Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen berasal dari kata to manage yang
artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu
proses untuk mewujudkan tujuan yang di inginkan.
Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsurunsur manajemen akan dapat di tingkatkan.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:2) adalah sebagai berikut :
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efsien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”
Menurut G.R Terry yang dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003:2)
adalah :
“Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling to determine and accomplish stated objectives
by the use of human being and other resources”.
Artinya :
“Manajemen adalah suatu suatu suatu proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian yang dilakukanuntuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya”.
Manajemen sebagai proses, karena dalam manajemen terdapat adanya
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, misalnya kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Kegiatan-kegiatan itu satu sama
lainnya tidak dapat dipisahkan atau dengan kata lain saling terkait (terpadu),
sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh
karena itu, manajemen disebut sebagai sistem.
2.2
Pengertian Sumber Daya Manusia
Dalam pembangunan di suatu bangsa memerlukan dua asset pokok yang
penting diantaranya yaitu sumber daya manusia (humam resource) dan sumber
daya non manusia (non-human resource) sumber daya manusia ini terdiri dari
pekerja yang terlibat langsung dalam suatu kegiatan perusahaan, sedangkan yang
termasuk sumber daya non manusia adalah modal, tekhnologi, bahan-bahan
(material), dan lain-lain.kedua sumber daya tersebut sangat penting peranannya
bagi keberhasilan suatu Negara.
Pengertian sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sisi, yaitu secara
makro dan mikro. Pengertian dilihat secara makro adalah suatu proses
peningkatan suatu kualitas atau kemampuan mausia dalam untuk mencapai tujuan
pembangunan bangsa, sedangkan pengertian secara dari mikro adalah segolong
masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja keras pada suatu
unit atau organisasitertentu baik pemerintah maupun swasta.
Diikuti dari buku sumber daya menurut Gomes (2006:1) mengemukakan
bahwa sumber daya manusia adalah :
“Suatu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua
orang yang melakukan aktifitas”.
Dari uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sumber daya
manusia adalah bagian terpenting dalan suatu perusahaan untuk mendapatkan
tenaga-tenaga kerja yang handal guna untuk kemajuan perusahaan tersebut.
2.3
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang
khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan.
Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan.
Dengan demikian, fokus yang di pelajari MSDM ini hanyalah masalah yang
berhubungan dengan tenaga kerja saja.
Sumber daya manusia kini makin berpera besar bagi kesuksesaan suatu
organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur
manusia dalam suatu
organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing. Mereka membuat sasaran,
strategi, inovasi, dan mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya
manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi organisasi.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002:10) mengemukakan bahwa
manajemen sumber daya manusia adalah :
“Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat”.
Menurut Mangkunegara (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen
sumber daya manusia, sebagai :
“Suatu
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan,dan pemisah
tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Rachmawati (2008:2) mengemukakan bahwa
manajemen
sumber daya manusia, adalah :
“Suatu proses perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan
pengawasan
kegiatan-kegiatan
pengadaan,
pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pelapasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan
individu, organisasi dan masyarakat”.
Jadi dari uraian tersebut dari beberapa ahli, bisa disimpulkan bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan konsep luas tentang filosofi,
kebijakan, prosedur, dan praktik yang digunakan untuk mengelola individu atau
manusia melalui organisasi.
2.5
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin, Mavere yang berarti dorongan atau
daya penggerak. Motivasi ini hanya di berikan kepada manusia, khususnya kepada
para bawahan atau pengikut. Motivasi memepersoalkan bagaimana caranya
mendorong gairah kerja karyawan, bawahan, agar mereka mau bekerja keras
dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan
tujuan perusahaan.
Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawannya yang
mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mereka mau bekerja
giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi
merupakan proses psikologi yang mendasar dan merupakan salah satu faktor
penentu dalam mencapai tujuan organisasi.
Pengertian motivasi Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007: 95) adalah :
“Motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan
kegairahan bekerja seseorang, agar mereka mau bekrja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya
untuk mencapai kepuasan”.
Pengertian motivasi menurut Sthepen P. Robbine yang dikutip dari
Malayu S.P. Hasibuan (2003:219) adalah :
“We will motivation as the willingness to exert high levels of effort
toward organizational goals, conditional by effort ability to satisfy some
individual nee”.
Artinya :
“Kita akan mendefinisikan motivasi sebagai suatu kerelaan untuk
berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang
dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan
beberapa individu”.
