perusahaan. Kerja tim ini sangat penting karena
dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa proses motivasi berguna untuk
mengetahui kebutuhan karyawan yang belum terpenuhi, mencari jalan
untuk memenuhi kebutuhan karyawan, prilaku yang berorientasi pada
tujuan, hasil kerja, imbalan atau hukuman bagi karyawan, dan kebutuhan
yang tidak dipenuhi dinilai kembali oleh karyawan.
25
2.6.3
Jenis-Jenis dan Alat-Alat Motivasi
Menurut Sri Wiludjeng SP dalam bukunya pengantar manajemen
(2007:162) jenismotivasi dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok:
a.
Motivasi positif, adalah merupakan dorongan terhadap karyawan yang
berupa misalnya, hadiah, pujian, insentif, piagam dan lainnya yang sejenis.
b.
Motivasi negatif, adalah dorongan terhadap karyawan atau bawahan yang
biasanya berupa ancaman, hukuman ataupun sangsi-sangsi.
Menurut Sri Wiludjeng SP dalam bukunya pengantar manajemen (2007:161162) alatmotivasi yang diberikan kepada bawahan atau pegawai dapat berupa:
a. Material
Adalah merupakan motivasi yang bersifat material sebagai imbalan
prestasi yang diberikannya, dan hal ini dapat diberikan berupa upah, gaji,
barang-barang dan lainnya.
b. Non material
Merupakan motivasi yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk non
material adalah l, diberikan kesempatan untuk membgikuti pelatihan,
pujian, sertifikat, piagam, dan lainnya.
2.6.4
Langkah-langkah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan
Langkah-langkah yang dilakukan pemimpin dalam meningkatkan motivasi
kerja karyawan, diantaranya adalah :
a. Pemberian penghargaan atau pujian untuk para karyawan yang berprestasi.
b. Pemberian keamanan dan keselamatan dalam bekerja.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang baik.
d. Menciptakan hubungan kerja yang baik antara pemimpin dengan
karyawan.
e. Mengadakan tour atau liburan dalam rangka mempererat hubungan antara
pemimpin dengan karyawan dan hubungan antara sesama karyawan.
26
2.6.5
Faktor-Faktor Motivasi
Hal yang memotivasi semangat kerja karyawan adalah untuk memenuhi
kebutuhan serta kepuasan baik material maupun nonmaterial yang diperolehnya
sebagai imbalan jasa yang diberikannya kepada perusahaan, apabila material dan
nonmaterial yang diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja karyawan
akan semakin meningkat. Menurut Paterson dan Plowman yang dikutip oleh
Malayu S.P Hasibuan (2007:142)dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
manusia, mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Keinginan untuk hidup (The Desire to Live)
Keinginan untuk hidup merupakan kegiatan utama dari setiap orang,
manusia bekerja untuk mendapatkan makan dan untuk melanjutkan hidup.
2. Keinginan untuk suatu posisi (The Desire for Position)
Keinginan untuk suatu posisi atau jabatan di tempat dia bekerja dan ini
salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja.
3. Keinginan untuk kekuasaan (The Desire for Power)
Keinginana akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah diatas
keinginana untuk memiliki yang mendorong orang mau bekerja.
4. Keinginan akan pengakuan (The Desire for Recognation)
Keinginan akan pengakuan, penghormatan, dan status sosial, merupakan
jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja.
Dengan demikian, setiap pekerja mempunyai motif keinginan dan
kebutuhan tertentu mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya.
Kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan dengan bekerja menyangkut hal-hal
berikut:
1. Kebutuhan fisik dan keamanan
Kebutuhan ini menyangkut kepuasan kebutuhan fisik atau biologis
seperti makan, minum, perumahan, seks, dan yang lainnya disamping
kebutuhan akan rasa aman dan menikmatinya.
27
2. Kebutuhan sosial
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang terpuaskan karena memperoleh
pengakuan status dihormati, diterima sampai disegani dalam pergaulan
masyarakat. Hal ini penting karena manusia bergantung satu sama lain.
3. Kebutuhan egoistik
Kebutuhan egoistik merupakan kebutuhan kepuasan yang berhubungan
dengan kebebasan orang untuk mengerjakan sendiri suatu pekerjaan
sehingga puas karena berhasil menyelesaikannya.
2.6.6
Faktor – faktor Penggerak Motivasi Kerja
Menurut Herzberg dalam Siagian (2006:109), bahwa karyawan
termotivasi untukbekerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor Intrinsik yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri
masing– masing karyawan, berupa :
a. Pekerjaan itu sendiri (the work it self).
Berat ringannya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.
b. Kemajuan (advancement).
Besar
kecilnya
kemungkinan
tenaga
kerja
berpeluang
maju
dalampekerjaannya seperti naik pangkat.
c. Tanggung jawab (responsibility).
Besar kecilnya yang dirasakan terhadap tanggung jawab diberikan
kepadaseorang tenaga kerja.
d. Pengakuan (recognition).
Besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas hasil
kerja.
e. Pencapaian (achievement).
Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja tinggi.
2. Faktor Ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri
seseorangterutama dari organisasi tempatnya bekerja. Faktor ekstrinsik ini
mencakup :
28
a. Administrasi dan kebijakan perusahaan.
Tingkat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja terhadap semua kebijakan
danperaturan yang berlaku dalam perusahaan.
b. Penyeliaan.
Tingkat kewajaran penyelia dirasakan yang oleh tenaga kerja.
c. Gaji.
Tingkat kewajaran gaji yang diterima sebagai imbalan terhadap
tugaspekerjaan.
d. Hubungan antar pribadi.
Tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi antar tenaga kerja
lain.
e. Kondisi kerja.
Tingkat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas
pekerjaan–pekerjaannya.
