BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang di inginkan. Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsurunsur manajemen akan dapat di tingkatkan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:2) adalah sebagai berikut : “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efsien untuk mencapai suatu tujuan tertentu” Menurut G.R Terry yang dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003:2) adalah : “Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”. Artinya : “Manajemen adalah suatu suatu suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukanuntuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”. Manajemen sebagai proses, karena dalam manajemen terdapat adanya kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, misalnya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Kegiatan-kegiatan itu satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan atau dengan kata lain saling terkait (terpadu), sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, manajemen disebut sebagai sistem. 2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia Dalam pembangunan di suatu bangsa memerlukan dua asset pokok yang penting diantaranya yaitu sumber daya manusia (humam resource) dan sumber daya non manusia (non-human resource) sumber daya manusia ini terdiri dari pekerja yang terlibat langsung dalam suatu kegiatan perusahaan, sedangkan yang termasuk sumber daya non manusia adalah modal, tekhnologi, bahan-bahan (material), dan lain-lain.kedua sumber daya tersebut sangat penting peranannya bagi keberhasilan suatu Negara. Pengertian sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sisi, yaitu secara makro dan mikro. Pengertian dilihat secara makro adalah suatu proses peningkatan suatu kualitas atau kemampuan mausia dalam untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa, sedangkan pengertian secara dari mikro adalah segolong masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja keras pada suatu unit atau organisasitertentu baik pemerintah maupun swasta. Diikuti dari buku sumber daya menurut Gomes (2006:1) mengemukakan bahwa sumber daya manusia adalah : “Suatu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktifitas”. Dari uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah bagian terpenting dalan suatu perusahaan untuk mendapatkan tenaga-tenaga kerja yang handal guna untuk kemajuan perusahaan tersebut. 2.3 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan demikian, fokus yang di pelajari MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja saja. Sumber daya manusia kini makin berpera besar bagi kesuksesaan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing. Mereka membuat sasaran, strategi, inovasi, dan mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi organisasi. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002:10) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah : “Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”. Menurut Mangkunegara (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia, sebagai : “Suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan,dan pemisah tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Menurut Rachmawati (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia, adalah : “Suatu proses perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelapasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat”. Jadi dari uraian tersebut dari beberapa ahli, bisa disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan konsep luas tentang filosofi, kebijakan, prosedur, dan praktik yang digunakan untuk mengelola individu atau manusia melalui organisasi. 2.5 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya di berikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi memepersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja karyawan, bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawannya yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi merupakan proses psikologi yang mendasar dan merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan organisasi. Pengertian motivasi Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007: 95) adalah : “Motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan bekerja seseorang, agar mereka mau bekrja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan”. Pengertian motivasi menurut Sthepen P. Robbine yang dikutip dari Malayu S.P. Hasibuan (2003:219) adalah : “We will motivation as the willingness to exert high levels of effort toward