Pengertian motivasi menurut Kanfer (Jones dan George 2007) yang
dikutip Ismail Solihin (2009:152) dalam buku Pengantar Manajemen Bisnis
adalah :
“Motivasi (Motivation) merupakan kekuatan psikologis yang akan
menentukan arah dari perilaku seseorang (direction of a person’s
behavior), tingkat upaya (leffel of effort) dari seseorang dan tingkat
ketegaran (lefel persistence) pada saat orang itu dihadapkan pada
berbagai rintangan”.
Maka bisa disimpulkan dari berbagai pendapat di atas bahwa motivasi
sangat penting dalam dunia bpekerjaan, terutama pemberian motivasi terhadap
karyawan yang bisa meningkatkan minat dan giatnya bekerja karyawan, karena
motivasi merupakan faktor pendorong dalam mengarahkan tingkah laku
karyawannya sehingga bisa memajukan perusahaan dan bisa mencapai tujuan
yang perusahaan harapkan.
2.4.1 Dasar-dasar Motivasi
Untuk lebih memahami motivasi tersebut, kita harus mengethui bagaimana
dasar-dasar motivasi yang ada, seperti dikemukakan oleh Sri Wiludjeng SP
(2008:160):
1.
Mengikut sertakan bawahan orang lain
Untuk mendapatkan hasil yang baik, jika bawahan atau orang lain diberi
kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam merumuskan keputusankeputusan. Sehingga para bawahan yang mengemukakan ide, saran, dan
mereka akan merasa dirinya dimanusiakan, sehingga ia akan bertanggung
jawab atas tercapainya hasil yang maksimal.
2.
Komunikasi
Dalam proses mencapai hasil diantara para anggota dalam organisasi akan
lebih baik mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tanpa adanya informasi para bawahan atau anggota organisasi tidak dapat
bekerja secara maksimal. Untuk itu manajer perlu melakukan komunikasi
yang intensif dengan mereka-mereka yang tergabung dalam organisasi.
3.
Pengakuan
Untuk meningkatkan hasil yang maksimal, manajer perlu memberikan
pengakuan atau penghargaan atas sumbangan yang telah diberikan.
Pengakuan ini bisa berupa materi maupun non materi.
4.
Wewenang yang didelegasikan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka perlu adanya delegasi wewenang
yang cukup. Tanpa adanya pemberian wewenang para bawahan akan sulit
untuk melakukan apa yang dikerjakan. Di samping itu dengan diberikannya
wewenang tentu harus disertai dengan tanggung jawab, atau dengan kata lain
terdapat adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
5.
Perhatian timbal balik
Para bawahan akan termotivasi untuk mencapai hasil yang baik, bila manajer
menaruh perhatian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh bawahan. Atau
manajer
mau
memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan
mereka.
Dengan
demikian semakin banyak manajer membantu bawahan dalam mencapai
tujuan, maka semakin besar sumbangan bawahan atas tercapainnya tujuan
organisasi.
2.4.2 Jenis-jenis dan Alat Motivasi
Menurut Sri Wiludjeng SP (2008:161-162) dalam bukunya Pengantar
Manajemen, ada beberapa kelompok motivasi yang diberikan kepada bawahannya
atau kepada pegawainya antara lain :
a.
Material
Material adalah merupakan motivasi yang bersifat material sebagai imbakan
prestasi yang diberikannya, dan hal ini dapat diberikan berupa upah, gaji,
barang-barang dan lainnya.
b.
Non material
Non material merupakan motivasi yang tidak berbentuk materi. Yang
termasuk non material ialah promosi, diberikan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, pujian, sertifikat, piagam, dan lainnya.
Menurut
Sri Wiludjeng SP (2008:162) dalam bukunya Pengantar
Manajemen mengemukakan bahwa alat-alat motivasi di bedakan menjadi
beberapa kelompok antara lain :
a.
Motivasi positif, adalah merupakan dorongan terhadap karyawan yang dapat
berupa misalnya : hadiah, pujian, insentif, piagam, dan lainnya yang sejenis
b.
Motivasi negatif, adalah dorongan terhadap karyawan atau bawahan yang
biasanya berupa ancaman, hukuman, ataupun sangsi-sangsi.
2.4.3 Metode Motivasi
Ada beberapa metode dalam motivasi, menurut Malayu S.P. Hasibuan
(2003:149) ada beberapa metode antara lain :
a.
Motivasi langsung
Motivasi langsung adalah motivasi (materil&non materiil) yang diberikan
secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan
serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan,
tunjangan hari raya, bonus, bintang jasa.
b.
Motivasi Tak langsung (Indirect motivation)
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang di berikan hanya berupa fasilitasfasilitas yang mendukung serta menunjanggairah kerja / kelancaraan tugas
sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaanya.