Apabila faktor intrinsik tersebut ada, dapat memberi tingkat motivasi
yangkuat dan kepuasan dalam diri seseorang, namun jika faktor ini tidak ada,
makamenimbulkan rasa ketidak puasan. Sementara faktor ekstrinsik tersebut ada,
tidakperlu memberi motivasi, tetapi jika tidak ada dapat menimbulkan tidak puas.
2.6.7
Dasar-Dasar Motivasi Kerja
Menurut Sri Wiludjeng SP (2007:160), terdapat beberapa dasar dalam
memotivasi kerja karyawan, adalah sebagai berikut :
1. Mengikut sertakan bawahan orang lain
Untuk mendapatkan hasil yang baik, jika bawahan atau orang lain
diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam merumuskan
keputusan-keputusan. Sehingga para bawah dapat mengemukakan ide,
saran, dan mereka akan merasa dirinya dimanusiakan, sehingga ia akan
bertanggung jawab atas tercapainya hasil yang maksimal.
2. Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas , atau bisa
29
diartikan memberikan informasi yang sekiranya lebih mudah
dimengerti dan dipahami oleh karyawan, maka akan lebih mudah
untuk mengerjakan yang menjadi tugasnya, sehingga pada akhirnya
karyawan akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (karyawan) mempunyai andil
didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut,
karyawan akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4. Pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada karyawan
untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekrjaan
yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yag diharapkan oleh
pemimpin.
5. Perhatian timbal balik
Para bawahan akan termotivasi untuk mencapai hasil yang baik, bila
manajer menaruh perhatian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh
bawahan. Atau manajer mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
mereka. Dengan demikian semakin banyak manajer membantu
bawahan dalam mencapai tujuan, maka semakin besar sumbangan
bawahan atas tercapainya tujuan organisasi.
2.6.8
Pendekatan Sistem Dalam Motivasi
Menurut
Sri
WiludjengSP
dari
buku
Pengantar
Manajemen
(2007:162), teori motivasi yang baik untuk digunakan manajer memotivasi
karyawan adalah teorimotivasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi
atau perusahaan. Menurut Porter
dan Miles percaya ada tiga variabel yang
mempengaruhi motivasi dala organisasi, yaitu karakteristik individu, pekerjaan,
dan situasi kerja. Ketiga variabel ini satu dengan yang lainnya saling berhubungan
/ integratedyang tidak dapt dipisahkan sehingga membentuk suatu sistem. Ketiga
variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
30
Tabel 2.1
Pendekatan sistem dalam motivasi
Karekteristik Individu
Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik Situasi Kerja
1.Minat
1. Tingkat otonomi
1.
2.Sikap
2.
•
diri intrinsik
•
•
Terhadap
Tipe
3. Tingkat Ekonomi
Terhadap
4. Feed Back
pekerjaan
5.
Terhadap
kerja
balasan langsung.
sendiri
Tingkat
Lingkungan
•
Teman kerja
•
Pengawas
2. Organisasi
variasi
aspek dalam tugas
•
Sistem Pengajian
•
Budaya Organisasi
dari situasi kerja
3. Kebutuhan
•
Keamanan
•
Sosial
•
prestasi
2.6.9 UsahaPemberianMotivasiKerja
Dalammelakukanpemberianmotivasipadakaryawan,
manajemenperusahaantidakakanterlepasdariupaya-upayayang
dapatmenentukankeberhasilanpemberianmotivasikepadaseluruhkaryawan
perusahaansehinggaberdampakmeningkatkanmotivasikerja.
Menurut
di
Peterson
dan Plowman yang dikutipMalayu S.P. Hasibuan dalam buku Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
(2007:142),
mengatakanbahwa
orang
maubekerjakarenamempunyaikeinginanuntukmelanjutkanhidupnyauntukmendapa
tkansuatuposisiataujabatan, kekuasaan, danpengakuandari orang lain.
Dari
pernyataantersebut,
upayapemberianmotivasiakanberhasilapabilamanajermengetahuicara
memenuhikebutuhankaryawan,
telahdiberikanperusahaan,
apabilakaryawanmerasapuasdenganapa
yang
31
karyawanakanmemberikantimbalebalikkepadaperusahaandengancaramemenuhike
butuhanperusahaan.
2.6.10 Hambatan-Hambatan Motivasi
Kepuasan atau ketidakpuasan karyawan dengan pekerjaan merupakan
keadaan yang sifatnya subjektif, yang merupakan hasil kesimpulan yang
didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata yang
diterima oleh karyawan dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang
diharapkannya, diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas, atau berhak
baginya. Sementara setiap karyawan secara subyektif menentukan pekerjaannya
itu memuaskan.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam buku Manajemen Sumber Daya
Manusia (2008:141), secara garis besar dapat diketahui hambatan atau kendala
dalam memotivasi karyawan, yaitu :
1.
Sulitnya menentukan alat motivasi yang paling tepat, karena keinginan
setiap individu karyawan tidak sama.
2.
Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan intensif.
3.
Manajer sulit mengetahui motivasi kerja setiap individu karyawan.
4.
Manajer sulit memberikan intensif yang adil dan layak.
Kepuasaan kerja karyawan itu sendiri akan mempengaruhi motivasi kerja
dalam dirinya untuk bekerja kepada perusahaan. Kesediaan atau motivasi seorang
karyawan untuk bekerja biasanya ditunjukan oleh aktivitas-aktivitas pekerjaan
yang dilakukan dengan giat dan berorientasikan tujuan. Jadi, yang disebut
karyawan yang termotivasi adalah karyawan yang perilakunya dapat diarahkan
kepada tujuan organisasi dan tidak mudah terganggu oleh hambatan-hambatan
motivasi didalam perusahaan.
Download