organizational goals, conditional by effort ability to satisfy some individual nee”. Artinya : “Kita akan mendefinisikan motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan beberapa individu”. Pengertian motivasi menurut Kanfer (Jones dan George 2007) yang dikutip Ismail Solihin (2009:152) dalam buku Pengantar Manajemen Bisnis adalah : “Motivasi (Motivation) merupakan kekuatan psikologis yang akan menentukan arah dari perilaku seseorang (direction of a person’s behavior), tingkat upaya (leffel of effort) dari seseorang dan tingkat ketegaran (lefel persistence) pada saat orang itu dihadapkan pada berbagai rintangan”. Maka bisa disimpulkan dari berbagai pendapat di atas bahwa motivasi sangat penting dalam dunia bpekerjaan, terutama pemberian motivasi terhadap karyawan yang bisa meningkatkan minat dan giatnya bekerja karyawan, karena motivasi merupakan faktor pendorong dalam mengarahkan tingkah laku karyawannya sehingga bisa memajukan perusahaan dan bisa mencapai tujuan yang perusahaan harapkan. 2.4.1 Dasar-dasar Motivasi Untuk lebih memahami motivasi tersebut, kita harus mengethui bagaimana dasar-dasar motivasi yang ada, seperti dikemukakan oleh Sri Wiludjeng SP (2008:160): 1. Mengikut sertakan bawahan orang lain Untuk mendapatkan hasil yang baik, jika bawahan atau orang lain diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam merumuskan keputusankeputusan. Sehingga para bawahan yang mengemukakan ide, saran, dan mereka akan merasa dirinya dimanusiakan, sehingga ia akan bertanggung jawab atas tercapainya hasil yang maksimal. 2. Komunikasi Dalam proses mencapai hasil diantara para anggota dalam organisasi akan lebih baik mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tanpa adanya informasi para bawahan atau anggota organisasi tidak dapat bekerja secara maksimal. Untuk itu manajer perlu melakukan komunikasi yang intensif dengan mereka-mereka yang tergabung dalam organisasi. 3. Pengakuan Untuk meningkatkan hasil yang maksimal, manajer perlu memberikan pengakuan atau penghargaan atas sumbangan yang telah diberikan. Pengakuan ini bisa berupa materi maupun non materi. 4. Wewenang yang didelegasikan Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka perlu adanya delegasi wewenang yang cukup. Tanpa adanya pemberian wewenang para bawahan akan sulit untuk melakukan apa yang dikerjakan. Di samping itu dengan diberikannya wewenang tentu harus disertai dengan tanggung jawab, atau dengan kata lain terdapat adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab. 5. Perhatian timbal balik Para bawahan akan termotivasi untuk mencapai hasil yang baik, bila manajer menaruh perhatian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh bawahan. Atau manajer mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan demikian semakin banyak manajer membantu bawahan dalam mencapai tujuan, maka semakin besar sumbangan bawahan atas tercapainnya tujuan organisasi. 2.4.2 Jenis-jenis dan Alat Motivasi Menurut Sri Wiludjeng SP (2008:161-162) dalam bukunya Pengantar Manajemen, ada beberapa kelompok motivasi yang diberikan kepada bawahannya atau kepada pegawainya antara lain : a. Material Material adalah merupakan motivasi yang bersifat material sebagai imbakan prestasi yang diberikannya, dan hal ini dapat diberikan berupa upah, gaji, barang-barang dan lainnya. b. Non material Non material merupakan motivasi yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk non material ialah promosi, diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan, pujian, sertifikat, piagam, dan lainnya. Menurut Sri Wiludjeng SP (2008:162) dalam bukunya Pengantar Manajemen mengemukakan bahwa alat-alat motivasi di bedakan menjadi beberapa kelompok antara lain : a. Motivasi positif, adalah merupakan dorongan terhadap karyawan yang dapat berupa misalnya : hadiah, pujian, insentif, piagam, dan lainnya yang sejenis b. Motivasi negatif, adalah dorongan terhadap karyawan atau bawahan yang biasanya berupa ancaman, hukuman, ataupun sangsi-sangsi. 2.4.3 Metode Motivasi Ada beberapa metode dalam motivasi, menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:149) ada beberapa metode antara lain : a. Motivasi langsung Motivasi langsung adalah motivasi (materil&non materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, bintang jasa. b. Motivasi Tak langsung (Indirect motivation) Motivasi tak langsung adalah motivasi yang di berikan hanya berupa fasilitasfasilitas yang mendukung serta menunjanggairah kerja / kelancaraan tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaanya. 