Sistem Transmisi Tenaga Listrik Definisi Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Sistem Transmisi terdiri atas: Saluran Transmisi Gardu Induk Pusat Pengaturan Beban Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Representasi Saluran Transmisi Pemodelan Saluran Transmisi: Saluran Pendek Saluran transmisi dengan panjang < 80 km (50 mil) Saluran Menengah Saluran transmisi dengan panjang 80 – 250 km ( 50 – 150 mil) Saluran Panjang Saluran transmisi dengan panjang diatas 250 km (>150 mil) Representasi Saluran Transmisi Saluran Pendek Pada saluran pendek, nilai kapasitansi penghantar dapat diabaikan sehingga penghantar dimodelkan dengan impedansi (R dan XL), maka saluran transmisi dimodelkan sbb: Representasi Saluran Transmisi Untuk saluran pendek berlaku hubungan: VS = VR + Z.IR IS = IR VS = tegangan pada ujung kirim atau ujung generator. Is = arus pada ujugn kirim atau ujung generator. VR = tegangan pada ujung terima atau ujung beban. IR = arus pada ujung terima atau ujung beban. Z = R + jX = impedansi saluran. Representasi Saluran Transmisi Saluran Menengah Pada saluran menengah, nilai kapasitansi penghantar tidak dapat diabaikan sehingga penghantar dimodelkan dengan impedansi penghantar (R dan XL) dan kapasitansi yang dapat dimodelkan dalam bentuk nominal T dan Π sebagai berikut: Nominal T Nominal Π Representasi Saluran Transmisi Saluran Menengah Nominal T Saluran Menengah Nominal Π Representasi Saluran Transmisi Saluran Panjang Pada saluran panjang, nilai kapasitansi dan impedansi penghantar (R dan XL) diasumsikan terdapat pada sepanjang penghantar hingga batas tak hingga, untuk itu dilakukan metoda pendekatan per elemen panjang sbb: Representasi Saluran Transmisi Saluran Panjang Misalkanlah: Z = impedansi per satuan panjang. Y = admitansi shunt per satuan panjang. l = panjang saluran Maka: Dimana: Jenis Saluran Transmisi 1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) : 30 kV, 70 kV, 150 kV. 2. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) : 500 kV. 3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) : 150 kV 4. Sub Marine Cable : 150 kV Gardu Induk Gardu Induk dan fungsinya : 1. Merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi). 2. Berfungsi untuk : a. Mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang lain (500 kV / 150 kV, 150 kV / 70 kV) atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 kV / 20 kV, 70 kV / 20 kV). b. Pengukuran, pengawasan operasi dan pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik. c. Pengaturan pelayanan beban (daya) ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu-gardu distribusi setelah melalui transformator penurun tegangan (step down transformer) dan diteruskan ke penyulang (feeder) teganagn menengah. d. Pengetur beban : P2B gandul, UPB Cawang, UPB Cigelereng, UPB Ungaran dan UPB Waru. Gardu Induk Jenis Gardu Induk: • Gardu induk konvensional ( jenis pasang luar / outdoor ) Gardu induk yang peralatannya ditempatkan pada bagian luar (di area terbuka) disebut juga switch yard atau switch gear. • Gardu induk indoor ( GIS ) Gardu induk yang peralatannya ditempatkan pada bagian dalam ruangan (indoor) dengan memodifikasi peralatan tegangan tinggi yang dilindungi sistem gas terisolasi. • Gardu Induk Bawah Tanah Gardu induk indoor (GIS) yang ditempatkan pada ruangan bawah tanah dengan kondisi khusus. Gardu Induk Gardu Induk Konvensional Gardu Induk GIS