2.4.4 Tujuan Motivasi
Motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai
pengrangsang untuk dapat mengarahkan potensi sumber daya manusia itu ke arah
tujuan yang diinginkan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:146): “tujuan
pemberian motivasi kerja adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2.
Meningkatkan produktifitas kerja kryawan perusahaan
3.
Meningktkan ke stabilan karyawan perusahaan
4.
Meningkatkan kedisplinan karyawan perusahaan
5.
Mengefektifkan pengadaan karyawan
6.
Menciptakan suasana dan hubungan yang baik
7.
Meningkatkan loyalitas dan partisipasi karyawan
8.
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
10. Meningkatkan efisien penggunaan alat-alat dan bahan
2.4.5 Proses Motivasi
Dalam motivasi pasti memerlukan sebuah proses untuk memberikan
motivasi tersebut kepada setiap karyawan dalam suatu perusahaan, dikarenakan
memotivasi setiap orang itu tidaklah mudah, maka setiap perusahaan perlu
mempunyai suatu proses untuk memberikan motivasi karean pimpinan tidak bisa
mengetahui keinginan dan kebutuhan yang diperlukan oleh bawahannya.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:150-153), proses motivasi yaitu sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Proses Motivasi
1. Kebutuhan yang tidak
dipenuhi.
6. Kebutuhan yang tidak
dipenuhi dinilai kembali
oleh karyawan
2. Mencari jalan untuk
mencari kebutuhan
Karyawan
5. Imbalan atau hukuman
4. Hasil karya (evaluasi dari
tujuan yang tercapai)
Sumber : Malayu S.P. Hasibuan (2007:150-153)
3. Perilaku yang
berorientasi pada tujuan
2.4.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Motivasi tidak begitu saja bisa timbul pada diri seseorang, terkecuali ada
sesuatu hal yang bisa menimbulkan motivasi tersebut. Setiap individu pasti
memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh karena itu cara-cara
untuk menimbulkan motivasi pada diri seseorang pun pasti akan berbeda, namun
para ahli dapat menyimpulkan ada beberapa faktor yang bisa menimbulkan
motivasi pada diri seseorang.
Menurut Mangkunegara (2007:74), menyebutkan bahwa ada tiga faktor
utama yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai, yaitu :
1.
Perbedaan karakteristik individu meliputi kebutuhan, minat, sikap dan nilai
2.
Perbedaan karakteristik pekerjaan. Hal ini berhubungan dengan persyaratan
jabatan untuk setiap pekerjaan, yang menuntut penempatan sesuai dengan
bidang keahliannya
3.
Perbedaan karakteristik organisasi (lingkungan kerja) yang meliputi peraturan
kerja, iklim kerja, dan budaya kerja yang disepakati
2.4.7 Hambatan-hambatan Motivasi
Didalam suatu perusahaan pastinya selalu ada ketidakpuasan kerja
karyawan maupun kepuasan kerja karyawannya, salah satunya adalah faktorfaktor yang ada dalam proses pemberian motivasi, sehingga muncul kepuasan
maupun ketikpuasa karyawan dalam bekerja.
Menurt Malayu S.P. Hasibuan (2008:14) dalam bukunya Manajemen
Sumber Daya Manusia, secara garis besar dapat diketahui hambatan atau kendala
dalam memotivasi karyawan, yaitu :
1.
Sulitnya menetukan alat motivasi yang paling tepat, karena keinginan setiap
individu karyawan tidak sama
2.
Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif
3.
Manajer sulit mengetahui motivasi kerja setiap individu karyawan
4.
Manajer sulit memberikan insentif yang adil dan layak
Kepuasan kerja karyawan itu sendiri akan mempengaruhi motivasi kerja
dalam dirinya untuk bekerja kepada perushaan, kesedian atau motivasi seseorang
karyawan untuk bekerja ditunjukan oleh aktivitas-aktivitas pekerjaan yang
dilakukan dengan giat dan berorientasikan tujuan. Jadi yang disebut dengan
karyawan yang termotivasi adalah karyawan yang perilakunya dapat diarahkan
kepada tujuan organisasi dan tidak mudah terganggu oleh hambatan-hambatan
motivasi dalam perusahaan.
2.4.8 Teori-teori Motivasi
Di dalam memotivasi karyawannya setiap perusahaan pasti memerlukan
beberapa teori yang bisa membantu dan menunjang kelangsungan perusahaan
dalam proses pemberian motivasi kepada karyawannya.
Menurut Maslow yang dikutip dari Malayu S.P. Hasibuan (2003:224)
teori motivasi adalah sebagai berikut :
1.
