ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya Email: [email protected] Abstrak Ketidakseimbangan beban merupakan hal yang pasti terjadi pada distribusi tenaga listrik. Terutama pada sisi jaringan tegangan rendah. Semakin tingginya ketidakseimbangan beban maka akan semakin tinggi pula arus yang timbul pada penghantar netral. Arus yang mengalir pada penghantar netral akan menjadi rugi daya listrik pada jaringan. Oleh karena itu dalam pendistribusian tenaga listrik ketidakseimbangan beban harus di minimalisir demi mencapai efisiensi penyaluran yang optimal. Penelitian ini dilakukan pada area kerja PT.PLN Rayon Kenten, dengan mengambil sampel 3 gardu distribusi. Pengambilan data dilakukan pada dua waktu yakni pada waktu beban puncak dan diluar waktu beban puncak. Dari hasil perhitungan data yang didapat terlihat besarnya rugi daya listrik akibat ketidakseimbangan beban pada ketiga gardu yakni berkisar antara 0,05% ~ 4,38%. Kata kunci : Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi Daya, Jaringan Distribusi Sekunder Abstract Unbalance load is inevitable in power distribution. Especially in the low voltage network. The higher unbalance load will be equal to currents arising in the neutral conductor. The current flowing in the neutral conductor will become loss of electrical power on the network. Therefore, in electrical power distribution the unbalance load should be minimized in order to achieve optimal efficiency. This research was done at PT.PLN Rayon Kenten, by taking samples of 3 distribution substations. Data were collected at two time, at the time of peak load and beyond peak load. From the calculation of data obtained, we can see that the loss of electrical power due to load unbalance on the three samples is around 0.05% ~ 4.38%. Keywords : Unbalanced Load, Neutral Current, Electrical Losses, Secondary Distribution Network 1 2 Penggunaan transformator yang sederhana PENDAHULUAN Saluran distribusi tenaga listrik dan handal memungkinkan dipilihnya merupakan salah satu komponen yang tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk mendistribusikan energi listrik dari gardu tiap-tiap keperluan serta merupakan salah induk ke pusat beban atau konsumen. satu sebab penting bahwa arus bolak-balik Dalam pendistribusian tenaga listrik harus sangat diusahakan sebaik dan seefisien mungkin. pembangkitan Untuk mencapai hal tersebut maka segala listrik. hal yang dapat menimbulkan kerugian Prinsip harus diminimalisir, baik berupa teknis berdasarkan hukum Ampere dan hukum dan non-teknis. Faraday, Salah satu yang menjadi kerugian non menimbulkan teknis adalah tidak meratanya pembebanan sebaliknya pada Distribusi. menimbulkan arus listrik. Jika pada salah Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap satu kumparan pada trans- formator diberi fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T) inilah arus bolak-balik maka jumlah garis gaya yang menyebabkan terjadinya rugi daya. magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi Laporan akhir ini membahas mengenai primer terjadi induksi. Sisi sekunder pengaruh beban tidak seimbang terhadap menerima garis gaya magnet dari sisi rugi daya listrik pada jaringan distribusi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. sekunder. dengan Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, menggunakan 3 buah sampel gardu di area akibatnya antara dua ujung terdapat beda kerja PT.PLN Rayon Kenten tegangan. fasa Transformator Analisa dilakukan TEORI TRANSFORMATOR banyak dipergunakan untuk penyaluran tenaga dan kerja transformator yaitu: arus listrik medan medan adalah dapat magnet magnet dan dapat KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN Transformator merupakan suatu alat listrik Yang yang mengubah tegangan arus bolak-balik seimbang adalah suatu keadaan dari satu tingkat ke tingkat yang lain dimana : melalui suatu gandengan magnet dan a. Ketiga vektor/tegangan sama besar berdasarkan b. Ketiga vektor saling membentuk prinsip-prinsip elektromag- net. induksi- Transformator terdiri dimaksud dengan keadaan sudut 120° satu sama lain. atas sebuah inti, yang terbuat dari besi Sedangkan yang dimaksud dengan berlapis dan dua buah kumparan, yaitu keadaan tidak seimbang adalah keadaan kumparan primer dan kumparan sekunder. dimana salah satu atau kedua syarat 3 keadaan tidak seimbang tidak terpenuhi. menyebabkan rugi daya di sepanjang Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada kawat netral sebesar : 3 macam, yaitu : PN = IN RN a. Ketiga vektor sama besar tetapi Dimana : tidak membentuk sudut 120° satu PN = Losses yang timbul pada penghantar sama lain netral (watt) b. Ketiga vektor tidak sama besar IN = Arus yang mengalir melalui kawat tetapi membentuk sudut 120° satu netral (Ampere) sama lain RN = Tahanan pada kawat netral (Ohm) Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak PENGUMPULAN DATA membentuk sudut 120° satu sama lain. Hasil Pengukuran pada Gardu I.110 ARUS NETRAL Arus netral dalam sistem distribusi tenaga Fasa Arus (A) LWBP WBP listrik dikenal sebagai arus yang mengalir R 140 167 pada kawat netral di sistem distribusi S 150 226 tegangan rendah tiga fasa empat kawat. T 132 280 Arus netral ini muncul jika : N 34 95 a. Kondisi beban tidak seimbang b. Hasil Pengukuran pada Gardu I.395 