2.4.4 Tujuan Motivasi Motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai pengrangsang untuk dapat mengarahkan potensi sumber daya manusia itu ke arah tujuan yang diinginkan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:146): “tujuan pemberian motivasi kerja adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 2. Meningkatkan produktifitas kerja kryawan perusahaan 3. Meningktkan ke stabilan karyawan perusahaan 4. Meningkatkan kedisplinan karyawan perusahaan 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan 6. Menciptakan suasana dan hubungan yang baik 7. Meningkatkan loyalitas dan partisipasi karyawan 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 10. Meningkatkan efisien penggunaan alat-alat dan bahan 2.4.5 Proses Motivasi Dalam motivasi pasti memerlukan sebuah proses untuk memberikan motivasi tersebut kepada setiap karyawan dalam suatu perusahaan, dikarenakan memotivasi setiap orang itu tidaklah mudah, maka setiap perusahaan perlu mempunyai suatu proses untuk memberikan motivasi karean pimpinan tidak bisa mengetahui keinginan dan kebutuhan yang diperlukan oleh bawahannya. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:150-153), proses motivasi yaitu sebagai berikut : Gambar 2.1 Proses Motivasi 1. Kebutuhan yang tidak dipenuhi. 6. Kebutuhan yang tidak dipenuhi dinilai kembali oleh karyawan 2. Mencari jalan untuk mencari kebutuhan Karyawan 5. Imbalan atau hukuman 4. Hasil karya (evaluasi dari tujuan yang tercapai) Sumber : Malayu S.P. Hasibuan (2007:150-153) 3. Perilaku yang berorientasi pada tujuan 2.4.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Motivasi tidak begitu saja bisa timbul pada diri seseorang, terkecuali ada sesuatu hal yang bisa menimbulkan motivasi tersebut. Setiap individu pasti memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh karena itu cara-cara untuk menimbulkan motivasi pada diri seseorang pun pasti akan berbeda, namun para ahli dapat menyimpulkan ada beberapa faktor yang bisa menimbulkan motivasi pada diri seseorang. Menurut Mangkunegara (2007:74), menyebutkan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai, yaitu : 1. Perbedaan karakteristik individu meliputi kebutuhan, minat, sikap dan nilai 2. Perbedaan karakteristik pekerjaan. Hal ini berhubungan dengan persyaratan jabatan untuk setiap pekerjaan, yang menuntut penempatan sesuai dengan bidang keahliannya 3. Perbedaan karakteristik organisasi (lingkungan kerja) yang meliputi peraturan kerja, iklim kerja, dan budaya kerja yang disepakati 2.4.7 Hambatan-hambatan Motivasi Didalam suatu perusahaan pastinya selalu ada ketidakpuasan kerja karyawan maupun kepuasan kerja karyawannya, salah satunya adalah faktorfaktor yang ada dalam proses pemberian motivasi, sehingga muncul kepuasan maupun ketikpuasa karyawan dalam bekerja. Menurt Malayu S.P. Hasibuan (2008:14) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, secara garis besar dapat diketahui hambatan atau kendala dalam memotivasi karyawan, yaitu : 1. Sulitnya menetukan alat motivasi yang paling tepat, karena keinginan setiap individu karyawan tidak sama 2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif 3. Manajer sulit mengetahui motivasi kerja setiap individu karyawan 4. Manajer sulit memberikan insentif yang adil dan layak Kepuasan kerja karyawan itu sendiri akan mempengaruhi motivasi kerja dalam dirinya untuk bekerja kepada perushaan, kesedian atau motivasi seseorang karyawan untuk bekerja ditunjukan oleh aktivitas-aktivitas pekerjaan yang dilakukan dengan giat dan berorientasikan tujuan. Jadi yang disebut dengan karyawan yang termotivasi adalah karyawan yang perilakunya dapat diarahkan kepada tujuan organisasi dan tidak mudah terganggu oleh hambatan-hambatan motivasi dalam perusahaan. 2.4.8 Teori-teori Motivasi Di dalam memotivasi karyawannya setiap perusahaan pasti memerlukan beberapa teori yang bisa membantu dan menunjang kelangsungan perusahaan dalam proses pemberian motivasi kepada karyawannya. Menurut Maslow yang dikutip dari Malayu S.P. Hasibuan (2003:224) teori motivasi adalah sebagai berikut : 1. Physiological Needs Yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan, dan lain-lain. Kenginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang berperilaku dan bekerja giat. Kebutuhan fisik ini termasuk kebutuhan utama, tetapi merupakan tingkat kebutuhan yang bobotnya paling rendah. 2. Safety and Security Needs Safety and security needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman. Yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaaan. a. Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa dari tempat pekerjaan pada saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja. Para pekerja membutuhkan alat pelindung seperti masker bagi tukang las yang diberikan oleh manajer. Dalam arti luas, setiap orang membutuhkan keamanan dan keselamatan jiwanya dimanapun ia berada. b. Kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu jamjam kerja, misalnya motor yang disimpan jangan sampai hilang. Pentingnya memuaskan kebutuhan ini jelas terlihat pada organisasi modern, tempat pimpinan organisasi mengutamakan keamanan dan keselamatan dengan memepergunakan alat-alat canggih atau pengawalan. Bentuk lain dari pemuas keutuhan ini dengan memberiksn perlindungan asuransi (astek)kepada para karyawannya. 3. Affiliation or Acceptance Needs Affiliation or acceptance needs adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin hidup menyendiri di tempat terpencil. Karena manusia adalah mahluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhankebutuhan sosial yang terdiri dari empat kelompok, yaitu : a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja (sense of belonging). b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang ia merasa tetap dirinya penting. Karena itu dalam memotivasi bawahan pimpinan harus dapat melakukan tindakan yang menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. c. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement). Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang. d. Kebutuhan perasaan akan ikut serta (sense of participation). Setiap karyawan akan merasa senang, jika ia diikutsertakan dalam berbagai kegiatan perusahaan dalam arti diberi kesempatan untuk mengemukakan saran-saran, pendapat-pendapatnya kepada pimpinan mereka. 4. Esteem or Status Needs Esteem or status needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetpai perlu diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam suatu perusahaan maka semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Misalnya : meja dan kursi yang istimewa, memkai dasi untuk membedakan seseorang pimpinan dengan anak buahnya dan lain-lain. 5. Self Actualization Self actualization adalah kebutuhan akan kualitas diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan lainnya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal, yaitu: a. Kebutuhan aktualisasi diri untuk tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannya hanya berdasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri b. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu, kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan meningkatnya jenjang karier seseorang individu. Ada pula teori motivasi menurut Herzberg yang dikutip dari Malayu S.P. Hasibuan (2003:228) yaitu : 1. Maintenance Factors Maintenance factors adalah pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketenteraman badaniah, kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi, lalu makan lagi, dan seterusnya. Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi gaji, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervise yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan macam-macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor-faktor pemeliharaan ini dapat menyebabkan timbulnya ketikpuasan dan absennya karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyaknya karyawan yang keluar. Faktor-faktor ini pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan agar kepuasan dan kegairahan bekerja bwahan dapat di tingkatkan. Maintenance faktor ini bukanlah merupakan motivasi bagi karyawan, tetapi merupakan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinan kepada mereka, demi kesehatan dan kepuasan bawahan. 2. Motivation Factors Motivation factors adalah motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya. Konsep hygiene juga disebut teori dua faktor, yaitu : 1) Isi Pekerjaan (content = satisfiers) a) Prestasi (achievement) b) Pengakuan (recognition) c) Pekerjaan itu sendiri (the work itself) d) Tanggung jawab (responsibility) e) Pengembangan potensi individu (advancement) Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job content) yakni kandungan kerja pada tugasnya. 2) Faktor Higienis (demotivasi = disatiffiers) a) Gaji atau upah (wages or salaries ) b) Kondisi kerja (working condition) c) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and administration) d) Hubungan antar pribadi ( interpersonal relation) e) Kualitas supervise (quality supervisor)