Physiological Needs
Yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan, dan lain-lain. Kenginan
untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang berperilaku dan
bekerja giat. Kebutuhan fisik ini termasuk kebutuhan utama, tetapi
merupakan tingkat kebutuhan yang bobotnya paling rendah.
2.
Safety and Security Needs
Safety and security needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan
akan keamanan dari ancaman. Yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan
dan keselamatan dalam melakukan pekerjaaan.
a.
Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa dari tempat pekerjaan
pada saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja. Para pekerja
membutuhkan alat pelindung seperti masker bagi tukang las yang
diberikan oleh manajer. Dalam arti luas, setiap orang membutuhkan
keamanan dan keselamatan jiwanya dimanapun ia berada.
b.
Kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu jamjam kerja, misalnya motor yang disimpan jangan sampai hilang.
Pentingnya memuaskan kebutuhan ini jelas terlihat pada organisasi
modern, tempat pimpinan organisasi mengutamakan keamanan dan
keselamatan dengan memepergunakan alat-alat canggih atau pengawalan.
Bentuk lain dari pemuas keutuhan ini dengan memberiksn perlindungan
asuransi (astek)kepada para karyawannya.
3.
Affiliation or Acceptance Needs
Affiliation or acceptance needs adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan
mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan
lingkungannya. Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan
tidak seorangpun manusia ingin hidup menyendiri di tempat terpencil. Karena
manusia adalah mahluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhankebutuhan sosial yang terdiri dari empat kelompok, yaitu :
a.
Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup
dan bekerja (sense of belonging).
b.
Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa
dirinya penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan
dan kedudukan seseorang ia merasa tetap dirinya penting. Karena itu
dalam memotivasi bawahan pimpinan harus dapat melakukan tindakan
yang menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses
pencapaian tujuan perusahaan.
c.
Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement).
Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang
menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan
dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.
d.
Kebutuhan perasaan akan ikut serta (sense of participation). Setiap
karyawan akan merasa senang, jika ia diikutsertakan dalam berbagai
kegiatan perusahaan dalam arti diberi kesempatan untuk mengemukakan
saran-saran, pendapat-pendapatnya kepada pimpinan mereka.
4.
Esteem or Status Needs
Esteem or status needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan
serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya
demikian. Akan tetpai perlu diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin
tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam
suatu perusahaan maka semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status
dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status.
Misalnya : meja dan kursi yang istimewa, memkai dasi untuk membedakan
seseorang pimpinan dengan anak buahnya dan lain-lain.
5.
Self Actualization
Self actualization adalah kebutuhan akan kualitas diri dengan menggunakan
kecakapan, kemampuan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja
yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh.
Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda
satu dengan lainnya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh
pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal,
yaitu:
a.
Kebutuhan aktualisasi diri untuk tidak dapat dipenuhi dari luar.
Pemenuhannya hanya berdasarkan keinginan atas usaha individu itu
sendiri
b.
Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu,
kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan
meningkatnya jenjang karier seseorang individu.
Ada pula teori motivasi menurut Herzberg yang dikutip dari Malayu S.P.
Hasibuan (2003:228) yaitu :
1.
Maintenance Factors
Maintenance factors adalah pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat
manusia yang ingin memperoleh ketenteraman badaniah, kebutuhan
kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung
terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah
dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi, lalu makan
lagi, dan seterusnya. Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi gaji, kondisi
kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervise yang menyenangkan, mobil dinas,
rumah dinas, dan macam-macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor-faktor
pemeliharaan ini dapat menyebabkan timbulnya ketikpuasan dan absennya
karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyaknya karyawan yang keluar.
Faktor-faktor ini pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari
pimpinan agar kepuasan dan kegairahan bekerja bwahan dapat di tingkatkan.
Maintenance faktor ini bukanlah merupakan motivasi bagi karyawan, tetapi
merupakan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinan kepada mereka,
demi kesehatan dan kepuasan bawahan.
2.
Motivation Factors
Motivation factors adalah motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis
seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor
motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara
langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan
yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya.
Konsep hygiene juga disebut teori dua faktor, yaitu :
1) Isi Pekerjaan (content = satisfiers)
a) Prestasi (achievement)
b) Pengakuan (recognition)
c) Pekerjaan itu sendiri (the work itself)
d) Tanggung jawab (responsibility)
e) Pengembangan potensi individu (advancement)
Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang
dikerjakannya (job content) yakni kandungan kerja pada tugasnya.
2) Faktor Higienis (demotivasi = disatiffiers)
a) Gaji atau upah (wages or salaries )
b) Kondisi kerja (working condition)
c) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and
administration)
d) Hubungan antar pribadi ( interpersonal relation)
e) Kualitas supervise (quality supervisor)
Download