Karena adanya arus harmonisa akibat beban non-linear. Fasa Arus (A) LWBP WBP Arus yang mengalir pada kawat netral R 150 364 yang merupakan arus bolak-balik untuk S 95 260 sistem distribusi tiga fasa empat kawat T 157 344 adalah penjumlahan vektor dari ketiga arus N 55 107 fasa dalam komponen simetris. Akibat pembebanan di tiap phasa yang Hasil Pengukuran pada Gardu I.533 tidak seimbang, maka akan mengalir arus pada penghantar netral. Jika di hantaran pentanahan netral terdapat nila tahanan dan dialiri arus, maka kawar netral akan bertegangan yang menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang. Arus yang mengalir di sepanjang kawat netral, akan Fasa Arus (A) LWBP WBP R 167 443 S 150 340 T 141 460 N 52 111 4 penghantar netral disisi jaringan distribusi sekunder. PERSENTASE Dari perhitungan didapatkan hasil KETIDAKSEIMBANGAN Menurut standard IEC seperti pada tabel dibawah ini: ketidakseimbangan beban yang diijinkan adalah 5% (Sulistyowati , 2012 I.110 ) LWBP WBP (W) (W) PERHITUNGAN 109,26 4.291,12 PENGUKURAN 517,67 4.041,48 dengan tingginya ketidak seimbangan beban berpengaruh terhadap besarnya arus netral, dimana arus netral yang besar mengakibatkan losses bertambah dan kualitas tenaga yang rendah sehingga berpengaruh terhadap kualitas sistem penyaluran tenaga listrik. I.395 I.533 LWBP WBP LWBP WBP (W) (W) (W) (W) Berdasarkan hal tersebut maka perlu untuk 2.625,09 6.933,87 620,74 melakukan 2.295,98 8.689,79 3.209,1 14.622,56 persentase perhitungan besarnya ketidakseimbangan masing-masing gardu yang 14.887,22 pada dijadikan sampel. PEMBAHASAN Dari Dari hasil perhitungan didapat nilai sebagai berikut dilakukan perhitungan maka yang telah ketidakseimbangan terlihat bahwa dari data sampel 3 buah I.110 I.395 I.533 gardu didapat rata-rata ketidakseimbangan 4.42% 19.40% 5.09% pada LWBP sebesar 9,6% dan pada WBP 17.04% 12.95% 11.96% sebesar 13,98%. Dimana nilai ini telah *warna hitam untuk LWBP melampaui nilai batas ketidakseimbangan *warna merah untuk WBP yang ditetapkan IEC yakni sebesar 5%. Dari besarnya ketidakseimbangan tersebut maka menyebabkan timbulnya arus yang RUGI DAYA mengalir pada penghantar netral. Dari Setelah menghitung arus netral pada perhitungan yang dilakukan dari ketiga masing-masing trafo, maka bisa ditentukan arus fasa didapat hasil bahwa besarnya besarnya arus netral pada masing-masing gardu rugi daya akibat ketidakseimbangan beban. Besarnya rugi mendekati hasil daya muncul karena adanya arus pada dilakukan. Dimana pengukuran dari 6 yang sampel 5 pengukuran, terdapat 4 pengukuran yang Berdasarkan hasil analisa dari mendekati hasil perhitungan, sedangkan 2 beberapa gardu yang dijadikan sampel perhitungan memiliki selisih yang cukup dapat diambil kesimpulan : besar, yakni pada pengukuran saat LWBP 1. Persentase ketidakseimbangan beban di gardu I.110 dan I.395. Hal ini dapat yang terjadi pada ketiga gardu distribusi disebabkan berkisar antara 4,42% - 19,4%. karena adanya harmonisa dikarenakan beban non linier. Dimana jika 2. Besarnya arus netral dari hasil terjadi harmonisa maka arus harmonisa perhitungan pada ketiga gardu distribusi urutan nol pada masing-masing phasa berkisar 15,62 – 112,46 A. Pada saling menjumlah di netral trafo (Tabrani beberapa gardu terdapat perbedaan M., PLN Disjatim). yang cukup tinggi antara nilai Besarnya rugi daya pada masing- perhitungan dan pengukuran arus netral, masing gardu. Dari ketiga gardu yang hal ini dapat disebabkan adanya faktor dijadikan sampel didapat interval rugi daya lain yang mempengaruhi munculnya akibat ketidakseimbangan beban yakni arus 0,05% ~ 4,38% dan rata-rata rugi daya meratanya beban. netral selain karena tidak sebesar 1,85% untuk perhitungan (arus 3. Rata-rata rugi daya yang timbul akibat netral dari penjumlahan vektor tiap fasa) ketidakseimbangan beban pada ketiga dan 2,09% untuk pengukuran (arus netral gardu distribusi sebesar 5,24 kW dari pengukuran langsung). Hal ini berarti besarnya arus netral berbanding lurus dengan meningkatnya DAFTAR PUSTAKA [1]Badaruddin. 2012. Pengaruh rugi daya akibat ketidakseimbangan beban. Ketidakseimbangan Beban Terhadap Namun tidak berarti gardu yang memiliki Arus Netral Dan Losses Pada Trafo persentase ketidakseimbangan yang tinggi Distribusi Proyek Rusunami Gading menghasilkan rugi daya yang lebih tinggi Icon. Jakarta: Universitas Mecubuana. dibanding gardu lain yang memiliki [2]Chapman,Stephen.J. 1985. Electric ketidakseimbangan yang lebih rendah, hal Machinery Fundamental. McGaw-Hill tersebut diakibatkan berbedanya kapasitas Book Company. trafo dan besarnya beban yang ditanggung [3]Kadir, Abdul. 2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta : UI – KESIMPULAN Press. 6 [4]Kadir, Abdul. 1989. Transformator. Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Manajemen Pendidikan [5]Suhadi,dkk. Teknik Distribusi Tenaga Menengah Departemen Listrik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Dasar dan Pendidikan Nasional. [7]Suswanto,Daman. 2009. Sistem Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Distribusi Tenaga Listrik. Universitas dan Menengah Departemen Pendidikan Negeri Padang. Nasional. [8]Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Penerbit Gramedia. Jakarta. [6]Sumardjati, Prih. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah